Selain sarana, diperlukan pendidikan kesehatan yang relevan dengan jenjang pendidikan di sekolah dasar, salah satunya terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sekarang ini adalah bagaimana memfasilitasi kegiatan menstruasi. Seiring dengan meningkatnya status gizi, maka peserta didik perempuan di sekolah dasar sudah mengalami menstruasi. Kelompok ini perlu difasilitasi supaya dapat menjalankan periode menstruasinya secara nyaman di sekolah, termasuk dengan memberikan informasi yang tepat dan benar terkait tata laksana atau Manajemen Kebersihan Menstruasi (MHM).
Pelaksanaan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang sesuai standar kesehatan merupakan fondasi peningkatan derajat kesehatan remaja perempuan. Entitas sekolah dan madrasah adalah lingkungan yang tepat untuk sosialisasi, penerapan, dan pengawasan implementasi MKM. Terdapat
bukti yang kuat bahwa intervensi pendidikan dapat meningkatkan praktik MKM bagi perempuan. Oleh karena itu, koordinasi antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama(Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) sebagai Tim Pembina Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) Nasional harus diperkuat untuk meningkatkan pendidikan menstruasi melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Materi ini menjabarkan tentang bagaimana strategi promosi kesehatan agar berhasil. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan kepada semua pihak. Baik tokoh masyarakat, tokoh keluarga, dan pihak pihak terkait.
Pelaksanaan Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) yang sesuai standar kesehatan merupakan fondasi peningkatan derajat kesehatan remaja perempuan. Entitas sekolah dan madrasah adalah lingkungan yang tepat untuk sosialisasi, penerapan, dan pengawasan implementasi MKM. Terdapat
bukti yang kuat bahwa intervensi pendidikan dapat meningkatkan praktik MKM bagi perempuan. Oleh karena itu, koordinasi antara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kementerian Agama(Kemenag), dan Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) sebagai Tim Pembina Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) Nasional harus diperkuat untuk meningkatkan pendidikan menstruasi melalui intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Materi ini menjabarkan tentang bagaimana strategi promosi kesehatan agar berhasil. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan kepada semua pihak. Baik tokoh masyarakat, tokoh keluarga, dan pihak pihak terkait.
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan MenstruasiReza Hendrawan
Ā
Manejemen kebersihan menstruasi (MKM) merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi dan sanitasi yang diperlukan bagi anak usia sekolah dan remaja. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis bagi petugas di lembaga pemerintah atau pihak lainnya untuk melaksanakan strategi komunikasi manajemen kebersihan menstruasi melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial, dan kampanye publik di sekolah dan luar sekolah.
Jejaring AMPL memiliki perhatian besar kepada Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) yang secara internasional dikenal dengan Menstrual Health and Hygiene (MHH). Meskipun secara formal program MKM baru dilaksanakan secara kolaboratif oleh Jejaring AMPL pada tahun 2017, beberapa anggota Jejaring AMPL telah melaksanakan beberapa kegiatan yang MKM sejak tahun 2015 secara individual, antara lain penelitian, advokasi kepada pengambil keputusan, pendampingan teknis bagi pemerintah daerah, hingga edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat dan anak sekolah.
Buku āMendobrak Tabu Menstruasiā ini merupakan potret upaya yang dilakukan oleh Jejaring AMPL dan para mitranya untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya kesehatan dan kebersihan menstruasi di tengah-tengah masyarakat. Penerbitan buku ini juga merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan pentingnya MKM, dan bisa menjadi jendela untuk melihat perkembangan program MKM di Indonesia.
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
Ā
Perbaikan kondisi Sanitasi Sekolah memerlukan penanganan yang lengkap dan terpadu, namun juga harus realistis dan terukur sehingga dapat dilaksanakan. Perbaikan Sanitasi Sekolah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Selain sektor kesehatan dan pendidikan, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran besar dalam mengkoordinir berbagai upaya penanganan sanitasi di sekolah.
Strategi Komunikasi Manajemen Kebersihan MenstruasiReza Hendrawan
Ā
Manejemen kebersihan menstruasi (MKM) merupakan bagian dari pendidikan kesehatan reproduksi dan sanitasi yang diperlukan bagi anak usia sekolah dan remaja. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis bagi petugas di lembaga pemerintah atau pihak lainnya untuk melaksanakan strategi komunikasi manajemen kebersihan menstruasi melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial, dan kampanye publik di sekolah dan luar sekolah.
Jejaring AMPL memiliki perhatian besar kepada Manajemen Kesehatan dan Kebersihan Menstruasi (MKM) yang secara internasional dikenal dengan Menstrual Health and Hygiene (MHH). Meskipun secara formal program MKM baru dilaksanakan secara kolaboratif oleh Jejaring AMPL pada tahun 2017, beberapa anggota Jejaring AMPL telah melaksanakan beberapa kegiatan yang MKM sejak tahun 2015 secara individual, antara lain penelitian, advokasi kepada pengambil keputusan, pendampingan teknis bagi pemerintah daerah, hingga edukasi dan sosialisasi bagi masyarakat dan anak sekolah.
