SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
MODEL MODEL PEMBELAJARAN IPA 
Konstruktivisne dalam pembelajaran IPA 
A. PANDANGAN TENTANG BELAJAR DAN MENGAJAR 
Tujuan transwer belajar adalah menunjukan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi 
baru, artinya apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi 
kelompok misalnya seorang guru dapat membantu transwer belajar. Oleh karena itu fakta, 
keterampilan, konsep, dan prinsip yang diperlukan untuk terjadinya transwer belajar sudah 
dikuasai oleh para siswa yang sedang belajar. 
Bigde ( dalam dahar, 1989) merangkum perbedaan penting antara teori belajar perilaku 
dan teori belajar kognitif. 
Sesungguhnya ada 2 kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan 
konstruktivisme. Menurut rujukan tabulawa rasa siswa diibaratkan sebagia kertas putih yang 
dapat ditulis apa saja oleh gurunya atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa saja oleh 
gurunya. 
1. Struktur Kognitif 
Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari oleh 
seseorang (ausubel dalam klausmeier, 1994 :22 ). Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi 
informasi verbal, keterampilan, konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan. 
2. Konsep dan Konsepsi 
Konsep dan konsepsi merupakan dua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya, padahal 
keduanya berbeda baik dalam pengertian maupun penggunaannya. Konsep bersifat lebih umum 
dan dikenal dan diumumkan berdasarkan kesepakatan, sedangkan konsepsi bersifat khusus atau 
spesifik dan individual. 
Prinsip terbentuk dari konsep 
1. sebab akibat ( cause – and ) 
2. korelasion (corelational) 
3. peluang (probability) 
4. aksioma (axiomatic) 
Contoh : 
1. penyakit TBC disebabkan oleh organism yang disebut mycobacterium tuberculosis. 
(hubungan sebab akibat) 
2. perkembangan teori sel berlansung sejalan dengan perkembangan temuan alat dan 
prosedur dalam mempelajari sel. (korelasional) 
3. logam ( pada umumnya) mengembang jika dipanaskan. (peluang) 
4. Bujangan atau perjaka adalah laki-laki dan belum / tidak kawin (aksiomatik)
B. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TENTANG BELAJAR IPA 
1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi 
Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada 
lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan 
pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (west & 
pines, 1985). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa 
memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka sendiri, seperti dikemukakan oleh fensham 
(1994 : 5). 
2. Perubahan konsepsi dalam pembelajaran IPA 
Implikasi dari pandangan konstruktivisme disekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat 
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa 
sendiri melalui pengalaman nyata. Senada dengan pernyataan ini peneliti pendidikan sains 
mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang menghendaki 
partisipasi aktif dari siswa (piaget dalam dahar, 1996), sehingga disini peran guru berubah, dari 
sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa. 
3. Pentingnya konteks 
Gagasan siswa yang diperoleh dari persepsinya terhadap alam sekitar, yang dibawah dari rumah 
sering kali berbeda dengan gagasan ilmiah. Hal ini dibiarkan berlanjut dan menghambat siswa 
dalam belajar sains selanjutnya ( Dahar, 1996). Untuk itu perlu diupayakan pembelajaran yang 
memungkinkan siswa dengan sadar mengubah apa yang diyakininya yang ternyata tidak 
konsisten dengan konsep ilmiah. Dengan kata lain informasi, Informasi dan pengalaman 
dirancang guru untuk siswa seharusnya koheren dengan konsep yang dibawah atau disesuaikan 
dengan pengetahuan awal siswa merupakan hal yang urgen untuk dilakukan oleh seorang guru. 
Ekologi konsepsi yang dimaksud adalah sebagai berikut : 
a. anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya 
b. Gagasan baru harus dapat dimengerti (inteligible). 
c. Konsepsi yang baru harus masuk akal (plausible) 
d. Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful) 
C. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN UNTUK PERUBAHAN 
Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran IPA Maka pada akhir – akhir ini para ahli 
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari 
piaget. Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme ( Tasker, 1992 : 
30), yaitu sebagia berikut : 
1. Peran aktif siswa dalam mengontruksi pengetahuan secara bermakna 
2. pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam mengonstruksi pengetahuan 
3. Mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas
D. CONTOH MODEL PEMBELAJARAN KONSTUKTIVISME 
1. Fase Eksplorasi 
1. diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan “ Apa yang kamu ketahui 
tentang cacing tanah ?” 
2. semua jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu) 
3. siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan diberi 
kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban mereka 
