Roadmap untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Wilayah Sungai CitarumOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas rencana pengelolaan sumber daya air terpadu di Wilayah Sungai Citarum yang meliputi tujuan, visi, kerangka kerja strategis, dan area-area kunci untuk mencapai tujuan pengelolaan yang berkelanjutan."
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan sumber daya air dan kebijakan nasional untuk pengembangan sumber daya air. Ia menjelaskan pentingnya perencanaan yang ilmiah untuk proyek-proyek sumber daya air karena berkurangnya ketersediaan air per kapita dan ketidakmerataannya. Dokumen tersebut juga membahas metode konvensional dan non-konvensional dalam perencanaan proyek, prioritas alokasi air, dan strategi per
Dokumen tersebut membahas konsep pengelolaan situ (rawa) dengan menjelaskan latar belakang, pengertian, fungsi, permasalahan, dan strategi pengelolaan situ. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa situ memiliki fungsi penting dalam sistem ekologi dan penanggulangan banjir namun kondisinya semakin memburuk akibat berbagai faktor. Dokumen tersebut memaparkan strategi untuk melestarikan fungsi situ mel
Proposal skripsi ini membahas analisis pemilihan lokasi pengelolaan pengisian ulang akuifer (MAR) untuk mengatasi kekeringan di Gunung Kidul. Penelitian ini akan mengidentifikasi kriteria dan lokasi potensial MAR menggunakan sistem informasi geografis dan analisis keputusan berbasis spasial. Metode ini diharapkan dapat merekomendasikan lokasi MAR guna menyediakan air jangka panjang bagi masyarakat.
Teks ini membahas model pengelolaan bantaran sungai di perkotaan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Idealnya, bantaran sungai berfungsi sebagai sumber air, ruang hidup, dan tempat pembuangan limbah alami. Namun kenyataannya, banyak pemukiman kumuh di bantaran sungai menyebabkan pencemaran dan pengurangan fungsi sungai. Pengelolaan yang baik memerlukan kerja sama pemerintah, masyarakat, dan swasta den
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Vol 6 Oktober 2004Oswar Mungkasa
Majalah ini merupakan media komunikasi diantara pemangku kepentingan dan dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian. Diterbitkan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) bekerjasama dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian PU. Terdapat dua versi yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Roadmap untuk Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu Wilayah Sungai CitarumOswar Mungkasa
Dokumen tersebut membahas rencana pengelolaan sumber daya air terpadu di Wilayah Sungai Citarum yang meliputi tujuan, visi, kerangka kerja strategis, dan area-area kunci untuk mencapai tujuan pengelolaan yang berkelanjutan."
Modul 2 konsep perencanaan pengembangan sumber daya air, kebijakanLusnia S Multianti
Dokumen tersebut membahas konsep perencanaan sumber daya air dan kebijakan nasional untuk pengembangan sumber daya air. Ia menjelaskan pentingnya perencanaan yang ilmiah untuk proyek-proyek sumber daya air karena berkurangnya ketersediaan air per kapita dan ketidakmerataannya. Dokumen tersebut juga membahas metode konvensional dan non-konvensional dalam perencanaan proyek, prioritas alokasi air, dan strategi per
Dokumen tersebut membahas konsep pengelolaan situ (rawa) dengan menjelaskan latar belakang, pengertian, fungsi, permasalahan, dan strategi pengelolaan situ. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa situ memiliki fungsi penting dalam sistem ekologi dan penanggulangan banjir namun kondisinya semakin memburuk akibat berbagai faktor. Dokumen tersebut memaparkan strategi untuk melestarikan fungsi situ mel
Proposal skripsi ini membahas analisis pemilihan lokasi pengelolaan pengisian ulang akuifer (MAR) untuk mengatasi kekeringan di Gunung Kidul. Penelitian ini akan mengidentifikasi kriteria dan lokasi potensial MAR menggunakan sistem informasi geografis dan analisis keputusan berbasis spasial. Metode ini diharapkan dapat merekomendasikan lokasi MAR guna menyediakan air jangka panjang bagi masyarakat.
