SlideShare a Scribd company logo
Pemenuhan Kebutuhan Keamanan Fisik
PENGERTIAN
Keamanan fisik (biologic safety)  keadaan fisik
yang terbebas dari keadaan cedera (injury) baik
secara thermis, elektris maupun bakteriologis
 Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan
untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam
kesehatan fisik
 Pada bahasan ini akan difokuskan pada pencegahan
transfer mikroorganisme & memberikan lingkungan
yang aman bagi klien
Pertahanan Tubuh dan
Mekanisme Pertahanan Tubuh
1. Non Spesifik : melawan mikroorganisme tanpa
menghiraukan tipe anti gen yang masuk
2. Spesifik : pertahanan tubuh yang diarahkan
untuk melawan agen yang dapat diidentifikasi,
misal : bakteri, virus, jamur, dll
Pertahanan Non Spesifik
1. Kulit (derajat kekeringan sebum, bakteri
normal)
2. Mulut (epitel, mukosa, saliva yang
mengandung lysozim dan Ig A)
3. Mata (air mata)
4. Gastro intestinal tractus (asam lambung, flora
normal)
5. Vagina (lactobacillus Ph : 3,5 – 4,5)
Reaksi Inflamasi :
1. Termasuk pertahanan non spesifik
2. Merupakan respon pertahanan lokal dan non
spesifik dari jaringan terhadap injury atau
infeksi
3. Merupakan mekanisme adaptasi dengan cara
menghancurkan agent injury, mencegah
penyebaran lanjut & membantu memperbaiki
jaringan yang rusak
4. Tanda inflamasi/infeksi : nyeri (dolor),
bengkak (tumor), kemerahan (rubor), panas
(calor) & gangguan fungsi (fungtio laesia)
Infeksi Nosokomial
 Adalah infeksi yang didapat selama di tempat
pelayanan kesehatan atau muncul setelah
keluar dari tempat pelayanan kesehatan
Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial
1. Penerapan tehnik antiseptik, desinfeksi dan
sterilisasi yang ketat dan benar
2. Tindakan isolasi secara benar bagi pasien yang
menular di RS
Syarat Infeksi Nosokomial:
1. Saat MRS tidak terdapat tanda klinik dari
infeksinya
2. Saat MRS tidak sedang dalam masa inkubasi
3. Tanda infeksi timbul minimal 3 x 24 jam
setelah MRS
4. Bukan merupakan residu dari infeksi
sebelumnya
5. Saat MRS sekarang terdapat tanda infeksi
yang terbukti didapat saat MRS yang lalu
Macam Infeksi Nosokomial :
1. Infeksi saluran perkemihan
2. Infeksi luka operasi
3. Pneumonia
4. Infeksi aliran darah primer
5. Infeksi tulang dan sendi
6. Infeksi intra cranial
7. Infeksi cardiovaskular
8. Infeksi mata, telinga, hidung dan mulut
9. Infeksi saluran pencernaan
10. Infeksi saluran nafas
11. Infeksi sistem reproduksi
12. Infeksi kulit dan jaringan
Memberikan Lingkungan yang Aman bagi
Pasien
 Ancaman / bahaya kecelakaan bagi klien di
lingkungan pelayanan keperawatan /
kebidanan : jatuh, kebakaran, keracunan,
trauma alat-alat kesehatan
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi :
usia, gaya hidup, persepsi sensori, kesadaran,
kondisi kesehatan, mobilitas, keadaan
emosional, kemampuan untuk komunikasi,
riwayat trauma masa lalu, pengetahuan
Faktor berpengaruh Terhadap Infeksi
1. Usia
2. Hereditas
3. Tingkat Stress
4. Status Imunisasi
5. Status Nutrisi
6. Pengobatan
7. Kondisi Sakit
Tahap-tahap Infeksi
1. Masa inkubasi : masa antara masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh sampai
timbulnya gejala
2. Masa Prodromal : masa antara timbulnya
gejala non spesifik : capek, kelelahan,
meningkatnya suhu tubuh .
3. Masa sakit : gejala spesifik berkembang
semakin nyata
4. Masa convalescent : masa dimulai sejak gejala
berkurang sampai orang tersebut kembali ke
keadaan normal (sehat)
Pertahanan Spesifik
Terdiri dari sistem imun yang berespon terhadap
protein asing (antigen) dalam tubuh, selanjutnya
sering disebut sebagai sistem kekebalan tubuh
Ada 2 Sistem Kekebalan Tubuh :
1. Aktif : dimana tubuh membentuk sendiri antibodi
untuk merespon antigen baik secara alamiah
(misalnya infeksi) maupun buatan (vaccin)
2. Pasif : dimana tubuh menerima antibodi secara
alami (dari ibu) atau buatan (injeksi serum
kekebalan) yang diproduksi sumber-sumber lain
Pencegahan Transfer Mikroorganisme
 Mikroorganisme ada dimana-mana (menguntungkan
dan merugikan)
 Ada 5 kelompok mikroorganisme yang dapat
menimbulkan penyakit : bakteri, virus, jamur,
protozoa, ricketsia
 Infeksi terjadi bila suatu mikroorganisme menginvasi
(masuk) ke jaringan dan berkembang biak
 Untuk mencegah transfer mikroorganisme : antiseptik
(menghambat pertumbuhan), desinfektan (merusak
spora), sterilisasi (membunuh agen beserta sporanya)
