1. Tari tradisional Gandrung dari Banyuwangi merepresentasikan budaya lokal dan nilai-nilai budaya seperti syukur, kekeluargaan, dan kesederhanaan.
2. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan karakter yang terwujud dalam Trilogi Pendidikan dapat diterapkan lewat penanaman nilai-nilai budaya Gandrung seperti syukur, gotong royong, dan tanggung jawab.
3. Budi pekerti atau karakter mer
1. Tari tradisional Gandrung dari Banyuwangi merepresentasikan budaya lokal dan nilai-nilai budaya seperti syukur, kekeluargaan, dan kesederhanaan.
2. Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan karakter yang terwujud dalam Trilogi Pendidikan dapat diterapkan lewat penanaman nilai-nilai budaya Gandrung seperti syukur, gotong royong, dan tanggung jawab.
3. Budi pekerti atau karakter mer
Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya (1).pptxSyifa Thursina
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah oleh pemimpin pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Sumber daya sekolah terdiri dari 7 aset utama yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, dan modal agama serta budaya. Seorang guru harus mampu mengidentifikasi dan mengelola aset-aset tersebut b
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1YosiOktafianti1
Pembelajaran terdeferensiasi memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar masing-masing siswa. Pembelajaran ini tidak hanya fokus pada hasil belajar tetapi juga pada proses dan materi pembelajaran, dengan menyesuaikan pendekatan, proses, dan hasil belajar untuk setiap siswa.
Dokumen ini membahas tentang wawasan wiyata mandala yang merupakan cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Terdapat lima komponen penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu peran kepala sekolah, guru, civitas akademika, murid, dan masyarakat sekitar. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan di luar pendidikan serta tah
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan kurikulum Merdeka di madrasah, mencakupi:
1. Struktur kurikulum Merdeka terdiri atas fase-fase pembelajaran dan alokasi waktu mata pelajaran.
2. Penyusunan kurikulum operasional madrasah meliputi komponen-komponen seperti visi, misi, tujuan, pengorganisasian pembelajaran, dan evaluasi.
3. Prinsip-prinsip peny
Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxNanangKonang
Modul memberikan panduan untuk merancang proyek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan karakter siswa sesuai standar kelulusan. Sekolah dapat mengadaptasi modul yang ada atau membuat modul mandiri, dengan memperhatikan tujuan, aktivitas, dan penilaian proyek. Proyek ini dilaksanakan selama satu minggu penuh sebanyak tiga kali dalam setahun
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Dokumen ini membahas upaya menyebarkan budaya positif di SMP Negeri 2 Jelimpo dengan mengubah paradigma belajar dari pendekatan hukuman menjadi pendekatan disiplin positif berdasarkan teori kontrol diri dan motivasi intrinsik siswa. Guru diajak merumuskan keyakinan kelas dari peraturan sekolah agar siswa memiliki komitmen dan tanggung jawab sosial. Pendekatan ini diharapkan menciptakan karakter siswa sesuai Profil
Dokumen tersebut membahas diskusi mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan konteks sosial budaya daerah Lampung. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan di sekolah melalui program "Jumat bersih" untuk membentuk karakter siswa dan profil pelajar Pancasila. Nilai-nilai budaya Lampung seperti tari Sigekh Pengunten juga dapat dicontohkan untuk memberikan pemahaman tentang keberag
Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya (1).pptxSyifa Thursina
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah oleh pemimpin pembelajaran untuk menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas. Sumber daya sekolah terdiri dari 7 aset utama yaitu modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan, modal finansial, modal politik, dan modal agama serta budaya. Seorang guru harus mampu mengidentifikasi dan mengelola aset-aset tersebut b
2.1.a.4.2. Unggah Tugas Eksplorasi Konsep - Modul 2.1YosiOktafianti1
Pembelajaran terdeferensiasi memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan potensi mereka sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar masing-masing siswa. Pembelajaran ini tidak hanya fokus pada hasil belajar tetapi juga pada proses dan materi pembelajaran, dengan menyesuaikan pendekatan, proses, dan hasil belajar untuk setiap siswa.
