Makalah ini membahas tentang masuknya pengaruh Islam di Indonesia, melalui proses perdagangan dan penyebaran oleh pedagang Muslim dari Gujarat dan Arab sejak abad ke-7 M. Islam kemudian menyebar ke seluruh pelosok negeri melalui jalur perdagangan, perkawinan, dan pengajaran Sufi. Proses Islamisasi berlangsung secara damai tanpa paksaan.
1. Judul
Masuknya Pengaruh Islam Di Indonesia
Tugas
: Sejarah
Kelas
: Xi.Ips’3
Kelompok : 1.
1. Indra Nur Cahayani
2. Akmal
3. Hani Hastika
4. Deca Montana Delo
5. Lm.Teo Wandi
2. KATA PENGANTRAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita tetapi sedikit sekali
yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan yang maha segalanya atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul ”Hidup Bermasyarakat”.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: Kedua orang tua dan segenap
keluarga besar penulis (Pak Kaseno,Bu karjo) yang telah memberikan dukungan, kasih, dan
kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini
bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.
Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun
selalu ada yang kurang.Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Raha, september 2010
Penyusun
3. I.
PENDAHULUAN.
Sejarah telah mencatat bahwa semua agama, baik agama samawi atau agama wadl’i disiarkan
dan dikembangbiakkan oleh para pembawanya yang disebut utusan Tuhan dan oleh para
pengikutnya.Mereka yakin bahwa kebenaran dari Tuhan itu harus disampaikan kepada umat
manusia untuk menjadi pedoman hidup.
Para penyebar agama banyak yang menempuh jarak jauh dari tempat tinggal dan kelahirannya
sendiri demi untuk menyebarkan dan menyampaikan ajarannya. Misalnya Nabi Ibrahim
berhijrah dari daerah Babylonia menuju Palestina,Mesir dan Mekkah. Nabi Musa pulang balik
dari Mesir dan Palestina.Nabi Isa hijrah dari Bait Lahm ke Yerussalem dan Nabi Muhammad
hijrah dari Mekkah ke Madinah. Para pemeluk agama menyebarkan lagi ke tempat tempat yang
jauh secara langsung atau secara beranting ( estafet ) sehingga agama – agama sekarang telah
tersebar ke seluruh pelosok dunia.
Di antara agama-agama besar di dunia ini adalah Yahudi, Nasrani, Islam, Hindu, dan Budha,
tetapi yang paling luas dan banyak pengikutnya ialah Nasrani dan Islam.Hal tersebut tentu
berhubungan dengan usaha penyiarannya oleh para pemeluknya.
Usaha penyiaran agama pasti menghadapi rintangan, hambatan, gangguan bahkan ancaman yang
berat, itulah sebabnya maka kadang-kadang penyiaran suatu agama berjalan lancar, kadangkadang tersendat – sendat dan mengalami kemacetan walaupun tidak total.
Pengembangan dan penyiaran agama Islam termasuk paling dinamis dan cepat dibandingkan
dengan agama – agama lainnya.[1] Termasuk akselarasi dan dinamika penyebaran agama Islam
di Indonesia yang akan kami bahas dalam makalah ini.
4. II.
PEMBAHASAN.
A.
Masuknya Islam Ke Indonesia.
Mengenai peran perdagangan dan para pedagang dalam mengislamkan Indonesia, dimana
pengaruh dan penyebaran Islam sangat efektif sekali.Hal ini disebabkan karena banyak orang
yang begitu saja tertarik untuk memeluk agama Islam sebelum mempelajari syari’at agamanya
secara rinci dan mendalam. Di tambah pula dengan sikap masyarakat pada umumnya yang tidak
suka berfikir lama dan mengadakan pembahasan yang dalam mengenai masalah aqidah, cukup
dengan melihat dan mengamati tingkah laku yang diperagakan oleh mereka yang telah memeluk
Islam, baik dalam melaksanakan ajaran aqidahnya maupun dapat melaksanakan akhlak dan
ajarannya di tengah-tengah masyarakat, mereka sudah tertarik dan ingin memeluk Islam. [2]
Tentang masuknya Islam di Indonesia ada beberapa pendapat dari para ahli diantaranya :
1. Pendapat pertama yang dipelopori oleh sarjana-sarjana orientalis Belanda di antaranya
Snouck Hurgronje yang berpendapat bahwa agama Islam datang ke Indonesia pada abad
ke-13 M dari Gujarat ( bukan dari Arab langsung ) dengan bukti ditemukannya makam
Sultan yang beragama Islam Pertama yakni Malik As-Sholeh, raja pertama kerajaan
Samudera Pasai yang di katakan berasal dari Gujarat.
