Teks tersebut membahas tentang upaya YaPEIM (Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia) dalam mewujudkan ekonomi Islam dengan semangat keadilan (al-‘adl). YaPEIM berupaya membangun dan mengembangkan proyek-proyek ekonomi berbasis prinsip-prinsip Islam untuk kesejahteraan masyarakat. Teks ini juga membandingkan perkembangan sistem ekonomi Islam di Malaysia dan Indonesia.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisAn Nisbah
Abstract: Discourses in Islamic economic system are not new in economic study. There is always a big question behind Islamic economic system, what makes Islamic economic system with capitalism economic system and socialism economic system
different! Historically, Moslems had explained earlier before middle century then developed by modern economic theorist. Al Qur’an and Al Hadits have explained how a Moslem must undertake two orientation in his economic activity, there are material orientation and religious orientation. Religious orientation that will be a Moslem can be justful in economic capitalism practice. Even if Moslem has a claim to property but every Moslem is very aware if his property is just a mandate and in property have right a poor and he must distribute zakat/ sadaqah mechanism. Because, zakat/ sadaqah is a social
responsibility for a Moslem. so, Islamic economic system look from historical and conceptual view based on al Qur’an and al Hadits that have strong fundamental, so Islamic economic system is believed to be same with conceptual capitalism economic system and socialism economic system.
Keyword: Islam Economy System, Zakat, capitalism economic
Respon emosional sebagai mediasi pengaruh visualisasi desain kemasan terhadap...An Nisbah
Abstract: The present study aims at determining the effect of packaging design visualization on customers’ purchasing decision by employing emotional response as mediator variable. The data were collected through questionnaires. Meanwhile, the population of the present study is the customers’ of Sampoerna A mild at Warung Kopi Waris Tulungagung and 110 customers were taken as sample. The sample measurement guideline employed is Maximum Likehood
technique with simple random sampling technique. At the same time, the data analysis employed is structural equation modeling. The result of the study indicates packaging design visualization has negative and insignifcant effect on purchasing decision of Sampoerna A mild. Packaging design visualization of Sampoerna A Mild has positive and insignifcant effect on emotional response. Emotional response has positive and signifcant effect on purchasing
decision of Sampoerna A mild. Emotional response does not mediate the effect of packaging design visualization of Sampoerna A Mild on customers’ purchasing decision.
Key words: packaging design, emotional responses, purchasing
Perkembangan dan pemikiran uang dari masa ke masaAn Nisbah
Abstract: Money is seen not only as a legal tender (legal tender) but is also seen as a commodity that has its price through interest rates, then the nature of money has increasingly shifted away from the truth. Historically the money was divided into three categories, namely cash items, paper money, credit money or demand deposits. While initially people do not know the money, but do exchange between barter goods and services. This type of research used in this discussion is the use of Library Research while the use of the techniques used is content analysis or study the contents. The emergence of money as a solution to facilitate the transaction. In addition, money is also already known in many nations, among others Nations Lydia, the Greeks, the Romans, the Persians, the reign of Islam. In addition to already implemented by some of the nation
but has a different concept, but it is also a lot of scholars who give the concept of money as Al-Ghazali, Al-Maqrizy and Ibn Khaldun.
Keywords: Development, Thought, Money
Peranan deferensiasi, it performance, budaya organisasi dan inovasi terhadap ...An Nisbah
Abstract: The problem of this research is the development of pawning institution. It seems slowly developed and hardly to compete with other pawning institutions. Therefore, some factors causing this problem are needed to be understood. Against this problem, the author feels necessary to examine some factors with important
effect on syariah pawning, such as differentiation, IT-Performance, organizational culture, and innovation. Research type is explanatory research, in which it explains the causal relationship between research variables through hypothesis testing. Population of research is manager with authority of strategic decision
making in the syariah pawning institution in Malang City. Sample is taken by census technique. Data will be subjected to Multiple Regression Analysis. Result of research indicates that Differentiation, IT-Performance, Organizational Culture, and Innovation infuence sustainable competitive advantage. It may be concluded that higher level of Differentiation, IT-Performance, Organizational Culture, and Innovation in the pawning institution can produce higher sustainable
competitive advantage for pawning institutions in Malang.
Keywords: IT-Performance, Organizational Culture Sustainable, SCA
Pengaruh personal selling, direct selling dan hubungan masyarakat terhadap ke...An Nisbah
Abstract: The purpose of this study was to test there any infuence of personal selling, direct selling and public relations signifcantly to customer satisfaction in BMT UGT Sidogiri KCP Kanigoro Blitar. The results show that personal selling, direct selling and public relations together have a signifcant effect on customer satisfaction. count by using T test personal selling unknown variables have positive and signifcant impact on customer satisfaction with the Sig. 0,000.
Variable direct selling has a positive impact and no signifcant effect on customer satisfaction in BMT UGT Sidogiri KCP Kanigoro Blitar with the Sig. 0.423 and variable public relations has a positive impact and no signifcant effect on customer satisfaction in BMT UGT Sidogiri KCP Kanigoro Blitar with the Sig. 0.247.
Keywords : personal selling, direct selling, customer satisfaction
Pengaruh pengawasan, evaluasi dan audit kinerja karyawan terhadap loyalitas a...An Nisbah
Abstract: This research aims is to know the infuence of employee monitoring, employee evaluation and performance audit against the loyalty of members. This research is at BMT Blessing Trenggalek. Samples taken in this study was 50 respondents. Sampling with probability techniques using random sampling. Measurements in this study using a Likert scale. Methods of data analysis used is multiple regression with the help of the program SPSS version 20.The results
showed that monitoring employees against the loyalty of infuential members in a positive and not signifcant according to statistics on the BMT Berkah Trenggalek. Research results show that employee evaluation against the loyalty of infuential members are negative and not signifcant according to statistics on the BMT Berkah Trenggalek. Research results show that the performance audit of employees against the loyalty of infuential members in a positive and
not signifcant according to statistics on BMT Berkah Trenggalek. In the same crucible of employee monitoring, employee evaluation and performance audit of the employees does not affect the loyalty of members. That means that together equal a third of these factors do not affect the loyalty of members on BMT
Berkah Trenggalek.
Keywords: Employee Monitoring, Employee Evaluations, performance
.Audit and loyalty Members
Pengaruh ekuivalen nisbah bagi hasil tabungan, nisbah bagi hasil deposito dan...An Nisbah
Abstract: The research aim is to investigate the equivalent effect of proft sharing ratio of savings, proft sharing ratio of deposits, and the frequency of murabaha fnancing disbursement to the addition of new customers in BMT As- Salam Kras Kediri. The analysis method of the research is multiple regression linier. The results of the research indicated that equivalent of proft sharing ratio of savings and equivalent of proft sharing ratio of deposits have positive effect
but not signifcant on the addition of new customers. Frequency of murabaha fnancing disbursement has positive and signifcant effect on the addition of new customers. And together 3 variables above showed a signifcant effect on the addition of new customers in BMT As- Salam Kras Kediri.
Keyword: equivalent of proft sharing ratio of savings, proft sharing ratio of
deposits, frequency of murabaha fnancing disbursement
Analisis kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah pada bank muamalat...An Nisbah
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variabel kualitas pelayanan bank terhadap kepuasan nasabah. Penelitian dilakukan pada Bank Muamalat Indonesia kantor cabang pembantu Tulungagung. Metode dalam menilai kepuasan nasabah menggunakan analisis SERVQUAL atau analisis gap. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket yang diberikan kepada 196 sampel dengan unit analisis menggunakan analisis regresi. Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa secara simultan dimensi CARTER yang terdiri dari compliance, assurance,
reliability, tangibles, empathy, dan responsiveness berpengaruh signifkan terhadap kepuasan nasabah. Analisis servqual menunjukkan bahwa dari keseluruhan instrumen dimensi CARTER terdapat kesenjangan atau gap antara harapan nasabah dengan kualitas pelayanan. Analisis diagram kartesius menunjukkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diprioritaskan untuk diperbaiki oleh Bank Muamalat Indonesia KCP Tulungagung, antara lain adalah tentang: sistem tabungan, ketepatan waktu pelayanan seperti yang
telah dijanjikan, ketersediaan ATM, Peralatan yang digunakan, hubungan antara pegawai dengan nasabah, perhatian personal bank kepada nasabah, dan respon customer service dalam menanggapi keluhan nasabah.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Nasabah, Service Quality
Analisis fatwa dewan syariah nasional nomor 92 dsn mui 2014 tentang pembiayaa...An Nisbah
Abstract: This research is conducted to analyze DSN-MUI law of costing with rahn. This research is a literary research. Literary research itself is a research which use numbers of literatures from library as the main resources. The result of the study are follows : First, law decision of DSN-MUI related to costing with rahn is said to be true, by considering the joint beneft. Second, in this law there is a discrepancy between classic fqh and the result of DSN-MUI
agreement. In mudharabah transaction, actually, there is no requirement to immerse rahn. In this law, howefer, rahn is immersed.