Pencegahan Infeksi
Latar Belakang/Dasar Pemikiran
Masyarakat Petugas Kesehatan
Pelayanan Medis
Beresiko Infeksi KECUALI WASPADA
Bakteri (vegetatif, mikrobakteri, endospora), virus, fungi, parasit
Kolonisasi : organisme patogen Infeksi : organisme yg b’koloni
pada tubuh, gx (-), uji (+) menimbulkan penyakit
Kontaminasi Silang :
Pemindahan organisme patogen KEWASPADAAN UNIVERSAL/
dr orang yg terkolonisasi ke orang lain PENCEGAHAN INFEKSI
PEMBATAS/PENGHALANG :
FISIK, MEKANIKAL, KIMIAWI
Kewaspadaan Universal
 Merupakan perlindungan secara umum yang
harus diperhatikan petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan pada klien
 Prinsip  asumsi bahwa darah, jaringan serta
cairan tubuh lainnya merupakan bahan yang
berpotensi menularkan (HBV, HVC, HIV)
sehingga perlu upaya agar tidak terpapar
Standar UP :
1. Cuci tangan
2. Penggunaan pelindung tubuh
3. Pengamanan dan pembuangan alat tajam secara aman
4. Dekontaminasi
5. Pembuangan sampah
PENCEGAHAN INFEKSI
Mengalami Pergeseran
Untuk pencegahan infeksi pasca bedah sekarang,
tujuan :
– Mengurangi kemungkinan infeksi
– Perlindungan pada klien dan petugas
Istilah yang Berkaitan
1. Asepsis/tehnik Aseptik : (-) mikroorganisme pada
tubuh dan alat
2. Antisepsis : (-) mikroorganisme pada tubuh dengan
antiseptik
3. Dekontaminasi : penanganan alat supaya aman
diproses selanjutnya
4. Pencucian : menghilangkan kotoran pada peralatan
5. Desinfeksi : menghilangkan sebagian besar mikro
organisme pada alat
6. DTT : menghilangkan semua mikroorganisme kecuali
endospora pada alat
7. Sterilisasi : menghilangkan semua mikroorganisme dan
endospora pada alat
Pedoman  Penghalang secara Fisik,
Mekanik, Kimia
1. Cuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Memakai perlengkapan pelindung
4. Menggunakan asepsis / tehnik aseptik
5. Memproses alat bekas pakai
6. Menangani peralatan tajam dg aman
7. Menjaga kebersihan & kerapian
lingkungan serta pembuangan sampah
scr benar
Prinsip Pencegahan Infeksi
1. Setiap orang hrs dianggap dpt menularkan
penyakit krn infeksi yg terjadi bersifat asimtomatik
2. Setiap orang hrs dianggap beresiko terkena infeksi
3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan,
benda2 lain yg akan & telah bersentuhan dg kulit
utuh / mukosa / darah hrs dianggap terkontaminasi
 hrs dilakukan proses pencegahan infeksi scr
benar
4. Jika tdk diketahui apakah permukaan, peralatan /
benda lainnya telah diproses dg benar, hrs
dianggap telah terkontaminasi
5. Resiko infeksi tdk bisa dihilangkan scr total, tp
dikurangi hingga sekecil mungkin dg menerapkan
tindakan2 pencegah infeksi dg benar & konsisten
1. Cuci tangan
Cuci tangan rutin
a.Tujuan : menghilangkan kotoran secara
mekanis & (-) jumlah mikroorganisme
sementara
b.Dilakukan :
– Sebelum pemeriksaan, pakai sarung tangan
– Sesudah pemeriksaan, kontak dengan cairan,
lepas sarung tangan, kontak px
c. Cara 1 :
– Pakai antiseptik – minimal sabun
– Lama 15 – 30 detik
– Pada kedua telapak tangan, jari dan kuku
– Bilas air bersih, mengalir
d. Cara 2 :
– Bila air tidak ada
– Pakai larutan alkohol gliserin (2 ml
gliserin/propilen glikol/sorbitol dalam 100 ml
alkohol 60 – 90%)
– Tuang ± 5 larutan setiap kali penggunaan dan
gosok pada kedua tangan hingga kering (2
menit)
Cuci tangan bedah
a. Tujuan : (-) kotoran dan mikroorganisme, sementara secara
mekanik (-) flora tetap selama op. agar luka operasi tidak
kontami
b. Cara 1 :
– Semua perhiasan dilepas
– Setelah dibasahi, gosok dengan sabun pada kedua
tangan, jari-jari dan kuku sampai siku
– Bilas dengan air sampai bersih dan tuang antiseptik
pada tangan, lengan sampai siku, gosok kuat ± 2 menit
– Bilas dengan air bersih (air matang/dtt jika perlu),
selanjutnya posisi siku > rendah dari tangan
– Jauhkan tangan dari badan dan jangan sentuh apapun
– Pakai sarung tangan bedah steril/DTT
c. Cara 2 :
– Setelah perhiasan dilepas, basahi & sabun
seperti cara 1
– Bilas dan keringkan dengan lap kering atau
angin-anginkan
– Tuang 5 cc antiseptik (bahan dasar alkohol,
klorheksidin) pada kedua tangan dan
gosokkan sampai lengan bawah sampai kering
(2 menit)
– Ulangi penggunaan 2x lagi (total 15 cc)
– Tegakkan dan jauhkan tangan dari badan,
segera pakai sarung tangan steril
2. Sarung Tangan
a. Dipakai :
• Sebelum kontak dengan cairan tubuh
• Akan melakukan tindakan invasif
