SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
PENDIDIKAN ANAK METODE RASULULLAH (USIA 4 – 10 TAHUN)
06JAN
Menasihati dan Mengajari Saat Berjalan Bersama
Berikut ini adalah kisah yang dituturkan Abdullah bin Abbas ketika diajak jalan bersama
Rasulullah di atas kendaraan beliau. Dalam perjalanan ini, beliau mengajarkan kepadanya
beberapa pelajaran sesuai jenjang usia dan kemampuan daya pikirannya melalui dialog
ringkas, langsung dan mudah. Rasulullah bersabda, “Nak, aku akan memberimu beberapa
pelajaran: peliharalah Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu. Peliharalah Allah,
niscaya kamu akan menjumpai-Nya dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada
Allah, dan jika kamu meminta pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah,
sesungguhnya andaikata manusia persatu padu untuk memberimu suatu manfaat kepadamu,
niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu, kecuali mereka telah
ditakdirkan oleh Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk menimpakan
suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu
yang telah ditakdirkan Allah bagimu, pena telah diangkat dan lembaran catatan telah
mengering.”[1]
Menarik Perhatian Anak dengan Ucapan yang Lembut
Adakalanya Rasulullah memanggil anak dengan panggilan yang paling sesuai dengan jenjang
usianya, seperti ungkapan, “Anak muda, sesungguhnya aku akan memberimu beberapa
pelajaran.” Dan seterusnya. Adakalanya beliau memanggil dengan sebutan, “Anakku” seperti
beliau lakukan kepada Anas saat turun ayat hijab, “Hai anakku, mundurlah kamu ke
belakang.”
Rasulullah menyebut anak-anak Ja’far, putra pamannya, “Panggilkanlah anak-anak
saudaraku.” Beliau pun menanyakan kepada ibunya, “Mengapa aku lihat tubuh keponakanku
kurus-kurus seperti anak-anak yang sakit?”[2]
Seseorang lebih terkesan bila dipanggil dengan julukan, gelar, dan predikat yang baik dari
pada nama aslinya. Tak terkecuali anak-anak. Ironisnya, yang sering kali kita dapati anak-
anak yang dipanggil dengan julukan tidak enak didengar, seperti: gundul, gembrot, kribo, dan
sebagainya.
Menghargai Mainan Anak dan Jangan Melarangnya Bermain
Apa yang akan Anda katakan ketika mengetahui bahwa Hasan bin Ali mempunyai anak
anjing untuk mainannya, Abu Umair bin Abu Thalhah mempunyai burung pipit untuk
mainannya, dan Aisyah mempunyai boneka perempuan untuk mainannya. Setelah dinikahi
Rasulullah, Aisyah membawa serta boneka mainannya ke rumah beliau, bahkan Rasulullah
mengajak semua teman-teman Aisyah ke dalam rumah untuk bermain bersama Aisyah.
Realitas seperti ini menunjukkan pengakuan dari Rasulullah terhadap kebutuhan anak kecil
terhadap mainan, hiburan dan pemenuhan kecenderungan (bakat).
Al Ghazali mengatakan, “Usai keluar dari sekolah, sang anak hendaknya diizinkan untuk
bermain dengan mainan yang disuainya untuk merehatkan diri dari kelelahan belajar di
sekolah. Sebab, melarang anak bermain dan hanya disuruh belajar terus, akan menjenuhkan
pikirannya, memadamkan kecerdasannya, dan membuat masa kecilnya kurang bahagia. Anak
yang tidak boleh bermain pada akhirnya akan berontak dari tekanan itu dengan berbagai
macam cara.”[3] Al Ghazali juga menambahkan, “Hendaknya sang anak dibiasakan berjalan
kaki, bergerak, dan berolah raga pada sebagian waktu siang agar tidak menjadi anak yang
pemalas.”
Tidak Membubarkan Anak yang Sedang Bermain
Anas berkata, “Pada suatu hari aku melayani Rasulullah. Setelah tugasku selesai, aku berkata
dalam hati, ‘Rasulullah pasti sedang istirahat siang.’ Akhirnya, aku keluar ke tempat anak-
anak bermain. Aku menyaksikan mereka sedang bermain. Tidak lama kemudian, Rasulullah
datang seraya mengucapkan salam kepada anak-anak yang sedang bermain. Beliau lalu
memanggil dan menyuruhku untuk suatu keperluan. Aku pun segera pergi untuk
menunaikannya, sedangkan beliau duduk di bawah sebuah pohon hingga aku kembali….”[4]
Selain penting bagi pertumbuhan mental dan fisik anak, permainan mereka perlukan
sebagaimana orang dewasa memerlukan pekerjaan. Pikirkanlah dahulu untuk membubarkan
mereka saat bermain. Kalau untuk memperingatkan karena waktu yang tidak tepat atau
membahayakan diri dan orang lain, lakukan dengan penuh bijaksana.
Tidak Memisahkan Anak dari Keluarganya
Abu Abdurrahman Al Hubuli meriwayatkan bahwa dalam suatu peperangan Abu Ayyub
berada dalam suatu pasukan, kemudian anak-anak dipisahkan dari ibu-ibu mereka, sehingga
anak-anak itu menangis. Abu Ayyub pun segera bertindak dan mengembalikan anak-anak itu
kepada ibunya masing-masing. Ia lalu mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda,
“Barang siapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, niscaya Allah akan memisahkan
antara dia dan orang-orang yang dicintainya pada hari kiamat.”[5]
Rasulullah juga melarang seseorang duduk di tengah-tengah antara seorang ayah dan anaknya
dalam suatu majelis. Beliau bersabda, “Janganlah seseorang duduk di antara seorang ayah
dan anaknya dalam sebuah majelis.”[6]
Jangan Mencela Anak
Anas mengatakan, “Aku melayani Rasulullah selama 10 tahun. Demi Allah, beliau tidak
pernah mengatakan, ‘Ah,’ tidak pernah menanyakan, ‘Mengapa engkau lakukan itu?’ dan
tidak pula mengatakan, ‘Mengapa engkau tidak melakukan itu?’.”[7]
