DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
MENGELOLA LAB
1. Oleh Fachiyah (Dept Biologi, FMIPA UB)
catatan: tulisan ini merupakan intisari dari berbagai sumber
Pranata Laboratorium Pendidikan yang selanjutnya disingkat PLP, adalah jabatan yang
mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan
pengelolaan laboratorium pendidikan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak
dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. Pranata
Laboratorium adalah jabatan fungsional dalam dunia pendidikan yang sebelumnya dikenal
sebagai laboran.
Dasar hukum:
1. UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
2. UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang jabatan Fungsional
3. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sist Pendidikan Nasional
4. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2002 ttg Kenaikan Pangkat
6. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2003 ttg Formasi PNS
7. Permenpan dan RB No 03 tahun 2010 ttg Jabfung PLP dan AK
8. Perat Bersama Mendiknas dan Ka BKN no 02/V/PB/2010 dan No 13 tahun 2010 tentang
petunjuk pelaksanaan jabatan fungsional pranata laboratorium pendidikan dan angka
kreditnya
TUGAS POKOK JABATAN FUNGSIONAL PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN
Mengelola laboratorium melalui serangkaian kegiatan perancangan, pengoperasian peralatan,
penggunaan bahan, pemeliharaan/perawatan, perlatan dan bahan, pengevaluasian sistem kerja
laboratorium, dan pengembangan kegiatan laboratorium baik untuk pendidikan, penelitian,
dan/atau pengabdian kepada masyarakat. (Rumpun Jabatan Berdasarkan Kepres No 87 Tahun
1999 Rumpun Pendidikan Lainnya).
TIPE LABORATORIUM
• Laboratorium Tipe I untuk Sekolah dasar dan menengah
• Laboratorium Tipe II adalah Laboratorium ilmu dasar yang terdapat di perguruan
tinggi tingkat persiapan (Semester I, II), atau unit pelaksana teknis yang
menyelenggarakan pendidikan dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan
kategori I dan II, dan bahan yang dikelola adalah bahan kategori umum untuk melayani
kegiatan pendidikan mahasiswa.
2. • Laboratorium Tipe III adalah Laboratorium bidang keilmuan terdapat di jurusan
atau program studi, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan
yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan
pendidikan, dan penelitian mahasiswa dan dosen.
• Laboratorium Tipe IV adalah Laboratorium terpadu yang terdapat di pusat studi
fakultas atau universitas, atau unit pelaksana teknis yang menyelenggarakan pendidikan
dan/atau pelatihan dengan fasilitas penunjang peralatan kategori I, II, dan III, dan bahan
yang dikelola adalah bahan kategori umum dan khusus untuk melayani kegiatan
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa dan umum
JENJANG JABATAN
Jabatan Fungsional PLP terdiri atas tingkat keterampilan dan tingkat keahlian.
1. Jenjang jabatan PLP tingkat keterampilan dari yang paling rendah sampai dengan
paling tinggi, yaitu: PLP Pelaksana;PLP Pelaksana Lanjutan; danPLP Penyelia.
2. Jenjang jabatan PLP tingkat keahlian dari yang paling rendah sampai dengan paling
tinggi, yaitu:PLP Pertama;PLP Muda; dan PLP Madya.
PANGKAT DAN GOLONGAN
• PLP tingkat keterampilan yaitu:
• PLP Pelaksana:
Pengatur, golongan ruang II/c; dan
Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d.
• PLP Pelaksana Lanjutan:
Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
• PLP Penyelia:
Penata, golongan ruang III/c; dan
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
• PLP tingkat keahlian yaitu:
• PLP Pertama: Penata Muda, golongan ruang III/a; dan
Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.
• PLP Muda:
Penata, golongan ruang III/c; dan
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.
3. • PLP Madya:
Pembina, golongan ruang IV/a;
Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan
Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c
NILAI ANGKA KREDIT
• Unsur dan sub unsur kegiatan PLP yang dapat dinilai angka kreditnya, terdiri atas:
Pendidikan, meliputi:
1. pendidikan formal dan memperoleh ijazah/gelar;
2. pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang pengelolaan laboratorium serta
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) atau sertifikat; dan
3. pendidikan dan pelatihan prajabatan.
• TUGAS PLP meliputi:
1. pengajar/pelatih di bidang pengelolaan laboratorium;
2. pemberian bimbingan di bidang pengelolaan laboratorium;
3. peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang pengelolaan laboratorium;
4. keanggotaan dalam organisasi profesi;
5. keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional PLP;
6. perolehan penghargaan/tanda jasa; dan
7. perolehan gelar kesarjanaan lainnya
• Pengelolaan laboratorium, meliputi:
1. perancangan kegiatan laboratorium;
2. pengoperasian peralatan dan penggunaan bahan;
3. pemeliharaan/perawatan peralatan dan bahan;
4. pengevaluasian sistem kerja laboratorium; dan
5. pengembangan kegiatan laboratorium.
4. • Pengembangan profesi PLP, meliputi:
1. pembuatan karya tulis ilmiah di bidang pengelolaan laboratorium;
2. penerjemahan buku dan pustaka lainnya di bidang pengelolaan laboratorium;
3. penyusunan standar dan/atau pedoman pengelolaan laboratorium;
4. penemuan teknologi tepat guna di bidang pengelolaan laboratorium; dan
5. perolehan sertifikat profesi.
PENGANGKATAN DALAM JABATAN FUNGSIONAL PLP
Impassing atau penyesuaian
• Pengangkatan dlm Jafung bagi PNS yang melaksanakan tugas pokok JabFung tsb
ditetapkanà jenjang jab sesuai dg pangkat yg dimiliki
Pengangkatan pertama
• Pengangkatan untuk mengisi formasi melalui CPNS
Perpindahan dari jabatan lain
• Pengangkatan yang dilakukan melalui perpindahan dari JS atau JF lain ke dlm JF PLP
PENYESUAIAN/INPASSING DALAM JABATAN DAN ANGKA KREDIT PRANATA
LABORATORIUM PENDIDIKAN:
• Pegawai Negeri Sipil yang pada saat ditetapkan Peraturan Menteri ini telah dan masih
melaksanakan tugas di bidang pengelolaan laboratorium berdasarkan keputusan pejabat
yang berwenang, dapat disesuaikan/inpassing dalam jabatan PLP
KETENTUAN IMPASSING
• Untuk PLP tingkat keterampilan:
5. 1. Berijazah paling rendah SMA atau yang setingkat.
2. Pangkat paling rendah Pengatur, golongan ruang II/c.
3. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir.