2. Pendapat kedua di pelopori sarjana-sarjana muslim, di antaranya Prof Hamka yang
mengadakan seminar “sejarah masuknya Islam ke Indonesia” di Medan pada tahun 1963,
Hamka dan teman-temannya berpendapat bahwa Islam sudah datang ke Indonesia pada
abad pertama Hijriyah
( kurang lebih abad ke-7 sampai abad ke-8 M ) langsung
dari Arab dengan bukti jalur pelayaran yang ramai dan bersifat internasional sudah
dimulai jauh sebelum abad ke-13. Jalur pelayaran ini melaui selat Malaka yang
menghubungkan dengan Dinasti Tang di Cina ( Asia Timur ). Sriwijaya di Asia Tenggara
dan Bani Umayah di Asia Barat.
3. Sarjana muslim kontemporer seperti Taufiq Abdullah mengkompromikan kedua
pendapat tersebut. Menurut pendapatnya memang benar Islam sudah datang ke Indonesia
sejak abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 atau abad ke-8 M, tetapi baru di anut oleh
para pedagang Timur Tengah di pelabuhan-pelabuhan. Barulah pada abad ke-13 Islam
masuk secara besar-besaran dan mempunyai kekuatan politik dengan berdirinya kerajaan
Samudera Pasai. Hal ini terjadi karena akibat arus balik kehancuran Baghdad, ibukota
Abasiyyah oleh Halugu. Kehancuran Baghdag menyebabkan pedagang muslim
mengalihkan aktivitas perdagangan ke Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara.
Bersamaan dengan para pedagang, datang pula da’i-da’i dan musafir-musafir sufi. Melalui jalur
pelayaran itu pula mereka dapat berhubungan dengan pedagang dari negeri-negeri di ketiga
bagian benua Asia tersebut. Hal ini memungkinkan terjadinya hubungan timbal balik sehingga
terbentuklah perkampungan masyarakat muslim. Pertumbuhan perkampungan ini semakin
meluas sehingga perkampungan itu tidak hanya bersifat ekonomis tetapi embentuk struktur
pemerintahan.[3]
5. Mengenai perbedaan pendapat mengenai asal-usul Islam di Indonesia, telah menyita banyak
perhatian sejarawan.Tetapi sejauh itu dipergunakan untuk mencari asal-usul Islam di Indonesia
hampir semua teori yang kemudian dikenal dengan teori Gujarat dan teori Arab yang
menegaskan masing-masing sebagai hal yang paling benar. Tetapi sebenarnya keduanya
mempunyai pengaruh yang sama besarnya. Untuk penjelasan teori-teori ini dapat dilacak dalam
beberapa buku. Misalnya T.W Arnold, The Preaching of Islam : A History of The Propagation
of The Muslim Faith. ( Lahore : SA Muhammad Asraf,1968 ). Hlm : 369-371.[4]
Sedangkan menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam bukunya yang berjudul “ Menemukan
Sejarah” mengenai proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia terdapat tiga
teori yaitu : teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia. Ketiga teori tersebut memberikan
jawaban tentang permasalahan waktu masuknya Islam ke Indonesia.Asal negara dan tentang
penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.[5]
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing mempunyai kebenaran dan kelemahannya
tetapiberdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia dengan
jalan damai pada abad ke-7 dan mengalami perkembangn pada abad ke-13 M. sebagai pemegang
peranan dalam penyebaran agama Islam adalah bangsa Arab,Persia dan Gujarat ( India ).
B.
Proses Masuknya Islam Ke Indonesia.
Mengenai proses masuknya Islam ke Indonesia petama kali ialah melalui lapisan bawah, yakni
masyarakat sepanjang pesisir utara. Dalam hal ini yang membawa dan memperkenalkan Islam
kepada masyarakat Indonesia adalah para saudagar-saudagar muslim baik dari Gujarat maupun
dari Arab dengan cara berdagang. Dari hubungan berdagang inilah akhirnya mereka saling
mengenal dan terjadilah hubungan yang dinamis diantara mereka. Mereka tidak semata-mata
berdagang saja tetapi mereka juga berdakwah menyebarkan agama Islam melalui beberapa cara
dan saluran yang akan di bahas pada pembahasan berikutnya.
