Dokumen tersebut membahas tentang proses masuk dan perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Islam diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-7 hingga ke-13 M melalui pedagang-pedagang dari Timur Tengah dan India. Peran Walisongo sangat besar dalam menyebarkan Islam di Jawa pada abad ke-13 M. Mereka menggunakan berbagai metode dakwah seperti kesenian dan pendidikan di pondok pesantren. Bahasa dan pendid
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang
Sejarah masuknya Islam ke wilayah Nusantara sudah berlangsung demikian lama, sebagian
berpendapat bahwa Islam masuk pada abad ke-7 M yang datang lansung dari Arab. Pendapat lain
mengatakan bahwa Islam masuk pada abad ke-13, dan ada juga yang berpendapat bahwa Islam
masuk pada sekitar abad ke 9 M atau 11 M . Perbedaan pendapat tersebut dari pendekatan historis
semuanya benar, hal tersebut didasar bukti-bukti sejarah serta peneltian para sejarawan yang
menggunakan pendekatan dan metodenya masing-masing.
Berdasarakan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah, bahwa Islam mulai
berkembang di Nusantara sekitar abad 13 M . hal tersebut tak lepas dari peran tokoh serta ulama
yang hidup pada saat itu, dan diantara tokoh yang sangat berjasa dalam proses Islamisasi di
Nusantara terutama di tanah Jawa adalah “ Walisongo”. Peran Walisongo dalam proses Islamisas i
di tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo yang begitu dekat dikalangan masyarakat muslim
kultural Jawa sangat mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik serta
sosoknya yang menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat Jawa sehingga dengan mudah
Islam menyebar ke seluruh wilayah Nusantara.
B. Rumusan Masalah
Sejarah perkembangan islam di Indonesia, di Dunia dan risalah dakwah Walisongo
demikian panjang. Mereka berdakwah dengan perjuangan yang begitu giat, karena masyarakat
Nusantara pada waktu itu sebagian besar beragama Hindu-Budha yang berada dibawah kekuasaan
Majapahit. Walisongo hidup pada masa merosotnya era kekuasaan Hindu-Budha Majapahit.
Jatuhnya Majapahit diberi tanda candra sengkala yang berbunnyi “Sirna Ilang Kertaning Bhumi”,
Sirna = 0, Hilang = 0, Kerta = 4, dan Bhumi = 1, Hal ini dapat kita simpulkan bahwa jatuhnya
kerajaan Majapahit terjadi pada tahun saka 1400 yang pada saat itu bersamaan juga dengan era
kebangkitan Walisongo.
Selanjutnya, bagaimanakah Walisongo dalam menjalankan misi Islamisasi di Tanah Jawa,
melalui apa saja Walisongo dalam menjalankan dakwahnya, serta bagaimanakah hubungan
“Walisongo” dengan Kerajan-Kerajan Islam di tanah Jawa, kemudian, peninggalan-peninggla n
Walisongo apa saja yang pengaruhnya amat begitu kental di kalangan masyarakat. semua
permasalahan tersebut akan sedikit diuraikan dalam makalah ini. Dengan makalah ini, diharapkan
menjadi sumber pengetahuan serta pemicu baik bagi mahasiswa lain maupun setiap pembaca
pemerhati sejarah, khususnya Sejarah Islam di Nusantara.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk menganalisis sejarah islam,
perkembangan islam di Dunia dan risalah dakwah walisongo mulai dari titik awal penyebaran
hingga perkembangannya dalam proses Islamisasi di tanah Jawa dan sekitarnya, menjelaska n
hubungan antara Walisongo dengan kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara, khusunya kerajaan
Islam di Jawa.
2. BAB II
Perkembangan Islam di Indonesia
2
A. Proses Masuknya Islam di Indonesia
Kedatangan Islam di Indonesia, tidak dapat diketahui dengan pasti. Diperkirakan
kedatangan yang pertama adalah di Aceh. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya makam-makam.
Menurut Ma Huan yang datang ke Majapahit tahun 1413, bahwa ada 3 golongan
penduduk Majapahit yaitu orang-orang Islam yang datang dari Barat, orang-orang Cina yang
kebanyakan memeluk Islam dan selebihnya rakyat yang menyembah berhala. Banyak pendapat
para ahli yang mengemukakan tentang teori-teori masuknya Islam di Indonesia, diantaranya adalah
:
1. M.C. Ricklefs dari Australian National University menyebutkan 2 proses masuknya Islam ke
nusantara yaitu :
a) Penduduk pribumi mengalami kontak dengan agama Islam dan kemudian
menganutnya.
b) Orang-orang asing (Arab, India, Cina) yang telah memeluk agama Islam tinggal
secara tetap di suatu wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk asli, dan
mengikuti gaya hidup lokal sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang
Jawa, Melayu, atau suku lainnya.
2. Teori lain seputar masuknya Islam dari Timur Tengah ke nusantara diajukan Supartono
Widyosiswoyo. Menurutnya, penetrasi tersebut dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a) Jalur Utara adalah proses masuknya Islam dari Persia dan Mesopotamia. Dari sana, Islam
beranjak ke timur lewat jalur darat Afganistan, Pakistan, Gujarat, lalu menempuh jalur laut
menuju Indonesia. Lewat Jalur Utara ini, Islam tampil dalam bentuk barunya yaitu aliran
Tasawuf. Dalam aliran ini, Islam dikombinasikan dengan penguatan pengalaman personal
dalam pendekatan diri terhadap Tuhan. Aliran inilah yang secara cepat masuk dan
melakukan penetrasi penganut baru Islam di nusantara. Aceh merupakah salah satu basis
persebaran Islam pada Jalur Utara ini.
b) Jalur Tengah adalah proses masuknya Islam dari bagian barat lembah Sungai Yordan dan
bagian timur semenanjung Arabia (Hadramaut). Dari sini Islam menyebar dalam
bentuknya yang relatif asli, di antaranya adalah aliran Wahabi. Pengaruh terutama cukup
mengena di wilayah Sumatera Barat. Ini dapat terjadi oleh sebab dari Hadramaut perjalanan
laut dapat langsung sampai ke pantai barat pulau Sumatera.
c) Jalur Selatan pangkalnya adalah di wilayah Mesir. Saat itu Kairo merupakan pusat
penyiaran agama Islam yang modern dan Indonesia memperoleh pengaruh tertama dalam
organisasi keagamaan yang disebut Muhammadiyah. Kegiatan lewat jalur ini terutama
pendidikan, dakwah, dan penentangan bid’ah.
3. 3. Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori
Gujarat, teori Makkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang
permasalahan waktu masuknya Islam ke Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau
pembawa agama Islam ke Nusantara.
a) Teori Gujarat. Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13
dan pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Hal ini juga bersumber dari
keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula)
tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam
dan banyak pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
b) Teori Makkah. Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap
teori lama yaitu teori Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia
pada abad ke 7 dan pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Para ahli yang mendukung
teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi masuknya
ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar terhadap
proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
c) Teori Persia.Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan
pembawanya berasal dari Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia
dengan budaya masyarakat Islam Indonesia seperti peringatan 10 Muharram atau Asyura
atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh
orang Syiah/Islam Iran. Selain itu, ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun
1419 di Gresik.
Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan jalan
damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangannya pada abad ke-13. Proses masuk dan
berkembangnya Islam ke Indonesia pada dasarnya dilakukan dengan melalui beberapa
jalur/saluran yaitu melalui perdagangan seperti yang dilakukan oleh pedagang Arab, Persia dan
Gujarat. Pedagang tersebut berinteraksi/bergaul dengan masyarakat Indonesia. Pada kesempatan
itu dipergunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Selanjutnya diantara pedagang tersebut ada
yang terus menetap, atau mendirikan perkampungan, seperti pedagang Gujarat mendir ika n
perkampungan Pekojan. Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering
bahkan ada yang sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam
semakin cepat berkembang.
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh yang
menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren. Islam juga
disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit.
Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
B. Pengaruh Perkembangan Islam terhadap Peradaban
3
1. Pengaruh Islam di Bidang Bahasa
4. Konversi Islam nusantara awalnya terjadi di sekitar semenanjung Malaya. Menyusul
konversi tersebut, penduduknya meneruskan penggunaan bahasa Melayu. Melayu lalu digunakan
sebagai bahasa dagang yang banyak digunakan di bagian barat kepulauan Indonesia. Seiring
perkembangan awal Islam, bahasa Melayu pun memasukkan sejumlah kosakata Arab ke dalam
struktur bahasanya. Bahkan, Taylor mencatat sekitar 15% dari kosakata bahasa Melayu merupakan
adaptasi bahasa Arab. Selain itu, terjadi modifikasi atas huruf-huruf Pallawa ke dalam huruf Arab,
dan ini kemudian dikenal sebagai huruf Jawi.
Bersamaan naiknya Islam menjadi agama dominan kepulauan nusantara, terjadi
sinkretisasi atas bahasa yang digunakan Islam. Sinkretisasi terjadi misalnya dalam struktur
penanggalan Çaka. Penanggalan çaka berbasis penanggalan Matahari (syamsiah, mirip gregorian),
sementara penanggalan Islam berbasis peredaran Bulan (qamariah). Hasilnya pada 1625, Agung
Hanyakrakusuma mendekritkan perubahan penanggalan Çaka menjadi penanggalan Jawa yang
sudah banyak dipengaruhi budaya Islam. Nama-nama bulan yang digunakan tetap 12, sama dengan
penanggalan Hijriyah (versi Islam). Penyebutan nama bulan mengacu pada bahasa Arab seperti
Sura (Muharram atau Assyura dalam Syiah), Sapar (Safar), Mulud (Rabi’ul Awal), Bakda Mulud
(Rabi’ul Akhir), Jumadilawal (Jumadil Awal), Jumadilakir (Jumadil Akhir), Rejeb (Rajab), Ruwah
(Sya’ban), Pasa (Ramadhan), Sawal (Syawal), Sela (Dzulqaidah), dan Besar (Dzulhijjah). Namun,
penanggalan hariannya tetap mengikuti penanggalan Çaka sebab saat itu penanggalan harian Çaka
paling banyak digunakan penduduk sehingga tidak bisa digantikan begitu saja tanpa menciptakan
perubahan radikal dalam aktivitas masyarakat (revolusi sosial).
