4. Hakekat Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha guru untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu
murid (Tomlinson,1999:14).
5. “Serupa seperti para pengukir
yang memiliki pengetahuan mendalam
tentang keadaan kayu, jenis-jenisnya,
keindahan ukiran, dan cara-cara
mengukirnya.
Seperti itulah seorang guru seharusnya
memiliki pengetahuan mendalam tentang
seni mendidik.
Bedanya, guru mengukir manusia yang
memiliki hidup lahir dan batin.”
Ki Hajar Dewantara
6. Langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam merancang sebuah
pembelajaran yang berdiferensiasi?
7. Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense)
yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Keputusan-keputusan
yang dibuat tersebut adalah yang terkait dengan:
1. Kurikulum yang memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas. Jadi
bukan hanya guru yang perlu jelas dengan tujuan pembelajaran, namun juga muridnya.
merespon kebutuhan belajar murid.
2. Bagaimana guru Bagaimana ia akan menyesuaikan
rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid tersebut. Misalnya,
apakah ia perlu menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda.
8. 3. Bagaimana mereka menciptakan lingkungan belajar yang “mengundang’ murid untuk belajar dan
bekerja keras mencapai tujuan belajar yang tinggi. Kemudian juga memastikan setiap murid di kelasnya
tahu bahwa akan selalu ada dukungan untuk mereka di sepanjang prosesnya.
4. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur, rutinitas, metode yang
memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin
melakukan kegiatan yang berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
5. Penilaian berkelanjutan. Bagaimana guru tersebut menggunakan informasi yang didapatkan dari
proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih
ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.
9. Langkah 1: Menetapkan Tujuan Pembelajaran
Yang perlu dipertimbangkan saat kita menentukan tujuan
pembelajaran?
a. Pahami Capaian Pembelajaran (CP)
b. Tentukan Tujuan Pembelajaran (TP)
13. Contoh pemetaan
kebutuhan belajar
berdasarkan Kesiapan
Belajar Murid (Readiness)
Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan Pembelajaran yang ia
tetapkan adalah: murid dapat menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling bangun datar.
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar dan memberikan penugasan
seperti di bawah ini:
Kesiapan
belajar
(Readiness)
Beberapa murid telah memahami
konsep keliling; dapat melakukan
operasi hitung dasar.
Beberapa murid telah memahami konsep keliling
namun belum lancar dalam melakukan operasi hitung
dasar.
Beberapa murid belum
memahami konsep keliling.
Tugas Murid diminta mengerjakan
soal-soal tantangan yang
mengaplikasikan konsep keliling
dalam kehidupan sehari-hari.
murid akan diminta untuk bekerja
secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan
masing-masing.
Murid menggunakan bantuan benda-benda konkret
untuk menghitung keliling bangun datar (misalnya
menggunakan lidi atau sedotan). Jika mengalami
kesulitan, murid diminta menerapkan strategi “3
before me” (bertanya kepada 3 teman sebelum
bertanya langsung pada guru). Guru akan sesekali
datang ke kelompok ini untuk memastikan tidak ada
miskonsepsi.
Murid akan mendapatkan
pembelajaran eksplisit
tentang konsep keliling.
Guru akan memberikan
scaffolding yang lebih
banyak dalam proses ini.
14. Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
“terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)
Photo by Akram Huseyn on Unsplash
Cocokkan
Mencari
kecocokan
antara minat
murid dengan
tujuan
pembelajaran
Koneksikan
Menunjukkan
koneksi antar materi
pembelajaran
Jembatani
Menjembatani pengetahuan
awal murid dengan
pengetahuan yang baru
MINATMURID(INTEREST)
Memotivasi
Memungkinkan
tumbuhnya
motivasi murid
untuk belajar
CeKJaM
16. Minat Murid (interest)
● Minat murid berbeda-beda
● Minat murid bisa berkembang
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan membandingkan bilangan bulat dan pecahan pada situasi nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan
bahwa di kelasnya ada:
● Beberapa murid menyukai kegiatan olahraga;
● Beberapa menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● Beberapa senang dengan seni.
Ibu Zaenab melakukan diferensiasi konten dengan menyiapkan masalah-masalah yang berkaitan
dengan membandingkan bilangan bulat dan pecahan yang terkait dengan kegiatan olahraga, sains,
maupun seni. Siswa diberi kebebasan untuk memilih menyelesaikan masalah yang sesuai dengan
minatnya.
17. Contoh memetakan kebutuhan belajar murid berdasarkan profil belajar
Pak Herman akan mengajar pelajaran Matematika, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar murid dapat
menentukan urutan pada bilangan bulat.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa sebagian muridnya adalah pembelajar visual ,
sebagian lagi adalah pembelajar auditori, dan pembelajar kinestetik.
