SlideShare a Scribd company logo
PAPER 
EKONOMI SYARI’AH 
ETIKA EKONOMI SYARI’AH 
Disusun oleh : 
Kelompok 4 
Nama Anggota Kelompok : 
1. Ruyung Movia Sari (12080576072) 
2. Indahing Nur Wenny (12080574083) 
3. Diana Putri W. (12080574087) 
4. Gondo Anang (12080574103) 
5. Putra Febrian (12080574112) 
6. Bahrul Ullum Mustofa (12080574113) 
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 
FAKULTAS EKONOMI 
JURUSAN MANAJEMEN
2014 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Produksi, konsumsi dan distribusi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegitan 
ekonomi yang tidak bisa di pisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus 
diakui produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan itu. 
Dan kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan 
produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. 
Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk 
menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi 
produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan 
dalam satu waktu periode tertentu 
Pada prinsipnya islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan 
orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki uang, sehingga 
memiliki daya beli yang lebih baik. Karena itu bagi islam, produksi yang surplus dan 
berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tidak dengan sendirinya mengindikasikan 
kesejahteraan bagi masyarakat. 
Kegiatan produksi juga harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan 
kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum 
bagi konsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, 
menemukan kebutuhan masyrakat dan pemenuhannya, menyediakan persediaan barang/jasa 
dimasa depan. Serta memenuhi sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada allah. Demikian 
pula dalam masalah konsumsi islam mengatur bagaimana manusia dapat melakukan kegiatan-kegiatan 
konsumsi yang membawa manusia berguana bagi kemaslahatan hidupnya. 
Etika dalam dunia Bisnis adalah norma-norma atau kaidah etik yang dianut oleh bisnis, 
baik sebagai institusi atau organisasi, maupun interaksi bisnisnya dengan stakeholders. Etika 
dengan tindak tanduk etisnya menjadi bagian budaya perusahaan dan sebagai perilaku (behavior) 
dalam diri karyawan biasa sampai CEO, bahkan pengusaha yang standarnya tidak uniform atau
universal, tapi lazimnya harus ada standar minimal. Ketidak universal-an itu mencuatkan 
berbagai perspesktif suatu bangsa dalam menjiwai, mengoperasikan dan setiap kali menggugat 
diri. 
Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk 
beragam bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan kerangka 
prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, dengan cara 
itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi terhadap dunia bisnis. 
Dengan demikian, bisnis dalam islam memposisikan pengertian bisnis yang pada 
hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah SWT. Bisnis tidak 
bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi 
matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung jawab 
pribadi dan sosial dihadap masyarakat, Negara dan Allah SWT. 
1.2 Rumusan Masalah 
1. Apa pengertian produksi dalam ekonomi syari’ah? 
2. Bagaimana etika produksi dalam ekonomi syari’ah? 
3. Apa pengertian konsumsi dalam ekonomi syari’ah? 
4. Bagaimana etika konsumsi dalam ekonomi syari’ah? 
5. Apa pengertian distribusi dalam ekonomi syari’ah? 
6. Bagaimana etika distribusi dalam ekonomi syari’ah? 
7. Bagaimana implementasi etika dalam dunia bisnis? 
1.2 Tujuan 
1. Untuk mengetahui pengertian produksi dalam ekonomi syari’ah 
2. Memahami etika produksi dalam ekonomi syari’ah 
3. Untuk mengetahui pengertian konsumsi dalam ekonomi syari’ah 
4. Memahami etika konsumsi dalam ekonomi syariah 
5. Untuk mengetahui pengertian distribusi dalam ekonomi syari’ah 
6. Untuk mengetahui implementasi etika dalam dunia bisnis
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Produksi 
Kata produksi berasal dari bahasa inggiris “production” yang artinya 
penghasilan. Sedangkan secara istilah kata ini dimaknai dengan tindakan dalam 
komoditi.barang – barang maupun jasa. 
Sedangkan dalam literatur bahasa arab ,padanan kata produksi adalah “intaj” 
yang teraambil dari kata nataja. Yang kata ini diterjemah kan oleh muhammad rawas qal’ 
aji yang artinya “mewujudkan atau mengadakan sesuatu” atau pelayanan jasa yang jelas 
yang menunutut adanya penggabungan unsure unsure produksi yang terbingkai dalam 
waktu yang terbatas. Berangkat dari makna literatur ini .dapat kita pahami bahwa 
produksi adalah kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau 
mencipatakan benda baru sehingga lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan. 
Dan produksi juga mempunyai prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban 
manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia 
dengan alam. 
Dan kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. 
Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh 
para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula 
sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak 
faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan 
output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. 
Dengan demikian kegiatan produksi adalah merupakan aktivitas mengelola dan 
mengkombinasikan beberapa factor produksi sehingga menghasilkan output produk 
.seperti mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi yang tujuannay adalah 
mengoptimalkan factor produksi yang mempermudah terpenuhinya kebutuhan manusia
2.2 Etika Produksi dalam ekonomi syari’ah 
Etika dalam berproduksi yaitu sebagai berikut: 
1. Peringatan Allah akan kekayaan alam. 
2. Berproduksi dalam lingkaran yang Halal. Sendi utamanya dalam berproduksi adalah 
bekerja, berusaha bahkan dalam proses yang memproduk barang dan jasa yang toyyib, 
termasuk dalam menentukan target yang harus dihasilkan dalam berproduksi. 
3. Etika mengelola sumber daya alam dalam berproduksi dimaknai sebagai proses 
menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam harus bersandarkan 
visi penciptaan alam ini dan seiring dengan visi penciptaan manusia yaitu sebagai 
rahmat bagi seluruh alam. 
