SlideShare a Scribd company logo
KAMAL AGUNG WIJAYANA
2022
HEPATOBILIER-
PANCREATIC
(HEPAR, KANDUNG
EMPEDU, SALURAN
EMPEDU DAN
PANKREAS)
SISTEM DIGESTIF
SISTEM DIGESTIF / PENCERNAAN-
BERFUNGSI UNTUK MENCERNA &
MENYERAP MAKANAN
TERDIRI DARI :
UPPER GASTROINTESTINAL
• ESOPHAGUS
• STOMACH / GASTER
• SMALL INTESTINES
(DUODENUM, JEJUNUM,
ILEUM)
HEPATO-BILIER-PANCREATIC
• LIVER / HEPAR
• GALLBLADER / BILIER
• PANCREAS
COLORECTAL :
• LARGE INTESTINES (COLON
ASCENDEN, TRANVERSUM,
DESCENDEN)
• RECTUM
HEPAR
Hati adalah organ dalam
tubuh yang terbesar. Hati
melakukan fungsi penting
dalam banyak proses,
termasuk metabolisme,
detoksifikasi, pencernaan
dan kekebalan. Banyak
penyakit hati merupakan
asimtomatik – gejalanya
mungkin ada atau
mungkin tidak ada. Sering
kali, gejala hanya muncul
pada stadium lanjut. Jika
dibiarkan tanpa diobati,
penyakit ini dapat
berkembang menjadi
gagal hati dan pada
akhirnya, kematian.
HEPAR
ABSCESS
HEPAR
Abses adalah kumpulan nanah
(PUS) pada luka yang umumnya
diakibatkan infeksi bakteri.
Kondisi ini dapat terjadi pada
bagian tubuh manapun, termasuk
HEPAR.
Klasifikasi
Abses hati diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1) Abses amuba. Abses amuba
paling sering disebabkan oleh
Enthamuba histolitica, umumnya
di- temukan di negara
berkembang, di kawasan tropis
dan subtropics akibat sanitasi
lingkungan yang buruk.
2) Abses pirogenik. Penyebab
utama abses hepar piogenik
adalah bakteri Escherichia Coli.
Selain itu organisme lain yang
didapatkan adalah Klebsiella,
Staphylococcus Aureus, Proteus,
Pseudomonas, dan bakteri
anaerob. Abses pirogenik jarang
ditemukan, dan lebih sering
ditemukan di Negara maju.
ABSCESS
HEPAR Deteksi abses hepar dapat diketahui
dari pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang seperti
pemeriksaan darah lengkap,
Rontgen, USG, CT scan, atau pun
MRI.
Penyakit ini dapat menyerang
siapapun. Tetapi ada sebagian orang
yang lebih berisiko mengalaminya,
terutama yang :
 Berusia lebih dari 70 tahun.
 Bepergian atau tinggal di tempat di
mana infeksi ini umum terjadi.
 Mengonsumsi minuman keras dan
atau tidak mendapat nutrisi yang
cukup.
 Mengonsumsi obat seperti
kortikosteroid atau menjalani
kemoterapi.
 Mengalami penyakit tertentu
seperti diabetes, kanker, ataupun
melemahnya sistem imun.
Tanda-tanda terjadinya abses hepar
yaitu
a. Hepatomegali
b. Nyeri kwadran kanan atas
c. Efusi pleura
d. Massa pada kwadran kanan atas
e. Asites
f. Jaundice
GEJALA
b. Nyeri
c. Demam
d. Nausea & muntah
e. Anoreksia
f. BB menurun
g. Malaise
h. Diare
i. Batuk & rangsang pleura
j. Pruritus
ABSCESS
HEPAR
Penanganan / pengobatan
Prinsip utama penanganan abses hepar
adalah pemberian antibiotik dan drainase
dari abses.
2. Drainase
Drainase :
 Drainase perkutaneus
 Drainase operatif
 Drainase transtorasik
Antibiotik yang diberikan adalah yang spektrum luas
seperti golongan penisilin (ampicillin), aminoglikosida
(gentamisin atau tobramisin) dan metronidasol.
Pada penderita-penderita usia tua dengan gangguan
ginjal dapat diberikan penisilin (amoxicillin), sefalosporin
(cefotaxime atau cefuroxime) dan juga metronidasol.
Amphotericin B dan flukonasol diberikan pada penderita-
penderita dengan kecurigaan adanya infeksi oleh jamur.
Antibiotik diberikan secara intravena dan lama pemberian
bervariasi antara 2 – 4 minggu atau lebih tergantung
respon klinik dan jumlah absesnya.
1. Antibiotik
TREATMENT
ABSCESS
HEPAR
1. Drainase perkutaneus
Sekarang ini banyak dilakukan drainase
perkutaneus sebagai penanganan awal
pada semua abses hepar piogenik,
terutama pada penderita dengan sakit
berat yang tidak dapat menjalani
operasi. Drainase perkutaneus dapat
dilakukan dengan tehnik Seldinger atau
trocar, dengan bantuan CT atau USG.
Angka keberhasilan berkisar antara 70 –
93 %, angka kematian antara 1 – 11 %.
Indikasi tindakan ini adalah abses soliter
dan sederhana dengan akses drainase
yang baik. Kontra indikasi tindakan ini
antara lain koagulopati, abses sulit
dicapai, multilobus, dan abses dengan
dinding yang tebal dan pus yang kental.
ABSCESS
HEPAR
2. Drainase operatif
Drainase bedah pernah dianggap
sebagai standar kriteria dalam
mengobati abses hati. Saat ini,
drainase bedah diindikasikan jika:
 Abses lebih besar dari 5 cm
 Drainase perkutan tidak bisa
mencapai lokasi abses
 Adanya penyakit intra-abdomen
yang membutuhkan manajemen
operatif
 Adanya penyakit biliaris / intra-
abdomen
 Terapi antibiotik gagal
 Kegagalan aspirasi perkutan
 Kegagalan drainase perkutan
ABSCESS
HEPAR
Drainase abses hati terbuka dapat
dilakukan melalui tiga pendekatan,
sebagai berikut:
 Transpleural
 Ekstraperitoneal
 Transperitoneal
Sebelum era antibiotik, pendekatan
ekstraperitoneal sering digunakan
untuk menghindari kontaminasi
rongga peritoneum. Saat ini, dengan
ketersediaan antibiotik spektrum luas,
pendekatan transperitoneal aman dan
dianggap sebagai pendekatan yang
disukai karena memungkinkan
pemeriksaan menyeluruh pada
rongga peritoneum dan
memungkinkan mobilisasi yang
diperlukan untuk drainase yang
adekuat.
ABSCESS
HEPAR
Sekarang drainase laparoskopi
abses hati bisa dilakukan dengan
aman, dan waktu yang diperlukan
untuk melaksanakan prosedur
drainase bisa dipersingkat dan
mengurangi trauma akses.
Ultrasonografi laparoskopi
intraoperasi dapat secara akurat
mendeteksi lokasi abses untuk
memungkinkan drainase di bawah
panduan ultrasonografi. Saat ini
drainase laparoskopi adalah
alternatif yang relatif aman,
dibanding drainase operasi
terbuka.
3. Drainase Laparoskopi
CIRRHOSIS
HEPATIS Cirrhosis adalah kondisi di
mana hepar tidak berfungsi
dengan baik karena
kerusakan lama. Jaringan
hati normal digantikan oleh
jaringan parut.
Biasanya, penyakit ini
berkembang perlahan
selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, dan sering
tanpa gejala. Seiring penyakit
memburuk, seseorang bisa
menjadi lelah, lemah, gatal,
bengkak di kaki bagian
bawah, kulit kuning, mudah
memar, terjadi penumpukan
cairan di abdomen, atau
pembuluh darah seperti laba-
laba di kulit. Penumpukan
cairan di perut bisa terinfeksi
secara spontan.
CIRRHOSIS
HEPATIS
Cirrhosis paling sering disebabkan karena alkohol, hepatitis B, hepatitis C, dan
penyakit fatty liver. Penyakit fatty liver non alkohol memiliki sejumlah penyebab,
termasuk kelebihan berat badan, diabetes, lemak darah tinggi, dan tekanan darah
tinggi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah, pencitraan medis,
dan biopsi hepar.
CIRRHOSIS
HEPATIS
Setelah sirosis berkembang, pengobatan ditujukan pada manajemen
komplikasi yang muncul. Contohnya termasuk yang berikut:
Hepatorenal syndrome - fungsi ginjal biasanya pulih ketika pasien dengan
sirosis dan sindrom hepatorenal menjalani transplantasi hati; pasien
dengan sindrom awal hepatorenal dapat diselamatkan oleh ekspansi
agresif volume intravaskular dengan albumin dan fresh frozen plasma dan
dengan menghindari diuretik
Encephalopathy hepatika - Perawatan farmakologis termasuk pemberian
laktulosa dan antibiotik
Asites - Perawatan dapat mencakup pembatasan natrium dan penggunaan
diuretik, paracentesis volume besar, dan shunts (peritoneovenous,
portosystemic, transjugular intrahepatic portosystemic)
Transplantasi hati
Pasien harus dirujuk untuk dipertimbangkan untuk transplantasi hati setelah
tanda pertama dekompensasi hati.
TREATMENT
CIRRHOSIS
HEPATIS
TREATMENT
Pembedahan dan anestesi umum membawa
peningkatan risiko pada pasien dengan sirosis.
Anestesi mengurangi pasokan dari jantung,
menginduksi vasodilatasi splanknik, dan menyebabkan
penurunan 30-50% aliran darah dalam hepar. Ini
menempatkan hepar sirosis pada risiko tambahan
untuk dekompensasi.
Pembedahan dikatakan aman pada hepatitis kronis
ringan. Risikonya pada pasien dengan hepatitis kronis
berat tidak diketahui.
Manfaat dan risiko operasi harus ditimbang dengan
hati-hati sebelum memberi saran kepada pasien
dengan sirosis untuk menjalani operasi.
CIRRHOSIS
HEPATIS
TREATMENT
Transplantasi Hati
Transplantasi hati telah muncul sebagai
strategi penting dalam manajemen
pasien dengan sirosis dekompensasi.
Pasien harus dirujuk untuk
pertimbangan transplantasi hati setelah
tanda-tanda pertama dekompensasi
hati.
CIRRHOSIS
HEPATIS TREATMENT
HEPAR
NEOPLASMA
Jinak (Benign) atau Tumor
 Hemangioma cavernosum
 Hamartoma