Buku āMendobrak Tabu Menstruasiā ini merupakan potret upaya yang dilakukan oleh Jejaring AMPL dan para mitranya untuk meningkatkan kesadaran atas pentingnya kesehatan dan kebersihan menstruasi di tengah-tengah masyarakat. Penerbitan buku ini juga merupakan salah satu upaya untuk menyosialisasikan pentingnya MKM, dan bisa menjadi jendela untuk melihat perkembangan program MKM di Indonesia.
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
Ā
Perbaikan kondisi Sanitasi Sekolah memerlukan penanganan yang lengkap dan terpadu, namun juga harus realistis dan terukur sehingga dapat dilaksanakan. Perbaikan Sanitasi Sekolah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Selain sektor kesehatan dan pendidikan, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran besar dalam mengkoordinir berbagai upaya penanganan sanitasi di sekolah.
Policy Brief Sanitasi Sekolah 2017 - Bappenas dan UNICEFReza Hendrawan
Ā
Perbaikan kondisi Sanitasi Sekolah memerlukan penanganan yang lengkap dan terpadu, namun juga harus realistis dan terukur sehingga dapat dilaksanakan. Perbaikan Sanitasi Sekolah tidak dapat diselesaikan secara parsial. Selain sektor kesehatan dan pendidikan, Kementerian Dalam Negeri memiliki peran besar dalam mengkoordinir berbagai upaya penanganan sanitasi di sekolah.
Berdasarkan studi mengenai haid yang dilakukan Unicef yang dilaksanakan pada 1402 peserta di 16 sekolah di 4 provinsi di Indonesia, menyebutkan bahwa remaja putri sangat memerlukan informasi mengenai penanganan haid secara higienis, pembuangan pembalut bekas, mengapa haid terjadi serta apa saja yang perlu diperhatikan dan risiko kesehatan apa saja yang berhubungan dengan haid. Sedangkan sumber informasi yang dipilih adalah dari ibu dan gurunya.
PHBS yang dapat dilakukan di satuan pendidikan banyak sekali jenisnya. Salah satunya adalah Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir diakui secara global sebagai salah satu perilaku kebersihan yang paling mendasar dengan dampak kesehatan yang besar. Terlebih saat terjadi kondisi kritis seperti pandemi atau munculnya wabah penyakit menular misalnya: Diare, Cacingan, Flu Burung, dan Corona (Covid-19), CTPS merupakan salah satu upaya mendasar dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut
Similar to Panduan MKM Bagi Guru dan Orang Tua (20)
Panduan penyusunan strategi saniitasi sekolah rev logoReza Hendrawan
Ā
Panduan ini disusun dengan memuat tiga hal penting yang diadopsi di PPSP, yakni disusun oleh kabupaten/kota, mencakup seluruh sekolah dasar, menggunakan data aktual, dan komprehensif (komponen fisik dan PHBS). Kami berharap Panduan ini dapat membantu kabupaten/kota meningkatkan kualitas sanitasi di sekolah-sekolah dasar di daerah dan pada gilirannya memberi kontribusi besar pada peningkatan kualitas
belajar-mengajar dan sumberdaya manusia (siswa).
Policy Brief Sinergi Sanitasi Sekolah - STBMReza Hendrawan
Ā
Pemerintah Indonesia secara jelas telah menunjukkan komitmen untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi, terbukti dengan berbagai kebijakan, strategi, dan kemajuan yang ada. Namun demikian, sekolah perlu lebih dilibatkan termasuk dalam perencanaan, pemantauan, dan pendanaan strategi dan program untuk mencapai tujuan SDGs. Anak-anak di Indonesia dapat menjadi lebih baik dengan lingkungan belajar yang bersih dan aman, dan menjadi lebih siap untuk mempertahankan norma sosial dan perilaku positif hidup bersih dan sehat yang diperlukan untuk mancapai Indonesia sehat.
Lembar Fakta 2: Toilet Nyaman Tak Perlu AntreReza Hendrawan
Ā
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi Gemilang. Pembelajaran Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Sanitasi Sekolah, atau yang
biasa disingkat Sanisek di kabupaten Tangerang merupakan bagian dari pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Sanisek menjadi salah satu program prioritas dan strategis bidang sanitasi dikarenakan kualitas proses pendidikan di sekolah baru akan optimal jika didukung oleh sarana sanisek dan perilaku sanitasi (hidup bersih dan sehat) yang baik.
Lembar Fakta 1: Implementasi Pemerintah Daerah Kunci Keberhasilan Sanitasi Se...Reza Hendrawan
Ā
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi Gemilang. Pembelajaran Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Sanitasi Sekolah, atau yang
biasa disingkat Sanisek di kabupaten Tangerang merupakan bagian dari pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Sanisek menjadi salah satu program prioritas dan strategis bidang sanitasi dikarenakan kualitas proses pendidikan di sekolah baru akan optimal jika didukung oleh sarana sanisek dan perilaku sanitasi (hidup bersih dan sehat) yang baik.
