Dokumen tersebut merangkum empat landasan filosofis ekonomi Islam yaitu tauhid, keadilan dan keseimbangan, kebebasan, dan tanggung jawab. Tauhid menempatkan Allah sebagai pemilik sebenarnya dari semua sumber daya. Keadilan dan keseimbangan penting untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Kebebasan diberikan namun harus bertanggung jawab di hadapan Allah.
Etika Bisnis Islam Konvensional - Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiya Yogyakarta - Mata Kuliah Filsafat dan Etika Bisnis Islam - Dosen Dr. Gunawan Budiyanto, M.P.
Etika Bisnis Islam Konvensional - Program Magister Manajemen Universitas Muhammadiya Yogyakarta - Mata Kuliah Filsafat dan Etika Bisnis Islam - Dosen Dr. Gunawan Budiyanto, M.P.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat judul yang berkenaan dengan apa dan bagaimana nilai dan prinsip aksiomatik yang terkandung dalam ekonomi islam. Dengan judul “pilar pondasi aksiomatik ekomoni islam
Mewujudkan ekonomi islam dengan ruh al 'adlAn Nisbah
Abstract: Islamic Economics is a discipline is studying the behavior of human economic behavior are arranged based on the religion of Islam and tawheed with as it is based in the tenets of the faith and the tenets of Islam. All the rules that lowered the Almighty God in the Islamic sistem leads to the achievement of goodness, welfare, priority, as well as abolish evil, suffering and loss on the whole of his creation. Likewise with the economy, the goal is help humans achieve
victory in the world and the hereafter. YaPEIM (Foundation of economic development Islam Malaysia) is one of the institutions that fght for the introduction of Islamic Economy concentrated in Malaysia. Embody the spirit of AL-’ ADL in the economy became the spirit of struggle of YaPEIM. This research is a Case Study in YaPEIM in Changloon, Kedah, Malaysia. This case Study presents what goals, decision-making, and economic activity from YaPEIM in establishing and developing the economy of Islam with the spirit of al-’adl.
Keywords: Economics, Islam, al-‘adl, YaPEIM
Di era globalisasi, praktik bisnis menjadi semakin terbuka dan ketat akan persaingan. Sistem ekonomi islam menjadi jalan tengah dari berbagai masalah yang ada. Syirkah atau kerja sama adalah alat untuk meningkatakan produktivitas, mendapatkan keuntungan yang lebih untuk tujuan dalam keseimbangan ekonomi Negara.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
1. FILOSOFI EKONOMI ISLAM
Muhammad Qamaruddin, SEI., ME.
Mata Kuliah: Dasar-Dasar Ekonomi Islam
UIN ANTASARI BANJARMASIN
Tahun 2018
2. Setidaknya ada empat landasan filosofis ilmu ekonomi islam yang merupakan
paradigma yang membedakannya dari ilmu ekonomi konvensional (Adiwarman
Karim, 2001). Landasan filosofis tersebut adalah:
1. Tauhid
2. keadilan dan keseimbangan
3. kebebasan
4. tanggung jawab.
3. TAUHID
Dalam sistem ekonomi syariah, tauhid merupakan landasan fundamental. Dengan
landasan ketauhidan ini segala sesuatu yang ada merupakan ciptaan Allah swt dan
hanya Allah pula yang mengatur segala sesuatunya terhadap ciptaan-Nya tersebut,
termasuk mekanisme hubungan pengaturan rezeki terhadap hamba-hamba-Nya,
seperti pemilikannya, cara perolehannya dan pembelanjaannnya (Tauhid
rububiyyah).
Untuk itu para pelaku ekonomi (manusia) harus mentaati segala kaidah yang telah
ditetapkan oleh Allah secara kaffah, termasuk dalam bidang aktivitas
perekonomian. Ketaatan tersebut bukan hanya dalam kehidupan sosial belaka,
tetapi meliputi hal-hal yang bersifat etik dan moral (Tauhid uluhiyyah).
