Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal yang melibatkan proses pengubahan komposisi solut darah melalui membran semipermeabel dalam cairan dialisat. Proses ini memanfaatkan prinsip-prinsip seperti difusi, ultrafiltrasi, konveksi, dan adsorpsi untuk menghilangkan limbah dan zat beracun dari darah.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas persiapan untuk hemodialisis, termasuk prinsip kerjanya, cara mendapatkan akses vaskuler, dan waktu yang tepat untuk memulainya.
2. Juga dibahas persiapan fisik dan psikologis yang dibutuhkan pasien sebelum melakukan hemodialisis.
3. Persiapan ini penting untuk memastikan terapi hemodialisis berjalan dengan aman dan e
Dokumen tersebut membahas terapi pengganti ginjal kontinu (CRRT) untuk pasien ginjal akut (AKI) di ICU. CRRT digunakan untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai, mengatur keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta membantu stabilitas hemodinamik dan keseimbangan cairan. Terdapat beberapa jenis CRRT seperti CVVH, CVVHD, dan CVVHDF yang berbeda dalam prinsip kerjanya
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
Terapi cairan merupakan tindakan penting untuk mengganti kekurangan cairan tubuh dengan memberikan cairan infus secara intravena dalam batas fisiologis. Terapi cairan bertujuan untuk resusitasi, rumatan, atau penggantian cairan dan elektrolit, dengan mempertimbangkan jenis cairan, jumlah, dan waktu pemberian. Pemilihan terapi cairan yang tepat bergantung pada kondisi medis pasien dan tujuan terapi unt
Diabetes insipidus adalah gangguan mekanisme tubuh dalam mengkonversi air yang diresapkan menjadi urin, menyebabkan produksi urin dalam volume besar. Terdapat dua jenis utama diabetes insipidus yaitu sentral dan nefrogenik, yang ditandai oleh defisiensi hormon antidiuretik dan gangguan respon ginjal terhadap hormon tersebut. Gejala khasnya adalah polidipsia, poliuria, dan hipotoni urin. Tes privasi air dan pemer
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas persiapan untuk hemodialisis, termasuk prinsip kerjanya, cara mendapatkan akses vaskuler, dan waktu yang tepat untuk memulainya.
2. Juga dibahas persiapan fisik dan psikologis yang dibutuhkan pasien sebelum melakukan hemodialisis.
3. Persiapan ini penting untuk memastikan terapi hemodialisis berjalan dengan aman dan e
Dokumen tersebut membahas terapi pengganti ginjal kontinu (CRRT) untuk pasien ginjal akut (AKI) di ICU. CRRT digunakan untuk mengeluarkan zat-zat yang tidak terpakai, mengatur keseimbangan asam basa dan elektrolit, serta membantu stabilitas hemodinamik dan keseimbangan cairan. Terdapat beberapa jenis CRRT seperti CVVH, CVVHD, dan CVVHDF yang berbeda dalam prinsip kerjanya
Referat_Terapi Cairan_ Sarah Talitha_edit.pptxssuserdc4acc
Terapi cairan merupakan tindakan penting untuk mengganti kekurangan cairan tubuh dengan memberikan cairan infus secara intravena dalam batas fisiologis. Terapi cairan bertujuan untuk resusitasi, rumatan, atau penggantian cairan dan elektrolit, dengan mempertimbangkan jenis cairan, jumlah, dan waktu pemberian. Pemilihan terapi cairan yang tepat bergantung pada kondisi medis pasien dan tujuan terapi unt
Diabetes insipidus adalah gangguan mekanisme tubuh dalam mengkonversi air yang diresapkan menjadi urin, menyebabkan produksi urin dalam volume besar. Terdapat dua jenis utama diabetes insipidus yaitu sentral dan nefrogenik, yang ditandai oleh defisiensi hormon antidiuretik dan gangguan respon ginjal terhadap hormon tersebut. Gejala khasnya adalah polidipsia, poliuria, dan hipotoni urin. Tes privasi air dan pemer
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih (ISK). ISK dapat menyerang berbagai bagian saluran kemih seperti uretra, kandung kemih, dan ginjal. Bakteri Escherichia coli merupakan penyebab utama ISK. Terapi antibiotik bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan infeksi, serta kemungkinan infeksi berulang. Tujuan pengobatan adalah mengontrol infeksi dan mencegah komplikasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan medis yang mencakup pemberian medikasi, penatalaksanaan nyeri, tetanus, diuretika, keseimbangan asam basa, kelainan elektrolit, dan pelayanan perioperatif.
