SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
4
Kegiatan Belajar (KB)
PEMBELAJARAN
KREASI SENI RUPA
A. Pendahuluan
odul 1 KB 1 ini disusun berdasarkan kisi-kisi Capaian Mata
Kegiatan dan Indikator Esensial Program Profesi Guru Seni
Budaya pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas.
Modul 1 KB 1 ini terdiri atas 3 sub materi pokok, yaitu:
a. Berkarya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.
b. Penciptaan karya seni rupa.
c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran seni rupa.
d. Evaluasi pembelajaran kreasi seni rupa.
1. Deskripsi Singkat
Modul 6 Kegiatan Belajar 1 ini mengkaji tentang Pembelajaran Kreasi
Seni Rupa. Kompetensi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa secara utuh mencakup
pembahasan tentang Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi,
Penciptaan Karya Seni Rupa, Penyusunan Rancangan dan Pelaksanaan Pameran
Seni Rupa, dan Evaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa. Kegiatan Belajar 1
pada Modul 6 ini penting anda kuasai karena pembelajaran kreasi seni rupa
memberikan pengalaman mengekspresikan diri dan berkreasi. Guna mendukung
kemampuan pelaksanaan pembelajaran berkreasi seni rupa anda sebagai calon
guru seni budaya dan khususnya sebagai calon guru seni rupa menguasai tahapan
proses kreasi/penciptaan seni rupa mulai dari pembentukan ide hingga proses
perwujudan ide baik berkreasi karya dua dimensi maupun berkreasi karya tiga
dimensi. Disamping itu anda juga perlu menguasai proses menyusun rancangan
dan melaksanakan pameran seni rupa. Hal penting lainnya adalah anda juga harus
menguasai bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran kreasi seni rupa melalui
penggunaan teknik penilaian unjuk kerja.
M
5
2. Relevansi
Anda sebagai calon guru seni budaya khususnya guru seni rupa perlu
menguasai kompetensi berkreasi atau berkarya seni rupa yang dalam kurikulum
level sekolah menengah minimal mencakup 4 aspek, yaitu: menggambar,
merancang seni kriya, menciptakan karya seni rupa dan memamerkan hasil karya
seni rupa. Proses belajar berkreasi seni rupa merupakan kegiatan unik yang
menekankan pada kemampuan mengekspresikan, mengkreasi, dan keterampilan,
sehingga tidak mudah untuk memberikan penilaian hasil belajarnya. Untuk itu
anda perlu menguasai bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar peserta didik
dari proses dan hasil karya seni yang telah dibuatnya. Oleh karena itu pemberian
pengalaman Kegiatan Belajar 1 pada Modul 6 ini melalui proses kegiatan
pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, komunikatif dan menyenangkan sangat
penting dilalui agar tumbuh kesadaran, kepekaan, dan keterampilan seni.
3. Petunjuk Belajar
Modul 6 KB 1 ini dapat digunakan baik secara mandiri, kelompok, atau
dengan bimbingan fasilitator dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan profesi
guru seni budaya. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajarai
modul dimaksud.
a. Mempelajari modul secara sistematis dari awal sampai akhir.
b. Ikuti petunjuk langkah-langkah pembelajaran yang ada.
c. Mempelajari indikator materi yang hendak dipelajari.
d. Mempelajari materi-materi yang terdapat dalam modul di setiap kegiatan
pembelajaran yang terkait dengan kompetensi di bidang seni rupa.
e. Mengerjakan soal-soal yang disediakan dalam modul ini.
f. Mencermati dan memahami materi dalam video yang disediakan dalam modul
ini.
g. Memperbanyak membaca agar hasil yang didapat lebih optimal karena modul
ini terbatas hanya sebagaian materi seni rupa.
h. Menginstal aplikasi barcode scan di playstore pada hp android untuk memindai
beberapa contoh materi yang dijelaskan pada modul ini.
6
4. Peta Kompetensi
Gambar 1.1. Peta Kompetensi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa
B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Menguasai konsep tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran berkreasi
Seni Rupa Dua Dimesi dan Tiga Dimensi. Sub Capaian Pembelajaran meliputi:
1. Menguasai pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran berkarya Seni
Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi
2. Menerapkan konsep Penciptaan Karya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga
Dimensi
3. Mengelola Pameran Hasil Pembelajaran Kreasi Seni Rupa
4. Mengevaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa.
2. Materi Pokok
Materi pokok pada Modul 6 KB 1 ini meliputi:
a. Berkarya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi.
1) Proses Berkarya dua Dimensi
2) Proses Berkarya Tiga Dimensi
b. Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa.
Pembelajaran Kreasi
Seni Rupa
Berkarya Seni Rupa
dua dimensi dan
tiga dimensi
Penciptaan karya
Seni Rupa
Penyusunan
rancangan dan
pelaksanaan
pameran Seni Rupa
Evaluasi
pembelajaran
kreasi Seni Rupa
7
1) Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa Dua Dimensi.
2) Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa Tiga Dimensi.
c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran seni rupa.
1) Kegunaan, Jenis dan Manfaat Pameran Seni Rupa.
2) Syarat Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa.
d. Evaluasi pembelajaran kreasi seni rupa.
1) Pengertian Evaluasi Seni Rupa.
2) Teknik Penilaian Unjuk Kerja.
3. Uraian Materi
Kemampuan bidang estetika dan budaya seakan dikesampingkan pada
kondisi sistem pendidikan nasional saat ini karena lebih mengutamakan
pengembangkan kemampuan di bidang ilmu dan pengetahuan, teknologi, dan
matematik. Hal ini kurang mendukung upaya untuk pembentukan kwalitas
kepribadian manusia Indonesia yang diharapkan. Peran pendidikan seni
merupakan salah satu kemampuan dibidang estetika yang dapat mewujudkan
manusia seutuhnya.
Obyek ciptaan manusia yang bermanfaat untuk kehidupan dapat disentuh
oleh keindahan suatu karya seni budaya. Seni merupakan salah satu pemanfaatan
budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual
manusia karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat
dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari bidang seni musik, seni
tari, seni rupa, dan seni drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang
diungkapkan secara visual dan tewujud nyata (rupa).
Dalam kehidupan seni rupa modern, dunia seni rupa terbagi atas dua
kelompok besar yaitu Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan. Seni murni
merupakan suatu karya seni rupa yang dibuat sebagai hasil ekspresi untuk
dinikmati keindahannya. Contohnya: lukisan, patung, dan relief.
Seni lukis sudah dikenal dari sejak zaman purba. Bukti yang ditemukan di
dinding batu di gua-gua atau peninggalan artefak menunjukkan bahwa lukisan
dibuat dengan alat atau benda tajam. Dari lukisan atau gambar-gambar tersebut,
8
kita bisa melihat bahwa mereka berusaha mengekspresikan aspek-aspek
kehidupan pada masa itu.
Seni patung juga sudah dikenal sejak zaman dahulu, merupakan ekspresi
atau ide yang dicurahkan dengan media padat tiga dimensi. Demikian pula dengan
Seni Replief menggunakan teknik ukir, tempel, atau cetak. Seni Relief merupakan
perpaduan antara seni rupa dua dan tiga dimensi, sehingga bentuknya berupa
gambar timbul pada bidang dua dimensi. Contoh: ukiran pada perabot rumah
tangga atau dinding candi.
Seni Rupa Terapan terdiri dari desain dan seni kriya. Perkembangan
keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perluasan ke
arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa (visual culture) dan
keterpaduan di antara cabang Seni Rupa itu sendiri maupun dengan bidang seni
lainnya. Karya seni tersebut biasa dikenal dengan nama Seni Instalasi.
Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita
kenal saja, seperti seni lukis, seni patung, seni keramik, seni grfis dan seni kriya,
tetapi juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya (kerajinan), multimedia,
fotografi, juga film, juga film, Bahkan muncul pula teori dan ilmu sejarah seni
rupa, semantika produk, semiotika visual, kritik seni, metodologi desain,
manajemen desain, sosiologi desain, dan seterusnya.
a. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Dan Tiga Dimensi
Pembelajaran seni rupa secara umum bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan apresiasi, ekspresi, dan ketrampilan berkarya. Pada tingkat
perkembangan siswa kemampuan yang perlu dikembangkan antara lain mengelola
kepekaan rasa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan berkarya sesuai
bakat serta minat masing-masing. Dalam Kegiatan Belajar 1 ini diberikan contoh
pembelajaran agar siswa mengekspresikan diri melalui keterampilan berkreasi
Dua Dimensi (melukis, ilustrasi, teknik ikat celup, dan teknik batik) dan Tiga
Dimensi (seni Patung, seni kriya keramik, dan seni kriya limbah sendok).
Proses pembelajaran berkreasi seni rupa meliputi:
1. Merancang karya seni rupa dengan memanfaatkan beberapa teknik ungkap
9
2. Membuat karya seni rupa secara tematik dan pemecahan masalah
3. Menyiapkan karya seni rupa buatan sendiri (portofolio) untuk pameran di
kelas, di sekolah, bahkan di luar sekolah.
Karya Seni Rupa dua Dimensi merupakan karya datar yang berwujud luas
bidang datar yaitu panang dan lebar. Karya Seni Rupa Tiga Dimensi berwujud
ruang dengan adanya ketebalan dan berisi mempunyai volume.
1) Karya Seni Rupa Dua Dimensi
Jenis-jenis karya Seni Rupa Dua Dimensi antara lain:
a. Seni Lukis
Seiring dengan perkembangan zaman, secara konstan manusia merekam
impresinya tentang keadaan sekitar di atas kertas. Kini, seni lukis menjadi sarana
ekspresi atau ide yang dicurahkan oleh pelukis secara visual dua dimensi dengan
media zat warna dan kanvas. Alat bantunya dapat berupa kuas, jari, dan palet.
Lukisan merupakan gambar yang mengungkapkan bentuk objektif dengan
komposisi dan nilai subjektif melalui ekspresi dan kreativitas.
Kegiatan melukis dapat didefinisikan sebagai kegiatan membuat
goresan/pulasan di atas sebuah permukaan dalam usaha menyajikan persepsi
visual (image) yang secara grafis memiliki kemiripan dengan suatu bentuk.
Persepsi tentang bentuk atau wujud sesuatu didapat dari apa yang kita lihat.
Persepsi ini sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari. Persepsi visual
bisa berbeda; apa yang tertangkap oleh mata, misalnya, bisa berbeda dari
kenyataan yang sebenarnya. Contoh gambar berikut ini:
Gambar 1.2. Lukisan di Gua Muna, Sulawesi Selatan
(Sumber: Perahu Sunda, 2004)
10
Kualitas suatu gambar sangat berkaitan dengan persepsi visual dan
ingatan. Menggamibar sesuatu yang tampak di hadapan kita berarti menggunakan
daya ingat jangka pendek. Namun, persepsi visual dalam pikiran tidak terbatas
hanya dari apa yang dilihat seketika. la memiliki kemampuan menyaiikan persepsi
visual untuk menembus ruang (objek yang tidak ada di hadapan kita) dan waktu
(pengalaman yang telah lalu atau bahkan khayalan yang akan datang). Ketika
menggambar berdasarkan daya ingat, kita tidak diarahkan oleh realitas optis yang
ada, tetapi diarahkan oleh kualitas citra suatu hal yang tersimpan dalam ingatan.
Oleh karena itu proses menggambar dapat merangsang pandangan, melatih
persepsi visual dan meningkatkan kemampuan ingatan. Untuk meningkatkan daya
ingat dan kualitas persepsi visual, buatlah gambar tentang benda atau alam di
sekitar kita berdasarkan pengamatan langsung.
Howard Simon pernah berkata, “Bila Anda ingin mengekspresikan diri
melalui lukisan, Anda bisa mempelajarinya. Akan tetapi dalam menggambar,
seperti halnya belajar ilmu-ilmu yang lain yang ada manfaatnya, Anda harus
mempunyai cukup tekad, waktu, dan dedikasi yang tinggi”.
Dalam pelaiaran menggambar, ada tiga tahapan yang harus dilalui sebelum
melangkah pada kegiatan melukis, yaitu:
1. Menirukan karakteristik luar dari garis dan teknik orang lain
2. Latihan menggambar patung atau benda mati
3. Latihan menggambar model atau benda hidup
Ada beberapa teknik untuk melukis. Pemberian warna dapat diberikan dengan
menggunakan krayon/pastel, cat air, dan cat minyak.
a) Melukis dengan Krayon/Pastel
Media dasar umumnya kertas. Langkah pertama untuk melukis dengan
krayon ini adalah dengan membuat sketsanya terlebih dahulu dengan pensil.
Karena krayon berujung agak tumpul, kontur goresan yang dihasilkan
cenderung tebal.
b) Melukis dengan Cat Air
Gunakan beberapa jenis kuas (besar, sedang, kecil), sesuai luas bidang yang
akan dipulas. Celupkan kuas ke dalam air bersih, lalu pulaskan pada cat yang
11
baru keluar dari tube. Ratakan pada palet. Teteskan air bersih secukupnya jika
masih terlalu kental.
Media dasar yang digunakan adalah kertas. Jika cat dipulas tipis-tipis dan
berulang-ulang, jenis karya lukisnya disebut lukisan aquarel. Melukis dimulai
dengan membuat sketsa pensil tipis. Dalam lukisab tipe aquarel, kesalahan
dalam mewarnai sulit diperbaiki karena sifat air yang transparan. Jadi,
usahakan warna untuk bagian gambar yang berbeda tidak saling menutupi.
Dahulukan warna cerah.
Kuas yang sudah dipakai segera dicelupkan ke air bersih sebelum digunakan
untuk warna yang berbeda.
c) Melukis dengan Cat Minyak
Gunakan beberapa jenis kuas, sesuai dengan jenis goresan yang akan dipulas.
Pulaskan kuas ke cat yang baru keluar dari tube. Ratakan di palet. jika masih
terlalu kentai, teteskan minyak cat secukupnya. Setelah dipakai celupkan kuas
ke minyak pencuci (thinner).
Media dasar yang dipakai dalam melukis dengan cat minyak biasanya adalah
kanvas. Mulailah dengan membuat sketsa. Usahakan seluruh permukaan
kanvas tertutup warna.
b. Menggambar
Menggambar biasanya dilakukan dengan teknik hitam putih yakni
menggunakan alat pensil atau pena khusus untuk menggambar (rapido graph,
boxy, ballpoint). Karya seni menggambar yang dilakukan secara teknis hitam
putih antara lain sketsa, komik, vinyet, dan siluet. Berbagai jenis karya seni
menggambar, antara lain:
1) Sketsa
Berupa garis sederhana yang dibuat relatif spontan namun bermakna. Sketsa
bisa merupakan rencana lukisan atau lukisan bergaya sketsa.
2) Kartun
Adalah gambar yang telah dideformasi (diubah bentuk) dari wujud aslinya
sehingga menjadi lucu.
12
3) Karikatur
Kartun sindiran yang terfokus pada karakter obiek. walaupun sudah
dideformasi, kita tetap dapat mengenal sang tokoh karena ciri khasnya.
4) Vinyet
Gambar dekoratif tanpa maksud yang jelas, merupakan kreasi improvisatif
pengisi halaman kosong.
5) Siluet
Gambar hitam bayangan suatu objek, dengan atau tanpa modifikasi.
Seiring perkembangan zaman warna mulai menyertai tampilan sebuah
karya seni menggambar. Umumnya pewarnaan dilakukan dengan pensil warna,
pena dengan tinta warna, cat air, atau cat poster.
Kini menggambar dan pewarnaan dapat dilakukan secara digital dengan
program komputer, misalnya saja dengan menggunakan program Corel Draw,
Auto Cad, Freehand, dan Photoshop. Meskipun demikian, cara manual tetap
dipergunakan sebagai dasar keterampilan untuk pekerjaan di bidang gambar.
2) Teknik menggambar berdasarkan alat yang digunakan:
a) Menggambar dengan Pensil
Teknik menggambar dengan pensil di atas kertas secara teknis merupakan