Selain pembagian bulan, bahasa Arab merambah ke dalam kosakata. Sama dengan
sejumlah bahasa Sanskerta yang diakui selaku bagian dari bahasa Indonesia, kosakata Arab pun
akhirnya masuk ke dalam struktur bahasa Indonesia, yang sedikit contohnya sebagai berikut:
Kosakata Indonesia yang dipengaruhi Bahasa Arab
Arab Indonesia Arab Indonesia
isnain Senin (dua) `ajā'ib Ajaib
tsalasa Selasa (tiga) `aib Aib (malu)
arbain Rabu (empat) Ahl Ahli
kamis Khamis (lima) `ādil Adil
jumu’ah Jumat (ramai) `abd Abdi
badan Tubuh Abadī Abadi
Yatim Yatim Abad Abad
4
5. wujud Wujud (rupa) Dahsha Dahsyat
usquf Pemimpin gereja Dalīl Dalil (bukti)
Umr Umur ghaira Gairah (hasrat)
daraja Derajat Wajh Wajah
darura Darurat wājib Wajib
awwal Awal walīy Wali
Atlas Atlas waṣīya Wasiat
Asli Asli wilāya Wilayah
‘amal Amal yaqīn Yakin
Ala Alat ya`nī Yakni
Alama Alamat Nashichah Nasehat/nasihat
Alami Alami Ijazah Ijazah/ijasah
Bahasa Arab ini bahkan semakin signifikan di abad ke-18 dan 19 di Indonesia, di mana
masyarakat nusantara lebih familiar membaca huruf Arab ketimbang Latin. Bahkan, di masa
kolonial Belanda, mata uang ditulis dalam huruf Arab Melayu, Arab Pegon, ataupun Arab Jawi.
Tulisan Arab pun masih sering diketemukan sebagai keterangan dalam batu nisan.
5
2. Pengaruh Islam di Bidang Pendidikan
Salah satu wujud pengaruh Islam yang lebih sistemik secara budaya adalah pesantren. Asal
katanya pesantren kemungkinan shastri (dari bahasa Sanskerta) yang berarti orang-orang yang tahu
kitab suci agama Hindu. Atau, kata cantrik dari bahasa Jawa yang berarti orang yang mengikut i
kemana pun gurunya pergi. Fenomena pesantren telah berkembang sebelum Islam masuk.
Pesantren saat itu menjadi tempat pendidikan dan pengajaran agama Hindu. Setelah Islam masuk,
kurikulum dan proses pendidikan pesantren diambil alih Islam.
Pada dasarnya, pesantren adalah sebuah asrama tradisional pendidikan Islam. Siswa tinggal
bersama untuk belajar ilmu keagamaan di bawah bimbingan guru yang disebut Kyai. Asrama siswa
berada di dalam kompleks pesantren di mana kyai berdomisili. Dengan kata lain, pesantren dapat
diidentifikasi adanya lima elemen pokok yaitu: pondok, masjid, santri, kyai, dan kitab-kitab klasik
6. (kitab kuning). Melalui pesantren, budaya Islam dikembangkan dan beradaptasi dengan budaya
lokal yang berkembang di sekitarnya tanpa mengakibatkan konflik horisontal signifikan.
3. Pengaruh Islam di Bidang Arsitektur dan Kesenian
Masjid adalah tempat ibadah umat Islam. Masjid-masjid awal yang dibangun pasca
penetrasi Islam ke nusantara cukup berbeda dengan yang berkembang di Timur Tengah. Salah
satunya tidak terdapatnya kubah di puncak bangunan. Kubah digantikan semacam meru, susunan
limas tiga atau lima tingkat, serupa dengan arsitektur Hindu. Masjid Banten memiliki meru lima
tingkat, sementara masjid Kudus dan Demak tiga tingkat. Namun, bentuk bangunan dinding yang
bujur sangkar sama dengan budaya induknya.
Perbedaan lain, menara masjid awalnya tidak dibangun di Indonesia. Menara dimaksudkan
sebagai tempat mengumandakan adzan, seruan penanda shalat. Peran menara digantikan bedug
atau tabuh sebagai penanda masuknya waktu shalat. Setelah bedug atau tabuh dibunyika n,
mulailah adzan dilakukan. Namun, ada pula menara yang dibangun semisal di masjid Kudus dan
Demak. Uniknya, bentuk menara di kedua masjid mirip bangunan candi Hindu. Meskipun di masa
kini telah dilengkapi menara, bangunan-bangunan masjid jauh di masa sebelumnya masih
mempertahankan bentuk lokalnya, terutama meru dan limas bertingkat tiga.
Pusara Makam adalah lokasi dikebumikannya jasad seseorang pasca meninggal dunia.
Setelah pengaruh Islam, makam seorang berpengaruh tidak lagi diwujudkan ke dalam bentuk candi
melainkan sekadar cungkup. Lokasi tubuh dikebumikan ini ditandai pula batu nisan. Nisan
merupakan bentuk penerapan Islam di Indonesia. Nisan Indonesia bukan sekadar batu, melainka n
terdapat ukiran penanda siapa orang yang dikebumikan.
Ajaran Islam melarang kreasi makhluk bernyawa ke dalam seni. Larangan dipegang para
penyebar Islam dan orang-orang Islam Indonesia. Sebagai pengganti kreativitas, mereka aktif
membuat kaligrafi serta ukiran tersamar. Misalnya bentuk dedaunan, bunga, bukit-bukit karang,
pemandangan, serta garis-garis geometris. Termasuk ke dalamnya pembuatan kaligrafi huruf Arab.
Ukiran misalnya terdapat di Masjid Mantingan dekat Jepara, daerah Indonesia yang terkenal
karena seni ukirnya.
6
7. BAB III
Kerajaan-Kerajaan Islam
7
1. Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kerajaan ini
didirikan oleh Marah Silu bergelar Sultan Malik al- Saleh, sebagai raja pertama yang memerinta h
tahun 1285 – 1297. Kerajaan ini masih ada sampai abad ke-15. Pusat kerajaaan Samudera Pasai
kemudian dipindah ke Pase.
2. Kerajaan Demak
Demak merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa dengan rajanya yaituRade n
Patah. Demak dengan cepat mencapai kejayaannya, terutama setelah Malaka jatuh ke Portugis.
Putranya yang bernama Pati Unus yang bergelar Pangeran Sabrang Lor sangat berjasa membantu
ayahnya meluaskan dan memperkuat kedudukan kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam. Raden
Patah wafat tahun 1518 dan diganti oleh Pati Unus.
3. Kerajaan Banten
Daerah ujung barat pulau Jawa yaitu Banten dan Sunda Kelapa dapat direbut oleh Demak,
di bawah pimpinan Fatahillah. Untuk itu daerah tersebut berada di bawah kekuasaan Demak.
Setelah Banten diislamkan oleh Fatahillah maka daerah Banten diserahkan kepada putranya yang
bernama Hasannudin, sedangkan Fatahillah sendiri menetap di Cirebon, dan lebih menekuni hal
keagamaan. Dengan diberikannya Banten kepada Hasannudin, maka Hasannudin meletakkan
dasar-dasar pemerintahan kerajaan Banten dan mengangkat dirinya sebagai raja pertama, yang
memerintah tahun 1552 – 1570.
4. Kerajaan Mataram
Pada awal perkembangannya kerajaan Mataram adalah daerah kadipaten yang dikuasai
oleh Ki Gede Pamanahan. Daerah tersebut diberikan oleh Pangeran Hadiwijaya (Jaka Tingkir)
yaitu raja Pajang kepada Ki Gede Pamanahan atas jasanya membantu mengatasi perang saudara
di Demak yang menjadi latar belakang munculnya kerajaan Pajang. Kerajaan Mataram mengalami
kejayaan pada masa pemerintahan Raden Rangsang (1613-1645) yang terkenal dengan nama
Sultan Agung. Sultan Agung wafat pada tahun 1645.
5. Kerajaan Gowa – Tallo
Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo pada tahun 1605. Dengan raja pertama Kerajaan
Tallo adalah Karaeng Mattoaya yang bergelar Sultan Abdullah. Raja Gowa yaitu Daeng Manrabia
bergelar Sultan Alaudin.
8. 8
6. Kerajaan Ternate – Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di kepulauan Maluku. Keadaan Maluku yang subur
dan diliputi oleh hutan rimba, maka daerah Maluku terkenal sebagai penghasil rempah seperti
cengkeh dan pala.
7. Kerajaan Aceh
Masa kerajaan Aceh dicapai dalam masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1636).
Ia kemudian digantikan oleh menantunya, Iskandar Tani. Namun ketika Iskandar Tani wafat tahun
1641, kekuasaan Aceh menjadi menurun. Hal ini terjadi karena perselisihan di kalangan sendiri
dan juga karena Belanda berhasil merebut Malaka dari tangan Portugis tahun 1941.
8. Kerajaan Malaka
Malaka sebelumnya adalah kota kecil. Namun di bawah pemerintahan Sultan Mudzafar
Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat perdagangan antara timur dan barat. Malaka mencapai
puncak kebesarannya di bawah Sultan Mansyur Syah (1458-1477) dan dilanjutkan oleh Sultan
Alaudin Syah (1477-1488). Malaka mengalami kemunduran ketika pemerintah Sultan Mahmud
Syah (1488-1511). Kejayaan Malaka berakhir ketika orang-orang Portugis berhasil mengalahka n
Malaka pada tahun1511.