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi GemilangReza Hendrawan
Ā
Sanitasi Sekolah Sehat Menuju Generasi Gemilang. Pembelajaran Program Sanitasi Sekolah di Kabupaten Tangerang. Pembangunan Sanitasi Sekolah, atau yang
biasa disingkat Sanisek di kabupaten Tangerang merupakan bagian dari pembangunan sanitasi secara keseluruhan. Sanisek menjadi salah satu program prioritas dan strategis bidang sanitasi dikarenakan kualitas proses pendidikan di sekolah baru akan optimal jika didukung oleh sarana sanisek dan perilaku sanitasi (hidup bersih dan sehat) yang baik.
Booklet Sanitasi Sekolah 2017 - UNICEF IndonesiaReza Hendrawan
Ā
Generasi Berkualitas Dimulai Dari Sekolah. Booklet ini berisi infografis tentang apa yang perlu dilakukan oleh sekolah untuk pemenuhan Sanitasi Sekolah
Buku ini merupakan acuan bagi tim pelaksana UKS di sekolah dan Puskesmas bagaimana melaksanakan trias UKS/M yang terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar. Buku Saku ini berisi penjelasan langkah-langkah menerapkan kegiatan pendidikan kesehatan (gerakan literasi, sarapan bersama, PHBS) ; pelayanan kesehatan (penjaringan kesehatan, imunisasi); dan pembinaan lingkungan sehat (kantin sehat, kebersihan, pemanfaatan pekarangan, pembinaan kader kesehatan sekolah) dalam keseharian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.
Sanitasi Sekolah adalah salah satu elemen penting menumbuhkembangkan perilaku hidup bersih sehat pada peserta didik dan masyarakat, yang secara langsung meningkatkan kualitas pendidikan. Berbagai penelitian menemukan fakta bahwa meningkatnya akses sanitasi di sekolah berdampak signifikan terhadap peningkatan kesehatan dan kenyamanan siswa di disekolah, sehingga secara tidak langsung berkontribusi pada meningkatnya angka partisipasi sekolah.
Penduan Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Untuk Keadaan Daru...Reza Hendrawan
Ā
Berbekal pengalaman dan hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan STBM di kondisi normal, semua pemangku kepentingan STBM bersepakat untuk mengembangkan atau memodifikasi STBM untuk keadaan daraurat bencana. Untuk itu, Direktorat Kesehatan Lingkungan bersama mitranya, melalui pertemuan berseri bersepakat bahwa untuk kondisi darurat bencana diperlukan penyederhanaan
Advokasi Sanitasi Sekolah - Kupang February 2020Reza Hendrawan
Ā
Presentation slides on Water, Sanitation, and Hygiene (WASH) in Schools Advocacy, delivered in Kupang, East Nusa Tenggara Province, Indonesia in February 2020.
Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah dan MadrasahReza Hendrawan
Ā
Proses penyusunan buku Strategi Komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dilaksanakan sepanjang tahun 2017 melalui serangkaian lokakarya yang diikuti oleh TP-UKS Pusat dan mitra melalui identifikasi masalah komunikasi UKS/M, pemetaan stakeholder kunci UKS/M, identifikasi pesan kunci dan strategi komunikasi UKS/M serta menentukan monitoring strategi komunikasi UKS/M. Buku ini dapat digunakan sebagai panduan praktis untuk melaksanakan strategi komunikasi UKS/M baik melalui kegiatan advokasi, mobilisasi sosial dan kampanye publik yang bisa dilakukan oleh kementerian dan mitra baik di tingkat nasional maupun daerah. Buku ini juga memberikan gambaran besar tentang konsep komunikasi Usaha Kesehatan Sekolah dan Madrasah serta memberikan contoh media yang pernah diproduksi selama tahun 2017
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Ā
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KATA PENGANTAR
Program pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah
kegiatan yang berkelanjutan. Di dalamnya terdapat tiga
program pokok (Trias UKS), yakni pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah
sehat. Tujuan umum dari penyelenggaraan program UKS
adalah menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
bagi peserta didik di semua jenjang pendidikan dasar dan
menengah.
Upaya mengimplementasikan program PHBS antara lain
dengan memenuhi sarana dan prasarana yang diperlukan
untuk menunjang PHBS di sekolah, termasuk di dalamnya
sarana sanitasi sekolah. Sekolah diharapkan dapat
menyediakan sarana air bersih, jamban yang layak, dan
tempat cuci tangan pakai sabun (CTPS).
