Dokumen tersebut membahas tentang akhlak terhadap sesama, lingkungan, dan Allah. Dokumen tersebut menjelaskan pentingnya berakhlak baik kepada orang tua, tetangga, dhuafa, serta melestarikan lingkungan sebagai ungkapan syukur kepada Allah atas nikmat-Nya.
Muhasabah adalah rangkaian amal yang sangat kita perlukan, apakah amal kita telah sesuai dengan ketentuan..? apakah amal kita ada peningkatan...? mari kita ulas amal kita, dan tingkatkan dimasa yang akan datang
Muhasabah adalah rangkaian amal yang sangat kita perlukan, apakah amal kita telah sesuai dengan ketentuan..? apakah amal kita ada peningkatan...? mari kita ulas amal kita, dan tingkatkan dimasa yang akan datang
ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH.
Sehingga dalam fitrah itu, Islam juga memiliki pengaturan antara sesama manusia, termasuk dalam hal muamalah. Dalam muamalah, terdapat pengaturan masalah keluarga.
KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH
Inilah harapan setiap keluarga, syariah Islam memberikan konsep dalam hal ini. Maka sangat penting kita bahas mengenai konsep Islam ini.
KELUARGA MENJADI PENETRAM HATI
Setiap anggota keluarga, menjadikan rumahnya sebagai penentram hati, limhana kasih sayang dan memberikan nafkah. Sehingga konsep keluarga Islam idaman ini sangat perlu disajikan.
KELUARGA MENJADI TEMPAT MEMELIHARA DIRI
Abdullah bin Abbas r.a memberikan penafsiran pada Q.S At Tahrim: 6, sebagai berikut: “Kamu semua hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang sempurna.
.
.
.
Penjelasannya ada di: http://bit.ly/KonsepKeluargaIslam
Mengasah Pribadi dengan Tata Krama, Santun, dan Malu, Faran Aiki
Tugas PAI kelas 9, membuat rangkuman yang didasari oleh buku kelas 9-6 BAB 3/10 semester 2 silabus darurat 2022.
Ini dibuat dengan PowerPoint. Mudah-mudahan dapat membantu.
ISLAM ADALAH AGAMA FITRAH.
Sehingga dalam fitrah itu, Islam juga memiliki pengaturan antara sesama manusia, termasuk dalam hal muamalah. Dalam muamalah, terdapat pengaturan masalah keluarga.
KELUARGA SAKINAH MAWADAH WA RAHMAH
Inilah harapan setiap keluarga, syariah Islam memberikan konsep dalam hal ini. Maka sangat penting kita bahas mengenai konsep Islam ini.
KELUARGA MENJADI PENETRAM HATI
Setiap anggota keluarga, menjadikan rumahnya sebagai penentram hati, limhana kasih sayang dan memberikan nafkah. Sehingga konsep keluarga Islam idaman ini sangat perlu disajikan.
KELUARGA MENJADI TEMPAT MEMELIHARA DIRI
Abdullah bin Abbas r.a memberikan penafsiran pada Q.S At Tahrim: 6, sebagai berikut: “Kamu semua hendaknya mengajar keluargamu dalam urusan-urusan syariat Allah dan didiklah mereka dengan akhlak yang sempurna.
.
.
.
Penjelasannya ada di: http://bit.ly/KonsepKeluargaIslam
Mengasah Pribadi dengan Tata Krama, Santun, dan Malu, Faran Aiki
Tugas PAI kelas 9, membuat rangkuman yang didasari oleh buku kelas 9-6 BAB 3/10 semester 2 silabus darurat 2022.
Ini dibuat dengan PowerPoint. Mudah-mudahan dapat membantu.
akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau bahkan membahayakan jiwa.Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis…
“Tahukah kalian, siapakah muflis (orang yang bangkrut) itu?”, mereka (para sahabat) berkata, “Orang bangkrut yang ada diantara kami adalah orang yang tidak ada dirhamnya dan tidak memiliki barang”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan sholat, puasa, dan zakat. Dia datang dan telah mencela si fulan, telah menuduh si fulan (dengan tuduhan yang tidak benar), memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, dan memukul si fulan. Maka diambillah kebaikan-kebaikannya dan diberikan kepada si fulan dan si fulan. Jika kebaikan-kebaikan telah habis sebelum cukup untuk menebus kesalahan-kesalahannya maka diambillah kesalahan-kesalahan mereka (yang telah ia dzolimi) kemudian dipikulkan kepadanya lalu iapun dilemparkan ke neraka.” (HR Muslim IV/1997 no 2581)
PENJELASAN :
Dalam Syarhu as-Sunani Abi Daud oleh Abdul Muhsin al-Ibad (6 : 500), dapat kita baca penjelasan hadits di atas sebagai berikut :
“Para sahabat memahami al-muflis sebagai kebangkrutan duniawi, sedangkan maksud Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah kebangkrutan ukhrawi. Maka jawab beliau : ‘al-muflis (bangkrut) ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (sebanyak-banyak) pahala shalat, zakat, puasa dan haji; tetapi (sementara itu) datanglah orang-orang yang menuntutnya, karena ketika (di dunia) ia mencaci ini, menuduh itu, memakan harta si ini, melukai si itu, dan memukul si ini. Maka di berikanlah pahala-pahala kebaikannya kepada si ini dan si itu. Jika ternyata pahala-pahala kebaikannya habis sebelum dipenuhi apa yang menjadi tanggungannya, maka diambillah dosa-dosa mereka (orang-orang yang pernah di dzalimi, dipukul, di fitnah), lalu dosa-dosa itu ditimpakan kepadanya. Kemudian dia dicampakkan ke dalam api neraka’.
