SlideShare a Scribd company logo
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 
TENTANG 
PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN 
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 
MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, 
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 16 
Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, 
Perikanan dan Kehutanan, mengamanatkan untuk 
meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan dan 
kinerja penyuluh, diperlukan sarana dan prasarana yang 
memadai agar penyuluhan dapat diselenggarakan dengan 
efektif dan efisien; 
b. bahwa untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan 
penyuluhan kehutanan diperlukan sarana prasarana 
berupa Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan; 
c. bahwa Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan 
merupakan sarana dan prasarana pembelajaran 
masyarakat dan peningkatan kapasitas sumber daya 
manusia kehutanan sehingga perlu mendapat dukungan 
multi pihak; 
d. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a, 
huruf b dan huruf c diatas, perlu menetapkan Peraturan 
Menteri Kehutanan tentang Pedoman Pembangunan Unit 
Percontohan Penyuluhan Kehutanan; 
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi 
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran 
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, 
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 
3419); 
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang 
Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 
1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan 
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 
3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem 
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan 
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 
92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 
Nomor 4660); 
Peraturan.....
-2- 
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata 
Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta 
Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah 
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 
2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 
Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik 
Indonesia Nomor 4814); 
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang 
Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, 
Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah 
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia 
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara 
Republik Indonesia Nomor 4737); 
6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang 
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 
7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang 
Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan 
Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara 
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan 
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018); 
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang 
Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan 
Pelatihan Kehutanan (Lembaran Negara Republik 
Indonesia Tahun 2010 Nomor 17, Tambahan Lembaran 
Negara Republik Indonesia Nomor 5099); 
9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang 
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara 
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan 
Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 
10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang 
Kedudukan, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara 
Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa 
kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 
2013; 
11. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang 
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana 
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan 
Presiden Nomor 5/P Tahun 2013; 
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut- 
II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian 
Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan 
Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2012; 
MEMUTUSKAN : 
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN 
PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN 
KEHUTANAN. 
BAB.....
-3- 
BAB I 
KETENTUAN UMUM 
Pasal 1 
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 
1. Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan yang selanjutnya disingkat UPPK 
adalah lokasi yang ditetapkan untuk memperagakan berbagai aktifitas 
kehutanan yang berfungsi sebagai sarana penyuluhan kehutanan, tempat 
pembelajaran, model penguatan kelembagaan usaha kelompok 
masyarakat/kelompok tani hutan serta model peningkatan kapasitas 
penyuluhan kehutanan. 
2. Penyuluhan Kehutanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan 
pelaku usaha agar mereka mau dan mampu mengorganisasikan dirinya 
dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya 
lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, 
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam 
pelestarian fungsi lingkungan hidup. 
3. Penyuluh Kehutanan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung 
jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang 
melakukan penyuluhan kehutanan. 
4. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat PKSM 
adalah pelaku utama atau anggota masyarakat karena kesadaran dan 
kepeduliannya terhadap pembangunan kehutanan dan pemberdayaan 
masyarakat mau dan mampu melakukan penyuluhan kehutanan secara 
swadaya. 
5. Penyuluh Kehutanan Swasta yang selanjutnya disingkat PKS adalah pegawai 
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) 
yang ditetapkan dan diberi tugas melaksanakan penyuluhan kehutanan. 
6. Pelaku adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan 
pembangunan UPPK yaitu penyuluh kehutanan, kelompok tani hutan dan 
pelaku usaha. 
7. Pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan 
yang kehidupannya terkait dengan kehutanan dan atau hasil hutan antara 
lain petani hutan, petani dan pengusaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) 
serta penangkar tumbuhan dan satwa liar, beserta keluarga intinya. 
8. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi 
yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha terkait 
dengan kehutanan. 
9. Hutan Rakyat yang selanjutnya disingkat HR adalah hutan yang tumbuh di 
atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan 
hutan dengan ketentuan luas minimum 0,25 hektar, penutupan tajuk 
tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50%. 
10. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan 
negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan 
masyarakat. 
11. Hutan Desa yang selanjutnya disingkat HD adalah hutan negara yang belum 
dibebani izin/hak yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk 
kesejahteraan desa. 
12. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan 
tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi 
untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan 
menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya 
hutan. 
13.Kelompok......
-4- 
13. Kelompok Tani Hutan yang selanjutnya disingkat KTH adalah kumpulan 
petani hutan beserta keluarganya yang tinggal di dalam dan/atau di luar 
kawasan hutan yang sebagian atau seluruh usahanya bergerak di bidang 
kehutanan termasuk hasil hutan bukan kayu (HHBK). 
14. Pendampingan adalah aktivitas penyuluhan kehutanan yang dilakukan 
secara terus-menerus pada kegiatan pembangunan kehutanan untuk 
mendukung keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan kehutanan serta 
untuk mewujudkan masyarakat/KTH yang mandiri dan sejahtera. 
15. Rancangan pembangunan UPPK adalah dokumen perencanaan 
pembangunan UPPK yang disusun oleh kelompok tani hutan bersama 
penyuluh kehutanan yang berisi antara lain risalah lokasi, rincian kegiatan, 
rincian biaya, tata waktu, serta organisasi UPPK. 
Pasal 2 
(1) Pembangunan UPPK dimaksudkan sebagai prasarana penyuluhan 
kehutanan, tempat pembelajaran dan untuk memperagakan berbagai 
aktivitas kehutanan. 
(2) Pembangunan UPPK bertujuan untuk model peningkatan kapasitas 
penyuluhan kehutanan serta model penguatan kelembagaan usaha 
kelompok tani hutan sehingga memberikan dampak dan manfaat terhadap 
kelompok tani hutan di sekitarnya. 
BAB II 
PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UPPK 
Bagian Kesatu 
Umum 
Pasal 3 
Penetapan lokasi pembangunan UPPK dilakukan melalui kegiatan: 
a. sosialisasi; 
b. pemilihan calon lokasi; dan 
c. pengusulan dan penetapan lokasi. 
Bagian Kedua 
Sosialisasi 
Pasal 4 
(1) Sosialisasi calon lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 3 huruf a, dilakukan oleh penyuluh kehutanan kepada kelompok tani 
hutan dengan melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat. 
(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan 
memberikan materi penjelasan kepada kelompok tani hutan mengenai 
pembangunan unit percontohan. 
(3) Materi penjelasan yang diberikan dalam sosialisasi sebagaimana dimaksud 
pada ayat (2) antara lain meliputi : 
a. rencana lokasi pembangunan UPPK; 
b. rencana kegiatan yang akan dilakukan; 
c. para pihak yang terlibat; 
d. pembiayaan. 
(4)Materi.....
-5- 
(4) Materi sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun oleh penyuluh 
kehutanan dengan mempertimbangkan lokasi dan kegiatan masyarakat 
kelompok tani hutan yang menjadi sasaran kegiatan pembangunan UPPK. 
Bagian Ketiga 
Pemilihan Calon Lokasi Pembangunan UUPK 
Pasal 5 
(1) Calon lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 
huruf b dipilih dengan persyaratan: 
a. memiliki akses yang mudah dijangkau dan strategis; 
b. berada di dalam atau di luar kawasan hutan; 
c. terdapat kelompok tani hutan yang mempunyai usaha atau 
melaksanakan kegiatan di bidang kehutanan; 
d. luas lahan lokasi pembangunan UPPK di dalam kawasan hutan minimal 
5 (lima) hektar berada dalam satu hamparan; 
e. luas lahan lokasi pembangunan UPPK di luar kawasan hutan minimal 5 
(lima) hektar dalam pengelolaan kelompok tani hutan. 
(2) Dalam hal calon lokasi pembangunan UPPK berada di dalam kawasan hutan 
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dipilih pada kawasan yang 
sudah dibebani Izin Hutan Kemasyarakatan, Hak Pengelolaan Hutan Desa, 
atau Izin Hutan Tanaman Rakyat. 
(3) Dalam hal calon lokasi pembangunan UPPK berada di luar kawasan hutan 
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dipilih pada lahan milik atau 
lahan adat. 
Bagian Keempat 
Pengusulan dan Penetapan Lokasi 
Paragraf 1 
Lokasi pembangunan UPPK di dalam kawasan hutan 
Pasal 6 
(1) Calon lokasi pembangunan UPPK yang berada dalam kawasan hutan yang 
telah dibebani izin pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 
(2) diusulkan oleh penyuluh kehutanan sebagai lokasi pembangunan UPPK 
kepada pemegang IUPHKm, HPHD dan Izin HTR. 
(2) Penyuluh Kehutanan dan pemegang izin sebagaimana dimaksud pada ayat 
(1) menyusun rancangan pembangunan UPPK. 
(3) Rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 
memuat antara lain: 
a. risalah dan sketsa lokasi; 
b. rencana kegiatan; 
c. identitas anggota kelompok tani hutan; 
d. jangka waktu; dan 
e. pembiayaan. 
(4) Rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3), 
disetujui oleh instansi penyelenggara pembangunan kehutanan 
kabupaten/kota setempat. 
Paragraf.....
-6- 
Paragraf 2 
Lokasi pembangunan UPPK di luar kawasan hutan 
Pasal 7 
(1) Calon lokasi pembangunan UPPK yang berada di luar kawasan hutan 
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), diusulkan oleh penyuluh 
kehutanan sebagai lokasi pembangunan UPPK kepada kelompok tani hutan 
pemilik lahan atau lahan adat. 
(2) Penyuluh Kehutanan dan Kelompok Tani Hutan sebagaimana dimaksud 
pada ayat (1) menyusun proposal lokasi pembangunan UPPK. 
(3) Proposal lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) 
memuat antara lain : 
a. risalah dan sketsa lokasi; 
b. rencana kegiatan; 
c. identitas anggota kelompok tani hutan; 
d. jangka waktu; dan 
e. pembiayaan. 
(4) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui oleh kepala instansi 
penyelenggara penyuluhan kehutanan Kabupaten/Kota. 
(5) Dalam hal usulan lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada 
ayat (1) disetujui oleh kelompok tani hutan pemilik lahan atau lahan adat, 
maka disusun perjanjian kerjasama antara instansi penyelenggara 
penyuluhan kehutanan kabupaten/kota dengan ketua kelompok tani pemilik 
lahan atau lahan adat. 
(6) Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (5), memuat antara 
lain : 
a. letak dan lokasi pembangunan UPPK; 
b. luas pembangunan UPPK; 
c. jenis kegiatan; 
d. sarana penunjang yang akan dibangun; 
e. jangka waktu; 
f. pembiayaan. 
Pasal 8 
Format proposal lokasi pembangunan UPPK sebagaimana tercantum dalam 
Lampiran I Peraturan ini. 
BAB III 
RANCANGAN PEMBANGUNAN UPPK 
Bagian Kesatu 
Umum 
Pasal 9 
(1) Untuk menentukan keberhasilan pembangunan UPPK diperlukan rancangan 
pembangunan UPPK. 
(2)Rancangan......
-7- 
(2) Rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 
disusun oleh penyuluh kehutanan bersama dengan kelompok tani hutan 
secara partisipatif. 
(3) Dalam penyusunan rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud 
pada ayat (2) dibahas bersama instansi terkait. 
Pasal 10 
(1) Penyusunan rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 9 meliputi kegiatan: 
a. pengumpulan data; dan 
b. pengolahan data. 
(2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan 
melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. 
(3) Data primer sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi antara lain luas 
dan status lahan, topografi lahan, kondisi vegetatif/penutupan lahan dan 
potensi sumber air. 
(4) Data sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi antara lain 
data agroklimat, titik koordinat, data sosial ekonomi masyarakat, kelompok 
tani hutan, informasi pasar, jenis tanah, jumlah penduduk dan kelembagaan 
lainnya. 
(5) Pengolahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan 
dengan cara mengolah data melalui tahapan rekapitulasi, tabulasi, analisis, 
dan pembuatan peta lokasi dengan skala 1 : 10.000. 
Pasal 11 
Format rancangan pembangunan UPPK sebagaimana tercantum dalam Lampiran 
II Peraturan ini. 
Bagian Kedua 
Penilaian dan Pengesahan Rancangan Pembangunan UPPK 
Pasal 12 
(1) Rancangan pembangunan UPPK yang telah disusun oleh penyuluh 
kehutanan bersama kelompok tani hutan dinilai oleh kepala bidang yang 
menangani penyuluhan kehutanan pada instansi penyelenggara penyuluhan 
kehutanan kabupaten/kota. 
(2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh kepala 
instansi penyelenggara penyuluhan kabupaten/kota. 
Bagian Ketiga 
Jangka Waktu Pembangunan UPPK 
Pasal 13 
(1) Pembangunan UPPK dirancang untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun. 
(2)Jangka.....
-8- 
(2) Jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri 
dari tahapan : 
a. tahun pertama untuk kegiatan sosialisasi, penetapan lokasi kegiatan 
serta penyusunan rancangan pembangunan UPPK. 
b. tahun kedua sampai dengan tahun kelima untuk kegiatan penguatan 
kelembagaan, peningkatan kapasitas masyarakat dan penyuluh 
kehutanan, kegiatan teknis dan penyediaan sarana prasarana, 
monitoring dan evaluasi. 
c. tahun ketiga sampai dengan tahun kelima, untuk kegiatan lanjutan, 
kegiatan pengembangan usaha, kemitraan dan monitoring dan evaluasi, 
serta untuk pembelajaran bagi kelompok tani hutan lainnya. 
(3) Tahapan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilanjutkan 
pada tahun keenam dan seterusnya dengan kegiatan pendampingan oleh 
penyuluh kehutanan sampai terbentuknya kelompok tani hutan mandiri. 
Bagian Keempat 
Pembiayaan Pembangunan UPPK 
Pasal 14 
(1) Pembiayaan dalam pembangunan UPPK dialokasikan untuk jangka waktu 5 
(lima) tahun. 
(2) Pembiayaan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 
bersumber pada: 
a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); 
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); 
c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. 
Pasal 15 
(1) Pelaksanaan pembiayaan pembangunan UPPK dilakukan dengan mengacu 
pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa 
pemerintah. 
(2) Pembiayaan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 
digunakan untuk kegiatan: 
a. fasilitasi penguatan kelembagaan, kelompok tani hutan dan penyuluh; 
b. fasilitasi kegiatan teknis dan pengembangan usaha bidang kehutanan; 
c. fasilitasi sarana dan prasarana UPPK; 
d. fasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat dan kelompok tani hutan 
lainnya. 
BAB IV 
PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UPPK 
Pasal 16 
Pelaksanaan pembangunan UPPK meliputi kegiatan : 
a. penguatan kelembagaan kelompok tani hutan; 
b. pelaksanaan kegiatan teknis dan pengembangan usaha; dan 
c. penyediaan sarana dan prasarana. 
Pasal......
-9- 
Pasal 17 
Penguatan kelembagaan kelompok tani hutan sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 16 huruf a, dilakukan melalui kegiatan : 
a. penguatan administrasi kelompok tani hutan; 
b. peningkatan kapasitas kelompok tani hutan, yang dilakukan antara lain 
dalam bentuk sekolah lapangan, pelatihan, magang, dan studi banding; 
c. peningkatan kelembagaan usaha kelompok tani hutan menjadi badan usaha 
atau koperasi kelompok tani hutan. 
Pasal 18 
Pelaksanaan kegiatan teknis dan pengembangan usaha sebagaimana dimaksud 
dalam Pasal 16 huruf b, antara lain dilakukan melalui kegiatan: 
a. persiapan; 
b. penyediaan sarana dan prasarana produksi; 
c. pengembangan usaha; 
d. kemitraan dan jejaring usaha. 
Pasal 19 
Penyediaan sarana prasarana pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 16 huruf c, antara lain: 
a. tempat pertemuan; 
b. pondok kerja; 
c. perpustakaan; 
d. papan nama dan papan aktifitas kelompok. 
BAB V 
PARA PIHAK DALAM PEMBANGUNAN UPPK 
Bagian Kesatu 
Para Pihak 
Pasal 20 
Para pihak yang berperan dalam pembangunan UPPK meliputi : 
a. pelaku; 
b. lembaga/instansi pembina; dan 
c. pihak pendukung lainnya. 
Pasal 21 
Pelaku pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a, 
terdiri atas : 
a. penyuluh kehutanan; 
b. kelompok tani hutan; 
c. pelaku usaha. 
Pasal 22 
(1) Penyuluh kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a, 
berperan sebagai pendamping kelompok tani hutan dalam pelaksanaan 
pembangunan UPPK sesuai dengan rancangan pembangunan UPPK yang 
telah ditetapkan. 
(2)Dalam.....
-10- 
(2) Dalam melaksanakan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), 
penyuluh kehutanan bertugas memfasilitasi pengembangan organisasi 
kelompok tani hutan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, akses 
informasi (modal, pasar dan teknologi) serta membangun kemitraan. 
Pasal 23 
(1) Kelompok tani hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b, 
berperan sebagai pelaksana pembangunan UPPK. 
(2) Dalam pelaksanaan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat 
(1), kelompok tani hutan wajib mengembangkan dan memperkuat organisasi, 
melaksanakan kegiatan fisik sesuai dengan rancangan pembangunan UPPK 
yang telah ditetapkan. 
Pasal 24 
Pelaku usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c, berperan sebagai 
mitra kelompok tani hutan dan penyuluh kehutanan dalam proses produksi, 
paska panen dan akses sumber daya (modal, pasar dan teknologi). 
Pasal 25 
Lembaga/instansi pembina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b terdiri 
dari : 
a. Bupati/Walikota; 
b. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/dinas yang membidangi kehutanan 
Provinsi; 
c. Instansi Pelaksana Penyuluhan/dinas yang membidangi kehutanan 
Kabupaten/Kota; 
d. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan; 
e. Badan P2SDM Kehutanan. 
Pasal 26 
Peran lembaga penyuluhan/instansi pembina sebagaimana dimaksud dalam 
Pasal 25, terdiri atas : 
a. Bupati/Walikota berperan sebagai pembina dan penggerak instansi terkait di 
daerahnya dalam pelaksanaan pembangunan UPPK. 
b. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/dinas yang membidangi kehutanan 
Provinsi berperan dalam mengkoordinasikan, integrasi, sinkronisasi kegiatan 
dan pendanaan dengan instansi terkait, melakukan pembinaan, 
meningkatkan kapasitas penyuluh dan kelompok tani hutan, menyalurkan 
sumber dana APBN (dekonsentrasi), monitoring dan evaluasi pembangunan 
UPPK. 
c. Instansi Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota berperan mengalokasikan 
sumber dana, pembinaan teknis dan administrasi, koordinasi dengan instansi 
terkait, meningkatkan kapasitas penyuluh dan kelompok tani, monitoring dan 
evaluasi dalam pembangunan UPPK. 
d. Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota berperan mengalokasikan sumber dana, 
pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi dalam pembangunan UPPK. 
e.UPT.....
-11- 
e. UPT Kementerian Kehutanan berperan dalam memberikan bimbingan teknis, 
dukungan kegiatan dan dukungan dana sesuai tugas dan fungsi UPT. 
f. Badan P2SDM Kehutanan berperan dalam menyiapkan dukungan pendanaan, 
pedoman, materi penyuluhan, sarana dan prasarana, meningkatkan kapasitas 
penyuluh, serta melakukan pembinaan dan pengendalian pembangunan UPPK. 
Pasal 27 
Pihak pendukung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c, terdiri 
dari instansi/lembaga yang mendukung pembangunan UPPK, antara lain : 
a. Otoritas Jasa Keuangan; 
b. Koperasi; dan 
c. Instansi lain yang terkait. 
BAB VI 
PENGENDALIAN 
Pasal 28 
(1) Pengendalian dilakukan melalui kegiatan pemantauan, evaluasi dan 
pelaporan. 
(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : 
a. mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan kegiatan pembangunan 
UPPK secara terus menerus atau berkala; dan 
b. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan UPPK sesuai 
dengan target-target yang telah ditetapkan dan mengidentifikasi 
hambatan serta solusi pemecahannya. 
(3) Pengendalian pembangunan UPPK dilakukan oleh kelompok tani hutan, 
instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan kabupaten/kota, instansi 
koordinasi penyuluhan provinsi dan Badan P2SDM Kehutanan. 
(4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui cara: 
a. Penyuluh menyampaikan laporan bulanan, triwulan dan tahunan. 
b. Laporan disampaikan kepada instansi pelaksana penyuluhan kehutanan 
kabupaten/kota dan/atau dinas kehutanan kabupaten/kota. 
c. Instansi pelaksana penyuluhan kehutanan kabupaten/kota dan/atau 
dinas kehutanan kabupaten/kota menyampaikan laporan pengendalian 
tahunan pembangunan UPPK dan laporan pengendalian akhir 
pembangunan UUPK kepada badan koordinasi penyuluhan/dinas 
kehutanan provinsi dengan tembusan ke Badan P2SDM Kehutanan. 
Pasal 29 
(1) Format laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan UPPK oleh penyuluh 
kehutanan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri 
ini. 
(2) Format laporan pengendalian tahunan pembangunan UPPK oleh Badan 
Pelaksana Penyuluhan/Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota sebagaimana 
tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini. 
(3)Format....
-12- 
(3) Format Laporan Pengendalian akhir pembangunan UUPK sebagaimana 
tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini. 
BAB VII 
KETENTUAN PERALIHAN 
Pasal 30 
Kegiatan pembangunan UPPK yang lokasinya berada di luar kawasan hutan dan 
ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan ini, tetap berlaku sampai berakhirnya 
jangka waktu perjanjian. 
BAB VIII 
KETENTUAN PENUTUP 
Pasal 31 
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. 
Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri 
ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. 
Ditetapkan di Jakarta 
pada tanggal 30 Juni 2014 
MENTERI KEHUTANAN 
REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. 
ZULKIFLI HASAN 
Diundangkan di Jakarta 
pada tanggal 2 Juli 2014 
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA 
REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. 
AMIR SYAMSUDIN 
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 903 
Salinan sesuai dengan aslinya 
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, 
ttd. 
KRISNA RYA
LAMPIRAN I 
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR P.44/Menhut-II/2014 
TENTANG 
PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN 
KEHUTANAN 
FORMAT PROPOSAL LOKASI PEMBANGUNAN UPPK 
COVER : PROPOSAL LOKASI PEMBANGUNAN UPPK 
KATA PENGANTAR 
LEMBAR PENGESAHAN : Disetujui oleh instansi penyelenggara penyuluhan 
kehutanan kabupaten/kota. 
DAFTAR ISI 
DAFTAR LAMPIRAN 
I. PENDAHULUAN 
A. Latar belakang pemilihan 
lokasi pembangunan UPPK 
: Diisi dengan latar belakang pemilihan lokasi 
pembangunan UPPK 
B. Maksud dan tujuan 
pembangunan UPPK 
: Diisi dengan maksud dan tujuan. 
C. Output dan Target UPPK : Diisi dengan penjelasan mengenai output dan target 
yang ingin dicapai dalam pembangunan UPPK 
II. GAMBARAN UMUM LOKASI UPPK 
A. Alamat lokasi pembangunan 
UPPK 
: Diisi dengan penjelasan mengenai lokasi 
pembangunan UPPK, meliputi Desa, Kecamatan, 
Kabupaten, Provinsi, koordinat geografis, potensi dan 
lain-lain 
B. Status lahan dan sketsa lokasi 
pembangunan UPPK 
: Diisi dengan penjelasan mengenai status lahan 
pembangunan UPPK serta dilengkapi dengan sketsa 
lokasi pembangunan UPPK 
III. GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI 
HUTAN 
: Diisi dengan profil Kelompok Tani Hutan (nama, 
alamat dan tahun berdiri kelompok, struktur 
organisasi dan susunan pengurus dan nama-nama 
anggota kelompok, pengesahan pembentukan 
kelompok tani, prestasi kelompok, dan lain-lain) 
IV. KEGIATAN KTH DALAM 
PEMBANGUNAN KEHUTANAN 
A. Jenis-jenis kegiatan 
pembangunan kehutanan yang 
telah dan sedang dikerjakan serta 
luasannya 
: Diisi dengan uraian kegiatan yang sudah dan akan 
dilakukan dalam pembangunan UPPK, misalnya 
meliputi penguatan kelembagaan, kegiatan fisik, 
fasilitasi sarana dan prasarana dan lain-lain 
B. Sarana yang dimiliki : Diisi dengan uraian sarana dan prasarana yang 
dimiliki yang akan dipergunakan untuk menunjang 
pelaksanaan kegiatan 
C. Permodalan/keuangan kelompok 
dan mitra kelompok 
: Diisi dengan penjelasan mengenai permodalan dan 
mitra yang dimiliki dalam rangka menunjang kegiatan 
pembangunan UPPK 
V. RENCANA PEMBANGUNAN UPPK 
DAN TATA WAKTU 
A. Rencana sosialisasi, penetapan 
lokasi dan penyusunan 
rancangan 
: Diisi dengan penjelasan mengenai rencana sosialisasi, 
penetapan lokasi dan penyusunan rancangan 
pembangunan UPPK. 
B.Rencana......
B. Rencana kegiatan penguatan 
kelembagaan 
: Diisi dengan penjelasan mengenai rencana kegiatan 
yang akan dilakukan dalam rangka penguatan 
kelembagaan pembangunan UPPK, misalnya: 
penguatan administrasi kelompok tani hutan, 
pertemuan kelompok (agenda pertemuan), pelatihan 
atau peningkatan kapasitas anggota kelompok (jenis 
pelatihan, tahun dilaksanakan/mengikuti pelatihan, 
satuan dan target pelaksanaan, dan lain-lain), 
pembentukan koperasi, peningkatan kapasitas 
penyuluh dan lain-lain. 
C. Rencana kegiatan teknis dan 
pengembangan usaha bidang 
kehutanan 
: Diisi dengan penjelasan mengenai rencana kegiatan 
fisik pembangunan kehutanan yang akan dilakukan, 
misalnya pembangunan kebun bibit, pembuatan 
demplot, pembangunan pondok kerja, pengembangan 
usaha produkstif, dan lain-lain. 
D. Rencana penyediaan sarana dan 
prasarana 
: Diisi dengan penjelasan mengenai sarana dan 
prasarana yang akan dipergunakan untuk 
menunjang pelaksanaan kegiatan 
VI. PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN UPPK : Diisi dengan penjelasan mengenai pembiayaan dalam 
pembangunan UPPK, meliputi sumber dana, acuan 
peraturan perundangan, dan penggunaan dana 
dalam pembangunan UPPK 
VII. PENUTUP 
Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN 
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. ttd. 
KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN II 
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR P.44/Menhut-II/2014 
TENTANG 
PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN 
KEHUTANAN 
FORMAT RANCANGAN PEMBANGUNAN UPPK 
COVER 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
I PENDAHULUAN : Menjelaskan latar belakang dan tujuan 
pembangunan UPPK di lokasi yang ditetapkan. 
II. RISALAH LOKASI : Menjelaskan risalah umum dan risalah lokasi 
pembangunan UPPK. 
III. JENIS KEGIATAN : Menguraikan rincian rencana kegiatan 
pembangunan UPPK, meliputi : penguatan 
kelembagaan, peningkatan kapasitas kelompok 
dan penyuluh kehutanan; kegiatan teknis dan 
pengembangan usaha; pengembangan sarana 
dan prasarana; serta pemanfaatan UPPK untuk 
peningkatan masyarakat dan kelompok tani 
hutan lainnya. 
IV. TATA WAKTU : Menguraikan tata waktu kegiatan selama 1 
(satu) tahun dan 5 (lima) tahun. 
V. PEMBIAYAAN : Menguraikan tentang fasilitasi pembiayaan, 
meliputi sumber pembiayaan dan rincian biaya 
tahun pertama sampai dengan tahun kelima. 
VI. ORGANISASI 
PENYELENGGARA UPPK 
: Menjelaskan mengenai organisasi pengelola 
pembangunan UPPK, nama pengurus dan 
anggota serta rincian tugas. 
Apabila ada fasilitasi dana Pemerintah untuk 
kegiatan fisik, maka perlu ditetapkan Tim 
Perencana, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas. 
LAMPIRAN-LAMPIRAN : Peta lokasi, peta rencana penggunaan lahan, SK 
penetapan lokasi, perjanjian kerjasama, 
AD/ART, organisasi dan susunan pengurus, dan 
daftar nama anggota kelompok tani hutan. 
Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN 
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. ttd. 
KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN III 
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR P.44/Menhut-II/2014 
TENTANG 
PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN 
KEHUTANAN 
FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UPPK 
OLEH PENYULUH KEHUTANAN 
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN 
UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN 
TAHUN : I / II / III / IV / V *) 
BULAN : .............................. 
1. Lokasi Pembangunan UPPK 
a. Desa : ................................ 
b. Kecamatan : ................................ 
c. Kabupaten/Kota : ................................ 
d. Provinsi : ................................ 
e. Koordinat Geografis : ................................ 
2. Pelaksana Kegiatan 
a. Kelompok Tani Hutan : ............................... 
b. Tahun berdiri : ............................... 
c. Legalitas Kelompok : ............................... 
d. Ketua Kelompok : ............................... 
3. Kegiatan Pembangunan UUPK : HKm/ HD / Agroforestry/ HHBK / dll 
4. Penyuluh Pendamping 
a. Nama/NIP : ................................ 
b. Instansi : ................................ 
5. Tabel Realisasi Kegiatan Fisik : 
Uraikan realisasi kegiatan setiap tahapan dan output yang dihasilkan 
sebagaimana pada Tabel 1. Realisasi Kegiatan Unit Percontohan Penyuluhan 
Kehutanan. 
6. Keterlibatan Multipihak dalam kegiatan pembangunan UPPK (Uraikan berbagai 
pihak yang terlibat dan peranannya dalam kegiatan pembangunan UPPK): 
………………………………………………………………………………………………………… 
……………………………………………………………………………................................ 
7. Permasalahan yang dihadapi : 
………………………………………………………………………………………………………… 
…………………………………………………………………………………………................. 
8. Upaya yang akan dan telah dilakukan : 
………………………………………………………………………………………………………… 
…………………………………………………………………………………………................. 
9. Upaya tindak lanjut : 
………………………………………………………………………………………………………… 
………………………………………………………………………………………….................
Tabel Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan UPPK 
Tahun : I/II/III/IV/V*) 
Bulan : ...................... 
Tahun : ...................... 
No Kegiatan Satuan Target 
Realisasi 
Keterangan 
Sampai 
dengan 
bulan 
lalu 
Bulan 
ini 
Total 
Vol % Vol % Vol % 
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 
1. Penguatan Kelembagaan, 
Kelompok Tani Hutan 
dan Penyuluhan: 
a. Penguatan 
Administrasi Kelompok 
Tani Hutan 
b. Pertemuan Kelompok kali/org*) Sebutkan 
agenda 
pertemuan 
c. Pelatihan/Kursus Tani org Sebutkan jenis 
pelatihan 
d. Magang org Sebutkan jenis 
magang 
e. Pembentukan Koperasi 
dan lain-lain 
2. Fasilitasi Kegiatan Teknis 
dan Pengembangan 
Usaha Kehutanan 
a. .......... ha/unit*) 
b. .......... ha/unit*) 
c. .......... ha/unit*) 
d. dan lain-lain 
3. Fasilitasi Sarana dan 
Prasarana : 
a. Pondok Kerja unit 
b. Papan Nama unit 
c. Papan Kegiatan unit 
d. Kelengkapan lainnya 
e. dan seterusnya 
4. Pemanfaatan UPPK 
untuk Peningkatan 
Kapasitas Masyarakat 
dan Kelompok Tani 
Hutan lainnya 
a. Menerima kunjungan 
kelompok tani hutan 
dari ..... 
b. Membimbing 
Penyuluh Kehutanan, 
Penyuluh Kehutanan 
Swadaya Masyarakat, 
Penyuluh Kehutanan 
Swasta dan Magang 
dari ..... 
c. Pelatihan Masyarakat 
Kelompok Tani Hutan 
dari ..... 
d. dan lain-lain 
*) Coret yang tidak perlu 
Penyuluh Kehutanan 
Pendamping 
Nama 
NIP........... 
Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN 
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. ttd. 
KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN IV 
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR P.44/Menhut-II/2014 
TENTANG 
PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN 
KEHUTANAN 
FORMAT LAPORAN PENGENDALIAN TAHUNAN PEMBANGUNAN UPPK 
OLEH BADAN PELAKSANA PENYULUHAN/DINAS KEHUTANAN KABUPATEN/KOTA 
LAPORAN PENGENDALIAN TAHUNAN 
PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN 
TAHUN KE I/II/III/IV/V *) 
Desa : .............................. 
Kecamatan : .............................. 
Kabupaten/Kota : .............................. 
Provinsi : .............................. 
Kelompok Tani Hutan : .............................. 
Penyuluh Kehutanan 
: .............................. 
Pendamping 
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN 
KABUPATEN/KOTA ......................... 
TAHUN ................... 
*) coret yang tidak perlu 
CHEK LIST PENGENDALIAN PEMBANGUNAN UPPK 
No 
Perkembangan Pembangunan 
UPPK Uraian Penilaian Keterangan 
I Kondisi Pembangunan UPPK 
A. Fisik Lokasi : 
1. Apakah sudah ada perbaikan 
fisik lokasi Pembangunan 
UPPK 
Belum/sudah 
(uraikan apa saja perbaikannya 
dan berapa %) 
2. Permasalahan Uraikan permasalahan yang ada 
3. Arahan tindak lanjut Uraikan tindak lanjut penyelesaian 
masalah 
B. Sosial Ekonomi Kelompok Tani 
Hutan 
1. Apakah sudah ada 
peningkatanan kesejah-teraan/ 
pendapatan Kelompok 
Tani Hutan 
Belum/sudah 
(uraikan) 
2. Permasalahan 
3. Arahan Tindak Lanjut 
C. Kelompok Tani Hutan 
1. Apakah sudah ada 
peningkatan Kelompok Tani 
Hutan 
Belum/sudah 
(uraikan dari level apa ke level apa) 
2. Permasalahan 
3. Saran tindak lanjut 
II.Kegiatan....
No 
Perkembangan Pembangunan 
UPPK Uraian Penilaian Keterangan 
II Kegiatan Pembangunan UPPK 
A. Penguatan Kelembagaan 
1. Apakah penguatan 
kelembagaan sudah berjalan 
optimal sesuai rencana ? 
Belum/sudah 
(uraikan) 
2. Apakah sudah terbentuk 
koperasi Kelompok Tani 
Hutan 
Belum/sudah 
(uraikan) 
3. Permasalahan 
4. Saran Tindak Lanjut 
B. Kegiatan Teknis dan 
Penggabungan Usaha 
1. Apakah kegiatan-kegiatan 
teknis dan penggabungan 
usaha sudah optimal sesuai 
rencana 
Belum/sudah 
(uraikan apa saja) 
2. Permasalahan 
3. Arahan tindak lanjut 
C. Sarana dan Prasarana 
1. Apakah sarana dan 
prasarana sudah lengkap ? 
Belum/sudah 
(uraikan apa yang sudah dan apa 
yang kurang) 
2. Permasalahan 
3. Saran tindak lanjut 
III Pendampingan 
1. Apakah pendampingan 
Pembangunan UPPK sudah 
optimal 
Belum/sudah 
(uraikan) 
2. Permasalahan 
3. Arahan tindak lanjut 
IV Dampak Pembangunan UPPK 
1. Apakah UPPK ini sudah 
berdampak positif dan menjadi 
tempat pembelajaran bagi 
masyarakat dan kelompok tani 
hutan lainnya 
Belum/sudah 
(uraikan) 
2. Permasalahan 
3. Arah tindak lanjut 
V Penilaian secara Keseluruhan 
1. Apakah sampai saat ini 
program-program 
Pembangunan UPPK telah 
berjalan sesuai rencana menuju 
Pembangunan UPPK 
ideal/model 
Belum/sudah 
(uraikan) 
2. Permasalahan 
3. Arahan tindak lanjut 
Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN 
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. ttd. 
KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
LAMPIRAN V 
PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA 
NOMOR P.44/Menhut-II/2014 
TENTANG 
PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN 
KEHUTANAN 
LAPORAN PENGENDALIAN AKHIR 
PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN 
(TAHUN KE V) 
Desa : ........................................ 
Kecamatan : ........................................ 
Kabupaten/Kota : ........................................ 
Provinsi : ........................................ 
Kelompok Tani Hutan : ........................................ 
Penyuluh Kehutanan Pendamping : ........................................ 
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN 
KABUPATEN/KOTA ......................... 
TAHUN ................... 
LAPORAN PENGENDALIAN AKHIR 
PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN 
COVER 
KATA PENGANTAR 
DAFTAR ISI 
DAFTAR LAMPIRAN 
I. PENDAHULUAN : Di isi dengan latar belakang, maksud dan tujuan, 
serta output dan capaian target pelaksanaan 
kegiatan 
II. GAMBARAN UMUM LOKASI 
PEMBANGUNAN UPPK 
A. Kondisi Fisik Lokasi : Diisi dengan perkembangan fisik lokasi 
pembangunan UPPK, meliputi Desa, Kecamatan, 
Kabupaten/Kota, Provinsi, koordinat geografis dan 
lain-lain 
B. Kondisi Sosial Ekonomi 
Masyarakat 
: Diisi dengan perkembangan kondisi sosial 
ekonomi masyarakat sekitar, dan lain-lain 
C. Kelompok Tani Hutan : Diisi dengan perkembangan kondisi umum lokasi 
KTH, meliputi nama KTH, tahun berdiri, legalitas 
kelompok, ketua kelompok, prestasi kelompok, 
kegiatan dan lain-lain. 
III. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 
A. Penguatan Kelembagaan : Diisi dengan uraian kegiatan membandingkan 
rencana target dan realisasi yang telah dilakukan 
dalam rangka penguatan kelembagaan 
Pembangunan UPPK, misalnya pertemuan 
kelompok (agenda pertemuan), pelatihan atau 
peningkatan kapasitas anggota kelompok (jenis 
pelatihan, tahun dilaksanakan/mengikuti 
pelatihan, satuan dan target pelaksanaan, dan 
lain-lain), pengembangan koperasi dan lain-lain. 
B. Kegiatan Teknis dan Pengembangan 
Usaha 
: Diisi dengan rencana dan hasil perkembangan 
kegiatan fisik pembangunan kehutanan yang telah 
dilakukan sesuai dengan perencanaan. 
contoh : pembangunan kebun bibit, pembuatan 
demplot pengembangan usaha produktif dan lain-lain). 
C.Sarana.......
C. Sarana dan Prasarana : Diisi dengan uraian rencana sarana dan 
prasarana dan yang telah dibangun dan 
dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan 
kegiatan. 
D. Dampak Pembangunan UPPK : Diisi manfaat pembangunan UPPK saat ini bagi 
peningkatan kapasitas masyarakat, kelompok tani 
hutan dan penyuluh dari wilayah lain. 
IV PERAN MULTIPIHAK : Diisi dengan uraian berbagai pihak atau 
pemangku kepentingan yang berperan dalam 
kegiatan pembangunan UPPK 
V PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK 
LANJUT 
: Diisi dengan permasalahan yang dihadapi dalam 
kegiatan pembangunan UPPK dan solusi atau 
upaya yang perlu dilakukan untuk memecahkan 
permasalahan tersebut. 
VI LAMPIRAN 
Badan Pelaksana Penyuluhan/Dinas 
Kehutanan Kabupaten/Kota 
(………Nama………..) 
NIP 
Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN 
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, 
ttd. ttd. 
KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN

More Related Content

What's hot

Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
Rizal Nurfalah
 
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdfGAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
Johanes Wirasto SW
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
Guntur Raharjo
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
guest150909
 
EVALUASI RENJA.pptx
EVALUASI RENJA.pptxEVALUASI RENJA.pptx
EVALUASI RENJA.pptx
restuputra10
 
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Risdiana Hidayat
 
powerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VII
powerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VIIpowerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VII
powerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VII
febritalia
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Guruh Adhi
 
Kepmen atr 339 penetapan luas-lahan-baku-sawah
Kepmen atr 339  penetapan luas-lahan-baku-sawahKepmen atr 339  penetapan luas-lahan-baku-sawah
Kepmen atr 339 penetapan luas-lahan-baku-sawah
adha nugraha
 
MONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
MONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPMONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
MONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
sukarja wirajaya
 
Strategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesStrategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdes
Tri Cahyono
 
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptxPAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
HetyTriKusumawati
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
PusdiklatpemdaPemeri
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
anandhitaef
 
PRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPB
PRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPBPRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPB
PRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPBNOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
EDIS BLOG
 
Buku rtlh
Buku rtlhBuku rtlh
Buku rtlh
pandirambo900
 
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptxMateri Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
BPPSungaiPandan
 

What's hot (20)

Litosfer
LitosferLitosfer
Litosfer
 
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdfGAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
GAMBARAN UMUM DESTANA.pdf
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
EVALUASI RENJA.pptx
EVALUASI RENJA.pptxEVALUASI RENJA.pptx
EVALUASI RENJA.pptx
 
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia (3)
 
Padang lamun
Padang lamunPadang lamun
Padang lamun
 
powerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VII
powerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VIIpowerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VII
powerpoint sejarah untuk smp/mts kelas VII
 
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adiPpt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
Ppt hutan mangrove_Tps 50_ tgs2-guruh prabowo adi
 
Kepmen atr 339 penetapan luas-lahan-baku-sawah
Kepmen atr 339  penetapan luas-lahan-baku-sawahKepmen atr 339  penetapan luas-lahan-baku-sawah
Kepmen atr 339 penetapan luas-lahan-baku-sawah
 
MONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
MONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUPMONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
MONITORING PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
 
Strategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdesStrategi pengembangan bumdes
Strategi pengembangan bumdes
 
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptxPAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
PAPARAN KARO ORGANISASI MENYELURUH orientasi P3K (1) (1).pptx
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
 
Perikanan
PerikananPerikanan
Perikanan
 
PRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPB
PRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPBPRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPB
PRESENTASI MAKALAH-SELEKSI TAHAP KE-V JPT MADYA (ESELON Ia) di BNPB
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
 
Paparan posyantek 2 revisi
Paparan posyantek 2 revisiPaparan posyantek 2 revisi
Paparan posyantek 2 revisi
 
Buku rtlh
Buku rtlhBuku rtlh
Buku rtlh
 
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptxMateri Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
Materi Kabadan Pelatihan Sejuta Petani - Wirausaha Pertanian 221122.pptx
 

Similar to Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan kehutanan

P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014
irfan rumasoreng
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Jhon Blora
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pipiet Noorch
 
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
MeldaYeni3
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
Jhon Blora
 
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
Jhon Blora
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
Jhon Blora
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
walhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesaPermenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
bening2air
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
People Power
 
Pp tata hutan
Pp tata hutanPp tata hutan
Pp tata hutanwalhiaceh
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
walhiaceh
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanPp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
walhiaceh
 
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Pipiet Noorch
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Jhon Blora
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
CIFOR-ICRAF
 

Similar to Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan kehutanan (20)

P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014P 57 menhut ii 2014
P 57 menhut ii 2014
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
 
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
03g. P.32 Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (hal 8).pdf
 
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutananP41 2010 programa penyuluhan kehutanan
P41 2010 programa penyuluhan kehutanan
 
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
P.46 2012 metode_danmateripenyuluhankehutanan_
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesaPermenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
Permenhut no. p.15 2012 pedoman_pengembanganhutanmasyarakatdesa
 
P49 08 Hutan Desa
P49 08   Hutan DesaP49 08   Hutan Desa
P49 08 Hutan Desa
 
Pp tata hutan
Pp tata hutanPp tata hutan
Pp tata hutan
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanPp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
 
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
Permen_Kehutanan_P.8Tahun2013_pedoman_pkbng_phutanan_masy_pdesa_bbasis_konser...
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
 
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...
 

