SlideShare a Scribd company logo
PAJAK PPEENNGGHHAASSIILLAANN PPAASSAALL 2266 
AAnniiffaahh 113300442222660055229944 
FFaallaannnnii FFiirryyaall FFaawwwwaazz 113300442222661122550011 
IIrrmmaa FFiibbrriiaannaa 113300442222661122449922 
LLiittaaffiiyyaannnnaa AAllcchhuussnnaa 113300442222660055229966 
PPuuttrrii IInnddaahh NNuurrssaarrii113300442222661111554477
PPeennddaahhuulluuaann 
PPaajjaakk PPeenngghhaassiillaann PPaassaall 2266 mmeennggaattuurr 
tteennttaanngg ppeemmoottoonnggaann aattaass ppeenngghhaassiillaann 
yyaanngg ddiitteerriimmaa aattaauu ddiippeerroolleehh WWaajjiibb PPaajjaakk 
lluuaarr nneeggeerrii sseellaaiinn bbeennttuukk uussaahhaa tteettaapp ddii 
IInnddoonneessiiaa..
Pemotong PPh Pasal 26 
 Badan Pemerintah 
 Subjek Pajak Badan dalam 
negeri 
 Penyelenggara kegiatan 
 Bentuk Usaha Tetap (BUT) 
 Perwakilan Perusahaan Luar 
Negeri Lainnya 
Pihak Yang Dipotong 
PPh Pasal 26 
Wajib Pajak luar negeri 
selain Bentuk Usaha 
Tetap
Penghasilan Yang 
Dipotong PPh Pasal 26 
 dividen; 
 bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan 
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang; 
 royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan 
penggunaan hartai; 
 imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan; 
 hadiah dan penghargaan; 
 pensiun dan pembayaran berkala lainnya; 
 premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau 
 keuntungan karena pembebasan utang
TARIF & PENGHITUNGAN PPh PASAL 26 
Tarif yang dikenakan adalah 20% untuk setiap jenis penghasilan yang 
dikenakan PPh Pasal 26 atau sesuai dengan Persetujuan 
Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antar negara atau tax treaty. 
Tarif 20% dikenakan dari dasar pengenaan pajak, dengan ketentuan 
sbb: 
1. Tarif 20% dari penghasilan bruto 
2. Tarif 20% dari penghasilan neto 
3. Tarif 20% dari penghasilan kena pajak setelah dikurangi PPh.
PENGHITUNGAN PPH Pasal 26 
PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan bruto 
1. Penghitungan tersebut diterapkan untuk penghasilan yang bersumber 
dari modal dalam bentuk: 
a. Dividen 
b. Bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap, dan imbalan karena 
jaminan pengembalian utang 
c. Royalti, sewa, dan penghasilan sehubungan dengan penggunaaan harta 
d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan 
e. Hadiah dan penghargaan 
f. Pensiun dan pembayaran lainnya.
PENGHITUNGAN PPH Pasal 26 
PPH Pasal 26 = 20% x Penghasilan neto 
2. Penghasilan neto = Perkiraan penghasilan neto x Penghasilan bruto 
Penghitungan tersebut diterapkan untuk : 
a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia 
b. Premi asuransi dan reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan 
asuransi luar negeri. 
PPh Pasal 26 = 20% x (PKP – PPh terutang) 
3. Penghitungan tersebut diterapkan pada BUT di Indonesia. Jika 
penghasilan setelah dikurangi pajak tersebut ditanamkan kembali di 
Indonesia, atas penghasilan tersebut tidak dipotong PPh Pasal 26.
Sifat 
Pemotongan/Pemungutan, 
Penyetoran, dan Pelaporan 
PPh Pasal 26
PPh 26 bersifat final, tetapi atas penghasilan 
berikut tidak bersifat final: 
1. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan 
barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan 
yang dijalankan atau yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap di 
Indonesia. 
2. Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 26 yang diterima atau 
diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif 
antara BUT dengan harta atau kegiatan yang memberikan 
penghasilan yang dimaksud. 
3. Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi atau badan luar negeri 
yang berubah status menjadi Wajib Pajak dalam negeri atau 
bentuk usaha tetap.
Penyetoran dan Pelaporan 
PPh Pasal 26 
Penghasilan yang terutang Pajak Penghasilan Pasal 26 
pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau 
terutangnya penghasilan yang bersangkutan, yaitu: 
Penghasilan yang bersumber dari pembayaran berkala, 
dari penjualan harta di Indonesia, dan premi asuransi 
dan reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan 
asuransi luar negeri.
Ketentuan yang berkaitan dengan penyetoran dan 
pelaporan PPh Pasal 26 
