Mallory-Weiss Syndrome ditandai dengan laserasi longitudinal di esofagus distal dan lambung akibat muntah berkepanjangan. Diagnosis didukung dengan endoskopi yang menunjukkan sobekan membujur di junctura esofagogastrik. Manajemennya meliputi resusitasi cairan, asam penekan, anti-emetik, dan terapi endoskopi untuk mengobati perdarahan aktif seperti injeksi epinefrin dan koagulasi. Pasien rawat inap jika berisiko perdarahan ulang
serba serbi pembahasan tentang aneurisma aorta.pptxdaratsuraiyaaulia
Aneurisma aorta adalah dilatasi arteri aorta yang sifatnya segmental dengan peningkatan diameter lebih dari 50% dari ukuran normal. Aneurisma aorta abdominal lebih umum ditemukan pada populasi usia lanjut. Pengobatan utama aneurisma aorta adalah bedah rekonstruksi dengan pendekatan terbuka atau endovaskuler untuk mencegah komplikasi seperti ruptur. Prognosis umumnya baik jika perbaikan dilakukan sebelum terjadi ko
Teknik operasi splenektomi digunakan untuk mengangkat limpa dengan pembedahan. Organ ini berfungsi untuk membantu sistem kekebalan tubuh dan membersihkan sel darah merah. Pembedahan ini dilakukan dengan mengidentifikasi pembuluh darah utama limpa, yakni arteri lienalis, lalu memobilisasi dan memotong ligamen yang menghubungkannya dengan organ lain. Hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan cedera pada organ se
Dokumen membahas portal hipertensi, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, penanganan, dan mekanisme terjadinya. Portal hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam sistem pembuluh darah portal yang disebabkan oleh peningkatan volume darah atau tahanan aliran darah melalui hati, biasanya karena sirosis hati. Gejalanya meliputi perdarahan gastrointestinal, ascites, dan trombositopenia. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
serba serbi pembahasan tentang aneurisma aorta.pptxdaratsuraiyaaulia
Aneurisma aorta adalah dilatasi arteri aorta yang sifatnya segmental dengan peningkatan diameter lebih dari 50% dari ukuran normal. Aneurisma aorta abdominal lebih umum ditemukan pada populasi usia lanjut. Pengobatan utama aneurisma aorta adalah bedah rekonstruksi dengan pendekatan terbuka atau endovaskuler untuk mencegah komplikasi seperti ruptur. Prognosis umumnya baik jika perbaikan dilakukan sebelum terjadi ko
Teknik operasi splenektomi digunakan untuk mengangkat limpa dengan pembedahan. Organ ini berfungsi untuk membantu sistem kekebalan tubuh dan membersihkan sel darah merah. Pembedahan ini dilakukan dengan mengidentifikasi pembuluh darah utama limpa, yakni arteri lienalis, lalu memobilisasi dan memotong ligamen yang menghubungkannya dengan organ lain. Hal ini perlu dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan cedera pada organ se
Dokumen membahas portal hipertensi, termasuk pengertian, penyebab, gejala, diagnosis, penanganan, dan mekanisme terjadinya. Portal hipertensi adalah peningkatan tekanan darah dalam sistem pembuluh darah portal yang disebabkan oleh peningkatan volume darah atau tahanan aliran darah melalui hati, biasanya karena sirosis hati. Gejalanya meliputi perdarahan gastrointestinal, ascites, dan trombositopenia. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan
Dokumen tersebut membahas tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) untuk pasien hematemesis melena. Termasuk penjelasan tentang pengertian, penyebab, gejala, pemeriksaan, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien tersebut seperti pemberian cairan infus, transfusi darah, obat-obatan, serta diagnosa keperawatan seperti defisit volume cairan dan risiko gangguan kesadaran.
Dokumen tersebut membahas tentang melena, yaitu keluarnya feses berwarna hitam yang mengandung campuran darah akibat perdarahan usus bagian atas. Disebutkan bahwa penyebab utama melena di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus, sedangkan diagnosa dan penatalaksanaannya meliputi endoskopi, resusitasi cairan, dan diet khusus.