• Untuk PLP tingkat keahlian:
1. Berijazah paling rendah S1/Diploma IV atau yang setingkat.
2. Pangkat paling rendah Penata Muda, golongan ruang III/a.
3. Setiap unsur penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan pekerjaan dalam Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) paling rendah bernilai baik dalam 1 (satu) tahun terakhir
PENILAIAN PRESTASI KERJA:
• Penilaian prestasi kerja PLP ditetapkan dengan angka kredit oleh Pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit setelah mendengar/mendapat pertimbangan dari tim
penilai
• Penetapan angka kredit dilakukan setiap tahun
PERIODE PENILAIAN/ PENETAPAN ANGKA KREDIT
• Paling kurang 2x setahun: Januari dan Juli
• Januari untuk kenaikan pangkat April
• Juli untuk kenaikan pangkat Oktober
• Penilaian dan penetapan angka kredit PLP dilakukan paling kurang 1(satu) kali
dlm setahun
SYARAT KENAIKAN PANGKAT/JABATAN
Kenaikan Pangkat
• Sekurang2nya DUA thn dalam Pangkat
• Telah mencapai angka kredit kumulatif yg ditentukan (PAK)
• DP3 bernilai baik
6. Kenaikan Jabatan
• Sekurang2nya SATU thn dalam Jabtan
• Telah mencapai angka kredit kumulatif yg ditentukan (PAK)
• DP3 bernilai baik
BATAS USIA PENSIUN
• Batas usia pensiun adalah 56 tahun
• Secara selektif dpt dilakukan evaluasi perpanjangan batas usia pensiun sd 58-60-65, bila
1. Kaderisasi
2. Kompetensi
3. Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA DARI BERBAGAI SUMBER PUSTAKA TERKAIT
PERATURAN_BERSAMA_Mendiknas_BKN
PERATURAN_BERSAMA_Mendiknas_BKN-LAMPIRAN_I
PERATURAN_BERSAMA_Mendiknas_BKN-LAMPIRAN_II_
RSAMA_Mendiknas_BKN-LAMPIRAN_III_s_1__d_XVII
PENJELASAN ATAS INSTRUMEN UJI PETIK FORMASI PLP
INSTRUMEN UJI PETIK PLP
Penataan dan penyimpanan alat-alat laboratorium sangat perlu memperhatikan karakteristik dan
spesifikasinya, baik untuk alasan keamanan alat, kemudahan pencarian dan pemeriksaan, perawatan dan
pemeliharaan, ataupun sekedar kerapihan penyimpanan. Oleh karena itu alat-alat laboratorium perlu
dikelompokkan atau diklasifikasikan berdasarkan kriteria yang sesuai dengan tujuan pengelonpokkannya.
Kriteria klasifikasi alat-alat laboratorium antara lain adalah bahan utama pembuatan, massa, bentuk dan
volume, pabrik pembuat, usia pakai, konserp fisika, fungsi atau kegunaan.
7. • Bahan pembuatan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bahan utama
pembuatannya, misalnya kayu, plastik, kaca, logam, dan sebagainya.
• Massa
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bobot dan massanya
apakah alat-alat itu ringan atau berat.
• Bentuk dan volume
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan bentuk dan ukuran
volumenya, misalnya besar, kecil, bola, kubus, balok, silinder dan sebagainya.
• Pabrik pembuat
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan produser atau pabrik
yeng membuatnya. Pengelompokkan ini tentu dengan menyebutkan nama PT pabrik pembuat dan
negaranya.
• Letak dan cara penyimpanannya
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan Letak dan cara
penyimpanan atau cara pemasangannya. Berdasarkan kriteria ini alat dikelompokkan atas alat-alat
permanen dan alat-alat tidak permanen. Alat-alat permanen adalah alat-alat yang terpasang tetap di bagian
tertentu dalam laboratorium, dan alat-alat tidak permanen adalah alat-alat yang dapat disimpan atau
dipindahkan sesuai dengan kebutuhan penggunaannya.
• Usia pakai
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan usia pakainya. Usia
pakai adalah waktu yang menyatakan berapa lama atau berapa kali alat itu dapat digunakan dan berfungsi
dengan baik dan benar sesuai dengan spesifikasinya pembuatannya.
• Konsep fisika
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan konsep atau materi
fisika yang berkaitan dengannya, misalnya alat-alat mekanika, alat-alat listrik-magnet, alat-alat optik dan
sebagainya.
8. • Fungsi/kegunaan
Berdasarkan kriteria ini alat-alat laboratorium di kelompokkan berdasarkan fungsinya ketika
digunakan apakah sebagai alat ukur yang dapat digunakan pada lebih dari satu percobaan, sebagai satu set
percobaan, sebagai alat peraga, sebagai alat perbaikan, atau yang lainnya. Pada prakteknya sering terjadi
bahwa pengelompokkan alat-alat didasarkan kepada lebih dari satu kriteria. Berikut ini adalah alat-alat
fisika dikelompokkan atas bahan habis, alat permanen, alat tidak permanen dan alat perbaikan.
1. Bahan habis
Bahan habis di laboratorium fisika dapat terdiri dari bahan material dan alat-alat yang umur
pakainya pendek atau bahkan sekali pakai habis, rusak atau tidak dapat dipakai lagi. Bahan habis yang
benar-benar berupa bahan material misalnya adalah timah patri, pita kertas ticker timer, kertas karbon,
benang, tali, paku keling, spritus, alkohol, minyak tanah, bensin, pelumas dan sebagainya, sedangkan
bahan habis yang berupa alat yang usia pakainya pendek misanya adalah berbagai komponen elektronika
seperti hambatan, kapasitor, transistor dan sebagainya, pegas dan neraca pegas, termometer, hidrometer,
batu baterai, dan sebagainya.
Bahan habis berupa bahan
material
Fungsi Gambar
Timah Patri
Untuk mematri atau merekatkan
komponen alat elektronika
Pita kertas ticker timer
tempat hasil cetakan yang berupa
titik-titik yang berasal dari kertas
karbon
Kertas karbon
tempat cetak ketikan-ketikan
pada kertas pita (ticker tape)
Tali Sebagai pengikat
Benang Sebagai pengikat
9. Paku keling
Sambungan kuat dan rapat,
pada konstruksi boiler
( boiler, tangki dan pipa-pipa
tekanan tinggi ).
Sambungan kuat, pada
konstruksi baja (bangunan,
jembatan dan crane ).
Sambungan rapat, pada tabung
dan tangki ( tabung pendek,
cerobong, pipa-pipa tekanan).
Sambungan pengikat, untuk
penutup chasis (misalnya ;
pesawat terbang, kapal).
spiritus
bahan pendingin anti beku,
pelarut, bahan bakar dan sebagai
bahan additif bagi etanol industri.
Bahan habis berupa alat Fungsi Gambar
resistor
menghambat arus listrik dan
menghasilkan nilai resistansi
tertentu
kapasitor
Alat untuk menyimpan muatan
listrik
pegas
Sebagai penyimpan energi
mekanis
Neraca pegas
Timbangan sederhana yang
menggunakan pegas yang
digunakan untuk mengukur
massa benda dalam kilogram dan
besar gaya benda dalam newton
Batu baterai Sebagi penghasil tegangan
10. hidrometer
Alat yang digunakan untuk
mengukur berat jenis
termometer Alat untuk mengukur suhu
Hal-hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan bahan habis antara lain adalah sebagai berikut
ini:
• Pemilihan alat-alat yang harus dimasukkan ke dalam kelompok bahan habis.
• Pemberian label nama dan atribut yang jelas bagi setiap bahan habis, agar tidak tertukar penyimpanan
dan pemakaiannya.