1. PPh Pasal 26 yang telah dipotong harus disetorkan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan 
takwim berikutnya setelah bulan saat terutangya pajak/ masa pajak berakhir. 
2. Pemotong PPh Pasal 26 diwajibkan untuk menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya 20 
hari setelah masa pajak berakhir 
3. Pemotong PPh Pasal 26 harus memberikan tanda bukti pemotongan PPh Pasal 26 setiap 
melakukan pemotongan atau pemungutan kepada orang pribadi atau badan yang dibebani 
membayar Pajak Penghasilan yang dipotong. 
4. Pemotongan PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa Penghasilan Kena Pajak sesudah 
dikurangi pajak dari semua bentuk usaha tetap di Indonesia, terutang dan harus dibayar lunas 
selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak 
berakhir, sebelum SPT Tahunan disampaikan . Namun apabila bentuk usaha tetap tersebut 
meminta perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan, pemotongan PPh Pasal 26 
didasarkan pada penghitungan sementara, terutang dan harus dibayar lunas pada saat surat 
permohonan perpanjangan disampaikan, akan tetapi tidak melampaui tanggal 25 bulan ke-3 
setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir. 
5. Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan, pembayaran, atau penyetoran pajak bertepatan 
dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan, pembayaran, 
penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. 
6. Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain dianggap sah apabila telah divalidasi 
dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN).
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak 
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak 
Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak 
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 26 
NOMOR : ……………………………………… (2) 
N P W P : - - - - - (3) 
Nama Wajib Pajak : 
Alamat : 
……………………………………………………………………………… 
……………………………………………………………………………… 
Dividen 
Bunga 
Royalti 
Sewa dan Penghasilan lain 
sehubungan dengan penggunaan 
harta selain penghasilan atas 
pengalihan tanah dan atau 
bangunan 
Imbalan sehubungan dengan 
jasa, pekerjaan, dan kegiatan 
Hadiah dan penghargaan 
Pensiun dan pembayaran 
berkala 
Penjualan harta di Indonesia 
Premi asuransi / reasuransi 
Penghasilan Kena Pajak BUT 
sesudah dikurangi pajak 
1. 
2. 
3. 
4. 
Terbilang : 
Penghasilan Tarif 
Bruto Neto 
(2) (4) (5) 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
……% 
……% 
……% 
……% 
……% 
……% 
……% 
……% 
……% 
Perkiraan 
Penghasilan 
……% 
……% 
………………………………………………………………………………………………………………… 
Pemotong Pajak (5) 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Perhatian : 
Bukti Pemotongan ini dianggap sah : - - - - - 
apabila diisi dengan lengkap dan benar. : 
Tanda tangan, nama dan cap 
F.1.1.33.08 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
Rp. ………………………. 
…………………., ……………………. 20 ……. (4) 
......................................................... (6) 
Uraian 
(1) 
PPh yang dipotong 
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 
KANTOR PELAYANAN PAJAK 
……………………………………...…………. (1) 
Jumlah 
(3) 
6. 
……% 
N P W P 
JUMLAH 
5. 
7. 
……N… a… m… a………………………………………………………………………… 
8. 
9. 
10.
Contoh Kasus 
Pada tanggal 1 Maret 2013, Mr. Fransisco (seorang warga negara 
Prancis dan mempunyai NPWP) ditunjuk sebagai presiden direktur 
PT. MNX, Tbk. (sebuah perusahaan multinasional yang bergerak 
dibidang consumer goods) dengan gaji sebesar $ 7.000 per bulan. 
Mr. Fransisco masih menjabat sebagai anggota direksi di 
perusahaan induk yang ada di Prancis sehingga tidak menetap di 
Indonesia dan hanya datang ke Indonesia untuk supervisi maupun 
rapat dengan jajaran direksi laninnya. 
Berdasarkan data dari kantor imigrasi, selama tahun 2013 Mr. 
Fransisco berada di Indonesia selama 84 hari. Gaji Mr. Fransisco 
dibayarkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya dengan nilai kurs dollar 
mengacu pada kurs bedasarkan KepMen yang berlaku. 
Bagaimana kewajiban pemotongan PPh yang harus dilakukan PT. 
MNX, Tbk. atas gaji bulan maret 2013 yang dibayarkan pada tanggal 
1 April 2013?
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
ARIEF DJUNAEDI
 
