SlideShare a Scribd company logo
PRESENTASI KASUS
Melanoma Maligna Pada Payudara
PEMBIMBING:
dr. D. Fransisca Badudu Sp.B(K)Onk
Fitriardi Sejati, dr.
 Nama : Ny. Glynis
 Umur : 64 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Agama : Kristen Protestan
 Pekerjaan : Guru Bahasa Inggris
 Kewarganegaraan : Australia
 Alamat : Cicurug Sukabumi
 Tgl pemeriksaan : 06-02-2017
 No RM : 17020537
IDENTITAS
KU : Benjolan di payudara kiri
AK :
Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh adanya benjolan pada payudara kiri yang awalnya
sebesar kelereng kemudian membesar sebesar telur puyuh Keluhan tidak disertai adanya benjolan
di ketiak.kiri Keluhan tidak disertai nyeri atau demam. Keluhan kulit yang tampak seperti gambaran
kulit jeruk (-). Keluhan puting susu tertarik ke dalam (-) dan keluar cairan berwarna kekuningan dari
puting (-). Keluhan kulit tertarik ke dalam (-). Tidak ada keluhan batuk-batuk dan sesak nafas. Tidak
ada riwayat yang menderita sakit seperti ini di keluarga.
Karena keluhannya pasien berobat ke RS Sukabumi, dilakukan USG payudara dengan
hasil USG berupa massa payudara kiri, kemudian dilakukan biopsi pada benjolan di payudara kiri
tersebut dengan hasil berupa bekuan darah dan tidak ditemukan tanda tanda keganasan. Karena
hasil yang tidak memuaskan serta luka yang tidak sembuh sembuh pasien di rujuk ke poli onkologi
RSHS, kemudian dilakukan biopsi ulang dengan hasil Melanoma Maligna.
Anamnesis
Status Generalis
KU: CM
T: 130/80 mmHg; N: 92 x/min; R: 24 x/min; S: 36.5oC
Konjungtiva tidak anemis; sklera tidak ikterik
Status Lokalis
a/r kuadran lateral atas Mammae sinistra :
Inspeksi :
tampak luka bekas insisi (+) dengan hematome didalamnya,
Palpasi :
teraba massa ukuran 3x2x2 cm, Rapuh dan Mudah Berdarah
Pemeriksaan Fisik
 a/r aksilla sinistra :
 Inspeksi : massa (-)
 Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
Foto Klinis
GAMBAR SKEMATIK
Patologi anatomi
RSHS,23-01-2017
(PB.170153),dr.alfiati Sp.PA(K)
 Kesan
sediaan dilapisi epitel gepeng berlapis, berkeratin yg sebagian erosif, inti
dalam batas normal. Subepitelial tampak massa tumor terdiri dari sel-sel
bentuk bulat oval sampai poligonal yang tumbuh hiperplastis, memadat, inti
sel polimorfis, hiperkromatis, sebagian sitoplasma mengandung pigmen
melanin, mitosis ditemukan. Stroma jaringan ikat fibrokolagen diantara nya
berserbukan dengan sel radang limfosit. Histiosit dengan dilatasi pembuluh
darah. Tampak pula sel-sel lemak matur dan jaringan otot yg telah di invasi
oleh sel tumor seperti tersebut diatas. Tidak tampak duktuli kelenjar
mammae.
 Kesimpulan
melanoma maligna a.r mammae sinistra.
Foto Thorax
RSHS,22-12-2016
 Tidak Tampak metastasis
intrapulmonal
 Tidak tampak kardiomegali
Parameter 04-02-17 07-02-17 10-02-17
Hb 11,0 11,7 11,5
Ht 33 37 35
Leukosit 4.800 7.200 11.900
Trombosit 30.000 160.000 154.000
Ur/Kr 65/1,93 75/1,80
GDS 85 300 158
Na/K 140/5.0
Albumin/prot 4.0/6,5
Laboratorium
 Seorang wanita 64 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan
payudara kiri yang membesar sejak 3 bulan SMRS yang sudah dilakukan
biopsi dengan hasil Melanoma Maligna
 Tidak terdapat metastasis KGB regional dan tidak ada gejala-gejala
metastasis jauh
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan, pada lesi kehitaman di payudara kiri,
padat, terfiksir, rapuh mudah berdarah, batas tegas, berwarna merah
kehitaman, dengan ulkus di permukaanya,tidak disertai dengan
pembesaran KGB aksilla, Faktor resiko pada pasien ini adalah ras, lokasi
geografis tepat tinggal, pada usia lanjut.
RESUME
 Melanoma maligna a/r mammae sinistra, belum metastase ke
KGB regional,Belum metastase jauh (T4N0M0)
DIAGNOSIS KERJA
Rencana Tindakan
 Eksisi luas + VC KGB + persiapan diseksi aksilla sinistra
 Quo ad vitam : dubia ad bonam
 Quo ad functionam : dubia ad malam
PROGNOSIS
 Bagaimana diagnosis dan tatalaksana pasien ini?
Permasalahan
 Melanoma maligna adalah tumor yang sangat ganas yang
berasal dari melanosit.
 Insiden melanoma ganas telah meningkat tajam selama dekade
terakhir.
 Melanoma maligna dapat muncul di manapun pada tubuh,
umumnya ditemukan di kulit, selaput lendir dan koroid.
 Melanoma primer payudara sangat jarang terjadi, dengan
kejadian <5% dari semua melanoma ganas
MELANOMA MALIGNA PAYUDARA
 Masih belum diketahui.
 Hhipotesis : terkait dengan paparan berlebihan
terhadap radiasi ultraviolet dari matahari.
 Selain itu, hal ini terkait dengan etnisitas, endokrin
dan sistem kekebalan tubuh, stimulasi kronis dan
operasi yang tidak tepat dapat menyebabkan
perkembangan nevus menjadi melanoma ganas.
Etiologi
Melanoma Maligna pada payudara memiliki empat
manifestasi :
• Melanoma Maligna primer pada kulit payudara;
• Melanoma Maligna metastasis ke payudara;