• Cantumkan catatan, peringatan dan perhatian cara menggunakan yang tepat dan aman.
• Penyimpanan yang sesuai dengan karakteristik alat misalnya :
Tempat penyimpanan yang tepat apakah dari kayu, plastik, kaca dan sebagainya.
Ditutup dengan rapat.
Tidak ditutup rapat atau bahkan terbuka
Suhu dan kelembaban tempat tempat penyimpanan yang sesuai, apakah bahan harus disimpan di tempat
yang kering, di tempat yang sejuk, jangan di tempat yang lembab, atau harus dalam lemari es atau frezer,
di tempat yang terang atau gelap dan sebagainya.
Bila bahan habis termasuk bahan yang mudah terbakar, maka harus disimpan jauh dari sumber api atau
sumber panas, atau bahkan membelinya jangan terlalu banyak, cukup sekali pakai habis saja.
• Perhatikan batas waktu pemakaian dan kadaluarsanya.
• Pengadaan yang sesuai dengan kebutuhan, jangan sampai berlebihan sehingga sisa menjadi lewat bataas
waktu pemakaian atau kadaluarsa.
11. • Termasuk ke dalam bahan habis adalah bahan-bahan (padat, cair, gas) pembersih seperti sabun dan
pembersih lantai, cairan khusus pembersih lensa, lap, tissue dan sebagainya.
2. Alat-alat permanen
Alat-alat permanen adalah alat-alat fisika yang disimpan dan sekaligus dipasang (siap digunakan)
di tempat tertentu, tidak harus atau bahkan tidak boleh dipindah-pindahkan tempatnya. Beberapa contoh
alat yang dapat dipandang sebagai alat permanen misalnya adalah :
Alat Permanen Fungsi Gambar
Barometer
mengukur tekanan udara di
laboratorium
Termometer suhu ruangan
mengukur suhu udara di
laboratorium
Higrometer
Untuk mengukur kelembaban
udara dalam ruangan
laboratorium
Bandul
benda yang terikat pada sebuah
tali dan dapat berayun secara
bebas dan periodik yang
digunakan dalam percobaan
ayunan
Pesawat Athwood
Untuk percobaan gerak jatuh
bebas
Pemasangan alat-alat permanen hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini :
• Pemilihan tempat yang stategis untuk pengamatan atau bahkan melakukan percobaan.
12. • Ketepatan posisi pemasangan di tempat yang sudah ditentukan.
• Tempat pemasangan dan alat yang dipasang ditempat itu harus terhindar dari faktor-faktor yang dapat
mengganggu atau merusak alat seperti panas matahari, kelembaban, banyak getaran dan sebagainya.
• Setiap alat permanen dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan atribut-atribut lain alat tersebut
seperti jumlah, spesifikasi, asesoris dan tempat penyimpanannya.
3. Alat-alat tidak permanen
Sebagian besar alat-alat fisika adalah alat-alat tidak permanen. Alat-alat tidak permanen adalah
alat-alat yang penyimpanan dan pemakaiannya dapat berpindah – pindah tempat sesuai dengan kebutuhan
dan tujuan penyimpanan atau penggunaanya.
• Alat-alat tidak permanen dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria pengklasifikasian yang pernah
dijelaskan sebelumnya.
• Alat-alat tidak permanen dapat berupa alat ukur yang dapat disetting dalam lebih dari satu macam
percobaan, asesoris yang dapat digunakan pada lebih dari satu alat yang lain, asesoris khusus untuk satu
alat tertentu, satu set percobaan yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi komponen-komponennya, satu set
peraga tidak dapat dipisah-pisahkan lagi komponen-komponennya.
• Alat-alat tidak permanen hendaknya disimpan berdasarkan kriteria pengklasifikasian yang sudah
ditentukan.
• Alat-alat tidak permanen yang berupa set percobaan atau set peraga jangan sampai komponen-komponen
atau asesoris-asesorisnya tercerai berai. Untuk itu maka setiap set percobaan atau set peraga dapat
disimpan disatu tempat sekaligus, misalnya disimpan dalam satu kotak atau dus.
• Setiap alat tidak permanen dapat diberi kartu alat yang menjelaskan nama dan atribut-atribut lain alat
tersebut seperti jumlah, spesifikasi, kondisi, asesoris dan tempat penyimpanannya.
Nama Alat Optik Fungsi Gambar
Kotak cahaya Sebagai sumber cahaya
13. Diafragma celah lebar dan 5
celah
Sebagai penyekat cahaya atau
pembentuk benda dalam
percobaan
Diafragma 1 dan 3 celah
Sebagai penyekat atau
pembentuk benda dalam
percobaan
Diafragma anak panah
Pembentuk bayangan berbentuk
anak panah
Cermin kombinasi
Digunkan untuk mengetahui
jalannya sinar yang dlakukan
dalam percobaan
lup
Digunakan untuk mengamati
benda kecil agar tampak lebih
besar
Kaca plan paralel
Keping kaca tiga dimensi yang
kedua sisinya dibuat sejajar
untuk mengamati pembiasan
cahaya yang dibentuk oleh benda
Cermin datar
Digunakan untuk membentuk
bayangan atau memantulkan
cahaya
Lensa
Digunakan untuk membiaskan
cahaya
Cermin cekung
Digunakan untuk membentuk
bayangan yang diperbesar
Cermin cembung
Digunakan untuk membentuk
bayangan yang dikecil
prisma
Bangun ruang tiga
dimensi yang dibatasi oleh alas
dan tutup identik berbentuk segi-
n dan sisi-sisi tegak
berbentuk segi empat
Layar putih Sebagai tempat untuk
menangkap cahaya yang
14. dihasilkan dalam percobaan
Cakram optik
Digunakan untuk menentukan
sudut dalaam percobaan
Meja optik
untuk mengamati lintasan
cahaya, kompatibel dengan rel
presisi
Nama Alat Mekanika Fungsi Gambar
Statif Untuk menjepit kan suatu benda
penggaris
Mistar biasa digunakan oleh
pelajar untuk mengukur
panjang suatu benda.
Mistar mempunyai ketelitian
1mm. Nilai ketelitian adalah
nilai terkecil yang dapat
diamati
Rol Meter
digunakan untuk mengukur
panjang kayu,bangunan, dan lain-
lain
Jangka sorong
Alat ini ada yang mempunyai
tingkat ketelitian 0, 05 mm,
dan ada yang tingkat
ketelitiannya 0,1 mm . alat
ukur ini dapat digunakan
untuk mengukur ketebalan,
diameter dalam, dan lebar dari
sebuah benda.
Mikrometer skrup
alat ini dapat digunakan untuk
mengukur ketebalan benda
mulai dari 0,01 mm sampai
dengan batas ukur terbesar
2,54 mm (1 inci)
Neraca o’hauss Neraca Ohauss ini berguna
untuk mengukur massa benda
atau logam dalam praktek
laboratorium. Kapasitas beban
yang ditimbang dengan
menggunakan neraca ini
adalah311 gram. Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu
15. 0,1 gram.
stopwatch
alat untuk mengukur selang
waktu peristiwa berlangsung
Neraca pegas
Untuk mengukur gaya atau
berat
Busur derajat
Untuk menggambar dan
mengukur besar sudut
digunakan sebuah alat yang
dinamakan busur derajat.
