SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Download to read offline
KELOMPOK 8 :
Sri Mulyani Rahayu 194101077
St. Rijka Nizmala 194101080
Alissa Nurul Haq 194101082
CURRENT ISSUE PROMOSI KESEHATAN
PROGRAM IMUNISASI
DASAR LENGKAP PADA
ANAK DI INDONESIA
Latar Belakang
Hambatan dan Tantangan
Kesimpulan
Analisis Strategi dan Sasaran
Solusi dan Inovasi
TOPIK BAHASAN
Yang akan kita bahas tentang program IDL hari ini :
RUMUSAN MASALAH
Aksesibilitas masyarakat
Pengetahuan masyarakat
Gaya hidup & PHBS yg memicu
terjadinya masalah kesehatan
Keadilan pada Program
Respon masyarakat
Kematian bayi dan balita
merupakan salah satu
target SDGs (Sustainable
Development Goals)
Diperkirakan terdapat 19,4 juta bayi pada tahun
2018 di seluruh dunia tidak mendapatkan layanan
imunisasi dasar lengkap, di antaranya imunisasi
Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT).
Pada tahun 2018 target cakupan imunisasi dasar lengkap di
Indonesia sebesar 90,61%, sedangkan pencapaiannya
sebesar 57,9%
AKSESIBILITAS MASYARAKAT
Status imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh faktor pendukung, faktor pemungkin,
dan faktor penguat.
Faktor pemungkin yaitu akses ke pelayanan kesehatan terhadap status imunisasi dasar lengkap,
Perhitungan biaya transportasi menjadi salah satu pertimbangan jika fasilitas kesehatan jauh dari tempat
tinggal.
Faktor pendukung yaitu status ekonomi keluarga. Status ekonomi keluarga berkaitan erat dengan tingkat
pendapatan yang kemudian memengaruhi kemampuan untuk mendatangi fasilitas kesehatan.
Faktor penguat yaitu pekerjaan Ibu pun berpengaruh terhadap program imunisasi dasar lengkap. Ibu
yang bekerja tidak memiliki cukup banyak waktu dalam pengasuhan dan interaksi dengan bayi
Tahun 2020-2022 faktor penyebab target cakupan imunisasi menjadi lebih sulit tercapai. Orang tua
khawatir bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga kesehatan dan fasilitas
kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit
Triana dalam penelitiannya di Padang
menemukan bahwa kendala dalam
kelengkapan imunisasi dasar adalah
masyarakat dengan sosiobudaya atau
keyakinan yang menganggap imunisasi
adalah hal yang tidak boleh/haram untuk
dilakukan.
Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pencapaian imunisasi.
Salah satunya faktor pengetahuan yang
dapat dipengaruhi oleh faktor umur,
pendidikan dan pengalaman (Notoadmojo,
2003).
PENGETAHUAN MASYARAKAT.
Umur ibu yang relatif masih muda akan
memungkinkan untuk ibu mendapatkan suatu
pembelajaran mengenai imunisasi sehingga
dapat menyebabkan pengetahuan akan
imunisasi meningkat di kemudian hari.
Pendidikan juga dapat mempengaruhi
pengetahuan. Pada dasarnya pendidikan
merupakan salah satu proses perubahan
perilaku. Apabila seseorang memiliki tingkat
pendidikan yang tinggi maka orang tersebut
akan memperhitungkan tempat-tempat
pelayanan kesehatan dalam kehidupannya (Rini,
2009)
Gaya Hidup & PHBS
Cakupan imunisasi dipengaruhi oleh kunjungan ke Posyandu.
Kegiatan dalam posyandu terdiri dari pengukuran berat dan
panjang badan serta imunisasi, yang mana kegiatan tersebut
termasuk ke dalam tatanan PHBS.
Penelitian yang dilakukan oleh Miftahol dan Atik (2017), menunjukkan bahwa
pendidikan ibu, pengetahuan ibu, kepercayaan ibu serta sikap ibu menujukkan
hubungan yang bermakna terhadap perilaku ibu dalam imunisasi. Pengetahuan
ibu yang baik terhadap imunisasi dapat mendorong perilaku ibu untuk
melakukan imunisasi. Selain itu, ibu yang percaya dengan manfaat imunisasi
memiliki proporsi cakupan imunisasi lengkap lebih tinggi daripada ibu yang tidak
percaya dengan imunisasi. Kepercayaan ibu ini didapat dari diri sendiri atau
pengalaman pribadi serta kader, bidan dan orang tua.
KEADILAN DALAM PELAYANAN/PROGRAM
KESEHATAN
Untuk mendukung pelaksanaan BIAN, pemerintah meluncurkan kumpulan media
promosi BIAN.
1. Video launching strategi komunikasi nasional imunisasi 2022-2025
2. Buku strategi komunikasi nasional imunisasi 2022-2025
3. Petunjuk teknis bulan imunisasi anak nasional (BIAN)
4. Komik strip BIAN 2022
dll.
Media tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan masyarakat. Tujuannya
agar masyarakat sadar sehingga mendapatkan pelayanan imunisasi sesuai
dengan kebutuhannya dalam periode BIAN ini.