4. Etika dalam berproduksi memanfaatkan kekayaan alam juga sangat tergantung dari 
nilai-nilai sikap manusia, nilai pengetahuan, dan keterampilan. Dan bekerja sebagai 
sendi utama produksi yang harus dilandasi dengan ilmu dan syari’ah islam. 
5. Khalifah di muka bumi tidak hanya berdasarkan pada aktivitas menghasilkan daya guna 
suatu barang saja melainkan Bekerja dilakukan dengan motif kemaslahatan untuk 
mencari keridhaan Allah Swt. 
Namun secara umum etika dalam islam tentang muamalah Islam, maka tampak jelas 
dihadapan kita empat nilai utama, yaitu rabbaniyah, akhlak, kemanusiaan dan pertengahan. 
Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, 
bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak 
jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-nilai pokok yang 
empat ini memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah 
Islamiah di bidang harta berupa produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi. 
2.3 Pengertian Konsumsi 
Salah satu persoalan penting dalam kajian ekonomi Islam ialah masalah konsumsi. 
Konsumsi berperan sebagai pilar dalam kegiatan ekonomi seseorang (individu), perusahaan
maupun negara. konsumsi secara umum diformulasikan dengan : ”Pemakaian dan 
penggunaan barang – barang dan jasa, seperti pakaian, makanan, minuman, rumah, peralatan 
rumah tangga, kenderaan, alat-alat hiburan, media cetak dan elektronik, jasa telephon, jasa 
konsultasi hukum, belajar/ kursus, dsb”. 
Berangkat dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa konsumsi sebenarnya 
tidak identik dengan makan dan minum dalam istilah teknis sehari-hari; akan tetapi juga 
meliputi pemanfaatan atau pendayagunaan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. 
Namun, karena yang paling penting dan umum dikenal masyarakat luas tentang aktivitas 
konsumsi adalah makan dan minum, maka tidaklah mengherankan jika konsumsi sering 
diidentikkan dengan makan dan minum. 
Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk mewujudkan maslahah duniawi dan 
ukhrawi. Maslahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, 
minuman, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan (akal). Kemaslahatan akhirat ialah 
terlaksanaya kewajiban agama seperti shalat dan haji. Artinya, manusia makan dan minum 
agar bisa beribadah kepada Allah. Manusia berpakaian untuk menutup aurat agar bisa shalat, 
haji, bergaul sosial dan terhindar dari perbuatan mesum (nasab) 
Sebagaimana disebut di atas, banyak ayat dan hadits yang berbicara tentang 
konsumsi, di antaranya Surat al A’raf ayat 31. Ayat ini tidak saja membicarakan konsumsi 
makanan dan minuman, tetapi juga pakaian. Bahkan pada ayat selanjutnya (ayat 33) 
dibicarakan tentang perhiasan. 
2.4 Etika Konsumsi dalam Ekonomi Syariah 
Etika konsumsi menurut Naqvi adalah sebagai berikut: 
a. Tauhid (Unity/ Kesatuan) 
Karakteristik utama dan pokok dalam Islam adalah “tauhid” yang menurut 
Qardhawi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu rubaniyyah gayah (tujuan) dan wijhah 
(sudut pandang). 
Kriteria pertama menunjukkan maksud bahwa tujuan akhir dan sasaran Islam 
adalah menjaga hubungan baik dan mencapai ridha-Nya. Sehingga pengabdian kepada 
Allah merupakan tujuan akhir, sasaran, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia 
dalam kehidupan yang fana ini. Kriteria kedua adalah rabbani yang masdar (sumber
hukum) dan manhaj (sistem). Kriteria ini merupakan suatu sistem yang ditetapkan untuk 
mencapai sasaran dan tujuan puncak (kriteria pertama) yang bersumber al-Qur’an dan 
Hadits Rasul. 
b. Adil (Equilibrium/ Keadilan) 
Khursid Ahmad mengatakan, kata ‘adl dapat diartikan seimbang (balance) dan 
setimbang (equlibrium). Atas sebab dasar itu ia menyebutkan konsep al-‘adl dalam 
prespektif Islam adalah keadilan Ilahi. 
Salah satu manifestasi keadilan menurut al-Qur’an adalah kesejahteraan. Keadilan 
akan mengantarkan manusia kepada ketaqwaan, dan ketaqwaan akan menghasilkan 
kesejahteraan bagi manusia itu sendiri. 
c. Free Will (Kehendak Bebas) 
Manusia merupakan makhluk yang berkehendak bebas namun kebebasan ini 
tidaklah berarti bahwa manusia terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum 
sebab-akibat yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Tuhan. 
d. Amanah (Responsibility/ Pertanggungjawaban) 
Etika dari kehendak bebas adalah pertanggungjawaban. Dengan kata lain, setelah 
manusia melakukan perbuatan maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. 
Dengan demikian prinsip tanggung jawab merupakan suatu hubungan logis dengan 
adanya prinsip kehendak bebas. 
e. Halal 
Kehalalan adalah salah satu kendala untuk memperoleh maksimalisasi kegunaan 
konsumsi salam kerangka Ekonomi Islam. Kehalalan suatu barang konsumsi merupakan 
antisipasi dari adanya keburukan yang ditimbulkan oleh barang tersebut. 
f. Sederhana 
Sederhana dalam konsumsi mempunyai arti jalan tengah dalam berkomunikasi. 
Diantara dua cara hidup yang ekstrim antara paham materilialistis dan zuhud. Ajaran al-
Qur’an menegaskan bahwa dalam berkonsumsi manusia dianjurkan untuk tidak boros 
dan tidak kikir. 
2.5 Pengertian Distribusi dalam ekonomi syari’ah 
System ekonomi yang berbasis Islam menghandaki bahwa dalam hal 
pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan 
kepemilikan. Kebebasan disini adalah kebebasan dalam bertindak yang di bingkai oleh 
nilai-nilai agama dan keadilan tidak seperti pemahaman kaum kapitalis yang 
menyatakannya sebagai tindakan membebaskan manusia untuk berbuat dan bertindak 
tanpa campur tangan pihak mana pun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu 
dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya, keseimbangan antara individu dan 
masyarakat serta antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. 
Keberadilan dalam pendistribusian ini tercermin dari larangan dalam al-qur’an 
agar supaya harta kekayaan tidak diperbolehkan menjadi barang dagangan yang hanya 
beredar diantara orang-orang kaya saja, akan tetapi diharapkan dapat memberi kontribusi 
kepada kesejahteraan masyarakat sebagai suatu keseluruhan (59:7). 
Dalam system ekonomi kapitalis bahwa kemiskinan dapat diselesaikan dengan 
cara menaikkan tingkat produksi dan meningkatkan pendapatan nasional (national 