1. Diskusi topik modul dialisis membahas prinsip dan perbandingan antara CAPD dan APD.
2. Menjelaskan berbagai cara insersi kateter dialisis peritoneal beserta keuntungan dan kerugian masing-masing.
3. Menjelaskan cara untuk mengukur adekuasi dialisis peritoneal atau CAPD.
Teks tersebut membahas tentang hemodialisa sebagai pengobatan untuk gagal ginjal. Hemodialisa digunakan untuk mengeluarkan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh dengan cara memisahkan darah pasien dari cairan dialisis melalui membran semipermeabel. Proses ini mengeluarkan zat-zat seperti urea dan kreatinin dari darah melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi."
Dokumen tersebut membahas tentang jaundice dan penyakit hati. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi jaundice, penyebab-penyebabnya, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis, dan penatalaksanaan berbagai penyakit hati seperti hepatitis, kolesistitis akut, dan kolesilitiasis.
Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang menggunakan mesin dan membran khusus untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat-zat beracun dan cairan berlebih. Prosesnya melibatkan aliran darah pasien keluar dan masuk ke dalam membran dialiser sambil berdifusi dengan cairan dialisat, membersihkan darah secara terus-menerus selama beberapa jam. Terapi ini dilakukan berkala untuk menjaga kesehatan
Dokumen tersebut merangkum tentang prosedur hemodialisis untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat sisa dan racun. Prosedur ini bekerja dengan mendialiskan darah pasien melalui membran semipermeabel untuk memisahkan zat-zat tersebut ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sementara darah bersih kembali ke tubuh pasien. Dokumen juga menjelaskan tujuan, prinsip kerja, indikasi, kontraindik
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfSonofZeus11
Manajemen cairan dan elektrolit membahas tentang keseimbangan cairan tubuh, anatomi dan fisiologi pembuluh darah perifer, jenis-jenis cairan intravena, prosedur insersi kateter intravena, dan komplikasinya. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fungsi cairan bagi tubuh, komposisi cairan tubuh berdasarkan usia, mekanisme pergerakan cairan, dan mekanisme keseimbangan cairan tubuh.
1. Syok merupakan ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan oksigen jaringan yang menyebabkan disfungsi organ.
2. Ada beberapa penyebab syok seperti hipovolemia, kardiogenik, distributif seperti sepsis, dan anafilaksis.
3. Penanganan syok meliputi resusitasi cairan, oksigenasi, dan obat vasoaktif sesuai penyebabnya.
Dokumen tersebut membahas tentang infeksi saluran kemih (ISK). ISK dapat menyerang berbagai bagian saluran kemih seperti uretra, kandung kemih, dan ginjal. Bakteri Escherichia coli merupakan penyebab utama ISK. Terapi antibiotik bergantung pada lokasi dan tingkat keparahan infeksi, serta kemungkinan infeksi berulang. Tujuan pengobatan adalah mengontrol infeksi dan mencegah komplikasi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Teknik anestesia yang digunakan untuk operasi laparoscopy meliputi anestesia umum, lokal, dan regional. Anestesia umum direkomendasikan untuk prosedur laparoscopy yang lebih lama karena dapat mengendalikan ventilasi dan tekanan intraabdominal. Anestesia lokal dan regional memberikan keuntungan pemulihan yang lebih cepat namun perlu dipertimbangkan faktor teknis dan kemampuan pasien.
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang penatalaksanaan kegawatdaruratan medis yang mencakup pemberian medikasi, penatalaksanaan nyeri, tetanus, diuretika, keseimbangan asam basa, kelainan elektrolit, dan pelayanan perioperatif.
1. Diskusi topik modul dialisis membahas prinsip dan perbandingan antara CAPD dan APD.
2. Menjelaskan berbagai cara insersi kateter dialisis peritoneal beserta keuntungan dan kerugian masing-masing.
3. Menjelaskan cara untuk mengukur adekuasi dialisis peritoneal atau CAPD.
Teks tersebut membahas tentang hemodialisa sebagai pengobatan untuk gagal ginjal. Hemodialisa digunakan untuk mengeluarkan limbah metabolik dan kelebihan cairan dari tubuh dengan cara memisahkan darah pasien dari cairan dialisis melalui membran semipermeabel. Proses ini mengeluarkan zat-zat seperti urea dan kreatinin dari darah melalui proses difusi, osmosis, dan ultrafiltrasi."