Teks ini membahas model pengelolaan bantaran sungai di perkotaan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Idealnya, bantaran sungai berfungsi sebagai sumber air, ruang hidup, dan tempat pembuangan limbah alami. Namun kenyataannya, banyak pemukiman kumuh di bantaran sungai menyebabkan pencemaran dan pengurangan fungsi sungai. Pengelolaan yang baik memerlukan kerja sama pemerintah, masyarakat, dan swasta den
Majalah Air Minum dan Penyehatan Lingkungan 'PERCIK' Vol 6 Oktober 2004Oswar Mungkasa
Majalah ini merupakan media komunikasi diantara pemangku kepentingan dan dimaksudkan untuk meningkatkan kepedulian. Diterbitkan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) bekerjasama dengan Ditjen Cipta Karya Kementerian PU. Terdapat dua versi yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Pengelolaan Kebutuhan AIr. Upaya Konservasi Air Skala Rumah TanggaOswar Mungkasa
diterbitkan pada majalah PERCIK Edisi 4 Tahun 2012. Percik diterbitkan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) Nasional secara berkala
Dokumen tersebut membahas tentang penataan permukiman nelayan di kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya di Permukiman Nelayan Laino Pantai, Kabupaten Muna. Dokumen menganalisis kondisi fisik dan non-fisik permukiman, potensi yang ada, dan memberikan arahan penataan serta pengembangan potensi berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang Restorasi Bentang Alam di Indonesia. Tiga poin utama dari dokumen tersebut adalah: (1) Restorasi Bentang Alam bertujuan untuk memulihkan keutuhan ekologis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan hutan dan lahan yang terdegradasi, (2) Panduan Restorasi Bentang Alam Indonesia mengacu pada peraturan terkait pengelolaan hutan dan lingkungan, dan (3) Restorasi Bent
Opsi Teknologi Sanitasi untuk Kawasan Khusus dan Daerah Sulit di Indonesiainfosanitasi
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang opsi sanitasi yang dapat diterapkan di daerah sulit di Indonesia. Tujuannya adalah mengidentifikasi daerah dan kondisi sistem sanitasi saat ini, serta menganalisis kesesuaian desain opsi sanitasi yang ada dengan memberikan rekomendasi adaptasi. Dokumen ini juga meninjau tantangan fisik dan non-fisik di daerah tersebut, serta opsi sanitasi yang telah diterapkan sebelumnya beserta kesimpul
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter lingkungan di pesisir Pulau Bungkutoko yang mendukung rehabilitasi mangrove dan menentukan strategi terbaik dengan mengukur parameter fisika-kimia seperti kemiringan pantai, ukuran substrat, gelombang, pasang surut, arus, sedimen, dan salinitas. Hasilnya menunjukkan parameter-parameter tersebut cocok untuk rehabilitasi mangrove dengan memperhatikan waktu tanam dan teknik penanaman langsung
Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan jaringan irigasi. Ia mendefinisikan irigasi sebagai cara pemberian air ke tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan membedakan irigasi alami dan buatan. Jaringan irigasi terdiri dari saluran, bangunan, dan fasilitas untuk menyalurkan, membagi, dan membuang air irigasi. Pengelolaan jaringan irigasi meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi untuk menjaga fungsi sistem i
Laporan ini membahas upaya konservasi lahan yang dilakukan di Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Faktor utama erosi di wilayah tersebut adalah aktivitas pertanian yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip konservasi lahan serta kebakaran hutan. Bencana erosi berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian dan hilangnya sumber air. Teknik konservasi yang digunakan masyarakat seperti teras
Dokumen tersebut merangkum hasil penentuan kawasan prioritas untuk penataan lingkungan permukiman di Desa Grobogan tahun 2010. Prosesnya melibatkan warga dari 4 dusun untuk memberikan bobot terhadap berbagai program kegiatan berdasarkan aspek kemendesakan, kelayakan ekonomis, dan dukungan masyarakat. Hasil akhir menunjukkan bahwa Dusun Grobogan memperoleh nilai tertinggi sebesar 21,30 sehingga ditet
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxJUMINTENSARI1
Makalah ini membahas tentang Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung gunung dimana air hujan akan mengalir melalui sungai-sungai kecil hingga ke sungai utama. Makalah ini juga membahas bentuk dan karakteristik DAS, pengelolaan DAS secara terpadu, serta permasalahan utama pada DAS seperti degradasi hutan, luasnya lahan kritis, erosi
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman penyusunan rencana pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara terpadu. Pedoman ini memberikan arahan bagi para pemangku kepentingan dalam menyusun rencana pengelolaan sumber daya alam di DAS secara komprehensif dan terintegrasi untuk mencapai pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Rencana Pengelolaan Das Terpadu SWP Das Pangi Ayung ini membahas strategi dan program untuk mengatasi masalah degradasi lahan, erosi, dan kelembagaan yang belum terkoordinasi di das tersebut dengan tujuan memperbaiki tata air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas pentingnya konservasi daerah aliran sungai (DAS) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. DAS merupakan satu kesatuan ekosistem yang perlu dikelola secara terpadu dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai permasalahan dan strategi pengelolaan sumber daya alam serta teknik konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan
Dokumen ini membahas rencana pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung. Dibahas keterkaitan rencana induk pengembangan potensi sumber air DAS Cisanggarung dengan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air di WS Cimanuk-Cisanggarung. Dokumen ini juga membahas pendapat masyarakat terhadap strategi pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung."
