1. PENGELOLAAN LINGKUNGAN ADAPTIF 1
Dewi Eka P. Rani, M.Biotech
Prodi Biologi, Fakultas Pertanian
Universitas Abdurahman Shaleh Situbondo
2. DEFINISI PENGELOLAAN LINGKUNGANADAPTIF
• memantau komponen-komponen penting ekosistem (jumlah individu dari
spesies yang dianggap penting, tutupan vegetasi, kualitas air, dan
sebagainya) serta mengumpulkan data yang diperlukan dan kemudian
menggunakan hasilnya untuk menjalankan praktik pengelolaan sesuai
keadaan setempat.
• merupakan suatu cara bagi para pemangku kepentingan untuk mengambil
langkah secara bertanggung jawab ketika menghadapi ketidakpastian.
• Pendekatan ini memungkinkan dilakukannya perbaikan sesering dibutuhkan
melalui proses yang berulang-ulang.
3. • sebagai suatu proses yang digunakan untuk menyesuaikan strategi
pengelolaan untuk mengatasi perubahan dengan lebih baik.
• merupakan salah satu cara pengelolaan ekosistem yang melibatkan
semua pihak yang berperan dan berkepentingan dalam pemanfaatan
ekosistem berskala besar.
• Sebagai contoh aliran sungai perlu dikelola untuk beragam fungsi, yang
pada umumnya akan saling mempengaruhi.
4. SYARAT PENDEKATAN PENGELOLAANADAPTIF
• Dibangun berdasarkan kepentingan bersama antara penghidupan
masyarakat adat bermobilitas yang terpilih dan tujuan pengelolaan
sumber daya alam yang lestari dari bidang konservasi.
• Memperbolehkan diversifikasi penghidupan, dan menjamin manfaat-
manfaat yang beragam pada semua tingkat, termasuk layanan
bermobilitas.
• Mengakui keanekaragaman sistem-sistem kepemilikan dan
penggunaan sumber daya alam, termasuk penggunaan sumber daya
alam bersama berdasarkan adat.
5. • Mengakui dan mendukung sumbangan-sumbangan masyarakat adat
bermobilitas untuk melestarikan dan meningkatkan keanekaragaman
genetik jenis-jenis binatang dan tumbuhan termasuk ternak dan
tanaman.
• Belajar dari praktek-praktek pengelolaan masyarakat adat bermobilitas
yang lentur untuk memperkaya praktek-praktek di bidang konservasi.
• Mengembangkan perencanaan kelestarian lingkungan dengan skala
jangkauan wilayah yang lebih luas, dengan pemakaian ide mobilitas
sebagai konsep pokok serta menggabungkan kedua pandangan-
pandangan ekologis dan budaya.
6. Tahap 1: Penelitian Lebih Lanjut dan Pemeriksaan Lapangan
(sebelum pekerjaan konstruksi)
Cara melakukan Pengelolaan adaptif
Isu‐isu penting yang perlu dipertimbangkan :
• Seberapa rentan habitat dan spesies yang terancam punah
terhadap perubahan di daerah proyek?
• Apakah habitat dan populasi spesies yang terancam punah dapat
bertahan hidup tanpa intervensi sekarang?
• Apakah mereka dapat bertahan hidup tanpa intervensi jika PLTA
dibangun?
7. Tahap 2: Pilihan Konservasi dan Pengembangan Strategi
Pengelolaan Keragaman Hayati (Sebelum pekerjaan Konstruksi)
• Pengembangan pilihan untuk konservasi / perlindungan, termasuk
biaya dan manfaat, berdasarkan nilai‐nilai yang diidentifikasi dalam
Tahap 1.
• Memperbaharui rencana ini dengan pilihan yang lebih tepat.
Tahap 3: Penerapan Strategi Pengelolaan Keragaman Hayati (Selama
Konstruksi dan Pembersihan Lahan Reservoir )
• Mengimplementasikan strategi selama konstruksi.
8. Tahap 4: Pemantauan dan Review (Sebelum Penggenangan)
• Pekerjaan lapangan lebih lanjut dan penilaian atas pekerjaan yang
telah diselesaikan selama masa konstruksi terhadap tujuan.
Tahap 5: Implementasi Pada Strategi Yang Diperbaharui (Selama
Penggenangan dan Operasional)
• Implementasi rencana yang diperlukan, meliputi pemantauan, review
dan pembaharuan sesuai kebutuhan.
9.
10. TUJUAN PENGELOLAAN ADAPTIF
• Untuk melindungi dan, bila memungkinkan, meningkatkan
komunitas hutan sisa (baik habitat maupun biota/habitatnya)
sehingga menjadi ekosistem yang mandiri.
• Melindungi dan memulihkan greenbelt reservoir guna
menyediakan habitat tambahan untuk satwa liar langka.
• Untuk melindungi dan, bila memungkinkan meningkatkan
populasi spesies yang terancam punah di daerah proyek.