Dokumen tersebut membahas tentang jaundice dan penyakit hati. Secara ringkas, dokumen menjelaskan tentang definisi jaundice, penyebab-penyebabnya, gejala klinis, pemeriksaan laboratorium, diagnosis, dan penatalaksanaan berbagai penyakit hati seperti hepatitis, kolesistitis akut, dan kolesilitiasis.
Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal yang menggunakan mesin dan membran khusus untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat-zat beracun dan cairan berlebih. Prosesnya melibatkan aliran darah pasien keluar dan masuk ke dalam membran dialiser sambil berdifusi dengan cairan dialisat, membersihkan darah secara terus-menerus selama beberapa jam. Terapi ini dilakukan berkala untuk menjaga kesehatan
Dokumen tersebut merangkum tentang prosedur hemodialisis untuk membersihkan darah pasien gagal ginjal dari zat sisa dan racun. Prosedur ini bekerja dengan mendialiskan darah pasien melalui membran semipermeabel untuk memisahkan zat-zat tersebut ke cairan dialisat yang kemudian dibuang, sementara darah bersih kembali ke tubuh pasien. Dokumen juga menjelaskan tujuan, prinsip kerja, indikasi, kontraindik
Manajemen cairan dan elektrolit 8 september 2022.pdfSonofZeus11
Manajemen cairan dan elektrolit membahas tentang keseimbangan cairan tubuh, anatomi dan fisiologi pembuluh darah perifer, jenis-jenis cairan intravena, prosedur insersi kateter intravena, dan komplikasinya. Dokumen ini juga menjelaskan tentang fungsi cairan bagi tubuh, komposisi cairan tubuh berdasarkan usia, mekanisme pergerakan cairan, dan mekanisme keseimbangan cairan tubuh.
1. Syok merupakan ketidakseimbangan antara suplai dan permintaan oksigen jaringan yang menyebabkan disfungsi organ.
2. Ada beberapa penyebab syok seperti hipovolemia, kardiogenik, distributif seperti sepsis, dan anafilaksis.
3. Penanganan syok meliputi resusitasi cairan, oksigenasi, dan obat vasoaktif sesuai penyebabnya.
4. DEFINISI
• Salah satu terapi pengganti ginjal
• Suatu proses pengubahan komposisi solut darah oleh larutan lain
(cairan dialisat) melalui membran semipermiabel (membran
dialisis).
• Membran semipermiabel adalah membran yang dapat dilalui oleh
solut dengan berat molekul tertentu
5. LARUTAN
Terdiri dari:
• Solut: zat-zat terlarut
• Solvent: cairan pelarut (air)
• Volume
• Kepekatan:
• Konsentrasi: kadar solut dalam larutan
• Osmolaritas: kepekatan beberapa solut dalam larutan
6. DEFINISI
• Salah satu terapi pengganti ginjal
• Suatu proses pengubahan komposisi solut darah oleh larutan lain
(cairan dialisat) melalui membran semipermiabel (membran
dialisis).
• Membran semipermiabel adalah membran yang dapat dilalui oleh
solut dengan berat molekul tertentu
7.
8.
9. PRINSIP DIALISIS
• Difusi perpindahan solut dari larutan konsentrasi konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel
• Ultrafiltrasi perpindahan solvent dari larutan dengan tekanan tinggi ke
tekanan yang lebih rendah melalui memban semipermeabel
• Konveksi perpindahan solut bersama solvent karena perbedaan
tekanan
• Adsorpsi adhesi molekul terhadap permukaan dalam membran
10. Perpindahan solut dari larutan konsentrasi konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah melalui membran semipermeabel
11. perpindahan solvent dari larutan dengan tekanan tinggi ke tekanan yang lebih rendah melalui memban semipermeabel
21. • Terdiri dari beribu-ribu serat halus yg mirip
dengan struktur kapiler manusia
• Tipe membran
• Cellulose
• Substituted cellulose
• Synthetic
Serat dialyzers
22. TIPE –TIPE AKSES VASCULAR
• Permanen : AV fistula, AV graft
• Temporer: central venous catheter
23. AV FISTULA
• Menyambungkan pembuluh darah arterial dan pembuluh
darah venous melalui lubang yang dibuat secara pembedahan.
• Diletakan subcutaneous antara arteri and vena.
• Tujuan penyambungan ini adalah untuk meningkatkan aliran
darah venous pasien, sehingga aliran tersebut mampu dipakai untuk
mengalirkan darah pada saat tindakan hemodialisis atau cuci darah.