• Intransit metastasis ke jaringan payudara dan kulit;
• Melanoma Maligna primer pada kelenjar payudara
Melanoma Maligna Pada Payudara
Diagnosis Melanoma Maligna primer payudara sangat tergantung
pada morfologi patologis, imunohistokimia dan pemeriksaan
mikroskop elektron, dibanding teknik diagnostik lainnya.
Hal hal berikut ini harus diperhatikan dalam menegakkan
diagnosis:
 Pleomorphism sel tumor dan atypia nuklear;
 butiran pigmen intraseluler yang tersebar (meskipun ada 6-10%
dari melanoma ganas menunjukkan sedikit atau tidak ada
pigmen, yang disebut melanoma amelanotic)
DIAGNOSIS
 hasil imunohistokimia menunjukkan ekspresi positif dari
protein S-100, HMB-45 dan melan-A
 Mikroskop elektron dapat mengidentifikasi melanosom dan
ex- melanosom
Hal hal berikut ini harus diperhatikan dalam
menegakkan diagnosis:
 ekspresi positif dari S-100 merupakan indikator yang
sangat sensitif untuk Melanoma Maligna, Walaupun
positif juga dalam 50% kasus kanker payudara.
 Oleh karena itu mesti dipertimbangkan kombinasi
dengan ekspresi positif dari HMB-45 dan melan-A
untuk diagnosis melanoma primer payudara.
IMUNOHISTOKIMIA
Dalam laporan kasus ini, gejala pertama yang dicatat oleh
pasien adalah tumor di payudara kiri.
Berdasarkan pemeriksaan klinis, fitur histopatologi
namun belum hasil dari pewarnaan imunohistokimia,
pasien didiagnosis dengan Melanoma Maligna primer
payudara.
 Tatalaksana Melanoma Maligna primer payudara
sama dengan melanoma ganas lainnya yang terletak
di tempat lain di tubuh.
 Metode pengobatan utama adalah reseksi bedah,
dengan kombinasi yang tepat dari kemoterapi, radio,
immuno- dan terapi target
TATALAKSANA
 Eksisi lokal adalah pendekatan bedah paling sering.
Hal ini umumnya berdasarkan hipotesis bahwa batas
insisi margin 2 cm memastikan keberhasilan operasi.
EKSISI
 Operasi mastektomi tidak merubah prognosis pasien,
 Diseksi kelenjar getah bening aksila yang luas
diperlukan bila telah teridentifikas dan dikonfirmasi
adanya metastasis sebelum operasi.
 Biopsi kelenjar getah bening sentinel dapat
menghindari diseksi kelenjar getah bening yang tidak
perlu
 Peran kemoterapi atau radioterapi adjuvant, baik tunggal
maupun kombinasi, masih belum diketahui keberhasilannya
dalam mengobati Melanoma Maligna.
 Kemoterapi umumnya digunakan untuk terapi adjuvant pra dan
pasca operasi, kemudian pada kasus dimana keadaan pasien
tidak mendukung dilakukan operasi, atau menolak operasi atau
untuk pasien yang menunjukkan adanya metastasis luas
NON OPERATIVE
 Program kemoterapi biasanya dengan rencana perawatan
berbasis dacarbazine, namun, tingkat efektif hanya 7-13% .
 agen lainnya yang umum digunakan termasuk temozolomide,
cisplatin dan taxol; hal ini menunjukkan multi-agen kemoterapi
dapat meningkatkan hasil terapi.
KEMOTERAPI
 Lesi Inoperable
 Histopatologi margin masih positif
 ukuran kelenjar getah bening > 3 cm
 jumlah kelenjar getah bening yang terlibat melebihi
empat
 ketika ada residif lokal atau metastasis jauh.
RADIOTERAPI ADJUVANT
 Melanoma maligna adalah tumor imunogenik,
 Penggunaan Interferon, interleukin-2 dan biological response
modifiers lainnya untuk Melanoma Maligna menunjukkan efek
moderat.
 Hal ini menunjukan bahwa imunoterapi dalam kombinasi dengan
kemoterapi dapat meningkatkan efisiensi perawatan pasien,
bagaimanapun, efek jangka panjang pengobatan memerlukan
penelitian lebih lanjut.
Imunoterapi
 Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian targeting
terapi untuk terapi melanoma maligna.
 Studi klinis telah mengidentifikasi bahwa ipilimumab (antibodi
monoklonal yang memblokade sitotoksik limfosit T-terkait
antigen 4) dan vemurafenib (onkogenik agen BRAF-inhibitor)
menunjukan respon komplit, memperpanjang masa bebas
perkembangan tumor dan survival rate secara umum untuk
pasien melanoma maligna lanjut . Namun, ini masih diteliti dan
dievaluasi
Targeting Terapi
 Melanoma Maligna Primer dari payudara adalah jenis
Tumor yang sangat langka dan memiliki prognosis jelek.
 Diagnosis tergantung pada penilaian histopatologi dan
pewarnaan imunohistokimia dikombinasikan dengan
riwayat klinis rinci dan pemeriksaan fisik yang cermat.
 Diagnosis dini, reseksi bedah yang benar dan terapi
adjuvant yang luas merupakan faktor yang signifikan dalam
meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien.
Kesimpulan
Terima kasih
 neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit (ectodermal junctional cell).
 Selain di kulit (cutaneus malignant melanoma) bisa juga timbul di mukosa (mucosal
malignant melanoma).
 Dapat muncul de novo atau berasal dari nevus/nevi yang sudah ada sebelumnya.
MELANOMA MALIGNA
Bedah Onkologi:
Diagnosis dan Terapi
 60-80% dari pasien dengan melanoma metastatic akan
