SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Download to read offline
TEUKU ARRIESSA SUKHAIRI
05050001
OLEH
COMPANY PROFILE
 PT. AERO NUSANTARA INDONESIA MERUPAKAN SALAH
SATU PERUSAHAAN YANG BERGERAK DALAM BIDANG
PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PESAWAT TERBANG.
 BEROPERASI MULAI TAHUN 2001 DENGAN DIKELUARKAN
SURAT IJIN DARI DEREKTORAT JENDRAL PERHUBUNGAN
UDARA 145/48900.
 LOKASI HANGAR BERADA DI FASILITAS HANGAR
KALIBRASI BANDARA BUDIARTO CURUG, TANGERANG
 PT. AERO NUSANTARA INDONESIA TELAH DIAKUI OLEH
FAA SEHINGGA DENGAN DEMIKIAN MEMPERLENGKAP
DIRI UNTUK SERVICE PESAWAT BERTARAF
INTERNASIONAL MAUPUN DOMESTIK.
PT. AERO NUSANTARA INDONESIA
CUSTOMER
 KARTIKA AIR
 SRIWIJAYA AIR
 XPRESS AIR
 ASIAN SPIRIT
 Total perawatan pesawat terbang:
 Boeing 737-200 : 19 buah
 Seri MD 80 : 1 buah
Pengertian Operasional Dan
Fungsional Check
 Operasioal check adalah pengoperasian dari suatu
sistem atau komponen dengan tujuan untuk
menentukan apakah beroperasi dengan normal.
 Fungsional check adalah suatu pegujian dimana sistem
yang lengkap, sub - sistem, atau komponen
dioperasikan dengan tujuan untuk menentukan
semua parameter yang beroperasi seperti limit dari
pergerakan, rate of flow, temperature, pressure, dan
lain - lain sama dengan yang ditentukan oleh
manufaktur.
Maksud Dan Tujuan Operasional
Dan Fungsional Check
 Untuk mengetahui bekerja tidaknya suatu bidang kemudi.
 Untuk mengetahui apakah indicator serta parameter-
parameter bekerja sesuai dengan semestinya dan
fungsinya dalam hal ini berpacu pada maintenance
manual.
 Untuk mengetahui apakah sistem operasional sudah
berjalan dengan fungsinya dalam hal ini berpacu pada
maintenance manual.
 Untuk mengetahui limitasi dari gerakan bidang kemudi.
 Untuk mengatur limitasi yang telah ditentukan
manufaktur.
Sistem Hydraulic
 Boeing 737 dilengkapi dengan 3
independen Sistem Hydraulic, Yaitu :
 Sistem A
 Sistem B
 Standby sistem
 Masing – masing sistem memiliki
reservoir. Ke 3 reservoir dari sistem
hydraulic terdapat di main gear well
area
 Pressure pada sistem “A” di berikan
oleh Engine Driven Pump pada masing
– masing engine
 2 Electric pump memberikan Pressure
pada sistem “B” atau biasa disebut
EMDP ( Electrical Motor Driven Pump )
 Stanby sistem menerima pressure dari
1 Electric Motor Driven Hydraulic Pump
 Ke 3 reservoir saling berhubungan.
System A System B
Standby
System
System A System B
Standby
System
MMM
A
INBD FLIGHT
SPOILERS
GROUND
SPOILERS
TRAILING
EDGE FLAPS
LANDING
GEAR
NOSE WHEEL
STEERING
ELEVATORS
AILERONS
RUDDER
B
MM
INBD BRAKES
(MANUAL)
OUTBD FLIGHT
SPOILERS
OUTBD BRAKES
(MANUAL)
LE
DEVICES
STBY
M
THRUST
REVERSERS
 Ini adalah sebuah diagram hydraulic
sistem yang komplit.
Komponen – Komponen Flight
Control Pada Tail Section
Rudder
Horizontal
Stabilizer
Elevator
 Elevator dipasangkan di trailing edge horizontal stabilizer ( Tail
plane ) berfungsi untuk mengendalikan pesawat pada sumbu
lateral gerakan yang dihasilkan pitching. Digerakkan dengan
stick control / control column kearah depan / belakang. Jika
stick kedepan maka elevator akan bergerak down dan pesawat
nose down.
 Rudder dipasangkan di trailing edge fin ( vertical stabilizer )
berfungsi untuk mengendalikan pesawat pada sumbu vertical,
gerakan yang dihasilkan yawing. Digerakkan dengan pedal
rudder cockpit. Bila pedal kiri ( left pedal ) ke depan / pedal
kanan ke belakang maka rudder bergerak kearah kiri dan
pesawat belok ke kiri.
 Horizontal stabilizer dapat diposisikan untuk “trim” gerakan
pitch pada pesawat saat terbang. Horizontal stabilizer secara
mechanic digerakkan oleh stabilizer trim system.
Cara Melakukan Operasional
Check
Saat melakukan operasional check kita menggunakan EMDP ( Electrical Motor
Driven Pump ). EMDP menghasilkan tekanan terhadap system “B”. untuk
menggerakkannya dibutuhkan suatu sumber electrical. Untuk hal ini kita
mengunakan ground power unit ( GPU ) sebagai pembangkit power atau
sumber elektrik pada pesawat saat di ground. Apabila kita ingin mengecek
system yang dioperasionalkan oleh system “A” kita bisa menggunakan ground
interconnect. Ground interconnect switch dipasang pada hydraulic control
panel di cockpit. Ground interconnect membuat system “A” dan system B”
saling berhubungan ketika pesawat di ground dan parking brake telah di atur.
Secara normal ground interconnect dalam kondisi CLOSE. Ketika ground
interconnect valve di buka tekanan dari system “B” tersedia untuk memberikan
tekanan pada komponen yang menggunakan system “A”. Ground interconnect
valve hanya akan terbuka ketika pesawat berada di ground dengan parking
brake set. Selain menggunakn EMDP kita dapat juga menggunakan ground
chart hydraulic. Ground chart hydraulic berfungsi sebagai pengganti hydraulic
pump. Untuk memberi tekanan pada system hydraulic. Hanya bedanya, jika
menggunakan ground chart hydraulic kita dapat mengatur flow dan
pressurenya.
Alat Bantu Pengecekan
oElectronic Dial Indicator
o Mounting Device
o Spring Force Scale
o Feeler Gauge
o Vernier Caliper
PROSES OPERASIONAL DAN FUNGSIONAL
CHECK PADA TAIL SECTION
1.Rudder Trailing Edge Surface Wear Limit
 Lakukan pengecekan pergerakan rudder tanpa ada pergerakan
pada pedal rudder :
 Pasang dial indicator pada tailcone sehingga dapat melakukan
pembacaan pada inboard dan outboard trailing edge rudder
 Pasang force meter pada permukaan rudder 1 hingga 2 inch
didepan trailing edge dan berlawanan dengan main pcu rudder (
kurang lebih 5 inch diatas tailcone, diukur secara vetikal ).
Lakukan langkah berikut :
 Setting dial indicator ke nol
 Tekan trailing edge rudder kekiri dengan gaya kurang lebih 5 lb
 Buat catatan yang ditunjukkan pada dial indicator
Pergerakan Rudder 0.015 inch
 Tekan rudder kekanan dengan gaya kurang lebih 5 lb
 Buat catatan yng ditujukkan pada dial indicator
Pergerakan Rudder 0.005 inch .
 Pastikan pergerakan rudder pada index mark tidak lebih dari
0,060 inch
 Total Free play dari stabilizer adalah akumulasi dari free play pada mekanisme
jackscrew dan hinge
 Kita menggunakan 2 orang dengan berat masing – masing ± 200 lb, Perbedaan
antara keduanya tidak boleh lebih dari ± 10 lb. Selama test, memberikan dan
memindahkan dari masing – masing orang dengan perlahan. ( NOTE : 1 lb = 0.453
Kg ; 10 lb = 4.536 Kg ; 200 lb = 90.718 Kg )
a. Horizontal stabilizer center section hinge bearing wear limits check
 Hitung stabilizer center section hinge joint free play ( dianggap sebagai X untuk
left joint dan Y untuk right joint )
 Atur stabilizer pada 3 units dari trim ( stabilizer pada posisi netral )
 Pasang dial indicator di sisi kiri fuselage pada Body Station 1154 jadi posisi
plunger dari indicator tertekan sedikitnya 1 / 8 in dan menyentuh permukaan
bawah stabilizer.
 Biarkan 2 orang memberikan dan memindahkan berat mereka pertama ke sisi kiri
stabilizer tip dekat front spar. Atur dial indicator 0. Lalu 2 orang itu pindah ke sisi
kanan stabilizer tip dan record hasil yang dibaca oleh dial indicator. Pindahkan
berat dari 2 orang tersebut. Hitung left bearing free play seperti di bawah :
X = D – W
Dimana D = Dial Reading