 Adenoma sel hati
 Jaringan adrenal ektopik
 Focal nodular hyperplasia
Ganas (Malignant) atau Kanker
 Hepatocarcinoma (HCC)
 Hepatoblastoma
 Sarkoma, jarang terdapat,
misalnya
hemangioendotheliosarcoma,
rhabdomyosarcoma embrional
HCC progresif: Gambaran
makroskopi dengan kapsul
tumor;
HEPAR
NEOPLASMA
 keluhan nyeri di kuadran kanan
atas
 teraba pembengkakan lokal di
hepar asites
 perdarahan varises atau pre
koma setelah diberi terapi yang
adekuat
 keluhan rasa penuh di
abdomen disertai perasaan
lesu
 penurunan berat badan
dengan atau tanpa demam
 anoreksia
 Mual, muntah, kembung
 konstipasi
 diare
 Kulit dan mata kelihatan kuning
 Feses tak berwarna
 Mudah merasa lelah
PENYEBAB
GEJALA
HEPATOCELLULAR
CARCINOMA
DIAGNOSA
 Test Darah
 USG Abdomen
 CT Scan
 MRI
 Liver biopsy
HEPAR
NEOPLASMA
DIAGNOSA
HEPATOCELLULAR
CARCINOMA
HEPAR
NEOPLASMA
DIAGNOSA
HEPATOCELLULAR
CARCINOMA
HEPAR
NEOPLASMA
1. Operasi untuk mengangkat
tumor.
• operasi terbuka
• operasi laparoskopi minimal-
invasif
2. Transplantasi
3. Teknik Ablatif
4. Terapi intra-arteri
5. Kemoterapi
TREATMENT
INTERVENSI PEMBEDAHAN :
Perlu dievaluasi :
 Hasil pencitraan dan hasil lab,
 Usia pasien,
 Fungsi hati,
 Kesehatan secara keseluruhan,
 Beberapa pasien mungkin
memerlukan biopsi hati untuk
menentukan pencalonan bedah
karena jaringan parut atau sirosis hati
yang berat membatasi kemampuan
untuk melakukan operasi dengan
aman untuk mengangkat tumor.
HEPATOCELLULAR
CARCINOMA
TREATMENT
1. Pembedahan Reseksi
(Pengangkatan Tumor)
Reseksi melibatkan pengangkatan
satu atau lebih bagian dari hati di
mana tumor berada. Biasanya, ahli
bedah dapat mengangkat hingga
70% dari kanker hati (jika tidak ada
atau fibrosis ringan) dan akan
beregenerasi dalam waktu sekitar
dua hingga enam minggu setelah
operasi.
Untuk tujuan pembedahan, hati
dibagi menjadi delapan segmen
(lihat ilustrasi), berdasarkan inflow
vaskular dan drainase saluran
empedu. Cabang-cabang arteri
hepatika dan vena portal
memasok setiap segmen.
HEPATOCELLULAR
CARCINOMA
TREATMENT 2. Transplantasi Hati
HEPATOCELLULAR
CARCINOMA
KANTUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU
Penyakit empedu mengacu
pada penyakit yang
menyerang saluran empedu,
kandung empedu dan struktur
lainnya yang terlibat dalam
produksi dan pengangkutan
empedu.
Jika ada saluran dalam sistem
kompleks ini yang tersumbat,
bisa menyebabkan sejumlah
penyakit serius.
Selama periode inter digestif sphincter berkontraksi sehingga cairan empedu
yang diproduksi oleh sel-sel hepar dikonsentrasikan didalam kandung empedu
( gall bladder ) dan disimpan untuk sementara sampai proses pencernaan
didalam duodenum berlangsung sehingga sphincter berelaksasi dan cairan
empedu turun dari hepar dan kandung empedu.
KANTUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU
Tipe :
1. Malignant neoplasm of the gallbladder
2. Malignant neoplasm of other parts of biliary tract
• extrahepatic bile duct
• ampulla of Vater
3. Cholelithiasis
4. Cholecystitis
5. Others (excluding postcholecystectomy syndrome), but including
• other obstructions of the gallbladder (like strictures)
• hydrops, perforation, fistula
• cholesterolosis
• biliary dyskinesia
6. Other diseases of the biliary tract:
• cholangitis
• obstruction, perforation, fistula of biliary tract
• spasm of sphincter of Oddi
• biliary cyst
• biliary atresia
BILIER
NEOPLASMA
Tumor pada kandung empedu
dan saluran empedu
ekstrahepatik terdiri dari:
Tumor Jinak
 Papiloma
 Adenoma
 Adenomyoma
Tumor Ganas
 Adenocarcinoma (terbanyak)
 Adenoacanthoma
Tumor ganas ini dapat
menyebabkan ikterus obstruktif
(Cholestasis) yang harus
dibedakan daripada yang
disebabkan oleh batu.
Kanker kandung empedu jarang
didiagnosis praoperasi (kurang
dari 20% pasien). Gejala awal
tidak jelas dan biasanya sulit
dibedakan dengan gejala yang
berkaitan dengan Cholelitiasis:
 nyeri abdomen
 anoreksia
 ikterus
 feses tak berwarna
 mual dan muntah.
BILIER
NEOPLASMA
GALLBLADER CANCER
Tipe :
 Adenocarcinoma
 Squamous cell cancer
 Adenosquamous cancer
 Small cell cancer
 Sarcoma
Kanker kandung empedu adalah kanker yang relatif
jarang terjadi. Jika didiagnosis cukup dini, bisa
disembuhkan dengan mengeluarkan kantong
empedu, bagian hati dan kelenjar getah bening
terkait.
Ini adalah kanker langka yang diduga terkait dengan
batu empedu yang terbentuk, yang juga bisa
menyebabkan kalsifikasi kantong empedu, suatu
kondisi yang dikenal dengan kantong empedu
porselen.
Paling sering ditemukan setelah gejala seperti sakit
perut, sakit kuning dan muntah terjadi, dan sudah
menyebar ke organ lain seperti hati.
BILIER
NEOPLASMA
GALLBLADER CANCER
TREATMENT
Pembedahan bisa menjadi pilihan jika
kanker kandung empedu stadium
awal. Pilihan termasuk:
 Operasi untuk mengangkat
kantong empedu. Kanker kandung
empedu awal yang terbatas pada
kantong empedu dilakukan operasi
untuk mengangkat kandung
empedu (kolesistektomi).
 Operasi untuk mengangkat
kantong empedu dan sebagian
dari hati. Kanker kandung empedu
yang meluas di luar kandung
empedu dan ke hati dilakukan
operasi untuk mengangkat kantong
empedu, serta bagian hati dan
saluran empedu yang mengelilingi
kantong empedu.
 Pengangkatan kantong empedu
dan jaringan sekitarnya (reseksi
radikal)
BILIER
NEOPLASMA
GALLBLADER CANCER
TREATMENT
Jika kanker telah menyebar di luar kandung empedu ke kelenjar
getah bening di dekatnya, akan dilakukan operasi yang lebih besar.
Termasuk mengangkat :
• kandung empedu
• sebagian kecil dari hati dekat dengan kantong empedu
• saluran empedu
• bagian atau semua jaringan yang menghubungkan hati dan usus
• kelenjar getah bening dari sekitar organ terdekat seperti hati,
gaster, usus dan pankreas
• Pembedahan untuk mengangkat organ-organ sekitar yang terkena
kanker
BILIER
NEOPLASMA
GALLBLADER
CANCER
TREATMENT
Dalam kasus di mana operasi
pengangkatan tidak mungkin, alternatifnya
adalah:
• Operasi bypass bilier: Membuat jalur
baru untuk drainase empedu
• Penempatan stent endoskopi: Sebuah
stent (tabung tipis dan lentur) digunakan
untuk mengalirkan empedu ke dalam
usus kecil
• Drainase bilier transhepatik perkutan: Ini
juga merupakan prosedur untuk
menguras empedu
BILIER NEOPLASMA
GALLBLADER POLYP
ADENOMA
POLYP
CHOLESTEROL
POLYP
Lesi yang menonjol dari dinding kandung
empedu ke dalam lumennya disebut polip
kandung empedu, yang mempengaruhi
kira-kira 5% populasi orang dewasa dan
jarang terlihat pada anak-anak . Gejala
sering tidak nampak.
Umumnya, polip kandung empedu dapat
dibagi menjadi dua kelas: jinak dan ganas.
CHOLESTEROL POLYP
Lebih dari 80% polip mukosa kantong
empedu adalah polip kolesterol. Ini adalah
lesi bertulang multilobular, berdarah kuning
0,5 sampai 1 cm.
Polip kolesterol biasanya banyak lesi, 3
sampai 10 polip.
Polip kolesterol adalah faktor penyebab
pankreatitis akut.
Diduga polip yang terlepas menyebabkan
obstruksi pankreas.
ADENOMA POLYP
Sebagai jenis polip jinak yang tidak biasa,
adenoma kandung empedu biasanya
merupakan lesi tunggal dengan ukuran
berkisar antara 5 sampai 20 mm.
BILIER
NEOPLASMA
CHOLANGIOCARCINOMA
Kanker saluran empedu merupakan tumor ganas yang berasal dari saluran empedu
yang berada di luar liver, area dinding liver hingga bagian bawah empedu. Letak
tumor pada posisi tersebut menjadikan diagnosa kanker saluran empedu dibagi
menjadi 2 kategori yaitu kanker saluran empedu bagian dalam liver dan kanker
saluran empedu bagian luar liver. Kanker saluran empedu di luar liver dibagi lagi
menjadi kanker saluran empedu bagian atas (kanker saluran empedu pada mulut
liver), kanker saluran empedu bagian tengah dan bawah.
BILIER
NEOPLASMA
PENYEBAB kanker ini belum jelas, tetapi
beberapa hal ini dapat menjadi salah satu
faktor.
1. Radang empedu kronis
2. Batu kandung empedu: batu di
kantung empedu dapat menstimulasi
terjadinya cholangiocarcinoma.
3. Kelainan duktus sistikus empedu:
kondisi ini menyebabkan
penyimpangan saluran empedu, dan
ini bisa menjadi salah satu penyebab
kanker cholangiocarcinoma.
4. Liver fluke: Kondisi ini paling sering
terlihat di daerah Asia Tenggara,
kebanyakan karena konsumsi ikan
mentah yang terinfeksi liver fluke. Liver
fluke ini biasanya menyerang daerah
saluran empedu, empedu, dll. Ini juga
bisa menjadi salah satu penyebab
cholangiocarcima.
CHOLANGIOCARCINOMA
GEJALA
1. Jaundice (penyakit kuning): Obstruksi