Busur derajat adalah alat
pengukur yang menggunakan
derajat sebagai satuan. Busur
derajat biasanya berbentuk
setengah lingkaran besarnya
180⁰.
Catu daya Sebagai sumber arus/PLN
Rel presisi
Tempat meluncurnya kereta
dinamika
Nama Alat Listrik-Magnet Fungsi Gambar
Galvanometer
Alat untuk mengukur kuat arus yang
lemah
16. Amperemeter
Alat untuk mengukur kuat arus
Voltmeter
Alat untuk mengukur basarnya
tegangan dalam suatu rangkaian listrik
Ohmmeter
Alat untuk mengukur hambatan listrik
Multimeter
alat pengukur listrik yang sering
dikenal sebagai VOAM (VolT,
Ohm, Ampere meter) yang dapat
mengukur tegangan (voltmeter),
hambatan (ohm-meter), maupun
arus (amper-meter).
Batu baterai
alat untuk mengubah energi kimia
menjadi energi listrik.
resistor
untuk menahan arus listrik dengan
memproduksi tegangan listrik di
antara kedua kutubnya, nilai tegangan
terhadap resistansi berbanding dengan
arus yang mengalir.
kapasitor
Alat untuk menyimpan muatan listrik
Generator
Alat yang digunakan untuk
memproduksi energi listrik dari
sumber energi mekanik, biasanya
dengan menggunakan induksi
elektromagnetik.
17. Kawat tembaga
kabel dengan penghantar tembaga dan
biasanya dipakai dalam instalasi
tenaga listrik dan alat-alat kontrol,
sehingga biasanya disebut kabel
instalasi.
potensiometer
sebagai resistor variable atau
Rheostat.
kompas
alat navigasi untuk menentukan arah
berupa sebuah panah penunjuk
magnetis yang bebas
menyelaraskandirinyadengan medan
magnet bumi secara akurat.
basicmeter
sebagai alat ukur arus dan tegangan
DC dengan shunt dan pengganda
terpasang pada alat.
Nama Alat Fisika Modern Gambar
Tabung sinar katode
suatu tabung ruang hampa yang berisi
suatu senapan elektron (Electron guns)
dan suatu elemen pemanas (heater),
yang berfungsi untuk mempercepat dan
membelokkan berkas elektron (Electron
beams)
Layar transulen
Kisi difraksi
19. Ammeter
Nama Alat Getaran
Gelombang dan Bunyi
Fungsi Gambar
Osiloskop
alat bantu yang biasa digunakan
untuk menganalisa frekuensi
yang terdapat didalam perangkat
elektronika
Garpu tala
untuk menala atau menyetém
instrumen lain, termasuk vokal
manusia agar mencapai nada
yang sesuai dengan yang
terkandung dalam garpu tersebut
Audio Generator
alat tes elektronik yang berfungsi
sebagai pembangkit sinyal atau
gelombang listrik. Bentuk
gelombang pada umumnya terdiri
dari tiga jenis, yaitu sinusoida,
persegi, dan segitiga.
Generator
adalah alat tes elektronik yang
berfungsi sebagai pembangkit
sinyal atau gelombang listrik
Loudspeaker sistem speaker merupakan
sebuah transduser
elektroacoustical yang
mengubah sinyal listrik ke
bentuk getaran suara. Speaker
adalah mesin pengubah
terakhir atau kebalikan dari
20. mikropon. Speaker membawa
sinyal elektrik dan
mengubahnya kembali
menjadi vibrasi-vibrasi fisik
untuk menghasilkan
gelombang-gelombang suara.
Kabel merah-hitam
Sebagai penghubung ke
rangkaian
4. Alat-alat perbaikan
Alat-alat perbaikan adalat alat-alat (“tools”) yang digunakan untuk memperbaiki atau bahkan
membuat alat-alat laboratorium.
• Alat-alat perbaikan mutlak harus ada di laboratorium.
• Alat-alat perbaikan diinventarisir dan disimpan di tempat yang mudah dicari.
• Alat-alat perbaikan harus selalu diambil dan disimpan dari dan ke tempat yang sudah ditentukan.
• Jumlah, jenis dan kualitas alat perbaikan dapat disesuaikan dengan kemampuan mengadakannya namun
hendaknya memadai dan memenuhi kebutuhan.
• Tidak usah mengadakan, membeli atau memiliki alat perbaikan yang personalia laboratorium tidak dapat
menggunakannya.
• Alat-alat perbaikan harus terpelihara dan terawat dengan baik jumlah, jenis dan kualitasnya sehingga
selalu ada dan siap dapat berfungsi dengan benar ketika digunakan untuk memperbaiki.
• Sebagian dari alat-alat perbaikan dapat merupakan bahan habis, misalnya adalah mata bor, mata gergaji,
pisau cutter, dan sebagainya.
• Alat perbaikan berupa tools kit dapat dianggap sebagai contoh minimal dari alat perbaikan yang harus
ada di laboratorium.
Berikut beberapa contoh alat-alat perbaikan, diantaranya:
Nama Alat Fungsi Gambar
21. Gunting
Untuk memotong bahan yang
tipis
Solder
alat bantu dalam merakit atau
membongkar rangkaian
elektronika pada rangkaian
yang terdapat pada papan pcb
Bor
Untuk membuat lobang baik
pada meja atau papan
rangkaian
Cutter
Untuk mengiris atau
memotong bahan yang tidak
terlalu tebal
Tang
alat yang digunakan untuk
mengencangkan baut,
menjepit dan sekaligus
mengelupas kabel
Jenis-Jenis Tang, Obeng, Bor, dan Kunci
1. Tang adalah alat yang digunakan untuk mengencangkan baut, menjepit dan sekaligus
mengelupas kabel. Ada beberapa macam tang, yaitu
Nama Tang Fungsi Gambar
Tang Jepit/Tang Cucut/Tang
Buaya
Untuk menjepi kawat atau
kabel, namun bagian rahang
bawahnya yang tajam bisa
digunakan untuk memotong
kawat
Tang Potong
Untuk memotong kawat, kabel
plastik dan fiber tipis namun
tidak mampu memotong
ukuran bidang yang tebal
Tang kombinasi Digunakan untuk memotong
kawat atau kabel
22. Tang kakaktua
untuk menjepit atau mencabut
paku
2. Obeng adalah alat yang digunakan untuk membuka atau memutar skrup.
Nama Obeng Fungsi Gambar
Obeng biasa
Untuk mengendorkan/
mengencangkan sekrup atau
baut sesuai ukurannya.
Obeng offset
mengencangkan baut dangan
kepala beralur atau sekrup
yang letaknya tidak dapat
dijangkau oleh jenis obeng
biasa.
