Modul ini membahas tentang pengujian instalasi tenaga listrik dengan berbagai perangkat instrumentasi dan kontrol serta proteksi dan membuat laporan sesuai standar teknis. Materi yang diajarkan meliputi pengujian instalasi tenaga listrik, perangkat instrumentasi dan kontrol, serta pembuatan laporan praktikum. Siswa akan melakukan praktikum pengujian instalasi listrik, mengenal perangkat instrumen dan kontrol, serta membuat laporan hasil praktikum.
1. .
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA
DINAS PENDIDIKAN DAERAH
SMK NEGERI 1 RATAHAN
Jln. Raya Lowu II Kel. Naataan Kec. Ratahan Kab. Minahasa Tenggara 95695
NPSN : 40103665 NSS : 321170901001
www.smkn1ratahan.sch.id, email: office@smkn1ratahan.sch.id
MODUL AJAR 2 INSTALASI TENAGA LISTRIK
A. INFORMASI UMUM
1. IDENTITAS MODUL
Satuan Pendidikan /Jenjang : SMK N 1 Ratahan
Mata Pelajaran : Instalasi tenaga Listrik
Judul Modul : pengujian instalasi tenaga listrik dengan berbagai perangkat
Instrumentasi dan kontrol serta proteksi dan membuat laporan sesuai standart teknis
Kelas : XI (Sebelas)
Pertemuan : 4 X 5 JP
Alokasi Waktu : 10 X 45 Menit
2. PROFIL PELAJAR PANCASILA
a. Dimensi 1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,dan Berakhlak Mulia.
b. Dimensi 2. Berkebinekaan Global
c. Dimensi 3. Mandiri
d. Dimensi 4. Bergotong Royong
e. Dimensi 5. Bernalar Kritis
f. Dimensi 6. Kreatif
2. 3. SARANA /PRASARANA
a. Sarana:
1) Digital dan Non digital berupa e-book, portal pembelajaran, tautanedukasi di internet.
2) Video pembelajaran.
3) Amper meter, volt meter, multitester gigital, multi tester manual , tang ampere
b. Prasarana
1) Perangkat keras (PC, Laptop, Smartphone)
2) Perangkat lunak (Aplikasi pembelajaran: Whatsapp, Kelas Maya,Google Classroom, Media Sosial: Youtube, IG, dll)
3) Jaringan internet
4) Meja Praktek
4. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat digunakan guru untuk mengajar di Kelas XI (Sepuluh) Program Keahlian Teknik Ketenagalistrikan SMK Energi
dan Pertambangan untuk siswa reguler / tipikal dengan jumlah Siswa : 26 pesertadidik.
5. MODA PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN
Paduan tatap muka
6. KETERSEDIAAN MATERI :
Materi disajikan dalam bentuk aktivitas pembelajaran (mengamati, menyimak, membaca, bertanya, mencoba, berlatih, berdiskusi, presentasi,
menulis, ataulainnya) sehingga menghasilkan proses kognitif, afektif dan psikomotorik yang membentuk karakter tediri:
a. Membaca buku atau dokumen atau materi di internet danmenuliskan hasilnya secara mandiri melalui proses daring
atau luring
b. Penugasan proyek sederhana secara mandiri
c. Materi disajikan tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga dalam gambar
7. KATA KUNCI
3. a. Pengujian instalasi tanaga listrik
b. instrumentasi
c. proteksi
d. Laporan
8. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
N
o
Materi
Strategi
Pembelajaran
Tempat Alat Bantu Wa
ktu
Asesmen
Diagnosis Formatif Sumatif
1. Pengujian
instalasi
tenaga
listrik
Penugasan
mencari
informasi
terkait
pengujian
instalasi
tenaga listrik
Kelas /
Lab /
bengkel
- ATK
- Lembar
Kerja
- HP, internet
5 jam Mengukur
sejauh mana
pemahaman
siswa terhada
materi yang di
ajarkan
Sambil siswa
melakukan proses
pembelajaran guru
menanyakan secara
acak kepada siswa
terhadap pemahaman
materi
Di akhir kompetensi / tengah
semester / akhir semester
melakukan tes secara holistic
dengan tujuan untuk menentukan
siswa kompeten tdk / mengetahui
ketuntasan
2. Perangkat
instrumen
dan kontrol
Penugasan
mencari
informasi
terkait
perangkat
instrumen
dan kontrol
Kelas /
Lab /
bengkel
- ATK
- Lembar
Kerja
HP, internet
10
jam
Mengukur
sejauh mana
pemahaman
siswa terhada
materi yang di
ajarkan
Sambil siswa
melakukan proses
pembelajaran guru
menanyakan secara
acak kepada siswa
terhadap pemahaman
materi
Di akhir kompetensi/tengah
semester/akhir semester melakukan
tes secara holistic dengan tujuan
untuk menentukan siswa kompeten
tdk/mengetahui ketuntasan
4. 3. Membuat
laporan pratikum
Penugasan
membuat
laporan
pratikum
Kelas /
Lab /
bengkel
- ATK
- Lembar
Kerja
HP, internet
5
jam
Mengukur
sejauh mana
pemahaman
siswaterhada
materi yang
akan di
ajarkan
Sambil siswa
melakukan proses
pembelajaran guru
menanyakan secara
acak kepada siswa
terhadap pemahaman
materi
Di akhir kompetensi/tengah
semester/akhir semester melakukan
tes secaraholistic dengan tujuan
untuk menentukan siswa kompeten
tdk/mengetahui ketuntasan
B. KOMPONEN INTI
1. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Rumusan capaian pembelajaran masing-masing elemen pembelajaran adalahsebagai berikut.
