Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanEarly Ridho Kismawadi
Muhammad Abdul Mannan lahir di Bangladesh tahun 1938. Pada tahun 1960, ia mendapat gelar Master di bidangEkonomi dari Rajashi University dan bekerja di Pakistan. Tahun 1970, ia meneruskan belajar di Michigan State University dan mendapat gelar Doktor pada tahun 1973. Setelah mendapat gelar doctor, Mannan mengajar di Papua Nugini. Pada tahun 1978, ia ditunjuk sebagai Profesor di International Centre for Research in Islamic Economics di Jeddah.
Sebagian karya Abdul Mannan adalah Islamic Economics, Theory and Practice, Delhi, Sh. M. Ashraf, 1970. Buku ini oleh sebagian besar mahasiswa dan sarjana ekonomi Islam dijadikan sebagai buku teks pertama ekonomi Islam. Penulis memandang bahwa kesuksesan Mannan harus dilihat di dalam konteks dan periode penulisannya. Pada tahun 1970-an, ekonomi Islam baru sedang mencari formulanya, sementara itu Mannan berhasil mengurai lebih seksama mengenai kerangka dan ciri khusus ekonomi Islam. Harus diakui bahwa pada saat itu yang dimaksud ekonomi Islam adalah fikih muamalah.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
PPT ini ditunjukan untuk memenuhi tugas Ekonomi Makro Syariah
Kelompok 1
Kelas A Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstract: This literature study is explore and compare of Islamic scholar’s thought in contemporary era: Baqr al Sadr, Muhammad Abdul Mannan, Muhammad Nejatullah Siddiqi, Sayyed Haidar Naqf, Taqiyyuddin An Nabhanni, and Monzer Kahf. Islamic scholars are divided into three categories; frstly, an expert in the Islamic law (fqh) that is conducted in a legalistic and normative; secondly, more daring modernist group in their interpretation of Islamic teachings in order to answer the issues facing society today; thirdly practitioners or Muslim economists educational background in the West. They combine both
Islamic law and economic approach that is integrated to be Islamic economy. In fact, the construction of an Islamic economy system capable of delivering on welfare and social justice must be built on the basis of faith (akidah) and described in great detail the concepts of ownership, the role of the state, and distribution, including production and consumption. Even distribution of income in society into the most important thing in the construction of an Islamic economy system, but all of it was related to other elements. Therefore, the construction of an Islamic economy system can not stand alone, but must be integrated and connected with other elements.
Keywords: Islamic economy, Islamic scholars, Contemporary
Resensi Islamic Economics, Theory and Practice, Prof. Muhammad Abdul MannanEarly Ridho Kismawadi
Muhammad Abdul Mannan lahir di Bangladesh tahun 1938. Pada tahun 1960, ia mendapat gelar Master di bidangEkonomi dari Rajashi University dan bekerja di Pakistan. Tahun 1970, ia meneruskan belajar di Michigan State University dan mendapat gelar Doktor pada tahun 1973. Setelah mendapat gelar doctor, Mannan mengajar di Papua Nugini. Pada tahun 1978, ia ditunjuk sebagai Profesor di International Centre for Research in Islamic Economics di Jeddah.
Sebagian karya Abdul Mannan adalah Islamic Economics, Theory and Practice, Delhi, Sh. M. Ashraf, 1970. Buku ini oleh sebagian besar mahasiswa dan sarjana ekonomi Islam dijadikan sebagai buku teks pertama ekonomi Islam. Penulis memandang bahwa kesuksesan Mannan harus dilihat di dalam konteks dan periode penulisannya. Pada tahun 1970-an, ekonomi Islam baru sedang mencari formulanya, sementara itu Mannan berhasil mengurai lebih seksama mengenai kerangka dan ciri khusus ekonomi Islam. Harus diakui bahwa pada saat itu yang dimaksud ekonomi Islam adalah fikih muamalah.