semula. 
2. Fase Klarifikasi 
a. guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya 
b. Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah. 
c. Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk dikembangbiakan 
d. Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan penyelidikannya. 
e. secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya. 
f. siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu dan sekarang. 
3. Fase Aplikasi 
1. secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil 
kelompok dalam diskusi kelas 
2. secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk para pemula yang ingin ber- 
“ternak” cacing tanah. 
3. secara perorangan siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis cacing tanah 
tertentu sesuai hasil pengamatannya.
KEGIATAN BELAJAR 2 
MODEL PEMBELAJARAN 
A. MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF 
1. Pengertian 
Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan peryanyaan 
anak. Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari 
pertanyaan mereka sendiri ( Faire & cosgrove dalam harlen, 1992). Meskipun anak-anak 
mengajukan pertanyaan dalam berbagai kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan 
terlalu melebar dan sering kali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil 
langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaan-pertanyaan 
tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan 
menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan 
pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992 : 48- 
50). 
2. Langkah-langkah model Pembelajaran Interaktif 
a. Persiapan : guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang 
melatarbelakanginya. 
b. Kegiatan pembelajaran : lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas 
c. Pertanyaan anak : saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan 
tentang topik yang dibahas 
d. Penyelidikan : Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieskplorasi, selama 2-3 
hari, dalam selang 3-4 hari. 
e. Refleksi melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan 
memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaiki. 
3. Contoh model Pembelajaran Interaktif 
a. Persiapan 
Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD utuk membawa 
hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang tentang 
hewan peliharaannya masing-masing. 
b. Kegiatan pembelajaran 
Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati hewan-hewan peliharaan 
teman-temanya dari dekat (meraba, mengelus, menggendong) dan mereka boleh 
mengajukan pertanyaan. 
c. Pertanyaan Anak 
Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya. 
d. Penyelidikan
Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk diesplorasi lebih baik. Umpamanya siswa 
diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang tidak dipelihara, seperti dari mana 
mereka memperoleh makanannya, dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, 
bagaimana kebersihannya. 
4. Kebaikan dan Keterbatasannya 
Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar 
mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan 
jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan (observasi, 
penyelidikan). 
B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED) 
1. Pengertian 
Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang sedang trend 
dilakukan dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat 
dibedakan menjadi tiga yaitu model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan 
model dalam lintas siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran terpadu melibatkan 
kosep-konsep dalam satu bidang studi atau lintas bidang studi. Suatu pola belajar 
mengajar dalam model pembelajaran terpadu menggunakan payung untuk 
memadukan beberapa konsep IPA yang terkait menjadi 1 paket pembelajaran 
sehingga pemisahan antara konsep tidak begitu jelas. Sifat model pembelajaran 
terpadu semacam ini termaksud model connected (Fogarty, 1991 : 55). Pelaksanaan 
pendekatan ini bertolak dari satu topik atau tema sebagai payung untuk mengaitkan 
konsep-konsepnya. Tema sentral hendaknya diambil dari kehidupan sehari-hari yang 
menarik dan menantang kehidupan anak untuk memicu minat anak belajar. 
2. Langkah-langkah penyusunan model Pembelajaran Terpadu 
Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran terpadu. Langkah-langkah 
tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut : 
a. mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan 
diajarkan 
b. Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep lain 
c. Memilih tema sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan konsep-konsep 
tersebut. 
d. Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan 
tingkat perkembangan untuk setiap konsep 
e. Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar 
dan permainan. 
f. Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara profesional 
g. Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes
3. Contoh model pembelajaran Terpadu 
Untuk konsep-konsep IPA caturwulan pertama kelas 3 tentang makhluk hidup dan 
benda disiapkan tema sentral “ Ke Kebun Binatang”, dan disiapkan lembar kerja 
sebagai berikut : 
a. Tujuan : siswa dapat mengklasifikasi tumbuhan, hewan, dan benda berdasarkan 
kriteria tertentu 
b. Alat dan bahan yang diperlukan : setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan, 
dan benda untuk dikumpulkan menjadi arena kebun binatang ( guru membagi 
tugas membawa bahan percobaan agar terorganisir) 
c. Langkah kerja sebagai berikut : 
1. Kumpulkan tumbuhan, hewan dan benda yang dibawa pada dua buah meja, 
dapat dilakukan di halaman sekolah jika memungkinkan. 
2. susun yang rapi tumbuhan, hewan dan benda pada meja dengan komposisi 
yang sama antara satu meja dengan meja yang lain. 
3. Tugasi siswa untuk mengisi Lembar Pengamatan secara berkelompok untuk 
tiap meja. Suruh siswa mengamati seakan-akan sedang berjalan-jalan di kebun 
binatang 
4. Diskusikan jawaban siswa. Mantapkan jika benar, perbaiki jika kurang tepat. 
4. Kebaikan dan keterbatasan 
Dalam pembelajaran terpadu siswa diajak untuk mengamati gejala alam sebagaimana 
adanya, tidak dipilih-pilih menurut biologi atau fisiknya. keterbatasan jika konsepnya 
sudah kompleks, sulit dipadukan atau guru mengalami kesulitan untuk 
memadukannya. 
C. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR ( LEARNING CYCLE) 
1. Pengertian 
Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS suatu 
program pengembangan sains di Amerika serikat. Dalam, pelaksanaannya model 
siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep, dan 
penerapan konsep. 
2. Urutan Pembelajaran 
a. Eksplorasi 
Pada vase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau 
eksplorasi secara bebas. 
b. Pengenalan konsep
Pada fase pengenalan konsep guru dengan metode yang sesuai menjelaskan 
konsep dan teori-teori yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan 
yang muncul dan menyusun gagasan mereka. 
c. Penerapan konsep 
pada fase ini siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk 
memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda. 
3. Contoh Model Pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu Ke-1) 
a. Tujuan 
Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Siswa memahami saling ketergantungan antar mahluk 
hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan. 
TPU Antar 
Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokan hewan 
berdasarkan jenis makanannya. 
Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 
1. Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokan hewan 
2. setelah meneliti jenis makanan hewan siswa mengelompokan hewan pemakan hewan 
3. mengelompokan hewan pemakan daging dan tumbuhan 
4. setelah berdiskusi mengenal sumber makanan hewan, siswa dapat menyimpulkan bahwa 
semua hewan memperoleh makanan dengna cara memakan makhluk hidup lain. 
b. Konsep : hubungan antar mahluk hidup 
Devinisi konsep 
1. pemakan tumbuhan (herbivora) menggunakan tumbuhan sebagai makanan 
2. pemakan daging (karnivora) memakan hewan lain 
3. pemakan segala (omnivora) memakan daging dan tumbuhan 
4. Pemakan (konsumen) memakan makhluk hidup lain sebagia sumber makanan 
4. Kelebihan dan Keterbatasannya 
Jumlah tahap yang hanya tiga termaksud sederhana dan mudah diingat namun memunculkan 
situasi konflik tidak selalu berhasil.
D. MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA ATAU CLIS (CHILDREN LEARNING 
IN SCIENCE) 
1. Pengertian 
Model CLIS dikembangkan oleh kelompok children’s learning in science di inggris. 
2. Urutan Pembelajaran 
a. Orientasi 
merupakan upaya guru untuk memusatkan perhatian siswa, misanya dengan 
menyebutkan atau mempertontonkan suatu venomena yang sering terjadi dalam 
kehidupan sehari-hari. 
b. Pemunculan gagasan 
Upaya untuk memunculkan konsepsi awal siswa 
c. Penyusunan ulang gagasan 
Pengungkapan dari pertukaran gagasan mendahului pembukaan ke situasi konflik. 
d. Penerapan gagasan 
pada tahap ini siswa diminta menjawab pertanyaan yang disusun untuk 
menyerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui percobaan 
atau observasi ke dalam situasi baru. 
e. Pemantapan gagasan 
Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk 
memperkuat konsep ilmiah tersebut. 
3. Contoh model pembelajaran CLIS 
Contoh model CLIS untuk konsep Pernapasan di kelas IV Catur wulan 
4. Kelebihan dan keterbatasan 
Kejelasan setiap tahap dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan, walaupun 
semula direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari satu fase 
ke fase lainnya, terutama dari pertukaran gagasan ke situasi konflik. Hal lain yang 
sulit yaitu berpindahnya dari penerapan gagasan kepada pemantapan gagasan. Guru 
lupa untuk memantapkan gagasan baru siswa, sehingga jika hal ini terjadi tentunya 
siswa akan kembali kepada konsepsi awal (yang memang sulit diubah).

