1. PANCASILA By : Dira, Nasywaa, Exell,
Akmal, Ammar, dan Shafa
2. PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN
HIDUP BANGSA
Peranan Pancasila sebagai falsafah pandangan hidup bangsa pada
hakikatnya merupakan cerminan nilai-nilai dasar Pancasila.
Pancasila memiliki kekuatan yang mengikat secara hukum pada
seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
serta sebagai pandangan bangsa Indonesia yang berasal dari nilai-
nilai sebagai suatu corak dari kehidupan social budaya yang luhur.
Nilai-nilai luhur tersebut telah mengakar dalam kehidupan warga
negara Indonesia menjadi suatu pegangan untuk mencapai suatu
tujuan kehidupannya sebagai suatu pandangan hidup bangsa.
3. PANCASILA SEBAGAI
DASAR NEGARA
Makna Pancasila Sebagai Dasar Negara
ialah Pancasila berperan sebagai landasan
dan dasar bagi pelaksanaan pemerintahan,
membentukan peraturan, dan mengatur
penyelenggaraan negara.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara :
1. Jiwa bangsa
2. Sumber hukum
3. Kepribadian bangsa
4. Cita-cita bangsa
4. PANCASILA
SEBAGAI
KEPRIBADIAN
BANGSAPancasila sebagai Kepribadian
Bangsa Indonesia adalah
perwujudan dari nilai-nilai
budaya milik bangsa Indonesia
sendiri yang di yakini kebaikan
dan kebenarannya.
Pancasila digali dari budaya
bangsa sendiri yang sudah ada,
tumbuh, dan berkembang
berabad - abad lamanya. Oleh
karena itu, pancasila
adalah Pribadi bangsa Indonesia
itu sendiri. Yang hanya dimiliki
oleh bangsa Indonesia sejak
keberadaannya sebagai sebuah
bangsa.
5. PANCASILA SEBAGAI
PEMERSATU BANGSA
Bangsa Indonesia dengan beraneka ragam
suku agama dan ras memerlukan tali pengikat
untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan
agar tercipta kehidupan yang harmonis di
antara warga masyarakat.
Tali pengikat itu adalah cita-cita, pandangan
hidup yang dianggap ideal, dan sesuai dengan
falsafah bangsa.
Pancasila dianggap sebagai alat pemersatu
karena berisi cita-cita dan gambaran tentang
nilai-nilai ideal yang akan diwujudkan bangsa
ini. Pancasila melandasi semua kehidupan
kenegaraan, berbangsa, dan bermasyarakat,
oleh karena itu fungsi dan kedudukannya
adalah sebagai alat pemersatu bangsa, untuk
menyatukan semua perbedaan yang ada di
Indonesia.
6. PANCASILA SEBAGAI PERJANJIAN
LUHUR RAKYAT
Pancasila sebagai perjanjian luhur
bangsa Indonesia. PPKI yang merupakan
penjelmaan atau wakil-wakil seluruh
rakyat Indonesia yang mengesahkan
perjanjian luhur itu untuk membela
Pancasila untuk selama-lamanya.
Dilihat dari sejarah sebelumnya bangsa
indonesia mempunyai 3 fase sumpah
perjanjian luhur yang diawali :
1. Fase kerajaan ( Majapahit )
2. Zaman pegerakan kemerdekaan (
BPUPKI )
3. Zaman kemerdekaan ( PPKI )
7. PANCASILA
SEBAGAI
IDEOLOGI
BANGSAPancasila merupakan konsep yang dijadikan
pegangan untuk mencapai suatu tujuan
bangsa, dalam kehidupan berbangsa dan
negara
1. Ideologi Persatuan
Fungsi Pancasila sebagai sarana agar bangsa
Indonesia tetap bersatu dan tidak terpecah
belah sangatlah penting
2. Ideologi Terbuka
“Terbuka” yang dimaksud disini bukanlah
mengubah pancasila, namun mengarahkan
penerapan nilai – nilai pancasila menjadi
lebih mapan dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
3. Ideologi pembangunan
pancasila memiliki kemampuan untuk
menjadi ideologi agar bangsa Indonesia
dapat berkembang seutuhnya.
