SlideShare a Scribd company logo
1 of 38
PERKEMBANGAN ISLAM DI
INDONESIA

BUDIARTI
HASRUNI UTAMI SYAM
IDARWATI MUSTAFA
MUHAMMAD FIRDAUS
SATRIA FIKRI
MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
   Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan
    kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha,
    sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa
    wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan
    yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di
    Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat,
    kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam
    datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik,
    karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip
    perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta),
    menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah
    masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca
    dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.
   Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut
    kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada
    tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke
    Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh
    masehi.
   Bukti-Bukti Masuknya Islam ke Indonesia
         Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di
    Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan
    kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke
    Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa
    kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Pendapat lain
    membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam
    masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para
    pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat
    dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia
    yang memiliki persamaan dengan India seperti batu
    nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay,
    Gujarat.
 Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut.
 Berita Arab.
  Berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan aktifitasnya
  dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang
  Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang
  Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.
 Berita Eropa
  Berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali
  menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju
  Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan
  putrinya yang dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia
  singgah di Sumatera bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya
  kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai.
 Berita India
  Dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai
  peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam
  di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan
  kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada
  masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.
 Berita Cina
  Berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang
  mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya
  bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang
  bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
Sumber dalam negeri, sumber-sumber ini
  diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti:
 Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik).
  Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa
  Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu
  itu memuat keterangan tentang meninggalnya
  seorang perempuan yang bernama Fatimah binti
  Ma’mun (1028).
 Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara
  yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676
  M atau tahun 1297 M.
 Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik
  yang wafat tahun 1419. Jirat makam didatangkan
  dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.
   Cara Masuknya Islam di Indonesia
   Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam
    berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif
    berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada
    prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256, yang artinya tidak ada paksaan dalam agama.

     Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain
       ;
   Perdagangan
            Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin
    kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam
    seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin
    ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia).
    Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani
    yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan
    agama Islam.
   Kultural
            Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media
    kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa.
    Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia
    mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan
    ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian
    tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa
    sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak-
    anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
   Pendidikan
           Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan
    yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia.
    Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh
    pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk
    Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan
    Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri-
    santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean,
    Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara.
    Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam
    memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.
   Kekuasaan politik
           Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari
    dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya
    keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi
    pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di
    seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan
    melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh
    Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara
    melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong
    dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini
    menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia
    dimasa mendatang.
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA
   Di Sumatra
   Kesimpulan hasil seminar di Medan, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara yang mula-mula
    dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara
    yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama
    yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.
   Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar “Sejarah Masuk dan
    Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang
    pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah
    kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik
    Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula
    bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat
    pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al-
    Saleh.
    Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada, tetapi bisa
    dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh dikala itu. Baru pada tahun
    1521 di taklukkan oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524 M
    Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayat Syah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai
    berada di bawah pengaruh keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam
    (sekarang dikenal dengan kabupaten Aceh Besar).
   Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, hampir
    bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis. Dibawah pimpinan
    Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar.
    Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan
    kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan
    Iskandar Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).
   Di Jawa
           Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di
    daerah Leran/Gresik yang wafat tahun 1101 M dapatlah dijadikan
    tonggak awal kedatangan Islam di Jawa.
           Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti
    kepurbakalaan maupun berita-berita asing tentang masuknya
    Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M
    hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak majapahit
    mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses
    pengembangan Islam ditemukan lebih banyak lagi. Misalnya
    penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga
    berita Ma Huan (1416 M) yang menceritakan tentang adanya
    orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Gresik. Hal ini
    membuktikan bahwa pada masa itu telah terjadi proses
    penyebaran agama Islam, mulai dari daerah pesisir dan kota-
    kota pelabuhan sampai ke pedalaman dan pusat kerajaan
    majapahit. Adanya proses penyebaran Islam di kerajaan
    majapahit terbukti dengan ditemukannya nisan makam Muslim di
    Trowulan yang letaknya berdekatan dengan kompleks makam
    para bangsawan majapahit.
           Pertumbuhan masyarakat Muslim di sekitar Majapahit
    sangat erat kaitannya dengan perkembangan hubungan
    pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam
    yang telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di kerajaan
    samudra pasai dan malaka.
Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh
    para Wali Sanga, yaitu :
   Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik
    Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor
    penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai
    perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan
    di Gapura Wetan Gresik.
   Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel)
    Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa,
    ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya
    lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main
    wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel
    tahun 1481 M.
   Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku)
    Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu
    Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja
    peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel
    wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.
   Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)
    Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama-
    sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun
    1515 M.
   Sunan Kalijaga (Raden Syahid)
    Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat
    wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat
    menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia
    utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit
    yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang
    fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
   Sunan Drajat
    Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan
    Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga
    mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain
    dari Ternate dan Hitu Ambon.
   Syarif Hidayatullah
    Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan
    dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan
    sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu
    pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga
    dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan
    kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup
    bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak
    dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para
    wali.
   Sunan Kudus
    Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15
    dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di
    daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus
    yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya
    Nusantara.
   Sunan Muria
    Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan
    Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana
    gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di
    Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
   Di Sulawesi
          Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah
    menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi
    ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan.
    Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan
    merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company
    dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di
    tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa
    daerah. Meski belum terlalu banyak, namun upaya dakwah
    terus berlanjut dilakukan oleh para da’i di Sumatra, Malaka
    dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan
    Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar, yang terletak
    di semenanjung barat daya pulau Sulawesi.
          Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan
    kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang
    telah menerima Islam lebih dahulu. Melalui seorang da’i
    bernama Datuk Ri Bandang agama Islam masuk ke kerajaan
    ini dan pada tanggal 22 September 1605. Karaeng Tonigallo,
    raja Gowa yang pertama memeluk Islam yang kemudian
    bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh
    perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
   Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam
    Gowa Tallo menyampaikan pesan Islam kepada
    kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo,
    Soppeng dan Bone. Raja Luwu segera menerima
    pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei
    1610 dan raja Bone yang bergelar Sultan Adam
    menerima Islam tanggal 23 November 1611 M.
    Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi
    kerajaan yang berpengaruh dan disegani.
    Pelabuhannya sangat ramai disinggahi para
    pedagang dari berbagai daerah dan manca negara.
    Hal ini mendatangkan keuntungan yang luar biasa
    bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak kejayaan
    kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan
    Hasanuddin (1653-1669).
   Di Kalimantan
   Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan
    Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang
    dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai.
    Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah
    semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas
    muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.
   Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari
    tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai
    puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan
    banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha
    mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah
    ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh
    Muhammad Arsyad Al Banjari.
   Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar)
    terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang
    dan Tuan Tunggang Parangan.
  Kalimantan Selatan
Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis
   kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu.
   Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh
   kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di
   Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden
   Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal
   Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam.
Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka
   sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan
   penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali
   kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar
   Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah
   Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah
   (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan
   Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas,
   Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan
   Sambangan.
 Kalimantan Timur
Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri
   Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja
   Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri,
   panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah
   sebuah masjid. Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan
   Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai
   daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan
   para penggantinya.
  Di Maluku
Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil
   rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para
   pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim
   baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca
   negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan
   dakwah Islam di kepulauan ini.
Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15
   atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang
   muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i
   yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460
   M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun
   menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja
   Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin
   (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke
   kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara
   sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol
   adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI
                INDONESIA
Hikmah perkembangan Islam di Indonesia dapat dipahami dari peranan umat Islam di
   Indonesia pada masa penjajahan, masa perang kemerdekaan dan masa
   pembangunan.
 Masa Penjajahan
 Peranan umat Islam pada Masa Penjajahan
   Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda, dan Jepang, masuk ke
   Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Agama
   Islam agama yang sempurna, yang ajarannya mencakup berbagai bidang
   kehidupan manusia, baik dalam hubungannya dengan Allah (akidah dan ibadah),
   maupun dalam hubungannya dengan sesame manusia dan makhluk Allah lainnya
   (sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan).
   Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran
   Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Allah SWT berfirman, “Dan
   perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah
   kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
   yang melampaui batas,” (Q.S. Al-Baqarah:190).
   Menurut Islam, berperang dalam rangka mewujudkan dan mempertahankan
   kemerdekaan bangsa, Negara, dan agama merupakan “Jihad fi sabilillah” yang
   hukumnya wajib. Sedangkan umat Islam yang mati dalam jihad itu, dianggap mati
   syahid, yang imbalannya adalah surge. Perubahan-perubahan cara berpikir,
   bersikap, dan berbuat yang ditanaman Islam tersebut mendorong umat Islam di
   berbagai pelosok tanah air untuk berjuang mengusir kaum penjajah dengan
   berbagai cara, antara lain dengan cara peperangan. Perjaungan terus berlanjut,
   sampai kaum penjajah betul angkat kaki dari bumi Indonesia.
   Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan

a. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
           Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah
   Portugis dengan semboyan Gold (tambang emas), Glory (kemulyaan,
   keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani).
   Untuk menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan
   semua cara. Apalagi saat itu mereka masih menyimpan dendamnya
   terhadap bangsa Timur (Islam) setelah usai Perang Salib . Dengan
   modal restu sakti dari Paus Alexander VI dalam suatu dokumen
   bersejarah yang terkenal dengan nama “Perjanjian Tordesillas” yang
   berisi, bahwa kekuasaan di dunia diserahkan kepada dua rumpun
   bangsa: Spanyol dan Portugis. Dunia sebelah barat menjadi milik
   Spanyol dan sebelah timur termasuk Indonesia menjadi milik Portugis.
           Karena itu Portugis sangat bernafsu untuk menguasai negeri
   Zamrud Katulistiwa yang penuh dengan rempah-rempah yang
   menggiurkan. Pertama mereka menyerang Malaka dan menguasainya
   (1511 M), kemudian Samudra Pasai tahun 1521 M. Mulailah mereka
   mengusik ketenangan berniaga di perairan nusantra yang saat itu
   banyak para pedagang muslim dari Arab. Demikian pula para pedagang
   dari Demak dan Malaka yang saat itu sudah terjalin sangat erat. Portugis
   nampaknya sengaja ingin mematahkan hubungan Demak dan Malaka,
   dan sekaligus tujuannya ingin merebut rempah-rempah yang merupakan
   komoditi penting saat itu. Banyak kapal-kapal mereka dirampas oleh
   Portugis termasuk kapal pedagang muslim Arab.
Dengan sikapnya yang tak bersahabat dan arogan dari penjajah
Portugis, seluruh kerajaan yang ada di Nusantara kemudian melakukan
perlawanan kepada Portugis meskipun dalam waktu dan tempat yang
berlainan. Kerajaan Aceh misalnya sempat minta bantuan kerajaan
Usmani di Turki dan negara-negara Islam lain di Nusantara, sehingga
dapat membangun kekuatan angkatan perangnya dan dapat menahan
serangan Portugis. Demikian pula, mendengar perlakuan Portugis yang
zalim terhadap para pedagang warga Demak muslim, Sultan Demak dan
para wali merasa terpanggil untuk berjihad. Halus dihadapi dengan
halus, keras dilawan dengan keras. Kalau orang-orang Portugis
mengobarkan semangat Perang Salib, maka Sultan Demak dan para
wali mengobarkan semangat jihad Perang Sabil.
       Pada tahun 1512 Demak dibawah pimpinan Adipati Yunus
memimpin sendiri armada lautnya menyerang Portugis yang saat itu
sudah menguasai Malaka, tapi kali ini mengalami kegagalan karena
persenjataan lawan begitu tangguh penyerangan kedua kalinya
dilakukan tahun 1521 dengan mengerahkan armada yang berkekuatan
100 buah kapal dan dibantu oleh balatentara Aceh dan Sultan Malaka
yang telah terusir, yang sasarannya sama yaitu mengusir pasukan asing
Portugis dari wilayah Nusantara demi mengamankan jalur niaga dan
dakwah yang memanjang dari Malaka-Demak dan Maluku. Namun
perjuangannya tidak berhasil pula, bahkan ia gugur mati syahid dalam
pertempuran tersebut. Sebab itulah ia mendapat gelar ”Pangeran
sabrang lor” artinya pangeran yang menyebrangi lautan di sebelah utara.
Sepeninggal Adipati Yunus, perlawanan terhadap Portugis
diteruskan oleh Sultan Trenggana (1521-1546) dan juga oleh
putranya Sultan Prawoto. Meskipun pada masa Sultan Prawoto
negara dalam keadaan goncang karena perseteruan dalam
negeri tapi kekuatan perang untuk melawan dan
mempertahankan diri dari serangan Portugis masih terus
digalang. Diberitakan, bahwa saat itu Demak masih sanggup
membangun kekuatan militernya terutama angkatan lautnya
yang terdiri dari 1000 kapal-kapal layar yang dipersenjatai.
Setiap kapal itu mampu memuat 400 prajurit masing-masing
mempunyai tugas pengamanan wilayah Nusantara dari serangan
Portugis.
       Kalau perlawanan umat Islam terhadap penjajah Portugis
di Malaka mengalami kegagalan, namun terhadap penjajah
Portugis di Sunda Kelapa (Jakarta) dan Maluku memperoleh
hasil yang gemilang. Adalah panglima Fatahillah (menantu
Sultan Syarif Hidayatullah) pada tahun 1526 M. memimpin
pasukan Demak menyerang Portugis di Sunda Kelapa lewat jalur
laut. Mereka berhasil mengepung dan merebutnya dari tangan
penjajah Portugis, kemudian diganti namanya menjadi Fathan
Mubina diambil dari Quran Surat al-Fath ayat satu. Fathan
Mubina diterjemahkan menjadi Jayakarta (Jakarta). Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M, yang kemudian ditetapkan
sebagai hari lahirnya kota Jakarta.
Di Maluku, Portugis menghasut dan mengadu
domba kerajaan Islam Ternate dan Tidore. Namun
kemudian rakyat Ternate sadar, sehingga mereka
dibawah pimpinan Sultan Haerun berbalik melawan
Portugis. Nampaknya yang menjadi persoalan bukan
hanya faktor perdagangan atau ekonomi, tapi juga
persoalan     penyebaran    agama      oleh   Portugis.
Kristenisasi secara besar-besaran terutama pada tahun
1546 dilakukan oleh seorang utusan Gereja Katolik
Roma Fransiscus Xaverius dengan sangat ekstrimnya
ditengah-tengah penduduk muslim dan di depan mata
seorang Sultan Ternate yang sangat saleh, tentu saja
membuat rakyat marah dan bangkit melawan Portugis.
Lebih marah lagi ketika Sultan Haerun dibunuh secara
licik oleh Portugis pada tahun 1570. Rakyat Ternate
terus melanjutkan perjuangannya melawan Portugis
dibawah pimpinan Babullah, putra Sultan Haerun
selama empat tahun mereka berperang melawan
Portugis, dan Alhamdulillah berhasil mengusir penjajah
Portugis dari Maluku
b. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda
         Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596
   berlabuh di Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman,
   dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jakarta
   pada tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta
   menjadi Batavia. Tujuannya sama dengan penjajah Portugis,
   yaitu untuk memonopoli perdagangan dan menanamkan
   kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara.
         Jika Portugis menyebarkan agama Katolik maka
   Belanda menyebarkan agama Protestan. Betapa berat
   penderitaan kaum muslimin semasa penjajahan Belanda
   selama kurang lebih 3,5 abad. Penindasan, adu domba
   (Devide et Impera), pengerukan kekayaan alam sebanyak-
   banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia dalam keadaan
   miskin dan terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu.
   Maka wajarlah jika seluruh umat Islam Indonesia bangkit
   dibawah pimpinan para ulama dan santri di berbagai pelosok
   tanah air, dengan persenjataan yang sederhana: bambu
   runjing, tombak dan golok. Namun mereka bertempur habis-
   habisan melawan orang-orang kafir Belanda dengan niat yang
   sama, yaitu berjihad fi sabi lillah. Hanya satu pilihan mereka :
   Hidup mulia atau mati Syahid.
   Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam Indonesia
    dalam melawan Belanda yang sebagian besar adalah para
    Ulama atau para kyai antara lain :
   Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai Tapa
    dan Bagus Buang dari kesultanan Banten, Sultan Agung dari
    Mataram dan Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta
    memimpin perang Diponegoro dari tahun 1825-1830 bersama
    panglima lainnya seperti Basah Marto Negoro, Kyai Imam
    Misbah, Kyai Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas
    Rajab. Konon dalam perang Diponegoro ini sekitar 200 ribu
    rakyat dan prajurit Diponegoro yang syahid, dari pihak musuh
    tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000
    orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa Barat misalnya
    Apan Ba Sa’amah dan Muhammad Idris (memimpin
    perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di daerah
    Ciomas)
   Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol
    dan Tuanku Tambusi (Memimpin perang Padri tahun 1833-
    1837), Dari kesultanan Aceh misalnya : Teuku Syeikh
    Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik Ditiro,
    Panglima Polim, Panglima Ibrahim, Teuku Umar dan istrinya
    Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan,
    Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-lain.
 Di Kalimantan Selatan, rakyat muslim bergerak
  melawan penjajah kafir Belanda yang terkenal
  dengan perang Banjar, dibawah pimpinan
  Pangeran Antasari yang didukung dan dilanjutkan
  oleh para mujahid lainnya seperti pangeran
  Hidayat, Sultan Muhammad Seman (Putra
  pangeran     Antasari), Demang Leman dari
  Martapura, Temanggung Surapati dari Muara
  Teweh, Temanggung Antaludin dari Kandangan,
  Temanggung Abdul jalil dari Amuntai, Temanggung
  Naro dari buruh Bahino, Panglima Batur dari Muara
  Bahan, Penghulu Rasyid, Panglima Bukhari, Haji
  Bayasin, Temanggung Macan Negara, dan lain-lain.
  Dalam perang Banjar ini sekitar 3000 serdadu
  Belanda tewas.
 Di Maluku Umat Islam bergerak juga dibawah
  pimpinan Sultan Jamaluddin, Pangeran Neuku dan
  Said dari kesultanan Ternate dan Tidore.
 DiSulawesi Selatan terkenal pahlawan Islam
 Indonesia seperti Sultan Hasanuddin dan
 Lamadu Kelleng yang bergelar Arung Palaka.
 Sederetan Mujahid-mujahid lain disetiap
 pelosok tanah air yang belum diangkat
 namanya atau dicatat dalam buku sejarah
 adalah lebih banyak dari pada yang telah
 dikenal atau sudah tercatat dalam buku-buku
 sejarah. Mereka sengaja tidak mau dikenal,
 khawatir akan mengurangi keikhlasannya di
 hadapan Allah. Sebab mereka telah betul-betul
 berjihad dengan tulus demi menegakkan dan
 membela Islam di tanah air.
  Masa Perang Kemerdekaan
a. Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan
         Para ulama memiliki peran yang sangat penting dalam
   mendorong umat Islam untuk berpartisipasi dalam perjuangan
   pada masa perang kemerdekaan. Para ulama adalah orang-
   orang Islam yang mendalami ilmu agama, sehingga mereka
   menjadi tempat bertanya umat, dan sekaligus menjadi
   panutan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang
   artinya, “Ulama itu bagaikan pelita (obor) di muka bumi,
   sebagai pengganti para Nabi dan sebagai pewaris para Nabi,”
   (H.R. Ibnu Adi dari Ali bin Abi Thalib).
         Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang
   kemerdekaan ada dua macam:
   1. Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif
   dalam pembinaan masyarakat. Banyak santri tamatan
   pesantren kemudian melanjutkan pelajarannya ke Timur-
   Tengah, dan sekembalinya dari Timur Tengah, mereka
   menjadi ulama besar dan pimpinan perjuangan. Diantaranya
   adalah: K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Abdul Halim, H. Agus Salim,
   dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah.
   2. Turut berjuang secara spesifik sebagai pemimpin perang.
       Para pahlawan Islam yang telah berjuang
  melawan imperialis Portugis dan Belanda, seperti:
  Fatahillah, Sultan Baabullah, Pangeran
  Diponegoro, Imam Bonjol, dan Habib Abdurrahman,
  adalah juga para ulama yang beriman dan
  bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi
  orang banyak sehingga mereka menjadi panutan
  umat.
 Demikian juga pada masa penjajahan Jepang,
  banyak para ulama yang berperang memimpin bala
  tentara Islam melawan imperialis Jepang, demi
  menegakkan dan martabat dan kemerdekaan
  bangsa dan Negara Indonesia. Mereka itu antara
  lain: Mohammad Daud Beureuh (pemimpin
  Persatuan Ulama Seluruh Aceh) dan K.H. Zaenal
  Mustafa (pemimpin pesantren Sukamanah di
  Singaparna, Jawa Barat)
   Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada
    Masa Perang Kemerdekaan
         Dalam perjuangan membela bangsa, Negara
    dan menegakkan Islam di Indonesia, Umat Islam
    mendirikan berbagai organisasi dan partai politik
    dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Ada
    yang bergerak dalam bidang politik, sosial budaya,
    pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Namun
    semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu
    memajukan bangsa Indonesia khususnya umat
    Islam dan melepaskan diri dari belenggu
    penjajahan. Tercatat dalam sejarah, bahwa dari
    lembaga-lembaga tersebut telah lahir para tokoh
    dan pejuang yang sangat berperan baik di masa
    perjuangan mengusir penjajah, maupun pada masa
    pembangunan.     Organisasi-organisasi     tersebut
    antara lain:
   Sarekat Islam (SI)
            Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para
    pedagang muslim yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H.
    Samanhudi. Nama semula adalah Sarekat Dagang Islam (SDI).
    Kemudian tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama menjadi Sarekat
    Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua,
    sedangkan H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Latar belakang
    didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun dan
    memajukan para pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para
    pedagang asing, dan juga membentengi kaum muslimin dari gerakan
    penyebaran agama Kristen yang semakin merajalela.
            Dengan nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S.
    Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena mendapat
    sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Daya tarik utamanya adalah
    asas keislamannya. Dengan SI mereka (umat Islam) yakin akan dibela
    kepentingannya.
    Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang
    beragama Islam.
            Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotaannya
    pada suku bangsa tertentu (Jawa). Sehingga banyak sejarawan
    mengatakan bahwa tanggal berdirinya SI ini lebih tepat disebut sebagai
    Hari Kebangkitan Nasional, dan bukan tahun 1908 dengan patokan
    berdirinya Budi Utomo. Karena ruang lingkup Budi Utomo hanyalah
    pulau Jawa, bahkan hanya etnis Jawa Priyayi. Sedangkan SI
    mempunyai cabang-cabang di seluruh Indonesia. Jadi layak disebut
    “Nasional”.
   Muhammadiyah

            Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad.
    Adalah sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran
    Islam sesuai dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw;
    memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama (bid’ah)
    dan memajukan ilmu agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini
    didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912.
            Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan
    dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-41 di
    Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1 pasal 1 disebutkan
    bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi
    munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah.
    Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang anggotanya
    memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh pendirinya sendiri, KH
    Ahmad Dahlan, dimana beliau juga adalah termasuk anggota Sarekat Islam.
            Banyak anggota Muhammadiyah yang berjuang baik pada masa
    penjajahan Belanda, Jepang, masa mempertahankan kemerdekaan, masa
    Orde Lama, Orde Baru dan Masa Reformasi. Mereka tersebar di berbagai
    organisasi pergerakan, organisasi partai politik dan lembaga-lembaga
    negara. Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang kita kenal seperti KH. Mas
    Mansur, Prof. Kahar Muzakir, Dr. Sukirman Wirjosanjoyo adalah para pejuang
    yang tidak asing lagi. Demikian pula seperti Buya Hamka, KH AR.
    Fakhruddin, Dr. Amin Rais, Dr. Syafi’i Ma’arif dan Dr. Din Syamsudin adalah
    tokoh–tokoh Muhammadiyah yang sangat berperan dalam pentas nasional
    Indonesia.
   Nahdlatul Ulama (NU) artinya kebangkitan para ulama.

          Adalah sebuah Organisasi sosial keagamaan yang
    dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah
    K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab Hasbullah, K.H.Bisri
    Syamsuri, K.H.Mas Alwi , dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya
    pada tanggal 31 Januari 1926 dan kini menjadi salah satu
    organisai dan gerakan Islam terbesar di tanah air. Bertujuan
    mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan
    Ahlussunnah Waljama’ah dan penganut salah satu dari empat
    mazhab fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan
    Imam Maliki).
          Pada mulanya NU ini tidak mencampuri urusan politik.
    Ia lebih memfokuskan diri pada pengembangan dan
    pemantapan paham keagamaannya dalam masyarakat yang
    saat itu sedang gencar-gencarnya penyebaran faham
    Wahabiyah yang dianggap membahayakan paham ahli
    Sunnah Waljama’ah. Hal ini tersirat dalam salah satu hasil
    keputusan kongresnya di Surabaya pada bulan Oktober 1928.
NU semakin berkembang dengan cepat. Pada tahun 1935
telah memiliki 68 cabang dengan anggota 6700 orang. Pada
kongres tahun 1940 di Surabaya dinyatakan berdirinya
organisasi wanita NU atau Muslimat dan Pemuda Anshar.
       Pada perkembangan selanjutnya, NU mengubah
haluannya. Selain sebagai organisasi yang bergerak dalam
bidang sosial keagamaan, juga mulai ikut dalam kehidupan
politik. Tahun 1937 bergabung dengan Majlis Islam A’la Indonesia
(MIAI). Hal ini terus berlangsung sampai dibubarkannya pada
masa penjajahan Jepang tahun 1943, yang kemudian diganti
Masyumi. Dalam Masyumi, NU adalah bagian yang sangat
penting sampai tahun 1952. Dalam Muktamarnya yang ke 19
tanggal 1 Mei 1952 menyatakan diri keluar dari Masyumi dan
menjadi partai politik tersendiri. Kemudian NU bersama dengan
PSII dan Perti membentuk Liga Muslim Indonesia sebagai wadah
kerja sama partai politik dan organisasi Islam. Dalam Pemilu
tahun 1955 NU muncul sebagai partai politik terbesar ke tiga.
Pada masa orde baru NU bersama partai politik lainnya (PSII,
Parmusi, Perti) berfungsi dalam Partai Persatuan Pembangunan
(PPP). Kemudian sejak tahun 1984 NU menyatakan diri kembali
ke khittah 1926, artinya melepaskan diri dari kegiatan politik,
meskipun secara pribadi-pribadi anggotanya tetap ikut berkiprah
dalam berbagai partai politik.
Pada masa reformasi (1999) para tokoh NU
yang dimotori oleh KH. Abdurrahman Wahid
mendirikan partai politik, Partai Kebangkitan
Bangsa (PKB) yang kemudian termasuk 5 besar
pemenang Pemilu pada tahun tersebut. Melalui
poros tengah, Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
sebagai pemimpin NU saat itu berhasil menjadi
orang nomor satu di RI, meskipun hanya berumur
satu tahun.
      Peranan NU sebagai organisasi dalam
perjuangan        mengusir      penjajah     dan
mempertahankan kemerdekaan tidak diragukan
lagi. Bahkan para kyai dan santri memikul senjata
(bambu runcing atau golok) untuk berjihad fi
sabilillah. Tercatat dalam sejarah tanggal 23
Oktober 1945 NU mengeluarkan Resolusi Jihad
untuk melawan tentara penjajah.
   Pondok Pesantren

           Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di
    Indonesia, yang penyelenggaraan paendidikannya bersifat tradisional
    dan sederhana. Sumber pelajarannya, biasanya kitab-kitab berbahasa
    Arab yang tidak berharakat atau gundul, yang biasa disebut dengan
    kitab kuning.
           Para pendidik dan pengajarnya biasa disebut kiai, sedangkan
    murid-muridnya disebut para santri. Mereka bertempat tinggal di lokasi
    yang sama yaitu pondok pesantren. Para santri yang belajar di
    pesantren dating dari berbagai pelosok tanah air. Setelah selesai,
    mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Kebanyakan mereka
    mendirikan pesantren di daerahnya atau mengajarkan tentang Islam
    kepada masyarakat di daerah sekitarnya. Pesantren merupakan tempat
    mencetak generasi muda Islam agar kelak menjadi kader dan pemimpin
    masyarakat.
           Sebagai kader umat dan pemimpin masyarakat, Islam
    mengajarkan agar mereka bersatu untuk berjuang meraih kemerdekaan
    yang telah dirampas oleh penjajah. Itulah sebabnya kemudian para kiai
    dan para santri mendirikan organisasi bersenjata untuk melawan
    penjajah, seperti Hizbullah, dan Gerakan Kepanduan Islam. Tidak sedikit
    para kiai dan para santri yang mengangkat senjata dan berperang
    melawan penjajah. Diantaranya yaitu, Imam Bonjol di Sumatra dan H.
    Zaenal Mustafa di Jawa Barat.
   Masa Pembangunan
    a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan
          Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan
    Indonesia, umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk,
    tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik fisik
    maupun diplomasi. Tidak lama setelah Indonesia merdeka ,
    bangsa Indonesia dihadapkan pada peperangan melawan
    Negara penjajah yang ingin kembali menancapkan
    kekuasaannya. Bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang
    (September 1945), Negara Sekutu (November 1946-Maret
    1946), dan Belanda (Agresi Belanda I pada 21 Juli 1947 dan
    Aggresi Belanda II pada 19 Desember 1948)
          Selain itu, kemerdekaan Indonesia dipertahankan
    melalui usaha-usaha diplomatic, yaitu perundingan antara
    Indonesia dan Belanda, misalnya: Perundingan Linggarjati
    (November 1946), perjanjian Renville (Desember 1947),
    perjanjia Roem-Royen (April 1949), dan Konferensi Meja
    Bundar di Den Haag (2 November 1949). Berkat perjuangan
    segenap bangsa Indonesia yang tidak mengenal lelah, baik
    melalui perjuangan fisik maupun diplomatic, akhirnya Belanda
    mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949 M.
b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan
       Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan
cukup banyak, antara lain: Muhammadiyah; Nahdlatul Ulum;
Himpunan Mahasiswa Islam; Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
       Nahdlatul Ulama, yang pernah berkiprah di bidang
politik, dalam perkembangan selanjutnya melalui Munas NU
pada tanggal 18-21 Desember 1984 di Situbond, dengan
tegas menyatakan bahwa NU meninggalkan aktivitas politik
dan kembali ke tujuan dasar pada waktu didirikannya. Jadi,
dewasa ini NU merupakan organisasi Islam yang bergerak di
bidang, agama, sosial, dan kemasyarakatan. Usaha-usaha
NU antara lain:
  Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidai,
    Tsanawiyah, Aliyah, dan Perguruan Tinggi,
  Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren-
    pesantren.
  Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir
    miskin
   Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keulamaan
    yang bersifat independen, tidak berafiliasi pada salah
    satu aliran politik, mazha atau aliran keagamaan Islam
    yang ada di Indonesia. Adapun peranan Majelis Ulama
    Indonesia pada masa pembangunan adalah:
         Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam
    masalah sosial dan kemasyarakatan kepada pemerintah
    dan umat Islam Indonesia pada umumnya, sebagai
    amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan
    ketahanan nasioanal
         Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan
    kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan
    persatuan dan kesatuan nasional.
         MUI adalah penghubung antara ulama dan umara
    serta menjadi penerjemah timbal-balik antara
    pemerintah dan umat Islam Indonesia guna
    menyukseskan pembangunan nasional.
c. Peranan Lembaga Pendidika Islam dalam Pembangunan
       Yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah
badan yang berhubungan dengan pendidikan Islam untuk memenuhi
kebutuhan umatnya di bidang pendidikan. Lembaga-lembaga
pendidikan Islam di Indonesia ada yang didirikan dan dikelola
langsung oleh pemerintah (Departemen Agama), seperti: Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN),
Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN). IAIN sekarang berubah menjadi UIN (Universitas Islam
Negeri) yang tidak hanya mendalami ilmu tentang keislaman, seperti
Fakultas Syariah dan Usluhuddin, tetapi juga mendalami ilmu
pengetahuan umum, seperti Fakultas Ekonomi dan Fakultas
Kedokteran.
       Selain itu, ada pula lembaga-lembaga pendidikan Islam yang
didirikan dan dikelola oleh swasta, tapi di bawah pengawasan dan
pembinaan Departemen Agama. Adapun peranan kelembafaan
Islam pada masa pembangunan antara lain:
  Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa
    pada Tuhan Yang Maha Esa
  Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara
  Memupuk persatuan dan kesatuan umat
  Mencerdaskan bangsa Indonesia
  Mengadakan pembinaan mental spiritual

