Laporan ini membahas hasil praktikum kalibrasi dan penggunaan mistar ingsut. Terdapat penjelasan mengenai jenis-jenis mistar ingsut, cara kerja, komponen, dan cara penggunaannya. Praktikum dilakukan untuk mengukur benda kerja berupa V blok dan bantalan menggunakan mistar ingsut nonius, jam ukur, dan digital. Hasil pengukuran dianalisis untuk mengetahui tingkat kesalahan masing-masing jenis mistar
Laporan ini membahas penggunaan profil proyektor untuk mengukur dimensi benda dengan ukuran kecil. Profil proyektor bekerja dengan memproyeksikan dan memperbesar bayangan benda ukur menggunakan lensa pembesar berbagai ukuran. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan bayangan terhadap skala yang tertera pada layar.
Laporan ini membahas hasil pengukuran kebulatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memenuhi tugas praktikum metrologi industri. Pengukuran kebulatan dilakukan menggunakan dial indicator untuk mengetahui tingkat kebulatan suatu benda kerja."
Laporan ini membahas penggunaan dan kalibrasi mikrometer dalam praktikum metrologi industri. Terdapat penjelasan tentang bagian-bagian mikrometer, cara kerja, prosedur pengukuran dan kalibrasi, serta analisis data hasil pengukuran terhadap dua buah benda ukur berbentuk poros berulir.
Materi perkuliahan metrologi industri bab1LAZY MAGICIAN
Bab pendahuluan ini memperkenalkan metrologi industri sebagai ilmu pengukuran yang berkaitan dengan hasil produksi industri. Ia menjelaskan bagaimana bangsa Mesir Kuno, Romawi Kuno, dan Inggris menggunakan anggota tubuh sebagai alat ukur sederhana untuk mengukur panjang sebelum sistem metrik dikembangkan. Bab ini juga menyoroti pentingnya pengukuran presisi dalam industri modern.
Laporan ini membahas penggunaan profil proyektor untuk mengukur dimensi benda dengan ukuran kecil. Profil proyektor bekerja dengan memproyeksikan dan memperbesar bayangan benda ukur menggunakan lensa pembesar berbagai ukuran. Pengukuran dilakukan dengan membandingkan bayangan terhadap skala yang tertera pada layar.
Laporan ini membahas hasil pengukuran kebulatan yang dilakukan oleh mahasiswa untuk memenuhi tugas praktikum metrologi industri. Pengukuran kebulatan dilakukan menggunakan dial indicator untuk mengetahui tingkat kebulatan suatu benda kerja."
Laporan ini membahas penggunaan dan kalibrasi mikrometer dalam praktikum metrologi industri. Terdapat penjelasan tentang bagian-bagian mikrometer, cara kerja, prosedur pengukuran dan kalibrasi, serta analisis data hasil pengukuran terhadap dua buah benda ukur berbentuk poros berulir.
Materi perkuliahan metrologi industri bab1LAZY MAGICIAN
Bab pendahuluan ini memperkenalkan metrologi industri sebagai ilmu pengukuran yang berkaitan dengan hasil produksi industri. Ia menjelaskan bagaimana bangsa Mesir Kuno, Romawi Kuno, dan Inggris menggunakan anggota tubuh sebagai alat ukur sederhana untuk mengukur panjang sebelum sistem metrik dikembangkan. Bab ini juga menyoroti pentingnya pengukuran presisi dalam industri modern.
1) Dokumen tersebut membahas tentang defleksi pada batang yang diakibatkan oleh beban lateral. Defleksi adalah perubahan bentuk akibat beban yang dapat dihitung dengan beberapa metode seperti integrasi ganda dan luas bidang momen.
2) Faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi antara lain kekakuan batang, besarnya beban, jenis tumpuan, dan jenis pembebanan. Jenis tumpuan meliputi engsel, rol, dan jep
Laporan ini membahas tentang praktikum defleksi yang dilakukan oleh kelompok B3. Praktikum ini bertujuan untuk memahami fenomena lendutan pada batang dan membandingkan hasil eksperimen dengan teori. Laporan ini berisi pendahuluan, tinjauan pustaka tentang teori defleksi, dan bab-bab selanjutnya.
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONAmrih Prayogo
Dokumen tersebut membahas prosedur pengukuran kedataran plat dan kebulatan piston menggunakan alat ukur seperti dial indicator, vernier caliper, dial stand, dan V-block. Termasuk pengolahan data hasil pengukuran seperti perhitungan ralat dan pembuatan gambar 2D dan 3D menggunakan dimensi hasil pengukuran.
Laporan akhir putaran kritis ryanda wahyu nugroho_1807110015WahyuRyanda1
This document summarizes a laboratory report on critical speed experiments conducted in 2020-2021. The experiments aimed to observe the behavior of a rotating shaft under varying tensions. Key findings include:
1) A shaft vibrates more at certain rotation speeds called critical speeds. Beyond these speeds, excessive vibration can damage bearings or cause shaft failure.
2) Critical speed occurs when the deflection of a whirling shaft reaches its maximum due to inertia forces from an off-center load. Friction affects but does not eliminate critical speed.
3) Experiments measured shaft deflection at different tensions to determine critical speed. Multiple loads combine to lower the overall critical speed of a system.
Penilaian kd 3.1 dan 4.1 fisika tik besaran dan satuannooraisy22
Dokumen tersebut berisi kisi-kisi penilaian untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap konsep-konsep besaran fisika melalui tiga pertemuan. Pertemuan pertama meliputi soal pilihan ganda dan essay untuk mengetahui pengertian besaran dan satuannya. Pertemuan kedua juga meliputi soal serupa untuk mengetahui konsep pengukuran. Pertemuan ketiga menggunakan soal essay untuk menguji pemahaman notasi ilmiah dan kesalahan
Laporan ini membahas perancangan ulang roda gigi transmisi 1 pada sepeda motor Honda Fit X 100 cc. Dilakukan perhitungan untuk menentukan gaya tangensial pada gear input dan output secara aktual dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti percepatan, berat, dan inersia. Selanjutnya dilakukan perancangan roda gigi lurus dan poros output berdasarkan teori dan persamaan yang ada. Hasilnya adalah spesifikasi lengkap unt
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Dionisius Kristanto
Laporan ini membahas tentang vibrasi dan jenis kerusakan pada pompa air. Dijelaskan teknik pengukuran vibrasi menggunakan akselerometer dan analisis data vibrasi dengan FFT untuk mengetahui kondisi mesin. Jenis kerusakan yang dianalisis antara lain unbalance, misalignment, dan pararel misalignment yang memengaruhi kinerja pompa.
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075BrianAwiruddin
Proses Kerja Bangku adalah proses manufaktur yang dilakukan secara manual dengan bantuan alat sederhana untuk membuat produk. Kualitas produk bergantung pada kemampuan pembuatnya. Proses ini dilakukan di atas meja kerja menggunakan alat-alat seperti gergaji, kikir, dan betel.
Dokumen tersebut merangkum 3 poin penting:
1. Menguraikan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen seperti generator, brander, kawat las, dan flux.
2. Menjelaskan alat pelindung diri yang harus dipakai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
3. Menguraikan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan seperti menggunakan peralatan sesuai prosedur
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan berbagai jenis garis dalam menggambar teknik, termasuk garis gambar, garis sumbu, garis ukuran, garis potongan, garis bantu, dan garis arsiran. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik menggambar garis gores dan garis bertitik serta prioritas penggambaran garis yang berimpit.
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
LAPORAN CNC BUBUT DAN FRAIS UNIVERSITAS RIAU TAHUN AJARAN 2015/2016 MATA KULIAH PROSES PRODUKSI 2 YANG DI AMPU OLEH DOSEN ANITA SUSILAWATI ST, MT, Ph.D DAN YOHANES ST.MT #TEKNIK MESIN #MESIN PRODUKSI #UNRI #SMKN2PEKANBARU
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Definisi dan sejarah kerja bangku serta peralatan yang digunakan seperti ragum, kikir, tap.
2. Jenis kikir, ragum, dan klasifikasi kerja bangku.
3. Cara mengikir, perawatan peralatan, drilling dan boring, serta TAP dan SNEI."
[Ringkasan]
Laporan ini membahas pengukuran dimensi linier benda kerja berbentuk balok dengan dua lubang menggunakan berbagai jenis alat ukur. Hasil pengukuran menunjukkan penurunan nilai kesalahan seiring dengan peningkatan kecermatan alat ukur.
SSL/TLS Heartbleed.
In questo talk parlo molto velocemente del bug SSL/TLS Heartbleed, bug che ha afflitto dal 2012 al 2014 la cryptolibreria di OpenSSL. Sfruttando il suddetto bug era possibile violare completamente una comunicazione protetta da SSL/TLS. Il talk si conclude spiegando all'utente che il bug è stato risolto grazie al fatto che il progetto di OpenSSL è OpenSource e questo ha facilitato di molto la scoperta e la rilevazione del codice buggato.
1) Dokumen tersebut membahas tentang defleksi pada batang yang diakibatkan oleh beban lateral. Defleksi adalah perubahan bentuk akibat beban yang dapat dihitung dengan beberapa metode seperti integrasi ganda dan luas bidang momen.
2) Faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi antara lain kekakuan batang, besarnya beban, jenis tumpuan, dan jenis pembebanan. Jenis tumpuan meliputi engsel, rol, dan jep
Laporan ini membahas tentang praktikum defleksi yang dilakukan oleh kelompok B3. Praktikum ini bertujuan untuk memahami fenomena lendutan pada batang dan membandingkan hasil eksperimen dengan teori. Laporan ini berisi pendahuluan, tinjauan pustaka tentang teori defleksi, dan bab-bab selanjutnya.