• Membersihkan sampah terkontaminasi
a. Jenis sarung tangan (s.t) :
• S.t bedah : tindakan invasif steril D
• S.t pemeriksaan : pemeriksaan/
pekerjaan rutin
• S.t rumah tangga : mencuci alat/bagian
terkontaminasi
3. Penggunaan Antiseptik dan Desinfektan
A. Antiseptik
Cairan/bahan kimia untuk kulit/tubuh 
kotor/mikro (-)
Sabun dan air bersih : hilangkan kotoran dan
mikroorganisme sementara
Antiseptik : hambat hampir semua
mikroorganisme sementara
Macam-macam Antiseptik :
1. Alkohol (alkohol 60-90%)
Tidak boleh untuk mukosa  sering untuk
kulit, tidak tahan lama
Keuntungan : cepat (-) kuman/virus
beberapa saat dan relatif murah
Kerugian : perlu emulien (gliserin, propilen
glikol)  cegah kulit kerin, mudah terbakar,
merusak karet
2. Klorheksidin glukonat 2-4% (hibitane,
hibiscrub, hibiclens)
Hindari kontak dengan mata dan telinga
Keuntungan : antiseptik yang sangat baik,
perlindungan kimiawi meningkat bila
dipakai berulang
Kerugian : mahal, dapat menetralisir sabun
3. Klorheksidin glukonat dan sentrimid, misal
savlon
Larutan dasar air
Dapat untuk mukosa
4. Preparat Iodin, Lar Yodium (iodine 3%)
 Tinctur (iodine/yodium dalam alkohol 70%)
 Tidak untuk mukosa
 Bisa membakar kulit, hilang beberapa menit
 Mengiritasi kulit, harus dibersihkan alkohol setelah
kering
 Lugol iodine yang larut dalam air
5. Iodofor 7,5-10%, misal Bethadine
 Tidak toksik
 Campuran lar yodium dengan povidon (10% povidon
berisi iodine 1%)
 Tidak iritasi kulit dan mukosa
 Reaksi baru timbul setelah 2 menit
 Jangan diencerkan untuk antiseptik
6. Kloroheksilenol, misal Dettol
Aktifitas terhadap kuman rendah/< efektif
terhadap flora dibanding alkohol, yodium,
iodofor
Beracun, karena dapat menembus kulit
Tidak boleh untuk bayi
7. Triklosan
a)Substansi tidak berwarna dalam sabun,
sehingga antimikrobial (kons 0,2-2,0%),
mencegah pertumbuhan (bakteria tatik)
b)Penerimaan pada tangan bervariasi
Tidak untuk Antiseptik
1. Heksaklorofon 3%, misal Phisohex
 Aksi lambat, tidak mengurangi flora kulit
 Dapat menembus kulit pada BBL
 Bakteri dapat tumbuh kembali dengan cepat –
selang seling
1. Produk mercuri
 Mempunyai toksititas tinggi
Cara Simpan & Penggunaan Antiseptik yang Baik
 Jauh sinar matahari, simpan tempat dingin dan gelap
 Pada wadah tertutup
 Tuang pada tempat lebih kecil
 Jadwal rutin membersihkan dan membuat larutan
B. Desinfektan
a) Bahan kimia untuk (-) mikroorganisme
pada peralatan
b) Dapat dipakai untuk DTT (Desinfeksi
Tingkat Tinggi)
1. Klorin dan derivatnya :
 Tersedia bentuk cair (natrium hipoklorit –
pemutih, Bayclin) dan padat (kalsium
hipoklorit, misal kaporit dan natrium)
 Dapat untuk DTT
 Efek cepat, dapat menginaktivasi semua
bakteri, virus, fungi dan beberapa spora
 Efektif untuk dekontaminasi peralatan
bedah, sarung tangan, permukaan yang
luas
 Punya sifat korosif
 Konsentrasi klorin 0,1% (dengan air DTT) –
0,5% (air mentah dan bersih)
RUMUS
• Bayclin  (Klorin 5,25 %)
% larutan sediaan
 ∑ bag.air = - 1
% larutan yg diinginkan
• 0,1 %
5,25 %
 ∑ bag.air = - 1 = 50 – 1 = 49
0,1 %
 (bayclin 5,25 %) 1 bag + 49 bag air DTT→
• 0,5 %
5,25 %
 ∑ bag.air = - 1 = 10 – 1 = 9
0,5 %
 (bayclin 5,25 %) 1 bag + 9 bag air→
• Kaporit (klorin 35 %)→
% larutan yg diinginkan
 Gram/Lt.∑ = x 1000
% larutan sediaan
• 0,5 %
0,5 %
 Gram/Lt = x 1000 = 14,2 Gram/Lt
35 %
 Kaporit 14,2 gram (14 gram) + 1 Lt air
• 0,1 %
0,1 %
 Gram/Lt = x 1000 = 2,8 Gram/Lt
35 %
 Kaporit 2,8 gram (3 gram) + 1 Lt air DTT
5.Pengelolaan Sampah
Tujuan :
1. Mencegah penyebaran infeksi
2. Melindungi orang yang menangani sampah
Macam Sampah :
1. Sampah terkontaminasi (medis : kapas, kasa, dll)
a) Buang pada kantong yang tidak tembus air
b) Hindari menyentuh bagian luar kantong
c) Untuk alat bekas pakai, lakukan
dekontaminasi
d) Ditimbun/dikubur/dibakar dalam insinerator
2. Sampah tidak terkontaminasi (non medis :
kardus, bungkus alat)
a) Tidak memberi resiko
b) Dapat dibuang ke tempat pembuangan
sampah
Isolasi
• Perlu untuk penyakit hepatitis B, TBC, HIV/AIDS,
terinfeksi salmonella atau staphilococus aureus
Prinsip Umum Isolasi :
1. Peralatan tersendiri : tensimeter, tempat cuci
tangan, peralatan makan, sabun dll
2. Tersedia trolley di luar kamar untuk tempat sarung
tangan, skort dll
3. Koordinasi antar tim dalam penerapan isolasi
4. Pasien perlu tahu alasan isolasi
PROSEDUR ISOLASI  lihat prosedur perawatan

