Dokumen ini membahas tentang perilaku menyimpang pada remaja, khususnya tawuran antar pelajar. Ia menjelaskan bahwa perkembangan teknologi dan kesenjangan sosial ekonomi dapat memicu perilaku agresif pada remaja. Tawuran sering terjadi karena alasan sepele seperti perebutan barang atau pacar. Upaya pencegahan meliputi peran orang tua, guru, dan psikolog dalam membimbing remaja, serta program j
AKULTURASI : Arti ,Dampak positif, Konsep, Faktor yang mendukung terjadinya akulturasi di Indonesia, contoh riil
KENAKALAN REMAJA : arti, dampak negatif, konsep, faktor-faktor, contoh riil, cara mengatasi kenakalan remaja, 3 langkah membangun remaja yang bebas narkoba
AKULTURASI : Arti ,Dampak positif, Konsep, Faktor yang mendukung terjadinya akulturasi di Indonesia, contoh riil
KENAKALAN REMAJA : arti, dampak negatif, konsep, faktor-faktor, contoh riil, cara mengatasi kenakalan remaja, 3 langkah membangun remaja yang bebas narkoba
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
DOSEN PENGAMPU : JUNIERISSA MARPAUNG, M.Psi
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003Nurdin M Top
ANAK adalah seseorang yang berusia di bawah 18 (delapan belas tahun) termasuk yang masih dalam kandungan (CRC dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)PuputPamela
1. Pengertian Kenakalan Remaja
2. Contoh-contoh dari Kenakalan Remaja
3. Faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang pada remaja
4. Tugas dan tanggung jawab orangtua dan guru dalam mengatasi kenakalan remaja (preventif dan kuratif)
UNIVERSITAS RIAU KEPULAUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
MATA KULIAH : PSIKOLOGI PERKEMBANGAN II
DOSEN PENGAMPU : JUNIERISSA MARPAUNG, M.Psi
Faktor penyebab kekerasan di lingkungan sekolah 2003Nurdin M Top
ANAK adalah seseorang yang berusia di bawah 18 (delapan belas tahun) termasuk yang masih dalam kandungan (CRC dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)
Psikologi Perkembangan II (kenakalan remaja)PuputPamela
1. Pengertian Kenakalan Remaja
2. Contoh-contoh dari Kenakalan Remaja
3. Faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku menyimpang pada remaja
4. Tugas dan tanggung jawab orangtua dan guru dalam mengatasi kenakalan remaja (preventif dan kuratif)
Musni Umar Pencegahan Tawuran antar Warga dan Kumpulan Orang Banyakmusniumar
Tawuran nama lain dari konflik yang banyak terjadi di DKI Jakarta dan di seluruh Indonesia.
Tawuran bisa diatasi, asal pemerintah berusaha memecahkan akar yang menimbulkan konflik.
1. PENDAHULUAN
Masa remaja awal merupakan masa transisi, dimana usianya berkisaran
antara 13 sampai 16 tahun atau yang disebut dengan usia belasan yang tidak
menyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik,
psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Pada masa transisi tersebut
kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang ditandai dengan
kecendrungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi tertentu perilaku
menyimpang tersebut akan menjadi perilaku yang mengganggu (Ekowarti, 1993).
Melihat kondisi tersebut apabila didukung oleh lingkungan yang kurang kondusif
dan sifat kepribadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai
penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan
dan norma yang ada di masyarakat yang biasanya disebut dengan kenalan remaja.
Kenalan remaja dalam studi masalah sosial dapat dikatagorikan ke dalam
perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial
terjadi karena terdapat penyimpangan perilaku dari berbagai aturan-aturan sosial
ataupun dari nilai atau norma sosial yang berlaku. Perilaku menyimpang dapat
dianggap sebagai sumber masalah karena dapat membahayakan tegaknya sistem
sosial.
ISI
Maraknya tingkah laku agresi akhir-akhir ini yang dilakukan kelompok
remaja kota merupakan sebuah kajian yang menarik untuk dibahas. Perkelahian
antar pelajar yang pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu
upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi.
Perkembangan teknologi yang terpusat pada kota-kota besar mempunyai korelasi
yang erat dengan meningkatnya perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota.
Di zaman yang serba instan ini menyebabkan kesenjangan antara kaya dan miskin
semakin jelas bedanya. Bisa saja seorang pelajar melampiaskan kekesalannya
Karena tidak mempunyai sesuatu dengan mencuri atau merampas atau dengan
2. cara yang lain. Di beberapa tahun ini kecenderungan tersebut meningkat dari
hanya sebatas personal menjadi identitas kelompok yang berakibat maraknya
tawuran, kerusuhan, dan lain sebagainya. Karena mungkin adanya keinginan yang
tak terpenuhi sehingga beberapa pelajar cenderung bertindak anarkis. Mereka
biasanya melakukan tawuran hanya dikarenakan alasan, alasan yang sepele,
seperti saling mengejek, rebutan suatu barang, rebutan pacar, dan lain sebagainya.
PENUTUP
Upaya penanggulangan tawuran pelajar, yaitu dengan mengambil tindakan
preventif (meliputi orangtua, dan para murid di sekolah), dan program pencegahan
jangka pendek dan jangka panjang), serta tindakan penanggulangan tawuran
pelajar.