4. Dalam pandangan dunia holistic, tauhid bukanlah hanya ajaran tentang
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi lebih jauh mencakup
pengaturan tentang sikap manusia terhadap Tuhan dan terhadap sumber-sumber
daya baik manusia maupun alam sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Dalam pandangan tauhid, manusia sebagai pelaku ekonomi hanyalah sekedar
trustee (pemegang amanah). Oleh sebab itu, manusia harus mengikuti ketentuan
Allah dalam segala aktivitasnya, termasuk aktivitas ekonomi. Ketentuan Allah yang
harus dipatuhi dalam hal ini tidak hanya bersifat mekanistis dalam alam dan
kehidupan sosial, tetapi juga yang bersifat etis (uluhiyyah) dan moral (khuluqiyyah).
5. manusia adalah agen langsung atau wakil Allah (khalifah) dalam proses
penciptaanya. Konsep Khalifah atau dalam pengertian pengelolaan disebut
Khilafah, menyediakan basis bagi sistem prekonomian dimana kerjasama dan
gotong royong, atau disebut co-determinasi, menggantikan kompetisi yang selama
ini menjadi ciri dominan dalam proses interksi ekonomi. Kalaupun ada,
kemungkinan hanya kompetisi pada tingkat keberhasilan yang berbeda dalam
memperoleh materi.
Dalam konsep kepemilikan ekonomi islam, ianya hanya merupakan pemeliharaan
milik tuhan, dan bukan hak mutlak perorangan. Konsep pengelolaan berarti bahwa
mereka yang berhasil memperoleh kemakmuran haruslah tanpa mengorbankan
orang lain, kemudian menggunakannya untuk menolong sesama. Kepemilikan
bukan “terminal” bagi kehidupan manusia, tetapi sejatinya hanyalah sekedar
“transital”.
6. Dari beberapa penjelasan diatas dapat dilihat betapa konsep tauhid dalam Islam
benar-benar memberikan implikasi ekonomis dalam aktivitas ekonomi Islam. Hal
dapat juga dilihat secara langsung dari isntrumen-isntrumen ekonominya seperti
zakat, infaq, shadaqah, wakaf dan penolakan terhadap segala bentuk kezaliman (la
tazlim wa la tuzlam), kemudharatan (la dharar wa la dhihar), kecurangan (al-thaffif),
penipuan (al-ghiss), ketidak pastian (al-gharar), monopoli (al-ikhtikar), spekulasi (al-
maisir), riba (al-riba) yang semua pada dasarnya merupakan ajaran-ajaran Islam
yang berbasis pada tauhid.
7. KEADILAN DAN KESEIMBANGAN
Sistem ekonomi syariah memandang keadilan dan keseimbangan merupakan
sesuatu hal yang mutlak untuk diamalkan olek pelaku ekonomi. Perlunya hal ini
berulangkali ditegaskan dalam Al-Quran. Keadilan dan keseimbangan merupakan
syarat mutlak untuk tercapainya kesejahteraan masyarakat. Keadilan dan
keseimbangan ini harus teraplikasi sedemikian rupa antara anggota masyarakat
yang melakukan hubungan ekonomi. Artinya keadilan dan keseimbangan tersebut
bukan hanya pada tataran teoritis tetapi juga dalam tataran teknis. Misalnya dua
orang melakukan hubungan ekonomi (contohnya penjual-pembeli, pengusaha-
pekerja) berada pada tempat yang sejajar dan berkeadilan. Allah menegaskan
bahwa Ia sangat mencintai orang-orang yang berlaku adil (QS, 60: 8).
8. Keadilan dan keseimbangan secara alamiah dapat dilihat dari hukum tatanan yang
harmonis alam semesta (sunnatullah). Walaupun demikian, keadilan dan keharmonisan
bukanlah hanya karakteristik alami saja, melainkan sebagai suatu hal yang harus
diperjuangkan keberadaannya di dalam kehidupan.
Dalam ekonomi islam, keadilan dan keseimbangan harus tercermin pada terwujudnya
pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, sebab keduanya merupakan dua sisi dari satu
entitas. Pembangunan dengan demikian bukan berarti pertumbuhan pendapatan secara
nominal, melainkan juga distribusi pendapatan tersebut secara merata. Sumberdaya
pada hakikatnya adalah anugerah dari Allah, oleh karena itu tidak beralasan kalau
kekayaan itu hanya terpusat pada segelintir orang saja. Rezki yang diperoleh manusia
sejatinya adalah kolektif, yang didalamnya terdapat peran dan keterlibatan banyak
orang.