More Related Content

What's hot

Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Fatin Cassie
 
Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1
pjj_kemenkes
 
Anatomi fisiologi lupus
Anatomi fisiologi lupusAnatomi fisiologi lupus
Anatomi fisiologi lupus
Allo Buntu Rya
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
aulia rahmah
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Ai Ela Ayu Ningsih
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
DebyNurulSyafda
 
Askep Klien dengan Tb paru
Askep Klien dengan Tb paruAskep Klien dengan Tb paru
Askep Klien dengan Tb paruAlvita Wijayanti
 
Aspek hukum-praktek-kebidanan
Aspek hukum-praktek-kebidananAspek hukum-praktek-kebidanan
Aspek hukum-praktek-kebidananNova Ci Necis
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Kampus-Sakinah
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Operator Warnet Vast Raha
 
Luka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih TerkontaminasiLuka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih TerkontaminasiYesi Melinda W
 
Personal hygine
Personal hyginePersonal hygine
Personal hygine
Ulfa Pradipta
 
Membuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program PromosiMembuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program Promosi
pjj_kemenkes
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
pjj_kemenkes
 
Soal uts-kdpk1
Soal uts-kdpk1Soal uts-kdpk1
Soal uts-kdpk1
Siti Wulan
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
intan fadilla
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Sainal Edi Kamal
 
Makalah sains pompa jantung
Makalah sains  pompa jantungMakalah sains  pompa jantung
Makalah sains pompa jantung
Eman Syukur
 
Askep Gangguan Integritas Kulit.pptx
Askep Gangguan Integritas Kulit.pptxAskep Gangguan Integritas Kulit.pptx
Askep Gangguan Integritas Kulit.pptx
FikriNf1
 

What's hot (20)

Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBINAsuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
Asuhan Keperawatan HIPERBILIRUBIN
 
Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1Modul 3 kdk 1
Modul 3 kdk 1
 
Anatomi fisiologi lupus
Anatomi fisiologi lupusAnatomi fisiologi lupus
Anatomi fisiologi lupus
 
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral InhalasiTeknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
Teknik pemberian obat Oral Sublingual Parenteral Inhalasi
 
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
Konsep Dasar Sterilisasi dan Disinfeksi
 
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN  MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
MAKALAH PEMBERIAN OKSIGEN
 
Askep Klien dengan Tb paru
Askep Klien dengan Tb paruAskep Klien dengan Tb paru
Askep Klien dengan Tb paru
 
Aspek hukum-praktek-kebidanan
Aspek hukum-praktek-kebidananAspek hukum-praktek-kebidanan
Aspek hukum-praktek-kebidanan
 
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutanPrinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
Prinsip dan tehnik pemberian obat subcutan dan intracutan
 
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
Makalah pemberian obat melalui jaringan intrakutan (ic)
 
Luka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih TerkontaminasiLuka Bersih Terkontaminasi
Luka Bersih Terkontaminasi
 
Personal hygine
Personal hyginePersonal hygine
Personal hygine
 
Membuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program PromosiMembuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program Promosi
 
Radang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses InfeksiRadang dan mekanisme proses Infeksi
Radang dan mekanisme proses Infeksi
 
Askep herpes zoster
Askep herpes zosterAskep herpes zoster
Askep herpes zoster
 
Soal uts-kdpk1
Soal uts-kdpk1Soal uts-kdpk1
Soal uts-kdpk1
 
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
Kebutuhan Dasar Manusia (Prinsip Pencegahan Infeksi)
 
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan Bahan Ajar Farmakologi  Keperawatan
Bahan Ajar Farmakologi Keperawatan
 
Makalah sains pompa jantung
Makalah sains  pompa jantungMakalah sains  pompa jantung
Makalah sains pompa jantung
 
Askep Gangguan Integritas Kulit.pptx
Askep Gangguan Integritas Kulit.pptxAskep Gangguan Integritas Kulit.pptx
Askep Gangguan Integritas Kulit.pptx
 

Viewers also liked

Pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Pencegahan infeksi dalam praktik kebidananPencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Dewi260205
 
Sampah medis
Sampah medisSampah medis
Sampah medis
lina harahap
 
La paradoja
La paradojaLa paradoja
La paradoja
YULIMAR GUZMAN
 
Ketersediaan air hec hms pl-abieta-fb_putri
Ketersediaan air  hec hms pl-abieta-fb_putriKetersediaan air  hec hms pl-abieta-fb_putri
Ketersediaan air hec hms pl-abieta-fb_putri
Danang Rumbaka
 
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfillBab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
merlin0808
 
Natcep day 25 26 27
Natcep day 25 26 27Natcep day 25 26 27
Natcep day 25 26 27payneje
 
surveilance dalam praktik kebidanan
surveilance dalam praktik kebidanansurveilance dalam praktik kebidanan
surveilance dalam praktik kebidanan
khory oi
 
Instrumen dalam Praktik Kebidanan
Instrumen dalam Praktik KebidananInstrumen dalam Praktik Kebidanan
Instrumen dalam Praktik Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir SampahFasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Joy Irman
 
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik KebidananInstrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
pjj_kemenkes
 
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019
ECPAT Indonesia
 
Terapi cairan
Terapi cairanTerapi cairan
Terapi cairan
rahdyani purwaningrum
 
Sampah medis
Sampah medisSampah medis
Sampah medis
sanggede
 
Guidelines for airbone infection isolation room
Guidelines for airbone infection isolation roomGuidelines for airbone infection isolation room
Guidelines for airbone infection isolation roompekka ilmaranta
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
stikesby kebidanan
 
UKK TKJ - Paket 1
UKK TKJ - Paket 1UKK TKJ - Paket 1
UKK TKJ - Paket 1
Walid Umar
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Oswar Mungkasa
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
W Theresia
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyafitri fitriani
 

Viewers also liked (20)

Pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Pencegahan infeksi dalam praktik kebidananPencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
Pencegahan infeksi dalam praktik kebidanan
 
Sampah medis
Sampah medisSampah medis
Sampah medis
 
La paradoja
La paradojaLa paradoja
La paradoja
 
Ketersediaan air hec hms pl-abieta-fb_putri
Ketersediaan air  hec hms pl-abieta-fb_putriKetersediaan air  hec hms pl-abieta-fb_putri
Ketersediaan air hec hms pl-abieta-fb_putri
 
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfillBab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
Bab4 disain danrekomendasitpa-sanitarylandfill
 
Natcep day 25 26 27
Natcep day 25 26 27Natcep day 25 26 27
Natcep day 25 26 27
 
surveilance dalam praktik kebidanan
surveilance dalam praktik kebidanansurveilance dalam praktik kebidanan
surveilance dalam praktik kebidanan
 