• Keuntungan
• Kekuatan terjamin
• Komplikasi kurang (infeksi, stenosis)
24.
25.
26. AV GRAFT
• Akses vaskuler permanen yang dibuat dengan cara menghubungkan pembuluh
darah arteri dan vena dengan menggunakan tambahan pembuluh darah dari
sebuah tube sintetik yang ditanamkan melalui pembedahan. Tube bisa terbuat
dari bahan sintetik politetrafluoroethylene atau biologik bovine
graf (heterograf), autograf atau homograf.
27. AV GRAFT
• Keuntungan:
Waktu maturasi singkat
• Mudah kanulisasi dan permukaan area yang luas
• Tindakan pembedahan yg lebih mudah
• Kerugian
• Inferior long term patency
• Kejadian infeksi lebih tinggi daripada AV Fistula
Altenatif pada pasien yang tidak dapat dilakukan AV fistula
28.
29.
30. Tehnik Kanulasi akses vaskuler
• Kanulasi langsung ke pembuluh darah
besar (V.femoralis, sefalika, radialis)
• Kanulasi dengan kateter lumen ganda(v.
Femoralis, jugularis dan subclavia)
31. CATHETER DOUBLE LUMEN/CDL
Kateter non cuff atau non tunnel
• Kateter ini termasuk kedalam tipe pemakaian yang jangka pendek
atau sementara, sampai terbentuknya akses yang permanen.
• Kateter ini memiliki satu ujung dua lumen tanpa cuff dan diinsersikan
langsung ke dalam vena kava pasien. Satu lumen disebut
sebagai lumen arterial yang akan dihubungkan dengan arterial blood
line (ada tanda warna merah) dan satu lumen disebut sebagai lumen
venous yang akan dihubungkan dengan venous blood line (ada tanda
warna biru).
32. CATHETER DOUBLE LUMEN/CDL
Kateter tunnel cuff
• Kateter ini digunakan dalam waktu jangka panjang, memiliki satu ujung
dengan dua lumen dan memiliki cuff. Catheter diinsersikan
kedalam venous dengan exit site di tempat yang berbeda. sebagian kateter
yang ditanamkan di bawah kulit pasien yang disebut sebagai tunnel
33.
34.
35.
36. ANTIKOAGULAN
• Diperlukan antikoagulan dalam dialisis agar tidak terjadi
koagulasi diluar tubuh.
• Heparinisasi konvensional : Menggunakan reguler heparin
intravena ,dosis inisial 1500-3000 IU (25-30 IU/kg BB)
dilanjutkan dengan 1000-2500 IU per jam secara kontinyu.
• Bila ada tanda perdarahan, diberikan dosis rendah 20-25
IU/kgBB (inisial dose) dilanjutkan 0-500 IU per 30 menit atau
tanpa heparin.
• LWMH , Enoxaparin diberikan dosis 100 IU/kgBB untuk satu sesi dialisis
scr IV.
37. INDIKASI KLINIS UNTUK MEMULAI DIALISIS PADA CKD
• Pericarditis atau pleuritis
• Progressive uremic encephalopathy atau neuropathy, dengan tanda tanda :
bingung, kurus, myoclonus, wrist atau foot drop,kejang
• Atanda perdarahan yang signifikan akibat uremia
• Kelebihan cairan yang tidak respon dengan diuretik
• Gangguan metabolik persistenyang tidak respon dengan terapi seperti
hiperkalemia, acidosis metabolic, hipercalcemia, and hiperphosphatemia
• Mual dan muntah yang persiten
• Hipertension yang tidak responsive dengan obat antihipertensi
• Berat badan turun atau terdapat tanda malnutrisi
38. INDIKASI
1. Kelebihan (Overload) cairan ekstraselular sulit dikendalikan dan/ atau hipertensi.
2. Hiperkalemia refrakter terhadap restriksi diit & terapi farmakologis.
3. Asidosis metabolik refrakter terhadap terapi bikarbonat.
4. Hiperfosfatemia refrakter terhadap restriksi diit & terapi pengikat fosfat.
5. Anemia yang refrakter terhadap pemberian eritropoietin dan besi.
6. Penurunan kapasitas fungsional / kualitas hidup tanpa penyebab yang jelas.
7. Penurunan BB / malnutrisi, terutama apabila disertai gejala mual, muntah, atau
adanya bukti lain gastroduodenitis.