Anas juga mengatakan, “Beliau tidak pernah sekali pun memerintahkan sesuatu kepadaku,
kemudian akan manangguhkan pelaksanaannya, lalu beliau mencelaku. Jika ada salah
seorang dari ahli baitnya mencelaku, beliau justru membelaku, ‘Biarkanlah dia, seandainya
hal itu ditakdirkan terjadi, pastilah terjadi.”
Al Ghazali memberi nasihat, “Janganlah banyak mengarahkan anak dengan celaan karena
yang bersangkutan akan menjadi terbiasa dengan celaan. Dengan celaan anak akan bertambah
berani melakukan keburukan dan nasihat pun tidak dapat mempengaruhi hatinya lagi.
Hendaklah seorang pendidik selalu menjaga wibawa dalam berbicara dengan anak. Untuk itu,
janganlah ia sering mencela, kecuali sesekali saja bila diperlukan. Hendaknya sang ibu
mempertakuti anaknya dengan ayahnya serta membantu sang ayah mencegah anak dari
melakukan keburukan.”[8]
Mengajarkan Akhlak Mulia
Anas menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai anakku, jika engkau mampu
membersihkan hatimua dari kecurangan terhadap seseorang, baik pagi hari maupun petang
hari, maka lakukanlah. Yang demikian itu termasuk tuntunanku. Barang siapa yang
menghidupkan tuntunanku, berarti ia mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku niscaya
akan bersamaku di dalam surga.”[9]
Al Ghazali mengatakan, “Anak harus dibiasakan agar tidak meludah atau mengeluarkan
ingus di majelisnya, menguap di hadapan orang lain, membelakangi orang lain, bertumpang
kaki, bertopang dagu, dan menyandarkan kepala ke lengan, karena beberapa sikap ini
menunjukkan pelakunya sebagai orang pemalas. Anak harus diajari cara duduk yang baik dan
tidak boleh banyak bicara. Perlu dijelaskan pula bahwa banyak bicara termasuk perbuatan
tercela dan tidak pantas dilakukan. Laranglah anak membuat isyarat dengan kepala, baik
membenarkan maupun mendustakan, agar tidak terbiasa melakukannya sejak kecil.”[10]
Mendoakan Kebaikan, Menghindari Doa Keburukan
Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendoakan
keburukan untuk diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan untuk anak-anak kalian,
janganlah kalian mendoakan keburukan untuk pelayan kalian, dan jangan pula kalian
mendoakan keburukan untuk harta benda kalian, agar jangan sampai kalian menjumpai suatu
saat yang di dalamnya Allah memberi semua permintaanmu, kemudian mengabulkan doa
kalian.”[11]
Orang tua harus dapat mengontrol penuh lisannya, agar tidak keluar ancaman atau ucapan
yang bisa menjadi doa keburukan bagi sang anak. Doa itu tak harus sesuatu yang khusus
diucapkan saat bersimpuh di hadapan Allah. Ucapan seketika, seperti, “Dasar anak bandel,”
pun bisa bermakna doa. Dan doa orang tua kepada anak itu bakal manjur.[12]
Meminta Izin Berkenaan dengan Hak Anak
Sahl bin Sa’ad meriwayatkan bahwa disajikan kepada Rasulullah segelas minuman, lalu
beliau meminumnya, sedang disebelah kanan beliau terdapat seorang anak dan disebelah
kirinya terdapat orang tua. Sesudah minum, beliau bertanya kepada si anak, “Apakah engkau
setuju bila aku memberi minum mereka terlebih dahulu?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah,
aku tidak akan memberikan bagianku darimu.” Rasulullah pun menyerahkan wadah itu ke
tangannya.[13]
Mengajari Anak Menyimpan Rahasia
Abdulllah bin Ja’far bercerita, “Pada suatu hari Rasulullah memboncengku di belakangnya.
Beliau kemudian membisikkan suatu pembicaraan kepadaku agar tidak terdengar oleh
seorang pun.”[14]
Makan Bersama Anak Sembari Memberikan Pengarahan dan Meluruskan Kekeliruan
Mereka
Umar bin Abu Salamah bercerita, “Ketika masih kecil, aku berada di pangkuan Rasulullah
dan tanganku menjalar ke mana-mana di atas nampan. Rasulullah bersabda kepadaku, ‘Hai
bocah, sebutlah nama Allah (berdoa), makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah
makanan yang ada di dekatmu.’ Maka senantiasa seperti itulah cara makanku
sesudahnya.”[15]
Abdullah bin Umar tidak pernah melakukan shalat malam, maka Rasulullah bersabda,
“Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar seandainya dia shalat malam.” Sesudah itu, dia
hanya tidur sebentar saja setiap malamnya.[16]
Berlaku Adil Kepada Anak, Tanpa Membedakan Laki-laki atau Perempuan
Nu’man bin Basyir pernah datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Sungguh, aku telah
memberikan sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari Amarah binti Rawwahah, lalu
Amarah menyuruhku untuk menghadap kepadamu agar engkau menyaksikannya, ya
Rasulullah.” Rasulullah bertanya, “Apakah engkau juga memberikan hal yang sama kepada
anak-anakmu yang lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kamu
kepada Allah dan berlaku adillah kamu diantara anak-anakmu.” Nu’man pun mencabut
kembali pemberiannya.[17]
Melerai Anak yang Terlibat Perkelahian
Rasulullah pernah memisahkan dua bocah yang terlibat dalam perkelahian. Beliau
meluruskan pemikiran mereka dan menyerukan kepada orang-orang dewasa untuk
menangkal kezaliman.[18]
Gali Potensi Mereka
Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Di antara pepohonan yang tumbuh di
daerah pedalaman terdapat sebuah pohon yang dedaunannya tidak pernah gugur, dan itulah
perumpamaan seorang muslim. Ceritakanlah kepadaku pohon apakah itu?” Orang-orang