[Ringkasan]
Pasien wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya efusi pleura di paru kiri. Diagnosa difisialnya adalah infeksi nonspesifik, malignansi. Pasien dirawat dengan pemberian oksigen, cairan infus, antibiotik, dan rencana pasang selang thoracostomy.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya disebabkan oleh pecahnya varises esofagus, ulkus peptikum, dan gastritis erosiva. Tatalaksananya meliputi resusitasi, endoskopi untuk diagnosis dan terapi, serta profilaksis infeksi. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya disebabkan oleh hemoroid, fisura ani, dan kanker kolon. Tatal
Kolon adalah bagian dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan terdiri dari beberapa bagian yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desdenden dan kolon sigmoid. Kolon berperan dalam menyimpan dan mengeluarkan sisa makanan, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta memelihara ekologi flora usus. Beberapa penyakit yang dapat menyerang kolon diantaranya obstruksi, volvulus, end
1. Makalah ini membahas manajemen dan perawatan pasca operasi caesar.
2. Terdapat berbagai perawatan pasca operasi seperti observasi tanda vital, diet, perawatan luka, dan antisepsis untuk mencegah berbagai komplikasi seperti demam, infeksi, dan gangguan pencernaan.
3. Pentingnya diagnosis dan penanganan dini komplikasi untuk memastikan pemulihan yang baik bagi ibu dan janin.
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
Apendiks merupakan organ kecil yang terletak di kuadran kanan bawah perut. Apendisitis terjadi ketika lumen apendiks tersumbat yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejalanya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan di titik McBurney. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Diagnosa pasti didapatkan dengan pemeriksaan radiologi sepert
Dokumen tersebut membahas tentang ASKEP (Asuhan Keperawatan) untuk pasien hematemesis melena. Termasuk penjelasan tentang pengertian, penyebab, gejala, pemeriksaan, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk pasien tersebut seperti pemberian cairan infus, transfusi darah, obat-obatan, serta diagnosa keperawatan seperti defisit volume cairan dan risiko gangguan kesadaran.
Dokumen tersebut membahas tentang melena, yaitu keluarnya feses berwarna hitam yang mengandung campuran darah akibat perdarahan usus bagian atas. Disebutkan bahwa penyebab utama melena di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus, sedangkan diagnosa dan penatalaksanaannya meliputi endoskopi, resusitasi cairan, dan diet khusus.
[Ringkasan]
Pasien wanita usia 20 tahun datang dengan keluhan sesak napas dan batuk berdahak. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya efusi pleura di paru kiri. Diagnosa difisialnya adalah infeksi nonspesifik, malignansi. Pasien dirawat dengan pemberian oksigen, cairan infus, antibiotik, dan rencana pasang selang thoracostomy.
Dokumen tersebut membahas tentang perdarahan saluran cerna bagian atas dan bawah. Perdarahan saluran cerna bagian atas umumnya disebabkan oleh pecahnya varises esofagus, ulkus peptikum, dan gastritis erosiva. Tatalaksananya meliputi resusitasi, endoskopi untuk diagnosis dan terapi, serta profilaksis infeksi. Sedangkan perdarahan saluran cerna bagian bawah umumnya disebabkan oleh hemoroid, fisura ani, dan kanker kolon. Tatal
Kolon adalah bagian dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan terdiri dari beberapa bagian yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desdenden dan kolon sigmoid. Kolon berperan dalam menyimpan dan mengeluarkan sisa makanan, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta memelihara ekologi flora usus. Beberapa penyakit yang dapat menyerang kolon diantaranya obstruksi, volvulus, end
1. Makalah ini membahas manajemen dan perawatan pasca operasi caesar.
2. Terdapat berbagai perawatan pasca operasi seperti observasi tanda vital, diet, perawatan luka, dan antisepsis untuk mencegah berbagai komplikasi seperti demam, infeksi, dan gangguan pencernaan.