Keyword: Decisison of DSN No. 92 Tahun 2014, Costing, Rahn
Tinjauan syariah terhadap transaksi muamalat asuransi kesehatan badan penyele...An Nisbah
Abstract: Insurance business can be distinguished on some reviews. It includes general insurances, life insurances and reinsurances (on the basis of its function). Based on its basic policy, It includes term life insurances, whole life insurances, two benefcial insurances, insurances of investment unit (unit linked). Based on its belongings, it includes national private-owned insurances, state-owned
insurances, foreign corporations-owned insurances, and multiplicity-owned insurances. Based on the nature of its implementation, it includes voluntary and compulsory insurances. Based on the business support activities, it includes insurance brokers, reinsurance brokers, insurance loss assessor, consulting
actuary, and insurance agents. Mean while, mechanisms of Takaful (shari’a insurances) include underwriting, insurance policies, premiums, management of premiums, claims and insurance coverage. The main obstacles to develop shari’a insurance are lack of socialization, limitation of human resources of Takaful’s expert; lack of Muslim support, weakness of government support.
Keywords: Insurance, Syari’ah, BPJS.
Tinjauan hukum islam terhadap penukaran uang baru menjelang hari raya idul fitriAn Nisbah
Abstract: In Islam, money is not regarded as a commodity that can be traded as in the conventional economic system. Its utilization is limited as a medium of exchange and a measure of value. If a money in the same kind will be exchanged, the payment must be balanced and cash. The violation of these regulations results in the ‘fadl’ usury (Riba Fadl). This research was conducted on the basis of a
fatwa Indonesian Ulema Council (MUI) Jombang East Java, which establishes the prohibition of new money exchange transactions before Idul Fitri for the indication of usury. While on the other hand, the practice is more widespread and becomes a part of the wheels of the economy of Islamic society every Idul Fitri. The results of research show that consideration of Islamic law should be
able to participate in shaping the public life and has the sensitivity to goodness (sense of maslahah). The author concludes that the practice of a new money exchange is allowed. As to the difference of exchanged money does not include the fadl usury, but it becomes wages (ujroh) which must be received by the provider of service as an income when waiting to exchange money in the bank.
Keywords: Money, Usuary, Wages, Maslahah
Studi analisis pembentukan undang undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbanka...An Nisbah
Abstract: The background of this research is based on an assessment of Islamic law are more likely to provide input for the establishment of national law because it must be recognized that the majority of Indonesia’s population is Muslim and besides it is also good relation between the State and Muslims have implications
which are positive for the development of Islamic legal legislation became a national positive law. Then, how does the history of the formation of law number 21 of 2008 concerning Islamic banking? How national legal political conditions during the formation of the law number 21 of 2008 concerning Islamic banking? And the last, how is the analysis of the formation of law number 21 of 2008 concerning Islamic banking in the political perspective of national law? Genealogically, the authors concluded that the promulgation of
Law No. 21 of 2008 concerning Islamic Banking is not free of confgurations and tight political struggles, the determination of these laws have a strong foundation juridical, sociological or philosophical that can later be accounted for. Positivasi about Islamic Banking proves that Islamic law has become a source of national law and have the opportunity to contribute the maximum in the development of national law in the future.
Keywords: Islamic banking, Law number 21 of 2008, Political of law
Penyelesaian kredit macet perbankan dalam pandangan islamAn Nisbah
Abstract: The existence of bank (Islamic and conventional) as an intermediary fnancial institution whose existence and operations are regulated by a set of rules and regulations often experiences the uncertainity in taking decisions related to bad loans caused by natural disasters. Like a coin, one hand there are the interests
of the owners of capital and the other side there is a sense of humanity to creditors. It is certain that the settlement efforts should involve the appropriate authorities and require a long time. The taken Decisions often differs from the real cases. It looks not giving the sense of justice for creditors.
Keywords: Bad Loans, Regulations, and Islam.
Pengaruh tabungan mudharabah, pembiayaan mudharabah musyarakah dan pendapatan...An Nisbah
Abstract: The research aims to examine the infuence of savings of Mudharabah, fnancing of Mudharabah-Musharaka and other operating incomes in increasing the proft of Bank Syariah Jatim. The method of analysis in this research used analysis of double linear regression. Populations in the research are the fnancial report of Bank Syariah Jatim. The results of research showed that the profts will increase as savings of Mudharabah increase. In fnancing of Mudharaba-Musharaka, it happened inversely; when fnancing
declined, the proft would increase. It happened because the fnancing which attracted by many customers are the ones with the principle of murabaha fnancing. While, other operational will affect the increase of profts. When other operating incomes increased, the proft would also increase. In the contrast, other operating incomes decreased, the earned proft also would decrease. If all these variables are maximized in its operations, it would assist in increasing
the profts at Bank Syariah Jatim.
Keywords: Savings of Mudharabah, Financing of Mudharabah-Musharaka, Other Operating Incomes, Proft
Pengaruh biografis dan kepemimpinan terhadap kinerja karyawan dengan motivasi...An Nisbah
Abstract: The research aims to know the infuence of biographical characteristics and leadership to performance of employee through motivation as an intervening variable. This study is on BMT’s supervised by Pinbuk Tulungagung. The taken samples in this study were 50 respondents from 7 BMT’s registered in Pinbuk Tulungagung. The Sampling uses a Nonprobability sampling with
the technic of quota sampling. The measurements in this study use a scale of Likert. The used data analysis method is a path analysis with SPSS 20th version to test the effect of intervening variable. The results show that the biographical characteristics do not infuence in the motivation; the leadership infuences positively in the motivation; the biographical characteristics do not infuence in the performance of employees; the leadership infuences positively and signifcantly in the performance of employees; and the motivation infuences positively and statistically in performance of employees The result
of path analysis shows that biographical characteristics do not infuence in the performance of employees through motivation; and the leadership infuences signifcantly and positively in the performance of employees through motivation.
Keywords: Biographical Characteristics, Leadership, Motivation, The Performance of Employee
Abstract: The purpose of this paper is to provide an overview of the similarities and differences in the concept of zakat and tax, opinions of the scholars concerning zakat and taxes, as well as explaining about the effective management of zakat based on the application of the concept of tax. The fndings in this paper indicate that the similarities between the concepts of zakat and the concept of
the tax, namely that both have the elements of force and manager. Meanwhile the differences are that two concepts are located on the side of the name, the legal basis, object, the nature of its obligations, the percentage of the amount paid, and utilization. The concept of tax which can be applied in order to obtain effective management of zakat is to impose sanctions on manager of zakat and negligent muzzaki not pay their zakat as on tax management. This
sanction will improve the system of zakat administration and establishment of an independent agency that acts as the auditor.
Keywords: Zakat, Tax, Similarities, Differences
Cases based learning dan direct instruction untuk meningkatkan keaktifan sert...An Nisbah
Abstract: This research aims to improve activity and learning outcomes of students in the subject of Advanced Financial Accounting especially the material headquarters and branch offces by integrating the model of cases based learning and direct
instruction. In the model case based learning, students are faced with a real case to be solved. Therefore, it stimulates their activities in learning. While, the model of direct instruction is a declarative and procedural learning process that makes students more understand the material. The results of this study show that there is the increase of activity and learning outcomes of students, evidenced by the increase of value and percentage of learning outcomes in the
course of Advanced Financial Accounting.
Keywords: Cases Based Learning, Direct Instruction, Activity, and
Learning Outcomes of Students.
