3. Aspek kesehatan Istitha'ah
a. Isthita’ah kesehatan merupakan bagian dari Isthita’ah Ibadah Haji.
b. Isthita’ah kesehatan bagi jemaah haji Indonesia apabila memenuhi standar kelaikan
kesehatan.
c. Standar kelaikan kesehatan adalah rumusan kriteria jemaah haji untuk memenuhi syarat
kesehatan dalam mengikuti perjalanan ibadah haji secara mandiri, tidak membahayakan
keselamatan diri sendiri dan orang lain.
Tujuan:
a. Meningkatkan kondisi kesehatan jemaah haji sebelum keberangkatan.
b. Menjaga agar jemaah haji dalam kondisi sehat selama menunaikan ibadah, sampai tiba
kembali di Tanah Air.
c. Mencegah terjadinya transmisi penyakit menular yang mungkin terbawa keluar / masuk oleh
jemaah haji.
Tujuan Penyelenggaraan Kesehatan Haji
7. Faktor Risiko Lain yang Mempengaruhi
Kesehatan Jemaah Haji
Lingkungan Fisik, seperti jarak pemondokan ke Masjidil Haram, suhu ekstrem
(panas, berdebu dan badai pasir), kelembaban rendah serta aktivitas ibadah yang
sebagian besar merupakan kegiatan fisik
Lingkungan Sosial, seperti adaptasi dengan penduduk dari berbagai negara dan di
negeri asing serta norma dan kebiasaan yang berbeda
Lingkungan Psikologis, seperti jauh dari keluarga dalam jangka waktu lama dan
interaksi antar sesama Jemaah Haji Indonesia selama menjalankan ibadah haji
Kebijakan, seperti kebijakan penempatan pondokan jemaah haji berisiko tinggi, baik
jarak atau kemudahan aksesnya
8. 1.KONDISI FISIK CJH
USIA LANJUT
KEBUGARAN KURANG
PENYAKIT YG DIDERITA
2. KONDISI PSIKIS CJH
GGN MENTAL EMOSIONAL
STRES
3. KEBIASAAN BURUK
PHBS RENDAH
MEROKOK
MAKAN TIDAK TERATUR
4. LINGKUNGAN
IKLIM YG BERBEDA, EKSTRIM
PADAT MANUSIA
PENYAKIT WABAH DARI BERBAGAI NEGARA/BENUA
FAKTOR RESIKO MASALAH KESEHATAN CJH
9.
10.
11. Penandaan Jemaah Risti dgn menggunakan Gelang khusus/Gelang RFID:
Merah : usia>60 Tahun + penyakit
Kuning : Usia < 60 Tahun + Penyakit
Hijau : usia >60 Tahun tanpa penyakit
11
Upaya peningkatan PenyelenggaraanKESEHATAN HAJI TAHUN 2017 M / 1438 H
12. Fase ARMINA
( Arafah, Muzdalifah, Mina )
1.Di luar pemondokan
2.Kegiatan fisik yg berat
3.Lingkungan penuh sesak
4.Panas terik matahari
5.Kelembaban rendah
6.Udara berdebu
7.Fasilitas MCK minim
8.Makan tidak teratur
9.Istirahat yang kurang
10.Mobilitas tinggi
11.dll
Fase
Terberat
Ibadah
Inti
13. Tingginya kejadian Heat Stroke di Arafah yang
disebabkan suhu yang cukup tinggi (52⁰C). (2015)
14.
15. April Juli Agst Sept
Okt Des Jan Maret
Dingin
Panas
550 C
< 50 C
Penyakit :
Kulit bersisik, gatal & pecah, mimisan, kaki peca-pecah, Infeksi pernafasan,
Gangguan otot & Tulang, Dehidrasi, Heat Stroke.
Memperberat Penyakit :
Hipertensi, Jantung, DM, Asma, Rheumatik, Stress diluar kendali, perubahan
perilaku, gangguan jiwa
POLA MUSIM DI ARAB SAUDI
15
WUKUF : 21/22 Agustus 2018
Kloter pertama akan terbang
pada 17 Juli dan wukuf di Arafah
pada 21 agustus 2018.