menebaknya dengan beragam pepohonan yang tumbuh di daerah pedalaman tersebut. Ibnu
Umar berkata, ‘Dalam hatiku terbetik bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma,
tetapi aku merasa malu untuk mengutarakannya (karena saat itu usiaku masih sangat muda).
Selanjutnya, mereka pun menyerah dan berkata, ‘Ceritakanlah kepada kami wahai
Rasulullah, pohon apakah itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah pohon kurma’.”[19]
Rangsang dengan Hadiah
Rasulullah pernah membariskan Abdulullah, Ubaidillah dan sejumlah anak-anak pamannya,
Al Abbas, dalam suatu barisan, kemudian beliau bersabda, “Siapa yang paling dahulu sampai
kepadaku, dia akan mendapatkan (hadiah) ini.” Mereka pun berlomba lari menuju tempat
Rasulullah berada. Setelah mereka sampai di tempat beliau, ada yang memeluk punggung dan
ada pula yang memeluk dada beliau. Rasulullah menciumi mereka semua serta menepati janji
kepada mereka.[20]
Menghibur Anak Yatim dan Menangis Karena Mereka
Rasulullah bersabda, “Aku dan pengasuh anak yatim itu di surga seperti ini.” Beliau
menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dengan meregangkan sedikit saja.[21] Rasulullah
pernah menciumi dan bercucuran air mata ketika melihat anak-anak Ja’far menjadi yatim
karena ayahnya gugur dalam medan perang, beliau juga menghibur mereka.[22]
Tidak Merampas Hak Anak Yatim
Rasulullah bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan hak dua orang lemah,
yaitu anak yatim dan wanita.”[23] Dengan demikian, seleksilah benar-benar harta kita.
Adakah di dalamnya hak anak yatim yang kita rampas? Sebab, ancaman memakan harta
mereka begitu jelas dan gamblang.
Melarang Bermain Saat Setan Berkeliaran dan Lindungilah dari penyakit ‘Ain
Rasulullah bersabda, “Apabila malam mulai gelap (malam telah tiba), tahanlah anak-anak
kalian, karena setan saat itu sedang bertebaran. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu
maghrib, lepaskanlah mereka….”[24]
Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah melihat anak yang sedang menangis kemudian beliau
bersabda, “Mengapa bayi kelian menangis? Mengapa tidak kalian ruqyah dari penyakit
‘ain?”[25]
Mengajari Azan dan Shalat
Abu Mahdzurah bercerita, “Aku bersama 10 orang remaja berangkat bersama Rasulullah dan
rombongan. Pada saat itu, Rasulullah adalah orang paling kami benci. Mereka kemudian
menyerukan azan dan kami yang 10 orang remaja ikut pula menyerukan azan dengan maksud
mengolok-ngolok mereka. Rasulullah bersabda, ‘Bawa kemari 10 orang remaja itu!’ Beliau
memerintahkan, ‘Azanlah kalian!’ Kami pun menyerukan azan.
Rasulullah bersabda, ‘Alangkah baiknya suara anak remaja yang baru kudengar suaranya ini.
Sekarang pergilah kamu dan jadilah juru azan buat penduduk Mekkah.’ Beliau bersabda
demikian seraya mengusap ubun-ubun Abu Mahdzurah, kemudian beliau mengajarinya azan
dan bersabda kepadanya, ‘Tentu engkau sudah hafal bukan?’ Abu Mahdzurah tidak
mencukur rambutnya karena Rasulullah waktu itu mengusapnya.[26]
Mengenai shalat, Rasulullah bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian shalat sejak usia 7 tahun
dan pukullah ia karena meninggalkannya bila telah berusia 10 tahun.”[27]
Anas bin Malik berkata, “Pada suatu hari aku pernah masuk ke tempat Rasulullah dan yang
ada hanyalah beliau, aku, ibuku, dan Ummu Haram, bibiku. Tiba-tiba Rasulullah menemui
kami lalu bersabda, ‘Maukah bila aku mengimami shalat untuk kalian?’ Kala itu bukan waktu
shalat. Maka salah seorang berkata, ‘Bagaimana Anas di posisikan di dekat beliau?’ Beliau
menempatkanku di kanan beliau lalu beliau shalat bersama kami…”[28]
Tanpa cangung, Rasulullah mengajak anak shalat berjamaah meski tak ada orang selain anak
tersebut, tanpa ragu pula, beliau mengangkat pemuda yang membencinya untuk menjadi
tukang azan atau muazin kota Mekkah.
Mengajari Anak Sopan Santun dan Keberanian
Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa Rasulullah pernah meminta izin kepada anak
ketika beliau hendak memberi minum kepada tamu yang dewasa terlebih dahulu sebelum dia.
Namun anak itu menolak. Saat itu Rasulullah tidak bersikap kasar dan tidak menegurnya.
Di antara keberanian yang beretika ialah anak tidak dibiarkan berbuat sesuatu dengan
sembunyi-sembunyi. Al Ghazali mengatakan, “Anak hendaknya dicegah dari mengerjakan
apa pun dengan cara sembunyi-sembunyi. Sebab, ketika anak menyembunyikannya berarti
dia menyakini perbuatan tersebut buruk dan tidak pantas dilakukan.[29]
Menjadikan Anak yang Lebih Muda sebagai Imam Shalat dan Pemimpin dalam
Perjalanan
Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Bila kalian sedang berpergian,
hendaknya yang menjadi imam adalah yang paling bagus bacaannya di antara kalian,
walaupun ia orang yang paling muda. Bila ia telah menjadi imam berarti ia adalah
pemimpin.”[30] Dan dikuatkan dengan hadits shahih, Amru bin Salamah berkata, Rasulullah
bersabda, “Hendaknya yang menjadi imam kalian adalah yang paling banyak bacaan Al
Qur’annya.”[31]
Sumber:
Syeih Jamal Abdurrahman dalam bukunya yang berjudul “Athfalul Muslimin Kaifa
Robaahumun Nabiyyul Amin Saw” yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh
Agus Suwandi dengan Judul “Islamic Parenting, Pendidikan Anak Metode Nabi” Solo:
Aqwam, 2010