Abstract: In Ulumul Qur’an , the existence of discourse about abrogating (Nasakh) is the real proof that there is a dialectic relationship between revelation and reality. Nasakh is the cancellation of the law. It could be eliminating and releasing the text of the law referring to reading. It also could be defending the text to show the instruction of abrogated law. The research is based on qualitative descriptive study that limits the study on the Mawarits and Wasiyat
verses. The paper is expected to provide scientifc contributions in the form of conceptualization of Ulumul Qur’an oriented to legal legislation and to provide intellectual contributions that combine theory of Nasakh in Ulumul Qur’an through a legal context of usul fqh. Therefore, it is also possible to be an alternative development of Philosophy of Islamic Law .
Keywords: Nasakh , Legal Legislation, Wasiat, Mawaris.
Tinjauan upah hukum positif perspektif doktrin ekonomi islam mengenai upah sy...An Nisbah
Abstract: The realization of a good investment climate, one of them with a conducive industrial relations. The current wage system is still not completely answer the problems of wages is complex, given the rise of workers’ demands related to wages in each year which impact on the weakness of the economy in Indonesia. That requires an alternative solution to the problem of wages complex answer
through the fulfllment of the principle of remuneration in accordance with the conditions and needs of workers / laborers Indonesia. Answering the above problems can put the knowledge to be a solution. One applicative knowledge that can address the problems of wages through sharia. Through normative juridical research method with a prophetic approach based on legal materials
normative-prescriptive, this study aims to analyze the wage review of the positive law doctrine of Islamic economics perspective on wages sharia. It is intended that knowledge can also contribute solutions to the economic problems in Indonesia, especially in the realm of industrial relations.
Keywords: review of wages, positive law, the doctrine of Islamic economics
Tinjauan hukum islam terhadap deposito perbankanAn Nisbah
Abstract: One fund products offered by the bank to customers are deposits. Deposits are deposits that can be withdrawn only at a specifc time based on an agreement between the customer and the bank. Depositing money in the bank is one means of proftable investments . But on the other hand, in recognition of usury in
the public interest to make the banks are having doubts on deposit products. This article tries to fnd out how Islamic legal review of the deposits .
Keywords: deposits, bank, Islamic law
Strategi rumah sakit dalam menghadapi krisis public relations menurut perspek...An Nisbah
Abstract: The hospital is a complex organization and That Is Solid BECAUSE nature of capital, Solid Labor, Technology and ALSO Solid Solid problems. The hospital is a place of health promotion, prevention and cure of disease, improving health and Recovery Patients Performed multi-Discipline BY VARIOUS Posted professionally educated and trained group of Discipline
concerning medical, legal, economic, social, and management. Consumer complaints against hospitals, CAN cause problems For hospitals The AS is known crisis public relations. A crisis can be defned as Extraordinary Events OR circuit events affecting the integrity of products, as well as the organization’s reputation Financial Stability, OR From the worker’s health, community,
public OR IN area. Step Management of Crisis PR include (1) MAKE draft development strategy Management of Crisis PR (aktiitas Preparation, directing conduct, a statement holding prepare, prepare PT response, development of strategies to prepare Intermediaries Media.), (2) Implementation Phase (do Communication storey, alternative location determining, updating statement
holds). Public Relations Management Activity husband studied CAN BE Fiqh Muamalat through Law Shulhu OR mediation.
Keywords: hospital, PR crisis management, fqh muamalah, Shulhu
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
1. MEWUJUDKAN EKONOMI ISLAM DENGAN RUH
AL-‘ADL
Studi Pada YaPEIM Malaysia
Fauzan
FEB Universitas Kanjuruhan Malang, Jl. S. Supriyadi No. 48
Email: gus_zain2001@yahoo.com
Abstract
Islamic Economics is a discipline is studying the behavior of human economic
behavior are arranged based on the religion of Islam and tawheed with as it
is based in the tenets of the faith and the tenets of Islam. All the rules that
lowered the Almighty God in the Islamic sistem leads to the achievement of
goodness, welfare, priority, as well as abolish evil, suffering and loss on the whole
of his creation. Likewise with the economy, the goal is help humans achieve
victory in the world and the hereafter. YaPEIM (Foundation of economic
development Islam Malaysia) is one of the institutions that fight for the
introduction of Islamic Economy concentrated in Malaysia. Embody the spirit
of AL-’ ADL in the economy became the spirit of struggle of YaPEIM.
This research is a Case Study in YaPEIM in Changloon, Kedah, Malaysia.
This case Study presents what goals, decision-making, and economic activity
from YaPEIM in establishing and developing the economy of Islam with the
spirit of al-’adl.
Keywords: Economics, Islam, al-‘adl, YaPEIM
Abstrak
Ekonomi Islam ialah merupakan disiplin ilmu yang menpelajari perilaku
ekonomi manusia yang perilakunya tersebut diatur berdasarkan agama Islam
dan didasari dengan tauhid sebagaimana terdapat dalam rukun Iman dan
2. 406 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
Rukun Islam. Segala aturan yang diturunkan Allah SWT pada sistem agama
Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan, keutamaan,
serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan dan kerugian pada seluruh
ciptaan-Nya. Demikian juga dengan ekonomi,tujuannya ialah membantu
manusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.YaPEIM (Yayasan
Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia) adalah salah satu lembaga yang
konsen memperjuangkan berlakunya Ekonomi Islam di Malaysia. Semangat
mewujudkan AL-’ADL dalam perekonomian menjadi ruh perjuangan
dari YaPEIM. Penelitian ini merupakan Case Study pada YaPEIM di
Changloon, Kedah, Malaysia. Case Study ini menyajikan apa tujuan (goal),
pengambilan keputusan (decision making), dan kegiatan ekonomi (economy
project) dari YaPEIM dalam membangun dan mengembangkan Ekonomi
Islam dengan semangat al-’adl.
Kata kunci: Ekonomi, Islam, al-’adl, YaPEIM.
PENDAHULUAN
Kebijakan ekonomi global saat ini sedang menjadi sorotan dalam
dunia internasional. Ekonomi global yang diidentikkan dengan sistem
ekonomi kapitalis sedang mengalami gocangan, demonstrasi terjadi di
berbagai belahan dunia menggugat dan menentang kebijakan ekonomi
kapitalis, yang mengutamakan hak individu ini. Artinya, masyarakat dunia
sudah mengalami kemunduran ekonomi (dalam perpektif kesejahteraan
sosial ekonomi) dengan sistem kapitalis ini. Hal Ini membuktikan
masyarakat dunia sudah tidak sepakat lagi dengan sistem ekonomi
kapitalis. Kebijakan Ekonomi Kapitalis di beberapa negara Eropa
berbentuk ekonomi global menjadikan ketimpangan perekenomian
semakin lebar.1
Ekonomi kapitalisme cenderung membuat manusia menjadi
manusia yang konsumeristik, materialistik, indvidualistik pada masyarakat
dunia.2
Nilai-nilai yang dibawa atau yang membentuk sistem kapitalis
1
http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/03/23/paradigma-ekonomi-islam Yang diakses
pada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
2
http://www.uika-bogor.ac.id/jur07.htm
3. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 407
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
pada awalnya tidak disadari dengan begitu baik oleh para ekonom, namun
ketika sistem itu telah terwujud dalam aktivitas ekonomi yang demikian
kompleknya, nilai-nilai tersebut membentuk fenomena tersendiri dalam
aktivitas sosial manusia. Nilai-nilai tersebut muncul menjadi sebuah
anomali yang kemudian dirasa mengganggu kinerja ekonomi.3
Tidak dapat dipungkiri, bahwa Ekonomi kapitalisme telah begitu
banyak memberikan hasil yang positif bagi peradaban umat manusia.
Seperti kemudahan fasilitas hidup, perkembangan teknologi, variasi
produk menunjukkan peranya yang signitifikan dalam sejarah peradaban
umat manusia. Namun selama abad 20, yaitu masa pembangunan ekonomi
kapitalisme, selain megahnya pembangunan fisik ekonomi, ternyata
terdapat bukti dan data-data yang sangat jelas yang menunjukkan bahwa
sistem kapitalisme memberikan goncangan-goncangan ekonomi dan
implikasi-implikasi negatif.4
Jeratan hutang dihampir seluruh Negara
berkembang, kemiskinan yang terus meluas di dunia ketiga, dan krisis
ekonomi khususnya sektor keuangan tak putus-putusnya menyerang
dunia.Dalam interaksi ekonomi internasional terlihat bagaimana sistem
ekonomi kapitalis menciptakan kondisi kompetisi yang tidak sehat dalam
percaturan ekonomi dunia, bahkan wujud kecenderungan eksploitasi dari
sekelompok negara terhadap negara lain.