bentuk yang paling praktis dan sederhana.
a. Alat-alat yang dibutuhkan
(1). Pensil dengan jenis H, B, 28, 38, 48, 58, 68, 78, 88, atau EB
(2). Kertas dengan permukaan yang agak kasar, jangan yang licin
(3). Penggaris/mistar.
(4). Karet penghapus.
b. Unsur seni rupa yang digunakan
Unsur seni rupa yang digunakan dalam menggambar dengan pensil antara
lain garis, bidang, bentuk, komposisi, dan arsir. Arsir adalah pengulangan
garis untuk mengisi bidang yang kosong secara searah, silang, acak, atau
gradasi. Fungsi arsir pada gambar antara lain:
(1). Memberi karakter objek.
13
(2). Memberi kesan jarak dan kedalaman.
(3). Mengisi bidang yang kosong.
(4). Sebagai penyelesaian akhir.
c. Teknik menggambar
Teknik menggambar dengan pensil antara lain sebagai berikut.
(1). Isometri. Mengambar objek yang ukurannya lebih kecil dari manusia.
Teknik ini dipelajari agar dapat menggambar tanpa distorsi.
(2). Still life. Menggambar dengan mengamati langsung objek yang
ukurannya lebih kecil dari manusia.
(3). Perspektif. Menggambar objek benda, ruang, dan lingkungan yang
ukurannya relatif lebih besar dari manusia dengan konsep 1, 2, alau 3
titik hilang. Penampakannya dapat dipandang dari sudut mata burung
(atas), kucing (bawah), atau normal (datar).
d. Materi menggambar
(1). Anatomi, yaitu menggambar bagian tubuh makhluk hidup.
(2). Ekspresi.
b) Menggambar dengan Pena
Prinsipnya sama saja dengan teknik pensil, yaitu dengan
menggunakan unsur garis, bidang, bentuk, komposisi, dan arsir. Teknik
perspektif, isome, dan still life pun bisa diterapkan. Menggambar dengan pena
dan alat lain yang menggunakan tinta biasanya dilakukan setelah terlebih
dahulu menggambar sketsanya dengan pensil. Namun, jika sudah ahli,
menggambar dapat langsung dilakukan dengan menggunakan pena.
Beberapa jenis karya seni menggambar dengan pena yang diawali
dengan sketsa pensil terlebih dulu antara lain adalah gambar arsitektur,
dekorasi, desain, ilustrasi, dan komik.
c. Membuat Komik
Komik atau gambar bercerita merupakan rangkaian panel/frame
bergambar yang saling berurutan, sehingga pembacanya dapat menyimpulkan
14
sebuah cerita secara utuh di akhir frame/panel tersebut. Ini berbeda dengan
konsep seni rupa yang satu gambar/lukisan/bentuknya memiliki satu
ekspresi/cerita. Karena alasan tersebut, penulis berpendapat bahwa komik
tidak dapat diklasifikasikan sebagai suatu seni rupa. Membuat komik
merupakan salah satu tindak lanjut keterampilan menggambar, sebagai bidang
seni yang juga memiliki prospek.
1) Teknik yang digunakan
Umumnya, untuk menciptakan sebuah karya komik kita harus
menggunakan teknik menggambar dengan pensil terlebih dahulu.
Misalnya saja:
a) Proporsi bentuk manusia, hewan, tumbuhan, dan benda.
b) Teknik perspektif, bayangan, dan landscape.
c) Aksi/gerakan dan ekspresi wajah.
2) Jenis gaya gambar komik
a) Realis.
Ceritanya detail, dengan gambar bersifat figuratif menirukan wujud
alam (manusia, hewan, tumbuhan, benda) mendekati kenyataan
termasuk efek cahaya dan arsiran bayangan.
b) Ekspresif
Gambar dan cerita lebih ditekankan pada kebebasan berekspresi. Gaya
ini berkembang di Jepang dengan sebutan manga.
c) Kartun
Gambar dan cerita cenderung bersifat lucu.
3) Anatomi komik
a) Cover
Umumnya, tampilan cover/sampul buku komik berupa gambar
berwarna yang mencerminkan tokoh cerita. Pewarnaan ilustrasi cover
15
bisa dilakukan secara manual atau digital (komputer). Cover juga
berfungsi sebagai daya tarik komik.
b) Halaman pembuka
Halaman sebelum isi cerita. Biasanya ditampilkan hitam putih, nama
pengarang dan penerbit komik tersebut.
c) Halaman isi
Memuat isi cerita yang terdiri dari frame bergambar dengan dan
keterangan dari halaman satu hingga akhir.
4) Membuat komik
a) Persiapan bahan/alat kerja.
Pensil 28,3B, pena, boxy dan sejenisnya, kuas, penggaris, penghapus,
tip-ex, cat poster warna atau hitam-putih, meja gambar.
b) Pembuatan cerita/skenario.
Mendapatkan ide cerita yang bagus memang sulit, mulailah dengan
cerita sederhana yang memungkinkan atau mudah untuk
divisualisasikan dalam bentuk gambar.
c) Penentuan ukuran/standar kertas yang digunakan.
d) Pembuatan karakter/tokoh cerita dan objek pendukung.
e) Seting/pembagian frame per halaman.
f) Pembuatan sketsa awal dengan pensil.
g) Pemberian warna/penintaan.
2) Karya Seni Rupa Tiga Dimensi
Karya Seni Rupa Tiga Dimensi berwujud ruang dengan adanya ketebalan
dan berisi mempunyai volume. Beberaapa contoh kreasi seni patung berdasarkan
bahan yang digunakan, antara lain:
a. Patung Tanah Liat
Proses pembuatannya sebagai berikut:
16
1) Tanah liat diletakkan di alas plastik, digilas dengan botol untuk
dibersihkan dari gelembung udara, kerikil, akar-akaran, atau kotoran lain
jika ada.
2) Tanah dibentuk secara global dengan tangan dan jemari. Setelah selesai,
tunggu sampai lebih keras.
3) Setelah agak keras, mulai dibentuk secara rinci dengan bantuan pisau
butsir. Jika tidak selesai dalam satu hari, tutup dengan plastik agar terjaga
kelembapannya.
4) Setelah selesai, dikeringkan dengan cara ditaruh pada alas logam atau
seng dan dijemur pada sinar matahari, tungku/kompor, atau di tempat
yang agak berangin.
5) Bila sudah kering, diberi cat pelapis seperti vernis, pelitur, atau pewarna
lain sesuai keperluan.
b. Patung Pasir dan Semen
Proses pembuatannya sebagai berikut:
1) Rancang kerangka kawat sesuai dengan konstruksi patung yang hendak
dibentuk.
2) Campur pasir dan semen dengan perbandingan 3:1. Sambil diaduk
tuangkan air secara bertahap.
3) Mulailah membentuk secara global. Masukkan kapas ke bagian yang tidak
memerlukan adonan agar patung tidak terlalu berat, sekaligus sebagai
tahanan dalam melekatkan adonan pembentuk.
4) Setelah agak keras, mulai dibentuk secara rinci dengan bantuan pisau
butsir. Usahakan selesai sekaligus karena adonan cepat mengeras.
5) Setelah selesai dan mengering, dilapisi dengan cairan semen putih.
6) Setelah kering, beri cat warna penguat bentuk atau hias dengan ornament
sesuai keperluan.
c. Mencetak Gipsum
1) Cetakan terbuat dari lilin kenyal atau yang dicairkan, adonan semen, atau
kayu.
17
2) Cetakan lilin dan semen dibentuk dari patung/relief model yang sudah ada
dengan memberi pelumas pada bagian yang bersentuhan. Untuk cetakan
kayu dapat dibentuk atau dipahat/ukir.
3) Gipsum dicampur dengan air secukupnya,lalu dituang ke dalam cetakan
dan tunggu sampai mengeras.
4) Rapikan dengan amplas, beri cat pewarna sebagai penguat bentuk atau
hiasan.
d. Patung/Relief dari Bahan Kayu
Kayu yang diperlukan adalah jenis kayu akasia, cendana, jati, mahoni,
nangka, sonokeling, atau pinus. Alat umum: gergaji, serutan, golok, amplas, dan
pahat. Untuk pahat, ada beberapa jenis pahat yang diperlukan, antara lain sebagai
berikut.
1. Pahat penguku dan kol
Untuk membuat bagian yang melingkar, cekung, cembung, dan ikal.
2. Pahat penyilat
Untuk meratakan dan meluruskan.
3. Pahat pangot
Untuk meratakan dan meluruskan.
Cara mengerjakan:
a) Buat potongan kayu yang besarnya mendekati patung/ukiran hendak
dibuat.
b) Patung/ukiran dibentuk dengan pahatan secara global.
c) Dilanjutkan dengan mengukir secara rinci dan halus.
d) Diperhalus dengan ampelas.
e) Diberi pelitur atau cat pewarna sesuai keperluan.
18
Contoh model:
Gambar 1.3. Patung dan Relief dari Berbagai Bahan
2. Penciptaan Karya Seni Rupa
Dalam pembelajaran kreasi seni rupa, pendidik seni harus mengenali
karakteristik, bakat, dan potensi kreatif peserta didiknya, sehingga pendidik dapat
memotivasi mereka untuk berkarya sesuai dengan bakatnya masing-masing.
Secara teoretik pakar pendidik seni menetapkan visi kompetensi kreatif dan
keterampilan yang menjadi sumber acuan berkarya praktik.
Proses pembelajaran yang diharapkan melalui modul ini menggunakan
Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning) dan Keterampilan Berpikir Tingkat
Tinggi (HOTS/High Order Thinking Skill) sesuai dengan kebutuhan
19
masyarakat yang terus berkembang. Dalam kajian penciptaan karya Seni Rupa
Dua dan Tiga Dimensi ini, Anda akan diberikan beberapa contoh implementasi
pendekatan tersebut. Contoh dalam proses pembelajaran bertema Burung
Enggang, salah satu fauna yang dilindungi terdapat di daerah Kalimantan, sebagai
berikut:
Gambar 1.4. Burung Enggang
a. Penciptaan Karya Dua Dimensi
1) Ilustrasi Gambar Fauna Burung Enggang
Gambar 1.5. Ilustrasi Burung Enggang
20
Proses pembelajaran penciptaan karya Ilustrasi Burung Enggang
sebagai berikut:
Mengamati
(1). Siswa memperhatikan presentasi guru melalui media audio visual
tentang definisi, konsep, berbagai jenis fauna, dan proses menggambar
fauna.
(2). Mengamati guru memberi contoh menggambar fauna untuk
mengidentifikasi permasalahan dalam menggambar objek tersebut.
(3). Siswa mencari wawasan menggambar fauna melalui media cetak
(buku, majalah, brosur, dsb.) dan internet.
Menanyakan
(1). Siswa saling bertanya tentang hasil pengamatan menggambar fauna.
(2). Siswa saling bertanya tentang konsep menggambar fauna yang ada
dan berkembang.
(3). Siswa saling bertanya tentang langkah-langkah menggambar fauna
(4). Siswa saling menanya tentang kesesuaian bahan dan alat yang telah
mereka bawa dengan hasil sketsa dan rancangan yang telah mereka
buat.
(5). Siswa saling menanya tentang ide/gagasan objek fauna yang akan
mereka buat.
(6). Merumuskan masalah pokok bagaimana menerapkan prosedur dan
teknik menggambar objek fauna tersebut.
Mengeksplorasi
(1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi
tentang bahan, media, jenis, simbol, dan estetika dalam konsep
menggambar fauna.
(2). Mengumpulkan data tentang karakteristik objek, perspektif,
komposisi, prosedur, dan teknik menggambar objek fauna, dengan
membaca buku dan menyaksikan video.
21
(3). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis,
simbol, estetika, karakteristik objek, perspektif, komposisi, prosedur,
dan teknik menggambar fauna.
(4). Siswa secara individu bereksperimen dengan beragam media dan
teknik dalam menggambar fauna.
(5). Masing-masing siswa membuat sketsa menggambar fauna pada kertas
gambar A3.
(6). Menganalisis karakteristik objek yang digambar, perspektif,
komposisi, prosedur, dan teknik untuk mewujudkan gagasan
menggambar objek fauna.
(7). Mewujudkan gagasannya menggambar objek fauna tersebut dengan
menggunakan alat dan bahan yang dipilih.
(8). Guru menilai proses dan sikap siswa dalam menggambar fauna
(9). Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing
diskusi mereka.
Mengasosiasi
(1). Siswa membandingkan karya sendiri dengan data-data yang diperoleh
dengan kegiatan berkarya, tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik,
dan estetika yang terkandung di dalamnya.
(2). Dalam kelompoknya masing-masing, siswa saling berdiskusi tentang
bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika menggambar fauna
yang sudah mereka buat.
(3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi mereka.
(4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi-
kan laporan hasil diskusi mereka.
Mengkomunikasikan
(1). Masing-masing siswa dalam kelompoknya menyampaikan hasil
menggambar fauna dan data-data informasi yang diperoleh.
(2). Menyusun data wawasan yang diperoleh, hasil menggambar fauna
masing-masing siswa, dan hasil diskusi kelompok dalam laporan
kelompok.
22
(3). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil menggambar fauna
dan diskusi mereka secara bergantian di depan kelas.
(4). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas
siswa dalam kegiatan presentasi tersebut.
2) Kreasi Batik Motif Burung Enggang pada Kertas dan Kain
Gambar 1.6. Motif Burung Enggang untuk Membatik
Proses pembelajaran penciptaan kreasi Batik Motif Burung Enggang
sebagai berikut:
Mengamati
(1). Karya Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas
diamati struktur, komposisi, dan bentuk.
(2). Teknik finishing/mewarnai karya Ragam Hias Motif Burung Enggang
pada kertas diamati melalui media audio visual.
Menanyakan
(1). Secara individu dan berkelompok mempertanyakan tentang struktur,
komposisi, dan bentuk karya Ragam Hias Nusantara Motif Burung
Enggang pada kertas.
(2). Mempertanyakan teknik penggunaan alat dan penerapannya pada
teknik finishing/mewarnai gambar Ragam Hias Nusantara Motif
Burung Enggang pada kertas.
Mengeksplorasi
(1). Bereksperimen dalam membuat komposisi bentuk Ragam Hias
Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas A3.
23
(2). Melakukan finishing pewarnaan gambar dengan komposisi warna
yang harmonis.
(3). Bereksperimen menemukan teknik penggunaan alat untuk finishing
gambar melalui pemberian kontur pada objek gambar (outliner).
Mengasosiasi
(1). Menentukan bentuk dan komposisi yang tepat untuk menggambar
Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas.
(2). Menentukan teknik dan alat yang tepat untuk finishing gambar
Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas.
(3). Menentukan komposisi warna yang tepat untuk menggambar Ragam
Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas.
Mengkomunikasikan
(1). Membuat gambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada
kertas sesuai dengan kreasi masing-masing.
(2). Mewarnai/finishing gambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung
Enggang pada kertas sesuai dengan kreasi masing-masing.
Contoh Kreasi Teknik Celup Ikat (Karya Dua Dimensi)
1. Teknik Ikat Celup Satu Warna
Langkah-langkah pembuatan Teknik Celup Ikat satu warna, teknik
ikat/jumputan dengan media kelerang dan karet gelang, sebagai berikut:
a. Siapkan kain dan kelerang serta karet gelang. Kemudian kelerang diikatkan
pada kain dengan menggunakan karet gelang.
b. Setelah keseluruhan kain diikat maka kain telah siap untuk diwarnai, proses
pewarnaan sama dengan teknik batik dengan menggunakan malam. Untuk
mewarnai langkah pertama yang dilakukan yaitu celupkan kain tersebut pada
larutan TRO, bolak-balik selama 3 menit lalu tiriskan.
c. Kemudian larutkan dalam larutan Napthol dan bolak-balik selama beberapa
menit, lalu tiriskan.
d. Setelah kain tersebut atus lalu celupkan dalam larutan Garam Diazo dan warna
akan segera muncul ketika dicelupkan di larutan Garam Diazo.
24
e. Lakukan pencelupan bolak-balik agar warna merata di bagian kain.
f. Setelah warna merata tiriskan sampai kering.
g. Setelah kering lepaskan ikatan karet gelang tersebut dan ambillah
kelerangnya.
Pembukaan ikatan dan jelujur ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak
merusak kain. Hasilnya akan segera terlihat, bagian yang terikat akan tetap
berwarna putih atau warna kain sebelumnya. Selanjutnya cuci dengan air sampai
bersih, dan keringkan dengan dijemur di tempat teduh.
2. Teknik Ikat Celup Dua Warna
Langkah-langkah pembuatan teknik ikat celup dua warna, teknik
ikat/jumputan dengan media tali raffia dan malam/plastik, sebagai berikut:
a. Ikatlah kain dengan cara dijumput/ambil sedikit bagian kain tersebut lalu
diikat dengan menggunakan tali rafia.
b. Kemudian celup ujung kain yang diikat ke dalam pewarna napthol, missal
warna kuning. Tunggu sampai kering, setelah kering lalu celup ujung kain
