Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi payudara dan proses laktasi pada manusia. Payudara terdiri atas kelenjar susu, areola, dan puting susu. Produksi susu dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin serta diregulasi oleh refleks prolaktin dan refleks aliran. Bayi menghisap payudara dengan refleks menangkap, mengisap, dan menelan untuk mendapatkan asi.
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaAnnisa Rabbani
Ringkasan dokumen tersebut membahas beberapa praktik asuhan persalinan yang berdasarkan evidence based practice berbeda dengan praktik sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah posisi ibu saat bersalin lebih baik dalam posisi selain terlentang, episiotomi hanya dilakukan bila diperlukan, enema dan pencukuran rambut pubis tidak perlu rutin dilakukan, serta penggunaan antibiotika untuk ketuban pecah dini masih per
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Terdapat dua jenis kontrasepsi suntik yaitu kombinasi dan progestin. Kontrasepsi suntik kombinasi mengandung estrogen dan progestin sedangkan progestin hanya mengandung progestin. Kedua jenis kontrasepsi suntik ini sangat efektif mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi dan menghalangi sperma.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi involusi uterus, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, kardiovaskuler, dan muskuloskeletal. Proses involusi uterus melibatkan iskemia miometrium, atrofi jaringan, dan autolisis untuk mengembalikan ukuran dan posisi uterus seperti semula. Perubahan sistem lainnya meliputi konstipasi, peningkatan kapasitas ginjal, penyesuaian sirkulasi darah, dan adaptasi otot
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi payudara dan proses laktasi pada manusia. Payudara terdiri atas kelenjar susu, areola, dan puting susu. Produksi susu dipengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin serta diregulasi oleh refleks prolaktin dan refleks aliran. Bayi menghisap payudara dengan refleks menangkap, mengisap, dan menelan untuk mendapatkan asi.
Evidence based practice dalam asuhan persalinan dr shintaAnnisa Rabbani
Ringkasan dokumen tersebut membahas beberapa praktik asuhan persalinan yang berdasarkan evidence based practice berbeda dengan praktik sehari-hari. Beberapa diantaranya adalah posisi ibu saat bersalin lebih baik dalam posisi selain terlentang, episiotomi hanya dilakukan bila diperlukan, enema dan pencukuran rambut pubis tidak perlu rutin dilakukan, serta penggunaan antibiotika untuk ketuban pecah dini masih per
Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang diberikan melalui suntikan. Terdapat dua jenis kontrasepsi suntik yaitu kombinasi dan progestin. Kontrasepsi suntik kombinasi mengandung estrogen dan progestin sedangkan progestin hanya mengandung progestin. Kedua jenis kontrasepsi suntik ini sangat efektif mencegah kehamilan dengan cara menghambat ovulasi dan menghalangi sperma.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang prinsip penanganan kegawatdaruratan maternal dan neonatal. Terdapat definisi kegawatdaruratan, prinsip dasar penilaian awal kasus, prinsip umum penanganan seperti memastikan jalan napas bebas, pemberian oksigen, cairan, dan antibiotika, serta penanganan definitif masalah utama dan rujukan. Dibahas pula medikamentosa, peralatan, dan bahan yang dibutuhkan dalam penanganan kegawat
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi involusi uterus, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, kardiovaskuler, dan muskuloskeletal. Proses involusi uterus melibatkan iskemia miometrium, atrofi jaringan, dan autolisis untuk mengembalikan ukuran dan posisi uterus seperti semula. Perubahan sistem lainnya meliputi konstipasi, peningkatan kapasitas ginjal, penyesuaian sirkulasi darah, dan adaptasi otot
Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan, mulai dari trisemester pertama hingga masa nifas. Komplikasi utama yang dijelaskan antara lain hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik, anemia, penyakit trofoblast seperti mola hidatidosa, serta komplikasi pada trisemester pertama seperti yang dialami pasien yang mengeluh keluar darah dan sakit perut pada usia kehamilan 2
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi involusi uterus, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, kardiovaskuler, dan muskuloskeletal. Proses involusi uterus melibatkan iskemia miometrium, atrofi jaringan, dan autolisis untuk mengembalikan ukuran dan posisi uterus seperti semula. Perubahan sistem lainnya meliputi konstipasi, peningkatan kapasitas ginjal, dan penyesuaian otot dan kulit perut.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Pemeriksaan vulva dan perineum harus dilakukan setelah persalinan untuk mendeteksi adanya robekan. Jahitan harus dilakukan dengan benar untuk merepair luka robekan dengan mengekspos jalan lahir dan merekonstruksi jaringan yang rusak.