Kebangkitan kembali ilmu Ekonomi Islam Merupakan sebuah
jawaban atas kebutuhan terhadap ilmu ekonomi yang humanis.5
Dengan
memuat nila-nilai ajaran Islam (al-quran dan hadits), Ilmu Ekonomi
Islam diyakini akan mampu mensejahterakan umat manusia dengan
3
http://72.14.235.104:gemapembebasan.or.id/%3Fpilih%3Dlihat%.id%3D241
+sistem+distribusi+kekayaan+dalam+kapitalis&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=10. Yang
diaksespada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
4
http://72.14.235.104:gemapembebasan.or.id/%3Fpilih%3Dlihat%.id%3D241+sis
tem+distribusi+kekayaan+dalam+kapitalis&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=10.. Yang diakses
pada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
5
Adiwarman Azwar Karim, SejarahPemikiran Ekonomi Islam.(Jakarta: Rajawali
Pers, 2004), hal 45.
4. 408 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
lebih baik.6
Syariah Islam termasuk syariah perekonomian mempunyai
komitmen untuk dipraktekan dalam rangka menjadi sebab kebahagiaan
dan kesejahteraan hidup. Demikian juga tujuan syariah Islam dalam bidang
perekonomian yaitu untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan dalam
berbisnis.7
Keberadaan sistem ekonomi Islam berawal dari definisi atau
pemahaman bahwa Islam adalah sistem hidup yang mengatur semua
sisi kehidupan, yang menjanjikan keselamatan dunia dan akhirat bagi
penganutnya.8
Karena Islam memiliki konsep atau sistem hidup yang
tidak hanya menjanjikan keteraturan, keselamatan, kedamaian dan
kesejahteraan, tetapi juga memiliki konsekuwensi-konsekuwensi bagi yang
meyakininya. Konsekuwensi-konsekuwensi ini dapat berupa aturan yang
harus dipatuhi atau tindakan yang sepatutnya dilakukan oleh penganutnya.
Ekonomi Islam merupakan disiplin ilmu yang menpelajari prilaku
Ekonomi Manusia yang prilakunya tersebut diatur berdasarkan agama
Islam dan didasari dengan tauhid sebagaimana terdapat dalam rukun Iman
dan Rukun Islam.9
Segala aturan yang diturunkan ALLAH SWT pada
sistem agama Islam mengarah pada tercapainya kebaikan, kesejahteraan,
keutamaan, serta menghapuskan kejahatan, kesengsaraan dan kerugian
pada seluruh ciptaanya. Demikian juga dengan Ekonomi, Tujuanya ialah
membantu manusia mencapai kemenangan di dunia dan akhirat.
Prinsip ekonomi dalam Islam yang disarikan menjadi: tidak hidup
bermewah-mewah, tidak berusaha pada kerja-kerja yang dilarang,
membayar zakat dan menjauhi riba, merupakan rangkuman dari aqidah,
akhlak dan syari’ah Islam yang menjadi rujukan dalam pengembangan
6
Yususf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa: Zainal Arifin,
Lc dan Dra. Dahlia Husin. (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal 67.
7
Fazlur Rahman, Doktrin Ekonomi Islam (Jilid 1). (Jakarta: Dana Bhakti Prima
Yasa, 1995), hal 76
8
www.republika.co.id /suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=179342&kat_
id=105&kat_id1=147&kat_id2=291. Yang diaksespada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
9
Heri Sudarsono, Konsep Ekonomi Islam (SuatuPengantar). (Yogyakarta: Ekonisia
UII, 2004), hal 57
5. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 409
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
sistem ekonomi Islam.10
Nilai-nilai moral tidak hanya bertumpu pada
aktivitas individu tapi juga terhadap interaksi kolektif. Individu dan
kolektif menjadi keniscayaan nilai yang harus hadir dalam pengembangan
sistem.
Dengan nilai-nilai seperti itu prilaku ekonomi yang akan muncul
tidaklah sama dengan konvensional atau pada sistem kapitalis, tolak
ukur kepuasan tidak lagi individu atau keduniaan. Preferensi Ekonomi
baik individu dan kolektif dari ekonomi Islam akhirnya memiliki
karakternya sendiri dengan bentuk aktivitasnya yang khas. Ekonomi
Islam dikembangkan berdasarkan asumsi, bahwa persoalan ekonomi
itu bersifat kompleks atau multi-diomensional sehingga membutuhkan
pendekatan antar disiplin, khususnya antara displin ilmu-ilmu keagamaan
tradisional dan ilmu pengetahuan umum multi-disiplin. Dengan demikian,
maka ilmu Ekonomi Islam itu adalah sebuah ilmu ekonomi kelembagaan
(institutional economics).11
Pendekatan tersebut menimbulkan suatu struktur pemikiran
tertentu dan aneka aliran pemikiran. Hasil pemikiran yang kompleks dan
multi-dimensional itu menimbulkan tiga kebutuhan. Pertama, kebutuhan
stream-liningataupengarisbawahanberbagaipenemuanyangdinilaipaling
mendekati kebenaran. Kedua, kebutuhan restrukturisasi yang konsisten
dan koheren. Dan ketiga membutuhkan integrasi untuk membentuk
kekuatan dan keuanggulan dalam aplikasinya. Atas dasar asumsi di anas
maka, pemikiran Ekonomi Islam pada dasarnya dapat digolongkan
menjadi tiga. Pertama adalah pemikiran ekonomi yang berujud teori dan
metodologi pemikiran atau epistemologi. Kedua adalah sistem ekonomi
sebagai media penerapannya melalui legislasi dan pelembagaan dalam
pengelolaan sumberdaya. Ketiga, realitas perekonomian yang berjalan,
baik berupa perekonomian umat Islam, bangsa Indonesia maupun dunia
10
Abdullah Abdul Husain At-Tariqi, Ekonomi Islam (Prinsif, DasardanTujuan),
alihbahasa: M. IrfanSyofwani. (Yogyakarta: MagistraInsania Press, 2004).
11
Rahardjo, M. Dawam, “Ekonomi Islam: Apakah itu?”, Makalah. Jakarta, 21
Maret 2001.
6. 410 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
yang saling terkait.12
Namun Demikian, perkembangan ilmu ekonomi Islam sendiri
dirasa belum seimbang. Disatu sisi, walaupun ditemukan beberapa
penyimpangan dalam prakteknya perkembangan Institusi Ekonomi Islam
sangat pesat. Sedangkan disisi lain, penggalian teori Ekonomi Islam
masih kurang dan membuat pekembangan relatif lambat. Keadaan ini
tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi eksistensi ilmu Ekonomi
Islam saat ini dan perkembanganya di masa mendatang.
Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YaPEIM)
merupakan salah satu lembaga yang bergerak dalam pembangunan dan
pengembangan Ekonomi Islam di Malaysia. KepengurusanYaPEIM
langsung berada dibawah kendali Perdana Menteri Malaysia. Program-
program pembiayaan yang dilakukan oleh YaPEIM berlandaskan pada
ajaran-ajaran Islam yang bertujuan untuk kesejahteraan rakyat.
Keberhasilan Malaysia sebagai salah satu Negara yang menerapkan
aktivitas-aktivitas keuangan yang berlandaskan syariah menjadi acuan
dari Negara-negara lainnya. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari komitmen
Negara Malaysia untuk benar-benar mengimplementasikan dan
mengawasi aktivitas sektor keuangannya, termasuk aktivtas keuangan
yang dilakukan oleh YaPEIM.
PenelitianThomsonReutersbersama dengan IslamicDevelopment
Bank (IDB) 2013 menyatakan bahwa diukur dari total aset keuangan
syariahnya. Malaysia adalah negara dengan sektor keuangan syariah
termaju di dunia dengan market share dari perbankan syariah sebesar 23
persen, disusul Bahrain, dan Iran, sedangkan Indonesia sendiri sebagai
negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia berada di urutan
keempat dengan market share perbankan syariah sebesar 4.69 persen.13
Menganalisa keberhasilan Malaysia sebagai pendukung asset perbankan
syariah global terbesar di dunia tidak lepas dari sejarah bagaimana para
12
Idem
13
http://mysharing.co/rahasia-di-balik-keberhasilan-ekonomi-syariah-
malaysia/#ixzz3jRo0R44o. Yang diakses pada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
7. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 411
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
pendiri bangsa negeri Jiran tersebut membangun fondasi perekonomian
negaranya.