yang telah diwarna tersebut ke dalam malam, atau ditutup dengan plastik.
c. Kemudian tunggu sampai agak kering.
d. Untuk warna kedua, misal warna ungu. Celupkan terlebih dahulu kain tersebut
pada larutan TRO. Bolak-baliklah selama 3 menit lalu tiriskan.
e. Setelah kain lembab agak kering, celupkan kain tersebut ke dalam larutan
Napthol, lalu bolak-balik selama beberapa menit, kemudian tiriskan di
gawangan.
f. Setelah itu masukkan ke dalam larutan Garam Diazo, missal: Violet B, lalu
rendam dan bolak-balik kain tersebut selama beberapa menit.
g. Setelah dicelupkan ke dalam pewarna dan mendapatkan warna yang sesuai,
atuskanlah kain dan tunggu sampai kering.
h. Setelah kering, tali dilepas, selanjutnya dilorod sampai malam benar-benar
bersih. Tahap ini diakhiri dengan pencucian dan pentirisan sampai kering.
b. Penciptaan Karya Tiga Dimensi
1) Patung Fauna Burung Enggang
25
Gambar 1.7. Patung Pada Perahu Jukung dan Maskot Kota Banjarmasin
Proses pembelajaran penciptaan Karya Patung Burung Enggang sebagai
berikut:
Mengamati
(1). Siswa memperhatikan presentasi guru tentang definisi, konsep,
berbagai jenis, dan proses pembuatan karya seni patung melalui
media audio visual
(2). Mengamati proses pembuatan karya seni patung burung enggang
melalui media audio visual dan model/contoh visual karya
(3). Siswa mencari wawasan tentang karya seni patung burung enggang
melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb) dan internet.
Menanyakan
(1). Bertanya berdasarkan hasil pengamatan konsep berbagai karya seni
patung burung enggang yang telah ada dan perkembangannya
(2). Bertanya tentang langkah-langkah membuat karya seni patung burung
enggang
26
Mengeksplorasi
(1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi
tentang berbagai bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika
dalam konsep seni karya seni patung burung enggang
(2). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis,
simbol, teknik dan estetika karya seni patung burung enggang
(3). Secara individu bereksplorasi membuat seni patung burung berbagai
teknik dalam masing-masing kelompok.
(4). Guru menilai hasil karya siswa masing-masing, sikap dalam kerja
kelompok, dan membimbing diskusi mereka.
Mengasosiasi
(1). Membandingkan produk hasil karya masing-masing dengan data-data
yang diperoleh tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan
estetika yang terkandung dalam karya seni patung burung enggang.
(2). Berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang bahan, media,
jenis, simbol, teknik, dan estetika karya seni patung burung enggang.
(3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi karya seni
patung burung enggang.
(4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi-
kan laporan hasil diskusi mereka.
Mengkomunikasikan
(1). Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan
informasi yang diperolehnya tentang seni patung burung enggang
(2). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
secara bergantian di depan kelas
(3). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas
siswa dalam kegiatan presentasi tersebut.
27
2) Kreasi Limbah Sendok Plastik
Proses pembelajaran penciptaan kreasi Limbah Sendok Plastik, sebagai
berikut:
Gambar 1.8. Karya Limbah Sendok Plastik
(Sumber: blogspot.com/2014/10/tutorial-membuat-kerajinan lampu-hias)
Gambar 1.9. Langkah-langkah berkarya Limbah Sendok Plastik
(Sumber: blogspot.com/2014/04/kreasi-lampu-hias-sendok.plastic.html)
28
Mengamati
(1). Siswa memperhatikan presentasi guru tentang definisi, konsep,
berbagai jenis, dan proses pembuatan karya seni kria daur ulang
berbahan limbah melalui media audio visual.
(2). Mengamati proses pembuatan karya seni kria daur ulang berbahan
limbah melalui media audio visual dan model/contoh visual karya.
(3). Siswa mencari wawasan tentang karya seni kria daur ulang berbahan
limbah melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb) dan internet.
Menanyakan
(1). Bertanya berdasarkan hasil pengamatan konsep berbagai karya seni
kria daur ulang berbahan limbah yang telah ada dan perkembangannya.
(2). Bertanya tentang langkah-langkah membuat produk lampion berbahan
limbah sendok plastik.
Mengeksplorasi
(1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi
tentang berbagai bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika
dalam konsep seni kria daur ulang berbahan limbah.
(2). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis,
simbol, teknik dan estetika karya seni kria daur ulang berbahan
limbah.
(3). Secara individu bereksplorasi membuat seni kria daur ulang berbahan
limbah sendok plastik berupa produk lampion dengan berbagai teknik
pembuatan seni kria daur ulang berbahan limbah sendok plastik dalam
masing-masing kelompok. Tentukanlah bentuk lampion sesuai
keinginan, dapat menggunakan sendok plastik bergagang (Gambar 9)
atau sendok plastik yang telah dipatahkan gagangnya (Gambar 8).
(4). Siapkan limbah botol plastik dan tempelkan sendok pada permukaan
botol. Ulangi dengan pola yang sama sampai ujung botol. Setelah itu
diberi warna sesuai rancangan, lalu memasangkan lampu dan kabel
serta gantungan pada lampion.
29
(5). Guru menilai hasil karya siswa masing-masing, sikap dalam kerja
kelompok, dan membimbing diskusi mereka.
Mengasosiasi
(1). Membandingkan produk lampion hasil karya masing-masing berbahan
limbah sendok plastik dengan data-data yang diperoleh tentang bahan,
media, jenis, simbol, teknik, dan estetika yang terkandung dalam
karya seni kria daur ulang berbahan limbah.
(2). Berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang bahan, media,
jenis, simbol, teknik, dan estetika karya seni sendok plastik berupa
produk lampion.
(3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi karya seni
sendok plastik berupa produk lampion.
(4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi-
kan laporan hasil diskusi mereka.
Mengkomunikasikan
(1). Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan
informasi yang diperolehnya tentang seni sendok plastik berupa
produk lampion.
(2). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka
secara bergantian di depan kelas.
(3). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas
siswa dalam kegiatan presentasi tersebut.
3. Penyusunan Rancangan Dan Pelaksanaan Pameran Seni Rupa
a. Kegunaan, Jenis dan Manfaat Pameran Seni Rupa di Kelas atau di
Sekolah
Aktivitas seni tidak hanya terbatas pada proses penciptaan karya seni,
tetapi bisa merembet ke aktivitas seni lainnya, dan salah satu dari aktivitas lain itu
adalah melakukan kegiatan pameran karya seni rupa.
1) Kegunaan Pameran
30
Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang
kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi
siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa
pada umumnya.
Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya
kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum
untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik.
2) Jenis-Jenis Pameran
Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang
ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran
heterogen.
Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya
seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik
dan lain sebagainya.
Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan
berbagai jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan,
pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan
dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan.
Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan
pendidikan seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen,
karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan,
patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya.
Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran dapat
dibedakan ke dalam:
(1).Pameran perorangan atau pameran tunggal.
(2).Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau satu
almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok lainnya.
31
3) Manfaat Pameran Seni Rupa Di Lingkungan Sekolah.
(1).Meningkatkan kemampuan berkarya
Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh
masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang
terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini
menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam
berkarya.
(2).Dapat melakukan penilaian/evaluasi
Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana
kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi
sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan
perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi
ini dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor.
Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa
atau masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan-pesan
yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh
mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut.
(3).Sebagai sarana apresiasi dan hiburan
Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi,
kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini
dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga
penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan.
Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu
proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni, dan
melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni sehingga
nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif.
Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai
sarana untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan
kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film
atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
32
(4).Melatih siswa untuk bermasyarakat
Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan
kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan
pameran seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di
sini para siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai
pendapat orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya.
b. Syarat-syarat Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa di Kelas atau di
Sekolah
Untuk dapat menyelenggarakan pameran karya seni rupa di lingkungan
sekolah, ada beberapa hal yang harus dikerjakan, yaitu:
1) Mengumpulkan karya yang akan dipamerkan
2) Menyiapkan penjaga pameran
3) Menyiapkan ruang atau tempat dan perlengkapan pameran
4) Menata karya-karya yang akan dipamerkan
5) Menyiapkan publikasi dan dokumentasi pameran
d. Evaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa
a. Pengertian
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta
didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek kerja di studio lukis, presentasi,
diskusi, simulasi. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis
karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang
sebenarnya.
Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk
menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi.
2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja
tersebut.
33
3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua
dapat diamati.
5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan
diamati.
b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja
Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk
menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan
proses berkarya peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi
terhadap kemampuan yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil,
aktivitas eksplorasi dan eksperimen kreatif, atau melakukan wawancara. Dengan
demikian, gambaran kemampuan peserta didik lebih utuh.
Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau
instrumen berikut:
1) Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat
nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai.
Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-
salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian
tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan
untuk mengamati subjek dalam jumlah besar yang sedang melakukan suatu
aktivitas.
34
Tabel 1.1. Contoh Penilaian Proses Pembuatan Ikat Celup
(Menggunakan Tanda Cek (√))
2) Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan
kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana
pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak
sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 =
cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk
memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari
satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat.
Tabel 1.2. Contoh Penilaian Proses Pembuatan Ikat Celup
(Menggunakan Skala Penilaian/rating scales)
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik
1. Teknik pembuatan variasi ikatan √
2. Teknik pembuatan jelujur √
3. Teknik pengolahan perwarna batik √
4. Teknik pencelupan kain pada pewarna √
Skor yang dicapai
Skor maksimum
Keterangan:: Baik mendapat skor 1; Tidak baik mendapat skor 0
Nama peserta didik: ________ Kelas: _____
No. Aspek Yang Dinilai Skor
1 2 3 4
1. Teknik pembuatan variasi ikatan √
2. Teknik pembuatan jelujur ikat √
3. Teknik pengolahan pewarna batik √
4. Teknik pencelupan √
Jumlah 12
Skor Maksimum 16
Keterangan penilaian:
1 = tidak kompeten
2 = cukup kompeten
3 = kompeten
4 = sangat kompeten
35
Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut:
1). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 14-16 dapat ditetapkan
sangat kompeten
2). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 12-13 dapat ditetapkan
kompeten
3). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 10-11 dapat ditetapkan
cukup kompeten
4). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 8-9 dapat ditetapkan
tidak kompeten
Konversi Nilai = Jumlah perolehan skor X 100
Jumlah skor maksimum
Contoh perhitungan = 12 X 100 = 75 (terbaca: kompeten)
16
c). Tabel Modifikasi Brent G Wilson
Tabel 1.3. Penilaian Modifikasi Brent. G Wilson pada Kreasi Celup Ikat
Aspek Kemampuan yang
diukur
Aspek Muatan
Pembelajaran
Hasil Karya
Jumlah
Kreativitas Keterampilan
Keunikandanvariasi
celupikat
KeharmonisanPenataan
Estetik
PenguasaanTeknik
PembentukanIkatan
KeragamanTeknik
CelupIkat
Kualitaskekuatandan
kerapianikatantali
PenguasaanTeknik
Pewarnaan
1. Subject matter
a. Tema/Judul √ - - - - - 1
b. Objek Celup Ikat - √ √ √ √ √ 5
2. Struktur Visual
(Elemen/Unsur Rupa)
a. Warna - √ - - - - 1
b. Bentuk - - √ - √ - 2
36
c. Tekstur - √ √ √ - - 3
d. Gelap Terang - - - - - √ 1
3. Komposisi (Prinsip
Rupa)
a. Kesatuan - √ - - √ √ 3
b. Irama - √ - - √ √ 3
c. Keseimbangan - √ - - √ - 2
d. Keselarasan - √ - - √ - 2
e. Point of Interest - √ - - √ - 2
f. Keharmonisan - √ - - √ - 2
4. Alat, Bahan, dan
Teknik
a. Alat - - √ - √ √ 3
b. Bahan - - - √ √ √ 3
c. Teknik Ikatan - √ √ √ √ √ 5
d. Teknik Pewarnaan √ √ √ √ √ √ 6
Jumlah Penilaian Per-
Indikator
2 11 6 5 12 8 44
Penilaian Per-Aspek 13 31 44
Penilaian Per-Aspek
Dalam Persentase
30% 70% 100%
Jumlah Total Butir
Penilaian
100% 100%