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
PPT ini ditunjukan untuk memenuhi tugas Ekonomi Makro Syariah
Kelompok 1
Kelas A Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mewujudkan ekonomi islam dengan ruh al 'adlAn Nisbah
Abstract: Islamic Economics is a discipline is studying the behavior of human economic behavior are arranged based on the religion of Islam and tawheed with as it is based in the tenets of the faith and the tenets of Islam. All the rules that lowered the Almighty God in the Islamic sistem leads to the achievement of goodness, welfare, priority, as well as abolish evil, suffering and loss on the whole of his creation. Likewise with the economy, the goal is help humans achieve
victory in the world and the hereafter. YaPEIM (Foundation of economic development Islam Malaysia) is one of the institutions that fght for the introduction of Islamic Economy concentrated in Malaysia. Embody the spirit of AL-’ ADL in the economy became the spirit of struggle of YaPEIM. This research is a Case Study in YaPEIM in Changloon, Kedah, Malaysia. This case Study presents what goals, decision-making, and economic activity from YaPEIM in establishing and developing the economy of Islam with the spirit of al-’adl.
Keywords: Economics, Islam, al-‘adl, YaPEIM
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi yang rasional Islami. semua standar moral suatu perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran Islam dan bukan semata-mata didasarkan atas nilai-nilai yang dibangun oleh kesepakatan sosial. Moralitas Islam ini tidak diposisikan sebagai suatu batasan ilmu ekonomi namun justru sebagai pilar atau patokan dalam menyusun ekonomi Islam. Dan nilai-nilai Islam seperti syariah Islam berfungsi untuk memberikan informasi dan petunjuk bagaimana ekonomi Islam seharusnya diselenggarakan, serta fiqh yang dipergunakan sebagai alat kontrol terhadap produk ekonomi agar tidak melanggar syariah Islam.
Tidak dapat dipungkiri oleh siapappun yang dapat berpikir jernih dan logis, bahwa islam merupakan suatu sistem hidup, suatu pedoman hidup. Sebagai salah satu pedoman hidup, ajaran islam terdiri aturan-aturan yang mecakup keseluruhan sisi kehidupan manusia.
Aksioma-aksioma yang disusun dari agama Islam membangun Rasionalitas ekonomi Islam secara umum. Dengan tambahan aksioma ini, maka pelaku ekonomi yang memiliki rasionalitas Islam menghadapi jangkauan waktu (time horizon) yang tidak terbatas. Dalam pandangan Islam, kehidupan manusia terdiri dari kehidupan dunia dan kehidupan kubur (kehidupan manusia setelah mati hingga menunggu hari pembalasan) dan kehidupan abadi akhirat (kehidupan kekal setelah proses pembalasan). Oleh karena itu, maslahah yang akan diterima di hari akhir merupakan fungsi dari kehidupan didunia atau maslahah didunia terkait (joint) dengan maslahah yang diterima di akhirat.
Oleh karena itu, dari pemaparan diatas penulis akan mengangkat judul yang berkenaan dengan apa dan bagaimana nilai dan prinsip aksiomatik yang terkandung dalam ekonomi islam. Dengan judul “pilar pondasi aksiomatik ekomoni islam
Sistem ekonomi islam dialetika antara thesis, antitesis dan plagiatisAn Nisbah
Abstract: Discourses in Islamic economic system are not new in economic study. There is always a big question behind Islamic economic system, what makes Islamic economic system with capitalism economic system and socialism economic system
different! Historically, Moslems had explained earlier before middle century then developed by modern economic theorist. Al Qur’an and Al Hadits have explained how a Moslem must undertake two orientation in his economic activity, there are material orientation and religious orientation. Religious orientation that will be a Moslem can be justful in economic capitalism practice. Even if Moslem has a claim to property but every Moslem is very aware if his property is just a mandate and in property have right a poor and he must distribute zakat/ sadaqah mechanism. Because, zakat/ sadaqah is a social
responsibility for a Moslem. so, Islamic economic system look from historical and conceptual view based on al Qur’an and al Hadits that have strong fundamental, so Islamic economic system is believed to be same with conceptual capitalism economic system and socialism economic system.