16. Cuaca Arab Saudi berubah berdasarkan musim
- Januari s/d Maret : Udara dingin sekali dan siang hari waktunya lebih singkat
- April : Udara dalam keadaan sedang
- Mei : Udara mulai terasa panas dan semakin panas
- Juni s/d September : Udara panas sekali dan siang hari waktunya lebih panjang
- Oktober : Udara panas mulai berkurang
- November : Mulai dingin dan siang hari waktunya lebih singkat
- Desember : berangsur dingin, malam hari waktunya semakin panjang
17.
18.
19.
20. Perjalanan Haji : 10-11 jam, 4 zona waktu, 30.000-40.000 ft, -40 ° C,
225 mmHG
Kabin : 5000-8000 ft, < 20 °C, 50 %, 550 mmHg
Hiperbarik, Hipotermi, Hipohumidity
1. Humiditas 40-50% kering, penguapan keringat, + BAK >> dehidrasi
2. Udara dingin < 20° C BAK >>
3. Pembesaran prostat
TETAP SEHAT SELAMA PENERBANGAN
memakai kaos kaki, memakai selimut, memakai obat
gosok pada bagian perut dan kaki, tidak makan atau
minum yang mengandung gas, diberi minuman hangat
dan pada pasien pembesaran prostat diberikan kateter
urin.
minum secukupnya, menghabiskan
makanan yang disediakan
pramugari, dan memakai lotion.
21. 4. Aerotitis tk udr Tel tengh meningkat 25% (menguap, mengunyah/mengisap
permen,
menelan)
5. Trapped gas soda, kacang, kubis, bawang, petai
6. DVT (sindrom kelas ekonomi)
7. Jet Lag ggn psikofisiologik perub. Zona waktu
Perlu : rilek, fit, ubah waktu jam, peregangan otot, jalan2 di kabin, hindari kopi,
orange
8. Waspada thdp penderita : peny. Jantung, PPOK, peny.Menular, Lensa kontak user
9. Motion sicknes (mabuk perjalanan),
Sefalgia, Pulpitis
minum obat anti mabuk sebelum naik pesawat, tidak
makan atau minum berlebihan (terutama yang
mengandung banyak gas), memanfaatkan kantong kertas
khusus untuk muntah, mengendorkan ikat pinggang dan
memakai obat gosok.
31. Heat Stroke (serangan panas tinggi)
Terjadi karena penumpukan panas yang berlebihan didalam badan yang ditimbulkan
oleh cuaca panas dan faktor kelelehan
Gejal-gejala :
a) Nyeri kepala, pusing, bingung.
b) Bicara mengacau, langkah menjadi goyah, gangguan orientasi.
c) Suhu tubuh 40° C s/d 41° C.
d) Kulit panas dan kering.
Cara menghindari / pencegahan:
Tidak berada diterik matahari langsung pada jam 10.00 s/d 16.00.
Pakai payung, kemanapun pergi selalu membawa air minum .
Minum sehari 5 – 6 liter
Kurangi mengkonsumsi minuman seperti teh, kopi
Pakailah pakaian yang ringan, longgar, berwarna cerah, dan menyerap keringat
Jangan menahan buang air besar dan buang air kecil . Tidur 6 – 8 jam. Makanlah buah-
buahan segar jeruk, apel, anggur, pisang dll.
32. MERS – CoV
(Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus)
September 2012 di Arab Saudi, Sept 2012 s/d 01 Agstus 2013 94 kasus, meninggal 47 orang (CFR 50
%). Median usia 50 tahun, Menyerang 9 negara (Eropa-Timteng)
Gejala : demam, batuk dan sesak nafas, bersifat akut, biasanya pasien memiliki penyakit ko-morbid.
Penularan (Terbatas antar manusia) :
1. Langsung : droplet
2. Tidak Langsung : benda terkontaminasi virus.
Pencegahan dan Pengobatannya
Belum ada vaksin yang tersedia. Pengobatan anti viral yang bersifat spesifik belum ada, dan pengobatan
yang dilakukan tergantung dari kondisi pasien.
Pencegahan dengan PHBS (pola hidup bersih dan sehat), menghindari kontak erat dengan
penderita,menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan dengan
sabun dan menerapkan etika batuk ketika sakit.