income) adalah teori yang tidak dapat dibenarkan dan bahkan kemiskinan menjadi salah 
satu produk dari sistem ekonomi kapitalistik yang melahirkan pola distribusi kekayaan 
secara tidak adil Fakta empirik menunjukkan, bahwa bukan karena tidak ada makanan 
yang membuat rakyat menderita kelaparan melainkan buruknya distribusi makanan 
(Ismail Yusanto). Mustafa E Nasution pun menjelaskan bahwa berbagai krisis yang 
melanda perekonomian dunia yang menyangkut sistem ekonomi kapitalis dewasa ini 
telah memperburuk tingkat kemiskinan serta pola pembagian pendapatan di dalam 
perekonomian negara-negara yang ada, lebih-lebih lagi keadaan perekonomian di negara-negara 
Islam. 
2.6 Etika Distribusi dalam ekonomi syari’ah 
a. Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas. 
b. Transfaran, dan barangnya halal serta tidak membahayakan.
c. Adil, dan tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang di dalam Islam. 
d. Tolong menolong, toleransi dan sedekah. 
e. Tidak melakukan pameran barang yang menimbulkan persepsi. 
f. Tidak pernah lalai ibadah karena kegiatan distribusi. 
g. Larangan Ikhtikar, ikhtikar dilarang karena akan menyebabkan kenaikan harga. 
h. Mencari keuntungan yang wajar. Maksudnya kita dilarang mencari keuntungan yang 
semaksimal mugkin yang biasanya hanya mementingkan pribadi sendiri tanpa 
memikirkan orang lain. 
i. Distribusi kekayaan yang meluas, Islam mencegah penumpukan kekayaan pada 
kelompok kecil dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada seluruh lapisan 
masyarakat. 
j. Kesamaan Sosial, maksudnya dalam pendistribusian tidak ada diskriminasi atau 
berkasta-kasta, semuanya sama dalam mendapatkan ekonomi 
2.7 Implementasi etika dalam dunia bisnis 
Etika dipahami sebagai seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia (a code or 
set of principles which people live). Berbeda dengan moral, etika merupakan refleksi kritis 
dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah 
buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu 
itu buruk dan apa alasan pikirnya, merupakan lapangan etika. Perbedaan antara moral dan 
etika sering kabur dan cendrung disamakan. Intinya, moral dan etika diperlukan manusia 
supaya hidupnya teratur dan bermartabat. Orang yang menyalahi etika akan berhadapan 
dengan sanksi masyarakat berupa pengucilan dan bahkan pidana.Bisnis merupakan bagian 
yang tak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi 
manusia, bisnis juga dihadapkan pada pilihan-pilihan penggunaan factor produksi. Efisiensi 
dan efektifitas menjadi dasar prilaku kalangan pebisnis. Sejak zaman klasik sampai era 
modern, masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Ekonom 
klasik banyak berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak terkait dengan etika. Dalam ungkapan 
Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan ekonomis 
belaka. Atas nama efisiensi dan efektifitas, tak jarang, masyarakat dikorbankan, lingkungan 
rusak dan karakter budaya dan agama tercampakkan.
Perbedaan etika bisnis syariah dengan etika bisnis yang selama ini dipahami dalam 
kajian ekonomi terletak pada landasan tauhid dan orientasi jangka panjang (akhirat). Prinsip 
ini dipastikan lebih mengikat dan tegas sanksinya. Etika bisnis syariah memiliki dua 
cakupan. Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan memiliki manajemen internal 
yang memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan, perlakuan yang manusiawi dan tidak 
diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan eksternal meliputi aspek 
trasparansi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Demikian pula kesediaan 
perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder 
perusahaan. 
Abdalla Hanafi dan Hamid Salam, Guru Besar Business Administration di Mankata 
State Univeristy menambahkan cakupan berupa nilai ketulusan, keikhlasan berusaha, 
persaudaraan dan keadilan. Sifatnya juga universal dan bisa dipraktekkan siapa saja. Etika 
bisnis syariah bisa diwujudkan dalam bentuk ketulusan perusahaan dengan orientasi yang 
tidak hanya pada keuntungan perusahaan namun juga bermanfaat bagi masyarakat dalam arti 
sebenarnya. Pendekatan win-win solution menjadi prioritas. Semua pihak diuntungkan 
sehingga tidak ada praktek “culas” seperti menipu masyarakat atau petugas pajak dengan 
laporan keuangan yang rangkap dan lain-lain. Bisnis juga merupakan wujud memperkuat 
persaudaraan manusia dan bukan mencari musuh. Bisnis yang dijalankan dengan melanggar 
prinsip-prinsip etika dan syariah seperti pemborosan, manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, 
kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi. 
Etika yang diabaikan bisa membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari 
masyarakat bahkan mungkin dituntut di muka hukum. Manajemen yang tidak menerapkan 
nilai-nilai etika dan hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu 
bertahan (survive) dalam jangka panjang. Jika demikian, pilihan berada di tangan kita. 
Apakah memilih keuntungan jangka pendek dengan mengabaikan etika atau memilih 
keuntungan jangka panjang dengan komitmen terhadap prinsip-prinsip etika dalam hal ini 
etika bisnis syariah
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Dengan penjelasan di atas bahwa semua kegiatan baik produksi, konsumsi dan 
distribusi harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yaitu prinsip tauhid, prinsip keadilan, 
prinsip kebebasan dan prinsip pertanggungjawaban. Manusia dalam berproduksi, 
konsumsi dan distribusi harus sesuai dengan etika islam yang menjadikan kemakmuran 
dan ketentraman dalam bermasyarakat. 
Dalam menjalankan bisnis dalam islam penting untuk melaksanakan etika-etika 
yang sudah ada agar bisnis yang dijalankan oleh manusia tidak menimbulkan kerugian 
untuk diri sendiri dan orang lain. Etika dalam dunia bisnis memiliki dua cakupan. 
Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan memiliki manajemen internal yang 
memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan, perlakuan yang manusiawi dan tidak 
diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan eksternal meliputi aspek 
transparansi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Demikian pula kesediaan 
perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder 
perusahaan.

