Filosofi dan Hikmah Ibadah Haji
Manasik Haji Pertama - Jamaah Haji Annisa Travel 2016
Lokasi Manasik:
Ruang Mabrur Annisa Travel
Jl. Raya Lenteng Agung No. 8A Jakarta Selatan 12610
https://goo.gl/maps/et8e6chLm8p
ANNISA TRAVEL
One Stop Travel Service
Filosofi dan Hikmah Ibadah Haji
Manasik Haji Pertama - Jamaah Haji Annisa Travel 2016
Lokasi Manasik:
Ruang Mabrur Annisa Travel
Jl. Raya Lenteng Agung No. 8A Jakarta Selatan 12610
https://goo.gl/maps/et8e6chLm8p
ANNISA TRAVEL
One Stop Travel Service
"Jika) hamba Allah berkata,âYang mana hartaku, yang mana hartaku,â sesungguhnya baginya tiga macam harta; apa yang dia makan lalu lenyap, apa yang dia pakai lalu lusuh, dan apa yang dia infakkan tapi akan tetap tersimpan. Apa saja selain itu, akan lenyap dan meninggalkan manusia.
Keagungan dan kesucian Allah merupakan hal asasi dalam Islam. pengagungan dan pensucianNya ini ditunjukkan dengan afirmasi dan negasi secara utuh dan konprehensif sebagaimana dipaparkan surat al-A'laa ini.
Ikhtisar panduan muslim agar dapat mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Referensi yang tepat untuk teman-teman yang ingin memperbaiki diri. Kalau penasaran dalilnya, beli langsung aja bukunya. Semangat belajar :)
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
"Jika) hamba Allah berkata,âYang mana hartaku, yang mana hartaku,â sesungguhnya baginya tiga macam harta; apa yang dia makan lalu lenyap, apa yang dia pakai lalu lusuh, dan apa yang dia infakkan tapi akan tetap tersimpan. Apa saja selain itu, akan lenyap dan meninggalkan manusia.
Keagungan dan kesucian Allah merupakan hal asasi dalam Islam. pengagungan dan pensucianNya ini ditunjukkan dengan afirmasi dan negasi secara utuh dan konprehensif sebagaimana dipaparkan surat al-A'laa ini.
Ikhtisar panduan muslim agar dapat mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Referensi yang tepat untuk teman-teman yang ingin memperbaiki diri. Kalau penasaran dalilnya, beli langsung aja bukunya. Semangat belajar :)
Kisah para sahabat yang sholeh selalu bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita. Dalam Power Point diceritakan tentang Abu Bakar Assyiddiq keturunannya,kelebihannya dan bagaimana beliau jadi kahlifah
Iman secara bahasa artinya percaya atau yakin. Sedangkan dari segi istilah artinya meyakini setulus hati yang mengakar kuat, mengucapkan dengan lisan, dan mengamalkan dengan seluruh anggota badan.
Iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah swt. menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib yang diutus untuk melaksanakan segala perintahnya.
Kata malaikat menurut bahasa, berasal dari bahasa Arab malak yang bentuk jamaknya malaaikah yang berati kekuatan, yang berasal dari kata mashdar al-alukah yang berati risalah atau misi.
Menurut istilah, malaikat adalah makhluk Allah yang diciptakan dari nur/cahaya dan bersifat ghaib yang selalu taat serta patuh melaksanakan tugas /perintah Allah SWT
 Hukum beriman kepada malaikat adalah fardu âain. Beriman kepada malaikat merupakan salah satu dari rukun iman .
Hal ini berdasarkan pada beberapa sumber dari al-qurâan yaitu:
a. Q.S. Al-Baqarah/2:285
b. Q.S. an-Nisaâ/4:136
 Malaikat diciptakan terlebih dahulu daripada manusia pertama(nabi Adam a.s).Sebagaimana terdapat dalam surat al baqarah ayat 30.
Sumber yang dapat dijadikan rujukan untuk mengetahui malikat adalah dengan berpedoman kepada al-Qurâan dan hadis-hadis Rasulullah saw.