More Related Content

What's hot

Proses Masuknya & Berkembangnya Islam di Indonesia
Proses Masuknya & Berkembangnya Islam di IndonesiaProses Masuknya & Berkembangnya Islam di Indonesia
Proses Masuknya & Berkembangnya Islam di IndonesiaUNIB
 
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di IndonesiaMateri Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di IndonesiaRifda Latifa
 
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMaya Sy
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaEvi Yuniar
 
Sejarah : Perkembangan agama islam di nusantara
Sejarah : Perkembangan agama islam di nusantaraSejarah : Perkembangan agama islam di nusantara
Sejarah : Perkembangan agama islam di nusantaraNabila Maharani Febrina
 
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesiaKelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesiaDewi_Sejarah
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaFernalia Halim
 
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...Janah Romu
 
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di IndonesiaProses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesiaulvamaria85
 
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIASEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIAMuhammad Haj
 
Proses masuknya islam
Proses masuknya islamProses masuknya islam
Proses masuknya islamyusuf hadi
 
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)Rizqi Rindra Firmansyah
 
Sejarah tentang islam masuk ke indonesia
Sejarah tentang islam masuk ke indonesiaSejarah tentang islam masuk ke indonesia
Sejarah tentang islam masuk ke indonesiaShaina Ca
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesiakholifahifa
 
Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)
Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)
Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)ulfa an naafi
 
Faktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di IndonesiaFaktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di IndonesiaAsri Yunita
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaReza Luthfi
 

What's hot (20)

Proses Masuknya & Berkembangnya Islam di Indonesia
Proses Masuknya & Berkembangnya Islam di IndonesiaProses Masuknya & Berkembangnya Islam di Indonesia
Proses Masuknya & Berkembangnya Islam di Indonesia
 
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di IndonesiaMateri Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
Materi Sejarah SMA - Perkembangan Tradisi Islam di Indonesia
 
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesiaMasuk dan berkembangnya islam di indonesia
Masuk dan berkembangnya islam di indonesia
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
 
Bab 7 Perkembangan Islam di Nusantara
Bab  7 Perkembangan Islam di NusantaraBab  7 Perkembangan Islam di Nusantara
Bab 7 Perkembangan Islam di Nusantara
 
Sejarah : Perkembangan agama islam di nusantara
Sejarah : Perkembangan agama islam di nusantaraSejarah : Perkembangan agama islam di nusantara
Sejarah : Perkembangan agama islam di nusantara
 
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesiaKelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
Kelompok 1 masuknya agama islam ke indonesia
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
 
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
proses proses masuknya islam diindonesia dan kerajaan kerajaan islam di indon...
 
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di IndonesiaProses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses Masuk dan Perkembangan Kebudayaan Islam di Indonesia
 
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIASEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA
 
Proses masuknya islam
Proses masuknya islamProses masuknya islam
Proses masuknya islam
 
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
Proses masuknya islam ke indonesia (SMAN 19 SURABAYA)
 
Sejarah tentang islam masuk ke indonesia
Sejarah tentang islam masuk ke indonesiaSejarah tentang islam masuk ke indonesia
Sejarah tentang islam masuk ke indonesia
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
 
Materi awal masuknya islam di indonesia
Materi awal masuknya islam di indonesiaMateri awal masuknya islam di indonesia
Materi awal masuknya islam di indonesia
 
Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)
Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)
Penjelasan teori teori masuknya islam ke indonesia (Ms.Word)
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Faktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di IndonesiaFaktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
Faktor Islam Cepat Berkembang di Indonesia
 
Perkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesiaPerkembangan islam di indonesia
Perkembangan islam di indonesia
 

Similar to PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitPerkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitMuhammad sobri maulana
 
Tugas Kelompok
Tugas KelompokTugas Kelompok
Tugas KelompokJeremia23
 
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptxAllisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptxherybudi1
 
Penyebaran Islam di Indonesia
Penyebaran Islam di IndonesiaPenyebaran Islam di Indonesia
Penyebaran Islam di IndonesiaHIA Class.
 
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKAPERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKAMILA DITA LESTARI
 
Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5
Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5
Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5annisa berliana
 
Sejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptx
Sejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptxSejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptx
Sejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptxAlyaHimmah
 
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptxProses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptxNenengDwiminjawati
 
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...Mchairulbanin
 
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docxMakalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docxZuketCreationOfficia
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesiavallian fernando
 
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptxStrategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptxMTsNWPancor
 
Materi sejarah islam di nusantara
Materi sejarah islam di nusantaraMateri sejarah islam di nusantara
Materi sejarah islam di nusantarailmupendidikan
 
Sejarah islam di papua
Sejarah islam  di papuaSejarah islam  di papua
Sejarah islam di papuaHelmon Chan
 
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di IndonesiaIslamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di IndonesiaAlya Titania Annisaa
 
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)fuji10
 

Similar to PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA (20)

Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02
Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02
Perkembanganislamdiindonesia 121224210937-phpapp02
 
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bitPerkembangan islam di indonesia kampus bit
Perkembangan islam di indonesia kampus bit
 
Tugas Kelompok
Tugas KelompokTugas Kelompok
Tugas Kelompok
 
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptxAllisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
Allisha (05) XII MIPA 3 PPT PAI Bab 9.pptx
 
Penyebaran Islam di Indonesia
Penyebaran Islam di IndonesiaPenyebaran Islam di Indonesia
Penyebaran Islam di Indonesia
 
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKAPERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA TUGAS DIKA
 
Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5
Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5
Perkembangan islam di indonesia (xi iis 1) kel 5
 
Sejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptx
Sejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptxSejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptx
Sejarah_singkat_masuknya_islam_di_nusantara.pptx
 
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptxProses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
Proses Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia.pptx
 
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
PPT Kelompok 5 PAI Bab 5 (Meneladani Peran Ulama Penyebar Ajaran Islam di Ind...
 
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docxMakalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
Makalah Peradaban Islam di Asia Tenggara.docx
 
Perkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di IndonesiaPerkembangan Islam di Indonesia
Perkembangan Islam di Indonesia
 
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptxStrategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
Strategi_Dakwah_dan_Perkembangan_Islam_d.pptx
 
Bab II Dakwah Islam di Nusantara.pptx
Bab II Dakwah Islam di Nusantara.pptxBab II Dakwah Islam di Nusantara.pptx
Bab II Dakwah Islam di Nusantara.pptx
 
Materi sejarah islam di nusantara
Materi sejarah islam di nusantaraMateri sejarah islam di nusantara
Materi sejarah islam di nusantara
 
Sejarah islam di papua
Sejarah islam  di papuaSejarah islam  di papua
Sejarah islam di papua
 
Modul 8 kb 3
Modul 8 kb 3Modul 8 kb 3
Modul 8 kb 3
 
Bab 6
Bab 6Bab 6
Bab 6
 
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di IndonesiaIslamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
Islamisasi dan Silang Budaya di Indonesia
 
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
Perkembanganislamdiindonesia 130204033309-phpapp01 (1)
 