More Related Content

What's hot

penawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islampenawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islam
Juliana Rahmawati
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Muhammad Rafi Kambara
 
Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013
Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013
Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013Jiantari Marthen
 
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
pakguruku.site
 
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim KursModel mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Untari Febrian Ramadhani
 
Teori produksi dan biaya
Teori produksi dan biayaTeori produksi dan biaya
Teori produksi dan biayaPuw Elroy
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Dadang Solihin
 
Kebijakan fiskal dalam ekonomi syariah
Kebijakan fiskal dalam ekonomi syariahKebijakan fiskal dalam ekonomi syariah
Kebijakan fiskal dalam ekonomi syariah
Asikin Aja
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
M Abdul Aziz
 
(Contoh) Bisnis Plan
(Contoh) Bisnis Plan(Contoh) Bisnis Plan
(Contoh) Bisnis Plan
As Faizin
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
gadis sriyamti
 
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptxEKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
ssuser1928ed
 
Pertemuan ke vii teori produksi new
Pertemuan ke  vii teori produksi newPertemuan ke  vii teori produksi new
Pertemuan ke vii teori produksi new
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
Hasnah Rhiriesad
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
turah11
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
Muhammad Rizkye
 
Industrialisasi dalam islam
Industrialisasi dalam islamIndustrialisasi dalam islam
Industrialisasi dalam islam
Bazari Azhar Azizi
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
mas karebet
 
Fungsi konsumsi
Fungsi konsumsiFungsi konsumsi
Fungsi konsumsi
Marselina Marselina
 

What's hot (20)

penawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islampenawaran dalam ekonomi islam
penawaran dalam ekonomi islam
 
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva PhillipsInflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Phillips
 
Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013
Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013
Makalah komputer akuntansi (myob accounting) jiantari c 301 09 013
 
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
Ekonomi Pembangunan (ppt ekonomi)
 
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim KursModel mundell flemming dan Rezim Kurs
Model mundell flemming dan Rezim Kurs
 
Teori produksi dan biaya
Teori produksi dan biayaTeori produksi dan biaya
Teori produksi dan biaya
 
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis KomparatifTeori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
Teori-teori Pembangunan: Sebuah Analisis Komparatif
 
Kebijakan fiskal dalam ekonomi syariah
Kebijakan fiskal dalam ekonomi syariahKebijakan fiskal dalam ekonomi syariah
Kebijakan fiskal dalam ekonomi syariah
 
Fungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islamFungsi konsumsi makro eko islam
Fungsi konsumsi makro eko islam
 
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)
 
(Contoh) Bisnis Plan
(Contoh) Bisnis Plan(Contoh) Bisnis Plan
(Contoh) Bisnis Plan
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptxEKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
EKONOMI SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN_RINGKASAN.pptx
 
Pertemuan ke vii teori produksi new
Pertemuan ke  vii teori produksi newPertemuan ke  vii teori produksi new
Pertemuan ke vii teori produksi new
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
Pembentukan keseimbangan ekonomi makro juga melibatkan konsep permintaan agre...
 
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islamteori konsumsi Dalam Perspektif islam
teori konsumsi Dalam Perspektif islam
 
Industrialisasi dalam islam
Industrialisasi dalam islamIndustrialisasi dalam islam
Industrialisasi dalam islam
 
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusiEtika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
Etika bisnis dalam bidang produksi, konsumsi dan distribusi
 
Fungsi konsumsi
Fungsi konsumsiFungsi konsumsi
Fungsi konsumsi
 

Viewers also liked

Paper manajemen strategi
Paper manajemen strategiPaper manajemen strategi
Paper manajemen strategi
bisow enow
 
Tugas Paper Statistika
Tugas Paper StatistikaTugas Paper Statistika
Tugas Paper Statistika
Debora Elluisa Manurung
 
Etika dalam ekonomi islam
Etika dalam ekonomi islamEtika dalam ekonomi islam
Etika dalam ekonomi islam
Nurmalia Andriani
 
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,IncTugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Roesdaniel Ibrahim, ST. CHt.
 
contoh paper tinjauan desain interior
contoh paper tinjauan desain interiorcontoh paper tinjauan desain interior
contoh paper tinjauan desain interior
Rangga Firmansyah
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhana
Muhammad Kennedy Ginting
 
34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah
dhipasakha
 
Pengertian penilaian proyek
Pengertian penilaian proyekPengertian penilaian proyek
Pengertian penilaian proyek
Syawal Liansa
 
2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islamHamzah Robbani
 
Paper mkti kelompok 3 final
Paper mkti  kelompok 3 finalPaper mkti  kelompok 3 final
Paper mkti kelompok 3 final
Indah Sari
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Mitha Ye Es
 
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahPower Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahRatna Kusuma Wardhany
 
Paper akuntansi hutang
Paper   akuntansi hutangPaper   akuntansi hutang
Paper akuntansi hutang
Vadhalna Zulkarnaen
 
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesiasejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
Veronica Silalahi II
 
Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis Islam
Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis IslamPemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis Islam
Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis Islam
Nana Tauran Sidik
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Miftah Iqtishoduna
 
Unit 4 photography
Unit 4 photographyUnit 4 photography
Unit 4 photography
collindecker
 
Unit 4 photography
Unit 4 photographyUnit 4 photography
Unit 4 photography
collindecker
 

Viewers also liked (20)

Paper manajemen strategi
Paper manajemen strategiPaper manajemen strategi
Paper manajemen strategi
 
Tugas Paper Statistika
Tugas Paper StatistikaTugas Paper Statistika
Tugas Paper Statistika
 
Etika dalam ekonomi islam
Etika dalam ekonomi islamEtika dalam ekonomi islam
Etika dalam ekonomi islam
 
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,IncTugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
Tugas Paper Manajemen Pemasaran : Studi Kasus Nike,Inc
 
contoh paper tinjauan desain interior
contoh paper tinjauan desain interiorcontoh paper tinjauan desain interior
contoh paper tinjauan desain interior
 
Contoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhanaContoh makalah line follower analog sederhana
Contoh makalah line follower analog sederhana
 
34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah34887098 contoh-makalah
34887098 contoh-makalah
 
Pengertian penilaian proyek
Pengertian penilaian proyekPengertian penilaian proyek
Pengertian penilaian proyek
 
2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam2. konsep dasar ekonomi islam
2. konsep dasar ekonomi islam
 