Orang tua :
1. Memahami tugas-tugas perkembangan remaja.
2. Mengenal ciri-ciri khusus pada remaja.
3. Mengetahui kerawanan-kerawanan dalam perkembangan psikologis dan
fisik remaja.
4. Orang tua bersikap lebih dewasa dalam menghadapi anaknya, dan tidak
otoriter.
5. Tidak terlalu melindungi anak terutama para remaja.
6. Menanamkan pendidikan agama dan pendidikan nilai.
7. Memperhatikan pendidikan anaknya, baik di rumah maupun di sekolah.
8. Membantu pemanfaatan waktu luang.
9. Membiasakan anak menerima keadaan sosial, ekonomi apapun adanya.
10. Memperhatikan buku bacaan dan film yang dibaca dan ditonton oleh anak.
11. Memperhatikan kepada siapa anak bergaul dan bermain.
12. Mengetahui per atau geng anaknya.
3. Guru atau Psikolog :
1. Memberi masukan kepada sekolah mengenai penataan kurikulum yang
menempatkan pendidikan nilai dan moral serta agama yang mendapat
porsi cukup.
2. Ikut serta mengupayakan situasi belajar yang kondusif dan menarik.
3. Tidak bersikap otoriter dan melakukan kekerasan dalam proses
pembelajaran.
4. Guru, tidak hanya mengajar, tertapi juga mendidik dan membimbing.
5. Guru pembimbing/psikolog hendaknya peka terhadap gejala yang akan
terjadi pada para siswa.
6. Mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan siswa/remaja.
7. Memerlukan peran psikolog dalam menangani penyimpangan
perkembangan psikologis para pelajar, agar penanganannya lebih tepat dan
akurat.
Pencegahan jangka pendek :
• Meningkatkan pengawasan terhadap tata tertib sekolah.
• Meningkatkan fungsi dan peranan Bimbingan dan Penyuluhan/konseling
di sekolah.
• Menjalin hubungan kerjasama antar sekolah dengan pihak orang tua dan
masyarakat.
• Menjalin hubungan dan kerjasama antar OSIS melalui berbagai kegiatan
ekstrakurikuler.
• Menjalin hubungan dan kerjasama antar aparat sekolah.
• Berhati-hati dalam menerima siswa pindahan dari tempat lain.
• Melakukan operasi mendadak terhadap kelas-kelas secara terprogram.
4. • Menghimbau pihak berwajib untuk melakukan operasi mendadak secara
terprogram di tempat-tempat tertentu yang dipandang rawan dan
merupakan sumber kerawanan sosial dan tawuran remaja/pelajar.
• Membuat peta kerawanan kelas dan peta kerawanan sekolah.
• Memonitor kegiatan siswa dalam belajar bersama.
• Memberikan sangsi yang tegas dan jelas terhadap segala pelanggaran
norma dan tatatertib sekolah dan penyimpangan perilaku yang memberi
kontribusi tawuran pelajar secara pesuasif edukatif.
Pencegahan jangka Panjang :
• Menghimbau kepada pemerintah Menteri Pendidikan Nasional supaya
menertibkan lokasi sekolah-sekolah secara terprogram dengan
memperhatikan situasi lingkungan serta jarak sekolah satu dengan yang
lainnya.
• Mengusahakan supaya setiap sekolah mempunyai seorang psikolog yang
berfungsi sebagai carier adviser di sekolah atau untuk rujukan.
• Menghimbau kepada pemerintah supaya menambah sarana untuk
menyalurkan bakat dan minat para pelajar/remaja seperti Gelanggang
remaja/Gelanggang generasi muda.
• Menghimbau kepada semua pihak yang terkait dalam sensor perfilman
supaya melakukan stugasnya sebagaimana mestinya dalam menegakkan
kebudayaan dan kepribadian nasional, sehingga tidak memberikan dampak
negatif bagi perkembangan generasi muda, khususnya para pelajar.
• Menghimbau kepada pemerintah supaya pemutaran film-film di TVRI dan
TV komersial suasta lainnya tidak didominir oleh film-film barat yang
menyuguhkan pola hidup serta pergaulan yang semakin menjauhkan diri
dari agama, kebudayaan nasional dan kepribadian nasional.
• Menghimbau kepada para pengusaha tempat hiburan untuk melaksanakan
aturan yang sudah ditetapkan (tidak mengijinkan siswa yang berseragam
sekolah).
5. • Menghimbau kepada orang tua siswa untuk lebih memperhatikan putra-
putrinya terutama yang sedang menginjak remaja dan dewasa dalam
tingkah lakunya sehari-hari dan bekerjasama dengan pihak sekolah,
apabila terdapat hal-hal yang luar biasa.
REFERENSI :
Ahmad Nawawi. 2012. Intervensi Sosial. Terhadap Tawuran Pelajar SMU.
file:///D:/Download/Documents/Intervensi_Sosial_Tawuran_Pelajar.pdf
(26 Oktober 2012)
Inung Dan Kawan-kawan. 201. Tawuran Antar Pelajar.
http://www.scribd.com/doc/47319173/Makalah-Tawuran (26 Oktober
2012)
Ulfah Maria. 2012. Tawuran Pelajar.
file:///D:/Download/Documents/ulfahmariaugmbab1.pdf (26 Oktober
2012)