Instrumen dalam Praktik Kebidanan
Instrumen dalam Praktik KebidananInstrumen dalam Praktik Kebidanan
Instrumen dalam Praktik Kebidanan
 
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir SampahFasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Fasilitas Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
 
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik KebidananInstrumen Dalam Praktik Kebidanan
Instrumen Dalam Praktik Kebidanan
 
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019
Rencana Aksi Nasional Perlindungan Anak 2015-2019
 
Terapi cairan
Terapi cairanTerapi cairan
Terapi cairan
 
Sampah medis
Sampah medisSampah medis
Sampah medis
 
Guidelines for airbone infection isolation room
Guidelines for airbone infection isolation roomGuidelines for airbone infection isolation room
Guidelines for airbone infection isolation room
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
UKK TKJ - Paket 1
UKK TKJ - Paket 1UKK TKJ - Paket 1
UKK TKJ - Paket 1
 
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIKPEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
Pedoman pengoperasian & pemeliharaan tpa sistem controlled landfill & sanitar...
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinyaAlat alat kebidanan beserta fungsinya
Alat alat kebidanan beserta fungsinya
 

Similar to Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik

Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptxPertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
DaniPatrick2
 
Pedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasiPedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasi
defri maulana
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
Gita Kostania
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
yohanes meor
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
annisamelhannah1
 
Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8tristyanto
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sSeptian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Warnet Raha
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Septian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Septian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Septian Muna Barakati
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Septian Muna Barakati
 
prinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptx
prinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptxprinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptx
prinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptx
PaypalJery
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
pjj_kemenkes
 
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PPIRSUSyifaMedina
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
mutianelvison
 
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
RetnoListyawati
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Muhammad Khoirul Zed
 
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit BerjangkitKonsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Muhammad Nasrullah
 

Similar to Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik (20)

Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptxPertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
Pertemuan 1. PPT_Pencegahan_Infeksi.pptx
 
Pedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasiPedoman sterilisasi
Pedoman sterilisasi
 
Patient Safety 4
Patient Safety 4Patient Safety 4
Patient Safety 4
 
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw KeperawatanMateri Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
Materi Tentan Pengendalian infeksi_ Mahasisw Keperawatan
 
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
1_PRINSIP_PENCEGAHAN_INFEKSI_ppt.ppt
 
Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8Infeksi nosokomial. bag.8
Infeksi nosokomial. bag.8
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati sMakalah bidang kedokteraan mirnawati s
Makalah bidang kedokteraan mirnawati s
 
prinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptx
prinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptxprinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptx
prinsip pencegahan infeksi dasar kebidanan.pptx
 
Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions) Kewaspadaan umum (universal precautions)
Kewaspadaan umum (universal precautions)
 
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .pptPERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
PERSENTASI PROGRAM TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI .ppt
 
Pencegahan infeksi
Pencegahan infeksiPencegahan infeksi
Pencegahan infeksi
 
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
6. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi_PPI HIV.pptx
 
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,NsPrinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
Prinsip pencegahan infeksi Oleh; Yurida Olviani, S.Kep.,Ns
 
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit BerjangkitKonsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
Konsep Kawalan Dan Pencegahan Penyakit Berjangkit
 

More from stikesby kebidanan

Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
stikesby kebidanan
 
Kalender akademik semester ganjil 2015 2016
Kalender akademik semester ganjil  2015 2016Kalender akademik semester ganjil  2015 2016
Kalender akademik semester ganjil 2015 2016
stikesby kebidanan
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
stikesby kebidanan
 
Kebijakan akademik
Kebijakan akademikKebijakan akademik
Kebijakan akademik
stikesby kebidanan
 
Cataract kelompok 5
Cataract kelompok 5Cataract kelompok 5
Cataract kelompok 5
stikesby kebidanan
 
Heartdisease
HeartdiseaseHeartdisease
Heartdisease
stikesby kebidanan
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
stikesby kebidanan
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
stikesby kebidanan
 
Alzhemeir
AlzhemeirAlzhemeir
Nutrition
NutritionNutrition
Procedural text
Procedural textProcedural text
Procedural text
stikesby kebidanan
 
Pengertian bahasa indonesia
Pengertian bahasa indonesiaPengertian bahasa indonesia
Pengertian bahasa indonesia
stikesby kebidanan
 
Kerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstk
Kerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstkKerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstk
Kerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstk
stikesby kebidanan
 
Menyusun karya-tulis
Menyusun karya-tulisMenyusun karya-tulis
Menyusun karya-tulis
stikesby kebidanan
 
Paragraf
ParagrafParagraf
Poster slogan-iklan
Poster slogan-iklanPoster slogan-iklan
Poster slogan-iklan
stikesby kebidanan
 
Sinonimdanantonim
SinonimdanantonimSinonimdanantonim
Sinonimdanantonim
stikesby kebidanan
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
stikesby kebidanan
 
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
stikesby kebidanan
 

More from stikesby kebidanan (20)

Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
Panduan pelaksanaan penelitian_dan_ppm_edisi_ edisi_x_2016
 
Kalender akademik semester ganjil 2015 2016
Kalender akademik semester ganjil  2015 2016Kalender akademik semester ganjil  2015 2016
Kalender akademik semester ganjil 2015 2016
 
Komunikasi
KomunikasiKomunikasi
Komunikasi
 
Kebijakan akademik
Kebijakan akademikKebijakan akademik
Kebijakan akademik
 
Cataract kelompok 5
Cataract kelompok 5Cataract kelompok 5
Cataract kelompok 5
 
Heartdisease
HeartdiseaseHeartdisease
Heartdisease
 
Osteoporosis
OsteoporosisOsteoporosis
Osteoporosis
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Alzhemeir
AlzhemeirAlzhemeir
Alzhemeir
 
Asthma
AsthmaAsthma
Asthma
 
Nutrition
NutritionNutrition
Nutrition
 
Procedural text
Procedural textProcedural text
Procedural text
 
Pengertian bahasa indonesia
Pengertian bahasa indonesiaPengertian bahasa indonesia
Pengertian bahasa indonesia
 
Kerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstk
Kerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstkKerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstk
Kerangka kar-karya-tulis-dan-daftar-pstk
 
Menyusun karya-tulis
Menyusun karya-tulisMenyusun karya-tulis
Menyusun karya-tulis
 
Paragraf
ParagrafParagraf
Paragraf
 
Poster slogan-iklan
Poster slogan-iklanPoster slogan-iklan
Poster slogan-iklan
 
Sinonimdanantonim
SinonimdanantonimSinonimdanantonim
Sinonimdanantonim
 
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesiaJenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
Jenis jenis-frasa-dlm-bhs-indonesia
 
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsungKalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
Kalimat aktifpasif-kalimat-langsung-taklangsung
 

Recently uploaded

kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 

Recently uploaded (17)

kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 

Pemenuhan kebutuhan keamanan fisik

  • 1.
  • 2. Pemenuhan Kebutuhan Keamanan Fisik PENGERTIAN Keamanan fisik (biologic safety)  keadaan fisik yang terbebas dari keadaan cedera (injury) baik secara thermis, elektris maupun bakteriologis  Kebutuhan keamanan fisik merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya yang mengancam kesehatan fisik  Pada bahasan ini akan difokuskan pada pencegahan transfer mikroorganisme & memberikan lingkungan yang aman bagi klien
  • 3. Pertahanan Tubuh dan Mekanisme Pertahanan Tubuh 1. Non Spesifik : melawan mikroorganisme tanpa menghiraukan tipe anti gen yang masuk 2. Spesifik : pertahanan tubuh yang diarahkan untuk melawan agen yang dapat diidentifikasi, misal : bakteri, virus, jamur, dll
  • 4. Pertahanan Non Spesifik 1. Kulit (derajat kekeringan sebum, bakteri normal) 2. Mulut (epitel, mukosa, saliva yang mengandung lysozim dan Ig A) 3. Mata (air mata) 4. Gastro intestinal tractus (asam lambung, flora normal) 5. Vagina (lactobacillus Ph : 3,5 – 4,5)
  • 5. Reaksi Inflamasi : 1. Termasuk pertahanan non spesifik 2. Merupakan respon pertahanan lokal dan non spesifik dari jaringan terhadap injury atau infeksi 3. Merupakan mekanisme adaptasi dengan cara menghancurkan agent injury, mencegah penyebaran lanjut & membantu memperbaiki jaringan yang rusak 4. Tanda inflamasi/infeksi : nyeri (dolor), bengkak (tumor), kemerahan (rubor), panas (calor) & gangguan fungsi (fungtio laesia)
  • 6. Infeksi Nosokomial  Adalah infeksi yang didapat selama di tempat pelayanan kesehatan atau muncul setelah keluar dari tempat pelayanan kesehatan Cara Pencegahan Infeksi Nosokomial 1. Penerapan tehnik antiseptik, desinfeksi dan sterilisasi yang ketat dan benar 2. Tindakan isolasi secara benar bagi pasien yang menular di RS
  • 7. Syarat Infeksi Nosokomial: 1. Saat MRS tidak terdapat tanda klinik dari infeksinya 2. Saat MRS tidak sedang dalam masa inkubasi 3. Tanda infeksi timbul minimal 3 x 24 jam setelah MRS 4. Bukan merupakan residu dari infeksi sebelumnya 5. Saat MRS sekarang terdapat tanda infeksi yang terbukti didapat saat MRS yang lalu
  • 8. Macam Infeksi Nosokomial : 1. Infeksi saluran perkemihan 2. Infeksi luka operasi 3. Pneumonia 4. Infeksi aliran darah primer 5. Infeksi tulang dan sendi 6. Infeksi intra cranial 7. Infeksi cardiovaskular 8. Infeksi mata, telinga, hidung dan mulut 9. Infeksi saluran pencernaan 10. Infeksi saluran nafas 11. Infeksi sistem reproduksi 12. Infeksi kulit dan jaringan
  • 9. Memberikan Lingkungan yang Aman bagi Pasien  Ancaman / bahaya kecelakaan bagi klien di lingkungan pelayanan keperawatan / kebidanan : jatuh, kebakaran, keracunan, trauma alat-alat kesehatan  Ada beberapa faktor yang mempengaruhi : usia, gaya hidup, persepsi sensori, kesadaran, kondisi kesehatan, mobilitas, keadaan emosional, kemampuan untuk komunikasi, riwayat trauma masa lalu, pengetahuan
  • 10. Faktor berpengaruh Terhadap Infeksi 1. Usia 2. Hereditas 3. Tingkat Stress 4. Status Imunisasi 5. Status Nutrisi 6. Pengobatan 7. Kondisi Sakit
  • 11. Tahap-tahap Infeksi 1. Masa inkubasi : masa antara masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala 2. Masa Prodromal : masa antara timbulnya gejala non spesifik : capek, kelelahan, meningkatnya suhu tubuh . 3. Masa sakit : gejala spesifik berkembang semakin nyata 4. Masa convalescent : masa dimulai sejak gejala berkurang sampai orang tersebut kembali ke keadaan normal (sehat)
  • 12. Pertahanan Spesifik Terdiri dari sistem imun yang berespon terhadap protein asing (antigen) dalam tubuh, selanjutnya sering disebut sebagai sistem kekebalan tubuh Ada 2 Sistem Kekebalan Tubuh : 1. Aktif : dimana tubuh membentuk sendiri antibodi untuk merespon antigen baik secara alamiah (misalnya infeksi) maupun buatan (vaccin) 2. Pasif : dimana tubuh menerima antibodi secara alami (dari ibu) atau buatan (injeksi serum kekebalan) yang diproduksi sumber-sumber lain
