SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Indikator Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Pada tahun 2011 kemarin WHO menerbitkan manual Manajemen terpadu balita sakit “merawat
anak-anak dan bayi baru lahir di masyarakat”. Dalam preambule-nya dikatakan, manual ini
dirancang untuk membantu pekerja awam kesehatan masyarakat menilai dan mengobati anak
sakit (usia 2 – 59 bulan). Manual antara lain memuat topik terkait mengidentifikasi dan merujuk
anak dengan tanda-tanda bahaya; memperlakukan (atau merujuk) pneumonia, diare dan demam;
mengidentifikasi dan merujuk anak dengan gizi buruk ke fasilitas kesehatan; merujuk anak
dengan masalah lain yang memerlukan perhatian medis, juga aspek terkait saran pada perawatan
rumah untuk semua anak-anak sakit. Manual dapat rekan-rekan DOWNLOAD DISINI.
Kembali pada topik MTBS, kita kembali menengok beberapa latar belakang lahirnya strategi
MTBS ini. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, disebutkan bahwa di negara berkembang
setiap tahun terjadi 12 juta kematian anak bawah lima tahun. Dan hampir 70 % penyebab
kematian tersebut disebabkan oleh lima penyakit yaitu pneumonia, diare, malaria, campak, dan
masalah gizi buruk.
Untuk menurunkan angka kematian bayi WHO membuat strategi Integrated Management of
Childhood Illness (IMCI). Metode ini pada tahun 1997 mulai dikembangkan di Indonesia dengan
nama Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), sebuah program yang bersifat menyeluruh
dalam menangani balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan dasar. Strategi ini memadukan
pelayanan terhadap balita sakit dengan cara memadukan intervensi yang terpisah menjadi satu
paket tunggal (Integrated Management of Childhood Illness). Pada dasarnnya metode ini
merupakan sebuah strategi menurunkan kematian melalui tiga komponen utama, yaitu dengan
meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan, meningkatkan dukungan sistem kesehatan, dan
meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat.
Sebagaimana diketahui, sebelum adanya strategi ini, pendekatan program perawatan balita sakit
menggunakan pendekatan program intervensi secara terpisah untuk masing-masing penyakit.
Pendekatan ini akan menimbulkan masalah, misalnya kehilangan peluang dan putus pengobatan
pada pasien yang menderita penyakit lain selain penyakit yang dikeluhkan dengan gejala yang
sama atau hampir sama.
Pendapat lain mengemukakan bahwa pada dasarnya MTBS merupakan paket komprehensif yang
meliputi aspek preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitative. Metode MTBS ini dalam
menangani balita sakit menggunakan suatu algoritme, sehingga dapat mengklasifikasi penyakit
secara tepat, jika diperlukan dapat melakukan rujukan secara cepat, melakukan penilaian status
gizi dan memberikan imunisasi kepada balita yang membutuhkan. Selain itu, bagi ibu balita juga
diberikan memberikan konseling mengenai tata cara memberikan obat kepada balitanya di
rumah, pemberian nasehat mengenai makanan yang seharusnya diberikan kepada balita tersebut
dan memberi tahu kapan harus kembali ataupun kembali segera untuk mendapat pelayanan
tindak lanjut.
Standard Prosedur MTBS
Menurut Depkes (2000), manajemen Terpadu Balita Sakit adalah manajemen untuk menangani
balita sakit yang bersifat terpadu yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Terpadu berarti
mencari dan mengobati dengan dipandu buku bagan MTBS untuk beberapa penyakit yang
menyebabkan kematian bayi dan balita seperti pneumonia, diare, malaria, campak, gizi buruk
dan masalah lainnya ke dalam satu episode pemeriksaan. Dimulai dari penilaian berupa
pemeriksaan gejala dan tanda-tanda yang muncul, pembuatan klasifikasi, pemberian tindakan
dan kemudian diakhiri dengan melakukan konseling. Pemberian intervensi pun terpadu pula
dengan melibatkan tiga komponen utama yaitu pengobatan (kuratif), pencegahan (preventif)
serta promosi (promotif). Keterlibatan beberapa program inilah yang membedakan dengan
strategi yang lain yang bersifat terkotak-kotak secara vertikal seperti manajemen ISPA, program
pemberantasan malaria, program pemberantasan diare, penanganan gizi buruk dan lain