Pada mulanya proses penyebaran agama Islam masih terbatas pada daerah-daerah pesisir pantai,
namun sejak abad ke- 15 kota-kota di dekat pantai baik di Jawa, Sumatera maupun daerahdaerah lainnya berubah menjadi wilayah yang berpenduduk muslim. Dari uraian di atas jelaslah
bahwa masuknya Islam ke Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur darat dan jalur laut.[6]
Melalui jalur darat Islam di bawa dari Mekkah melalui Baghdad-Kabul-Kashmir, lalu singgah di
Siangkiang diteruskan ke Malaka melalui daerah pesisir. Sedangkan melalui jalur laut mulamula Islam disebarkan dari Jeddah menuju Aden ( sekarang Yaman ) terus ke Maskat dan Baisut
( keduanya termasuk daerah Oman ). Dari Oman kemudian ke pantai Malabar terus ke
Kodonggalor, Qulam Nali ( Qutan ) dan Kalian, kemudian ke negeri Cyilon dan melalui pantai
koromandel ( India ) menuju Saptagrum ( dekat Kalkuta ), menuju Chittagong ( Bangladesh )
dan Akhjab ( Birma ) kemudian dari Birma akhirnya Islam sampai ke Nusantara melalui dua
jalur yaitu :
1. Melaui Malaka, Patani, kanton ( Cina Selatan ), Brunai dan akhirnya sampai di kepulauan
Mindanau.
6. 2. Peurelak, Samudera Pasai, Kuta raja, Lamuo, Barus, Padang, Banten, Jepara, gresik,
ujung Pandang, ternate dan Tidore.
C.
Cara Dan Saluran Islamisasi Di Indonesia.
Kedatangan Islam dan penyebarannya kepada golongan bangsawan dan rakyat Indonesia pada
umumnya dilakukan secara damai.Berbeda dengan penyebaran Islam di Timur Tengah yang
dalam beberapa kasus disertai dengan pendudukan wilayah oleh militer Muslim. Islam dalam
batas tertentu disebarkan oleh para pedagang, kemudian di lanjutkan oleh para guru agama ( Da’i
) dan pengembara Sufi. Orang yang terlibat dalam kegiatan dakwah pertama itu tidak bertendensi
apapun kecuali bertanggung jawab menunaikan kewajiban tanpa pamrih.
Apabila situasi politik suatu kerajaan mengalami kekacauan dan kelemahan yang disebabkan
perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana, maka Islam dijadikan alat politik bagi
golongan bangsawan atau pihak-pihak yang menghendaki kekuasaan itu. Mereka behubungan
dengan pedagang-pedagang muslim yang posisi ekonominya lebih kuat karena menguasai
pelayaran dan perdagangan. Apabila kerajaan Islam sudah berdiri, penguasanya melancarkan
perang terhadap kerajaan non Islam.Hal ini bukan karena persoalan agama tetapi karena
dorongan politis untuk menguasai kerajaan-kerajaan di sekitarnya.
Menurut Uka Tjandrasasmita, saluran – saluran islamisasi yang berkembang di Indonesia melalui
enam cara, yaitu :
1. Saluran Perdagangan.
Pada taraf permulaan, saluran islamisasi adalah melalui perdagangan, kesibukan lalu lintas
perdagangan pada abad ke-7 hingga ke-16 M. membuat pedagang-pedagang muslim ( Arab,
persia, dan India ) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian barat,
tenggara dan timur benua Asia. Saluran islamisasi melalui perdagangan ini sangat
menguntungkan karena para raja dan bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan
mereka menjadi pemilik kapal dan saham.
2. Saluran Perkawinan.
Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status sosial yang lebih tinggi dan baik
daripada kebanyakan masyarakat pribumi, sehingga penduduk pribumi, terutama putri-putri
bangsawan tertarik untuk menjadi istri-istri saudagar-saudagar tersebut. Sebelum menikah
mereka di islamkan lebih dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan lingkungan mereka
semakin meluas dan akhirnya muncul kampung-kampung, daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan
muslim. Jalur perkawinan ini lebih menguntungkan dan lebih cepat dalam penyebaran agama
Islam karena apabila terjadi perkawinan antara anak bangsawan atau anak raja dan adipati,
karena mereka adalah orang – orang yang mempunyai kekuasaan dan pengaruh dalam
masyarakat dan kemudian turut mempercepat proses islamisasi.