terjadi metastasis pada nodus limfatik
 ilioinguinal, aksilaris, intraparotid, nodus limfatik
servikal
 secara klinis terlihat ( metastasis makroskopis) atau
terdeteksi hanya melalui pemeriksaan histologi
(metastasis mikroskopis)
MELANOMA MALIGNA
Bedah Onkologi:
Diagnosis dan Terapi
ABCDE rule
(New York
University
Melanoma
Cooperative Group)
Klasifikasi Histopatologis
Superficial spreading melanoma
Lentigo maligna melanoma
Bedah Onkologi:
Diagnosis dan Terapi
Acral lentiginous melanoma
Nodular melanomaBedah Onkologi:
Diagnosis dan Terapi
 mutasi pada gen di enam lokasi kromosom, yaitu : kromosom 1, 6, 7, 9, 10, 11.
 Mutasi pada kromosom 9 p21  familial / genetic suspectability terjadinya
melanoma maligna.
 Mutasi pada gen di kromosom 10 dan 11  melanoma maligna kutaneus.
 Perubahan gen spesifik adalah adanya mutasi gen B-Raf (pada 60-70 %
penderita)
 Beberapa gen lain yang turut berperan pada melanoma maligna antara lain
p53, RAS oncogen, p16 yang berperan pada proliferasi sel, diferensiasi,
apoptosis.
Perubahan Genetik
“The Skin, Pathologic Basis of Disease , 7th ed International Editio”
The Skin, Pathologic Basis of Disease , 7th ed International Editio
“Schwartz’s” 10th edition
“Schwartz’s” 10 edition
“Schwartz’s” 10 edition
Excision Margins
Primary tumor “safety margin”
In situ 0.5 cm
< 1 mm 1.0 cm
1.01 – 4 mm 2.0 cm
 4 mm > 2.0 cm
Subungual amputasi
Protokol PERABOI
Metastasis Regional
Lokasi Lesi Primer
Ekstremitas bawah
Ekstremitas atas
Leher
Tindakan
Diseksi inguinal superfisial
Diseksi aksila
Diseksi leher radikal
(Protokol PERABOI 2010)
“Schwartz’s” 10 edition
 Stadium 0 (Tis, N0, M0)
 Eksisi dengan margin minimal  syarat mikroskopik bebas
tumor
TERAPI
 Stadium 1 (T1a-T2a, N0, M0)
 Lesi < 2mm, dilakukan eksisi dengan margin 1 cm
 Veronesi U, Cascinelli N: Narrow excision (1-cm margin). A safe procedure for thin cutaneous melanoma. Arch Surg 126 (4): 438-41, 1991
 Veronesi U, Cascinelli N, Adamus J, et al.: Thin stage I primary cutaneous malignant melanoma. Comparison of excision with margins of 1 or 3
cm. N Engl J Med 318 (18): 1159-62, 1988
 Diseksi KGB regional tidak diperlukan.
 Biopsi KGB/ Sentinel Lymph Node (SLN)  identifikasi pasien dengan occult
nodal disease  dapat dilakukan limfadenektomi dan terapi adjuvan.
 Hochwald SN, Coit DG: Role of elective lymph node dissection in melanoma. Semin Surg Oncol 14 (4): 276-82, 1998.
 Gershenwald JE, Thompson W, Mansfield PF, et al.: Multi-institutional melanoma lymphatic mapping experience: the prognostic value
of sentinel lymph node status in 612 stage I or II melanoma patients. J Clin Oncol 17 (3): 976-83, 1999.
TERAPI
 Stadium 2 (T2b-T4b, N0, M0)
 Lesi 2-4 mm, dilakukan eksisi dengan margin > 2 cm
 Balch CM, Urist MM, Karakousis CP, et al.: Efficacy of 2-cm surgical margins for intermediate-thickness melanomas (1
to 4 mm). Results of a multi-institutional randomized surgical trial. Ann Surg 218 (3): 262-7; discussion 267-9, 1993
 SLN sebagai terapi untuk menentukan apakah perlu
dilakukan tindakan diseksi KGB regional dan terapi adjuvan.
 Diseksi KGB regional  immediate vs delayed
 Cascinelli N, Morabito A, Santinami M, et al.: Immediate or delayed dissection of regional nodes in
patients with melanoma of the trunk: a randomised trial. WHO Melanoma Programme. Lancet 351
(9105): 793-6, 1998
TERAPI
 Stadium 3 (Any T, N1-3, M0)
 Eksisi luas dengan margin > 3cm, tergantung
kedalaman lesi dan lokasi.
 Terapi adjuvan : pegylated interferon alpha-2b atau
high dose interferon alpha-2b
 EST 1684 : RFS (P = .002) and OS (P = .024) for patients receiving high-dose interferon.
 EORTC -18991 : RFS was improved for patients receiving interferon (34.8 months vs. 25.5 months; HR,
0.82; 95% CI, P = 0.011). No difference in median OS (HR, 0.98; 95% CI, P = 0.82–1.16)
TERAPI
 Stadium 4 (Any T, Any N, M1)
 Immunoterapi
 ipilimumab, Anti-PD-1 and PD-L1
 Interleukin 2 (IL-2)
 Signal tranduction inhibitors
 BRAF inhibitors
 MEK inhibitors
 Multikinase inhibitors
 KIT inhibitors Kemoterapi
 Terapi paliatif lokal
TERAPI
 Reseksi massa tumor
 Limfadenektomi
 Radiasi untuk mengurangi gejala
Terapi Paliatif Lokal
Herbert SH, Solin LJ, Rate WR, et al.: The effect of palliative radiation therapy on
epidural compression due to metastatic malignant melanoma. Cancer 67 (10): 2472-6,
1991
 Eksisi luas + diseksi aksilla
Teknik operasi
Donegan&Spratt, Cancer of the Breast
 Melanoma maligna dapat disembuhkan bila ditemukan
pada stadium dini
 Terapi melanoma maligna berdasarkan stadium
penyakitnya
 Pasien melanoma di RSHS (Indonesia?)  100% stadium
lanjut.
 Penting sekali menggalakkan edukasi kepada masyarakat
mengenai deteksi dini kanker kulit (termasuk melanoma)
Kesimpulan
Terimakasih