BIAN merupakan upaya pemerintah untuk mengejar ketertinggalan cakupan imunisasi. Dua kegiatan imunisasi pada BIAN yakni
layanan imunisasi tambahan berupa pemberian satu dosis imunisasi campak dan rubela tanpa memandang status imunisasi
sebelumnya. Kedua layanan imunisasi kejar, berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi
dasar maupun lanjutan bagi anak yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia.
RESPON MASYARAKAT
Cakupan imunisasi dasar lengkap
telah menurun secara signifikan
sejak awal pandemi COVID-19, dari
84,2% pada tahun 2020 menjadi
79,6% pada tahun 2021.
Data rutin Kemenkes RI
Cakupan imunisasi dasar lengkap
baru mencapai 58,4% dari target
79,1%. Banten baru mendekati
target cakupan imunisasi dasar
lengkap yakni 78,8%. Sejumlah
daerah lain yang cakupan
imunisasi dasar lengkapnya di atas
60% antara lain Sulawesi Selatan,
Bengkulu, Sumatera Utara, Bali,
Gorontalo, Lampung, Bangka
Belitung, Jawa Timur, Jambi.
Laporan data imunisasi
rutin bulan Oktober 2021
Penurunan cakupan imunisasi rutin
disebabkan oleh berbagai faktor
termasuk gangguan rantai
pasokan, aturan pembatasan
kegiatan, dan berkurangnya
ketersediaan tenaga kesehatan,
yang menyebabkan penghentian
sebagian layanan vaksinasi pada
puncak pandemi COVID-19.
Respon masyarakat
terhadap imunisasi
menurut Kemenkes
01 02 03
Hambatan dan Tantangan
Pelaksanaan imunusasi harus dilakukan saat anak dalam kondisi sehat. Hal ini bertujuan
untuk meminimalisir Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
1.
2.
Di Kota Blitar, kendala pelaksanaan BIAN ini banyak anak yang menderita
batuk, pilek dan demam oleh karena musim pancaroba, hingga harus ditunda
pelaksanaan imunisasinya.
PLT Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan
RI dr. Maxi Rein Rondonuwu
Kendala pelaksanaan BIAN saat ini lebih terhadap kesadaran masyarakat datang membawa anak-anak yang
divaksin. Hingga Agustus 2022, cakupan BIAN tahap 1 yang digelar sejak Mei 2022 masih di angka 63%. Oleh
karenanya, pelaksanaan BIAN tahap 1 diperpanjang hingga Agustus.
Di Kabupaten Kepulauan Selayar, sasaran anak dengan umur di atas 12
tahun tidak datang ke posyandu. Selain itu, pelaksanaan BIAN di sekolah
masih terkendala dengan sekolah yang enggan melaksanakan imunisasi
anak tanpa persetujuan orang tua. Masih banyak orang tua yang mengira
imunisasi tersebut adalah vaksin COVID-19, serta keraguan orang tua akan
kehalalan vaksin.
3.
SOLUSI DAN INOVASI
01
Pemerintah baik di Pusat, Provinsi maupun daerah dapat memperkuat kebijakan dan strategi
pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap di wilayah kerjanya, serta terus melakukan program
edukasi publik untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya
imunisasi dasar.
02 Pemberian pendidikan kesehatan khususnya mengenai PD3I, KIPI, fakta dan hoaks seputar
imunisasi, dan pentingnya vaksinasi perlu diprogramkan secara rutin, bekerja sama dengan
puskesmas atau pusat kesehatan terkait.
03 Partisipasi pemuda
04
Wisuda imunisasi merupakan salah satu upaya promosi kesehatan untuk mendobrak kepercayaan,
adat, dan tradisi yang membelenggu pola pikir masyarakat yang bisa merugikan pencapaian
program dan kesehatan anak mereka sendiri.
05 Pembuatan Aplikasi Imunisasi Dasar Lengkap
Status imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi status imunisasi dasar lengkap pada bayi diantaranya faktor pendukung yang terdiri dari
karakteristik ibu (pendidikan dan pekerjaan), pengetahuan ibu, sikap ibu, dan status ekonomi keluarga.
Faktor pemungkin terdiri dari ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, dan akses ke pelayanan kesehatan.
Faktor penguat yang terdiri dari dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan dukungan
toga/toma (tokoh agama/tokoh masyarakat).
Selama 2020-2021, cakupan imunisasi dasar lengkap menurun drastis. Cakupan yang dicapai hanya 84%,
sedangkan target pada tahun 2020 sebesar 92% dan tahun 2021 93%. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk
mengejar ketertinggalan ini melalui BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional).
Penurunan cakupan imunisasi rutin disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan,
aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan.
KESIMPULAN