A. Peninggalan-Peninggalan kerajaan Islam
Peninggalan Islam yang dapat kita saksikan hari ini merupakan perpaduan antara
kebudayaan Islam dan kebudayaan setempat. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam dapat
kita temukan antara lain dalam bentuk bangunan (masjid, makam) dan seni.
a. Peninggalan dalam Bentuk Bangunan
Bangunan yang menjadi ciri khas Islam antara lain ialah masjid, istana/keraton, dan makam
(nisan).
1) Masjid
Masjid merupakan tempat shalat umat Islam. Masjid tersebar di berbagai daerah. Namun,
biasanya masjid didirikan pada tepi barat alun-alun dekat istana. Alun-alun adalah tempat
bertemunya rakyat dan rajanya. Masjid merupakan tempat bersatunya rakyat dan rajanya sebagai
sesama mahkluk Illahi dengan Tuhan. Raja akan bertindak sebagai imam dalam memimpin salat.
Bentuk dan ukuran masjid bermacam-macam. Namun, yang merupakan ciri khas sebuah
masjid ialah atap (kubahnya). Masjid di Indonesia umumnya atap yang bersusun, makin ke atas
makin kecil, dan tingkatan yang paling atas biasanya berbentuk limas.
9. Jumlah atapnya selalu ganjil. Bentuk ini mengingatkan kita pada bentuk atap candi yang denahnya
bujur sangkar dan selalu bersusun serta puncak stupa yang adakalanya berbentuk susunan payung-payung
yang terbuka. Dengan demikian, masjid dengan bentuk seperti ini mendapat pengaruh dari
9
Hindu-Buddha.
Beberapa di antara masjid-masjid khas Indonesia memiliki menara, tempat muadzin
menyuarakan adzan dan memukul bedug. Contohnya, menara Masjid Kudus yang memiliki bentuk
dan struktur bangunan yang mirip dengan bale kul-kul di Pura Taman Ayun. Kul-kul memiliki
fungsi yang sama dengan menara, yakni memberi informasi atau tanda kepada masyarakat
mengenai berbagai hal berkaitan dengan kegiatan suci atau yang lain dengan dipukulnya kul-kul
dengan irama tertentu. Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk masjid, dapat kita lihat antara lain
pada beberapa masjid berikut:
(1) Masjid Banten (bangun beratap tumpang)
(2) Masjid Demak (dibangun para wali)
(3) Masjid Kudus (memiliki menara yang bangun dasarnya serupa meru)
(4) Masjid Keraton Surakarta, Yogyakarta, Cirebon (beratap tumpang)
(5) Masjid Agung Pondok Tinggi (beratap tumpang)
(6) Masjid tua di Kotawaringin, Kalimantan Tengah (dibangun ulama penyebar siar
pertama di Kalteng)
(7) Masjid Raya Aceh, Masjid Raya Deli (dibangun zaman Sultan Iskandar Muda)
2) Makam dan Nisan
Makam memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan hasil kebudayaan. Makam
biasanya memiliki batu nisan. Di samping kebesaran nama orang yang dikebumikan pada makam
tersebut, biasanya batu nisannya pun memiliki nilai budaya tinggi. Makam yang terkenal antara
lain makam para anggota Walisongo dan makam raja-raja.
Pada makam orang-orang penting atau terhormat didirikan sebuah rumah yang disebut
cungkup atau kubah dalam bentuk yang sangat indah dan megah. Misalnya, makam Sunan Kudus,
Sunan Kalijaga, dan sunan-sunan besar yang lain. Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk makam
dapat kita lihat antara lain pada beberapa makam berikut.
(1) Makam Sunan Langkat (di halaman dalam masjid Azisi, Langkat)
(2) Makam Walisongo
(3) Makam Imogiri (Yogyakarta)
10. 10
(4) Makam Raja Gowa
Peninggalan sejarah Islam dalam bentuk nisan dapat kita lihat antara lain pada beberapa
nisan berikut:
(1) Di Leran, Gresik (Jawa timur) terdapat batu nisan bertuliskan bahasa dan huruf
Arab, yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan
bernama Fatimah binti Maimun yang berangka tahun 475 Hijriah (1082 M);
(2) Di Sumatra (di pantai timur laut Aceh utara) ditemukan batu nisan Sultan
Malik alsaleh yang berangka tahun 696 Hijriah (!297 M);
(3) Di Sulawesi Selatan, ditemukan batu nisan Sultan Hasanuddin;
(4) Di Banjarmasin, ditemukan batu nisan Sultan Suryana Syah; dan
(5) Batu nisan di Troloyo dan Trowulan.
b. Peninggalan dalam Bentuk Karya Seni
Peninggalan Islam dapat juga kita temui dalam bentuk karya seni seperti seni ukir, seni
pahat, seni pertunjukan, seni lukis, dan seni sastra. Seni ukir dan seni pahat ini dapat dijumpai pada
masjid-masjid di Jepara. Seni pertunjukan berupa rebana dan tarian, misalnya tarian Seudati. Pada
seni aksara, terdapat tulisan berupa huruf arab-melayu, yaitu tulisan arab yang tidak memakai
tanda (harakat, biasa disebut arab gundul).
Salah satu peninggalan Islam yang cukup menarik dalam seni tulis ialah kaligrafi. Kaligrafi
adalah menggambar dengan menggunakan huruf-huruf arab. Kaligrafi dapat ditemukan pada
makam Malik As-Saleh dari Samudra Pasai.
Karya sastra yang dihasilkan cukup beragam. Para seniman muslim menghasi lka n
beberapa karya sastra antara lain berupa syair, hikayat, suluk, babad, dan kitab-kitab. Syair banyak
dihasilkan oleh penyair Islam, Hamzah Fansuri. Karyanya yang terkenal adalah Syair Dagang,
Syair Perahu, Syair Si Burung Pangi, dan Syair Si Dang Fakir. Syair-syair sejarah peninggala n
Islam antara lain Syair Kompeni Walanda, Syair Perang Banjarmasin, dan Syair Himop. Syair -
syair fiksi antara lain Syair Ikan Terumbuk dan Syair Ken Tambunan. Hikayat adalah karya sastra
yang berisi cerita atau dongeng yang sering dikaitkan dengan tokoh sejarah. Peninggalan Islam
berupa hikayat antara lain, Hikayat Raja Raja Pasai, Hikayat Si Miskin (Hikayat Marakarma),
Hikayat Bayan Budiman, Hikayat Amir Hamzah, Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Jauhar
Manikam.
11. Suluk adalah kitab-kitab yang berisi ajaran-ajaran tasawuf. Peninggalan Islam berupa suluk
antara lain Suluk Wujil, Suluk Sunan Bonang, Suluk Sukarsa, Suluk Syarab al Asyiqin, dan Suluk
Malang Sumirang.
Babad adalah cerita sejarah tetapi banyak bercampur dengan mitos dan kepercayaan masyarakat
yang kadang tidak masuk akal. Peninggalan Islam berupa babad antara lain Babad Tanah Jawi,
Babad Sejarah Melayu (Salawat Ussalatin), Babad Raja-Raja Riau, Babad Demak, Babad Cirebon,
Babad Gianti. Adapun kitab-kitab peninggalan Islam antara lain Kitab Manik Maya, Us-Salatin
Kitab Sasana-Sunu, Kitab Nitisastra, Kitab Nitisruti, serta Sastra Gending karya Sultan Agung.
11
B. Ulama-Ulama Awal di Indonesia
Ulama adalah sebutan bagi para mubaligh yang pekerjaannya lebih khusus mengajarkan
agama Islam dan benar-benar menguasai dan memahami mengenai seluk beluk agam dan ajaran
Islam. Dengan adanya para ulama ini tentu akan lebih mudah dalam proses Islamisasi dan
memperdalam tentang agama Islam. Ada dua cara yang dilakukan oleh para ulama untuk
menyebarkan agama dan ajaran Islam, yakni Membentuk kader-kader ulama, yaitu dengan
menyelenggarakan pengajaran dan pendidikan Islam melalui Pendidikan pesantren-pesantren di
Jawa, dayah di Aceh, dan surau Minangkabau yang akan bertugas sebagai mubaligh ke daerah-daerah.
Melalui karya-karya yang tersebar dan dirasa di berbagai tempat yang jauh. Karya-kaarya
tersebut menggambarkan perkembangan pemikiran dan ilmu- illmu keagamaan di Indonesia pada
masa itu. Para ulama di Indonesia banyak bermunculan sekitar abad ke-16 dan 17 Masehi. Berikut
adalah nama-nama ulama awal di Indonesia serta beberapa penjelasannya.
1) Hamzah Fansuri
Hamzah Fansuri dilahirkan pada akhir abad ke-16 di Barus, Sumatra Utara. Pada tahun
1726, Francois Valentijn dalam bukunya Oud en Nieuw Oost-Indie pada bab mengenai Sumatra
menyebutkan banwa Hamzah Fansuri adalah sebagai penyair yang dilahirkan di Fansur.
Hamzah Fansuri telah mengembara ke berbagai tempat untuk menambah pengeteahuannya
seperti Mekah, Madinah, Baghdad, Kudus, dan tempat-tempat jawa lainnya. Ia menguasai bahasa
Arab dan Parsi di samping bahasa Melayu yang memang menjadi bahasa ibunya.
Hamzah Fansuri adalah mengembang tarekat wujudiyah atau Martabat Tujuh. Menurutnya
yang disebut wujud iru hanya satu, walaupun kelihatannya banyak. Wujud yang satu itu
12. mempunyai dua dimensi, yang meliputi dimensi batin (isi) dan dimensi lahir (kulit). Semua benda
yang tampak itu merupakan perwujudan dari dimensi batin, yaitu wujud yang hakiki, yang tiada
lain adalah Allah.
12
2) Syeikh Abdul Qadir Al Fathani
Kedudukan Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani dari sudut ilmu
pengetahuan adalah setaraf dengan ulama-ulama besar yang berada di Mekah dan Madinah pada
zaman itu. Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani menjalankan tugas ulama dengan
aktivitis pengajarannya di Masjidil Haram, Mekah dan di rumahnya sendiri.