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Bbe Mee
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
Naila Karima
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
Sunarto Saputra
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatan
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatanKebijakan dan sistem akuntansi pendapatan
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatan
Nadia Amelia
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
puspa
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
karomah95
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
sellyhood
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
SitiNurza
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Fair Nurfachrizi
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23
Asep suryadi
 
AK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptx
AK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptxAK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptx
AK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptx
IrfanJayaKusumah
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Lutfi Ardhani
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
Membangun city
 
Kso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiran
Kso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiranKso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiran
Kso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiran
Futurum2
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungut
Asep suryadi
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Rizky Ariestiyansyah
 

What's hot (20)

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAIPAJAK PERTAMBAHAN NILAI
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
 
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun BerjalanPerhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
Perhitungan Pajak Pada Akhir Tahun Berjalan
 
Slide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadiSlide pph orang pribadi
Slide pph orang pribadi
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
 
Pph badan
Pph badanPph badan
Pph badan
 
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatan
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatanKebijakan dan sistem akuntansi pendapatan
Kebijakan dan sistem akuntansi pendapatan
 
Tax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPNTax Planning atas PPN
Tax Planning atas PPN
 
PPN Faktur Pajak
PPN   Faktur PajakPPN   Faktur Pajak
PPN Faktur Pajak
 
Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
 
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptxREKONSILIASI FISKAL (1).pptx
REKONSILIASI FISKAL (1).pptx
 
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran PajakPengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
 
penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23 penjelasan Pph pasal 23
penjelasan Pph pasal 23
 
AK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptx
AK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptxAK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptx
AK2-Pertemuan-8-Laporan-Arus-Kas.pptx
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
 
PPh Pasal 25
PPh Pasal 25PPh Pasal 25
PPh Pasal 25
 
Kso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiran
Kso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiranKso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiran
Kso jo aspek perpajakan suatu catatan pemikiran
 
akuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungutakuntasi PPH potong pungut
akuntasi PPH potong pungut
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 

Viewers also liked

Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Futurum2
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23eryeryey
 
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23Trisna Wahyuni
 
Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22
Dede Azis Nagara
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
alarif-aholic
 

Viewers also liked (6)

PPh Pasal 22
PPh Pasal 22PPh Pasal 22
PPh Pasal 22
 
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetapSurplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
Surplus revaluasi atau penilaian kembali aset tetap
 
PPH Pasal 23
PPH Pasal 23PPH Pasal 23
PPH Pasal 23
 
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
Perhitungan, pemotongan, dan pelaporan pph pasal 23
 
Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22Presentasi PPh pasal 22
Presentasi PPh pasal 22
 
Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21Slide presentasi PPh pasal 21
Slide presentasi PPh pasal 21
 

Similar to Pajak Penghasilan Pasal 26

Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Sidik Abdullah
 
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.pptPERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
AdeSetiawan76481
 
PPh 26.pdf
PPh 26.pdfPPh 26.pdf
Group 9 perpajakan
Group 9 perpajakanGroup 9 perpajakan
Group 9 perpajakanhaningtia
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx
borang3b
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
IputuEka
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalSidik Abdullah
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
Riki Ardoni
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
IputuEka
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
AndrePoda1
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
noval dwi ridzkiana
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
Riki Ardoni
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
roma rizki wanda siregar
 
Tugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajakTugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajak
roma rizki wanda siregar
 
PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptx
PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptxPPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptx
PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptx
juliacristy07
 
Penyuluhan PP 46 september 2013
Penyuluhan PP 46 september 2013Penyuluhan PP 46 september 2013
Penyuluhan PP 46 september 2013
Tobagus Makmun
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
muh wilyam
 
2016 ak2a kelompok2_pphpasal24
2016 ak2a kelompok2_pphpasal242016 ak2a kelompok2_pphpasal24
2016 ak2a kelompok2_pphpasal24
Kartika Dwi Rachmawati
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23
Renhard Harve
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
Icha Icha
 

Similar to Pajak Penghasilan Pasal 26 (20)

Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
Bab 6 pajak penghasilan pasal 23 & 26
 
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.pptPERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
PERTEMUAN 4-pasal-23.ppt
 
PPh 26.pdf
PPh 26.pdfPPh 26.pdf
PPh 26.pdf
 
Group 9 perpajakan
Group 9 perpajakanGroup 9 perpajakan
Group 9 perpajakan
 
6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx6. PPH 23.pptx
6. PPH 23.pptx
 