Obeng ketok
untuk mengeraskan atau
mengendorkan baut kepala
beralur atau sekrup yang
momen pengencangannya
relatif lebih tinggi
Obeng plus/blimbing
memutar skrup atau baut yang
berbentuk plus (+) di
lubangnya
Obeng minus/ gepang
untuk memutar skrup atau baut
yang berbentuk minus (-)
dilubangnya
Obeng aksesori
untuk memutar sekrup yang
melekang dari benda-benda
aksesori, seperti kaca mata,
arloji, dan handphone
23. Obeng elektrik
Alat pemutar sekrup memakai
tenaga elektrik
3. Mesin bor adalah suatu jenis mesin perkakas pengerjaan logam yang berfungsi untuk membuat
ataupun memperbesar lobang.
Nama Gambar
Bor Bangku / Bor Tekan
(Drill Press )
Geared Head Drill Press/ Bor
tekan
Bor ini dirancang untuk tenaga
yang lebih besar dengan putaran
mata bor yang lebih rendah dari
bor bangku biasa
Bor radial
Bor radial bisa membuat lubang
hingga diameter 4″,sehingga ini
adalah mesin yang bisa
mengerjakan tugas sangat berat.
Bor dada/bor pistol
Untuk membuat lobang dengan
car memutar tuas
4. Kunci adalah alat yang digunakan untuk memasang atau melepas mur/baut atau sekrup.
Nama Kunci Fungsi Gambar
24. Kunci pas Untuk mengencangkan atau
melepas mur yang tidak terlalu
kuat pengencangannya
Kunci ring Untuk memasang atau melpas
mur diruang yang terbatas
dimana kunci pas tidak dapat
digunakan
Kunci inggris Untuk melepas atau mengganti
mur/ baut dimana ukuran
kunci pas/ring yang sesuai
tidak ada
Kunci kombinasi Berguna saat menyetel
pengikat (fastener) dengan
ukuran yang sama dan posisi
yang berbeda
Kunci soket/sok Untuk melepas/ memasang
baut atau mur
Alat dan bahan untuk mendukung percobaan fisika di SMP / SMA berbagai sumber dan
gambar
1. Kit mekanika
2. Kit optik
27. PENGELOLAAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM FISIKA
I. PENDAHULUAN
Penyimpanan/pengelolaan alat dan bahan laboratorium merupakan bagian dari
manajemen laboratorium. Manajemen Laboratorium (Laboratory Management)
adalah usaha untuk mengelola laboratorium berdasar konsep manajemen baku.
Bagaimana suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat ditentukan oleh
beberapa faktor yang sangat berkaitan satu dengan lainnya. Beberapa peralatan
laboratorium yang canggih dengan staf profesional yang terampil, belum tentu dapat
beroperasi dengan baik , jika tidak didukung oleh adanya manajemen laboratorium
yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tak
dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
II. MANAJEMEN / PENGELOLAAN LABORATORIUM
Untuk mengelola laboratorium dengan baik kita harus mengenal perangkat-
perangkat manajemen apa yang harus dikelola. Perangkat-perangkat laboratorium
yang dimaksud tersebut antara lain adalah :
1. Tata ruang
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
3. Infrastruktur
28. 4. Administrasi laboratorium
5. Organisasi laboratorium
6. Fasilitas pendanaan
7. Inventarisasi dan keamanan
8. Pengamanan laboratorium
9. Disiplin yang tinggi
10. Ketrampilan SDM
11. Peraturan Dasar
12. Penanganan masalah umum
13. Jenis-jenis pekerjaan
Semua perangkat-perangkat ini jika dikelola secara optimal, akan mendukung
terwujudnya penerapan manajemen laboratorium yang baik. Dengan demikian
manajemen laboratorium dapat dipahami sebagai suatu tindakan pengelolaan
yang kompleks dan terarah, sejak dari perencanaan tata ruang sampai dengan
perencanaan semua perangkat penunjang lainnya, dengan sebagai pusat aktivitas
adalah tata ruang.
III. RINCIAN KEGIATAN MASING-MASING PERANGKAT
1. Tata Ruang ( Lab lay out )
Untuk tata ruang, sebaiknya ditata sedemikian rupa sehingga laboratorium
dapat berfungsi dengan baik. Tata ruang yang sempurna, sejak dimulai perencanaan
gedung pada waktu dibangun. Tata ruang yang baik (kondisi ideal) sebuah laboratorium
harus mempunyai :
a. Pintu masuk (in)
b. Pintu keluar (out)
c. Pintu darurat (emergency-exit)
29. d. Ruang persiapan (preparation room)
e. Ruang peralatan (equipment-room)
f. Ruang penangas (fume-hood)
g. Ruang penyimpanan / gudang (storage-room)
h. Ruang staf (Staff-room)
i. Ruang teknisi/laboran
j. Ruang bekerja (activity-room)
k. Ruang istirahat / ibadah
l. Ruang prasarana kebersihan
m. Ruang peralatan keselamatan kerja
n. Lemari praktikan (locker)
o. Lemari gelas (glass-room)
p. Lemari alat-alat optik (opticals-room)
q. Pintu jendela berkassa, agar serangga dan burung tidak dapat masuk
r. Fan / kipas angin
s. Ruang AC untuk alat-alat tertentu yang memerlukan persyaratan tertentu.
2. Alat yang baik dan terkalibrasi
Pengenalan terhadap peralatan laboratorium merupakan kewajiban bagi setiap
petugas laboratorium untuk mengetahuinya, terutama mereka yang akan
mengoperasikan peralatan tersebut. Setiap alat yang akan dioperasikan itu harus
benar-benar dalam kondisi :
a. Siap pakai (ready for use)
b. Bersih
c. Terkalibrasi
d. Tidak rusak
30. e. Beroperasi dengan baik
Peralatan yang ada juga harus disertai dengan buku petunjuk pengoperasian
(manual-operation). Hal ini untuk mengantisipasi bila terjadi kerusakan, buku manual
tersebut dapat dimanfaatkan oleh teknisi/laboran untuk seperlunya. Teknisi
laboratorium yang ada harus senantiasa berada di tempat, karena setiap kali peralatan
dioperasikan kemungkinan alat tidak dapat beroperasi dengan baik dapat saja terjadi.
Beberapa peralatan laboratorium yang dimiliki kiranya dapat disusun secara
teratur pada suatu tempat tertentu, berupa rak atau pada meja yang disediakan.
Peralatan berfungsi untuk melakukan suatu kegiatan pekerjaan, percobaan atau
demonstrasi tertentu yang menghendaki adanya bantuan peralatan. Untuk itu peralatan
laboratorium harus berada dalam kondisi yang baik. Alat-alat ini disusun secara teratur,
sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Peralatan laboratorium sebaiknya dikelompokkan berdasarkan penggunaannya.