More Related Content

What's hot

Keganasan
KeganasanKeganasan
Keganasan
Ida Djafar
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
nenden lisnawati
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
fikri asyura
 
Tumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirTumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirririn95
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
febbylaela
 
Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Payudara
Faktor Penyebab Terjadinya Kanker PayudaraFaktor Penyebab Terjadinya Kanker Payudara
Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Payudara
ikakecilofficial
 
Netter's~adenomiosis
Netter's~adenomiosisNetter's~adenomiosis
Netter's~adenomiosis
Lana Syarif
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
rikiab
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)
fikri asyura
 
Makalah Karsinoma Payudara
Makalah Karsinoma PayudaraMakalah Karsinoma Payudara
Makalah Karsinoma PayudaraMagfirah Amir
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
Putri Mawardani
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Vina Habibah
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraArvin Saptyan
 
Tumor payudara
Tumor payudaraTumor payudara
Tumor payudaraas
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratan
Shanty Septi
 
Tumor Myoma Pada infertilitas
Tumor Myoma Pada infertilitasTumor Myoma Pada infertilitas
Tumor Myoma Pada infertilitas
Jimmy yanuar annas
 

What's hot (18)

Kanker payudara p. bedah
Kanker payudara p. bedahKanker payudara p. bedah
Kanker payudara p. bedah
 
Keganasan
KeganasanKeganasan
Keganasan
 
Ppt kelompok iii
Ppt kelompok iiiPpt kelompok iii
Ppt kelompok iii
 
Tumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliahTumor mammae kuliah
Tumor mammae kuliah
 
Tumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahirTumor jalan-lahir
Tumor jalan-lahir
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Payudara
Faktor Penyebab Terjadinya Kanker PayudaraFaktor Penyebab Terjadinya Kanker Payudara
Faktor Penyebab Terjadinya Kanker Payudara
 
Netter's~adenomiosis
Netter's~adenomiosisNetter's~adenomiosis
Netter's~adenomiosis
 
askep mioma uteri
askep mioma uteriaskep mioma uteri
askep mioma uteri
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)
 
Makalah Karsinoma Payudara
Makalah Karsinoma PayudaraMakalah Karsinoma Payudara
Makalah Karsinoma Payudara
 
Kanker Payudara
Kanker PayudaraKanker Payudara
Kanker Payudara
 
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etcBreast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
Breast Cancer. Kanker Payudara. Description, Type, etc
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
Tumor payudara
Tumor payudaraTumor payudara
Tumor payudara
 
Askeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratanAskeb kegawatdaruratan
Askeb kegawatdaruratan
 
Tumor Myoma Pada infertilitas
Tumor Myoma Pada infertilitasTumor Myoma Pada infertilitas
Tumor Myoma Pada infertilitas
 