bilier oleh kanker menyebabkan penyakit
kuning.
2. Nyeri perut: ketidaknyamanan setelah
makan, sakit di daerah abdominal dan
xifoideus, nyeri punggung dan kolik
kuadran kanan atas.
3. Demam: obtruksi saluran empedu oleh
kanker dapat menyebabkan peradangan,
dan menyebabkan demam.
4. Kulit gatal: Gatal gatal pada kulit
setelah/sebelum penyakit kuning. Ini
karena kadar bilirubin meningkat dan
merangsang kulit dan saraf.
5. Gejala lain: hilangnya nafsu makan,
lelah, penurunan berat badan drastis,
mual, muntah, gejala kanker non-spesifik.
Sebagian kecil dapat menderita gejala
hipertensi.
BILIER
NEOPLASMA
CHOLANGIOCARCINOMA
TREATMENT
Indikasi untuk operasi tumor saluran
empedu termasuk yang berikut:
• Tumor dapat dioperasi - Kriteria untuk
reseksi meliputi tidak adanya metastasis
hati, tidak adanya carcinomatosis, dan
tidak adanya invasi vaskular.
• Pasien memungkinkan untuk operasi
Pencitraan pra operasi ditujukan untuk
menentukan apakah unit hati yang sehat
yang cukup besar untuk mempertahankan
fungsi hati yang adekuat setelah operasi
pengangkatan tumor. Jaringan hati yang
tersisa harus mengandung cabang normal
vena porta dan arteri hepatika dan juga
harus mengandung saluran empedu yang
cukup besar untuk beranastomosis ke
usus (lihat gambar).
Foto operasi choledochojejunostomy,
menunjukkan ukuran duktus.
BILIER
NEOPLASMA
CHOLANGIOCARCINOMA
TREATMENTKontraindikasi untuk operasi termasuk yang berikut:
• Tumor yang tidak dapat dioperasi - Jika tumor bersifat
ekstensif atau menetap pada struktur yang bersebelahan,
termasuk vena porta utama atau arteri hepatika, tumor
tidak dapat dioperasi; Temuan cholangiographic dari
invasi duktus hepatika sekunder di kedua lobus hati atau
bukti angiografik dari pembungkusan vena portal utama
atau arteri hepatika menunjukkan tidak dapat direseksi.
• Metastasis termasuk keterlibatan peritoneum difus
• Invasi vaskular
• Pasien yang berisiko tinggi terhadap anestesi umum dan
pembedahan karena kondisi medis umum
• Usia lanjut
GALLSTONE / BATU
EMPEDU
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE
Istilah cholelithiasis mungkin mengacu
pada adanya batu di kandung empedu
atau penyakit yang disebabkan batu
empedu. Kebanyakan orang dengan
batu empedu (sekitar 80%) tidak pernah
memiliki gejala.
Komplikasi batu empedu meliputi :
 radang kandung empedu,
 radang pankreas, dan
 peradangan hati.
Gejala komplikasi ini :
 nyeri kram di bagian kanan atas
perut, yang dikenal sebagai kolik
empedu dengan durasi lebih dari
lima jam,
 demam,
 kulit kekuningan,
 muntah, atau
 urine berwarna teh.
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE
TREATMEN
T
Perawatan batu empedu tergantung pada
stadium penyakit. Batu empedu yang belum
menampakkan gejala harapan sembuh sangat
besar.
Setelah batu empedu menjadi simtomatik,
biasanya diindikasikan intervensi bedah.
Intervensi bedah termasuk :
• Cholecystectomy (terbuka atau laparoscopic)
• Cholecystostomy
• Endoscopic sphincterotomy
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE
TREATMEN
T
1. Cholecystectomy
 Laparoscopy
Biasanya, kolesistektomi laparoskopi
adalah terapi pilihan pertama di rumah
sakit dengan pengalaman dalam prosedur
ini).
Pasien harus memenuhi kriteria berikut:
• Ukuran batu kecil (<0,5 hingga 1 cm)
• Fungsi kandung empedu yang baik
(misalnya, pengisian dan pengosongan
cairan empedu normal)
• Kalsifikasi minimal atau tanpa kalsifikasi
 Laparotomy
Operasi terbuka dapat diindikasikan ketika
terdiagnosis adanya kanker kandung
empedu.
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE TREATMEN
T
2. Cholecystostomy
Pada pasien yang sakit kritis
dengan empiema kandung
empedu dan sepsis,
kolesistektomi dapat
berbahaya. Dalam keadaan
ini, kolesistostomi menjadi
pilihan, prosedur minimal
yang melibatkan
penempatan tabung drainase
di kantung empedu. Ini
biasanya menghasilkan
perbaikan klinis. Setelah
pasien stabil, kolesistektomi
definitif dapat dilakukan
dalam keadaan elektif.
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE TREATMEN
T
3. Endoscopic
Sphincterotomy
Endoscopic retrograde
sphincterotomy sangat berguna
pada pasien yang sakit kritis
dengan kolangitis. Indikasi lain
untuk prosedur ini adalah
sebagai berikut:
• Pengangkatan batu saluran
empedu yang secara tidak
sengaja tertinggal selama
kolesistektomi sebelumnya
• Pembersihan pra operasi
batu dari saluran empedu
untuk menghilangkan
kebutuhan untuk eksplorasi
saluran empedu intraoperatif,
terutama dalam situasi risiko
anestesi pasien tinggi.
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE
TREATMEN
T
CHOLELITHIASIS
GALLSTONE
TREATMEN
T
CHOLEDOCHOLITHI
ASIS
GALLSTONE
Choledocholithiasis (juga disebut batu
saluran empedu atau batu empedu pada
saluran empedu). Batu empedu biasanya
terbentuk di kandung empedu.
Menurut penelitian, sekitar 15 persen dari
orang yang memiliki batu empedu
berkembang menjadi choledocholithiasis.
 Nyeri perut pada perut bagian atas
atau menengah-atas.
 Jaundice (menguningnya kulit dan
mata).
 Demam.
 Mual dan muntah
 Kehilangan nafsu makan.
GEJALA
CHOLEDOCHOLITHI
ASIS
GALLSTONE
TREATMENT
GALLSTONE
ILEUS
Ileus batu empedu adalah
penyumbatan usus karena satu
atau lebih batu empedu.
Pada ileus batu empedu, batu
empedu bermigrasi melalui
fistula dan tersangkut di saluran
cerna. Lokasi penyumbatan
yang paling umum di ileum
(60%), diikuti oleh jejunum
(15%), gaster (15%), dan kolon
(5% ).
Ileus batu empedu adalah
penyebab obstruksi usus
mekanik yang penting namun
jarang terjadi, kebanyakan pada
pasien dewasa tua .
GALLSTONE
Gejala :
 Nyeri perut yang cenderung
menjadi semakin parah.
 Kolik, yang hilang timbul
 Distensi abdomen berkembang.
 Awalnya pasien bisa buang air
besar atau flatus tapi lama-lama
tidak bisa.
 Muntah terjadi beberapa jam
setelah nyeri.
GALLSTONE
GALLSTONE
ILEUS
Batu empedu bisa menyebabkan
penyumbatan jika diameter lebih dari
2,5 cm, jika berdiameter kurang dari
2,5 cm batu bisa melintasi saluran
pencernaan tanpa menyebabkan
penyumbatan.
GALLSTONE
GALLSTONE
ILEUS
TREATMENT
Tujuan terapeutik utama adalah
menghilangkan obstruksi usus oleh batu
empedu. Ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit dan gangguan metabolik karena
obstruksi usus.
Prosedur bedah saat ini adalah:
(1) enterolitotomi sederhana;
(2) enterolithotomy, cholecystectomy dan
penutupan fistula (prosedur satu
tahap); dan
(3) enterolithotomy dengan kolesistektomi
yang dilakukan kemudian (prosedur
dua tahap).
(4) Reseksi usus diperlukan dalam kasus-
kasus tertentu setelah enterolithotomy
dilakukan.
GALLSTONE
GALLSTONE
ILEUS TREATMENT
Enterolithotomy telah menjadi prosedur bedah yang paling umum
dilakukan. Melalui laparotomi eksplorasi, lokasi obstruksi
gastrointestinal terlokalisasi. Sebuah sayatan longitudinal dibuat
pada perbatasan antimesenteric proksimal ke situs impaksi batu
empedu. Enterotomi dilakukan di atas batu empedu dan
diekstraksi. Penutupan enterotomy yang hati-hati diperlukan
untuk menghindari penyempitan lumen usus dan dianjurkan
penutupan transversal. Reseksi usus kadang-kadang diperlukan,
terutama jika ada iskemia, perforasi atau stenosis yang
mendasari. Upaya untuk menghancurkan batu empedu in situ
dapat merusak dinding usus dan harus dihindari. Beberapa batu
empedu umumnya dapat diekstraksi melalui satu sayatan dengan
membersihkan usus dan menggerakkan batu-batu empedu yang
lebih kecil menuju yang lebih besar. Dalam kasus obstruksi
sigmoid, pengiriman transanal jarang bisa dilakukan. Reseksi
sigmoid untuk menghilangkan batu empedu dan stenosis yang
menyebabkannya direkomendasikan.
PANCREAS
Pankreas adalah kelenjar yang terletak
di posterior perut bagian atas. Ia
bertanggung jawab untuk produksi
insulin (endokrin pankreas) dan
pembuatan dan sekresi enzim
pencernaan (eksokrin pankreas) yang
menyebabkan metabolisme karbohidrat,
lemak, dan protein. Sekitar 80% dari
berat kotor pankreas mendukung fungsi
eksokrin, dan 20% sisanya adalah
terlibat dengan fungsi endokrin.
PANCREATIC
NEOPLASMA
Klasifikasi berdasarkan fungsi :
Exocrine : 99% dari seluruh kasus pancreatic
neoplasma primer
• adenocarcinoma (90-95%)
• cystic neoplasm
• intraductal papillary mucinous neoplasm
(IPMN)
Endocrine : sel tumor berasal dari Langerhans.
Tapi bukti baru menunjukkan tumor ini berasal