8. Adanya gangguan neurologis (seperti neuropati, ensefalopati, gangguan psikiatri),
pleuritis atau perikarditis yang tidak disebabkan oleh penyebab lain, serta diatesis
hemoragik dengan pemanjangan waktu perdarahan.
40. KONTRAINDIKASI DIALISIS
ABSOLUT
• Tidak didapatkan akses vaskuler pada HD atau terdapat gangguan di rongga peritoneum
RELATIF
• Instabilitas hemodinamik
• Koagulopati
• Penyakit Alzheimer
• Demensia multi infark
• Sindrom hepatorenal
• Sirosis hati lanjut dengan ensepalopati
• Keganasan lanjut
• Fobia jarum
41. DOSIS DAN ADEKUASI DIALISIS
Dosis yang dianjurkan Kumar dkk (2000)
tD = 6-8 jam
Qb = 200 cc/menit
Qd = 300 cc/menit
Heparin = Inisial heparin 1000 unit dilanjutkan 500 unit/jam
Diharapkan adekuasi Kt/V mencapai >1,2
Durasi HD : Idealnya 10-15 jam/minggu.
Durasi HD disesuaikan dgn kebutuhan individu.Tiap HD dilakukan
4-5 jam dengan frekuensi 2x perminggu (Indonesia)
42. RUMUS ADEKUASI DIALISIS
• R= Post BUN/Pre BUN
• UF= Predialisis weight- Postdialisis weight: post dialisis weight
• W = Post dialisis weight
44. KOMPLIKASI SELAMA DIALYSIS
SERING
Hipotensi (20-50%)
Kram otot (5-20%)
Mual (5-15%)
Sakit kepala (5%)
Gatal (5%)
Nyeri dada/punggung (2-5%)
Demam & menggigil (<1%)
JARANG TAPI SERIUS
• Dialysis disequilibrium
sindrom
• Arrhythmia
• Tamponade jantung
• Perdarahan intrakranial
• Hemolisis
• Emboli Udara
45.
46. MANAJEMEN HIPOTENSI INTRADIALISIS
• Posisi Trendelenberg
• Bolus of NaCl 0.9%
• Turunkan UFR
• Albumin, mannitol, hypertonic saline dapat digunakan sebagai alternatif
47. DIALYSIS DISEQUILIBRIUM SYNDROME
• Gejala neurologis cerebral edema
• Gejala dini
• Headache, mual, disorientasi, lemas,penglihatan kabur
• Gejala lanjut
• Bingung, kejang, coma, dan kematian
• Pencegahan
• Inisial dialysis dimulai dosis kecil, tapi sering diulang
48. KOMPLIKASI SERIUS DIALISIS
• Arithmia
• Terutama pada pasien yg menggunakan Digoxin
• Perdarahan intrakranial
• Didasari adanya CVD karena pemakaian heparin
• Hemolisis
• Berhubungan dengan obstrucksi aliran darah danproblem dialysis solutions
• Emboli Udara
• Masuk ke system vena otak
• Masuk ke ventricle kiri
49. NUTRISI PADA PASIEN HEMODIALISIS
Dilakukan penilaian nutrisi awal bekerja sama dengan ahli gizi
Nutrien yang diberikan sbb:
Energi: 35 kkal/kg/hr. Pada CAPD energi dari cairan dialisat diperhitungkan
Protein: 1-1,2 g/kg/hr (HD), 1,3 g/kg/hr (CAPD) (50% dari protein bernilai biologis tinggi)
Karbohidrat: 55-60% dari total kalori
Lemak: 30% dari total kalori
Air: jumlah urin 24 jam + 500 mL (kenaikan BB diantara waktu HD <5% BB kering). Pada CAPD air disesuaikan
dengan jumlah dialisat yang keluar
Natrium: individual, umumnya dibatasi 3-5 g NaCl/hr
Kalium: pada keadaan hiperkalemia asupan kalium dari buahbuahan dibatasi
Ca dan P: Ca 1000 mg/hr, P 17 mg/hr. Pengikat P diberikan jika kadar P di atas nilai normal
Evaluasi status gizi dinilai tiap 6 bulan melalui pemeriksaan lab., antropometri, SGA
Mikronutrien dan atau vitamin (Mg, Zn) diberikan sesuai kebutuhan
53. PERITONEAL DIALYSIS
• Is the process of cleaning the blood
by using the lining of the peritoneal
cavity (peritoneum) as a filter – the
peritoneum acts as a dialyzing
membrane, permitting wastes from
the body to cross it and empty into
the instilled dialysate fluid .