Elemen Capaian Pembelajaran
Instalasi tenaga listrik Pada akhir fase F, peserta didik mampu membuat perencanaan yang meliputi gambar
kerja,kebutuhan alat / bahan dan biaya pemasangan PHB
b. Tujuan Pembelajaran yang ingin dicapai
Tujuan Pembelajaran Elemen
1) Peserta didik dapat membuat gambar kerja pemasangan
instalasi tenaga listrik dengan benar.
2) Peserta didik dapat menyebutkan jenis-jenis komponen
instalasi tenaga listrik alat dan bahan dan fungsinya dengan
benar.
5. 3) Peserta didik dapat menbuat perencanaan biaya pemasangan
instalasi tenaga listrik dengan benar
4) Peserta didik dapat menyebutkan komponen komponen pada
PHB dan dapat melaksanakan pemasangannya dengan benar.
2. PEMAHAMAN BERMAKNA
3. PERTANYAAN PEMANTIK
4. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pelaksanaan dan perencanaan Gambar kerja,kebutuhan alat dan bahan dan
perencanaan biaya, pemasangan PHB
a. Gambar kerja
b. Alat dan bahan
c. Biaya
d. Pemasangan PHB
a. Apakah kamu ingin bekerja di bidang kelistrikan, industri atau
perusahaan?
b. Apa saja perlatan kerja yang digunakan pada bidang kelistrikan?
c. Apa harapanmu saat kamu mempelajari peralatan kerja kelistrikan?
6. DESKRIPSI UMUM
Peserta didik akan mempelajari materi tentang gambar kerja , dan alat dan bahan, perencanaan biaya kerja dan pemasangan PHB.
Peserta didik akan berlatih dalam membuat gambar kerja, penggunaan peralatan komponen instalasi listrik ,membuat perencanaan
biaya dan memasang PHB serta dengan prosedur K3 di lingkungan kerja.
CATATAN UNTUK GURU
Modul ajar ini akan menjadi prasyarat dan berlanjut pada materi berikutnya, denganmenerapkan pembelajaran berbasis proyek.
7. PERTEMUAN PERTAMA
Kegiatan Awal (30 Menit) Kegiatan Inti (225 Menit)
PERSIAPAN
1. Guru membuat presentasi tentang materi gambar kerja dalam kelistrikan
2. Guru membuat contoh-contoh penerapan penggunaan gambar kerja dalam Kelistrikan
AKTIVITAS
Pertemuan 1: Pemaparan materi dan penugasan tentang gambar kerja
instalasi tenaga listrik
Pertemuan 2: Pemaparan materi dan penugasan tentang alat dan bahan
komponen instalasi tenaga listrik
Pertemuan 3: Pemaparan materi, praktikum, dan penugasan membuat biaya
pemasangan instalasi tenaga listrik
Pertemuan 4: Pemaparan materi, praktikum, dan penugasan tentang pemasangan PHB.
8. 1. Peserta didik dan Guru memulai dengan
berdoa bersama
2. Peserta didik disapa dan melakukan
pemeriksaan kehadiran bersamadengan
guru.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik baik
berbentuk kemampuan proses maupun
kemampuan produk
4. Peserta didik dengan guru membahas
tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui
pertanyaan pemantik:
a. Apakah kamu ingin bekerja di
bidang kelistrikan, industri atau
perusahaan?
b. Apa saja perlatan kerja yang
digunakan pada bidang kelistrikan?
c. Apa harapanmu saat kamu
mempelajari peralatan kerja
kelistrikan?
1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
secara umum tentang membuat gambar
kerja,Jenis-jenis komponen instalasi
tenaga listrik danFungsi dari komponen
instalasi tenagal di bidang pekerjaan
dasar kelistrikan.
2. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya/berdiskusi disela-sela
perpindahan submateri.
3. Peserta didik diberikan pertanyaanulang
mengenai materi yang telah disampaikan
4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk melakukan praktikum
tentang membuat gambar kerja .
5. Guru memberikan bimbingan dan
menjawab pertanyaan peserta didik
yang mengalami kesulitan terhadap
pemahaman materi dan penerapan
materi saat praktikum cara membuat
gambar kerja .
6. Peserta didik mengumpulkan data
terkait jenis dan cara penggunaan
peralatan kerja yang ada di ruang
praktikum.
7. Peserta didik menerapkan K3 dan
budaya kerja 5S/5R.
9. Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Peserta didik menanyakan hal – hal yang
masih diragukan dan melaksanakan
evaluasi tentang materi perencanaan
gambar kerja
2. Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal – hal yang diragukan
sehingga informasi menjadi benar dan
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
materi.
3. Peserta didik menyimpulkan materi di
bawah bimbingan guru.
4. Guru melaksanakan penilaian
pengetahuan melalui pertanyaan/latihan
soal yang diberikan.
5. Guru memberikan tugas tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya.
Referensi
10. Refleksi
1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalamkegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan
pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi?
Lembar Kegiatan
11. PERTEMUAN KEDUA
Kegiatan Awal (30 Menit) Kegiatan Inti (225 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai dengan
berdoa bersama
2. Peserta didik disapa dan melakukan
pemeriksaan kehadiran bersamadengan
guru.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik baik
berbentuk kemampuan proses maupun
kemampuan produk
4. Peserta didik dengan guru membahas
tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui
pertanyaan pemantik:
a. Guru menunjukkan MCB dan
menanyakan pada siswa apa nama
komponen ini ?
b. Apa saja perlatan kerja bertenaga
listrik/mesin yang digunakan pada
bidang kelistrikan?
1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
secara umum tentang Jenis-jenis dan
Fungsi dari Peralatan Tangan
Bertenaga Listrik/Mesin di bidang
pekerjaan dasar kelistrikan.
2. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya/berdiskusi disela-sela
perpindahan submateri.
3. Peserta didik diberikan pertanyaanulang
mengenai materi yang telah
disampaikan.
4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk melakukan praktikum
tentang penggunaan peralatan kompnen
instalasi tenaga listrik.