Paper mkti kelompok 3 final
Paper mkti  kelompok 3 finalPaper mkti  kelompok 3 final
Paper mkti kelompok 3 final
 
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu KepribadianPaper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
Paper Psikologi Umum, *Ilmu Kepribadian
 
Bab 2 Etika Islam dalam Ekonomi
Bab 2  Etika Islam dalam EkonomiBab 2  Etika Islam dalam Ekonomi
Bab 2 Etika Islam dalam Ekonomi
 
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi SyariahPower Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
Power Point Teori dan Analisis Produksi Ekonomi Syariah
 
Paper akuntansi hutang
Paper   akuntansi hutangPaper   akuntansi hutang
Paper akuntansi hutang
 
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesiasejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
sejarah perkembangan koperasi di dunia dan Indonesia
 
Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis Islam
Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis IslamPemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis Islam
Pemikiran Ibnu Khaldun dan Ibnu Thaimiyah dalam Etika Bisnis Islam
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikanMakalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
Makalah ayat dan hadits ekonomi - harta dan hak kepemilikan
 
Unit 4 photography
Unit 4 photographyUnit 4 photography
Unit 4 photography
 
Unit 4 photography
Unit 4 photographyUnit 4 photography
Unit 4 photography
 

Similar to Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM

Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
yansasmi
 
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
shofiaputri1
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
cupian amir zaelani
 
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslimAKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
rimanurmalasarispd
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahRatna Kusuma Wardhany
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...
Ipung Sutoyo
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...
Ipung Sutoyo
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
TyoSuliez
 
Ppt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika ProfesiPpt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika Profesi
Rikza Dewi
 
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan BerbisnisEtika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
FikaAnjanaHajar
 
Konsep bisnis islam
Konsep bisnis islamKonsep bisnis islam
Konsep bisnis islam
Tri Agustuti
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
Winda nawangasari
 
PPT kelompok 4.pptx
PPT kelompok 4.pptxPPT kelompok 4.pptx
PPT kelompok 4.pptx
NurRis1
 
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata SyariahPerkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
menanti_senja
 
Perangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adilPerangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adil
Isna Putri
 
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islamProduksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Isna Putri
 
Etika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensionalEtika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensional
anharwahyu
 
Produksi islami
Produksi islamiProduksi islami
Produksi islami
Febrie Dwi Cahya
 
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptxPertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
nairaazkia89
 

Similar to Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM (20)

Makalah etika bisnis
Makalah etika bisnisMakalah etika bisnis
Makalah etika bisnis
 
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
Makalah produksi,konsumsi dan distribuis (revisi)
 
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islamEtika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
Etika konsumsi produksi dan distribusi dalam islam
 
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslimAKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
AKHLAK_DALAM_BERBISNIS dalam islam atau muslim
 
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi SyariahMakalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
Makalah Teori dan Analisis Produksi dalam Ekonomi Syariah
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, tugas UTS, etika bisnis, nilai etika dala...
 
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...
BE & GG, purwono sutoyo, hapzi ali, NILAI ETIKA DALAM BISNIS KEWIRAUSAHAAN BE...
 
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
Ppt ekonomi islam bab 5 & 6
 
Ppt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika ProfesiPpt kel. 11 Etika Profesi
Ppt kel. 11 Etika Profesi
 
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan BerbisnisEtika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
Etika Protokoler, Bernegara, dan Berbisnis
 
Konsep bisnis islam
Konsep bisnis islamKonsep bisnis islam
Konsep bisnis islam
 
Karya Ilmiah
Karya IlmiahKarya Ilmiah
Karya Ilmiah
 
PPT kelompok 4.pptx
PPT kelompok 4.pptxPPT kelompok 4.pptx
PPT kelompok 4.pptx
 
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata SyariahPerkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
Perkembangan Bisnis Syariah ke Depan dan Prospek wisata Syariah
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Perangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adilPerangkat distribusi yang adil
Perangkat distribusi yang adil
 
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islamProduksi atau Rezeqi yang dilarang islam
Produksi atau Rezeqi yang dilarang islam
 
Etika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensionalEtika bisnis-islam-konvensional
Etika bisnis-islam-konvensional
 
Produksi islami
Produksi islamiProduksi islami
Produksi islami
 
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptxPertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
Pertemuan 4-Etika Produksi dan Pemasaran.pptx
 