Kebijakan sistem ekonomi syariah di Malaysia meminimalisir
penggunaan istilah perbankan syariah yang terlalu terkesan Arab.
Perbankan syariah di Malaysia tetap menggunakan istilah ekonomi
umum yang di belakangnya ditambahkan huruf I, misalnya Insurance-I,
sehingga pendekatan ini bisa diterima oleh masyarakat yang non-Muslim.
DEB (Dasar Ekonomi Baru) sejalan dengan 5 komponen kunci
kemajuan perekonomian syariah. Masih menurut Thomson Reuters dan
IDB yang mengatakan 5 pilar tersebut aitu perkembangan kuantitatif,
program pemerintah, kepedulian sosial, pengetahuan, serta kesadaran
masyarakat. DEB adalah buah pemikiran Malaysia yang memadukan
keplurasismean bangsanya untuk menuju pemerataan dan keselarasan
ekonomi tanpa melihat perbedaan dari segi eksosbud. Keberpihakan
pemerintah Malaysia terhadap ekonomi makro rakyatnya lewat masa
program 20 tahun DEB merupakan cikal bakal perkembangan ekonomi
syariah di Malaysia yang dana perbankannya didukung oleh pemerintah.
PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Sistem perekonomian Islam di Malaysia
Membicarakan tentang sistem perbankan Islam, secara tidak
langsung akan melibatkan prinsip transaksi yang berlandaskan Islam.
Sejarah telah membuktikan bahawa transaksi Islam telah dipraktikkan di
Tanah Melayu sejak awal abad ke-16. Prinsip ini dapat dilihat di dalam
undang-undang Melaka. Kebanyakan negeri-negeri ketika zaman sebelum
kemerdekaan dipengaruhi oleh undang-undang Melaka termasuk yang
melibatkan aspek transaksi Islam baik secara langsung atau tidak langsung.
Pelaksanaan undang-undang Islam di negeri-negeri tersebut berjalan
hingga kedatangan Inggris.
Walau bagaimanapun, undang-undang Melaka tidak banyak
8. 412 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
menyentuh perkara berkaitan dengan muamalat. Pembahasan mengenai
muamalat hanya dinyatakan dalam beberapa fasal saja, yaitu fasal 29
hingga fasal 34. Yang menarik, dalam pasal 30 Undang-Undang Melaka
membahas tentang larangan riba’ dalam soal jual-beli atau pertukaran
dalam urusanperniagaan (Undang-Undang Melaka).14
Satu lagi bukti pemakaian prinsip transaksi Islam adalah aktivitas
jual janji (conditional sale). Aktivitas jual janji menyerupai prinsip transaksi
Islam yang dikenali sebagaial-bay’ al-Wafa’. Secara kebahasaan, “bai”
berarti “jual beli” dan “al-wafa” “pelunasan hutang”. Secara terminologis,
bai’ al-wafa’ berarti “jual beli bersyarat: barang yang dijual dapat ditebus
kembali jika tenggang waktunya tiba”. Jual beli dalam bai’ al-wafa’ biasanya
mengenai barang tak bergerak, seperti tanah dan rumah. Bentuk jual beli
ini muncul pada abad ke-5 H di Bukhara dan Balkh.15
Masyarakat Melayu terutama para petani di Kedah, Perlis, utara
Perak dan Kelantan sebelum zaman prapenjajah telah mengamalkan
prinsip bai’ al-wafa’ dalam perniagaan. Amalan tersebut diamalkan
karena mereka tidak mau terlibat dengan pembiayaan pinjaman yang
berasaskan bunga yang berindikasi pada riba’. Budaya akad jual janji
ini telah mendapat perhatian dalam perundangan oleh hakim-hakim
Inggeris dalam keputusan yang dibuat. Hakim memutuskan bahwa tujuan
transaksi jual janji ialah untuk mendapatkan kemudahan kredit (hutang)
dan memberikan kepada pemberi pinjaman (pemberi tanah) bayaran
gantirugi yang sepadan tanpa terlibat dengan bunga (usury) yang dalam
ajaran Islam dilarang terlibat dengannya. Amalan jual janji ini smpai kini
masih dipakai dan disahkan oleh undang-undang Malaysia dan disebutkan
dalam Seksyen 4 (2) Kanun Tanah Negara.
Dapat dirumuskan bahwa ketika zaman sebelum kedatangan
penjajah, sistem perbankan Islam belum terbentuk secara komprehensif.
Malah sebuah institusi perbankan yang khusus juga masih belum
14
Undang-Undang Melaka
15
A. BakirIhsan, Ensiklopedi Islam. (Jakarta: PT. Intermasa. 2005),hal 278.
9. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 413
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
terbentuk. Masyarakat ketika itu hanyalah mempraktikkan transaksi-
transaksi ringkas dalam urusan harian mereka seperti jual beli, sistem
tukar barang (barter), jual janji dan lain-lain. Setelah kedatangan penjajah
Barat pada abad ke-19, barulah sistem perbankan mulai diperkenalkan.
Institusi perbankan pertama kali yang berdiri di Malaysia ialah
‘The Chartered Merchant Bank of India, London and China‘ yang telah
dibentuk oleh penjajah Inggris pada tahun 1859. Bank ini didirikan untuk
membiayai aktivitas pertambangan dan perindustrian serta menawarkan
beberapa kemudahan keuangan bagi perdagangan antarabangsa serta
kemudahan lain pada masa itu. Namun, ketika itu masih belum ada satu
institusi yang khusus mengaplikasikan konsep sistem perbankan Islam di
Malaysia. Ide pengembangan perbankan Islam di Malaysia berlangsung
secara berangsur-angsur. Pembentukan Bank Islam di Malaysia adalah hasil
daripada pengalaman yang dilalui oleh beberapa institusi keuangan Islam
lain di Malaysia. Institusi yang pertama kali mengamalkan konsep transaksi
Islam ialah Lembaga Tabung Haji (LTH) atau sebelum ini dikenali sebagai
Perbadanan Wang Simpanan Bakal-Bakal Haji. Lembaga Tabungan Haji
dibentuk pada tahun 1969 dan berfungsi untuk memperbolehkan orang-
orang Islam menyimpan uang secara bertahapuntuk biaya menunaikan
ibadah haji dan melibatkan diri dalam bidang penanaman modal dalam
lapangan perusahaan, perdagangan, perladangan dan hartanah melalui
cara yang halal di sisi Islam. Selanjutnya mengikuti perkembangan
bank-bank Islam di beberapa negara seperti di Qatar, Mesir, Pakistan
dan Iran, umat Islam di Malaysia juga telah menyuarakan hasrat supaya
bank Islam dibentuk di negara ini. Menurut beberapa pandangan penulis
bahwa perkembangan perbankan Islam pada akhir kurun ke-19 dan awal
kurun ke-20 adalah efek daripada proses Islamisasi yang dilakukan oleh
tokoh-tokoh reformis Islam ketika itu yang memberi pengaruh kepada
masyarakat Islam untuk mengamalkan ajaran Islam secara total dalam
kehidupan mereka dalam bidang politik, sosial dan ekonomi. Maka karena
itulah bentuk gelombang pembaharuan dikalangan umat Islam untuk
10. 414 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
menumbuhkan satu sistem perbankan Islam.
Oleh karena itu di Malaysia, beberapa pihak telah meminta
kerajaan membentuk sebuah bank Islam dan mengambil tindakan segera
merumuskan undang-undang untuk membentuk bank dan institusi
keuangan yang beroperasi berlandaskan prinsip Islam. Maka pada 30
Julai 1981, kerajaan telah melantik Jawatankuasa Pemandu Kebangsaan
Bank Islam (National Steering Committee) yang diketuai oleh YM Raja
Tan Sri Mohar bin Raja Badiozaman dan LTH dilantik sebagai urusetia.