More Related Content

What's hot

JAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docxJAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docxNganjukSolid
 
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaranDani Novita Rahma
 
prinsip-prinsip belajar secara umum
prinsip-prinsip belajar secara umumprinsip-prinsip belajar secara umum
prinsip-prinsip belajar secara umumfauni
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...Dunia Komputer
 
Soal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docxSoal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docxNganjukSolid
 
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatMiskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatPuji Lestari
 
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Dody Perdana
 
Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatandgielz31
 
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan PembelajaranPendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan PembelajaranKindergarten
 
1.03 teori belajar dan motivasi
1.03 teori belajar dan motivasi1.03 teori belajar dan motivasi
1.03 teori belajar dan motivasiZack Razz
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clismartinrusmaja
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Shareputra177
 

What's hot (14)

JAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docxJAWABAN MODUL 1.docx
JAWABAN MODUL 1.docx
 
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
65 model pembelajaran dan 15 metode pembelajaran
 
Pp Resty Meitasari (0903587)
Pp Resty Meitasari (0903587)Pp Resty Meitasari (0903587)
Pp Resty Meitasari (0903587)
 
prinsip-prinsip belajar secara umum
prinsip-prinsip belajar secara umumprinsip-prinsip belajar secara umum
prinsip-prinsip belajar secara umum
 
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTIONS PADA SISWA SMA DENGAN...
 
Soal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docxSoal Tugas Tutorial 3.docx
Soal Tugas Tutorial 3.docx
 
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang TepatMiskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
Miskonsepsi dalam Pembelajaran Fisika dan Penyelesaian yang Tepat
 
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
Laporan penerapan model pembelajaran problem based Instruction (PBI)
 
Advance organizer
Advance organizerAdvance organizer
Advance organizer
 
Macam macam pendekatan
Macam macam pendekatanMacam macam pendekatan
Macam macam pendekatan
 
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan PembelajaranPendekatan Belajar dan Pembelajaran
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran
 
1.03 teori belajar dan motivasi
1.03 teori belajar dan motivasi1.03 teori belajar dan motivasi
1.03 teori belajar dan motivasi
 
Model pembelajaran clis
Model pembelajaran clisModel pembelajaran clis
Model pembelajaran clis
 
Tes Slide Share
Tes Slide ShareTes Slide Share
Tes Slide Share
 

Viewers also liked (20)

Post operasi wsd
Post operasi wsdPost operasi wsd
Post operasi wsd
 
Tugas ipa
Tugas ipaTugas ipa
Tugas ipa
 
Resep masakan
Resep masakanResep masakan
Resep masakan
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
Metode penulisan makalah
Metode penulisan makalahMetode penulisan makalah
Metode penulisan makalah
 
Iin
IinIin
Iin
 
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02Makalahalternator 120506091754-phpapp02
Makalahalternator 120506091754-phpapp02
 
Nia makalah bu rosdiana ita
Nia makalah bu rosdiana itaNia makalah bu rosdiana ita
Nia makalah bu rosdiana ita
 
Manfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutuManfaat program jaminan mutu
Manfaat program jaminan mutu
 
Doen 2013
Doen 2013Doen 2013
Doen 2013
 
Kafer rpp dan silabus
Kafer rpp dan silabusKafer rpp dan silabus
Kafer rpp dan silabus
 
Doc14
Doc14Doc14
Doc14
 
Tugas kimia
Tugas kimiaTugas kimia
Tugas kimia
 
Makalah bayi meninggal mendadak
Makalah bayi meninggal mendadakMakalah bayi meninggal mendadak
Makalah bayi meninggal mendadak
 
Proposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahayaProposal penelitian pengaruh cahaya
Proposal penelitian pengaruh cahaya
 
Makalah manajemen-suatu-perusahaan
Makalah manajemen-suatu-perusahaanMakalah manajemen-suatu-perusahaan
Makalah manajemen-suatu-perusahaan
 
Makalah sejarah dan aplikasi komputer
Makalah sejarah dan aplikasi  komputerMakalah sejarah dan aplikasi  komputer
Makalah sejarah dan aplikasi komputer
 
Laporan pendamping napabalano
Laporan pendamping napabalanoLaporan pendamping napabalano
Laporan pendamping napabalano
 
Introduction aux réseaux informatiques
Introduction aux réseaux informatiquesIntroduction aux réseaux informatiques
Introduction aux réseaux informatiques
 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
Martine Rainville – Le droit d’auteur appliqué aux blogues 
 

Similar to MODEL IPA

MATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docx
MATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docxMATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docx
MATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docxRizqi322491
 
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeRAFITA AL QORNY
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...Dadang DjokoKaryanto
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualputri-uki
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Yuanita Papamama
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Yuanita Papamama
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docxnurul hakimin
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranFenny Radinal
 
Uas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiGhifari Chaula
 

Similar to MODEL IPA (20)

MATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docx
MATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docxMATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docx
MATRIKS PERBANDINGAN TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN KOGNITIVISME.docx
 
Konsturktivitas dalam pembelajaran ipa
Konsturktivitas dalam pembelajaran ipaKonsturktivitas dalam pembelajaran ipa
Konsturktivitas dalam pembelajaran ipa
 
Penerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan Model Pembelajaran CIRCPenerapan Model Pembelajaran CIRC
Penerapan Model Pembelajaran CIRC
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
Modul 2
Modul 2Modul 2
Modul 2
 
2
22
2
 
Uas ipa
Uas ipaUas ipa
Uas ipa
 
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivismeMakalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
Makalah pembelajaran yang berpijak dari teori belajar konstruktivisme
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
SOSIOLOGI PENDIDIKAN; KETERKAITAN ANTARA PEMBELAJARAN DAN KOGNISI, SERTA MOTI...
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
Pembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstualPembelajaran kontekstual
Pembelajaran kontekstual
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
 
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
Macam macampendekatan-120918023440-phpapp01
 
Kontruktivis
KontruktivisKontruktivis
Kontruktivis
 
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
347383586 tugas-resume-pembelajaran-terpadu-modul-1-6-docx
 
Tugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaranTugas kurikulum dan pembelajaran
Tugas kurikulum dan pembelajaran
 
Model Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran TerpaduModel Pembelajaran Terpadu
Model Pembelajaran Terpadu
 
Uas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astutiUas bahasa indonesia iis astuti
Uas bahasa indonesia iis astuti
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