dari pluripotential stem cells pada ductus
epithelium
mesenchymal tumours
• Meskipun sebagian besar pancreatic
neoplasms baik benign dan malignant timbul
dari sel epithel pancreas, tapi tumor
mesenchymal, meskipun jarang, dapat
diturunkan dari jaringan ikat, limfatik,
vaskular, dan neuronal pankreas
• jumlahnya 1-2% dari seluruh tumor pancreas
dan diklasifikasikan berdasar asalnya.
Jenis lain
• Kanker yang metastase ke prankreas
Dari kanker pankreas, 60% berkembang di kepala pankreas
dan 40% berkembang di tubuh dan ekor.
Penyakit neoplastik ganas pada pankreas ditandai dengan :
 anoreksia,
 perut kembung,
 kelemahan,
 penurunan berat badan dramatis,
 nyeri epigastrik atau punggung,
 ikterus,
 pruritus,
 massa abdomen yang teraba,
 diabetes,
 dan feses berwarna tanah liat jika saluran pankreas dan
saluran empedu terhambat.
PANCREATIC
NEOPLASMA
Gejalanya bergantung pada lokasi tumor di dalam pankreas atau lokasi
metastasis.
Beberapa pasien datang dengan pankreatitis karena penyumbatan saluran
pankreas oleh massa.
Oleh karena itu, pada pasien lansia yang hadir dengan pankreatitis akut tanpa
sebab yang jelas, kanker pankreas harus dipertimbangkan.
Rasa sakit akibat kanker pankreas terletak di epigastrium. Ikterus tanpa rasa
sakit menunjukkan adanya lesi yang berpotensi reseksi yang terletak di kepala
pankreas.
PANCREATIC
NEOPLASMA
PANCREATIC
NEOPLASMA
PANCREATIC
NEOPLASMA
Stadium I dan II Kanker Pankreas
Perawatan kanker pankreas stadium I dan stadium II dapat termasuk
yang berikut:
• Operasi.
• Pembedahan diikuti dengan kemoterapi.
• Pembedahan diikuti oleh kemoradiasi.
• Percobaan klinis kombinasi kemoterapi.
• Percobaan klinis kemoterapi dan terapi yang ditargetkan, dengan
atau tanpa kemoradiasi.
• Uji klinis kemoterapi dan / atau terapi radiasi sebelum operasi.
TREATMENT
PANCREATIC
NEOPLASMA
Kanker Pankreas Tahap III
Perawatan kanker pankreas stadium III mungkin termasuk yang
berikut:
• Bedah paliatif atau pemasangan stent untuk memotong daerah
yang tersumbat di saluran atau usus kecil.
• Kemoterapi diikuti oleh kemoradiasi.
• Kemoradiasi diikuti dengan kemoterapi.
• Kemoterapi dengan atau tanpa terapi yang ditargetkan.
• Uji klinis terapi antikanker baru bersama dengan kemoterapi
atau chemoradiation.
• Uji klinis terapi radiasi yang diberikan selama operasi atau terapi
radiasi internal.
TREATMENT
PANCREATIC
NEOPLASMA
Kanker Pankreas Tahap IV
Perawatan kanker pankreas stadium IV mungkin termasuk yang
berikut:
• Perawatan paliatif untuk menghilangkan rasa sakit, seperti blok
saraf, dan perawatan suportif lainnya.
• Bedah paliatif atau pemasangan stent untuk memotong daerah
yang tersumbat di saluran atau usus kecil.
• Kemoterapi dengan atau tanpa terapi yang ditargetkan.
• Uji klinis agen antikanker baru dengan atau tanpa kemoterapi.
TREATMENT
PANCREATIC
NEOPLASMA
PANCREATITIS
Pankreatitis adalah proses inflamasi
dimana enzim pankreas merusak sendiri
kelenjar pankreas.
Pankreatitis kadang-kadang sembuh tanpa
gangguan fungsi atau perubahan
morfologis; Proses ini dikenal sebagai
pankreatitis akut.
Pankreatitis juga dapat kambuh intermiten,
berkontribusi terhadap hilangnya fungsional
dan morfologis kelenjar; serangan berulang
ini disebut pankreatitis kronis.
PANCREATITIS
PANKREATITIS AKUT adalah peradangan
pankreas yang terjadi tiba-tiba, sering kali
diikuti dengan nyeri abdominal yang parah,
dan paling sering disebabkan oleh batu
empedu.
PANKREATITIS KRONIS cenderung
berkembang setelah beberapa tahun
sebagai peradangan yang tumbuh secara
bertahap yang merusak pankreas.
Pankreatitis kronis lebih banyak diderita
oleh kaum pria daripada wanita, dan sering
kali disebabkan oleh penyalahgunaan
alkohol.
Secara umum; pankreatitis akut dan
kronis memiliki gejala serupa,
dengan satu perbedaan saja, yaitu
peradangan akut biasanya memiliki
gejala yang lebih parah, sedangkan
gejala pankreatitis kronis muncul
secara bertahap. Gejala pankreatitis
mencakup:
 Sakit perut bagian atas
 Mual dan muntah-muntah
 Diare
 Berat badan menyusut,
khususnya pada pankreatitis
kronis
 Penyakit kuning (warna
kekuningan pada kulit dan mata)
 Demam
 Mual dan pusing
PANCREATITIS
TREATMENT
Jika pankreatitis disebabkan oleh batu empedu yang
mengganggu, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk
mengangkat batu empedu dan / atau mengangkat
kantong empedu.
Jika konsumsi alkohol adalah penyebab pankreatitis,
pantangan dari alkohol dan program rehabilitasi alkohol
akan direkomendasikan.
Jika obat atau paparan kimia ditemukan menjadi
penyebab pankreatitis, maka pantangan obat tersebut
dianjurkan.
Jika trigliserida tinggi adalah penyebab pankreatitis,
maka akan diberikan obat untuk menurunkan kadar
trigliserida pasien.
PSEUDOCYST
PANCREAS
Pseudokista Pankreas merupakan
penumpukan cairan yang terlokalisir yang
kaya amilase, lipase dan enterokinase
yang berlebihan, yang memiliki dinding
yang tidak berepitel. Selain berisi enzim-
enzim pankreas tersebut, kista ini kadang
bercampur dengan darah atau sisa
jaringan nekrotik. Cairan pseudokista ini
dapat jernih tetapi dapat juga berwarna
coklat atau coklat kehitaman, tergantung
pada isi cairan tadi. Ukuran bervariasi 2-30
cm. Sekitar sepertiga dari pseudokista
terjadi pada caput pankreas, dan dua
pertiga muncul di bagian ekor. Patogenesis
pseudokista pankreas berasal dari
gangguan saluran pankreas akibat
pankreatitis dan ekstravasasi bahan
enzimatik. Pada anak-anak, pseudokista
pankreas sering berhubungan dengan
trauma.
PSEUDOCYST
PANCREAS
Kista pankreas cenderung memiliki sedikit
gejala atau tidak memiliki gejala pada
pengembangan stadium dini. Sebagian
besar kista pankreas ditemukan secara
tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan
kesehatan, atau CT dan MRI scan
abdomen. Tatkala kista berkembang,
gejala di bawah ini mungkin dialami :
 Rasa nyeri di perut bagian atas atau di
punggung.
 Penyakit kuning
 Urin berwarna seperti teh, kuning pekat
 Warna tinja pucat, atau diare
 Pembengkakan di perut bagian atas
 Tidak ada selera makan
 Berat badan menyusut
 Mual dan muntah-muntah
GEJALA
Meskipun banyak kista yang jinak
dan hanya akan meradang pada
pankreas, tetapi sebagian kista
dapat memiliki sifat kanker atau
pra-kanker, yang berarti keduanya
dapat berubah menjadi kanker
jika dibiarkan tanpa diobati.
PSEUDOCYST
PANCREAS
TREATMENT
PANCREATIC CYST
NEOPLASM
Kistadenoma serosa bisa tumbuh hingga ukuran yang cukup besar untuk menggantikan organ
terdekat, menyebabkan sakit perut dan perasaan kenyang. Kistadenoma serosa paling sering
diderita oleh wanita paruh baya dan jarang berkembang menjadi kanker.
Kistadenoma mucinous biasanya terletak di dalam tubuh atau ujung pankreas dan ditemukan
paling umum pada wanita paruh baya. Kistadenoma mucinous adalah kondisi prakanker, yang
berarti dapat menjadi kanker jika tidak ditangani. Kista yang tumbuh semakin besar kemungkinan
sudah berkembang menjadi kanker ketika ditemukan.
Intraductal neoplasma mucinous papiler (IPMN) adalah pertumbuhan di saluran pankreas
utama atau salah satu cabang sisinya. IPMN bisa bersifat prakanker atau kanker. Tergantung pada
lokasi dan faktor-faktor lain, IPMN mungkin memerlukan pembedahan.
Tumor kistik papiler biasanya terletak di tubuh atau ujung pankreas, dan paling sering diderita
oleh wanita muda. Juga dikenal dengan nama neoplasma padat/solid dan pseudopapiler, biasanya
bersifat kanker.
Tumor sel islet kistik sebagian besar padat tetapi dapat memiliki komponen yang menyerupai
kista.Tumor sel islet kistik bisa disalahdiagnosa dan diduga kista pankreas lain dan bisa bersifat
prakanker atau kanker.
NEOPLASM CYST
PANCREAS
MUCINOUS CYSTADENOMA
PAPILLARY MUCINOUS NEOPLASM
SEROUS
CYSTADENOMA
INTRADUCTAL PAPILLARY MUCINOUS
NEOPLASM
NEOPLASM CYST
PANCREAS
Banyak kista pankreas ditemukan secara
kebetulan pada saat pemeriksaan dengan
CT Scan atau MRI pada pasien yang tidak
memiliki gejala. Seiring tumbuhnya kista,
gejala berikut mungkin dialami:
 Nyeri perut bagian atas atau belakang
 Menguningnya mata dan kulit (penyakit
kuning)
 Urin berwarna seperti teh
 Tinja berwarna pucat atau diare
 Pembengkakan di perut bagian atas
 Hilangnya selera makan
 Penurunan berat badan
 Mual dan muntah
GEJALA
NEOPLASM CYST
PANCREAS
DIAGNOSIS
NEOPLASM CYST
PANCREAS
TREATMENT

More Related Content

Similar to HEPATOBILIERPANCREATIC disease management

Lp
LpLp
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
ssuser37779f
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
rusmia5
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
Nur Hajriya
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
Aster Widodo
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
SombolayukPriska
 
Hirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptxHirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptx
MelinaDefitaSari
 
GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...
GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...
GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...
ReviWijaya
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
Iva Maria
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
Iva Maria
 
Ruptur esofagus&amp;trauma hepar
Ruptur esofagus&amp;trauma heparRuptur esofagus&amp;trauma hepar
Ruptur esofagus&amp;trauma hepar
asdar tadjuddin
 
[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx
HanyZevania
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
Wina Rizky Arfi Insani
 
ILEUS.pdf
ILEUS.pdfILEUS.pdf
ILEUS.pdf
fadilahmadi3
 
Manajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasisManajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasis
agungwahyudi709
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
ririaja1
 

Similar to HEPATOBILIERPANCREATIC disease management (20)

Lp
LpLp
Lp
 
304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi304906675 referat-intususepsi
304906675 referat-intususepsi
 
Askep ca. colorektal
Askep ca. colorektalAskep ca. colorektal
Askep ca. colorektal
 
Askep dic
Askep dicAskep dic
Askep dic
 
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptxLaporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
Laporan Kasus Abses Hepar-dr.pptx
 
Anestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopyAnestesia pd operasi laparoscopy
Anestesia pd operasi laparoscopy
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptxAdvances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
Advances in The Study of Acute Acalculous Cholecystitis.pptx
 
apendisitis.pptx
apendisitis.pptxapendisitis.pptx
apendisitis.pptx
 
Hirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptxHirschsprung-1.pptx
Hirschsprung-1.pptx
 
GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...
GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...
GERD, Perdarahan GI, Esophageal Atresia, Hernia Diafragma Kongenital, Ulkus P...
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Ilmu bedah kolon
Ilmu bedah kolonIlmu bedah kolon
Ilmu bedah kolon
 
Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2Ilmu bedah kolon2
Ilmu bedah kolon2
 
Ruptur esofagus&amp;trauma hepar
Ruptur esofagus&amp;trauma heparRuptur esofagus&amp;trauma hepar
Ruptur esofagus&amp;trauma hepar
 
[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx[PDF] Abses hati.pptx
[PDF] Abses hati.pptx
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
ILEUS.pdf
ILEUS.pdfILEUS.pdf
ILEUS.pdf
 
Manajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasisManajemen bedah cholelithiasis
Manajemen bedah cholelithiasis
 
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptxDigestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
Digestive System Disease Breakthrough by Slidesgo-1.pptx
 

Recently uploaded

Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
nadyahermawan
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
emiliawati098
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
emiliawati098
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
ProfesorCilikGhadi
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
athayaahzamaulana1
 

Recently uploaded (8)

Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
481605266-11-CPOB-ppt.ppt FARMAKOLOGI NEW UP
 
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptxMATERI KIMIA KELAS X  NANOTEKNOLOGI.pptx
MATERI KIMIA KELAS X NANOTEKNOLOGI.pptx
 
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptxPPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
PPT Partikel Penyusun Atom dan Lambang Atom.pptx
 
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
Presentasi vitamin secara umum yang terdiri dari vitamin larut lemak dan laru...
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
SOAL GEOGRAFI-SMA NEGERI 1 YOGYAKARTA BAB 7_ ULANGAN HARIAN DINAMIKA HIDROSFE...
 