  • 13. Pencegahan Transfer Mikroorganisme  Mikroorganisme ada dimana-mana (menguntungkan dan merugikan)  Ada 5 kelompok mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit : bakteri, virus, jamur, protozoa, ricketsia  Infeksi terjadi bila suatu mikroorganisme menginvasi (masuk) ke jaringan dan berkembang biak  Untuk mencegah transfer mikroorganisme : antiseptik (menghambat pertumbuhan), desinfektan (merusak spora), sterilisasi (membunuh agen beserta sporanya)
  • 14. Pencegahan Infeksi Latar Belakang/Dasar Pemikiran Masyarakat Petugas Kesehatan Pelayanan Medis Beresiko Infeksi KECUALI WASPADA Bakteri (vegetatif, mikrobakteri, endospora), virus, fungi, parasit Kolonisasi : organisme patogen Infeksi : organisme yg b’koloni pada tubuh, gx (-), uji (+) menimbulkan penyakit Kontaminasi Silang : Pemindahan organisme patogen KEWASPADAAN UNIVERSAL/ dr orang yg terkolonisasi ke orang lain PENCEGAHAN INFEKSI PEMBATAS/PENGHALANG : FISIK, MEKANIKAL, KIMIAWI
  • 15. Kewaspadaan Universal  Merupakan perlindungan secara umum yang harus diperhatikan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan pada klien  Prinsip  asumsi bahwa darah, jaringan serta cairan tubuh lainnya merupakan bahan yang berpotensi menularkan (HBV, HVC, HIV) sehingga perlu upaya agar tidak terpapar
  • 16. Standar UP : 1. Cuci tangan 2. Penggunaan pelindung tubuh 3. Pengamanan dan pembuangan alat tajam secara aman 4. Dekontaminasi 5. Pembuangan sampah PENCEGAHAN INFEKSI Mengalami Pergeseran Untuk pencegahan infeksi pasca bedah sekarang, tujuan : – Mengurangi kemungkinan infeksi – Perlindungan pada klien dan petugas
  • 17. Istilah yang Berkaitan 1. Asepsis/tehnik Aseptik : (-) mikroorganisme pada tubuh dan alat 2. Antisepsis : (-) mikroorganisme pada tubuh dengan antiseptik 3. Dekontaminasi : penanganan alat supaya aman diproses selanjutnya 4. Pencucian : menghilangkan kotoran pada peralatan 5. Desinfeksi : menghilangkan sebagian besar mikro organisme pada alat 6. DTT : menghilangkan semua mikroorganisme kecuali endospora pada alat 7. Sterilisasi : menghilangkan semua mikroorganisme dan endospora pada alat
  • 18. Pedoman  Penghalang secara Fisik, Mekanik, Kimia 1. Cuci tangan 2. Memakai sarung tangan 3. Memakai perlengkapan pelindung 4. Menggunakan asepsis / tehnik aseptik 5. Memproses alat bekas pakai 6. Menangani peralatan tajam dg aman 7. Menjaga kebersihan & kerapian lingkungan serta pembuangan sampah scr benar
  • 19. Prinsip Pencegahan Infeksi 1. Setiap orang hrs dianggap dpt menularkan penyakit krn infeksi yg terjadi bersifat asimtomatik 2. Setiap orang hrs dianggap beresiko terkena infeksi 3. Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan, benda2 lain yg akan & telah bersentuhan dg kulit utuh / mukosa / darah hrs dianggap terkontaminasi  hrs dilakukan proses pencegahan infeksi scr benar 4. Jika tdk diketahui apakah permukaan, peralatan / benda lainnya telah diproses dg benar, hrs dianggap telah terkontaminasi 5. Resiko infeksi tdk bisa dihilangkan scr total, tp dikurangi hingga sekecil mungkin dg menerapkan tindakan2 pencegah infeksi dg benar & konsisten
  • 20. 1. Cuci tangan Cuci tangan rutin a.Tujuan : menghilangkan kotoran secara mekanis & (-) jumlah mikroorganisme sementara b.Dilakukan : – Sebelum pemeriksaan, pakai sarung tangan – Sesudah pemeriksaan, kontak dengan cairan, lepas sarung tangan, kontak px
  • 21. c. Cara 1 : – Pakai antiseptik – minimal sabun – Lama 15 – 30 detik – Pada kedua telapak tangan, jari dan kuku – Bilas air bersih, mengalir d. Cara 2 : – Bila air tidak ada – Pakai larutan alkohol gliserin (2 ml gliserin/propilen glikol/sorbitol dalam 100 ml alkohol 60 – 90%) – Tuang ± 5 larutan setiap kali penggunaan dan gosok pada kedua tangan hingga kering (2 menit)
  • 22. Cuci tangan bedah a. Tujuan : (-) kotoran dan mikroorganisme, sementara secara mekanik (-) flora tetap selama op. agar luka operasi tidak kontami b. Cara 1 : – Semua perhiasan dilepas – Setelah dibasahi, gosok dengan sabun pada kedua tangan, jari-jari dan kuku sampai siku – Bilas dengan air sampai bersih dan tuang antiseptik pada tangan, lengan sampai siku, gosok kuat ± 2 menit – Bilas dengan air bersih (air matang/dtt jika perlu), selanjutnya posisi siku > rendah dari tangan – Jauhkan tangan dari badan dan jangan sentuh apapun – Pakai sarung tangan bedah steril/DTT
  • 23. c. Cara 2 : – Setelah perhiasan dilepas, basahi & sabun seperti cara 1 – Bilas dan keringkan dengan lap kering atau angin-anginkan – Tuang 5 cc antiseptik (bahan dasar alkohol, klorheksidin) pada kedua tangan dan gosokkan sampai lengan bawah sampai kering (2 menit) – Ulangi penggunaan 2x lagi (total 15 cc) – Tegakkan dan jauhkan tangan dari badan, segera pakai sarung tangan steril