Syeikh al-Fathani menyebut bahwa ayahnya, Syeikh Wan Muhammad Zain al-Fathani
lahir dalam tahun 1233 H/1817 M. Diriwayatkan bahawa Syeikh Abdul Qadir al-Fathani itu lebih
tua daripada Syeikh Muhammad Zain al-Fathani. Riwayat lain menyebut bahwa usia Syeikh Abdul
Qadir al-Fathani lebih tua sekitar lima tahun daripada Syeikh Wan Muhammad Zain al-Fathani.
Jadi, berarti Syeikh Abdul Qadir al-Fathani lahir dalam tahun 1228 H/1813 M. Diriwayatkan pula
bahawa Syeikh Abdul Qadir al-Fathani lebih tua daripada Syeikh Nawawi al-Bantani (Imam
Nawawi Tsani).Syeikh Nawawi al-Bantani lahir dalam tahun 1230 H/1814 M. Kedua-dua ulama
yang berasal dari Patani dan Banten itu bersahabat ketika kedua-duanya belajar di Mekah. Kedua-duanya
menerima bai`ah Thariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah daripada Syeikh Ahmad Khatib
Sambas (1217 H/1802 M-1289 H/1872 M). Dalam beberapa hal Syeikh Nawawi Banten belajar
kepada Syeikh Abdul Qadir al-Fathani, di antaranya ilmu qiraah. Dan demikian sebaliknya dalam
beberapa hal Syeikh Abdul Qadir al-Fathani belajar pula kepada Syeikh Nawawi al-Bantani.
Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani telah menyelamatkan cukup banyak
karya yang masih dalam bentuk tulisan tangan (manuskrip) yang dikarang oleh ulama dunia
Melayu, terutama sekali karya-karya Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Selain memelihara
manuskrip dengan rapi, Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani pula telah melakukan
pentahqiqan dan pentashhihan beberapa buah kitab yang dianggap penting, yang secara tradisinya
banyak diajarkan dari sebelum hingga zaman beliau. Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-
Fathani ini sangat penting bagi orang-orang Melayu yang berada di Mekah pada zamannya. Beliau
adalah guru bagi seluruh ulama Asia Tenggara, pakar tempat rujukan dalam semua bidang
13. keilmuan keislaman. Telah disebutkan bahawa Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani
adalah keluarga dekat kepada Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani, maka Syeikh Abdul Qadir
bin Abdur Rahman al-Fathani inilah yang pertama mengambil tempat kemasyhuran Syeikh Daud
bin Abdullah al-Fathani setelah beliau meninggal dunia. Pengetahuan Islam dan predikat ulama
pada peribadi Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani tidak pernah diragukan oleh para
ulama yang sezaman dengan beliau.
Kedudukan Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani dari sudut ilmu
pengetahuan adalah setaraf dengan ulama-ulama besar yang berada di Mekah dan Madinah pada
zaman itu. Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani menjalankan tugas ulama dengan
aktiviti pengajarannya di Masjidil Haram, Mekah dan di rumahnya sendiri.
Suatu hal yang menarik disebut di sini bahawa Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-
Fathani adalah seorang ulama yang besar pengaruhnya di kalangan Thariqat Syathariyah. Syeikh
Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani adalah seorang Mursyid dalam Thariqat Syathariyah
tersebut. Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani menerima Thariqat Syathariyah
adalah secara langsung kepada Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Oleh sebab Syeikh Abdul
Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani telah diperbolehkan mentawajjuh, membai'ah, dan
mengijazahkan Thariqat Syathariyah tersebut, maka pengaruh beliau lebih besar di kalangan
masyarakat pengamal sufi Islami. Syeikh Wan Ali Kutan al-Kalantani dipercayai telah menerima
Thariqat Syathariyah daripada Syeikh Abdul Qadir bin Abdur Rahman al-Fathani kerana ulama
yang berasal dari Kelantan itu tidak bertemu ketika dewasa dengan Syeikh Daud bin Abdullah al-
Fathani. Syeikh Abdul Qadir al-Fathani bin Abdur Rahman al-Fathani sekurang-kurangnya telah
menghasilkan 14 buah karangan, namun kerana kekurangan ruangan perbicaraan tentangnya
terpaksa ditangguhkan.
3) Syeikh Muhammad Mukhtar (Tuan Mukhtar Bogor)
Nama lengkap beliau ialah Syeikh Muhammad Mukhtar bin Atharid al-Bughri al-Batawi
al-Jawi. Lahir di Bogor, Jawa Barat, pada hari Khamis, 14 Sya’ban 1278 H/14 Februari 1862 M,
wafat di Mekah, 17 Shafar 1349 H/13 Juli 1930 M. Tuan Mukhtar Bogor menguasai banyak bidang
disiplin ilmu termasuk ilmu- ilmu hadis, beliau berpegang dengan Mazhab Syafi’ie, pengikut setia
13
14. Mazhab Ahlis Sunnah wal Jamaah aliran Imam Abu Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur al-
Maturidi. Beliau memperoleh pendidikan dari orang tuanya sendiri. Dalam tahun 1299 H/1881 M
melanjutkan pelajarannya di Betawi/Jakarta, belajar kepada al-Allamah al-Habib Utsman bin Aqil
bin Yahya, Mufti Betawi. Melalui ulama Arab keturunan Rasulallah s.a.w tersebut Tuan Mukhtar
Bogor hafal matan-matan ilmu.
Syeikh Muhammad Mukhtar Bogor menghasilkan karya yang tersebar berupa cetakan ada
yang ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa Melayu.
14
4) Syeikh Abdul Hamid
Nama lengkapnya ialah Syeikh Abdul Hamid bin Mahmud. Ayah dan datuk neneknya
berasal dari Talu, Minangkabau. Abdul Hamid dilahirkan di Tanjung Balai Asahan tahun 1298
H/1880 M. Wafat pada hari Khamis, petang Jumaat pada 10 Rabiulakhir 1370 H/18 Februari 1951
M.
Selain mengarang kitab, Abdul Hamid juga pernah menerbitkan majalah bahasa Arab dan
Melayu yang diberi judul Majallah `Ulumil Islamiyah.
5) Syamsudin al Sumatrani
Ilmuwan muslim yang merupakan murid Hamzah Fansuri. Syamsudin menulis buku yang
berjudul Mir’atul Mu’minin (Cermin Orang beriman), 1601 M.
6) Nuruddin al Raniri
Ulama yang berasal dari aceh yang banyak menuangkan hasi pemikirannya tentang ajaran
Islam dalam berbagai buku. Ia berasal dari Ranir, Gujarat (India) dan keturunan bangsa quraisy
Hadramaut. Raniri dikenal sebagai orang yang giat membela ajaran Ahlussunah Waljamaah.
Menurut catatan Ahmad Daudi, karyanya yang sudah diketahui yaitu 29 buah.
Raniri berusaha melenyapkan pemikiran Hamzah Fansuri. Dalam dunia tasawuf, paham
Raniri dalam banyak hal lebih cocok dengan ilmu kalam.
15. 15
7) Syeikh Kuala (Abdurauf)
Berasal dari kerajaan Aceh dari Singkel. Dilahirkan kira-kira tahun 1620. Abdurauf
mendalami ilmu pengetahuan di Mekkah dan Madinah. Dia menghidupakan kembali ajaran
tasawuf yang sebelumnya dikembangkan oleh Hamzah Fansuri. Abduraug juga membuat tafsir
AlQur’an dalam bahasa Melayu dan Jawa.
8) Syeikh Yusuf Makasar
Di Sulawesi, pemikiran tasawuf juga berkembang melalui Syeikh Yusuf Makasar (1626-1699)
yang lama belajar di Timur Tengah. Karya-karyanya diperkirakan berjumlah 20 buah dan masih
dalam bentuk naskah yang belum diterbitkan.
9) Syeikh Muhammad Arsyad al Banjari (1710-1812 M)
Ulama yang muncul sekitar abad ke-19 M, pemikirannya tidak mengenai tasawuf, tetapi
pemikiran fiqih. Ia menulis kitab Sabilul Muhtadin, sebuah kitab fiqih dan kitab Perukunan
Melayu.
10) Haji Ahmad Rifangi (1786-1875 M)
Berasal dari kalisasak yang menuis banyak buku, diantaranya Husnul Mathalib, asnal
Maqashid, Jam’u l Masa’ilAbyanul Hawa’ij, dan Ri’ayatul Himmah, yang umumnya membahas
ushuluddin, fiqih, dan tasawuf.
11) Syeikh Nawawi
Syeikh Nawawi berasal dari Banten menulis tidak kurang dari 26 buah kitab, yang terkenal
diantaranya adalah al Tafsir al Munir.
Masih banyak lagi ulama-ulama awal di Indonesia yang harus kita ketahui.
C. Wali songo
1. Maulana Malik Ibrahim
16. Nama aslinya adalah maulana Makhdum Ibrahim assamarkhandi, diperkirakan lahir
disamarkhand persia tengah pada abad ke 14M, terkadang Maulana Malik ibrahim disebut syeikh
Maghribi. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak ulama terkenal disamudra pasai, sekaligus ayah
dari sunan Giri(raden paku). Maulana malik ibrahim pernah bermukim di cempa (kamboja) selama
13 tahun dan menikah dengan putri raja cempa. Dari perkawinan ini lahir dua putra yaitu raden
rahmat dan sayyid Ali Murtadza alias raden santri.
Maulana Malik Ibrahim memilih jalur pendidikan sebagai media dakwahnya, pesantern
merupakan bentuk pendidikan yang digagas oleehnya. Dimaksudkan untuk menampung dan
menjawab permasalah-permasalahan soal keagamaan, serta menghimpun santri. Sunan Gresik
dianggap sebagai bapak spiritual walisongo. Beliau wafat tanggal 12 robiul awal 822H, bertepatan
dengan 8 april 1419 M, sedangkan makamnya terletak di perkuburan gapura wetan,gresik.