More Related Content

What's hot

Kepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrah
Kepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrahKepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrah
Kepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrahErman Hidayat
 
Kenali saiyidina abu bakar as
Kenali saiyidina abu bakar asKenali saiyidina abu bakar as
Kenali saiyidina abu bakar asIzzah Ros
 
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabKisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabumifathur
 
Kisah abu lahab
Kisah abu lahabKisah abu lahab
Kisah abu lahabEfi Arni
 
Kisah abu jahal abu lahab dan musailamah
Kisah abu jahal abu lahab dan musailamahKisah abu jahal abu lahab dan musailamah
Kisah abu jahal abu lahab dan musailamahGunawan Anwar
 
KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1
KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1
KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1Khairina_Syuhada
 
Ppt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabPpt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabumifathur
 
Hikmah isra' mi'raj by alfan bainofi
Hikmah isra' mi'raj by alfan bainofiHikmah isra' mi'raj by alfan bainofi
Hikmah isra' mi'raj by alfan bainofialfan bainofi
 

What's hot (13)

3 doa malaikat jibril
3 doa malaikat jibril3 doa malaikat jibril
3 doa malaikat jibril
 
Kisah awal kenabian
Kisah awal kenabianKisah awal kenabian
Kisah awal kenabian
 
Kepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrah
Kepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrahKepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrah
Kepahlawanan abu bakar ash shiddiq di saat hijrah
 
Kenali saiyidina abu bakar as
Kenali saiyidina abu bakar asKenali saiyidina abu bakar as
Kenali saiyidina abu bakar as
 
2611573
26115732611573
2611573
 
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzabKisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
Kisah abu lahab abu jahal dan musailamah al khadzab
 
Kisah abu lahab
Kisah abu lahabKisah abu lahab
Kisah abu lahab
 
Kisah abu jahal abu lahab dan musailamah
Kisah abu jahal abu lahab dan musailamahKisah abu jahal abu lahab dan musailamah
Kisah abu jahal abu lahab dan musailamah
 
KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1
KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1
KSSR PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 1 BIDANG SIRAH 5.1
 
Ppt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabPpt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahab
 
Abdullah bin zubair
Abdullah bin zubairAbdullah bin zubair
Abdullah bin zubair
 
Anak anak sentuhan nabi
Anak anak sentuhan nabiAnak anak sentuhan nabi
Anak anak sentuhan nabi
 
Hikmah isra' mi'raj by alfan bainofi
Hikmah isra' mi'raj by alfan bainofiHikmah isra' mi'raj by alfan bainofi
Hikmah isra' mi'raj by alfan bainofi
 

Similar to Pendidikan anak metode rasulullah

Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)
Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)
Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)YISC Al-Azhar
 
30 langkah dalam_mendidik_anak
30 langkah dalam_mendidik_anak30 langkah dalam_mendidik_anak
30 langkah dalam_mendidik_anakHelmon Chan
 
Mendidik anak ala rasul
Mendidik anak ala rasulMendidik anak ala rasul
Mendidik anak ala rasulYISC Al-Azhar
 
Lmcp 1602 projek akhir a164477
Lmcp 1602 projek akhir   a164477Lmcp 1602 projek akhir   a164477
Lmcp 1602 projek akhir a164477AfiqZulkifli5
 
Bagaimana rasulullah mendidik anak
Bagaimana rasulullah mendidik anakBagaimana rasulullah mendidik anak
Bagaimana rasulullah mendidik anakRizal Fuadi Muhammad
 
14 cara nabi muhammad saw mendidik anak
14 cara nabi muhammad saw mendidik anak14 cara nabi muhammad saw mendidik anak
14 cara nabi muhammad saw mendidik anaksaidani ahmad
 
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaHadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiafischaamilael-khattab17
 
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaHadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiafischaamilael-khattab17
 
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaHadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaFischa Emiliana Muller
 
Seminar parenting paud tunas mulia
Seminar parenting paud tunas muliaSeminar parenting paud tunas mulia
Seminar parenting paud tunas muliaElin Dzikrillah
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAHMAJALAH HIDAYATULLAH
 

Similar to Pendidikan anak metode rasulullah (17)

Belajar sejak dini
Belajar sejak diniBelajar sejak dini
Belajar sejak dini
 
Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)
Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)
Generasi qur'ani (mumtaaz yisc)
 
30 langkah dalam_mendidik_anak
30 langkah dalam_mendidik_anak30 langkah dalam_mendidik_anak
30 langkah dalam_mendidik_anak
 
Mendidik anak ala rasul
Mendidik anak ala rasulMendidik anak ala rasul
Mendidik anak ala rasul
 
Lmcp 1602 projek akhir a164477
Lmcp 1602 projek akhir   a164477Lmcp 1602 projek akhir   a164477
Lmcp 1602 projek akhir a164477
 