Dokumen ini membahas tentang wawasan wiyata mandala yang merupakan cara memandang sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Terdapat lima komponen penting dalam menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif yaitu peran kepala sekolah, guru, civitas akademika, murid, dan masyarakat sekitar. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan di luar pendidikan serta tah
Dokumen tersebut membahas tentang persiapan kurikulum Merdeka di madrasah, mencakupi:
1. Struktur kurikulum Merdeka terdiri atas fase-fase pembelajaran dan alokasi waktu mata pelajaran.
2. Penyusunan kurikulum operasional madrasah meliputi komponen-komponen seperti visi, misi, tujuan, pengorganisasian pembelajaran, dan evaluasi.
3. Prinsip-prinsip peny
Merancang Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.pptxNanangKonang
Modul memberikan panduan untuk merancang proyek penguatan profil pelajar Pancasila di sekolah. Proyek ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan karakter siswa sesuai standar kelulusan. Sekolah dapat mengadaptasi modul yang ada atau membuat modul mandiri, dengan memperhatikan tujuan, aktivitas, dan penilaian proyek. Proyek ini dilaksanakan selama satu minggu penuh sebanyak tiga kali dalam setahun
A. Penerapan budaya positif di sekolah memerlukan kerja sama antara semua pihak, termasuk guru, siswa, kepala sekolah, orang tua, dan masyarakat. Guru berperan kunci dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendorong tumbuhnya motivasi internal siswa.
Dokumen ini membahas upaya menyebarkan budaya positif di SMP Negeri 2 Jelimpo dengan mengubah paradigma belajar dari pendekatan hukuman menjadi pendekatan disiplin positif berdasarkan teori kontrol diri dan motivasi intrinsik siswa. Guru diajak merumuskan keyakinan kelas dari peraturan sekolah agar siswa memiliki komitmen dan tanggung jawab sosial. Pendekatan ini diharapkan menciptakan karakter siswa sesuai Profil
Dokumen tersebut membahas diskusi mengenai pemikiran Ki Hajar Dewantara yang sesuai dengan konteks sosial budaya daerah Lampung. Pemikiran Ki Hajar Dewantara dapat diterapkan di sekolah melalui program "Jumat bersih" untuk membentuk karakter siswa dan profil pelajar Pancasila. Nilai-nilai budaya Lampung seperti tari Sigekh Pengunten juga dapat dicontohkan untuk memberikan pemahaman tentang keberag
Presentasi Ruang Kolaborasi – Modul 1 Kelompok A2.pptxCasmadiCasmadi1
Menemukan dan mengenali nilai-nilai luhur kearifan budaya lokal yang relevan dan menjadi penguat karakter murid sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya.
TUGAS KELOMPOK 2_EKSPLORASI SOSIO-KULTURAL_MODUL 1.1.pptxOmahSinaoe
Dokumen tersebut membahas tentang konteks sosio-kultural dalam pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Terdapat diskusi mengenai kekuatan konteks sosio-kultural di beberapa daerah seperti Kebumen dan Karanganyar yang sejalan dengan pemikiran KHD, seperti gotong royong, budaya 5S, dan kegiatan jumat pembiasaan. Juga dibahas mengenai penerapan sistem Among untuk menguatkan karakter murid.