sebagainya
Menurut WHO-UNICEF (2003), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai strategi yang
penting untuk memperbaiki kesehatan anak. MTBS ini memusatkan pada penanganan anak
bawah lima tahun (balita), tidak hanya mengenai status kesehatannya namun juga penyakit-
penyakit yang menyerang mereka. Fokusnya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan pada
fasilitas tingkat pelayanan dasar (balai pengobatan dan pelayanan rawat jalan) dengan
menggunakan standar serta pendekatan yang terintegrasi untuk pelayanan kesehatan.
Menurut WHO (1998), ide keterpaduan ini didasari pada kenyataan di lapangan bahwa sebagian
besar balita sakit yang datang seringkali menunjuk gejala klinis yang saling tumpang tindih dan
bahkan tidak spesifik sehingg menimbulkan kesulitan dalam menegakkan diagnosis tunggal dan
atau melakukan pendekatan penyakit secara spesifik sehingga berdampak pada membengkaknya
biaya pengobatan.
Pengertian terpadu dalam MTBS merujuk pada sejumlah strategi tertentu yang ditambahkan
dalam pendekatan manajemen, bertujuan agar Balita mendapatkan pelayanan menyeluruh baik
itu di rumah maupun di fasilitas kesehatan. MTBS dikatakan terpadu sebab memadukan
bersama-sama pelayanan promosi, pencegahan, serta pengobatan dalam satu strategi, yang
dikelola dan dikoordinir oleh tim yang melibatkan manajer dan para petugas yang mempunyai
keahlian yang beragam. Penerapan MTBS menggunakan manajemen kasus untuk menangani
masalah-masalah kesehatan masyarakat yang utama melalui standarisasi dan pendekatan terpadu
didasarkan pada buku bagan yang diberikan pada paket pelatihan MTBS
Strategi yang digunakan dalam pendekatan MTBS adalah menggabungkan perbaikan tatalaksana
balita sakit dengan aspek nutrisi, imunisasi dan hal lain yang berpengaruh pada kesehatan anak,
termasuk kesehatan ibu.
Beberapa kendala dijumpai pada penerapan MTBS, seperti waktu pelayanan yang relatif lebih
lama, masyarakat cenderung malas untuk melakukan kunjungan ulang. Sebagaimana kita ketahui
kunjungan ulang seharusnya dilakukan dua hari setelah pemberian antibiotika, untuk keperluan
penilaian efek antibiotika yang diberikan.
Indikator MTBS
Menurut WHO dan UNICEF (1999), terdapat beberapa indikator pelaksanaan MTBS, antara lain
indikator ketrampilan petugas, dukungan manajemen, dan indikator tingkat kepuasan pengantar
terhadap pelayanan yang diberikan.
Pada iIndikator ketrampilan petugas, terdiri dari kemampuan untuk menilai empat tanda bahaya,
pemeriksaan batuk, diare, dan demam, pemeriksaan berat badan dibandingkan dengan KMS,
pemeriksaaan status imunisasi, menanyakan kepada pengantar terkait pemberian ASI dan
makanan tambahan, memberikan terapi yang benar. Jugaparameter konseling yang meliputi
penentuan waktu merujuk, pemberian terapi antibiotika oral yang diresepkan secara benar,
pemberian nasehat untuk memberi cairan tambahan dan meneruskan memberi makan, pemberian
imunisasi yang dibutuhkan sebelum meninggalkan tempat pelayanan, dan pemberian
pemahaman kepada pengantar tentang cara memberikan obat kepada anak sesuai petunjuk yang
diberikan petugas.
Pada indikator adanya dukungan sistem kesehatan antara lain meliputi aspek supervisi dan
observasi penanganan kasus dalam enam bulan terakhir, aspek ketersediaan obat-obatan dan alat
kesehatan meliputi ketersediaan obat-obatan esensial, kecukupan obat injeksi dalam pertolongan
sebelum dirujuk, kecukupan peralatan dan jenis vaksin yang dibutuhkan, serta aspek cakupan
pelatihan MTBS.
Pada indikator kepuasan ibu balita atau pendampingnya, meliputi indikator gizi terkait
pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, aspek pemberian imunisasi campak.
Sementara untuk perawatan di rumah pada anak yang sakit mendapatkan cairan yang lebih
banyak dan melanjutkan pemberian makanan. Juga memastikan bahwa pembawa balita sakit
harus mengetahui, minimal dua tanda kapan harus kembali segera membawa anaknya ke
pelayanan kesehatan.
Referensi:
• Depkes RI. (2000) Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit.
• WHO, (1998). Integrated Management of the Childhood Illness, UNICEF.
• WHO. (2003) Component of IMCI, Toward Better Child Health And Development,