33. Menivax ACYW
Vaksin Polisakarida Meningokokus (GrupA/C/Y/W135)
KOMPOSISI
Tiap dosis (0,5 mL) mengandung:
Polisakarida Meningokokus dimurnikan A 50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan C 50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan Y 50 mcg
Polisakarida Meningokokus dimurnikan W135 50 mcg
Laktosa 3,5 mg
DESKRIPSI
Vaksin beku kering berwarna putih yang mengandung antigen kapsular
polisakarida yang dimurnikan dan diekstrak dari kultur Neisseria meningitidis grup
A, C, Y, dan W135. Vaksin menjadi jernih setelah dilarutkan.
Mencegah Penyakit Meningokokus Dewasa dan anak berusia diatas 2 tahun
KEMASAN
Dus @ 1 vial (0,5 mL/dosis) + 1 ampul pelarut
34. Tata Cara Pemberian
1. Menivax diberikan secara subkutan. Hampir sebagian besar vaksin meningitis
polisakarida yang tersedia di pasar internasional menggunakan metode injeksi
subkutan. Toleransi terhadap metode ini lebih baik. Reaksi simpang paling
banyak yaitu nyeri.
2. Diberikan pada lengan atas ( area otot deltoid)
3.Imunisasi ulang direkomendasikan pada 3
tahun setelah imunisasi primer.
35.
36. VAKSIN INFLUENZA
Vaksin inaktif (TIV) virus A(H3N2), (H1N1), B
Respon AB : 2 mgg, Proteksi : 1 thn
Aman u/ Bumil trimester 2 - 3
Inj. 0,5 ml intramuskuler di deltoid
Indikasi utama :
> 50 thn
Penderita peny. Jantung, Paru, DM, disfungsi ginjal, imunosupresi.
37. Apabila Menderita Batuk
Usahakan tidur yang
cukup
Memakai masker
untuk menutup mulut
& hidung
Perbanyak minum air
putih yang hangat
Kurangi makanan yang
berlemak/berminyak,
terlalu manis/dingin
Jika sakit berlanjut, segera
ke dokter!
38. Toilet/WC/Jamban
Sediakan kantong plastik untuk membuang tisu, pembalut, dan lain-lain
Pilih yang pintunya bisa terkunci, saluran air tidak tersumbat dan
tempat antrinya tidak becek.
Buang air besar/buang air kecil harus pada lubang toilet/wc/jamban,
bukan di lantainya.
Sebelum dan sesudah menggunakan toilet/wc/jamban harus disiram
dulu sampai bersih.
Kalau menggunakan kloset duduk, bersihkan/keringkan dulu
dudukannya, untuk menghindari terjadinya penularan penyakit. Jangan
jongkok apabila menggunakan kloset duduk.
39.
40.
41. TIPS HAJI SEHAT SELAMA DI TANAH SUCI
Makan bergizi dan teratur
Minum air yang cukup ( 1 gelas / jam)
Cuci tangan sebelum dan sesudah makan
Hindari aktifitas yang kurang perlu
Istirahat cukup
Kerjakan ibadah sunnah sesuai kondisi
Pakai pakaian tebal dan warna gelap Malam
Mandi sekali, hindari sabun dengan soda (pakai sabun bayi)
42. Gunakan pelembab (body lotion) untuk badan dan kaki
Gunakan lip gloss untuk melindungi bibir
Gunakan masker yang dibasahi, kcmata hitam
Hindari berdesak-desakan
Cuci tangan setelah BAK / BAB
Jangan masak di kamar tidur
Jangan merokok
Lapor dokter kloter bila kesehatan terganggu
Kontrol dan minum obat rutin bagi resti
43. KENDALA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Penderita penyakit kronis, tidak membawa obat rutin
2. Obat tidak rutin diminum
3. Petugas tidak dibekali alat cek Laborat kimia
4. Kesulitan bagi pemakai insulin
5. Obat bawaan banyak ‘tersita’
6. Peserta Safari wukuf dibatasi
7. Letak pemondokan terpisah
8. Jamaah ‘Nekat’, tersesat
9. Menu tidak cocok, Katering terlambat, diserbu kloter lain
10. Jam tidur kurang
11. Kursi roda hilang/tertukar
12. Pemakaian toilet pesawat tidak benar
13. Antrean MCK
14. dll