W = 0.0000155 x Total berat dari 2 orang tersebut
NOTE : jika perbedaannya negative, X = 0
D = 0.001 inch
Berat 2 orang = 95 Kg + 95 Kg= 190 Kg
W = 0.0000155 x 190 Kg = 0.002945 Kg
X = 0.001 – 0.002945 Kg = - 0.001945 inch
2. Horizontal stabilizer center section hinge bearing
 Pasang dial indicator kesisi kanan sama dengan langkah di atas atur dial indicator
0
 Berikan berat dari 2 orangtersebut ke left stabilizer tip dekat dengan front spar.
Record pembacaan dial indicator. Pindahkan berat dari 2 orang tersebut. Hitung
left bearing free play seperti di bawah :
Y = D – W
Dimana D = Dial Reading
W = 0.0000155 x Total berat dari 2 orang tersebut
NOTE : jika perbedaannya negative, Y = 0
D = 0.001 inch
Berat 2 orang = 95 Kg + 95 Kg = 190 Kg
W = 0.0000155 x 190 Kg = 0.002945 Kg
Y = 0.001 – 0.002945 Kg = - 0.001945 inch
 Menentukan stabilizer jackscrew joint free play ( anggap sebagai Z )
 Check stabilizer berada pada posisi 3 units trim dan buka stabilizer jackscrew access door
 Posisi dari 2 orang di atas permukaan dari stabilizer berseblahan dengan fuselage, aft dari
Body Station 1156, masing – masing satu orang di sebelah kiri dan kanan stabilizer.
Pindahkan berat dari dua orang itu
 Pasang dial indicator ke BS 1088 Bulkhead structure front spar fitting lower surface dan
tertekan sedikitnya 1 / 8 in. atur indicator ke nol.
 Posisikan dua orang tadi di upper surface di kiri dan kanan stabilizer, bersebelahan dengan
fuselage sepanjang stabilizer front spar.
 Record pembacaan dari dial indicator. Pindahkan berat dari 2 orang. Hitung jackscrew free
play seperti dibawah.
Z = ( D x 1.25 ) – ( Weight x 1.25 )
Dimana D = 0.0000155 x total berat dari 2 orang
NOTE : jika perbedaannya negative, Z = 0
Berat 2 orang = 95 Kg + 95 Kg = 190 Kg
D = 0.0000155 x 190 = 0.029
Z = ( 0.029 x 1.25 ) – ( 190 x 1.25 )
= 0.0037 - 237.5000 = -237.4963 inch
 Tentukan total stabilizer free play ( anggap sebagai H )
 Masukkan nilai X, Y dan Z dari langkah 3.d, 3.f, 4.e ke dalam persamaan
H = (1 / 2 ( X + Y ) ) + Z
H = ( 1 / 2 ( - 0.001945 + (- 0.001945 ))) + ( -237.4963 )
H = - 237.4978 inch
 Tentukan pergantian dari stabilizer center section hinge bearing dan / atau pembukaan dari
jackscrew jika dibutuhkan.
 Jika nilai X melebihi 0.060 in, ganti hinge bearing sebelah kiri
Jika nilai Y melebihi 0.060 in ganti hinge bearing sebelah kanan.
( ref. 55 - 10 – 05 , Overhaul manual )
 Jika nilai Z melebihi 0.050 in, buka kembali jackscrew dan repair seperti yang diperlukan
( MM 27 – 41 – 81 R / I )
 Jika nilai H lebih besar dari 0.0505 in, ganti stabilizer cente section hinge bearing ( MM
27 – 41 – 30 R / I ), dan / atau buka kembali jackscrew ( MM27 – 41 – 81 R / I ) dan
perbaiki seperti yang diperlukan, karena total gabungan dari free play yang diizinkan telah
melebihi.
 Remove weight, dial indicator dan alat untuk memasang dial indicator
3. Elevator Dan Elevator Tab
 Pasang dial indicator pada tail cone sedemikian hingga dapat melakukan
pembacaan atas dan bawah dari masing – masing elevator trailing edge
 Berikan gaya ke elevator dalam posisi 0.5 inch di depan trailing edge dan 1 inch
outboard dari inboard edge. Lakukan langkah berikut :
 Naikkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kanan dan
lepaskan perlahan
 Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan
LH Elevator : 0.000 inch RH Elevator : 0.001 inch
 Turunkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kanan dan
lepaskan perlahan
 Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan
LH Elevator : 0.001 inch RH Elevator : 0.001 inch
 Pastikan jarak antara saat dinaikkan dan diturunkan tidak lebih dari 0.160 inch
 Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system B
 Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system B dan Pressurize elevator
hydraulic system A
 Naikkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kiri dan
lepaskan perlahan
 Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan
LH Elevator : 0.001 inch RH Elevator : 0.002 inch
 Turunkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kiri dan
lepaskan perlahan
 Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan
LH Elevator : 0.001 inch RH Elevator : 0.000 inch
 Pastikan jarak antara saat dinaikkan dan diturunkan tidak lebih dari 0.160
inch
4. Lakukan Pengecekan Pada Elevator Tab Dengan Clamped Hinge
Dikendurkan Pada Sebuah Clamped Hinge
 Buka dan buang cotter pin, Kendurkan castellated nut 2 putaran
 Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B (AMM 27–31–0/ 201) dan Set
stabilizer pada 3 ± 0.5 unit dari trim
 Pasang mounting device ke elevator segaris dengan hinge, Pasang dial indicator plunger secara
langsung di atas dari hinge centerline dan Atur dial indicator ke 0
 Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke atas. Gaya harus di berikan segaris
dengan plunger
 Buat record dari pergerakan yang terlihat pada dial indicator
LH ELEVATOR TAB : 0.003 inch RH ELEVATOR TAB : 0.004 inch
 Perlahan pindahkan gaya , lalu Reset dial indicator ke 0
 Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke bawah. Gaya harus diberikan sedekat
mungkin dengan plunger tanpa mengganggunya.
 Buat record dari pergerakan yang terlihat pada dial indicator
LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB 0.002 inch
 Perlahan pindahkan gaya
 Pesawat dengan graphite / composite elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record
tidak lebih dari 0.036 inch
 Pesawat dengan fiberglass alumunium elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di
record tidak lebih dari 0.030 inch
 Lepas dial indicator dan mounting device
 Lepas alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check
LH REMOVED …………… RH REMOVED …………….
 Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin.
5. Lakukan Pengecekan Dari Elevator Tab Freeplay Dengan Hinge No 1
Dikendurkan
 Pastikan cotter pin telah dibuka / dibuang dan nut nya telah dikendurkan sedikitnya 2 putaran pada hinge
no 1 pada elevator tab
 Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B (AMM 27–31–0/ 201), dan set stabilizer pada 3
± 0.5 unit dari trim
 Gunakan alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check
 Pasang mounting device ke elevator segaris dengan hinge, Pasang dial indicator plunger pada bagian atas
elevator tab, 0.1 in di depan dari trailing edge dan aft dari inboard hinge lalu Atur dial indicator ke 0
 Gunakan sebuah force scale untuk menekan bagian atas elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb
 Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator
LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB : 0.002 inch
 Perlahan lepaskan gaya
 Tekan ke bagian permukaan dari elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb tegak lurus dengan gaya yang
diberikan sebelumnya
 Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator
LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB : 0.001 inch
 Perlahan lepaskan gaya
 Pesawat dengan graphite / composite elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak
lebih dari 0.036 inch