More Related Content

What's hot

Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi KlienPentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi KlienAnggita Oksyrana
 
Brief community system strengthening
Brief community system strengtheningBrief community system strengthening
Brief community system strengtheningjselv
 
Tahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingTahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingRatnawati Sigamma
 
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakitManajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakitYuniati Rina
 
Intervensi individu dan kelompok
Intervensi individu dan kelompokIntervensi individu dan kelompok
Intervensi individu dan kelompokRatnawati Sigamma
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatanpjj_kemenkes
 
Pengelolaan Diet Jemaah Haji Sakit
Pengelolaan Diet Jemaah Haji SakitPengelolaan Diet Jemaah Haji Sakit
Pengelolaan Diet Jemaah Haji Sakitramadonatan
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiRatnawati Sigamma
 
Desain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatanDesain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatanarphamos
 
Health Promotion
Health PromotionHealth Promotion
Health PromotionSyifa Dhila
 

What's hot (20)

Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Analisis promkes
Analisis promkesAnalisis promkes
Analisis promkes
 
Metode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi KesehatanMetode Dalam Promosi Kesehatan
Metode Dalam Promosi Kesehatan
 
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA Makalah  pengkajian promkes   AKPER PEMKAB MUNA
Makalah pengkajian promkes AKPER PEMKAB MUNA
 
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi KlienPentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
Pentingnya Edukasi Kesehatan bagi Klien
 
Brief community system strengthening
Brief community system strengtheningBrief community system strengthening
Brief community system strengthening
 
Tahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konselingTahapan dan teknik konseling
Tahapan dan teknik konseling
 
Pertemuan 2 etika profesi
Pertemuan 2 etika profesiPertemuan 2 etika profesi
Pertemuan 2 etika profesi
 
Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakitManajemen terpadu balita sakit
Manajemen terpadu balita sakit
 
Intervensi individu dan kelompok
Intervensi individu dan kelompokIntervensi individu dan kelompok
Intervensi individu dan kelompok
 
Teori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi KesehatanTeori Dasar Promosi Kesehatan
Teori Dasar Promosi Kesehatan
 
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi KesehatanRuang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
Ruang Lingkup Dan Prinsip Promosi Kesehatan
 
Konsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatanKonsep promosi kesehatan
Konsep promosi kesehatan
 
Pengelolaan Diet Jemaah Haji Sakit
Pengelolaan Diet Jemaah Haji SakitPengelolaan Diet Jemaah Haji Sakit
Pengelolaan Diet Jemaah Haji Sakit
 
Organisasi manajemen pelayana
Organisasi manajemen pelayanaOrganisasi manajemen pelayana
Organisasi manajemen pelayana
 
Organisasi manajemen pelayan1
Organisasi manajemen pelayan1Organisasi manajemen pelayan1
Organisasi manajemen pelayan1
 
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan EvaluasiKonsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
Konsep PAGT - Monitoring dan Evaluasi
 
Desain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatanDesain intervensi masalah kesehatan
Desain intervensi masalah kesehatan
 
Health Promotion
Health PromotionHealth Promotion
Health Promotion
 
midwifery care
midwifery caremidwifery care
midwifery care
 

Similar to Mtbs

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)pjj_kemenkes
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuDwi Ayu
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumpjj_kemenkes
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
Program kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematikProgram kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematikNur Khairiyah
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxEncepIzmal2
 
Kel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptx
Kel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptxKel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptx
Kel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptxRatna657337
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfAkunAlissa
 
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasPendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasMKUmam
 
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_kTugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_kanggieapriliani
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalSelfiNice
 
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpPelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpBagus Utomo
 

Similar to Mtbs (20)

Kebijakan_MTBS.ppt
Kebijakan_MTBS.pptKebijakan_MTBS.ppt
Kebijakan_MTBS.ppt
 
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM)
 
Modul_MTBS_2015. pdf.pdf
Modul_MTBS_2015. pdf.pdfModul_MTBS_2015. pdf.pdf
Modul_MTBS_2015. pdf.pdf
 
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayuAdministrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
Administrasi kebijakan kesehatan by dwi ayu
 
Mtbs by lia
Mtbs by liaMtbs by lia
Mtbs by lia
 
6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan6+promosi+kesehatan
6+promosi+kesehatan
 
Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umumKb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
Kb 1 masalah yang dihadapi dan tanda bahaya umum
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
Program kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematikProgram kerja-kkn-tematik
Program kerja-kkn-tematik
 
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptxppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
ppt up maell fixxxx golll_092602.pptx
 
Kel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptx
Kel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptxKel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptx
Kel. 1 Pel.Keb dan Kebidanan Primer di Indonesia.pptx
 
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdfPPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
PPT Kel.8_Imunisasi Dasar Lengkap.pdf
 
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan KomunitasPendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
Pendidikan Kesehatan di Komunitas dalam Keperawatan Komunitas
 
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_kTugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
Tugas makalah diskusi_kelompok_isu-isu_k
 
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.pptEPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
EPIDEMIOLOGI DALAM KEBIDANAN.ppt
 
PPT PKM.pptx
PPT PKM.pptxPPT PKM.pptx
PPT PKM.pptx
 
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 finalPelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
Pelayanan antenatal terpadu edisi ke 3 261120 final
 
Proposal & thesis
Proposal & thesisProposal & thesis
Proposal & thesis
 
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkpPelayanan kesehatan jiwa pkp
Pelayanan kesehatan jiwa pkp
 

Recently uploaded

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxPoliJantung
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiNezaPurna
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfsrirezeki99
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALBagasTriNugroho5
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxZuheri
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptUserTank2
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfBangKoko
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxkemenaghajids83
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatZuheri
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfnoviarani6
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptssuserbb0b09
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxArdianAdhiwijaya
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanB117IsnurJannah
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxYudiatma1
 

Recently uploaded (20)

tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan pptLOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
LOKAKARYA MINI tingkat puskesmas bulanan ppt
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptxMateri 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
Materi 5.1 ASKEP pada pasien dengan HEPATITIS.pptx
 

Mtbs

  • 1. Indikator Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Pada tahun 2011 kemarin WHO menerbitkan manual Manajemen terpadu balita sakit “merawat anak-anak dan bayi baru lahir di masyarakat”. Dalam preambule-nya dikatakan, manual ini dirancang untuk membantu pekerja awam kesehatan masyarakat menilai dan mengobati anak sakit (usia 2 – 59 bulan). Manual antara lain memuat topik terkait mengidentifikasi dan merujuk anak dengan tanda-tanda bahaya; memperlakukan (atau merujuk) pneumonia, diare dan demam; mengidentifikasi dan merujuk anak dengan gizi buruk ke fasilitas kesehatan; merujuk anak dengan masalah lain yang memerlukan perhatian medis, juga aspek terkait saran pada perawatan rumah untuk semua anak-anak sakit. Manual dapat rekan-rekan DOWNLOAD DISINI. Kembali pada topik MTBS, kita kembali menengok beberapa latar belakang lahirnya strategi MTBS ini. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, disebutkan bahwa di negara berkembang setiap tahun terjadi 12 juta kematian anak bawah lima tahun. Dan hampir 70 % penyebab kematian tersebut disebabkan oleh lima penyakit yaitu pneumonia, diare, malaria, campak, dan masalah gizi buruk. Untuk menurunkan angka kematian bayi WHO membuat strategi Integrated Management of Childhood Illness (IMCI). Metode ini pada tahun 1997 mulai dikembangkan di Indonesia dengan nama Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), sebuah program yang bersifat menyeluruh dalam menangani balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan dasar. Strategi ini memadukan pelayanan terhadap balita sakit dengan cara memadukan intervensi yang terpisah menjadi satu paket tunggal (Integrated Management of Childhood Illness). Pada dasarnnya metode ini merupakan sebuah strategi menurunkan kematian melalui tiga komponen utama, yaitu dengan meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan, meningkatkan dukungan sistem kesehatan, dan meningkatkan kemampuan keluarga dan masyarakat. Sebagaimana diketahui, sebelum adanya strategi ini, pendekatan program perawatan balita sakit menggunakan pendekatan program intervensi secara terpisah untuk masing-masing penyakit. Pendekatan ini akan menimbulkan masalah, misalnya kehilangan peluang dan putus pengobatan pada pasien yang menderita penyakit lain selain penyakit yang dikeluhkan dengan gejala yang sama atau hampir sama. Pendapat lain mengemukakan bahwa pada dasarnya MTBS merupakan paket komprehensif yang meliputi aspek preventif, promotif, kuratif maupun rehabilitative. Metode MTBS ini dalam menangani balita sakit menggunakan suatu algoritme, sehingga dapat mengklasifikasi penyakit secara tepat, jika diperlukan dapat melakukan rujukan secara cepat, melakukan penilaian status gizi dan memberikan imunisasi kepada balita yang membutuhkan. Selain itu, bagi ibu balita juga diberikan memberikan konseling mengenai tata cara memberikan obat kepada balitanya di rumah, pemberian nasehat mengenai makanan yang seharusnya diberikan kepada balita tersebut dan memberi tahu kapan harus kembali ataupun kembali segera untuk mendapat pelayanan tindak lanjut.
  • 2. Standard Prosedur MTBS Menurut Depkes (2000), manajemen Terpadu Balita Sakit adalah manajemen untuk menangani balita sakit yang bersifat terpadu yang datang ke fasilitas pelayanan kesehatan. Terpadu berarti mencari dan mengobati dengan dipandu buku bagan MTBS untuk beberapa penyakit yang menyebabkan kematian bayi dan balita seperti pneumonia, diare, malaria, campak, gizi buruk dan masalah lainnya ke dalam satu episode pemeriksaan. Dimulai dari penilaian berupa pemeriksaan gejala dan tanda-tanda yang muncul, pembuatan klasifikasi, pemberian tindakan dan kemudian diakhiri dengan melakukan konseling. Pemberian intervensi pun terpadu pula dengan melibatkan tiga komponen utama yaitu pengobatan (kuratif), pencegahan (preventif) serta promosi (promotif). Keterlibatan beberapa program inilah yang membedakan dengan strategi yang lain yang bersifat terkotak-kotak secara vertikal seperti manajemen ISPA, program pemberantasan malaria, program pemberantasan diare, penanganan gizi buruk dan lain sebagainya Menurut WHO-UNICEF (2003), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) sebagai strategi yang penting untuk memperbaiki kesehatan anak. MTBS ini memusatkan pada penanganan anak bawah lima tahun (balita), tidak hanya mengenai status kesehatannya namun juga penyakit- penyakit yang menyerang mereka. Fokusnya memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan pada fasilitas tingkat pelayanan dasar (balai pengobatan dan pelayanan rawat jalan) dengan menggunakan standar serta pendekatan yang terintegrasi untuk pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1998), ide keterpaduan ini didasari pada kenyataan di lapangan bahwa sebagian besar balita sakit yang datang seringkali menunjuk gejala klinis yang saling tumpang tindih dan bahkan tidak spesifik sehingg menimbulkan kesulitan dalam menegakkan diagnosis tunggal dan atau melakukan pendekatan penyakit secara spesifik sehingga berdampak pada membengkaknya biaya pengobatan. Pengertian terpadu dalam MTBS merujuk pada sejumlah strategi tertentu yang ditambahkan dalam pendekatan manajemen, bertujuan agar Balita mendapatkan pelayanan menyeluruh baik itu di rumah maupun di fasilitas kesehatan. MTBS dikatakan terpadu sebab memadukan bersama-sama pelayanan promosi, pencegahan, serta pengobatan dalam satu strategi, yang dikelola dan dikoordinir oleh tim yang melibatkan manajer dan para petugas yang mempunyai keahlian yang beragam. Penerapan MTBS menggunakan manajemen kasus untuk menangani masalah-masalah kesehatan masyarakat yang utama melalui standarisasi dan pendekatan terpadu didasarkan pada buku bagan yang diberikan pada paket pelatihan MTBS
  • 3. Strategi yang digunakan dalam pendekatan MTBS adalah menggabungkan perbaikan tatalaksana balita sakit dengan aspek nutrisi, imunisasi dan hal lain yang berpengaruh pada kesehatan anak, termasuk kesehatan ibu. Beberapa kendala dijumpai pada penerapan MTBS, seperti waktu pelayanan yang relatif lebih lama, masyarakat cenderung malas untuk melakukan kunjungan ulang. Sebagaimana kita ketahui kunjungan ulang seharusnya dilakukan dua hari setelah pemberian antibiotika, untuk keperluan penilaian efek antibiotika yang diberikan. Indikator MTBS Menurut WHO dan UNICEF (1999), terdapat beberapa indikator pelaksanaan MTBS, antara lain indikator ketrampilan petugas, dukungan manajemen, dan indikator tingkat kepuasan pengantar terhadap pelayanan yang diberikan. Pada iIndikator ketrampilan petugas, terdiri dari kemampuan untuk menilai empat tanda bahaya, pemeriksaan batuk, diare, dan demam, pemeriksaan berat badan dibandingkan dengan KMS, pemeriksaaan status imunisasi, menanyakan kepada pengantar terkait pemberian ASI dan makanan tambahan, memberikan terapi yang benar. Jugaparameter konseling yang meliputi penentuan waktu merujuk, pemberian terapi antibiotika oral yang diresepkan secara benar, pemberian nasehat untuk memberi cairan tambahan dan meneruskan memberi makan, pemberian imunisasi yang dibutuhkan sebelum meninggalkan tempat pelayanan, dan pemberian pemahaman kepada pengantar tentang cara memberikan obat kepada anak sesuai petunjuk yang diberikan petugas. Pada indikator adanya dukungan sistem kesehatan antara lain meliputi aspek supervisi dan observasi penanganan kasus dalam enam bulan terakhir, aspek ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan meliputi ketersediaan obat-obatan esensial, kecukupan obat injeksi dalam pertolongan sebelum dirujuk, kecukupan peralatan dan jenis vaksin yang dibutuhkan, serta aspek cakupan pelatihan MTBS. Pada indikator kepuasan ibu balita atau pendampingnya, meliputi indikator gizi terkait pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan, aspek pemberian imunisasi campak. Sementara untuk perawatan di rumah pada anak yang sakit mendapatkan cairan yang lebih banyak dan melanjutkan pemberian makanan. Juga memastikan bahwa pembawa balita sakit harus mengetahui, minimal dua tanda kapan harus kembali segera membawa anaknya ke pelayanan kesehatan. Referensi: • Depkes RI. (2000) Pedoman Manajemen Terpadu Balita Sakit. • WHO, (1998). Integrated Management of the Childhood Illness, UNICEF. • WHO. (2003) Component of IMCI, Toward Better Child Health And Development,