More Related Content

What's hot

Materi 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa
Materi 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupaMateri 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa
Materi 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupaPPGhybrid3
 
PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...
PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...
PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...PPGhybrid3
 
PPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIK
PPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIKPPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIK
PPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIKppghybrid4
 
Materi 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai Seni
Materi 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai SeniMateri 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai Seni
Materi 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai SeniPPGhybrid3
 
PPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIK
PPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIK
PPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPPGhybrid3
 
MODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI
MODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARIMODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI
MODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARIppghybrid4
 
Rpp seni budaya musik kelas x sem 1
Rpp seni budaya  musik  kelas x sem 1Rpp seni budaya  musik  kelas x sem 1
Rpp seni budaya musik kelas x sem 1Yagus Yuwono
 
Ki kd smp 2013 senibudaya
Ki kd smp 2013 senibudayaKi kd smp 2013 senibudaya
Ki kd smp 2013 senibudayaata bik
 
Persentasi seni budaya
Persentasi seni budayaPersentasi seni budaya
Persentasi seni budayaFirman Sufiana
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni tari http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013  seni tari  http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013  seni tari  http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni tari http://yasirmaster.blogspot.comyasirmaster web.id
 
Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3 Kelas XI Smt 1
Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3  Kelas XI Smt 1Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3  Kelas XI Smt 1
Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3 Kelas XI Smt 1MARMOSM
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.comyasirmaster web.id
 
Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9
Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9
Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9Sulistiyo Wibowo
 

What's hot (20)

Materi 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa
Materi 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupaMateri 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa
Materi 1 M1 KB 4 Pembelajaran pengetahuan dan estetika seni rupa
 
PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...
PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...
PPT SENI BUDAYA KB 1: KONSEP, UNSUR, TEKNIK, PROSEDUR, BENTUK dan STRUKTUR, T...
 
PPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIK
PPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIKPPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIK
PPT II SENI BUDAYA KB 4: PEMBELAJARAN DAN PENGETAHUAN ESTETIKA MUSIK
 
Materi 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai Seni
Materi 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai SeniMateri 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai Seni
Materi 1 KB3: Bentuk, Tema dan Nilai Seni
 
PPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIK
PPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIKPPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIK
PPT V SENI BUDAYA KB2: PEMBELAJARAN APRESIASI MUSIK
 
MODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI
MODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARIMODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI
MODUL III SENI BUDAYA KB 2:BENTUK, TEMA, DAN NILAI ESTETIS DALAM SENI TARI
 
Bab 4 Kelas X Seni Budaya
Bab 4 Kelas X Seni BudayaBab 4 Kelas X Seni Budaya
Bab 4 Kelas X Seni Budaya
 
Rpp seni budaya musik kelas x sem 1
Rpp seni budaya  musik  kelas x sem 1Rpp seni budaya  musik  kelas x sem 1
Rpp seni budaya musik kelas x sem 1
 
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni BudayaBab 13 Kelas X Seni Budaya
Bab 13 Kelas X Seni Budaya
 
Bab 11 Kelas X Seni Budaya
Bab 11 Kelas X Seni BudayaBab 11 Kelas X Seni Budaya
Bab 11 Kelas X Seni Budaya
 
Bab 9 Kelas X Seni Budaya
Bab 9 Kelas X Seni BudayaBab 9 Kelas X Seni Budaya
Bab 9 Kelas X Seni Budaya
 
Ki kd smp 2013 senibudaya
Ki kd smp 2013 senibudayaKi kd smp 2013 senibudaya
Ki kd smp 2013 senibudaya
 
Persentasi seni budaya
Persentasi seni budayaPersentasi seni budaya
Persentasi seni budaya
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni tari http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013  seni tari  http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013  seni tari  http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 seni tari http://yasirmaster.blogspot.com
 
Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3 Kelas XI Smt 1
Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3  Kelas XI Smt 1Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3  Kelas XI Smt 1
Apresiasi Karya Seni Rupa RPP 3 Kelas XI Smt 1
 
Bab 14 Kelas X Seni Budaya
Bab 14 Kelas X Seni BudayaBab 14 Kelas X Seni Budaya
Bab 14 Kelas X Seni Budaya
 
SK-KD Seni Budaya SMA-MA
SK-KD Seni Budaya SMA-MASK-KD Seni Budaya SMA-MA
SK-KD Seni Budaya SMA-MA
 
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.comRpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.com
Rpp Seni Budaya Kurikulum 2013 Seni musik http://yasirmaster.blogspot.com
 
Bab 15 Kelas X Seni Budaya
Bab 15 Kelas X Seni BudayaBab 15 Kelas X Seni Budaya
Bab 15 Kelas X Seni Budaya
 
Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9
Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9
Kunci dan Perangkat Seni Budaya SMP kelas 9
 

Similar to MODUL VI SENI BUDAYA KB1: KEASI SENI RUPA

pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa
pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa
pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa sillvypatricia
 
Rpp 2. seni rupa 3 d xii th 2015 (1)
Rpp 2. seni  rupa  3 d  xii    th 2015 (1)Rpp 2. seni  rupa  3 d  xii    th 2015 (1)
Rpp 2. seni rupa 3 d xii th 2015 (1)Luvia P
 
Topik 4 pengetahuan asas dalam seni visual
Topik 4 pengetahuan asas dalam seni visualTopik 4 pengetahuan asas dalam seni visual
Topik 4 pengetahuan asas dalam seni visualWany Hardy
 
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Herney Aqilah Kay
 
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Anita Muhammad
 
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Anita Muhammad
 
Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.
Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.
Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.Megalah Parthipan
 
PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG
PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG
PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG melissaluai
 
RPT PSV KSSM T1.doc
RPT PSV KSSM T1.docRPT PSV KSSM T1.doc
RPT PSV KSSM T1.docariedz1
 
Bab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensi
Bab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensiBab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensi
Bab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensiRiyanAdita
 

Similar to MODUL VI SENI BUDAYA KB1: KEASI SENI RUPA (20)

pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa
pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa
pameran karya seni rupa & kritik karya seni rupa
 
Rpp 2. seni rupa 3 d xii th 2015 (1)
Rpp 2. seni  rupa  3 d  xii    th 2015 (1)Rpp 2. seni  rupa  3 d  xii    th 2015 (1)
Rpp 2. seni rupa 3 d xii th 2015 (1)
 
4 bidang psv kbsr
4 bidang psv kbsr4 bidang psv kbsr
4 bidang psv kbsr
 
Topik 4 pengetahuan asas dalam seni visual
Topik 4 pengetahuan asas dalam seni visualTopik 4 pengetahuan asas dalam seni visual
Topik 4 pengetahuan asas dalam seni visual
 
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
 
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
 
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
Topik4pengetahuanasasdalamsenivisual 110913001702-phpapp01
 
Rpt psv kssm ting 1
Rpt psv kssm ting 1Rpt psv kssm ting 1
Rpt psv kssm ting 1
 
Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.
Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.
Pengertian dan Konsep Kurikulum PSV serta Konsep Sukatan Pelajaran PSV KBSR.
 