Tarbiyyah awlaad
Tarbiyyah awlaadTarbiyyah awlaad
Tarbiyyah awlaad
 
Bagaimana rasulullah mendidik anak
Bagaimana rasulullah mendidik anakBagaimana rasulullah mendidik anak
Bagaimana rasulullah mendidik anak
 
14 cara nabi muhammad saw mendidik anak
14 cara nabi muhammad saw mendidik anak14 cara nabi muhammad saw mendidik anak
14 cara nabi muhammad saw mendidik anak
 
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaHadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
 
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaHadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
 
Hadits tarbawi materi pendidikan
Hadits tarbawi materi pendidikanHadits tarbawi materi pendidikan
Hadits tarbawi materi pendidikan
 
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesiaHadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
Hadits tarbawi terjemah bahasa indonesia
 
Anak sholeh
Anak sholehAnak sholeh
Anak sholeh
 
Seminar parenting paud tunas mulia
Seminar parenting paud tunas muliaSeminar parenting paud tunas mulia
Seminar parenting paud tunas mulia
 
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAHRUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
RUBRIK PARENTING MAJALAH HIDAYATULLAH
 
Manata baqa anak
Manata baqa anakManata baqa anak
Manata baqa anak
 
Buletin 37
Buletin 37Buletin 37
Buletin 37
 

More from muhammad reza

2. silabus administrasi pajak
2.  silabus administrasi pajak2.  silabus administrasi pajak
2. silabus administrasi pajakmuhammad reza
 
Asuhan antenatal (risma)
Asuhan antenatal (risma)Asuhan antenatal (risma)
Asuhan antenatal (risma)muhammad reza
 
Cowok ganteng vs cowok jelek
Cowok ganteng vs cowok jelekCowok ganteng vs cowok jelek
Cowok ganteng vs cowok jelekmuhammad reza
 
Nuansa pelayanan kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan  kesehatan yang islamiNuansa pelayanan  kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan kesehatan yang islamimuhammad reza
 
Tujuan pemeriksaan k4
Tujuan pemeriksaan k4Tujuan pemeriksaan k4
Tujuan pemeriksaan k4muhammad reza
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikmuhammad reza
 
3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup
3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup
3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidupmuhammad reza
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lhmuhammad reza
 
Nuansa pelayanan kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan  kesehatan yang islamiNuansa pelayanan  kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan kesehatan yang islamimuhammad reza
 

More from muhammad reza (19)

2. silabus administrasi pajak
2.  silabus administrasi pajak2.  silabus administrasi pajak
2. silabus administrasi pajak
 
Akad kerjasama
Akad kerjasamaAkad kerjasama
Akad kerjasama
 
Asuhan antenatal (risma)
Asuhan antenatal (risma)Asuhan antenatal (risma)
Asuhan antenatal (risma)
 
Rambu2 lalulintas
Rambu2 lalulintasRambu2 lalulintas
Rambu2 lalulintas
 
Stase 5
Stase 5Stase 5
Stase 5
 
Soal kb n kom
Soal kb n komSoal kb n kom
Soal kb n kom
 
Cowok ganteng vs cowok jelek
Cowok ganteng vs cowok jelekCowok ganteng vs cowok jelek
Cowok ganteng vs cowok jelek
 
Hadist berpuasa
Hadist berpuasaHadist berpuasa
Hadist berpuasa
 
04110012
0411001204110012
04110012
 
Nuansa pelayanan kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan  kesehatan yang islamiNuansa pelayanan  kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan kesehatan yang islami
 
Kompak 1
Kompak 1Kompak 1
Kompak 1
 
Tujuan pemeriksaan k4
Tujuan pemeriksaan k4Tujuan pemeriksaan k4
Tujuan pemeriksaan k4
 
akidah Akhlak
akidah Akhlakakidah Akhlak
akidah Akhlak
 
Kdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinikKdk keterampilan dasar klinik
Kdk keterampilan dasar klinik
 
3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup
3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup
3 penerapan konsep-dasar-lingkungan-hidup
 
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
1 penerapan keselamatan kesehatan kerja & lh
 
Nuansa pelayanan kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan  kesehatan yang islamiNuansa pelayanan  kesehatan yang islami
Nuansa pelayanan kesehatan yang islami
 
Mutu a
Mutu aMutu a
Mutu a
 
Power point abortus
Power point abortusPower point abortus
Power point abortus
 

Recently uploaded

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 

Recently uploaded (20)

Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 

Pendidikan anak metode rasulullah

  • 1. PENDIDIKAN ANAK METODE RASULULLAH (USIA 4 – 10 TAHUN) 06JAN Menasihati dan Mengajari Saat Berjalan Bersama Berikut ini adalah kisah yang dituturkan Abdullah bin Abbas ketika diajak jalan bersama Rasulullah di atas kendaraan beliau. Dalam perjalanan ini, beliau mengajarkan kepadanya beberapa pelajaran sesuai jenjang usia dan kemampuan daya pikirannya melalui dialog ringkas, langsung dan mudah. Rasulullah bersabda, “Nak, aku akan memberimu beberapa pelajaran: peliharalah Allah, niscaya Dia akan balas memeliharamu. Peliharalah Allah, niscaya kamu akan menjumpai-Nya dihadapanmu. Jika kamu meminta, mintalah kepada Allah, dan jika kamu meminta pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah, sesungguhnya andaikata manusia persatu padu untuk memberimu suatu manfaat kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat memberikannya kepadamu, kecuali mereka telah ditakdirkan oleh Allah untukmu. Dan seandainya mereka bersatu padu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu, niscaya mereka tidak akan dapat membahayakanmu, kecuali sesuatu yang telah ditakdirkan Allah bagimu, pena telah diangkat dan lembaran catatan telah mengering.”[1] Menarik Perhatian Anak dengan Ucapan yang Lembut Adakalanya Rasulullah memanggil anak dengan panggilan yang paling sesuai dengan jenjang usianya, seperti ungkapan, “Anak muda, sesungguhnya aku akan memberimu beberapa pelajaran.” Dan seterusnya. Adakalanya beliau memanggil dengan sebutan, “Anakku” seperti beliau lakukan kepada Anas saat turun ayat hijab, “Hai anakku, mundurlah kamu ke belakang.” Rasulullah menyebut anak-anak Ja’far, putra pamannya, “Panggilkanlah anak-anak saudaraku.” Beliau pun menanyakan kepada ibunya, “Mengapa aku lihat tubuh keponakanku kurus-kurus seperti anak-anak yang sakit?”[2] Seseorang lebih terkesan bila dipanggil dengan julukan, gelar, dan predikat yang baik dari pada nama aslinya. Tak terkecuali anak-anak. Ironisnya, yang sering kali kita dapati anak- anak yang dipanggil dengan julukan tidak enak didengar, seperti: gundul, gembrot, kribo, dan sebagainya. Menghargai Mainan Anak dan Jangan Melarangnya Bermain Apa yang akan Anda katakan ketika mengetahui bahwa Hasan bin Ali mempunyai anak anjing untuk mainannya, Abu Umair bin Abu Thalhah mempunyai burung pipit untuk mainannya, dan Aisyah mempunyai boneka perempuan untuk mainannya. Setelah dinikahi Rasulullah, Aisyah membawa serta boneka mainannya ke rumah beliau, bahkan Rasulullah mengajak semua teman-teman Aisyah ke dalam rumah untuk bermain bersama Aisyah. Realitas seperti ini menunjukkan pengakuan dari Rasulullah terhadap kebutuhan anak kecil terhadap mainan, hiburan dan pemenuhan kecenderungan (bakat).
  • 2. Al Ghazali mengatakan, “Usai keluar dari sekolah, sang anak hendaknya diizinkan untuk bermain dengan mainan yang disuainya untuk merehatkan diri dari kelelahan belajar di sekolah. Sebab, melarang anak bermain dan hanya disuruh belajar terus, akan menjenuhkan pikirannya, memadamkan kecerdasannya, dan membuat masa kecilnya kurang bahagia. Anak yang tidak boleh bermain pada akhirnya akan berontak dari tekanan itu dengan berbagai macam cara.”[3] Al Ghazali juga menambahkan, “Hendaknya sang anak dibiasakan berjalan kaki, bergerak, dan berolah raga pada sebagian waktu siang agar tidak menjadi anak yang pemalas.” Tidak Membubarkan Anak yang Sedang Bermain Anas berkata, “Pada suatu hari aku melayani Rasulullah. Setelah tugasku selesai, aku berkata dalam hati, ‘Rasulullah pasti sedang istirahat siang.’ Akhirnya, aku keluar ke tempat anak- anak bermain. Aku menyaksikan mereka sedang bermain. Tidak lama kemudian, Rasulullah datang seraya mengucapkan salam kepada anak-anak yang sedang bermain. Beliau lalu memanggil dan menyuruhku untuk suatu keperluan. Aku pun segera pergi untuk menunaikannya, sedangkan beliau duduk di bawah sebuah pohon hingga aku kembali….”[4] Selain penting bagi pertumbuhan mental dan fisik anak, permainan mereka perlukan sebagaimana orang dewasa memerlukan pekerjaan. Pikirkanlah dahulu untuk membubarkan mereka saat bermain. Kalau untuk memperingatkan karena waktu yang tidak tepat atau membahayakan diri dan orang lain, lakukan dengan penuh bijaksana. Tidak Memisahkan Anak dari Keluarganya Abu Abdurrahman Al Hubuli meriwayatkan bahwa dalam suatu peperangan Abu Ayyub berada dalam suatu pasukan, kemudian anak-anak dipisahkan dari ibu-ibu mereka, sehingga anak-anak itu menangis. Abu Ayyub pun segera bertindak dan mengembalikan anak-anak itu kepada ibunya masing-masing. Ia lalu mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, niscaya Allah akan memisahkan antara dia dan orang-orang yang dicintainya pada hari kiamat.”[5] Rasulullah juga melarang seseorang duduk di tengah-tengah antara seorang ayah dan anaknya dalam suatu majelis. Beliau bersabda, “Janganlah seseorang duduk di antara seorang ayah dan anaknya dalam sebuah majelis.”[6] Jangan Mencela Anak Anas mengatakan, “Aku melayani Rasulullah selama 10 tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah mengatakan, ‘Ah,’ tidak pernah menanyakan, ‘Mengapa engkau lakukan itu?’ dan tidak pula mengatakan, ‘Mengapa engkau tidak melakukan itu?’.”[7] Anas juga mengatakan, “Beliau tidak pernah sekali pun memerintahkan sesuatu kepadaku, kemudian akan manangguhkan pelaksanaannya, lalu beliau mencelaku. Jika ada salah seorang dari ahli baitnya mencelaku, beliau justru membelaku, ‘Biarkanlah dia, seandainya hal itu ditakdirkan terjadi, pastilah terjadi.”