Islam membolehkan adanya perbedaan pendapatan, karena memang manusia
diciptakan tidak sama watak, kemampuan (potensi) dan pengabdiannya kepada
masyarakat.
9. Ada beberapa syarat yang menentukan terciptanya keseimbangan dan keadilan
ditengah-tengah masyarakat, yaitu :
1. Hubungan-hubungan dasar antara konsumsi, distribusi dan produksi harus
berhenti pada suatu keseimbangan tertentu demi menghindarkan pemusatan
kekuasaan ekonomi dan bisnis dalam genggaman segelintir orang.
2. Keadaan perekonomian yang tidak konsisten dalam distribusi pendapatan dan
kekayaan harus ditolak, karena Islam menolak daur tertutup yang menjadi semakin
menyempit.
3. Sebagai dari akibat pengaruh sikap egalitarian, maka dalam ekonomi Islam tidak
diakui adanya hak milik yang terbatas maupun sistem pasar yang bebas tak
terkendali.
10. KEBEBASAN
Dalam sistem ekonomi syariah, kebebasan merupakan hal pokok. Kebebasan disini
dimaksudkan bahwa manusia bebas untuk melakukan aktivitas ekonomi sepanjang
tidak ada larangan dari Allah swt. Dengan demikian pelaku ekonomi dalam sistem
ekonomi syariah diberikan keleluasaan untuk berkreatifitas dan berinovasi dalam
mengembangkan kegiatan ekonomi.
Di dalam Fiqih Muammalah berlaku sebuah kaedah, pada dasarnya sebuah
aktivitas mu’amalah itu diperbolehkan selama tidak ada dalil yang melarangnya.
Konsekuensi dari kaedah ini adalah, dalam aktivitas Mu’amalah (ekonomi Islam)
manusia diberikan kebebasan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan
kreatifitasnya, melakukan inovasi-inovasi ekonomi sesuai dengan kebutuhan
manusia (pasar) yang terus menerus mengalami perubahan
11. Walaupun demikian di dalam ajaran Islam makna kebebasan bukan dalam makna
liberalisme, melainkan sangat terkait dengan nilai tauhid dan pengaruhnya dalam
membentuk kepribadian diri, karena semua aktivitas dan perilaku tanggung jawab
sebagai peribadi di hadapan Allah. Sehingga dengan kebebasan yang bertanggung
jawab lahirlah nilai pengabdian (ibadah) hamba yang tulus kepada Allah sebagai
pemilik dan penguasa alam semesta (the Creator of universe)
12. PERTANGGUNGJAWABAN
Dalam sistem ekonomi syariah manusia sebagai khalifah pemegang amanah Allah
di muka bumi. Dalam melakukan aktivitas (termasuk aktivitas ekonomi) diberikan
keleluasaan untuk memilih apa yang terbaik untuk dirinya. Namun demikian
sebagai hamba Allah kepadanya akan diminta pertanggungjawaban atas segala
sesuatu yang dilakukannya itu.
pertanggung jawaban adalah konsekuensi logis dari kebebasan yang diberikan
Allah kepada manusia. Kebebasan dalam mengelola sumber daya alam dan
kebebasan dalam melakukan aktivitas ekonomi inilah yang sejatinya akan
dipertanggung jawabkan manusia dihadapan Allah nantinya.
13. kebebasan itu sendiri adalah amanah Allah yang harus di implementasikan manusia
dalam aktivitas kehidupannya. Oleh karenanaya, perlu ditetapkan batasan apa yang
bebas dilakukan manusia dengan tetap bertanggung jawab atas semua yang
dilakukannya
Dari sini terlihat jelas bahwa aksiomia kebebasan berhubungan erat dengan
aksiomia tanggung jawab, sementara tanggung jawab merupakan konsekuensi dari
amanah yang diberikan kepada manusia sebagai khalifah. Allah telah memberikan
al-quran sebagai pedoman bagaimana seharunya manusia mengatur alam ini.
Akhirnya manusia dianggap bertanggung jawab terhadap tindakan apa yang
dilakukan