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

  • 1. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA BUDIARTI HASRUNI UTAMI SYAM IDARWATI MUSTAFA MUHAMMAD FIRDAUS SATRIA FIKRI
  • 2. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA  Ketika Islam datang di Indonesia, berbagai agama dan kepercayaan seperti animisme, dinamisme, Hindu dan Budha, sudah banyak dianut oleh bangsa Indonesia bahkan dibeberapa wilayah kepulauan Indonesia telah berdiri kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu dan Budha. Misalnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur, kerajaan Taruma Negara di Jawa Barat, kerajaan Sriwijaya di Sumatra dan sebagainya. Namun Islam datang ke wilayah-wilayah tersebut dapat diterima dengan baik, karena Islam datang dengan membawa prinsip-prinsip perdamaian, persamaan antara manusia (tidak ada kasta), menghilangkan perbudakan dan yang paling penting juga adalah masuk kedalam Islam sangat mudah hanya dengan membaca dua kalimah syahadat dan tidak ada paksaan.  Tentang kapan Islam datang masuk ke Indonesia, menurut kesimpulan seminar “ masuknya Islam di Indonesia” pada tanggal 17 s.d 20 Maret 1963 di Medan, Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama hijriyah atau pada abad ke tujuh masehi.
  • 3. Bukti-Bukti Masuknya Islam ke Indonesia Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 M, yaitu pada masa kekuasaan Kerajaan Sriwijaya. Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat.
  • 4.  Sumber-sumber Berita Masuknya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia Sumber-sumber berita itu di antaranya sebagai berikut.  Berita Arab. Berita ini diketahui melalui para pedagang Arab yang telah melakukan aktifitasnya dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia. Kegiatan para pedagang Arab di Kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabaq, Zabay, atau Sribusa.  Berita Eropa Berita ini datangnya dari Marcopolo. Ia adalah orang Eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah di Sumatera bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu Kerajaan Samudera dengan ibukotanya Pasai.  Berita India Dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting di dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia. Karena di samping berdagang mereka aktif mengajarkan agama dan kebudayaan Islam kepada masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.  Berita Cina Berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma-Huan, seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal di pantai utara Pulau Jawa.
  • 5. Sumber dalam negeri, sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan seperti:  Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Ma’mun (1028).  Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.  Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jirat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan-tulisan Arab.
  • 6. Cara Masuknya Islam di Indonesia  Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Karena memang para ulama berpegang teguh pada prinsip Q.S. al-Baqarah ayat 256, yang artinya tidak ada paksaan dalam agama. Adapun cara masuknya Islam di Indonesia melalui beberapa cara antara lain ;  Perdagangan Jalur ini dimungkinkan karena orang-orang melayu telah lama menjalin kontak dagang dengan orang Arab. Apalagi setelah berdirinya kerajaan Islam seperti kerajaan Islam Malaka dan kerajaan Samudra Pasai di Aceh, maka makin ramailah para ulama dan pedagang Arab datang ke Nusantara (Indonesia). Disamping mencari keuntungan duniawi juga mereka mencari keuntungan rohani yaitu dengan menyiarkan Islam. Artinya mereka berdagang sambil menyiarkan agama Islam.  Kultural Artinya penyebaran Islam di Indonesia juga menggunakan media-media kebudayaan, sebagaimana yang dilakukan oleh para wali sanga di pulau jawa. Misalnya Sunan Kali Jaga dengan pengembangan kesenian wayang. Ia mengembangkan wayang kulit, mengisi wayang yang bertema Hindu dengan ajaran Islam. Sunan Muria dengan pengembangan gamelannya. Kedua kesenian tersebut masih digunakan dan digemari masyarakat Indonesia khususnya jawa sampai sekarang. Sedang Sunan Giri menciptakan banyak sekali mainan anak- anak, seperti jalungan, jamuran, ilir-ilir dan cublak suweng dan lain-lain.
  • 7. Pendidikan Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan yang paling strategis dalam pengembangan Islam di Indonesia. Para da’i dan muballig yang menyebarkan Islam diseluruh pelosok Nusantara adalah keluaran pesantren tersebut. Datuk Ribandang yang mengislamkan kerajaan Gowa-Tallo dan Kalimantan Timur adalah keluaran pesantren Sunan Giri. Santri- santri Sunan Giri menyebar ke pulau-pulau seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga ke Nusa Tenggara. Dan sampai sekarang pesantren terbukti sangat strategis dalam memerankan kendali penyebaran Islam di seluruh Indonesia.  Kekuasaan politik Artinya penyebaran Islam di Nusantara, tidak terlepas dari dukungan yang kuat dari para Sultan. Di pulau Jawa, misalnya keSultanan Demak, merupakan pusat dakwah dan menjadi pelindung perkembangan Islam. Begitu juga raja-raja lainnya di seluruh Nusantara. Raja Gowa-Tallo di Sulawesi selatan melakukan hal yang sama sebagaimana yang dilakukan oleh Demak di Jawa. Dan para Sultan di seluruh Nusantara melakukan komunikasi, bahu membahu dan tolong menolong dalam melindungi dakwah Islam di Nusantara. Keadaan ini menjadi cikal bakal tumbuhnya negara nasional Indonesia dimasa mendatang.
  • 8. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA  Di Sumatra  Kesimpulan hasil seminar di Medan, dijelaskan bahwa wilayah Nusantara yang mula-mula dimasuki Islam adalah pantai barat pulau Sumatra dan daerah Pasai yang terletak di Aceh utara yang kemudian di masing-masing kedua daerah tersebut berdiri kerajaan Islam yang pertama yaitu kerajaan Islam Perlak dan Samudra Pasai.  Menurut keterangan Prof. Ali Hasmy dalam makalah pada seminar “Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Aceh” yang digelar tahun 1978 disebutkan bahwa kerajaan Islam yang pertama adalah kerajaan Perlak. Namun ahli sejarah lain telah sepakat, Samudra Pasailah kerajaan Islam yang pertama di Nusantara dengan rajanya yang pertama adalah Sultan Malik Al-Saleh (memerintah dari tahun 1261 s.d 1297 M). Sultan Malik Al-Saleh sendiri semula bernama Marah Silu. Setelah mengawini putri raja Perlak kemudian masuk Islam berkat pertemuannya dengan utusan Syarif Mekkah yang kemudian memberi gelar Sultan Malik Al- Saleh. Kerajaan Pasai sempat diserang oleh Majapahit di bawah panglima Gajah Mada, tetapi bisa dihalau. Ini menunjukkan bahwa kekuatan Pasai cukup tangguh dikala itu. Baru pada tahun 1521 di taklukkan oleh Portugis dan mendudukinya selama tiga tahun. Pada tahun 1524 M Pasai dianeksasi oleh raja Aceh, Ali Mughayat Syah. Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai berada di bawah pengaruh keSultanan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam (sekarang dikenal dengan kabupaten Aceh Besar).  Munculnya kerajaan baru di Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam, hampir bersamaan dengan jatuhnya kerajaan Malaka karena pendudukan Portugis. Dibawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim kerajaan Aceh terus mengalami kemajuan besar. Saudagar-saudagar muslim yang semula berdagang dengan Malaka memindahkan kegiatannya ke Aceh. Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Iskandar Muda Mahkota Alam ( 1607 - 1636).
  • 9. Di Jawa Penemuan nisan makam Siti Fatimah binti Maimun di daerah Leran/Gresik yang wafat tahun 1101 M dapatlah dijadikan tonggak awal kedatangan Islam di Jawa. Hingga pertengahan abad ke-13, bukti-bukti kepurbakalaan maupun berita-berita asing tentang masuknya Islam di Jawa sangatlah sedikit. Baru sejak akhir abad ke-13 M hingga abad-abad berikutnya, terutama sejak majapahit mencapai puncak kejayaannya, bukti-bukti proses pengembangan Islam ditemukan lebih banyak lagi. Misalnya penemuan kuburan Islam di Troloyo, Trowulan, dan Gresik, juga berita Ma Huan (1416 M) yang menceritakan tentang adanya orang-orang Islam yang bertempat tinggal di Gresik. Hal ini membuktikan bahwa pada masa itu telah terjadi proses penyebaran agama Islam, mulai dari daerah pesisir dan kota- kota pelabuhan sampai ke pedalaman dan pusat kerajaan majapahit. Adanya proses penyebaran Islam di kerajaan majapahit terbukti dengan ditemukannya nisan makam Muslim di Trowulan yang letaknya berdekatan dengan kompleks makam para bangsawan majapahit. Pertumbuhan masyarakat Muslim di sekitar Majapahit sangat erat kaitannya dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam yang telah memiliki kekuatan politik dan ekonomi di kerajaan samudra pasai dan malaka.
  • 10. Adapun gerakan dakwah Islam di Pulau Jawa selanjutnya dilakukan oleh para Wali Sanga, yaitu :  Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik Beliau dikenal juga dengan sebutan Syeikh Magribi. Ia dianggap pelopor penyebaran Islam di Jawa. Beliau juga ahli pertanian, ahli tata negara dan sebagai perintis lembaga pendidikan pesantren. Wafat tahun 1419 M.(882 H) dimakamkan di Gapura Wetan Gresik.  Raden Ali Rahmatullah (Sunan Ampel) Dilahirkan di Aceh tahun 1401 M. Ayahnya orang Arab dan ibunya orang Cempa, ia sebagai mufti dalam mengajarkan Islam tak kenal kompromi dengan budaya lokal. Wejangan terkenalnya Mo Limo yang artinya menolak mencuri, mabuk, main wanita, judi dan madat, yang marak dimasa Majapahit. Beliau wafat di desa Ampel tahun 1481 M.  Sunan Giri (Raden Aenul Yaqin atau Raden Paku) Ia putra Syeikh Yakub bin Maulana Ishak. Ia sebagai ahli fiqih dan menguasai ilmu Falak. Dimasa menjelang keruntuhan Majapahit, ia dipercaya sebagai raja peralihan sebelum Raden Patah naik menjadi Sultan Demak. Ketika Sunan Ampel wafat, ia menggantikannya sebagai mufti tanah Jawa.  Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim) Putra Sunan Ampel lahir tahun 1465. Sempat menimba ilmu ke Pasai bersama- sama Raden Paku. Beliaulah yang mendidik Raden Patah. Beliau wafat tahun 1515 M.  Sunan Kalijaga (Raden Syahid) Ia tercatat paling banyak menghasilkan karya seni berfalsafah Islam. Ia membuat wayang kulit dan cerita wayang Hindu yang diislamkan. Sunan Giri sempat menentangnya, karena wayang Beber kala itu menggambarkan gambar manusia utuh yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Kalijaga mengkreasi wayang kulit yang bentuknya jauh dari manusia utuh. Ini adalah sebuah usaha ijtihad di bidang fiqih yang dilakukannya dalam rangka dakwah Islam.