Selain sarana, diperlukan pendidikan kesehatan yang relevan dengan jenjang
pendidikan di sekolah dasar, salah satunya terkait PHBS sekarang ini adalah
bagaimana memfasilitasi kegiatan menstruasi. Seiring dengan meningkatnya
status gizi, maka peserta didik perempuan di sekolah dasar sudah mengalami
menstruasi. Kelompok ini perlu difasilitasi supaya dapat menjalankan periode
menstruasinya secara nyaman di sekolah, termasuk dengan memberikan
informasi yang tepat dan benar terkait tata laksana atau Manajemen Kebersihan
Menstruasi (MHM).
Di lain pihak, guru dan orang tua juga diharapkan memiliki pemahaman yang baik
dan benar terhadap peserta didik perempuan yang sedang mengalami periode
menstruasi sebagai bagian dari siklus biologis yang wajar.
Dengan terbitnya buku saku āPanduan Manajemen Kebersihan Menstruasi Bagi
Guru dan Orang Tuaā ini, maka dapat menjadi acuan bagi guru dan orang tua dalam
menjalankan MKM di sekolah, sebagai dukungan kepada peserta didik perempuan,
sehingga tidak ada lagi peserta didik perempuan yang enggan pergi ke sekolah
ketika mengalami menstruasi.
Jakarta, Januari 2021
Direktur Sekolah Dasar,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Dra. Sri Wahyuningsih, M.Pd
4. Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) adalah pengelolaan
kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi.
Perempuan harus dapat menggunakan pembalut yang bersih, dapat
diganti sesering mungkin selama periode menstruasi, dan memiliki
akses untuk pembuangannya, serta dapat mengakses toilet, sabun, dan
air untuk membersihkan diri dalam kondisi nyaman dengan privasi yang
terjaga1
.
Toiletsekolah harus berfungsibaik, dengan pintu yangdapatdikuncidari
dalam, dan terpisah antara perempuan dan laki-laki, serta mempunyai
wadah untuk membuang pembalut bekas.
WHO/UNICEF Joint Monitoring Programme. Meeting Report of the JMP Post-2015 Global Monitoring
Working Group on Hygiene. Washington, DC; 2012.
1
Sumber: Plan International Indonesia
2
Apa itu Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)?
5. United Nations. The human right to water and sanitation. Available at: http://www.un.org/
waterforlifedecade/human_right_to_water.shtml
2
McMahon, S.A., et al. (2011). āThe girl with her period is the one t
menstrual management among schoolgirls in rural Kenya. BMC International Health and Human
Rights, 11(1), p. 7.
3
Mason, L., Nyothach, E., Alexander, K., Odhiambo, F.O., Eleveld, A. et al. (2013) āWe Keep It Secret So
No One Should Knowā ā A Qualitative Study to Explore Young Schoolgirls Attitudes and Experiences
with Menstruation in Rural Western Kenya. PLoS ONE 8(11).
4
Fisher, J. (2006). For Her Itās the Big Issue: Putting women at the centre of the water supply,
sanitation and hygiene. W. S. a. S. C. Council, UNICEF.
5
Sommer, M. (2010). Putting menstrual hygiene management on to the school water and sanitation
agenda. Waterlines, 29(4), 268-278.
6
Biran, A., et al. (2012). Background paper on measuring WASH and food hygiene practices -
Hygiene and Tropical Medicine, Dept. of Public Health and Policy: London, UK.
7
Mengelola menstruasi dengan cara yang bermartabat adalah hak
asasi bagi perempuan, baik dewasa maupun anak-anak2
. Banyak anak
perempuan tidak memiliki pemahaman yang tepat bahwa menstruasi
mereka adalah proses biologis yang normal dan mereka justru baru
mengenalnya pada saat menarke alias saat pertama kali seorang anak
perempuan mengalami menstruasi3
. Hal ini diperparah dengan fakta
bahwa anak perempuan sering kesulitan membeli atau mendapatkan
pembalut saat diperlukan4
. Di lingkungan sekolah, siswi perempuan
pun sering hanya bisa mengakses fasilitas sanitasi di waktu-waktu
tertentu atau saat diizinkan oleh guru5
.
Terakhir, perempuan dewasa dan gadis remaja biasanya tidak dilibatkan
dalam pembuatan keputusan dan kebijakan terkait air, sanitasi,
dan fasilitas kebersihan6
. MKM juga penting untuk laki-laki karena
berdampak bagi meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan sistem
reproduksi manusia, meningkatnya keterampilan pola pengasuhan
orang tua, dan mendorong kesetaraan gender. Tidak hanya itu, MKM
juga dapat berkontribusi pada kesejahteraan ekonomi dan partisipasi
pendidikan para anak perempuan, serta anak-anak mereka di masa
mendatang7
.
3
Mengapa MKM Penting?
6. ā¢ Dampak terhadap Kesehatan
Menjaga kebersihan tubuh pada saat menstruasi, dengan mengganti
pembalutsesering mungkindanmembersihkanbagianvaginadansekitarnya
dari darah, akan mencegah perempuan dari penyakit infeksi saluran kencing,
infeksi saluran reproduksi, dan iritasi pada kulit.
