2. Teori Masuknya Islam di Nusantara
• Sarjana Orientalis Belanda, Snouck Hurgronje, “Islam datang ke
Indonesia pada abad ke-13 M dari Gujarat (bukan dari Arab langsung)
makam Sultan Malik as-Sholeh, raja pertama Kerajaan Samudra
Pasai (berasal dari Gujarat).
• Sarjana Muslim, Prof HAMKA dan cendikiawan Muslim pada seminar
Sejarah Masukknya Islam di Indonesia tahun 1963, Islam datang pada
abad pertama Hijriah (abad ke 7- 8M) langsung dari Arab, jalur
pelayaran yang bersifat internasional di selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Tang di Cina (Asia Timur), Sriwijaya di Asia
Tenggara dan Bani Umayyah di Asia Barat, sebelum abad 13 M.
.
• Sarjana Muslim Kontemporer, Taufik Abdullah, menggabungkan 2
pendapat, memang benar Islam sudah datang ke Indonesia sejak abad
ke-7 atau 8 M, tetapi baru dianut oleh pedagang Timur Tengah di
Pelabuhan-pelabuhan. Barulah Islam masuk besar-besaran dan
memiliki kekuatan politik pada abad 13 M kerajaan Samudra Pasai.
Dengan didukung kehancuran Baghdad yang saat itu pusat kekuasaan
Ismam Bani Abbasyiyyah.
3. Perkembangan Islam di Nusantara
• Melalui perdagangan lewat pelayaran
• Melalui Dakwah dilakukan oleh pedagang, mubaligh
dari para sufi
• Melalui Perkawinan pedagang muslim dengan
penduduk pribumi berasal dari putri raja
• Melalui Pendidikan menjadikan pusat perekonomian
menjadi tempat pendidikan dan dakwah
• Melalui Tasawuh dan Tarekat para ulama dan sufi
menjadi penasehat kerajaan Walisongo
• Melalui Kesenian seni arsitektur, wayang, busana
4. 4
Melalui Perdagangan
Kesibukan lalu-lintas perdagangan sekitar abad ke-7
sampai abad ke-16 telah melibatkan pedagang-
pedagang Muslim dari Arab, Persia dan India. Melalui
transportasi laut mereka sampai di daerah pesisir
Indonesia
Sambil berdagang mereka berdakwah baik melalui
sikap mereka yang menampilkan sikap akhlakul
karimah seperti berlaku jujur, sopan, ramah, benar
dalam menakar dan menimbang barang dagangan
(da’wah bil hal); maupun secara lisan dengan
menjelaskan ajaran-ajaran Islam secara langsung
(da’wah bil lisan)
5. 5
Melalui Perkawinan
Diantara pedagang-
pedagang tersebut ada
yang terus menetap dan
mendirikan perkampungan
dan sebagian dari mereka
menikah dengan wanita-
wanita Indonesia, sehingga
proses penyebaran Islam
semakin cepat berkembang.
Melalui Pendidikan
Perkembangan Islam yang
cepat menyebabkan
muncul tokoh ulama atau
mubaliqh yang
menyebarkan Islam melalui
pendidikan dengan
mendirikan pondok-pondok
pesantren
Pondok pesantren adalah
tempat para pemuda dari
berbagai daerah dan
kalangan masyarakat
menimba ilmu agama
Islam. Setelah tamat dari
pondok tersebut, maka
para pemuda menjadi juru
dakwah untuk
menyebarkan Islam di
daerahnya masing-masing
6. 6
Corak Islam Nusantara
Islam di Nusantara memiliki kekhasan
Memiliki keragaman organisasi dan kelompok – kelompok yang
mengatas namakan agama Islam.
Dari sisi ideologi Islam di Indonesia lebih dikenal dengan Islam
Tradisionalis
Islam yang datang di Indonesia bercorak Islam Tasawuf, yakni
pemahaman agama yang lebih condong pada olah rohani
daripada masalah duniawi
Islam di Indonesia menurut Ibn Batutah masih berorientasi pada
Mazhab Syafi’i yang bercorak ortodok
7. Dari naskah Wejangan Seh Bari yang
dikenal dengan Kitab Sunan Bonang,
rujukannya hanya dari Kitab Al-Ghazali,
yakni Ihya Ulumuddin dan Kitab Tamhid fi
Bayan al-Tauhid karya Abu Syukkur al-
Kasyi al-Salimi. Catatan tersebut
menunjukkan penekanan ajaran Islam
pada akidah dan Tasawuf.
8. Hubungan Kedatangan Penjajah dengan
Penyebaran Islam di Nusantara
Pergerakan perjuangan disebabkan Bangsa penjajah datang
dengan motif :
1. Ekonomi (Gold), dengan motif ini penjajah melakukan
berbagai cara untuk memiskinkan negara jajahannya.
2. Politik (Glory). Motif ini dilakukan oleh bangsa penjajah
untuk pembodohan negara jajahannya agar mereka tetap
buta huruf sehingga mudah dikuasi dan dibohongi.
3. Agama (Gospel). Motif ini merupakan misi yang utama
bagi mereka, dalam prakteiknya bangsa penjajah
melakukan pemurtadan/Kristenisasi misi inilah
sebenarnya yang lebih utama. Karena mereka
menganggap ini adalah tugas suci (mission sacre)
9. 9
Menghadapi kehadiran bangsa penjajah yang membawa
misi Glory membuat komunitas Muslim terusik khususnya di
wilayah pesantren. Komunitas ini merasa terancam terhadap
eksistensinya sebagai komunitas Islam yang diincar untuk
dimurtadkan oleh penjajah, maka pondok pesantren mulai
mengubah “kurikulumnya” kalau semula pendidikan
pesantren diarahkan untuk membentuk santri yang benar-
benar memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran
Islam sesuai dengan al-Qur’an dan As-sunnah, sehingga
terbentuk manusia yang mukhsin dan muslih mulai sejak itu
ditanamkan sikap benci terhadap kaum kafir penjajah.
10. Awal pergerakkan Islam dalam dalam
kegiatan politik yang mencita-citakan
kemerdekaan dan menyebarkan benih-benih
persatuan Indonesia, dengan memerangi
penjajah. Diantaranya:
1. Perang Paderi (1821-1837)
2. Perang Aceh (1873-1904)
3. Perang Diponegoro (1825-1830) tercatat
sebagai perang termahal dan paling
banyak menelan korban. Ketiga perang ini
mengusung bendera Islam dalam
perjuangannya.