  • 24. 2. Sarung Tangan a. Dipakai : • Sebelum kontak dengan cairan tubuh • Akan melakukan tindakan invasif • Membersihkan sampah terkontaminasi a. Jenis sarung tangan (s.t) : • S.t bedah : tindakan invasif steril D • S.t pemeriksaan : pemeriksaan/ pekerjaan rutin • S.t rumah tangga : mencuci alat/bagian terkontaminasi
  • 25. 3. Penggunaan Antiseptik dan Desinfektan A. Antiseptik Cairan/bahan kimia untuk kulit/tubuh  kotor/mikro (-) Sabun dan air bersih : hilangkan kotoran dan mikroorganisme sementara Antiseptik : hambat hampir semua mikroorganisme sementara
  • 26. Macam-macam Antiseptik : 1. Alkohol (alkohol 60-90%) Tidak boleh untuk mukosa  sering untuk kulit, tidak tahan lama Keuntungan : cepat (-) kuman/virus beberapa saat dan relatif murah Kerugian : perlu emulien (gliserin, propilen glikol)  cegah kulit kerin, mudah terbakar, merusak karet
  • 27. 2. Klorheksidin glukonat 2-4% (hibitane, hibiscrub, hibiclens) Hindari kontak dengan mata dan telinga Keuntungan : antiseptik yang sangat baik, perlindungan kimiawi meningkat bila dipakai berulang Kerugian : mahal, dapat menetralisir sabun 3. Klorheksidin glukonat dan sentrimid, misal savlon Larutan dasar air Dapat untuk mukosa
  • 28. 4. Preparat Iodin, Lar Yodium (iodine 3%)  Tinctur (iodine/yodium dalam alkohol 70%)  Tidak untuk mukosa  Bisa membakar kulit, hilang beberapa menit  Mengiritasi kulit, harus dibersihkan alkohol setelah kering  Lugol iodine yang larut dalam air 5. Iodofor 7,5-10%, misal Bethadine  Tidak toksik  Campuran lar yodium dengan povidon (10% povidon berisi iodine 1%)  Tidak iritasi kulit dan mukosa  Reaksi baru timbul setelah 2 menit  Jangan diencerkan untuk antiseptik
  • 29. 6. Kloroheksilenol, misal Dettol Aktifitas terhadap kuman rendah/< efektif terhadap flora dibanding alkohol, yodium, iodofor Beracun, karena dapat menembus kulit Tidak boleh untuk bayi 7. Triklosan a)Substansi tidak berwarna dalam sabun, sehingga antimikrobial (kons 0,2-2,0%), mencegah pertumbuhan (bakteria tatik) b)Penerimaan pada tangan bervariasi
  • 30. Tidak untuk Antiseptik 1. Heksaklorofon 3%, misal Phisohex  Aksi lambat, tidak mengurangi flora kulit  Dapat menembus kulit pada BBL  Bakteri dapat tumbuh kembali dengan cepat – selang seling 1. Produk mercuri  Mempunyai toksititas tinggi Cara Simpan & Penggunaan Antiseptik yang Baik  Jauh sinar matahari, simpan tempat dingin dan gelap  Pada wadah tertutup  Tuang pada tempat lebih kecil  Jadwal rutin membersihkan dan membuat larutan
  • 31. B. Desinfektan a) Bahan kimia untuk (-) mikroorganisme pada peralatan b) Dapat dipakai untuk DTT (Desinfeksi Tingkat Tinggi)
  • 32. 1. Klorin dan derivatnya :  Tersedia bentuk cair (natrium hipoklorit – pemutih, Bayclin) dan padat (kalsium hipoklorit, misal kaporit dan natrium)  Dapat untuk DTT  Efek cepat, dapat menginaktivasi semua bakteri, virus, fungi dan beberapa spora  Efektif untuk dekontaminasi peralatan bedah, sarung tangan, permukaan yang luas  Punya sifat korosif  Konsentrasi klorin 0,1% (dengan air DTT) – 0,5% (air mentah dan bersih)
  • 33. RUMUS • Bayclin  (Klorin 5,25 %) % larutan sediaan  ∑ bag.air = - 1 % larutan yg diinginkan • 0,1 % 5,25 %  ∑ bag.air = - 1 = 50 – 1 = 49 0,1 %  (bayclin 5,25 %) 1 bag + 49 bag air DTT→ • 0,5 % 5,25 %  ∑ bag.air = - 1 = 10 – 1 = 9 0,5 %  (bayclin 5,25 %) 1 bag + 9 bag air→
  • 34. • Kaporit (klorin 35 %)→ % larutan yg diinginkan  Gram/Lt.∑ = x 1000 % larutan sediaan • 0,5 % 0,5 %  Gram/Lt = x 1000 = 14,2 Gram/Lt 35 %  Kaporit 14,2 gram (14 gram) + 1 Lt air • 0,1 % 0,1 %  Gram/Lt = x 1000 = 2,8 Gram/Lt 35 %  Kaporit 2,8 gram (3 gram) + 1 Lt air DTT
  • 35.
  • 36.
  • 37. 5.Pengelolaan Sampah Tujuan : 1. Mencegah penyebaran infeksi 2. Melindungi orang yang menangani sampah Macam Sampah : 1. Sampah terkontaminasi (medis : kapas, kasa, dll) a) Buang pada kantong yang tidak tembus air b) Hindari menyentuh bagian luar kantong c) Untuk alat bekas pakai, lakukan dekontaminasi d) Ditimbun/dikubur/dibakar dalam insinerator
  • 38. 2. Sampah tidak terkontaminasi (non medis : kardus, bungkus alat) a) Tidak memberi resiko b) Dapat dibuang ke tempat pembuangan sampah
  • 39. Isolasi • Perlu untuk penyakit hepatitis B, TBC, HIV/AIDS, terinfeksi salmonella atau staphilococus aureus Prinsip Umum Isolasi : 1. Peralatan tersendiri : tensimeter, tempat cuci tangan, peralatan makan, sabun dll 2. Tersedia trolley di luar kamar untuk tempat sarung tangan, skort dll 3. Koordinasi antar tim dalam penerapan isolasi 4. Pasien perlu tahu alasan isolasi PROSEDUR ISOLASI  lihat prosedur perawatan