More Related Content

Similar to Mempromosikan Program Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxBudimanSetiawan5
 
Masalah kesehatn bayi dan balita
Masalah kesehatn bayi dan balitaMasalah kesehatn bayi dan balita
Masalah kesehatn bayi dan balitapjj_kemenkes
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulannrukmana rukmana
 
Pedoman ppia email
Pedoman ppia emailPedoman ppia email
Pedoman ppia emailDokter Tekno
 
Kelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptx
Kelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptxKelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptx
Kelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptxshofi48
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Ditjen P2P Kemenkes
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxYusardiRPradana
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatZelitania
 
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidananPPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanandevi Narti
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maretppidkemenkes
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxEkaOrizaShafita
 
Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf
Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdfImunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf
Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdfYosepinMadonnaSianip
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfElytaSuartika
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxrahmansetiawan9
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfMursidTriSusilo2
 
Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi
Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi
Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi Jhon Sijabat
 

Similar to Mempromosikan Program Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak (20)

KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docxKERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
KERANGKA ACUAN KERJA PROGRAM IMUNISASI.docx
 
Masalah kesehatn bayi dan balita
Masalah kesehatn bayi dan balitaMasalah kesehatn bayi dan balita
Masalah kesehatn bayi dan balita
 
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulanJurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
Jurnal persepsi tentang imunisasi booster balita usia 24 bulan
 
Pedoman ppia email
Pedoman ppia emailPedoman ppia email
Pedoman ppia email
 
Kelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptx
Kelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptxKelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptx
Kelompok 1_Reformasi Sistem Kesehatan Nasional - Copy.pptx
 
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
Buletin Surveilans PD3I & Imunisasi Edisi 2 Juli 2020
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakatMakalah ilmu kesehatan masyarakat
Makalah ilmu kesehatan masyarakat
 
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidananPPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
PPT Proposal.pptx ppt proposal tentang kesehatan dan kebidanan
 
Info Kita Online Maret
Info Kita Online MaretInfo Kita Online Maret
Info Kita Online Maret
 
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docxSistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
Sistematika proposal Inotek Gizi (Revisi).docx
 
Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf
Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdfImunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf
Imunisasi_Rutin_pada_Anak_Selama_Pandemi_COVID_19_di_Indonesia_Persepsi.pdf
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIAPedoman Manajemen PPIA
Pedoman Manajemen PPIA
 
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdfPedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
Pedoman_Manajemen_PPIApdf.pdf
 
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptxKesehatan Bayi Dan Balita.pptx
Kesehatan Bayi Dan Balita.pptx
 
Pedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 finalPedoman ppia 2012 final
Pedoman ppia 2012 final
 
Triple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdfTriple Burden of Malnutrition.pdf
Triple Burden of Malnutrition.pdf
 
Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi
Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi
Contoh Skripsi Akbid tentang imunisasi
 
Mtbs
MtbsMtbs
Mtbs
 

Recently uploaded

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfBekti5
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 

Recently uploaded (12)

MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdfDETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA SANGAT PENTING.pdf
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 