Pada bulan Juli 1982, Jawatankuasa tersebut telah menyerahkan
laporan mereka kepada kerajaan. Disamping merekomendasikan satu
kerangka asas untuk sistem perbankan Islam di Malaysia, ia juga membuat
beberapa rekomendasi untuk memberi lisensi serta pengawasan sebuah
bank Islam.Akhirnya untuk membuka jalan dalam pembentukan bank
Islam di Malaysia, kerajaan telah meluluskan Akta Bank Islam 1983 (ABI)
dan mulaidiberlakukan pada 7 April 1983.
Dengan perumusan Akta Bank Islam 1983, maka Bank Islam
Malaysia Berhad (BIMB) telah dibentuk pada Juli 1983 sebagai bank
Islam pertama di Malaysia dan dimasukkan di bawah Akta Syarikat 1965.
Tujuan utama pembentukannya ialah untuk berusaha menjalankan operasi
sebagai bank perdagangan berlandaskan hukum Syarak dan menyediakan
kemudahan kepada semua rakyat. Seperti bank-bank lain, Bank Negara
Malaysia (BNM) diberi kuasa di bawah Akta Bank Islam untuk mengatur
bank Islam.
Prinsip dan tujuan BNM untuk merealisasikan sistem perbankan
Islam di seluruh Malaysia, pada Maret 1993 diperkenalkan Skim
Perbankan Tanpa Faedah (SPTF). Melalui skim ini, institusi perbankan
konvensional diperbolehkan untuk menawarkan produk dan layanan
perbankan Islam dengan menggunakan prasarana yang telah ada. Pada
tahun 1998, BNM telah menjalankan satu kajian terhadap perbankan
Islam dan mendapatkan penggunaan istilah “SPTF” tidak mencerminkan
operasi perbankan Islam yang dilaksanakan oleh institusi perbankan. Oleh
11. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 415
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
itu BNM telah menggantikan istilah “SPTF” dengan “Skim Perbankan
Islam (SPI)” yang diberlakukan 1 Desember 1998. Perkembangan sistem
perbankan Islam di Malaysia semakin berkembang.Pada 1 Oktober 1999,
sebuah bank Islam bernama Bank Muamalat Malaysia Berhad (BMMB)
dibentuk. Ia dianggap sebagai bank Islam kedua di Malaysia setelah
adanya usaha kerajaan untuk memperkuat sektor perbankan Islam bagi
memenuhi pertambahan permintaan masyarakat terhadap pelayanan
perbankan Islam.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa perkembangan sistem
perbankan Islam di Malaysia adalah berdasarkan dua bentuk utama yaitu
institusi perbankan Islam secara total seperti BIMB dan BMMB dan yang
kedua ialah institusi perbankan konvensional yang menyertai SPI (Skim
Perbankan Islam) yang diperkenalkan kerajaan. Sistem perbankan Islam
di Malaysia semakin berkembang dari waktu ke waktu. Ini juga sesuai
dengan aspirasi kerajaan untuk menjadikan Malaysia sebagai aktivitas
perbankan dan keuangan Islam yang terbaik di dunia.
B. Konsep Ekonomi Islam
Berbagai definisi yang telah diberikan mengenai Ekonomi Islam
yang satu dan yang lainnya pada prinsipnya tidak berbeda. Salah satu
diantaranya yang dikemukakan oleh Taqiyuddin An-Nabhani, yaitu:
Ekonomi Islam merupakan sekumpulan dasar-dasar umum ekonomi yang
kita simpulkan dari al Qur’an dan As Sunah, dan merupakan bangunan
perekonomian yang kita dirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut
sesuai dengan tiap lingkungan dan masa.16
Dari definisi tersebut terlihat bahwa Ekonomi Islam terdiri dari dua
bagian: Pertama, adalah yang diistilahkan dengan sekumpulan dasar-dasar
yang disimpulkan dari al Qur’an dan As Sunah yang ada hubungannya
dengan urusan-urusan ekonomi. Dasar-dasar umum ekonomi tersebut
antara lain tercermin dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: (a) Bahwa
16
Taqiyuddin An-Nabhani, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Perpspektif
Islam. (Jakarta: Risalah Gusti, 1996), hal 78
12. 416 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
segala cara usaha, pokok asalnya adalah boleh (mubah). (b) Bahwa hasil
pekerjaan kembali kepda yang mengerjakannya tidak ada perbedaan dalam
hal ini (ekonomi) antara laki-laki dan wanita. (c) Bahwa pemimpin harus
dapat mengembalikan distribusi kekayaan dalam masyarakat manakala
tidak ada keseimbangan di antara mereka yang dipimpinnya. (d) Bahwa
yang haram menganiaya dengan menerjang hak atas orang Islam lainnya.
(e) Prinsip-prinsip lainnya dalam al Qur’an dan hadis-hadis yang bersifat
membatasi motif-motif ekonomi pelaku ekonomi seperti Larangan
menghasilkan harta dengan jalan yang batil, larangan menimbun harta
tanpa ada manfaat bagi manusia, dan larangan melampaui batas.17
Kedua, yaitu yang diistilahkan dengan “Bangunan perekonomian
yang didirikan di atas landasan dasar-dasar tersebut sesuai dengan tiap
lingkungan dan masa”. Maksud dari istilah tersebut adalah cara-cara
penyesuaian atau pemecahan masalah ekonomi yang dapat dicapai oleh
para ahli dalam negara Islam, sebagai pelaksanaan dari prinsip al Qur’an
dan Sunah.Perkembangan Islam di bidang ekonomi akan diwarnai oleh
tiga faktor yaitu pertama, perkembangan kajian teologi dan diskursus
pembaharuan yang memperkenalkan nilai-nilai Islam yang bisa menjadi
dasar etos kerja dan etos kewiraswastaan Islam. Kedua, keberhasilan usaha
kecil, usaha rumah tangga dan sektor informal yang merupakan basis
perekonomian kaum muslim. Sementara di lain pihak berkembangnya
usaha kaum muslim di sektor modern berskalabesar.18
Ketiga, berkembangnya dan keberhasilan eksprimen sistem ekonomi
Islam, terutama bidang keuangan. Seperti tumbuh suburnya sistem
perbankan syari’ah di Indonesia, Malaysia, Sudan, Inggris, Mesir, Turki
serta yang lain sebagainya. Legimitasi pada sistem ekonomi Islam tidak
hanya tergantung pada keberhasilan melandasi sistem tersebut dengan
ajaran Islam, melainkan juga pada keberhasilan sistem itu sendiri dalam
mengembangkan ekonomi khususnya kekuatan ekonomi Islam.19
17
Idem
18
Idem
19
Idem
13. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 417
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
Ekonomi Islam memiliki sifat dasar sebagai ekonomi Rabbani
dan Insani. Disebut ekonomi Rabbani karena sarat dengan arahan dan
nilai-nilai Ilahiah. Lalu Ekonomi Islam dikatakan memiliki dasar sebagai
ekonomi insani karena sistem ekonomi ini dilaksanakan dan ditujukan
untuk kemakmuran manusia. Keimanan berpegang penting dalam
ekonomi Islam, karena secara langsung akan mempengaruhi cara pandang
dalam membentuk kepribadian, perilaku, selera dan preferensi manusia,
sikap-sikap terhadap manusia, sumberdaya dan lingkungan.20
Nilai-nilai keimanan inilah yang kemudian menjadi aturan yang
mengikat. Dengan mengacu kepada aturan Ilahiah, setiap perbuatan
manusia mempunyai moral dan ibadah. Setiap tindakan manusia tidak
boleh lepas dari nilai, yang secara vertikal merefleksi moral yang baik
dan secara horizontal memberi manfaat bagi manusia dan makhluk
lain. Berbeda dengan faham naturalis yang menempatkan sumber daya
sebagai faktor terpenting atau paham monetaris yang menempatkan
modal finansial sebagai yang terpenting. Manusia menjadi pusat sirkulasi
manfaat ekonomi dari berbagai sumberdaya yang ada.21
C. YaPEIM: Mengembangkan Ekonomi Islam dengan Semangat
Al-‘Adl
Yayasan Pembangunan Ekonomi Islam Malaysia (YaPEIM) adalah
sebuah yayasan yang dibentuk oleh Kerajaan Persekutuan pada 13
Oktober 1976 dan dimasukkan di bawah Trustee (Incorporation) Act
1952.Untuk menggerakkan potensi dan meluaskan peranannya, YaPEIM
telah dibentuk dan diluncurkan pada 20 Juli 1984 oleh Y.A.B Perdana
Menteri Malaysia pada masa itu.