5. Guru memberikan bimbingan dan
menjawab pertanyaan peserta didik
yang mengalami kesulitan terhadap
pemahaman materi dan penerapan
materi saat praktikum penggunaan
peralatan komponen instalasi tenaga
listrik.
6. Peserta didik mengumpulkan data
terkait jenis dan cara penggunaan
peralatan komponen instalasi listrik
listrik/mesinyang ada di ruang praktikum.
7. Peserta didik menerapkan K3 dan
budaya kerja 5S/5R.
13. Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Peserta didik menanyakan hal – hal yang
masih diragukan dan melaksanakan
evaluasi tentang materi komponen
instalasi tenaga listrik.
2. Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal – hal yang diragukan
sehingga informasi menjadi benar dan
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
materi.
3. Peserta didik menyimpulkan materi di
bawah bimbingan guru.
4. Guru melaksanakan penilaian
pengetahuan melalui pertanyaan/latihan
soal yang diberikan.
5. Guru memberikan tugas tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya.
Referensi
14. Refleksi
1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalamkegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan
pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi?
Lembar Kegiatan
15. Pertemuan ke tiga
Kegiatan Awal (30 Menit)
Kegiatan Inti (225 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai
dengan berdoa bersama
2. Peserta didik disapa dan melakukan
pemeriksaan kehadiran bersama
dengan guru.
3. Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik baik berbentuk
kemampuan proses maupun
kemampuan produk.
4. Peserta didik dengan guru membahas
tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
5. Peserta didik dan guru berdiskusi
melalui pertanyaan pemantik:
a. berapa upah atau biaya untuk seorang
instalatir listrik
b. bagaimana perhitungan dalam
pemasangan inatalasi listrik
1. Peserta didik mendapatkan
pemaparan secara umum tentang
perencanaan biaya untuk
pemasangan instalasi listrik
2. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya/berdiskusi disela-sela
perpindahan submateri.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan
ulang mengenai materi yang telah
disampaikan
4. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok untuk melakukan
praktikum tentang perencanaan biaya
pemasangan instalasi listrik.
5. Guru memberikan bimbingan dan
menjawab pertanyaan peserta didik
yang mengalami kesulitan terhadap
pemahaman materi dan penerapan
materi saat praktikum penggunaan
16. peralatan ukur dimensional.
6. Peserta didik mengumpulkan data
terkait jenis dan cara penggunaan
peralatan ukur dimensional yang ada
di ruang praktikum.
7. Peserta didik menerapkan K3 dan
budaya kerja 5S/5R.
17. Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Peserta didik menanyakan hal – hal yang
masih diragukan dan melaksanakan
evaluasi tentang materi perencanaan
biaya pemasangan instalasi listrik
2. Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal – hal yang diragukan
sehingga informasi menjadi benar dan
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
materi.
3. Peserta didik menyimpulkan materi di
bawah bimbingan guru.
4. Guru melaksanakan penilaian
pengetahuan melalui pertanyaan/latihan
soal yang diberikan.
5. Guru memberikan tugas tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya.
Referensi
18. Refleksi
1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalamkegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada kegiatan
pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi dengan
baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam pelaksanaan
pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi?
Lembar Kegiatan
19. Pertemuan ke empat
Kegiatan Awal (30 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai dengan
berdoa bersama
2. Peserta didik disapa dan melakukan
pemeriksaan kehadiran bersamadengan
guru.
3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik baik
berbentuk kemampuan proses maupun
kemampuan produk.
4. Peserta didik dengan guru membahas
tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui
pertanyaan pemantik:
a. Apa singkatan dari PHB
b. Komponen apa saja yang harus ada
dalam PHB
c. Bagai mana cara memasang MCB
Kegiatan Inti (225 Menit)
1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
secara umum tentang pemasangan
PHB.
2. Peserta didik diberikan kesempatan
untuk bertanya/berdiskusi disela-sela
perpindahan submateri.
3. Peserta didik diberikan pertanyaan
ulang mengenai materi yang telah
disampaikan
4. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok untuk melakukan praktikum
tentang pemasangan PHB.
5. Guru memberikan bimbingan dan
menjawab pertanyaan peserta didik
yang mengalami kesulitan terhadap
pemahaman materi dan penerapan
materi saat praktikum pemasangan
PHB.
6. Peserta didik mengumpulkan dataterkait
jenis dan cara penyambungan kabel
yang ada di ruang praktikum.
7. Peserta didik menerapkan K3 dan
budaya kerja 5S/5R.
20. Kegiatan Penutup (15 Menit)
1. Peserta didik menanyakan hal – hal yang
masih diragukan dan melaksanakan
evaluasi tentang materi Jenis dan
Sambungan Kabel.
2. Guru membantu peserta didik untuk
menjelaskan hal – hal yang diragukan
sehingga informasi menjadi benar dan
tidak terjadi kesalahpahaman terhadap
materi.
3. Peserta didik menyimpulkan materi di
bawah bimbingan guru.
4. Guru melaksanakan penilaian
pengetahuan melalui pertanyaan/latihan
soal yang diberikan.
5. Guru memberikan tugas tindak lanjut
untuk pertemuan selanjutnya.
Referensi
22. 1. Apakah ada kendala pada kegiatan
pembelajaran?
2. Apakah semua siswa aktif dalam
kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat
diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan
ketika berkegiatan dapat teratasi
dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa
dalam kegiatan pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap
tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat
menuntaskan kompetensi?