Sedangkan dalam Syarhu Riyadhu ash-Shalihin oleh ‘Utsaimin (27 : 38-39) disebutkan :
“Adapun yang dimaksud dalam hadits ini adalah informasi kepada para sahabat tentang hal yang tidak diketahui atau mereka tidak mengetahui apa yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, ‘Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu ?’
Merekapun menjawab : ‘Orang yang bangkrut menurut kita adalah mereka yang tidak memiliki uang dan harta benda yang tersisa.’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bukan dalam konteks uang dan harta, yaitu sesuatu dari jenis harta. Maksudnya al-muflis dalam konteks seperti ini adalah fakir (miskin) dan pengertian seperti ini sudah dimaklumi orang banyak. Maka apabila ditanyakan, ‘Siapa yang bangkrut ?” Maksudnya adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta, dan ini adalah fakir.
Maka jawab beliau : ‘al-muflis (bangkrut) ialah orang yang di hari kiamat dengan membawa (sebanyak-banyak) pahala shalat, zakat’. Dalam riwayat lain, ‘Orang yang di hari kiamat dengan membawa kebajikan ibarat besarnya gunung’, yaitu orang datang di hari kiamat dengan kebajikan yang banyak.Orang itu penuh dengan kebajikan, tet
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
Akhlak terhadap sesama dan lingkungan
1. AKHLAK TERHADAP SESAMA DAN
LINGKUNGAN
Nama Kelompok :
Nurul Aina Prasetya (131110001146)
Riza Nur Ariyanti (131110001240)
Muhammad Habibi (131110001190)
Muhammad Saifullah L.(131110001209)
Muh. Khoirun Nizan (131110001207)
2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
Akhlak kepada Orang
Tua
Akhlak kepada Dhu’afa
Akhlak kepada
Tetangga
Akhlak
Bermasyarakat
Akhlak Terhadap
Lingkungan Hidup
3. Akhlak kepada Orang Tua
• 23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya
kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu
dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di
antara keduanya atau Kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang mulia[850].
Al-Israa : 23 – 24
4. Akhlak kepada Orang Tua
• 24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka
berdua telah mendidik aku waktu kecil".
Al-Israa : 23 – 24
5. Uraian :
• Orang tua adalah salah satu anugerah
terindah dari Allah swt. Maka Allah
memerintahkan kita untuk berbuat baik
kepada orang tua sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Allah dan terima kasih kita
kepada orang tua yang rela memberikan
pengorbanan agar anaknya menjadi insan
terbaik, bahagia di dunia dan akhirat. Ketika
orang tua kita sudah tua, sudah sepantasnya
kita merawatnya dengan baik.
6. • Patuhlah kepada mereka selama mereka masih di
jalan Allah. Janganlah kita membangkang, meski
hanya keluar perkataan “ah”. Bayangkan, berkata
“ah” saja tidak boleh, apalagi menghardik,
memukul, menyiksa, apalagi durhaka.
Bertuturkatalah dengan santun. Berperilaku
terhadap orang tua dengan penuh tata krama.
Ingatlah, ridha Allah adalah ridha orang tua,
murka Allah adalah murka orang tua. Doakan
selalu orang tua yang telah mendidik kita sejak
kecil. Semoga Allah memberikan kasih sayang
kepada orang tua kita.
7. Akhlak kepada Dhu’afa
• 9. sebab itu, terhadap anak yatim janganlah
kamu Berlaku sewenang-wenang.
• 10. dan terhadap orang yang minta-minta,
janganlah kamu menghardiknya.
• 11. dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka
hendaklah kamu siarkan.
.(Ad-dhuha : 9-11)
8. Uraian
• Ayat ini menerangkan bahwa Allah melarang
kita berlaku sewenang-wenang terhadap anak
yatim. Larangan menghardik peminta-minta.
Ingatlah, karena di setiap harta kita terdapat
hak orang-orang yang membutuhkan seperti
mereka. Barangsiapa memakan hak orang lain,
niscaya azab Allah amat pedih. Oleh karena
itu, bersyukurlah dengan menyebut nama
Tuhanmu dan berikanlah hak-hak fakir miskin
dan anak yatim.
9. • 12. tahukah kamu Apakah jalan yang mendaki
lagi sukar itu?
• 13. (yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan,
• 14. atau memberi Makan pada hari kelaparan,
• 15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan
kerabat,
• 16. atau kepada orang miskin yang sangat
fakir.