Visi dari YaPEIM adalah menjadi sebuah institusi Pembangunan
sosioekonomi yang utama dan mantap serta mampu berperan
20
Muhammad Umer Chapra, The Future of Economics: An Islamic Perspective.
(Markfield, Leicester, U.K: The Islamic Foundation, 2001), hal 98.
21
Yusuf Qardhawi, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa: ZainalArifin,
Lc dan Dra. Dahlia Husin.(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal 77.
14. 418 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
meningkatkan martabat dan kualitas ummah menjelang 2020. Adapun
misi dari YaPEIM adalah Membangun Ummah Melalui Budaya Beramal
Jariah (Membangun Masyarakat melalui Penyempurnaan Tanggungjawab
Sosial). Falsafah dari YaPEIM adalah Institusi Berteraskan Konsep Amal
Jariah bagi Menangani Keperluan dan Cabaran Semasa Umat dan Negara.
Nilai-nilai utama yang dihayati dalam budaya korporat YaPEIM:
(a) Amanah. (b) Jimat Cermat. (c) Bertanggungjawab. (d) Cekap. (e)
Profesional. (f) Peka. Tujuan yang ingin dicapai oleh YaPEIM adalah: (a)
Menangani Persoalan Masyarakat secara Realistik, Bersepadu, Strategik
dan Profesional melalui Usaha Meningkatkan Taraf Sosioekonomi,
Mengukuhkan Tradisi Keilmuan. (b) Memantapkan Kebajikan Ummah
dan Membangunkan Institusi Islam demi Kepentingan Pembangunan
Ummah. (c) Menghidupkan Budaya Amal Jariah dengan Menyediakan
Prasarana yang diyakini untuk Masyarakat melaksanakan Sadaqatul Jariah
melalui pendekatan Pengurusan Moden. (d) Memperkukuhkan Asas
Kekuatan YaPEIM melalui Usaha Memantapkan Pengurusan secara
Menyeluruh meliputi Aspek Pengurusan Kewangan dan Pelaburan serta
Pentadbiran secara Umum.
YaPEIM sebagai sebuah lembaga yang bergerak dalam bidang
keuangan, yang memiliki tujuan untuk menggerakkan masyarakat dalam
penyempurnaan tanggung jawab sosial dan berlandaskan pada ajaran dan
syari’ah Islam. Dalam Islam, menganjurkan penyusunan sistem ekonomi
dalam negara harus berusaha ke arah pencapaian keadilan ekonomi
bersama. Kedua-dua unsur itu adalah asas kepada pencapaian perjalanan
sistem ekonomi teratur, cakap dan berdaya maju.22
Keadilan ekonomi harus memenuhi prinsip al-‘Adl. Prinsip ini
membawa pengertian kepada pelaksanaan tawhid yang menyeluruh.23
Tawhid menganjurkan bahwa sistem ekonomi hendaklah berusaha
22
https://mutiaraislam.wordpress.com/2009/02/05/konsep-al-ihsan-wujud-keadilan-
ekonomi-islam/.Yang diakses pada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
23 Ismail RajiAl-Faruqi, Tawhid; It’s Implication for Though and Live.Terj.Rahmani
Astuti.(Bandung: Pustaka, 1988), hal 68.
15. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 419
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
kepada terbentuknya suasana al-’Adl wal Ihsan (keadilan dan kerjasama).
Prinsip al-’Adl wal Ihsan ini menganjurkan bahwa sistem ekonomi dalam
negara Islam mestilah berusaha ke arah pencapaian keadilan ekonomi
dan ekonomi kerjasama ke semua sektor-publik, swasta dan masyarakat.
Konsep al-’Adl wal Ihsan tidak bisa terjadi bila kekayaan masih
terkonsentrasi pada minoritas masyarakat. Sebab dengan terkonsentrasinya
kekayaan itu pada kalangan minoritas akan membuat orang lain semakin
terjerat oleh hutang dan defisit keuangannya berlanjut. Bahkan secara
ekonomis kesenjangan kekayaan antara orang yang surplus of goods and
money akan mengekploitasi dan menzalimi masyarakat yang mengalami
defisit sedangkan masyarakat yang defisit cenderung konsumtif dan
tidak produktif, sebab faktor-faktor produksi dikuasai oleh segelintir
masyarakat.24
Prinsip adil merupakan pilar penting dalam ekonomi Islam.
Penegakkan keadilan telah ditekankan oleh Al quran sebagai misi utama
para Nabi yang diutus Allah (QS.57:25). Penegakan keadilan ini termasuk
keadilan ekonomi dan penghapusan kesenjangan pendapatan. Allah
yang menurunkan Islam sebagai sistem kehidupan bagi seluruh umat
manusia, menekankan pentingnya adanya keadilan dalam setiap sektor,
baik ekonomi, politik maupun sosial.
Komitmen Al quran tentang penegakan keadilan terlihat dari
penyebutan kata keadilan di dalamnya yang mencapai lebihdariseribu
kali, yang berarti; kata urutan ketiga yang banyak disebut Al quran setelah
kata Allah dan ‘Ilm. Bahkan, menurut Ali Syariati dua pertiga ayat-ayat
Al quran berisi tentang keharusan menegakkan keadilan dan membenci
kezhaliman, dengan ungkapan kata zhulm, itsm, dhalal, dll.
Tujuan keadilan sosio ekonomi dan pemerataan pendapatan/
kesejahteraan, dianggap sebagai bagian tak terpisahkan dari filsafat moral
24
http://suciptodjaafar.blogspot.com/2008/05/dari-moral-dan-etika-menuju-teologi.html.
Yang diaksespada 20.30, tanggal, 24 Agustus 2015
16. 420 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
Islam.25
Demikian kuatnya penekanan Islam pada penegakan keadilan
sosio-ekonomi. Maka, adalah sesuatu yang keliru, klaim kapitalis maupun
sosialis yang menyatakan bahwa hanya mereka yang menjunjung tinggi
nilai-nilai keadilan.
Konsep sosio ekonomi dalam Islam berbeda secara mendasar
dengan konsep keadilan dalam kapitalisme dan sosialisme. Keadilan sosio
ekonomi dalam Islam, selain didasarkan pada komitmen spritual, juga
didasarkan atas konsep persaudaraan universal sesama manusia.26
Al quran secara eksplisit menekankan pentingnya keadilan dan
persaudaraan tersebut. Menurut M. Umer Chapra, sebuah masyarakat
Islam yang ideal mesti mengaktualisasikan keduanya secara bersamaan,
karena keduanya merupakan dua sisi yang tak bisa dipisahkan.Dengan
demikian, kedua tujuan ini terintegrasi sangat kuat ke dalam ajaran Islam
sehingga realisasinya menjadi komitmen spritual (ibadah) bagi masyarakat
Islam.27
Komitmen Islam yang besar pada persaudaraan dan keadilan,
menuntut agar semua sumber daya yang menjadi amanat suci Tuhan,
digunakan untuk mewujudkan maqashid syari’ah, yakni pemenuhan
kebutuhan hidup manusia, terutama kebutuhan dasar (primer), seperti
sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Persaudaraan dan
keadilan juga menuntut agar sumberdaya didistribusikan secara adil
kepada seluruh rakyat melalui kebijakan yang adil dan instrumen zakat,
infaq, sedekah, pajak, kharaj, jizyah, cukai ekspor-impor dan sebagainya.
Aspek Tauhid yang menjadi fondasi utama ekonomi Islam,
mempunyai hubungan kuat dengan konsep keadilan sosio-ekonomi
25
ZainuddinAhmad, Al-Qur’an: KemiskinandanPemerataanPendapatan. (Yogyakarta:
Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), hal 47.
26
Muhammad Umer Chapra, The Future of Economics: An Islamic Perspective.
(Markfield, Leicester, U.K.: The Islamic Foundation, 2001), hal 99.
27
Muhammad Umer Chapra, The Future of Economics: An Islamic Perspective.
(Markfield, Leicester, U.K.: The Islamic Foundation, 2001), hal101.
17. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 421
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
dan persaudaraan.28
Ekonomi Tauhid yang mengajarkan bahwa Allah
sebagai pemilik mutlak dan manusia hanyalah sebagai pemegang amanah,
mempunyai konsekuensi, bahwa di dalam harta yang dimiliki setiap
individu terdapat hak-hak orang lain yang harus dikeluarkan sesuai dengan
perintah Allah, berupa zakat, infaq dan sedekah dan cara-cara lain guna
melaksanakan pendistribusian pendapatan yang sesuai dengan konsep
persaudaraan umat manusia.29
Sistem keuangan dan perbankan serta
kebijakan moneter, misalnya, dirancang semuanya secara organis dan
terkait satu sama lain untuk memberikan sumbangan yang positif bagi
pengurangan ketidakadilan dalam ekonomi dalam bentuk pengucuran
pembiayaan (kredit) bagi masyarakat dan memberikan pinjaman lunak
bagi masyarakat ekonomi lemah melalui produk qardhul hasan.
Selanjutnya, dalam rangka mewujudkan cita-cita keadilan sosial
ekonomi, Islam secara tegas mengecam konsentrasi asset kekayaan pada
sekelompok tertentu dan menawarkan konsep zakat, infaq, sedeqah,
waqaf dan institusi lainnya, seperti pajak, jizyah, dharibah, dan sebagainya.
Al-Quran dengan tegas mengatakan, “Supaya harta itu tidak beredar
di kalangan orang kaya saja di antara kamu” (QS. 59:7), “Di antara harta
mereka terdapat hak fakir miskin, baik peminta-minta maupun yang orang
miskin malu meminta-minta” (QS. 70:24).30
Konsep keadilan sosio-ekonomi yang diajarkan Islam menginginkan
adanya pemerataan pendapatan secara proporsional. Dalam tataran
ini, dapat pula dikatakan bahwa ekonomi Islam adalah ekonomi yang
dilandaskan pada kebersamaan. Sehingga timbul anggapan disebagian
masyarakat yang menyatakan bahwa prinsip keadilan sosio-ekonomi Islam
mempunyai kemiripan dengan sistem sosialisme. Bahkan pernah ada
pendapat yang menyatakan bahwa sistem sosialisme itu jika ditambahkan
28
Ibnu Khaldun, Muqaddiman Ibnu Khaldun.(Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiah,
1971), hal 15.
29
Zulkifli, Konsep Tauhid dan Implementasinya dalam MembangunTatanan Ekonomi
Umat Islam.Makalah. 2013.
30
Departemen Agama RI, Al-Qur’an danTerjemahnya. (Bandung: Jumanatul
‘Ali-Art, 2004).
18. 422 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
dan dimasukkan unsur-unsur Islam ke dalamnya, maka ia menjadi Islami.
Hal ini didasarkan semangat pertentangan terhadap pemilikan
individu. Sedangkan dalam ekonomi Islam, penegakkan keadilan sosio-
ekonomi dilandasi oleh rasa persaudaraan (ukhuwah), saling mencintai
(mahabbah), bahu membahu (takaful) dan saling tolong menolong (ta’awun),
baik antara si kaya dan si miskin maupun antarapenguasadanrakyat.
YaPEIM telah melaksanakan azas-azas dalam perekonomian Islam
untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan falsafah lembaganya dalam
membangun dan mengembangkan ekonomi Islam, khususnya di
Changloon, Kedah, Malaysia.
SIMPULAN
Moral dan etika ekonomi Islam dalam Al-Qur’an terbentuk dalam
dua hubungan yaitu kontektual dan transendental.Dimana Islam secara
kontektual di dalam Al-Qur’an menekankan pada perdagangan (tijarah)
yang baik, jujur, dan syahid kepada Allah. Dengan mengecam praktek
yang tidak jujur dan tidak adil dalam usaha untuk mendapat kekayaan.
Kejujuran dalam melakukan transaksi ekonomi dan mengutuk ekploitasi
atas tenaga dan skill manusia. Karena itu Al Qur’an memberi kita konsep
masyarakat bebas dari ekploitasi, ekploitasi adalah bagian dari kezhaliman
dan bertentangan dengan keadilan, dimana dalam ekploitasi terdapat
ketidakadilan.
Sedangkan Aspek Islam yang transendental concern terhadap
prinsip–prinsip ekonomi. Baik transaksi perdagangana taupun produksi
harus bebas dari ekploitasi, karena konsep al-’adldan al-ihsan (kebajikan
dan keadilan) telah ditegaskan di dalam Al-Qur’an katakan:“Allah
menyuruh kamu untuk berbuat keadilan dan kebajikan”.Konsep ini akan
mengantarkan kita dalam meminimalisir ketegangan sosial antara kaya
dan miskin, karena apabila keadilan dan ihsan tidak ditegakkan akan
terjadi social-chaos.
19. AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015 ж 423
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Zainuddin, Al-Qur’an: Kemiskinan dan Pemerataan Pendapatan.
Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.
Al-Faruqi, Ismail Raji, Tawhid; It’s Implication for Though and Live. Terj.
Rahmani Astuti. Bandung: Pustaka, 1988.
An-Nabhani, Taqiyuddin, Membangun Sistem Ekonotni Alternatif Perpspektif
Islam. Jakarta: Risalah Gusti, 1996.
At-Tariqi, Abdullah Abdul Husain, Ekonomi Islam (Prinsif, Dasar dan
Tujuan), alih bahasa: M. Irfan Syofwani. Yogyakarta: Magistra Insania
Press, 2004.
Azwar Karim, Adiwarman, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta:
Rajawali Pers, 2004.
Chapra, Muhammad Umer, The Future of Economics: An Islamic Perspective.
Markfield, Leicester, U.K.: The Islamic Foundation, 2001.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Jumanatul
‘Ali-Art, 2004.
Eldine, Achyar, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam. http://www.uika-bogor.
ac.id/jur07.htm. Dikutip, 24 Agustus 2015.
Hasan, Nik Mustapha Nik, http://www.ikim.gov.my/index.php/ms/berita-
harian/7460-tawhid-dan-penyusunan-sistem-ekonomi. Dikutip, 24 Agustus
2015.
Hasan, Nik Mustapha Nik, https://mutiaraIslam.wordpress.com/2009/02/05/
konsep-al-ihsan-wujud-keadilan-ekonomi-Islam/. Dikutip, 24 Agustus
2015
Ihsan, Bakir, Ensiklopedi Islam. Jakarta : PT. Intermasa, 2005
Indrakusumah, Iman, Zakat dan Sistem Ekonomi Islam. www.republika.co.id
/suplemen/cetak_detail.asp?mid=5&id=179342&kat_id=105&kat_
id1=147&kat_id2=291. Dikutip, 24 Agustus 2015.
Khaldun, Ibnu, Muqaddiman Ibnu Khaldun. Beirut: Daar al-Kutub al-
Ilmiah, 1971.
Qardhawi, Yusuf, Norma dan Etika Ekonomi Islam, alih bahasa: Zainal
Arifin, Lc dan Dra. Dahlia Husin. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
20. 424 ж AN-NISBAH, Vol. 02, No. 01, Oktober 2015
Fauzan: Mewujudkan Ekonomi Islam......
Rahardjo, M. Dawam, Ekonomi Islam: Apakah itu?, Makalah. Jakarta,
21 Maret 2001.
Rahman, Fazlur, Doktrin Ekonomi Islam (Jilid 1). Jakarta: Dana Bhakti
Prima Yasa, 1995.
Ridwan, Ahmad Hasan, http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/03/23/paradigma-
ekonomi-Islam. Dikutip, 24 Agustus 2015.
Saputro, Rizki S, Sekelumit tentang Kapitalisme Global, Permasalahan
dan Solusi. dikutip dari http://72.14.235.104:gemapembebasan.or.id/%
3Fpilih%3Dlihat%26id%3D241+sistem+distribusi+kekayaan+dalam+k
apitalis&hl=id&gl=id&ct=clnk&cd=10. Dikutip, 24 Agustus 2014.
Sucipto, Dari Moral dan Etika Menuju Teologi Ekonomi Islam.http://
suciptodjaafar.blogspot.com/2008/05/dari-moral-dan-etika-menuju teologi.
html. Dikutip, 24 Agustus 2015
Sudarsono, Heri, Konsep Ekonomi Islam (Suatu Pengantar). Yogyakarta:
Ekonisia UII, 2004.
Zulkifli, KonsepTauhiddan Implementasinya dalam Membangun Tatanan Ekonomi
Umat Islam, Makalah. 2013.