BAB I PENGUKURAN KEDATARAN PLAT DAN KEBULATAN PISTONAmrih Prayogo
Dokumen tersebut membahas prosedur pengukuran kedataran plat dan kebulatan piston menggunakan alat ukur seperti dial indicator, vernier caliper, dial stand, dan V-block. Termasuk pengolahan data hasil pengukuran seperti perhitungan ralat dan pembuatan gambar 2D dan 3D menggunakan dimensi hasil pengukuran.
Laporan akhir putaran kritis ryanda wahyu nugroho_1807110015WahyuRyanda1
This document summarizes a laboratory report on critical speed experiments conducted in 2020-2021. The experiments aimed to observe the behavior of a rotating shaft under varying tensions. Key findings include:
1) A shaft vibrates more at certain rotation speeds called critical speeds. Beyond these speeds, excessive vibration can damage bearings or cause shaft failure.
2) Critical speed occurs when the deflection of a whirling shaft reaches its maximum due to inertia forces from an off-center load. Friction affects but does not eliminate critical speed.
3) Experiments measured shaft deflection at different tensions to determine critical speed. Multiple loads combine to lower the overall critical speed of a system.
Penilaian kd 3.1 dan 4.1 fisika tik besaran dan satuannooraisy22
Dokumen tersebut berisi kisi-kisi penilaian untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap konsep-konsep besaran fisika melalui tiga pertemuan. Pertemuan pertama meliputi soal pilihan ganda dan essay untuk mengetahui pengertian besaran dan satuannya. Pertemuan kedua juga meliputi soal serupa untuk mengetahui konsep pengukuran. Pertemuan ketiga menggunakan soal essay untuk menguji pemahaman notasi ilmiah dan kesalahan
Laporan ini membahas perancangan ulang roda gigi transmisi 1 pada sepeda motor Honda Fit X 100 cc. Dilakukan perhitungan untuk menentukan gaya tangensial pada gear input dan output secara aktual dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti percepatan, berat, dan inersia. Selanjutnya dilakukan perancangan roda gigi lurus dan poros output berdasarkan teori dan persamaan yang ada. Hasilnya adalah spesifikasi lengkap unt
Lapres Akustik & Getaran [kerusakan dan vibrasi pada pompa]Dionisius Kristanto
Laporan ini membahas tentang vibrasi dan jenis kerusakan pada pompa air. Dijelaskan teknik pengukuran vibrasi menggunakan akselerometer dan analisis data vibrasi dengan FFT untuk mengetahui kondisi mesin. Jenis kerusakan yang dianalisis antara lain unbalance, misalignment, dan pararel misalignment yang memengaruhi kinerja pompa.
Laporan Praktikum Proses Produksi 2020 Mhd. Brian Awiruddin NIM 21050118130075BrianAwiruddin
Proses Kerja Bangku adalah proses manufaktur yang dilakukan secara manual dengan bantuan alat sederhana untuk membuat produk. Kualitas produk bergantung pada kemampuan pembuatnya. Proses ini dilakukan di atas meja kerja menggunakan alat-alat seperti gergaji, kikir, dan betel.
Dokumen tersebut merangkum 3 poin penting:
1. Menguraikan peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktikum pengelasan las oksi-asetilen seperti generator, brander, kawat las, dan flux.
2. Menjelaskan alat pelindung diri yang harus dipakai seperti masker, sarung tangan, dan sepatu keselamatan.
3. Menguraikan keselamatan kerja yang perlu diperhatikan seperti menggunakan peralatan sesuai prosedur
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan berbagai jenis garis dalam menggambar teknik, termasuk garis gambar, garis sumbu, garis ukuran, garis potongan, garis bantu, dan garis arsiran. Dokumen tersebut juga menjelaskan teknik menggambar garis gores dan garis bertitik serta prioritas penggambaran garis yang berimpit.
LAPORAN CNC MILLING DAN TURNING TEKNIK MESIN UNIVERSITAS RIAUdian haryanto
LAPORAN CNC BUBUT DAN FRAIS UNIVERSITAS RIAU TAHUN AJARAN 2015/2016 MATA KULIAH PROSES PRODUKSI 2 YANG DI AMPU OLEH DOSEN ANITA SUSILAWATI ST, MT, Ph.D DAN YOHANES ST.MT #TEKNIK MESIN #MESIN PRODUKSI #UNRI #SMKN2PEKANBARU
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Definisi dan sejarah kerja bangku serta peralatan yang digunakan seperti ragum, kikir, tap.
2. Jenis kikir, ragum, dan klasifikasi kerja bangku.
3. Cara mengikir, perawatan peralatan, drilling dan boring, serta TAP dan SNEI."
[Ringkasan]
Laporan ini membahas pengukuran dimensi linier benda kerja berbentuk balok dengan dua lubang menggunakan berbagai jenis alat ukur. Hasil pengukuran menunjukkan penurunan nilai kesalahan seiring dengan peningkatan kecermatan alat ukur.
SSL/TLS Heartbleed.
In questo talk parlo molto velocemente del bug SSL/TLS Heartbleed, bug che ha afflitto dal 2012 al 2014 la cryptolibreria di OpenSSL. Sfruttando il suddetto bug era possibile violare completamente una comunicazione protetta da SSL/TLS. Il talk si conclude spiegando all'utente che il bug è stato risolto grazie al fatto che il progetto di OpenSSL è OpenSource e questo ha facilitato di molto la scoperta e la rilevazione del codice buggato.
Elimina tus miedos y no dejes que nada te detenga en la vida.
Controla cada uno de tus miedos con estas 3 técnicas poderosas, si haces la segunda seras muy exitoso.
A prezentációmban Forgós Sándor e-learninges tananyagát használtam fel. Szó esik benne a rádiózás illetve a televíziózás kialakulásáról. Fontosabb évszámokról, illetve személyekről.
Email exchange - A melhor solução em email corporativoRedeHost
O documento descreve os serviços de email profissional da empresa RedeHost, especializada em hospedagem. A RedeHost oferece dois tipos de serviços de email: Email Profissional e Microsoft Exchange. O Exchange oferece mais recursos e espaço de armazenamento em comparação com o Email Profissional, sendo uma opção mais indicada para comunicações profissionais. O documento detalha os recursos e vantagens de cada serviço.
El documento presenta información sobre el lenguaje algebraico y las ecuaciones. Explica que el lenguaje algebraico utiliza letras, números y signos de operaciones para expresar información de forma concisa. Luego, define una ecuación como una igualdad con letras y números relacionados por operaciones aritméticas, donde la letra cuyo valor se desconoce se llama incógnita. Finalmente, muestra ejemplos de cómo resolver ecuaciones de primer grado utilizando las reglas de la suma y del producto.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem penggolongan darah manusia ke dalam tiga golongan utama yaitu sistem ABO, sistem MN, dan sistem rhesus. Sistem ABO dibedakan berdasarkan kehadiran aglutinogen A dan B, sistem MN berdasarkan aglutinogen M dan N, sedangkan sistem rhesus berdasarkan kehadiran aglutinogen rhesus. Ketiga sistem penggolongan ini dipengaruhi oleh faktor genetik.
لاشك انك قرات الكثير من العناوين لكتب ودورات التدريبية مثل كيف تصبح غنياً فى مجال العقارات او الاسهم او بدء المشروعات ولكن ماذا يحدث ؟ بالنسبه للغالبيه من الناس لم يحدث لهم شئ مجرد عاصفه قصيرة من الحماس تجتاحهم ثم يعودون الى نقطة الصفر .
1) O documento discute as características de alunos com Perturbações do Espectro do Autismo (PEA), incluindo dificuldades na interação social, comunicação, comportamentos repetitivos e sensibilidade a estímulos.
2) Alguns sintomas comuns incluem falta de interesse em brincadeiras, dificuldade em usar a comunicação não verbal, fixações em objetos específicos e problemas de sono.
3) Embora cada pessoa seja afetada de forma diferente, o autismo afeta aproximadamente 1 em cada 1000
The document provides information about the Common Written Examination (CWE) conducted by the Institute of Banking Personnel Selection (IBPS) for selection to probationary officer/management trainee positions in 19 participating public sector banks in India. Some key details include:
- IBPS administers the CWE twice per year on behalf of the participating banks.
- The CWE consists of objective tests on reasoning, English language, quantitative aptitude, general awareness, computer knowledge, and a descriptive paper.
- Candidates who meet the minimum score thresholds will receive scorecards and can then apply to participating banks for further selection processes including interviews.
- Each participating bank will conduct its own subsequent selection process and have
Refinement af backloggen er en af de vigtigste aktiviteter i agil udvikling. Få inspiration til hvordan du effektivt afklarer, nedbryder, prioriterer og klargør opgaverne til det agile team.
La playa de Venice en Los Ángeles es conocida por su ambiente bohemio y su cultura contracultural. Se encuentra a orillas del océano Pacífico y es popular entre surfistas y artistas. La playa y la comunidad circundante ofrecen una atmósfera relajada y creativa.
In december 2015 heb ik zo'n 30 medewerkers van Zozijn een LinkedInspiratiesessie gegeven om te laten zien wat LinkedIn nu precies is, hoe het werkt en hoe je er nog meer uit kunt halen door LinkedIn écht te gebruiken.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang Laboratorium Metrologi Industri di Universitas Brawijaya, mencakup pengertian metrologi industri, jenis-jenis pengukuran dan istilah penting dalam pengukuran seperti ketelitian, ketepatan, toleransi dan harga batas.