  • 11. Sunan Drajat Nama aslinya adalah Syarifudin (putra Sunan Ampel, adik Sunan Bonang). Dakwah beliau terutama dalam bidang sosial. Beliau juga mengkader para da’i yang berdatangan dari berbagai daerah, antara lain dari Ternate dan Hitu Ambon.  Syarif Hidayatullah Nama lainnya adalah Sunan Gunung Jati yang kerap kali dirancukan dengan Fatahillah, yang menantunya sendiri. Ia memiliki keSultanan sendiri di Cirebon yang wilayahnya sampai ke Banten. Ia juga salah satu pembuat sokoguru masjid Demak selain Sunan Ampel, Sunan Kalijaga dan Sunan Bonang. Keberadaan Syarif Hidayatullah dengan kesultanannya membuktikan ada tiga kekuasaan Islam yang hidup bersamaan kala itu, yaitu Demak, Giri dan Cirebon. Hanya saja Demak dijadikan pusat dakwah, pusat studi Islam sekaligus kontrol politik para wali.  Sunan Kudus Nama aslinya adalah Ja’far Sadiq. Lahir pada pertengahan abad ke 15 dan wafat tahun 1550 M. (960 H). Beliau berjasa menyebarkan Islam di daerah kudus dan sekitarnya. Ia membangun masjid menara Kudus yang sangat terkenal dan merupakan salah satu warisan budaya Nusantara.  Sunan Muria Nama aslinya Raden Prawoto atau Raden Umar Said putra Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam dengan menggunakan sarana gamelan, wayang serta kesenian daerah lainnya. Beliau dimakamkan di Gunung Muria, disebelah utara kota Kudus.
  • 12. Di Sulawesi Ribuan pulau yang ada di Indonesia, sejak lama telah menjalin hubungan dari pulau ke pulau. Baik atas motivasi ekonomi maupun motivasi politik dan kepentingan kerajaan. Hubungan ini pula yang mengantar dakwah menembus dan merambah Celebes atau Sulawesi. Menurut catatan company dagang Portugis pada tahun 1540 saat datang ke Sulawesi, di tanah ini sudah ditemui pemukiman muslim di beberapa daerah. Meski belum terlalu banyak, namun upaya dakwah terus berlanjut dilakukan oleh para da’i di Sumatra, Malaka dan Jawa hingga menyentuh raja-raja di kerajaan Gowa dan Tallo atau yang dikenal dengan negeri Makasar, yang terletak di semenanjung barat daya pulau Sulawesi. Kerajaan Gowa ini mengadakan hubungan baik dengan kerajaan Ternate dibawah pimpinan Sultan Babullah yang telah menerima Islam lebih dahulu. Melalui seorang da’i bernama Datuk Ri Bandang agama Islam masuk ke kerajaan ini dan pada tanggal 22 September 1605. Karaeng Tonigallo, raja Gowa yang pertama memeluk Islam yang kemudian bergelar Sultan Alaudin Al Awwal (1591-1636 ) dan diikuti oleh perdana menteri atau Wazir besarnya, Karaeng Matopa.
  • 13. Setelah resmi menjadi kerajaan bercorak Islam Gowa Tallo menyampaikan pesan Islam kepada kerajaan-kerajaan lain seperti Luwu, Wajo, Soppeng dan Bone. Raja Luwu segera menerima pesan Islam diikuti oleh raja Wajo tanggal 10 Mei 1610 dan raja Bone yang bergelar Sultan Adam menerima Islam tanggal 23 November 1611 M. Dengan demikian Gowa (Makasar) menjadi kerajaan yang berpengaruh dan disegani. Pelabuhannya sangat ramai disinggahi para pedagang dari berbagai daerah dan manca negara. Hal ini mendatangkan keuntungan yang luar biasa bagi kerajaan Gowa (Makasar). Puncak kejayaan kerajaan Makasar terjadi pada masa Sultan Hasanuddin (1653-1669).
  • 14. Di Kalimantan  Islam masuk ke Kalimantan atau yang lebih dikenal dengan Borneo melalui tiga jalur. Jalur pertama melalui Malaka yang dikenal sebagai kerajaan Islam setelah Perlak dan Pasai. Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis kian membuat dakwah semakin menyebar sebab para muballig dan komunitas muslim kebanyakan mendiamai pesisir barat Kalimantan.  Jalur kedua, Islam datang disebarkan oleh para muballig dari tanah Jawa. Ekspedisi dakwah ke Kalimantan ini mencapai puncaknya saat kerajaan Demak berdiri. Demak mengirimkan banyak Muballig ke negeri ini. Para da’i tersebut berusaha mencetak kader-kader yang akan melanjutkan misi dakwah ini. Maka lahirlah ulama besar, salah satunya adalah Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.  Jalur ketiga para da’i datang dari Sulawesi (Makasar) terutama da’i yang terkenal saat itu adalah Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan.
  • 15.  Kalimantan Selatan Masuknya Islam di Kalimantan Selatan adalah diawali dengan adanya krisis kepemimpinan dipenghujung waktu berakhirnya kerajaan Daha Hindu. Saat itu Raden Samudra yang ditunjuk sebagai putra mahkota oleh kakeknya, Raja Sukarama minta bantuan kepada kerajaan Demak di Jawa dalam peperangan melawan pamannya sendiri, Raden Tumenggung Sultan Demak (Sultan Trenggono) menyetujuinya, asal Raden Samudra kelak bersedia masuk Islam. Dalam peperangan itu Raden Samudra mendapat kemenangan. Maka sesuai dengan janjinya ia masuk Islam beserta kerabat keraton dan penduduk Banjar. Saat itulah tahun (1526 M) berdiri pertama kali kerajaan Islam Banjar dengan rajanya Raden Samudra dengan gelar Sultan Suryanullah atau Suriansyah. Raja-raja Banjar berikutnya adalah Sultan Rahmatullah (putra Sultan Suryanullah), Sultan Hidayatullah (putra Sultan Rahmatullah dan Marhum Panambahan atau Sultan Musta’in Billah. Wilayah yang dikuasainya meliputi daerah Sambas, Batang Lawai, Sukadana, Kota Waringin, Sampit Medawi, dan Sambangan.  Kalimantan Timur Di Kalimantan Timur inilah dua orang da’i terkenal datang, yaitu Datuk Ri Bandang dan Tuan Tunggang Parangan, sehingga raja Kutai (raja Mahkota) tunduk kepada Islam diikuti oleh para pangeran, para menteri, panglima dan hulubalang. Untuk kegiatan dakwah ini dibangunlah sebuah masjid. Tahun 1575 M, raja Mahkota berusaha menyebarkan Islam ke daerah-daerah sampai ke pedalaman Kalimantan Timur sampai daerah Muara Kaman, dilanjutkan oleh Putranya, Aji Di Langgar dan para penggantinya.
  • 16.  Di Maluku Kepulauan Maluku terkenal di dunia sebagai penghasil rempah-rempah, sehingga menjadi daya tarik para pedagang asing, tak terkecuali para pedagang muslim baik dari Sumatra, Jawa, Malaka atau dari manca negara. Hal ini menyebabkan cepatnya perkembangan dakwah Islam di kepulauan ini. Islam masuk ke Maluku sekitar pertengahan abad ke 15 atau sekitar tahun 1440 dibawa oleh para pedagang muslim dari Pasai, Malaka dan Jawa (terutama para da’i yang dididik oleh para Wali Sanga di Jawa). Tahun 1460 M, Vongi Tidore, raja Ternate masuk Islam. Namun menurut H.J De Graaft (sejarawan Belanda) bahwa raja Ternate yang benar-benar muslim adalah Zaenal Abidin (1486-1500 M). Setelah itu Islam berkembang ke kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku. Tetapi diantara sekian banyak kerajaan Islam yang paling menonjol adalah dua kerajaan , yaitu Ternate dan Tidore.
  • 17. HIKMAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA Hikmah perkembangan Islam di Indonesia dapat dipahami dari peranan umat Islam di Indonesia pada masa penjajahan, masa perang kemerdekaan dan masa pembangunan.  Masa Penjajahan  Peranan umat Islam pada Masa Penjajahan Sebelum kaum penjajah, yakni Portugis, Belanda, dan Jepang, masuk ke Indonesia, mayoritas masyarakat Indonesia telah menganut agama Islam. Agama Islam agama yang sempurna, yang ajarannya mencakup berbagai bidang kehidupan manusia, baik dalam hubungannya dengan Allah (akidah dan ibadah), maupun dalam hubungannya dengan sesame manusia dan makhluk Allah lainnya (sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan). Dengan dianutnya agama Islam oleh mayoritas masyarakat Indonesia, ajaran Islam telah banyak mendatangkan perubahan. Allah SWT berfirman, “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (Q.S. Al-Baqarah:190). Menurut Islam, berperang dalam rangka mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa, Negara, dan agama merupakan “Jihad fi sabilillah” yang hukumnya wajib. Sedangkan umat Islam yang mati dalam jihad itu, dianggap mati syahid, yang imbalannya adalah surge. Perubahan-perubahan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang ditanaman Islam tersebut mendorong umat Islam di berbagai pelosok tanah air untuk berjuang mengusir kaum penjajah dengan berbagai cara, antara lain dengan cara peperangan. Perjaungan terus berlanjut, sampai kaum penjajah betul angkat kaki dari bumi Indonesia.
  • 18. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan a. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis Kaum penjajah yang mula-mula datang ke Nusantara ialah Portugis dengan semboyan Gold (tambang emas), Glory (kemulyaan, keagungan), dan Gospel (penyebaran agama Nasrani). Untuk menjalankan misinya itu Portugis berusaha dengan menghalalkan semua cara. Apalagi saat itu mereka masih menyimpan dendamnya terhadap bangsa Timur (Islam) setelah usai Perang Salib . Dengan modal restu sakti dari Paus Alexander VI dalam suatu dokumen bersejarah yang terkenal dengan nama “Perjanjian Tordesillas” yang berisi, bahwa kekuasaan di dunia diserahkan kepada dua rumpun bangsa: Spanyol dan Portugis. Dunia sebelah barat menjadi milik Spanyol dan sebelah timur termasuk Indonesia menjadi milik Portugis. Karena itu Portugis sangat bernafsu untuk menguasai negeri Zamrud Katulistiwa yang penuh dengan rempah-rempah yang menggiurkan. Pertama mereka menyerang Malaka dan menguasainya (1511 M), kemudian Samudra Pasai tahun 1521 M. Mulailah mereka mengusik ketenangan berniaga di perairan nusantra yang saat itu banyak para pedagang muslim dari Arab. Demikian pula para pedagang dari Demak dan Malaka yang saat itu sudah terjalin sangat erat. Portugis nampaknya sengaja ingin mematahkan hubungan Demak dan Malaka, dan sekaligus tujuannya ingin merebut rempah-rempah yang merupakan komoditi penting saat itu. Banyak kapal-kapal mereka dirampas oleh Portugis termasuk kapal pedagang muslim Arab.