HEPATOBILIERPANCREATIC disease management

  • 1. KAMAL AGUNG WIJAYANA 2022 HEPATOBILIER- PANCREATIC (HEPAR, KANDUNG EMPEDU, SALURAN EMPEDU DAN PANKREAS)
  • 2. SISTEM DIGESTIF SISTEM DIGESTIF / PENCERNAAN- BERFUNGSI UNTUK MENCERNA & MENYERAP MAKANAN TERDIRI DARI : UPPER GASTROINTESTINAL • ESOPHAGUS • STOMACH / GASTER • SMALL INTESTINES (DUODENUM, JEJUNUM, ILEUM) HEPATO-BILIER-PANCREATIC • LIVER / HEPAR • GALLBLADER / BILIER • PANCREAS COLORECTAL : • LARGE INTESTINES (COLON ASCENDEN, TRANVERSUM, DESCENDEN) • RECTUM
  • 3. HEPAR Hati adalah organ dalam tubuh yang terbesar. Hati melakukan fungsi penting dalam banyak proses, termasuk metabolisme, detoksifikasi, pencernaan dan kekebalan. Banyak penyakit hati merupakan asimtomatik – gejalanya mungkin ada atau mungkin tidak ada. Sering kali, gejala hanya muncul pada stadium lanjut. Jika dibiarkan tanpa diobati, penyakit ini dapat berkembang menjadi gagal hati dan pada akhirnya, kematian.
  • 5. ABSCESS HEPAR Abses adalah kumpulan nanah (PUS) pada luka yang umumnya diakibatkan infeksi bakteri. Kondisi ini dapat terjadi pada bagian tubuh manapun, termasuk HEPAR. Klasifikasi Abses hati diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: 1) Abses amuba. Abses amuba paling sering disebabkan oleh Enthamuba histolitica, umumnya di- temukan di negara berkembang, di kawasan tropis dan subtropics akibat sanitasi lingkungan yang buruk. 2) Abses pirogenik. Penyebab utama abses hepar piogenik adalah bakteri Escherichia Coli. Selain itu organisme lain yang didapatkan adalah Klebsiella, Staphylococcus Aureus, Proteus, Pseudomonas, dan bakteri anaerob. Abses pirogenik jarang ditemukan, dan lebih sering ditemukan di Negara maju.
  • 6. ABSCESS HEPAR Deteksi abses hepar dapat diketahui dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap, Rontgen, USG, CT scan, atau pun MRI. Penyakit ini dapat menyerang siapapun. Tetapi ada sebagian orang yang lebih berisiko mengalaminya, terutama yang :  Berusia lebih dari 70 tahun.  Bepergian atau tinggal di tempat di mana infeksi ini umum terjadi.  Mengonsumsi minuman keras dan atau tidak mendapat nutrisi yang cukup.  Mengonsumsi obat seperti kortikosteroid atau menjalani kemoterapi.  Mengalami penyakit tertentu seperti diabetes, kanker, ataupun melemahnya sistem imun. Tanda-tanda terjadinya abses hepar yaitu a. Hepatomegali b. Nyeri kwadran kanan atas c. Efusi pleura d. Massa pada kwadran kanan atas e. Asites f. Jaundice GEJALA b. Nyeri c. Demam d. Nausea & muntah e. Anoreksia f. BB menurun g. Malaise h. Diare i. Batuk & rangsang pleura j. Pruritus
  • 7. ABSCESS HEPAR Penanganan / pengobatan Prinsip utama penanganan abses hepar adalah pemberian antibiotik dan drainase dari abses. 2. Drainase Drainase :  Drainase perkutaneus  Drainase operatif  Drainase transtorasik Antibiotik yang diberikan adalah yang spektrum luas seperti golongan penisilin (ampicillin), aminoglikosida (gentamisin atau tobramisin) dan metronidasol. Pada penderita-penderita usia tua dengan gangguan ginjal dapat diberikan penisilin (amoxicillin), sefalosporin (cefotaxime atau cefuroxime) dan juga metronidasol. Amphotericin B dan flukonasol diberikan pada penderita- penderita dengan kecurigaan adanya infeksi oleh jamur. Antibiotik diberikan secara intravena dan lama pemberian bervariasi antara 2 – 4 minggu atau lebih tergantung respon klinik dan jumlah absesnya. 1. Antibiotik TREATMENT
  • 8. ABSCESS HEPAR 1. Drainase perkutaneus Sekarang ini banyak dilakukan drainase perkutaneus sebagai penanganan awal pada semua abses hepar piogenik, terutama pada penderita dengan sakit berat yang tidak dapat menjalani operasi. Drainase perkutaneus dapat dilakukan dengan tehnik Seldinger atau trocar, dengan bantuan CT atau USG. Angka keberhasilan berkisar antara 70 – 93 %, angka kematian antara 1 – 11 %. Indikasi tindakan ini adalah abses soliter dan sederhana dengan akses drainase yang baik. Kontra indikasi tindakan ini antara lain koagulopati, abses sulit dicapai, multilobus, dan abses dengan dinding yang tebal dan pus yang kental.
  • 9. ABSCESS HEPAR 2. Drainase operatif Drainase bedah pernah dianggap sebagai standar kriteria dalam mengobati abses hati. Saat ini, drainase bedah diindikasikan jika:  Abses lebih besar dari 5 cm  Drainase perkutan tidak bisa mencapai lokasi abses  Adanya penyakit intra-abdomen yang membutuhkan manajemen operatif  Adanya penyakit biliaris / intra- abdomen  Terapi antibiotik gagal  Kegagalan aspirasi perkutan  Kegagalan drainase perkutan
  • 10. ABSCESS HEPAR Drainase abses hati terbuka dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, sebagai berikut:  Transpleural  Ekstraperitoneal  Transperitoneal Sebelum era antibiotik, pendekatan ekstraperitoneal sering digunakan untuk menghindari kontaminasi rongga peritoneum. Saat ini, dengan ketersediaan antibiotik spektrum luas, pendekatan transperitoneal aman dan dianggap sebagai pendekatan yang disukai karena memungkinkan pemeriksaan menyeluruh pada rongga peritoneum dan memungkinkan mobilisasi yang diperlukan untuk drainase yang adekuat.
  • 11. ABSCESS HEPAR Sekarang drainase laparoskopi abses hati bisa dilakukan dengan aman, dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan prosedur drainase bisa dipersingkat dan mengurangi trauma akses. Ultrasonografi laparoskopi intraoperasi dapat secara akurat mendeteksi lokasi abses untuk memungkinkan drainase di bawah panduan ultrasonografi. Saat ini drainase laparoskopi adalah alternatif yang relatif aman, dibanding drainase operasi terbuka. 3. Drainase Laparoskopi
  • 12. CIRRHOSIS HEPATIS Cirrhosis adalah kondisi di mana hepar tidak berfungsi dengan baik karena kerusakan lama. Jaringan hati normal digantikan oleh jaringan parut. Biasanya, penyakit ini berkembang perlahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan sering tanpa gejala. Seiring penyakit memburuk, seseorang bisa menjadi lelah, lemah, gatal, bengkak di kaki bagian bawah, kulit kuning, mudah memar, terjadi penumpukan cairan di abdomen, atau pembuluh darah seperti laba- laba di kulit. Penumpukan cairan di perut bisa terinfeksi secara spontan.
  • 13. CIRRHOSIS HEPATIS Cirrhosis paling sering disebabkan karena alkohol, hepatitis B, hepatitis C, dan penyakit fatty liver. Penyakit fatty liver non alkohol memiliki sejumlah penyebab, termasuk kelebihan berat badan, diabetes, lemak darah tinggi, dan tekanan darah tinggi. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan darah, pencitraan medis, dan biopsi hepar.
  • 14. CIRRHOSIS HEPATIS Setelah sirosis berkembang, pengobatan ditujukan pada manajemen komplikasi yang muncul. Contohnya termasuk yang berikut: Hepatorenal syndrome - fungsi ginjal biasanya pulih ketika pasien dengan sirosis dan sindrom hepatorenal menjalani transplantasi hati; pasien dengan sindrom awal hepatorenal dapat diselamatkan oleh ekspansi agresif volume intravaskular dengan albumin dan fresh frozen plasma dan dengan menghindari diuretik Encephalopathy hepatika - Perawatan farmakologis termasuk pemberian laktulosa dan antibiotik Asites - Perawatan dapat mencakup pembatasan natrium dan penggunaan diuretik, paracentesis volume besar, dan shunts (peritoneovenous, portosystemic, transjugular intrahepatic portosystemic) Transplantasi hati Pasien harus dirujuk untuk dipertimbangkan untuk transplantasi hati setelah tanda pertama dekompensasi hati. TREATMENT
  • 15. CIRRHOSIS HEPATIS TREATMENT Pembedahan dan anestesi umum membawa peningkatan risiko pada pasien dengan sirosis. Anestesi mengurangi pasokan dari jantung, menginduksi vasodilatasi splanknik, dan menyebabkan penurunan 30-50% aliran darah dalam hepar. Ini menempatkan hepar sirosis pada risiko tambahan untuk dekompensasi. Pembedahan dikatakan aman pada hepatitis kronis ringan. Risikonya pada pasien dengan hepatitis kronis berat tidak diketahui. Manfaat dan risiko operasi harus ditimbang dengan hati-hati sebelum memberi saran kepada pasien dengan sirosis untuk menjalani operasi.
  • 16. CIRRHOSIS HEPATIS TREATMENT Transplantasi Hati Transplantasi hati telah muncul sebagai strategi penting dalam manajemen pasien dengan sirosis dekompensasi. Pasien harus dirujuk untuk pertimbangan transplantasi hati setelah tanda-tanda pertama dekompensasi hati.
  • 18. HEPAR NEOPLASMA Jinak (Benign) atau Tumor  Hemangioma cavernosum  Hamartoma  Adenoma sel hati  Jaringan adrenal ektopik  Focal nodular hyperplasia Ganas (Malignant) atau Kanker  Hepatocarcinoma (HCC)  Hepatoblastoma  Sarkoma, jarang terdapat, misalnya hemangioendotheliosarcoma, rhabdomyosarcoma embrional HCC progresif: Gambaran makroskopi dengan kapsul tumor;
  • 19. HEPAR NEOPLASMA  keluhan nyeri di kuadran kanan atas  teraba pembengkakan lokal di hepar asites  perdarahan varises atau pre koma setelah diberi terapi yang adekuat  keluhan rasa penuh di abdomen disertai perasaan lesu  penurunan berat badan dengan atau tanpa demam  anoreksia  Mual, muntah, kembung  konstipasi  diare  Kulit dan mata kelihatan kuning  Feses tak berwarna  Mudah merasa lelah PENYEBAB GEJALA
  • 20. HEPATOCELLULAR CARCINOMA DIAGNOSA  Test Darah  USG Abdomen  CT Scan  MRI  Liver biopsy
  • 23. HEPAR NEOPLASMA 1. Operasi untuk mengangkat tumor. • operasi terbuka • operasi laparoskopi minimal- invasif 2. Transplantasi 3. Teknik Ablatif 4. Terapi intra-arteri 5. Kemoterapi TREATMENT INTERVENSI PEMBEDAHAN : Perlu dievaluasi :  Hasil pencitraan dan hasil lab,  Usia pasien,  Fungsi hati,  Kesehatan secara keseluruhan,  Beberapa pasien mungkin memerlukan biopsi hati untuk menentukan pencalonan bedah karena jaringan parut atau sirosis hati yang berat membatasi kemampuan untuk melakukan operasi dengan aman untuk mengangkat tumor. HEPATOCELLULAR CARCINOMA
  • 24. TREATMENT 1. Pembedahan Reseksi (Pengangkatan Tumor) Reseksi melibatkan pengangkatan satu atau lebih bagian dari hati di mana tumor berada. Biasanya, ahli bedah dapat mengangkat hingga 70% dari kanker hati (jika tidak ada atau fibrosis ringan) dan akan beregenerasi dalam waktu sekitar dua hingga enam minggu setelah operasi. Untuk tujuan pembedahan, hati dibagi menjadi delapan segmen (lihat ilustrasi), berdasarkan inflow vaskular dan drainase saluran empedu. Cabang-cabang arteri hepatika dan vena portal memasok setiap segmen. HEPATOCELLULAR CARCINOMA
  • 25. TREATMENT 2. Transplantasi Hati HEPATOCELLULAR CARCINOMA
  • 26. KANTUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU Penyakit empedu mengacu pada penyakit yang menyerang saluran empedu, kandung empedu dan struktur lainnya yang terlibat dalam produksi dan pengangkutan empedu. Jika ada saluran dalam sistem kompleks ini yang tersumbat, bisa menyebabkan sejumlah penyakit serius. Selama periode inter digestif sphincter berkontraksi sehingga cairan empedu yang diproduksi oleh sel-sel hepar dikonsentrasikan didalam kandung empedu ( gall bladder ) dan disimpan untuk sementara sampai proses pencernaan didalam duodenum berlangsung sehingga sphincter berelaksasi dan cairan empedu turun dari hepar dan kandung empedu.