3. Pentingnya diagnosis dan penanganan dini komplikasi untuk memastikan pemulihan yang baik bagi ibu dan janin.
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
Apendiks merupakan organ kecil yang terletak di kuadran kanan bawah perut. Apendisitis terjadi ketika lumen apendiks tersumbat yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejalanya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan di titik McBurney. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Diagnosa pasti didapatkan dengan pemeriksaan radiologi sepert
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Introduction
• Mallory-Weiss Syndrome ditandai dengan
laserasi mukosa longitudinal (diseksi
intramural) di esofagus distal dan lambung
proksimal, berhubungan dengan muntah /
retching yang kuat atau berkepanjangan.
• Laserasi menyebabkan perdarahan arteri
submukosa.
3. Epidemiologi
• Insidensi 8-15% pada pasien yang mengalami perdarahan
gastrointestinal bagian atas. Lebih sering terjadi dalam tingkat yang
tidak terlalu parah.
• Faktor resiko
– Alkohol paling banyak teridentifikasi pada pasien dengan Mallory-
Weiss Syndrome, menyebakan muntah pada 40-80% pasien,
perdarahan lebih berat jika disertai hipertensi portal dan varises
esofagus.
– Hernia hiatal muntah meningkatkan potensi laserasi mukosa karena
adanya tekanan yang lebih tinggi pada hernia hiatus dibandingkan
bagian perut lainnya.
– Usia merupakan salah satu predisposisi, meskipun terjadi pada usia
dibawah 40 tahun bahkan pada anak usia 3 minggu sehingga
menunjukkan bahwa usia tidak menjadi faktor utama.
Faktor presipitasi berupa muntah, mengejan atau mengangkat, batuk,
kejang, trauma tumpul abdomen, pemasangan selang nasogastrik, dan
gastroskopi.
4. Patogenesis
• Mekanisme pasti belum diketahui.
• Teori yang disarankan
Peningkatan tekanan intrabdomen secara tiba-
tiba dan sangat tinggi (seperti dalam kasus
muntah yang kuat) isi lambung mengalir ke
proksimal di bawah tekanan ke esofagus
robekan mukosa longitudinal (mengikuti bentuk
silinder esofagus dan lambung) sampai ke arteri
dan vena submukosa perdarahan SCBA
5. Manifestasi Klinis
• Hematemesis (darah merah atau coffee-
ground like)
• Nyeri epigastirum atau nyeri punggung.
• Muntah dan batuk tanpa darah
• Mual
• Hipovolemik dan hemodinamik tidak stabil
pada pasien dengan perdarahan yang
signifikan
6. Evaluasi
• Diagnosis harus dicurigai pada pasien dengan
hematemesis, dan adanya riwayat muntah atau
muntah hebat. Ditegakkan dengan endoskopi
dengan visualisasi sobekan mukosa longitudinal
tunggal pada esofagogastrik junction
• Upper Endoscopy menegakkan diagnosis,
menyingkirkan etiologi lain, dan memungkinkan
intervensi terapeutik pada pasien dengan
perdarahan aktif.
11. • Dalam banyak kasus, lesi dikenali hanya
setelah retrofleksi ujung gastroskop untuk
melihat kardia dari bawah.
• Sebagian besar robekan sembuh dalam 24-48
jam pada pasien tanpa hipertensi portal.
12. • Diagnosis banding :
– Esofagitis Refluks pasien dengan riwayat rasa
terbakar di dada, regurgitasi, dan disfagia/odinofagia.
Ulserasi tampak di distal esofagus, tidak seperti
robekan Mallory-Weiss, ulserasi mungkin berbentuk
ireguler dan multipel.
– Medication-induced esofagitis riwayat konsumsi
obat tetrasiklin / alendronate, lesi singular dan dalam,
terjadi pada titik stasis (terutama dekat carina),
dengan memberi celah ke distal esofagus.
– Infectious esofagitis lesi multipel, punctata, dan
melingkar. Pada pasien dengan esofagitis HSV, ulkus di
esofagus bagian distal berbatas jelas dan tampak
seperti gunung berapi. Pada pasien CMV ulkus linier
atau memanjang dan dalam. Esofagitis menular
ditegakkan dengan biopsi dan kultur.