Modul Teori Kalibrasi (Pengujian Geometrik & Kualitas) Mesin Perkakas_Politek...Ir. Duddy Arisandi, ST, MT
Buku ini memberikan penjelasan tentang teori kalibrasi mesin perkakas. Terdiri dari pengantar, metrologi mesin perkakas, dan jenis mesin perkakas seperti mesin milling dan mesin bubut beserta gambar ilustrasinya. Buku ini bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang kalibrasi dan pengukuran geometri mesin-mesin tersebut.
Produk yang dibahas dalam dokumen ini adalah proses pembuatan Cake dan Cup Cake. Dokumen ini menjelaskan tentang penentuan harga pokok produksi Cake dan Cup Cake melalui analisis proses produksi, peramalan permintaan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja dan bahan baku, serta perhitungan biaya produksi.
Laporan akhir MODUL 4 PENGUKURAN KEKASARAN PERMUKAAN METROLOGI INDUSTRI UNRI DIAN HARYANTO 1407123394 KALAU DOWNLOAD ADA YANG SALAH TOLONG BERI TAHU SAYA SMS 082281199396
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum fotogrametri digital yang membahas tentang kalibrasi kamera menggunakan toolbox MatLab. Laporan ini menjelaskan tujuan, metode, dan hasil dari praktikum kalibrasi kamera secara digital menggunakan perangkat lunak MatLab.
Buku ini membahas tentang alat ukur dan teknik pengukuran listrik, mulai dari dasar besaran listrik, jenis alat ukur sederhana hingga aplikasi lanjut. Dijelaskan pula tentang parameter alat ukur, kesalahan pengukuran, kalibrasi, dan berbagai jenis alat ukur listrik beserta cara kerja dan pengoperasiannya.
Anugerah Photocopy bergerak dalam bidang jasa percetakan dan fotokopi. Usaha ini berlokasi di Jalan Raya Turi No. 49, Desa Sukorejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Rangkuman dalam 3 kalimat:
Proyek akhir ini membahas tentang merancang poros pada mesin pengupas bawang agar dapat beroperasi dengan baik dan aman. Poros dirancang untuk memutar plat piringan dan menopang piringan dengan mempertimbangkan kekuatan poros dan diameternya. Dokumen ini juga membahas perhitungan daya mesin dan sistem transmisi untuk memutar poros.
Perancangan dan realisasi sistem kendali kontinyu & digital pada plant motor ...Viki Alamsyah
Sistem Kendali PID pada Modul Kendali Motor dan Posisi.
Laporan Akhir Praktikum Sistem Kendali Digital: Program D3 Teknik Elektronika. Politeknik Negeri Bandung,2015.
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP MESIN COMPUTER NUMERICAL CONTROL (CNC) M...Uofa_Unsada
Skripsi ini membahas analisis perilaku konsumen terhadap mesin Computer Numerical Control (CNC) merek Enshu di kawasan industri Jakarta, Bekasi, dan Karawang. Penelitian ini menggunakan metode analisis Fishbein untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap performa, fitur, kehandalan, kesesuaian spesifikasi, daya tahan, dan faktor-faktor lainnya. Hasilnya menunjukkan sikap positif konsumen dengan skor total 282, termas
Dokumen ini memberikan rincian pelaksanaan modul pelatihan ukuran linear, sudut, dan aplikasi pengukuran menggunakan peralatan seperti mikrometer, tolol tinggi, dan rakaman GD&T untuk memastikan kemahiran calon dalam melakukan pengukuran sesuai spesifikasi pekerjaan dan prosedur operasi standar.
Dian haryanto 1407123394 paper peengganti utsdian haryanto
Penelitian ini menganalisis produktivitas hijauan makanan ternak pada lahan perkebunan kelapa sawit berumur 3 tahun dan lebih dari 8 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin tua umur kelapa sawit, produktivitas hijauan makanan ternak semakin rendah karena semakin sedikit cahaya matahari yang diterima tanaman hijauan.
Proposal ini membahas pengolahan limbah sisa pengolahan buah kelapa sawit di PTPN V Sei Galuh. Limbah tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengurangi biaya perawatan kebun dan meningkatkan keuntungan. Penelitian ini bertujuan menganalisis cara pengolahan limbah yang tepat serta besaran keuntungan yang didapat dari pemanfaatan limbah tersebut.
Proyek ini merencanakan membuka usaha fried chicken dengan nama "Hot Fried Chicken" yang menawarkan berbagai tingkat kepedasan. Proyek ini akan dibuka di dekat kampus-kampus besar di Pekanbaru dengan target konsumen mahasiswa. Rencananya proyek ini akan dibuka cabang jika target dan modal tercapai.
Kelompok A9 dian haryanto 1407123394 modul 01 rugi-rugi aliran (analisa)dian haryanto
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum tentang rugi-rugi aliran yang meliputi:
1. Alat dan bahan yang digunakan seperti alat uji rugi-rugi aliran, diffrential manometer, dan flow meter serta air dan merkuri.
2. Prosedur kerja praktikum yang meliputi langkah-langkah pengukuran debit dan ketinggian pada berbagai konfigurasi aliran.
3. Pembahasan hasil percobaan berupa data debit, dimensi aliran,
Rayendra Putra Pratama membahas tentang pendidikan di Indonesia yang belum merdeka karena masih banyak siswa putus sekolah dan fasilitas pendidikan yang rusak, meskipun Indonesia adalah negara kaya. Pendidikan yang baik diperlukan untuk mencetak sumber daya manusia berkualitas dan menghancurkan kemiskinan. Semua diminta berjuang bersama untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya melestarikan lingkungan. Lingkungan terdiri atas biotik dan abiotik, dan manusia harus melindungi keduanya karena berpengaruh terhadap kehidupan. Upaya konservasi lingkungan yang dianjurkan adalah tidak menebang pohon dan menanam pohon baru.
LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI JURUSAN MESIN PRODUKSI SMKN 2 PEKANBARU T.A 20...dian haryanto
Laporan ini membahas tentang praktek kerja industri yang dilakukan di PT Perkebunan Nusantara V. Laporan ini mencakup latar belakang, tujuan, tinjauan pustaka, deskripsi proses produksi minyak kelapa sawit, sistem utilitas, dan bengkel.
1. LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM METROLOGI INDUSTRI
MODUL 1
PENGGUNAAN & KALIBRASI MISTAR INGSUT
Nama Asisten: Khoirul Anam
Oleh
Nama : Dian Haryanto
NIM : 1407123394
Kelompok : 9 (Sembilan)
LABORATORIUM PENGUKURAN
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
2015
2. i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan pada Allah SWT. yang telah memberikan
kesehatan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat
waktu. Shalawat beriring salam tidak lupa kita haturkan pada nabi besar
Muhammad Saw. Karena berkat beliau kita dapat hidup di mana penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih pada kedua orang tua yang
sampai sekarang ini masih sudi membiyayai seluruh keperluan penulis dalam
pembuatan laporan ini. Terima kasih juga penulis ucapkan pada Ibu Anita
Susilawati , ST, MSC, Phd. sebagai dosen pengampu mata kuliah metrologi industri
dan pada para asisten yang selalu membantu penulis dalam proses penulisan laporan
Kalibrasi dan Penggunaan Mistar Ingsut.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak kekurangan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
menyempurnakan laporan ini guna untuk dunia pendidikan dan penulis sendiri.
Pekanbaru, Desember 2015
Penulis
3. ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR NOTASI............................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan..................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktikum..........................................................................................2
1.3 Manfaat Praktikum........................................................................................2
BAB II TEORI DASAR
2.1 Pengertian......................................................................................................3
2.2 Macam-Macam Mistar Ingsut ........................................................................5
2.3 Cara kerja dan Prinsip Kerja .......................................................................10
2.4 Perkembangan Mistar Ingsut.......................................................................11
2.5 Komponen Mistar Ingsut.............................................................................14
2.6 Cara Penggunaan Mistar ingsut...................................................................17
BAB III METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis.........................................................................18
3.2 Prosedur Praktikum Aktual..........................................................................18
3.3 Alat dan Bahan.............................................................................................19
BAB IV DATA PENGAMATAN
4.1 Data Gamabr Dan Tabel V Blok .................................................................21
4.2 Data Gamabr Dan Tabel Bantalan ...............................................................22
BAB V ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data...........................................................................................23
5.2 Analisa Data ................................................................................................32
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan...................................................................................................34
5. iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Mistar Ingsut Nonius............................................................................5
Gambar 2.2 Mistar Ingsut Tak Sebidang ................................................................6
Gambar 2.3 Mistar Ingsut Jarak Senter....................................................................7
Gambar 2.4 Mistar Ingsut Diameter Dalam.............................................................7
Gambar 2.5 Mistar Ingsut Pipa ................................................................................7
Gambar 2.6 Mistar Ingsut Posisi Dan Lebar Alur....................................................8
Gambar 2.7 Mistar ingsut putar...............................................................................8
Gambar 2.8 Mistar Ingsut Tekanan Ringan .............................................................9
Gambar 2.9 Mistar Ingsut Serbaguna.......................................................................9
Gambar 2.10 Mistar Ingsut Kedalaman .................................................................10
Gambar 2.11 Mistar Ingsut Penggores...................................................................10
Gambar 2.12 Mistar Ingsut Nonius........................................................................12
Gambar 2.13 Mistar Ingsut Jam ukur.....................................................................13
Gambar 2.14 Mistar Insut Digital ..........................................................................13
Gambar 2.15 Pengukuran Menggunakan Rahang Bawah......................................14
Gambar 2.16 Mengukur celah................................................................................14
Gambar 2.17 Depth Probe .....................................................................................15
Gambar 2.18 Skala Nonius.....................................................................................15
Gambar 2.19 Skala Nonius.....................................................................................16
Gambar 2.20 Pengunci...........................................................................................16
Gambar 2.21 Penggeser..........................................................................................16
Gambar 3.1 Jangka Sorong Nonius........................................................................19
Gambar 3.2 Jangka Sorong Jam Ukur....................................................................19
Gambar 3.3 Jangka Sorong Digital ........................................................................19
Gambar 3.4 V blok.................................................................................................20
Gambar 3.5 Bantalan.............................................................................................20
Gambar 4. 1 Benda kerja V Blok ...........................................................................21
Gambar 4.2 Benda Ukur Bantalan .........................................................................22
6. v
Gambar 5.1 Grafik Persen Nonius Vs Digital (V Blok)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 5.2 Grafik Persen Jam Ukur Vs Digital (V Blok)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 5.3 Grafik Persen Nonius Vs Digital (Bantalan)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 5.4 Grafik Persen Jam UkurVs Digital (Bantalan)Error! Bookmark not
defined.
7. vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran V Blok.......................................................................21
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Bantalan....................................................................22
8. vii
DAFTAR NOTASI
% Eror = Persentase Kesalahan (%)
L = Lebar dimensi (mm)
P = Panjang Dimensi (mm)
Digital = Skala (mm)
Jam Ukur = Skala (mm)
Nonius = Skala (mm)
9. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Dalam perkuliahan untuk memeahami suatu mata kuliah ada kalanya tidak
cukup dengan pemahaman teori saja. Maka di perlukan sebuah kegiatan yang
berupa praktik atau sering di sebut dengan praktikum. Praktikum Metrologi Industri
dapat digunakan sebagai sarana penunjang Mata kuliah Metrologi industri dan
kontrol kualitas.
Kalibrasi terhadap alat ukur adalah proses pengujian kebenaran penunjukan
hasil pengukuran suatu alat ukur yang bertujuan untuk menentukan kelayakan suatu
alat ukur untuk dapat digunakan dalam proses ini semua bagian alat ukur yang dapat
mempengaruhi hasil pengukuran harus di periksa apakah masih dapat berfungsi
dengan baik atau tidak. Kalau tidak sampai sejauh mana tingkat kerusakannya
sehingga dengan demikian dapat ditentukan kelayakan dari suatu alat ukur tersebut.
Kalibrasi seharusnya dilakukan pada semua alat alat ukur terutama pada alat
ukur yang baru atau alat ukur yang sudah lama di gunakan. Untuk alat ukur yang
sudah lama dibeli dan sudah lama digunakan sangat di sarankan untuk dilakukan
kalibrasi ini.
Mistar ingsut adalah salah satu alat ukur yang sangat penting dan harus
dikuasai cara pengukurannya oleh Mahasiswa Teknik Mesin. Karena dalam
melakukan proses pemesinan sangat diperlukan sebuah pengukuran. Mistar ingsut
merupakan salah satu alat ukur yang diperlukan dan sering di gunakan saat proses
pemesinan berlangsung.
Dengan adanya praktikum mistar ingsut Mahasiswa Teknik Mesin dapat
mengetahui jenis-jenis mistar ingsut, metode yang digunakan, prinsip kerja mistar
ingsut dan fungsi mistar ingsut, serta bagian-bagiannya yang bertujuan agar
mahasiswa bisa mengukur dengan mistar ingsut lebih teliti saat di dunia kerja.
10. 2
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum kalibrasi dan penggunaan mistar ingsut yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan mistar ingsut (vernier caliper) berbagai jenis dengan baik
dan benar.
2. Dapat mengkalibrasi mistar ingsut.
1.3 Manfaat Praktikum
Manfaat dari praktikum Kalibrasi dan penggunaan mistar ingsut adalah
sebagai berikut:
1. Menambah pengalaman mahasiswa dalam proses pengukuran
menggunaakan mistar ingsut.
2. Mahasiswa dapat menggunakan mistar ingsut dengan baik dan benar.
3. Mahasiswa dapat mengaplikasikan teori tentang mistar ingsut.
4. engetahui berbagai macam mistar ingsut.
11. 3
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Mistar ingsut adalah alat ukur linear langsung yang serupa dengan mistar
ukur. Yang memiliki skala utama pada batang dengan ujung ada berupa ekor untuk
mengukur ketinggian dari sebuah dimensi. Mistar ingsut ini memiliki banyak nama
lain seperti sikmat, jangka sorong, vernier caliper maupun jangka geser. Penamaan
tersebut biasanya timbuk karena kebiasan dari sebuah wilayah atau kelompok dan
julukan dari sebuah daerah.
Pada ujung mistar ingsut ini ada rahang yang berfungsi untuk sensor dalam
proses pengukuran. Rahang ini ada dua, yaitu rahang atas dan rahang bawah yang
memounyai fungsi yang berbeda-beda. Pada rahang atas berguna untuk mengukur
celah dari sebuah bidang dimensi. Sedangkan rahang bawah berguna untuk
mengukur panjang sebuah dimensi maupun untuk mengukur diameter luar dari
sebuah tabung. Rahang tetap adalah rahang yang bergabung dengan batang dari
mistar ingsut ini. Sedangkan rahang geser merupakan rahang yang bagiannya
terpisah dengan batang ukur, dan di rahang geser ini letak dari skala nonius dari
sebuah jangka sorong.
Pengukuran dilakukan dengan cara menjepit benda ukur menggunakan
rahang sensor yang ada pada mistar ingsut ini. Jika pengukuran ketinggian
memungkinkan menggunakan ekor dari jangka sorong ini. Caranya dengan cara
mengeluarkan ekor dari jangka sorong ini lalu menabrakkannya dengan batang dari
alat ukur ini dan dengan permukaan benda yang sedang di ukur.
Pada saat proses melakukan pengukuran dan kita mengalami kesulitan
dalam membaca skala yang di tunjukkan, kita bisa mengunci rahng geser dengan
cara memutar pengunci dan mengunci pergerakan rahang geser dengan batang ukur.
Jika sudah dirasa sensor menyentuh dari bagian dimensi yang sedang ingin di ukur,
maka kita dapat menggunakan fitur pengunci dari Mistar ingsut ini. Setelah itu kita
bisa membawanya ke tempat yang mudah untuk dilakukan pembacaan pengukuran
tersebut.
12. 4
Sebuah benda ukur ada kalanya kita di tuntut untuk membaca ukuran dari
kedalaman sebuah benda kerja. Misalnya untuk mengukur kedalaman sebuah
lubang spy dari poros dan menghitung lubang fully. Agar spy yang di buat tidak
kepanjangan dan tidak mengganggu poros lain maka ukuran dari spy yang di buat
harus sesuai.
Cara pengukurannya adalah dengan cara mengeluarkan ekor dari jangka
sorong dengan menggeser rahang geser yang ada pada jangka sorong. Setelah ekor
keluar maka langkah selanjutnya adalah mengukur lubang dari spy tersebut, dengan
cara memasukkan ekor tersebut pada lubang yang akan di ukur kedalamannya.
Dalam memasukkan ekor dalam lubang harus mencapai dasar dari lubang tersebut
dan tidak boleh menggantung atau tidak sampai pada dasar lubang tersebut.
Penggunaan alat ini sangatlah sensitif. Jika terjadi benturan terjadi pada
rahang dan rahang mengalami cacat maka hasil pengukuran akan menjadi kurang
akurat. Karena dalam jangka sorong memiliki ketelitian hingga 0,02 mm.
Penggunaan jangka sorong hanya di gunakan pada benda yang bersifat keras saja.
Karena benda yang bersifat lunak akan mengalami perubahan bentuk saat di
lakukan penekanan dengan rahang atau sensor dari jangka sorong ini. Pengukuran
yang dilakukan juga hanya melakukan pengukuran pada benda yang nampak saja.
Jika benda tidak dapat di sentuk oleh sensor mistar ingsut maka pengukuran akan
tidak akurat.
Sebenarnya bahan dari rahang mistar ingsut ini di gunakan bahan yang
sangat keras sehingga hal-hal di atas bisa di minimalisirkan. Pembuatan sensor dari
alat ukur ini seharusnya di gunakan bahan yang keras sehingga tahan aus dan
dirancang dengan ketelitian geometrik yang tinggi. Kerataan masing-masing
bidang pembimbing dan kesejajaran di rancang dengan toleransi yang tinggi. Guna
dari toleransi tersebut agar permukaan kedua sensor tetap sejajar, dengan demikian,
meskipun tak segaris, garis ukur dan garis nonius dimensi di usahakan harus
sejajaruntuk mengurangi efek kesalahan dalam pembacaan ukuran.
Pembacaan garis skala linier dilakukan menggunakan garis indeks yang
terletak pada peluncur atau rahang geser. Dan posisinya relatif terhadap skala
interpolarisasikan dengan skala nonius mistar ingsut. Berdasarkan cara
13. 5
membacanya mistar ingsut ada 3 jenis, mistar ingsut nonius, mistar ingsut jam ukur,
mistar ingsut digital.
Peraba atau sensor yang ada pada mistar ingsut ini termasuk dalam sensor
mekanik. Karena peraba pada mistar ingsut kontak langsung dengan benda yang
sedang di ukur. Lalu ukuran dapat di baca pada skala yang ada pada batang ukur
yang telah ada di alat ukur ini.