Keyword: Islam Economy System, Zakat, capitalism economic
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
1. BAB 1
ISLAM DAN EKONOMI
BAB 2
SISTEM EKONOMI ISLAM
DOSEN PENGAMPU:
MOEHAMMAD KAUTSAR, S.E., M.B.A
Oleh :
SULIS TYOWATI
NIM 20190208005
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS SOSIAL EKONOMI DAN HUMANIORA
Senin, 2 Maret 2020
3. ISLAM DAN EKONOMI
Islam muncul sebagai kekuatan baru pada Abad ke-7 Masehi, menyusul
runtuhnya kekaisaran Romawi. Kemunculan itu ditandai dengan berkembangnya
kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi kehidupan sosial lainnya serta
perkembangan ekonomi yang sangat menakjubkan.
Firman Allah SWT dalam QS. Alma’idah ayat 3 menyatakan bahwa islam adalah
agama yang sempurnadan mempunyai system tersendiri dalam menghadapi
permasalahan kehidupan, baik yang bersifat materiil dan non materiil.
5. ATURAN-ATURAN PERMAINAN
EKONOMI ISLAM
Perilaku yang ditetapkan dalam hukum Allah (Syariah) harus diawasi masyarakat
secara keseluruhan, berdasarkan aturan islam.
Aturan-aturan itu bersumber pada kerangka konseptual masyarakat dalam
hubungannya dengan Kekuatan Tertinggi (Tuhan), kehidupan, sesama manusia, dunia,
sesame makhluk dan tujuan akhir manusia.
6. Beberapa
aturan
permaina
n
ekonomi
islam
Alam semesta, termasuk manusia, adalah milik Allah, yang memiliki
kemahakuasaan (kedaulatan) sepenuhnya dan sempurna atas makhluk
makhluk-Nya.
Allah teah menetapkan batas-batas tertentu terhadap perilaku manusia
sehingga menguntungkan individu tanpa mengorbankan hak individu
lainnya.
Semua manusia tergantung pada Allah.
Status khalifah atau pengemban amanat Allah berlaku umum bagi
semua manusia; tidak ada hak istimewa bagi individu atau bangsa
tertentu sejauh berkaitan dengan tugas kekhalifahan.
.Individu-individu memiliki kesamaan dalam harga dirinya sebagai
manusia.
7. .Dalam islam, bekerja dinilai sebagai kebaikan dan kemalasan dinilai
sebagai kejahatan.
Beberapa
aturan
permainan
ekonomi
islam
.Kehidupan adalah proses dinamis menuju peningkatan.
“Jangan membuat mudarat (kesulitan) dan jangan ada mudarat”
adalah frasa yang senantiasa diucapkan oleh Nabi SAW.
Suatu kebaikan dalam peringkat kecil secara jelas dirumuskan.
8. Prinsip yang
melandasi
fungsi pasar
Semua harga (harga yang
adil atau wajar)
Mekanisme pasar dalam
masyarakat muslim tidak boleh
dianggap sebagai struktur
atomistis
Mengenal teori nilai
9. PERBEDAAN DASAR SYSTEM EKONOMI
ISLAM DAN KONVENSIONAL
Berdasarkan sistem ekonomi
islam
konvensional
Sumber
(Epistemology)
Berdasarkan sumber yang mutlak
yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah
yang berisi perintah dan larangan.
Berdasarkan sumber akal manusia
atau falsafah yang lepas bebas dari
ikatan wahyu.
Tujuan Kehidupan Membawa kepada konsep al-falah
(kejayaan) di dunia dan akhirat.
Untuk kepuasan dunia semata.
Konsep Harta
Sebagai Wasliah
Harta bukanlah tujuan utama
kehidupan tetapi sebagai jalan
mencapai nikmat ketenangan
kehidupan di dunia hingga ke alam
akhirat.
Meletakkan keduniaan sebagai
tujuan yang tidak mempunyai
kaitan dengan dengtan Tuhan dan
akhirat.
11. Lalu apa yang
disebut system
ekonomi islam?
Sistem adalah suatu organisasi berbagai unsur yang
saling berhubungan satu sama lain.