Dalam Q.S. Al-Muddassir : 31
akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikisâŠ
Presentasi ini saya buat satu hari yang lalu, yang akan diprensentasikan pada hari senin tanggal 16 Januari 2016 di SMKN 11 BANDUNG. PowerPoint ini adalah PowerPoint yang saya unggah pertama kali. Semoga dapat bermanfaat bagi semuanya, dan dapat menjadi referensi teman-teman. Terimakasih :). Salam dari saya Indriyani Widya Ningsih
Berdakwah sesungguhnya adalah bisnis yang kita lakukan dengan Alloh, karena Alloh akan memberi balasan berupa syurga kepada orang-orang yang menyeru kepada Islam
Salah satu tujuan hidup manusia didunia adalah untuk meraih kebahagiaan, Dan kebahagiaan yang paling utama adalah kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu untuk meraih tujuan tersebut, Allah SWT memberikan kita modal berupa potensi-potesni yang diberikan, dalam slide kali ini kami akan menyajikan tentang salah satu potensi yang diberikan Allah kebada kita yaitu berupa kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ), ketiga kecerdasan tersebut mempunyai tingkatan masing masing dan saling melengkapi
IQ
Intelligence Quotient bisa dijelaskan sebagai suatu ukuran dari tingkat kepintaran/kecerdasan seseorang, atau bisa juga tingkat kemampuan seseorang dalam menangkap informasi dan mempelajari hal baru. Dari suatu situs yang saya baca, terdapat bermacam jenis kecerdasan yaitu:
kecerdasan verbal
kecerdasan visual
kecerdasan musik
kecerdasan matematis
kecerdasan interpersonal
kecerdasan intrapersonal
Untuk penjelasan jenis-jenis kecerdasan di atas, silakan buka link ini.
EQ
Emotional Quotient merupakan suatu kemampuan sesorang dalam mengendalikan emosinya, bahkan mengendalikan emosi orang lain. EQ yang tinggi membuat seseorang dapat membaca dan mengendalikan situasi dengan baik, membaca pribadi orang lain, juga membuat orang lain nyaman berada di dekat Anda. Dari situs yang sama, EQ dapat dibagi menjadi beberapa poin:
kecakapan pribadi
kesadaran diri
pengaturan diri
motivasi
kecakapan sosial
empati
ketrampilan sosial
SQ
Spiritual Quotient ini bisa dibilang cukup kompleks karena masih banyak orang yang memperdebatkan. SQ bisa dibilang kemampuan seseorang yang bisa memaknai kehidupannya, memiliki suatu prinsip yang selalu dipegang teguh. Dengan SQ, seseorang bisa membedakan mana yang benar dan salah.
Saya tidak bisa menjelaskan panjang lebar tentang SQ karena saya sendiri masih bingung, hehe.. Lain kali jika saya sudah lebih mengerti akan saya jelaskan lebih lanjut. Atau mungkin jika ada yang mau menambahkan di comment ya monggoo, saya menerima dengan senang hati.
Setiap Muslim wajib mengimani bahwa Allah mempunyai wali-wali yang ada didunia, Para wali Allah adalah orang-orang yang mempunyai ketaqwaan, dan setiap wali Allah diberikan karamah olehNya dan karamah yang paling agung adalah sikap konsisten dalam melaksanakan ketaqwaan kepada Allah SWT. Bagaimana dengan wali seta??...
More from Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi(PeTIK) (7)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Â
Kitab Minhajul Muslim (bab 2 pasal 5)
1. (Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazaâiri)
Disusun Oleh:
Muhammad Ali Mufatihi
(Pesantren Teknologi Informasi dan Komunikasi)
2. Seorang Muslim menyakini bahwa kebahagiaannya di dalam dua kehidupan, yaitu kehidupan
pertama (dunia) dan kehidupan kedua (akhirat) tergantung bagaiamana ia beradap kepada
dirinya sendiri, menyucikan dan membersihkannya, sebagaimana kesengsaraanya tergantung
pada kerusakan, kekeruhan dan kebusukannya. Sebagaimana Allah SWT berfirman:
âSungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwanya itu, dan sungguh merugilah orang yang
mengotorinya.â (Asy-Syams: 9-10)
Juga sabda Rasulullah SAW:
âSetiap dari kalian akan masuk surga kecuali yang enggan.â para sahabat bertanya, âSiapakah
orang yang enggan itu, wahai Rasulullah?â Beliau bersabda, âBarangsiapa yang mentaatiku,
niscaya masuk surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka sungguh ia telah enggan
(masuk surga).â (H.R al-Bukhari, no.7280)
3. Oleh karena itu seorang Muslim hidup sebagai orang yang senantiasa
berusaha mendidik dirinya, menyucikan, dan membersihkan, karena ia
lebih berhak untuk dididik terlebih dahulu, maka ia harus menghiasnya
dengan adab yang menyucikannya, dan membersihkan kotoran-
kotorannya sebagaimana dia menjauhkannya dari hal-hal yang dapat
menodai dan merusaknya berupa keyakinan yang sesat, ucapan dan
perbuatan yang batil.Kemudian selalu mendorongnya melakukan amal
kebaikan dan mempertahankan amal kebaikan tersebut siang dan
malam , mengintrospeksi diri setiap saat.