  • 27. KANTUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU Tipe : 1. Malignant neoplasm of the gallbladder 2. Malignant neoplasm of other parts of biliary tract • extrahepatic bile duct • ampulla of Vater 3. Cholelithiasis 4. Cholecystitis 5. Others (excluding postcholecystectomy syndrome), but including • other obstructions of the gallbladder (like strictures) • hydrops, perforation, fistula • cholesterolosis • biliary dyskinesia 6. Other diseases of the biliary tract: • cholangitis • obstruction, perforation, fistula of biliary tract • spasm of sphincter of Oddi • biliary cyst • biliary atresia
  • 28. BILIER NEOPLASMA Tumor pada kandung empedu dan saluran empedu ekstrahepatik terdiri dari: Tumor Jinak  Papiloma  Adenoma  Adenomyoma Tumor Ganas  Adenocarcinoma (terbanyak)  Adenoacanthoma Tumor ganas ini dapat menyebabkan ikterus obstruktif (Cholestasis) yang harus dibedakan daripada yang disebabkan oleh batu. Kanker kandung empedu jarang didiagnosis praoperasi (kurang dari 20% pasien). Gejala awal tidak jelas dan biasanya sulit dibedakan dengan gejala yang berkaitan dengan Cholelitiasis:  nyeri abdomen  anoreksia  ikterus  feses tak berwarna  mual dan muntah.
  • 29. BILIER NEOPLASMA GALLBLADER CANCER Tipe :  Adenocarcinoma  Squamous cell cancer  Adenosquamous cancer  Small cell cancer  Sarcoma Kanker kandung empedu adalah kanker yang relatif jarang terjadi. Jika didiagnosis cukup dini, bisa disembuhkan dengan mengeluarkan kantong empedu, bagian hati dan kelenjar getah bening terkait. Ini adalah kanker langka yang diduga terkait dengan batu empedu yang terbentuk, yang juga bisa menyebabkan kalsifikasi kantong empedu, suatu kondisi yang dikenal dengan kantong empedu porselen. Paling sering ditemukan setelah gejala seperti sakit perut, sakit kuning dan muntah terjadi, dan sudah menyebar ke organ lain seperti hati.
  • 30. BILIER NEOPLASMA GALLBLADER CANCER TREATMENT Pembedahan bisa menjadi pilihan jika kanker kandung empedu stadium awal. Pilihan termasuk:  Operasi untuk mengangkat kantong empedu. Kanker kandung empedu awal yang terbatas pada kantong empedu dilakukan operasi untuk mengangkat kandung empedu (kolesistektomi).  Operasi untuk mengangkat kantong empedu dan sebagian dari hati. Kanker kandung empedu yang meluas di luar kandung empedu dan ke hati dilakukan operasi untuk mengangkat kantong empedu, serta bagian hati dan saluran empedu yang mengelilingi kantong empedu.  Pengangkatan kantong empedu dan jaringan sekitarnya (reseksi radikal)
  • 31. BILIER NEOPLASMA GALLBLADER CANCER TREATMENT Jika kanker telah menyebar di luar kandung empedu ke kelenjar getah bening di dekatnya, akan dilakukan operasi yang lebih besar. Termasuk mengangkat : • kandung empedu • sebagian kecil dari hati dekat dengan kantong empedu • saluran empedu • bagian atau semua jaringan yang menghubungkan hati dan usus • kelenjar getah bening dari sekitar organ terdekat seperti hati, gaster, usus dan pankreas • Pembedahan untuk mengangkat organ-organ sekitar yang terkena kanker
  • 32. BILIER NEOPLASMA GALLBLADER CANCER TREATMENT Dalam kasus di mana operasi pengangkatan tidak mungkin, alternatifnya adalah: • Operasi bypass bilier: Membuat jalur baru untuk drainase empedu • Penempatan stent endoskopi: Sebuah stent (tabung tipis dan lentur) digunakan untuk mengalirkan empedu ke dalam usus kecil • Drainase bilier transhepatik perkutan: Ini juga merupakan prosedur untuk menguras empedu
  • 33. BILIER NEOPLASMA GALLBLADER POLYP ADENOMA POLYP CHOLESTEROL POLYP Lesi yang menonjol dari dinding kandung empedu ke dalam lumennya disebut polip kandung empedu, yang mempengaruhi kira-kira 5% populasi orang dewasa dan jarang terlihat pada anak-anak . Gejala sering tidak nampak. Umumnya, polip kandung empedu dapat dibagi menjadi dua kelas: jinak dan ganas. CHOLESTEROL POLYP Lebih dari 80% polip mukosa kantong empedu adalah polip kolesterol. Ini adalah lesi bertulang multilobular, berdarah kuning 0,5 sampai 1 cm. Polip kolesterol biasanya banyak lesi, 3 sampai 10 polip. Polip kolesterol adalah faktor penyebab pankreatitis akut. Diduga polip yang terlepas menyebabkan obstruksi pankreas. ADENOMA POLYP Sebagai jenis polip jinak yang tidak biasa, adenoma kandung empedu biasanya merupakan lesi tunggal dengan ukuran berkisar antara 5 sampai 20 mm.
  • 34. BILIER NEOPLASMA CHOLANGIOCARCINOMA Kanker saluran empedu merupakan tumor ganas yang berasal dari saluran empedu yang berada di luar liver, area dinding liver hingga bagian bawah empedu. Letak tumor pada posisi tersebut menjadikan diagnosa kanker saluran empedu dibagi menjadi 2 kategori yaitu kanker saluran empedu bagian dalam liver dan kanker saluran empedu bagian luar liver. Kanker saluran empedu di luar liver dibagi lagi menjadi kanker saluran empedu bagian atas (kanker saluran empedu pada mulut liver), kanker saluran empedu bagian tengah dan bawah.
  • 35. BILIER NEOPLASMA PENYEBAB kanker ini belum jelas, tetapi beberapa hal ini dapat menjadi salah satu faktor. 1. Radang empedu kronis 2. Batu kandung empedu: batu di kantung empedu dapat menstimulasi terjadinya cholangiocarcinoma. 3. Kelainan duktus sistikus empedu: kondisi ini menyebabkan penyimpangan saluran empedu, dan ini bisa menjadi salah satu penyebab kanker cholangiocarcinoma. 4. Liver fluke: Kondisi ini paling sering terlihat di daerah Asia Tenggara, kebanyakan karena konsumsi ikan mentah yang terinfeksi liver fluke. Liver fluke ini biasanya menyerang daerah saluran empedu, empedu, dll. Ini juga bisa menjadi salah satu penyebab cholangiocarcima. CHOLANGIOCARCINOMA GEJALA 1. Jaundice (penyakit kuning): Obstruksi bilier oleh kanker menyebabkan penyakit kuning. 2. Nyeri perut: ketidaknyamanan setelah makan, sakit di daerah abdominal dan xifoideus, nyeri punggung dan kolik kuadran kanan atas. 3. Demam: obtruksi saluran empedu oleh kanker dapat menyebabkan peradangan, dan menyebabkan demam. 4. Kulit gatal: Gatal gatal pada kulit setelah/sebelum penyakit kuning. Ini karena kadar bilirubin meningkat dan merangsang kulit dan saraf. 5. Gejala lain: hilangnya nafsu makan, lelah, penurunan berat badan drastis, mual, muntah, gejala kanker non-spesifik. Sebagian kecil dapat menderita gejala hipertensi.
  • 36. BILIER NEOPLASMA CHOLANGIOCARCINOMA TREATMENT Indikasi untuk operasi tumor saluran empedu termasuk yang berikut: • Tumor dapat dioperasi - Kriteria untuk reseksi meliputi tidak adanya metastasis hati, tidak adanya carcinomatosis, dan tidak adanya invasi vaskular. • Pasien memungkinkan untuk operasi Pencitraan pra operasi ditujukan untuk menentukan apakah unit hati yang sehat yang cukup besar untuk mempertahankan fungsi hati yang adekuat setelah operasi pengangkatan tumor. Jaringan hati yang tersisa harus mengandung cabang normal vena porta dan arteri hepatika dan juga harus mengandung saluran empedu yang cukup besar untuk beranastomosis ke usus (lihat gambar). Foto operasi choledochojejunostomy, menunjukkan ukuran duktus.
  • 37. BILIER NEOPLASMA CHOLANGIOCARCINOMA TREATMENTKontraindikasi untuk operasi termasuk yang berikut: • Tumor yang tidak dapat dioperasi - Jika tumor bersifat ekstensif atau menetap pada struktur yang bersebelahan, termasuk vena porta utama atau arteri hepatika, tumor tidak dapat dioperasi; Temuan cholangiographic dari invasi duktus hepatika sekunder di kedua lobus hati atau bukti angiografik dari pembungkusan vena portal utama atau arteri hepatika menunjukkan tidak dapat direseksi. • Metastasis termasuk keterlibatan peritoneum difus • Invasi vaskular • Pasien yang berisiko tinggi terhadap anestesi umum dan pembedahan karena kondisi medis umum • Usia lanjut
  • 39. CHOLELITHIASIS GALLSTONE Istilah cholelithiasis mungkin mengacu pada adanya batu di kandung empedu atau penyakit yang disebabkan batu empedu. Kebanyakan orang dengan batu empedu (sekitar 80%) tidak pernah memiliki gejala. Komplikasi batu empedu meliputi :  radang kandung empedu,  radang pankreas, dan  peradangan hati. Gejala komplikasi ini :  nyeri kram di bagian kanan atas perut, yang dikenal sebagai kolik empedu dengan durasi lebih dari lima jam,  demam,  kulit kekuningan,  muntah, atau  urine berwarna teh.
  • 41. CHOLELITHIASIS GALLSTONE TREATMEN T Perawatan batu empedu tergantung pada stadium penyakit. Batu empedu yang belum menampakkan gejala harapan sembuh sangat besar. Setelah batu empedu menjadi simtomatik, biasanya diindikasikan intervensi bedah. Intervensi bedah termasuk : • Cholecystectomy (terbuka atau laparoscopic) • Cholecystostomy • Endoscopic sphincterotomy
  • 42. CHOLELITHIASIS GALLSTONE TREATMEN T 1. Cholecystectomy  Laparoscopy Biasanya, kolesistektomi laparoskopi adalah terapi pilihan pertama di rumah sakit dengan pengalaman dalam prosedur ini). Pasien harus memenuhi kriteria berikut: • Ukuran batu kecil (<0,5 hingga 1 cm) • Fungsi kandung empedu yang baik (misalnya, pengisian dan pengosongan cairan empedu normal) • Kalsifikasi minimal atau tanpa kalsifikasi  Laparotomy Operasi terbuka dapat diindikasikan ketika terdiagnosis adanya kanker kandung empedu.
  • 43. CHOLELITHIASIS GALLSTONE TREATMEN T 2. Cholecystostomy Pada pasien yang sakit kritis dengan empiema kandung empedu dan sepsis, kolesistektomi dapat berbahaya. Dalam keadaan ini, kolesistostomi menjadi pilihan, prosedur minimal yang melibatkan penempatan tabung drainase di kantung empedu. Ini biasanya menghasilkan perbaikan klinis. Setelah pasien stabil, kolesistektomi definitif dapat dilakukan dalam keadaan elektif.
  • 44. CHOLELITHIASIS GALLSTONE TREATMEN T 3. Endoscopic Sphincterotomy Endoscopic retrograde sphincterotomy sangat berguna pada pasien yang sakit kritis dengan kolangitis. Indikasi lain untuk prosedur ini adalah sebagai berikut: • Pengangkatan batu saluran empedu yang secara tidak sengaja tertinggal selama kolesistektomi sebelumnya • Pembersihan pra operasi batu dari saluran empedu untuk menghilangkan kebutuhan untuk eksplorasi saluran empedu intraoperatif, terutama dalam situasi risiko anestesi pasien tinggi.
  • 47. CHOLEDOCHOLITHI ASIS GALLSTONE Choledocholithiasis (juga disebut batu saluran empedu atau batu empedu pada saluran empedu). Batu empedu biasanya terbentuk di kandung empedu. Menurut penelitian, sekitar 15 persen dari orang yang memiliki batu empedu berkembang menjadi choledocholithiasis.  Nyeri perut pada perut bagian atas atau menengah-atas.  Jaundice (menguningnya kulit dan mata).  Demam.  Mual dan muntah  Kehilangan nafsu makan. GEJALA
  • 49. GALLSTONE ILEUS Ileus batu empedu adalah penyumbatan usus karena satu atau lebih batu empedu. Pada ileus batu empedu, batu empedu bermigrasi melalui fistula dan tersangkut di saluran cerna. Lokasi penyumbatan yang paling umum di ileum (60%), diikuti oleh jejunum (15%), gaster (15%), dan kolon (5% ). Ileus batu empedu adalah penyebab obstruksi usus mekanik yang penting namun jarang terjadi, kebanyakan pada pasien dewasa tua . GALLSTONE