Makalah seni rupa
Makalah seni rupaMakalah seni rupa
Makalah seni rupa
 
Makalah seni rupa
Makalah seni rupaMakalah seni rupa
Makalah seni rupa
 
PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG
PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG
PSV 3053 TEMA DAN KANDUNGAN DALAM EMPAT BIDANG
 
RPT PSV KSSM T1.doc
RPT PSV KSSM T1.docRPT PSV KSSM T1.doc
RPT PSV KSSM T1.doc
 
1 pert 1-4-_rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_
1 pert 1-4-_rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_1 pert 1-4-_rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_
1 pert 1-4-_rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_
 
Hbef1403
Hbef1403Hbef1403
Hbef1403
 
1 pert 5-7__rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_
1 pert 5-7__rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_1 pert 5-7__rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_
1 pert 5-7__rpp_seni.budaya_x_smst-1_tp.14.15_apg_
 
1 pert 4-5-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.1415_apgfile
1 pert 4-5-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.1415_apgfile1 pert 4-5-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.1415_apgfile
1 pert 4-5-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.1415_apgfile
 
Bab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensi
Bab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensiBab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensi
Bab 1 apreasiasi karya seni rupa dua dimensi
 
Makalah seni rupa
Makalah seni rupaMakalah seni rupa
Makalah seni rupa
 
1 pert 1-2-3-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.14.15_apgfile
1 pert 1-2-3-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.14.15_apgfile1 pert 1-2-3-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.14.15_apgfile
1 pert 1-2-3-rpp_senibudaya_xi_smt-1_tp.14.15_apgfile
 

More from PPGhybrid3

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3PPGhybrid3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2PPGhybrid3
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1PPGhybrid3
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORPPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2PPGhybrid3
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4PPGhybrid3
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3PPGhybrid3
 

More from PPGhybrid3 (20)

Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 4
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 5
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 3
 
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
Contoh Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 2
 
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
Forum Diskusi Agribisnis ternak Modul 1
 
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERRORMODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
MODUL 1 FARMASI KB3: MEDICATION ERROR
 
AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4AT Modul 6 kb 4
AT Modul 6 kb 4
 
AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3AT Modul 6 kb 3
AT Modul 6 kb 3
 
AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1AT Modul 6 kb 1
AT Modul 6 kb 1
 
AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2AT Modul 6 kb 2
AT Modul 6 kb 2
 
AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4AT Modul 5 kb 4
AT Modul 5 kb 4
 
AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3AT Modul 5 kb 3
AT Modul 5 kb 3
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
 
AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1AT Modul 5 kb 1
AT Modul 5 kb 1
 
AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4AT Modul 4 kb 4
AT Modul 4 kb 4
 
AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3AT Modul 4 kb 3
AT Modul 4 kb 3
 
AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2AT Modul 4 kb 2
AT Modul 4 kb 2
 
AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1AT Modul 4 kb 1
AT Modul 4 kb 1
 
AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4AT Modul 3 kb 4
AT Modul 3 kb 4
 
AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3AT Modul 3 kb 3
AT Modul 3 kb 3
 

Recently uploaded

Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 

Recently uploaded (8)

Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 

MODUL VI SENI BUDAYA KB1: KEASI SENI RUPA

  • 1. 4 Kegiatan Belajar (KB) PEMBELAJARAN KREASI SENI RUPA A. Pendahuluan odul 1 KB 1 ini disusun berdasarkan kisi-kisi Capaian Mata Kegiatan dan Indikator Esensial Program Profesi Guru Seni Budaya pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas. Modul 1 KB 1 ini terdiri atas 3 sub materi pokok, yaitu: a. Berkarya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. b. Penciptaan karya seni rupa. c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran seni rupa. d. Evaluasi pembelajaran kreasi seni rupa. 1. Deskripsi Singkat Modul 6 Kegiatan Belajar 1 ini mengkaji tentang Pembelajaran Kreasi Seni Rupa. Kompetensi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa secara utuh mencakup pembahasan tentang Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi, Penciptaan Karya Seni Rupa, Penyusunan Rancangan dan Pelaksanaan Pameran Seni Rupa, dan Evaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa. Kegiatan Belajar 1 pada Modul 6 ini penting anda kuasai karena pembelajaran kreasi seni rupa memberikan pengalaman mengekspresikan diri dan berkreasi. Guna mendukung kemampuan pelaksanaan pembelajaran berkreasi seni rupa anda sebagai calon guru seni budaya dan khususnya sebagai calon guru seni rupa menguasai tahapan proses kreasi/penciptaan seni rupa mulai dari pembentukan ide hingga proses perwujudan ide baik berkreasi karya dua dimensi maupun berkreasi karya tiga dimensi. Disamping itu anda juga perlu menguasai proses menyusun rancangan dan melaksanakan pameran seni rupa. Hal penting lainnya adalah anda juga harus menguasai bagaimana cara mengevaluasi pembelajaran kreasi seni rupa melalui penggunaan teknik penilaian unjuk kerja. M
  • 2. 5 2. Relevansi Anda sebagai calon guru seni budaya khususnya guru seni rupa perlu menguasai kompetensi berkreasi atau berkarya seni rupa yang dalam kurikulum level sekolah menengah minimal mencakup 4 aspek, yaitu: menggambar, merancang seni kriya, menciptakan karya seni rupa dan memamerkan hasil karya seni rupa. Proses belajar berkreasi seni rupa merupakan kegiatan unik yang menekankan pada kemampuan mengekspresikan, mengkreasi, dan keterampilan, sehingga tidak mudah untuk memberikan penilaian hasil belajarnya. Untuk itu anda perlu menguasai bagaimana cara mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari proses dan hasil karya seni yang telah dibuatnya. Oleh karena itu pemberian pengalaman Kegiatan Belajar 1 pada Modul 6 ini melalui proses kegiatan pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, komunikatif dan menyenangkan sangat penting dilalui agar tumbuh kesadaran, kepekaan, dan keterampilan seni. 3. Petunjuk Belajar Modul 6 KB 1 ini dapat digunakan baik secara mandiri, kelompok, atau dengan bimbingan fasilitator dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan profesi guru seni budaya. Berikut hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajarai modul dimaksud. a. Mempelajari modul secara sistematis dari awal sampai akhir. b. Ikuti petunjuk langkah-langkah pembelajaran yang ada. c. Mempelajari indikator materi yang hendak dipelajari. d. Mempelajari materi-materi yang terdapat dalam modul di setiap kegiatan pembelajaran yang terkait dengan kompetensi di bidang seni rupa. e. Mengerjakan soal-soal yang disediakan dalam modul ini. f. Mencermati dan memahami materi dalam video yang disediakan dalam modul ini. g. Memperbanyak membaca agar hasil yang didapat lebih optimal karena modul ini terbatas hanya sebagaian materi seni rupa. h. Menginstal aplikasi barcode scan di playstore pada hp android untuk memindai beberapa contoh materi yang dijelaskan pada modul ini.
  • 3. 6 4. Peta Kompetensi Gambar 1.1. Peta Kompetensi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa B. Inti 1. Capaian Pembelajaran Menguasai konsep tentang pendekatan saintifik dalam pembelajaran berkreasi Seni Rupa Dua Dimesi dan Tiga Dimensi. Sub Capaian Pembelajaran meliputi: 1. Menguasai pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran berkarya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi 2. Menerapkan konsep Penciptaan Karya Seni Rupa Dua Dimensi dan Tiga Dimensi 3. Mengelola Pameran Hasil Pembelajaran Kreasi Seni Rupa 4. Mengevaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa. 2. Materi Pokok Materi pokok pada Modul 6 KB 1 ini meliputi: a. Berkarya seni rupa dua dimensi dan tiga dimensi. 1) Proses Berkarya dua Dimensi 2) Proses Berkarya Tiga Dimensi b. Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa. Pembelajaran Kreasi Seni Rupa Berkarya Seni Rupa dua dimensi dan tiga dimensi Penciptaan karya Seni Rupa Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran Seni Rupa Evaluasi pembelajaran kreasi Seni Rupa
  • 4. 7 1) Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa Dua Dimensi. 2) Pembelajaran Penciptaan Seni Rupa Tiga Dimensi. c. Penyusunan rancangan dan pelaksanaan pameran seni rupa. 1) Kegunaan, Jenis dan Manfaat Pameran Seni Rupa. 2) Syarat Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa. d. Evaluasi pembelajaran kreasi seni rupa. 1) Pengertian Evaluasi Seni Rupa. 2) Teknik Penilaian Unjuk Kerja. 3. Uraian Materi Kemampuan bidang estetika dan budaya seakan dikesampingkan pada kondisi sistem pendidikan nasional saat ini karena lebih mengutamakan pengembangkan kemampuan di bidang ilmu dan pengetahuan, teknologi, dan matematik. Hal ini kurang mendukung upaya untuk pembentukan kwalitas kepribadian manusia Indonesia yang diharapkan. Peran pendidikan seni merupakan salah satu kemampuan dibidang estetika yang dapat mewujudkan manusia seutuhnya. Obyek ciptaan manusia yang bermanfaat untuk kehidupan dapat disentuh oleh keindahan suatu karya seni budaya. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat menyentuh jiwa spiritual manusia karya seni merupakan suatu wujud ekspresi yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari bidang seni musik, seni tari, seni rupa, dan seni drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang diungkapkan secara visual dan tewujud nyata (rupa). Dalam kehidupan seni rupa modern, dunia seni rupa terbagi atas dua kelompok besar yaitu Seni Rupa Murni dan Seni Rupa Terapan. Seni murni merupakan suatu karya seni rupa yang dibuat sebagai hasil ekspresi untuk dinikmati keindahannya. Contohnya: lukisan, patung, dan relief. Seni lukis sudah dikenal dari sejak zaman purba. Bukti yang ditemukan di dinding batu di gua-gua atau peninggalan artefak menunjukkan bahwa lukisan dibuat dengan alat atau benda tajam. Dari lukisan atau gambar-gambar tersebut,
  • 5. 8 kita bisa melihat bahwa mereka berusaha mengekspresikan aspek-aspek kehidupan pada masa itu. Seni patung juga sudah dikenal sejak zaman dahulu, merupakan ekspresi atau ide yang dicurahkan dengan media padat tiga dimensi. Demikian pula dengan Seni Replief menggunakan teknik ukir, tempel, atau cetak. Seni Relief merupakan perpaduan antara seni rupa dua dan tiga dimensi, sehingga bentuknya berupa gambar timbul pada bidang dua dimensi. Contoh: ukiran pada perabot rumah tangga atau dinding candi. Seni Rupa Terapan terdiri dari desain dan seni kriya. Perkembangan keilmuan seni rupa dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perluasan ke arah wahana besar yang kita kenal sebagai budaya rupa (visual culture) dan keterpaduan di antara cabang Seni Rupa itu sendiri maupun dengan bidang seni lainnya. Karya seni tersebut biasa dikenal dengan nama Seni Instalasi. Lingkup sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita kenal saja, seperti seni lukis, seni patung, seni keramik, seni grfis dan seni kriya, tetapi juga meliputi kegiatan luas dunia desain dan kriya (kerajinan), multimedia, fotografi, juga film, juga film, Bahkan muncul pula teori dan ilmu sejarah seni rupa, semantika produk, semiotika visual, kritik seni, metodologi desain, manajemen desain, sosiologi desain, dan seterusnya. a. Berkarya Seni Rupa Dua Dimensi Dan Tiga Dimensi Pembelajaran seni rupa secara umum bertujuan untuk mengembangkan kemampuan apresiasi, ekspresi, dan ketrampilan berkarya. Pada tingkat perkembangan siswa kemampuan yang perlu dikembangkan antara lain mengelola kepekaan rasa, mengembangkan kreativitas, dan keterampilan berkarya sesuai bakat serta minat masing-masing. Dalam Kegiatan Belajar 1 ini diberikan contoh pembelajaran agar siswa mengekspresikan diri melalui keterampilan berkreasi Dua Dimensi (melukis, ilustrasi, teknik ikat celup, dan teknik batik) dan Tiga Dimensi (seni Patung, seni kriya keramik, dan seni kriya limbah sendok). Proses pembelajaran berkreasi seni rupa meliputi: 1. Merancang karya seni rupa dengan memanfaatkan beberapa teknik ungkap
  • 6. 9 2. Membuat karya seni rupa secara tematik dan pemecahan masalah 3. Menyiapkan karya seni rupa buatan sendiri (portofolio) untuk pameran di kelas, di sekolah, bahkan di luar sekolah. Karya Seni Rupa dua Dimensi merupakan karya datar yang berwujud luas bidang datar yaitu panang dan lebar. Karya Seni Rupa Tiga Dimensi berwujud ruang dengan adanya ketebalan dan berisi mempunyai volume. 1) Karya Seni Rupa Dua Dimensi Jenis-jenis karya Seni Rupa Dua Dimensi antara lain: a. Seni Lukis Seiring dengan perkembangan zaman, secara konstan manusia merekam impresinya tentang keadaan sekitar di atas kertas. Kini, seni lukis menjadi sarana ekspresi atau ide yang dicurahkan oleh pelukis secara visual dua dimensi dengan media zat warna dan kanvas. Alat bantunya dapat berupa kuas, jari, dan palet. Lukisan merupakan gambar yang mengungkapkan bentuk objektif dengan komposisi dan nilai subjektif melalui ekspresi dan kreativitas. Kegiatan melukis dapat didefinisikan sebagai kegiatan membuat goresan/pulasan di atas sebuah permukaan dalam usaha menyajikan persepsi visual (image) yang secara grafis memiliki kemiripan dengan suatu bentuk. Persepsi tentang bentuk atau wujud sesuatu didapat dari apa yang kita lihat. Persepsi ini sebagian besar dipengaruhi oleh aktivitas sehari-hari. Persepsi visual bisa berbeda; apa yang tertangkap oleh mata, misalnya, bisa berbeda dari kenyataan yang sebenarnya. Contoh gambar berikut ini: Gambar 1.2. Lukisan di Gua Muna, Sulawesi Selatan (Sumber: Perahu Sunda, 2004)
  • 7. 10 Kualitas suatu gambar sangat berkaitan dengan persepsi visual dan ingatan. Menggamibar sesuatu yang tampak di hadapan kita berarti menggunakan daya ingat jangka pendek. Namun, persepsi visual dalam pikiran tidak terbatas hanya dari apa yang dilihat seketika. la memiliki kemampuan menyaiikan persepsi visual untuk menembus ruang (objek yang tidak ada di hadapan kita) dan waktu (pengalaman yang telah lalu atau bahkan khayalan yang akan datang). Ketika menggambar berdasarkan daya ingat, kita tidak diarahkan oleh realitas optis yang ada, tetapi diarahkan oleh kualitas citra suatu hal yang tersimpan dalam ingatan. Oleh karena itu proses menggambar dapat merangsang pandangan, melatih persepsi visual dan meningkatkan kemampuan ingatan. Untuk meningkatkan daya ingat dan kualitas persepsi visual, buatlah gambar tentang benda atau alam di sekitar kita berdasarkan pengamatan langsung. Howard Simon pernah berkata, “Bila Anda ingin mengekspresikan diri melalui lukisan, Anda bisa mempelajarinya. Akan tetapi dalam menggambar, seperti halnya belajar ilmu-ilmu yang lain yang ada manfaatnya, Anda harus mempunyai cukup tekad, waktu, dan dedikasi yang tinggi”. Dalam pelaiaran menggambar, ada tiga tahapan yang harus dilalui sebelum melangkah pada kegiatan melukis, yaitu: 1. Menirukan karakteristik luar dari garis dan teknik orang lain 2. Latihan menggambar patung atau benda mati 3. Latihan menggambar model atau benda hidup Ada beberapa teknik untuk melukis. Pemberian warna dapat diberikan dengan menggunakan krayon/pastel, cat air, dan cat minyak. a) Melukis dengan Krayon/Pastel Media dasar umumnya kertas. Langkah pertama untuk melukis dengan krayon ini adalah dengan membuat sketsanya terlebih dahulu dengan pensil. Karena krayon berujung agak tumpul, kontur goresan yang dihasilkan cenderung tebal. b) Melukis dengan Cat Air Gunakan beberapa jenis kuas (besar, sedang, kecil), sesuai luas bidang yang akan dipulas. Celupkan kuas ke dalam air bersih, lalu pulaskan pada cat yang
  • 8. 11 baru keluar dari tube. Ratakan pada palet. Teteskan air bersih secukupnya jika masih terlalu kental. Media dasar yang digunakan adalah kertas. Jika cat dipulas tipis-tipis dan berulang-ulang, jenis karya lukisnya disebut lukisan aquarel. Melukis dimulai dengan membuat sketsa pensil tipis. Dalam lukisab tipe aquarel, kesalahan dalam mewarnai sulit diperbaiki karena sifat air yang transparan. Jadi, usahakan warna untuk bagian gambar yang berbeda tidak saling menutupi. Dahulukan warna cerah. Kuas yang sudah dipakai segera dicelupkan ke air bersih sebelum digunakan untuk warna yang berbeda. c) Melukis dengan Cat Minyak Gunakan beberapa jenis kuas, sesuai dengan jenis goresan yang akan dipulas. Pulaskan kuas ke cat yang baru keluar dari tube. Ratakan di palet. jika masih terlalu kentai, teteskan minyak cat secukupnya. Setelah dipakai celupkan kuas ke minyak pencuci (thinner). Media dasar yang dipakai dalam melukis dengan cat minyak biasanya adalah kanvas. Mulailah dengan membuat sketsa. Usahakan seluruh permukaan kanvas tertutup warna. b. Menggambar Menggambar biasanya dilakukan dengan teknik hitam putih yakni menggunakan alat pensil atau pena khusus untuk menggambar (rapido graph, boxy, ballpoint). Karya seni menggambar yang dilakukan secara teknis hitam putih antara lain sketsa, komik, vinyet, dan siluet. Berbagai jenis karya seni menggambar, antara lain: 1) Sketsa Berupa garis sederhana yang dibuat relatif spontan namun bermakna. Sketsa bisa merupakan rencana lukisan atau lukisan bergaya sketsa. 2) Kartun Adalah gambar yang telah dideformasi (diubah bentuk) dari wujud aslinya sehingga menjadi lucu.
  • 9. 12 3) Karikatur Kartun sindiran yang terfokus pada karakter obiek. walaupun sudah dideformasi, kita tetap dapat mengenal sang tokoh karena ciri khasnya. 4) Vinyet Gambar dekoratif tanpa maksud yang jelas, merupakan kreasi improvisatif pengisi halaman kosong. 5) Siluet Gambar hitam bayangan suatu objek, dengan atau tanpa modifikasi. Seiring perkembangan zaman warna mulai menyertai tampilan sebuah karya seni menggambar. Umumnya pewarnaan dilakukan dengan pensil warna, pena dengan tinta warna, cat air, atau cat poster. Kini menggambar dan pewarnaan dapat dilakukan secara digital dengan program komputer, misalnya saja dengan menggunakan program Corel Draw, Auto Cad, Freehand, dan Photoshop. Meskipun demikian, cara manual tetap dipergunakan sebagai dasar keterampilan untuk pekerjaan di bidang gambar. 2) Teknik menggambar berdasarkan alat yang digunakan: a) Menggambar dengan Pensil Teknik menggambar dengan pensil di atas kertas secara teknis merupakan bentuk yang paling praktis dan sederhana. a. Alat-alat yang dibutuhkan (1). Pensil dengan jenis H, B, 28, 38, 48, 58, 68, 78, 88, atau EB (2). Kertas dengan permukaan yang agak kasar, jangan yang licin (3). Penggaris/mistar. (4). Karet penghapus. b. Unsur seni rupa yang digunakan Unsur seni rupa yang digunakan dalam menggambar dengan pensil antara lain garis, bidang, bentuk, komposisi, dan arsir. Arsir adalah pengulangan garis untuk mengisi bidang yang kosong secara searah, silang, acak, atau gradasi. Fungsi arsir pada gambar antara lain: (1). Memberi karakter objek.