Gambar 2.1 Mistar Ingsut Nonius
(Http://fansclopedia.blogspot.co.id/2011/02/img-jangka-sorong)
Sedangkan pengertian kalibrasi adalah proses pengujian kebenaran hasil
pengukuran yang di bandingkan dengan alat ukur yang berguna dan berpengaruh
dalam pengukuran harus di periksa. Guna memastikan apakah masih layak di
gunakan atau tidak alat ukur tesebut di gunakan.
Jadi kalibrasi mistar ingsut adalah proses pengujian kebenaran penunjukan
hasil pengukuran dengan mistar ingsut. Maka hasil yang terbaca pada mistar ingsut
di tentukan apakah masih layak di dalam batas toleransi yang telah di berikan. Jika
tidak masuk dalam toleransi maka dinyatakan alat ukur tersebut tidak layak di
gunakan atau kasarnya di sebut rusak. Pada mistar ingsut digital dan mistar ingsut
jam ukur tidak berlaku hal seperti ini karena dapat di kembalikan ke titik nol seperti
sedia kala.
2.2 Macam-Macam Mistar Ingsut
Mistar ingsut merupakan alat ukur yang praktis dan umum di gunakan dan
ketelitiannya mencapai 0,01mm. Kecermatan setinggi ini dalam sebuah pengukuran
yang memasuki toleransinya sangat di bolehkan untuk menggunakan ukuran ini.
14. 6
Karena kesederhanaan kontruksinya maka banyak sekali jenis-jenis dari mistar
ingsut ini tergantung pada fungsi dan penggunaannya. Mistar ingsut ini terbuat dari
bahan matrial yang kokoh dan kuat.
Pada beberapa jenis alat kekuatan dari alat tersebut kurang menjanjikan.
Sehingga pada alat tersebut mudah aus dan berakibat hasil pengukuran tidak sesuai.
Mistar ingsut ini di kuatirkan kekurangan fitur yang berguna untuk mengukur dari
berbagai bentuk benda ukur. Maka dari itu ada berbagai macam jenis mistar ingsut
berdasarkan fungsi dan bentuknya, diantaranya adalah sebagai berikut:
2.2.1 Mistar ingsut tak sebidang
Jangka sorong jenis ini merupaka jenis jangka sorong yang sangat sering di
gunakan dan sering di temukan. alasan dari pengunaan alat ukur ini adalah harganya
yang murah dan penggunaannya yang mudah. Fungsi dari jangka sorong ini juga
bisa di bilang komplit, karena dalam satu alat bisa di gunakan untuk mengukur
diameter luar, diameter dalam serta mengukur ketinggian dari celah maupun
dimensi dan lain-lain.
Gambar 2.2 Mistar Ingsut Tak Sebidang (Rochim, 2006)
2.2.2 Mistar ingsut jarak senter
Mistar ingsut jenis ini digunakan untuk mengukur jarak antara dua senter
dari poros. Penggunaannya berbeda ketinggian dari dua poros senter tersebut.
15. 7
Gambar 2.3 Mistar Ingsut Jarak Senter (Rochim, 2006)
2.2.3 Mistar ingsut diameter dalam
Mistar ingsut jenis ini di gunakan untuk mengukur diameter dalam dari
sebuah benda silindris. Pada jangka sorong jenis ini minimal yang mampu di ukur
adalah sebesar 30 mm. Pada jangka sorong jenis ini hanya mampu mengukur celah,
besar diameter dalam dari sebuah benda kerja.
Gambar 2.4 Mistar Ingsut Diameter Dalam (Rochim, 2006)
2.2.4 Mistar ingsut pipa
Mistar ingsut jenis ini di gunakan untuk mengukur lebar dinding dari sebuah
pipa dan tebal dari sebuah plat yang melengkung.
Gambar 2.5 Mistar Ingsut Pipa (Rochim, 2006)
16. 8
2.2.5 Mistar ingsut posisi dan lebar alur
Pada mistar ingsut jenis ini digunakan untuk mengukur dari posisi dan lebar
alur dari sebuah benda kerja. Jangka sorong ini punya rahang sepanjang 12 mm.
Gambar 2.6 Mistar Ingsut Posisi Dan Lebar Alur (Rochim, 2006)
2.2.6 Mistar ingsut putar
Mistar ingsut jenis ini biasanya digunakan untuk mengukur benda yang
berbeda kedudukannya.
Gambar 2.7 Mistar ingsut putar (Rochim, 2006)
2.2.7 Mistar ingsut tekanan ringan
Mistar ingsut ini di gunakan untuk mengukur benda ukur yang memiliki
tekstur lubak atau tidak terlalu keras.
17. 9
Gambar 2.8 Mistar Ingsut Tekanan Ringan (Rochim, 2006)
2.2.8 Mistar ingsut serbaguna
Mistar ingsut jenis ini memiliki fungsi yang sangat banyak sehingga di
sebut dengan mistar ingsut serbaguna. Pada jangka sorong jenis ini ada penggores
dan pembagi jarak.
Gambar 2.9 Mistar Ingsut Serbaguna (Rochim, 2006)
2.2.9 Mistar ingsut kedalaman
Mistar ingsut jenis ini di gunakan untuk mengukur kedalamn dari sebuah
lubang, pengukuran lebar serta pengukuran posisi alur terhadap tepi atau alur
lainnya.
18. 10
Gambar 2.10 Mistar Ingsut Kedalaman (Rochim, 2006)
2.2.10 Mistar Ingsut Penggores
Jenis jangka sorong ini di gunakan untuk mengukur diameter luar,
ketinggian benda ukur. Tapi tidak hanya berfungsi sebagai itu saja jangka sorong
jenis ini memiliki penggores yang berguna untuk menandai benda kerja.
Gambar 2.11 Mistar Ingsut Penggores (Rochim, 2006)
2.3 Cara kerja dan Prinsip Kerja
Cara kerja dari miostar ingsut ini sangatlah sederhana dengan cara menjepit
benda kerja menggunakan sensor atau yang sering di sebut dengan rahang, lalu kita
membaca ukuran yang di tunjukkan pada skala utama dan skala nonius. Proses
pembacaanya dengan cara mencari garis yang lurus antara skala nonius dan skala
utama dari jangka sorong ini.
Pada jenis mistar ingsut digital dan jam ukur cara pembacaannya lebih
mudah. kita hanya cukup melihat angka yang di tunjukkan dari jam ukur maupun
led tyang menunjukkan hasil pengukuran yang di lakukan. Mistar ingsut biasa di
sebut juga dengan alat ukur langsung karena hasil dari pengukuran yang dilakukan
dapat di ketahui secara langsung.
19. 11
Untuk pengukuran kedalam dari sebuah lubang atau sebuah celah kita hanya
cukup mengeluarkan ekor dari jangka sorong lalu kita masukkan kedalam lubang
yang ingin di hitung kedalmannya. Setelah kita ketahui kedalamannya kita dapat
membaca skala yang di tunjukkan pada alat ukur tersebut. Jika pada saat akan
membaca skala ukur posisi pembaca di rasa sangat sulit untuk melakukan
pembacaan skala, maka di anjurkan agar mengunci rahang geser setelah itu
membacanya pada tempat yang lebih mudah untuk dilakukan pembacaan.
Prinsip kerja mistar ingsut adalah secara mekanik dengan cara
menyentuhkan sensor ukur pada permukaan benda yang akan diukur. Peluncur
berfungsi untuk menggerakkan sensor gerak sesuai dengan dimensi benda yang
akan diukur. Nilai ukuran pada benda ukur dapat dilihat dengan menjumlahkan
skala utama dengan skala nonius. Untuk jenis mistar ingsut jam ukur prinsip
kerjanya sama dengan mistar ingsut nonius, hanya saja pembacaan skala noniusnya
dapat dilihat pada jam ukur. Sedangkan untuk mistar ingsut digital, hasil
pengukuran langsung dapat dibaca pada digital.
Pembacaan skala utama di lakukan melalui garis indeks yang terletak pada
rahang geser yang bersatu dengan rahang gerak. Selain dengan jenis skala nonius
ada jangka yang menggunakan skala jam ukur dan skala digital. Pengembangan alat
ini di karenakan untuk mempermudak pekerjaan manusia dalam mengukur.
2.4 Perkembangan Mistar Ingsut
Seiring dengan perkembangan zaman maka alat uukur juga mengalami
perubahan yang bertujuan untuk mempermudahkan pekerjaan manusia. Jangka
sorong pertama kali di temukan karena sebuah kecelakaan yang terjadi di lepas
pantai italia. Kecelakaan ini di kenal dengan “The Greek Giglio Wreck”. Jangka
sorong pertama kali di temukan di dataran Cina dan bahan pembuatannya adalah
dari perunggu.
Pada dasarnya semua kemajuan teknologi yang terjadi adalah untuk
mempermudah segala pekerjaan manusia yang bertujuan agagr tidak membuat
manusia repot dalam bekerja. Berikut adalah jenis-jenis Jangka sorong berdasarkan
perkembangan Zaman.
20. 12
2.4.1 Mistar ingsut nonius
Pertama kali munculnya jangka sorong adalah jenis nonius. Dimana cara
pembacaannya dengan cara membandingkan skala nonius dengan skala utama pada
batang yang ada pada jangka sorong itu sendiri. Angka yang di tunjukkan skala
nonius merupakan hasil dari pengukuran yang di lakukan. Lalu di cari skala utama
dan skala nonius yang segari. Maka hasil pengukurannya adalah skala utama
ditambah dengan skala nonius yang di tunjukkannya.
