1. Konsep Menanti Jodoh (Insya Allah)
Catatan ini bukan cerita bagaimana teori perjodohan Rasulullah dengan Khadijah, Ali dengan
Fatimah, atau kisah terkini antara Abdullah Khoirul Azzam dengan Anna Althafunnisa dalam serial
Ketika Cinta Bertasbih. Ini hanya teori ringan berupa beberapa konsep yang harus dibuktikan sebagai
analisa bersama di zaman sekarang. Berikut konsepnya:
1. Konsep tawakal
-
)
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman [1] ialah mereka yang bila disebut nama Allah [2]
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan
shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-
orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat
ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat) yang mulia.”
Berangkat dari ayat di atas bahwa tawakal juga harus di iringi dengan ibadah seperti shalat dan
berbagi kepada yang membutuhkan agar kelak mendapat rizki yang mulia di sisi Allah. Tawakal atau
berserah diri setelah semua upaya di usahakan itulah esensi dari arti kata tawakal sesungguhnya.
- ……..
)
“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan
memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal
kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.”
Oleh karenanya bagi rekan-rekan yang dalam masa penantian hendaknya memahami konsep
pertama ini sebagai langkah awal menuju proses selanjutnya. Bagaimana, mudah kan…!
2. Konsep penyembahan
. -
“Hanya Engkaulah yang kami sembah [3], dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
[4].” (QS. Al-Faatihah: 5)
………..……
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan
sebahagian harta yang kamu cintai…” (QS. Ali „Imran: 92)
-
Ibnu Abbas RA berkata: Aku pernah di belakang Rasulullah SAW pada suatu hari dan beliau
2. bersabda:
“Wahai anak muda peliharalah (ajaran) Allah niscaya Dia akan memelihara engkau dan peliharalah
(ajaran) Allah niscaya engkau akan mendapatkan-Nya di hadapanmu. Jika engkau meminta sesuatu
mintalah kepada Allah dan jika engkau meminta pertolongan mintalah pertolongan kepada Allah.” [5]
Dalam konsep ke-2 ini tentunya memerlukan beberapa perangkat dalam melakukan segala jenis
ibadah yang harus dilakukan dengan konsisten dan sabar. Mari kita perhatikan surat Hud juz 12 di
bawah ini:
-(
)
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang
yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zhalim
[6] yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang
penolong pun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan. Dan dirikanlah
sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan daripada
malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-
perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. Dan bersabarlah, karena
sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan.”
Pesan dari ayat yang agung di atas di antaranya, mari kita perhatikan:
= Perintah untuk konsisten dalam kebaikan
= Menjaga pergaulan
= Perintah menjaga Shalat
= Hendaknya perbuatan buruk (dosa-dosa kecil) kita di iringi dengan
kebaikan agar terhapus kecuali dosa besar via bertaubat
= Dan perintah bersabar.
Perangkat dari konsep ke-2:
Menyembah hanya kepada Allah.
Meminta segala sesuatunya juga kepada Allah
Belajar berbagi untuk menjadi pribadi yang taat
Dan kesimpulan yang ada dari surat Hud di atas.
Teruntuk para penanti jodoh hendaknya juga memperhatikan pesan-pesan tersirat dari ayat-ayat
Qur‟an dan hadits nabi pada konsep ke-1 dan ke-2. Sekarang kita beralih ke konsep selanjutnya.
3. Konsep amal shalih dan Iman
- …….
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan
beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” [7]
3. Dari surat An Nahl ayat 97 juz 14 di atas, mari kita perhatikan sejenak kalimat “ ”
falanuhyiyannahu (maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya) , di sini Allah ta‟ala
menggunakan huruf „‟Lam taukid” setelah huruf “Fa” dan “Nun tasydid” sebelum huruf „‟Ha besar” di
akhir.
Dalam kaidah bahasa Arab huruf Lam taukid (berharakat fathah) dan Nun Tasydid (dibaca dengan
ghunnah/berdengung 2 harakat) yang di gabungkan dalam satu kalimat itu mempunyai arti:
Penguat makna.
Penekanan lebih bersifat jaminan, menguji secara pasti dan lainnya (sifatnya tergantung teks Qur‟an)
Bisa juga pengeras arti tergantung dari ayat sebelum dan sesudahnya.
Contoh berupa jaminan pasti:
Ada di Surat An Nahl ayat 97 juz 14 pada kalimat “ ” falanuhyiyannahu, adapun konteksnya
Allah ta‟ala akan menjamin mereka (ikhwan dan akhwat) yang punya kecenderungan pada kebaikan
dengan kehidupan yang layak, tapi dengan satu sarat yaitu ”percaya akan adanya satu Tuhan (Allah)
tanpa menyekutukan-Nya‟.