16
2. Sunan Ampel
Nama aslinya adalah Raden Rahmat, ia adalah putera sunan Gresikdan istrinya yang
bernama Dewi Candra Wulan.
Sebagai langkah awal, sunan Ampel membangun pesantren di Ampel Denta, dekat
Surabaya, melaui pesantrenya. Sunan Ampel mendidik kader-kader dai yang kemudian di kirim
keseluruh jawa. Murid-muridnya yang terkenal antara lain : Raden Paku(sunan Giri), Raden
Patah(sunan Demak), Raden Makhdum Ibrahim(sunan Bonang), Syarifudin (sunan Drajat),
Maulana Ishak(penyebar Islam blambangan). Sunan Ampel dikenal sebagai tokoh pencipta dan
perencanaan kerajaan Islam dijawa, dalam dakwahnya.
Sunan Ampel mengkhawatirkan penyimpangan akibat-akibat tradisi masyarakat jawa
seperti kenduri, selametan dan sesaji yang hidup dikalangan masyarakat. Namun ia tetap
menoleransi. Dalam praktikanya para wali memasukkan nilai- nilai ajaran Islam kedalam tradisi
tersebut.
3. Maulana Makhdum Ibrahim (Sunan Bonang)
Ia adalah putra dari sunan Ampel dan istrinya Chandrawati. Dalam aktifitas dakwahnya,
sunan Bonang mengganti nama-nama dewa dengan nama-nama malaikat. Hal itu dimaksudkan
upaya persuasif terhadap penganut ajaran Hindu dan Budha. Sunan Bonang memanfaatkan tradisi
wayang untuk menyampaikan dakwahnya, syair lagu, gamelan ciptaan para wali dan sunan bonang
pada khususnya berisi tentang ajaran Tauhid dan peribadatan. Sunan bonang wafat pada tahun
1525 di makamkan di Tuban.
4. Raden mas Syahid (Sunan Kalijaga)
Nama aslinya adalah raden mas syahid, ayahnya bernama raden sahur tumenggung
wilatikta yang menjadi bupati Tuban, sedangkan ibunya Dewi ningrum.
17. Dalam berdakwah, sunan Kalijaga mempunyai pola yang sama dengan gurunya yaitu
sunan Bonang, Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk dakwah, karena itu
Ia toleran dengan budaya lokal. Bila dipahamai secara lahiriyah, maka ajaran sunan Kalijaga
terkesan Sinkretisme dalam mengenalkan Islam, sebab dalam melaksanakan dakwahnya, ia
menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Beliau
wafat pada pertengahan abad ke 15 dan dimakamkan didesa kadilangu demak.
17
5.Raden Paku (Sunan Giri)
Sunan Giri adalah putra Maulana Ishak (sunan Ampel). Sunan Giri adalah saudara ipar dari raden
patah, dikarenakan istri mereka bersaudara. Sunan Giri mendirikan sebuah pesantren sebagai basis
dakwahnya. Dari pesantren inilah lahir juru dakwah yang kemudian menyiarkan agama keluar pulau jawa.
Sunan Giri juga dikenal sebagai seorang pendidik yang menerapkan permainan yang bersifat agamis,
bebrapa karyanya adalah tembang jemuran, jelungan, jor, gula ganti, lir ilir, dan cubleg-cubleg suweng,
yang kemudian dikembangkan oleh Raden Ranggawarsita.
6. Raden Qosim Syarifudin (Sunan Drajat)
Nama aslinya adalah Raden Qasim/ syarifudin. Raden Qasim adalah putera sunan Ampel
dari istri kedua yang bernama dewi candrawati.
Hal yang membedakannya dari wali yang lain adalah kepekaanya terhadap masalah-masa la h
sosial. Dalam dakwahnya lebih mengedepankan tema-tema kepedulian sosial dan kegotong
royongan, ia pun senantiasa memberikan teladan dengan memberi pertolongan kepada kaum
lemah. Sunan Drajat sangat memahami bahwa menyantuni anak yatim dan fakir miskin merupakan
kewajiban yang dianjurkan agama Islam.
7. Ja’far Sadiq (Sunan Kudus)
Nama aslinya adalah ja’far shodiq, ia dikenal dengan seorang pujangga. Sunan kudus
adalah putra raden Usman Haji yang menyiarkan islam di daerah jipang panolan,blora, jawa
Tengah. Diantara walisongo, sunan Kudus mendapat julukan Walal ilmi, karena keluasan ilmunya.
Dia sangat menguasai ilmu- ilmu agama, terutama fiqh, ushul fiqh, tauhid, hadist, tafsir serta
logika.
Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol
hindu budha serta memainkan peran sebagai sesosok pujangga. Ia menciptakan lagu- lagu
dan cerita-cerita keagamaan. Beliau wafat tahun 1550M dan dimakamkan dikomplek menara
kudus.
8. Raden Umar Sa’id (sunan Muria)
Sunan Muria adalah putra sunan kalijaga, nama aslinya adalah raden umar sa’id/Raden
sa’id. Semasa kecilnya dikenal dengan nama Prawoto.
18. Ciri khas sunan Muria adalah menjadikan desa-desa terpencil sebagai medan dakwahnya.
Ia terkenal sebagai wali yang lebih gemar menyendiri, bertempat tinggal didaerah terpencil, dan
bergaul dengan rakyat kebanyakan. Dalam rangka dakwahnya, ia mengadakan kursus-kursus bagi
para pedagang, nelayan,ataupun masyarakat kecil lainya.
18
9. Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung jati)
Nama lainya adalah syarif Hidayatullah/ Fatahillah, terkadang juga dikenal Falatehan.
Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan timur tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati
rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan yang menghubungkan antar wilayah.
Bersama putranya Maulana Hasanudin, sunan Gunungjati juga melakukan ekspedisi ke banten,
penguasa setempat pucuk umam menyerahkan secara sukarela penguasaan wilayah banten tersebut
yang kemudian menjadi cikal bakal kesultanan banten. Ia wafat dalam usia 120 tahun dan
dimakamkan didaerah gunung sembung, Gunungjati.
D. Peranan Walisongo
1. Sebagai penyiar agama islam
2. Sebagai penasehat raja - raja islam
3. Sebagai pendukung kerajaan - kerajaan islam
4. Sebagai pelopor pengembang kebudayaan daerah yang disesuaikan dengan ajaran islam
19. BAB IV
Perkembangan Islam di dunia
19
A. Asia
a. Cina
Di Cina terdapat lebih dari 140 juta penduduk dari 10 suku bangsa yang beagama islam.
Termasuk etnis Huizu, Uygur, Kirgiz, Tajik, Uzbek, Tatar dan lain sebagainya. Penduduk islam
tinggal merata di seluruh Cina. Termasuk provinsi Gansu, Qinghai, wilayah otonomi Xinjiang,
dan wilayah otonomi Ningxia. Agama islam sudah tidak asing lagi bagi Negara ini. Ia telah
menjadi salah satu agama yang penting bagi di Cina.
Zaman Dinasti Yuan merupakan zaman yang penting bagi perkembangan agama islam
di Cina. Agama islam berkembang pesat dan menjadi makmur pada zaman ini. Pada zaman ini,
islam memiliki kedudukan yang penting dalam arena ekonomi dan masyarakat. Pemerintah telah
menjamin kebebasanuntuk melaksanakan shalat, upacara ritual, serta budaya social. Sebagai
perbandingan terhadap minoritas lainnya, mereka juga diberi kebebasan untuk men jalin hubungan
denga masyarakat muslim di dunia. Perintah juga menyediakan biaya untuk memperbaiki mesjid,
dan memberi dasar keutamaan bagi umat islam.
Sekarang umat islam dan bukan islam adalah sama rata. Penduduk bekerja sama dalam
melakukan kegiatan dalam kehidupan bermasyarakat. Mereka bersatu padu dalam memberika n
sumbangan bagi pembangunan Negara. Bahkan hingga saat ini jumlah penduduk muslim di Cina
mencapai 200 juta jiwa. Umat muslim di Cina juga menghormati kepercayaan Cina, sepreti Yung
Dan Yang.
Islam di Cina kental dengan kebudayaan. Kondisinya mirip dengan Indonesia. Rumah
hunian masyarakat Cina mengambil budaya setempat. Arsitektur mesji, yaitu kubahnya dibuat
model Cina.
Para ulama di Cina telah mampu menterjemahkan Al-Quran, bahkan sampai
penterjemahan teks agama yang lain juga telah dilakukan. Seperti Hadits Arba’in An Nawawy
20. juga mampu dilakukan. Orang-orang yang yelah berjasa melakukannya antara lain, Syikh Wang
20
Jing Chai dan Yang Shi Chian.
Masyarakat Cina hidup berkelompok. Hal ini memudahkan mereka dalam mencari
makanan yang halal. Karena hanya di perkampungan muslimlah kita bisa menemukan makanan
yang halal.tampilan restoran muslim di cina mirip dengan restoran mandarin.kita harus
memperhatikan tulisan Cina, Qingzhen Cai, yamg artnya nmasakan halal atau Qingzhen
Restaurant, yang menyedikan masakan halal, tertera di setiap restoran Cina.
b. Jepang
Pada saat ini islam sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat di jepang.
Berdasarkan perkiraan Islamic Centre, jumlah penganut agama islam di jepang suadah mencapai
70.000 smpai debgan 200.000 orang. Penganut islam terbanyak adalah bersal dari luar jepang.
Menurut Michael penn, dari total keseluruhan penganut islam di jepang hanya sekitar 10 % yang
merupakn berasal dari penduduk asli jepang. Sedanmgkan 90 % merupakan penduduk pendatang
dai luar jepang. Sebagian besar pemeluk agama islam di jepang adalah para pelajar dan para
imigran dari Negara- Negara asia tenggara dan timur tengah.merkatersebar di banyak tempat,
seperti di Tokyo, Nagoya, Osaka, Kobe dan tempat-tempat lainnya.salah satu sebab agama islam
bisa berkembang di jepang adalah karena bagusnya iklim toleransi
yang ada di masyarakat jepang. Dan adanya jaminan kebebasan beargama oleh pemerintah jepang.
Toleransi penduduk asli terhadap agama baru sangat tinggi. Misalnya saja : pada jamuan makan /
minum selalu ditanyakan apakah ada yang berpantang terhadap daging atau minuman yang
mengandung alkohol.
Di jepang terdapat ratusan mesjid. Jumlah mesjid terbanyak berada di daerah Tokyo.
Mesjid tertua adalah Mesjid Kobe. Mesjid terbaru sekarang dadlah mesjid gitu yang terletak di
daerah Provinsi Aichi. Dakwah-dakwah dilakukan secara terorganisir dan rapi dan juga dilakukan
secara individual kepada kelurga. Dakwah-dakwah dilakukan secara rutin terhadap komunitas-komunitas
muslim di sini. Di Negara ini terdapat beberapa organisasi islam, dintaranya Japan
Muslim Asociatin dan Japan Islamic Congres. Negara ini pernah menyelenggarakan seminar
internasional yang diselenggarakan oleh JIC (Japan Isl;Amic Congres). Dengan adanya organisas i
ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan agama islam di jepang. Organisasi ini
menyediakan markas kegiatan social pendidikan dan social keagamaan. Organisasi keagamaan
21. juga menyelenggarakan acara bersama dan juga diskusi untuk menambah pengetahuan keislama n.
Selain itu acara ini juga efektif dalam membina persaudaraan sesama muslim. Dengan adanya
organisasi keagamaan ini merupakan salah satu upaya yang mampu men dorong pengembangan
agama islam serta mengenalkan agama islam secara lebih luas pada masyarakat Jepang dan
cosmopolitan.
21
c. Asia Tenggara
Tahap-tahap Perkembangan Islam
1. Kehadiran para pedagang Muslim (7 - 12 M)
Fase ini diyakini sebagai fase permulaan dari proses sosialisasi Islam di kawasan Asia
Tenggara, yang dimulai dengan kontak sosial budaya antara pendatang Muslim dengan penduduk
setempat.
Pada fase pertama ini, tidak ditemukan data mengenai masuknya penduduk asli ke dalam
Islam. Bukti yang cukup jelas mengenai hal ini baru diperoleh jauh kemudian, yakni pada
permulaan abad ke-13 M / 7 H. Sangat mungkin dalam kurun abad ke 1 sampai 4 H terdapat
hubungan perkawinan antara pedagang Muslim dengan penduduk setempat, hingga menjadikan
mereka beralih menjadi Muslim. Tetapi ini baru pada tahap dugaan.
Walaupun di Leran - Gresik, terdapat sebuah batu nisan bertuliskan Fatimah binti Maimun
yang wafat pada tahun 475 H / 1082 M. Namun dari bentuknya, nisan itu menunjukkan pola gaya
hias makam dari abad ke-16 M seperti yang ditemukan di Campa, yakni berisi tulisan yang berupa
do'a-do'a kepada Allah.
2. Terbentuknya kerajaan Islam (13-16M)
Pada fase kedua ini, Islam semakin tersosialisasi dalam masyarakat Nusantara dengan mulai
terbentuknya pusat kekuasaan Islam. Pada akhir abad ke-13 kerajaan Samudera Pasai sebagai
kerajaan Islam pertama di Indonesia merebut jalur perdagangan di Selat Malaka yang sebelumnya
dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya. Hal ini terus berlanjut hingga pada permulaan abad ke-14 berdiri
kerajaan Malaka di Semenanjung Malaysia.
Sultan Mansyur Syah (w. 1477 M) adalah sultan keenam Kerajaan Malaka yang membuat
Islam sangat berkembang di Pesisir timur Sumatera dan Semenanjung Malaka. Di bagian lain, di
Jawa saat itu sudah memperlihatkan bukti kuatnya peranan kelompok Masyarakat Muslim,
terutama di pesisir utara.
3. Pelembagaan Islam
Pada fase ini sosialisasi Islam semakin tak terbendung lagi masuk ke pusat-pusat kekuasaan,
merembes terus sampai hampir ke seluruh wilayah. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari peranan para
penyebar dan pengajar Islam. Mereka menduduki berbagai jabatan dalam struktur birokrasi
kerajaan, dan banyak diantara mereka menikah dengan penduduk pribumi. Dengan kata lain, Islam
dikukuhkan di pusat-pusat kekuasaan di Nusantara melalui jalur perdagangan, perkawinan dengan
elit birokrasi dan ekonomi, di samping dengan sosialisasi langsung pada masyarakat bawah.
Pengaruh islamisasi yang pada awalnya hanya berpusat di satu tempat telah jauh meluas
ke wilayah-wilayah lain di asia tenggara.
22. Islam Begitu cepat berkembang dan dapat diterima dengan baik di masyarakat karena Dalam
Penyebaran dan perkembangannya, dengan jalan damai. tidak pernah ada ekspedisi militer ataupun
kekerasan untuk islamisasi ini.
22
B. Afrika
Pemabahasan mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Afrika mencakup beberapa
wilayah negara yaitu Mesir, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko, Mauritania, Nigeria, Mali, Pantai
Gading, Sudan, Ethiopia, Kenya, Zambia dan lain-laannya. Namun yang akan dibahas kali ini
hanya sebagiannya saja.
a. Mesir
Mesir adalah kawasan Afrika pertama yang menerima masuknya Islam di benua ini,
penduduknya lebih kurang 42 juta jiwa, dimana sekitar tigs jutanya beragama Kristen selebihnya
beragama Islam. Bahkan, di kota Iskandariyah hingga kini masih terjaga segala macam kebesaran
umat Nasrani Orthodox tanpa diganggu keberadaannya oleh umat Islam. Di Mesir terdapat delapan
universitas diantara yang termashyur ke seluruh dunia ialah Al-Azhar di Kairo yang didirikan oleh
Bani Fathimiyah pada tahun 972 M. Disana banyak mahasiswa-mahasiswa yang belajar dari
seluruh dunia termasuk dari Indonesia yang kebanyakan mendapat beasiswa untuk belajar ilmu
agama maupun pendidikan umum seperti kedokteran, tekhnik dan lain-lainnya.
Sementara itu, perluasan pengaruh Islam di kawasan Tunisia telah terjadi sejak
pemerintahan Khalifah Usman bin Affan tahun 23-35 H (644-656 M) oleh Panglima Abdullah bin
Sa’ad bin Abi Sarah dengan menghancurkan tentara Romawi yang telah jatuh reputasinya.
Sehingga pasukan Abdullah bin sa’ad dengan mudah menguasainya. Sedang masuknya Islam ke
Maghribil Aqsha atau Afrika Utara sesudah berdirnya daulah Bani Umayah dibawah pimpinan
Khalifah Walid bin Abdul Malik, yang memberikan tugas tersebut kepada Panglima Musa bin
Nushair yang akhirnya ditunjuk sebagai gubernur wilayah itu.
b. Libya
Negeri Mouamar Ghadafi ini merupakan kawasan terpanas di Timur Tengah, dengan luas
1.795.540 km berpenduduk ± 3 juta jiwa terdiri dari bangsa Arab, Barbar serta Palestina hampir
seluruhnya beragama Islam. Rakyat hidup dari sektor pertanian, dan setelah ditemukan sumur -
sumur minyak berkualitas tinggi sebagian penduduknya menjadi tenaga kerja dalam industri ini,
selebihnya mengandalkan tenaga-tenaga asing.
c. Nigeria
Nigeria terletak di sebelah barat Afrika termasuk negara yang kaya minyak yang diekspor
ke Amerika Serikat terbesar kedua setelah Saudi Arabia. Penduduknya terdiri atas macam-macam
suku bangsa berjumlah ± 90 juta dan 75 % beragama Islam selebihnya Kristen maupun Animisme.
23. Negeri-negeri yang menikmati pengaruh Islam di kawasan Afrika dan hingga kini penduduknya
mayoritas beragama Islam antara lain Maroko, Sudan, Al-Jazair, dan Ethiopia.
23
d. Aljazair
Aljazair diperintah oleh bangsa Romawi semenjak tahun 40 M, oleh Vandala pada tahun
534 - 690 M, akhir abad ke-7 dikuasai umat islam. Pada tahun 1830 M Aljazair diduduki oleh
Prancis, dan baru tanggal 3 juli 1962 memperoleh kemerdekaan.
Selain itu, di Aljazair terdapat Kementrian Agama ( Wizarah As-Syu’un Al-Diniyah ),
yang tugas umumnya mengembangkan studi Islam dan mengenal tradisi Islam serta ideology
islam. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan seminar tentang pemikiran Islam yang
pertama di Batman (1969), kedua di Aures (1978), dan ketiga Al-Jir (1980).
e. Tunisia
Islam masuk ke Tunisia pada tahun 670 M. semenjak itu Tunisia diperintah oleh penguasa -
penguasa islam. Kemudian pada tahun 1881 M. Muhammad Sadiq, raja dari kerajaan Hunaisiyah,
menyerah pada Prancis. Sejak itu, Tunisia menjadi jajahan Perancis sampai dengan memperole h
kemerdekaannya pada tahun 1965 M.
Tunisia mempunyai peranan besar dalam sejarah perkembangan Islam. Melalui lembaga
pendidikan Jam’iyah Zaitunah, yang kemudian berubah menjadi Institut Ilmu-ilmu Islam, kader-kader
ulama dididik dan dilatih agar kemudian menjadi ulama besar. Lembaga pendidikan tersebut
berada dalam pengarahan dan pengawasan pemerintah Tunisia.
