Dokumen tersebut membahas tentang prinsip pemeriksaan patologi anatomi dan pemeriksaan penunjang lainnya. Pemeriksaan-pemeriksaan tersebut membantu menegakkan diagnosis, menentukan derajat dan aktivitas penyakit, serta membantu manajemen pasien dengan mengevaluasi tingkat keparahan penyakit, menentukan prognosis, dan memilih terapi.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yangsudah dibuat eritrosit pekat.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi dengan melakukan pengenceran eritrosit menjadi 50% - 2%.
Definisi dan Klasifikasi dari Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Etiologi & Faktor Risiko dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Patogenesis Dermatofitosis & Non - Dermatofitosis
Patofisiologi dan Manifestasi Klinis Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
Diagnosis (Anamnesis,P.Fisik,P.Penunjang) dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Penatalaksanaan [ Farmako & Non – farmako
( Edukasi, Pencegahan ) ] dari Dermatofitosis & Non -Dermatofitosis
7. Prognosis dari Dermatofitosis & Non-Dermatofitosis
Transfusi Darah 3. pembuatan suspensi eritrosit 2% 50%Dewi Fitriani
pembelajaran transfusi darah..
materi persiapan darah dilakukan praktikan.
dimana siswa mempersiapkan darah yangsudah dibuat eritrosit pekat.
untuk kemudian dilakukan tindakan selanjutnya sebagai tahap pemeriksaan darah transfusi dengan melakukan pengenceran eritrosit menjadi 50% - 2%.
Pengantar kuliah patologi untuk mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat Semester 2 Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
2. Pemeriksaan penunjang
Benefits, Costs and Risks
Membantu menegakkan diagnosis
Membantu menentukan derajat dan aktivitas
penyakit
Proses Skrining/penapisan penyakit
Identifikasi faktor resiko penyakit
Identifikasi penyakit pada pasien yang
asimtomatis/tanpa gejala
3. Pemeriksaan Penunjang membantu
Managemen pasien
1. Evaluasi tingkat keparahan penyakit
(severity of disease)
2. Menentukan prognosis
3. Monitor penyakit (progresivitas, stabilitas
dan resolusi
4. Mendeteksi rekurensi penyakit
5. Memilih obat dan menetapkan terapi
4. Pertimbangan dalam Pemeriksaan
Penunjang
1. Beberapa pmrx beresiko menyebabkan kesakitan dan kematian.
Mis: Angiogram serebral
2. Rasa tidak nyaman pada pasien. Mis: sigmoidoskopi, barium
enema, kolonoskopi
3. Hasil pmrx menunjukkan bahwa pasien harus mengulangi pmrx
yang sama → pdhl pmrx tsb menimbulkan rasa tdk nyaman
4. Hasil positif palsu menyebabkan px melakukan pmrx lebih lanjut
yang tidak perlu, bahkan terapi yang tidak dia butuhkan
5. Pmrx yang dilakukan hanya untuk skrining saja, tidak
memperbaiki keadaan pasien. Mis: pmrx PSA pada pasien Ca
prostat dgn penyakit jantung kongestive yang berat
6. Pmrx yang mahal dan tidak banyak membantu Dx
6. Hal yang perlu diperhatikan
dalam menentukan Pemeriksaan
1. Metode dijelaskan secara detil sehingga
hasilnya akurat dan tepat
2. Akurasi dan presisinya diketahui
3. Rentang hasil pemeriksaan harus diketahui
dengan jelas
4. Sensitivitas dan spesifisitas
8. Teknik pemeriksaan PA :
Makroskopik
Mikroskopik/histopatologi
Sitologi
Mikroskop elektron
Otopsi/Abduksi
Aspek dasar terjadinya penyakit
Etiologi
Patogenesis
Perubahan morfologi
Gejala klinis
9. Disease
Pathology
Causes (etiology), include mechanism
Manifestations
Progress, include sequels
Medicine & Surgery
Diagnosis
Prognosis – therapy & prophylaxis include pharmacology
11. Sel dan Jaringan
Struktur sel
sel merupakan struktur dasar dari semua makhluk hidup.
mempunyai sifat-sifat esensial tertentu
terdiri atas :
> inti di tengah
> sitoplasma di sekelilingnya
> keduanya dibatasi oleh membran sel dan
membran inti
1. MEMBRAN SEL
2. SITOPLASMA
3. MEMBRAN INTI
4. NUKLEOLUS
5. KROMOSENTER
6. VAKUOLA
12. Inti Sel t.a.: kromatin memberi reaksi
sianofilik biru
nukleolus eosinofilik/merah
Sitoplasma vakuola rongga-rongga bentuk bulat-
bulat tidak menghisap warna
bentuk tambahan. Berasal dari benda asing
atau hasil samping sel berupa glikogen.
13. Struktur jaringan
- Berupa kumpulan/ rangkaian dari sel-sel yang sejenis.
- Kelompokan jaringan organ
Jenis jaringan tubuh manusia
1. epitel
2. jaringan tepi
3. jaringan otot
4. jaringan saraf
14. TEKNIK PENGOLAHAN JARINGAN
UNTUK PEMERIKSAAN
HISTOPATOLOGI
Untuk Penegakan DX tumor/ kelainan lain
Pmx klinis, radiologis, histopatologi
Langkah awal pmx histopatologi : fiksasi jar.
menentukan kwalitas sediaan patologi
15. FIKSASI
FIKSASI :
Tindakan merendam bahan pemeriksaan yg
berasal dari biopsi, operasi, atau otopsi ke
dalam cairan fiksasi yang mempunyai volume
cukup dan memakai cairan fiksasi yang
benar.
Kesalahan fiksasi fatal krn ireversibel
16. TUJUAN FIKSASI
Harus dilakukan secepat mungkin begitu jaringan
diangkat .
Tujuan :
1. Mencegah terjadinya proses autolisis.
2. Mencegah proses pembusukan.
3. Memadatkan dan mengeraskan jar. Agar mudah
dipotong.
4. Memadatkan cairan koloid.
5. Mencegah kerusakan struktur jaringan
18. SITOLOGI
SITOLOGI ; ILMU TENTANG SEL.
SITOLOGI DIAGNOSTIK;ilmu penilaiaan
/interprestasi morfologi sel dari berbagai organ
tubuh manusia
Dapat berupa :-sel yg eksfoliasi
-artifisial/dg berbagai cara.
20. BAHAN YANG DAPAT DIPERIKSA
1.Vaginal smir/Pap test/servikal smir
2.Sputum
3.Bronchial washing dan brushing
4.Urine
5.Cairan dari tubuh lain: c.pleura, c.sendi,
c.asites, c.pericardium, cerebrovaskuler.
6.Discharge papila mamae.
7.Imprint jaringan tumor.
8.Aspirasi jaringan tumor.