Pengelolaan Kebutuhan AIr. Upaya Konservasi Air Skala Rumah TanggaOswar Mungkasa
diterbitkan pada majalah PERCIK Edisi 4 Tahun 2012. Percik diterbitkan oleh Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (POKJA AMPL) Nasional secara berkala
Dokumen tersebut membahas tentang penataan permukiman nelayan di kawasan Pasar Sentral Raha, khususnya di Permukiman Nelayan Laino Pantai, Kabupaten Muna. Dokumen menganalisis kondisi fisik dan non-fisik permukiman, potensi yang ada, dan memberikan arahan penataan serta pengembangan potensi berdasarkan prinsip-prinsip keberlanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang Restorasi Bentang Alam di Indonesia. Tiga poin utama dari dokumen tersebut adalah: (1) Restorasi Bentang Alam bertujuan untuk memulihkan keutuhan ekologis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kawasan hutan dan lahan yang terdegradasi, (2) Panduan Restorasi Bentang Alam Indonesia mengacu pada peraturan terkait pengelolaan hutan dan lingkungan, dan (3) Restorasi Bent
Opsi Teknologi Sanitasi untuk Kawasan Khusus dan Daerah Sulit di Indonesiainfosanitasi
Dokumen ini memberikan ringkasan tentang opsi sanitasi yang dapat diterapkan di daerah sulit di Indonesia. Tujuannya adalah mengidentifikasi daerah dan kondisi sistem sanitasi saat ini, serta menganalisis kesesuaian desain opsi sanitasi yang ada dengan memberikan rekomendasi adaptasi. Dokumen ini juga meninjau tantangan fisik dan non-fisik di daerah tersebut, serta opsi sanitasi yang telah diterapkan sebelumnya beserta kesimpul
ANALISIS PARAMETER FISIKA-KIMIA UNTUK KEPENTINGAN REHABILITASI EKOSISTEM MANG...Asramid Yasin
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter lingkungan di pesisir Pulau Bungkutoko yang mendukung rehabilitasi mangrove dan menentukan strategi terbaik dengan mengukur parameter fisika-kimia seperti kemiringan pantai, ukuran substrat, gelombang, pasang surut, arus, sedimen, dan salinitas. Hasilnya menunjukkan parameter-parameter tersebut cocok untuk rehabilitasi mangrove dengan memperhatikan waktu tanam dan teknik penanaman langsung
Dokumen tersebut membahas tentang irigasi dan jaringan irigasi. Ia mendefinisikan irigasi sebagai cara pemberian air ke tanah untuk pertumbuhan tanaman, dan membedakan irigasi alami dan buatan. Jaringan irigasi terdiri dari saluran, bangunan, dan fasilitas untuk menyalurkan, membagi, dan membuang air irigasi. Pengelolaan jaringan irigasi meliputi operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi untuk menjaga fungsi sistem i
Laporan ini membahas upaya konservasi lahan yang dilakukan di Kecamatan Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Faktor utama erosi di wilayah tersebut adalah aktivitas pertanian yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip konservasi lahan serta kebakaran hutan. Bencana erosi berdampak pada menurunnya produktivitas pertanian dan hilangnya sumber air. Teknik konservasi yang digunakan masyarakat seperti teras
Dokumen tersebut merangkum hasil penentuan kawasan prioritas untuk penataan lingkungan permukiman di Desa Grobogan tahun 2010. Prosesnya melibatkan warga dari 4 dusun untuk memberikan bobot terhadap berbagai program kegiatan berdasarkan aspek kemendesakan, kelayakan ekonomis, dan dukungan masyarakat. Hasil akhir menunjukkan bahwa Dusun Grobogan memperoleh nilai tertinggi sebesar 21,30 sehingga ditet
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxJUMINTENSARI1
Makalah ini membahas tentang Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS didefinisikan sebagai daerah yang dibatasi oleh punggung gunung dimana air hujan akan mengalir melalui sungai-sungai kecil hingga ke sungai utama. Makalah ini juga membahas bentuk dan karakteristik DAS, pengelolaan DAS secara terpadu, serta permasalahan utama pada DAS seperti degradasi hutan, luasnya lahan kritis, erosi
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman penyusunan rencana pengelolaan Daerah Aliran Sungai secara terpadu. Pedoman ini memberikan arahan bagi para pemangku kepentingan dalam menyusun rencana pengelolaan sumber daya alam di DAS secara komprehensif dan terintegrasi untuk mencapai pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Rencana Pengelolaan Das Terpadu SWP Das Pangi Ayung ini membahas strategi dan program untuk mengatasi masalah degradasi lahan, erosi, dan kelembagaan yang belum terkoordinasi di das tersebut dengan tujuan memperbaiki tata air dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas pentingnya konservasi daerah aliran sungai (DAS) untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. DAS merupakan satu kesatuan ekosistem yang perlu dikelola secara terpadu dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai permasalahan dan strategi pengelolaan sumber daya alam serta teknik konservasi tanah dan air yang dapat diterapkan
Dokumen ini membahas rencana pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung. Dibahas keterkaitan rencana induk pengembangan potensi sumber air DAS Cisanggarung dengan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air di WS Cimanuk-Cisanggarung. Dokumen ini juga membahas pendapat masyarakat terhadap strategi pengelolaan sumber daya air di DAS Cisanggarung."
Organisasi irigasi dalam operasional dan perawatan irigasiAde Rohima
Organisasi pengelolaan sumber daya air masih perlu ditingkatkan partisipasi petani dan diperluas kewenangannya. Penggabungan organisasi irigasi berdasarkan wilayah hidrologis diharapkan dapat mengurangi birokrasi dan konflik serta meningkatkan efisiensi.
Makalah ini membahas tentang konservasi tanah dan air secara mekanik dengan 3 kalimat:
1) Mendefinisikan konservasi tanah dan air sebagai upaya untuk melestarikan sumber daya alam tanah dan air.
2) Menguraikan beberapa teknik konservasi tanah secara mekanik seperti teras, gulud, dan cek dam.
3) Menjelaskan pentingnya memilih teknik konservasi yang sesuai dengan masalah erosi yang dihadapi sepert
Pengelolaan lingkungan berkelanjutan dalam perspektif pendidikan newEdiSuryadi12
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas pengelolaan sumber daya alam dalam perspektif pembangunan berkelanjutan khususnya pengelolaan sumber daya air secara terpadu
2. Pengelolaan sumber daya air terpadu dilakukan secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan untuk mewujudkan kemanfaatan air yang berkelanjutan
3. Dokumen juga membahas konsep pen
Collaborative land use planning and sustainable institutional arrangements in...CIFOR-ICRAF
Proyek CoLUPSIA bertujuan untuk merencanakan penggunaan lahan secara kolaboratif di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat dengan membentuk kelembagaan baru dan kebijakan lingkungan yang seimbang antara konservasi dan pembangunan. Proyek ini menggunakan metode partisipatif seperti analisis prospektif bersama dan survei rumah tangga serta studi ekosistem untuk merancang skenario masa depan dan merevisi alo
Resume Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012Febrian Rahmat
Peraturan Presiden No. 37/2012 mengatur pengelolaan daerah aliran sungai secara terpadu dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pelestarian sumber daya alam dan lingkungan, serta koordinasi antar sektor dan wilayah administrasi. Tujuannya mencakup peningkatan produktivitas lahan, ketersediaan air yang memadai, dan kondisi sosial ekonomi yang mendukung.
Analisis mengenai pengelolaan wilayah pesisir berbasis masyarakat yang membahas dua pendekatan utama yaitu struktural dan non-struktural. Pendekatan struktural meliputi pengembangan aksesibilitas, partisipasi masyarakat, informasi, dan kelembagaan. Pendekatan non-struktural meliputi peningkatan pengetahuan lingkungan, keterampilan, kapasitas, dan motivasi masyarakat. Kedua pendekatan diperlukan untuk me
Makalah ini membahas sistem penerapan drainase, mencakup definisi drainase, jenis drainase berdasarkan asal, letak, fungsi dan konstruksi, pola jaringan drainase, serta penerapan drainase pada berbagai fasilitas seperti lapangan udara, olahraga, jalan raya dan kereta api. Tujuannya adalah menjelaskan sistem drainase yang baik untuk mengelola air berlebih dan mencegah banjir.
Tugas ini membahas tentang rangkuman video mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS). DAS dijelaskan sebagai wilayah yang dibatasi oleh penghubung bukit yang menampung air hujan dan mengalirkannya melalui saluran air. DAS memiliki berbagai komponen seperti hutan, lahan pertanian, dan pemukiman serta perlu dikelola dengan baik untuk mencegah kerusakan lingkungan. Pengelolaan DAS bertujuan untuk memperbaiki
1. Bantaran sungai merupakan wilayah penting di kota-kota besar namun seringkali mengalami masalah karena pemukiman kumuh.
2. Gambaran ideal bantaran sungai adalah bersih, tertata, dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk berbagai kegiatan.
3. Namun kenyataannya banyak pemukiman kumuh dan tumpukan sampah di bantaran sungai akibat faktor migrasi dan keterbatasan dana pemerintah.
KEBIJAKAN NASIONAL DAYA DUKUNG DAN DAYA TAMPUNG LINGKUNGAN HIDUPLAKSMI WIJAYANTI
1. Dokumen ini membahas kerangka konsep daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup sebagai alat untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan.
2. Empat building block utama dibahas yaitu kerangka ekosistem layanan, ekorwilayah, kapasitas penyediaan terhadap permintaan, dan intervensi kebijakan.
3. Arahan kebijakan nasional menekankan penerapan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang
Dokumen tersebut memberikan instruksi lengkap untuk membuat tepung pisang, mulai dari bahan dan peralatan yang dibutuhkan, proses pemotongan dan pengeringan buah pisang, hingga penggilingan dan pengemasan hasil akhir. Tepung pisang dibuat dari buah pisang yang dipotong kecil, direndam dalam larutan natrium metabisulfit, lalu dikeringkan dan dihancurkan menjadi tepung yang diayak dan dikemas.
Keputusan Dirjen RPLS No. 089/KPTS/v/2003 membahas tentang teknologi benih dan pembibitan untuk menghasilkan bibit hutan berkualitas melalui sertifikasi mutu bibit agar konsumen mendapatkan jaminan kualitas bibit. Dokumen ini menjelaskan pentingnya faktor genetik dan fisiologi dalam menentukan mutu bibit serta masalah yang terjadi akibat belum adanya sistem sertifikasi mutu bibit sehingga dip
[Ringkasan]
Dokumen tersebut merupakan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Sertifikasi Profesi Penyuluh Pertanian yang mengatur tentang tahapan sertifikasi mulai dari pendaftaran, materi uji kompetensi, metode penilaian, hingga kelembagaan yang terlibat seperti Lembaga Sertifikasi Profesi dan Tempat Uji Kompetensi.
Formulir ini digunakan untuk permohonan sertifikasi kompetensi oleh Penyuluh Pertanian PNS. Terdiri dari 3 bagian utama: (1) Data pribadi dan pendidikan pelamar; (2) Daftar unit kompetensi yang diajukan untuk dinilai; (3) Kompetensi dan bukti pendukung seperti sertifikat pelatihan. Asesor akan menilai kesesuaian bukti dan memberikan rekomendasi untuk penilaian lebih lanjut.
Instrumen sertifikasi penyuluh pertanian ini menilai kompetensi umum calon penyuluh dengan portofolio yang meliputi 30 aspek seperti toleransi, disiplin, jujuran, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Penilaian dilakukan oleh atasan langsung dengan skala 1-5 untuk setiap aspek. Jumlah skor kemudian dihitung rata-ratanya.
Formulir ini digunakan untuk penilaian mandiri calon peserta sertifikasi kompetensi penyuluh pertanian. Calon peserta diminta untuk menilai kemampuan diri terhadap standar kriteria unjuk kerja, batasan variabel, panduan penilaian, dan aspek kritis untuk setiap elemen kompetensi. Hasil penilaian mandiri kemudian didokumentasikan beserta bukti pendukungnya. Formulir ini ditandatangani calon peserta dan asesor setelah se
Dokumen tersebut membahas tentang dormansi benih dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terdapat beberapa jenis dormansi seperti dormansi embrio, mekanis, fisik, kimia, cahaya, dan suhu. Dormansi dapat terjadi secara bawaan, terinduksi lingkungan, atau dipaksakan. Perlakuan awal seperti skarifikasi dan pemanasan dapat memecahkan dormansi agar benih dapat berkecambah.
Dokumen tersebut membahas tentang peran penting sektor pertanian bagi pembangunan Indonesia di masa depan. Sektor pertanian berperan sebagai pencipta lapangan kerja, pengurang kemiskinan, dan peningkat pertumbuhan ekonomi nasional serta pelestarian lingkungan hidup. Empat kunci keberhasilan pembangunan nasional melalui sektor pertanian adalah swasembada pangan, diversifikasi produk pertanian, peningkatan nilai tambah dan
Dokumen tersebut membahas tentang pengolahan pisang menjadi sale pisang dengan cara basah menggunakan natrium bisulfit untuk mencegah pembusukan. Sale pisang dibuat dengan proses pengeringan dan pengasapan untuk memperpanjang masa simpan serta mempertahankan rasa dan aroma khasnya. Ada tiga cara membuat sale pisang yaitu secara tradisional, menggunakan asap belerang, dan cara basah menggunakan bahan kimia natrium bisulfit
Aksi Nyata Buku Non Teks Bermutu Dan Manfaatnya .pdfDenysErlanders
Buku non teks yang bermutu dapat memperkaya pengalaman
belajar siswa. Buku-buku ini menawarkan konten yang inspiratif,
inovatif, dan mendorong pengembangan karakter siswa.
Pemanfaatan buku non teks bermutu membutuhkan peran aktif
guru untuk memilih dan
mengintegrasikannya ke dalam pembelajaran
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 4 Fase B Kurikulum merdeka
Nilai hidrologi
1. D e ve l o p i n g M e c h a n i s m s fo r Rewa r d i n g t h e U p l a n d Po o r i n A s i a fo r E n v i ro n m e n t a l S e r v i c e s T h ey P ro v i d e
PENILAIAN CEPAT HIDROLOGIS:
Pendekatan Terpadu dalam Menilai
Fungsi Daerah Aliran Sungai (DAS)
Farida, Kevin Jeanes, Dian Kurniasari, Atiek Widayati, Andree Ekadinata,
Danan Prasetyo Hadi, Laxman Joshi, Desi Suyamto dan Meine van Noordwijk
Fungsi DAS: mengapa fungsi DAS Persepsi yang banyak dianut dalam pengelolaan DAS dewasa
perlu dinilai? ini adalah bahwa hutan merupakan sistem penggunaan lahan
yang paling tepat dalam memelihara fungsi DAS. Selain itu,
merubah kawasan hutan menjadi bentuk-bentuk penggunaan
Fungsi DAS memiliki beragam definisi tergantung situasi dan
lahan lainnya dianggap akan mengurangi kemampuan DAS
pemangku kepentingan yang terlibat.Walaupun penelitian,
mempertahankan fungsi tersebut. Persepsi ini masih dapat
proyek dan diskusi tentang pengelolaan DAS telah
diperdebatkan. Seberapa baik atau buruk sebenarnya bentuk
berlangsung lebih dari satu abad, kriteria dan indikator
penggunaan lahan non-hutan dalam memelihara fungsi DAS?
fungsi hidrologis suatu daerah tangkapan air masih terus
Dapatkah sistem berbasis kayu menyamai hutan dalam
diperdebatkan.
memelihara fungsi DAS? Jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan tersebut sangat penting dan menarik bagi para
Fungsi hidrologis DAS sangat dipengaruhi jumlah curah
pembuat kebijakan dalam mengembangkan kebijakan
hujan yang diterima, geologi yang mendasari dan bentuk
pengelolaan DAS. Selain itu, jawaban tersebut diperlukan
lahan. Fungsi hidrologis yang dimaksud termasuk kapasitas
dalam upaya pengembangan mekanisme pemberian imbalan
DAS untuk:
bagi masyarakat daerah hulu atas jasa lingkungan yang
1. mengalirkan air; mereka sediakan.
2. menyangga kejadian puncak hujan;
3. melepas air secara bertahap; Mekanisme yang dapat menghubungkan para pemanfaat di
4. memelihara kualitas air dan daerah hilir dengan pengguna lahan di daerah hulu, misalnya
5. mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor) melalui mekanisme imbalan yang tepat, mungkin merupakan
Memahami hubungan antara penggunaan lahan dan aliran air
ke daerah hilir memiliki arti yang sangat penting karena
permintaan air bagi produksi pertanian, industri dan
kebutuhan domestik terus meningkat, sementara suplai
tetap. Dalam banyak kasus, kekhawatiran akan dampak
penggundulan hutan pada kualitas, kuantitas dan keteraturan
aliran air dari hulu, merupakan dasar diterapkannya aturan
penggunaan lahan. Suatu aturan penggunaan lahan seringkali
mengakibatkan makin terbatasnya kesempatan masyarakat
hulu untuk hidup sesuai dengan cara yang mereka inginkan
atau anggap cocok.
Keprihatinan atas hilangnya hutan tropis pada hakikatnya
merupakan kekhawatiran atas hilangnya 'nilai intrinsik' hutan
dan fungsi jasa lingkungan. Penggunaan lahan di daerah hulu,
seperti untuk kawasan hutan, pertanian, dan agroforestri,
merupakan bagian penting dari fungsi jasa lingkungan.
Masyarakat memperoleh pendapatan (subsisten atau
manfaat langsung) dari apa yang mereka panen, tanam, dan
ambil dari lanskap daerah hulu. Sayangnya, mereka tidak
memperoleh hasil apapun dari usaha memelihara agar
lanskap selalu dapat menghasilkan fungsi jasa lingkungan bagi
para pengguna di luar kawasan dan di daerah hilir. Dengan
demikian, pemeliharaan dan peningkatan fungsi jasa
lingkungan masih dianggap sekedar eksternalitas dari
keputusan pengelolaan lahan yang diambil.
2. Gambar 1.
Keadaan sekarang:
tiga sistem
pengetahuan yang
tidak berhubungan
dengan baik
'strategi' kunci yang diperlukan untuk menangani kemiskinan
pedesaan di daerah hulu sekaligus sebagai cara yang hemat
biaya dalam meningkatkan pembangunan daerah hulu dan
melestarikan 'nilai' ekosistem hulu DAS. Konsep inilah yang
menjadi pokok gagasan Proyek RUPES (Rewarding the Upland
Poor for the Environmental Services they provide).
Apakah Penilaian Cepat Hidrologis?
Penilaian Cepat Hidrologis (PCH) dikembangkan sebagai alat
yang cepat, murah dan terpadu dalam menilai fungsi
hidrologis suatu DAS. Pendekatan tersebut juga Gambar 2. Keadaan yang diharapkan dimana tiga domain
dikembangkan sebagai alat untuk menjembatani komunikasi pengetahuan berhubungan dan berinteraksi
yang mungkin terhalang karena adanya kesenjangan di antara
ketiga jenis pengetahuan atau pemahaman mengenai fungsi
DAS (Gambar 1).
dengan identifikasi geografis DAS, mengumpulkan dokumen
Pendekatan PCH dapat memperjelas kriteria dan indikator dan literatur yang relevan serta diskusi dengan informan
fungsi hidrologis: (i) bagaimana fungsi DAS kunci.Tergantung pada jumlah dan keragaman
diberikan; (ii) siapa yang bertanggung jawab pemangku kepentingan yang diidentifikasi dan
untuk menyediakan jasa ini; (iii) bagaimana jasa penilaian atas interaksi mereka, konsultasi
tersebut dipengaruhi saat ini, dan (iv) Penilaian Cepat
dengan para pemangku kepentingan dilakukan
bagaimana imbalan dapat disalurkan sehingga Hidrologis (PCH) untuk mengetahui isu atau masalah yang
fungsi DAS dapat meningkat secara efektif atau dikembangkan mungkin muncul serta urutannya, begitu juga
setidaknya dipertahankan.
sebagai alat yang persepsi mereka tentang penyebab dan cara-
Melalui pendekatan PCH, semua jenis cepat, murah dan cara untuk memecahkan masalah tersebut.
pengetahuan diharapkan dapat terintegrasi terpadu dalam
(Gambar 2). 2. Dokumentasi dan Analisa Pengetahuan Ekologi
menilai fungsi Lokal (PEL)
Tujuan utama PCH adalah: hidrologis suatu
Pengetahuan ekologi lokal tentang hutan,
1. Memahami pola penggunaan lahan DAS. lanskap yang sebagian tertutup oleh kayu-
setempat, manfaat yang diberikan kepada kayuan, air dan aliran sungai serta kualitas air
para pelaku di lanskap bersangkutan, pilihan dieksplorasi, didokumentasikan serta dievaluasi
penggunaan lahan alternatif yang ada dan pendorong dengan menggunakan pendekatan sistem berbasis
perubahan yang berlangsung; pengetahuan.
2. Memahami dampak perubahan penggunaan lahan
setempat terhadap jasa lingkungan dan dengan demikian 3. Dokumentasi dan Analisa Pengetahuan Ekologi Publik dan
terhadap para 'pembeli' potensial yang ingin memberikan Pembuat Kebijakan (PEK)
insentif untuk memelihara atau meningkatan jasa. Kegiatan ini mengeksplorasi dan mengungkapkan
Disimpulkan bahwa PCH sangat penting dilakukan pada pengetahuan hidro-ekologis, pengalaman dan persepsi aparat
tahapan awal pengembangan Imbal Jasa Lingkungan agar pemerintah, para pemangku kepentingan di daerah hilir serta
penjual dan pembeli dapat berkomunikasi satu sama lain. masyarakat umum (perkotaan) di lokasi studi.
Kegiatan utama yang dilaksanakan dalam PCH adalah: 4. Analisa Ruang
Untuk memberi gambaran konteks secara lengkap, dilakukan
1. Analisa Pemangku Kepentingan pengumpulan, pengolahan dan analisa data geo-spasial secara
Analisa ini memberikan informasi tentang siapa yang terlibat terpadu dan komprehensif. Namun sesuai dengan konsep
dan terpengaruh dalam DAS secara fisik. Kegiatan ini dimulai penilaian 'cepat', sedapat mungkin pemilihan dan pengolahan
3. data sekunder dilakukan dengan metode yang praktis, tetapi hutan merupakan penutup lahan yang utama. Bidang-bidang
tetap menjamin kualitas informasi yang dihasilkan. lahan hutan pinus ditemukan di kawasan Bukit Barisan diatas
Paninggahan dan Batuipuh.
5. Dokumentasi dan Analisa pengetahuan Ekologi
Ilmuwan/Pembuat Model (PEI) Kesimpulan utama dari konsultasi yang dilakukan adalah
bahwa sudah terdapat kesepakatan yang luas menyangkut
Dalam kegiatan ini, sebuah model neraca air digunakan
'tujuan'; seperti kebutuhan memelihara danau agar selalu
untuk mengetahui kaitan antara data curah hujan dan
bersih, lanskap yang produktif di perbukitan, dan daerah
berbagai skenario tutupan lahan dengan penggunaan lahan
beririgasi yang memenuhi harapan penduduk dan produksi
dalam memperkirakan aliran sungai. Perbandingan antar
listrik bagi Provinsi Sumatera Barat dan Riau.
skenario (dalam berbagai tingkatan tutupan) dapat
menjelaskan 'jasa lingkungan' yang disediakan oleh setiap
Terdapat persepsi yang tersebar merata bahwa lanskap yang
pola penggunaan lahan.
sekarang tidak memenuhi semua harapan tersebut: PLTA
tidak dapat menyediakan listrik sebanyak yang diharapkan,
tingginya fluktuasi permukaan danau menjadi keprihatinan
Contoh Studi Penilaian Cepat masyarakat di sekitar danau, kualitas air danau menjadi
Hidrologis masalah, populasi ikan endemik (ikan bilih) berkurang dan
dua usaha sebelumnya untuk merahibilitasi alang-alang
(Imperata) di daerah tersebut kurang berhasil.
Suatu Penilaian Cepat Hidrologis dilaksanakan di DAS
Singkarak Sumatera Barat untuk menilai kondisi hidrologis
Sebagian besar debat terfokus pada pemecahan masalah
dalam konteks pengembangan pembayaran jasa lingkungan
yang diusulkan, khususnya mengenai manfaat relatif
bagi masyarakat miskin daerah hulu atas perlindungan
'penghutanan kembali' serta berbagai alternatif cara
dan/atau rehabilitasi fungsi DAS yang mereka lakukan. 'Isu'
melakukan 'rehabilitasi lahan'. Bagi banyak pembuat
utama yang menjadi fokus studi adalah hubungan antara
kebijakan, usaha penghutanan kembali yang dilakukan dengan
proyek listrik tenaga alir (PLTA Singkarak), fluktuasi tinggi
tanaman Pinus merkusii lokal ataupun spesies cepat tumbuh
permukaan danau, kualitas air danau dan tutupan lahan
lainnnya, merupakan pendekatan yang paling disukai.
kawasan tangkapan air yang memberikan air ke danau.
Sementara itu, penduduk Paninggahan yakin
Pembayaran yang dilakukan oleh PLTA
bahwa penyebab keringnya sungai pada musim
kepada pemerintah daerah setempat dapat
Persepsi yang kemarau adalah penghutanan kembali dengan
dilihat sebagai imbalan bagi pemeliharaan
atau perbaikan jasa lingkungan. banyak dianut dalam menggunakan pohon pinus. Di sisi lain,
penduduk yakin hutan alami mampu
pengelolaan DAS memberikan aliran air yang teratur. Model
Lokasi Nagari Paninggahan yang berada di dewasa ini adalah neraca air dengan nilai parameter terpasang
salah satu sub-daerah tangkapan air danau
menjadi lokasi riset aksi untuk proyek
bahwa hutan (default) untuk pohon pinus menegaskan
merupakan sistem penggunaan air yang lebih tinggi melalui
RUPES guna melihat bagaimana skema imbal
intersepsi kanopi dan transpirasi dibandingkan
jasa lingkungan berlangsung. Dalam proses penggunaan lahan
dengan lanskap yang lebih terbuka, tetapi
diskusi yang dilakukan diketahui bahwa yang paling tepat tidak ada perbedaan yang nyata dengan hutan
pemahaman mengenai hubungan antara dalam memelihara alami. Dampak tutupan lahan yang diuji
tutupan lahan dan 'jasa lingkungan'yang
disediakan masih belum lengkap dan belum
fungsi DAS. Persepsi dengan sifat-sifat tanah masih memerlukan
tersebut masih tinjauan lebih dalam. Begitu pula halnya
tersebar merata.
dapat diperdebatkan dengan perbedaan hidrologis batu kapur dan
granit dalam lanskap yang bersangkutan.