MODEL IPA

  • 1. MODEL MODEL PEMBELAJARAN IPA Konstruktivisne dalam pembelajaran IPA A. PANDANGAN TENTANG BELAJAR DAN MENGAJAR Tujuan transwer belajar adalah menunjukan hal-hal yang telah dipelajari pada situasi baru, artinya apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui penugasan dan diskusi kelompok misalnya seorang guru dapat membantu transwer belajar. Oleh karena itu fakta, keterampilan, konsep, dan prinsip yang diperlukan untuk terjadinya transwer belajar sudah dikuasai oleh para siswa yang sedang belajar. Bigde ( dalam dahar, 1989) merangkum perbedaan penting antara teori belajar perilaku dan teori belajar kognitif. Sesungguhnya ada 2 kutub belajar dalam pendidikan, yaitu tabula rasa dan konstruktivisme. Menurut rujukan tabulawa rasa siswa diibaratkan sebagia kertas putih yang dapat ditulis apa saja oleh gurunya atau ibarat wadah kosong yang dapat diisi apa saja oleh gurunya. 1. Struktur Kognitif Struktur kognitif seseorang pada suatu saat meliputi segala sesuatu yang telah dipelajari oleh seseorang (ausubel dalam klausmeier, 1994 :22 ). Hasil belajar dapat dikategorikan menjadi informasi verbal, keterampilan, konsep, prinsip, dan struktur pengetahuan. 2. Konsep dan Konsepsi Konsep dan konsepsi merupakan dua istilah yang sering dipertukarkan penggunaannya, padahal keduanya berbeda baik dalam pengertian maupun penggunaannya. Konsep bersifat lebih umum dan dikenal dan diumumkan berdasarkan kesepakatan, sedangkan konsepsi bersifat khusus atau spesifik dan individual. Prinsip terbentuk dari konsep 1. sebab akibat ( cause – and ) 2. korelasion (corelational) 3. peluang (probability) 4. aksioma (axiomatic) Contoh : 1. penyakit TBC disebabkan oleh organism yang disebut mycobacterium tuberculosis. (hubungan sebab akibat) 2. perkembangan teori sel berlansung sejalan dengan perkembangan temuan alat dan prosedur dalam mempelajari sel. (korelasional) 3. logam ( pada umumnya) mengembang jika dipanaskan. (peluang) 4. Bujangan atau perjaka adalah laki-laki dan belum / tidak kawin (aksiomatik)
  • 2. B. PANDANGAN KONSTRUKTIVIS TENTANG BELAJAR IPA 1. Belajar sebagai Perubahan Konsepsi Menurut pandangan konstruktivisme keberhasilan belajar bergantung bukan hanya pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada pengetahuan awal siswa. Belajar melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar (west & pines, 1985). Pembentukan makna merupakan suatu proses aktif yang terus berlanjut. Jadi siswa memiliki tanggung jawab akhir atas belajar mereka sendiri, seperti dikemukakan oleh fensham (1994 : 5). 2. Perubahan konsepsi dalam pembelajaran IPA Implikasi dari pandangan konstruktivisme disekolah ialah pengetahuan itu tidak dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke siswa, namun secara aktif dibangun oleh siswa sendiri melalui pengalaman nyata. Senada dengan pernyataan ini peneliti pendidikan sains mengungkapkan bahwa belajar sains merupakan proses konstruktif yang menghendaki partisipasi aktif dari siswa (piaget dalam dahar, 1996), sehingga disini peran guru berubah, dari sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasilitator belajar siswa. 3. Pentingnya konteks Gagasan siswa yang diperoleh dari persepsinya terhadap alam sekitar, yang dibawah dari rumah sering kali berbeda dengan gagasan ilmiah. Hal ini dibiarkan berlanjut dan menghambat siswa dalam belajar sains selanjutnya ( Dahar, 1996). Untuk itu perlu diupayakan pembelajaran yang memungkinkan siswa dengan sadar mengubah apa yang diyakininya yang ternyata tidak konsisten dengan konsep ilmiah. Dengan kata lain informasi, Informasi dan pengalaman dirancang guru untuk siswa seharusnya koheren dengan konsep yang dibawah atau disesuaikan dengan pengetahuan awal siswa merupakan hal yang urgen untuk dilakukan oleh seorang guru. Ekologi konsepsi yang dimaksud adalah sebagai berikut : a. anak merasa tidak puas dengan gagasan yang dimilikinya b. Gagasan baru harus dapat dimengerti (inteligible). c. Konsepsi yang baru harus masuk akal (plausible) d. Konsepsi yang baru harus dapat memberi suatu kegunaan (fruitful) C. MODEL – MODEL PEMBELAJARAN UNTUK PERUBAHAN Dalam usaha meningkatkan kualitas pembelajaran IPA Maka pada akhir – akhir ini para ahli mengembangkan berbagai model pembelajaran yang dilandasi pandangan konstruktivisme dari piaget. Terdapat beberapa hal yang perlu ditekankan dalam konstruktivisme ( Tasker, 1992 : 30), yaitu sebagia berikut : 1. Peran aktif siswa dalam mengontruksi pengetahuan secara bermakna 2. pentingnya membuat kaitan antar gagasan oleh siswa dalam mengonstruksi pengetahuan 3. Mengaitkan gagasan siswa dengan informasi baru di kelas