Lembar Aktivitas Praktik 1
Teknik Asesmen
a. Tes Tulis
b. Unjuk Kerja
2. Jenis Asesmen
a). Asesmen Diagnostik (Asesmen sebelumpembelajarab)
No Informasi Yang Digali Pertanyaan Kunci Yang Ditanyakan
1. Kesiapan belajar
Peserta Didik
Saya perlu waktu untuk berlatih menerapkan
ide secara langsung., maka bahan-bahan
materi yang di gunakan dan tugas-tugas yang
di kerjakan harus bersifat mendasar dan
disajikan dengan cara yang membantu
23. mereka membangun landasan pemahaman
yang kuat
2. Minat Belajar Peserta
Didik
Saya Sangat Tertarik dengan Sekolah ini dan,
menyadari bahwa ada kecocokan antara
sekolah dan keinginan Saya sendiri untuk
belajar
3. Profil Belajar Peserta
Didik
Saya belajar sambil melakukan (misalnya
bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan
hands on, dsb)
4. Cita-cita yang ingin
dicapai
Apa cita-cita yang ingin diraih?
5. Mengetahui pendapat
peserta didik
mengenai belajar
PPKn
Apa kesulitanmu dalam belajar instalasi
tenaga listriki
6. Kondisi keluarga
peserta didik
Apakah orangtuamu membantu atau
mendampingi dalam proses pembelajaran
dirumah?
b). Asesmen Formatif (Asesmen selama pembelajaran)
c). Asesmen Sumatif (Asesmen akhir proses pembelajaran)
3. Bentuk Asesmen
a). Aspek Sikap(Profil Pelajar Pancasila)
1). Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam proses pembelajaran maupun secara umum.
Pengamatan langsung dilakukan oleh guru. Berikut contoh instrumen penilaian sikap
No Nama Siswa
Aspek Perilaku yang Dinilai Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
BS JJ TJ DS
1 75 75 50 75 275 68,75 C
2
24. Keterangan :
• BS : Bekerja Sama
• JJ : Jujur
• TJ : Tanggun Jawab
• DS : Disiplin
Catatan :
1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria:
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Cukup
25 = Kurang
2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria = 100 x 4 = 400
3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4 = 68,75
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin dinilai
2). Penilaian Diri
Seiring dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru kepada peserta didik, maka peserta didik diberikan kesempatan untuk menilai kemampuan
dirinya sendiri. Namun agar penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dari penilaian diri ini, menentukan
kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi, singkatnya format
penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu. Berikut Contoh format penilaian :
No Pernyataan Ya Tidak
Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1
Selama diskusi, saya ikut serta
mengusulkan ide/gagasan.
50
250 62,50 C
2
Ketika kami berdiskusi, setiap anggota
mendapatkan kesempatan untuk berbicara.
50
3
Saya ikut serta dalam membuat kesimpulan
hasil diskusi kelompok.
50
4 ... 100
25. Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 4 x 100 = 400
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 400) x 100 = 62,50
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
5. Format di atas dapat juga digunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan dan keterampilan
3). Penilaian Antar Teman
Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan
maksud dan tujuan penilaian, membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya. Berikut Contoh format penilaian teman sebaya :
Nama yang diamati : ...
Pengamat : ...
No Pernyataan Ya Tidak
Jumlah
Skor
Skor
Sikap
Kode
Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
450 90,00 SB
2 Memberikan solusi terhadap permasalahan. 100
3
Memaksakan pendapat sendiri kepada
anggota kelompok.
100
4 Marah saat diberi kritik. 100
5 ... 50
Catatan :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 5 x 100 = 500
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (450 : 500) x 100 = 90,00
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)
26. 4). Penilaian Jurnal
JURNAL PERKEMBANGAN SIKAP
Kelas : ……..............…….
Semester : ……..............…….
No Hari/Tanggal Nama Siswa
Indikator
Perilaku
Catatan
Perilaku
Pos/
Neg
Butir
Sikap
1
2
3
dst
b).Performa
1. Penilaian Unjuk Kerja
Contoh instrumen penilaian unjuk kerja dapat dilihat pada instrumen penilaian ujian keterampilan berbicara sebagai berikut:
Instrumen Penilaian
No Aspek yang Dinilai
Sangat
Baik
(100)
Baik
(75)
Kurang
Baik
(50)
Tidak
Baik
(25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Kriteria penilaian (skor)
100 = Sangat Baik
27. 75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor maksimal dikali skor ideal (100)
2. Penilaian Diskusi
Instrumen Penilaian Diskusi
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
c). Tes Tertulis (Objektif tes)
Essay
Kisi-Kisi Soal
Materi Indikator Soal
Tahapan
Berpikir
Bentuk Soal
Pancasila Disajikan materi gambar instalasi listrik L4-L5 Essay
Gotong Royong Disajikan materi gambar instalasi PHB L4-L5 Essay
d). Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat pada buku peserta didik
b. Peserta didik memnta tanda tangan orangtua sebagai bukti bahwa mereka telah mengerjakan tugas rumah dengan baik
c. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan penilaian.
28. 4. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Kriteria
Ketercapaian
Kurang Cukup Baik Sangat baik
1.1 Peserta didik dapat
memahami gambar kerja
pemasangan PHB instalasi
tenaga listrik dengan benar
Sama sekali
tidak mampu
…..
Sudah
mampu
….namun
masih ada
beberapa
yang salah
Sudah
mampu
….namun
dengan
sedikit
kesalahan
Sudah
mampu
….dan tidak
ada
kesalahan
sama sekali
1.2 Peserta didik dapat membuat
gambar kerja pemasangan
PHB instalasi tenaga listrik
dengan benar
Sama sekali
tidak mampu
…..
Sudah
mampu
….namun
masih ada
beberapa
yang salah
Sudah
mampu
….namun
dengan
sedikit
kesalahan
Sudah
mampu
….dan tidak
ada
kesalahan
sama sekali
1.3 Peserta didik dapat
mengklasifikasikan alat dan
bahan pemasangan PHB
instalasi listrik dengan benar
Sama sekali
tidak mampu
…..