  • 10. 13 (2). Memberi kesan jarak dan kedalaman. (3). Mengisi bidang yang kosong. (4). Sebagai penyelesaian akhir. c. Teknik menggambar Teknik menggambar dengan pensil antara lain sebagai berikut. (1). Isometri. Mengambar objek yang ukurannya lebih kecil dari manusia. Teknik ini dipelajari agar dapat menggambar tanpa distorsi. (2). Still life. Menggambar dengan mengamati langsung objek yang ukurannya lebih kecil dari manusia. (3). Perspektif. Menggambar objek benda, ruang, dan lingkungan yang ukurannya relatif lebih besar dari manusia dengan konsep 1, 2, alau 3 titik hilang. Penampakannya dapat dipandang dari sudut mata burung (atas), kucing (bawah), atau normal (datar). d. Materi menggambar (1). Anatomi, yaitu menggambar bagian tubuh makhluk hidup. (2). Ekspresi. b) Menggambar dengan Pena Prinsipnya sama saja dengan teknik pensil, yaitu dengan menggunakan unsur garis, bidang, bentuk, komposisi, dan arsir. Teknik perspektif, isome, dan still life pun bisa diterapkan. Menggambar dengan pena dan alat lain yang menggunakan tinta biasanya dilakukan setelah terlebih dahulu menggambar sketsanya dengan pensil. Namun, jika sudah ahli, menggambar dapat langsung dilakukan dengan menggunakan pena. Beberapa jenis karya seni menggambar dengan pena yang diawali dengan sketsa pensil terlebih dulu antara lain adalah gambar arsitektur, dekorasi, desain, ilustrasi, dan komik. c. Membuat Komik Komik atau gambar bercerita merupakan rangkaian panel/frame bergambar yang saling berurutan, sehingga pembacanya dapat menyimpulkan
  • 11. 14 sebuah cerita secara utuh di akhir frame/panel tersebut. Ini berbeda dengan konsep seni rupa yang satu gambar/lukisan/bentuknya memiliki satu ekspresi/cerita. Karena alasan tersebut, penulis berpendapat bahwa komik tidak dapat diklasifikasikan sebagai suatu seni rupa. Membuat komik merupakan salah satu tindak lanjut keterampilan menggambar, sebagai bidang seni yang juga memiliki prospek. 1) Teknik yang digunakan Umumnya, untuk menciptakan sebuah karya komik kita harus menggunakan teknik menggambar dengan pensil terlebih dahulu. Misalnya saja: a) Proporsi bentuk manusia, hewan, tumbuhan, dan benda. b) Teknik perspektif, bayangan, dan landscape. c) Aksi/gerakan dan ekspresi wajah. 2) Jenis gaya gambar komik a) Realis. Ceritanya detail, dengan gambar bersifat figuratif menirukan wujud alam (manusia, hewan, tumbuhan, benda) mendekati kenyataan termasuk efek cahaya dan arsiran bayangan. b) Ekspresif Gambar dan cerita lebih ditekankan pada kebebasan berekspresi. Gaya ini berkembang di Jepang dengan sebutan manga. c) Kartun Gambar dan cerita cenderung bersifat lucu. 3) Anatomi komik a) Cover Umumnya, tampilan cover/sampul buku komik berupa gambar berwarna yang mencerminkan tokoh cerita. Pewarnaan ilustrasi cover
  • 12. 15 bisa dilakukan secara manual atau digital (komputer). Cover juga berfungsi sebagai daya tarik komik. b) Halaman pembuka Halaman sebelum isi cerita. Biasanya ditampilkan hitam putih, nama pengarang dan penerbit komik tersebut. c) Halaman isi Memuat isi cerita yang terdiri dari frame bergambar dengan dan keterangan dari halaman satu hingga akhir. 4) Membuat komik a) Persiapan bahan/alat kerja. Pensil 28,3B, pena, boxy dan sejenisnya, kuas, penggaris, penghapus, tip-ex, cat poster warna atau hitam-putih, meja gambar. b) Pembuatan cerita/skenario. Mendapatkan ide cerita yang bagus memang sulit, mulailah dengan cerita sederhana yang memungkinkan atau mudah untuk divisualisasikan dalam bentuk gambar. c) Penentuan ukuran/standar kertas yang digunakan. d) Pembuatan karakter/tokoh cerita dan objek pendukung. e) Seting/pembagian frame per halaman. f) Pembuatan sketsa awal dengan pensil. g) Pemberian warna/penintaan. 2) Karya Seni Rupa Tiga Dimensi Karya Seni Rupa Tiga Dimensi berwujud ruang dengan adanya ketebalan dan berisi mempunyai volume. Beberaapa contoh kreasi seni patung berdasarkan bahan yang digunakan, antara lain: a. Patung Tanah Liat Proses pembuatannya sebagai berikut:
  • 13. 16 1) Tanah liat diletakkan di alas plastik, digilas dengan botol untuk dibersihkan dari gelembung udara, kerikil, akar-akaran, atau kotoran lain jika ada. 2) Tanah dibentuk secara global dengan tangan dan jemari. Setelah selesai, tunggu sampai lebih keras. 3) Setelah agak keras, mulai dibentuk secara rinci dengan bantuan pisau butsir. Jika tidak selesai dalam satu hari, tutup dengan plastik agar terjaga kelembapannya. 4) Setelah selesai, dikeringkan dengan cara ditaruh pada alas logam atau seng dan dijemur pada sinar matahari, tungku/kompor, atau di tempat yang agak berangin. 5) Bila sudah kering, diberi cat pelapis seperti vernis, pelitur, atau pewarna lain sesuai keperluan. b. Patung Pasir dan Semen Proses pembuatannya sebagai berikut: 1) Rancang kerangka kawat sesuai dengan konstruksi patung yang hendak dibentuk. 2) Campur pasir dan semen dengan perbandingan 3:1. Sambil diaduk tuangkan air secara bertahap. 3) Mulailah membentuk secara global. Masukkan kapas ke bagian yang tidak memerlukan adonan agar patung tidak terlalu berat, sekaligus sebagai tahanan dalam melekatkan adonan pembentuk. 4) Setelah agak keras, mulai dibentuk secara rinci dengan bantuan pisau butsir. Usahakan selesai sekaligus karena adonan cepat mengeras. 5) Setelah selesai dan mengering, dilapisi dengan cairan semen putih. 6) Setelah kering, beri cat warna penguat bentuk atau hias dengan ornament sesuai keperluan. c. Mencetak Gipsum 1) Cetakan terbuat dari lilin kenyal atau yang dicairkan, adonan semen, atau kayu.
  • 14. 17 2) Cetakan lilin dan semen dibentuk dari patung/relief model yang sudah ada dengan memberi pelumas pada bagian yang bersentuhan. Untuk cetakan kayu dapat dibentuk atau dipahat/ukir. 3) Gipsum dicampur dengan air secukupnya,lalu dituang ke dalam cetakan dan tunggu sampai mengeras. 4) Rapikan dengan amplas, beri cat pewarna sebagai penguat bentuk atau hiasan. d. Patung/Relief dari Bahan Kayu Kayu yang diperlukan adalah jenis kayu akasia, cendana, jati, mahoni, nangka, sonokeling, atau pinus. Alat umum: gergaji, serutan, golok, amplas, dan pahat. Untuk pahat, ada beberapa jenis pahat yang diperlukan, antara lain sebagai berikut. 1. Pahat penguku dan kol Untuk membuat bagian yang melingkar, cekung, cembung, dan ikal. 2. Pahat penyilat Untuk meratakan dan meluruskan. 3. Pahat pangot Untuk meratakan dan meluruskan. Cara mengerjakan: a) Buat potongan kayu yang besarnya mendekati patung/ukiran hendak dibuat. b) Patung/ukiran dibentuk dengan pahatan secara global. c) Dilanjutkan dengan mengukir secara rinci dan halus. d) Diperhalus dengan ampelas. e) Diberi pelitur atau cat pewarna sesuai keperluan.
  • 15. 18 Contoh model: Gambar 1.3. Patung dan Relief dari Berbagai Bahan 2. Penciptaan Karya Seni Rupa Dalam pembelajaran kreasi seni rupa, pendidik seni harus mengenali karakteristik, bakat, dan potensi kreatif peserta didiknya, sehingga pendidik dapat memotivasi mereka untuk berkarya sesuai dengan bakatnya masing-masing. Secara teoretik pakar pendidik seni menetapkan visi kompetensi kreatif dan keterampilan yang menjadi sumber acuan berkarya praktik. Proses pembelajaran yang diharapkan melalui modul ini menggunakan Pendekatan Belajar Aktif (Active Learning) dan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS/High Order Thinking Skill) sesuai dengan kebutuhan
  • 16. 19 masyarakat yang terus berkembang. Dalam kajian penciptaan karya Seni Rupa Dua dan Tiga Dimensi ini, Anda akan diberikan beberapa contoh implementasi pendekatan tersebut. Contoh dalam proses pembelajaran bertema Burung Enggang, salah satu fauna yang dilindungi terdapat di daerah Kalimantan, sebagai berikut: Gambar 1.4. Burung Enggang a. Penciptaan Karya Dua Dimensi 1) Ilustrasi Gambar Fauna Burung Enggang Gambar 1.5. Ilustrasi Burung Enggang
  • 17. 20 Proses pembelajaran penciptaan karya Ilustrasi Burung Enggang sebagai berikut: Mengamati (1). Siswa memperhatikan presentasi guru melalui media audio visual tentang definisi, konsep, berbagai jenis fauna, dan proses menggambar fauna. (2). Mengamati guru memberi contoh menggambar fauna untuk mengidentifikasi permasalahan dalam menggambar objek tersebut. (3). Siswa mencari wawasan menggambar fauna melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb.) dan internet. Menanyakan (1). Siswa saling bertanya tentang hasil pengamatan menggambar fauna. (2). Siswa saling bertanya tentang konsep menggambar fauna yang ada dan berkembang. (3). Siswa saling bertanya tentang langkah-langkah menggambar fauna (4). Siswa saling menanya tentang kesesuaian bahan dan alat yang telah mereka bawa dengan hasil sketsa dan rancangan yang telah mereka buat. (5). Siswa saling menanya tentang ide/gagasan objek fauna yang akan mereka buat. (6). Merumuskan masalah pokok bagaimana menerapkan prosedur dan teknik menggambar objek fauna tersebut. Mengeksplorasi (1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi tentang bahan, media, jenis, simbol, dan estetika dalam konsep menggambar fauna. (2). Mengumpulkan data tentang karakteristik objek, perspektif, komposisi, prosedur, dan teknik menggambar objek fauna, dengan membaca buku dan menyaksikan video.
  • 18. 21 (3). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, estetika, karakteristik objek, perspektif, komposisi, prosedur, dan teknik menggambar fauna. (4). Siswa secara individu bereksperimen dengan beragam media dan teknik dalam menggambar fauna. (5). Masing-masing siswa membuat sketsa menggambar fauna pada kertas gambar A3. (6). Menganalisis karakteristik objek yang digambar, perspektif, komposisi, prosedur, dan teknik untuk mewujudkan gagasan menggambar objek fauna. (7). Mewujudkan gagasannya menggambar objek fauna tersebut dengan menggunakan alat dan bahan yang dipilih. (8). Guru menilai proses dan sikap siswa dalam menggambar fauna (9). Guru menilai sikap siswa dalam kerja kelompok dan membimbing diskusi mereka. Mengasosiasi (1). Siswa membandingkan karya sendiri dengan data-data yang diperoleh dengan kegiatan berkarya, tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika yang terkandung di dalamnya. (2). Dalam kelompoknya masing-masing, siswa saling berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika menggambar fauna yang sudah mereka buat. (3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi mereka. (4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi- kan laporan hasil diskusi mereka. Mengkomunikasikan (1). Masing-masing siswa dalam kelompoknya menyampaikan hasil menggambar fauna dan data-data informasi yang diperoleh. (2). Menyusun data wawasan yang diperoleh, hasil menggambar fauna masing-masing siswa, dan hasil diskusi kelompok dalam laporan kelompok.
  • 19. 22 (3). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil menggambar fauna dan diskusi mereka secara bergantian di depan kelas. (4). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas siswa dalam kegiatan presentasi tersebut. 2) Kreasi Batik Motif Burung Enggang pada Kertas dan Kain Gambar 1.6. Motif Burung Enggang untuk Membatik Proses pembelajaran penciptaan kreasi Batik Motif Burung Enggang sebagai berikut: Mengamati (1). Karya Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas diamati struktur, komposisi, dan bentuk. (2). Teknik finishing/mewarnai karya Ragam Hias Motif Burung Enggang pada kertas diamati melalui media audio visual. Menanyakan (1). Secara individu dan berkelompok mempertanyakan tentang struktur, komposisi, dan bentuk karya Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas. (2). Mempertanyakan teknik penggunaan alat dan penerapannya pada teknik finishing/mewarnai gambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas. Mengeksplorasi (1). Bereksperimen dalam membuat komposisi bentuk Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas A3.
  • 20. 23 (2). Melakukan finishing pewarnaan gambar dengan komposisi warna yang harmonis. (3). Bereksperimen menemukan teknik penggunaan alat untuk finishing gambar melalui pemberian kontur pada objek gambar (outliner). Mengasosiasi (1). Menentukan bentuk dan komposisi yang tepat untuk menggambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas. (2). Menentukan teknik dan alat yang tepat untuk finishing gambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas. (3). Menentukan komposisi warna yang tepat untuk menggambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas. Mengkomunikasikan (1). Membuat gambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas sesuai dengan kreasi masing-masing. (2). Mewarnai/finishing gambar Ragam Hias Nusantara Motif Burung Enggang pada kertas sesuai dengan kreasi masing-masing. Contoh Kreasi Teknik Celup Ikat (Karya Dua Dimensi) 1. Teknik Ikat Celup Satu Warna Langkah-langkah pembuatan Teknik Celup Ikat satu warna, teknik ikat/jumputan dengan media kelerang dan karet gelang, sebagai berikut: a. Siapkan kain dan kelerang serta karet gelang. Kemudian kelerang diikatkan pada kain dengan menggunakan karet gelang. b. Setelah keseluruhan kain diikat maka kain telah siap untuk diwarnai, proses pewarnaan sama dengan teknik batik dengan menggunakan malam. Untuk mewarnai langkah pertama yang dilakukan yaitu celupkan kain tersebut pada larutan TRO, bolak-balik selama 3 menit lalu tiriskan. c. Kemudian larutkan dalam larutan Napthol dan bolak-balik selama beberapa menit, lalu tiriskan. d. Setelah kain tersebut atus lalu celupkan dalam larutan Garam Diazo dan warna akan segera muncul ketika dicelupkan di larutan Garam Diazo.
  • 21. 24 e. Lakukan pencelupan bolak-balik agar warna merata di bagian kain. f. Setelah warna merata tiriskan sampai kering. g. Setelah kering lepaskan ikatan karet gelang tersebut dan ambillah kelerangnya. Pembukaan ikatan dan jelujur ini dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak kain. Hasilnya akan segera terlihat, bagian yang terikat akan tetap berwarna putih atau warna kain sebelumnya. Selanjutnya cuci dengan air sampai bersih, dan keringkan dengan dijemur di tempat teduh. 2. Teknik Ikat Celup Dua Warna Langkah-langkah pembuatan teknik ikat celup dua warna, teknik ikat/jumputan dengan media tali raffia dan malam/plastik, sebagai berikut: a. Ikatlah kain dengan cara dijumput/ambil sedikit bagian kain tersebut lalu diikat dengan menggunakan tali rafia. b. Kemudian celup ujung kain yang diikat ke dalam pewarna napthol, missal warna kuning. Tunggu sampai kering, setelah kering lalu celup ujung kain yang telah diwarna tersebut ke dalam malam, atau ditutup dengan plastik. c. Kemudian tunggu sampai agak kering. d. Untuk warna kedua, misal warna ungu. Celupkan terlebih dahulu kain tersebut pada larutan TRO. Bolak-baliklah selama 3 menit lalu tiriskan. e. Setelah kain lembab agak kering, celupkan kain tersebut ke dalam larutan Napthol, lalu bolak-balik selama beberapa menit, kemudian tiriskan di gawangan. f. Setelah itu masukkan ke dalam larutan Garam Diazo, missal: Violet B, lalu rendam dan bolak-balik kain tersebut selama beberapa menit. g. Setelah dicelupkan ke dalam pewarna dan mendapatkan warna yang sesuai, atuskanlah kain dan tunggu sampai kering. h. Setelah kering, tali dilepas, selanjutnya dilorod sampai malam benar-benar bersih. Tahap ini diakhiri dengan pencucian dan pentirisan sampai kering. b. Penciptaan Karya Tiga Dimensi 1) Patung Fauna Burung Enggang