Tunisia aktif dalam Organisasi Konfrerensi Islam ( OKI ), dan ikut menentuka n
pengambilan keputusan tentang kebijakan-kebijakan diplomasi Timur Tengah, terutama yang
menyangkut konflik di Timur Tengah, khususnya konflik Palestina dan Israel.
f. Mauritania
Sebagaimana diketahui, Islam dianut oleh 100% penduduk Mauritania sejak abad ke-10.
Dan lebih perkasa lagi, setelah Bani Hasaniyah menguasai Mauritania pada abad ke-16. Baik suku
bangsa Moor/Berber (putih dan hitam), Pulaar (Fulani) Soninke, Tukolor atau Wolof adalah
penganut Islam yang setia, sejak berabad-abad lalu. Mereka menganut madzhab Sunni, sedangkan
aliran sufi yang dianut adalah sufi Qadiriyah.
Mauritania dikenal sangat kental sebagai Republik Islam. Islam diterapkan dalam segala
faktor kehidupan, baik sosial, politik, budaya maupun ekonomi. Oleh karena itu, Islam di
Mauritania tidak perlu diperjuangkan seperti negara-negara Afrika hitam lainnya, namun perlu
dikembangkan dengan benar, sesuai al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Dalam Konstitusi yang telah
diratifikasi pada tanggal 20 Juli 19991 ditegaskan bahwa ‘Mauritania adalah Republik Islam yang
tak dapat diubah’. Selanjutnya dalam pasal 5 UUD tersebut dinyatakan bahwa ‘Islam adalah agama
penduduk dan negara’. Dengan dua ayat tersebut menunjukkan bahwa Mauritania bukan negara
24. sekuler, dan terjemahan selanjutnya adalah bahwa setiap penduduk Mauritania adalah Muslim,
dan pegawai negeri di negara tersebut secara resmi harus beragama Islam.
Namun, menyusul peristiwa pemboman WTC New York pada tanggal 11 September 2001,
pemerintah Mauritania tidak ingin dijadikan sasaran kemaranah Barat, karena semata Mauritania
adalah negara Islam. Seluruh kegiatan keagamaan di Mauritania di bawah pengawasan
Kementerian Pengembangan dan Kebudayaan Islam. Sehingga pemerintah akan mudah
mengontrol, apakah kehidupan keberagamaan di Mauritania masih tetap moderat atau sudah
sampai pada tahap ekstrim. Karena perlu diingat, bahwa memang Pemerintah Mauritania
mempunyai kedekatan hubungan, baik dengan Amerika Serikat maupun Israel.
Pemerintah Mauritania, yang memang sebagai Negara Islam, tentu tak mau tercemar oleh
kegiatan asing (baca: kegiatan ekstremis), semisal al-Qaedah, yang bisa saja meracuni generasi
muda. Saat ini, memang banyak generasi muda Islam di belahan dunia manapun, sangat membenci
terhadap ambivalensi politik luar negeri Amerika Serikat, yang dianggap sangat memusuhi Islam,
sehingga mereka banyak terjebak pada tindakan terror sebagaimana dilakukan oleh al-Qaedah.
Oleh karena itu, Mauritania sebagai negara Islam, tak ingin dianggap sebagai negara Islam yang
suka dengan kekerasan dan memusuhi negara atau agama lain. Bila ini terjadi, tentu akan
membahayakan pemerintah Mauritania sendiri. Pernyataan ini disampaikan oleh Perdana Menteri
Mauritania, Sheikh Al Avia Ould Mohamed Khounala pada tanggal 18 Mei 2003 yang lalu.
Mauritania adalah negara Islam tak terkenal di Afrika Utara, ternyata sangat membanggakan bagi
perkembangan Islam di dunia.
24
g. Sudan
Ahli-ahli penyelidik keturunan bangsa-bangsa di dunia sampai sekarang selalu menjadikan
bangsa ini sebagai objek penyelidikan, tetapi yang jelas bahwa di sebelah utara kebanyakan dari
mereka adalah keturunan dari Kaukasus, dan di sebelah selatan adalah keturunan Negro.
Sesungguhnya pun demikian, tapi ada juga keturunan Al-Baqqarah yang hidup di sebelah selatan
berbaur dengan keturunan Negro.
Sejarah Negara Sudan sangat erat kaitannya dengan sejarah Negara Mesir. Ketika Mesir
diperintah oleh Islam pimpinan Umar bin Ash, maka untuk mengamankan daerah perbatasan
selatan, diutuslah Abdullah bin Sa’id bin Abis Sarah mengepalai satu angkatan bersenjata
ke Noubahtahun 20 H. pada saat itu juga kawasan ini menjadi kawasan kekuasaan dinasti
Umayyah, namun di akhir-akhir pemerintahannya Sudan menjadi tempat pelarian orang-orang
yang tidak senang kepada pemerintahan Umayyah.
Mula-mulanya Sudan tidak merasakan propaganda Syi’ah Fatimiyah karena mereka adalah
pengikut mazhab Sunni, menyebabkan berturut-turut Fatimiyah memasuki daerah itu, tetapi lama-lama
mereka merasakan juga sehingga golongan Fatimiyah lari ke daerah Noubakhususnya pada
masuknya golongan Ajjubiyah. Lepas dari semua persoalan itu, ternyata pada abad ke Sembilan
sesudah adanya saling pengertian diantara golongan Islam dan golongan Noubah, sehingga raja
Noubah yang bernama Zakharia bin Bahnis mengutus anaknya yang beragama Masehi yang
bernama George kepada khalifah di Baghdad untuk menyusun suatu perjanjian damai. Pada abad
25. kesepuluh yaitu setelah George naik tahta dilakukanlah usaha-usaha yang dilakukan untuk
menjadikan Negara Islam, namun usaha itu gagal.
Awalnya agama masehi berjalan dengan baik di Noubah dan mereka terus memperkuat
kedudukan mereka dengan tidak mengacuhkan serangan-serangan yang dilakukan oleh Mesir.
Namun kira-kira abad ke-13 akhir maka arab berhasil menyelundup masuk ke daerah Noubah
dengan cara imigran dan melakukan perkawinan dengan gadis-gadis di Noubah dan akhirnya
menguasaai kerajaan-kerajaan di Noubah. Dengan demikian maka mulailah bertumbuhan
kerajaan-kerajaan Islam dibeberapa daerah diseluruh Sudan yang terpenting diantaranya adalah
Kerajaan Alfunji (1505-1820), Kesultanan Darafura (1638-1875), Kerajaan Taqli (1570-akhir
abad ke-19).
Pada masa pemerintahan Umayyah dating pula keturunan Arab dari sebelah danau Tsaad
melalui Padang Pasir Barat mendirikan Kerajaan Fung di Sannar (1505-1821) sampai akhir perang
Turki. Berkat dari berkembangnya Dinasti Fung ini maka perkembangan Islam pun ikut
berkembang sampai pada daerah perbatasan Ethiopia. Penyebaran Islam tidak disebarkan dengan
kekerasan, dan sampai saat ini agama Islam di Sudan terus berkembang dan memiliki Jemaah yang
besarterutama di Sudan utara. Cara penyebaran Islam di Negara ini juga yang paling penting adalah
dengan aliran tasawuf dan gerakan filsafat Islam pada umumnya. Sehingga di Sudan sendiri
terkenal beberapa tarekat yaitu diantaranyaTarekat Marghaniyah, Tarekat Ismailiyah, Tarekat
Samaniyah, Tarekat Majzubiyah, Tarekat Idrisiyah, Tarekat Tijaniyah, Tarekat Kadariyah, Tarekat
Sjazaliyah.
25
h. Ethiopia
Pada abad keempat agama Masehi telah mempunyai hubungan dengan Gereja Qithbi di
Iskandariyah. Gereja mempunyai tanah yang luas didaerah ini yang dapat mebelanja i sejumah
pendeta-pendetanya, sehingga sebagian penduduk menganut agama Masehi. Kaum muslimin di
kota Adisabeba hanya sedkit sekali, kebanyakan mereka erada di daerah timur dan selatan. Umat
Islam di Negara ini menganut Aliran Syafi’I dan berpusat dikota Harar. Islam masuk ke Negara
ini dari Sudan dan mereka mendirikan Masjid-masjid, sedangkan sekolah-sekolah Islam juga
didirikan oleh pemerintah untuk keperluan anak-anak mereka.
i. Negara Eritheria
Perkembangan Islam pertama kali di Negara ini terjadi ditangan penduduk kepulauan
diabad ke-12, kemudian berangsur-angsur masuk kedaratan pada abad ke-16 khususnya oleh raja-raja
Islam yang berdiam di tepi pantai dengan pertolongan Pemerintah Turkia, kemudian oleh
pemerintah Mesir, hingga pada Abad ke-19 hampir seluruh Negara ini menganut agama Islam.
Selain daripada itu juga pada suku-suku Bajah yang telah menganut Islam banyak juga mempunyai
jasa atas perkembangan Islam di sini, terutaama mereka dating dari dari sebelah barat sekitar tahun
1556 M.
Adapun urutan suku-suku yang telah menganut Islam dari Timur ke Barat adalah sebagai
berikut:
26. 1. 140.000 suku Ubilit dan Banu Amir (Bajah) dari permualaan Islam.
2. 60.000 suku Mariya, turunan Takil, turunan Abraha dan turunan Syahajin.
3. 15.000 suku Bijun, Bughuts, dan Mansa (masuk Islam antara tahun 1830-1850 M)
26
4. 20.000 suku Baraja dan Kanamah.
5. 16.000 suku Sahu atau ‘Uz Muhammad.