Sistem ekonomi merupakan organisasi yang terdiri
dari bagiam-bagian yang saling bekerja sama untuk
mencapai tujuan ekonomi.
Secara sederhana Sistem Ekonomi Islam
adalah suatu sistem ekonomi yang
didasarkan pada ajaran dan nilai-nilai
Islam.
12. Ekonomi Insani
Yaitu system ekonomi yang
dilaksanakan dan ditujukan untuk
kemakmuran manusia.
Ekonomi Rabbani
Disebut ekonomi Rabbani karena sarat
dengan nilai-nilai Ilahiah.
13. Menurut para ahli
1. M. Akram Kan
Ilmu ekonomi Islam bertujuan untuk melakukan kajian tentang kebahagiaan hidup manusia yang dicapai
dengan mengorganisasikan sumber daya alam atas dasar bekerja sama dan partisipasi.
2. Muhammad Abdul Manan
Ilmu ekonomi Islam adalah ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah ekonomi masyarakat yang
diilhami oleh nilai-nilai Islam.
3. M. Ummer Chapra
Ekonomi Islam adalah sebuah pengetahuan yang membantu upaya realisasi kebahagiaan manusia melalui
alokasi dan distribusi sumber daya yang terbatas yang berada dalam koridor yang mengacu pada pengajaran.
4. Muhammad Nejatullah Ash-Shidiqy
Ilmu EKonomi Islam adalah respon pemikir muslim terhadap tantangan ekopnomi pada masa tertentu.
5. Kursyid Ahmad
Ilmmu Ekonomi Islam adlah sebuah usaha sitematis untuk memahami masalah-masalah ekonommi dan
tingkah laku manusia secara relasioanal dalam perspektif Islam.
Maka, Ilmu Ekonomi Islam merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi
rakyat yang diIlhami oleh nilai-nilai Islam.
14. 1. Meluruskan kekeliruan pandangan yang menilai ekonomi kapitalis(memberikan penghargaan terhadap prinsip
hak milik) dan sosialis (memberikan penghargaan terhadap persamaan dan keadilan) tidak bertentangan dengan
metode ekonomi Islam.
2. Membantu para ekonom muslim yang berkecimpung dalam teori ekonomi konvensional dalam memahami
ekonomi Islam
3. Membantu para peminat studi fiqh muamalah dlam melakukan studi perbandingan antara ekonomi Islam dengan
ekonomi konvensional.
Hal-hal yang mendorong perlunya mempelajari karakteristik
ekonomi Islam (Yafie, 2003, 27)
15. 1. Harta
Kepunyaan
Allah dan
Manusia
Merupaka
Khalifah tas
Harta
5. Kebebasan
Individu
Dijamin
dalam Islam
2. Ekenomi
Terikst
dengan
Akidah,
Syariah
(Hukum), dan
Moral
6. Negara Diberi
Wewenang
Turut Campur
dalam
Perekonomian
7. Bimbingan
Konsumsi
3. Keseimbanga
n antara
Kerohanian
dan
Kebendaan
10. Larangan
Riba
8. Petunjuk
Investasi
4. Ekonomi Islam
Menciptakan
Keseimbangan
Antara
Kepentingan
Individu dengan
Kepentingan
Umum
Karakteristik ekonomi Islam sebagaimana disebutkan dalam Al-Mawsu’ah Al-Ilmiyah Wa Al-
Amaliyah A-l-Islamiyah :
9. Zakat
16. Menurut Marthon, Hal-hal yang
Membedakan Ekonomi Islam Secara
Operasional dengan Ekonomi Sosialis
Maupun Kapitalis :
1. Dialektika
Nilai-nilai
Spiritualisme
dan
Materialisme
2. Kebebasan
Berekonomi
3. Dualisme
Kepemilikan
4. Menjaga
Kemaslahatan
Individu dan
Bersama
17. • Dikembangkan oleh para ahli hukum Islam, Fi-Iqalta,
diaplikasikan terhadap ekonomi Islam modern untuk
menampilkan prinsip-primsip system Islam dan
kerangka hukumnnya dengan berkonsultasi dengan
sumber-sumber Ialam, yaitu Al-Qur’an dan Sunnah.