Setelah selesai digunakan harus segera dibersihkan kembali dan disusun seperti
semula. Semua alat-alat ini sebaiknya diberi penutup (cover), misal plastik transparan,
terutama terutama alat-alat yang memang memerlukannya. Alat-alat yang tidak
berpenutup akan cepat berdebu, kotor dan akhirnya dapat merusak alat yang
bersangkutan.
a. Untuk alat-alat gelas (Glassware)
Alat-alat gelas harus dalam keadaan bersih, apalagi peralatan gelas yang sering
dipakai. Untuk alat-alat gelas yang memerlukan sterilisasi, sebaiknya disterilisasi
sebelum dipakai. Semua alat-alat gelas ini seharusnya ditempatkan pada lemari
khusus.
b. Untuk bahan-bahan kimia
Untuk bahan-bahan kimia yang bersifat asam dan alkalis, sebaiknya ditempatkan pada
kamar/ruang fume (untuk mengeluarkan gas-gas yang mungkin timbul). Demikian juga
untuk bahan-bahan yang mudah menguap. Ruangan fume perlu dilengkapi fan, agar
udara/uap yang ada dapat terpompa keluar. Bahan kimia yang ditempatkan dalam botol
31. berwarna coklat atau gelap tidak boleh langsung terkena sinar matahari, sebaiknya
ditempatkan pada lemari khusus.
c. Alat-alat mikroskop
Alat-alat mikroskop dan alat-alat optik lainnya seharusnya disimpan pada tempat yang
kering dan tidak lembab. Kelembaban yang tinggi akan menyebabkan lensa-lensa
berjamur, jika jamur ini banyak, maka mikroskop akan rusak dan tidak dapat dipakai
sama sekali. Sebagai tindakan pencegahan, mikroskop selalu ditempatkan dalam
kotaknya, yang biasanya dilengkapi dengan silica-gel dan sebelum disimpan dicek
kembali kebersihannya. Mikroskop ini seharusnya ditempatkan di dalam lemari-lemari
khusus yang dikendalikan kelembabannya. Untuk lemari biasanya diberi lampu pijar 10-
15 watt, agar ruang ini tetap selalu panas / kering dan akan mengurangi kelembaban
udara (dehumidifier-air). Alat optik lainnya seperti lensa pembesar (loupe), alat kamera
optik, kamera digital, microphoto-camera, juga ditempatkan pada lemari khusus yang
tidak lembab .
3. Infrastruktur Laboratorium
Infrastruktur ini meliputi :
a. Laboratory assesment
Mencakup tentang lokasi laboratorium, konstruksi laboratorium dan fasilitas lain,
termasuk pintu utama, pintu emergency, jenis meja/pelataran, jenis atap, jenis dinding,
jenis lantai, jenis pintu, jenis lampu yang dipakai, kamar penangas, jenis pembuangan
limbah, jenis ventilasi, jenis AC, jenis tempat penyimpanan, jenis-jenis lemari bahan
kimia, alat optik, timbangan, instrumen yang lain, kondisi laboratorium, dan sebagainya.
b. Fasilitas Umum (General services)
Mencakup tentang kebutuhan listrik, stabilitas tegangan, sumber listrik, distribusi arus,
jenis panel listrik, jenis sokets, sumber air dan pendistribusiannya cukup atau tidak,
jenis kran, jenis bak pembuangan air, apakah tekanan air cukup atau tidak, instalasi air,
instalasi listrik, keadaan toilet/kamar kecil, jenis kamar/ruang persiapan dan kamar
khusus lainnya misal perbaikan/bengkel, penyediaan tenaga teknisi, penyediaan dana,
dan sebagainya.
32. 4. Administrasi Laboratorium
Administrasi laboratorium meliputi segala kegiatan administrasi yang ada di
laboratorium, yang antara lain terdiri atas :
a. Inventarisasi peralatan laboratorium yang ada
b. Daftar kebutuhan alat baru, atau alat tambahan, alat-alat yang rusak, dan atau alat-alat
yang dipinjam/dikembalikan.
c. Keluar masuk surat menyurat
d. Daftar pemakaian laboratorium, sesuai dengan jadwal kegiatan praktikum / percobaan
yang ada.
e. Daftar inventarisasi bahan-bahan kimia (chemikalia) dan non kimia (non chemikalia),
bahan-bahan gelas dan sebagainya.
f. Daftar penerimaan barang serta daftar pembelian barang.
g. Daftar inventaris alat –alat mebelair (kursi, meja, bangku, lemari, dsb).
h. Sistem evaluasi dan pelaporan.
Kegiatan administrasi adalah merupakan kegiatan rutin yang berkesinambungan,
karenanya perlu dipersiapkan dan dilaksanakan dengan baik dan teratur.
5. Inventarisasi dan Keamanan Laboratorium
Kegiatan inventarisasi dan keamanan laboratorium meliputi :
a. semua kegiatan inventarisasi (Inventory=Inventarisasi), seperti yang telah disebutkan di
atas pada semua peralatan, bahan dan barang-barang yang ada di laboratorium,
secara detail. Inventarisasi ini juga harus memuat sumbernya (dari mana asal barang
tersebut). Misalnya : hibah, droping dari proyek, dari dana masyarakat lewat komite
sekolah, dll.
b. Keamanan yang dimaksud di sini adalah apakah peralatan tersebut tetap ada di
laboratorium, atau ada yang meminjamnya. Apakah ada yang hilang, dicuri, pindah
tempat atau rusak / sedang diperbaiki tetapi tidak dilaporkan keadaan sebenarnya.
33. Perlu diingat bahwa barang-barang dan semua peralatan laboratorium yang ada adalah
milik negara, jadi tidak boleh ada yang hilang.
Tujuan yang akan dicapai dari inventarisasi dan keamanan ini adalah :
(1) mencegah kehilangan dan penyalahgunaan
(2) mengurangi biaya-biaya operasional
(3) meningkatkan proses pekerjaan dan hasilnya
(4) meningkatkan kualitas kerja
(5) mengurangi resiko kehilangan
(6) mencegah pemakaian berlebihan
(7) meningkatkan kerjasama
6. Penggunaan Laboratorium
Prinsip Umum
a. Tanggung jawab
Pimpinan pengelola laboratorium, anggota laboratorium (guru-guru pengguna lab),
teknisi dan laboran bertanggung jawab penuh terhadap segala kecelakaan yang
mungkin timbul. Karenanya pimpinan pengelola laboratorium di Sekolah Menengah
dipegang oleh guru yang berpengalaman dan memiliki keahlian yang sesuai. Demikian
juga dengan teknisi dan laboran.
b. Kerapian
Semua koridor, jalan keluar dan alat pemadam api harus bebas dari hambatan seperti
botol-botol dan kotak-kotak. Lantai harus bersih dan bebas minyak, air dan material lain
yang mungkin menyebabkan lantai licin. Semua alat-alat dan reagent harus segera
dikembalikan ke tempat semula setelah digunakan.
c. Kebersihan masing-masing pekerja di laboratorium.
d. Perhatian terhadap tugas masing-masing harus berada pada pekerjaan mereka
masing-masing, jangan mengganggu pekerjaan orang lain. Percobaan yang
memerlukan perhatian penuh tidak boleh ditinggalkan.