Dokumen tersebut membahas tentang klimakterium dan menopause pada wanita, meliputi definisi, tahapan, gejala, penyebab, diagnosis, dan penanganannya. Secara ringkas, klimakterium dan menopause adalah masa transisi reproduksi pada wanita yang ditandai dengan berhentinya haid dan diiringi berbagai perubahan fisiologis dan psikologis.
Laporan ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas normal bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi. Laporan ini menjelaskan tentang pengertian masa nifas, tujuan, prinsip dan tahapan asuhan kebidanan pada masa nifas serta perubahan fisiologis yang terjadi."
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi yang dapat terjadi pada kehamilan, mulai dari trisemester pertama hingga masa nifas. Komplikasi utama yang dijelaskan antara lain hiperemesis gravidarum, kehamilan ektopik, anemia, penyakit trofoblast seperti mola hidatidosa, serta komplikasi pada trisemester pertama seperti yang dialami pasien yang mengeluh keluar darah dan sakit perut pada usia kehamilan 2
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas meliputi involusi uterus, perubahan sistem pencernaan, perkemihan, kardiovaskuler, dan muskuloskeletal. Proses involusi uterus melibatkan iskemia miometrium, atrofi jaringan, dan autolisis untuk mengembalikan ukuran dan posisi uterus seperti semula. Perubahan sistem lainnya meliputi konstipasi, peningkatan kapasitas ginjal, dan penyesuaian otot dan kulit perut.
Klien berkonsultasi dengan bidan mengenai pilihan alat kontrasepsi yang tepat untuk dirinya. Bidan menjelaskan berbagai jenis alat kontrasepsi seperti suntik, pil, implan, kondom dan IUD beserta keuntungan dan kerugiannya. Setelah mendengarkan penjelasan tersebut, klien memutuskan untuk menggunakan IUD karena cocok untuk jangka panjang. Klien kemudian meminta saran mengenai waktu pemasangan
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Ruptur uteri adalah robekan pada dinding rahim yang dapat terjadi secara spontan akibat dilampauinya daya regang miometrium atau disebabkan trauma selama persalinan, dengan gejala utama nyeri abdomen dan perdarahan. Ruptur uteri dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor keberhasilan persalinan alami, anatomi jalan lahir ibu yang terdiri atas bagian tulang dan lunak, biometri kepala janin, fase-fase persalinan, dan mekanisme persalinan belakang kepala.
Robekan jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan pasca persalinan. Robekan dapat terjadi bersamaan dengan atonia uteri. Pemeriksaan vulva dan perineum harus dilakukan setelah persalinan untuk mendeteksi adanya robekan. Jahitan harus dilakukan dengan benar untuk merepair luka robekan dengan mengekspos jalan lahir dan merekonstruksi jaringan yang rusak.
Dokumen tersebut membahas tentang klimakterium dan menopause pada wanita, meliputi definisi, tahapan, gejala, penyebab, diagnosis, dan penanganannya. Secara ringkas, klimakterium dan menopause adalah masa transisi reproduksi pada wanita yang ditandai dengan berhentinya haid dan diiringi berbagai perubahan fisiologis dan psikologis.
Laporan ini membahas asuhan kebidanan pada ibu nifas normal bernama Ny. D di Puskesmas Bojong Rawalumbu, Bekasi. Laporan ini menjelaskan tentang pengertian masa nifas, tujuan, prinsip dan tahapan asuhan kebidanan pada masa nifas serta perubahan fisiologis yang terjadi."
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk mengorganisir tindakan berdasarkan teori ilmiah melalui langkah-langkah yang berfokus pada klien. Dokumentasi kebidanan mencatat proses ini menggunakan model SOAP atau SOAPIE untuk mendokumentasikan subjektif, objektif, analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi."
Modul ini membahas tentang deteksi dan penanganan komplikasi masa nifas seperti infeksi nifas, masalah payudara, dan hematoma. Beberapa penyulit yang dapat terjadi meliputi metritis, mastitis, abses payudara, dan hematoma. Penanganannya meliputi pemberian antibiotika, drainase pus, kompres, dan evaluasi perkembangan setelah pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan mastitis. Dokumen menjelaskan pengertian mastitis, penyebab, gejala, diagnosis, dan penanganannya. Diberikan contoh kasus manajemen asuhan kebidanan pada ibu nifas yang mengalami mastitis tidak terinfeksi.
Bahan ajar ini membahas standar pelayanan antenatal care (ANC) yang meliputi tujuan, manfaat, dan dampak jika tidak mendapatkan ANC serta standar pelayanan ANC yang terdiri atas identifikasi ibu hamil, pemeriksaan dan pemantauan, serta persiapan persalinan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian masa nifas, perubahan fisiologis yang terjadi selama masa nifas seperti involusi uterus, laktasi, dan perubahan sistem tubuh lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan asuhan masa nifas serta peran dan tanggung jawab bidan selama masa nifas."
Makalah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang meliputi jaga kehangatan bayi, inisiasi menyusui dini, pencegahan infeksi, pemberian vitamin K dan obat tetes mata, identifikasi bayi, serta rawat gabung ibu dan bayi.
Makalah ini membahas tentang asuhan kebidanan pada bayi baru lahir yang meliputi upaya pencegahan hipotermi, inisiasi menyusui dini, pencegahan infeksi, pemberian vitamin K dan obat tetes mata, identifikasi bayi, serta manfaat rawat gabung antara ibu dan bayi.
Teks tersebut membahas tentang asuhan kebidanan pada masa nifas, termasuk konsep dasar nifas fisiologis, perubahan yang terjadi pada organ reproduksi wanita, tujuan asuhan masa nifas, program kunjungan, dan perawatan masa nifas seperti diet, laktasi, dan cuti hamil dan bersalin.
PERT.1 ANATOMI FISIOLOGIS SISTEM REPRODUKSI PADA IBU MASA NIFAS (REVISI).pptxHjAnah
Dokumen tersebut membahas tentang adaptasi fisiologis sistem reproduksi wanita pada masa nifas, yang meliputi perubahan uterus, endometrium, lokhia, serviks, vagina, perineum, laktasi, tanda-tanda abnormal, dan penatalaksanaannya.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. U N I S M
M U D A
BERKARAKTER
INTERPROFESIONAL EDUCATION-COLABORATION
Hairiana Kusvitasari, M.Keb
UNIVERSITASSARIMULIA
Jl. Pramuka No. 02, Banjarmasin
2. MUDA
BERKARAKTER
U N I S M . A C . I D
Visi UNISM
Menjadi Universitas yang terkemuka dalam mengembangkan nilai potensi kekayaan lokal untuk
menghasilkan lulusan yang berkarakter unggul dan berdaya saing di tingkat wilayah, nasional maupun
internasional Tahun 2030.
Misi UNISM
1. Menyelenggarakan pendidikan secara profesional dan berkesinambungan melalui pendidikan lintas
profesi.
2. Meningkatkan kualitas dan mengembangkan penelitian budaya dan kekayaan hayati lokal.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat melalui pendekatan kerja sama
lintas profesi.
4. Menjalin kemitraan yang intensif untuk menunjang terwujudnya penyelenggaraan Tri Dharma
Perguruan Tinggi dan luaran yang unggul.
3. MUDA
BERKARAKTER
U N I S M . A C . I D
VISI
Menjadi fakultas kesehatan yang unggul dalam mengolaborasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) dengan
mengembangkan potensi kearifan lokal sehingga menghasilkan lulusan yang berkarakter, inovatif, dan kreatif di
tingkat wilayah, nasional, dan internasional Tahun 2030.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan mengedepankan Interprofessional Education (IPE) untuk
menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing di bidang kesehatan.
2. Meningkatkan kualitas penelitian melalui pendekatan lintas profesi (Interprofesional Collaboration/IPC) dengan
mengembangkan potensi kearifan lokal dan terpublikasi dalam jurnal bereputasi.
3. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan mengaplikasikan IPTEKS melalui pendekatan
kerjasama lintas profesi (Interprofesional Collaboration/IPC).
4. Meningkatkan produktivitas dan kualitas Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan menjalin kemitraan di tingkat
wilayah, nasional, maupun internasional.
4. MUDA
BERKARAKTER
U N I S M . A C . I D
VISI
Menghasilkan lulusan sarjana kebidanan dan profesi bidan yang unggul dalam memberikan asuhan kebidanan
dengan terapi komplementer melalui pendekatan Interprofesional education tahun 2030.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi bidan untuk meningkatkan produktifitas sumber daya
manusia.
2. Mengembangkan ilmu pengetahuan terapi komplementer berbasis budaya banjar yang menekankan pada
penelitian berlandaskan kompetensi dan teknologi
3. Meningkatkan kualitas pelayanan dan Pengabdian kepada Masyarakat dalam bidang asuhan kebidanan yang
berorientasi pada pemberian asuhan kebidanan di komunitas dengan clinical reasoning untuk menunjang
program kesehatan ibu dan anak.
4. Meningkatkan kerjasama dengan institusi lintas regional, nasional dan internasional
5. PENGERTIAN MASA NIFAS
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali dimulai
setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Lama
masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu.
6. OBAT-OBATAN YANG DIBERIKAN PADA
MASA NIFAS
1. Vitamin A dosis 200.000 UI
2. Obat tablet tambah darah (Fe)
diminum selama masa nifas 1 kali
sehari
3. Vitamin C
4. Vitamin b12
5. Asam folat
1. Perbanyak makan makanan bergizi
2. Perbanyak minum air putih
3. Istirahat cukup
4. Anjurkan untuk mobilisasi
7. INFEKSI MASA NIFAS
METRITIS
MASALAH PAYUDARA
Dapat terjadi karena :
Kurang gizi atau malnutrisi
Anemia
Masalah kebersihan
Kelelahan
Proses persalinan bermasalah
seperti partus lama / macet,
korioamnionitis, persalinan
traumatik, Pencegahan Infeksi
yang tidak baik, manipulasi
intrauteri (ekplorasi uteri dan
manual plasenta
infeksi uterus setelah persalinan yang
merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu
Bendungan payudara adalah peningkatan aliran
vena dan limfe pada payudara dalam rangka
mempersiapkan diri untuk laktasi
8. infeksi uterus setelah
persalinan yang merupakan
salah satu penyebab
terbesar kematian ibu
U N I S M . A C . I D
Penanganan metritis adalah : (kolaborasi dengan dokter)
1) Berikan transfusi bila dibutuhkan . Berikan Packed Red Cell
2) Berikan antibiotika, spektrum luas, dalam dosis yang tinggi
3) Pertimbangkan pemberian antitetanus profilaksis
4) Bila dicurigai sisa plasenta, lakukan pengeluaran (digital /
dengan kuret yang lebar)
5) Bila ada pus lakukan drainase (kalau perlu kolpotomi), ibu
dalam posisi fowler
6) Bila tidak ada perbaikan dengan pengobatan konservatif
dan ada tanda peritonitis generalisata lakukan laparotomi
dan keluarkan pus.
9. Bendungan payudara adalah
peningkatan aliran vena dan
limfe pada payudara dalam
rangka mempersiapkan diri untuk
laktasi
U N I S M . A C . I D
Penanganan yang dilakukan bila ibu menyusui bayinya :
1) Susukan sesering mungkin
2) Kedua payudara disusukan
3) Kompres hangat payudara sebelum disusukan
4) Bantu dengan memijat payudara untuk permulaan
menyusui
5) Sangga payudara
6) Kompres dingin pada payudara diantara waktu menyusui
7) Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam
8) Lakukan evaluasi setelah 3 hari untuk mengevaluasi
hasilnya
Bila ibu tidak menyusui :
1) Sangga payudara
2) Kompres dingin pada payudara untuk
mengurangi pembengkakan dan rasa
sakit
3) Bila diperlukan berikan parasetamol 500
mg per oral setiap 4 jam
4) Jangan dipijat atau memakai kompres
hangat pada payudara
10. Mastitis adalah infeksi payudara. mastitis
terjadi akibat invasi jaringan payudara oleh
organisme infeksius atau adanya cedera
payudara. cedera payudara mungkin
disebabkan memar karena manipulasi yang
kasar
U N I S M . A C . I D
Tindakan :
1. Berikan kloksasiklin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
Bila diberikan sebelum terbentuk abses biasanya
keluhannya akan berkurang
2. Sangga payudara
3. Kompres dingin
4. Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral
setiap 4 jam
5. Ibu harus didorong menyusui bayinya walau ada pus
6. Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
Tanda dan gejala actual mastitis meliputi :
1. Peningkatan suhu yang cepat dari (39,5°C
sampai 40°C)
2. Peningkatan kecepatan nadi
3. Menggigil
4. Malaise umum, sakit kepala
11. Tanda dan gejala abses payudara adalah adanya
Discharge putting susu purulenta, munculnya demam
remiten (suhu naik turun) disertai menggigil dan terjadi
pembengkakan payudara dan sangat nyeri; massa besar
dan keras dengan area kulit berwarna fluktuasi
kemerahan dan kebiruan mengindikasikan lokasi abses
berisi pus
U N I S M . A C . I D
1. Diperlukan anestesi umum (ketamin)
2. Insisi radial dari tengah dekat pinggir areola, ke pinggir
supaya tidak memotong saluran ASI
3. Pecahkan kantung pus dengan tissue forceps atau jari
4. Tangan
5. Pasang tampon dan drain
6. Berikan kloksasiklin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari
7. Sangga payudara
8. Kompres dingin
9. Berikan parasetamol 500 mg setiap 4 jam sekali bila
10. Diperlukan
11. Ibu didorong tetap memberikan ASI walau ada pus
12. Lakukan follow up setelah pemberian pengobatan
13. selama 3 hari
Tanda dan gejala actual mastitis meliputi :
1. Peningkatan suhu yang cepat dari (39,5°C
sampai 40°C)
2. Peningkatan kecepatan nadi
3. Menggigil
4. Malaise umum, sakit kepala
LAKUKAN RUJUKAN DAN
KOLABORASI DENGAN
DOKTER
12. Sub involusi terjadi jika proses kontraksi uterus tidak
terjadi seperti seharusnya dan kontraksi ini lama atau
berhenti
U N I S M . A C . I D
Sub involusi diterapi dengan
1. ergonovin (ergotrate) atau metilergonovin (methergin) 0,2
mg per oral setiap 4 jam selama 3 hari
2. ibu dievaluasi kembali dalam 2 minggu
3. Jika ibu juga menderita endometritis, bidan menambahkan
resep antibiotik spektrum luas
. Proses involusi mungkin dihambat oleh
retensi sisa plasenta, miomata atau infeksi.
Retensi sisa plasenta atau membran janin
adalah penyebab yang paling sering terjadi.
13. U N I S M
M U D A
BERKARAKTER
INTERPROFESIONAL EDUCATION-COLABORATION
U N I S M . A C . I D
TERIMAKASIH