Sudah
mampu
….namun
masih ada
beberapa
yang salah
Sudah
mampu
….namun
dengan
sedikit
kesalahan
Sudah
mampu
….dan tidak
ada
kesalahan
sama sekali
Pertemuan
Peserta Didik yang mengalami
Kesulitan
Bahan Pengayaan dan
Remedial Peserta Didik
1
2
3
29. 4
5
Kegiatan tindak lanjut dapat berupa dua hal, yaitu:
a. Pengayaan:
Kegiatan pembelajaran pengayaan dapat diberikan kepada peserta didik yang menurut guru telah mencapai Capaian Pembelajaran. Bentuk
pengaya an yang dapat diberikan oleh guru adalah:
1) Memberikan sumber bacaan lanjutan yang sesuai dengan topik untuk dipelajari oleh peserta didik, kemudian disampaikan oleh peserta didik
yang bersangkutan pada sesi pertemuan berikutnya.
2) Membantu peserta didik lain yang belum mencapai Capain Pembelajaran, sehingga sesama peserta didik dapat saling membantu untuk
mencapai Capaian Pembelajaran.
b. Remedial:
Kegiatan remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai Capaian Pembelajaran, untuk membantu mereka dalam mencapainya.
Dalam kegiatan remedial, beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, di antaranya:
1) Guru melakukan pertemuan satu per satu (one on one meeting) dengan peserta didik untuk menanyakan hambatan belajarnya,
meningkatkan motivasi belajarnya, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik.
2) Memberikan aktivitas belajar tambahan di luar jam pelajaran, baik dilakukan secara mandiri maupun bersama temannya, dengan catatan:
1) menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik,
2) membantu menyelesaikan hambatan belajarnya.
Setelah pelaksanaan pembelajaran modul …. Tentang …………. Berakhir, guru akan merefleksi pelaksanaan pembelajaran dengan menjawab
pertanyaan berikut:
1. Apakah kegiatan pembelajaran tentang …………… berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Apakah tujuan pembelajaran berhasil di capai?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
30. 3. Uraikan keberhasilan apa saja yang telah dicapai selama pelaksanaan pembelajaran!
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4. Kesulitan atau kendala apa yang dialami selama pelaksanaan pembelajaran?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
5. Langkah apa saja yang harus dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
6. Apakah seluruh peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
1. Bagaimana pemahaman Anda terhadap……
Sangat memahami
Memahami
Kurang memahami
Tidak memahami
2. Bagaimana pemahaman Anda terhadap……
Sangat memahami
Memahami
Kurang memahami
Tidak memahami
3. Bagaimana pemahaman Anda terhadap……
Sangat memahami
Memahami
Kurang memahami
Tidak memahami
4. Bagaimana pemahaman Anda terhadap……
Sangat memahami
31. Memahami
Kurang memahami
Tidak memahami
5. Bagaimana pemahaman Anda terhadap……
Sangat memahami
Memahami
Kurang memahami
Tidak memahami
6. Bagian manakah yang menurut Anda paling sulit dari materi ini?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
7. Apa yang Anda akan lakukan untuk memperbaiki hasil belajarmu?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
8. Kepada siapakah Anda meminta bantuan untuk memahami materi ini?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
9. Menurut Anda bagian manakah pembelajaran ini yang cukup menyenangkan dan diminati?
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
10. Jika Anda diminta untuk memberikan bintang 1 sampai 5, bintang berapa yang akan Anda berikan atas usaha yang telah dilakukan dalam
pembelajaran ini.
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Ratahan, Juli 2023
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah
ANNA MONA RELITA POWA S.Pd JOORY DJEMI WAAS,S.Pd
NIP: 196904261992032006 NIP: 196706101991031017
32. LAMPIRAN
1. RINGKASAN MATERI
BAHAN AJAR INSTALASI TENAGA LISTRIK
1. Instalasi tenaga listrik satu fasa
1). Syarat instalasi listrik penerangan 1 fasa
Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ini adalah untuk membentuk terselenggaranya instalasi listrik yang baik dan sesuai peraturan. Peraturan
ini lebih diutamakan pada keselamatan manusia terhadap bahaya sentuhan serta kejut arus listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya dan
keamanan serta isinya terhadap kebakaran akibat listrik. Persyaratan ini berlaku untuk semua instalasi arus kuat, baik mengenai perencanaan, pemasangan,
pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan dan pengawasannya. Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai kelistrikan
yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan instalasi tenaga listrik, antara lain :
a. Syarat ekonomis
Instalasi listrik tenaga harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga dari keseluruhan instalasi itu, ongkos pemasangan, dan ongkos pemeliharaannya semurah
mungkin. Rugi-rugi daya listrik yang hilang harus sekecil mungkin. Rugi voltase maksimal 5 % dari voltase sumber.
b. Syarat keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan timbul kecelakaan sangat kecil. Aman dalam hal ini berarti tidak
membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan dan benda benda disekitarnya dari kerusakan akibat dari adanya gangguan seperti:gangguan hubung
singkat, tegangan lebih, beban lebih dan sebagainya.
33. c. Syarat keandalan dalam Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana sedemikian
rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau terhentinya aliran listrik adalah sangat kecil.
Instalasi dari pembangkitan sampai dengan alat pembatas/pengukur (APP) disebut
Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik.
Dari mulai APP sampai titik akhir beban disebut Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik.
34. Definisi :
DefinisiInstalasiListrik1Phaseadalahjenisinstalasilistrikyangmenggunakan 2 buah kawat penghantar, yaitu 1 kawat penghantar untuk phase (Sumber/Tegangan) dan 1
kawat penghantar lainnya untuk 0 (Netral). Sederhananya adalah sebuah Instalasi Listrik menggunakan 2 buah kabel, yaitu 1 kabel yang memiliki tegangan dan
1 kabel netral.
Fungsi :
Fungsi Instalasi Listrik 1 Phase digunakan untuk konsumen rumah tangga dengan tegangan 220 volt.