34. e. Pertolongan pertama ( First-Aid)
Semua kecelakaan bagaimanapun ringannya harus segera ditangani ditempat
pertolongan pertama. Bila mata terpercik, harus segera digenangi air dalam jumlah
banyak. Jika tidak bisa segera dibawa ke dokter. Jadi setiap labotratorium harus
memiliki kotak PPPK, dan harus selalu dikontrol isinya.
f. Pakaian
Saat bekerja di laboratorium dilarang memakai baju longgar, kancing terbuka,
berlengan panjang, kalung teruntai, anting besar, dan lain-lain yang mungkin dapat
ditangkap oleh mesin, ketika sedang bekerja dengan mesin-mesin yang
bergerak/berputar. Yang paling penting rambut harus dilindung dari mesin-mesin yang
bergerak.
g. Berlari di laboratorium
Tidak dibenarkan berlari-lari di laboratorium atau di koridor, berjalanlah di tengah
koridor untuk menghindari bertabrakan dengan orang dari pintu yang hendak masuk.
h. Pintu-pintu
Pintu-pintu harus dilengkapi dengan jendela pengintip untuk mencegah terjadinya
kecelakaan (misalnya : kebakaran).
i. Alat-alat
Alat-alat seharusnya ditempatkan di tengah meja, agar alat-alat tersebut tidak jatuh ke
lantai. Selain itu, peralatan sebaiknya juga ditempatkan dengan sumber listrik, jika
memang peralatan tersebut memerlukan listrik untuk sumber energinya. Demikian juga
untuk alat-alat yang menggunakan air diletakkan di dekat kran air. Alat-alat yang
memerlukan pencahayaan matahari ditempatkan didekat jendela. Alat-alat yang
memerlukan kamar gelap diletakkan di kamar gelap, dll.
Penanganan alat-alat
a. Alat-alat kaca / gelas
Bekerja dengan alat-alat kaca perlu hati-hati sekali. Beakerglass, erlenmeyer, dll
sebelum dipanaskan harus benar-benar diteliti apakah gelas tersebut retak , sumbing,
35. dan sebagainya. Bila terdapat gejala itu sebaiknya barang-barang seperti itu tidak
dipakai lagi.
b. Mematahkan pipa kaca/batangan kaca bila hal tersebut hendak dilakukan maka pekerja
harus memakai sarung tangan. Bekas patahan pipa kaca dihaluskan lalu diberi pelumas
/ gemuk, baru kemudian dimasukkan ke sumbat gabus, kaca atau pipet.
c. Mencabut pipa kaca dari gabus dan sumbat harus dilakukan dengan hati-hati. Bila sukar
mencabutnya, potong dan belah gabus itu. Untuk memperlonggar lebih baik
menggunakan pelubang gabus yang ukurannya telah cocok, kemudian licinkan dengan
meminyakinya dan kemudian putar perlahan-lahan melalui sumbat. Cara ini juga
digunakan untuk memasukkan pipa kaca ke sumbat.
d. Alat-alat kaca yang bergerigi atau sumbing, sebaiknya jangan digunakan. Sebelum
dibuang sebaiknya dicuci dulu siapa tahu suatu ketika dapat digunakan untuk keperluan
lain atau masih bisa diperbaiki.
e. Semua bejana seperti botol, flask, test tube dan lain-lain seharusnya diberi label yang
jelas. Jika tidak jelas, lakukan pengetesan isi bejana yang belum diketahui secara pasti
dengan hati-hati secara terpisah, kemudian dibuang melalui cara yang sesuai dengan
jenis zat kimia tersebut. Biasakanlah menulis tanggal, nama orang yang membuat,
konsentrasi, nama dan bahayanya dari zat-zat kimia yang ada di dalam bejana.
f. Tabung-tabung gas harus ditangani dengan hati-hati walau penuh ataupun tidak penuh.
Penyimpanan sebaiknya di tempat sejuk dan hindari tempat yang panas. Kran gas
harus selalu tertutup jika tidak dipakai, demikian juga dengan kran pengatur. Alat-alat
yang berhubungan dengan tabung gas harus memakai ”safety use” (sejenis alat
pengaman jika terjadi tekanan yang kuat). Dewasa ini sudah banyak beredar bergbagai
jenis pengaman seperti selang anti bocor dll.
g. Penggunaan pipet dengan jalan mengisap dengan mulut sebaiknya dihindari. Gunakan
pipet yang dilengkapi dengan pompa pengisap (pipet pump).
h. Di dalam laboratorium harus tersedia alat pemadam kebakaran yang sesuai dengan
jenis kebakaran yang mungkin timbul di laboratorium tersebut.
36. Di bawah ini diberikan bahan-bahan yang dapat menimbulkan kebakaran beserta
klasifikasinya.
Kelas kebakaran
(fire class)
Bahan yang mudah terbakar
(Burning material)
Kelas “A” Kertas, kayu, textil, plastik, bahan-bahan pabrik, atau
campuran lainnya.
Kelas “B” Larutan yang mudah terbakar
Kelas “C” Gas yang mudah terbakar
Kelas “E” Alat-alat listrik
Bahan-bahan yang lain, jika terbakar sulit untuk diklasifikasikan , karena berubah dari
padat,menjadi cair atau dari cair menjadi gas pada temperatur yang tinggi. Perlu diingat
bahwa: Nyawa Anda lebih berharga daripada peralatan/bangunan yang ada”. Oleh
karenanya peralatan pemadam kebakaran harus tersedia di laboratorium.
Jenis Alat Pemadam Kebakaran
Type Kelas Kebakaran Warna Tabung
Air A,B,C Merah
Busa (foam) A,B Krem
Tepung (powder) A,B,C,E Biru
Halon (Halogen) A,B,C,E Hijau
Karbodioksida (CO2) A,B,C,E Hitam
Pasir A,B -
7. Organisasi Laboratorium
Organisasi laboratorium meliputi struktur organisasi, deskripsi pekerjaan, serta
susunan personalia yang mengelola laboratorium tersebut. Penanggung jawab tertinggi
di laboratorium tersebut adalah Ketua Laboratorium. Ketua Laboratorium bertanggung
jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan dan juga bertanggung jawab terhadap
37. seluruh peralatan yang ada. Para anggota laboratorium yang berada di bawah ketua
laboratorium juga harus sepenuhnya bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan
yang dibebankan padanya. Demikian pula teknisi dsan laboran.
8. Fasilitas Pendanaan
Ketersediaan dana sangat diperlukan dalam operasional laboratorium. Tanpa
adanya dana yang cukup, kegiatan laboratorium akan berjalan tersendat-sendat,
bahkan mungkin tidak dapat beroperasi dengan baik. Dana dapat diperoleh dari :
a. Dana dari pemerintah
b. Dana dari masyarakat (lewat Komite Sekolah)
c. Bantuan proyek (droping dari pemerintah)
d. Sumber lain
Jika selama ini misalkan tidak ada dana yang berasal dari pemerintah (untuk
sekolah negeri), maka pihak sekolah harus berani mendesak kepada Depdiknas agar
disediakan anggaran misal lewat APBD / APBN untuk keperluan pengembangan
laboratorium dan biaya operasional . Unsur pimpinan sekolah hendaknya sedikit
banyak juga mengetahui tentang seluk beluk laboratorium agar dapat mengetahui
apakah alat / bahan / barang yang diusulkan oleh pengelola laboratorium untuk
diadakan apakah memang benar-benar diperlukan dan nantinya akan dipergunakan
atau tidak. Jika alat / bahan / barang yang akan dibeli diadakan lewat proyek, sebaiknya
pengelola lab dalam membuat usulan harus tahu persis spesifikasi dan harga barang
yang akan dibeli, agar dana yang tersedia dapat digunakan seoptimal mungkin.