  • 22. 25 Gambar 1.7. Patung Pada Perahu Jukung dan Maskot Kota Banjarmasin Proses pembelajaran penciptaan Karya Patung Burung Enggang sebagai berikut: Mengamati (1). Siswa memperhatikan presentasi guru tentang definisi, konsep, berbagai jenis, dan proses pembuatan karya seni patung melalui media audio visual (2). Mengamati proses pembuatan karya seni patung burung enggang melalui media audio visual dan model/contoh visual karya (3). Siswa mencari wawasan tentang karya seni patung burung enggang melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb) dan internet. Menanyakan (1). Bertanya berdasarkan hasil pengamatan konsep berbagai karya seni patung burung enggang yang telah ada dan perkembangannya (2). Bertanya tentang langkah-langkah membuat karya seni patung burung enggang
  • 23. 26 Mengeksplorasi (1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika dalam konsep seni karya seni patung burung enggang (2). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika karya seni patung burung enggang (3). Secara individu bereksplorasi membuat seni patung burung berbagai teknik dalam masing-masing kelompok. (4). Guru menilai hasil karya siswa masing-masing, sikap dalam kerja kelompok, dan membimbing diskusi mereka. Mengasosiasi (1). Membandingkan produk hasil karya masing-masing dengan data-data yang diperoleh tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika yang terkandung dalam karya seni patung burung enggang. (2). Berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika karya seni patung burung enggang. (3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi karya seni patung burung enggang. (4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi- kan laporan hasil diskusi mereka. Mengkomunikasikan (1). Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan informasi yang diperolehnya tentang seni patung burung enggang (2). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian di depan kelas (3). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas siswa dalam kegiatan presentasi tersebut.
  • 24. 27 2) Kreasi Limbah Sendok Plastik Proses pembelajaran penciptaan kreasi Limbah Sendok Plastik, sebagai berikut: Gambar 1.8. Karya Limbah Sendok Plastik (Sumber: blogspot.com/2014/10/tutorial-membuat-kerajinan lampu-hias) Gambar 1.9. Langkah-langkah berkarya Limbah Sendok Plastik (Sumber: blogspot.com/2014/04/kreasi-lampu-hias-sendok.plastic.html)
  • 25. 28 Mengamati (1). Siswa memperhatikan presentasi guru tentang definisi, konsep, berbagai jenis, dan proses pembuatan karya seni kria daur ulang berbahan limbah melalui media audio visual. (2). Mengamati proses pembuatan karya seni kria daur ulang berbahan limbah melalui media audio visual dan model/contoh visual karya. (3). Siswa mencari wawasan tentang karya seni kria daur ulang berbahan limbah melalui media cetak (buku, majalah, brosur, dsb) dan internet. Menanyakan (1). Bertanya berdasarkan hasil pengamatan konsep berbagai karya seni kria daur ulang berbahan limbah yang telah ada dan perkembangannya. (2). Bertanya tentang langkah-langkah membuat produk lampion berbahan limbah sendok plastik. Mengeksplorasi (1). Siswa dibagi dalam kelompok untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika dalam konsep seni kria daur ulang berbahan limbah. (2). Masing-masing kelompok berdiskusi tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik dan estetika karya seni kria daur ulang berbahan limbah. (3). Secara individu bereksplorasi membuat seni kria daur ulang berbahan limbah sendok plastik berupa produk lampion dengan berbagai teknik pembuatan seni kria daur ulang berbahan limbah sendok plastik dalam masing-masing kelompok. Tentukanlah bentuk lampion sesuai keinginan, dapat menggunakan sendok plastik bergagang (Gambar 9) atau sendok plastik yang telah dipatahkan gagangnya (Gambar 8). (4). Siapkan limbah botol plastik dan tempelkan sendok pada permukaan botol. Ulangi dengan pola yang sama sampai ujung botol. Setelah itu diberi warna sesuai rancangan, lalu memasangkan lampu dan kabel serta gantungan pada lampion.
  • 26. 29 (5). Guru menilai hasil karya siswa masing-masing, sikap dalam kerja kelompok, dan membimbing diskusi mereka. Mengasosiasi (1). Membandingkan produk lampion hasil karya masing-masing berbahan limbah sendok plastik dengan data-data yang diperoleh tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika yang terkandung dalam karya seni kria daur ulang berbahan limbah. (2). Berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing tentang bahan, media, jenis, simbol, teknik, dan estetika karya seni sendok plastik berupa produk lampion. (3). Masing-masing kelompok menyusun laporan hasil diskusi karya seni sendok plastik berupa produk lampion. (4). Masing-masing kelompok menyiapkan materi untuk mempresentasi- kan laporan hasil diskusi mereka. Mengkomunikasikan (1). Siswa dalam kelompok menyampaikan hasil evaluasi dan simpulan informasi yang diperolehnya tentang seni sendok plastik berupa produk lampion. (2). Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian di depan kelas. (3). Guru mengamati, membimbing, menilai, dan merefleksikan aktivitas siswa dalam kegiatan presentasi tersebut. 3. Penyusunan Rancangan Dan Pelaksanaan Pameran Seni Rupa a. Kegunaan, Jenis dan Manfaat Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah Aktivitas seni tidak hanya terbatas pada proses penciptaan karya seni, tetapi bisa merembet ke aktivitas seni lainnya, dan salah satu dari aktivitas lain itu adalah melakukan kegiatan pameran karya seni rupa. 1) Kegunaan Pameran
  • 27. 30 Pameran merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam bidang kesenirupaan, karena kegiatan pameran baik sekali kegunaannya baik bagi siswa, seniman, pengamat seni rupa, maupun bagi perkembangan seni rupa pada umumnya. Melalui pameran, seorang siswa bisa memperkenalkan karya-karyanya kepada masyarakat baik dilingkungan sekolah ataupun masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik. 2) Jenis-Jenis Pameran Pameran karya seni rupa berdasarkan pada ragam jenis karya yang ditampilkan, dibedakan menjadi dua, yaitu pameran homogen dan pameran heterogen. Pameran homogen, artinya pameran yang hanya menampilkan satu karya seni rupa saja, misalnya pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan lain sebagainya. Pameran heterogen, artinya pameran yang sekaligus menampilkan berbagai jenis karya seni rupa, misalnya pameran seni kriya, pameran lukisan, pameran patung, pameran keramik dan karya seni rupa lainnya dilakukan dalam satu ruang pameran dan dilakukan dalam waktu bersamaan. Pameran seni rupa yang diselenggarakan dalam kaitannya dengan pendidikan seni rupa di sekolah, biasanya merupakan pameran heterogen, karena menampilkan jenis karya seni rupa yang beragam mulai dari lukisan, patung, ukiran, keramik, karya kerajinan, dan karya seni rupa lainnya. Pameran berdasarkan pada jumlah seniman yang tampil, pameran dapat dibedakan ke dalam: (1).Pameran perorangan atau pameran tunggal. (2).Pameran kelompok, baik kelompok seniman dalam satu sanggar atau satu almamater, kelompok seniman dalam satu aliran dan kelompok lainnya.
  • 28. 31 3) Manfaat Pameran Seni Rupa Di Lingkungan Sekolah. (1).Meningkatkan kemampuan berkarya Dengan adanya pameran, karya-karya para siswa akan dilihat oleh masyarakat sehingga para siswa dituntut untuk menghasilkan karyanya yang terbaik. Di sini akan terjadi persaingan yang sehat dan terarah, dan hal ini menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam berkarya. (2).Dapat melakukan penilaian/evaluasi Pameran merupakan kesempatan bagi guru untuk melihat sejauh mana kemajuan yang dicapai oleh siswanya. Pameran dapat dikatakan menjadi sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi terhadap kemajuan dan perkembangan yang terjadi pada diri siswa. Sehingga penilaian atau evaluasi ini dapat dimasukan dalam perhitungan nilai rapor. Penilaian juga dilakukan oleh pihak luar sekolah seperti orang tua siswa atau masyarakat umum yang mengunjungi pameran tersebut. Dari kesan-pesan yang mereka sampaikan tentunya dapat memberi gambaran sampai sejauh mana keberhasilan pendidikan seni rupa di sekolah tersebut. (3).Sebagai sarana apresiasi dan hiburan Di samping sebagai sarana untuk melakukan penilaian atau evaluasi, kegiatan pameran dapat dijadikan sebagai sarana apresiasi. Apresiasi di sini dapat diartikan sebagai penikmatan, pengamatan, penghargaan, atau bisa juga penilaian terhadap karya-karya yang ditampilkan. Penilaian yang dimaksud bukan menilai dengan angka, melainkan suatu proses pencarian nilai-nilai seni, pemahaman isi dan pesan dari karya seni, dan melakukan juga perbandingan-perbandingan terhadap karya seni sehingga nantinya akan didapat sebuah penilaian yang utuh dan komprehensif. Dalam arti yang luas, kegiatan pameran dapat juga diartikan sebagai sarana untuk mendapatkan hiburan. Di sini masyarakat dapat merasakan kesenangan atau empati, merasakan suka duka seperti layaknya menonton film atau menyaksikan pertunjukkan musik dan seni lainnya.
  • 29. 32 (4).Melatih siswa untuk bermasyarakat Melaksanakan kegiatan pameran bukanlah kerja perorangan, melainkan kerja kelompok yang melibatkan banyak orang. Jadi, dengan mengadakan pameran seni rupa di sekolah, mendidik para siswa untuk bermasyarakat. Di sini para siswa dapat bekerja sama satu sama lain, melatih untuk menghargai pendapat orang lain, dan dapat pula memberi pendpat terhadap tim kerjanya. b. Syarat-syarat Penyelenggaraan Pameran Seni Rupa di Kelas atau di Sekolah Untuk dapat menyelenggarakan pameran karya seni rupa di lingkungan sekolah, ada beberapa hal yang harus dikerjakan, yaitu: 1) Mengumpulkan karya yang akan dipamerkan 2) Menyiapkan penjaga pameran 3) Menyiapkan ruang atau tempat dan perlengkapan pameran 4) Menata karya-karya yang akan dipamerkan 5) Menyiapkan publikasi dan dokumentasi pameran d. Evaluasi Pembelajaran Kreasi Seni Rupa a. Pengertian Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktek kerja di studio lukis, presentasi, diskusi, simulasi. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya. Penilaian unjuk kerja perlu mempertimbangkan hal-hal berikut: 1) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. 2) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
  • 30. 33 3) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. 4) Upayakan kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga semua dapat diamati. 5) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan urutan yang akan diamati. b. Teknik Penilaian Unjuk Kerja Pengamatan unjuk kerja perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Untuk menilai kemampuan proses berkarya peserta didik, misalnya dilakukan pengamatan atau observasi terhadap kemampuan yang beragam, seperti: diskusi dalam kelompok kecil, aktivitas eksplorasi dan eksperimen kreatif, atau melakukan wawancara. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik lebih utuh. Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau instrumen berikut: 1) Daftar Cek (Check-list) Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (baik-tidak baik). Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar- salah, dapat diamati-tidak dapat diamati, baik-tidak baik. Dengan demikian tidak terdapat nilai tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan untuk mengamati subjek dalam jumlah besar yang sedang melakukan suatu aktivitas.
  • 31. 34 Tabel 1.1. Contoh Penilaian Proses Pembuatan Ikat Celup (Menggunakan Tanda Cek (√)) 2) Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya: 1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten. Untuk memperkecil faktor subjektivitas, perlu dilakukan penilaian oleh lebih dari satu orang, agar hasil penilaian lebih akurat. Tabel 1.2. Contoh Penilaian Proses Pembuatan Ikat Celup (Menggunakan Skala Penilaian/rating scales) Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ No. Aspek Yang Dinilai Baik Tidak baik 1. Teknik pembuatan variasi ikatan √ 2. Teknik pembuatan jelujur √ 3. Teknik pengolahan perwarna batik √ 4. Teknik pencelupan kain pada pewarna √ Skor yang dicapai Skor maksimum Keterangan:: Baik mendapat skor 1; Tidak baik mendapat skor 0 Nama peserta didik: ________ Kelas: _____ No. Aspek Yang Dinilai Skor 1 2 3 4 1. Teknik pembuatan variasi ikatan √ 2. Teknik pembuatan jelujur ikat √ 3. Teknik pengolahan pewarna batik √ 4. Teknik pencelupan √ Jumlah 12 Skor Maksimum 16 Keterangan penilaian: 1 = tidak kompeten 2 = cukup kompeten 3 = kompeten 4 = sangat kompeten
  • 32. 35 Kriteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut: 1). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 14-16 dapat ditetapkan sangat kompeten 2). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 12-13 dapat ditetapkan kompeten 3). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 10-11 dapat ditetapkan cukup kompeten 4). Jika seorang peserta didik memperoleh skor 8-9 dapat ditetapkan tidak kompeten Konversi Nilai = Jumlah perolehan skor X 100 Jumlah skor maksimum Contoh perhitungan = 12 X 100 = 75 (terbaca: kompeten) 16 c). Tabel Modifikasi Brent G Wilson Tabel 1.3. Penilaian Modifikasi Brent. G Wilson pada Kreasi Celup Ikat Aspek Kemampuan yang diukur Aspek Muatan Pembelajaran Hasil Karya Jumlah Kreativitas Keterampilan Keunikandanvariasi celupikat KeharmonisanPenataan Estetik PenguasaanTeknik PembentukanIkatan KeragamanTeknik CelupIkat Kualitaskekuatandan kerapianikatantali PenguasaanTeknik Pewarnaan 1. Subject matter a. Tema/Judul √ - - - - - 1 b. Objek Celup Ikat - √ √ √ √ √ 5 2. Struktur Visual (Elemen/Unsur Rupa) a. Warna - √ - - - - 1 b. Bentuk - - √ - √ - 2
  • 33. 36 c. Tekstur - √ √ √ - - 3 d. Gelap Terang - - - - - √ 1 3. Komposisi (Prinsip Rupa) a. Kesatuan - √ - - √ √ 3 b. Irama - √ - - √ √ 3 c. Keseimbangan - √ - - √ - 2 d. Keselarasan - √ - - √ - 2 e. Point of Interest - √ - - √ - 2 f. Keharmonisan - √ - - √ - 2 4. Alat, Bahan, dan Teknik a. Alat - - √ - √ √ 3 b. Bahan - - - √ √ √ 3 c. Teknik Ikatan - √ √ √ √ √ 5 d. Teknik Pewarnaan √ √ √ √ √ √ 6 Jumlah Penilaian Per- Indikator 2 11 6 5 12 8 44 Penilaian Per-Aspek 13 31 44 Penilaian Per-Aspek Dalam Persentase 30% 70% 100% Jumlah Total Butir Penilaian 100% 100%