Sedangkan instalasi tenaga satu fasa adalah sistem instalasi listrik dengan tegangan kerja 220 Volt, 50 Hz dengan sistem 3 kawat dan melayani beban listrik berupa
motor-motor satu fasa.
Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase dihubungkan pada Stop Kontak
Fungsi Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase adalah sebagai penghubung antara peralatan-peralatan listrik yang akan digunakan dengan sumber listrik yang
berasal dari PLN.
Cara pemasangan Stop Kontak dalam Instalasi Listrik 1 Phase sebagai berikut :
Selalu pastikan MCB dari PLN dan MCB pembagi dalam kondisi OFF / Mati sebelum melakukan proses Instalasi, sebagai langkah pengamanan agar tidak tersengat
aliran Listrik. Siapkan peralatan-peralatan seperti (Tang potong, Tang Kombinasi, tespen dan obeng). Sediakan 2 buah kabel dengan warna berbeda (Contoh :
Merah & Hitam).
35. Kita akan lakukan Instalasi kabel untuk Phase / tegangan untuk Stop Kontak terlebih dahulu, menggunakan kabel merah sebagai tanda kabel Instalasi Phase /
tegangan.
Sambungkan kabel merah dari meteran PLN menuju input MCB pembagi terlebih dahulu, sebagai pengaman untuk menghindari korsleting yang terjadi dalam
rangkaian instalasi Stop Kontak. Sambungkan kembali kabel berwarna merah dari output MCB pembagi menuju salah satu input terminal pada Stop Kontak.
Instalasi kabel untuk Phase / tegangan Stop Kontak sudah beres, sekarang kita akan melakukan Instalasi kabel 0 / Netral.
Instalasi kabel 0 / Netral untuk Stop Kontak menggunakan kabel berwarna hitam. Sambungkan kabel hitam dari meteran PLN langsung menuju terminal Stop
Kontak. Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontakr sudah selesai, kini saatnya untuk uji coba rangkaian Instalasi yang telah kita kerjakan.
Langkah pengujian Instalasi Listrik 1 Phase pada Stop Kontak sebagi berikut
Nyalakan MCB meteran PLN, tes menggunakan tespen pada outputnya apakah aliran listrik sudah ON / nyala. Jika sudah OK, nyalakan MCB pembagi. Kemudian
tes lobang Stop kontak menggunakan tespen. Jika Instalasinya benar, maka salah satu dari 2 lobang Stop Kontak teraliri listrik. Jika sudah OK, maka Stop Kontak
siap digunakan untuk menyambungkan peralatan-peralatan listrik. Mudah bukan.
36. Instalasi 1 Phase Stop Kontak
Untuk membantu anda dalam Cara Pemasangan Instalasi Listrik 1 Phase kami berikan rincian besaran Daya yang disediakan PLN beserta penggunaan MCB yang
sesuai, dalam tabel di bawah Ini :
2. Komponen-komponen instalasi tenaga listrik satu fasa
Komponen-komponen instalasi tenaga listrik satu fasa meliputi:
1. Komponen instalasi penerangan listrik
Komponen instalasi listrik merupakan peralatan listrik yang digunakan dalam suatu rangkaian listrik. Perlengkapan listrik harus dipasang
sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan, harus tahan terhadap kemungkinan kerusakan mekanis, termal, kimiawi, biologis, kontaminasi
medan elektromagnetik.
Berdasarakan PUIL perlengkapan yang menjadi tanggung jawab konsumen dan pengusaha ketenagalistrikan (PLN) adalah sebagai berikut:
a. APP dari PLN (kWH Meter)
APP (Alat Pengukur dan Pembatas) biasa disebut juga dengan meteran PLN (kWH meter). Alat ini berfungsi sebagai tempat penyambungan
kabel dari tiang listrik ke instalasi dalam rumah. Selain itu, APP berfungsi sebagai pengukur daya listrik (kWH meter) yang digunakan disebuah
rumah, dan sebagai pembatas/pemutus arus saat arus listrik di rumah tersebut berlebihan. Pemutus arus ini berupa MCB (Mini Circuit
Breaker) atau sekring. APP manyalurkan listrik menuju ke PHB (Perlengkapan Hubung Bagi) atau disebut box MCB.
b. PHB (Box MCB)
37. PHB berfungsi untuk menerima energi listrik dari APP, mendistribusikan dan mengontrol penyalurannya melalui sirkuit cabang ke PHB cabang
(misalnya pada rumah bertingkat) atau dari PHB langsung melalui sirkuit akhir ke beban, seperti stop kontak, lampu dan peralatan listrik
lainnya.
Di dalam PHB terdapat alat pengaman berupa MCB atau pengaman lebur (sekring) dengan ukuran tertentu. Selain itu, di dalam PHB juga
terdapat perlengkapan lainnya seperti kabel pembumian dan terminal kabel.
Alat pengaman berfungsi untuk memutus arus saat terjadi beban listrik berlebih dan terjadi hubung pendek (korsleting). Alat pengaman
merupakan bagian dari PHB (box MCB).
c. Elektrode Pembumian (Arde)
Pembumian adalah penyaluran hubungan ke bumi jika terdapat kebocoran instalasi atau arus listrik, karena bumi merupakan penetral arus listrik
yang besar. Menurut PUIL 2000, elektrode pembumian adalah bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat kontak
langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bumi. Elektrode pembumian dibuat dari bahan tembaga atau baja yang digalvanisasi
(dilapisi tembaga). Alat ini digunakan untuk melindungi keselamatan pemilik instalasi dan peralatan / perlengkapan listrik agar terhindar dari
kerusakan.
Prinsip instalasi elektrode pembumian sama dengan instalasi penangkal petir, terutama pada bagian penyalur sampai ke elektrode tanah.
Resistasi elektrode harus dapat diukur. Alat yang digunakan untuk mengukur resistansi elektrode pembumian adalah Earth Tester.
d. Penghantar Instalasi
Penghantar terdiri dari dua jenis yaitu kabel dan kawat. Kabel adalah penghantar yang dilapisi dengan bahan isolasi (penghantar berisolasi).
