Dokumen tersebut membahas tentang pengertian masa nifas, perubahan fisiologis yang terjadi selama masa nifas seperti involusi uterus, laktasi, dan perubahan sistem tubuh lainnya. Dokumen ini juga menjelaskan tujuan asuhan masa nifas serta peran dan tanggung jawab bidan selama masa nifas."
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KES. IBU BERSALIN DAN NIFASDokter Tekno
Â
Peningkatan Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan pada Kabupaten Fokus di Provinsi Fokus dalam rangka Orientasi Pelayanan Persalinan dan Nifas Bagi Tenaga Kesehatan Puskesmas
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya kesadaran
kemauan,dan
kemampuan
hidup
sehat
bagi
setiap
orang,menyangkut
fisik,mental,maupun sosial budaya dan ekonomi.untuk mencapai derajat yang optimal
dilakukan
berbagai
berkesinambungan.masalah
upaya
kesehatan
reproduksi
di
yang
indonesia
menyeluruh,terarah
mempunyai
dua
dimensi.pertama: yang laten yaitu kematian ibu dan kematian bayi yang masih tinggi
akibat berbagai faktor termasuk pelayanan kesehatan yang relatif kurang baik.kedua:
ialah timbulnya penyakit degeneratif yaitu menopause dan kanker.
Dalam globalisasi ekonomi kita diperhadapkan pada persaingan global yang
semakin ketat yang menurut kita semua untuk menyiapkan manusia indonesia yang
berkualitas tinggi sebagai generasi penerus bangsa yang harus disiapkan sebaik
mungkin secara terencana,terpadu dan berkesinambungan.upaya tersebut haruslah
konsisten sejak dini yakni sejak janin dalam kandungan,masa bayi dan balita,masa
remaja hingga dewasa bahkan sampai usia lanjut.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan
strategis terutama dalam penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian
bayi (AKB). Bidan memberikan pelayanan kebidanan yang berkesinambungan dan
paripurna,berfokus pada aspek pencegahan,promosi dengan berlandaskan kemitraan
dan pemberdayaan masyarakat bersama-sama dengan tenaga kesehatan lainnya untuk
senantiasa melayani siapa saja yang membutuhkannya,kapan dan dimanapun dia
berada.
Untuk menjamin kualitas tersebut diperlukan suatu standar profesi sebagai acuan
untuk melakukan segala tindakan dan asuhan yang diberikan dalam seluruh aspek
pengabdian profesinya kepada individu,keluarga dan masyarakat baik dari aspek
input,proses dan output.begitu pula dengan standar pelayanan nifas sebagai tenaga
kesehatan khususnya bidan harus mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
Mutu Pelayanan Kebidanan
1
2. dan berkesinambungan guna mencegah komplikasi-komplikasi yang terjadi pada
masa njfas baik itu dari ibu atau dari bayinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian nifas?
2. Apa saja perubahan fisiologis pada masa nifas?
3. Apa tujuan asuhan masa nifas?
4. Apa peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas?
5. Apa asuhan yang diberikn ketika melakukan kunjungan nifas ?
6. Apa saja prasyarat dilakukannya kunjungan umah ?
7. Apa saja tanda bahaya pada ibu dan bayi?
C. RUMUSAN TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari nifas
2. Untuk mengetahui perubahan fisiologis pada masa nifas.
3. Untuk mengetahui tujuan asuhan masa nifas
4. Untuk mengetahui peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas.
5. Untuk mengetahui asuhan yang diberikn ketika melakukan kunjungan nifas
6. Untuk mengetahui prasyarat dilakukannya kunjungan umah
7. Untuk mengetahui tanda bahaya pada ibu dan bayi
D. METODE PENULISAN
Dalam penyusunan makalah ini kami menggunakan metode studi pustaka
melalui referensi-referensi yang ada di perpustakaan kampus maupun internet.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
Dalam
bab
ini,pendahuluan
berisikan
latar
belakang,
rumusan
masalah,rumusan tujuan,metode penulisan dan sistematika penulisan.
Mutu Pelayanan Kebidanan
2
3. BAB II PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisikan tentang definisi dari nifas,perubahan fisiologis
masa nifas,tujuan asuhan masa nifas,peran dan tanggung jawab masa nifas,asuhan
yang diberikan sewaktu melakukan kunjungan nifas,prasyarat dilakukannya
kunjungan rumah dan tanda bahaya pada ibu dan bayi.
BAB III PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran.
Mutu Pelayanan Kebidanan
3
4. BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN NIFAS
Masa post partum disebut juga masa nifas/puerperium. Berikut beberapa pengertian para
ahli tentang masa nifas :
-
Masa nifas adalah: masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alatalat kandungan kembali seperti pra hamil. ( Sinopsis Obstetri, hal: 115 )
-
Masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang
diperlukan untuk pulihnya alat-alat kandungan pada keadaan yang normal. ( Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan untuk Pendidikan Bidan, hal: 190 ).
-
Masa nifas mulai partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu ( Ilmu
Kebidanan, hal:327 ).
-
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu
akan tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sediakala dalam
waktu 3 bulan. ( Prawirohardjo, 1991 )
-
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas kurang lebih selama 6
minggu. ( Syaifuddin, 2002 )
-
Jadi, masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali normal yang berlangsung selama 6 minggu atau 42
hari.
B. PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS
Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis, yaitu :
a.
Perubahan fisik
b. Involusi uterus dan pengeluaran lokhea
c.
Laktasi dan pengeluaran ASI
d. Perubahan sistem tubuh lainnya
e.
Perubahan psikis
Mutu Pelayanan Kebidanan
4
5. Perubahan yang terjadi selama masa nifas :
a. Sistem Vaskuler
Pada persalinan pervaginam kehilangan darah 300-500 cc, bila melalui S.C kehilangan
darah dapat 2 kali lipat. Perubahan yang terjadi dari volume darah dan hemotokrit dan
baru stabil setelah 4-6 minggu, setelah melahirkan short akan hilang dengan tiba-tiba
volume darah ibu relatif akan bertambah.
b. Sistem Reproduksi
1. Involusi Uterus
Uterus atau rahim yang berbobot 60 gram sebelum hamil secara perlahan-lahan
bertambah besar hingga 1 kg selama masa kehamilan, dan setelah persalinan akan
kembali ke keadaan sebelum hamil.
- Berat rahim setelah placenta lahir
: 1000 gr
- Berat rahim seminggu kemudian
: 500 gr
- Berat rahim 2 minggu kemudian
: 350 gr
- Berat rahim pada akhir puerperium : 30 gr
Proses involusi uterus :
a. Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot
uterine.Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan yang telah sempat
mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula selama kehamilan.
b. Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages didalam sistem vaskuler
dan sistem limhatik
c. Efek oksitosin (cara bekerjanya oksitosin)
Penyebab kontraksi dan retraksi otot uterine sehingga akan mengkompres
pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi suplai darah ke uterus.
Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta
serta mengurangi perdarahan.
Mutu Pelayanan Kebidanan
5
6. Involusi uterus dapat dijlihat dari luar dengan memeriksa fundus uterus dari
luar. Segera setelah TFU 2 cm dibawah pusat, 12 jam kemudian kembali 1 cm
dibawah pusat, kemudian menurun 1 cm setiap hari. Pada hari pertama sampai
hari kedua setelah persalianan TFU 1 cm dibawah pusat. Pada hari 3-4 fundus
uteri 2 jari dibawah pusat. Pada hari 5-7 TFU setengah pusat sympisis, hari ke10 tidak teraba.
2. Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan tempat persalinan merupakan tempat dengan permukaan kasar,
tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Pada permulaan nifas bekas
plasenta banyak mengandung pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Luka bekas plasenta tidak menimbulkan parut, hal ini disebabkan karena
luka ini sembuh dengan cara yang luar biasa, yaitu dilepaskan dari dasarnya
dengan pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Endometrium
tumbuh dari pinggir luka dan juga sisa-sisa kelenjar pada dasar luka. Luka ini
dengan cepat mengecil pada akhir minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm, pada akhir
nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta lekas sekali sembuh tidak
menimbulkan parut.
3. Perubahan Pada Perineum, Vagina, dan Vulva
Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-otot pada panggul,
perineum, vagina dan vulva. Proses ini membantu pemulihan kearah elastisitas
normal dari ligamentum otot rahim. Ini merupakan proses bertahap yang akan
berguna apabila ibu melakukan ambulasi dini, senam nifas dan mencegah
timbulnya konstipasi. Progesteron juga meningkatkan pembuluh darah pada vagina
dan vulva selama kehamilan dan persalinan biasanya menyebabkan timbulnya
beberapa hematoma dan edema pada jaringan ini dan perineum.
1. Lochea
Lochea adalah ekskresi caiaran selama masa nifas. Lochea berbau amis dan
mengalami perubahan karena proses involusi.
Mutu Pelayanan Kebidanan
6
7. a. Locha Rubra
Lochea rubra pada hari pertama sampai keempat masa post partum. Warnanya
merah yang mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dan serabut
dari desi dua dan chorion.
b.
Lochea sanguinolenta.
a. 3 – 7 hari.
b. Berwarna putih bercampur darah.
c.
Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kecoklatan, muncul pada hari ke 5-9. Lochea ini
mengandung lebih sedikit darah dan lebih banyak serum dan leukosit.
d.
Lochea Alba
Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan mengandung leukosit, selaput
lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
e.
Lochea purulenta.
a. Jika terjadi infeksi.
b. Cairan seperti nanah, berbau busuk.
f.
Lochiostasis.
a. Lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila lochea yang dikeluarkan lebih lama kemungkinan :
•
Tertinggalnya sisa plasenta
•
Ibu yang tidak menyusui anaknya
•
Infeksi jalan lahir
Perubahan pengeluaran lochea menunjukkan keadaan yang abnormal :
1. Perdarahan berkepanjangan
2. Pengeluaran lochea tertahan
3. Lochea purulenta
4. Rasa nyeri yang berlebihan
5. Dengan memperhatikan bentuk perubahan dapat diduga
6. Terdapat sisa plasenta yang merupakan sumber perdarahan
Mutu Pelayanan Kebidanan
7
8. 7. Terjadi infeksi intrauterine
c.
Laktasi
Hormon progesteron dan estrogen menghambat pengeluaran prolaktin. Dengan
lahirnya plasenta kadar estrogen dan progesteron menurun sehingga penekanan
prolaktin meningkat dalam darah dan memegang peranan penting dalam proses
pembentukan :
1.
Reflek Prolaktin .
Reflek ini merupakan reflek neurohormone yang mengatur produksi ASI
kontinuitas.
Sekresi prolaktin tergantung dari :
a.
b.
Seringnya menyusui
c.
2.
Hisapan bayi
Jarak antara waktu menyusui
Reflek Let Down
Reflek pemancaran ASI karena rangsangan pada papila dan aerola mamae
waktu bayi menghisap. Reflek ini merupakan reflek psikomatik yang sangat
dipengaruhi oleh emosi.
d.
Sistem Perkemihan
Dinding kandung kemih memperlihatkan oedem dan hyperemia. Kadang-kadang
oedem tergonium. Pada hyperemia kandung kemih selama nifas kurang sensitif dan
kapasitas kandung kemih juga bertambah, sehingga volume penuh atau sesudah BAK
masih tertinggal urine residual. Sisa urine ini dan trauma pada kandung kemih waktu
persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Dilaktasi ureter dan pyelum normal
kembali dalam 2 minggu.
e.
Sistem Gastro Intestinal
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan. Hal ini karena alat
pencernaan mendapat tekanan waktu melahirkan, dehidrasi, hemoroid dan laserasi
jalan lahir. Supaya BAB kembali lancar dapat diberi makanan yang mengandung serat
Mutu Pelayanan Kebidanan
8
9. dan pemberian cairan yang cukup. Bila masih belum bisa BAB dalam waktu 2-3 hari
dapat ditolong dengan Huknah.
f.
Tanda-tanda Vital
1.
Suhu Tubuh
:
Suhu tubuh post partum meningkat + 37,50-380C,
karena terjadi dehidrasi persalinan, tetapi suhu
akan kembali normal.
2.
Nadi
:
Setelah
melahirkan
100
x/menit
karena
kelelahan,perdarahan, nyeri dan infeksi
3.
Tekanan Darah
: Biasanya tidak berubah, kemungkinannya karena
ada perdarahan
4.
Pernafasan
: Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, pernafasan
akan mengikutinya.
g.
Otot-otot Abdominal
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
biasanya pulih kembali dalam waktu 6 minggu pada waktu esthemis, terjadi diastosis
dari otot rectus abdominus untuk mengencangkan kembali otot perut maka
dilakukan senam nifas. Kadang-kadang pada wanita actesis terjadi dilatasi pada otototot rectum abdominalis sehingga sebagian dinding perut bagian tengah hanya terdiri
dari peritoneum fasia tipis dan kulit yang lemah ini menonjol pada saat berdiri atau
mengejan.
h.
Perubahan Psikis dan Sosial
Kebanyakan wanita dalam minggu pertama setelah melahirkan menunjukkan
gejala-gejala depresi dari tingkat ringan sampai berat.
Faktor-faktor yang menyebabkan :
1.
Ketakutan yang berlebihan dalam masa hamil
2.
Riwayat psikiatri yang abnormal
3.
Riwayat perkawinan yang abnormal
4.
Riwayat obstetri yang abnormal
Mutu Pelayanan Kebidanan
9
10. 5.
Riwayat kelahiran mati/cacat
6.
Penyebab lain
C. TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas untuk :
Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi;
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari;
Memberikan pelayanan keluarga berencana;
Mendapatkan kesehatan emosi (Ambarwati, 2008).
D. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN PADA MASA NIFAS
Kebijakan program nasional pada masa nifas yaitu paling sedikit empat kali
melakukan kunjungan pada masa nifas, dengan tujuan untuk :
a. Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
b. melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya
c. mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas
d. menangani komplikasi atau konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara
mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta
mempraktekkan kebersihan yang aman
e. melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa
dan rencana tindakan serta melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
f memberikan asuhan kebidanan secara professional masalah yang timbul dan
mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya (PP IBI, 2008)
Mutu Pelayanan Kebidanan
10
11. E. ASUHAN YANG DIBERIKAN SEWAKTU MELAKUKAN KUNJUNGAN NIFAS
-Kunjungan pertama : dilakukan 6-8 jam setelah persalinan dengan tujuan untuk
mencegah perdarahan pada masa nifas karena atonia uteri, mendeteksi dan merawat
penyebab lain perdarahan berlanjut, memberikan konseling pada ibu dan keluarganya
bagaimana cara mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI,
dan melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap sehat
dengan mencegah hipotermia.
- Kunjungan kedua : 3 hari setelah persalinan dengan tujuan untuk memastikan involusi
uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah pusat, tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal, memastikan ibu mendapat cukup istirahat, makan dan cairan; memastikan ibu
menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat
dan merawat bayi sehari-hari; menganjurkan ibu untuk minum tablet darah sampai 40
hari setelah persalinan, memberi penjelasan tentang Keluarga Berencana (KB) dan
pencegahan infeksi saluran reproduksi.
- Kunjungan ketiga : 2 minggu setelah persalinan dengan tujuan sama dengan kunjungan
pada 6 hari setelah persalinan. Dan kunjungan keempat, 6 minggu (40 hari) setelah
persalinan dengan tujuan menanyakan kepada ibu tentang penyulit yang dialami atau
bayinya, memberikan konseling untuk ber-KB secara dini (Saroha,2009)
-Kunjungan ke-empat :
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang dialami atau bayinya
b. Memberikan konseling Keluarga berencana secara dini
c. Menganjurkan ibu membawa bayinya ke 7 posyandu atau puskesmas untuk
penimbangan dan imunisasi
Mutu Pelayanan Kebidanan
11
12. F. PRASYARAT DILAKUKANNYA KUNJUNGAN RUMAH
1. Sistem yang berjalan dengan baik agar ibu dan bayi mendapatkan pelayanan pasca
persalinan dari bidan terlatih sampai dengan 6 minggu setelah persalinan, baik
dirumah, puskesmas atau rumah sakit.
2. Bidan telah dilatih dan terampil dalam :
- Perawatan nifas, termasuk pemeriksaan ibu dan bayi dengan cara yang benar
- Membantu ibu untuk memberikan ASI
- Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada ibu dan bayi pada masa nifas
- Penyuluhan dan pelayanan KB/penjarangan kelahiran
3. Bidan dapat memberikan pelayanan imunisasi atau bekerja sama erdengan juru
imunisasi di puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat
4. Tersedia vaksin, alat suntik, tempat penyimpananvaksin dan tempat pembuangan benda
tajam yang memadai
5. Tersedianya tablet besi dan asam folat
6. Tersedia alat/perlengkapan, misalnya untuk membersihkan tangan, yaitu sabun, air
bersih, dan handuk bersih, sarung tangan bersih/DTT
7. Tersedia kartu pencatatan, kartu ibu, kartu bayi, kartu KIA
8. Sistem rujukan untuk perawatan komplikasi kegawatdaruratan ibu dan bayi baru lahir
berjalan dengan baik.
G. TANDA BAHAYA PADA IBU DAN BAYINYA
Tanda bahaya pada ibu:
Perdarahan berat pada vagina
• Perdarahan berwarna merah segar atau pengeluaran bekuan darah
• Lochea yang berbau busuk
• Nyeri pada perut atau pelvis
• Pusing atau lemas yang berlebihan
• Suhu tubuh ibu > 38OC
• Tekanan darah yang meningkat
• Ibu mengalami kesulitan atau nyeri pada saat b.a.k atau pada saat pergerakan usus
Mutu Pelayanan Kebidanan
12
13. • Tanda – tanda mastitis: bagian yang kemerahan , bagian yang panas , gurat – gurat
kemerahan pada penyebab
• Terdapat masalah mengenal makan dan tidur
Tanda bahaya pada bayi:
Kegagalan menyusu yang terjadi secara berkala
• Tidak buang air kecil beberapa kali sehari ( kurang dari 6 – 8 kali sehari )
• Bayi kuning
• Muntah atau diare
• Merah , bengkak atau keluarnya cairan dan tali pusat
• Demam > 37,5OC
Mutu Pelayanan Kebidanan
13
14. BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit
atau melakukan kunjungan ke rumah paa hari ke-tiga, minggu ke dua dan minggu ke
enam setelah persalinan, untuk membantu proses penatalaksanaan tali pusat yang
benar, penemuan dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum,
kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi baru lahir , pemberian ASI ,
imunisasi dan KB.
Tujuan nya adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
B. SARAN
Makalah tentang pelayanan ibu dan bayi pada masa nifas ini masih jauh dari
kata sempurna oleh karena itu diharapkan kepada dosen pembimbing dan para
pembaca agar dapat memberi masukan berupa saran maupun kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa mendatang.
Mutu Pelayanan Kebidanan
14
15. DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati E R,Wulandari D, 2008, Asuhan Kebidanan Nifas, Jogjakarta : Mitra Cendikia
Press
Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998. “Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan”. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam, 1998. “Sinopsis Obstetri” jilid I, Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 1999. “Ilmu Kebidanan”. Jakarta : YBP-SP
Suherni, Hesty widyastuti, dkk.2010.Perawatan Masa Nifas.Yogyakarta:Fitramaya
Mutu Pelayanan Kebidanan
15