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptxpph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
pph26-220907180602-daa3750b (1).pptx
 
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisalBab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
Bab 7 pajak penghasilan pasal 25 fisal
 
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki ArdoniPPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
PPh Pasal 26 - Pengertian, Subjek, Objek, Tarif dan Perhitungannya - Riki Ardoni
 
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
3.-PPh-Pasal-23-4-2-dan-26 (2).ppt
 
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptxkelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
kelompok 3_PPh Pasal 23.pptx
 
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMIakutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
akutansi pajak, Noval Dwi Ridzkiana, Suryanih, Institut STIAMI
 
Kredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoniKredit Pajak - Riki ardoni
Kredit Pajak - Riki ardoni
 
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
Akuntansi, PPh Pasal 4 ayat 2 dan PPh pasal 23, Roma Rizki Wanda Siregar, Sur...
 
Tugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajakTugas akuntansi pajak
Tugas akuntansi pajak
 
PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptx
PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptxPPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptx
PPT-MN3_KELOMPOK 3_PPhhhhhhhhhhh 23.pptx
 
Penyuluhan PP 46 september 2013
Penyuluhan PP 46 september 2013Penyuluhan PP 46 september 2013
Penyuluhan PP 46 september 2013
 
pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26pph pasal 24 25 dan 26
pph pasal 24 25 dan 26
 
2016 ak2a kelompok2_pphpasal24
2016 ak2a kelompok2_pphpasal242016 ak2a kelompok2_pphpasal24
2016 ak2a kelompok2_pphpasal24
 
Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23Pajak penghasilan pasal 23
Pajak penghasilan pasal 23
 
Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26Pph 21 dan atau 26
Pph 21 dan atau 26
 

More from Falanni Firyal Fawwaz

MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
Falanni Firyal Fawwaz
 
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONALSofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONALRoma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONALSufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONALSyafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONALSularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALSyafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONALTriyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONALUzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONALUzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Waqf JURNAL INTERNASIONAL
Waqf JURNAL INTERNASIONALWaqf JURNAL INTERNASIONAL
Waqf JURNAL INTERNASIONAL
Falanni Firyal Fawwaz
 
Yusdani 2010
Yusdani 2010Yusdani 2010
Yusdani 2010
Falanni Firyal Fawwaz
 
Zulkipli l-2009
Zulkipli l-2009Zulkipli l-2009
Zulkipli l-2009
Falanni Firyal Fawwaz
 
Zuly q-2008
Zuly q-2008Zuly q-2008
Soya s-2010
Soya s-2010Soya s-2010
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
Falanni Firyal Fawwaz
 
Audit akuntansi biaya
Audit akuntansi biayaAudit akuntansi biaya
Audit akuntansi biaya
Falanni Firyal Fawwaz
 
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Falanni Firyal Fawwaz
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Falanni Firyal Fawwaz
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Falanni Firyal Fawwaz
 

More from Falanni Firyal Fawwaz (20)

MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
MANAJEMEN KEUANGAN - Capital Structure Decisions of Manufacturing Firm’s in D...
 
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONALSofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Sofwan j-2003 JURNAL INTERNASIONAL
 
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONALRoma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Roma u-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONALSufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Sufriadi 2007 JURNAL INTERNASIONAL
 
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONALSyafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
Syafiq m-h-achmad-s-2002 JURNAL INTERNASIONAL
 
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONALSularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Sularno m-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONALSyafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
Syafrudin a-2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONALTriyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
Triyuwono i-2003 JURNAL INTERNASIONAL
 
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONALUzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2007 JURNAL INTERNASIONAL
 
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONALUzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
Uzaifah 2010 JURNAL INTERNASIONAL
 
Waqf JURNAL INTERNASIONAL
Waqf JURNAL INTERNASIONALWaqf JURNAL INTERNASIONAL
Waqf JURNAL INTERNASIONAL
 
Yusdani 2010
Yusdani 2010Yusdani 2010
Yusdani 2010
 
Zulkipli l-2009
Zulkipli l-2009Zulkipli l-2009
Zulkipli l-2009
 
Zuly q-2008
Zuly q-2008Zuly q-2008
Zuly q-2008
 
Soya s-2010
Soya s-2010Soya s-2010
Soya s-2010
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Audit akuntansi biaya
Audit akuntansi biayaAudit akuntansi biaya
Audit akuntansi biaya
 
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
Likuidasi bertahap - soal akuntansi keuangan lanjut 1
 