  • 50. Gejala :  Nyeri perut yang cenderung menjadi semakin parah.  Kolik, yang hilang timbul  Distensi abdomen berkembang.  Awalnya pasien bisa buang air besar atau flatus tapi lama-lama tidak bisa.  Muntah terjadi beberapa jam setelah nyeri. GALLSTONE GALLSTONE ILEUS Batu empedu bisa menyebabkan penyumbatan jika diameter lebih dari 2,5 cm, jika berdiameter kurang dari 2,5 cm batu bisa melintasi saluran pencernaan tanpa menyebabkan penyumbatan.
  • 51. GALLSTONE GALLSTONE ILEUS TREATMENT Tujuan terapeutik utama adalah menghilangkan obstruksi usus oleh batu empedu. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dan gangguan metabolik karena obstruksi usus. Prosedur bedah saat ini adalah: (1) enterolitotomi sederhana; (2) enterolithotomy, cholecystectomy dan penutupan fistula (prosedur satu tahap); dan (3) enterolithotomy dengan kolesistektomi yang dilakukan kemudian (prosedur dua tahap). (4) Reseksi usus diperlukan dalam kasus- kasus tertentu setelah enterolithotomy dilakukan.
  • 52. GALLSTONE GALLSTONE ILEUS TREATMENT Enterolithotomy telah menjadi prosedur bedah yang paling umum dilakukan. Melalui laparotomi eksplorasi, lokasi obstruksi gastrointestinal terlokalisasi. Sebuah sayatan longitudinal dibuat pada perbatasan antimesenteric proksimal ke situs impaksi batu empedu. Enterotomi dilakukan di atas batu empedu dan diekstraksi. Penutupan enterotomy yang hati-hati diperlukan untuk menghindari penyempitan lumen usus dan dianjurkan penutupan transversal. Reseksi usus kadang-kadang diperlukan, terutama jika ada iskemia, perforasi atau stenosis yang mendasari. Upaya untuk menghancurkan batu empedu in situ dapat merusak dinding usus dan harus dihindari. Beberapa batu empedu umumnya dapat diekstraksi melalui satu sayatan dengan membersihkan usus dan menggerakkan batu-batu empedu yang lebih kecil menuju yang lebih besar. Dalam kasus obstruksi sigmoid, pengiriman transanal jarang bisa dilakukan. Reseksi sigmoid untuk menghilangkan batu empedu dan stenosis yang menyebabkannya direkomendasikan.
  • 53. PANCREAS Pankreas adalah kelenjar yang terletak di posterior perut bagian atas. Ia bertanggung jawab untuk produksi insulin (endokrin pankreas) dan pembuatan dan sekresi enzim pencernaan (eksokrin pankreas) yang menyebabkan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Sekitar 80% dari berat kotor pankreas mendukung fungsi eksokrin, dan 20% sisanya adalah terlibat dengan fungsi endokrin.
  • 54. PANCREATIC NEOPLASMA Klasifikasi berdasarkan fungsi : Exocrine : 99% dari seluruh kasus pancreatic neoplasma primer • adenocarcinoma (90-95%) • cystic neoplasm • intraductal papillary mucinous neoplasm (IPMN) Endocrine : sel tumor berasal dari Langerhans. Tapi bukti baru menunjukkan tumor ini berasal dari pluripotential stem cells pada ductus epithelium mesenchymal tumours • Meskipun sebagian besar pancreatic neoplasms baik benign dan malignant timbul dari sel epithel pancreas, tapi tumor mesenchymal, meskipun jarang, dapat diturunkan dari jaringan ikat, limfatik, vaskular, dan neuronal pankreas • jumlahnya 1-2% dari seluruh tumor pancreas dan diklasifikasikan berdasar asalnya. Jenis lain • Kanker yang metastase ke prankreas
  • 55. Dari kanker pankreas, 60% berkembang di kepala pankreas dan 40% berkembang di tubuh dan ekor. Penyakit neoplastik ganas pada pankreas ditandai dengan :  anoreksia,  perut kembung,  kelemahan,  penurunan berat badan dramatis,  nyeri epigastrik atau punggung,  ikterus,  pruritus,  massa abdomen yang teraba,  diabetes,  dan feses berwarna tanah liat jika saluran pankreas dan saluran empedu terhambat. PANCREATIC NEOPLASMA
  • 56. Gejalanya bergantung pada lokasi tumor di dalam pankreas atau lokasi metastasis. Beberapa pasien datang dengan pankreatitis karena penyumbatan saluran pankreas oleh massa. Oleh karena itu, pada pasien lansia yang hadir dengan pankreatitis akut tanpa sebab yang jelas, kanker pankreas harus dipertimbangkan. Rasa sakit akibat kanker pankreas terletak di epigastrium. Ikterus tanpa rasa sakit menunjukkan adanya lesi yang berpotensi reseksi yang terletak di kepala pankreas. PANCREATIC NEOPLASMA
  • 58. PANCREATIC NEOPLASMA Stadium I dan II Kanker Pankreas Perawatan kanker pankreas stadium I dan stadium II dapat termasuk yang berikut: • Operasi. • Pembedahan diikuti dengan kemoterapi. • Pembedahan diikuti oleh kemoradiasi. • Percobaan klinis kombinasi kemoterapi. • Percobaan klinis kemoterapi dan terapi yang ditargetkan, dengan atau tanpa kemoradiasi. • Uji klinis kemoterapi dan / atau terapi radiasi sebelum operasi. TREATMENT
  • 59. PANCREATIC NEOPLASMA Kanker Pankreas Tahap III Perawatan kanker pankreas stadium III mungkin termasuk yang berikut: • Bedah paliatif atau pemasangan stent untuk memotong daerah yang tersumbat di saluran atau usus kecil. • Kemoterapi diikuti oleh kemoradiasi. • Kemoradiasi diikuti dengan kemoterapi. • Kemoterapi dengan atau tanpa terapi yang ditargetkan. • Uji klinis terapi antikanker baru bersama dengan kemoterapi atau chemoradiation. • Uji klinis terapi radiasi yang diberikan selama operasi atau terapi radiasi internal. TREATMENT
  • 60. PANCREATIC NEOPLASMA Kanker Pankreas Tahap IV Perawatan kanker pankreas stadium IV mungkin termasuk yang berikut: • Perawatan paliatif untuk menghilangkan rasa sakit, seperti blok saraf, dan perawatan suportif lainnya. • Bedah paliatif atau pemasangan stent untuk memotong daerah yang tersumbat di saluran atau usus kecil. • Kemoterapi dengan atau tanpa terapi yang ditargetkan. • Uji klinis agen antikanker baru dengan atau tanpa kemoterapi. TREATMENT
  • 62. PANCREATITIS Pankreatitis adalah proses inflamasi dimana enzim pankreas merusak sendiri kelenjar pankreas. Pankreatitis kadang-kadang sembuh tanpa gangguan fungsi atau perubahan morfologis; Proses ini dikenal sebagai pankreatitis akut. Pankreatitis juga dapat kambuh intermiten, berkontribusi terhadap hilangnya fungsional dan morfologis kelenjar; serangan berulang ini disebut pankreatitis kronis.
  • 63. PANCREATITIS PANKREATITIS AKUT adalah peradangan pankreas yang terjadi tiba-tiba, sering kali diikuti dengan nyeri abdominal yang parah, dan paling sering disebabkan oleh batu empedu. PANKREATITIS KRONIS cenderung berkembang setelah beberapa tahun sebagai peradangan yang tumbuh secara bertahap yang merusak pankreas. Pankreatitis kronis lebih banyak diderita oleh kaum pria daripada wanita, dan sering kali disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol. Secara umum; pankreatitis akut dan kronis memiliki gejala serupa, dengan satu perbedaan saja, yaitu peradangan akut biasanya memiliki gejala yang lebih parah, sedangkan gejala pankreatitis kronis muncul secara bertahap. Gejala pankreatitis mencakup:  Sakit perut bagian atas  Mual dan muntah-muntah  Diare  Berat badan menyusut, khususnya pada pankreatitis kronis  Penyakit kuning (warna kekuningan pada kulit dan mata)  Demam  Mual dan pusing
  • 64. PANCREATITIS TREATMENT Jika pankreatitis disebabkan oleh batu empedu yang mengganggu, intervensi bedah mungkin diperlukan untuk mengangkat batu empedu dan / atau mengangkat kantong empedu. Jika konsumsi alkohol adalah penyebab pankreatitis, pantangan dari alkohol dan program rehabilitasi alkohol akan direkomendasikan. Jika obat atau paparan kimia ditemukan menjadi penyebab pankreatitis, maka pantangan obat tersebut dianjurkan. Jika trigliserida tinggi adalah penyebab pankreatitis, maka akan diberikan obat untuk menurunkan kadar trigliserida pasien.
  • 65. PSEUDOCYST PANCREAS Pseudokista Pankreas merupakan penumpukan cairan yang terlokalisir yang kaya amilase, lipase dan enterokinase yang berlebihan, yang memiliki dinding yang tidak berepitel. Selain berisi enzim- enzim pankreas tersebut, kista ini kadang bercampur dengan darah atau sisa jaringan nekrotik. Cairan pseudokista ini dapat jernih tetapi dapat juga berwarna coklat atau coklat kehitaman, tergantung pada isi cairan tadi. Ukuran bervariasi 2-30 cm. Sekitar sepertiga dari pseudokista terjadi pada caput pankreas, dan dua pertiga muncul di bagian ekor. Patogenesis pseudokista pankreas berasal dari gangguan saluran pankreas akibat pankreatitis dan ekstravasasi bahan enzimatik. Pada anak-anak, pseudokista pankreas sering berhubungan dengan trauma.
  • 66. PSEUDOCYST PANCREAS Kista pankreas cenderung memiliki sedikit gejala atau tidak memiliki gejala pada pengembangan stadium dini. Sebagian besar kista pankreas ditemukan secara tidak sengaja saat menjalani pemeriksaan kesehatan, atau CT dan MRI scan abdomen. Tatkala kista berkembang, gejala di bawah ini mungkin dialami :  Rasa nyeri di perut bagian atas atau di punggung.  Penyakit kuning  Urin berwarna seperti teh, kuning pekat  Warna tinja pucat, atau diare  Pembengkakan di perut bagian atas  Tidak ada selera makan  Berat badan menyusut  Mual dan muntah-muntah GEJALA Meskipun banyak kista yang jinak dan hanya akan meradang pada pankreas, tetapi sebagian kista dapat memiliki sifat kanker atau pra-kanker, yang berarti keduanya dapat berubah menjadi kanker jika dibiarkan tanpa diobati.
  • 68. PANCREATIC CYST NEOPLASM Kistadenoma serosa bisa tumbuh hingga ukuran yang cukup besar untuk menggantikan organ terdekat, menyebabkan sakit perut dan perasaan kenyang. Kistadenoma serosa paling sering diderita oleh wanita paruh baya dan jarang berkembang menjadi kanker. Kistadenoma mucinous biasanya terletak di dalam tubuh atau ujung pankreas dan ditemukan paling umum pada wanita paruh baya. Kistadenoma mucinous adalah kondisi prakanker, yang berarti dapat menjadi kanker jika tidak ditangani. Kista yang tumbuh semakin besar kemungkinan sudah berkembang menjadi kanker ketika ditemukan. Intraductal neoplasma mucinous papiler (IPMN) adalah pertumbuhan di saluran pankreas utama atau salah satu cabang sisinya. IPMN bisa bersifat prakanker atau kanker. Tergantung pada lokasi dan faktor-faktor lain, IPMN mungkin memerlukan pembedahan. Tumor kistik papiler biasanya terletak di tubuh atau ujung pankreas, dan paling sering diderita oleh wanita muda. Juga dikenal dengan nama neoplasma padat/solid dan pseudopapiler, biasanya bersifat kanker. Tumor sel islet kistik sebagian besar padat tetapi dapat memiliki komponen yang menyerupai kista.Tumor sel islet kistik bisa disalahdiagnosa dan diduga kista pankreas lain dan bisa bersifat prakanker atau kanker.
  • 69. NEOPLASM CYST PANCREAS MUCINOUS CYSTADENOMA PAPILLARY MUCINOUS NEOPLASM SEROUS CYSTADENOMA INTRADUCTAL PAPILLARY MUCINOUS NEOPLASM
  • 70. NEOPLASM CYST PANCREAS Banyak kista pankreas ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan dengan CT Scan atau MRI pada pasien yang tidak memiliki gejala. Seiring tumbuhnya kista, gejala berikut mungkin dialami:  Nyeri perut bagian atas atau belakang  Menguningnya mata dan kulit (penyakit kuning)  Urin berwarna seperti teh  Tinja berwarna pucat atau diare  Pembengkakan di perut bagian atas  Hilangnya selera makan  Penurunan berat badan  Mual dan muntah GEJALA