 Pesawat dengan fiberglass alumunium elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak
lebih dari 0.030 inch
 Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system A dan B (AMM 27-31-0-201), Lepas dial indicator
danounting device
 Lepas alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check
 LH REMOVED …………… RH REMOVED …………….
 Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin
6. Lakukan Pengecekan Dari Elevator Tab Freeplay
 Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B (AMM 27–31–0/ 201) dan Set stabilizer
pada 3 ± 0.5 unit dari trim
 Gunakan alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check
 Pasang mounting device ke elevator trailing edge, lalu Pasang dial indicator plunger pada bagian
atas elevator tab, 0.1 in di depan dari trailing edge dan aft dari inboard hinge dan atur dial indicator
ke 0
 Gunakan sebuah force scale untuk menekan bagian atas elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb
 Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator
LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB : 0.002 inch
 Perlahan lepaskan gaya
 Tekan ke bagian permukaan dari elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb tegak lurus dengan gaya yang
diberikan sebelumnya
 Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator
LH ELEVATOR TAB : 0.002 inch RH ELEVATOR TAB : 0.000 inch
 Perlahan lepaskan gaya
 Pesawat dengan graphite / composite elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record
tidak lebih dari 0.036 inch
 Pesawat dengan fiberglass alumunium elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record
tidak lebih dari 0.030 inch
 Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system A dan B (AMM 27-31-0-201), Lepas dial
indicator ,Lepas mounting device
 Lepas alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check
LH REMOVED …………… RH REMOVED …………….
7. Lakukan Langkah Berikut Untuk Memastikan Axial Play ( Inboard –
Outboard ) Dari Tab Tidak Lebih Dari 0.030 Inch
 Pegang elevator tab sekitar trailing edge dan di gerakkan ke outboard menggunakan
tekanan tangan
 Gunakan feeler gauge untuk mengukur clearance antara elevator dan outboard end
dari elevator tab dan buat record dari clearance ini
LH ELEVATOR : 0.0146 inch RH ELEVATOR : 0.0183 inch
 Pegang elevator tab sekitar trailing edge dan di gerakkan ke inboard menggunakan
tekanan tangan
 Gunakan feeler gauge untuk mengukur clearance antara elevator dan outboard end
dari elevator tab dan buat record dari clearance ini
LH ELEVATOR : 0.0316 inch RH ELEVATOR : 0.0234 inch
LH ELEVATOR = 0.316 – 0.146
= 0.0170 inch
RH ELEVATOR = 0.0234 – 0.0183
= 0.0051 inch
 Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system A dan B (AMM 27-31-0-201)
8. Free Play Inspection
 Persiapan inspeksi untuk elevator kiri
 Sebelum melaksanakan task card ini dengan menerapkan tekanan hydraulic, lakukan
visual inspection secara detail pada hinge fitting bolt, bushing, spacer dan bearing
untuk melihat jika ada gerakan axial dan radial yang berlebihan. Jika semua gerakan
antara bearing inner dan outer race, dan freeplay di luar limit, kemudian amati
pergerakan yang kurang memuaskan. Pindahkan bolt dan spacer dan periksa bolt,
spacer, dan elevator tab cocok dengan wearnya. Pindahkan hydraulic power ketika
persiapan inspeksi telah dilaksanakan.
 Lakukan pengecekan elevator tab hinges freeplay dengan clamped hinge
dikendurkan untuk elevator kiri
 Pada sebuah clamped hinge, Buka dan buang cotter pin lalu Kendurkan castellated
nut 2 putaran
 Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B dan Set stabilizer pada 3 ±
0.5 unit dari trim
 Supaya elevator tidak dapat bergerak selama pengecekan, posisikan sepotong kayu
antara elevator dan airplane structure untuk mencegah pergerakan elevator.
 Pasang mounting device pada elevator segaris dengan elevator tab hinge
 Pasang dial indicator plunger secara langsung di atas dari hinge centerline
 Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke atas. Gaya harus di
berikan segaris dengan plunger
 Sewaktu menahan beban, atur dial indicator ke 0
• Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke bawah. Gaya harus
diberikan sedekat mungkin dengan plunger tanpa mengganggunya. Record total free
– play travel yang ditunjukkan oleh dial indicator pada table 1.
• Perlahan pindahkan gaya
• Ulangi langkah ( 5 ) untuk hinge yang lainnya. Record total free – play travel yang
ditunjukkan oleh dial indicator untuk hinge yang lainnya pada table 1 di bawah. (
slip hinge ; jangan mengendurkan nuts pada pengecekan ini )
• Pastikan total free – play pada hinge tidak melebihi 0.030 in
• Pindahkan dial indicator dan mounting device
• Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin.
Tabel 1. Elevator tab hinges travel
HINGE NO TOTAL FREEPLAY
(1) 0.000 + 0.000 = 0.000 inch
(2) 0.002 + 0.002 = 0.004 inch
(3) 0.003 + 0.002 = 0.005 inch
(4) 0.003 + 0.006 = 0.009 inch
 Lakukan pengecekan pada elevator tab freeplay untuk elevator sebelah kiri
 Pasang mounting device ke elevator trailing edge
 Pasang dial indicator plunger pada bagian atas elevator tab, 0.1 in di depan dari
trailing edge dan aft dari inboard hinge dan atur dial indicator ke 0
 Gunakan sebuah force scale untuk menekan bagian atas elevator tab dengan gaya 5 ±
0.5 lb
 Tekan ke bagian permukaan dari elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb tegak lurus
dengan gaya yang diberikan sebelumnya
 Record pembacaan : 0.012 inch
 Pastikan elevator tab freeplay tidak lebih dari 0.036 inch
 Perlahan lepaskan gaya
 Pindahkan dial indicator, mounting device dan alat yang digunakan untuk
memblockage pergerakan elevator
 Persiapan inspeksi untuk elevator kanan
 Ulangi langkah A. persiapan inspeksi untuk elevator kanan
 Lakukan pengecekan elevator tab hinges freeplay dengan clamped hinge
dikendurkan untuk elevator kanan
 Ulangi langkah C ( 1 ) sampai ( 6 ) untuk elevator kanan, dan isi table 2
 Pastikan total free – play pada hinge tidak melebihi 0.030 in
 Pindahkan dial indicator
 Pindahkan mounting device
 Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin.
• Lakukan pengecekan pada elevator tab freeplay untuk elevator sebelah kanan
• Ulangi langkah D ( 1 ) sampai ( 4 ) untuk elevator tab sebelah kanan
• Record hasil pembacaan : 0.015 inch
• Pastikan elevator tab freeplay tidak lebih dari 0.030 inch
• Ulangi langka D ( 6 ) sampai ( 9 )
• Remove hydraulic power
Tabel 2. Elevator tab hinges travel
HINGE NO TOTAL FREEPLAY
(1) 0.000 + 0.004 = 0.004 inch
(2) 0.003 + 0.003 = 0.006 inch
(3) 0.003 + 0.000 = 0.003 inch
(4) 0.003 + 0.006 = 0.009 inch
KESIMPULAN
 Operasional dan Fungsional Check adalah suatu hal yang sangat penting
sebelum pelaksanaan maintenance selesai dilaksanakan.
 Operasional dan Fungsional Check pada tail berfungsi mengecek apakah
seluruh flight control sudah beroperasi dengan baik dan fungsinya sudah
memasuki nilai limit yang diperbolehkan juga untuk mencegah terjadinya
vibration.
Horizontal Stabilizer Elevator
Free Play Inspection
Operasional dan fungsional check pada tail section saat overhoul B737-200