9. SIDANG BPUPKI
Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan
upacara pelantikan dan sekaligus
seremonial pembukaan masa persidangan
BPUPKI yang pertama di gedung "Chuo
Sangi In“, sekarang dikenal dengan
Gedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan
Pejambon 6 – Jakarta
Persidangan di lakukan dari 29 Mei hingga
1 Juni, tujuan persidangan untuk
membahas dasar negara dan bentuk
negara.
11. TOKOH YANG
MEMBERIKAN
PENDAPAT
TENTANG DASAR
NEGARA31 Mei 1945 : Mr. Prof. Dr. Supomo
Rumusan beliau diberi nama: "Dasar
Negara Indonesia Merdeka",
1. Persatuan;
2. Kekeluargaan;
3. Mufakat dan Demokrasi;
4. Musyawarah; dan
5. Keadilan Sosial.
12. TOKOH YANG
MEMBERIKAN
PENDAPAT TENTANG
DASAR NEGARA
1 Juni 1945 : Ir. Soekarno
Rumusan beliau diberi nama :“Pancasila”
1. Kebangsaan Indonesia;
2. Internasionalisme dan Peri
Kemanusiaan;
3. Mufakat atau Demokrasi;
4. Kesejahteraan Sosial; dan
5. Ketuhanan Yang Maha Esa.
1 Juni diperingati sebagai hari kelahiran
pancasila.
13. SEPUTAR PANCASILA
Pancasila masih bisa diperkeras menjadi
Trisila
Trisila yaitu :
1. Sosionasionalisme
2. Sosiodemokrasi
3. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Trisila bisa di perkeras menjadi Ekasila
yaitu “Gotong Royong”
14. SIDANG PANITIA 9
Setelah sidang BPUPKI 1, Soekarno membentuk panitia kecil yaitu panitia 9
Terdiri atas :
1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muhammad Hatta
3. A.A. Maramis
4. Abdul Kahar Muzakir
5. H. Agus Salim
6. K.H. Wahid
7. Achmad Subarjo
8. Raden Abikusno Cokrosuryoso
9. Moh. Yamin
15. TUJUAN DIBENTUKNYA PANITIA 9
Yaitu untuk mendiskusikan tentang
1. UUD ( Diketuai oleh Soekarno )
2. Pembelaan Tanah Air ( Diketuai oleh R. Abikusno Cokrosuryoso )
3. Keuangan dan Ekonomi ( Moh. Hatta )
Ir. Soekarno membentuk UUD dengan 7 anggota lainnya.
Pada tanggal 14 juli 1945, dilaporkannya UUD oleh Soekarno di
BPUPKI.
16. SIDANG PPKI
Sidang pertama dilakukan di gedung
Kesenian Jakarta. Dan menghasilkan :
1. Mengesahkan UUD dan Pancasila
sebagai dasar negara.
2. Memilih Soekarno sebagai presiden
dan Moh. Hatta sebagai wakilnya.
3. Membentuk Komite Nasional
Indonesia Pusat ( KNIP ) yang akan
membantu presiden.
Di sidang kedua :
Membentuk 12 Departmen dan
anggotanya serta 8 gubernur sesuai
provinsinya.
Di sidang ke tiga :
Berdirinya 3 badan baru yaitu, KNIP,
PNI ( Partai Nasional Indonesia ) dan
BKR ( Badan Keamanan Rakyat )
17. DIMENSI NILAI-
NILAI
PANCASILA
1. Nilai Dasar Pancasila yang Abadi
Nilai dasar yaitu hakikat kelima sila
Pancasila, yaitu ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Nilai dasar tersebut
merupakan esensi dari sila-sila
Pancasila yang sifatnya universal
2. Nilai Instrumental yang Berkembang
Dinamis
Nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945
memerlukan penjabaran lebih lanjut
sebagai arahan untuk kehidupan
nyata. Penjabaran lebih lanjut ini kita
namakan nilai instrumental.
3. Nilai Praksis
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-
nilai instrumental dalam bentuk
pengalaman yang bersifat nyata dalam
kehidupan sehari-hari, dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara