MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
PPT PKM.pptx
1. MINI PROJECT
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak Usia
1-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara
Kalimantan Timur tahun 2023.
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PUSKESMAS BABULU PENAJAM PASER UTARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
2023
Disusun Oleh :
dr. Mardhiyyah Nurul H.
Pendamping :
dr. Gerson Bunga’
2. Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu cara preventif untuk
mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang
yang harus diberikan secara terus- menerus, menyeluruh,
dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberi
perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi
antara lain adalah tingkat pengetahuan, satus pekerjaan,
dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan.
Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting bagi seorang
ibu, seperti yang telah diketahui imunisasi merupakan salah
satu upaya pencegahan dalam berbagai jenis penyakit bagi
bayi atau balita.
3. Latar Belakang
Imunisasi merupakan salah satu cara preventif untuk
mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh yang
yang harus diberikan secara terus- menerus, menyeluruh,
dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberi
perlindungan kesehatan dan memutus mata rantai penularan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi
antara lain adalah tingkat pengetahuan, satus pekerjaan,
dukungan suami dan dukungan tenaga kesehatan.
Pengetahuan tentang imunisasi sangat penting bagi seorang
ibu, seperti yang telah diketahui imunisasi merupakan salah
satu upaya pencegahan dalam berbagai jenis penyakit bagi
bayi atau balita.
4. Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
imunisasi anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu
Kalimantan Timur tahun 2023.
Rumusan Masalah
5. Tujuan Penelitian
• Untuk mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar, frekuensi
pekerjaan ibu, dukungan keluarga tentang imunisasi, kualitas dukungan petugas kesehatan
tentang imunisasi dan distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5 tahun di
Wilayah Kerja Puskesmas Babulu.
• Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5
tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu.
• Untuk mengetahui hubungan pekerjanan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-5
tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu
• Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi pada anak usia 1-
5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu
• Untuk mengetahui hubungan dukungan petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi pada
anak usia 1-5 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu.
6. Manfaat Penelitian
• Dapat menjadi landasan untuk menambah dan meningkatkan wawasan keilmuan dalam
memberikan informasi kepada masyarakat
• Bagi Puskesmas : untuk menjadi acuan bagi tenaga kesehatan tentang pelaksanaan
imunisasi dalam rangka meningkatkan mutu atau kualitas dalam memperbaiki sistem
pelayanan kesehatan masyarakat.
• Bagi Responden : sebagai bahan masukan bagi responden tentang pentingnya imunisasi
dasar pada anak guna pencegahan terhadap berbagai macam penyakit infeksi.
• Bagi Peneliti selanjutnya : sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang akan melakukan
penelitian selanjutnya dengan topik yang sama.
7. Tinjauan
Pustaka
Imunisasi adalah usaha untuk
meningkatkan kekebalan aktif
seseorang terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan vaksin ke
dalam tubuh bayi atau anak.
Imunisasi dasar adalah pemberian
imunisasi awal untuk mencapai kadar
kekebalan di atas ambang perlindungan
untuk pemenuhan kesehatan pada bayi
dan anak agar terhindar dari penyakit yang
berbahaya dan dapat menurunkan angka
kematian pada bayi, balita, dan anak.
Tujuan imunisasi
Melalui Imunisasi, tubuh
tiak mudah terserang
penyakit menular.
Imunisasi sangat efektif
mencegah penyakit
menular.
Imunisasi menurunkan angka
morbiditas (angka kesakitan)
dan mortalitas (angka
kematian) pada balita.
8. Imunisasi Aktif
Imunisasi Aktif merupakan pemberian bibit
penyakit yang telah dilemahkan (vaksin)
agar sistem kekebalan atau imun tubuh
dapat merespon secara spesifik dan
memberikan suatu ingatan terhadap antigen.
Imunisasi aktif dilakukan dengan vaksin
yang mengandung :
• Kuman-kuman mati
• Kuman-kuman hidup diperlemah
• Virus-virus hidup diperlemah
• Toxoid
Imunisasi
Pasif
Merupakan suatu proses peningkatan
kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat
imunoglobulin yaitu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat
berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba
yang sudah masuk dalam tubuh terinfeksi.
9. Imunisasi BCG
(Bacillus Calmette
Guerin) mempunyai
fungsi untuk
mencegah penyakit
TBC (Tuberkulosis).
Imunisasi Dasar Pada Bayi
Imunisasi Hepatitis
B, ditujukan untuk
memberi tubuh
kekebalan terhadap
penyakit Hepatitis B.
Imunisasi polio
bertujuan mencegah
penyakit poliomyelitis,
pemberian vaksin
polio dapat
dikombinasikan
dengan vaksin DPT.
Imunisasi DPT
bertujuan untuk
mencegah 3
penyakit sekaligus,
yaitu Difteri,
Pertusis, dan
Tetanus.
Imunisasi campak menimbulkan
kekebalan aktif dan bertujuan
melindungi terhadap penyakit
campak hanya dengan sekali
suntikan, dan diberiakan pada
usia anak sembilan bulan atau
lebih.
10. Imunisasi diberikan mulai dari lahir sampai masa kanak-kanak.
Jadwal Imunisasi
Program Pengembangan Imunisasi (PPI)
Cara Pemberian Imunisasi
11. Pengembangan program
Imunisasi Di Indonesia
Di Indonesia terdapat program Imunisasi yang disususun oleh
pemerintah melalui Departemen Kesehatan Program
Pengembangan Imunisasi (PPI-Depkes) dan Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI) yang menyusun satgas imunisasi PP IDAI.
12. Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Kelengkapan Imunisasi
Bayi
Faktor penentu yang mempengaruhi
pemberian imunisasi pada masyarakat adalah
perilaku masyarakat tersebut.
Perilaku diperoleh oleh 3 faktor utama, yakni :
• Faktor Persiapan (predisposisi factors)
• Faktor pemungkin (enabling factors)
• Faktor penguat (reinforcing factors).
13. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi dan
Anak Balita
Faktor endogen berupa pengetahuan yang berkaitan dengan
pendidikan dan pekerjaan, kemudian faktor eksogen berupa
sikap yang berkaitan dengan dukungan keluarga.
14. Ada hubungan
pengetahuan
dengan
kelengkapan
imunisasi dasar di
Wilayah Kerja
Puskesmas Babulu
Tahun 2023.
Ada hubungan
dukungan keluarga
dengan
kelengkapan
imunisasi dasar di
Wilayah Kerja
Puskesmas Babulu
Tahun 2023.
Ada hubungan
dukungan tenaga
kesehatan dengan
kelengkapan
imunisasi dasar di
Wilayah Kerja
Puskesmas Babulu
Tahun 2023.
Hipotesis Penelitian
Ada hubungan
pekerjaan ibu
dengan
kelengkapan
imunisasi dasar di
Wilayah Kerja
Puskesmas Babulu
Tahun 2023.
15. Metodologi Penelitian
Desain
Penelitian
Penelitian survei analitik
dengan pendekatan cross
sectional dimana variabel resiko
atau sebab (independen
variabel) maupun variabel
akibat (dependen variabel)
dilakukan bersama-sama.
Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian ini dilakukan di
Wilayah Kerja Puskesmas
Babulu Kabupaten Penajam
Paser Utara yang dimulai pada
bulan April tahun 2023 sebagai
survei awal dan dilanjutkan
sampai bulan Juli tahun 2023.
Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah ibu yang memiliki anak usia
1-5 tahun yang ada di wilayah kerja
puskesmas Babulu sebanyak 1399
orang. Peneliti mengambil sampel
dalam penelitian ini sebesar 63
sampel.
17. Faktor Ibu
• Pengetahuan
• Pekerjaan
• Dukungan Keluarga
• Dukungan Petugas Kesehatan
Kelengkapan Imunisasi Dasar
Variabel Independen
Kerangka Konsep & Aspek
Pengukuran
Variabel Dependen
20. Analisa Data
Analisis Univariat digunakan untuk
mendeskripsikan data yang dilakukan pada
tiap variabel dari hasil penelitian.
Analisis Bivariat yaitu analisi yang digunakan
untuk menghubungkan antara dua variabel,
variabel bebas dengan variabel terikat dengan
menggunakan analisis Chi-square dan
dilakukan dengan menggunakan komputerisasi
program SPSS.
23. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu dengan Imunisasi Dasar Pada
Anak Usia 1-5 Tahun
Dari 16 responden yang imunisasinya tidak lengkap, 10
diantaranya memiliki pengetahuan kurang (55,56%) sementara 6
responden lainnya (44,44%) memiliki pengetahuan yang baik.
Sementara itu, dari 47 responden yang imunisasinya lengkap, 11
responden (23,40%) memiliki pengetahuan yang kurang
sementara 36 responden lainnya (76,59%) memiliki pengetahuan
yang baik.
Wadud (2013) dalam penelitiannya menunjukkan adanya hubungan
antara ibu berpengetahuan baik dengan status imunisasi dasar lengkap.
Pengetahuan ibu berbanding lurus dengan kelengkapan imunisasi dasar
pada balita. Pengetahuan ibu mempengaruhi status imunisasi pada
bayinya, dimana bayi yang mempunyai ibu dengan pengetahuan tentang
imunisasi yang baik akan mempunyai status imunisasi dasar yang
lengkap dibandingkan dengan bayi dengan ibu yang berpengetahuan
kurang baik terhadap imunisasi.
24. Hubungan Antara Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Pada Anak
Usia 1-5 Tahun
Dari 16 responden yang imunisasinya tidak lengkap, 8
diantaranya tidak bekerja (50,00%) sementara 8 responden
lainnya (50,00%) bekerja. Sementara itu, dari 47 responden yang
imunisasinya lengkap, 35 responden (74,46%) tidak bekerja
sementara 12 responden lainnya (2553%) bekerja.
Menurut pendapat Panji Anoraga (2005), bertambah luasnya lapangan
kerja, semakin mendorong banyaknya kaum wanita yang bekerja,
terutama di sektor swasta. Hal ini berdampak positif bagi pertambahan
pendapatan. Tentu dengan semakin bertambahnya pendapatan,
kebutuhan dasar keluarga akan tercukupi sehingga keluarga tersebut
memiliki kesempatan untuk mengalokasikan dana dan tenaga untuk hal
lainnya, seperti imunisasi dasar.
25. Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Imunisasi Dasar
Pada Anak Usia 1-5 Tahun
Dari 16 responden yang imunisasinya tidak lengkap, 9
diantaranya tidak mendapatkan dukungan keluarga (56,25%)
sementara 7 responden lainnya (43,75%) mendapatkan
dukungan keluarga. Sementara itu, dari 47 responden yang
imunisasinya lengkap, 9 responden (19,15%) tidak mendapat
dukungan keluarga sementara 38 responden lainnya (80,85%)
mendapatkan dukungan keluarga.
Dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Hal ini disebabkan dukungan
keluarga merupakan dorongan yang kuat untuk seseorang bertindak.
Kurangnya dukungan dari keluarga khususnya suami dan ibu, sehingga
sebagian besar ibu memilih untuk tidak mengimunisasikan bayinya
secara lengkap.
26. Hubungan Antara Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Imunisasi
Dasar Pada Anak Usia 1-5 Tahun
Dari 16 responden yang imunisasinya tidak lengkap, 14
diantaranya mendapat dukungan dari tenaga kesehatan (87,50%)
sementara 2 responden lainnya (12,50%) tidak mendapat
dukungan dari tenaga kesehatan. Sementara itu, dari 47
responden yang imunisasinya lengkap, 39 responden (82,97%)
mendapat dukungan dari tenaga kesehatan sementara 8
responden lainnya (17,02%) tidak mendapat dukungan dari
tenaga kesehatan.
Penelitian Dumilah (2016) menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara peran petugas kesehatan dengan cakupan
imunisasi dasar lengkap pada bayi.
27. Kesimpulan
• Tingkat pengetahuan ibu Wilayah Kerja Puskesmas Babulu sebagian besar (66,7%) baik.
• Sebagian besar ibu Wilayah Kerja Puskesmas Babulu tidak bekerja (68,3%).
• Sebanyak 71,4% ibu Wilayah Kerja Puskesmas Babulu mendapatkan dukungan keluarga.
• Sebanyak 84,1% ibu Wilayah Kerja Puskesmas Babulu juga merasakan mendapat dukungan dari tenaga
kesehatan. Sebagian besar responden juga mendapat imunisasi lengkap (71,5%).
• Terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Babulu (p-value <0,05). Responden yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki
kemungkinan 3,863 kali mendapatkan imunisasi lengkap.
• Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Babulu (p-value >0,05).
• Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan imunisasi dasar pada anak usia 1-5 tahun di Wilayah
Kerja Puskesmas Babulu (p-value <0,05). Responden yang memiliki pengetahuan yang baik memiliki
kemungkinan 5,781 kali mendapatkan imunisasi lengkap.
• Tidak didapatkan hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan imunisasi dasar pada anak usia 1-5
tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Babulu (p-value >0,05).
28. Saran
• Kepada pihak Puskesmas agar terus mempertahankan serta meningkatkan sosialisasi
kesehatan terutama imunisasi sebagai langkah preventif terhadap penyakit yang
berbahaya khususnya bagi anak-anak usia dini. Bukan hanya imunisasi dasar tetapi juga
meningkatkan pentingnya imunisasi lanjutan.
• Peningkatan dukungan kelurga diupayakan dalam promosi kesehatan secara berkala
disetiap pertemuan desa, atau di fasilitas kesehatan yang tidak hanya ditujukan pada ibu
tetapi ditujukan juga pada anggota keluarga yang lain dirumah terutama suami/ayah dari
anak supaya mempunyai pengetahuan mengenai imunisasi.
• Peneliti juga menyarankan sebaiknya petugas datang ke tiap rumah warga yang menolak
anaknya untuk diberikan imunisasi, dengan menjelaskan kepada pengambil keputusan
keluarga (terutama suami) bahwa imunisasi akan menguntungkan bagi anaknya, dan
apabila mau diberikan imunisasi sebaiknya petugas mendatangi kembali ke rumah warga
pasca pemberian imunisasi agar masyarakat yakin bahwa apabila terjadi sesuatu setelah
pemberian imunisasi, anak mereka dapat segera ditolong.
29. Saran
• Penetrasi sosialisasi kepada masyarakat dapat ditingkatkan bekerjasama dengan Tokoh
Masyarajat, Aparat Desa atau Petugas Kecamatan dengan membuat grup-grup
percakapan yang selalu aktif dalam memberikan infomasi mengenai imunisasi yang
akurat menggunakan aplikasi pesan singkat seperti whatsapp dimulai dari tingkat RT/RW
hingga tingkat kecamatan.
• Bagi peneliti selanjutnya, peneliti mengharapkan adanya penelitian lebih lanjut untuk
mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan imunisasi pada balita dengan jenis penelitian, metode dan sampel yang berbeda
dan lebih besar. Serta melakukan penelitian mengenai imunisasi lanjutan terkait dengan
banyaknya balita yang drop-out dari imunisasi lanjutan seperti polio, DPT ataupun
campak.