9. Disiplin yang tinggi
Disiplin yang tinggi dari teknisi, laboran dan semua pengelola laboratorium akan
mendukung terwujudnya efisensi kerja yang tinggi. Kedisiplinan sangat dipengaruhi
oleh pola kebiasaan dan perilaku dari manusianya sendiri. Oleh sebab itu mereka
seharusnya dapat menyadari akan tugas, wewenang dan fungsinya. Sesama laboran,
teknisi, dan guru pengelola lab harus ada kerja sama yang baik, sehingga setiap
keslitan dapat dipecahkan bersama. Yang juga tidak kalh pentingnya adalah kerjasama
38. pengelola lab dengan unsur pimpinan sekolah yang menangani sarana dan prasarana
sekolah.
10. Ketrampilan
Ketrampilan para tenaga laboran / teknisi harus selalu ditingkatkan kualitasnya.
Peningkatan ketrampilan mungkin dapat diperoleh melalui pendidikan tambahan seperti
pendidikan ketrampilan khusus, penataran, workshop, magang dll. Peningkatan ini
diharapkan dapat meningkatkan peran aktif mereka di laboratorium masing-masing.
Peningkatan ketrampilan dapat juga dilakukan melalui bimbingan dari guru pengelola
lab yang kompeten.
10. Peraturan Dasar
Beberapa peraturan dasar untuk menjamin kelancaran jalannya kegiatan di
laboratorium antara lain :
a. Dilarang makan/minum di dalam laboratorium
b. Dilarang merokok, karena mengandung potensi bahaya seperti :
(1) Kontaminasi melalui tangan
(2) Ada api/uap/gas yang bocor/mudah terbakar
(3) Uap / gas beracun akan tersiap melalui pernafasan
c. Dilarang meludah, akan menyebabkan terjadinya kontaminasi
d. Dilarang berlari, terutama bila ada bahaya kebakaran, gempa dan sebagainya. Jadi
harus tetap berjalan saja.
e. Dilarang bermain dengan peralatan laboratorium yang belum diketahui cara
penggunaannya. Sebaiknya tanyakan pada orang yang tahu atau pada teknisi.
f. Diharuskan selalu menulis label yang lengkap, terutama pada bahan-bahan kimia.
g. Dilarang mengisap / menyedot dengan mulut segala bentuk pipet. Semua alat harus
menggunakan bola karet pengisap (pipet-pump).
h. Diharuskan memakai baju laboratorium, dan juga sarung tangan terutama saat
menuang bahan-bahan kimia yang berbahaya seperti asam sulfat.
39. i. Untuk peralatan laboratorium yang spesifik yang sudah ada manual dari pabriknya,
dilarang membuat sendiri peraturan penggunaan alat tersebut apalagi bila bertentangan
dengan manual yang telah ada.
10. Penanganan Masalah Umum
a. Mencampur zat-zat kimia
Jangan mencampur zat kimia tanpa mengetahui sifat reaksinya. Jika belum tahu segera
tanyakan pada orang yang mengetahuinya.
b. Zat-zat baru atau kurang diketahui.
Demi keamanan laboratorium, berkonsultasilah sebelum menggunakan zat-zat kimia
baru atau yang kurang diketahui.
c. Membuang mnaterial berbahaya yang harus diketahui resiko yang mungkin terjadi.
Pastikan cara membuangnya tidak menimbulkan bahaya. Demikian juga terhadap air
buangan dari laboratorium
d. Tumpahan
Tumpahan asam segera diencerkan lenih dulu dengan air dan netralkan dengan soda
abu atau CaCO3, dan untuk basa dengan air dinetralisir dengan asam encer. Sebelum
pengepelan pastikan kain yang digunakan sudah bebas dari asam atau alkali.
Tumpahan berupa minyak harus ditaburi pasir, baru disapu dan dibuang ditempat
sampah.
11. Jenis Pekerjaan
Berbagai jenis pekerjaan yang ada di laboratorium harus dibicarakan bersama
antara pimpinan laboratorium, anggota dan teknisi serta laboran. Pemahaman atas
jenis pekerjaan di laboratorium bertujuan untuk :
a. Meningkatkan efisiensi penggunaan bahan-bahan kimia, air, listrik, gas dan alat-alat
lab.
b. Meningkatkan efisiensi biaya
c. Meningkatkan efisiensi tenaga dan waktu
40. d. Mempercepat pelaksanaan pekerjaan
e. Meningkatkan kualitas guru anggota pengelola lab
f. Meningkatkan kualitas teknisi dan laboran
g. Guru, teknisi dan laboran harus bekerja sama dalam satu team work.
IV. ALAT-ALAT LABORATORIUM FISIKA – FUNGSI DAN PENYIMPANAN
( Lihat lampiran )
V. KESIMPULAN
Agar semua kegiatan yang dilakukan di laboratorium dapat berjalan dengan
lancar dibutuhkan sistem pengelolaan laboratorium yang baik, sesuai dengan situasi
kondisi setempat. Untuk mencapai hal tersebut beberapa hal perlu diperhatikan :
1. Jenis pekerjaan yang dilakukan
2. Ketrampilan SDM
3. Alat /peralatan yang beroperasi dengan baik
4. Keselamatan kerja
5. Disiplin tinggi
6. Organisasi laboratorium yang baik
7. Dana yang tersedia
Peran pimpinan laboratorium (ketua lab), unsur pimpinan sekolah sangatlah besar
dalam menerapkan proses manajemen pengelolaan laboratorium.
Bahan Latihan dan Diskusi
1. Bagaimanakah struktur organisasi laboratorium di sekolah Anda ? Apakah sudah ada
dan berjalan dengan baik ?
2. Bagaimana job deskripsi yang berlaku untuk masing-masing fungsi ?
3. Berapa jumlah personalia yang termasuk di dalam organsasi laboratorium di tempat
Anda , mulai dari pimpinan laboratorium, anggota, teknisi dan laboran atau asisten
(kalau ada) ?
41. 4. Bagaimana penerapan sistem monitoring dan evaluasi di laboratorium di sekolah
Anda ?
5. Apa saja yang menjadi kendala penerapan manajemen laboratorium di tempat Anda ?
6. Apakah ada kemungkinan merekrut siswa di kelas yang lebih tinggi untuk menjadi
asisten praktikum bagi adik kelasnya ?
Daftar Pustaka
Djas, Fachri. 1998 Penataran Pengelolaan laboratorium (Manajemen Laboratorium).
Medan Fakultas Kedokteran USU
Tim Supervisi Ditjen Dikti. 2002. Bahan Ajar Pelatihan Manajemen Laboratorium. Jakarta :
Proyek Manajemen Pendidikan Tinggi ditjen Dikti