Mistar ingsut memiliki kapasitas ukur sampai dengan 150 mm, sementara
untuk jenis yang besar sampai 1000 mm. kecermatanyatergantung pada skala
nonius yaitu 0,10 , 0,05 atau 0,02 mm. Semakin tinggi kecermatan dari jangka
sorong ini semakin banyak pula garis yang ada pada skala nonius tersebut.
Mistar ukur nonius ada dua macam yaitu yang hanya memiliki rahang ukur
bawah dan yang lain mempunyai rahang ukur bawah dan atas. Mistar ingsut yang
hanya memiliki rahang ukur bawah saja digunakan untuk mengukur dimensi luar
dan dimensi dalam dari benda ukur. Sedangkan mistar ukur yang mempunyai
rahang ukur atas dan bawah dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar dan
dalam, kedalaman dan ketinggian alur bertingkat.
Gambar 2.12 Mistar Ingsut Nonius
(www.belajar,kemendikbud,go.id/jks6xs8dx34.html)
2.4.2 Mistar Ingsut Jam ukur
Mistar ingsut jenis ini tidak mempunyai skala nonius. Sebagai pengganti
skala nonius maka dibuat jam ukur. Pada jam ukurnya dilengkapi dengan jarum jam
penunjuk skala dan angka-angka dari pembagian skala. Jarum penunjuk akan
berputar sejalan dengan bergeraknya rahang gerak. Gerak lurus pada mistar jam
21. 13
ukur memiliki gerak lurus dari rahang ukur jalan sensor diubah menjadi gerak rotasi
dari jarum penunjuk. Gerak rotasi ini terjadi karena adanya hubungan mekanis
antara roda gigi pada poros jam ukur dengan batangbergerigi pada batang ukur.
Gambar 2.13 Mistar Ingsut Jam ukur
(www.belajar,kemendikbud,go.id/jks6xs8dx34.html)
2.4.3 Mistar ingsut Digital
Mistar ingsut digital memakai digital sebagai penggan pengukuran
(pembacaan) pada skala nonius. Pada peluncur dipasang digital indikator pembaca
skala ukuran sehingga ukuran langsung terbaca pada layar digital. Peluncur
memiliki gigi yang menggerakkan digital. Kemudian diubah dengan satuan panjang
yang langsung terbaca dengan layar. Sebelum melakukan pengukuran, terlebih
dahulu mistar ingsut dikalibrasi.
Gambar 2.14 Mistar Insut Digital
(www.belajar,kemendikbud,go.id/jks6xs8dx34.html)
22. 14
2.5 Komponen Mistar Ingsut
Sebuah mistar ingsut tersusun dari beberapa komponen yang bersatu dan
menjadi sebuah jangka sorong atau mistar ingsut ini. Adapun bagian-bagian dari
mistar ingsut adalah sebagai berikut:
2.5.1 Rahang luar (rahang bagian bawah)
Rahang bagian bawah ibi di gunakan untuk mengukur dimensi yang berada
di luar. Biasanya untuk mengukur diameter luar dari sebuah benda silindris.
Gambar 2.15 Pengukuran Menggunakan Rahang Bawah
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
2.5.2 Rahang dalam (rahang atas)
Rahang dalam berfungsi untuk mengukur diameter dalam dari sebuah benda
silindris berlubng, maupun mengukur celah dari sebuah benda.
Gambar 2.16 Mengukur celah
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
2.5.3 Depth (ekor)
Beguna untuk mengukur kedalaman dari sebuah benda ukur atau sebuah
lubang yang membutuhkan opengukuran kedalaman.
23. 15
Gambar 2.17 Depth Probe
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
2.5.4 Skala utama
Skala utama berfungsi untuk melakukan pengukuran menunjukkan hasil
angka utama atau ukuran pokok dari sebuah benda kerja.
Gambar 2.18 Skala Nonius
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
2.5.5 Skala Nonius
Skala nonius berguna untuk membaca perbandingan yang terjadi dengan
skala utama.
24. 16
Gambar 2.19 Skala Nonius
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
2.5.6 Pengunci
Pengunci ini berguna untuk menahan pergeseran dari skala nonius dengan
skala utama.
Gambar 2.20 Pengunci
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
2.6.6 Penggerser
Penggeser digunakan untuk menggeser skala nonius untuk proses
pengukuran.
Gambar 2.21 Penggeser
(www.prmpramono.wordpress.com/pkrln.html)
25. 17
2.6 Cara Penggunaan Mistar Ingsut
Berdasarkan bagian-bagian utama yang dipunyai oleh mistar ingsut, secara
umum mistar ingsut dapat digunakan antara lain untuk mengukur ketebalan,
mengukur jarak luar, mengukur diameter luar, mengukur kedalaman, mengukur
tingkatan, mengukur celah, mengukur diameter luar, dan sebagainya.
Agar pemakaian mistar ingsut berjalan baik dan tidak menimbulkan
kemungkinan-kemungkinan yang dapat menyebabkan cepat rusaknya mistar ingsut
maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Gerakan rahang ukur gerak (jalan) harus dapat meluncur kelincinan
(gesekan) tertentu sesuai denga standar yang diizinkan dan jalannya rahang
ukur harus tidak bergoyang.
2. Sebaiknya jangan mengukur benda ukur dengan hanya bagian ujung dari
kedua rahang ukur tetapi sedapat mungkin harus masuk agak kedalam.
3. Harus dipastikan bahwa posisi nol dari skala ukur dan kesejajaran muka
rahang ukur betul-betul tepat.
4. Waktu melakukan penekanan kedua rahang ukur pada benda ukur harus
diperhatikan gaya penekannya. Terlalu kuat menekan kedua rahang ukur
akan menyebabkan kebengkokan atau ketidaksejajaran rahang ukur.
Disamping itu, bila benda ukur mudah berubah bentuk maka terlalu kuat
menekan rahang ukur dapat menimbulkan penyimpangan hasil pengukuran.
5. Sebaiknya jangan membaca skala ukur pada waktu mistar ingsut masih
berada pada benda ukur. Kunci dulu peluncurnya lalu dilepas dari benda
ukur kemudian baru dibaca skala ukurnya dengan posisi pembacaan yang
betul.
6. Jangan lupa, setelah mistar ingsut tidak digunakan lagi dan akan disimpan
ditempatnya, kebersihan mistar ingsut harus dijaga dengan cara
membersihkannya memakai alat-alat pembersih yang telah disediakan
misalnya kertas tissue, vaselin, dan sebagainya.
26. 18
BAB III
METODOLOGI
3.1 Prosedur Praktikum Teoritis
Prosedur praktikum secara teoritis yang dilakukan tentang praktikum
kalibrasi dan penggunaan mistar ingsut adalah sebagai berikut:
3.1.1 Pemakaina Mistar Ingsut
a. Lakukan pengukuran dengan mistar ingsut (0,05)
b. Selanjutnya benda di ukur menggunakan jangka sorong jenis jam ukur.
c. Lalu benda yang sama di ukur menggunakan mistar ingsut digital.
3.1.2 Kaslibrasi mistar ingsut
a. Periksa rahang ukur gerak dapat meluncur dengan baik atau tidak
b. Periksa kedudukan nol dari alat ukur
c. Periksa kelurusan sesaat menggambarkan pisau ukur dengan
menempelkannya pada sensor.
d. Periksa kebenaran skala mistar ingsurt pengecekan dilakukan dengan
alat ukur lainnya.
e. Lakukan pemeriksaan untuk 3 sensor.
3.2 Prosedur Praktikum Aktual
Prosedur praktikum yang di laksanakan adalah sebagai berikut:
3.2.1 Pemakaian mistar ingsut
a. Pengukuran menggunakan satu benda dengan menggunakan Lakukan
ketiga jenis jangka sorong.
b. Lakukan pengukuran menggunakan benda ke dua.
c. Catat hasil pengukuran.
3.2.2 Kalibrasi mistar ingsut
a. Pada jangka sorong ninius tidak bisa di kalibrasi.
b. Pada jangka sorong jenis jam ukur dengan memutar piringannya.
c. Pada jangka sorong digital dengan cara mereset alat ukur.
27. 19
3.3 Alat dan Bahan
Alat-alat yang di gunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
a. Mistar ingsut skala nonius, digital, dan jam ukur.
Gambar 3.1 Jangka Sorong Nonius
Gambar 3.2 Jangka Sorong Jam Ukur
Gambar 3.3 Jangka Sorong Digital
29. 21
BAB IV
DATA PENGAMATAN
4.1 Data Gamabr Dan Tabel V Blok
Gambar 4. 1 Benda kerja V Blok
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran V Blok
No
.