  • 3. D. CONTOH MODEL PEMBELAJARAN KONSTUKTIVISME 1. Fase Eksplorasi 1. diperlihatkan tanah berisi cacing dan diajukan pertanyaan “ Apa yang kamu ketahui tentang cacing tanah ?” 2. semua jawaban siswa ditampung (ditulis di papan tulis jika perlu) 3. siswa diberi kesempatan untuk memeriksa keadaan yang sesungguhnya, dan diberi kesempatan untuk merumuskan hal-hal yang tidak sesuai dengan jawaban mereka semula. 2. Fase Klarifikasi a. guru memperkenalkan macam-macam cacing dan spesifikasinya b. Siswa merumuskan kembali pengetahuan mereka tentang cacing tanah. c. Guru memberikan masalah berupa pemilihan cacing yang cocok untuk dikembangbiakan d. Siswa mendiskusikannya secara berkelompok dan merencanakan penyelidikannya. e. secara berkelompok siswa melakukan penyelidikan untuk menguji rencananya. f. siswa mencari tambahan rujukan tentang manfaat cacing tanah dulu dan sekarang. 3. Fase Aplikasi 1. secara berkelompok siswa melaporkan hasilnya, dilanjutkan dengan penyajian oleh wakil kelompok dalam diskusi kelas 2. secara bersama-sama siswa merumuskan rekomendasi untuk para pemula yang ingin ber- “ternak” cacing tanah. 3. secara perorangan siswa membuat tulisan tentang peri kehidupan jenis cacing tanah tertentu sesuai hasil pengamatannya.
  • 4. KEGIATAN BELAJAR 2 MODEL PEMBELAJARAN A. MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF 1. Pengertian Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan peryanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa bertanya dan kemudian menemukan jawaban dari pertanyaan mereka sendiri ( Faire & cosgrove dalam harlen, 1992). Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam berbagai kegiatan bebas, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan sering kali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk suatu pelajaran IPA yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya (Harlen, 1992 : 48- 50). 2. Langkah-langkah model Pembelajaran Interaktif a. Persiapan : guru dan kelas memilih topik dan menemukan informasi yang melatarbelakanginya. b. Kegiatan pembelajaran : lebih melibatkan siswa pada topik yang sedang dibahas c. Pertanyaan anak : saat kelas mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan tentang topik yang dibahas d. Penyelidikan : Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk dieskplorasi, selama 2-3 hari, dalam selang 3-4 hari. e. Refleksi melakukan evaluasi untuk memantapkan hal-hal yang terbukti dan memisahkan hal-hal yang masih perlu diperbaiki. 3. Contoh model Pembelajaran Interaktif a. Persiapan Sebelum pembelajaran dimulai, guru menugasi siswa kelas 3 SD utuk membawa hewan peliharaannya dan mempersiapkan diri untuk menceritakan tentang tentang hewan peliharaannya masing-masing. b. Kegiatan pembelajaran Pada saat pembelajaran di kelas siswa lain boleh mengamati hewan-hewan peliharaan teman-temanya dari dekat (meraba, mengelus, menggendong) dan mereka boleh mengajukan pertanyaan. c. Pertanyaan Anak Selanjutnya pertanyaan siswa diarahkan guru sekitar proses pemeliharaannya. d. Penyelidikan
  • 5. Guru dan siswa memilih pertanyaan untuk diesplorasi lebih baik. Umpamanya siswa diminta mengamati keadaan hewan-hewan yang tidak dipelihara, seperti dari mana mereka memperoleh makanannya, dimana mereka tidur, punya nama atau tidak, bagaimana kebersihannya. 4. Kebaikan dan Keterbatasannya Salah satu kebaikan dari model pembelajaran interaktif adalah bahwa siswa belajar mengajukan pertanyaan, mencoba merumuskan pertanyaan, dan mencoba menemukan jawaban terhadap pertanyaannya sendiri dengan melakukan kegiatan (observasi, penyelidikan). B. MODEL PEMBELAJARAN TERPADU (INTEGRATED) 1. Pengertian Model pembelajaran terpadu merupakan salah satu model yang sedang trend dilakukan dewasa ini. Berdasarkan sifat keterpaduannya pembelajaran terpadu dapat dibedakan menjadi tiga yaitu model dalam satu disiplin ilmu, model antar bidang, dan model dalam lintas siswa. Salah satu pendekatan pembelajaran terpadu melibatkan kosep-konsep dalam satu bidang studi atau lintas bidang studi. Suatu pola belajar mengajar dalam model pembelajaran terpadu menggunakan payung untuk memadukan beberapa konsep IPA yang terkait menjadi 1 paket pembelajaran sehingga pemisahan antara konsep tidak begitu jelas. Sifat model pembelajaran terpadu semacam ini termaksud model connected (Fogarty, 1991 : 55). Pelaksanaan pendekatan ini bertolak dari satu topik atau tema sebagai payung untuk mengaitkan konsep-konsepnya. Tema sentral hendaknya diambil dari kehidupan sehari-hari yang menarik dan menantang kehidupan anak untuk memicu minat anak belajar. 2. Langkah-langkah penyusunan model Pembelajaran Terpadu Terdapat sejumlah langkah untuk menyusun model pembelajaran terpadu. Langkah-langkah tersebut secara berurutan adalah sebagai berikut : a. mengkaji GBPP IPA untuk menganalisis konsep-konsep penting yang akan diajarkan b. Membuat bagan konsep yang menghubungkan konsep satu dengan konsep lain c. Memilih tema sentral yang dapat menjadi payung untuk memadukan konsep-konsep tersebut. d. Membuat TPK dan deskripsi kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan untuk setiap konsep e. Membuat bahan bacaan berupa cerita yang mengacu pada tema, disertai gambar dan permainan. f. Menyusun jadwal kegiatan dan alokasi waktu yang diperlukan secara profesional g. Menyusun kisi-kisi perangkat tes dan soal tes