Berikut adalah langkah langkah yang harus diikuti seorang Muslim
didalam usaha memperbaiki dan mendidiknya menjadi bersih dan suci
4. Taubat berarti, membersihkan diri dari segenapa dosa dan maksiat, menyesali setiap dosa yang
telah dilakukannya , bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu di dalam sisa
umurnya.
Firman Allah SWT:
âHai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-
murninya, mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan
memasukanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. â(At-Tahrim:8)
FirmanNya,
âDan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.â
(An-Nur:31)
5. Rasulullah SAW bersabda,
âHai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah, sesungguhnya aku bertaubat
seratus kali dalam sehari.â(H.R. Muslim, no.2702)
Sabda Beliau,
âSesungguhnya Allah membentangkan TanganNya pada malam hari untuk menerima taubat
orang yang berbuat kesalahan pada siang hari dan membentangkan TangnNya pada siang hari
untuk menerima taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari, (demikian), hingga
matahari terbit dari barat.â(H.R.Muslim,2703)
Allah akan menerima taubat hambanya yang berbuat dosa hingga sampai batas
terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya dan sampai nyawa sudah sampai di tenggorokan
6. Muraqabah adalah sikap seorang Muslim merasa dirinya diawasi oleh Allah SWT, ia
senantiasa merasakannya di setiap saat dari kehidupannya sehingga keyakinannya
menjadi sempurna bahwa Allah SWT selalu melihatnya, mengetahui rahasia-
rahasiannya, memperhatikan amal-amalnya, menegakkan putusan terhadapnya dan
terhadap setiap jiwa dengan apa yang telah dilakukan. Oleh karena itu, dirinya
tenggelam dalam pengawasan keagungan dan kesempurnaan Allah SWT , merasa
damai dengan mengingatNya, memperoleh kenyamanan dengan menjalankan segala
yang diperintahkanNya, mengharapkan pahala di sisiNya, menghadap kepadaNya dan
berpaling dari selainNya,
7. Makna âmenyerahkan diri â di dalam Firman Allah SWt,
âDan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang dia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah menjadikan Ibrahim sebagai kesayanganNya.â(An-Nisa: 125)
FirmanNya,
âDan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia orang yang berbuat
kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.â(Luqman: 22)
FirmanNya,
âKamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari al-Qurâan dan
kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu
melakukannya.â(Yunus: 61)
8. Sabda Rasulullah SAW,
âBeribadahlah kepada Alla seakan-akan kamu melihatNya, Jika kamu tidak bisa melihatNya,
maka sesungguhnya Dia melihatmu.â(Muttafaqâalaih; alâBukhari, no.50; Muslim,no9)
Itulah sifat yang dimiliki as-Sabiqunal al-Awwalun (generasi pertama) dari as-Salah ash-Shalih
umat ini ketika mereka merasa jiwanya seperti hadits Rasulullah tersebut sehingga keyakinan
mereka sempurna dan mereka sampai pada derajat orang-orang yang mendekatkan diri kepada
Allah SWT, berikut adalah contoh sikap muraqqabah dari mereka:
1. Abdullah bin Dinar berkata, âAku keluar bersama Umar bin Khattab ke Mekkah, lalu kami
singgah untuk istirahat di salah satu jalan, tiba-tiba seorang penggembala dari gunung menemui
kami. Umar berkat kepadanya, âHai penggembla, jualah kepada kami seekor kambing dari
kumpulan kambing ituâ, lalu si penggembala berkata, âSesungguhnya kambing itu ada yang
punya.â Umar berkata âKatakan saja kepada tuanmu bahwa kambing tersebut telah dimangsa
serigala.â Buda (penggembala) itu berkata âDI MANAKAH ALLAH? â lalu Umar menangis, dan
keesokan harinya Umar mendatangi tuan si penggembala tersebut, kemudian membeli budak
tersebut dari tuannya lantas beliau memerdekakannya.â
9. Dunia adalah ladang amal sebagai persiapan manusia menuju kampung akhirat, maka
seyogyanya manusia harus memperhatikan ibadah-ibadah fardhu yang diwajibkan kepadanya
seperti seorang pedagang memperhatikan modal hartanya, dan memperhatikan ibadah-ibadah
sunnahnya seperti seorang pedagang memperhatikan keuntungan tambahan atas modal
hartanya , dan seyogyanya manusia memperhatikan maksiat dan dosa seperti layaknya kerugian
di dalam perdagangan.