FILOSOFI PENDIDIKAN TOPI 2 RUANG KOLABORASI (1).pptxGaluhErlinaPutri
1. Berdasarkan pemikiran KHD, Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaidengan nilai-nilai luhur kearifan lokal yang relevan dan menjadi penguatankarakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses menguatkan kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun memfasilitasi anak sebagai penguatan agar dapat memperbaiki perilakunya untuk menjadi manusia seutuhnya. KHD hendak mengingatkan pendidik bahwa pendidikan anak sejatinya menuntun anak mencapai kekuatan kodratnya sesuai dengan alam dan zaman. Bila melihat dari kodrat zaman, pendidikan saat ini menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 sedangkan dalam memaknai kodrat alam maka konteks lokal sosial budaya peserta didik di Indonesia tentunya berbeda-beda. Misalnya saja di daerah surakarta terdapat tradisi sekaten yang dilakukan pada tanggal 11 (maulud) tradisi ini bisa dikaitkan pada pembelajaran ppkn yang berkaitan dengan penguatan profil pelajar pancasila. 2. Pendidikan adalah tempat ditanamnya benih-benih yang dapat dihasilkan oleh suatu budaya siswa yang berakhlak mulia (kreativitas, memiliki tujuan dan juga sikap bijak.Pemikiran positif tersebut tercermin dalam budaya daerah yang dikenal dengan tradisi gotong royong. Selain itu disebut juga karifan budaya yang sangat kental adalah yang dapat dipahami sebagai sikap umum menghormati satu sama lain.Nilai-nilai tradisional Tradisi gotong royong masih dilestarikan oleh masyarakat. hal ini dapat diartikan sebagai membangun rumah bersama sebagai bentuk kerja sama. Nilai karakter tradisional telah lama terkenal memiliki seperangkat nilai-nilai yang berpedoman pada kehidupan yang baik dan kearifan lokal.Nilai ini meliputi:1.Kejujuran 2.Kecerdasan 3.Tingkat relevansi 4.Tekad 5.Usaha 6.Budaya malu dan segan sebagai individu dan anggota masyarakat. 3. Nilai agama, Sunan Kalijaga menggunakan gamelan untuk berdakwah. Hal ini karena masyarakat sangat gemar dengan gamelan. Sehingga pada saat perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, diadakan penabuhan gamelan. Nilai pendidikan, Tradisi sekaten bisa menjadi sarana pembelajaran bagi generasi muda untuk mengetahui adat istiadat serta budaya yang ada di Indonesia, Khususnya Jawa. Di sekaten, generasi muda bisa mempelajari mengenai budaya, gamelan, serta nilai-nilai luhur dari pendahulu. 1. Berdasarkan pemikiran KHD, Indonesia juga memiliki potensi-potensi kultural yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Pemikiran KHD dapat dikontekstualkan sesuaidengan nilai-nilai luhur kearifan lokal yang relevan dan menjadi penguatankarakter peserta didik sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat pada konteks lokal sosial budaya di daerah. Kekuatan sosio-kultural menjadi proses menguatkan kodrat anak yang masih samar-samar. Pendidikan bertujuan untuk menuntun me
1.1.a.5. Ruang Kolaborasi - Modul 1.1 - Penugasan Kelompok_A2.pptxTOSINOSIN
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok kerja siswa dalam mata pelajaran dan konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara. Dokumen tersebut menjelaskan tentang pentingnya siswa dapat beradaptasi dengan budaya masyarakat setempat, peranan guru dalam membimbing siswa, serta membentuk karakter siswa sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Similar to Paparan dan Hasil Diskusi Selvinia Kel 1.pptx (20)
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
2. Diskusi Kelompok A.1
Modul 1.1
Anggota:
1. Farida Fatkhiyati
2. Lilin Okta Melyanti
3. Rahma Addiena
4. Selvinia Nilam Sari
5. Sulistiyanti
3. 1. Kekuatan konteks sosio-kultural di
daerah Jepara yang sejalan dengan
pemikiran Ki Hajar Dewantara.
1. Contoh bentuk kontekstual pemikiran Ki
Hajar Dewantara yang
disesuaikan dengan nilai-nilai luhur
kearifan budaya Jepara yang relevan
menjadi penguatan karakter murid
sebagai individu.
4. Lomban
Lomban Kupatan: Sebuah kegiatan yang melambangkan
rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan banyak rizki kepada masyarakat Jepara.
Larung kepala kerbau di laut lepas mencerminkan bentuk
syukur, sosial budaya bergotong royong, tolong menolong,
kebersamaan.