Mempromosikan Program Imunisasi Dasar Lengkap untuk Anak

  • 1. KELOMPOK 8 : Sri Mulyani Rahayu 194101077 St. Rijka Nizmala 194101080 Alissa Nurul Haq 194101082 CURRENT ISSUE PROMOSI KESEHATAN PROGRAM IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA ANAK DI INDONESIA
  • 2. Latar Belakang Hambatan dan Tantangan Kesimpulan Analisis Strategi dan Sasaran Solusi dan Inovasi TOPIK BAHASAN Yang akan kita bahas tentang program IDL hari ini :
  • 3. RUMUSAN MASALAH Aksesibilitas masyarakat Pengetahuan masyarakat Gaya hidup & PHBS yg memicu terjadinya masalah kesehatan Keadilan pada Program Respon masyarakat
  • 4. Kematian bayi dan balita merupakan salah satu target SDGs (Sustainable Development Goals) Diperkirakan terdapat 19,4 juta bayi pada tahun 2018 di seluruh dunia tidak mendapatkan layanan imunisasi dasar lengkap, di antaranya imunisasi Difteri, Pertusis, dan Tetanus (DPT). Pada tahun 2018 target cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia sebesar 90,61%, sedangkan pencapaiannya sebesar 57,9%
  • 5. AKSESIBILITAS MASYARAKAT Status imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh faktor pendukung, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Faktor pemungkin yaitu akses ke pelayanan kesehatan terhadap status imunisasi dasar lengkap, Perhitungan biaya transportasi menjadi salah satu pertimbangan jika fasilitas kesehatan jauh dari tempat tinggal. Faktor pendukung yaitu status ekonomi keluarga. Status ekonomi keluarga berkaitan erat dengan tingkat pendapatan yang kemudian memengaruhi kemampuan untuk mendatangi fasilitas kesehatan. Faktor penguat yaitu pekerjaan Ibu pun berpengaruh terhadap program imunisasi dasar lengkap. Ibu yang bekerja tidak memiliki cukup banyak waktu dalam pengasuhan dan interaksi dengan bayi Tahun 2020-2022 faktor penyebab target cakupan imunisasi menjadi lebih sulit tercapai. Orang tua khawatir bahwa anak mereka akan tertular COVID-19 jika pergi ke tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit
  • 6. Triana dalam penelitiannya di Padang menemukan bahwa kendala dalam kelengkapan imunisasi dasar adalah masyarakat dengan sosiobudaya atau keyakinan yang menganggap imunisasi adalah hal yang tidak boleh/haram untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian imunisasi. Salah satunya faktor pengetahuan yang dapat dipengaruhi oleh faktor umur, pendidikan dan pengalaman (Notoadmojo, 2003). PENGETAHUAN MASYARAKAT. Umur ibu yang relatif masih muda akan memungkinkan untuk ibu mendapatkan suatu pembelajaran mengenai imunisasi sehingga dapat menyebabkan pengetahuan akan imunisasi meningkat di kemudian hari. Pendidikan juga dapat mempengaruhi pengetahuan. Pada dasarnya pendidikan merupakan salah satu proses perubahan perilaku. Apabila seseorang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan memperhitungkan tempat-tempat pelayanan kesehatan dalam kehidupannya (Rini, 2009)
  • 7. Gaya Hidup & PHBS Cakupan imunisasi dipengaruhi oleh kunjungan ke Posyandu. Kegiatan dalam posyandu terdiri dari pengukuran berat dan panjang badan serta imunisasi, yang mana kegiatan tersebut termasuk ke dalam tatanan PHBS. Penelitian yang dilakukan oleh Miftahol dan Atik (2017), menunjukkan bahwa pendidikan ibu, pengetahuan ibu, kepercayaan ibu serta sikap ibu menujukkan hubungan yang bermakna terhadap perilaku ibu dalam imunisasi. Pengetahuan ibu yang baik terhadap imunisasi dapat mendorong perilaku ibu untuk melakukan imunisasi. Selain itu, ibu yang percaya dengan manfaat imunisasi memiliki proporsi cakupan imunisasi lengkap lebih tinggi daripada ibu yang tidak percaya dengan imunisasi. Kepercayaan ibu ini didapat dari diri sendiri atau pengalaman pribadi serta kader, bidan dan orang tua.
  • 8. KEADILAN DALAM PELAYANAN/PROGRAM KESEHATAN Untuk mendukung pelaksanaan BIAN, pemerintah meluncurkan kumpulan media promosi BIAN. 1. Video launching strategi komunikasi nasional imunisasi 2022-2025 2. Buku strategi komunikasi nasional imunisasi 2022-2025 3. Petunjuk teknis bulan imunisasi anak nasional (BIAN) 4. Komik strip BIAN 2022 dll. Media tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan masyarakat. Tujuannya agar masyarakat sadar sehingga mendapatkan pelayanan imunisasi sesuai dengan kebutuhannya dalam periode BIAN ini. BIAN merupakan upaya pemerintah untuk mengejar ketertinggalan cakupan imunisasi. Dua kegiatan imunisasi pada BIAN yakni layanan imunisasi tambahan berupa pemberian satu dosis imunisasi campak dan rubela tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Kedua layanan imunisasi kejar, berupa pemberian satu atau lebih jenis imunisasi untuk melengkapi status imunisasi dasar maupun lanjutan bagi anak yang belum menerima dosis vaksin sesuai usia.
  • 9. RESPON MASYARAKAT Cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun secara signifikan sejak awal pandemi COVID-19, dari 84,2% pada tahun 2020 menjadi 79,6% pada tahun 2021. Data rutin Kemenkes RI Cakupan imunisasi dasar lengkap baru mencapai 58,4% dari target 79,1%. Banten baru mendekati target cakupan imunisasi dasar lengkap yakni 78,8%. Sejumlah daerah lain yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya di atas 60% antara lain Sulawesi Selatan, Bengkulu, Sumatera Utara, Bali, Gorontalo, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Timur, Jambi. Laporan data imunisasi rutin bulan Oktober 2021 Penurunan cakupan imunisasi rutin disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan, yang menyebabkan penghentian sebagian layanan vaksinasi pada puncak pandemi COVID-19. Respon masyarakat terhadap imunisasi menurut Kemenkes 01 02 03
  • 10. Hambatan dan Tantangan Pelaksanaan imunusasi harus dilakukan saat anak dalam kondisi sehat. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).
  • 11. 1. 2. Di Kota Blitar, kendala pelaksanaan BIAN ini banyak anak yang menderita batuk, pilek dan demam oleh karena musim pancaroba, hingga harus ditunda pelaksanaan imunisasinya. PLT Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI dr. Maxi Rein Rondonuwu Kendala pelaksanaan BIAN saat ini lebih terhadap kesadaran masyarakat datang membawa anak-anak yang divaksin. Hingga Agustus 2022, cakupan BIAN tahap 1 yang digelar sejak Mei 2022 masih di angka 63%. Oleh karenanya, pelaksanaan BIAN tahap 1 diperpanjang hingga Agustus. Di Kabupaten Kepulauan Selayar, sasaran anak dengan umur di atas 12 tahun tidak datang ke posyandu. Selain itu, pelaksanaan BIAN di sekolah masih terkendala dengan sekolah yang enggan melaksanakan imunisasi anak tanpa persetujuan orang tua. Masih banyak orang tua yang mengira imunisasi tersebut adalah vaksin COVID-19, serta keraguan orang tua akan kehalalan vaksin. 3.
  • 12. SOLUSI DAN INOVASI 01 Pemerintah baik di Pusat, Provinsi maupun daerah dapat memperkuat kebijakan dan strategi pelaksanaan program imunisasi dasar lengkap di wilayah kerjanya, serta terus melakukan program edukasi publik untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi dasar. 02 Pemberian pendidikan kesehatan khususnya mengenai PD3I, KIPI, fakta dan hoaks seputar imunisasi, dan pentingnya vaksinasi perlu diprogramkan secara rutin, bekerja sama dengan puskesmas atau pusat kesehatan terkait. 03 Partisipasi pemuda 04 Wisuda imunisasi merupakan salah satu upaya promosi kesehatan untuk mendobrak kepercayaan, adat, dan tradisi yang membelenggu pola pikir masyarakat yang bisa merugikan pencapaian program dan kesehatan anak mereka sendiri. 05 Pembuatan Aplikasi Imunisasi Dasar Lengkap
  • 13. Status imunisasi dasar lengkap dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status imunisasi dasar lengkap pada bayi diantaranya faktor pendukung yang terdiri dari karakteristik ibu (pendidikan dan pekerjaan), pengetahuan ibu, sikap ibu, dan status ekonomi keluarga. Faktor pemungkin terdiri dari ketersediaan sarana pelayanan kesehatan, dan akses ke pelayanan kesehatan. Faktor penguat yang terdiri dari dukungan petugas kesehatan, dukungan keluarga, dan dukungan toga/toma (tokoh agama/tokoh masyarakat). Selama 2020-2021, cakupan imunisasi dasar lengkap menurun drastis. Cakupan yang dicapai hanya 84%, sedangkan target pada tahun 2020 sebesar 92% dan tahun 2021 93%. Untuk itu, pemerintah berupaya untuk mengejar ketertinggalan ini melalui BIAN (Bulan Imunisasi Anak Nasional). Penurunan cakupan imunisasi rutin disebabkan oleh berbagai faktor termasuk gangguan rantai pasokan, aturan pembatasan kegiatan, dan berkurangnya ketersediaan tenaga kesehatan. KESIMPULAN