Adapun berupa ujian yang juga bersifat pasti:
……………………………
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan…” (QS. Al Baqarah: 155)
Mari kita perhatikan kalimat “wa lanabluwannakum” (Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu). Artinya Allah hendak menegaskan bahwa akan ada pelbagai ujian yang bersifat
pasti karenanya pula dipakailah huruf “Lam taukid dan Nun tasydid” sebagai bentuk keilmuan bagi
orang-orang yang beriman agar bersiap-siap akan ujian dari-Nya, di antaranya :
Rasa Takut yang kadang menghampiri
Rasa lapar yang pernah dirasakan
kondisi ekonomi menjadi kurang mengizinkan
kehilangan sanak saudara atau orang-orang terkasih
dan juga kekurangan akan buah-buahan (Makanan)
Kalaupun kita dapati tidak dengan Nun tasydid misalnya di surat Yusuf ayat 32 juz 12:
…. .-
“…Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan
dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.”
Kalimat pertama “ ” “layusjananna” (niscaya dia akan dipenjarakan) dengan lam taukid di
awal dan nun tasydid di akhir, artinya memang betul Istri Al-Aziz atau yang lebih dikenal di kalangan
masyarakat luas sebagai Zulaikha, Zalikha atau Rahil, walaupun riwayat tentang nama sebenarnya
tidak ada yang bisa di pertanggungjawabkan karena semuanya lemah. Bahwasanya dia hendak
memenjarakan Yusuf jika tidak menuruti aturannya.
Tapi kalimat setelahnya justru berbeda, mari kita perhatikan ” ” “wa layakuunaa” (dan dia akan
4. termasuk/menjadi) menggunakan huruf Nun Khofifah dan dibaca panjang 2 harakat yang bermakna:
“Penekanannya lebih ringan ketimbang dengan nun tasydid”, artinya:
Maksud Istri Al-Aziz kepada Yusuf sejatinya bertentangan dengan hati nuraninya atau tidak sepenuh
hati. Karena bagaimana mungkin dia melihat orang yang sangat di cintainya hingga di mabuk asmara
karena ketampanannya menjadi orang yang terhina. Tentunya kita pun demikian tidak mungkin
melihat orang yang kita cintai menderita. (Studi Normatif)
Sebenarnya apa yang dilakukan Istri Al Aziz kepada sang pujaan hati Yusuf adalah Salting (Salah
tingkah) Istilah zaman sekarang karena cintanya yang berlebihan atau lebai (kata anak muda di
zaman ini).
Kesimpulan konsep ke-3:
Almarhum Syeikh Tantowi (mantan Syeikh Al-Azhar Mesir) pernah mengatakan kalau ayat dari Surat
An Nahl di atas merupakan ganjaran di dunia bagi orang-orang baik lagi beriman kepada Allah yaitu
“kehidupan yang layak”. [8]
Para ulama sendiri mengartikan kehidupan yang layak ini beragam:
Dijadikan pemegang kepentingan.
Dimantapkan agamanya
Diberikan rasa nyaman dalam hidup
Pekerjaan yang cocok.
Keluasan rizki yang baik
Kemudahan demi kemudahan.
Juga jodoh yang di idamkan dan masih banyak lagi.
Jadi….. bagi para penanti jodoh hendaknya mengamalkan ayat di atas sebelum kita melanjut ke
konsep berikutnya. Semoga….
4. Konsep Cinta
Cinta adalah anugerah Allah yang bisa mengantarkan manusia kepada kebahagiaan, para pakar Cinta
sendiri mempunyai banyak definisi tentangnya dan saling berbeda tapi yang bisa disepakati adalah
Cinta mendorong untuk melakukan hal-hal positif, karya-karya besar dan menjadikan hidup lebih
hidup.
Cinta bisa menghilangkan rasa sakit, mendorong untuk segera sembuh, cinta juga bisa menggeser
segala jenis rintangan, halangan, gesekan, ujian, cobaan, kesedihan, kegalauan, kesulitan dan benda-
benda mati lainnya, karena hakikat cinta adalah benda hidup yang senantiasa menghiasi hari-hari
pecinta sejati. Maka teruslah hidup dengan benda hidup (Cinta).
Cinta bukanlah pemaksaan kehendak dan bukan juga cinta siapa yang memaksakan kehendak,
melainkan cinta adalah sebuah dialog antara dua insan yang harus di perjuangkan dengan rahmat
dan ridha dari sang pemilik cinta yaitu Allah.
Cinta itu bermacam-macam : ada cinta kepada Allah dan rasul-Nya, kepada agama, Negara, Manusia,
materi, lingkungan, hobi dan banyak lagi, bukti kita cinta kepada Allah yaitu patuh dan taat pada
perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
5. Cinta berawal dari pengenalan atau ta‟aruf, setelah itu timbul rasa, lalu tanggung jawab dan yang
terakhir adalah kesetiaan, bukan cinta namanya bagi yang tidak mengenal dan juga yang tidak setia
kepada pasangan.