  • 3. Al Ghazali memberi nasihat, “Janganlah banyak mengarahkan anak dengan celaan karena yang bersangkutan akan menjadi terbiasa dengan celaan. Dengan celaan anak akan bertambah berani melakukan keburukan dan nasihat pun tidak dapat mempengaruhi hatinya lagi. Hendaklah seorang pendidik selalu menjaga wibawa dalam berbicara dengan anak. Untuk itu, janganlah ia sering mencela, kecuali sesekali saja bila diperlukan. Hendaknya sang ibu mempertakuti anaknya dengan ayahnya serta membantu sang ayah mencegah anak dari melakukan keburukan.”[8] Mengajarkan Akhlak Mulia Anas menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Wahai anakku, jika engkau mampu membersihkan hatimua dari kecurangan terhadap seseorang, baik pagi hari maupun petang hari, maka lakukanlah. Yang demikian itu termasuk tuntunanku. Barang siapa yang menghidupkan tuntunanku, berarti ia mencintaiku, dan barang siapa mencintaiku niscaya akan bersamaku di dalam surga.”[9] Al Ghazali mengatakan, “Anak harus dibiasakan agar tidak meludah atau mengeluarkan ingus di majelisnya, menguap di hadapan orang lain, membelakangi orang lain, bertumpang kaki, bertopang dagu, dan menyandarkan kepala ke lengan, karena beberapa sikap ini menunjukkan pelakunya sebagai orang pemalas. Anak harus diajari cara duduk yang baik dan tidak boleh banyak bicara. Perlu dijelaskan pula bahwa banyak bicara termasuk perbuatan tercela dan tidak pantas dilakukan. Laranglah anak membuat isyarat dengan kepala, baik membenarkan maupun mendustakan, agar tidak terbiasa melakukannya sejak kecil.”[10] Mendoakan Kebaikan, Menghindari Doa Keburukan Jabir bin Abdullah berkata bahwa Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendoakan keburukan untuk diri kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan untuk anak-anak kalian, janganlah kalian mendoakan keburukan untuk pelayan kalian, dan jangan pula kalian mendoakan keburukan untuk harta benda kalian, agar jangan sampai kalian menjumpai suatu saat yang di dalamnya Allah memberi semua permintaanmu, kemudian mengabulkan doa kalian.”[11] Orang tua harus dapat mengontrol penuh lisannya, agar tidak keluar ancaman atau ucapan yang bisa menjadi doa keburukan bagi sang anak. Doa itu tak harus sesuatu yang khusus diucapkan saat bersimpuh di hadapan Allah. Ucapan seketika, seperti, “Dasar anak bandel,” pun bisa bermakna doa. Dan doa orang tua kepada anak itu bakal manjur.[12] Meminta Izin Berkenaan dengan Hak Anak Sahl bin Sa’ad meriwayatkan bahwa disajikan kepada Rasulullah segelas minuman, lalu beliau meminumnya, sedang disebelah kanan beliau terdapat seorang anak dan disebelah kirinya terdapat orang tua. Sesudah minum, beliau bertanya kepada si anak, “Apakah engkau setuju bila aku memberi minum mereka terlebih dahulu?” Ia menjawab, “Tidak, demi Allah, aku tidak akan memberikan bagianku darimu.” Rasulullah pun menyerahkan wadah itu ke tangannya.[13]
  • 4. Mengajari Anak Menyimpan Rahasia Abdulllah bin Ja’far bercerita, “Pada suatu hari Rasulullah memboncengku di belakangnya. Beliau kemudian membisikkan suatu pembicaraan kepadaku agar tidak terdengar oleh seorang pun.”[14] Makan Bersama Anak Sembari Memberikan Pengarahan dan Meluruskan Kekeliruan Mereka Umar bin Abu Salamah bercerita, “Ketika masih kecil, aku berada di pangkuan Rasulullah dan tanganku menjalar ke mana-mana di atas nampan. Rasulullah bersabda kepadaku, ‘Hai bocah, sebutlah nama Allah (berdoa), makanlah dengan tangan kanan, dan makanlah makanan yang ada di dekatmu.’ Maka senantiasa seperti itulah cara makanku sesudahnya.”[15] Abdullah bin Umar tidak pernah melakukan shalat malam, maka Rasulullah bersabda, “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah bin Umar seandainya dia shalat malam.” Sesudah itu, dia hanya tidur sebentar saja setiap malamnya.[16] Berlaku Adil Kepada Anak, Tanpa Membedakan Laki-laki atau Perempuan Nu’man bin Basyir pernah datang kepada Rasulullah lalu berkata, “Sungguh, aku telah memberikan sesuatu kepada anak laki-lakiku yang dari Amarah binti Rawwahah, lalu Amarah menyuruhku untuk menghadap kepadamu agar engkau menyaksikannya, ya Rasulullah.” Rasulullah bertanya, “Apakah engkau juga memberikan hal yang sama kepada anak-anakmu yang lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Rasulullah bersabda, “Bertakwalah kamu kepada Allah dan berlaku adillah kamu diantara anak-anakmu.” Nu’man pun mencabut kembali pemberiannya.[17] Melerai Anak yang Terlibat Perkelahian Rasulullah pernah memisahkan dua bocah yang terlibat dalam perkelahian. Beliau meluruskan pemikiran mereka dan menyerukan kepada orang-orang dewasa untuk menangkal kezaliman.[18] Gali Potensi Mereka Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Di antara pepohonan yang tumbuh di daerah pedalaman terdapat sebuah pohon yang dedaunannya tidak pernah gugur, dan itulah perumpamaan seorang muslim. Ceritakanlah kepadaku pohon apakah itu?” Orang-orang menebaknya dengan beragam pepohonan yang tumbuh di daerah pedalaman tersebut. Ibnu Umar berkata, ‘Dalam hatiku terbetik bahwa pohon yang dimaksud adalah pohon kurma, tetapi aku merasa malu untuk mengutarakannya (karena saat itu usiaku masih sangat muda). Selanjutnya, mereka pun menyerah dan berkata, ‘Ceritakanlah kepada kami wahai Rasulullah, pohon apakah itu?’ Rasulullah menjawab, ‘Itulah pohon kurma’.”[19] Rangsang dengan Hadiah