6. 10.000 suku Danakah (‘Affar)
Adapun beberapa tarekat diantaranya yaitu Shufiyah seperti Tijaniyah, Kadariyah,
Samaniyah, Chulutiyah, Syajaliyah, dan Marganiyah dan mereka semua ini adalah orang yang
pemberani, ahli taqwa dan kaum yang saleh.
j. Uganda
Islam mulai masuk ke Uganda pada tahun 1852 dikala pemerintahan raja Suna (1833-1860
M), yaitu dibawa oleh khalifah yangdatang dari Zanzibar berbondong-bondong tiap tahun. Pada
tahun 1860-1884 raja Mitisiya memerintah dan iapun memeluk agama Islam atas bantuan Maulaya
bin Salim, sehingga sejak tahun 1880 dijadikannya Islamsebagai agama resmi kemudian dikala
digantikan oleh cucunya Muwanaya (1884-1897 M) dari golongan Protestan dan Katholik
tantangan yang amat hebat dengan bantuan Raja Karima yang memerintah daerah Unwah.
Perkembangan Islam di Afrika Selatan
Sejarawan Afrika Selatan ada yang berpendapat bahwa orang Islam pertama di Afrika
Selatan ini adalah kaum Mardyker yang datang dari Kepulauan Maluku tahun 1658. Mereka
didatangkan oleh VOC sebagai pasukan pengaman dari serbuan penduduk asli setempat Juga
dimanfaatkan pula sebagai buruh kerja paksa (penelitian Dr. A. Davids). Kemudian pada tahun
1667 tiba pula sekelompok buangan politik dari Sumatera, yang merupakan penganut faham
tarekat Syekh Qadiriyyah Dua di antara mereka kemudian malah mengembangkan komunitas
sosial tersendiri di daerah Constantia, distrik di pinggiran kota Cape Town sekarang yang saat itu
masih berupa hutan. Karenanya tak heran jika di Groot Constantia dan Klein Constantia sekarang
didapati makam-makam Islam yang disebut Karamat. Dan banyak masyarakat yang juga
menziarahinya sebagaimana mereka menziarahi makam-makam keramat lainnya semisal Keramat
Luar Batang di Jakarta Utara atau Karamat Tuang Guru Macassar Faure tempat disemayamkannya
jasad Syekh Yusuf pada jaman dahulu.
C. Australia
Australia merupakan benua yang berdiri dalam satu Negara, artinya satu Negara yang
menempati satu benua tidak seperti di benua Asia, Eropa, Afrika maupun benua Amerika yang
dihuni oleh berbagai bangsa dan Negara. Australia didominasi penduduk kulit putih keturunan
Inggris. Penduduknya terbagi dari berbagai etnis yaitu Aborigin sebagai penduduk pribumi, Kulit
27. putih keturunan Eropa, penduduk keturunan Asia baik dari Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Barat
maupun dari Asia selatan. Islam mempunyai sejarah yang lama dan beraneka ragam di
Australia. Semasa penempatan Eropa awal, setengah kelasi dan bantuan Muslim telah tiba di
Australia tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka karena mereka tidak meningga lka n
kesan apa-apa, kecuali beberapa rujukan di sana sini kepada nama mereka. Saat
penempatan Eropa awal, beberapa pelaut dan tahanan muslim telah tiba di Australia tetapi tidak
banyak yang diketahui tentang mereka karena mereka tidak meninggalkan efek apa-apa, kecuali
beberapa referensi. Sehingga abad ke-19 bahwa suatu kehadiran Islam yang tetap tidak dikenali.
Pada tahun 1870-an , penyelam-penyelam Melayu Muslim telah diambil sebagai
penyelam mutiara melalui perjanjian dengan Belanda untuk mengerjakan kawasan-kawasan
perburuan mutiara di Australia Barat dan Wilayah Utara . Pada tahun 1875, ada 1.800 orang
penyelam Melayu yang bekerja di Australia Barat. Kebanyakan mereka kemudian pulang ke
negara masing-masing. Unta di import ke Australia sejak dari tahun 1860-an untuk
membantu penjelajah Eropa membukakan kawasan pedalaman yang kering. Para juru latih unta
juga berimigrasi ke sini untuk mengendalikan unta-unta yang diperkenalkan untuk memenuhi
permintaan logistik di gurun- gurun Australia yang amat luas. Kebanyakan juru latih ini adalah
Muslim dan walaupun mereka datang dari berbagai negara, mereka biasanya dirujuk di Australia
sebagai ” Afghan “, perkataan bahasa Inggris untuk “orang Afghanistan” . Oleh
sebab pengetahuan dan kemahiran kaum juru latih itu tentang unta, mereka telah diberikan
penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah Eropa yang amat penting untuk
penjelajahan. Disebabkan sumbangan mereka, landasan kereta api utara-selatan dinamai
sebagai The Ghan , singkatan untuk “The Afghan” .Karena kontribusi mereka, jalan kereta
api utara-selatan dinamai sebagai The ghan , singkatan untuk “The Afghan”.
Islam di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa
Agama“ dan Buddhisme. Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk
Australia adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan,
masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara
ras, dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian, bagian-bagia n
berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung identitas tambahan, terbebas
dari identitas Muslim mereka, mereka sering berhubungan dengan teman non-Muslim, di Australia
maupun luar negeri.
Meskipun kemunculannya sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai “baru” bagi
warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang
beragam termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua
India, dan Afrika Sub-Sahara, faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di Australia. Sejarah
ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba sebagai bagian dari kontak pertama Eropa
dan masa colonial, tapi juga ke masa sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama
non-pribumi yang dominan jumlah penganutnya.
27
28. Sumber: Biro Statistik Australia 1981-2006 Sensus Populasi dan Perumahan
28
D. Eropa dan Amerika
Islam merupakan agama yang paling cepat perkembangannya di Eropa dan Amerika. Islam
kini makin mendapat tempat di hati masyarakat Eropa dan Amerika. Sejak menyebarnya Islam ke
Eropa pada abad ke-7 Masehi melalui Andalusia (Spanyol) oleh pasukan Thariq bin Ziyad,
panglima tentara dari Dinasti Bani Umayyah, benua putih dan biru itu seakan menjadi lahan subur
penyebaran dakwah dan syiar Islam.
Dalam 30 tahun terakhir, jumlah kaum Muslimin di seluruh dunia telah meningkat pesat.
Sebuah angka statistik menunjukkan, pada tahun 1973 penduduk Muslim dunia sekitar 500 juta
jiwa. Namun, saat ini jumlahnya naik sekitar 300 persen menjadi 1,57 miliar jiwa. Tercatat, satu
dari empat penduduk dunia beragama Islam.
Data ini diungkapkan oleh Pew Research Center, sebuah kelompok pencari fakta Amerika
yang menyediakan informasi mengenai isu, sikap, dan tren yang membentuk Amerika dan dunia
melalui sebuah jajak pendapat publik. Dalam studinya yang berjudul “Memetakan Populasi
Muslim Global: Sebuah Laporan Tentang Jumlah dan Distribusi Populasi Muslim Dunia”,
kelompok ini mengindikasikan bahwa seperlima kaum Muslim (300 juta) tinggal di negara-negara
non-Muslim.
Hasil studi yang dirilis akhir tahun lalu ini juga menemukan bahwa Eropa memiliki
sedikitnya 38 juta Muslim yang membentuk lima persen dari total populasi benua tersebut.
Sebagian besar terkonsentrasi di Eropa Tengah dan Timur. Rusia memiliki lebih dari 16 juta
Muslim, dan terbesar di Eropa. Menurut studi tersebut, Jerman memiliki pemeluk Muslim
sebanyak 4,5 juta, Prancis sebesar 3,5 juta jiwa, Inggris sekitar dua juta orang, dan Italia sebanyak
1,3 juta jiwa.
Sisanya tersebar di beberapa negara Eropa lainnya seperti Portugal, Swedia, Belanda,
Swiss, Belgia, dan lainnya. Namun demikian, jumlah ini diperkirakan bertambah lagi. Sebab,
sebuah hasil studi di Rusia menyebutkan, jumlah pemeluk Islam di negara Beruang Merah tersebut
mencapai 25 juta jiwa dari total populasi yang mencapai 145 juta jiwa.
29. Studi tersebut mengatakan bahwa hampir 46 juta Muslim berada di benua Amerika. Di
negara super power, Amerika Serikat, agama Islam dipeluk oleh sekitar 2,5 juta orang. Sementara
itu, di Kanada jumlah pemeluk Islam mencapai 700 ribu orang. Tak jauh berbeda dengan
Argentina. Umat Islam di negara Tango itu mencapai 800 ribu orang, dan merupakan pemeluk
Islam terbesar di Amerika Selatan. Sementara itu, di Suriname, pemeluk Islam mencapai 16 persen
dari total penduduknya, dan menjadi populasi Muslim terbesar di benua Amerika.
Data yang disampaikan oleh pihak Pew Research Center mengenai populasi Muslim di
Barat, terutama di Eropa dan AS itu bertolak belakang dengan perhitungan yang biasanya
dilaporkan oleh organisasi-organisasi Muslim di kawasan-kawasan tersebut. Muslim di AS,
misalnya, secara umum diyakini berjumlah lebih dari tujuh juta sementara Prancis lebih dari enam
juta.
29
30. BAB V
KESIMPULAN
Agama Islam merupakan Agama yang universal, yang tidak hanya membawa hal - hal
tentang agama, tetapi juga membawa kebudayaannya yang tentu saja dapat berpengaruh terhadap
suatu negara manapun. Dan mempengaruhi terhadap berbagai hal, di antaranya pegaruh dibidang
bahasa, pengaruh di bidang pendidikan, arsitektur dan juga kesenian.
Yang kita lihat islam mulai ada dimana-mana. Namun, Bangsa Barat sekarang mulai
melakukan pengaruhnya kembali ke seluruh dunia. Kita harus tetap menjaga, tetap dalam satu
keyakinan agar bangsa Barat tidak bisa menembus kembali pertahanan Islam kita. Kedatangan
islam membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan social, ekonomi maupun politik di
dunia.
Saran
Dalam penulisan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki
kekurangan, baik dari segi isi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati saya sangat berharap ada kritikan dan saran yang sifatnya untuk membangun.
Terakhir saya berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi saya begitu juga pembaca.
30