ā¢ Dampak terhadap Pendidikan
Penelitian UNICEF di Indonesia pada tahun 2015 menemukan fakta 1 dari
6 anak perempuan terpaksa tidak masuk sekolah selama satu hari atau
lebih, pada saat menstruasi8
. Ketidakhadiran siswi perempuan di sekolah
membuat mereka ketinggalan pelajaran. Ada beberapa alasan mengapa
menstruasi dapat memicu siswi perempuan untuk membolos, seperti nyeri
haid (dismenore), sedangkan sekolah tidak menyediakan obat pereda nyeri,
tidak adanya jamban yang layak di sekolah, tidak tersedianya air untuk
membersihkan diri dan rok yang ternoda darah, tidak tersedianya pembalut
cadangan ketika dibutuhkan, dan tidak tersedianya tempat sampah dan
pembungkus untuk membuang pembalut bekas. Perlakuan siswa laki-laki
yang kadang mengejek juga membuat siswi perempuan enggan ke sekolah.
Tabu dan stigma pun membuat terbatasnya aktivitas siswi perempuan pada
saat menstruasi, misalnya olahraga.
ā¢ Dampak terhadap Partisipasi Sosial
Banyak kepercayaan dan kebiasaan masyarakat yang membuat perempuan
membatasi aktivitasnya. Akibatnya, kaum perempuan kehilangan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial, misalnya larangan
bermain di luar ketika menstruasi.
ā¢ Dampak terhadap Lingkungan
Tidak tersedianya tempat untuk membuang pembalut bekas pakai akan
mendorong siswi perempuan untuk membuangnya di lubang kloset atau
di sembarang tempat di jamban sekolah. Akibatnya, kloset dan jamban
tersumbat, tidak berfungsi, dan kotor sehingga pada akhirnya tidak
digunakan. Penelitian Plan International Indonesia pada tahun 20169
menyebutkan hanya 25% anak perempuan yang diajarkan cara membuang
pembalut secara benar.
Burnett Institute and partners (2015) Menstrual Hygiene Management in Indonesia; Understanding
practices, determinants and impacts among adolescent school girls. UNICEF Indonesia in
collaboration with Burnet Institute, SurveyMETER, WaterAid Australia, Aliansi Remaja Independen.
Feb 2015
8
Plan International Indonesia, Hasil Penelitian Manajemen Kebersihan Menstruasi di Nusa Tenggara
Barat, 2016
9
4
Apa dampaknya jika Kebersihan Menstruasi
tidak dikelola dengan baik?
7. Peran Guru di Lingkungan Sekolah
Perubahan kecil di tingkat sekolah dapat menciptakan lingkungan
yang lebih mendukung bagi siswi perempuan, terutama dengan
memberikan informasi yang benar sebelum mereka mendapatkan
menarke. Beberapa rekomendasi untuk guru dan pengelola
sekolah, antara lain menyampaikan materi kebersihan menstruasi
sebagai bagian dalam pelajaran kesehatan reproduksi di sekolah,
melaksanakan MKM sebagai salah satu kegiatan wajib pada Usaha
Kesehatan Sekolah (UKS), menyediakan jamban yang ramah anak
untuk siswi perempuan, menyediakan pembalut dan obat pereda rasa
nyeri di ruang UKS, dan lain-lain. Guru juga harus memberikan informasi
tentang menstruasi kepada siswa laki-laki supaya mereka dapat
bersikap baik kepada teman perempuan yang sedang menstruasi.
Orang tua, khususnya ibu, merupakan sumber informasi yang
paling banyak dijadikan rujukan oleh anak-anak perempuan terkait
menstruasi, namun orang tua tidak selalu memberikan informasi
yang akurat dan menyeluruh8
. Akibat ketidaktahuan dan kurangnya
informasi yang benar, banyak stigma, mitos, kepercayaan, dan
miskonsepsi terkait menstruasi yang berasal dari orang tua.
Misalnya, larangan kepada anak perempuan untuk makan daging
ketika menstruasi. Hal ini justru dapat meningkatkan risiko kurang
gizi pada anak perempuan. Untuk itu, orang tua diharapkan dapat
menyampaikan informasi kepada anak perempuan secara terbuka
serta berdasarkan data dan fakta. Orang tua juga harus memberikan
informasi tentang menstruasi kepada anak laki-laki, supaya mereka
dapat menghormati perempuan yang sedang menstruasi.
Sumber: SNV Netherlands Development Organisation
5
Sumber: SNV
Peran Guru di Lingkungan Sekolah
Peran Orang Tua di Lingkungan Keluarga
8. Tanya Jawab Manajemen Kebersihan Menstruasi
Perempuan mengalami menstruasi karena ia memiliki sistem reproduksi
yang terdiri atas indung telur, sel telur, tuba fallopi, rahim, serviks (leher
rahim), dan vagina. Ketika perempuan memasuki masa pubertas, yakni
sekitar usia 10-15 tahun, organ-organ ini mulai siap untuk sebuah proses
kehamilan apabila mengalami pembuahan9
.