Similar to Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2

410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
Odesyafar
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
Rian Alfajri
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
fikri asyura
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
Helmon Chan
 
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxPPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
SibranMIPutra
 
Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara
Ade Firmansyah
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
UmmuNadhifa1
 
presentasi onko EDIT.pptx
presentasi onko EDIT.pptxpresentasi onko EDIT.pptx
presentasi onko EDIT.pptx
DeaAlbertaS
 
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptxPenyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
anita45169
 
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-198769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
RinaLestari17
 
tugas onko 4 joko.pptx
tugas onko 4 joko.pptxtugas onko 4 joko.pptx
tugas onko 4 joko.pptx
Joko Joko
 
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsnESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
Ridel6
 
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijahLp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
siti_khadijee
 
Kista kehamilan
Kista kehamilanKista kehamilan
Kista kehamilan
SamuelZhang37
 

Similar to Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2 (20)

410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
410124353-CA-Mamae-Ppt.ppt
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
Ca mammae AKPER PEMKAB MUNA
 
camammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdfcamammae-170831035110.pdf
camammae-170831035110.pdf
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Ca mammae
Ca mammaeCa mammae
Ca mammae
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Kanker payudara
Kanker payudaraKanker payudara
Kanker payudara
 
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan ca AKPER PEMKAB MUNA
 
Mencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudaraMencegah kanker payudara
Mencegah kanker payudara
 
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptxPPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
PPT eva untuk penugasan kuliah kampus.pptx
 
Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara Pengobatan kanker payudara
Pengobatan kanker payudara
 
Carcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptxCarcinoma mammae (1).pptx
Carcinoma mammae (1).pptx
 
presentasi onko EDIT.pptx
presentasi onko EDIT.pptxpresentasi onko EDIT.pptx
presentasi onko EDIT.pptx
 
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptxPenyuluhan Kanker Payudara  Bagi Remaja.pptx
Penyuluhan Kanker Payudara Bagi Remaja.pptx
 
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-198769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
98769633 asuhan-keperawatan-kanker-serviks-1
 
tugas onko 4 joko.pptx
tugas onko 4 joko.pptxtugas onko 4 joko.pptx
tugas onko 4 joko.pptx
 
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsnESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
ESMO Breast Ca Guidelines.pptx, jsnsnsjsnsnsndndnsn
 
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijahLp liposarcoma oleh siti khadijah
Lp liposarcoma oleh siti khadijah
 
Kista kehamilan
Kista kehamilanKista kehamilan
Kista kehamilan
 

Recently uploaded

tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
hannanbmq1
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
celli4
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
rifdahatikah1
 

Recently uploaded (20)

tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasiVolumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
Volumetri Redoks, Iodometri, Iodimetri, reduksi Oksidasi, titrasi
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdfPEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
PEMERIKSAAN KESEHATAN USIA DASAR DAN SEKOLAH.pdf
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 