Untuk memenuhi kebutuhan belajar murid-muridnya tersebut, Pak Herman lalu memutuskan untuk melakukan beberapa hal
berikut ini:
Saat mengajar, Pak Herman melakukan hal-hal berikut ini:
- Ia menyiapkan banyak gambar garis bilangan saat menjelaskan (visual)
- Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses oleh murid (auditori)
- Pak Herman juga membuat garis bilangan di lantai kemudian meminta murid bergerak sesuai dengan
bilangan yang disebutkan oleh guru (kinestetik)
Saat memberikan tugas, Pak Herman memperbolehkan murid-muridnya memilih cara mendemonstrasikan pemahaman
mereka tentang urutan pada bilangan bulat. Murid boleh menunjukkan pemahaman dalam bentuk gambar, menjelaskan
secara lisan, maupun performance atau role-play.
PROFIL BELAJAR MURID (LEARNING PROFILES)
18. mengamati perilaku
murid-murid
Mengidentifikasi
pengetahuan awal
menggunakan berbagai penilaian
penilaian formatif dan diagnostik
berbicara dengan guru
murid sebelumnya
membaca rapor murid
dari kelas mereka
sebelumnya
mereview dan melakukan refleksi
terhadap praktik pengajaran
Bagaimana mengidentifikasikebutuhanbelajarmurid?
21. Bagaimana lingkungan belajar yang harus
diciptakan?
Setiap orang
Disambut Dihargai
Aman
21
Harapan untuk
tumbuh
Berkolaborasi
Mencapai sukses
bersama
22. Strategi MendiferensiasiPembelajaran
Konten
materi pengetahuan, konsep,
dan keterampilan yang perlu
dipelajari murid berdasarkan
kurikulum
● Membedakan
pengorganisasian
● Membedakan format
penyampaian
Proses
kegiatan yang
memungkinkan murid
berlatih dan memahami
konten
● Membedakan proses
yang harus dijalani oleh
murid
Produk
bukti yang menunjukkan apa
yang murid telah pahami
● Membedakan dan
memodifikasi produk
sebagai hasil belajar
murid, hasil latihan,
penerapan, dan
pengembangan apa
yang telah dipelajari
23. Contoh diferensiasi pembelajaran
1. Konten (materi yang akan diajarkan).
• Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3
(tiga) hal terpenting terkait materi,
• Bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi
• Bagi peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.
25. 2. Proses (cara mengajarkan).
Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai
kesiapan peserta didik.
• Bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara
langsung,
• Bagi siswa yang cukup mahir dapat diawali dengan modeling yang dikombinasi
dengan kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang (review),
• Bagi siswa yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk tugas
mandiri kepada peserta didik yang sangat mahir.
26. 3. Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan)
Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk
yang dihasilkan.
• Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai konten inti materi
• Bagi peserta didik yang cukup mahir dapat membuat presentasi yang menjelaskan
penyelesaian masalah sederhana
• Bagi peserta yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah
permasalahan yang lebih kompleks
28. Mulailah melakukan diferensiasi
pembelajaran dengan kecepatan yang
nyaman bagi Anda.
3’
Yang paling penting adalah bahwa siswa — dan guru —
membuat kemajuan dari titik awal masing-masing.
29. TUJUAN PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
2’
Tujuan untuk setiap siswa adalah pertumbuhan
maksimum dari "posisi belajar" -mereka saat ini.
Tujuan untuk guru adalah semakin memahami tentang
posisi belajar tersebut sehingga pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
30. Ketika guru melakukan pembelajaran berdiferensiasi,
mereka menjauh dari melihat diri mereka sendiri
sebagai pemilik dan penyebar pengetahuan dan
bergerak ke arah melihat diri mereka sendiri sebagai
penyelenggara kesempatan belajar.
Dengan demikian guru akan lebih fokus pada
“membaca” siswa mereka.
5’
31. Diferensiasi menghendaki seorang guru untuk
menyadari bahwa ruang kelas harus menjadi tempat di
mana guru akan selalu berusaha mengejar
pemahaman terbaik mereka tentang pengajaran dan
pembelajaran setiap hari, dan juga untuk mengingat
setiap hari bahwa tidak ada praktik yang benar-benar
praktik terbaik kecuali jika itu berhasil untuk setiap
individu.
2’
32. Tugas:
Susunlah 1 RPP/MA berdiferensiasi dan dengan penamaan file:
Nama_Mapel_Kelas
Unggah hasilnya pada link berikut:
https://bitly.ws/ZXMV
2’
Editor's Notes
Pengetahuan biasa (common sense), adalah yakni pengetahuan yang masuk akal, yang berasal dari pengalaman dan pengamatan sehingga semua orang akan berpendapat yang sama mengenai suatu hal tersebut. Contoh: makanan akan memuaskan rasa lapar, tangan yang terkena api akan merasakan panas dan melepuh.
Filsafat Ilmu : Common Sense merupakan satu kemampuan yang berupa keyakinan universal menghasilkan pengetahuan yang pasti tentang objek benda material. Objek dalam realitas berupa benda fisik. Epistemologi Common Sense adalah epistemologi spesifik Moore yang memisahkan peran subjek dan objek secara tegas. Subjek memperhatikan objek faktual melalui penginderaan secara langsung sehingga diperoleh data indera.