Mula-mula, hormon estrogen pada tubuh perempuan akan meningkat
dan membuat lapisan rahim tumbuh dan menebal. Lapisan dinding rahim
adalah tempat tertanamnya embrio atau calon janin (bayi) jika kehamilan
terjadi. Pada saat bersamaan ketika lapisan dinding rahim tumbuh, sel telur
di salah satu indung telur(ovarium) mulai matang. Setelah matang, sel telur
akan meninggalkan ovarium dan menuju rahim melalui tuba fallopi. Jika
sel telur ini dibuahi oleh sel sperma pria dan menempel pada dinding rahim,
seorang perempuan akan hamil. Namun jika sel telur yang sudah matang
ini tidak dibuahi, ia akan pecah, kemudian luruh bersama lapisan dinding
rahim yang tadinya menebal dan menjadi tempat berkumpulnya darah.
Plan International Indonesia, Hasil Penelitian Manajemen Kebersihan Menstruasi di Nusa Tenggara
Barat, 2016
9
Tuba Fallopi
Indung Telur
(ovarium)
Fimbria
Rahim (uterus)
Dinding Rahim
(endometrium)
Serviks/leher rahim
(cervix)
Vagina
6
Apa menstruasi itu dan mengapa
perempuan mengalaminya?
SISTEM REPRODUKSI WANITA
9. Pada saat peluruhan ini, darah dan lapisan dinding rahim bersama sel telur
yang tidak dibuahi akan keluar dari tubuh melalui leher rahim kemudian
vagina. Proses inilah yang disebut menstruasi. Karena berhubungan
dengan siklus reproduksi perempuan, maka menstruasi merupakan hal
yang normal dan bukan penyakit. Ini menandakan kondisi perempuan yang
sehat dan tumbuh berkembang10
. Di Indonesia, menstruasi dikenal dengan
berbagai sebutan haid, mens dan datang bulan.
House, S., Mahon, T., & Cavill, S. (2012). Menstrual hygiene matters - A resource for improving
menstrual hygiene around the world. London, UK: WaterAid.
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26 27
28
Hari ke 1-7
Menstruasi
Hari ke 8-11
Lapisan dinding rahim menebal dan
sel telur dalam indung telur mulai
matang
Hari ke 12-15
Ovulasi (sel telur matang
meninggalkan indung telur dan
menuju rahim melalui tuba fallopi)
Hari ke 18-25
Jika tidak dibuahi sperma, sel telur
pecah dan meluruh bersama lapisan
dinding rahim
Hari ke 26-28
Sel telur yang tidak dibuahi dan
lapisan dinding rahim yang meluruh
akan keluar dari tubuh melalui leher
rahim kemudian vagina
Seluruh proses dari matangnya sel telur hingga luruhnya sel telur ketika
tidak dibuahi (tidak terjadi kehamilan) akan berulang setiap bulan. Saat
menstruasi datang tiap bulan secara teratur, ini disebut siklus menstruasi.
Biasanya menstruasi akan berlangsung selama 2-7 hari. Siklus dihitung
dari hari pertama dari satu periode, ke hari pertama periode berikutnya.
Rata-rata siklus menstruasi adalah 28 hari, namun setiap perempuan dapat
mengalami siklus menstruasi bervariasi setiap 21-35 hari.
7
Apakah siklus menstruasi dan berapa
lama menstruasi berlangsung?
10. Perludiingat,situasisetiaporangberbeda.Siklusmenstruasimenyediakan
bahan kimia tubuh yang penting yakni hormon, yang menjaga kondisi
tubuh perempuan tetap sehat. Naik turunnya tingkat hormon selama
sebulan turut mengontrol siklus menstruasi. Selain itu, darah yang keluar
bisa sedikit atau banyak. Umumnya, siklus ini sering tidak teratur selama
satu atau dua tahun pertama menstruasi. Memiliki siklus menstruasi yang
teratur merupakan tanda bahwa bagian penting dari tubuh perempuan
bekerja secara normal.
Menarke adalah istilah yang digunakan pada waktu pertama kali
anak perempuan mengalami menstruasi. Biasanya anak perempuan
mengalaminya pada masa pubertas atau masa remaja, umumnya antara
umur 10 sampai 15 tahun8
. Namun, situasi setiap anak perempuan
berbeda-beda, ada yang mengalami menstruasi lebih cepat, ada pula
yang lebih lambat.
House, S., Mahon, T., & Cavill, S. (2012). Menstrual hygiene matters - A resource for improving
menstrual hygiene around the world. London, UK: WaterAid.