Paper etika ekonomi dalam syariah EKONOMI DALAM ISLAM

  • 1. PAPER EKONOMI SYARI’AH ETIKA EKONOMI SYARI’AH Disusun oleh : Kelompok 4 Nama Anggota Kelompok : 1. Ruyung Movia Sari (12080576072) 2. Indahing Nur Wenny (12080574083) 3. Diana Putri W. (12080574087) 4. Gondo Anang (12080574103) 5. Putra Febrian (12080574112) 6. Bahrul Ullum Mustofa (12080574113) UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN
  • 2. 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produksi, konsumsi dan distribusi sesungguhnya merupakan satu rangkaian kegitan ekonomi yang tidak bisa di pisahkan. Ketiganya memang saling mempengaruhi, namun harus diakui produksi merupakan titik pangkal dari kegiatan itu. Dan kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu Pada prinsipnya islam lebih menekankan berproduksi demi untuk memenuhi kebutuhan orang banyak, bukan hanya sekedar memenuhi segelintir orang yang memiliki uang, sehingga memiliki daya beli yang lebih baik. Karena itu bagi islam, produksi yang surplus dan berkembang baik secara kuantitatif maupun kualitatif tidak dengan sendirinya mengindikasikan kesejahteraan bagi masyarakat. Kegiatan produksi juga harus sepenuhnya sejalan dengan kegiatan konsumsi. Tujuan kegiatan produksi adalah menyediakan barang dan jasa yang memberikan mashlahah maksimum bagi konsumen yang di wujudkan dalam pemenuhan kebutuhan manusia pada tingkatan moderat, menemukan kebutuhan masyrakat dan pemenuhannya, menyediakan persediaan barang/jasa dimasa depan. Serta memenuhi sarana bagi kegiatan sosial dan ibadah kepada allah. Demikian pula dalam masalah konsumsi islam mengatur bagaimana manusia dapat melakukan kegiatan-kegiatan konsumsi yang membawa manusia berguana bagi kemaslahatan hidupnya. Etika dalam dunia Bisnis adalah norma-norma atau kaidah etik yang dianut oleh bisnis, baik sebagai institusi atau organisasi, maupun interaksi bisnisnya dengan stakeholders. Etika dengan tindak tanduk etisnya menjadi bagian budaya perusahaan dan sebagai perilaku (behavior) dalam diri karyawan biasa sampai CEO, bahkan pengusaha yang standarnya tidak uniform atau
  • 3. universal, tapi lazimnya harus ada standar minimal. Ketidak universal-an itu mencuatkan berbagai perspesktif suatu bangsa dalam menjiwai, mengoperasikan dan setiap kali menggugat diri. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan kerangka prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi terhadap dunia bisnis. Dengan demikian, bisnis dalam islam memposisikan pengertian bisnis yang pada hakikatnya merupakan usaha manusia untuk mencari keridhaan Allah SWT. Bisnis tidak bertujuan jangka pendek, individual dan semata-mata keuntungan yang berdasarkan kalkulasi matematika, tetapi bertujuan jangka pendek sekaligus jangka panjang, yaitu tanggung jawab pribadi dan sosial dihadap masyarakat, Negara dan Allah SWT. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian produksi dalam ekonomi syari’ah? 2. Bagaimana etika produksi dalam ekonomi syari’ah? 3. Apa pengertian konsumsi dalam ekonomi syari’ah? 4. Bagaimana etika konsumsi dalam ekonomi syari’ah? 5. Apa pengertian distribusi dalam ekonomi syari’ah? 6. Bagaimana etika distribusi dalam ekonomi syari’ah? 7. Bagaimana implementasi etika dalam dunia bisnis? 1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian produksi dalam ekonomi syari’ah 2. Memahami etika produksi dalam ekonomi syari’ah 3. Untuk mengetahui pengertian konsumsi dalam ekonomi syari’ah 4. Memahami etika konsumsi dalam ekonomi syariah 5. Untuk mengetahui pengertian distribusi dalam ekonomi syari’ah 6. Untuk mengetahui implementasi etika dalam dunia bisnis
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Produksi Kata produksi berasal dari bahasa inggiris “production” yang artinya penghasilan. Sedangkan secara istilah kata ini dimaknai dengan tindakan dalam komoditi.barang – barang maupun jasa. Sedangkan dalam literatur bahasa arab ,padanan kata produksi adalah “intaj” yang teraambil dari kata nataja. Yang kata ini diterjemah kan oleh muhammad rawas qal’ aji yang artinya “mewujudkan atau mengadakan sesuatu” atau pelayanan jasa yang jelas yang menunutut adanya penggabungan unsure unsure produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas. Berangkat dari makna literatur ini .dapat kita pahami bahwa produksi adalah kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau mencipatakan benda baru sehingga lebih bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan. Dan produksi juga mempunyai prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari menyatunya manusia dengan alam. Dan kegiatan produksi merupakan mata rantai dari konsumsi dan distribusi. Kegiatan produksilah yang menghasikan barang dan jasa, kemudian dikonsumsi oleh para konsumen. Tanpa produksi maka kegiatan ekonomi akan berhenti, begitu pula sebaliknya. Untuk menghasilkan barang dan jasa kegiatan produksi melibatkan banyak faktor produksi. Fungsi produksi menggambarkan hubungan antar jumlah input dengan output yang dapat dihasilkan dalam satu waktu periode tertentu. Dengan demikian kegiatan produksi adalah merupakan aktivitas mengelola dan mengkombinasikan beberapa factor produksi sehingga menghasilkan output produk .seperti mengelola bahan mentah menjadi bahan jadi yang tujuannay adalah mengoptimalkan factor produksi yang mempermudah terpenuhinya kebutuhan manusia