• Is a type of dialysis usually done by
the patient at home.
54. TYPES OF PERITONEAL DIALYSIS
CAPD – Continuous
Ambulatory Peritoneal
Dialysis
Manual exchanges
(approx. 30 Min. each)
done approx. 4 times
daily (1st thing in am,
around lunchtime,
around suppertime, and
before bed).
Utilizing Baxter’s
ultrabag system.
Aseptic technique
mandatory in making all
connections.
• APD – Automated
Peritoneal Dialysis
• Utilizes a machine to
perform exchanges at
night while the patient
sleeps (8-10 Hrs on the
machine).
• Aseptic technique
mandatory in making all
connections.
55. CAPD INDICATION
Absolute indications:
Poor cardiac function
Peripheral vascular disease
Relative indications:
Free life style
Want to take care themselves
Long distance to hemodialysis center
56. KONTRA INDIKASI CAPD
• Inability to make connections and lack of family member or other person
willing or able to help (dementia ,stroke ,arthritis , blindness, debilitation
etc)
• Previous complicated abdominal surgery with adhesions, ostomies etc
• Lack of space to store PD solutions
57.
58. PHASES OF PERITONEAL DIALYSIS
Fill
Takes approx. 10 minutes.
Usual volume is 2000 – 2500 ml’s.
Dwell
CAPD – usually 4-6 Hrs during the day, and 8-10 Hrs during the
night.
APD – usually shorter dwells while sleeping and longer dwells
during the day.
Drain
Takes approx. 20 minutes.
Usual volume may be slightly less, the same as, or more than
infused amt.
Effluent (drained fluid) is normally clear (colorless or yellow).
60. Scheme of peritoneal solute transport by
diffusion through the pores of capillary wall
61. Ramesh Khanna & Karl D. Nolph
Model of transport - 3 sorts of pores
62. Ramesh Khanna & Karl D. Nolph
Na 132 mmol/l
Ca 1,25mmol/l
Mg 0,5 mmol/l
Cl 100 mmol/l
lactate 35 mmol/l ev. lactate/bicarbonate
glukose 1,36-4,25 g/dl
osmolarity 347-486
pH 5,2
GDP (degradation products of glucose)
Composition of standard peritoneal dialysis solution
63. CAPD EXCHANGE
Aseptic technique
mandatory in making
all connections!
Check dialysis orders
for % of dextrose, & fill
volume.
Drained volume must
be measured &
documented (a spring
scale may be used).
Dialysate should be
warmed to body
temperature using dry
heat.
Baxter’s Ultrabag System
Full & Empty Bags Connected
by Tubing
64. Peritoneal catheter
• implanted via laparoscopy, punction or laparotomy (total
anesthesy)
• PD is started 3 weeks following the impantation of catheter
66. ACCESS TO THE PERITONEUM
• Considered the
patients’ lifeline.
• Sterile technique
required when
connecting (or
disconnecting)
transfer set to
catheter.
• Transfer set is
clamped prior to
opening to protect the
PD catheter (strict
aseptic technique is
required when
minicap is removed).
Peritoneal
Catheter
Exit Site
Titanium Adaptor
Transfer Set
Twist
Clamp
Minicap
All procedures requiring opening of the closed
system will be done by trained staff only
67. CLEARANCE ACROSS THE PERITONEAL MEMBRANE
• Waste products &
excess fluid move from
the blood into the
dialysate by diffusion &
osmosis.
• Fluid removal can be
increased by increasing
the amount of dextrose
in the dialysate.
• Some medications will
move across the
membrane also.
Blood Dialysate
Semipermeable
Membrane
76. Infectious:
• exit-site inflammation (flare, suppurative secretion,
granulation)
• peritonitis (turbid dialysate, abdominal pain, fever)
Non-infectious:
• hernias
• hydrothorax
• sclerosing encapsulating peritonitis (rare, life threatening
complication, mostly after ≥ 6 years on PD, peritoneum is
massively thickened and calcificated, leading to intestinal
obstruction)
Complications of PD 1
77. Non-infectious:
• Leakage of dialysate along the peritoneal catheter
• Drainage failure of dialysate (dislocation or catheter
obstruction by fibrin)
• Morphologic changes of peritoneum following long-
lasting PD (peritoneal fibrisis, mesotelial damage,
vasculopathy and neo-angiogenesis) leading to loss of UF
capacity – reason for PD cessation in 24% of all patients,
and in 51% of patients treated above 6 years.
Complications of PD 2