Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya bersikap lemah lembut dan santun dalam berkomunikasi berdasarkan ajaran Islam. Alquran dan hadis menganjurkan umat Muslim untuk bersikap lembut hati, tidak kasar berbicara, memaafkan kesalahan orang lain, serta menghindari perdebatan yang tidak santun. Santun berkomunikasi diperlukan khususnya dalam menjalankan dakwah.
1. Muslim wajib ber ahlak santun
Alquran diturunkan kepada manusia yang memiliki sifat sebagai makhluk yang memerlukan
komunikasi. Oleh karena itu, Alquran memberikan tuntunan berkomunikasi, khususnya
berbahasa bagi manusia
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu.. ” (QS. Ali Imran: 159)
Sifat lembut hati merupakan salah satu akhlak mulia dari Nabi S AW seperti yang dikatakan
Abdullah bin Umar: “Sesungguhnya, saya menemukan sifat Rasulullah SAW dalam kitab-
kitab terdahulu itu demikian : Sesungguhnya tutur katanya tidak kasar, hatinya tidak keras,
tidak suka berteriak-teriak dipasar-pasar, dan tidak suka membalas kejahatan orang dengan
kejahatan lagi, namun dia memaafkan dan mengampuninya. ” (Tafsir Ibnu Katsir II, hl.608)
Diriwayatkan Imam Mulim, Anas bin Malik berkata: “Aku menjadi pembantu Rasulullah
selama sepuluh tahun. Belum pemah beliau berkata kasar kepadaku. Dan selama sepuluh
tahun itu belum pernah beliau berkata kepadaku: „Mengapa kamu melakukan ini?‟ Dan
belum pernah beliau berkata: „Mengapa kau tidak lakukan sesuatu sepeninggalku?‟
2. Lunakkanlah suaramu, sesungguhnya seburuk-buruk suara adalah suara himar.” (QS.
Lukman: 19)
“Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah
orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa.” (QS. Al-Hujurat: 3)
“Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada kedua orang tua perkataan `ah‟ dan
jangan kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”
(QS. Al-Isra: 23).
Hati yang lembut dan jernih adalah bagian dari ciri orang yang bertakwa.
“(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang
menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah Mencintai orang
yang berbuat kebaikan.” (QS. 3:134).
Artinya, “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan
cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan
seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali
kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang
mempunyai keberuntungan yang besar.”
Hadis dari Abu Hurairah ra., beliau berkisah, “Ada seorang Badui kencing di dalam masjid,
kemudian orang-orang bangkit untuk memukulnya, namun Nabi Shallallahu „alaihi
Wassalam melarang mereka dan bersabda, „Biarkan dia, tungkanlah pada kencing itu setimba
air. Sesungguhnya aku diutus untuk mempermudah, bukan mempersulit.” (HR. Bukhari).
“Yang dinamakan orang kuat adalah bukan orang yang kuat bergulat. Orang yang kuat adalah
orang yang dapat menendalikan hawa nafsunya pada waktu marah.” (HR. Bukhari-Muslim).
Santun berkomunikasi ini tentunya sangat diperlukan lagi jika kita sering kontak dengan
teman-teman. Apalagi sebagai pengemban dakwah. Tutur kata yang santun itu akan
memberikan nilai tambah buat kita
Lemah lembut dalam bertutur kata dan bersikap, adalah bagian dari penghias komunikasi kita
dengan orang lain.
Rasulullah saw. bersabda: “Ya Aisyah, berlaku lembutlah! Sesungguhnya sifat lemah lembut
itu dapat menjadi penghias dalam segala hal. Tanpa sifat tersebut, maka segala sesuatu akan
mengandung kekurangan.” (Dalam kitab Penjelasan Kitab Sunan Abu Daud, hlm. 69
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam mengatakan hal ini kepada „Aisyah-istri beliau
shallallahu „alaihi wa sallam:
“Sesungguhnya Allah adalah Dzat Yang Maha Lembut yang mencintai kelembutan dalam
seluruh perkara.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
“Orang yang dijauhkan dari sifat lemah lembut, maka ia dijauhkan dari kebaikan.”
(HR.Muslim)
Arena yang paling disukai setan adalah permusuhan dimana tiap pihak berusaha untuk
menunjukkan aib pihak lain dan menyucikan dirinya sendiri, dan debat dijadikan saran untuk
memperoleh kemenangan semu.
Dengan meninggalkna debat, itu adalah bukti kepercayaan kepada diri sendiri, keimanan
pada manhaj, dan keyakinan kepada Allah SWT.
3. Debat yang diperbolehkan adalah dengan menggunakan argumentasi yang lebih baik dan
santun. Bertahan dengan cara yang baik dengan berdiskusi dan memaparkan argumentasi
secara santun, sembari meminta maaf dan memaafkan kesalahan ucap.
Al Quran 49:11. Hai orang2 yg beriman janganlah suatu kaum meng-olok2 kaum yg lain
(karena) boleh jadi mereka (yg di-olok2) lebih baik dr mereka (yg meng-olok2) dan jangan
pula wanita2 (meng-olok2) wanita2 lain (karena) boleh jadi wanita2 (yg diper-olok2kan)
lebih baik dr wanita (yg meng-olok2) & janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan
janganlah kamu panggil memanggil dg gelar2 yg buruk. Se-buruk2 panggilan ialah
(panggilan) yg buruk sesudah iman & barang siapa yg tidak bertobat, maka mereka itulah
orang2 yg lalim.