  • 5. 2.2 Etika Produksi dalam ekonomi syari’ah Etika dalam berproduksi yaitu sebagai berikut: 1. Peringatan Allah akan kekayaan alam. 2. Berproduksi dalam lingkaran yang Halal. Sendi utamanya dalam berproduksi adalah bekerja, berusaha bahkan dalam proses yang memproduk barang dan jasa yang toyyib, termasuk dalam menentukan target yang harus dihasilkan dalam berproduksi. 3. Etika mengelola sumber daya alam dalam berproduksi dimaknai sebagai proses menciptakan kekayaan dengan memanfaatkan sumber daya alam harus bersandarkan visi penciptaan alam ini dan seiring dengan visi penciptaan manusia yaitu sebagai rahmat bagi seluruh alam. 4. Etika dalam berproduksi memanfaatkan kekayaan alam juga sangat tergantung dari nilai-nilai sikap manusia, nilai pengetahuan, dan keterampilan. Dan bekerja sebagai sendi utama produksi yang harus dilandasi dengan ilmu dan syari’ah islam. 5. Khalifah di muka bumi tidak hanya berdasarkan pada aktivitas menghasilkan daya guna suatu barang saja melainkan Bekerja dilakukan dengan motif kemaslahatan untuk mencari keridhaan Allah Swt. Namun secara umum etika dalam islam tentang muamalah Islam, maka tampak jelas dihadapan kita empat nilai utama, yaitu rabbaniyah, akhlak, kemanusiaan dan pertengahan. Nilai-nilai ini menggambarkan kekhasan (keunikan) yang utama bagi ekonomi Islam, bahkan dalam kenyataannya merupakan kekhasan yang bersifat menyeluruh yang tampak jelas pada segala sesuatu yang berlandaskan ajaran Islam. Makna dan nilai-nilai pokok yang empat ini memiliki cabang, buah, dan dampak bagi seluruh segi ekonomi dan muamalah Islamiah di bidang harta berupa produksi, konsumsi, sirkulasi, dan distribusi. 2.3 Pengertian Konsumsi Salah satu persoalan penting dalam kajian ekonomi Islam ialah masalah konsumsi. Konsumsi berperan sebagai pilar dalam kegiatan ekonomi seseorang (individu), perusahaan
  • 6. maupun negara. konsumsi secara umum diformulasikan dengan : ”Pemakaian dan penggunaan barang – barang dan jasa, seperti pakaian, makanan, minuman, rumah, peralatan rumah tangga, kenderaan, alat-alat hiburan, media cetak dan elektronik, jasa telephon, jasa konsultasi hukum, belajar/ kursus, dsb”. Berangkat dari pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa konsumsi sebenarnya tidak identik dengan makan dan minum dalam istilah teknis sehari-hari; akan tetapi juga meliputi pemanfaatan atau pendayagunaan segala sesuatu yang dibutuhkan manusia. Namun, karena yang paling penting dan umum dikenal masyarakat luas tentang aktivitas konsumsi adalah makan dan minum, maka tidaklah mengherankan jika konsumsi sering diidentikkan dengan makan dan minum. Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk mewujudkan maslahah duniawi dan ukhrawi. Maslahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, seperti makanan, minuman, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan (akal). Kemaslahatan akhirat ialah terlaksanaya kewajiban agama seperti shalat dan haji. Artinya, manusia makan dan minum agar bisa beribadah kepada Allah. Manusia berpakaian untuk menutup aurat agar bisa shalat, haji, bergaul sosial dan terhindar dari perbuatan mesum (nasab) Sebagaimana disebut di atas, banyak ayat dan hadits yang berbicara tentang konsumsi, di antaranya Surat al A’raf ayat 31. Ayat ini tidak saja membicarakan konsumsi makanan dan minuman, tetapi juga pakaian. Bahkan pada ayat selanjutnya (ayat 33) dibicarakan tentang perhiasan. 2.4 Etika Konsumsi dalam Ekonomi Syariah Etika konsumsi menurut Naqvi adalah sebagai berikut: a. Tauhid (Unity/ Kesatuan) Karakteristik utama dan pokok dalam Islam adalah “tauhid” yang menurut Qardhawi dibagi menjadi dua kriteria, yaitu rubaniyyah gayah (tujuan) dan wijhah (sudut pandang). Kriteria pertama menunjukkan maksud bahwa tujuan akhir dan sasaran Islam adalah menjaga hubungan baik dan mencapai ridha-Nya. Sehingga pengabdian kepada Allah merupakan tujuan akhir, sasaran, puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan yang fana ini. Kriteria kedua adalah rabbani yang masdar (sumber
  • 7. hukum) dan manhaj (sistem). Kriteria ini merupakan suatu sistem yang ditetapkan untuk mencapai sasaran dan tujuan puncak (kriteria pertama) yang bersumber al-Qur’an dan Hadits Rasul. b. Adil (Equilibrium/ Keadilan) Khursid Ahmad mengatakan, kata ‘adl dapat diartikan seimbang (balance) dan setimbang (equlibrium). Atas sebab dasar itu ia menyebutkan konsep al-‘adl dalam prespektif Islam adalah keadilan Ilahi. Salah satu manifestasi keadilan menurut al-Qur’an adalah kesejahteraan. Keadilan akan mengantarkan manusia kepada ketaqwaan, dan ketaqwaan akan menghasilkan kesejahteraan bagi manusia itu sendiri. c. Free Will (Kehendak Bebas) Manusia merupakan makhluk yang berkehendak bebas namun kebebasan ini tidaklah berarti bahwa manusia terlepas dari qadha dan qadar yang merupakan hukum sebab-akibat yang didasarkan pada pengetahuan dan kehendak Tuhan. d. Amanah (Responsibility/ Pertanggungjawaban) Etika dari kehendak bebas adalah pertanggungjawaban. Dengan kata lain, setelah manusia melakukan perbuatan maka ia harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Dengan demikian prinsip tanggung jawab merupakan suatu hubungan logis dengan adanya prinsip kehendak bebas. e. Halal Kehalalan adalah salah satu kendala untuk memperoleh maksimalisasi kegunaan konsumsi salam kerangka Ekonomi Islam. Kehalalan suatu barang konsumsi merupakan antisipasi dari adanya keburukan yang ditimbulkan oleh barang tersebut. f. Sederhana Sederhana dalam konsumsi mempunyai arti jalan tengah dalam berkomunikasi. Diantara dua cara hidup yang ekstrim antara paham materilialistis dan zuhud. Ajaran al-
  • 8. Qur’an menegaskan bahwa dalam berkonsumsi manusia dianjurkan untuk tidak boros dan tidak kikir. 2.5 Pengertian Distribusi dalam ekonomi syari’ah System ekonomi yang berbasis Islam menghandaki bahwa dalam hal pendistribusian harus berdasarkan dua sendi, yaitu sendi kebebasan dan keadilan kepemilikan. Kebebasan disini adalah kebebasan dalam bertindak yang di bingkai oleh nilai-nilai agama dan keadilan tidak seperti pemahaman kaum kapitalis yang menyatakannya sebagai tindakan membebaskan manusia untuk berbuat dan bertindak tanpa campur tangan pihak mana pun, tetapi sebagai keseimbangan antara individu dengan unsur materi dan spiritual yang dimilikinya, keseimbangan antara individu dan masyarakat serta antara suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya. Keberadilan dalam pendistribusian ini tercermin dari larangan dalam al-qur’an agar supaya harta kekayaan tidak diperbolehkan menjadi barang dagangan yang hanya beredar diantara orang-orang kaya saja, akan tetapi diharapkan dapat memberi kontribusi kepada kesejahteraan masyarakat sebagai suatu keseluruhan (59:7). Dalam system ekonomi kapitalis bahwa kemiskinan dapat diselesaikan dengan cara menaikkan tingkat produksi dan meningkatkan pendapatan nasional (national income) adalah teori yang tidak dapat dibenarkan dan bahkan kemiskinan menjadi salah satu produk dari sistem ekonomi kapitalistik yang melahirkan pola distribusi kekayaan secara tidak adil Fakta empirik menunjukkan, bahwa bukan karena tidak ada makanan yang membuat rakyat menderita kelaparan melainkan buruknya distribusi makanan (Ismail Yusanto). Mustafa E Nasution pun menjelaskan bahwa berbagai krisis yang melanda perekonomian dunia yang menyangkut sistem ekonomi kapitalis dewasa ini telah memperburuk tingkat kemiskinan serta pola pembagian pendapatan di dalam perekonomian negara-negara yang ada, lebih-lebih lagi keadaan perekonomian di negara-negara Islam. 2.6 Etika Distribusi dalam ekonomi syari’ah a. Selalu menghiasi amal dengan niat ibadah dan ikhlas. b. Transfaran, dan barangnya halal serta tidak membahayakan.