3. Saluran Tasawuf.
7. Pengajar-pengajar tasawuf, atau para sufi, mengajarkan teosofi yang bercampur dengan ajaran
yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Mereka mahir dalam soal-soal magis dan
mempunyai kekuatan-kekuatan menyembuhkan. Di antara mereka ada yang mengawini puteri –
puteri bangsawan setempat. Dengan tasawuf bentuk Islam yang di ajarkan kepada penduduk
pribumi mempunyai persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
Hindu, sehingga agama baru tersebut mudah dimengerti dan diterima.Ajaran mistik ini masih
berkembang di abad ke- 19 bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Saluran Pendidikan.
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren maupun pondok yang digunakan
dan diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiyai-kiyai dan ulama’-ulama’.Di pesantren atau
pondok itu calon ulama’, guru, dan kiyai mendapat pendidikan agama.Setelah keluar dari
pesantren, mereka pulang ke kampung masing-masingatau berdakwah ke tempat tertentu untuk
mengajarkan agama Islam.
5. Saluran Kesenian.
Saluran islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertunjukan wayang .dikatakan,
Sunan Kalijaga adalah tokoh paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah
meminta upah pertunjukan tetapi ia meminta para penonton untuk mengikuti mengucapkan
kalimat syahadat. Sebagian besar cerita wayang masih dipetik dari cerita Mahabharata dan
Ramayana, tetapidi dalam cerita itu disisipkan ajaran dan nama-nama pahlawan islam. Keseniankesenian lain juga dijadikan alat islamisasi, seperti sastera ( hikayat, babad dan sebagainya ), seni
bangunan dan seni ukir.
6. Saluran Politik.
Di beberapa daerah di Indonesia kebanyakan rakyat masuk Islam setelah penguasa atau rajanya
masuk Islam terlebih dahulu.Pengaruh politik para raja dan penguasa sangat membantu
tersebarnya Islam di nusantara ini.Di samping itu kerajaan-kerajaan yang sudah memeluk agama
Islam memerangi kerajaan-kerajaan non Islam.Kemenangan kerajaan Islam secara politis
menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.[8]
. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia ?
2. Apa saja Pengaruh Islam dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia ?
8. DAFTAR PUSTAKA
Harun, Yahya M. Drs. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia. Kurnia Kalam Semesta. Jakarta.
1999. Mansur Suryanegara, Ahmad. Menemukan Sejarah – Wacana Pergerakan Islam Di
Indonesia. Mizan. Jakarta. 1996Ridwan, Nur Kholik.Islam Borjuis dan Islam Proletar. Galang
Press. Yogyakarta. 2001. Syukur, Fatah NC. Drs. H M.Ag.Sejarah Peradaban Islam. Fakultas
Tarbiyah, IAIN WaliSongo. Semarang. 2008. Cet I.Sunarto, Musyrifah. Sejarah peradaban Islam
Indonesia.PT. Grafindo Persada. Jakarta. 2005 Yatim, Badri. Dr. M.A. Sejarah Peradaban Islam.
PT.RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2000. Cet X.
Zuhairini, Dra. dan Kawan-Kawan. Sejarah Pendidikan Islam. Dirjen Binbaga. Jakarta. 1986.[1]
Dra Zuhairini dan Kawan-Kawan. Sejarah Pendidikan Islam. Dirjen Binbaga. Jakarta. 1986. hlm
: 125-126.[2] Drs. H. Fatah Syukur NC, M.Ag. Sejarah Peradaban Islam.Fakultas Tarbiyah
IAIN WaliSongo. Semarang. 2008. Cet I. hlm : 31-32.[3] Musyrifah Sunarto. Sejarah peradaban
Islam Indonesia.PT. Grafindo Persada. Jakarta. 2005 hlm : 10-13.[4] Nur Kholik Ridwan. Islam
Borjuis dan Islam Proletar. Galang Press. Yogyakarta.2001. hlm : 24.[5] Ahmad Mansur
Suryanegara. Menemukan Sejarah - Wacana Pergerakan Islam Di Indonesia. Mizan. Jakarta.
1996. hlm : 24.[6] Drs. M. Yahya Harun. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia. Kurnia Kalam
Semesta. Jakarta. 1999. hlm :[7] Drs. H. Fatah Syukur NC, M.Ag. Op-Cit.hlm : 36[8] Dr. Badri
Yatim, M.A. Sejarah Peradaban Islam. PT.RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2000. Cet X. hlm :
201-203.
About these ads