Sebuah kabel listrik terdiri dari isolator dan konduktor. Isolator adalah bahan pembungkus kabel yang biasanya terbuat dari karet atau plastik,
sedangkan konduktor terbuat dari serabut tembaga atau tembaga pejal. Kawat adalah penghantar tanpa dilapisi bahan isolasi (penghantar
telanjang).
Mengenai penghantar yang akan digunakan dalam instalasi penerangan rumah tinggal diantaranya kabel NYA dan kabel NYM.
a. Kabel NYA
38. Biasanya digunakan untuk instalasi rumah dan sistem tenaga. Dalam instalasi rumah digunakan ukuran 1.5 mm2
dan 2.5 mm2
, berinti tunggal, berlapis
bahan isolasi PVC (polyvinyl chloride) dan seringnya untuk instalasi kabel udara. Kode warna isolasi ada warna merah, kuning, biru dan hitam. Lapisan
isolasinya hanya satu lapis sehingga mudah cacat, tidak tahan air dan mudah digigit tikus.
Agar aman memakai kabel tipe ini, kabel harus dipasang dalam pipa/conduit jenis PVC atau saluran tertutup. Sehingga tidak mudah menjadi sasaran
gigitan tikus, dan apabila ada isolasi yang terkelupas tidak tersentuh langsung oleh orang.
Kode Pengenal Jenis Kabel:
N: Kabel standar penghantar tembaga
Y: Isolasi dari PVC
A: Penghantar berisolasi PVC (berinti satu penghantar)
39. b. Kabel NYM
Digunakan untuk kabel instalasi listrik rumah atau gedung dan sistem tenaga. Kabel NYM berinti lebih dari satu ada yang berinti dua, tiga, atau empat
dan memiliki lapisan isolasi PVC. Kabel NYM memiliki lapisan isolasi dua lapis, sehingga tingkat keamanannya lebih baik dari kabel NYA tetapi harganya lebih
mahal dari NYA. Kabel ini dapat dipergunakan dilingkungan yang kering dan basah, namun tidak boleh ditanam.
Kabel NYM dapat digunakan di atas dan di luar plesteran pada ruang kering dan lambab, serta di udara terbuka. Penghantarnya terdiri dari penghantar
padat bulat atau dipilin bulat berkawat banyak dari tembaga polos yang dipijarkan. Isolasi inti NYM harus diberi warna hijau-kuning, biru muda, merah,
hitam atau kuning. Khusus warna hijau-kuning tersebut pada seluruh panjang inti dan dimaksudkan untuk penghantar tanah. Sedangkan warna selubung
luar kabel harus berwarna putih atau putih keabu-abuan.
Kode Pengenal Jenis Kabel:
N: Kabel standar penghantar tembaga
Y: Isolasi dari PVC
M: Kabel berselubung PVC (biasanya berinti dua, tiga, atau empat dengan isolasi PVC dua lapis)
Gambar 1. Kabel NYA dan NYM
40. Keterangan
Hati hati dalam membeli kabel, karena banyak sekali ukuran kabel yang tidak memenuhi standar terutama untuk ukuran kabel rumahan,
misalkan ukuran 2 x 1,5 atau 3 x 1,5 atau juga 2 x 2,5 dan 3 x 2,5 karena ukuran kabel ini banyak sekali digunakan untuk standar rumahan.
Yang perlu diperhatikan demi keamanan dan kenyamanan. Gunakan perangkat kelistrikan anda yang memenuhi standarisasi (SNI) misalkan
pemakaian kabel, saklar, fiting, steker, dan lain lain.
e. Penghantar Pentanahan
Penghantar pentanahan adalah penghantar pengaman yang digunakan pada sistem pentanahan, yaitu untuk menghubungkan sistem pentanahan
dari elektrode pentanahan ke terminal utama pentanahan dan dari terminal utama pentanahan sampai ke peralatan listrik yang ditanahkan.
Penghantar tanah harus dibuat dari bahan tembaga, aluminium, baja atau perpaduan dari bahan tersebut
f. Stop Kontak
Stop kontak merupakan komponen instalasi listrik yang berfungsi untuk mendistribuskan energi listrik dari instalasi rumah ke beban (telivisi, radio,
rice cooker, mesin cuci dan alat elektronik lainnya). Stop kontak biasa disebut juga dengan kotak kontak. Pasangan stop kontak adalah tusuk
kontak yang biasa disebut juga dengan steker (colokan)
41. g. STEKER
Steker atau Staker atau yang kadang sering disebut colokan listrik, karena memang berupa dua buah colokan berbahan logam dan merupakan alat listrik yang
yang berfungsi untuk menghubungkan alat listrik dengan aliran listrik, ditancapkan pada kanal stop kontak sehingga alat listrik tersebut dapat gunakan.
Berdasarkan fungsi dan bentuknya, steker juga memliki dua jenis, yaitu:
v Steker kecil, merupakan steker yang digunakan untuk menyambung alat-alat listrik berdaya rendah, misalnya lampu atau radio kecil, dengan sumber listrik
atau stop kontak.
v Steker besar, merupakan steker yang digunakan untuk alat-alat listrik yang berdaya besar, misalnya lemari es, microwave, mesin cuci dan lainnya, dengan
sumber listrik atau stop kontak. Steker jenis ini dilengkapi dengan lempeng logam untuk kanal ground yang berfungsi sebagai pengaman.
h. Armatur
Armatur adalah suatu peralatan yang mendistribusikan, menyaring dan merubah cahaya yang dikeluarkan dari satu lampu atau lebih dan termasuk
seluruh komponennya, perlengkapan bantu, pemantul, diffuser, kap dan lainnya untuk berhubungan dengan suplai.
i. Pipa Instalasi (Pipa Kabel)
42. Pipa instalasi berfungsi sebagai isolator pada kabel instalasi listrik. Oleh karena itu, pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap
tekanan mekanis, panas, serta tidak menjalarkan nyala api dan kelembapan. Bahan tersebut misalnya PVC atau baja. Permukaan bagian dalam
dan luar pipa harus rata dan tidak kasar.