Presentasi kasus Fitriardi Sejati melanoma 2

  • 1. PRESENTASI KASUS Melanoma Maligna Pada Payudara PEMBIMBING: dr. D. Fransisca Badudu Sp.B(K)Onk Fitriardi Sejati, dr.
  • 2.  Nama : Ny. Glynis  Umur : 64 tahun  Jenis kelamin : Perempuan  Agama : Kristen Protestan  Pekerjaan : Guru Bahasa Inggris  Kewarganegaraan : Australia  Alamat : Cicurug Sukabumi  Tgl pemeriksaan : 06-02-2017  No RM : 17020537 IDENTITAS
  • 3. KU : Benjolan di payudara kiri AK : Sejak 3 bulan SMRS pasien mengeluh adanya benjolan pada payudara kiri yang awalnya sebesar kelereng kemudian membesar sebesar telur puyuh Keluhan tidak disertai adanya benjolan di ketiak.kiri Keluhan tidak disertai nyeri atau demam. Keluhan kulit yang tampak seperti gambaran kulit jeruk (-). Keluhan puting susu tertarik ke dalam (-) dan keluar cairan berwarna kekuningan dari puting (-). Keluhan kulit tertarik ke dalam (-). Tidak ada keluhan batuk-batuk dan sesak nafas. Tidak ada riwayat yang menderita sakit seperti ini di keluarga. Karena keluhannya pasien berobat ke RS Sukabumi, dilakukan USG payudara dengan hasil USG berupa massa payudara kiri, kemudian dilakukan biopsi pada benjolan di payudara kiri tersebut dengan hasil berupa bekuan darah dan tidak ditemukan tanda tanda keganasan. Karena hasil yang tidak memuaskan serta luka yang tidak sembuh sembuh pasien di rujuk ke poli onkologi RSHS, kemudian dilakukan biopsi ulang dengan hasil Melanoma Maligna. Anamnesis
  • 4. Status Generalis KU: CM T: 130/80 mmHg; N: 92 x/min; R: 24 x/min; S: 36.5oC Konjungtiva tidak anemis; sklera tidak ikterik Status Lokalis a/r kuadran lateral atas Mammae sinistra : Inspeksi : tampak luka bekas insisi (+) dengan hematome didalamnya, Palpasi : teraba massa ukuran 3x2x2 cm, Rapuh dan Mudah Berdarah Pemeriksaan Fisik
  • 5.  a/r aksilla sinistra :  Inspeksi : massa (-)  Palpasi : tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening
  • 8. Patologi anatomi RSHS,23-01-2017 (PB.170153),dr.alfiati Sp.PA(K)  Kesan sediaan dilapisi epitel gepeng berlapis, berkeratin yg sebagian erosif, inti dalam batas normal. Subepitelial tampak massa tumor terdiri dari sel-sel bentuk bulat oval sampai poligonal yang tumbuh hiperplastis, memadat, inti sel polimorfis, hiperkromatis, sebagian sitoplasma mengandung pigmen melanin, mitosis ditemukan. Stroma jaringan ikat fibrokolagen diantara nya berserbukan dengan sel radang limfosit. Histiosit dengan dilatasi pembuluh darah. Tampak pula sel-sel lemak matur dan jaringan otot yg telah di invasi oleh sel tumor seperti tersebut diatas. Tidak tampak duktuli kelenjar mammae.  Kesimpulan melanoma maligna a.r mammae sinistra.
  • 9. Foto Thorax RSHS,22-12-2016  Tidak Tampak metastasis intrapulmonal  Tidak tampak kardiomegali
  • 10. Parameter 04-02-17 07-02-17 10-02-17 Hb 11,0 11,7 11,5 Ht 33 37 35 Leukosit 4.800 7.200 11.900 Trombosit 30.000 160.000 154.000 Ur/Kr 65/1,93 75/1,80 GDS 85 300 158 Na/K 140/5.0 Albumin/prot 4.0/6,5 Laboratorium
  • 11.  Seorang wanita 64 tahun, datang dengan keluhan utama benjolan payudara kiri yang membesar sejak 3 bulan SMRS yang sudah dilakukan biopsi dengan hasil Melanoma Maligna  Tidak terdapat metastasis KGB regional dan tidak ada gejala-gejala metastasis jauh  Pada pemeriksaan fisik didapatkan, pada lesi kehitaman di payudara kiri, padat, terfiksir, rapuh mudah berdarah, batas tegas, berwarna merah kehitaman, dengan ulkus di permukaanya,tidak disertai dengan pembesaran KGB aksilla, Faktor resiko pada pasien ini adalah ras, lokasi geografis tepat tinggal, pada usia lanjut. RESUME
  • 12.  Melanoma maligna a/r mammae sinistra, belum metastase ke KGB regional,Belum metastase jauh (T4N0M0) DIAGNOSIS KERJA
  • 13. Rencana Tindakan  Eksisi luas + VC KGB + persiapan diseksi aksilla sinistra
  • 14.  Quo ad vitam : dubia ad bonam  Quo ad functionam : dubia ad malam PROGNOSIS
  • 15.  Bagaimana diagnosis dan tatalaksana pasien ini? Permasalahan
  • 16.  Melanoma maligna adalah tumor yang sangat ganas yang berasal dari melanosit.  Insiden melanoma ganas telah meningkat tajam selama dekade terakhir.  Melanoma maligna dapat muncul di manapun pada tubuh, umumnya ditemukan di kulit, selaput lendir dan koroid.  Melanoma primer payudara sangat jarang terjadi, dengan kejadian <5% dari semua melanoma ganas MELANOMA MALIGNA PAYUDARA
  • 17.  Masih belum diketahui.  Hhipotesis : terkait dengan paparan berlebihan terhadap radiasi ultraviolet dari matahari.  Selain itu, hal ini terkait dengan etnisitas, endokrin dan sistem kekebalan tubuh, stimulasi kronis dan operasi yang tidak tepat dapat menyebabkan perkembangan nevus menjadi melanoma ganas. Etiologi