Cinta atau Mawaddah adalah mengosongkan hati dari segala kekurangan terhadap pasangannya,
saling mengerti dan melengkapi, karena jika Cinta, segala kekurangan yang ada pada kekasihnya itu
terlihat normatif, sehingga betapapun buruk yang di cintainya akan menjadi terlihat baik karena cinta
dan itulah arti sejati dari Mawaddah. (Khusus yang sudah menikah)
Oleh karenanya bagi para penjalin cinta kasih (Suami-Istri) hendaknyalah memperjuangkan cinta,
jaga cintanya agar tetap bersemi menghiasi isi hati, sedangkan bagi para penanti jodoh hendaknya
bersabar akan jaminan dari Allah berupa kehidupan yang layak di dunia seperti yang tersirat pada
surat An Nahl ayat 97 juz 14.
Inilah rangkaian singkat dari arti cinta, oleh karenanya wajib bagi kita untuk memahami lebih dalam
akan arti cinta sebelum kita melanjut ke Konsep jodoh yang terakhir.
5. Konsep mencari sebab
Ajaran Islam bukan saja mengedepankan sisi “Spiritualitas” tapi juga ada sisi lain yang penting
diperhatikan yaitu “Rasionalitas” dari sinilah banyak ilmuwan barat ramai memeluk ajaran Islam
karena ajarannya yang rasional.
Kalaulah kita hanya berpegang pada sisi spiritualitas saja tentu bisa menggambarkan Islam di mata
dunia sebagai ajaran khurafat atau takhayul. Adapun jika pada sisi rasionalitas saja tentunya ajaran
ini tak ubahnya sama seperti ajaran Paganisme (penyembah berhala).
Beberapa contoh rasionalitas dalam Islam (Mengambil sebab):
a. Pembuatan bahtera nabi Nuh sebagai penangkal dari musibah banjir besar.
…………..
“Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami…” (QS. Hud: 37).
b. Proses mendapatkan makanan seorang Maryam
“Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah
kurma yang masak kepadamu,” (QS. Maryam: 25)
c. Proses penyembuhan atas Wahyu dari Allah kepada nabi Ayyub.
“(Allah berfirman): “Hantamkanlah kakimu; inilah air yang sejuk untuk mandi dan untuk minum.”
(QS. As Shaad: 42)
Adapun mengambil sebab menanti jodoh, berikut uraiannya:
6. 1. Selipkanlah doa ini dalam sujud sebagai wujud dari Ibad Rahman (hamba-hamba Tuhan yang
Maha Penyayang).
(74)………………. ………… –
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang
hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.” (QS. Al Furqan: 74).
2. Mulai melakukan proses pencarian belahan jiwa, adapun dicarikan melalui bantuan orang lain
hukumnya sah-sah saja.
3. Menikahlah dengan orang yang dicintai (laki-laki dan perempuan), atau bisa juga mencintai orang
yang menikahi (khusus untuk perempuan).
4. Menikah bukan hanya dengan orang yang dicintai, melainkan berkomunikasi dengan keluarga
besar pasangan yang juga baik, karena ini adalah porsi ideal dari kebahagiaan menikah sebagaimana
petunjuk Rasul untuk melihat garis keturunan yang baik, adapun jika kita belum mampu mengikuti
anjuran tersebut hukumnya tidak mengapa, karena bisa jadi orangtua pasangan kurang sholeh tetapi
anaknya sholeh, jika sudah kepalang cinta alias cinta medok. (Opsi ideal lebih ditekankan)
5. Jika sudah merasa mampu dan mendapatkan jodoh yang di idamkan, segeralah menatap langit
dengan penuh pengharapan sambil bergerak maju dengan badan tegap sambil melangkah untuk
segera melamar sang gadis atau janda (gadis lebih di anjurkan karena keutamaannya) dengan
mengucap “Bismillah”
6. Adapun untuk para akhwat hendaknya bersabar dan terus memperbaiki diri sambil berusaha dan
berdoa agar pangeran berkuda putih segera datang menjemput Anda.
7. Semoga berhasil kawan…
___
Catatan kaki:
[1]. Maksudnya: orang yang sempurna imannya.
[2]. Dimaksud dengan disebut nama Allah ialah: menyebut sifat-sifat yang mengagungkan dan
memuliakanNya.
[3] Na‟budu diambil dari kata „ibaadat: kepatuhan dan ketundukan yang ditimbulkan oleh perasaan
terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah
mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
[4] Nasta‟iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti‟aanah: mengharapkan bantuan untuk dapat
menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.
[5] Riwayat Tirmidzi. Ia berkata: Hadits ini shahih.
[6]. Cenderung kepada orang yang zhalim maksudnya menggauli mereka serta meridhai
perbuatannya. Akan tetapi jika bergaul dengan mereka tanpa meridhai perbuatannya dengan maksud
agar mereka kembali kepada kebenaran atau memelihara diri, maka dibolehkan.
7. [7]. Ditekankan dalam ayat ini bahwa laki-laki dan perempuan dalam Islam mendapat pahala yang
sama dan bahwa amal saleh harus disertai iman.
[8] Kajian rutin Tafsir Al Wasith setiap Jum‟at siang di Masjid-Islamic Mission City-Kairo.
Like ·