5. Perang Obor
Dilaksanakan setiap tahun di desa
Tegalsambi, Tahunan Jepara, sebagai
lambang tolak bala, melindungi desa
dan menyingkirkan gangguan-
gangguan yang mungkin muncul.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
6. Kolaborasi pada perang obor selain nguri-nguri
budaya yang ada, ada kerjasama antar peserta
perang mulai dari pra acara pembuatan obor
sampai pelaksanaan perangnya, penghormatan
dari yang muda ke yang lebih tua beliau yang
tua atau yang ditunjuk untuk mengoleskan
minyak setelah perayaan perang agar tidak
terjadi luka bakar pada para pemain dan
penonton.
9. Seni Ukir Jepara
seni ukiran jepara yang setiap motifnya mengandung nilai filosofi tertentu yang
menuntut kreativitas dan ketelitian yang tinggi.
Integritas pengrajin ukir jepara dalam membuat seni ukir kayu yang
membutuhkan kesabaran dan ketelatenan sehingga menjadi karya seni yang
unik.
10. Kegiatan mengukir sebagai
mata pelajaran muatan
lokal pada beberapa
sekolah di Jepara
Menyisipkan kegiatan membuat desain ukir dan desain
motif kain torso pada tugas pembelajaran TIK.
11. Kentrung
Kesenian kentrung adalah menabuh
terbang sambil bercerita, kemudian
diselipkan pantun sebagai penjeda.
Biasanya dimainkan dua orang, yang
satu bercerita tentang sejarah dan
yang satu berpantun (Mbah Parmo,
Pemain Kentrung, 2017).
Kentrung memiliki nilai budaya yang
luhur yang bisa diwariskan kepada
murid-murid kita agar memiliki rasa
kebanggaan dan penghargaan
terhadap budaya bangsa
13. Tenun Troso dan Batik
Jepara
Usaha troso sukses
dengan 4 sikap jujur,
kepercayaaan, pantang
menyerah,dan berpikir
supaya usaha tenun pasti
berhasil atau sukses.
Untuk mempertahankan
eksisitensi dari tenun troso,
dimasukkan ke muatan lokal
SMK jurusan tekstil:
memperkenalkan tenun
troso, mengenalkan cara-
cara membuat tenun troso,
meneruskan usaha tenun
troso, memasarkan tenun
torso.
14. Gotong
Royong
Satu kekuatan pemikiran KHD yang
menebalkan laku murid di kelas atau sekolah
sesuai dengan konteks lokal sosial budaya di
Jepara yang dapat diterapkan kepada siswa
di sekolah yaitu gotong royong. Gotong
royong ini mengandung elemen kolaborasi,
kepedulian social, toleransi dan tanggung
jawab.
15. Pendidikan merupakan tempat persemaian
benih-benih kebudayaan dalam hidup
bermasyarakat. Ki Hajar Dewantara meyakini
bahwa untuk menciptakan manusia indonesia
yang beradab maka pendidikan menjadi kunci
utama salah satu kunci utama untuk
mencapainya. Pendidikan dapat menjadi
ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai
kemanusiaan yang dapat diteruskan atau
diwariskan.
Perwujudan nilai gotong royong dalam
pengajaran misal kolaborasi dalam berdiskusi,
kerja kelompok pada waktu praktikum, yang
terlihat juga adanya gotong royong ini dalam
masyarakat misalnya sambatan pada waktu
pembuatan rumah salah satu warga,
mlandang (membantu) pada waktu
tetangganya punya kerja mantenan, khajatan.
16. Beberapa bentuk
kegiatan gotong royong
di sekolah
Gekaes:
Pentas Seni dan pagelaran bertema budaya dan karakter bangsa.