8
Setelah mendapat menstruasi, artinya organ reproduksi perempuan
sudah mulai bekerja dan siap menerima proses kehamilan. Jadi, YA,
anak perempuan yang sudah mengalami menstruasi dapat hamil jika
melakukan hubungan seksual dengan laki-laki pada saat mengalami
ovulasi (matangnya sel telur). Sehingga, informasi yang benar dan
tepat diperlukan para remaja perempuan dan laki-laki untuk mencegah
kehamilan yang tidak diinginkan.
Tidak. Anak laki-laki tidak mengalami menstruasi. Hal ini dikarenakan
fungsi tubuh anak laki-laki berbeda dengan anak perempuan, dan
dan emosional lainnya selama pubertas seperti pertumbuhan rambut,
jakun, dan perubahan suara.
8
Apakah anak laki-laki mengalami menstruasi?
Apakah anak perempuan yang
sudah menstruasi bisa hamil?
Apa itu menarke?
11. Padasaatmengalamimenstruasi,pakailahpembalutuntukmenampung
darah yang keluar dari vagina.
Pembalut sekali pakai adalah pembalut yang tidak dapat digunakan
kembali dan harus dibuang setelah digunakan. Pembalut pakai ulang
terbuat dari kain, bisa dicuci, dan dapat digunakan kembali. Hindari
penggunaan bahan yang bisa menyebabkan infeksi, seperti koran,
dedaunan, tisu, atau kain kotor.
Pembalut sebaiknya diganti setiap 4 sampai 5 jam sekali dan bisa lebih
sering apabila darah keluar banyak. Waktu yang dianjurkan untuk
mengganti pembalut bagi anak perempuan usia sekolah ialah saat
mandi pagi, saat di sekolah, setelah pulang sekolah, saat mandi sore,
dan sebelum tidur. Pembalut harus sering diganti untuk mencegah
infeksi saluran reproduksi, saluran kencing, dan iritasi kulit. Ingat untuk
selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.
Pembalut sekali pakai harus dibuang setelah digunakan. Bungkus
pembalut dengan kertas atau kantung plastik dan masukkan ke
tempat sampah. Jangan membuang pembalut di lubang jamban atau
kloset karena hal ini dapat menyebabkan lubang jamban atau kloset
tersumbat.
9
Apakah yang harus dilakukan saat menstruasi?
Berapa kali dalam sehari pembalut harus diganti?
Bagaimana cara membuang pembalut sekali pakai?
Apakah perbedaan pembalut sekali pakai
dan pembalut pakai ulang?
12. Sebagian anak perempuan tidak mengalami sakit sama sekali ketika
menstruasi. Beberapa merasakan sakit ringan di perut bagian bawah
dan bagian punggung bawah, dan sebagian lagi mengalami rasa sakit
yang mengganggu sehingga perlu meminum obat pereda rasa nyeri.
Rasa sakit semasa menstruasi bukan hal berbahaya dan biasanya tidak
berlangsung lama. Kram disebabkan oleh kontraksi pada otot rahim.
Kontraksi inilah yang mendorong luruhnya lapisan dinding rahim saat
menstruasi9
.
Banyak mitos dan kepercayaan tentang menstruasi yang justru
merugikan kesehatan perempuan. Contohnya, mitos tidak boleh
mencuci rambut ketika menstruasi. Membersihkan diri, termasuk
mencuci rambut, saat menstruasi justru sangat diperlukan dan tidak
dilarang11
. Bahkan, mandi dan keramas setiap hari ketika menstruasi
membantu membuat badan terasa segar serta melindungi tubuh dari
bakteri, infeksi, dan bau. Selain itu, terdapat mitos dilarang memakan
daging ketika menstruasi. Padahal daging dan ikan mengandung
banyak protein dan zat besi yang dibutuhkan perempuan untuk
mengganti sel-sel darah merah yang hilang saat menstruasi. Perbanyak
asupan makanan dengan kandungan gizi dan protein yang tinggi saat
menstruasi, seperti sayuran, ikan, telur, dan daging.
PMS adalah singkatan dari premenstrual syndrome atau gejala-
gejala yang dapat dirasakan tubuh perempuan sebelum mengalami
menstruasi. Tidak semua perempuan mengalami hal ini, tetapi
sebagian besar perempuan mengalami hal ini beberapa hari sebelum
menstruasi. PMS disebabkan oleh perubahan tingkat hormon dalam
tubuh perempuan yang berdampak pada mood atau emosi. Ketika
PMS, beberapa perempuan merasa sedih, sementara yang lain merasa
mudah marah atau marah tanpa alasan yang jelas. Beberapa perempuan
merasa payudaranya mengeras dan sakit. Hal ini wajar dan tidak perlu
dikhawatirkan8
.
House, S., Mahon, T., & Cavill, S. (2012). Menstrual hygiene matters - A resource for improving
menstrual hygiene around the world. London, UK: WaterAid.
8
Plan International Indonesia, Hasil Penelitian Manajemen Kebersihan Menstruasi di Nusa Tenggara
Barat, 2016
9
Majelis Ulama Indonesia, Haid dan Kesehatan Menurut Ajaran Islam, 2016, Lembaga Pemuliaan
Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam (LPLHSDA)-Majelis Ulama Islam
11
10
Apakah menstruasi itu menyakitkan?
Kenapa mitos terkait menstruasi merugikan kesehatan?
Apakah itu PMS?
13. Sumber: Unicef
Ya. Perempuan yang sedang menstruasi dapat beraktivitas normal. Saat
menstruasi, anak perempuan perlu membawa pakaian dalam, pembalut
cadangan, dan kertas atau kantong plastik untuk membungkus
pembalut bekas. Anak perempuan harus didorong agar tidak malu
untuk meminta bantuan teman atau guru di sekolah, apabila mereka
mengalami masalah saat menstruasi.
Laki-laki wajib memberikan dukungan kepada perempuan dalam
mengelola menstruasinya melalui peran mereka sebagai suami, ayah,
saudara, teman sekolah, guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan
penentu kebijakan.
Sebagai orang tua, sangat penting untuk menanamkan nilai ini kepada
anak laki-laki agar menghormati perempuan yang sedang menstruasi
dengan cara tidak menggoda, mengolok-olok, mengejek, merundung
atau bullying.
Lebih dari 90% anak perempuan percaya kepada orang tua dan
guru sebagai sumber informasi. Karenanya, penting bagi guru dan
orang tua untuk memahami informasi mengenai menstruasi dan
dapat mengomunikasikannya pada anak perempuan. Hal ini untuk
mengurangi kecemasan anak perempuan dan menyiapkan mereka
menghadapi menstruasi dengan baik.
11
Kenapa laki-laki perlu mengetahui tentang menstruasi?
Apakah anak perempuan yang sedang menstruasi
bisa melakukan aktivitas seperti biasa di sekolak?
Bagaimana peran guru dan orang tua?
14. Selain berperan sebagai sumber informasi bagi anak perempuan di se-
kolah, guru juga dapat mendorong pihak sekolah dan komite sekolah
dalam memastikan lingkungan sekolah yang sensitif pada isu MKM.
Beberapa peran yang dapat dilakukan bersama antara guru dan pihak
sekolah antara lain:
ā¢
ā¢
ā¢
Menyediakan informasi kebersihan menstruasi dalam berbagai
bentuk materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Sekolah
dapat menyediakan tulisan sederhana yang informatif di jamban siswi
perempuan, seperti, āGanti pembalut setiap 3-4 jam sekaliā, āJangan
membuang pembalut di klosetā, āJaga kebersihan ketika menstruasiā,
āCuci tangan setelah mengganti pembalutā.
Sekolah menyediakan sarana pendukung kenyamanan siswi
perempuan, misalnya gantungan pakaian, tempat sampah tertutup,
cermin, dan air mengalir di jamban khusus perempuan.
Sekolah menyediakan pembalut cadangan dan obat pereda nyeri di
ruang UKS. Khusus untuk pembalut cadangan, pengelola sekolah
bisa juga meletakkannya di jamban siswi perempuan. Hal ini untuk
meningkatkan kenyamanan siswi perempuan dalam memanfaatkan
pembalut cadangan tersebut.
min
2 meter
min
1 meter
Pihak sekolah perlu mendorong ketersediaan fasilitas
jamban yang ramah MKM untuk meningkatkan kenyamanan
siswi perempuan saat mengalami menstruasi.
Minimum luas
jamban 2 m2
atau
sesuai kebutuhan
Jamban dilindungi atap
dan penerangan untuk
menjamin privasi dan
keamanan
Pintu dapat dikunci dan
dilengkapi gantungan
pakaian
Tersedia tempat
sampah tertutup
Dilengkapi cermin dan
kotak pembalut cadangan
Dilengkapi materi
informatif terkait MKM
Berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan No. 24 Tahun 2007
tentang Standar Sarana &
Prasarana Sekolah & Madrasah
Tersedia air bersih
yang mengalir di
wadah yang mudah
dibersihkan
Dilengkapi
sabun untuk
mencuci tangan
Memiliki kloset
dengan leher angsa
yang terhubung ke
tangki septik Jamban memiliki
dinding dan lantai
yang mudah
dibersihkan
Tangki septik
kedap air
Rekomendasi Jamban Sekolah Ramah MKM
Minimum luas
jamban 2 m2
atau
sesuai kebutuhan
16. Panduan ini disusun oleh :
Tentang Panduan Ini
Panduan ini disusun dengan format tanya jawab sederhana
untuk melengkapi guru dan orang tua dengan pengetahuan
yang benar terkait Manajemen Kebersihan Menstruasi.
Panduan ini diharapkan dapat menjadi rujukan praktis bagi
guru dan orang tua untuk menjelaskan informasi tentang
menstruasi kepada anak perempuan baik
di sekolah maupun di rumah.