Metode Deduksi
• Digunakan oleh banyak penulis muslim
kontemporer yang merasakan tekanan, kemiskinan,
dan keterbelakangan di dunia Islam dan berusaha
mencari berbagai pemecahan terhadap persoalan
ekonomi umat muslim dengan kembali pada Al-
Qur’an dan Sunnah untuk mencari dukungan atas
pemecahan tersebut dan mengujinya dengan
memerhatikan petunjuk Tuhan.
Metode pemikiran
Retrospektif
18. 1. FIQH RIBA
Usury (Bahasa Inggris) mengandung dua pengertian :
a. Tindakan atau paraktik peminjaman uang dengan tingkat suku bunga yang berlebihan dan
tisak sesuai dengan hukum
b. Suku bunga dengan rate yang tinggi
Risalah larangan praktik riba:
1) QS.Ar-Ruum 39: (riba tidak akan menambah kebaikan pada sisi Allaj.
2) QS. Nisaa’ ayat 160-161 (siksa yang pedih bagi kaum yahudi dengan salah sayu karakternya
suka nenakan riba)
3) QS. Ali Imron ayat 130 : (Allah meleang memakan riba yang berlipay ganda
4) QS. Al-Baqarah ayat 278-279 : Allah melarang dengan keras dan tegas semua jenis riba.
19. Ciri-ciri khusus
untuk memahami
peranan
organisasi dalam
organisasi dalam
ekonomi Islam
Pada hakikatnya berdasarkan ekuiti (Equity-
Based) daripada berdasarkan pinjaman
(Loan-Based), manajer cenderung
mengelola perusahaan yang bersangkutan
dengan pandangan untuk membagi deviden
dikalangan pemegang saham atau berbagi
keuntungan diantara mitra suatu usaha
ekonomi
Dimana keuntunngan
biasa menjadi urusan
bersama
Tuntutan akan integritas moral,
ketetapandan perakunan
(accounting)
20. FIQH ZAKAT
Zakat menurut etimologi berarti berkat, bersih, berkembang, dan baik.
Zakat menurut terminology berarti, sejumlah harta tertentu yang yang diwajibkan oleh Allah
SWT, untuk diberikan kepada para mustahik yang disebutkan dalam Al-Qur’an atau bisa juga
berarti sejumlah tertentu dari harta tertentu yang diberikan untuk orang tertentu.
21. HUKUM ZAKAT
Orang yang enggan membayar zakat boleh diperangi, dan orang yang menolak
kewajibannya dianggap kafir.
HIKMAH ZAKAT
Zakat merupakan sebuah ibadah materilyang merupakan penyebab memperoleh rahmat dari Allah SWT.
Zakat merupakan syarat persaudaraan dalam agama
22. SYARAT YANG HARUS DIPENUHI DALAM ZAKAT
Islam
Nisab
Sempurna
Ahliyah-
nya
Sempurnan
ya
kepemilikan
Haul berkembag
23. DAMPAK EKONOMIS APLIKASI ZAKAT
1. Produksi
Zaklat akan menimbulkan new demander
potensial sehingga akan meningkatkan
permintaan secara agregat yang pada
pada akhirnya akan mendorong produen
untuk meningkatkan produksi guna
memenuhi permintaan yang ada.
3. Investasi
Peningkatan produksi akan
mendorong
perusahaan(firms) untuk
meningkatkan investasi.
2. Lapangan kerja
Peningkatan inves tasi mendorong
perluasan produksi yang lebih besar dan
akan membuka kesempatan kerja.
5. Kesenjangan Sosial
Zakat juga berperan dalam
mendistribusikan pendapatan khususnya
mengurangi kesenjangan (gap)
pendapatan yang pada akhirnya akan
mengurangi kesenjangan sosial.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Peningkatan konsumsi secara agregat dan
peningkatan investasi akan mendorong
laju pertumbuhan ekonomi.