13. Manajemen Awal
• Penilaian stabilitas hemodinamik dan resusitasi cairan menilai stabilitas
hemodinamik dan menentukan kebutuhan resusitasi cairan dan/atau
transfusi darah.
• Tindakan umum terapi farmakologi untuk menakan asam dengan
Proton Pump Inhibitor (PPI) dan anti-emetik.
• Acid suppression pasien dengan tanda-tanda perdarahan saluran cerna
aktif (hematemesis, melena, atau hematokezia, dengan atau tanpa
ketidakstabilan hemodinamik atau kebutuhan transfusi darah) harus mulai
dengan PPI intravena dosis tinggi 2 kali sehari, sebelum endoskopi, dapat
dialihkan ke PPI oral dosis standar setelah endoskopi selama 2 minggu
untuk menstabilkan gumpalan dan mempercepat penyembuhan mukosa.
PPI meningkatkan hemostasis dengan menetralkan asam lambung dan
menstabilkan pembekuan darah.
• Antiemetik (ondansetron, metoklopramide, prochlorperazine) untuk
menghilangkan gejala persisten seperti mual atau muntah
14. • Terapi endoskopi untuk perdarahan aktif
diindikasikan untuk pengobatan stigmata
perdarahan karena berhubungan dengan
peningkatan resiko perdarahan berulang.
Stigmata meliputi perdarahan aktif
(perdarahan menyembur atau mengalir),
pembuluh yang terlihat, dan bekuan yang
melekat.
15.
16. • Pilihan terapi endoskopi injeksi epinefrin
1:10.0000 untuk mengurangi atau menghentikan
perdarahan melalui vasokonstriksi bersamaan
dengan koagulasi termal, klip endoskopik, atau
ligasi band endoskopik atau koagulasi plasma
argon. Epinefrin tidak boleh diberikan secara
monoterapi peningkatan perdarahan berulang.
• Pertimbangan teknis penting koagulasi termal
dengan tekanan tamponade dan energi rendah
karena esofagus tidak memiliki serosa dan sangat
tipis di area robekan dan arterinya kecil. Hindari
koagulasi berulang karena resiko transmural
injury dan perforasi.
17. • Perdarahan persisten setelah terapi
endoskopik
– Embolisasi Transarterial dilakukan jika terapi
endoskopik gagal.
– Bedah penjahitan pembuluh darah pada pasien
yang gagal dalam terapi angiografi
18. Manajemen Post-Endoskopik
• Resiko perdarahan ulang terjadi dalam 24 jam dari episode awal
(biasanya pada pasien dengan koagulopati atau antitrombotik),
diatasi dengan endoskopi, dengan tidak adanya perdarahan ulang
pasien tidak memerlukan evaluasi endoskopi berulang.
• Indikasi rawat inap pasien beresiko perdarahan ulang dalam 48
jam :
– Resiko tinggi perdarahan ulang (hipertensi portal koagulopati)
– Stigmata endoskopik (perdarahan aktif saat endoskopi, pembuluh
terlihat tidak berdarah, bekuan melekat)
– Perdarahan SCBA berat (hemodinamik tidak stabil, hematokezia,
butuh transfusi darah)
– Meningkatkan resiko komplikasi (arteri koroner atau cerebrovascular
disease, usia diatas 65th)
Pasien rawat inap dapat memulai diet cairan segera setalah terapi
endoskopik dan bertahap setelah 24 jam.
19. • Penggunaan kembali antikoagulan dan
antiplatelet tergantung pada resiko pasien
menderita kejadian tromboemboli saat tidak
menggunakan obat-obatan.
20. Prognosis
• Perdarahan aktif pada saat endoskopi awal
dan hematokrit awal yang rendah
perdarahan ulang lebih tinggi, kebutuhan
untuk angiografi atau pembedahan, atau
kematian.
• Angka kematian 5.3%, lebih tinggi pada usia
65 tahun keatas dan pasien dengan
komorbiditas yang signifikan.