  • 9. c. Adil, dan tidak mengerjakan hal-hal yang dilarang di dalam Islam. d. Tolong menolong, toleransi dan sedekah. e. Tidak melakukan pameran barang yang menimbulkan persepsi. f. Tidak pernah lalai ibadah karena kegiatan distribusi. g. Larangan Ikhtikar, ikhtikar dilarang karena akan menyebabkan kenaikan harga. h. Mencari keuntungan yang wajar. Maksudnya kita dilarang mencari keuntungan yang semaksimal mugkin yang biasanya hanya mementingkan pribadi sendiri tanpa memikirkan orang lain. i. Distribusi kekayaan yang meluas, Islam mencegah penumpukan kekayaan pada kelompok kecil dan menganjurkan distribusi kekayaan kepada seluruh lapisan masyarakat. j. Kesamaan Sosial, maksudnya dalam pendistribusian tidak ada diskriminasi atau berkasta-kasta, semuanya sama dalam mendapatkan ekonomi 2.7 Implementasi etika dalam dunia bisnis Etika dipahami sebagai seperangkat prinsip yang mengatur hidup manusia (a code or set of principles which people live). Berbeda dengan moral, etika merupakan refleksi kritis dan penjelasan rasional mengapa sesuatu itu baik dan buruk. Menipu orang lain adalah buruk. Ini berada pada tataran moral, sedangkan kajian kritis dan rasional mengapa menipu itu buruk dan apa alasan pikirnya, merupakan lapangan etika. Perbedaan antara moral dan etika sering kabur dan cendrung disamakan. Intinya, moral dan etika diperlukan manusia supaya hidupnya teratur dan bermartabat. Orang yang menyalahi etika akan berhadapan dengan sanksi masyarakat berupa pengucilan dan bahkan pidana.Bisnis merupakan bagian yang tak bisa dilepaskan dari kegiatan manusia. Sebagai bagian dari kegiatan ekonomi manusia, bisnis juga dihadapkan pada pilihan-pilihan penggunaan factor produksi. Efisiensi dan efektifitas menjadi dasar prilaku kalangan pebisnis. Sejak zaman klasik sampai era modern, masalah etika bisnis dalam dunia ekonomi tidak begitu mendapat tempat. Ekonom klasik banyak berkeyakinan bahwa sebuah bisnis tidak terkait dengan etika. Dalam ungkapan Theodore Levitt, tanggung jawab perusahaan hanyalah mencari keuntungan ekonomis belaka. Atas nama efisiensi dan efektifitas, tak jarang, masyarakat dikorbankan, lingkungan rusak dan karakter budaya dan agama tercampakkan.
  • 10. Perbedaan etika bisnis syariah dengan etika bisnis yang selama ini dipahami dalam kajian ekonomi terletak pada landasan tauhid dan orientasi jangka panjang (akhirat). Prinsip ini dipastikan lebih mengikat dan tegas sanksinya. Etika bisnis syariah memiliki dua cakupan. Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan memiliki manajemen internal yang memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan, perlakuan yang manusiawi dan tidak diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan eksternal meliputi aspek trasparansi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Demikian pula kesediaan perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder perusahaan. Abdalla Hanafi dan Hamid Salam, Guru Besar Business Administration di Mankata State Univeristy menambahkan cakupan berupa nilai ketulusan, keikhlasan berusaha, persaudaraan dan keadilan. Sifatnya juga universal dan bisa dipraktekkan siapa saja. Etika bisnis syariah bisa diwujudkan dalam bentuk ketulusan perusahaan dengan orientasi yang tidak hanya pada keuntungan perusahaan namun juga bermanfaat bagi masyarakat dalam arti sebenarnya. Pendekatan win-win solution menjadi prioritas. Semua pihak diuntungkan sehingga tidak ada praktek “culas” seperti menipu masyarakat atau petugas pajak dengan laporan keuangan yang rangkap dan lain-lain. Bisnis juga merupakan wujud memperkuat persaudaraan manusia dan bukan mencari musuh. Bisnis yang dijalankan dengan melanggar prinsip-prinsip etika dan syariah seperti pemborosan, manipulasi, ketidakjujuran, monopoli, kolusi dan nepotisme cenderung tidak produktif dan menimbulkan inefisiensi. Etika yang diabaikan bisa membuat perusahaan kehilangan kepercayaan dari masyarakat bahkan mungkin dituntut di muka hukum. Manajemen yang tidak menerapkan nilai-nilai etika dan hanya berorientasi pada laba (tujuan) jangka pendek, tidak akan mampu bertahan (survive) dalam jangka panjang. Jika demikian, pilihan berada di tangan kita. Apakah memilih keuntungan jangka pendek dengan mengabaikan etika atau memilih keuntungan jangka panjang dengan komitmen terhadap prinsip-prinsip etika dalam hal ini etika bisnis syariah
  • 11. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dengan penjelasan di atas bahwa semua kegiatan baik produksi, konsumsi dan distribusi harus sesuai dengan prinsip-prinsip dasar yaitu prinsip tauhid, prinsip keadilan, prinsip kebebasan dan prinsip pertanggungjawaban. Manusia dalam berproduksi, konsumsi dan distribusi harus sesuai dengan etika islam yang menjadikan kemakmuran dan ketentraman dalam bermasyarakat. Dalam menjalankan bisnis dalam islam penting untuk melaksanakan etika-etika yang sudah ada agar bisnis yang dijalankan oleh manusia tidak menimbulkan kerugian untuk diri sendiri dan orang lain. Etika dalam dunia bisnis memiliki dua cakupan. Pertama, cakupan internal, yang berarti perusahaan memiliki manajemen internal yang memperhatikan aspek kesejahteraan karyawan, perlakuan yang manusiawi dan tidak diskriminatif plus pendidikan. Sedangkan kedua, cakupan eksternal meliputi aspek transparansi, akuntabilitas, kejujuran dan tanggung jawab. Demikian pula kesediaan perusahaan untuk memperhatikan aspek lingkungan dan masyarakat sebagai stake holder perusahaan.