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
Pembentukan persekutuan AKUNTANSI KEUANGAN LANJUT 1
 
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan -  Forecasting - Manajemen OperasionalPeramalan -  Forecasting - Manajemen Operasional
Peramalan - Forecasting - Manajemen Operasional
 

Recently uploaded

460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
tikasianturi1410
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
IGNATIUSOKIDEWABRATA
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
MohammadAthianManan
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 

Recently uploaded (17)

460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptxPPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
PPT METODE PENELITIAN YEFTIKA MUTIARA SIANTURI .pptx
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdfMATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
MATERI-1-BIMTEK KURIKULUM 2024-PTV-LENGKAP - PESERTA-REVISI-MALANG-MEI 2024.pdf
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuanganMakalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
Makalah Kelompok 2 mengenai materi manajemen keuangan
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 

Pajak Penghasilan Pasal 26

  • 1. PAJAK PPEENNGGHHAASSIILLAANN PPAASSAALL 2266 AAnniiffaahh 113300442222660055229944 FFaallaannnnii FFiirryyaall FFaawwwwaazz 113300442222661122550011 IIrrmmaa FFiibbrriiaannaa 113300442222661122449922 LLiittaaffiiyyaannnnaa AAllcchhuussnnaa 113300442222660055229966 PPuuttrrii IInnddaahh NNuurrssaarrii113300442222661111554477
  • 2. PPeennddaahhuulluuaann PPaajjaakk PPeenngghhaassiillaann PPaassaall 2266 mmeennggaattuurr tteennttaanngg ppeemmoottoonnggaann aattaass ppeenngghhaassiillaann yyaanngg ddiitteerriimmaa aattaauu ddiippeerroolleehh WWaajjiibb PPaajjaakk lluuaarr nneeggeerrii sseellaaiinn bbeennttuukk uussaahhaa tteettaapp ddii IInnddoonneessiiaa..
  • 3. Pemotong PPh Pasal 26  Badan Pemerintah  Subjek Pajak Badan dalam negeri  Penyelenggara kegiatan  Bentuk Usaha Tetap (BUT)  Perwakilan Perusahaan Luar Negeri Lainnya Pihak Yang Dipotong PPh Pasal 26 Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap
  • 4. Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 26  dividen;  bunga, termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian utang;  royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan hartai;  imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan;  hadiah dan penghargaan;  pensiun dan pembayaran berkala lainnya;  premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya; dan/atau  keuntungan karena pembebasan utang
  • 5.
  • 6. TARIF & PENGHITUNGAN PPh PASAL 26 Tarif yang dikenakan adalah 20% untuk setiap jenis penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 26 atau sesuai dengan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antar negara atau tax treaty. Tarif 20% dikenakan dari dasar pengenaan pajak, dengan ketentuan sbb: 1. Tarif 20% dari penghasilan bruto 2. Tarif 20% dari penghasilan neto 3. Tarif 20% dari penghasilan kena pajak setelah dikurangi PPh.
  • 7. PENGHITUNGAN PPH Pasal 26 PPh Pasal 26 = 20% x Penghasilan bruto 1. Penghitungan tersebut diterapkan untuk penghasilan yang bersumber dari modal dalam bentuk: a. Dividen b. Bunga, termasuk premium, diskonto, premi swap, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang c. Royalti, sewa, dan penghasilan sehubungan dengan penggunaaan harta d. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan e. Hadiah dan penghargaan f. Pensiun dan pembayaran lainnya.
  • 8. PENGHITUNGAN PPH Pasal 26 PPH Pasal 26 = 20% x Penghasilan neto 2. Penghasilan neto = Perkiraan penghasilan neto x Penghasilan bruto Penghitungan tersebut diterapkan untuk : a. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia b. Premi asuransi dan reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri. PPh Pasal 26 = 20% x (PKP – PPh terutang) 3. Penghitungan tersebut diterapkan pada BUT di Indonesia. Jika penghasilan setelah dikurangi pajak tersebut ditanamkan kembali di Indonesia, atas penghasilan tersebut tidak dipotong PPh Pasal 26.
  • 9. Sifat Pemotongan/Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporan PPh Pasal 26
  • 10. PPh 26 bersifat final, tetapi atas penghasilan berikut tidak bersifat final: 1. Penghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap di Indonesia. 2. Penghasilan yang dikenakan PPh Pasal 26 yang diterima atau diperoleh kantor pusat, sepanjang terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan yang memberikan penghasilan yang dimaksud. 3. Penghasilan Wajib Pajak orang pribadi atau badan luar negeri yang berubah status menjadi Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap.