  • 5. Rasulullah pernah membariskan Abdulullah, Ubaidillah dan sejumlah anak-anak pamannya, Al Abbas, dalam suatu barisan, kemudian beliau bersabda, “Siapa yang paling dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan (hadiah) ini.” Mereka pun berlomba lari menuju tempat Rasulullah berada. Setelah mereka sampai di tempat beliau, ada yang memeluk punggung dan ada pula yang memeluk dada beliau. Rasulullah menciumi mereka semua serta menepati janji kepada mereka.[20] Menghibur Anak Yatim dan Menangis Karena Mereka Rasulullah bersabda, “Aku dan pengasuh anak yatim itu di surga seperti ini.” Beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah dengan meregangkan sedikit saja.[21] Rasulullah pernah menciumi dan bercucuran air mata ketika melihat anak-anak Ja’far menjadi yatim karena ayahnya gugur dalam medan perang, beliau juga menghibur mereka.[22] Tidak Merampas Hak Anak Yatim Rasulullah bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya aku mengharamkan hak dua orang lemah, yaitu anak yatim dan wanita.”[23] Dengan demikian, seleksilah benar-benar harta kita. Adakah di dalamnya hak anak yatim yang kita rampas? Sebab, ancaman memakan harta mereka begitu jelas dan gamblang. Melarang Bermain Saat Setan Berkeliaran dan Lindungilah dari penyakit ‘Ain Rasulullah bersabda, “Apabila malam mulai gelap (malam telah tiba), tahanlah anak-anak kalian, karena setan saat itu sedang bertebaran. Apabila telah berlalu sesaat dari waktu maghrib, lepaskanlah mereka….”[24] Aisyah menceritakan bahwa Rasulullah melihat anak yang sedang menangis kemudian beliau bersabda, “Mengapa bayi kelian menangis? Mengapa tidak kalian ruqyah dari penyakit ‘ain?”[25] Mengajari Azan dan Shalat Abu Mahdzurah bercerita, “Aku bersama 10 orang remaja berangkat bersama Rasulullah dan rombongan. Pada saat itu, Rasulullah adalah orang paling kami benci. Mereka kemudian menyerukan azan dan kami yang 10 orang remaja ikut pula menyerukan azan dengan maksud mengolok-ngolok mereka. Rasulullah bersabda, ‘Bawa kemari 10 orang remaja itu!’ Beliau memerintahkan, ‘Azanlah kalian!’ Kami pun menyerukan azan. Rasulullah bersabda, ‘Alangkah baiknya suara anak remaja yang baru kudengar suaranya ini. Sekarang pergilah kamu dan jadilah juru azan buat penduduk Mekkah.’ Beliau bersabda demikian seraya mengusap ubun-ubun Abu Mahdzurah, kemudian beliau mengajarinya azan dan bersabda kepadanya, ‘Tentu engkau sudah hafal bukan?’ Abu Mahdzurah tidak mencukur rambutnya karena Rasulullah waktu itu mengusapnya.[26] Mengenai shalat, Rasulullah bersabda, “Ajarilah anak-anak kalian shalat sejak usia 7 tahun dan pukullah ia karena meninggalkannya bila telah berusia 10 tahun.”[27]
  • 6. Anas bin Malik berkata, “Pada suatu hari aku pernah masuk ke tempat Rasulullah dan yang ada hanyalah beliau, aku, ibuku, dan Ummu Haram, bibiku. Tiba-tiba Rasulullah menemui kami lalu bersabda, ‘Maukah bila aku mengimami shalat untuk kalian?’ Kala itu bukan waktu shalat. Maka salah seorang berkata, ‘Bagaimana Anas di posisikan di dekat beliau?’ Beliau menempatkanku di kanan beliau lalu beliau shalat bersama kami…”[28] Tanpa cangung, Rasulullah mengajak anak shalat berjamaah meski tak ada orang selain anak tersebut, tanpa ragu pula, beliau mengangkat pemuda yang membencinya untuk menjadi tukang azan atau muazin kota Mekkah. Mengajari Anak Sopan Santun dan Keberanian Sebagaimana yang telah dijelaskan, bahwa Rasulullah pernah meminta izin kepada anak ketika beliau hendak memberi minum kepada tamu yang dewasa terlebih dahulu sebelum dia. Namun anak itu menolak. Saat itu Rasulullah tidak bersikap kasar dan tidak menegurnya. Di antara keberanian yang beretika ialah anak tidak dibiarkan berbuat sesuatu dengan sembunyi-sembunyi. Al Ghazali mengatakan, “Anak hendaknya dicegah dari mengerjakan apa pun dengan cara sembunyi-sembunyi. Sebab, ketika anak menyembunyikannya berarti dia menyakini perbuatan tersebut buruk dan tidak pantas dilakukan.[29] Menjadikan Anak yang Lebih Muda sebagai Imam Shalat dan Pemimpin dalam Perjalanan Abu Hurairah menuturkan bahwa Rasulullah bersabda, “Bila kalian sedang berpergian, hendaknya yang menjadi imam adalah yang paling bagus bacaannya di antara kalian, walaupun ia orang yang paling muda. Bila ia telah menjadi imam berarti ia adalah pemimpin.”[30] Dan dikuatkan dengan hadits shahih, Amru bin Salamah berkata, Rasulullah bersabda, “Hendaknya yang menjadi imam kalian adalah yang paling banyak bacaan Al Qur’annya.”[31] Sumber: Syeih Jamal Abdurrahman dalam bukunya yang berjudul “Athfalul Muslimin Kaifa Robaahumun Nabiyyul Amin Saw” yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh Agus Suwandi dengan Judul “Islamic Parenting, Pendidikan Anak Metode Nabi” Solo: Aqwam, 2010