SlideShare a Scribd company logo
RESUME MASAIL FIQHIYAH
NIKAH MASSAL, NIKAH DIBAWAH UMUR, NIKAH GANTUNG
Resume Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah
Dosen Pengampu : Dr. Isnawati Rais, M.A
Disusun Oleh :
Ahmad Zulfi Aufar 11150440000003
Hukum Keluarga 5B
FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2017
1. Nikah Massal
A. Pengertian
Secara bahasa kata nikah berarti mengumpulkan, saling memasukkan,
bersetubuh, atau sebuah pengibaratan akan sebuah hubungan intim dan akad
sekaligus, yang didalam syariat dikenal dengan akad nikah.1
Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata “nikah” sebagai ikatan
(akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran
agama.2
Dan juga KBBI mengartikan kata massal dengan dalam jumlah yang
banyak sekali.3
Jadi, jika kedua kata tersebut dikaitkan, dapat diketahui bahwa yang dimaksud
nikah massal adalah suatu akad perkawinan yang dilakukan dalam jumlah yang
banyak.
B. Hukum Nikah Massal
MUI Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan Fatwa tentang nikah masal,
yang keputusanya adalah sebagai berikut:
1. Menurut hukum Islam pernikahan masal anatara beberapa calon pasangan
suami istri yang dilakukan secara serempak pada saat waktu dan tempat adalah sah
sepanjang memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun nikah.
2. Pelaksanaan nikah masal memang dapat menimbulkan dampak negatif
yang antara lain adanya pemalsuan identitas suami, calon istri atau wali, serta
dijadikan objek mencari keuntungan bagi kelompok tertentu dengan cara meminta
minta sumbangan kepada msayarakat atau instansi dengan dalih kepentingan sosial.
Sungguh demikian nikah masal memiliki tujuan positif, yaitu disahkan hubungan
1
Wahbah Al Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk, (Depok:
Gema Insani, 2007), jilid 9, h.20. Lihat juga Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta:
Kencana, 2012), h.7
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005) hlm. 782.
3
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 719.
3
perkawinan antara pasangan yang selama ini melakukan hubungan zina dengan
berbagai alasan, serta meringankan beban biaya bagi masyarakat miskin.
3. Agar pernikahan masal yang biasanya dikoordinir oleh LSM atau
organisasi sosial keagamaan atau yang lain benar-benar dapat dicapai tujuan suci,
berjalan dengan baik, memenuhi ketentuan syariat Islam, serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku maka perihal pelaksana harus memperhatikan
hal-hal sebgai berikut :
a. Status pasangan suami istri harus diteliti terlebih dahulu, apakah calon
mereka benar-benar memenuhi syarrat untuk melangsungkan pernikahan atau tidak.
Hal ini, antara lain dapat dilakukan dengan meneliti KTP, surat keterangan dan atau
surat pengantar pernikahan dari kelurahan dan sebagainya.
b. jika calon mempelai wanita masih memiliki nasab, maka wali tersebut
harus dihadirkan dalam pelaksanaan akad nikah. Jika sudah tidak memiliki wali
nasab atau sangat sulit untuk dihadirkan, maka calon mempelai wanita dapat
dinikahkan dengan wali hakim.
c. akad nikah harus dilakukan satu persatu oleh masing-masing wali dengan
calon mempelai pria , bukan dilakukan secara masal oleh seorang wali
d. sesudah pelaksanaan akad nikah, hendaknya para pasangan yang telah
menikah secara masal diberikan pembinaan secara kontinyu sehingga benar-benar
dapat mencapai keluarga sakinah.
Demikiaan fatwa MUI Provinsi DKI Jakarta tentang pelaksanaan nikah
masal.4
C. Praktik Nikah Massal
4
http://www.muidkijakarta.or.id/fatwa-seputar-nikah-massal/
4
Sebanyak 5.115 pasangan dari kalangan prasejahtera se-Jabodetabek
dinikahkan massal di Istora Senayan Jakarta.
“Tujuannya untuk mengentaskan keluarga prasejahtera dari kemiskinan
karena mereka tidak mempunyai status yang jelas, akte nikah, dan akte lahir untuk
anaknya. Sehingga mereka tidak bisa akses kepada layanan sosial dari pemerintah,”
papar Ketua Panitia Bersama Pernikahan Massal 2014/2015 Y.W Junardy, Jumat
(30/1).
Para pasangan peserta pernikahan massal datang dari berbagai kalangan.
Mulai dari pemulung, buruh cuci, atau asisten rumah tangga.
Mereka juga mendapatkan bantuan pengurusan identitas diri yang menjadi
hak dasar mereka seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta
akte kelahiran anak-anak mereka.
Dengan surat-surat tersebut, mereka mendapatkan akses ke berbagai
fasilitas layanan publik misalnya tunjangan sosial, pendidikan, kesehatan, dan
kesempatan kerja.
Indosat turut mendukung terlaksananya kegiatan ini bersama Yayasan
Pondok Kasih dan Harmoni Cinta Indonesia serta didukung oleh Pemprov DKI
Jakarta.
“Semoga hal ini memberikan manfaat dan kemudahan bagi mereka
sehingga mereka dapat membangun keluarga secara sah, bahagia dan harmonis
yang pada akhirnya akan melahirkan generasi yang baik dan dapat menanggulangi
kemiskinan yang membelenggu mereka,” ujar President Director and CEO Indosat
Alexander Rusli.
Indosat juga memberikan saldo Indosat Dompetku kepada 500 pekerja
sosial yang berkontribusi dalam acara pernikahan massal tersebut. Indosat
5
Dompetku diberikan untuk meningkatkan taraf hidup para pekerja sosial sebagai
modal usaha untuk berjualan pulsa.5
2. Nikah Dibawah Umur
A. Pengertian
Di dalam Bab I pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 disebutkan tentang definisi
dan tujuan perkawinan, yaitu “perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang
pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha
Esa.6
Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak
memandang profesi, suku bangsa, kaya atau miskin dan sebagainya. Namun tidak
sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik dari segi fisik maupun
mental akan mencari pasangan hidup sesuai kriteria yang diinginkannya. “Dalam
kehidupan manusia, perkawinan seharusnya menjadi sesuatu yang bersifat seumur
hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja”.7
Menurut ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974
“bahwa perkawinan itu hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas)
tahun” dan “Kompilasi Hukum Islam Pasal 15 (ayat 1)”. Adanya penetapan umur
16 tahun bagi wanita untuk diizinkan kawin berarti dipandang sebagai ketentuan
dewasa bagi seorang wanita. Dengan mengacu pada persyaratan ini, jika pihak
calon mempelai wanita di bawah umur 16 tahun, maka yang bersangkutan
5
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/15/01/30/niyw0r-5115-
pasangan-sejabodetabek-ikut-nikah-massal.
6
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Pokok Perkawinan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006),
hlm. 1.
7
Soedaharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), hlm.5.
6
dikategorikan masih di bawah umur dan tidak cakap untuk bertindak di dalam
hukum termasuk melakukan perkawinan.8
B. Hukum Pernikahan Dibawah Umur
Di dalam ketentuan agama (Islam) memang tidak ada batas umur minimal
untuk perkawinan. Yang disyaratkan adalah baligh atau dewasa. Karena
kedewasaan tidak sama diantara satu anak dengan yang lainnya, maka batas umur
tersebut menjadi elastis.
Penentuan batas umur di dalam UU No. 1 tahun 1974 maupun dalam
Kompilasi Hukum Islam di Indonesia memang bersifat ijtihadiyah, sebagai upaya
pembaharuan pemikiran fikih masa lampau. Akan tetapi, jika dilacak, referensi
syar’iynya mempunyai landasan yang kuat. Umpamanya isyarat Allah SWT dalam
surat An-Nisa’ ayat 9:
َ
َ
‫ش‬
‫ي‬
‫خ‬َ ‫ي‬
‫ۡل‬َ‫و‬َََ‫ِين‬
‫ذ‬
‫ٱَّل‬ََ
ْ
‫وا‬
ُ
‫ق‬‫ذ‬‫ت‬َ‫ي‬
‫ي‬
‫ل‬
َ
‫َف‬‫ي‬‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬‫ي‬
َ
‫ل‬
َ
‫َع‬
ْ
‫وا‬
ُ
‫اف‬
َ
‫اَخ‬
ً
‫ف‬َٰ َ
‫ع‬ ِ‫َض‬
ٗ
‫ة‬‫ذ‬‫ي‬ِ‫ر‬
ُ
‫َذ‬‫ي‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ف‬
‫ي‬
‫ل‬
َ
‫َخ‬ ‫ي‬‫ِن‬‫م‬َ
ْ
‫وا‬
ُ
‫ك‬َ‫ر‬
َ
‫َت‬‫ي‬‫و‬
َ
‫ل‬ََ ‫ذ‬
‫ٱّلل‬َََ ‫ي‬
‫ۡل‬َ‫و‬َ
ْ
‫وا‬
ُ
‫ول‬
ُ
‫ق‬
َ‫ا‬ً‫ِيد‬‫د‬َ‫َس‬
ٗ
‫ٗل‬‫ي‬‫و‬
َ
‫ق‬٩
9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar
Ayat tersebut memang bersifat umum, tidak secara langsung menunjuk
bahwa perkawinan anak di bawah umur akan meninggalkan keturunan yang
dikhawatirkan kesejahteraannya. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan dari
berbagai pihak, rendahnya usia perkawinan lebih banyak menimbulkan hal-hal
yang tidak sejalan dengan tujuan perkawinan, yaitu membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal. Tujuan tersebut akan sulit terwujud jika masing-masing
8
Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Pokok Perkawinan, hlm. 4. Lihat juga
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Isalm, (Jakarta: Akademi Pressindo, 2010), hlm. 117.
7
pasangan belum matang (dewasa) fisik dan mentalnya. Kematangan dan integritas
pribadi yang stabil akan sangat berpengaruh dalam menyelesaikan setiap problem
yang terjadi di dalam keluarga. Banyak kasus menunjukkan hal tersebut.
Umpamanya di Pengadilan Agama di Jawa Tengah menunjukkan bahwa banyaknya
perceraian cendrung didominasi akibat perkawinan di usia muda.
Rasulullah saw sesungguhnya sudah mengisyaratkan syarat utama untuk
melangsungkan perkawinan, yaitu kesanggupan. Hal tersebut ditemukan dalam
hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah sanggup untuk kawin
maka kawinlah, karena hal itu akan menjadi obat dan menahan pandangan dan
memelihara kemaluan. Barang siapa yang tidak sanggup maka hendaklah ia
berpuasa, karena puasa dapat menjadi benteng” (Muttafaq ‘Alaih).
Dalam hadits tersebut ada persyaratan untuk dapat melangsungkan
perkawinan, yaitu kesanggupan. Kesanggupan dapat berupa kesanggupan fisik dan
mental. Jika dikaitkan dengan perkawinan anak yang belum matang secara fisik dan
mentalnya, jelas persyaratan tersebut belum mereka miliki, maka solusinya mereka
harus menahan diri terlebih dahulu (berpuasa), sebagaimana yang dianjurkan
Rasulullah saw.
Memang, dalam pandangan imam mazhab, seperti Syafi’I, Maliki, Hanbali,
dan Hanafi, menikahkan anak yang belum dewasa itu dibolehkan. Hal ini dikaitkan
dengan adanya hak ijbar, yaitu hak ayah atau kakek untuk mengawinkan anak
perempuannya, baik yang sudah dewasa maupun yang masih belia tanpa harus
mendapatkan persetujuan dan izin terlebih dahulu dari anak perempuan tersebut,
asalkan anak perempuan itu tidak berstatus janda.
Menurut fuqaha yang lain, seperti Ibnu Syubrumah, Abu Bakr al-Asham,
dan Utsman al-Batti, laki-laki dan perempuan yang masih dibawah umur tidak sah
dinikahkan. Mereka hanya boleh dinikahkan setelah baligh dan melalui persetujuan
yang bersangkutan secara eksplisit. Alasan yang mereka gunkan adalah firman
Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 6:
8
َ
ْ
‫وا‬
ُ
‫ل‬َ‫ت‬‫ي‬‫ٱب‬َ‫و‬َََٰ َ‫م‬َٰ َ
‫ت‬َ ‫ي‬
‫ٱۡل‬ََ
ْ
‫وا‬
ُ
‫غ‬
َ
‫ل‬َ‫اَب‬
َ
‫ذ‬ِ‫إ‬َٰٓ ‫ذ‬‫َّت‬َ‫ح‬ََ‫ح‬
َ
‫َِك‬‫ٱل‬ََ
َ
‫اَف‬
ٗ
‫د‬
‫ي‬
‫ش‬ُ‫َر‬‫ي‬‫م‬ُ‫ه‬‫ي‬‫ِن‬‫مَم‬ُ‫ت‬ ‫ي‬‫س‬
َ
‫ان‬َ‫َء‬
‫ي‬
‫ن‬ِ‫إ‬
َ
‫ف‬َ
ْ
‫ا‬ٓ‫و‬ُ‫ع‬
َ
‫ف‬
‫ي‬
‫ٱد‬ََ‫ي‬‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ َ
‫ۡل‬ِ‫إ‬ََۡۖ‫ي‬‫م‬ُ‫ه‬
َ
‫ل‬َٰ َ‫و‬‫ي‬‫م‬
َ
‫أ‬
6. Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian
jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka
serahkanlah kepada mereka harta-hartanya….
Berdasarkan ayat ini, menurut ketiga ulama diatas, jika anak-anak yang
belum baligh boleh dinikahkan, maka ayat ini tidak memiliki nilai fungsi. Ibnu
Syubromah menyatakan bahwa agama melarang perkawinan anak sebelum usia
baligh. Menurutnya, nilai esensial perkawinan adalah memenuhi kebutuhan
biologis dan melanggengkan keturunan. Sementara dua hal ini tidak terdapat pada
anak yang belum baligh. Ia lebih menekankan pada tujuan pokok perkawinan. Ibnu
Syubromah mencoba melepaskan diri dari kungkungan teks, dan memahami
masalah ini dari aspek historis, sosiologis dan kultural yang ada, sehingga dalam
menyikapi perkawinan Nabi Muhammad s.a.w. dengan Siti A’isyah yang saat itu
berusia usia 6 tahun, Ibnu Syubrumah menganggap sebagai pengecualian dan
ketentuan khusus bagi Nabi Muhammad s.a.w. yang tidak bisa diberlakukan bagi
umatnya.
Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pada prinsipnya kedewasaan
untuk melangsungkan perkawinan menurut Islam sangat ditekankan demi
tercapainya tujuan perkawinan, meskipun agama juga tidak menentukan batas umur
yang pasti. Dalam hal ini, diserahkan kepada masyarakat untuk menentukannya
sendiri, asalkan tidak menimbulkan kemudharatan, dan asalkan menjamin
terwujudnya keluarga yang sakinah dan tentram dalam keadilan. Dalam kaitan ini,
sudah sepatutnya para ulama dan umara di Indonesia memperhatikan konsep
istishlah dan sadd al-dzari’ah dalam penetapan hukum terkait usia pernikahan.
Istishlah adalah sesuatu yang dipandang baik oleh akal sehat karena
mendatangkan kebaikan dan menghilangkan keburukan (kerusakan) bagi manusia,
sejalan dengan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum. Sadd al-dzari’ah, menurut
9
Ibn Qayyim, adalah menutup apa-apa yang menjadi perantara dan jalan kepada
sesuatu.9
C. Praktik Pernikahan Dibawah Umur di Indonesia
Pada awal tahun 2008, tim PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak)
melakukan penelitian tentang kekerasan terhadap perempuan dan pernikahan dini
di Kabupaten Nias. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka pernikahan antara
usia 13-18 tahun sekitar 9,4 % dari 218 responden perempuan yang telah menikah
dan akan menikah. Angka pernikahan di usia muda bagi anak perempuan 3x lebih
besar dibanding dengan anak laki-laki.
Realitas selanjutnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2002, di Indonesia terdapat 34,2 % perempuan menikah di bawah usia
15 tahun dan 11,9 % laki-laki menikah dibawah usia 21 tahun. Hasil penelitian
seorang dokter spesialis anak mengungkapkan, bahwa di wilayah Pantura (Jawa),
sebanyak 42,8% responden dari kasus yang diteliti menikah di bawah usia 15 tahun.
Dari total perkawinan di seluruh Indonesia, sekitar 34% melanggar Undang-
Undang Perkawinan No.1/1974.
Informasi di atas diperkuat lagi dengan data-data kasus yang dilansir setiap
tahunnya oleh lembagalembaga pemerhati masalah anak dan perempuan serta hasil-
hasil penelitian dan survey. Misalnya, laporan Into a New World: Young Women’s
Sexual and Reproductive Lives yang didukung oleh The William H. Gates
Foundation pada tahun 1998 telah mengungkapkan bahwa usia perempuan pertama
kali melahirkan di Indonesia antara usia 13 s/d 18 tahun mencapai 18 %, dan
pernikahan di bawah usia 18 tahun mencapai 49 % pada tahun 1998. Saat sekarang
ini kondisinya tidak jauh berbeda.
Di kota Malang menurut catatan kantor Pengadilan Agama (PA) Kota
Malang tahun 2008, angka pernikahan di bawah usia 15 tahun meningkat 500 %
9
Sofia Hardani, Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan Menurut
Perundang-Undangan Di Indonesia, Jurnal An-Nida: Jurnal Pemikiran Islam Vol 40 No. 2, Juli-
Agustus 2015, hlm. 135-137.
10
dibanding tahun 2007. Hingga September tahun 2008, tercatat 10 kasus pernikahan
yang usia pengantin perempuannya masih di bawah 15 tahun.10
3. Nikah Gantung
A. Pengertian Nikah Gantung
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nikah gantung adalah nikah yang
dilakukan sesuai dengan syarak (terutama dalam agama Islam), tetapi belum
diresmikan oleh petugas yang berwenang (suami isteri belum tinggal serumah).11
Pernikahan mauquf (tergantung) sekalipun sah, akan tetapi tidak memiliki
konsekuensi apapun dari pengaruh pernikahan, sebelum dibolehkan oleh pihak
yang berwenang. Dalam kondisi ini masih tidak diperbolehkan untuk menggauli
istri, tidak wajib memberi nafkah, tidak wajib taat dan tidak wajib saling mewarisi
dengan meninggalnya salah satu dari suami-istri jika akad pernikahan mauquf tadi
telah diperbolehkan maka itu sudah terlaksana.12
B. Hukum Nikah Gantung
Jumhur fuqaha termasuk diantara mereka adalah Imam empat mazhab
bahwa boleh menikahkan anak kecil perempuan. Bahkan Ibnu Mundzir mengaku
adanya ijma’ bagi pernikahan anak kecil perempuan dan laki-laki yang setara
dengannya.
Jumhur Fuqaha yang berpendapat boleh mengkawinkan anak kecil saling
berselisih pendapat mengenai orang yang berhak mengawinkan mereka.
Mazhab maliki dan hambali berpendapat, bagi orang selain bapak, atau yang
diberi kan wasiat mengenainya, atau hakim, tidak boleh mengkawinkan anak kecil,
karena pada diri bapak terdapat rasa kasihan, serta keinginananya yang jujur untuk
mewujudkan kebaikan untuk anaknya.
10
Sofia Hardani, Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan
Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia, Jurnal An-Nida: Jurnal Pemikiran Islam Vol 40 No. 2,
Juli-Agustus 2015, hlm. 132.
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 782.
12
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk,
hlm 106.
11
Mazhab hanafi berpendapat bahwa bapak dan kakek serta yang lainya
termasuk dalam hubungan ashobah, boleh mengkawinkan anak kecil laki-laki dan
anak kecil perempuan berdasarkan firma-Nya “Dan jika kamu takut tidak akan
dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim (bilamana kamu
mengawininya). (Q.S. An-Nisaa: 3)
Artinya dalam menikahi anak-anak yatim. Maksudnya jika rasa takut
terhadap tindakan kezaaliman kepada anak-anak yatim, maka ayat ini
emmerintahkan para wali untuk mengawinkan anak-anak yatim.
Mazhab Syafii berpendapat, Orang yang selain bapak dan kakek tidak boleh
mengawinkan anak kecil laki-laki dan anak kecil perempuan, berdasarkan kabar
riwayat ad-Daru Quthni, “Seorang janda lebih memiliki hak terhadap dirinya
sendiri dibandingkan walinya, dan anak perempuan dikawinkan oleh walinya.”. 13
13
Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk.
hlm 173-174.
12
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman. 2010. Kompilasi Hukum Isalm. Jakarta: Akademi Pressindo.
Ghozali, Abdul Rahman. 2012. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana.
Hardani, Sofia. 2015. Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan
Perkawinan Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal An-Nida:
Jurnal Pemikiran Islam Vol 40 No. 2 Juli-Agustus 2015.
Redaksi Sinar Grafika. 2006. Undang-undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar
Grafika.
Soimin, Soedaharyo. 2002. Hukum Orang dan Keluarga. Jakarta: Sinar Grafika.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka..
Zuhaili, Al, Wahbah. 2007. Fiqh Islam wa Adillatuhu, Terj. Abdul Hayyie al-
Kattani dkk. Depok: Gema Insani.

More Related Content

What's hot

Mukjizat Al-Quran
Mukjizat Al-QuranMukjizat Al-Quran
Mukjizat Al-Quran
PQah Zatiey
 
Konsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukhKonsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukh
Norshaidi Mohd Nor
 
Nasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukhNasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukh
Nadya Honeyfa
 
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriHak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istri
Vina Widya Putri
 
Jenayah minum arak
Jenayah minum arakJenayah minum arak
Jenayah minum arak
shahirah44
 
87520766 modul-kem-solat
87520766 modul-kem-solat87520766 modul-kem-solat
87520766 modul-kem-solat
MOHD ROZELI AL-HAFIZ
 
Perang uhud
Perang uhudPerang uhud
Perang uhud
Mira Pribadi
 
Bab 2 fiqih iii mawaris
Bab 2 fiqih iii mawarisBab 2 fiqih iii mawaris
Bab 2 fiqih iii mawarisikmalabas
 
Perang khaibar
Perang khaibarPerang khaibar
Perang khaibaranindianr
 
Indahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-Quran
Indahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-QuranIndahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-Quran
Indahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-Quran
Paradigma Ibrah Sdn. Bhd.
 
Mengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
Mengembalikan Fungsi dan Peran IbuMengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
Mengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Ghibah
GhibahGhibah
Ghibah
Sefri Sep
 
kepribadian Rasulullah saw
kepribadian Rasulullah sawkepribadian Rasulullah saw
kepribadian Rasulullah saw
Islamic Invitation
 
KHULAFAUR RASYIDIN
KHULAFAUR RASYIDINKHULAFAUR RASYIDIN
KHULAFAUR RASYIDIN
misteraans
 
KEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARAN
KEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARANKEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARAN
KEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARAN
Ahmad Junaidi Mohd Said
 
NISFU SYA\'BAN
NISFU SYA\'BANNISFU SYA\'BAN
NISFU SYA\'BAN
Awan Setiawan
 
perang khaibar.pptx
perang khaibar.pptxperang khaibar.pptx
perang khaibar.pptx
DedeSutisna8
 
Bekalan Tadabbur Juzuk Amma
Bekalan Tadabbur Juzuk AmmaBekalan Tadabbur Juzuk Amma
Bekalan Tadabbur Juzuk Amma
Paradigma Ibrah Sdn. Bhd.
 
BioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMADBioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMADMIRIFAIYAH1959
 

What's hot (20)

Bab solat
Bab solatBab solat
Bab solat
 
Mukjizat Al-Quran
Mukjizat Al-QuranMukjizat Al-Quran
Mukjizat Al-Quran
 
Konsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukhKonsep nasakh & mansukh
Konsep nasakh & mansukh
 
Nasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukhNasikh dan mansukh
Nasikh dan mansukh
 
Hak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istriHak dan kewajiban suami istri
Hak dan kewajiban suami istri
 
Jenayah minum arak
Jenayah minum arakJenayah minum arak
Jenayah minum arak
 
87520766 modul-kem-solat
87520766 modul-kem-solat87520766 modul-kem-solat
87520766 modul-kem-solat
 
Perang uhud
Perang uhudPerang uhud
Perang uhud
 
Bab 2 fiqih iii mawaris
Bab 2 fiqih iii mawarisBab 2 fiqih iii mawaris
Bab 2 fiqih iii mawaris
 
Perang khaibar
Perang khaibarPerang khaibar
Perang khaibar
 
Indahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-Quran
Indahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-QuranIndahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-Quran
Indahnya Kisah Nabi Yunus A.S. Dalam Al-Quran
 
Mengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
Mengembalikan Fungsi dan Peran IbuMengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
Mengembalikan Fungsi dan Peran Ibu
 
Ghibah
GhibahGhibah
Ghibah
 
kepribadian Rasulullah saw
kepribadian Rasulullah sawkepribadian Rasulullah saw
kepribadian Rasulullah saw
 
KHULAFAUR RASYIDIN
KHULAFAUR RASYIDINKHULAFAUR RASYIDIN
KHULAFAUR RASYIDIN
 
KEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARAN
KEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARANKEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARAN
KEM DAKWAH 004 KEM TASMIK BACAAN SOLAT - BAHAN EDARAN
 
NISFU SYA\'BAN
NISFU SYA\'BANNISFU SYA\'BAN
NISFU SYA\'BAN
 
perang khaibar.pptx
perang khaibar.pptxperang khaibar.pptx
perang khaibar.pptx
 
Bekalan Tadabbur Juzuk Amma
Bekalan Tadabbur Juzuk AmmaBekalan Tadabbur Juzuk Amma
Bekalan Tadabbur Juzuk Amma
 
BioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMADBioGRAFI NABI MUHAMMAD
BioGRAFI NABI MUHAMMAD
 

Similar to Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung

Makalah pernikahan
Makalah pernikahanMakalah pernikahan
Makalah pernikahan
Septian Muna Barakati
 
ekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanekonomi kependudukan
ekonomi kependudukan
Dissa MeLina
 
Hukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversiHukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversi
BorisPaedefoPakpahan
 
Akibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatAkibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatat
suberia suberia
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
pjj_kemenkes
 
Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2
Anton Saja
 
BAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzv
BAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzvBAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzv
BAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzv
NGLESPORTID
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
ARZEN MUTAKIN
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
pjj_kemenkes
 
Perkawinan Via Telepon
Perkawinan Via TeleponPerkawinan Via Telepon
Perkawinan Via Telepon
kriwiliwiliwil
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
tyasputri9
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
tyasputri9
 
_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx
_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx
_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx
RafiZuhri
 
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Rizqy Putra
 
Makalah munakahat
Makalah munakahatMakalah munakahat
Makalah munakahat
Dadan Haedar Rauf
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
Arra Asri
 
Hukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
Franky L. Tobing
 
Ketentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptxKetentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptx
MuhammadFahreziHarjo
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Rahmanzie Share
 
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling KeluargaKeluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Bimbingan dan Konseling (Nandito.1114500093)
 

Similar to Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung (20)

Makalah pernikahan
Makalah pernikahanMakalah pernikahan
Makalah pernikahan
 
ekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanekonomi kependudukan
ekonomi kependudukan
 
Hukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversiHukum perkawinan dikonversi
Hukum perkawinan dikonversi
 
Akibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatatAkibat hukum kawin tidak tercatat
Akibat hukum kawin tidak tercatat
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
 
Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2
 
BAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzv
BAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzvBAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzv
BAB I laporan anisa supaya bagus agzbhzbsbbxbbsbzv
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
 
Perkawinan Via Telepon
Perkawinan Via TeleponPerkawinan Via Telepon
Perkawinan Via Telepon
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx
_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx
_Moch. Rafi Zuhri Henditiyana_Filsafat Hukum Islam.pptx
 
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
Kasus perkawinan adat berdasarkan uu no. 1 thn 1974
 
Makalah munakahat
Makalah munakahatMakalah munakahat
Makalah munakahat
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
 
Hukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adatHukum perkawinan adat
Hukum perkawinan adat
 
Ketentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptxKetentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptx
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling KeluargaKeluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
Keluarga Dan Perkawinan Konseling Keluarga
 

More from AZA Zulfi

Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
AZA Zulfi
 
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail FiqhiyahPoligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
AZA Zulfi
 
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank SpermaHukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
AZA Zulfi
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
AZA Zulfi
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
AZA Zulfi
 
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail FiqhiyahNikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
AZA Zulfi
 
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyahNikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
AZA Zulfi
 
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
AZA Zulfi
 
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan KloningPresentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
AZA Zulfi
 
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan KloningMakalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
AZA Zulfi
 
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingMakalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
AZA Zulfi
 
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan QazafMakalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
AZA Zulfi
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
AZA Zulfi
 
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharMakalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
AZA Zulfi
 
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
AZA Zulfi
 
Makalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM InternasionalMakalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM Internasional
AZA Zulfi
 
Tasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_sawTasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_saw
AZA Zulfi
 
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran KebenaranPengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
AZA Zulfi
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
AZA Zulfi
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
AZA Zulfi
 

More from AZA Zulfi (20)

Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita KarirIddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
Iddah Ihdad dan Harta Bersama Wanita Karir
 
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail FiqhiyahPoligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Poligami dan Poliandri Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank SpermaHukum Bank Asi dan Bank Sperma
Hukum Bank Asi dan Bank Sperma
 
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan AborsiHukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
Hukum KB, Sterilisasi dan Aborsi
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
 
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail FiqhiyahNikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Nikah Melalui Teknologi Dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyahNikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
Nikah Mut'ah dan Nikah dibawah Tangan dalam perspektif masail fiqhiyah
 
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail FiqhiyahPernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Masail Fiqhiyah
 
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan KloningPresentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
Presentasi Masail FIqhiyah tentang Inseminasi, Bayi Tabung, dan Kloning
 
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan KloningMakalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
Makalah Masail Fiqhiyah Tentang Inseminasi, Bayi Tabung dan Kloning
 
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level MarketingMakalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
Makalah Filsafat Hukum Islam tentang Asuransi Syariah dan Multi Level Marketing
 
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan QazafMakalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
Makalah Fikih Jinayah tentang Jarimah Hudud, Zina dan Qazaf
 
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
Makalah Peradilan Agama di Indonesia Tentang Peradilan Agama Setelah lahirnya...
 
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharMakalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
 
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
Makalah Hukum Perdata Islam di Indonesia tentang Pencatatan Perkawinan, Perja...
 
Makalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM InternasionalMakalah Instrumen HAM Internasional
Makalah Instrumen HAM Internasional
 
Tasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_sawTasyri pada masa_nabi_saw
Tasyri pada masa_nabi_saw
 
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran KebenaranPengetahuan dan Ukuran Kebenaran
Pengetahuan dan Ukuran Kebenaran
 
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .pptSejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
Sejarah perkembangan ilmu pengetahuan fix .ppt
 
Demokrasi
DemokrasiDemokrasi
Demokrasi
 

Recently uploaded

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 

Recently uploaded (20)

FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 

Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung

  • 1. RESUME MASAIL FIQHIYAH NIKAH MASSAL, NIKAH DIBAWAH UMUR, NIKAH GANTUNG Resume Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masail Fiqhiyah Dosen Pengampu : Dr. Isnawati Rais, M.A Disusun Oleh : Ahmad Zulfi Aufar 11150440000003 Hukum Keluarga 5B FAKULTAS SYARIAH dan HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017
  • 2. 1. Nikah Massal A. Pengertian Secara bahasa kata nikah berarti mengumpulkan, saling memasukkan, bersetubuh, atau sebuah pengibaratan akan sebuah hubungan intim dan akad sekaligus, yang didalam syariat dikenal dengan akad nikah.1 Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata “nikah” sebagai ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama.2 Dan juga KBBI mengartikan kata massal dengan dalam jumlah yang banyak sekali.3 Jadi, jika kedua kata tersebut dikaitkan, dapat diketahui bahwa yang dimaksud nikah massal adalah suatu akad perkawinan yang dilakukan dalam jumlah yang banyak. B. Hukum Nikah Massal MUI Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan Fatwa tentang nikah masal, yang keputusanya adalah sebagai berikut: 1. Menurut hukum Islam pernikahan masal anatara beberapa calon pasangan suami istri yang dilakukan secara serempak pada saat waktu dan tempat adalah sah sepanjang memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun nikah. 2. Pelaksanaan nikah masal memang dapat menimbulkan dampak negatif yang antara lain adanya pemalsuan identitas suami, calon istri atau wali, serta dijadikan objek mencari keuntungan bagi kelompok tertentu dengan cara meminta minta sumbangan kepada msayarakat atau instansi dengan dalih kepentingan sosial. Sungguh demikian nikah masal memiliki tujuan positif, yaitu disahkan hubungan 1 Wahbah Al Zuhaili, Fiqh Islam wa Adillatuhu, Terj. Abdul Hayyie al-Kattani dkk, (Depok: Gema Insani, 2007), jilid 9, h.20. Lihat juga Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2012), h.7 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) hlm. 782. 3 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 719.
  • 3. 3 perkawinan antara pasangan yang selama ini melakukan hubungan zina dengan berbagai alasan, serta meringankan beban biaya bagi masyarakat miskin. 3. Agar pernikahan masal yang biasanya dikoordinir oleh LSM atau organisasi sosial keagamaan atau yang lain benar-benar dapat dicapai tujuan suci, berjalan dengan baik, memenuhi ketentuan syariat Islam, serta peraturan perundang-undangan yang berlaku maka perihal pelaksana harus memperhatikan hal-hal sebgai berikut : a. Status pasangan suami istri harus diteliti terlebih dahulu, apakah calon mereka benar-benar memenuhi syarrat untuk melangsungkan pernikahan atau tidak. Hal ini, antara lain dapat dilakukan dengan meneliti KTP, surat keterangan dan atau surat pengantar pernikahan dari kelurahan dan sebagainya. b. jika calon mempelai wanita masih memiliki nasab, maka wali tersebut harus dihadirkan dalam pelaksanaan akad nikah. Jika sudah tidak memiliki wali nasab atau sangat sulit untuk dihadirkan, maka calon mempelai wanita dapat dinikahkan dengan wali hakim. c. akad nikah harus dilakukan satu persatu oleh masing-masing wali dengan calon mempelai pria , bukan dilakukan secara masal oleh seorang wali d. sesudah pelaksanaan akad nikah, hendaknya para pasangan yang telah menikah secara masal diberikan pembinaan secara kontinyu sehingga benar-benar dapat mencapai keluarga sakinah. Demikiaan fatwa MUI Provinsi DKI Jakarta tentang pelaksanaan nikah masal.4 C. Praktik Nikah Massal 4 http://www.muidkijakarta.or.id/fatwa-seputar-nikah-massal/
  • 4. 4 Sebanyak 5.115 pasangan dari kalangan prasejahtera se-Jabodetabek dinikahkan massal di Istora Senayan Jakarta. “Tujuannya untuk mengentaskan keluarga prasejahtera dari kemiskinan karena mereka tidak mempunyai status yang jelas, akte nikah, dan akte lahir untuk anaknya. Sehingga mereka tidak bisa akses kepada layanan sosial dari pemerintah,” papar Ketua Panitia Bersama Pernikahan Massal 2014/2015 Y.W Junardy, Jumat (30/1). Para pasangan peserta pernikahan massal datang dari berbagai kalangan. Mulai dari pemulung, buruh cuci, atau asisten rumah tangga. Mereka juga mendapatkan bantuan pengurusan identitas diri yang menjadi hak dasar mereka seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), serta akte kelahiran anak-anak mereka. Dengan surat-surat tersebut, mereka mendapatkan akses ke berbagai fasilitas layanan publik misalnya tunjangan sosial, pendidikan, kesehatan, dan kesempatan kerja. Indosat turut mendukung terlaksananya kegiatan ini bersama Yayasan Pondok Kasih dan Harmoni Cinta Indonesia serta didukung oleh Pemprov DKI Jakarta. “Semoga hal ini memberikan manfaat dan kemudahan bagi mereka sehingga mereka dapat membangun keluarga secara sah, bahagia dan harmonis yang pada akhirnya akan melahirkan generasi yang baik dan dapat menanggulangi kemiskinan yang membelenggu mereka,” ujar President Director and CEO Indosat Alexander Rusli. Indosat juga memberikan saldo Indosat Dompetku kepada 500 pekerja sosial yang berkontribusi dalam acara pernikahan massal tersebut. Indosat
  • 5. 5 Dompetku diberikan untuk meningkatkan taraf hidup para pekerja sosial sebagai modal usaha untuk berjualan pulsa.5 2. Nikah Dibawah Umur A. Pengertian Di dalam Bab I pasal 1 UU No. 1 Tahun 1974 disebutkan tentang definisi dan tujuan perkawinan, yaitu “perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.6 Perkawinan pada umumnya dilakukan oleh orang dewasa dengan tidak memandang profesi, suku bangsa, kaya atau miskin dan sebagainya. Namun tidak sedikit manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik dari segi fisik maupun mental akan mencari pasangan hidup sesuai kriteria yang diinginkannya. “Dalam kehidupan manusia, perkawinan seharusnya menjadi sesuatu yang bersifat seumur hidup dan tidak boleh diputuskan begitu saja”.7 Menurut ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 “bahwa perkawinan itu hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun” dan “Kompilasi Hukum Islam Pasal 15 (ayat 1)”. Adanya penetapan umur 16 tahun bagi wanita untuk diizinkan kawin berarti dipandang sebagai ketentuan dewasa bagi seorang wanita. Dengan mengacu pada persyaratan ini, jika pihak calon mempelai wanita di bawah umur 16 tahun, maka yang bersangkutan 5 http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabeknasional/15/01/30/niyw0r-5115- pasangan-sejabodetabek-ikut-nikah-massal. 6 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Pokok Perkawinan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 1. 7 Soedaharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, (Jakarta: Sinar Grafika, 2002), hlm.5.
  • 6. 6 dikategorikan masih di bawah umur dan tidak cakap untuk bertindak di dalam hukum termasuk melakukan perkawinan.8 B. Hukum Pernikahan Dibawah Umur Di dalam ketentuan agama (Islam) memang tidak ada batas umur minimal untuk perkawinan. Yang disyaratkan adalah baligh atau dewasa. Karena kedewasaan tidak sama diantara satu anak dengan yang lainnya, maka batas umur tersebut menjadi elastis. Penentuan batas umur di dalam UU No. 1 tahun 1974 maupun dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia memang bersifat ijtihadiyah, sebagai upaya pembaharuan pemikiran fikih masa lampau. Akan tetapi, jika dilacak, referensi syar’iynya mempunyai landasan yang kuat. Umpamanya isyarat Allah SWT dalam surat An-Nisa’ ayat 9: َ َ ‫ش‬ ‫ي‬ ‫خ‬َ ‫ي‬ ‫ۡل‬َ‫و‬َََ‫ِين‬ ‫ذ‬ ‫ٱَّل‬ََ ْ ‫وا‬ ُ ‫ق‬‫ذ‬‫ت‬َ‫ي‬ ‫ي‬ ‫ل‬ َ ‫َف‬‫ي‬‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬‫ي‬ َ ‫ل‬ َ ‫َع‬ ْ ‫وا‬ ُ ‫اف‬ َ ‫اَخ‬ ً ‫ف‬َٰ َ ‫ع‬ ِ‫َض‬ ٗ ‫ة‬‫ذ‬‫ي‬ِ‫ر‬ ُ ‫َذ‬‫ي‬‫م‬ِ‫ه‬ِ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ل‬ َ ‫َخ‬ ‫ي‬‫ِن‬‫م‬َ ْ ‫وا‬ ُ ‫ك‬َ‫ر‬ َ ‫َت‬‫ي‬‫و‬ َ ‫ل‬ََ ‫ذ‬ ‫ٱّلل‬َََ ‫ي‬ ‫ۡل‬َ‫و‬َ ْ ‫وا‬ ُ ‫ول‬ ُ ‫ق‬ َ‫ا‬ً‫ِيد‬‫د‬َ‫َس‬ ٗ ‫ٗل‬‫ي‬‫و‬ َ ‫ق‬٩ 9. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar Ayat tersebut memang bersifat umum, tidak secara langsung menunjuk bahwa perkawinan anak di bawah umur akan meninggalkan keturunan yang dikhawatirkan kesejahteraannya. Akan tetapi, berdasarkan pengamatan dari berbagai pihak, rendahnya usia perkawinan lebih banyak menimbulkan hal-hal yang tidak sejalan dengan tujuan perkawinan, yaitu membentuk keluarga yang bahagia dan kekal. Tujuan tersebut akan sulit terwujud jika masing-masing 8 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Pokok Perkawinan, hlm. 4. Lihat juga Abdurrahman, Kompilasi Hukum Isalm, (Jakarta: Akademi Pressindo, 2010), hlm. 117.
  • 7. 7 pasangan belum matang (dewasa) fisik dan mentalnya. Kematangan dan integritas pribadi yang stabil akan sangat berpengaruh dalam menyelesaikan setiap problem yang terjadi di dalam keluarga. Banyak kasus menunjukkan hal tersebut. Umpamanya di Pengadilan Agama di Jawa Tengah menunjukkan bahwa banyaknya perceraian cendrung didominasi akibat perkawinan di usia muda. Rasulullah saw sesungguhnya sudah mengisyaratkan syarat utama untuk melangsungkan perkawinan, yaitu kesanggupan. Hal tersebut ditemukan dalam hadits yang diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah s.a.w. bersabda: “Hai para pemuda, barangsiapa diantara kamu yang sudah sanggup untuk kawin maka kawinlah, karena hal itu akan menjadi obat dan menahan pandangan dan memelihara kemaluan. Barang siapa yang tidak sanggup maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa dapat menjadi benteng” (Muttafaq ‘Alaih). Dalam hadits tersebut ada persyaratan untuk dapat melangsungkan perkawinan, yaitu kesanggupan. Kesanggupan dapat berupa kesanggupan fisik dan mental. Jika dikaitkan dengan perkawinan anak yang belum matang secara fisik dan mentalnya, jelas persyaratan tersebut belum mereka miliki, maka solusinya mereka harus menahan diri terlebih dahulu (berpuasa), sebagaimana yang dianjurkan Rasulullah saw. Memang, dalam pandangan imam mazhab, seperti Syafi’I, Maliki, Hanbali, dan Hanafi, menikahkan anak yang belum dewasa itu dibolehkan. Hal ini dikaitkan dengan adanya hak ijbar, yaitu hak ayah atau kakek untuk mengawinkan anak perempuannya, baik yang sudah dewasa maupun yang masih belia tanpa harus mendapatkan persetujuan dan izin terlebih dahulu dari anak perempuan tersebut, asalkan anak perempuan itu tidak berstatus janda. Menurut fuqaha yang lain, seperti Ibnu Syubrumah, Abu Bakr al-Asham, dan Utsman al-Batti, laki-laki dan perempuan yang masih dibawah umur tidak sah dinikahkan. Mereka hanya boleh dinikahkan setelah baligh dan melalui persetujuan yang bersangkutan secara eksplisit. Alasan yang mereka gunkan adalah firman Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 6:
  • 8. 8 َ ْ ‫وا‬ ُ ‫ل‬َ‫ت‬‫ي‬‫ٱب‬َ‫و‬َََٰ َ‫م‬َٰ َ ‫ت‬َ ‫ي‬ ‫ٱۡل‬ََ ْ ‫وا‬ ُ ‫غ‬ َ ‫ل‬َ‫اَب‬ َ ‫ذ‬ِ‫إ‬َٰٓ ‫ذ‬‫َّت‬َ‫ح‬ََ‫ح‬ َ ‫َِك‬‫ٱل‬ََ َ ‫اَف‬ ٗ ‫د‬ ‫ي‬ ‫ش‬ُ‫َر‬‫ي‬‫م‬ُ‫ه‬‫ي‬‫ِن‬‫مَم‬ُ‫ت‬ ‫ي‬‫س‬ َ ‫ان‬َ‫َء‬ ‫ي‬ ‫ن‬ِ‫إ‬ َ ‫ف‬َ ْ ‫ا‬ٓ‫و‬ُ‫ع‬ َ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ٱد‬ََ‫ي‬‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ َ ‫ۡل‬ِ‫إ‬ََۡۖ‫ي‬‫م‬ُ‫ه‬ َ ‫ل‬َٰ َ‫و‬‫ي‬‫م‬ َ ‫أ‬ 6. Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya…. Berdasarkan ayat ini, menurut ketiga ulama diatas, jika anak-anak yang belum baligh boleh dinikahkan, maka ayat ini tidak memiliki nilai fungsi. Ibnu Syubromah menyatakan bahwa agama melarang perkawinan anak sebelum usia baligh. Menurutnya, nilai esensial perkawinan adalah memenuhi kebutuhan biologis dan melanggengkan keturunan. Sementara dua hal ini tidak terdapat pada anak yang belum baligh. Ia lebih menekankan pada tujuan pokok perkawinan. Ibnu Syubromah mencoba melepaskan diri dari kungkungan teks, dan memahami masalah ini dari aspek historis, sosiologis dan kultural yang ada, sehingga dalam menyikapi perkawinan Nabi Muhammad s.a.w. dengan Siti A’isyah yang saat itu berusia usia 6 tahun, Ibnu Syubrumah menganggap sebagai pengecualian dan ketentuan khusus bagi Nabi Muhammad s.a.w. yang tidak bisa diberlakukan bagi umatnya. Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa pada prinsipnya kedewasaan untuk melangsungkan perkawinan menurut Islam sangat ditekankan demi tercapainya tujuan perkawinan, meskipun agama juga tidak menentukan batas umur yang pasti. Dalam hal ini, diserahkan kepada masyarakat untuk menentukannya sendiri, asalkan tidak menimbulkan kemudharatan, dan asalkan menjamin terwujudnya keluarga yang sakinah dan tentram dalam keadilan. Dalam kaitan ini, sudah sepatutnya para ulama dan umara di Indonesia memperhatikan konsep istishlah dan sadd al-dzari’ah dalam penetapan hukum terkait usia pernikahan. Istishlah adalah sesuatu yang dipandang baik oleh akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan menghilangkan keburukan (kerusakan) bagi manusia, sejalan dengan tujuan syara’ dalam menetapkan hukum. Sadd al-dzari’ah, menurut
  • 9. 9 Ibn Qayyim, adalah menutup apa-apa yang menjadi perantara dan jalan kepada sesuatu.9 C. Praktik Pernikahan Dibawah Umur di Indonesia Pada awal tahun 2008, tim PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) melakukan penelitian tentang kekerasan terhadap perempuan dan pernikahan dini di Kabupaten Nias. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh angka pernikahan antara usia 13-18 tahun sekitar 9,4 % dari 218 responden perempuan yang telah menikah dan akan menikah. Angka pernikahan di usia muda bagi anak perempuan 3x lebih besar dibanding dengan anak laki-laki. Realitas selanjutnya, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2002, di Indonesia terdapat 34,2 % perempuan menikah di bawah usia 15 tahun dan 11,9 % laki-laki menikah dibawah usia 21 tahun. Hasil penelitian seorang dokter spesialis anak mengungkapkan, bahwa di wilayah Pantura (Jawa), sebanyak 42,8% responden dari kasus yang diteliti menikah di bawah usia 15 tahun. Dari total perkawinan di seluruh Indonesia, sekitar 34% melanggar Undang- Undang Perkawinan No.1/1974. Informasi di atas diperkuat lagi dengan data-data kasus yang dilansir setiap tahunnya oleh lembagalembaga pemerhati masalah anak dan perempuan serta hasil- hasil penelitian dan survey. Misalnya, laporan Into a New World: Young Women’s Sexual and Reproductive Lives yang didukung oleh The William H. Gates Foundation pada tahun 1998 telah mengungkapkan bahwa usia perempuan pertama kali melahirkan di Indonesia antara usia 13 s/d 18 tahun mencapai 18 %, dan pernikahan di bawah usia 18 tahun mencapai 49 % pada tahun 1998. Saat sekarang ini kondisinya tidak jauh berbeda. Di kota Malang menurut catatan kantor Pengadilan Agama (PA) Kota Malang tahun 2008, angka pernikahan di bawah usia 15 tahun meningkat 500 % 9 Sofia Hardani, Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia, Jurnal An-Nida: Jurnal Pemikiran Islam Vol 40 No. 2, Juli- Agustus 2015, hlm. 135-137.
  • 10. 10 dibanding tahun 2007. Hingga September tahun 2008, tercatat 10 kasus pernikahan yang usia pengantin perempuannya masih di bawah 15 tahun.10 3. Nikah Gantung A. Pengertian Nikah Gantung Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nikah gantung adalah nikah yang dilakukan sesuai dengan syarak (terutama dalam agama Islam), tetapi belum diresmikan oleh petugas yang berwenang (suami isteri belum tinggal serumah).11 Pernikahan mauquf (tergantung) sekalipun sah, akan tetapi tidak memiliki konsekuensi apapun dari pengaruh pernikahan, sebelum dibolehkan oleh pihak yang berwenang. Dalam kondisi ini masih tidak diperbolehkan untuk menggauli istri, tidak wajib memberi nafkah, tidak wajib taat dan tidak wajib saling mewarisi dengan meninggalnya salah satu dari suami-istri jika akad pernikahan mauquf tadi telah diperbolehkan maka itu sudah terlaksana.12 B. Hukum Nikah Gantung Jumhur fuqaha termasuk diantara mereka adalah Imam empat mazhab bahwa boleh menikahkan anak kecil perempuan. Bahkan Ibnu Mundzir mengaku adanya ijma’ bagi pernikahan anak kecil perempuan dan laki-laki yang setara dengannya. Jumhur Fuqaha yang berpendapat boleh mengkawinkan anak kecil saling berselisih pendapat mengenai orang yang berhak mengawinkan mereka. Mazhab maliki dan hambali berpendapat, bagi orang selain bapak, atau yang diberi kan wasiat mengenainya, atau hakim, tidak boleh mengkawinkan anak kecil, karena pada diri bapak terdapat rasa kasihan, serta keinginananya yang jujur untuk mewujudkan kebaikan untuk anaknya. 10 Sofia Hardani, Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia, Jurnal An-Nida: Jurnal Pemikiran Islam Vol 40 No. 2, Juli-Agustus 2015, hlm. 132. 11 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hlm. 782. 12 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, hlm 106.
  • 11. 11 Mazhab hanafi berpendapat bahwa bapak dan kakek serta yang lainya termasuk dalam hubungan ashobah, boleh mengkawinkan anak kecil laki-laki dan anak kecil perempuan berdasarkan firma-Nya “Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya). (Q.S. An-Nisaa: 3) Artinya dalam menikahi anak-anak yatim. Maksudnya jika rasa takut terhadap tindakan kezaaliman kepada anak-anak yatim, maka ayat ini emmerintahkan para wali untuk mengawinkan anak-anak yatim. Mazhab Syafii berpendapat, Orang yang selain bapak dan kakek tidak boleh mengawinkan anak kecil laki-laki dan anak kecil perempuan, berdasarkan kabar riwayat ad-Daru Quthni, “Seorang janda lebih memiliki hak terhadap dirinya sendiri dibandingkan walinya, dan anak perempuan dikawinkan oleh walinya.”. 13 13 Wahbah az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu, Penerjemah Abdul Hayyie al-Kattani, dkk. hlm 173-174.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman. 2010. Kompilasi Hukum Isalm. Jakarta: Akademi Pressindo. Ghozali, Abdul Rahman. 2012. Fiqh Munakahat. Jakarta: Kencana. Hardani, Sofia. 2015. Analisis Tentang Batas Umur Untuk Melangsungkan Perkawinan Menurut Perundang-Undangan Di Indonesia. Jurnal An-Nida: Jurnal Pemikiran Islam Vol 40 No. 2 Juli-Agustus 2015. Redaksi Sinar Grafika. 2006. Undang-undang Pokok Perkawinan. Jakarta: Sinar Grafika. Soimin, Soedaharyo. 2002. Hukum Orang dan Keluarga. Jakarta: Sinar Grafika. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.. Zuhaili, Al, Wahbah. 2007. Fiqh Islam wa Adillatuhu, Terj. Abdul Hayyie al- Kattani dkk. Depok: Gema Insani.