  • 11. Penyetoran dan Pelaporan PPh Pasal 26 Penghasilan yang terutang Pajak Penghasilan Pasal 26 pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau terutangnya penghasilan yang bersangkutan, yaitu: Penghasilan yang bersumber dari pembayaran berkala, dari penjualan harta di Indonesia, dan premi asuransi dan reasuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.
  • 12. Ketentuan yang berkaitan dengan penyetoran dan pelaporan PPh Pasal 26 1. PPh Pasal 26 yang telah dipotong harus disetorkan selambat-lambatnya tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangya pajak/ masa pajak berakhir. 2. Pemotong PPh Pasal 26 diwajibkan untuk menyampaikan SPT Masa selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir 3. Pemotong PPh Pasal 26 harus memberikan tanda bukti pemotongan PPh Pasal 26 setiap melakukan pemotongan atau pemungutan kepada orang pribadi atau badan yang dibebani membayar Pajak Penghasilan yang dipotong. 4. Pemotongan PPh Pasal 26 atas penghasilan berupa Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari semua bentuk usaha tetap di Indonesia, terutang dan harus dibayar lunas selambat-lambatnya tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir, sebelum SPT Tahunan disampaikan . Namun apabila bentuk usaha tetap tersebut meminta perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan, pemotongan PPh Pasal 26 didasarkan pada penghitungan sementara, terutang dan harus dibayar lunas pada saat surat permohonan perpanjangan disampaikan, akan tetapi tidak melampaui tanggal 25 bulan ke-3 setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir. 5. Apabila tanggal jatuh tempo pelaporan, pembayaran, atau penyetoran pajak bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari libur nasional, pelaporan, pembayaran, penyetoran pajak dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya. 6. Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain dianggap sah apabila telah divalidasi dengan Nomor Transaksi Penerimaan Pajak (NTPN).
  • 13. Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak Lembar ke-3 untuk : Pemotong Pajak BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 26 NOMOR : ……………………………………… (2) N P W P : - - - - - (3) Nama Wajib Pajak : Alamat : ……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………… Dividen Bunga Royalti Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta selain penghasilan atas pengalihan tanah dan atau bangunan Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan Hadiah dan penghargaan Pensiun dan pembayaran berkala Penjualan harta di Indonesia Premi asuransi / reasuransi Penghasilan Kena Pajak BUT sesudah dikurangi pajak 1. 2. 3. 4. Terbilang : Penghasilan Tarif Bruto Neto (2) (4) (5) Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. ……% ……% ……% ……% ……% ……% ……% ……% ……% Perkiraan Penghasilan ……% ……% ………………………………………………………………………………………………………………… Pemotong Pajak (5) Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Perhatian : Bukti Pemotongan ini dianggap sah : - - - - - apabila diisi dengan lengkap dan benar. : Tanda tangan, nama dan cap F.1.1.33.08 Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. Rp. ………………………. …………………., ……………………. 20 ……. (4) ......................................................... (6) Uraian (1) PPh yang dipotong DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR PELAYANAN PAJAK ……………………………………...…………. (1) Jumlah (3) 6. ……% N P W P JUMLAH 5. 7. ……N… a… m… a………………………………………………………………………… 8. 9. 10.
  • 14. Contoh Kasus Pada tanggal 1 Maret 2013, Mr. Fransisco (seorang warga negara Prancis dan mempunyai NPWP) ditunjuk sebagai presiden direktur PT. MNX, Tbk. (sebuah perusahaan multinasional yang bergerak dibidang consumer goods) dengan gaji sebesar $ 7.000 per bulan. Mr. Fransisco masih menjabat sebagai anggota direksi di perusahaan induk yang ada di Prancis sehingga tidak menetap di Indonesia dan hanya datang ke Indonesia untuk supervisi maupun rapat dengan jajaran direksi laninnya. Berdasarkan data dari kantor imigrasi, selama tahun 2013 Mr. Fransisco berada di Indonesia selama 84 hari. Gaji Mr. Fransisco dibayarkan setiap tanggal 1 bulan berikutnya dengan nilai kurs dollar mengacu pada kurs bedasarkan KepMen yang berlaku. Bagaimana kewajiban pemotongan PPh yang harus dilakukan PT. MNX, Tbk. atas gaji bulan maret 2013 yang dibayarkan pada tanggal 1 April 2013?