Ukuran
Pengamat A Pengamat B
Hasil Pengukuran Dengan Hasil Pengukuran Dengan
Nonius
(mm)
Jam
Ukur
(mm)
Digital
(mm)
Nonius
(mm)
Jam Ukur
(mm)
Digital
(mm)
1 A 6,58 6,60 6,60 6,68 6,65 6,64
2 B 11,20 12,10 11,73 11,56 11,50 11,68
3 C 6,56 6,75 6,76 6,66 6,55 6,70
4 D 10,80 11,00 11,09 10,36 10,35 10,32
5 E 6,60 6,50 6,69 6,60 6,50 6,32
6 F 15,22 15,05 15,04 15,10 14,75 14,75
7 G 3,66 3,55 3,56 3,60 3,70 3,61
8 H 14,92 14,95 14,92 14,70 14,90 14,88
9 I 5,20 4,85 5,02 5,00 5,20 5,36
10 J 11,48 11,40 11,21 10,98 10,95 11,25
11 K 6,32 6,60 6,44 6,40 5,86 6,45
12 L 5,00 5,10 5,32 5,00 5,20 5,32
13 M 5,70 5,60 5,62 5,78 5,60 5,57
14 N 11,30 11,05 10,94 10,98 10,95 10,74
15 O 15,00 15,15 15,15 15,30 15,70 15,75
30. 22
16 P 3,82 3,80 3,75 3,78 3,80 3,74
17 Q 5,00 5,05 5,10 4,96 5,20 5,10
18 R 14,70 14,75 14,97 14,84 14,70 14,75
19 S 70,12 70,20 70,18 70,06 71,30 70,13
20 T 34,99 35,10 35,13 35,06 35,10 35,13
21 U 2,20 2,10 2,10 2,50 2,60 2,54
4.2 Data Gamabar dan Tabel Bantalan
Gambar 4.2 Benda Ukur Bantalan
Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Bantalan
No. Ukuran
Pengamat A Pengamat B
Hasil Pengukuran Dengan Hasil Pengukuran Dengan
Nonius
(mm)
Jam Ukur
(mm)
Digital
(mm)
Nonius
(mm)
Jam Ukur
(mm)
Digital
(mm)
1 A 11,82 11,60 11,76 11,82 11,60 11,72
2 B 94,74 94,95 94,45 94,70 94,95 94,88
3 C 91,12 91,25 91,16 91,16 91,36 91,11
4 D 19,48 19,45 19,70 19,46 19,45 19,54
5 E 44,50 44,45 45,03 44,56 44,45 44,45
6 F 133,48 132,05 132,40 132,74 132,40 132,36
7 G 21,50 22,00 21,65 21,44 21,35 21,23
8 H 24,50 23,95 23,94 24,68 24,60 24,13
9 I 12,50 12,55 12,47 12,58 12,50 12,50
10 J 30,02 30,15 29,93 30,06 30,15 30,12
11 K 17,88 17,95 17,72 17,80 17,95 17,90
12 L 11,70 11,80 11,88 11,80 11,45 11,70
13 M 54,08 54,50 54,06 54,16 53,95 54,01
31. 23
BAB V
ANALISA DATA
5.1 Pengolahan Data
Adapun pengolahan data dapat di cari dengan persamaan berikut ini:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑠𝑒 𝑒𝑟𝑜𝑟 = |
𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 − 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛
𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛
| × 100%
5.1.1 Persentase Eror V blok
1. Pengamat A
A. Persentase eror skala nonius vs digital
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑛𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠 − 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
| 𝑥100%
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6.58𝑚𝑚 −6.60𝑚𝑚
6.60𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,30%
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11.20𝑚𝑚 −11,73𝑚𝑚
11,73𝑚𝑚
| 𝑥100% = 4,52%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6.66𝑚𝑚 −4,56𝑚𝑚
4.56𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,96%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
10,80𝑚𝑚−11,09𝑚𝑚
11,09𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,61%
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,60𝑚𝑚 −6,69𝑚𝑚
6,69𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,35%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
15,22𝑚𝑚−15,04𝑚𝑚
15.04𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,2%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
3,66𝑚𝑚 −3,56𝑚𝑚
3,56𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,8 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
14.74𝑚𝑚−14.74𝑚𝑚
14.74𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,48 𝑚𝑚−11,21 𝑚𝑚
11,21 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 3,59 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,48𝑚𝑚−11,21𝑚𝑚
11,21𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,41 %
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,32𝑚𝑚 −6,44𝑚𝑚
6,44𝑚𝑚
| 𝑥100%= 1,86%
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,00𝑚𝑚 −5,32𝑚𝑚
5,32𝑚𝑚
| 𝑥100%= 6,02%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,70𝑚𝑚 −5,62𝑚𝑚
5,62𝑚𝑚
| 𝑥100%= 1,42%
32. 24
n. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,30𝑚𝑚−10,94𝑚𝑚
10,94𝑚𝑚
| 𝑥100% = 3,29%
o. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
15.00−15,15𝑚𝑚
15 ,15𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,99%
p. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
3,82𝑚𝑚 −3,75𝑚𝑚
3,75𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,87%
q. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,00𝑚𝑚 −5,10𝑚𝑚
5,10𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,96%
r. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
14,70𝑚𝑚−14,97𝑚𝑚
14,97𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,80%
s. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
70.12𝑚𝑚−70,18𝑚𝑚
70,18𝑚𝑚
| 𝑥100%=0,09%
t. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
34,99𝑚𝑚 −35,13𝑚𝑚
35.15𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,4%
u. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
2,20𝑚𝑚 −2,10𝑚𝑚
2,10𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,76%
B. Persentase Eror Jam Ukur vs digital
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝐽𝑎𝑚 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
| 𝑥100%
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6.60𝑚𝑚 −6.60𝑚𝑚
6.60𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0%
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
12.10𝑚𝑚−11,73𝑚𝑚
11,73𝑚𝑚
| 𝑥100% = 3,15%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,75𝑚𝑚 −4,56𝑚𝑚
4.56𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,81%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,0𝑚𝑚 −11 ,09𝑚𝑚
11 ,09𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,84%
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,50𝑚𝑚 −6,69𝑚𝑚
6,69𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,07%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
15,05𝑚𝑚 −15,04𝑚𝑚
15.04𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,28%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
3,55𝑚𝑚 −3,56𝑚𝑚
3,56𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,2 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
14.95𝑚𝑚−14.74𝑚𝑚
14.74𝑚𝑚
| 𝑥100% = 3,39%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
4,48 𝑚𝑚 −5,21 𝑚𝑚
11,21 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 3,39 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,40𝑚𝑚 −11,21𝑚𝑚
11,21𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,69 %
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,60𝑚𝑚 −6,44𝑚𝑚
6,44𝑚𝑚
| 𝑥100%= 2,48%
33. 25
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,10𝑚𝑚 −5,32𝑚𝑚
5,32𝑚𝑚
| 𝑥100%= 4,14%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,60𝑚𝑚 −5,62𝑚𝑚
5,62𝑚𝑚
| 𝑥100%= 1,01%
n. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,05𝑚𝑚 −10,94𝑚𝑚
10,94𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,36%
o. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
15.15−15,15𝑚𝑚
15,15𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0%
p. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
3,80𝑚𝑚 −3,75𝑚𝑚
3,75𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,33%
q. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,05𝑚𝑚 −5,10𝑚𝑚
5,10𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,98%
r. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
14,75𝑚𝑚 −14,97𝑚𝑚
14,97𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,47%
s. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
70.20𝑚𝑚 −70,18𝑚𝑚
70,18𝑚𝑚
| 𝑥100%=0,03%
t. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
34,10𝑚𝑚 −35,13𝑚𝑚
35.15𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,09%
u. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
2,10𝑚𝑚 −2,10𝑚𝑚
2,10𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0%
Gambar 5.1 Grafik Pengamat A V-Blok
2. Pengamat B
A. Persentase eror skala nonius vs digital
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝐽𝑎𝑚 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
| 𝑥100%
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6.68𝑚𝑚−6.64𝑚𝑚
6.64𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,6%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
%EROR
TITIK
PENGAMATA V-BLOK
NONIUS VS DIGITAL JAMUKUR VS DIGITAL
34. 26
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11.56𝑚𝑚 −11,73𝑚𝑚
11,73𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,03%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6.66𝑚𝑚−4,70𝑚𝑚
4.70𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,6%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
10,80𝑚𝑚 −10,90𝑚𝑚
11,90𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,39%
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,60𝑚𝑚−6,69𝑚𝑚
6,69𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,43%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
15,22𝑚𝑚 −15,04𝑚𝑚
15.04𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,30%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
3,66𝑚𝑚−3,56𝑚𝑚
3,56𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,28 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
14.74𝑚𝑚 −14.74𝑚𝑚
14.74𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,21%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,48 𝑚𝑚−11,21 𝑚𝑚
11,21 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 6,72 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
110 ,98𝑚𝑚 −11,21𝑚𝑚
11,21𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,40 %
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
6,40𝑚𝑚−6,44𝑚𝑚
6,44𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,78%
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,00𝑚𝑚−5,32𝑚𝑚
5,32𝑚𝑚
| 𝑥100%= 2,06%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,78𝑚𝑚−5,62𝑚𝑚
5,62𝑚𝑚
| 𝑥100%= 3,77%
n. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,30𝑚𝑚 −10,94𝑚𝑚
10,94𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,23%
o. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
15.00−15,15𝑚𝑚
15 ,15𝑚𝑚
| 𝑥100%= 2,86%
p. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
3,82𝑚𝑚−3,75𝑚𝑚
3,75𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,07%
q. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
5,00𝑚𝑚−5,10𝑚𝑚
5,10𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,75%
r. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
14,70𝑚𝑚 −14,97𝑚𝑚
14,97𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,61%
s. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
70.12𝑚𝑚 −70,18𝑚𝑚
70,18𝑚𝑚
| 𝑥100%=0,10%
t. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
34,99𝑚𝑚−35,13𝑚𝑚
35.15𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,20%
u. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
250𝑚𝑚 −2,4𝑚𝑚
2,4𝑚𝑚
| 𝑥100%= 1,57%
B. Persentase Eror Jam Ukur vs digital
36. 28
Gambar 5.2 Pengamat B V-Blok
5.1.2 Persentase eror Bantalan