Al – balad : 12-16
10. Uraian
• Dalam ayat tersebut disampaikan bahwa
memerdekakan budak, memberi makan orang-orang
yang kelaparan, kerabat kita yang yatim, dan orang
yang sangat membutuhkan adalah jalan yang sangat
sulit. Tentu saja, karena terkadang kita egois dan lupa.
Menganggap tidak adil jika memberikan sebagian harta
kepada mereka, sedang mereka tidak bekerja keras
seperti kita. Padahal, sadarilah, dalam setiap harta
yang dititipkan Allah pada kita terdapat hak mereka
yang membutuhkan. Kita boleh menguasai dunia,
namun jangan sampai dunia menguasai kita sehingga
tidak peduli terhadap mereka.
11. • 8. dan mereka memberikan makanan yang disukainya
kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
• 9. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu
hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak
menghendaki Balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan)
terima kasih.
• 10. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan Kami pada
suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam
penuh kesulitan.
• 11. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari
itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah)
dan kegembiraan hati.
Al-insaan : 8-11
12. Uraian:
• Memberikan makanan atau harta benda yang
paling disukai adalah sebaik-baik pemberian.
Dalam berbagi dengan sesama sebaiknya tidak
mengharap pujian dan balasan. Jika
pemberian tersebut ikhlas karena mengharap
ridha Allah, maka kelak di akhirat kita
termasuk golongan orang – orang dengan
wajah bercahaya, dan bukan golongan
bermuka masam.
13. Akhlak kepada Tetangga
• 36. Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak,
karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang
jauh[294], dan teman sejawat, Ibnu sabil[295]
dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri,
An-Nisa : 36-37
14. Akhlak kepada Tetangga
• 37. (yaitu) orang-orang yang kikir, dan
menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
Menyembunyikan karunia Allah yang telah
diberikan-Nya kepada mereka. dan Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir siksa
yang menghinakan.
An-Nisa : 36-37
15. Uraian:
• Ayat ini memerintahkan agar menyembah Allah dan
tidak mempersekutukannya. Serta berbuat baiklah
kepada orang tua, saudara, anak yatim, orang miskin,
dan termasuk tetangga, baik yang jaraknya dekat
maupun jauh, sanak famili ataupun bukan, dan seiman
ataupun tidak. Karena tetangga pada hakikatnya adalah
saudara terdekat kita. Kemudian berbuat baiklah
terhadap teman, ibnu sabil, bahkan pembantu. Intinya,
tidak ada perbedaan kasta dalam Islam. Maka,
janganlah kita kikir, karena termasuk perbuatan kufur
nikmat. Siksa yang menghinakan di dunia dan akhirat
bagi orang-orang kikir.
16. Akhlak Bermasyarakat
• 103. dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara;
Alu Imran : 103
17. Uraian:
• Ayat ini memerintahkan agar menyembah Allah dan
tidak mempersekutukannya. Serta berbuat baiklah
kepada orang tua, saudara, anak yatim, orang miskin,
dan termasuk tetangga, baik yang jaraknya dekat
maupun jauh, sanak famili ataupun bukan, dan seiman
ataupun tidak. Karena tetangga pada hakikatnya adalah
saudara terdekat kita. Kemudian berbuat baiklah
terhadap teman, ibnu sabil, bahkan pembantu. Intinya,
tidak ada perbedaan kasta dalam Islam. Maka,
janganlah kita kikir, karena termasuk perbuatan kufur
nikmat. Siksa yang menghinakan di dunia dan akhirat
bagi orang-orang kikir.
18. Akhlak Bermasyarakat
• 103. dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan
nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu
(masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah
kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang
bersaudara;
Alu Imran : 103
19. Uraian:
• Berpegang teguhlah kepada Islam, eratkan
ukhuwah islamiyah, karena Allah telah
mempersatukan orang-orang yang dulunya
berseteru. Hati yang bersatu dalam ikatan
persaudaraan adalah salah satu wujud nikmat
dari Allah. Maka kita mensyukurinya dengan
menjaga persatuan dan kesatuan.
20. Akhlak Terhadap Lingkungan Hidup
• “yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai
hamparan dan yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit
air hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air
hujan itu berjenis-jenis dari tumbuh-tumbuhan
yang bermacam-macam.Makanlah dan
gembalakanlah binatang-binatangmu.
Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat
tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang
yang berakal”
Thaha: 53-54
21. • Oleh karena itu, sepantasnya manusia menjaga,
melestarikan, dan memanfatkan sesuai dengan
kebutuhannya sebagai ungkapan syukur atas
pemberian-Nya.
• Akhlak terhadap lingkungan dapat diwujudkan dalam
bentuk perbuatan manusia yaitu dengan menjaga
keserasian dan kelestarian serta tidak merusak
limgkungan hidup. usaha-usaha yang dilakukan juga
harus memperhatikan masalah-masalah kelestarian
lingkungan. Apa yang kita saksikan saat ini adalah bukti
ketiadaan akhlak terhadap lingkungan. Sehingga
akhirnya, akibatnya menimpa manusia sendiri. Banjir,
tanah longsor, kebakaran, dan isu yang sering
dibicarakan yaitu “global warming” sedang
mengancam manusia