Praktik Kewirausahaan:
Saling membantu pada kegiatan pemasaran aneka produk olahan
hasil perikanan di sekolah
Gekaes Praktik Kewirausahaan
17. HASIL DISKUSI KELOMPOK 1
1. Makna dan korelasi antara budaya daerah Jepara seperti Lomban, Perang Obor dan Baratan terhadap
pendidikan di Jepara yaitu adanya nilai-nilai luhur kegotong royongan, toleransi, tanggung jawab dan
mencintai lingkungan yang dapat menjadi sarana untuk memberikan penguatan karakter di
lingkungan pendidikan/sekolah. Nilai gotong royong ini dapat diterapkan di sekolah dalam kegiatan
pentas seni dan kegiatan praktik kewirausahaan.
2. Mengutamakan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam tradisi pesta lomban agar tidak
menimbulkan perpecahan akibat perbedaan cara pandang terhadap tradisi tersebut.
3. Seni ukir jepara mengandung berbagai filosofi sesuai motif atau bentuk ukirannya. Misalnya bentuk
ukiran “Macan Kurung” (Macan di dalam sangkar) adalah symbol pengendalian hawa nafsu manusia.
Sedangkan motif “Parang Poro” berupa dedaunan dan ranting yang saling berkaitan yang memilki
makna kehidupan yang saling membutuhkan (tolong menolong dan saling menghormati).
4. Seni ukir jepara ada sejak pemerintahan Ratu Kalinyamat yaitu tahun 1521 telah mengalami
akulturasi budaya hindu dan islam yang dapat dilihat dari ornamen masjid makam Ratu kalinyamat,
bahkan hingga saat ini ukir jepara telah mengalami akulturasi dengan budaya modern mengikuti
perkembangan zaman. Hal ini dapat dilihat dari munculnya perpaduan berbagai motif klasik dengan
motif minimalis yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat modern. Peralatan yang
digunakan juga sudah berkembang menggunakan peralatan modern seperti mesin amplas kayu serta
perpaduan proses manual dan masinal dalam pembuatan desain ukiran. Perpaduan budaya klasik dan
modern ini akan menjadi kekuatan tersendiri bagi budaya ukir jepara agar tetap mempertahankan
keunggulan dan keunikannya.
18. HASIL DISKUSI KELOMPOK 2
1. Nilai nilai keagamaan sangat perlu diterapkan dalam kegiatan pendidikan
di sekolah karena pada dasarnya semua agama mengajarkan karakter
yang baik. Hal ini dilakukan di sekolah untuk membiasakan anak agar
memiliki budi pekerti luhur sesuai dengan tuntunan agama. Misalnya
berlaku jujur dalam kegiatan ujian dan toleransi terhadap perbedaan
SARA yang ada di lingkungan pendidikan.
2. Selain menanamkan nilai karakter keagamaan kepada anak, guru harus
juga memberikan contoh dan teladan yang baik, karena guru merupakan
role model yang akan dicontoh dan ditiru oleh anak didiknya. Selain itu
guru juga harus mengedepankan dan mengutamakan kepentingan murid
sehingga murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat
alam dan kodrta zamannya, yaitu berkembang sesuai usia tumbuh
kembangnya dan sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki.
19. KESIMPULAN
Nilai nilai luhur KHD juga tercermin dari kegiatan tradisi badaya lokal
daerah seperti acara pesta lomban, perang obor, kesenian seperti
kentrung, ukir, tenun torso dan acara tradisi keagamaan lokal Jepara
lainnya perlu dilestarikan guna memupuk nilai karakter siswa di Jepara.
Nilai nilai karakter tersebut antara lain yaitu nilai kegotong royongan,
toleransi, kepedulian sosial serta tanggung jawab yang dapat diterapkan
pada kegiatan pembelajaran di sekolah seperti acara pentas seni dan
praktik kewirusahaan dan memberikan muatan lokal kesenian jepara
seperti seni ukir. Hal ini adalah salah satu upaya untuk membentuk pelajar
yang memiliki profil Pancasila yang berkebhinnekaan global, yaitu pelajar
yang memiliki semangat untuk mempertahankan budaya luhur dan
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain sehingga
tumbuh rasa saling menghargai serta terbentuknya budaya baru yang
positif yang tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsanya.