SlideShare a Scribd company logo
i
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA
MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA
KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA
TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyesaikan Pendididkan pada
Program Studi Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari
Disusun Oleh :
SURIANI LABAILI
NIM. P00324014073
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D III
TAHUN 2017
ii
iii
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Nama : Suriani Labaili
Nim : P003241473
Tempat, Tanggal Lahir : Sofan 16 februari 1996
Suku / bangsa : Buton / Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat :Lr. Bina Guna, No 30. Kemaraya, Kota
Kendari
B. Pendidikan
1. SD Negeri Sofan tamat tahun 2008
2. SMP Negeri 2 Satu Atap tamat tahun 2011
3. SMA Negeri 1 Kotamobagu tamat tahun 2014
4. Masuk Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan
Kebidanan tahun 2014 sampai sekarang
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Provinsi Sulawesi Tenggara” guna memenuhi salah satu persyaratan
untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kendari.
Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa menghaturkan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hasmia Naningsi, SST,M.Keb
selaku Pembimbing l dan kepada ibu Wahida S,SI,T.M.Keb selaku
Pembimbing ll yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan,
memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal hingga akhir.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Ibu halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Ibu Feryani,S.Si.T,M.PH selaku penguji I dan ibu Wd. Asma Isra,
S.Si.T,M.Kes selaku penguji II dan ibu Andi Malahayati N,
S.Si.T,M.Kes selaku penguji III.
4. Ibu Dr .Asridah Mukaddim Selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
vi
5. Ibu dosen pengajar dan Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Kendari yang telah mencurahkan segenap ilmunya.
6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Labaili dan ibunda Wasalani
yang telah memberikan support dan motivasi serta doa yang tulus
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
ini pada waktunya.
7. Kakakku Dhalu, Rasid, Hamijani, Ajidin dan Adikq Safi’in dan
seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu
diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya.
8. Sahabat-sahabatku Sheti La Haja, Isnawati La Dao, Rasni La Yai
Fisma Taufik, Anita Safitri, Astuti, Ita Ramadani, fifi sriwahayu
kumala, Ayu ashari, Fitriyanti Sakinah M, terima kasih untuk
kehangatan sebuah persahabatan.
9. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan khususnya kelas III B
semoga kita selalu dalam lindungan-NYA, serta menjaga tali
silaturrohkim di antara kita semua, Aminnn
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih belum sempurnah, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya.
Demikian semoga hasil penelitian ini dapat bermaafaat bagi
semua pihak terutama kepada penulis dalam menyelesaikan
pendidikan di poltekkes kemenkes kendari. Amin.
Kendari, juli 2017
Penulis
vii
ABSTRAK
PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA
NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Suriani Labaili¹ , Hasmia Naningsi² , Wahida³
Latar Belakang : Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah
lahirnya plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan
pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi.
Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif, populasi adalah semua ibu
nifas yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi
Sulawesi Tenggara. Dengan penentuan sampel yaitu accidental
sampling.Besar populasi 622, sampel yang diteliti adalah 62 orang.
Hasil : hasil penelitian menunjukan bahwa paling banyak pengetahuan ibu
tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia kategori cukup
yaitu 31 Responden (50%).
Kesimpulan: Pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak pada
kelompok 20-35 tahun yaitu 29 Responden (46,77%). dan pegetahuan ibu
berdasarkan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling banyak pada kelompok
sekolah menengah (SMA/SMA) yaitu 23 Responden (37,09%).
Kata Kunci : Masa nifas, Pengetahuan, Usia, Pendidikan
Daftar Pustaka : 19 (2008-2014)
1. Mahasiswa
2. Dosen Poltekkes
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………… v
ABSTRAK………………………………………………………………. vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. viii
DAFTAR GAMBAR........................................................................... x
DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………............ 1 .
B. Rumusan Masalah…………………………………………. 4
C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 4
D. Manfaat Penelitian…………………………………………. 4
E. Keaslian Penelitian………………………………………… 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori……………………………………………… 6
1. Konsep Pengetahuan………………………………….. 6
a. Pengertian pengetahuan…………………………… 6
b. Tingkat pengetahuan……………………………….. 6
c. Cara memperoleh pengetahuan………………….... 7
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan… 9
e. Kriteria tingkat pengetahuan……………………….. 10
2. Konsep Masa Nifas…………………………………….. 11
a. Pengertian masa nifas……………………………… 11
b. Tujuan asuhan masa nifas………………………… 11
c. Tahap masa nifas…………………………………… 11
d. Perubahan masa nifas……………………………… 12
e. Kebijakan program nasional masa nifas…………. 13
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas…………………….. 15
B. Landasan Teori…………………………………………….. 23
C. Kerangka Konsep…………………………………………. 25
ix
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian………………………………………….. 26
B. Tempat dan waktu penelitian………………………….. 26
C. Populasi dan sampel…………………………………… 26
D. Instrumen penelitian…………………………………… 27
E. Teknik pengumpulan data…………………………….. 27
F. Variabel penelitian……………………………………... 28
G. Definisi operasional……………………………………. 28
H. Pengelolah data………………………………………… 29
I. Analiss Data…………………………………………….. 30
J. Penyajian data…………………………………………. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………. 32
A. Gambaran umum RSUD Kota Kendari……………… 32
B. Hasil Penelitian………………………………………… 34
C. Pembahasan…………………………………………… 36
BAB V PENUTUP………………………………………………….. 39
A. Kesimpulan…………………………………………….. 39
B. Saran…………………………………………………… 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konsep…………………………………. .. 25
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017..................33
Tabel 2. Distribusi frekuensi usia ibu nifas Di Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2017. .....................................................................................34
Tabel 3. Distribusi frekuensi Pendidikan ibu nifas Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017...........................................................................35
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar kuesioner
2. Master Tabel
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan,
nifas saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit
di dunia seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1
tahun ada sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat
melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang ibu
meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide
Bagus, 2009).
Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan
pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini
dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta
penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan,
imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin,2010).
Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda
bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, dikarenakan masih
banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada nifas tidak
mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang
diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti
eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat
lain dari dalam tubuh) dan endogen (darijalan lahir sendiri). Keadaan
ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping
ketidaksediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas dalam
menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas.
Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan
rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta
2
penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang
timbul pada masa pasca persalinan (Winkjosastro, 2010).
Dari hasil data penelitian yang telah di lakukan terdapat ibu nifas
yang belum mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.Tahun 2013
terdapat 36 responden dengan tingkat pengetahuan: Baik5 responden
dengan presentase 13,9%, Cukup 23 responden dengan presentase
63,9%, Kurang8 responden dengan presentase 22,2%. Dan pada
tahun 2016 terdapat 30 responden dengan tingkat pengetahuan:Baik 5
orang dengan presentase 16,67%, Cukup10 responden dengan
presentase 33,33%,Kurang 15 responden dengan presentase 50%.
Asuhan masa nifas yang sangat diperlukan dalam periode ini
karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi.Sehingga
diperlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah
tanda bahaya masa nifas.untuk itu diperlukan suatu peran serta dari
masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga diperlukan peran serta
dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama
kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu:
Kunjungan Neonatal pertama (KN.1) dan Kunjungan neonatal (KN.2)
sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat
mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas,
sehingga ada kelainan dan komplikasi dapat segera dideteksi
(Prawiroharjo, 2009).
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari
307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 228/100.000
lahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2010 menjadi
214/100.000 kelahiran hidup, kemudian naik menjadi 359/100.000
kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab AKI diantaranya
Perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa
peurperium (8%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetric
(3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2013). Worid Healt Statistic 2014
3
oleh WHO juga menghitung jumlah kematian ibu di Indonesia pada
tahun 2013 dan angka yang ditemukan hanya 190/100.000 kelahiran
hidup (Depkes RI , 2014).
Dari survey hasil pengambilan data awal yang dilakukan pada
tahun 2014 di dapatkan ibu bersalin sebanyak 1251 dan tahun 2015
sebanyak 950 dan pada tahun 2016 dari bulan januari sampai dengan
September di dapat sebanyak 622 ibu bersalin (Rekap medik rumah
sakit umum daerah kota kendari).
Hasil pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum Kota
Kendari pada bulan septembertahun 2016, di dapatkan data dari 9
orang ibu nifas, yang mempunyai masalah masa nifas di antaranya 1
orang dengan masalah penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, 1
orang ibu nifas dengan masalah infeksi pada bekas jahitan dan 2
orang ibu nifas dengan masalah sub-involusi karena adanya sisa
plasenta.
Berdasarkan uraian di atas di dapatkan 4 orang yang
mempunyai masalah bahaya masa nifas. Data tersebut merupakan
sebagian data dari ibu nifas dengan masalah bahaya masa nifas, yang
di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Tapi sebenarnya
masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas,
yang tidak di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Penyebab
tidak di ketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya
pengetahuan ibu nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari
ibu nifas yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (pendidikan,
usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi,
sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama
kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2009).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dari 20ibu
nifas.13 orang ibu nifas sudah mengetahui tanda-tanda bahaya masa
nifas dan7 ibu nifas belum mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas
4
seperti penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, infeksi pada luka
jahitan dan sub-involusi uteri karena adanya sisa plasenta.Data yang
diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2014
terdapat 93 orang tahun 2015 64 orang dan tahun 2016 terdapat 81
ibu mengalami tanda bahaya masa nifas. Maka dari uraian diatas,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut: Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda
Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari provinsi
Sulawesi tenggara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas di Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun
2017.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas berdasarkan usia di Rumah Sakit Umum
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
b) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
D. Manfaat Penelitian
1) Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui tanda
bahaya masa nifas yang ada di rumah sakit umum daerah kota
kendari.
5
2) Meningkatkan kualitas pengetahuan tanda-tanda bahaya masa
nifas khususnya bidan yang berada di ruang bersalin rumah
sakit umum daerah kota kendari provinsi sulwesi tenggara.
3) Meningkatkan pengembangan peneliti tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas di rumah sakit umum daerah kota kendari
provinsi Sulawesi tenggara.
E. Keaslian penelitian
Penelitian serupa dilakukan oleh
1) Riyas Surya Feriana (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di RSUD Kota
Surakarta Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan penelitian
deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah teknik sampling
yang digunakan yaitu teknik NonProbability sampling dengan
metode total sampling.
2) Bagus Sasongko (2010), dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas
Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”.
Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain penelitian survey.
Sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan
yaitu teknik Non Probability Sampling. Perbedaan penelitian
sekarang dan sebelumnya yaitu waktu, lokasi penelitian, populasi
dan sampel serta jenis penelitian. Penelitian ini menggunakan
penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian ini adalah Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara,
waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret 2017, teknik
penelitian sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tersebut.
Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia yakni indra
penglihatan, pendengaran, rasa dan raba sebagai besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2010).
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima. Oleh sebab itu merupakan tingkat pengetahuan
yang paling rendah.
2. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.
7
4. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk
menjabarkanmateri atau suatu objek kedalam kompenen-
komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk
menentukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau
objek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut soekidjo Notoadmodjo (2010), cara memperoleh
pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu :
1) Cara Tradisional atau Non-Ilmiah
Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain
meliputi :
a) Cara Coba-Salah ( Trial and Error )
Cara ini paling tradisional yang pernah di gunakan oleh
manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara
coba-coba. Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya
peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi
masalah, upaya pemecahannya dengan cara coba-coba saja.
Cara coba-coba ini di lakukan dengan menggunakan
kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil di
coba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.
8
b) Cara Kekuasaan atau Otoriter
Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin-
pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli
agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan
kata lain, pengetahuan tesebut dapat diperoleh berdasarkan
pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas
pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli ilmu
pengetahuan. Dimana prinsip ini orang lain berpendapat yang
di kemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa
menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik
berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri.
c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya
untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini di lakukan dengan
cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam
memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa yang
lalu, bila gagal dengan cara tersebut ia tidak akan mengulangi
cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat
berhasil memecahkannya.
d) Melalui Jalan Pikiran
Dari sini manusia telah mampu menggunakan
penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.Dalam
memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan-
pernyataan khusus kepada yang umum di sebut
induksi.Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.
2) Cara Modern atau Ilmiah
Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih
sistematis, logis, dan ilmiah yang di sebut metode penelitian
ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif yang di kembangkan
9
oleh B.Bacon di lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam
memperoleh kesimpulan di lakukan dengan mengadakan
observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua
fakta sehubungan dengan objek yang di amati.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain:
1. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui
pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memengaruhi
proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
orang tersebut untuk memenuhi informasi. Ada beberapa
jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu dikelompokan
menjadi pendidikan rendah bila lulus SD, SMP dan sederajat,
pendidikan menengah bila lulus SMA dan sederajat, dan bila
pendidikan tinggi (diploma, S1, S2 dan S3).
2. Informasi
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal
maupun nonformal dapat memberika pengaruh jangka pendek
(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber
informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan
yang lebih luas.
3. Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga
akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
10
untuk kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status sosial
ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak
pengetahuan. Pengetahuan ibu diperoleh melalui tingkat
pekerjaan. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokkan menjadi
bekerja/tidak bekerja.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,
baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
5. Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan
pengetahuannya.Pengetahuan ibu dapat diperoleh melaui
tingkat pekerjaannya.Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan
bekerja/tidak bekerja.dengancara mengulangkembali
pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang
dihadapi masa lalu.
6. Usia
Usia memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang.Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan
yang diperolehnya semakin membaik (Rahmawati, 2008).
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Putri Ariani A, (2014), Aplikasi yang diartikan sebagai
kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada
situasi atau kondisi real (sebenarnya). Dengan pengukuran
kemampuan:
1). Baik : 76 – 100 %
2). Cukup : 56 – 75 %
3). Kurang : ≤ 55 % ( Putri Ariani A, 2014).
11
2. Konsep Masa Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Anggraini,
2010). Masa nifas (puerperium) adalah setelah placenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu
(Maemunah, 2013).
1. Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas
Antara lain:
a). Mendeteksi komplikasi bahaya nifas.
b). Memberikan informasi dan konseling (mengenal tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Suhemi (2009), tujuan dari pemberian
asuhan kebidanan pada masa nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun
psikologi.
2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi
komplikasi pada ibu dan bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui,
pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi
sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
c. Tahap masa nifas
Masa nifas di bagi dalam 3 periode :
1). Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah
bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
12
2). Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3). Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih
dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu
persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Anggraini,
2013).
d. Perubahan masa nifas
Secara garis besar, terdapat tiga proses penting di masa
nifas, yaitu sebagai berikut:
1. Pengecilan Rahim
Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik
karena dapat mengecil serta membesar dengan menambah atau
mengurangi jumlah selnya.Pada wanita yang tidak hamil, berat
rahim sekitar 30 gram.Selama kehamilan rahim makin lama
makin membesar.Setelah bayi lahir umumnya berat rahim
menjadi sekitar 1.000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2
jari di bawah umbilicus.Setelah 1 minggu kemudian beratnya
berkurang jadi sekitar 500 gram.Sekitar 2 minggu beratnya
sekitar 300 gram dan tidak dapat di raba lagi. Jadi, secara
alamiah rahim akan kembali mengecil prlahan-lahan ke
bentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40-
60 gram. Pada saat ini masa nifas di anggap sudah selesai
namun sebenarnya rahim akan kembali ke posisinya yang
normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa
nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini bukan hanya rahim
saja yang kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara
keseluruhan.
2. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal
Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan ibu
banyak, sementara sel darahnya berkurang. Setelah melahirkan
13
sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah
mulai mengental, dimana kadar perbandingan sel darah kembali
normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15
pasca persalinan.
3. Proses laktasi dan menyusui
Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas.plasenta
menggantung hormone penghambat prolaktin (hormone
plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta
lepas hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga
produksi ASI.ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan
(Saleha,2009).
e. Kebijakan program nasional masa nifas
Kebijakan program nasional dalam masa nifas
menggambarkan tentang praktek standar nasional dan peraturan-
peraturan setempat. Kebijakan program nasional dalam masa nifas
menetapkan paling sedikit 4 kali kunjungan dalam masa nifas, yaitu :
1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan
2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan
3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan
4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan
Kunjungan masa nifas dilakukan untuk mentukan atau
menilai keadaan umum ibu dan bayi baru lahir serta untuk
mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang
terjadi.
1). Kunjungan 6 - 8 jam setelah persalinan
Tujuannya:
1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk
bila perdarahan berlanjut.
14
3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
2). Kunjungan 6 (enam) hari setelah persalinan
Tujuannya:
a) involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada
bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari--
hari.
3). Kunjungan 2 (dua) minggu setelah persalinan
Tujuannya:
a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus
berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan
abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyuIit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari
hari.
15
4). Kunjungan 6 (enam) minggu setelah persalinan
Tujuannya:
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi
alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
3. Tanda-tanda bahaya masa nifas
Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal
yang mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama
masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bias menyebabkan
kematian ibu (Prawirohardjo ,2009).
Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut :
1) Perdarahan Post Partum.
Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml
dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2009). Menurut
waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian :
a) Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage)
yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama
adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan
jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b) Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage)
yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5
sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan
lahir atau selaput plasenta (Prawirohardjo, 2009).
Menurut Manuaba (2009), perdarahan post partum
merupakan negara berkembang.
Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah :
a) Grandemultipara.
penyebab penting kematian maternal khususnya di
b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
16
c) Persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala
uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh
dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan
narkosa.
2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina)
Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina
dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari
pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir
(cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta) Lochea dibagi
dalam beberapa jenis ( Rukiyah. A.Y, 2011)
a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan
mekonium, selama 2 hari pasca persalinan.
b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan
lendir hari ke 3-7 pasca persalinan.
c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7-14 pasca persalinan.
d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.
e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya.
Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang
disebutkan di atas kemungkinan adanya :
1) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena
kontraksi uterus yang kurang baik.
2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea
rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat.
3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik
sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea
berbau anyir atau amis.Bila lochea bernanah dan berbau
busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
17
diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah infeksi uterus
setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab
terbesar kematian ibu.Bila pengobatan terlambat atau
kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis,
syok septik (Rustam Mochtar, 2009).
3). Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu)
Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi
rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin,
menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang
baik atau terganggu di sebut sub-involusi (Bahiyatun , 2009). Faktor
penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus,
endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2009).
Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar
dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea
banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan
(Prawirohardjo, 2009).Pengobatan di lakukan dengan memberikan
injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per
oral.Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.Berikan Antibiotika
sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2009).
4). Tromboflebitis (pembengkakan pada vena)
Tromboflebitis merupakan inflamasi pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di
permukaam atau di dalam vena.Tromflebitis cenderung terjadi pada
periode pacsa partum pada saat kemampuan pengumpulan darah
meningkat akibat peningkatan fibrinogen. Factorpenyebabterjadinya
infeksi tromboflebitis antara lain:
1. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium
2. Mempunyai varises pada vena
5). Nyeri pada perut dan pelvis
Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan
komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan
18
pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian
33% dari seluruh kematian karena infeksi. Menurut Walyani
Elisabeth 2009, gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu :
1. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis
Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah
tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam
kavum daugles menonjol karena ada abses.
2. Peritonitis umum
Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil,
perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia,
kadang-kadang muntah.
6). Depresi setelah persalinan
Depresi setelah melahirkan merupakan kejadian yang sering
terjadi akan tetapi ibu tidak menyadarinya. Penyebab utama dari
depresi setelah melahirkan tidak diketahui, diduga karena ibu
belum siap beradaptasi dengan kondisi setelah melahirkan atau
kebingungan merawat bayi.ada juga yang menduga bahwa depresi
setelah melahirkan dipicu karena perubahan fisik dan hormonal
setelah melahirkan.Yang mengalami depresi sebelum kehamilan
maka berisiko lebih tinggi terjadi depresi setelah melahirkan.
7) Pusing dan lemas yang berlebihan
Menurut Manuaba (2009), pusing merupakan tanda-tanda
bahaya masa nifas, pusing bisa di sebabkan oleh karena tekanan
darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg.
Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh
anemia bila kadar haemoglobin <> Lemas yang berlebihan juga
merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas
disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori
sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah.
a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b) Makan dengan dietberimbang untuk mendapatkan protein,
19
mineral dan vitamin yang cukup.
c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.
d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya
selama 40 hari pasca bersalin.
e) Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadar
vitaminnya kepada bayinya.
f) istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan
memperlambat proses involusi uterus.
8). Sakit kepala, penglihat kabur dan pembengkakan di wajah
Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di
dalam kepala kadang sakit dibelakang leher atau punggung bagian
atas,disebut juga sebagai sakit kepala.jenis penyakit ini termasuk
dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan.
Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit
kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
menyebabkan resistensiotak yang mempengaruhi sistem saraf
pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala,
kejanng) dan gangguan penglihatan.
Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas merupakan salah
satu gejala dari adanya preeklamsi walaupun gejala utamanya
adalah protein urine. Hal ini biasa terjadi pada akhir-akhir
kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai ibu post partum.
Oedema dapat terjadi karena peningkatan kadar sodium
dikarenakan pengaruh hormonal dan tekanan dari pembesaran
uterus pada vena cava inferior ketika berbaring
9) Suhu Tubuh Ibu > 38 0
C
Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu
sedikit baik antara 37,20
C-37,80
C oleh karena reabsorbsi benda-
benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut
20
demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.Namun apabila terjadi
peningkatan melebihi 380
C beturut-turut selama 2 hari
kemungkinan terjadi infeksi.
Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan
alat-alat genetalia dalam masa nifas (Ambarwati 2010).
Penanganan umum bila terjadi Demam :
a) Istirahat baring
b) Rehidrasi peroral atau infuse
c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu
d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas
gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi
ini dapat memburuk dengan cepat.
Pencegahan Infeksi Nifas terdiri dari beberapa bagian :
a) Masa kehamilan
Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti
anemia, malnutrisi, dan kelemahan, serta mengobati penyakit-
penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan
kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil
tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati
karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi
infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir.
b) Masa persalinan
1) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada
indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah
pecah
2) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama.
3) Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat
harus suci hama.
4) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam
maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan
menjaga sterilitas.
21
5) Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan
dengan penderita harus terjaga kebersihannya.
6) Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang
hilang harus segera diganti dengan transfusi darah.
c) Masa nifas
1). Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi,
begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan
dengan alat kandungan harus steril.
2). Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam
ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat.
3). Tamu yang berkunjung harus dibatasi.
10) Penyulit dalam Menyusui
Kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak
kehamilan.Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari ke 2 atau 3
pasca persalinan.Pada hari pertama keluar kolostrum. Cairan yang
telah kental lebih dari air susu, mengandung banyak protein,
albumin, globulin dan kolostrum. Untuk dapat melancarkan ASI,
dilakukan persiapan sejak awal hamil dengan melakukan massase,
menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak
tersumbat.
Untuk menghindari putting rata sebaiknya sejak hamil, ibu
dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar
putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk menghindari putting
lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang benar, putting
harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di terapi
dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting
lecet dapat disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan
payudara yang tidak benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas,
menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau
dipompa. Pengeluaran ASI pun dapat bervariasi seperti tidak
keluar samasekali (agalaksia), ASI sedikit (aligolaksia), dan terlalu
22
banyak (poligalaksia) dam pengeluaran berkepenjangan
(galaktoria).
Beberapa keadaan Abnormal pada masa menyusui yang mungkin
terjadi:
a) Bendungan ASI
Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus
laktoferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna/karena kelainan pada putting susu.
1) Penyebab
(a) Penyempitan duktus laktiferus
(b) Kelenjar kelenja yang tidak dikosongkan dengan sempurna
(c) Kelainan pada puting susu. (Rukiyah.2011)
2) Gejala
(a) Timbul pada hari ke 3-5
(b) Payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri
(c) Suhu tubuh naik.
3) Penatalaksanaan
(a) susukan payudara sesering mungkin
(b) kedua payudara disusukan
(c) kompres hangat payudara sebelum disusukan
(d) bantu dengan memijat payudara untuk permulaan
menyusui sangga payudara
(e) kompres dingin pada payudara diantara menyusui.
(f) bila diperlukan berikan parasetamol 500 Mg. Peroral setiap
4 jam
b) Mastitis
Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara biasanya
terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebab kuman
terutama stapilokokus aureus melalui luka pada puting susu atau
melalui peredaran darah (Suhemi, dkk, 2009).
23
a. Tanda dan Gejala :
(1) Payudara membesar dan keras
(2) payudara nyeri, dan bengkak
(3) payudara memerah dan membisu
(4) suhu badan naik dan menggigil
b. Penatalaksanaan :
(1) Beri antibiotik 500 mg/6 jam selama 10 hari.
(2) Sangga payudara
(3) Kompres dingin
4) Susukan bayi sesering mungkin
(5) Banyak minum dan istirahat yang cukup
(6) Bila terjadi abses lakukan insisi radial
c) Abses Payudara
Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras
di bawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastistis yang
tidak segera diobati. Gejala sama dengan Mastistis terdapat
bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah). (Saleha.
2009).
B. Landasan teori
Pengetahuan adalah hasil dari tahu dari manusia dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu,
dimana penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penginderaan
manusia yakni penglihatan, pendengaran,penawaran rasa dan
peraba.
Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan
bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada
kedewasaan.Sedangkan di Indonesia mengidefinisikan lain, bahkan
pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan
kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup.
24
Usia adalah umur individu yang terpenting mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang bertambah dalam berpikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang dan lebih dewasa akan lebih
dipercayai dari orang yang belum cukup tinggi tingkat kedawasaan.Hal
ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya.
Hubungan pengetahuan dan pendidikan seseorang,dinama
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pula
pengetahuan yang mereka dapat (Mubarak, 2011).
Hubungan pengetahuan dan usia seseorang, semakin banyak
umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan
dan waktu yang lebih dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan.
Dengan demikian semakin tua umur responden maka tingkat
pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas semakin
baik, makin tua umur seseorang. Nur salam (2008)
25
C. Kerangka konsep
Variabel bebas : Pendidikan, usia
Variabel terikat : Pengetahuan ibu nifas tentang
tanda bahaya masa nifas.(Notoatmodjo,
2009)
Pendidikan
Usia
Pengetahuan ibu nifas tentang
tentang tanda-tanda bahaya
masa nifas
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif
yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan)
pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.Dalam
penulisan ini menggambarkan rancangan penelitian survey, yaitu suatu
penelitian yang tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi hanya
mengambil sebagian dari populasi (sampel). Dalam penelitian survey,
hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil
populasi (Notoatmodjo,2010).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di ruang Nifas Rumah Sakit Umum
Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni-juli 2017
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto
2010 ). Pada penelitian ini populasinya adalah ibu nifas yang ada
di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara tahun 2016 sebanyak 622 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.untuk menentukan besarnya sampel, apabila subjek kurang
dari 100, lebih baik di ambil semua penelitiannya, jika subjeknya
lebih besar dapat diambil antara 10-20%.(Sugiyono, 2007).Yang
diajukan dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang ada Di
27
Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
dengan jumlah 62 orang ibu nifas.
n= 10% x N
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
=62,2
n= 62
Dalam penelitian ini menggunakan accidental Sampling, yaitu ibu
nifas yang berada Di Rumah sakit Umum Daerah Kota Kendari.
D. Instrument penelitian
Instrument pengumpulan data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner yaitu suatu cara
pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah
dengan menyelesaikan pernyataan kepada sejumlah objek
(Notoatmodjo, 2010).
E. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini
1. Data primer
Data primer adalah data diperoleh dengan memberikan
lembar kuesioner kepada responden yang didalamnya berisi
tentang identitas responden. data primer tentang pengetahuan ibu
nifas diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi
pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan ibu tentang tanda
bahaya masa nifas kepada responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah ada atau diperoleh
dari instansi terkait mengenai data ibu nifas.
28
F. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono. 2010).
a.Variable independent (independent) yaitu pendidikan, usia
b. Variable dependent (dependent) yaitu pengetahuan ibu tentang
tanda-tanda bahaya masa nifas.
G. Definisi operasional
Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Maemunah, 2013).
Menurut Suyanto & Umi Salamah (2009), definisi operasional
merupakan teori atau konsep yang telah di jabarkan dalam bentuk
variabel penelitian tersebut agar variabel tersebut mudah di pahami, di
ukur atau di amati.
1. Pengetahuan
Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa
nifas, segala sesuatu yang di ketahui oleh ibu nifas dalam periode
masa nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas,
Kriteria Objektif :
a. Baik : 75-100%
b. Cukup : 55-74%
c. Kurang : ≤ 55% (Putri Ariani A, 2014)
2. Usia
Usia responden saat penelitian dilakukan. (Rahmawati,2008)
Kriteria Objektif :
a. ≤ 20 tahun
b. 20-35 tahun
c. ≥ 35 tahun
29
3. Pendidikan
Pendidikan formal yang terakhir yang pernah di selesaikan oleh
responden. (Notoatmodjo, 2010), KriteriaObjektif :
a. Tidak sekolah
b. Sekolah dasar : (SD-SMP)
c. Sekolah menengah (SMA-SMK)
d. Perguruan tinggi (Diploma-Sarjana)
H. Pengelolah Data
Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang digunakan
sebagai paduan wawancara pada responden diolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Penyuntingan data (editing), dilakukan dengan pengecekan isian pada
instrument, apakah data yang sudah terkumpul sudah jelas, lengkap
dan relevan.
2. Pengkoden data (coding), dilakukan dengan merubah data
yangberupa huruf menjadi angka.
3. Pengolahan data (prosessing), dilakukan dengan tujuan agar
datadapat dianalisa.
4. Pembersihan data (cleaning), dilakukan dengan memeriksa
kembaliapabila ada kesalahan dalam perekapan.
5. Scoring, perhitungan secara manual dengan secara manual
denganmenggunakan kalkulator untuk presentase setiap variabel.
6. Tabulasi, menyusun data dalam bentuk table distribusi
frekuensisetelah dilakukan perhitungan secara manual maupun
menggunakankalkulator.
Proses perhitungan data-data dari hasil observasi dan
koesioner yang sudah diberi kode serta serta dimasukkan kedalam
table. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat
disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.
30
I. Analisis Data
Analisis univariabel adalah analisis terhadap satu variabel. Data dari
masing-masing di analisis dan disajikan dalam bentuk table frekuensi.
Dengan rumus :
Keterangan :
p = Presentase
f= Data yang ada
n = Total sampel (Arikunto, 2010)
J. Penyajian Data
Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk table distribusi,
dinarasikan secara diskriptif variable yang diteliti dari diprensentatif.
K. Etika penelitian
Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang
berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi :
1. Informed consent (Lembaran Persetujuan Meliputi Responden)
adalah lembar persetujuan yang diberikan pada subyek yang akan
diteliti.
2. Anonimity (Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden
harus di jaga,oleh karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan
nama responden pada lembaran pengumpulan.
3. Confidentiality (Karakteristik) adalah kerahasiaan informasi
responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data
tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan sebagai hasil
penelitian
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM RSUD Kota Kendari
1. Sejarah berdirinya RSUD Kota Kendari
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari terletak di kota
Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan
luas lahan 3.527 M2
dan luas bangunan 1.800 M2
.
RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung
peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun
1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain :
a. Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927
b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 –
1945
c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960
d. Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989
e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001
f. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan
Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001
Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota
Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003
Pada Tahun 2008,oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi Rumah Sakit,
yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana APBD,
TP, DAK dan DPPIPD.
Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah
Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak
di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota
Kendari.
32
· Pada tanggal 12–14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS) dan berhasil terakreditasi
penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen, Rekam
Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD ).
Berdasarkan SK walikota Kendari no 16 tahun 2015 tanggal 13
mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai
PERDA kota kendari no 17 tahun 2001.
2. Sarana Gedung RSUD Kota Kendari
RSUD Kota Kendari saat inu memiliki sarana gedung sebagai
berikut:
1. Gedung Anthurium( Kantor)
2. Gedung Bougebville
3. Gedung IGD
4. Gedung matahari
5. Gedung crysant
6. Gedung teratai
7. Gedung lavender
8. Gedung mawar
9. Gedung melati
10.Gedung tulip
11.Gedung anggrek
12.Gedung instalasi gizi
13.Gedung laundry
14.Gedung laboratorium
15.Gedung kamar jenazah
16.Gedung VIP
17.Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses
pembangunan.
Dalam menunjang pelaksaan kegiatan, RSUD Kota Kendari
dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur,
10 buah mobil nasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
33
3. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD kota kendari pada
tahun 2016 sebanyak 451 207 PNS dan 244 Non PNS). Yang terdiri
dari:
a. Tenaga medis
b. Tenaga paramedic perawatan
c. Tenaga paramedic non perawatan
d. Tenaga adminitrasi
B. Hasil penelitian
Tabel 1 Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017
Kriteria Pengetahuan n %
Baik 20 32,25
Cukup 31 50
Kurang 11 17,74
Jumlah 62 100
Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui sebagian besar
responden berpengetahuan cukup yaitu 31 responden ﴾50﴿%
34
Tabel 2 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas berdasarkan usia Di Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017
Usia
Pengetahuan
n %
Baik Cukup Kurang
n % n % n %
≤ 20 0 0 0 0 10 16,12 10 16.12
20-35 11 17,74 17 27,41 1 1,612 30 48,38
≥ 35 9 14,51 14 22,58 0 0 22 35,48
Jumlah 20 31 11 62 100
Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dari 62
responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak
pada kelompok dengan kategori baik 11 responden (17,74%) cukup
17 responden (27,41%) dan kurang 1 responden (16,12%).
Berdasarkan usia paling banyak dengan kategori cukup yaitu 17
responden (27,14%).
35
Tabel 3 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
Pendidikan
Pengetahuan
n %
Baik Cukup Kurang
n % n % n %
Tidak Sekolah 0 0 0 0 1 1 1,612
Sekolah Dasar
)SD-SMP(
0 0 1 1,612 10 16,12 11 17,74
Sekolah
Menengah
)SMA-SMK(
6 9,66 23 37,09 0 0 29 46,77
Perguruan
tinggi
﴾diploma-
sarjana)
14 22,58 7 11,29 0 0 21 33,87
Jumlah 20 31 11 62 100
Sumber: Data Sekunder )diolah(Tahun 2017
Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 62
responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling
banyak pada kelompok Sekolah Menengah )SMA-SMK( yang
berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (22,58%) cukup yaitu
23 Responden )37,09%) dan kurang.
C. Pembahasan
1. Pengetahuan
Berdasarkan tabel 1 diatas pengetahuan terbanyak
responden berada pada rentang pengetahuan cukup yaitu
sebanyak 31 (50%). pengetahuan adalah hasil dari tahu dari
manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, dimana penginderaan tersebut dapat
terjadi melalui penginderaan manusia yakni penglihatan,
pendengaran,penawaran rasa dan peraba.
36
2. Usia
Berdasarkan table 2 diatas umur terbanyak responden berada
pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 17 responden (27,41%).
Usia adalah lamanya seseorang hidup dan dihitung
berdasarkan ulang tahun terakhir. umur sejalan dengan
perkembangan biologis alat-alat tubuh dan kematangan intelektual
(Nur salam 2010). menurut masa reproduksi umur dikelompokkan
menjadi < 20 tahun merupakan masa reproduksi produktif, 20-30
tahun merupakan masa reproduksi produktif dan merupakan kurun
waktu kondisi yang sehat berproduksi dan 31-45 tahun merupakan
masa produktif post produksi (Prawirohardjo. 2009).
Menurut EB Hurlock (1998, dalam prawirohardjo, 2009) bahwa
dengan bertumbuhnya umur seseorang biasanya di iringi dengan
berbagai macam pengalaman hidup, semakin cukup umur tinggkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam
berpikir dan bekerja, sehingga psikologi seseorang lebih matang
dalam menghadapi sesuatu proses atau masalah yang dihadapi.
3. Pendidikan
Berdasarkan tabel 3 diatas terdapat responden terbanyak
berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58%).
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bertujuan untuk
meningkatkan daya intelektual seseorang yang diperoleh melalui
pendidikan formal, melalui pendidikan seseorang akan
memperoleh pengetahuan, dimana setiap pendidikan memiliki pola
dan tinggkat pengetahuan yang berbeda pula, tinggkat pendidikan
mempengaruhi pengetahuan ibu dalam beradaptasi di saat
mengalami tanda bahaya masa nifas, diharapkan dengan
pedidikan yang tinggi ibu mempunyai pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas. (prawirihardjo, 2009).
37
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang bersalin
RSUD Kota Kendari adalah sebagai berikut:
1. Pengetahuan terbanyak responden berada pada kriteria cukup yaitu
sebanyak 31 responden (50%)
2. Pengetahuan berdasarkan usia terbanyak pada usia 20-35 tahun
yaitu sebanyak 17 responden (27,41%)
3. Pengetahuan berdasarkan pendidikan terbanyak pada pendidikan
perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58)
2. Saran
1. Bagi ruang bersalin Rumah Sakit Uum Daerah Kota Kendari provinsi
Sulawesi tenggara dapat memberikan penyuluhan tentang tanda-
tanda bahaya masa nifas
2. Bagi bidan terkhusus di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari provinsi Sulawesi tenggara agar dapat memantau
kondisi ibu agar tidak terjadi tanda bahaya masa nifas.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan mengembangkan penelitian dengan cara
mengembangkan variable penelitian dan sampel penelitian sehingga
akan mendapatkan hasil penelitian yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta
Anggraini, Y. 2013, Asuhan Kebidanan lll Nifas, Yogyakarta,
Arikunto, 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek PT. Rineka
Cipta.Jakarta
Bagus, Ida. (2009). “survey demogravi dan kesehatan Indonesia,” indoskrip
(online) Vol.33, no.8, (http://www.one.indoskripsi.com/node/4953).
Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Bina Kesehatan. 2014. Standar
Pelayanan Kebidanan, Depkes RI, Jakarta
Maemunah. Ade Siti. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung: PT
Rafika Utama.
Manuaba, I. B. G. (2009). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga
berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC
Mubarak, Wahid iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta
Nursalam. (2008) Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu
keperawatan (pedoman skripsi, tesis,dan instrument penelitian).
Jakarta : Media Salemba.
Notoadmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.
Rineka Cipta 2010.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP
Putri Ariana A. 2014 Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan kesehatan
reproduksi. Jakarta : Trans Info Media
Rahmawati, Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya
Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi kebidanan). Jakarta :
Trans Info Media
Saifuddin, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pda Masa Nifas. Jakarta: Salemba
Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta: Fitramaya
Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suyanto, dan Salamah Umi. (2009) Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra
crndikia prees
Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama (inisial) :……………………………………………….
Umur :………………………………………tahun
Alamat :……………………………………………….
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti,saya bersedia/tidak bersedia *)
Berpatisipasi dan menjadi responden peneliti yang berjudul “Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kendari, juli 2017
Keterangan
Responden
*) coret yang tidak perlu
KUESIONER PENELITIAN
Judul penelitian : Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda
bahaya masa nifas
Petunjuk Pengisian kuesioner :
1. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan ibu
2. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang tepat sesuai
pendapat ibu
3. Nomor responden diisi oleh peneliti, tanggal pengisian diisi oleh
responden, dan tanggal persalinan diisi oleh responden.
Nama responden :
Tanggal pengisian kuesioner :
Tanggal persalinan :
A. DATA UMUM
1. Usia
≤20 tahun
20-35 tahun
≥35 tahun
2. Pendidikan
a. Tidak sekolah
b. Sekolah Dasar (SD-SMP)
c. Sekolah Menengah (SMA-SMK)
d. Perguruan Tinggi (Diploma-Sarjana)
B. DATA KHUSUS
1. Pengetahuan
Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat ibu. Berilah
tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang paling tepat sesuai dengan
pendapat ibu.
No Pertanyaan Benar Salah
1 Nifas adalah masa setelah persalinan
2 Masa nifas berlangsung 42 hari
3 Perdarahan merupakan tanda bahaya masa nifas
4 Darah nifas disebut juga lochea
5 Cairan yang dikeluarkan dari kelamin wanita setelah
persalinan (melahirkan), yang normal adalah cairan
yang berbau busuk
6 Perdarahan postpartum primer dan perdarahan
postpartum sekunder merupakan klisifikasi perdarahan
menurut waktu terjadinya
7 Lochea yang berbau busuk akibat masih tertinggalnya
sisa plasenta dalam rahim
8 Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda
yang yang tidak normal yang menunjukan adanya
bahaya yang terjadi selama masa nifas
9 Pusing serta pandangan kabur dan lemah merupakan
hal biasa saat nifas
10 Penanganan untuk tubuh panas pada masa nifas
(setelah persalinan) yaitu dikompres dan minum obat
penurun panas
11 Penanganan dari masalah Bendungan ASI (payudara
penuh dengan ASI) yaitu menyusukkan (memberikan)
ASInya sesering mungkin
12 Salah satu contoh penyulit dalam menyusui adalah ASI
keluar lancar
13 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya bukan merupakan
tujuan asuhan masa nifas
14 Suhu tubuh ˃38˚C saat nifas disebabkan karena infeksi
15 Pendidikan perawatan bayi merupakan tujuan asuhan
masa nifas
16 Mendapatkan kesehatan emosi bukan merupakan
tujuan asuhan masa nifas
17 Komplikasi saat melahirkan mempengaruhi lama
penyembuhan saat nifas
18 Peurperium dini, peurperium intermedial, remote
peurperium merupakan tahapan masa nifas
19 Peurperium (nifas) dini adalah kepulihan menyeluruh
alat-alat kandungan
20 Peurperium (nifas) intermedial berlangsung pada 6-8
minggu
Lampiran 2: Master Tabel
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda bahaya Masa Nifas
Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2017
NO NAMA PEKERJAAN
VARIABEL PENELITIAN
USIA PENDIDIKAN PENGETAHUAN
≤20 20-35 ≥35 TS SD-SMP SMA/SMK PT BAIK CUKUP KURANG
1 NY.I IRT √ √ √
2 Ny.M IRT √ √ √
3 Ny.N PNS √ √ √
4 Ny.T PNS √ √
5 Ny.M PNS √ √ √ √
6 Ny.D IRT √ √ √
7 Ny.R IRT √ √ √
8 Ny.N IRT √ √ √
9 Ny.w IRT √ √ √
10 Ny.M IRT √ √ √
11 Ny.B IRT √ √ √
12 Ny.D IRT √ √ √
13 Ny.S IRT √ √ √
14 Ny.L PNS √ √ √
15 Ny.R IRT √ √ √
16 Ny.N PNS √ √ √
17 Ny.N IRT √ √ √
18 Ny.Y IRT √ √ √
19 Ny.H IRT √ √ √
20 Ny.K IRT √ √ √
21 Ny.N IRT √ √ √
22 Ny.T IRT √ √ √
23 Ny.S IRT √ √ √
24 Ny.I IRT √ √ √
25 Ny.N IRT √ √ √
26 Ny.E PNS √ √ √
27 Ny.F IRT √ √ √
28 Ny.Y IRT √ √ √
29 Ny.L IRT √ √ √
30 Ny.I IRT √ √ √
31 Ny.S IRT √ √ √
32 Ny.R PNS √ √ √
33 Ny.E IRT √ √ √
34 Ny.R IRT √ √ √
35 Ny.S IRT √ √ √
36 Ny.T IRT √ √ √
37 Ny.R IRT √ √ √
38 Ny.S IRT √ √ √
39 Ny.R IRT √ √ √
40 Ny.H IRT √ √ √
41 Ny.Y IRT √ √ √
42 Ny.S PNS √ √ √
43 Ny.S IRT √ √ √
44 Ny.M IRT √ √ √
45 Ny.M IRT √ √ √
46 Ny.N IRT √ √ √
47 Ny.T IRT √ √ √
48 Ny.M IRT √ √ √
49 Ny.D IRT √ √ √
50 Ny.R IRT √ √ √
51 Ny.N IRT √ √ √
52 Ny.W IRT √ √ √
53 Ny.M IRT √ √ √
54 Ny. S IRT √ √ √
55 Ny.G IRT √ √ √
56 Ny. l IRT √ √ √
57 Ny. V IRT √ √ √
58 Ny. A PNS √ √ √
59 Ny. P PNS √ √ √
60 Ny. T IRT √ √ √
61 Ny. B IRT √ √ √
62 Ny. J IRT √ √ √
JUMLAH 10 29 23 1 11 29 21 20 31 11
Tanda bahaya Nifas.pdf
Tanda bahaya Nifas.pdf

More Related Content

Similar to Tanda bahaya Nifas.pdf

Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAUKti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
Operator Warnet Vast Raha
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
Watowuan Tyno
 
RPS-Persalinan (1).pdf
RPS-Persalinan (1).pdfRPS-Persalinan (1).pdf
RPS-Persalinan (1).pdf
DinyNahrudiani
 
Kti putri arum
Kti putri arumKti putri arum
Kti putri arum
KTIPUTRIARUM
 
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAUKti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAUKti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Operator Warnet Vast Raha
 
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMaskep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
PUSKESMASPEKANHERAN1
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
Operator Warnet Vast Raha
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
Septian Muna Barakati
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Septian Muna Barakati
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Studi kasus bendungan asi
Studi kasus bendungan asiStudi kasus bendungan asi
Studi kasus bendungan asi
Operator Warnet Vast Raha
 
Kti stikes rita rintaka
Kti stikes rita rintakaKti stikes rita rintaka
Kti stikes rita rintaka
Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to Tanda bahaya Nifas.pdf (20)

Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. munaKti lisrawati akper pemkab. muna
Kti lisrawati akper pemkab. muna
 
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAUKti rini AKBID YKN BAU BAU
Kti rini AKBID YKN BAU BAU
 
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
GAMBARAN KEJADIAN BAYI PREMATUR DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPAOUDANG MAKASS...
 
RPS-Persalinan (1).pdf
RPS-Persalinan (1).pdfRPS-Persalinan (1).pdf
RPS-Persalinan (1).pdf
 
Kti putri arum
Kti putri arumKti putri arum
Kti putri arum
 
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAUKti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
Kti suzan yacoba mustamu AKBID YKN BAU BAU
 
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAUKti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
Kti fitria kristiani AKBID YKN BAU BAU
 
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMaskep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
askep imunisasi.pdfNKOHIOPPKJHHG7IJLJMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Kti isma ekawati
Kti isma ekawatiKti isma ekawati
Kti isma ekawati
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir 0
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
 
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
Kti la ode ili
Kti la ode iliKti la ode ili
Kti la ode ili
 
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG ANTENATAL CARE TERHADAP PENGETAHUAN IBU...
 
Studi kasus bendungan asi
Studi kasus bendungan asiStudi kasus bendungan asi
Studi kasus bendungan asi
 
Kti stikes rita rintaka
Kti stikes rita rintakaKti stikes rita rintaka
Kti stikes rita rintaka
 

Recently uploaded

Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 

Recently uploaded (17)

Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 

Tanda bahaya Nifas.pdf

  • 1. i PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyesaikan Pendididkan pada Program Studi Diploma III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari Disusun Oleh : SURIANI LABAILI NIM. P00324014073 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D III TAHUN 2017
  • 2. ii
  • 3. iii
  • 4. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP A. Identitas Nama : Suriani Labaili Nim : P003241473 Tempat, Tanggal Lahir : Sofan 16 februari 1996 Suku / bangsa : Buton / Indonesia Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat :Lr. Bina Guna, No 30. Kemaraya, Kota Kendari B. Pendidikan 1. SD Negeri Sofan tamat tahun 2008 2. SMP Negeri 2 Satu Atap tamat tahun 2011 3. SMA Negeri 1 Kotamobagu tamat tahun 2014 4. Masuk Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan tahun 2014 sampai sekarang
  • 5. v KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara” guna memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan pada program Studi Diploma III Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari. Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa menghaturkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Hasmia Naningsi, SST,M.Keb selaku Pembimbing l dan kepada ibu Wahida S,SI,T.M.Keb selaku Pembimbing ll yang dengan penuh kesabaran dan ketekunan, memberikan dorongan, perhatian, bimbingan, pengarahan serta saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal hingga akhir. Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada : 1. Bapak petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari 2. Ibu halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari. 3. Ibu Feryani,S.Si.T,M.PH selaku penguji I dan ibu Wd. Asma Isra, S.Si.T,M.Kes selaku penguji II dan ibu Andi Malahayati N, S.Si.T,M.Kes selaku penguji III. 4. Ibu Dr .Asridah Mukaddim Selaku Direktur Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
  • 6. vi 5. Ibu dosen pengajar dan Staf Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari yang telah mencurahkan segenap ilmunya. 6. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Labaili dan ibunda Wasalani yang telah memberikan support dan motivasi serta doa yang tulus kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini pada waktunya. 7. Kakakku Dhalu, Rasid, Hamijani, Ajidin dan Adikq Safi’in dan seluruh keluargaku atas cinta, dukungan dan doa yang selalu diberikan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai pada waktunya. 8. Sahabat-sahabatku Sheti La Haja, Isnawati La Dao, Rasni La Yai Fisma Taufik, Anita Safitri, Astuti, Ita Ramadani, fifi sriwahayu kumala, Ayu ashari, Fitriyanti Sakinah M, terima kasih untuk kehangatan sebuah persahabatan. 9. Teman-teman seperjuangan D III Kebidanan khususnya kelas III B semoga kita selalu dalam lindungan-NYA, serta menjaga tali silaturrohkim di antara kita semua, Aminnn Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih belum sempurnah, maka saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan demi perbaikan karya tulis ilmiah selanjutnya. Demikian semoga hasil penelitian ini dapat bermaafaat bagi semua pihak terutama kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di poltekkes kemenkes kendari. Amin. Kendari, juli 2017 Penulis
  • 7. vii ABSTRAK PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Suriani Labaili¹ , Hasmia Naningsi² , Wahida³ Latar Belakang : Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi. Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif, populasi adalah semua ibu nifas yang berada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan penentuan sampel yaitu accidental sampling.Besar populasi 622, sampel yang diteliti adalah 62 orang. Hasil : hasil penelitian menunjukan bahwa paling banyak pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia kategori cukup yaitu 31 Responden (50%). Kesimpulan: Pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak pada kelompok 20-35 tahun yaitu 29 Responden (46,77%). dan pegetahuan ibu berdasarkan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling banyak pada kelompok sekolah menengah (SMA/SMA) yaitu 23 Responden (37,09%). Kata Kunci : Masa nifas, Pengetahuan, Usia, Pendidikan Daftar Pustaka : 19 (2008-2014) 1. Mahasiswa 2. Dosen Poltekkes
  • 8. viii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………. iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP…………………………………………… iv KATA PENGANTAR…………………………………………………… v ABSTRAK………………………………………………………………. vii DAFTAR ISI…………………………………………………………….. viii DAFTAR GAMBAR........................................................................... x DAFTAR TABEL……………………………………………………….. xi DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………………………............ 1 . B. Rumusan Masalah…………………………………………. 4 C. Tujuan Penelitian…………………………………………… 4 D. Manfaat Penelitian…………………………………………. 4 E. Keaslian Penelitian………………………………………… 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori……………………………………………… 6 1. Konsep Pengetahuan………………………………….. 6 a. Pengertian pengetahuan…………………………… 6 b. Tingkat pengetahuan……………………………….. 6 c. Cara memperoleh pengetahuan………………….... 7 d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan… 9 e. Kriteria tingkat pengetahuan……………………….. 10 2. Konsep Masa Nifas…………………………………….. 11 a. Pengertian masa nifas……………………………… 11 b. Tujuan asuhan masa nifas………………………… 11 c. Tahap masa nifas…………………………………… 11 d. Perubahan masa nifas……………………………… 12 e. Kebijakan program nasional masa nifas…………. 13 3. Tanda-tanda bahaya masa nifas…………………….. 15 B. Landasan Teori…………………………………………….. 23 C. Kerangka Konsep…………………………………………. 25
  • 9. ix BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian………………………………………….. 26 B. Tempat dan waktu penelitian………………………….. 26 C. Populasi dan sampel…………………………………… 26 D. Instrumen penelitian…………………………………… 27 E. Teknik pengumpulan data…………………………….. 27 F. Variabel penelitian……………………………………... 28 G. Definisi operasional……………………………………. 28 H. Pengelolah data………………………………………… 29 I. Analiss Data…………………………………………….. 30 J. Penyajian data…………………………………………. 30 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……………. 32 A. Gambaran umum RSUD Kota Kendari……………… 32 B. Hasil Penelitian………………………………………… 34 C. Pembahasan…………………………………………… 36 BAB V PENUTUP………………………………………………….. 39 A. Kesimpulan…………………………………………….. 39 B. Saran…………………………………………………… 39 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 10. x DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Konsep…………………………………. .. 25
  • 11. xi DAFTAR TABEL Tabel 1. Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017..................33 Tabel 2. Distribusi frekuensi usia ibu nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017. .....................................................................................34 Tabel 3. Distribusi frekuensi Pendidikan ibu nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017...........................................................................35
  • 12. xii DAFTAR LAMPIRAN 1. Lembar kuesioner 2. Master Tabel 3. Surat Izin Penelitian 4. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
  • 13. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian dan kesakitan akibat komplikasi kehamilan, persalinan, nifas saat ini di dunia masih sangat tinggi. Tahun 2007 setiap 1 menit di dunia seorang ibu meninggal dunia. Dengan demikian dalam 1 tahun ada sekitar 600.000 orang ibu meninggal sia-sia saat melahirkan. Sedangkan di Indonesia dalam 1 jam terdapat 2 orang ibu meninggal karena komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas (Ide Bagus, 2009). Masa nifas (peurperium) dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sempai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. Pelayanan pacsa persalinan harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi kebutuhan ibu dan bayi, yang meliputi upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan komplikasi dan penyakit yang mungkin terjadi, serta penyediaan pelayanan pemberian ASI, cara menjarangkan kehamilan, imunisasi dan nutrisi bagi ibu (Saifuddin,2010). Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas sangat penting dan perlu, dikarenakan masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil atau pada nifas tidak mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dari dalam tubuh) dan endogen (darijalan lahir sendiri). Keadaan ini terutama disebabkan oleh konsekuensi ekonomi, disamping ketidaksediaan pelayanan atau rendahnya peranan fasilitas dalam menyediakan pelayanan kesehatan yang cukup berkualitas. Rendahnya kualitas pelayanan kesehatan juga menyebabkan rendahnya keberhasilan promosi kesehatan dan deteksi dini serta
  • 14. 2 penatalaksanaan yang adekuat terhadap masalah dan penyakit yang timbul pada masa pasca persalinan (Winkjosastro, 2010). Dari hasil data penelitian yang telah di lakukan terdapat ibu nifas yang belum mengerti tentang tanda bahaya masa nifas.Tahun 2013 terdapat 36 responden dengan tingkat pengetahuan: Baik5 responden dengan presentase 13,9%, Cukup 23 responden dengan presentase 63,9%, Kurang8 responden dengan presentase 22,2%. Dan pada tahun 2016 terdapat 30 responden dengan tingkat pengetahuan:Baik 5 orang dengan presentase 16,67%, Cukup10 responden dengan presentase 33,33%,Kurang 15 responden dengan presentase 50%. Asuhan masa nifas yang sangat diperlukan dalam periode ini karena masa nifas merupakan masa kritis untuk ibu dan bayi.Sehingga diperlukan suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu masalah tanda bahaya masa nifas.untuk itu diperlukan suatu peran serta dari masyarakat terutama ibu nifas untuk memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. Selain itu juga diperlukan peran serta dari tenaga kesehatan dengan memberikan konseling selama kehamilan, setelah persalinan, dan melakukan kunjungan rumah yaitu: Kunjungan Neonatal pertama (KN.1) dan Kunjungan neonatal (KN.2) sesuai standar pelayanan. Dari upaya tersebut diharapkan dapat mengetahui dan mengenal secara dini tanda-tanda bahaya masa nifas, sehingga ada kelainan dan komplikasi dapat segera dideteksi (Prawiroharjo, 2009). Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2004, menjadi 228/100.000 lahiran hidup pada tahun 2007, sedangkan pada tahun 2010 menjadi 214/100.000 kelahiran hidup, kemudian naik menjadi 359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Penyebab AKI diantaranya Perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi masa peurperium (8%), abortus (5%), partus lama (5%), emboli obstetric (3%), dan lain-lain (11%) (Depkes RI, 2013). Worid Healt Statistic 2014
  • 15. 3 oleh WHO juga menghitung jumlah kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 dan angka yang ditemukan hanya 190/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI , 2014). Dari survey hasil pengambilan data awal yang dilakukan pada tahun 2014 di dapatkan ibu bersalin sebanyak 1251 dan tahun 2015 sebanyak 950 dan pada tahun 2016 dari bulan januari sampai dengan September di dapat sebanyak 622 ibu bersalin (Rekap medik rumah sakit umum daerah kota kendari). Hasil pengambilan data awal di Rumah Sakit Umum Kota Kendari pada bulan septembertahun 2016, di dapatkan data dari 9 orang ibu nifas, yang mempunyai masalah masa nifas di antaranya 1 orang dengan masalah penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, 1 orang ibu nifas dengan masalah infeksi pada bekas jahitan dan 2 orang ibu nifas dengan masalah sub-involusi karena adanya sisa plasenta. Berdasarkan uraian di atas di dapatkan 4 orang yang mempunyai masalah bahaya masa nifas. Data tersebut merupakan sebagian data dari ibu nifas dengan masalah bahaya masa nifas, yang di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Tapi sebenarnya masih banyak ibu nifas yang mengalami masalah bahaya masa nifas, yang tidak di ketahui atau terdeteksi oleh tenaga kesehatan. Penyebab tidak di ketahuinya masalah bahaya masa nifas yaitu kurangnya pengetahuan ibu nifas. Dimana yang mempengaruhi pengetahuan dari ibu nifas yaitu faktor yang mempengaruhi pengetahuan (pendidikan, usia, pekerjaan, informasi, pengalaman, lingkungan, sosial ekonomi, sosial budaya) dan juga konseling dari tenaga kesehatan selama kehamilan dan setelah persalinan (Notoadmodjo, 2009). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dari 20ibu nifas.13 orang ibu nifas sudah mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas dan7 ibu nifas belum mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas
  • 16. 4 seperti penyulit menyusui yaitu bendungan ASI, infeksi pada luka jahitan dan sub-involusi uteri karena adanya sisa plasenta.Data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2014 terdapat 93 orang tahun 2015 64 orang dan tahun 2016 terdapat 81 ibu mengalami tanda bahaya masa nifas. Maka dari uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari provinsi Sulawesi tenggara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di Rumah Sakit Umum Kota Kendari tahun 2017. 2. Tujuan Khusus a) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. b) Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan di Rumah Sakit Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. D. Manfaat Penelitian 1) Penelitian ini sangat bermanfaat untuk mengetahui tanda bahaya masa nifas yang ada di rumah sakit umum daerah kota kendari.
  • 17. 5 2) Meningkatkan kualitas pengetahuan tanda-tanda bahaya masa nifas khususnya bidan yang berada di ruang bersalin rumah sakit umum daerah kota kendari provinsi sulwesi tenggara. 3) Meningkatkan pengembangan peneliti tentang tanda-tanda bahaya masa nifas di rumah sakit umum daerah kota kendari provinsi Sulawesi tenggara. E. Keaslian penelitian Penelitian serupa dilakukan oleh 1) Riyas Surya Feriana (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di RSUD Kota Surakarta Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan yaitu teknik NonProbability sampling dengan metode total sampling. 2) Bagus Sasongko (2010), dengan judul “Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Wilayah Puskesmas Pesanggaran Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi”. Jenis penelitian ini deskriptif dengan desain penelitian survey. Sampel pada penelitian ini adalah teknik sampling yang digunakan yaitu teknik Non Probability Sampling. Perbedaan penelitian sekarang dan sebelumnya yaitu waktu, lokasi penelitian, populasi dan sampel serta jenis penelitian. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif, lokasi penelitian ini adalah Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara, waktu pelaksanaan penelitian ini adalah bulan Maret 2017, teknik penelitian sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.
  • 18. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tersebut. Penginderaan terjadi melalui pasca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, rasa dan raba sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010), ada 6 tingkat pengetahuan, yaitu 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) suatu yang pesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real.
  • 19. 7 4. Analisis (Analysis) Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkanmateri atau suatu objek kedalam kompenen- komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis (Synthesis) Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk menentukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. 6. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek.Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang ada. c. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut soekidjo Notoadmodjo (2010), cara memperoleh pengetahuan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat di kelompokkan menjadi 2, yaitu : 1) Cara Tradisional atau Non-Ilmiah Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan, antara lain meliputi : a) Cara Coba-Salah ( Trial and Error ) Cara ini paling tradisional yang pernah di gunakan oleh manusia untuk memperoleh pengetahuan yaitu melalui cara coba-coba. Cara ini telah di pakai orang sebelum adanya peradaban. Pada waktu itu seseorang apabila menghadapi masalah, upaya pemecahannya dengan cara coba-coba saja. Cara coba-coba ini di lakukan dengan menggunakan kemungkinan memecahkan masalah, apabila tidak berhasil di coba kemungkinan yang lain sampai masalah terselesaikan.
  • 20. 8 b) Cara Kekuasaan atau Otoriter Sumber pengetahuan tersebut berupa pemimpin- pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tesebut dapat diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi otoritas pemerintahan, otoritas pemerintahan agama maupun ahli ilmu pengetahuan. Dimana prinsip ini orang lain berpendapat yang di kemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa menguji dulu atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris atau penalaran sendiri. c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi Pengalaman pribadi dapat di gunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini di lakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan permasalahan yang di hadapi pada masa yang lalu, bila gagal dengan cara tersebut ia tidak akan mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari cara lain sehingga dapat berhasil memecahkannya. d) Melalui Jalan Pikiran Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui pernyataan- pernyataan khusus kepada yang umum di sebut induksi.Sedangkan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus. 2) Cara Modern atau Ilmiah Cara baru memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah yang di sebut metode penelitian ilmiah. Kemudian metode berpikir induktif yang di kembangkan
  • 21. 9 oleh B.Bacon di lanjutkan oleh Van Dalen bahwa dalam memperoleh kesimpulan di lakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek yang di amati. d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2010) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan antara lain: 1. Pendidikan Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk memenuhi informasi. Ada beberapa jenjang pendidikan yang ditempuh oleh ibu, yaitu dikelompokan menjadi pendidikan rendah bila lulus SD, SMP dan sederajat, pendidikan menengah bila lulus SMA dan sederajat, dan bila pendidikan tinggi (diploma, S1, S2 dan S3). 2. Informasi Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberika pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Seseorang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas. 3. Sosial budaya dan ekonomi Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak melakukannya. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan
  • 22. 10 untuk kegiatan tertentu, sehingga semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang diharapkan akan semakin banyak pengetahuan. Pengetahuan ibu diperoleh melalui tingkat pekerjaan. Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokkan menjadi bekerja/tidak bekerja. 4. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. 5. Pengalaman Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh suatu kebenaran pengetahuan pengetahuannya.Pengetahuan ibu dapat diperoleh melaui tingkat pekerjaannya.Pekerjaan ibu yaitu saat ini dikelompokan bekerja/tidak bekerja.dengancara mengulangkembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. 6. Usia Usia memengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik (Rahmawati, 2008). e. Kriteria Tingkat Pengetahuan Menurut Putri Ariani A, (2014), Aplikasi yang diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Dengan pengukuran kemampuan: 1). Baik : 76 – 100 % 2). Cukup : 56 – 75 % 3). Kurang : ≤ 55 % ( Putri Ariani A, 2014).
  • 23. 11 2. Konsep Masa Nifas a. Pengertian Masa Nifas Nifas (Puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran placenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6-8 minggu (Anggraini, 2010). Masa nifas (puerperium) adalah setelah placenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.Masa nifas berlangsung selama kira – kira 6 minggu (Maemunah, 2013). 1. Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas Antara lain: a). Mendeteksi komplikasi bahaya nifas. b). Memberikan informasi dan konseling (mengenal tentang tanda- tanda bahaya masa nifas). b. Tujuan Asuhan Masa Nifas Menurut Suhemi (2009), tujuan dari pemberian asuhan kebidanan pada masa nifas adalah : 1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi. 2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya 3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat. 4. Memberikan pelayanan keluarga berencana. c. Tahap masa nifas Masa nifas di bagi dalam 3 periode : 1). Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
  • 24. 12 2). Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-8 minggu. 3). Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan, atau tahunan.(Anggraini, 2013). d. Perubahan masa nifas Secara garis besar, terdapat tiga proses penting di masa nifas, yaitu sebagai berikut: 1. Pengecilan Rahim Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik dan unik karena dapat mengecil serta membesar dengan menambah atau mengurangi jumlah selnya.Pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram.Selama kehamilan rahim makin lama makin membesar.Setelah bayi lahir umumnya berat rahim menjadi sekitar 1.000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari di bawah umbilicus.Setelah 1 minggu kemudian beratnya berkurang jadi sekitar 500 gram.Sekitar 2 minggu beratnya sekitar 300 gram dan tidak dapat di raba lagi. Jadi, secara alamiah rahim akan kembali mengecil prlahan-lahan ke bentuknya semula. Setelah 6 minggu beratnya sudah sekitar 40- 60 gram. Pada saat ini masa nifas di anggap sudah selesai namun sebenarnya rahim akan kembali ke posisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3 bulan setelah masa nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan ini bukan hanya rahim saja yang kembali normal tapi juga kondisi tubuh ibu secara keseluruhan. 2. Kekentalan darah (hemokonsentrasi) kembali normal Selama hamil, darah ibu relatif lebih encer, karena cairan ibu banyak, sementara sel darahnya berkurang. Setelah melahirkan
  • 25. 13 sistem sirkulasi darah ibu akan kembali seperti semula. Darah mulai mengental, dimana kadar perbandingan sel darah kembali normal. Umumnya hal ini terjadi pada hari ke-3 sampai ke-15 pasca persalinan. 3. Proses laktasi dan menyusui Proses ini timbul setelah plasenta atau ari-ari lepas.plasenta menggantung hormone penghambat prolaktin (hormone plasenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah plasenta lepas hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga produksi ASI.ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan (Saleha,2009). e. Kebijakan program nasional masa nifas Kebijakan program nasional dalam masa nifas menggambarkan tentang praktek standar nasional dan peraturan- peraturan setempat. Kebijakan program nasional dalam masa nifas menetapkan paling sedikit 4 kali kunjungan dalam masa nifas, yaitu : 1. Kunjungan I : 6-8 jam setelah persalinan 2. Kunjungan II : 6 hari setelah persalinan 3. Kunjungan III : 2 minggu setelah persalinan 4. Kunjungan IV : 6 minggu setelah persalinan Kunjungan masa nifas dilakukan untuk mentukan atau menilai keadaan umum ibu dan bayi baru lahir serta untuk mencegah,mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi. 1). Kunjungan 6 - 8 jam setelah persalinan Tujuannya: 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut.
  • 26. 14 3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri. 4. Pemberian ASI awal. 5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. 2). Kunjungan 6 (enam) hari setelah persalinan Tujuannya: a) involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal. c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit. e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-- hari. 3). Kunjungan 2 (dua) minggu setelah persalinan Tujuannya: a) Memastikan involusi uterus berjalan baik (normal) uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau. b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal. c) Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan dan istirahat. d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyuIit. e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari hari.
  • 27. 15 4). Kunjungan 6 (enam) minggu setelah persalinan Tujuannya: a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu atau bayi alami. b) Memberikan konseling untuk KB secara dini. 3. Tanda-tanda bahaya masa nifas Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya/ komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas, apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bias menyebabkan kematian ibu (Prawirohardjo ,2009). Tanda-tanda bahaya masa nifas, sebagai berikut : 1) Perdarahan Post Partum. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml dalam masa 24 jam setelah anak lahir (Prawirohardjo, 2009). Menurut waktu terjadinya di bagi atas 2 bagian : a) Perdarahan Post Partum Primer (Early Post Partum Hemorrhage) yang terjadi dalam 24 jam setelah anak lahir. Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa placenta dan robekan jalan lahir. Terbanyak dalam 2 jam pertama. b) Perdarahan post partum sekunder (Late Post Partum Hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam, biasanya terjadi antara hari ke 5 sampai 15 post partum. Penyebab utama adalah robekan jalan lahir atau selaput plasenta (Prawirohardjo, 2009). Menurut Manuaba (2009), perdarahan post partum merupakan negara berkembang. Faktor-faktor penyebab perdarahan post partum adalah : a) Grandemultipara. penyebab penting kematian maternal khususnya di b) Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun.
  • 28. 16 c) Persalinan yang di lakukan dengan tindakan : pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh dukun,persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa. 2) Lochea yang berbau busuk (bau dari vagina) Lochea adalah cairan yang dikeluarkan uterus melalui vagina dalam masa nifas sifat lochea alkalis, jumlah lebih banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi dan berbau anyir (cairan ini berasal dari bekas melekatnya placenta) Lochea dibagi dalam beberapa jenis ( Rukiyah. A.Y, 2011) a) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium, selama 2 hari pasca persalinan. b) Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir hari ke 3-7 pasca persalinan. c) Lochea serosa: berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-14 pasca persalinan. d) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu. e) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk. f) Lochiostasis: lochea tidak lancar keluarnya. Apabila pengeluaran lochea lebih lama dari pada yang disebutkan di atas kemungkinan adanya : 1) Tertinggalnya placenta atau selaput janin karena kontraksi uterus yang kurang baik. 2) Ibu yang tidak menyusui anaknya, pengeluaran lochea rubra lebih banyak karena kontraksi uterus dengan cepat. 3) Infeksi jalan lahir, membuat kontraksi uterus kurang baik sehingga lebih lama mengeluarkan lochea dan lochea berbau anyir atau amis.Bila lochea bernanah dan berbau busuk, disertai nyeri perut bagian bawah kemungkinan
  • 29. 17 diagnosisnya adalah metritis.Metritis adalah infeksi uterus setelah persalinan yang merupakan salah satu penyebab terbesar kematian ibu.Bila pengobatan terlambat atau kurang adekuat dapat menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik (Rustam Mochtar, 2009). 3). Sub-Involusi Uterus (Pengecilan Rahim yang Terganggu) Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari 1000 gram saat setelah bersalin, menjadi 40-60 mg 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini kurang baik atau terganggu di sebut sub-involusi (Bahiyatun , 2009). Faktor penyebab sub-involusi, antara lain: sisa plasenta dalam uterus, endometritis, adanya mioma uteri (Prawirohardjo, 2009). Pada pemeriksaan bimanual di temukan uterus lebih besar dan lebih lembek dari seharusnya, fundus masih tinggi, lochea banyak dan berbau, dan tidak jarang terdapat pula perdarahan (Prawirohardjo, 2009).Pengobatan di lakukan dengan memberikan injeksi Methergin setiap hari di tambah dengan Ergometrin per oral.Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase.Berikan Antibiotika sebagai pelindung infeksi (Prawirohardjo, 2009). 4). Tromboflebitis (pembengkakan pada vena) Tromboflebitis merupakan inflamasi pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan darah. Bekuan darah dapat terjadi di permukaam atau di dalam vena.Tromflebitis cenderung terjadi pada periode pacsa partum pada saat kemampuan pengumpulan darah meningkat akibat peningkatan fibrinogen. Factorpenyebabterjadinya infeksi tromboflebitis antara lain: 1. Pasca bedah, perluasan infeksi endometrium 2. Mempunyai varises pada vena 5). Nyeri pada perut dan pelvis Tanda-tanda nyeri perut dan pelvis dapat menyebabkan komplikasi nifas seperti : Peritonitis. Peritonitis adalah peradangan
  • 30. 18 pada peritonium, peritonitis umum dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kematian karena infeksi. Menurut Walyani Elisabeth 2009, gejala klinis peritonitis dibagi 2 yaitu : 1. Peritonitis pelvio berbatas pada daerah pelvis Tanda dan gejalanya demam, nyeri perut bagian bawah tetapi keadaan umum tetap baik, pada pemeriksaan dalam kavum daugles menonjol karena ada abses. 2. Peritonitis umum Tanda dan gejalanya: suhu meningkat nadi cepat dan kecil, perut nyeri tekan, pucat muka cekung, kulit dingin, anorexsia, kadang-kadang muntah. 6). Depresi setelah persalinan Depresi setelah melahirkan merupakan kejadian yang sering terjadi akan tetapi ibu tidak menyadarinya. Penyebab utama dari depresi setelah melahirkan tidak diketahui, diduga karena ibu belum siap beradaptasi dengan kondisi setelah melahirkan atau kebingungan merawat bayi.ada juga yang menduga bahwa depresi setelah melahirkan dipicu karena perubahan fisik dan hormonal setelah melahirkan.Yang mengalami depresi sebelum kehamilan maka berisiko lebih tinggi terjadi depresi setelah melahirkan. 7) Pusing dan lemas yang berlebihan Menurut Manuaba (2009), pusing merupakan tanda-tanda bahaya masa nifas, pusing bisa di sebabkan oleh karena tekanan darah rendah (Sistol <> 160 mmHg dan distolnya 110 mmHg. Pusing dan lemas yang berlebihan dapat juga disebabkan oleh anemia bila kadar haemoglobin <> Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan pucat, tekanan darah rendah. a) Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari. b) Makan dengan dietberimbang untuk mendapatkan protein,
  • 31. 19 mineral dan vitamin yang cukup. c) Minum sedikitnya 3 liter setiap hari. d) Pil zat besi harus di minum untuk menambah zat setidaknya selama 40 hari pasca bersalin. e) Minum 1 kapsul sehari vitamin A agar bisa memberikan kadar vitaminnya kepada bayinya. f) istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan g) Kurang istirahat akan mempengaruhi produksi ASI dan memperlambat proses involusi uterus. 8). Sakit kepala, penglihat kabur dan pembengkakan di wajah Sakit kepala adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala kadang sakit dibelakang leher atau punggung bagian atas,disebut juga sebagai sakit kepala.jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan. Penglihatan kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan menyebabkan resistensiotak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejanng) dan gangguan penglihatan. Pembengkakan pada wajah dan ekstremitas merupakan salah satu gejala dari adanya preeklamsi walaupun gejala utamanya adalah protein urine. Hal ini biasa terjadi pada akhir-akhir kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai ibu post partum. Oedema dapat terjadi karena peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh hormonal dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena cava inferior ketika berbaring 9) Suhu Tubuh Ibu > 38 0 C Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,20 C-37,80 C oleh karena reabsorbsi benda- benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini disebut
  • 32. 20 demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380 C beturut-turut selama 2 hari kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alat-alat genetalia dalam masa nifas (Ambarwati 2010). Penanganan umum bila terjadi Demam : a) Istirahat baring b) Rehidrasi peroral atau infuse c) Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu d) Jika ada syok, segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok, harus waspada untuk menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat. Pencegahan Infeksi Nifas terdiri dari beberapa bagian : a) Masa kehamilan Mengurangi atau mencegah faktor-faktor predisposisi seperti anemia, malnutrisi, dan kelemahan, serta mengobati penyakit- penyakit yang diderita ibu. Pemeriksaan dalam jangan dilakukan kalau tidak ada indikasi yang perlu. Begitu pula koitus pada hamil tua hendaknya dihindari atau dikurangi dan dilakukan hati- hati karena dapat menyebabkan pecahnya ketuban, kalau ini terjadi infeksi akan mudah masuk dalam jalan lahir. b) Masa persalinan 1) Hindari pemeriksaan dalam berulang-ulang, lakukan bila ada indikasi dengan sterilitas yang baik, apalagi bila ketuban telah pecah 2) Hindari partus terlalu lama dan ketuban pecah lama. 3) Jagalah sterilitas kamar bersalin dan pakailah masker, alat-alat harus suci hama. 4) Perlukaan-perlukaan jalan lahir karena tindakan baik pervaginam maupun perabdominam dibersihkan, dijahit sebaik-baiknya dan menjaga sterilitas.
  • 33. 21 5) Pakaian dan barang-barang atau alat-alat yang berhubungan dengan penderita harus terjaga kebersihannya. 6) Perdarahan yang banyak harus dicegah, bila terjadi darah yang hilang harus segera diganti dengan transfusi darah. c) Masa nifas 1). Luka-luka dirawat dengan baik jangan sampai kena infeksi, begitu pula alat-alat dan pakaian serta kain yang berhubungan dengan alat kandungan harus steril. 2). Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu sehat. 3). Tamu yang berkunjung harus dibatasi. 10) Penyulit dalam Menyusui Kelenjar mamae telah dipersiapkan semenjak kehamilan.Umumnya produksi ASI baru terjadi pada hari ke 2 atau 3 pasca persalinan.Pada hari pertama keluar kolostrum. Cairan yang telah kental lebih dari air susu, mengandung banyak protein, albumin, globulin dan kolostrum. Untuk dapat melancarkan ASI, dilakukan persiapan sejak awal hamil dengan melakukan massase, menghilangkan kerak pada puting susu sehingga duktusnya tidak tersumbat. Untuk menghindari putting rata sebaiknya sejak hamil, ibu dapat menarik-narik putting susu dan ibu harus tetap menyusui agar putting selalu sering tertarik. Sedangkan untuk menghindari putting lecet yaitu dengan melakukan tehnik menyusui yang benar, putting harus kering saat menyusui, putting diberi lanolin monelia di terapi dan menyusui pada payudara yang tidak lecet. Selain itu putting lecet dapat disebabkan oleh karena cara menyusui dan perawatan payudara yang tidak benar dan infeksi monelia, bila lecetnya luas, menyusui 24-48 jam dan ASI dikeluarkan dengan tangan atau dipompa. Pengeluaran ASI pun dapat bervariasi seperti tidak keluar samasekali (agalaksia), ASI sedikit (aligolaksia), dan terlalu
  • 34. 22 banyak (poligalaksia) dam pengeluaran berkepenjangan (galaktoria). Beberapa keadaan Abnormal pada masa menyusui yang mungkin terjadi: a) Bendungan ASI Adalah pembendungan air susu karena penyempitan duktus laktoferi atau oleh kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna/karena kelainan pada putting susu. 1) Penyebab (a) Penyempitan duktus laktiferus (b) Kelenjar kelenja yang tidak dikosongkan dengan sempurna (c) Kelainan pada puting susu. (Rukiyah.2011) 2) Gejala (a) Timbul pada hari ke 3-5 (b) Payudara bengkak, keras, tegang, panas dan nyeri (c) Suhu tubuh naik. 3) Penatalaksanaan (a) susukan payudara sesering mungkin (b) kedua payudara disusukan (c) kompres hangat payudara sebelum disusukan (d) bantu dengan memijat payudara untuk permulaan menyusui sangga payudara (e) kompres dingin pada payudara diantara menyusui. (f) bila diperlukan berikan parasetamol 500 Mg. Peroral setiap 4 jam b) Mastitis Mastitis Adalah suatu peradangan pada payudara biasanya terjadi pada 3 minggu setelah melahirkan. Penyebab kuman terutama stapilokokus aureus melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran darah (Suhemi, dkk, 2009).
  • 35. 23 a. Tanda dan Gejala : (1) Payudara membesar dan keras (2) payudara nyeri, dan bengkak (3) payudara memerah dan membisu (4) suhu badan naik dan menggigil b. Penatalaksanaan : (1) Beri antibiotik 500 mg/6 jam selama 10 hari. (2) Sangga payudara (3) Kompres dingin 4) Susukan bayi sesering mungkin (5) Banyak minum dan istirahat yang cukup (6) Bila terjadi abses lakukan insisi radial c) Abses Payudara Abses payudara adalah terdapat masa padat mengeras di bawah kulit yang kemerahan terjadi karena mastistis yang tidak segera diobati. Gejala sama dengan Mastistis terdapat bisul yang pecah dan mengeluarkan pus (nanah). (Saleha. 2009). B. Landasan teori Pengetahuan adalah hasil dari tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dimana penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penginderaan manusia yakni penglihatan, pendengaran,penawaran rasa dan peraba. Pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak yang tertuju kepada kedewasaan.Sedangkan di Indonesia mengidefinisikan lain, bahkan pendidikan sebagai suatu usaha dasar untuk menjadi kepribadian dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
  • 36. 24 Usia adalah umur individu yang terpenting mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang bertambah dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang dan lebih dewasa akan lebih dipercayai dari orang yang belum cukup tinggi tingkat kedawasaan.Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Hubungan pengetahuan dan pendidikan seseorang,dinama semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin banyak pula pengetahuan yang mereka dapat (Mubarak, 2011). Hubungan pengetahuan dan usia seseorang, semakin banyak umur atau semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu yang lebih dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan. Dengan demikian semakin tua umur responden maka tingkat pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas semakin baik, makin tua umur seseorang. Nur salam (2008)
  • 37. 25 C. Kerangka konsep Variabel bebas : Pendidikan, usia Variabel terikat : Pengetahuan ibu nifas tentang tanda bahaya masa nifas.(Notoatmodjo, 2009) Pendidikan Usia Pengetahuan ibu nifas tentang tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
  • 38. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan (memaparkan) pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas.Dalam penulisan ini menggambarkan rancangan penelitian survey, yaitu suatu penelitian yang tidak dilakukan pada seluruh populasi, tetapi hanya mengambil sebagian dari populasi (sampel). Dalam penelitian survey, hasil dari sampel tersebut dapat digeneralisasikan sebagai hasil populasi (Notoatmodjo,2010). B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan di ruang Nifas Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017. 2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan juni-juli 2017 C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto 2010 ). Pada penelitian ini populasinya adalah ibu nifas yang ada di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2016 sebanyak 622 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.untuk menentukan besarnya sampel, apabila subjek kurang dari 100, lebih baik di ambil semua penelitiannya, jika subjeknya lebih besar dapat diambil antara 10-20%.(Sugiyono, 2007).Yang diajukan dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang ada Di
  • 39. 27 Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara dengan jumlah 62 orang ibu nifas. n= 10% x N Keterangan : n = besar sampel N = besar populasi =62,2 n= 62 Dalam penelitian ini menggunakan accidental Sampling, yaitu ibu nifas yang berada Di Rumah sakit Umum Daerah Kota Kendari. D. Instrument penelitian Instrument pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner. Kuesioner yaitu suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah dengan menyelesaikan pernyataan kepada sejumlah objek (Notoatmodjo, 2010). E. Teknik Pengumpulan Data Sumber data dalam penelitian ini 1. Data primer Data primer adalah data diperoleh dengan memberikan lembar kuesioner kepada responden yang didalamnya berisi tentang identitas responden. data primer tentang pengetahuan ibu nifas diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang pengetahuan ibu tentang tanda bahaya masa nifas kepada responden. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang sudah ada atau diperoleh dari instansi terkait mengenai data ibu nifas.
  • 40. 28 F. Variabel penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2010). a.Variable independent (independent) yaitu pendidikan, usia b. Variable dependent (dependent) yaitu pengetahuan ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas. G. Definisi operasional Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Maemunah, 2013). Menurut Suyanto & Umi Salamah (2009), definisi operasional merupakan teori atau konsep yang telah di jabarkan dalam bentuk variabel penelitian tersebut agar variabel tersebut mudah di pahami, di ukur atau di amati. 1. Pengetahuan Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, segala sesuatu yang di ketahui oleh ibu nifas dalam periode masa nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, Kriteria Objektif : a. Baik : 75-100% b. Cukup : 55-74% c. Kurang : ≤ 55% (Putri Ariani A, 2014) 2. Usia Usia responden saat penelitian dilakukan. (Rahmawati,2008) Kriteria Objektif : a. ≤ 20 tahun b. 20-35 tahun c. ≥ 35 tahun
  • 41. 29 3. Pendidikan Pendidikan formal yang terakhir yang pernah di selesaikan oleh responden. (Notoatmodjo, 2010), KriteriaObjektif : a. Tidak sekolah b. Sekolah dasar : (SD-SMP) c. Sekolah menengah (SMA-SMK) d. Perguruan tinggi (Diploma-Sarjana) H. Pengelolah Data Data yang diperoleh dari hasil kuesioner yang digunakan sebagai paduan wawancara pada responden diolah dengan langkah- langkah sebagai berikut : 1. Penyuntingan data (editing), dilakukan dengan pengecekan isian pada instrument, apakah data yang sudah terkumpul sudah jelas, lengkap dan relevan. 2. Pengkoden data (coding), dilakukan dengan merubah data yangberupa huruf menjadi angka. 3. Pengolahan data (prosessing), dilakukan dengan tujuan agar datadapat dianalisa. 4. Pembersihan data (cleaning), dilakukan dengan memeriksa kembaliapabila ada kesalahan dalam perekapan. 5. Scoring, perhitungan secara manual dengan secara manual denganmenggunakan kalkulator untuk presentase setiap variabel. 6. Tabulasi, menyusun data dalam bentuk table distribusi frekuensisetelah dilakukan perhitungan secara manual maupun menggunakankalkulator. Proses perhitungan data-data dari hasil observasi dan koesioner yang sudah diberi kode serta serta dimasukkan kedalam table. Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data dapat disajikan dalam bentuk table distribusi frekuensi.