A. Persentase eror skala nonius vs digital
1. Pengamat A
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑛𝑜𝑛𝑖𝑢𝑠 − 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
| 𝑥100%
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,82𝑚𝑚−11,76𝑚𝑚
11,76𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,51%
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
94,74𝑚𝑚 −94,45𝑚𝑚
94,95𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,31%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
91,12𝑚𝑚 −91,16𝑚𝑚
91,16𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,04%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
19,48𝑚𝑚 −19,70𝑚𝑚
19,70𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,12%
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
44,50𝑚𝑚−45,03𝑚𝑚
45,03𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,18%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
132,48𝑚𝑚 −132 ,40𝑚𝑚
132,40𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,82%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
21,50 𝑚𝑚−21,65 𝑚𝑚
21,65𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,69 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
24,50𝑚𝑚−23,94𝑚𝑚
23,94𝑚𝑚
| 𝑥100% = 2,34%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
12,50 𝑚𝑚−12,47 𝑚𝑚
12,47 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,24 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
30,02𝑚𝑚−29,93𝑚𝑚
29,93𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,3 %
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
17,88𝑚𝑚−17,72𝑚𝑚
17,72𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,9%
0.00%
5.00%
10.00%
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U
%EROR
TITIK
PENGAMAT B V-BLOK
NONIUS VS DIGITAL JAM UKUR VS DIGITAL
37. 29
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,70𝑚𝑚−11,88𝑚𝑚
11,88𝑚𝑚
| 𝑥100%= 1,52%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
54,08𝑚𝑚−54,88𝑚𝑚
54,88𝑚𝑚
| 𝑥100%= 4,01%
B. Persentase Eror Jam Ukur vs digital
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,82𝑚𝑚−11,72𝑚𝑚
11,72𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,85%
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
94,74𝑚𝑚 −94,88𝑚𝑚
94,88𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,19%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
91,12𝑚𝑚 −91,11𝑚𝑚
91,11𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,05%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
19,48𝑚𝑚 −19,54𝑚𝑚
19,54𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,41%
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
44,50𝑚𝑚−44,45𝑚𝑚
45,03𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,25%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
132,48𝑚𝑚 −132 ,36𝑚𝑚
132,40𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,29%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
21,50𝑚𝑚 −21,23𝑚𝑚
21,23𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,99 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
24,50𝑚𝑚−24,13𝑚𝑚
24,13𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,28%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
12,58 𝑚𝑚−12,50 𝑚𝑚
12,50 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,64 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
30,02𝑚𝑚−30,12𝑚𝑚
30,12𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,2 %
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
17,88𝑚𝑚−17,90𝑚𝑚
17,90𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,56%
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,70𝑚𝑚−11,70𝑚𝑚
11,70𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,85%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
54,08𝑚𝑚−54,01𝑚𝑚
54,01𝑚𝑚
| 𝑥100%= 4,01%
38. 30
Gambar 5.3 Pengamat A Bantalan
2. Pengamat B
%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑗𝑎𝑚 𝑢𝑘𝑢𝑟 − 𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
𝑠𝑘𝑎𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑔𝑖𝑡𝑎𝑙
| 𝑥100%
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,60𝑚𝑚 −11,76𝑚𝑚
11,76𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,36%
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
94,95𝑚𝑚−94,45𝑚𝑚
94,95𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,53%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
91,25𝑚𝑚 −91,16𝑚𝑚
91,16𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,10%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
19,45𝑚𝑚 −19,70𝑚𝑚
19,70𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,27%
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
44,45𝑚𝑚 −45,03𝑚𝑚
45,03𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,29%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
132,05𝑚𝑚 −132 ,40𝑚𝑚
132 ,40𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,26%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
21,50𝑚𝑚 −21,65𝑚𝑚
21,65𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,62 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
23,95𝑚𝑚 −23 ,94𝑚𝑚
23,94𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,04%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
12,55 𝑚𝑚−12,47 𝑚𝑚
12,47 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,64 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
30,15𝑚𝑚 −29,93𝑚𝑚
29,93𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,74 %
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
A B C D E F G H I J K L M
%EROR
TITIK
PENGAMAT A BANTALAN
NONIUS VS DIGITAL JAMUKUR VS DIGITAL
39. 31
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
17,95𝑚𝑚 −17 ,72𝑚𝑚
17,72𝑚𝑚
| 𝑥100%= 1,3%
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,80𝑚𝑚 −11,88𝑚𝑚
11,88𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,67%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
54,50𝑚𝑚 −54,06𝑚𝑚
54,06𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,81%
B. Persentase Eror Jam Ukur vs digital
a. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,60𝑚𝑚−11,72𝑚𝑚
11,72𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,02%
b. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
94,95𝑚𝑚−94,88𝑚𝑚
94,88𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,07%
c. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
91,36𝑚𝑚 −91,11𝑚𝑚
91,11𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,27%
d. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
19,45𝑚𝑚 −19,54𝑚𝑚
19,54𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,46
e. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
44,50𝑚𝑚−44,45𝑚𝑚
44,45𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0%
f. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
132,48𝑚𝑚 −132 ,36𝑚𝑚
132,40𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,03%
g. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
21,50𝑚𝑚 −21,23𝑚𝑚
21,23𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,57 %
h. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
24,50𝑚𝑚−24,13𝑚𝑚
24,13𝑚𝑚
| 𝑥100% = 1,95%
i. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
12,50 𝑚𝑚−12,50 𝑚𝑚
12,50 𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0 %
j. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
30,02𝑚𝑚−30,12𝑚𝑚
30,12𝑚𝑚
| 𝑥100% = 0,10 %
k. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
17,88𝑚𝑚−17,90𝑚𝑚
17,90𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,28%
l. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
11,70𝑚𝑚−11,70𝑚𝑚
11,70𝑚𝑚
| 𝑥100%= 2,14%
m. %𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |
54,08𝑚𝑚−54,01𝑚𝑚
54,01𝑚𝑚
| 𝑥100%= 0,11%
40. 32
Gambar 5.4 Grafik Pengamat B Bantalan
5.2 Analisa Data
Dari data di atas dapat di ketahui bahwa setiap orang dalam proses
mengukur memiliki kemampuan yang berbeda. Bisa di lihat dari grafik yang
terbentuk. Hasil tersebut merupakan hasil dari pengukuran dari benda yang sayma
alat yang sama juga tetapi masih ada kesalahan yang cukup besar. Perbedaan
tersebut bisa terjadi akibat pengukur sendiri. Pada praktikum metrologi industri ini
sangat menguras energi dan sangat menguras keuangan dan menyita waktu para
praktikan. Sehingga ada kemungkinan salah satu dari pengamat yang sedang
mengalami ngantuk, sehingga dalam pemacaan tidak presisi lagi. Perbedaan hasil
kamera tersebut juga bisa terjadi karena lampu penerangan kurang terang menyala,
sehingga garis dari benda tidak nampa dalam tegangan air tang tinggi.
Perbedaan yang terjadi setiap alat ukur, itu di karenakan ketelitian jangka
sorongyang berbeda-beda ada yang mencapai hingga 0,01 mm,dan pada jam ukur
ketelitian 0,05 mm sedangkan pada skala nonius ketelitian mencapai 0,02 mm
sehingga kemungkinan hasil untuk berbeda sangat tinggi.pengukuran mendapatkan
hasil yang berbeda juga bisa di sebabkan karena alat ukur sudah aus dan sudah tidak
layak di gunakan.
0.00%
0.50%
1.00%
1.50%
2.00%
2.50%
A B C D E F G H I J K L M
%EROR
TITIK
PENGAMAT B BANTALAN
NONIUS VS DIGITAL JAM UKUR VS DIGITAL
41. 33
Pengukuran berbeda juga bisa berpengaruh karena saat menekan
menggunakan rahang bawah terlalu menekan sehingga hasilnya kurang maksimal.
Bisa jadi saat pengukuran tekanan terlalu tinggi maka rahang jangka sorong akan
bengkok dan aus. Pada saat pengukuran di harapkan keseriusan dan konsentrasi
yang tinggi agar mendapat hasil yang maksimal juga. Penyimpangan juga bisa
terjadi kareana faktor pengamat yang kurang memahami pengetahuan dasar tentang
pembacaan mistar ingsut ini. Sehingga dalam pembacaan mistar ingsut mengalami
kesulitan.
42. 34
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum yang di laksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Melalui praktikum Kalibrasi dan penggunaan Mistar Ingsut, mahasiswa
dapat memahami cara penggunaan mistar ingsut jenis nonius, jam ukur dan
mistar ingsut digital.
2. Pengkalibrasian Mistar ingsut sangat mudah di lakukan, kecuali
pengkalibrasian Mistar ingsut jenis nonius.
6.2 Saran
Dari praktikum yang telah dilaksanankan penulis memberikan saran sebagai
berikut:
1. Sebelum melakukan praktikum sehendaknya dipastikan alat yang akan di
gunakan dalam kondisi baik atau tidak.
2. Ketelitian sebuah mistar ingsut yang akan di gunakan harus dilihat dan di
pahami maksud dari ketelitian alat tersebut.
3. Dalam proses praktikum seharusnya mengikuti prosedur yang ada.
43. 35
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2013.Jenis-jenis jangka sorong. http://www.belajar.kemendikbud.go.id/jk
s6xs8dx34.html (diakses 7 November 2015)
Arief, Dodi Sofyan.2015. Buku Panduan Praktikum Metrologi. Pekanbaru: UR
Pramono, 2012. Penggunaan Sikmat. http://www.prmpramono.wordpress.com/
pkrln.html. (diakses 7 November 2015)
Rochim, Taufiq. 2006. Spesifikasi & Kontrol Kualitas Geometrik. Bandung: ITB