More Related Content

What's hot

B 737NG Warning systems.
B 737NG Warning systems.B 737NG Warning systems.
B 737NG Warning systems.theoryce
 
Aircraft manufacturing
Aircraft manufacturingAircraft manufacturing
Aircraft manufacturingAMan Ahmed
 
Raju aviation project
Raju aviation projectRaju aviation project
Raju aviation projectajayajayraju4
 
Chapter 8 - Ground Support Equipment.pdf
Chapter 8 - Ground Support Equipment.pdfChapter 8 - Ground Support Equipment.pdf
Chapter 8 - Ground Support Equipment.pdfAdelgafor Abdlesadig
 
5.1 Electronic Instrument Systems
5.1 Electronic Instrument Systems5.1 Electronic Instrument Systems
5.1 Electronic Instrument Systemslpapadop
 
English for aviation mechanics
English for aviation mechanicsEnglish for aviation mechanics
English for aviation mechanicstariqdyab
 
2008 mazda 3 service repair manual
2008 mazda 3 service repair manual2008 mazda 3 service repair manual
2008 mazda 3 service repair manualfjjskejdmdn
 
Korean Air Cargo Crash
Korean Air Cargo CrashKorean Air Cargo Crash
Korean Air Cargo CrashAwais Tufail
 
HIFLY MEMORY ITEMS.pdf
HIFLY  MEMORY ITEMS.pdfHIFLY  MEMORY ITEMS.pdf
HIFLY MEMORY ITEMS.pdfnikos206782
 
Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...
Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...
Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...Mayank Gupta
 
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraftFatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircrafteSAT Journals
 

What's hot (20)

Teachng and Testing CFIT Avoidance
Teachng and Testing CFIT AvoidanceTeachng and Testing CFIT Avoidance
Teachng and Testing CFIT Avoidance
 
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdfATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
ATDA Commercial Transport Airframe Part 4.pdf
 
B 737NG Warning systems.
B 737NG Warning systems.B 737NG Warning systems.
B 737NG Warning systems.
 
757 EICAS
757 EICAS757 EICAS
757 EICAS
 
Aircraft manufacturing
Aircraft manufacturingAircraft manufacturing
Aircraft manufacturing
 
47 fuel tank inerting
47 fuel tank inerting47 fuel tank inerting
47 fuel tank inerting
 
Raju aviation project
Raju aviation projectRaju aviation project
Raju aviation project
 
Chapter 8 - Ground Support Equipment.pdf
Chapter 8 - Ground Support Equipment.pdfChapter 8 - Ground Support Equipment.pdf
Chapter 8 - Ground Support Equipment.pdf
 
Aircraft Ground Handling
Aircraft Ground HandlingAircraft Ground Handling
Aircraft Ground Handling
 
5.1 Electronic Instrument Systems
5.1 Electronic Instrument Systems5.1 Electronic Instrument Systems
5.1 Electronic Instrument Systems
 
English for aviation mechanics
English for aviation mechanicsEnglish for aviation mechanics
English for aviation mechanics
 
2008 mazda 3 service repair manual
2008 mazda 3 service repair manual2008 mazda 3 service repair manual
2008 mazda 3 service repair manual
 
V2500 lbm issue 01
V2500 lbm issue 01 V2500 lbm issue 01
V2500 lbm issue 01
 
Aircraft Design
Aircraft DesignAircraft Design
Aircraft Design
 
Korean Air Cargo Crash
Korean Air Cargo CrashKorean Air Cargo Crash
Korean Air Cargo Crash
 
HIFLY MEMORY ITEMS.pdf
HIFLY  MEMORY ITEMS.pdfHIFLY  MEMORY ITEMS.pdf
HIFLY MEMORY ITEMS.pdf
 
Aircraft basics
Aircraft basicsAircraft basics
Aircraft basics
 
A320 auto flight
A320  auto flightA320  auto flight
A320 auto flight
 
Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...
Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...
Hands on experience with aircraft major components on aircraft and to identif...
 