  • 42. 30 I. Analisis Data Analisis univariabel adalah analisis terhadap satu variabel. Data dari masing-masing di analisis dan disajikan dalam bentuk table frekuensi. Dengan rumus : Keterangan : p = Presentase f= Data yang ada n = Total sampel (Arikunto, 2010) J. Penyajian Data Penyajian data dalam penelitian ini dalam bentuk table distribusi, dinarasikan secara diskriptif variable yang diteliti dari diprensentatif. K. Etika penelitian Penelitian ini dimulai dengan melakukan berbagai prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi : 1. Informed consent (Lembaran Persetujuan Meliputi Responden) adalah lembar persetujuan yang diberikan pada subyek yang akan diteliti. 2. Anonimity (Tanpa Nama) adalah kerahasiaan identitas responden harus di jaga,oleh karena itu peneliti tidak boleh mencantumkan nama responden pada lembaran pengumpulan. 3. Confidentiality (Karakteristik) adalah kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti karena hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau di laporkan sebagai hasil penelitian
  • 43. 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. GAMBARAN UMUM RSUD Kota Kendari 1. Sejarah berdirinya RSUD Kota Kendari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari terletak di kota Kendari, tepatnya di Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan luas bangunan 1.800 M2 . RSUD Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 dan telah mengalami beberapa kali perubahan antara lain : a. Dibangun oleh Pemerintah Belanda pada tahun 1927 b. Dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 – 1945 c. Menjadi Rumah Sakit Tentara pada tahun 1945 – 1960 d. Menjadi RSU. Kabupaten Kendari pada tahun 1960 – 1989 e. Menjadi Puskesmas Gunung Jati pada tahun 1989 – 2001 f. Menjadi RSU Abunawas Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001 Diresmikan penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota Kendari oleh bapak Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003 Pada Tahun 2008,oleh pemerintah Kota Kendari telah membebaskan lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi Rumah Sakit, yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD. Pada tanggal 9 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu Kec. Kambu Kota Kendari.
  • 44. 32 · Pada tanggal 12–14 Desember 2012 telah divisitasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS) dan berhasil terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD ). Berdasarkan SK walikota Kendari no 16 tahun 2015 tanggal 13 mei 2015 dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai PERDA kota kendari no 17 tahun 2001. 2. Sarana Gedung RSUD Kota Kendari RSUD Kota Kendari saat inu memiliki sarana gedung sebagai berikut: 1. Gedung Anthurium( Kantor) 2. Gedung Bougebville 3. Gedung IGD 4. Gedung matahari 5. Gedung crysant 6. Gedung teratai 7. Gedung lavender 8. Gedung mawar 9. Gedung melati 10.Gedung tulip 11.Gedung anggrek 12.Gedung instalasi gizi 13.Gedung laundry 14.Gedung laboratorium 15.Gedung kamar jenazah 16.Gedung VIP 17.Gedung PMCC (Private Medical Care Centre) dalam proses pembangunan. Dalam menunjang pelaksaan kegiatan, RSUD Kota Kendari dilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 10 buah mobil nasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.
  • 45. 33 3. Ketenagaan Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD kota kendari pada tahun 2016 sebanyak 451 207 PNS dan 244 Non PNS). Yang terdiri dari: a. Tenaga medis b. Tenaga paramedic perawatan c. Tenaga paramedic non perawatan d. Tenaga adminitrasi B. Hasil penelitian Tabel 1 Distribusi pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017 Kriteria Pengetahuan n % Baik 20 32,25 Cukup 31 50 Kurang 11 17,74 Jumlah 62 100 Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu 31 responden ﴾50﴿%
  • 46. 34 Tabel 2 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan usia Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Usia Pengetahuan n % Baik Cukup Kurang n % n % n % ≤ 20 0 0 0 0 10 16,12 10 16.12 20-35 11 17,74 17 27,41 1 1,612 30 48,38 ≥ 35 9 14,51 14 22,58 0 0 22 35,48 Jumlah 20 31 11 62 100 Sumber: Data sekunder ﴾diolah﴿ tahun 2017 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa dari 62 responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan usia paling banyak pada kelompok dengan kategori baik 11 responden (17,74%) cukup 17 responden (27,41%) dan kurang 1 responden (16,12%). Berdasarkan usia paling banyak dengan kategori cukup yaitu 17 responden (27,14%).
  • 47. 35 Tabel 3 Distribusi Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas berdasarkan pendidikan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Pendidikan Pengetahuan n % Baik Cukup Kurang n % n % n % Tidak Sekolah 0 0 0 0 1 1 1,612 Sekolah Dasar )SD-SMP( 0 0 1 1,612 10 16,12 11 17,74 Sekolah Menengah )SMA-SMK( 6 9,66 23 37,09 0 0 29 46,77 Perguruan tinggi ﴾diploma- sarjana) 14 22,58 7 11,29 0 0 21 33,87 Jumlah 20 31 11 62 100 Sumber: Data Sekunder )diolah(Tahun 2017 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa dari 62 responden pengetahuan ibu nifas berdasarkan pendidikan paling banyak pada kelompok Sekolah Menengah )SMA-SMK( yang berpengetahuan baik sebanyak 14 responden (22,58%) cukup yaitu 23 Responden )37,09%) dan kurang. C. Pembahasan 1. Pengetahuan Berdasarkan tabel 1 diatas pengetahuan terbanyak responden berada pada rentang pengetahuan cukup yaitu sebanyak 31 (50%). pengetahuan adalah hasil dari tahu dari manusia dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, dimana penginderaan tersebut dapat terjadi melalui penginderaan manusia yakni penglihatan, pendengaran,penawaran rasa dan peraba.
  • 48. 36 2. Usia Berdasarkan table 2 diatas umur terbanyak responden berada pada rentang umur 20-35 tahun sebanyak 17 responden (27,41%). Usia adalah lamanya seseorang hidup dan dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir. umur sejalan dengan perkembangan biologis alat-alat tubuh dan kematangan intelektual (Nur salam 2010). menurut masa reproduksi umur dikelompokkan menjadi < 20 tahun merupakan masa reproduksi produktif, 20-30 tahun merupakan masa reproduksi produktif dan merupakan kurun waktu kondisi yang sehat berproduksi dan 31-45 tahun merupakan masa produktif post produksi (Prawirohardjo. 2009). Menurut EB Hurlock (1998, dalam prawirohardjo, 2009) bahwa dengan bertumbuhnya umur seseorang biasanya di iringi dengan berbagai macam pengalaman hidup, semakin cukup umur tinggkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja, sehingga psikologi seseorang lebih matang dalam menghadapi sesuatu proses atau masalah yang dihadapi. 3. Pendidikan Berdasarkan tabel 3 diatas terdapat responden terbanyak berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58%). Pendidikan adalah suatu proses belajar yang bertujuan untuk meningkatkan daya intelektual seseorang yang diperoleh melalui pendidikan formal, melalui pendidikan seseorang akan memperoleh pengetahuan, dimana setiap pendidikan memiliki pola dan tinggkat pengetahuan yang berbeda pula, tinggkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu dalam beradaptasi di saat mengalami tanda bahaya masa nifas, diharapkan dengan pedidikan yang tinggi ibu mempunyai pengetahuan tentang tanda- tanda bahaya masa nifas. (prawirihardjo, 2009).
  • 49. 37 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di ruang bersalin RSUD Kota Kendari adalah sebagai berikut: 1. Pengetahuan terbanyak responden berada pada kriteria cukup yaitu sebanyak 31 responden (50%) 2. Pengetahuan berdasarkan usia terbanyak pada usia 20-35 tahun yaitu sebanyak 17 responden (27,41%) 3. Pengetahuan berdasarkan pendidikan terbanyak pada pendidikan perguruan tinggi sebanyak 14 responden (22,58) 2. Saran 1. Bagi ruang bersalin Rumah Sakit Uum Daerah Kota Kendari provinsi Sulawesi tenggara dapat memberikan penyuluhan tentang tanda- tanda bahaya masa nifas 2. Bagi bidan terkhusus di ruang bersalin Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari provinsi Sulawesi tenggara agar dapat memantau kondisi ibu agar tidak terjadi tanda bahaya masa nifas. 3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan mengembangkan penelitian dengan cara mengembangkan variable penelitian dan sampel penelitian sehingga akan mendapatkan hasil penelitian yang baik.
  • 50. DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Yetti. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta Anggraini, Y. 2013, Asuhan Kebidanan lll Nifas, Yogyakarta, Arikunto, 2010. Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktek PT. Rineka Cipta.Jakarta Bagus, Ida. (2009). “survey demogravi dan kesehatan Indonesia,” indoskrip (online) Vol.33, no.8, (http://www.one.indoskripsi.com/node/4953). Departemen Kesehatan Direktorat Jendral Bina Kesehatan. 2014. Standar Pelayanan Kebidanan, Depkes RI, Jakarta Maemunah. Ade Siti. (2013). Asuhan Kebidanan Postpartum. Bandung: PT Rafika Utama. Manuaba, I. B. G. (2009). Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan keluarga berencana untuk pendidikan bidan. Jakarta: EGC Mubarak, Wahid iqbal. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta Nursalam. (2008) Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan (pedoman skripsi, tesis,dan instrument penelitian). Jakarta : Media Salemba. Notoadmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta 2010. Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBPSP Putri Ariana A. 2014 Aplikasi Metode Penelitian Kebidanan dan kesehatan reproduksi. Jakarta : Trans Info Media Rahmawati, Anita. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya Rukiyah, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan IV (Patologi kebidanan). Jakarta : Trans Info Media
  • 51. Saifuddin, 2010, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Yayasan Bidan Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta. Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan Pda Masa Nifas. Jakarta: Salemba Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta: Fitramaya Sugiyono, 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta Suyanto, dan Salamah Umi. (2009) Riset kebidanan. Jogjakarta: Mitra crndikia prees Winkjosastro, Hanifa. 2010. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
  • 52. LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama (inisial) :………………………………………………. Umur :………………………………………tahun Alamat :………………………………………………. Setelah mendapat penjelasan dari peneliti,saya bersedia/tidak bersedia *) Berpatisipasi dan menjadi responden peneliti yang berjudul “Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. Kendari, juli 2017 Keterangan Responden *) coret yang tidak perlu
  • 53. KUESIONER PENELITIAN Judul penelitian : Pengetahuan ibu nifas tentang tanda-tanda bahaya masa nifas Petunjuk Pengisian kuesioner : 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai keadaan ibu 2. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang tepat sesuai pendapat ibu 3. Nomor responden diisi oleh peneliti, tanggal pengisian diisi oleh responden, dan tanggal persalinan diisi oleh responden. Nama responden : Tanggal pengisian kuesioner : Tanggal persalinan : A. DATA UMUM 1. Usia ≤20 tahun 20-35 tahun ≥35 tahun 2. Pendidikan a. Tidak sekolah b. Sekolah Dasar (SD-SMP) c. Sekolah Menengah (SMA-SMK) d. Perguruan Tinggi (Diploma-Sarjana)
  • 54. B. DATA KHUSUS 1. Pengetahuan Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pendapat ibu. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang paling tepat sesuai dengan pendapat ibu. No Pertanyaan Benar Salah 1 Nifas adalah masa setelah persalinan 2 Masa nifas berlangsung 42 hari 3 Perdarahan merupakan tanda bahaya masa nifas 4 Darah nifas disebut juga lochea 5 Cairan yang dikeluarkan dari kelamin wanita setelah persalinan (melahirkan), yang normal adalah cairan yang berbau busuk 6 Perdarahan postpartum primer dan perdarahan postpartum sekunder merupakan klisifikasi perdarahan menurut waktu terjadinya 7 Lochea yang berbau busuk akibat masih tertinggalnya sisa plasenta dalam rahim 8 Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah suatu tanda yang yang tidak normal yang menunjukan adanya bahaya yang terjadi selama masa nifas 9 Pusing serta pandangan kabur dan lemah merupakan hal biasa saat nifas 10 Penanganan untuk tubuh panas pada masa nifas (setelah persalinan) yaitu dikompres dan minum obat penurun panas 11 Penanganan dari masalah Bendungan ASI (payudara penuh dengan ASI) yaitu menyusukkan (memberikan) ASInya sesering mungkin
  • 55. 12 Salah satu contoh penyulit dalam menyusui adalah ASI keluar lancar 13 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya bukan merupakan tujuan asuhan masa nifas 14 Suhu tubuh ˃38˚C saat nifas disebabkan karena infeksi 15 Pendidikan perawatan bayi merupakan tujuan asuhan masa nifas 16 Mendapatkan kesehatan emosi bukan merupakan tujuan asuhan masa nifas 17 Komplikasi saat melahirkan mempengaruhi lama penyembuhan saat nifas 18 Peurperium dini, peurperium intermedial, remote peurperium merupakan tahapan masa nifas 19 Peurperium (nifas) dini adalah kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan 20 Peurperium (nifas) intermedial berlangsung pada 6-8 minggu
  • 56. Lampiran 2: Master Tabel Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda bahaya Masa Nifas Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 NO NAMA PEKERJAAN VARIABEL PENELITIAN USIA PENDIDIKAN PENGETAHUAN ≤20 20-35 ≥35 TS SD-SMP SMA/SMK PT BAIK CUKUP KURANG 1 NY.I IRT √ √ √ 2 Ny.M IRT √ √ √ 3 Ny.N PNS √ √ √ 4 Ny.T PNS √ √ 5 Ny.M PNS √ √ √ √ 6 Ny.D IRT √ √ √ 7 Ny.R IRT √ √ √ 8 Ny.N IRT √ √ √ 9 Ny.w IRT √ √ √ 10 Ny.M IRT √ √ √ 11 Ny.B IRT √ √ √ 12 Ny.D IRT √ √ √ 13 Ny.S IRT √ √ √ 14 Ny.L PNS √ √ √ 15 Ny.R IRT √ √ √ 16 Ny.N PNS √ √ √ 17 Ny.N IRT √ √ √ 18 Ny.Y IRT √ √ √ 19 Ny.H IRT √ √ √ 20 Ny.K IRT √ √ √ 21 Ny.N IRT √ √ √ 22 Ny.T IRT √ √ √ 23 Ny.S IRT √ √ √ 24 Ny.I IRT √ √ √ 25 Ny.N IRT √ √ √ 26 Ny.E PNS √ √ √ 27 Ny.F IRT √ √ √
  • 57. 28 Ny.Y IRT √ √ √ 29 Ny.L IRT √ √ √ 30 Ny.I IRT √ √ √ 31 Ny.S IRT √ √ √ 32 Ny.R PNS √ √ √ 33 Ny.E IRT √ √ √ 34 Ny.R IRT √ √ √ 35 Ny.S IRT √ √ √ 36 Ny.T IRT √ √ √ 37 Ny.R IRT √ √ √ 38 Ny.S IRT √ √ √ 39 Ny.R IRT √ √ √ 40 Ny.H IRT √ √ √ 41 Ny.Y IRT √ √ √ 42 Ny.S PNS √ √ √ 43 Ny.S IRT √ √ √ 44 Ny.M IRT √ √ √ 45 Ny.M IRT √ √ √ 46 Ny.N IRT √ √ √ 47 Ny.T IRT √ √ √ 48 Ny.M IRT √ √ √ 49 Ny.D IRT √ √ √ 50 Ny.R IRT √ √ √ 51 Ny.N IRT √ √ √ 52 Ny.W IRT √ √ √ 53 Ny.M IRT √ √ √ 54 Ny. S IRT √ √ √ 55 Ny.G IRT √ √ √ 56 Ny. l IRT √ √ √ 57 Ny. V IRT √ √ √ 58 Ny. A PNS √ √ √ 59 Ny. P PNS √ √ √ 60 Ny. T IRT √ √ √ 61 Ny. B IRT √ √ √ 62 Ny. J IRT √ √ √ JUMLAH 10 29 23 1 11 29 21 20 31 11