  • 18. Melanoma Maligna pada payudara memiliki empat manifestasi : • Melanoma Maligna primer pada kulit payudara; • Melanoma Maligna metastasis ke payudara; • Intransit metastasis ke jaringan payudara dan kulit; • Melanoma Maligna primer pada kelenjar payudara Melanoma Maligna Pada Payudara
  • 19. Diagnosis Melanoma Maligna primer payudara sangat tergantung pada morfologi patologis, imunohistokimia dan pemeriksaan mikroskop elektron, dibanding teknik diagnostik lainnya. Hal hal berikut ini harus diperhatikan dalam menegakkan diagnosis:  Pleomorphism sel tumor dan atypia nuklear;  butiran pigmen intraseluler yang tersebar (meskipun ada 6-10% dari melanoma ganas menunjukkan sedikit atau tidak ada pigmen, yang disebut melanoma amelanotic) DIAGNOSIS
  • 20.  hasil imunohistokimia menunjukkan ekspresi positif dari protein S-100, HMB-45 dan melan-A  Mikroskop elektron dapat mengidentifikasi melanosom dan ex- melanosom Hal hal berikut ini harus diperhatikan dalam menegakkan diagnosis:
  • 21.  ekspresi positif dari S-100 merupakan indikator yang sangat sensitif untuk Melanoma Maligna, Walaupun positif juga dalam 50% kasus kanker payudara.  Oleh karena itu mesti dipertimbangkan kombinasi dengan ekspresi positif dari HMB-45 dan melan-A untuk diagnosis melanoma primer payudara. IMUNOHISTOKIMIA
  • 22. Dalam laporan kasus ini, gejala pertama yang dicatat oleh pasien adalah tumor di payudara kiri. Berdasarkan pemeriksaan klinis, fitur histopatologi namun belum hasil dari pewarnaan imunohistokimia, pasien didiagnosis dengan Melanoma Maligna primer payudara.
  • 23.  Tatalaksana Melanoma Maligna primer payudara sama dengan melanoma ganas lainnya yang terletak di tempat lain di tubuh.  Metode pengobatan utama adalah reseksi bedah, dengan kombinasi yang tepat dari kemoterapi, radio, immuno- dan terapi target TATALAKSANA
  • 24.  Eksisi lokal adalah pendekatan bedah paling sering. Hal ini umumnya berdasarkan hipotesis bahwa batas insisi margin 2 cm memastikan keberhasilan operasi. EKSISI
  • 25.  Operasi mastektomi tidak merubah prognosis pasien,  Diseksi kelenjar getah bening aksila yang luas diperlukan bila telah teridentifikas dan dikonfirmasi adanya metastasis sebelum operasi.  Biopsi kelenjar getah bening sentinel dapat menghindari diseksi kelenjar getah bening yang tidak perlu
  • 26.  Peran kemoterapi atau radioterapi adjuvant, baik tunggal maupun kombinasi, masih belum diketahui keberhasilannya dalam mengobati Melanoma Maligna.  Kemoterapi umumnya digunakan untuk terapi adjuvant pra dan pasca operasi, kemudian pada kasus dimana keadaan pasien tidak mendukung dilakukan operasi, atau menolak operasi atau untuk pasien yang menunjukkan adanya metastasis luas NON OPERATIVE
  • 27.  Program kemoterapi biasanya dengan rencana perawatan berbasis dacarbazine, namun, tingkat efektif hanya 7-13% .  agen lainnya yang umum digunakan termasuk temozolomide, cisplatin dan taxol; hal ini menunjukkan multi-agen kemoterapi dapat meningkatkan hasil terapi. KEMOTERAPI
  • 28.  Lesi Inoperable  Histopatologi margin masih positif  ukuran kelenjar getah bening > 3 cm  jumlah kelenjar getah bening yang terlibat melebihi empat  ketika ada residif lokal atau metastasis jauh. RADIOTERAPI ADJUVANT
  • 29.  Melanoma maligna adalah tumor imunogenik,  Penggunaan Interferon, interleukin-2 dan biological response modifiers lainnya untuk Melanoma Maligna menunjukkan efek moderat.  Hal ini menunjukan bahwa imunoterapi dalam kombinasi dengan kemoterapi dapat meningkatkan efisiensi perawatan pasien, bagaimanapun, efek jangka panjang pengobatan memerlukan penelitian lebih lanjut. Imunoterapi
  • 30.  Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian targeting terapi untuk terapi melanoma maligna.  Studi klinis telah mengidentifikasi bahwa ipilimumab (antibodi monoklonal yang memblokade sitotoksik limfosit T-terkait antigen 4) dan vemurafenib (onkogenik agen BRAF-inhibitor) menunjukan respon komplit, memperpanjang masa bebas perkembangan tumor dan survival rate secara umum untuk pasien melanoma maligna lanjut . Namun, ini masih diteliti dan dievaluasi Targeting Terapi
  • 31.  Melanoma Maligna Primer dari payudara adalah jenis Tumor yang sangat langka dan memiliki prognosis jelek.  Diagnosis tergantung pada penilaian histopatologi dan pewarnaan imunohistokimia dikombinasikan dengan riwayat klinis rinci dan pemeriksaan fisik yang cermat.  Diagnosis dini, reseksi bedah yang benar dan terapi adjuvant yang luas merupakan faktor yang signifikan dalam meningkatkan tingkat kelangsungan hidup pasien. Kesimpulan
  • 33.  neoplasma maligna yang berasal dari sel melanosit (ectodermal junctional cell).  Selain di kulit (cutaneus malignant melanoma) bisa juga timbul di mukosa (mucosal malignant melanoma).  Dapat muncul de novo atau berasal dari nevus/nevi yang sudah ada sebelumnya. MELANOMA MALIGNA Bedah Onkologi: Diagnosis dan Terapi