Seorang Muslim harus selalu bermuhasabah (intropeksi diri) di setiap harinya atas amal yang
telah dilakukan sepanjang harinya , apabila ia melihat kekurangan di dalam melakukan amalan
fardhunya, maka dia harus mencela dan menyatakannya jelek lantas bergegas menutup
kekurangannya tersebut. Jika dia meninggalkan ibadah yang boleh di qadhaâ maka dia segera
mengqadhanya, Apabila ia melihat kekurangan di dalam melakukan amalan sunnahnya, maka
dia akan menggantinya dan menutup kekurangannya, Apabila dia melihat kerugian akibat
menerjang larangan-larangan , maka dia segera memohon ampunan, menyesal, kembali kepada
Allah SWT dan mengerjakan kebaikan yang menurutnya mampu memperbaiki apa yang telah
dia rusak.
Inilah tujuan dari muhasabah diri. Muhasabah merupakan salah satu metode memperbaiki ,
melatih, menyucikan dan membersihkan diri. Berikut ini adalah dalil-dalil tentang muhasabah
diri:
10. Firman Allah SWT,
âHai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertaqwalah kepada
Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.â(Al-Hasyr: 18)
FirmanNya,
âDan Bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. â
(An-Nur: 31)
Sabda Rasulullah SAW,
âSesungguhnya aku betul-betul bertaubat kepada Allah dan memohon ampunan kepadaNya
seratus kali dalam sehari.â(H.R. Muslim)
11. * Umar bin Khattab RA berkata,â Hisablah dirimu sebelum (amalan ) kamu dihisab.â Dulu apabila
malam telah menyelimutinya, beliau memukul kedua telapak kakiny dengan sebuah tongkat dan
berkata kepada dirinya, âApa yang telah kamu lakukan hari ini?â
*Abu Thalhah RA ketika disibukkan oleh kebunya sehingga lalai dari mengerjakan shalat, beliau
mengelurkan sedekah kebunya untuk Allah SWT. Beliau melakukan ini karena semata-mata
muhasabah diri dan sebagai celaan dan pendidikan baginya
(diriwayatkan di dalam hadirs shahih)
*Dikisahkan dari al-Ahnaf bin Qais, bahwasanya beliau mendatangi suatu lampu (yang
bersumbu) lalu meletakkan jari jemarinya di dalamnya sehingga merasakan panasnya api, lantas
beliau berkata,âHai Hunaif, apa yang mendorong dirimu berbuat kala itu? Apa yang mendorong
dirimu berbuat kala itu?â
12. * Umar bin Khattab RA berkata,â Hisablah dirimu sebelum (amalan ) kamu dihisab.â Dulu apabila
malam telah menyelimutinya, beliau memukul kedua telapak kakiny dengan sebuah tongkat dan
berkata kepada dirinya, âApa yang telah kamu lakukan hari ini?â
*Abu Thalhah RA ketika disibukkan oleh kebunya sehingga lalai dari mengerjakan shalat, beliau
mengelurkan sedekah kebunya untuk Allah SWT. Beliau melakukan ini karena semata-mata
muhasabah diri dan sebagai celaan dan pendidikan baginya
(diriwayatkan di dalam hadirs shahih)
*Dikisahkan dari al-Ahnaf bin Qais, bahwasanya beliau mendatangi suatu lampu (yang
bersumbu) lalu meletakkan jari jemarinya di dalamnya sehingga merasakan panasnya api, lantas
beliau berkata,âHai Hunaif, apa yang mendorong dirimu berbuat kala itu? Apa yang mendorong
dirimu berbuat kala itu?â
13. *Dikisahkan bahwa seorang yang shalih sedang berperang lalu tiba-tiba seorang perempuan
tersingkap auratnya di hadapnnya dan ia melihatnya, maka ia mengangkat matanya dan
menampar matanya sehingga matanya keluar. Ia berkata ,âSesungguhnya kamu sangat
bersemangat kepada hal-hal yang mencelakakan dirimu.â
*Diriwayatkan bahwa seorang yang shalih pergi ke gurun pasir yang panas lalu ia bergulung-
gulung diatasnya, ia berkata kepada dirinya, âRasakanlah ini dan api neraka jahannam lebih
panas lagi. Apakah kamu ingin menjadi bangkai dimalam hari dan sebagai penganggurang di
siang hari?â
*Suatu hari seorang yang shalih mendongakkan kepalanya ke atas atap, lalu ia melihat seorang
wanita dan memandangnya, maka ia bertekad tidak akan melihat ke langit selagi ia masih hidup.