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraftFatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
Fatigue life estimation of rear fuselage structure of an aircraft
 

Similar to Operasional dan fungsional check pada tail section saat overhoul B737-200

training forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajar
training forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajartraining forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajar
training forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajarDennyAwan2
 
Flight Dynamic by Robbi H
Flight Dynamic by Robbi HFlight Dynamic by Robbi H
Flight Dynamic by Robbi HRobbi Hamdika
 
Sistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckSistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckKhalida Aulia
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)gunawanzharfan
 
Presentation MG 14 H.ppt
Presentation MG 14 H.pptPresentation MG 14 H.ppt
Presentation MG 14 H.pptHafizhAljabar
 
111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fit111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fitLholo Ismunasib
 
MATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdf
MATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdfMATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdf
MATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdfZhuHermanEnzzaa
 

Similar to Operasional dan fungsional check pada tail section saat overhoul B737-200 (12)

dasar2 forklift
 dasar2 forklift dasar2 forklift
dasar2 forklift
 
training forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajar
training forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajartraining forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajar
training forklitf mahir untuk pemula yang sedang belajar
 
Flight Dynamic by Robbi H
Flight Dynamic by Robbi HFlight Dynamic by Robbi H
Flight Dynamic by Robbi H
 
Sistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truckSistem hidrolik pada dump truck
Sistem hidrolik pada dump truck
 
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
Hidrolik dan Elektro-Hidrolik (Hydraulic and Electrical-Hidraulic)
 
Proyek-Pusri 1B
Proyek-Pusri 1BProyek-Pusri 1B
Proyek-Pusri 1B
 
Presentation MG 14 H.ppt
Presentation MG 14 H.pptPresentation MG 14 H.ppt
Presentation MG 14 H.ppt
 
111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fit111340060 job-sheet-gardan fit
111340060 job-sheet-gardan fit
 
Lap kopling diafragma
Lap kopling diafragmaLap kopling diafragma
Lap kopling diafragma
 
MATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdf
MATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdfMATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdf
MATERI TAMBAHAN YAMAHA_compressed (2).pdf
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Job sheet overhaul f300
Job sheet overhaul f300Job sheet overhaul f300
Job sheet overhaul f300
 

Recently uploaded

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (6)

MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

Operasional dan fungsional check pada tail section saat overhoul B737-200

  • 2. COMPANY PROFILE  PT. AERO NUSANTARA INDONESIA MERUPAKAN SALAH SATU PERUSAHAAN YANG BERGERAK DALAM BIDANG PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN PESAWAT TERBANG.  BEROPERASI MULAI TAHUN 2001 DENGAN DIKELUARKAN SURAT IJIN DARI DEREKTORAT JENDRAL PERHUBUNGAN UDARA 145/48900.  LOKASI HANGAR BERADA DI FASILITAS HANGAR KALIBRASI BANDARA BUDIARTO CURUG, TANGERANG  PT. AERO NUSANTARA INDONESIA TELAH DIAKUI OLEH FAA SEHINGGA DENGAN DEMIKIAN MEMPERLENGKAP DIRI UNTUK SERVICE PESAWAT BERTARAF INTERNASIONAL MAUPUN DOMESTIK. PT. AERO NUSANTARA INDONESIA
  • 3. CUSTOMER  KARTIKA AIR  SRIWIJAYA AIR  XPRESS AIR  ASIAN SPIRIT  Total perawatan pesawat terbang:  Boeing 737-200 : 19 buah  Seri MD 80 : 1 buah
  • 4. Pengertian Operasional Dan Fungsional Check  Operasioal check adalah pengoperasian dari suatu sistem atau komponen dengan tujuan untuk menentukan apakah beroperasi dengan normal.  Fungsional check adalah suatu pegujian dimana sistem yang lengkap, sub - sistem, atau komponen dioperasikan dengan tujuan untuk menentukan semua parameter yang beroperasi seperti limit dari pergerakan, rate of flow, temperature, pressure, dan lain - lain sama dengan yang ditentukan oleh manufaktur.
  • 5. Maksud Dan Tujuan Operasional Dan Fungsional Check  Untuk mengetahui bekerja tidaknya suatu bidang kemudi.  Untuk mengetahui apakah indicator serta parameter- parameter bekerja sesuai dengan semestinya dan fungsinya dalam hal ini berpacu pada maintenance manual.  Untuk mengetahui apakah sistem operasional sudah berjalan dengan fungsinya dalam hal ini berpacu pada maintenance manual.  Untuk mengetahui limitasi dari gerakan bidang kemudi.  Untuk mengatur limitasi yang telah ditentukan manufaktur.
  • 6. Sistem Hydraulic  Boeing 737 dilengkapi dengan 3 independen Sistem Hydraulic, Yaitu :  Sistem A  Sistem B  Standby sistem  Masing – masing sistem memiliki reservoir. Ke 3 reservoir dari sistem hydraulic terdapat di main gear well area  Pressure pada sistem “A” di berikan oleh Engine Driven Pump pada masing – masing engine  2 Electric pump memberikan Pressure pada sistem “B” atau biasa disebut EMDP ( Electrical Motor Driven Pump )  Stanby sistem menerima pressure dari 1 Electric Motor Driven Hydraulic Pump  Ke 3 reservoir saling berhubungan.
  • 7. System A System B Standby System System A System B Standby System MMM
  • 8. A INBD FLIGHT SPOILERS GROUND SPOILERS TRAILING EDGE FLAPS LANDING GEAR NOSE WHEEL STEERING ELEVATORS AILERONS RUDDER B MM INBD BRAKES (MANUAL) OUTBD FLIGHT SPOILERS OUTBD BRAKES (MANUAL) LE DEVICES STBY M THRUST REVERSERS  Ini adalah sebuah diagram hydraulic sistem yang komplit.
  • 9. Komponen – Komponen Flight Control Pada Tail Section Rudder Horizontal Stabilizer Elevator
  • 10.  Elevator dipasangkan di trailing edge horizontal stabilizer ( Tail plane ) berfungsi untuk mengendalikan pesawat pada sumbu lateral gerakan yang dihasilkan pitching. Digerakkan dengan stick control / control column kearah depan / belakang. Jika stick kedepan maka elevator akan bergerak down dan pesawat nose down.  Rudder dipasangkan di trailing edge fin ( vertical stabilizer ) berfungsi untuk mengendalikan pesawat pada sumbu vertical, gerakan yang dihasilkan yawing. Digerakkan dengan pedal rudder cockpit. Bila pedal kiri ( left pedal ) ke depan / pedal kanan ke belakang maka rudder bergerak kearah kiri dan pesawat belok ke kiri.  Horizontal stabilizer dapat diposisikan untuk “trim” gerakan pitch pada pesawat saat terbang. Horizontal stabilizer secara mechanic digerakkan oleh stabilizer trim system.
  • 11. Cara Melakukan Operasional Check Saat melakukan operasional check kita menggunakan EMDP ( Electrical Motor Driven Pump ). EMDP menghasilkan tekanan terhadap system “B”. untuk menggerakkannya dibutuhkan suatu sumber electrical. Untuk hal ini kita mengunakan ground power unit ( GPU ) sebagai pembangkit power atau sumber elektrik pada pesawat saat di ground. Apabila kita ingin mengecek system yang dioperasionalkan oleh system “A” kita bisa menggunakan ground interconnect. Ground interconnect switch dipasang pada hydraulic control panel di cockpit. Ground interconnect membuat system “A” dan system B” saling berhubungan ketika pesawat di ground dan parking brake telah di atur. Secara normal ground interconnect dalam kondisi CLOSE. Ketika ground interconnect valve di buka tekanan dari system “B” tersedia untuk memberikan tekanan pada komponen yang menggunakan system “A”. Ground interconnect valve hanya akan terbuka ketika pesawat berada di ground dengan parking brake set. Selain menggunakn EMDP kita dapat juga menggunakan ground chart hydraulic. Ground chart hydraulic berfungsi sebagai pengganti hydraulic pump. Untuk memberi tekanan pada system hydraulic. Hanya bedanya, jika menggunakan ground chart hydraulic kita dapat mengatur flow dan pressurenya.
  • 12. Alat Bantu Pengecekan oElectronic Dial Indicator o Mounting Device o Spring Force Scale o Feeler Gauge o Vernier Caliper
  • 13. PROSES OPERASIONAL DAN FUNGSIONAL CHECK PADA TAIL SECTION 1.Rudder Trailing Edge Surface Wear Limit  Lakukan pengecekan pergerakan rudder tanpa ada pergerakan pada pedal rudder :  Pasang dial indicator pada tailcone sehingga dapat melakukan pembacaan pada inboard dan outboard trailing edge rudder  Pasang force meter pada permukaan rudder 1 hingga 2 inch didepan trailing edge dan berlawanan dengan main pcu rudder ( kurang lebih 5 inch diatas tailcone, diukur secara vetikal ). Lakukan langkah berikut :  Setting dial indicator ke nol  Tekan trailing edge rudder kekiri dengan gaya kurang lebih 5 lb  Buat catatan yang ditunjukkan pada dial indicator Pergerakan Rudder 0.015 inch  Tekan rudder kekanan dengan gaya kurang lebih 5 lb  Buat catatan yng ditujukkan pada dial indicator Pergerakan Rudder 0.005 inch .  Pastikan pergerakan rudder pada index mark tidak lebih dari 0,060 inch
  • 14.  Total Free play dari stabilizer adalah akumulasi dari free play pada mekanisme jackscrew dan hinge  Kita menggunakan 2 orang dengan berat masing – masing ± 200 lb, Perbedaan antara keduanya tidak boleh lebih dari ± 10 lb. Selama test, memberikan dan memindahkan dari masing – masing orang dengan perlahan. ( NOTE : 1 lb = 0.453 Kg ; 10 lb = 4.536 Kg ; 200 lb = 90.718 Kg ) a. Horizontal stabilizer center section hinge bearing wear limits check  Hitung stabilizer center section hinge joint free play ( dianggap sebagai X untuk left joint dan Y untuk right joint )  Atur stabilizer pada 3 units dari trim ( stabilizer pada posisi netral )  Pasang dial indicator di sisi kiri fuselage pada Body Station 1154 jadi posisi plunger dari indicator tertekan sedikitnya 1 / 8 in dan menyentuh permukaan bawah stabilizer.  Biarkan 2 orang memberikan dan memindahkan berat mereka pertama ke sisi kiri stabilizer tip dekat front spar. Atur dial indicator 0. Lalu 2 orang itu pindah ke sisi kanan stabilizer tip dan record hasil yang dibaca oleh dial indicator. Pindahkan berat dari 2 orang tersebut. Hitung left bearing free play seperti di bawah : X = D – W Dimana D = Dial Reading W = 0.0000155 x Total berat dari 2 orang tersebut NOTE : jika perbedaannya negative, X = 0 D = 0.001 inch Berat 2 orang = 95 Kg + 95 Kg= 190 Kg W = 0.0000155 x 190 Kg = 0.002945 Kg X = 0.001 – 0.002945 Kg = - 0.001945 inch 2. Horizontal stabilizer center section hinge bearing