  • 34.  60-80% dari pasien dengan melanoma metastatic akan terjadi metastasis pada nodus limfatik  ilioinguinal, aksilaris, intraparotid, nodus limfatik servikal  secara klinis terlihat ( metastasis makroskopis) atau terdeteksi hanya melalui pemeriksaan histologi (metastasis mikroskopis) MELANOMA MALIGNA Bedah Onkologi: Diagnosis dan Terapi
  • 36. Klasifikasi Histopatologis Superficial spreading melanoma Lentigo maligna melanoma Bedah Onkologi: Diagnosis dan Terapi
  • 37. Acral lentiginous melanoma Nodular melanomaBedah Onkologi: Diagnosis dan Terapi
  • 38.
  • 39.  mutasi pada gen di enam lokasi kromosom, yaitu : kromosom 1, 6, 7, 9, 10, 11.  Mutasi pada kromosom 9 p21  familial / genetic suspectability terjadinya melanoma maligna.  Mutasi pada gen di kromosom 10 dan 11  melanoma maligna kutaneus.  Perubahan gen spesifik adalah adanya mutasi gen B-Raf (pada 60-70 % penderita)  Beberapa gen lain yang turut berperan pada melanoma maligna antara lain p53, RAS oncogen, p16 yang berperan pada proliferasi sel, diferensiasi, apoptosis. Perubahan Genetik “The Skin, Pathologic Basis of Disease , 7th ed International Editio”
  • 40. The Skin, Pathologic Basis of Disease , 7th ed International Editio
  • 44. Excision Margins Primary tumor “safety margin” In situ 0.5 cm < 1 mm 1.0 cm 1.01 – 4 mm 2.0 cm  4 mm > 2.0 cm Subungual amputasi Protokol PERABOI
  • 45. Metastasis Regional Lokasi Lesi Primer Ekstremitas bawah Ekstremitas atas Leher Tindakan Diseksi inguinal superfisial Diseksi aksila Diseksi leher radikal (Protokol PERABOI 2010)
  • 47.
  • 48.
  • 49.
  • 50.  Stadium 0 (Tis, N0, M0)  Eksisi dengan margin minimal  syarat mikroskopik bebas tumor TERAPI
  • 51.  Stadium 1 (T1a-T2a, N0, M0)  Lesi < 2mm, dilakukan eksisi dengan margin 1 cm  Veronesi U, Cascinelli N: Narrow excision (1-cm margin). A safe procedure for thin cutaneous melanoma. Arch Surg 126 (4): 438-41, 1991  Veronesi U, Cascinelli N, Adamus J, et al.: Thin stage I primary cutaneous malignant melanoma. Comparison of excision with margins of 1 or 3 cm. N Engl J Med 318 (18): 1159-62, 1988  Diseksi KGB regional tidak diperlukan.  Biopsi KGB/ Sentinel Lymph Node (SLN)  identifikasi pasien dengan occult nodal disease  dapat dilakukan limfadenektomi dan terapi adjuvan.  Hochwald SN, Coit DG: Role of elective lymph node dissection in melanoma. Semin Surg Oncol 14 (4): 276-82, 1998.  Gershenwald JE, Thompson W, Mansfield PF, et al.: Multi-institutional melanoma lymphatic mapping experience: the prognostic value of sentinel lymph node status in 612 stage I or II melanoma patients. J Clin Oncol 17 (3): 976-83, 1999. TERAPI
  • 52.  Stadium 2 (T2b-T4b, N0, M0)  Lesi 2-4 mm, dilakukan eksisi dengan margin > 2 cm  Balch CM, Urist MM, Karakousis CP, et al.: Efficacy of 2-cm surgical margins for intermediate-thickness melanomas (1 to 4 mm). Results of a multi-institutional randomized surgical trial. Ann Surg 218 (3): 262-7; discussion 267-9, 1993  SLN sebagai terapi untuk menentukan apakah perlu dilakukan tindakan diseksi KGB regional dan terapi adjuvan.  Diseksi KGB regional  immediate vs delayed  Cascinelli N, Morabito A, Santinami M, et al.: Immediate or delayed dissection of regional nodes in patients with melanoma of the trunk: a randomised trial. WHO Melanoma Programme. Lancet 351 (9105): 793-6, 1998 TERAPI
  • 53.  Stadium 3 (Any T, N1-3, M0)  Eksisi luas dengan margin > 3cm, tergantung kedalaman lesi dan lokasi.  Terapi adjuvan : pegylated interferon alpha-2b atau high dose interferon alpha-2b  EST 1684 : RFS (P = .002) and OS (P = .024) for patients receiving high-dose interferon.  EORTC -18991 : RFS was improved for patients receiving interferon (34.8 months vs. 25.5 months; HR, 0.82; 95% CI, P = 0.011). No difference in median OS (HR, 0.98; 95% CI, P = 0.82–1.16) TERAPI
  • 54.  Stadium 4 (Any T, Any N, M1)  Immunoterapi  ipilimumab, Anti-PD-1 and PD-L1  Interleukin 2 (IL-2)  Signal tranduction inhibitors  BRAF inhibitors  MEK inhibitors  Multikinase inhibitors  KIT inhibitors Kemoterapi  Terapi paliatif lokal TERAPI
  • 55.  Reseksi massa tumor  Limfadenektomi  Radiasi untuk mengurangi gejala Terapi Paliatif Lokal Herbert SH, Solin LJ, Rate WR, et al.: The effect of palliative radiation therapy on epidural compression due to metastatic malignant melanoma. Cancer 67 (10): 2472-6, 1991
  • 56.  Eksisi luas + diseksi aksilla Teknik operasi
  • 58.  Melanoma maligna dapat disembuhkan bila ditemukan pada stadium dini  Terapi melanoma maligna berdasarkan stadium penyakitnya  Pasien melanoma di RSHS (Indonesia?)  100% stadium lanjut.  Penting sekali menggalakkan edukasi kepada masyarakat mengenai deteksi dini kanker kulit (termasuk melanoma) Kesimpulan