14. Demikian itulah teladan orang-orang shalih dari umat ini, mereka memuhasabah diri mereka
dari menyia-nyiakannya, mencelanya atas keteledorannya, menetapi sifat takwa, menahan
dirinya dari hawa nafsunya sebagai pengamalan atas Firman Allah SWT,
âAdapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan
hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnyaâ (An-Naziat: 40-41)
15. Hendaknya seorang Muslim mengetahui bahwa musuh bebuyutannya adalah hawa nafsu dirinya
sendiri. Nafsu menurut tabiatny selalu condong kepada keburukan, dan lari dari kebaikan serta
senantiasa menyuruh kepada kejelekan, Allah SWT berfirman,
âDan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu ini selalu
menyuruh kepada kejahatan.â (Yusuf: 53)
Tujuan dari Mujahadah adalah memerangi hawa nafsu termasuk didalamnya menyukai leha-
leha, menganggur, larut bersama hawa narfsu, dilalaikan oleh keinginan-keingingan sementara,
dll. Seorang Muslim harus memmpunyai keinginan untuk memerangi hawa nafsu sebagai wujud
pengamalan Firman Allah SWT,
âDan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan ) Kami, benar-banar akan Kami
tunjukan kepada mereka jalan-jalan Kami Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang
bebuat baik.â (Al-Ankabut: 69)
16. Seorang Muslim ketika memerangi nafsu di jalan Allah agar jiwany itu baik, bersih, suci, tentram
dan layak menjadi pemilik kemuliaan Allah SWT dan keridhaanNya, mujahadah merupakan
kebiasaan orang âorang shalih dan jalan orang-orang yang beriman dengan sebenarnya, maka
dia akan mengikuti jalan mereka dan menelusuri jejak-jejak mereka.
17. * Rasulullah SAW melakukan shalat malam sehingga kedua telapak kaki beliau yang mulia
bengkak, beliau pernah bertannya mengapa melakukan seperti itu, maka beliau bersabda ,
âTidak senangkah aku menjadi hamba yang bersyukurâ (H.R. Al-Bukhari,no1130)
*Dari Sahabat Ali Ra, beliau berkata âDemi Allah, aku melihat para sahabat Muhammad SAW
dan tidak ada satupun yang menyamai mereka, pada pagi harinya mereka dalam keadaan kusut,
berdebu dan kekuning-kuningan (pucat pasi); sungguh mereka telah menghidupkan malam hari
dengan sujud dan shalat, membaca kitab Allah dengan berganti-ganti mengisyaratkan antara
kaki-kaki mereka dan dahi-dahi mereka. Apabila disebutkan nama Allah, mereka bergoyang
laksana bergoyangnya pepohonan di hari yang berangin dan air mata mereka menetes sehingga
membasahi baju merekaâ
* Umar bin Khattab RA mencaci dirinya karena ketinggalan shalat Ashar secara berjamaah, lalu
bersedekah sebidang tanah seharga dua ratus ribu dirham karenanya. Abdullah bin Umar ketika
baliau ketinggalan suatu shalat berjamaah, maka beliau menghidupkan malam harinya (dengan
shalat malam) semalam suntuk; pada suatu hari beliau ketinggalan shalat Maghrib sehingga
terbitlah dua bintang lalu beliau memerdekakan du budak sahaya.
18. DAFTAR PUSTAKA
JUDUL BUKU : KITAB MINHAJUL MUSLIM
PENULIS : SYAIKH ABU BAKAR JABIR AL-JAZA âIRI
PENERBIT : MAKTABAH AL-ULUM WA AL HIKAM, MADINAH
(cet. VI tahun 1419 H)