  • 15.  Pasang dial indicator kesisi kanan sama dengan langkah di atas atur dial indicator 0  Berikan berat dari 2 orangtersebut ke left stabilizer tip dekat dengan front spar. Record pembacaan dial indicator. Pindahkan berat dari 2 orang tersebut. Hitung left bearing free play seperti di bawah : Y = D – W Dimana D = Dial Reading W = 0.0000155 x Total berat dari 2 orang tersebut NOTE : jika perbedaannya negative, Y = 0 D = 0.001 inch Berat 2 orang = 95 Kg + 95 Kg = 190 Kg W = 0.0000155 x 190 Kg = 0.002945 Kg Y = 0.001 – 0.002945 Kg = - 0.001945 inch
  • 16.  Menentukan stabilizer jackscrew joint free play ( anggap sebagai Z )  Check stabilizer berada pada posisi 3 units trim dan buka stabilizer jackscrew access door  Posisi dari 2 orang di atas permukaan dari stabilizer berseblahan dengan fuselage, aft dari Body Station 1156, masing – masing satu orang di sebelah kiri dan kanan stabilizer. Pindahkan berat dari dua orang itu  Pasang dial indicator ke BS 1088 Bulkhead structure front spar fitting lower surface dan tertekan sedikitnya 1 / 8 in. atur indicator ke nol.  Posisikan dua orang tadi di upper surface di kiri dan kanan stabilizer, bersebelahan dengan fuselage sepanjang stabilizer front spar.  Record pembacaan dari dial indicator. Pindahkan berat dari 2 orang. Hitung jackscrew free play seperti dibawah. Z = ( D x 1.25 ) – ( Weight x 1.25 ) Dimana D = 0.0000155 x total berat dari 2 orang NOTE : jika perbedaannya negative, Z = 0 Berat 2 orang = 95 Kg + 95 Kg = 190 Kg D = 0.0000155 x 190 = 0.029 Z = ( 0.029 x 1.25 ) – ( 190 x 1.25 ) = 0.0037 - 237.5000 = -237.4963 inch
  • 17.  Tentukan total stabilizer free play ( anggap sebagai H )  Masukkan nilai X, Y dan Z dari langkah 3.d, 3.f, 4.e ke dalam persamaan H = (1 / 2 ( X + Y ) ) + Z H = ( 1 / 2 ( - 0.001945 + (- 0.001945 ))) + ( -237.4963 ) H = - 237.4978 inch  Tentukan pergantian dari stabilizer center section hinge bearing dan / atau pembukaan dari jackscrew jika dibutuhkan.  Jika nilai X melebihi 0.060 in, ganti hinge bearing sebelah kiri Jika nilai Y melebihi 0.060 in ganti hinge bearing sebelah kanan. ( ref. 55 - 10 – 05 , Overhaul manual )  Jika nilai Z melebihi 0.050 in, buka kembali jackscrew dan repair seperti yang diperlukan ( MM 27 – 41 – 81 R / I )  Jika nilai H lebih besar dari 0.0505 in, ganti stabilizer cente section hinge bearing ( MM 27 – 41 – 30 R / I ), dan / atau buka kembali jackscrew ( MM27 – 41 – 81 R / I ) dan perbaiki seperti yang diperlukan, karena total gabungan dari free play yang diizinkan telah melebihi.  Remove weight, dial indicator dan alat untuk memasang dial indicator
  • 18. 3. Elevator Dan Elevator Tab  Pasang dial indicator pada tail cone sedemikian hingga dapat melakukan pembacaan atas dan bawah dari masing – masing elevator trailing edge  Berikan gaya ke elevator dalam posisi 0.5 inch di depan trailing edge dan 1 inch outboard dari inboard edge. Lakukan langkah berikut :  Naikkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kanan dan lepaskan perlahan  Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan LH Elevator : 0.000 inch RH Elevator : 0.001 inch  Turunkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kanan dan lepaskan perlahan  Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan LH Elevator : 0.001 inch RH Elevator : 0.001 inch  Pastikan jarak antara saat dinaikkan dan diturunkan tidak lebih dari 0.160 inch  Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system B
  • 19.  Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system B dan Pressurize elevator hydraulic system A  Naikkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kiri dan lepaskan perlahan  Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan LH Elevator : 0.001 inch RH Elevator : 0.002 inch  Turunkan dengan gaya 8 ± 5 lb pada trailing edge dari elevator kiri dan lepaskan perlahan  Buat record dari perubahan posisi elevator setelah gaya dipindahkan LH Elevator : 0.001 inch RH Elevator : 0.000 inch  Pastikan jarak antara saat dinaikkan dan diturunkan tidak lebih dari 0.160 inch
  • 20. 4. Lakukan Pengecekan Pada Elevator Tab Dengan Clamped Hinge Dikendurkan Pada Sebuah Clamped Hinge  Buka dan buang cotter pin, Kendurkan castellated nut 2 putaran  Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B (AMM 27–31–0/ 201) dan Set stabilizer pada 3 ± 0.5 unit dari trim  Pasang mounting device ke elevator segaris dengan hinge, Pasang dial indicator plunger secara langsung di atas dari hinge centerline dan Atur dial indicator ke 0  Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke atas. Gaya harus di berikan segaris dengan plunger  Buat record dari pergerakan yang terlihat pada dial indicator LH ELEVATOR TAB : 0.003 inch RH ELEVATOR TAB : 0.004 inch  Perlahan pindahkan gaya , lalu Reset dial indicator ke 0  Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke bawah. Gaya harus diberikan sedekat mungkin dengan plunger tanpa mengganggunya.  Buat record dari pergerakan yang terlihat pada dial indicator LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB 0.002 inch  Perlahan pindahkan gaya  Pesawat dengan graphite / composite elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak lebih dari 0.036 inch  Pesawat dengan fiberglass alumunium elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak lebih dari 0.030 inch  Lepas dial indicator dan mounting device  Lepas alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check LH REMOVED …………… RH REMOVED …………….  Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin.
  • 21. 5. Lakukan Pengecekan Dari Elevator Tab Freeplay Dengan Hinge No 1 Dikendurkan  Pastikan cotter pin telah dibuka / dibuang dan nut nya telah dikendurkan sedikitnya 2 putaran pada hinge no 1 pada elevator tab  Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B (AMM 27–31–0/ 201), dan set stabilizer pada 3 ± 0.5 unit dari trim  Gunakan alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check  Pasang mounting device ke elevator segaris dengan hinge, Pasang dial indicator plunger pada bagian atas elevator tab, 0.1 in di depan dari trailing edge dan aft dari inboard hinge lalu Atur dial indicator ke 0  Gunakan sebuah force scale untuk menekan bagian atas elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb  Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB : 0.002 inch  Perlahan lepaskan gaya  Tekan ke bagian permukaan dari elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb tegak lurus dengan gaya yang diberikan sebelumnya  Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB : 0.001 inch  Perlahan lepaskan gaya  Pesawat dengan graphite / composite elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak lebih dari 0.036 inch  Pesawat dengan fiberglass alumunium elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak lebih dari 0.030 inch  Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system A dan B (AMM 27-31-0-201), Lepas dial indicator danounting device  Lepas alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check  LH REMOVED …………… RH REMOVED …………….  Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin
  • 22. 6. Lakukan Pengecekan Dari Elevator Tab Freeplay  Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B (AMM 27–31–0/ 201) dan Set stabilizer pada 3 ± 0.5 unit dari trim  Gunakan alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check  Pasang mounting device ke elevator trailing edge, lalu Pasang dial indicator plunger pada bagian atas elevator tab, 0.1 in di depan dari trailing edge dan aft dari inboard hinge dan atur dial indicator ke 0  Gunakan sebuah force scale untuk menekan bagian atas elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb  Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator LH ELEVATOR TAB : 0.001 inch RH ELEVATOR TAB : 0.002 inch  Perlahan lepaskan gaya  Tekan ke bagian permukaan dari elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb tegak lurus dengan gaya yang diberikan sebelumnya  Buat record dari pergerakan yang ditunjukkan oleh dial indicator LH ELEVATOR TAB : 0.002 inch RH ELEVATOR TAB : 0.000 inch  Perlahan lepaskan gaya  Pesawat dengan graphite / composite elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak lebih dari 0.036 inch  Pesawat dengan fiberglass alumunium elevator tab Pastikan hasil dari dua gerakan yang di record tidak lebih dari 0.030 inch  Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system A dan B (AMM 27-31-0-201), Lepas dial indicator ,Lepas mounting device  Lepas alat yang dapat melakukan blockage untuk mencegah gerakan selama check LH REMOVED …………… RH REMOVED …………….
  • 23. 7. Lakukan Langkah Berikut Untuk Memastikan Axial Play ( Inboard – Outboard ) Dari Tab Tidak Lebih Dari 0.030 Inch  Pegang elevator tab sekitar trailing edge dan di gerakkan ke outboard menggunakan tekanan tangan  Gunakan feeler gauge untuk mengukur clearance antara elevator dan outboard end dari elevator tab dan buat record dari clearance ini LH ELEVATOR : 0.0146 inch RH ELEVATOR : 0.0183 inch  Pegang elevator tab sekitar trailing edge dan di gerakkan ke inboard menggunakan tekanan tangan  Gunakan feeler gauge untuk mengukur clearance antara elevator dan outboard end dari elevator tab dan buat record dari clearance ini LH ELEVATOR : 0.0316 inch RH ELEVATOR : 0.0234 inch LH ELEVATOR = 0.316 – 0.146 = 0.0170 inch RH ELEVATOR = 0.0234 – 0.0183 = 0.0051 inch  Lepaskan pressure dari elevator hydraulic system A dan B (AMM 27-31-0-201)
  • 24. 8. Free Play Inspection  Persiapan inspeksi untuk elevator kiri  Sebelum melaksanakan task card ini dengan menerapkan tekanan hydraulic, lakukan visual inspection secara detail pada hinge fitting bolt, bushing, spacer dan bearing untuk melihat jika ada gerakan axial dan radial yang berlebihan. Jika semua gerakan antara bearing inner dan outer race, dan freeplay di luar limit, kemudian amati pergerakan yang kurang memuaskan. Pindahkan bolt dan spacer dan periksa bolt, spacer, dan elevator tab cocok dengan wearnya. Pindahkan hydraulic power ketika persiapan inspeksi telah dilaksanakan.  Lakukan pengecekan elevator tab hinges freeplay dengan clamped hinge dikendurkan untuk elevator kiri  Pada sebuah clamped hinge, Buka dan buang cotter pin lalu Kendurkan castellated nut 2 putaran  Pressurize the elevator control hydraulic system A dan B dan Set stabilizer pada 3 ± 0.5 unit dari trim  Supaya elevator tidak dapat bergerak selama pengecekan, posisikan sepotong kayu antara elevator dan airplane structure untuk mencegah pergerakan elevator.  Pasang mounting device pada elevator segaris dengan elevator tab hinge  Pasang dial indicator plunger secara langsung di atas dari hinge centerline  Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke atas. Gaya harus di berikan segaris dengan plunger  Sewaktu menahan beban, atur dial indicator ke 0
  • 25. • Gunakan force scale untuk memberikan gaya 7 ± 0.5 lb ke bawah. Gaya harus diberikan sedekat mungkin dengan plunger tanpa mengganggunya. Record total free – play travel yang ditunjukkan oleh dial indicator pada table 1. • Perlahan pindahkan gaya • Ulangi langkah ( 5 ) untuk hinge yang lainnya. Record total free – play travel yang ditunjukkan oleh dial indicator untuk hinge yang lainnya pada table 1 di bawah. ( slip hinge ; jangan mengendurkan nuts pada pengecekan ini ) • Pastikan total free – play pada hinge tidak melebihi 0.030 in • Pindahkan dial indicator dan mounting device • Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin. Tabel 1. Elevator tab hinges travel HINGE NO TOTAL FREEPLAY (1) 0.000 + 0.000 = 0.000 inch (2) 0.002 + 0.002 = 0.004 inch (3) 0.003 + 0.002 = 0.005 inch (4) 0.003 + 0.006 = 0.009 inch
  • 26.  Lakukan pengecekan pada elevator tab freeplay untuk elevator sebelah kiri  Pasang mounting device ke elevator trailing edge  Pasang dial indicator plunger pada bagian atas elevator tab, 0.1 in di depan dari trailing edge dan aft dari inboard hinge dan atur dial indicator ke 0  Gunakan sebuah force scale untuk menekan bagian atas elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb  Tekan ke bagian permukaan dari elevator tab dengan gaya 5 ± 0.5 lb tegak lurus dengan gaya yang diberikan sebelumnya  Record pembacaan : 0.012 inch  Pastikan elevator tab freeplay tidak lebih dari 0.036 inch  Perlahan lepaskan gaya  Pindahkan dial indicator, mounting device dan alat yang digunakan untuk memblockage pergerakan elevator
  • 27.  Persiapan inspeksi untuk elevator kanan  Ulangi langkah A. persiapan inspeksi untuk elevator kanan  Lakukan pengecekan elevator tab hinges freeplay dengan clamped hinge dikendurkan untuk elevator kanan  Ulangi langkah C ( 1 ) sampai ( 6 ) untuk elevator kanan, dan isi table 2  Pastikan total free – play pada hinge tidak melebihi 0.030 in  Pindahkan dial indicator  Pindahkan mounting device  Pada clamped hinge, kencangkan nut dengan torsi 50 – 80 in. pasang cotter pin.
  • 28. • Lakukan pengecekan pada elevator tab freeplay untuk elevator sebelah kanan • Ulangi langkah D ( 1 ) sampai ( 4 ) untuk elevator tab sebelah kanan • Record hasil pembacaan : 0.015 inch • Pastikan elevator tab freeplay tidak lebih dari 0.030 inch • Ulangi langka D ( 6 ) sampai ( 9 ) • Remove hydraulic power Tabel 2. Elevator tab hinges travel HINGE NO TOTAL FREEPLAY (1) 0.000 + 0.004 = 0.004 inch (2) 0.003 + 0.003 = 0.006 inch (3) 0.003 + 0.000 = 0.003 inch (4) 0.003 + 0.006 = 0.009 inch
  • 29. KESIMPULAN  Operasional dan Fungsional Check adalah suatu hal yang sangat penting sebelum pelaksanaan maintenance selesai dilaksanakan.  Operasional dan Fungsional Check pada tail berfungsi mengecek apakah seluruh flight control sudah beroperasi dengan baik dan fungsinya sudah memasuki nilai limit yang diperbolehkan juga untuk mencegah terjadinya vibration.