  • 19. Dengan sikapnya yang tak bersahabat dan arogan dari penjajah Portugis, seluruh kerajaan yang ada di Nusantara kemudian melakukan perlawanan kepada Portugis meskipun dalam waktu dan tempat yang berlainan. Kerajaan Aceh misalnya sempat minta bantuan kerajaan Usmani di Turki dan negara-negara Islam lain di Nusantara, sehingga dapat membangun kekuatan angkatan perangnya dan dapat menahan serangan Portugis. Demikian pula, mendengar perlakuan Portugis yang zalim terhadap para pedagang warga Demak muslim, Sultan Demak dan para wali merasa terpanggil untuk berjihad. Halus dihadapi dengan halus, keras dilawan dengan keras. Kalau orang-orang Portugis mengobarkan semangat Perang Salib, maka Sultan Demak dan para wali mengobarkan semangat jihad Perang Sabil. Pada tahun 1512 Demak dibawah pimpinan Adipati Yunus memimpin sendiri armada lautnya menyerang Portugis yang saat itu sudah menguasai Malaka, tapi kali ini mengalami kegagalan karena persenjataan lawan begitu tangguh penyerangan kedua kalinya dilakukan tahun 1521 dengan mengerahkan armada yang berkekuatan 100 buah kapal dan dibantu oleh balatentara Aceh dan Sultan Malaka yang telah terusir, yang sasarannya sama yaitu mengusir pasukan asing Portugis dari wilayah Nusantara demi mengamankan jalur niaga dan dakwah yang memanjang dari Malaka-Demak dan Maluku. Namun perjuangannya tidak berhasil pula, bahkan ia gugur mati syahid dalam pertempuran tersebut. Sebab itulah ia mendapat gelar ”Pangeran sabrang lor” artinya pangeran yang menyebrangi lautan di sebelah utara.
  • 20. Sepeninggal Adipati Yunus, perlawanan terhadap Portugis diteruskan oleh Sultan Trenggana (1521-1546) dan juga oleh putranya Sultan Prawoto. Meskipun pada masa Sultan Prawoto negara dalam keadaan goncang karena perseteruan dalam negeri tapi kekuatan perang untuk melawan dan mempertahankan diri dari serangan Portugis masih terus digalang. Diberitakan, bahwa saat itu Demak masih sanggup membangun kekuatan militernya terutama angkatan lautnya yang terdiri dari 1000 kapal-kapal layar yang dipersenjatai. Setiap kapal itu mampu memuat 400 prajurit masing-masing mempunyai tugas pengamanan wilayah Nusantara dari serangan Portugis. Kalau perlawanan umat Islam terhadap penjajah Portugis di Malaka mengalami kegagalan, namun terhadap penjajah Portugis di Sunda Kelapa (Jakarta) dan Maluku memperoleh hasil yang gemilang. Adalah panglima Fatahillah (menantu Sultan Syarif Hidayatullah) pada tahun 1526 M. memimpin pasukan Demak menyerang Portugis di Sunda Kelapa lewat jalur laut. Mereka berhasil mengepung dan merebutnya dari tangan penjajah Portugis, kemudian diganti namanya menjadi Fathan Mubina diambil dari Quran Surat al-Fath ayat satu. Fathan Mubina diterjemahkan menjadi Jayakarta (Jakarta). Peristiwa ini terjadi pada tanggal 22 Juni 1527 M, yang kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya kota Jakarta.
  • 21. Di Maluku, Portugis menghasut dan mengadu domba kerajaan Islam Ternate dan Tidore. Namun kemudian rakyat Ternate sadar, sehingga mereka dibawah pimpinan Sultan Haerun berbalik melawan Portugis. Nampaknya yang menjadi persoalan bukan hanya faktor perdagangan atau ekonomi, tapi juga persoalan penyebaran agama oleh Portugis. Kristenisasi secara besar-besaran terutama pada tahun 1546 dilakukan oleh seorang utusan Gereja Katolik Roma Fransiscus Xaverius dengan sangat ekstrimnya ditengah-tengah penduduk muslim dan di depan mata seorang Sultan Ternate yang sangat saleh, tentu saja membuat rakyat marah dan bangkit melawan Portugis. Lebih marah lagi ketika Sultan Haerun dibunuh secara licik oleh Portugis pada tahun 1570. Rakyat Ternate terus melanjutkan perjuangannya melawan Portugis dibawah pimpinan Babullah, putra Sultan Haerun selama empat tahun mereka berperang melawan Portugis, dan Alhamdulillah berhasil mengusir penjajah Portugis dari Maluku
  • 22. b. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda Belanda pertama kali datang ke Indonesia tahun 1596 berlabuh di Banten dibawah pimpinan Cornelis de Houtman, dilanjutkan oleh Jan Pieterszoon Coen menduduki Jakarta pada tanggal 30 Mei 1619 serta mengganti nama Jakarta menjadi Batavia. Tujuannya sama dengan penjajah Portugis, yaitu untuk memonopoli perdagangan dan menanamkan kekuasaan terhadap kerajaan-kerajaan di wilayah Nusantara. Jika Portugis menyebarkan agama Katolik maka Belanda menyebarkan agama Protestan. Betapa berat penderitaan kaum muslimin semasa penjajahan Belanda selama kurang lebih 3,5 abad. Penindasan, adu domba (Devide et Impera), pengerukan kekayaan alam sebanyak- banyaknya dan membiarkan rakyat Indonesia dalam keadaan miskin dan terbelakang adalah kondisi yang dialami saat itu. Maka wajarlah jika seluruh umat Islam Indonesia bangkit dibawah pimpinan para ulama dan santri di berbagai pelosok tanah air, dengan persenjataan yang sederhana: bambu runjing, tombak dan golok. Namun mereka bertempur habis- habisan melawan orang-orang kafir Belanda dengan niat yang sama, yaitu berjihad fi sabi lillah. Hanya satu pilihan mereka : Hidup mulia atau mati Syahid.
  • 23. Sejarah telah mencatat sederetan pahlawan Islam Indonesia dalam melawan Belanda yang sebagian besar adalah para Ulama atau para kyai antara lain :  Di Pulau Jawa misalnya Sultan Ageng Tirtayasa, Kiyai Tapa dan Bagus Buang dari kesultanan Banten, Sultan Agung dari Mataram dan Pangeran Diponegoro dari Jogjakarta memimpin perang Diponegoro dari tahun 1825-1830 bersama panglima lainnya seperti Basah Marto Negoro, Kyai Imam Misbah, Kyai Badaruddin, Raden Mas Juned, dan Raden Mas Rajab. Konon dalam perang Diponegoro ini sekitar 200 ribu rakyat dan prajurit Diponegoro yang syahid, dari pihak musuh tewas sekitar 8000 orang serdadu bangsa Eropa dan 7000 orang serdadu bangsa Pribumi. Dari Jawa Barat misalnya Apan Ba Sa’amah dan Muhammad Idris (memimpin perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1886 di daerah Ciomas)  Di pulau Sumatra tercatat nama-nama : Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusi (Memimpin perang Padri tahun 1833- 1837), Dari kesultanan Aceh misalnya : Teuku Syeikh Muhammad Saman atau yang dikenal Teuku Cik Ditiro, Panglima Polim, Panglima Ibrahim, Teuku Umar dan istrinya Cut Nyak Dien, Habib Abdul Rahman, Imam Leungbatan, Sultan Alaudin Muhammad Daud Syah, dan lain-lain.
  • 24.  Di Kalimantan Selatan, rakyat muslim bergerak melawan penjajah kafir Belanda yang terkenal dengan perang Banjar, dibawah pimpinan Pangeran Antasari yang didukung dan dilanjutkan oleh para mujahid lainnya seperti pangeran Hidayat, Sultan Muhammad Seman (Putra pangeran Antasari), Demang Leman dari Martapura, Temanggung Surapati dari Muara Teweh, Temanggung Antaludin dari Kandangan, Temanggung Abdul jalil dari Amuntai, Temanggung Naro dari buruh Bahino, Panglima Batur dari Muara Bahan, Penghulu Rasyid, Panglima Bukhari, Haji Bayasin, Temanggung Macan Negara, dan lain-lain. Dalam perang Banjar ini sekitar 3000 serdadu Belanda tewas.  Di Maluku Umat Islam bergerak juga dibawah pimpinan Sultan Jamaluddin, Pangeran Neuku dan Said dari kesultanan Ternate dan Tidore.
  • 25.  DiSulawesi Selatan terkenal pahlawan Islam Indonesia seperti Sultan Hasanuddin dan Lamadu Kelleng yang bergelar Arung Palaka. Sederetan Mujahid-mujahid lain disetiap pelosok tanah air yang belum diangkat namanya atau dicatat dalam buku sejarah adalah lebih banyak dari pada yang telah dikenal atau sudah tercatat dalam buku-buku sejarah. Mereka sengaja tidak mau dikenal, khawatir akan mengurangi keikhlasannya di hadapan Allah. Sebab mereka telah betul-betul berjihad dengan tulus demi menegakkan dan membela Islam di tanah air.
  • 26.  Masa Perang Kemerdekaan a. Peranan Ulama Islam Pada Masa Perang Kemerdekaan Para ulama memiliki peran yang sangat penting dalam mendorong umat Islam untuk berpartisipasi dalam perjuangan pada masa perang kemerdekaan. Para ulama adalah orang- orang Islam yang mendalami ilmu agama, sehingga mereka menjadi tempat bertanya umat, dan sekaligus menjadi panutan. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya, “Ulama itu bagaikan pelita (obor) di muka bumi, sebagai pengganti para Nabi dan sebagai pewaris para Nabi,” (H.R. Ibnu Adi dari Ali bin Abi Thalib). Peranan ulama Islam Indonesia pada masa perang kemerdekaan ada dua macam: 1. Membina kader umat Islam, melalui pesantren dan aktif dalam pembinaan masyarakat. Banyak santri tamatan pesantren kemudian melanjutkan pelajarannya ke Timur- Tengah, dan sekembalinya dari Timur Tengah, mereka menjadi ulama besar dan pimpinan perjuangan. Diantaranya adalah: K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Abdul Halim, H. Agus Salim, dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah. 2. Turut berjuang secara spesifik sebagai pemimpin perang.
  • 27. Para pahlawan Islam yang telah berjuang melawan imperialis Portugis dan Belanda, seperti: Fatahillah, Sultan Baabullah, Pangeran Diponegoro, Imam Bonjol, dan Habib Abdurrahman, adalah juga para ulama yang beriman dan bertakwa, yang berakhlak baik dan bermanfaat bagi orang banyak sehingga mereka menjadi panutan umat.  Demikian juga pada masa penjajahan Jepang, banyak para ulama yang berperang memimpin bala tentara Islam melawan imperialis Jepang, demi menegakkan dan martabat dan kemerdekaan bangsa dan Negara Indonesia. Mereka itu antara lain: Mohammad Daud Beureuh (pemimpin Persatuan Ulama Seluruh Aceh) dan K.H. Zaenal Mustafa (pemimpin pesantren Sukamanah di Singaparna, Jawa Barat)
  • 28. Peranan Organisasi dan Pondok Pesantren Pada Masa Perang Kemerdekaan Dalam perjuangan membela bangsa, Negara dan menegakkan Islam di Indonesia, Umat Islam mendirikan berbagai organisasi dan partai politik dengan corak dan warna yang berbeda-beda. Ada yang bergerak dalam bidang politik, sosial budaya, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Namun semuanya mempunyai tujuan yang sama, yaitu memajukan bangsa Indonesia khususnya umat Islam dan melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Tercatat dalam sejarah, bahwa dari lembaga-lembaga tersebut telah lahir para tokoh dan pejuang yang sangat berperan baik di masa perjuangan mengusir penjajah, maupun pada masa pembangunan. Organisasi-organisasi tersebut antara lain:
  • 29. Sarekat Islam (SI) Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang muslim yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama semula adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember 1912 berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Latar belakang didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun dan memajukan para pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para pedagang asing, dan juga membentengi kaum muslimin dari gerakan penyebaran agama Kristen yang semakin merajalela. Dengan nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S. Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat. Daya tarik utamanya adalah asas keislamannya. Dengan SI mereka (umat Islam) yakin akan dibela kepentingannya. Keanggotaan SI terbuka untuk semua golongan dan suku bangsa yang beragama Islam. Berbeda dengan Budi Utomo yang membatasi keanggotaannya pada suku bangsa tertentu (Jawa). Sehingga banyak sejarawan mengatakan bahwa tanggal berdirinya SI ini lebih tepat disebut sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan bukan tahun 1908 dengan patokan berdirinya Budi Utomo. Karena ruang lingkup Budi Utomo hanyalah pulau Jawa, bahkan hanya etnis Jawa Priyayi. Sedangkan SI mempunyai cabang-cabang di seluruh Indonesia. Jadi layak disebut “Nasional”.
  • 30. Muhammadiyah Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam sesuai dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas kebiasaan yang tidak sesuai dengan ajaran agama (bid’ah) dan memajukan ilmu agama Islam di kalangan anggotanya. Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 18 Nopember 1912. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah yang baru, telah disesuaikan dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan Sunnah. Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang anggotanya memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh pendirinya sendiri, KH Ahmad Dahlan, dimana beliau juga adalah termasuk anggota Sarekat Islam. Banyak anggota Muhammadiyah yang berjuang baik pada masa penjajahan Belanda, Jepang, masa mempertahankan kemerdekaan, masa Orde Lama, Orde Baru dan Masa Reformasi. Mereka tersebar di berbagai organisasi pergerakan, organisasi partai politik dan lembaga-lembaga negara. Tokoh-tokoh Muhammadiyah yang kita kenal seperti KH. Mas Mansur, Prof. Kahar Muzakir, Dr. Sukirman Wirjosanjoyo adalah para pejuang yang tidak asing lagi. Demikian pula seperti Buya Hamka, KH AR. Fakhruddin, Dr. Amin Rais, Dr. Syafi’i Ma’arif dan Dr. Din Syamsudin adalah tokoh–tokoh Muhammadiyah yang sangat berperan dalam pentas nasional Indonesia.
  • 31. Nahdlatul Ulama (NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial keagamaan yang dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi , dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dan kini menjadi salah satu organisai dan gerakan Islam terbesar di tanah air. Bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah dan penganut salah satu dari empat mazhab fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i, Imam Hambali dan Imam Maliki). Pada mulanya NU ini tidak mencampuri urusan politik. Ia lebih memfokuskan diri pada pengembangan dan pemantapan paham keagamaannya dalam masyarakat yang saat itu sedang gencar-gencarnya penyebaran faham Wahabiyah yang dianggap membahayakan paham ahli Sunnah Waljama’ah. Hal ini tersirat dalam salah satu hasil keputusan kongresnya di Surabaya pada bulan Oktober 1928.
  • 32. NU semakin berkembang dengan cepat. Pada tahun 1935 telah memiliki 68 cabang dengan anggota 6700 orang. Pada kongres tahun 1940 di Surabaya dinyatakan berdirinya organisasi wanita NU atau Muslimat dan Pemuda Anshar. Pada perkembangan selanjutnya, NU mengubah haluannya. Selain sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang sosial keagamaan, juga mulai ikut dalam kehidupan politik. Tahun 1937 bergabung dengan Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI). Hal ini terus berlangsung sampai dibubarkannya pada masa penjajahan Jepang tahun 1943, yang kemudian diganti Masyumi. Dalam Masyumi, NU adalah bagian yang sangat penting sampai tahun 1952. Dalam Muktamarnya yang ke 19 tanggal 1 Mei 1952 menyatakan diri keluar dari Masyumi dan menjadi partai politik tersendiri. Kemudian NU bersama dengan PSII dan Perti membentuk Liga Muslim Indonesia sebagai wadah kerja sama partai politik dan organisasi Islam. Dalam Pemilu tahun 1955 NU muncul sebagai partai politik terbesar ke tiga. Pada masa orde baru NU bersama partai politik lainnya (PSII, Parmusi, Perti) berfungsi dalam Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kemudian sejak tahun 1984 NU menyatakan diri kembali ke khittah 1926, artinya melepaskan diri dari kegiatan politik, meskipun secara pribadi-pribadi anggotanya tetap ikut berkiprah dalam berbagai partai politik.
  • 33. Pada masa reformasi (1999) para tokoh NU yang dimotori oleh KH. Abdurrahman Wahid mendirikan partai politik, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang kemudian termasuk 5 besar pemenang Pemilu pada tahun tersebut. Melalui poros tengah, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai pemimpin NU saat itu berhasil menjadi orang nomor satu di RI, meskipun hanya berumur satu tahun. Peranan NU sebagai organisasi dalam perjuangan mengusir penjajah dan mempertahankan kemerdekaan tidak diragukan lagi. Bahkan para kyai dan santri memikul senjata (bambu runcing atau golok) untuk berjihad fi sabilillah. Tercatat dalam sejarah tanggal 23 Oktober 1945 NU mengeluarkan Resolusi Jihad untuk melawan tentara penjajah.
  • 34. Pondok Pesantren Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, yang penyelenggaraan paendidikannya bersifat tradisional dan sederhana. Sumber pelajarannya, biasanya kitab-kitab berbahasa Arab yang tidak berharakat atau gundul, yang biasa disebut dengan kitab kuning. Para pendidik dan pengajarnya biasa disebut kiai, sedangkan murid-muridnya disebut para santri. Mereka bertempat tinggal di lokasi yang sama yaitu pondok pesantren. Para santri yang belajar di pesantren dating dari berbagai pelosok tanah air. Setelah selesai, mereka kembali ke daerahnya masing-masing. Kebanyakan mereka mendirikan pesantren di daerahnya atau mengajarkan tentang Islam kepada masyarakat di daerah sekitarnya. Pesantren merupakan tempat mencetak generasi muda Islam agar kelak menjadi kader dan pemimpin masyarakat. Sebagai kader umat dan pemimpin masyarakat, Islam mengajarkan agar mereka bersatu untuk berjuang meraih kemerdekaan yang telah dirampas oleh penjajah. Itulah sebabnya kemudian para kiai dan para santri mendirikan organisasi bersenjata untuk melawan penjajah, seperti Hizbullah, dan Gerakan Kepanduan Islam. Tidak sedikit para kiai dan para santri yang mengangkat senjata dan berperang melawan penjajah. Diantaranya yaitu, Imam Bonjol di Sumatra dan H. Zaenal Mustafa di Jawa Barat.
  • 35. Masa Pembangunan a. Peranan Umat Islam pada Masa Pembangunan Dalam usaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia, umat Islam yang merupakan mayoritas penduduk, tampil di barisan terdepan dalam perjuangan, baik fisik maupun diplomasi. Tidak lama setelah Indonesia merdeka , bangsa Indonesia dihadapkan pada peperangan melawan Negara penjajah yang ingin kembali menancapkan kekuasaannya. Bangsa Indonesia harus menghadapi Jepang (September 1945), Negara Sekutu (November 1946-Maret 1946), dan Belanda (Agresi Belanda I pada 21 Juli 1947 dan Aggresi Belanda II pada 19 Desember 1948) Selain itu, kemerdekaan Indonesia dipertahankan melalui usaha-usaha diplomatic, yaitu perundingan antara Indonesia dan Belanda, misalnya: Perundingan Linggarjati (November 1946), perjanjian Renville (Desember 1947), perjanjia Roem-Royen (April 1949), dan Konferensi Meja Bundar di Den Haag (2 November 1949). Berkat perjuangan segenap bangsa Indonesia yang tidak mengenal lelah, baik melalui perjuangan fisik maupun diplomatic, akhirnya Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949 M.
  • 36. b. Peranan Organisasi Islam dalam Masa Pembangunan Organisasi Islam yang ada pada masa pembangunan cukup banyak, antara lain: Muhammadiyah; Nahdlatul Ulum; Himpunan Mahasiswa Islam; Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia. Nahdlatul Ulama, yang pernah berkiprah di bidang politik, dalam perkembangan selanjutnya melalui Munas NU pada tanggal 18-21 Desember 1984 di Situbond, dengan tegas menyatakan bahwa NU meninggalkan aktivitas politik dan kembali ke tujuan dasar pada waktu didirikannya. Jadi, dewasa ini NU merupakan organisasi Islam yang bergerak di bidang, agama, sosial, dan kemasyarakatan. Usaha-usaha NU antara lain:  Mendirikan madrasah-madrasah, seperti Madrasah Ibtidai, Tsanawiyah, Aliyah, dan Perguruan Tinggi,  Mendirikan, mengelola, dan mengembangkan pesantren- pesantren.  Membantu dan mengurusi anak-anak yatim dan fakir miskin
  • 37. Majelis Ulama Indonesia adalah organisasi keulamaan yang bersifat independen, tidak berafiliasi pada salah satu aliran politik, mazha atau aliran keagamaan Islam yang ada di Indonesia. Adapun peranan Majelis Ulama Indonesia pada masa pembangunan adalah: Memberikan fatwa dan nasihat keagamaan dalam masalah sosial dan kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat Islam Indonesia pada umumnya, sebagai amar ma’ruf nahi mungkar dalam usaha meningkatkan ketahanan nasioanal Memperkuat Ukhuwah Islamiah dan melaksanakan kerukunan antarumat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan nasional. MUI adalah penghubung antara ulama dan umara serta menjadi penerjemah timbal-balik antara pemerintah dan umat Islam Indonesia guna menyukseskan pembangunan nasional.
  • 38. c. Peranan Lembaga Pendidika Islam dalam Pembangunan Yang dimaksud dengan lembaga pendidikan Islam adalah badan yang berhubungan dengan pendidikan Islam untuk memenuhi kebutuhan umatnya di bidang pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan Islam di Indonesia ada yang didirikan dan dikelola langsung oleh pemerintah (Departemen Agama), seperti: Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah Negeri (MAN), dan Institut Agama Islam Negeri (IAIN). IAIN sekarang berubah menjadi UIN (Universitas Islam Negeri) yang tidak hanya mendalami ilmu tentang keislaman, seperti Fakultas Syariah dan Usluhuddin, tetapi juga mendalami ilmu pengetahuan umum, seperti Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran. Selain itu, ada pula lembaga-lembaga pendidikan Islam yang didirikan dan dikelola oleh swasta, tapi di bawah pengawasan dan pembinaan Departemen Agama. Adapun peranan kelembafaan Islam pada masa pembangunan antara lain:  Melakukan usaha-usaha agar masyarakat Indonesia bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa  Menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara  Memupuk persatuan dan kesatuan umat  Mencerdaskan bangsa Indonesia  Mengadakan pembinaan mental spiritual