  • 6. 3. Contoh model pembelajaran Terpadu Untuk konsep-konsep IPA caturwulan pertama kelas 3 tentang makhluk hidup dan benda disiapkan tema sentral “ Ke Kebun Binatang”, dan disiapkan lembar kerja sebagai berikut : a. Tujuan : siswa dapat mengklasifikasi tumbuhan, hewan, dan benda berdasarkan kriteria tertentu b. Alat dan bahan yang diperlukan : setiap siswa bebas membawa tumbuhan, hewan, dan benda untuk dikumpulkan menjadi arena kebun binatang ( guru membagi tugas membawa bahan percobaan agar terorganisir) c. Langkah kerja sebagai berikut : 1. Kumpulkan tumbuhan, hewan dan benda yang dibawa pada dua buah meja, dapat dilakukan di halaman sekolah jika memungkinkan. 2. susun yang rapi tumbuhan, hewan dan benda pada meja dengan komposisi yang sama antara satu meja dengan meja yang lain. 3. Tugasi siswa untuk mengisi Lembar Pengamatan secara berkelompok untuk tiap meja. Suruh siswa mengamati seakan-akan sedang berjalan-jalan di kebun binatang 4. Diskusikan jawaban siswa. Mantapkan jika benar, perbaiki jika kurang tepat. 4. Kebaikan dan keterbatasan Dalam pembelajaran terpadu siswa diajak untuk mengamati gejala alam sebagaimana adanya, tidak dipilih-pilih menurut biologi atau fisiknya. keterbatasan jika konsepnya sudah kompleks, sulit dipadukan atau guru mengalami kesulitan untuk memadukannya. C. MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR ( LEARNING CYCLE) 1. Pengertian Model siklus belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS suatu program pengembangan sains di Amerika serikat. Dalam, pelaksanaannya model siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan konsep. 2. Urutan Pembelajaran a. Eksplorasi Pada vase eksplorasi siswa diberi kesempatan untuk melakukan penjelajahan atau eksplorasi secara bebas. b. Pengenalan konsep
  • 7. Pada fase pengenalan konsep guru dengan metode yang sesuai menjelaskan konsep dan teori-teori yang dapat membantu siswa untuk menjawab permasalahan yang muncul dan menyusun gagasan mereka. c. Penerapan konsep pada fase ini siswa mencoba menggunakan konsep yang telah dikuasai untuk memecahkan masalah dalam situasi yang berbeda. 3. Contoh Model Pembelajaran Siklus Belajar (Kelas 5 Cawu Ke-1) a. Tujuan Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Siswa memahami saling ketergantungan antar mahluk hidup dengan melakukan pengamatan dan menafsirkan hasil pengamatan. TPU Antar Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokan hewan berdasarkan jenis makanannya. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 1. Setelah meneliti jenis makanan sejumlah hewan, siswa dapat mengelompokan hewan 2. setelah meneliti jenis makanan hewan siswa mengelompokan hewan pemakan hewan 3. mengelompokan hewan pemakan daging dan tumbuhan 4. setelah berdiskusi mengenal sumber makanan hewan, siswa dapat menyimpulkan bahwa semua hewan memperoleh makanan dengna cara memakan makhluk hidup lain. b. Konsep : hubungan antar mahluk hidup Devinisi konsep 1. pemakan tumbuhan (herbivora) menggunakan tumbuhan sebagai makanan 2. pemakan daging (karnivora) memakan hewan lain 3. pemakan segala (omnivora) memakan daging dan tumbuhan 4. Pemakan (konsumen) memakan makhluk hidup lain sebagia sumber makanan 4. Kelebihan dan Keterbatasannya Jumlah tahap yang hanya tiga termaksud sederhana dan mudah diingat namun memunculkan situasi konflik tidak selalu berhasil.
  • 8. D. MODEL PEMBELAJARAN BELAJAR IPA ATAU CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) 1. Pengertian Model CLIS dikembangkan oleh kelompok children’s learning in science di inggris. 2. Urutan Pembelajaran a. Orientasi merupakan upaya guru untuk memusatkan perhatian siswa, misanya dengan menyebutkan atau mempertontonkan suatu venomena yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. b. Pemunculan gagasan Upaya untuk memunculkan konsepsi awal siswa c. Penyusunan ulang gagasan Pengungkapan dari pertukaran gagasan mendahului pembukaan ke situasi konflik. d. Penerapan gagasan pada tahap ini siswa diminta menjawab pertanyaan yang disusun untuk menyerapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui percobaan atau observasi ke dalam situasi baru. e. Pemantapan gagasan Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. 3. Contoh model pembelajaran CLIS Contoh model CLIS untuk konsep Pernapasan di kelas IV Catur wulan 4. Kelebihan dan keterbatasan Kejelasan setiap tahap dalam CLIS tidak selalu mudah dilaksanakan, walaupun semula direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari satu fase ke fase lainnya, terutama dari pertukaran gagasan ke situasi konflik. Hal lain yang sulit yaitu berpindahnya dari penerapan gagasan kepada pemantapan gagasan. Guru lupa untuk memantapkan gagasan baru siswa, sehingga jika hal ini terjadi tentunya siswa akan kembali kepada konsepsi awal (yang memang sulit diubah).