Jenis tutupan lahan yang utama di DAS
Singkarak adalah sawah (17%), tanaman
Secara keseluruhan, model neraca air
pertanian (15%) dan hutan (15%). Sawah terdapat di dataran
membuktikan bahwa kinerja PLTA hanya sedikit dipengaruhi
rendah, dibawah ketinggian 1000 m dpl dan dengan
oleh tutupan lahan dalam kisaran skenario yang diuji.
kemiringan < 30%, umumnya ditemukan di bagian selatan
Dibandingkan dengan pola penggunaan lahan yang sekarang,
DAS, di sekitar Solok dan dalam jumlah yang lebih kecil di
peningkatan 5 % atau pengurangan 5 % dari produksi listrik
sebelah utara danau, sekitar Simbur/Padang Panjang. Lapisan
maksimum masih dapat diharapkan. Variasi antara tahun-
tanah di bawahnya adalah aluvium di selatan dan breccia di
tahun 'basah' dan 'kering' selama periode 1991-2002 jauh
utara, tetapi keduanya berasal dari bahan volkanik andesit.
lebih besar.
Disamping padi, tanaman pertanian lain juga ditemukan di
dataran rendah sekitar Solok ke selatan sekitar
Perubahan rata-rata curah hujan karena pengaruh iklim
Cubak/Gnung Talang sampai > 1000 m dpl. Di daerah yang
global memberikan pengaruh besar pada kinerja PLTA.
lebih tinggi ini, sebagian besar tanaman adalah sayuran yang
Penghutanan kembali dengan pepohonan hijau yang cepat
telah lama dibudidayakan di daerah tersebut. Jenis tutupan
tumbuh hanya sedikit memberi pengaruh negatif pada
lahan lainnya adalah kebun campuran, kebun campuran
jumlah air yang dapat dimanfatkan PLTA. Asumsi dasar yang
dengan tanaman utama kelapa, semak belukar dan rumput
dipakai dalam 'pembayaran jasa lingkungan' adalah bahwa
ditemukan di bidang lahan yang lebih kecil di seluruh DAS.
penyediaan jasa lingkungan tergantung pada kegiatan yang
Di daerah yang lebih tinggi (>.1000 m dpl) dan
diberi imbalan. Bagi PLTA, asumsi ini tidak didukung banyak
kemiringannya lebih curam (.30%) sepanjang kawasan barat
bukti.
DAS-bagian dari Bukit Barisan-dan di lereng Gunung Merapi,
4. Pembayaran yang dilakukan oleh PLTA mungkin didasarkan hampir tidak ada. Upaya seluruh nagari yang terletak di
pada beberapa pertimbangan berikut: pinggir danau diperlukan untuk menangani isu kualitas air
danau. Rehabilitasi aliran air yang masuk ke danau juga
● Kompensasi atas kerusakan yang disebabkan oleh proyek
diperlukan.
HEPP, diberikan kepada para petani di sepanjang Sungai
Ombilin yang sistem irigasi kincir airnya terganggu dan
Lebih lengkap mengenai RHA dapat dilihat dalam "Rapid
kepada para petani sekitar danau yang sawahnya
Hydrological Appraisal (RHA) of Singkarak Lake in the context of
terpengaruh peningkatan permukaan air;
Rewarding Upland Poor for Environmental Services (RUPES)"
● Sebagai tanggung jawab memelihara kualitas air danau
yang ditulis oleh Farida, Kevin Jeanes, Dian Kurniasari, Atiek
karena proyek HEPP merubah tingkat aliran ke luar dan
Widayati, Andree Ekadinata, Danan Prasetyo Hadi, Laxman
meningkatkan akumulasi endapan;
Joshi, Desi Suyamto and Meine van Noordwijk. Penerbit:
● Sebagai pajak kepada pemerintah daerah;
World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia,
● Pembayaran atas niat baik bagi masyarakat lokal
P.O.Box 161, Bogor 16001, Indonesia. 2005
● Pembayaran atas tersedianya jasa lingkungan;
Sampai saat ini, bukti-bukti yang membenarkan Dokumen ini juga dapat diperoleh dari website RUPES
pertimbangan terakhir relatif masih lemah dan bahkan Program: www.worldagroforestry.org/sea/networks/rupes/
Disarikan dari dokumen asli oleh Betha Lusiana
Diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Kuswanto SA
Diedit oleh Aunul Fauzi dan Betha Lusiana
Layout: Dwiati Novita Rini
Foto: Maria Arweström
The Program for Developing Mechanisms for Rewarding the Upland Poor in Asia for
Environmental Services They Provide (RUPES) is supported by the International Fund for
Agricultural Development (IFAD).
Published by:
RUPES Program
World Agroforestry Centre (ICRAF)
Southeast Asia Regional Office
PO Box 161, Bogor 16001, Indonesia
Tel: +62 251 625415, 625417; fax: +62 251 625416,
email: RUPES@cgiar.org
RUPES website: http://www.worldagroforestrycentre.org/sea/Networks/RUPES
2005