Selain berfungsi sebagai isolator pada kabel instalasi listrik, pipa instalasi juga berfungsi untuk memudahkan penggantian kabel-kabel tanpa harus
membongkar dinding. Artinya, kabel tinggal dikeluarkan dan dimasukan kembali melalui pipa tersebut. Pipa kabel bisa ditanam di dalam dinding
ataupun dipasang di permukaan dinding.
j. Saklar dan Fitting Lampu
Saklar dan fitting lampu merupakan sirkit penerangan pada instalasi listrik rumah. Saklar berfungsi untuk menyalakan dan mematikan lampu. Fitting
adalah rumah atau tempat untuk memasang lampu, saklar dan fitting lampu dapat ditanam di dalam dinding atau dipasang di luar dinding
2. Komponen panel listrik
Box Panel listrik banyak dibuat orang untuk pengamanan dan kerapihan suatu instalasi Listrik. Tapi sedikit orang yang memahami dari fungsi box
panel listrik . Ini terlihat dari pengamatan pada waktu pemasangan/ instalasi UPS. Box terlihat rumit dan tidak kelihatan jalurnya. Dengan
perencanaan yang matang dan ketelitian yang tinggi diharapkan box listrik menjadi sederhana dan mudah dimengerti. Kalau perlu ada gambar
denah sederhana. Bila sewaktu-waktu ada penambahan instalasi listrik , seperti instalasi UPS dengan daya besar. Akan dengan mudah membuat
jalur dari box panel yang telah ada. UPS dengan kapasitas yang besar biasanya yang lebih dari 6 KVA , memerlukan suatu cara pengamanan
yakni dengan cara membuat jalur bypass dengan memanfaatkan MCB atau MCCB. Apabila terdapat kerusakan UPS atau instalasi listrik yang
lain mudah dibenahi / diperbaiki. Dengan cara bypass ini dengan mudah mencopot UPS atau lainya, sementara listrik masih jalan. Bagaimana
gambar instalasi untuk bypass yang banyak dipakai dan aman? Untuk itu ikuti ulasan selanjutnya. Sebelum mengetahui inti permasalahan, harus
43. mengerti fungsi dari bagian-bagain listrik.
a. MCB
MCB( Miniature Circuit Board) adalah switch pembatas arus akibat dari kenaikan daya /tegangan yang melebihi batas dan atau hubung singkat.
1 Part ini biasanya terbatas pada arus nominal kecil sampai dengan kurang dari 100 Ampere. Bentuknya ada yang satu pole (satu input dan
satu output), ada yang dua pole, tiga pole hingga empat pole.Jumlah dari tipe satu pole, dua pole, tiga pole, empat pole menunjukkan bahwa
pemakaian tersebut adalah tergantung pada kebutuhan dari jalur kabel yang dipakai.
Gambar MCB 1 Fasa
Berikut tips yang harus diperhatikan ketika memasang suatu instalsi listrik.
1) Gunakan MCB, saklar, stop kontak dan seluruh peralatan instalasi listrik yang sudah memiliki sertifikat SNI dan sudah teruji pemakaianya.
2) Gunakan penghantar (kabel) sesuai dengan daya yang digunakan pengguna serta terlindungi dari gangguan disikitar kabel.
3) Anda bisa menggunakan (earth leakage circuit breaker) dengan sensivitas arus 30mA yang sekarang telah banyak digantikan dengan GFI (Gound
Fault Interupter) atau RCD (residual-current device). Peralatan ini fungsinya memutuskan hubungan listrik bila ada kebocoran arus listrik. Biasanya
dipasang di daerah basah seperti kamar mandi atau ruang servis.
4) Hindari bahan bahan berbahaya dari perlatan-peralatan listrik yang dapat menimbulkan api.
5) Jangan menusuk stop kontak terlalu lama yang melebihi kapasitas pasang.
6) Lakukan pemeriksaan instalasi listrik secara berkala.
7) Bila terjadi kebakaran karena listrik, segera putuskan aliran listrik dan padamkan percikan apinya.
Jika ingin memasang, memperbaiki atau memeriksa instalsi listrik, gunakalah teknisi yang dapat dipercaya
b. MCCB
MCCB singkatan dari Moulded Case Circuit Breaker.
Circuit Breaker pembatas arus apabila terdapat arus beban yang melebihi batas-batasnya.
44. MCCB ini digunakan hampir sama dengan MCB tetapi dengan batas arus beban yang lebih besar dari 100 Ampere sampai dengan 1600 Ampere.
c. Grounding. Grounding pada instalasi listrik berfungsi sebagai pengaman listrik. Pengaman listrik akibat dari kabel-kabel yang terkelupas dan
mengenai body part peralatan elektonik atau peralatan listrik yang selanjutnya mengenai orang. Dengan adanya grounding ini aliran arus listrik
yang liar atau yang tak berfungsi akan dibumikan. Dengan demikian manusia akan terhindar dari sengatan listrik yang berlebihan.
Contoh barang-barang listrik dengan casing metal seperti dibawah ini:
Komputer, Mesin Cuci, mesin pemanas, hair dryer dan lain-lain.
d. CT adalah suatu peralatan listrik dari bahan baja / metal dalam bentuk lingkaran (ring) atau gelang persegi dan tengahnya berlubang. Fungsi dari
CT ini yaitu sebagai penurun arus dan atau tegangan pada box panel. Fungsi ini dimanfaatkan sebagai indikator lampu atau indikator meteran.
C. Simbol-simbol komponen instalasi listrik