More from Jhon Blora

Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Jhon Blora
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Jhon Blora
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Jhon Blora
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Jhon Blora
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Jhon Blora
 
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Jhon Blora
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
Jhon Blora
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
Jhon Blora
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
Jhon Blora
 
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Jhon Blora
 
Data sosial kehutanan
Data sosial kehutananData sosial kehutanan
Data sosial kehutanan
Jhon Blora
 
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan dasData rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Jhon Blora
 
Data umum
Data umumData umum
Data umum
Jhon Blora
 
Data pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutanData pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutan
Jhon Blora
 
Data kawasan hutan
Data kawasan hutanData kawasan hutan
Data kawasan hutan
Jhon Blora
 
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
Jhon Blora
 
Kawasan lindung final
Kawasan lindung finalKawasan lindung final
Kawasan lindung final
Jhon Blora
 
Resapan air
Resapan airResapan air
Resapan air
Jhon Blora
 
Peta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danauPeta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danau
Jhon Blora
 
Peta sempadan sungai
Peta sempadan sungaiPeta sempadan sungai
Peta sempadan sungai
Jhon Blora
 

More from Jhon Blora (20)

Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
 
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0
 
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
 
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
Perda pengelolaan hutan hak dan penatausahaan hasil hutan(1)
 
Data sosial kehutanan
Data sosial kehutananData sosial kehutanan
Data sosial kehutanan
 
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan dasData rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
Data rehabilitasi hutan lahan dan pengeloaan das
 
Data umum
Data umumData umum
Data umum
 
Data pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutanData pengusahaan hutan
Data pengusahaan hutan
 
Data kawasan hutan
Data kawasan hutanData kawasan hutan
Data kawasan hutan
 
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
perda-rtrw-kab-blora-2011-2031
 
Kawasan lindung final
Kawasan lindung finalKawasan lindung final
Kawasan lindung final
 
Resapan air
Resapan airResapan air
Resapan air
 
Peta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danauPeta sempadan waduk dan danau
Peta sempadan waduk dan danau
 
Peta sempadan sungai
Peta sempadan sungaiPeta sempadan sungai
Peta sempadan sungai
 

Recently uploaded

688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx
688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx
688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx
SitiLaila11
 
Artificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network BackpropafationArtificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network Backpropafation
muhandhis1
 
anamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.ppt
anamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.pptanamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.ppt
anamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.ppt
DianIslamiatiIswan1
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
RizkyAji15
 
1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat
1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat
1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat
imronalfarizi48
 
Dampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
Dampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxDampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
Dampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
sidiqhardianto1181
 
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
attikahgzl
 
Contoh pengisian Formulir metadataq.pptx
Contoh pengisian Formulir metadataq.pptxContoh pengisian Formulir metadataq.pptx
Contoh pengisian Formulir metadataq.pptx
4301170149rizkiekose
 
power point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptx
power point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptxpower point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptx
power point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptx
MamaDanish2
 

Recently uploaded (9)

688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx
688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx
688868224-Template-Ppt-Sidang-Skripsi-part-2.pptx
 
Artificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network BackpropafationArtificial Neural Network Backpropafation
Artificial Neural Network Backpropafation
 
anamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.ppt
anamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.pptanamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.ppt
anamnesa-dan-pemeriksaan-fisik-penderita-urologi.ppt
 
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
Materi lokmin klaster 4 puskesmas gajah 1
 
1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat
1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat
1.2 Merdeka Belajar certificate-1.pdf sertifikat
 
Dampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
Dampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptxDampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
Dampak PD 2 zxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx.pptx
 
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi”  Oleh : B. HERRY PR...
Rangkuman Buku “KORUPSI Melacak Arti, Menyimak Implikasi” Oleh : B. HERRY PR...
 
Contoh pengisian Formulir metadataq.pptx
Contoh pengisian Formulir metadataq.pptxContoh pengisian Formulir metadataq.pptx
Contoh pengisian Formulir metadataq.pptx
 
power point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptx
power point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptxpower point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptx
power point HUKUM DAN KEKUASAAN PPT.pptx
 

Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan kehutanan

  • 1. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 31 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, mengamanatkan untuk meningkatkan kapasitas kelembagaan penyuluhan dan kinerja penyuluh, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai agar penyuluhan dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien; b. bahwa untuk meningkatkan efektifitas penyelenggaraan penyuluhan kehutanan diperlukan sarana prasarana berupa Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan; c. bahwa Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan merupakan sarana dan prasarana pembelajaran masyarakat dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia kehutanan sehingga perlu mendapat dukungan multi pihak; d. bahwa berdasarkan pertimbangan dimaksud huruf a, huruf b dan huruf c diatas, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang Pedoman Pembangunan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660); Peraturan.....
  • 2. -2- 4. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Serta Pemanfaatan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4696) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4814); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5018); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5099); 9. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013; 10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2013; 11. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 5/P Tahun 2013; 12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.40/Menhut- II/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kehutanan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2012; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN. BAB.....
  • 3. -3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan yang selanjutnya disingkat UPPK adalah lokasi yang ditetapkan untuk memperagakan berbagai aktifitas kehutanan yang berfungsi sebagai sarana penyuluhan kehutanan, tempat pembelajaran, model penguatan kelembagaan usaha kelompok masyarakat/kelompok tani hutan serta model peningkatan kapasitas penyuluhan kehutanan. 2. Penyuluhan Kehutanan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. 3. Penyuluh Kehutanan adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melakukan penyuluhan kehutanan. 4. Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat yang selanjutnya disingkat PKSM adalah pelaku utama atau anggota masyarakat karena kesadaran dan kepeduliannya terhadap pembangunan kehutanan dan pemberdayaan masyarakat mau dan mampu melakukan penyuluhan kehutanan secara swadaya. 5. Penyuluh Kehutanan Swasta yang selanjutnya disingkat PKS adalah pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) yang ditetapkan dan diberi tugas melaksanakan penyuluhan kehutanan. 6. Pelaku adalah pihak-pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan pembangunan UPPK yaitu penyuluh kehutanan, kelompok tani hutan dan pelaku usaha. 7. Pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang kehidupannya terkait dengan kehutanan dan atau hasil hutan antara lain petani hutan, petani dan pengusaha hasil hutan bukan kayu (HHBK) serta penangkar tumbuhan dan satwa liar, beserta keluarga intinya. 8. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha terkait dengan kehutanan. 9. Hutan Rakyat yang selanjutnya disingkat HR adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar kawasan hutan dengan ketentuan luas minimum 0,25 hektar, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman lainnya lebih dari 50%. 10. Hutan Kemasyarakatan yang selanjutnya disingkat HKm adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat. 11. Hutan Desa yang selanjutnya disingkat HD adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa. 12. Hutan Tanaman Rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau koperasi untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian sumber daya hutan. 13.Kelompok......
  • 4. -4- 13. Kelompok Tani Hutan yang selanjutnya disingkat KTH adalah kumpulan petani hutan beserta keluarganya yang tinggal di dalam dan/atau di luar kawasan hutan yang sebagian atau seluruh usahanya bergerak di bidang kehutanan termasuk hasil hutan bukan kayu (HHBK). 14. Pendampingan adalah aktivitas penyuluhan kehutanan yang dilakukan secara terus-menerus pada kegiatan pembangunan kehutanan untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan pembangunan kehutanan serta untuk mewujudkan masyarakat/KTH yang mandiri dan sejahtera. 15. Rancangan pembangunan UPPK adalah dokumen perencanaan pembangunan UPPK yang disusun oleh kelompok tani hutan bersama penyuluh kehutanan yang berisi antara lain risalah lokasi, rincian kegiatan, rincian biaya, tata waktu, serta organisasi UPPK. Pasal 2 (1) Pembangunan UPPK dimaksudkan sebagai prasarana penyuluhan kehutanan, tempat pembelajaran dan untuk memperagakan berbagai aktivitas kehutanan. (2) Pembangunan UPPK bertujuan untuk model peningkatan kapasitas penyuluhan kehutanan serta model penguatan kelembagaan usaha kelompok tani hutan sehingga memberikan dampak dan manfaat terhadap kelompok tani hutan di sekitarnya. BAB II PENETAPAN LOKASI PEMBANGUNAN UPPK Bagian Kesatu Umum Pasal 3 Penetapan lokasi pembangunan UPPK dilakukan melalui kegiatan: a. sosialisasi; b. pemilihan calon lokasi; dan c. pengusulan dan penetapan lokasi. Bagian Kedua Sosialisasi Pasal 4 (1) Sosialisasi calon lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a, dilakukan oleh penyuluh kehutanan kepada kelompok tani hutan dengan melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat. (2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan dengan memberikan materi penjelasan kepada kelompok tani hutan mengenai pembangunan unit percontohan. (3) Materi penjelasan yang diberikan dalam sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) antara lain meliputi : a. rencana lokasi pembangunan UPPK; b. rencana kegiatan yang akan dilakukan; c. para pihak yang terlibat; d. pembiayaan. (4)Materi.....
  • 5. -5- (4) Materi sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disusun oleh penyuluh kehutanan dengan mempertimbangkan lokasi dan kegiatan masyarakat kelompok tani hutan yang menjadi sasaran kegiatan pembangunan UPPK. Bagian Ketiga Pemilihan Calon Lokasi Pembangunan UUPK Pasal 5 (1) Calon lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf b dipilih dengan persyaratan: a. memiliki akses yang mudah dijangkau dan strategis; b. berada di dalam atau di luar kawasan hutan; c. terdapat kelompok tani hutan yang mempunyai usaha atau melaksanakan kegiatan di bidang kehutanan; d. luas lahan lokasi pembangunan UPPK di dalam kawasan hutan minimal 5 (lima) hektar berada dalam satu hamparan; e. luas lahan lokasi pembangunan UPPK di luar kawasan hutan minimal 5 (lima) hektar dalam pengelolaan kelompok tani hutan. (2) Dalam hal calon lokasi pembangunan UPPK berada di dalam kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dipilih pada kawasan yang sudah dibebani Izin Hutan Kemasyarakatan, Hak Pengelolaan Hutan Desa, atau Izin Hutan Tanaman Rakyat. (3) Dalam hal calon lokasi pembangunan UPPK berada di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dipilih pada lahan milik atau lahan adat. Bagian Keempat Pengusulan dan Penetapan Lokasi Paragraf 1 Lokasi pembangunan UPPK di dalam kawasan hutan Pasal 6 (1) Calon lokasi pembangunan UPPK yang berada dalam kawasan hutan yang telah dibebani izin pemanfaatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) diusulkan oleh penyuluh kehutanan sebagai lokasi pembangunan UPPK kepada pemegang IUPHKm, HPHD dan Izin HTR. (2) Penyuluh Kehutanan dan pemegang izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyusun rancangan pembangunan UPPK. (3) Rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat antara lain: a. risalah dan sketsa lokasi; b. rencana kegiatan; c. identitas anggota kelompok tani hutan; d. jangka waktu; dan e. pembiayaan. (4) Rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (3), disetujui oleh instansi penyelenggara pembangunan kehutanan kabupaten/kota setempat. Paragraf.....
  • 6. -6- Paragraf 2 Lokasi pembangunan UPPK di luar kawasan hutan Pasal 7 (1) Calon lokasi pembangunan UPPK yang berada di luar kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3), diusulkan oleh penyuluh kehutanan sebagai lokasi pembangunan UPPK kepada kelompok tani hutan pemilik lahan atau lahan adat. (2) Penyuluh Kehutanan dan Kelompok Tani Hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyusun proposal lokasi pembangunan UPPK. (3) Proposal lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat antara lain : a. risalah dan sketsa lokasi; b. rencana kegiatan; c. identitas anggota kelompok tani hutan; d. jangka waktu; dan e. pembiayaan. (4) Proposal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetujui oleh kepala instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan Kabupaten/Kota. (5) Dalam hal usulan lokasi pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetujui oleh kelompok tani hutan pemilik lahan atau lahan adat, maka disusun perjanjian kerjasama antara instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan kabupaten/kota dengan ketua kelompok tani pemilik lahan atau lahan adat. (6) Perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (5), memuat antara lain : a. letak dan lokasi pembangunan UPPK; b. luas pembangunan UPPK; c. jenis kegiatan; d. sarana penunjang yang akan dibangun; e. jangka waktu; f. pembiayaan. Pasal 8 Format proposal lokasi pembangunan UPPK sebagaimana tercantum dalam Lampiran I Peraturan ini. BAB III RANCANGAN PEMBANGUNAN UPPK Bagian Kesatu Umum Pasal 9 (1) Untuk menentukan keberhasilan pembangunan UPPK diperlukan rancangan pembangunan UPPK. (2)Rancangan......
  • 7. -7- (2) Rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun oleh penyuluh kehutanan bersama dengan kelompok tani hutan secara partisipatif. (3) Dalam penyusunan rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibahas bersama instansi terkait. Pasal 10 (1) Penyusunan rancangan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 meliputi kegiatan: a. pengumpulan data; dan b. pengolahan data. (2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dilakukan melalui pengumpulan data primer dan data sekunder. (3) Data primer sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi antara lain luas dan status lahan, topografi lahan, kondisi vegetatif/penutupan lahan dan potensi sumber air. (4) Data sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi antara lain data agroklimat, titik koordinat, data sosial ekonomi masyarakat, kelompok tani hutan, informasi pasar, jenis tanah, jumlah penduduk dan kelembagaan lainnya. (5) Pengolahan data sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dilakukan dengan cara mengolah data melalui tahapan rekapitulasi, tabulasi, analisis, dan pembuatan peta lokasi dengan skala 1 : 10.000. Pasal 11 Format rancangan pembangunan UPPK sebagaimana tercantum dalam Lampiran II Peraturan ini. Bagian Kedua Penilaian dan Pengesahan Rancangan Pembangunan UPPK Pasal 12 (1) Rancangan pembangunan UPPK yang telah disusun oleh penyuluh kehutanan bersama kelompok tani hutan dinilai oleh kepala bidang yang menangani penyuluhan kehutanan pada instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan kabupaten/kota. (2) Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disahkan oleh kepala instansi penyelenggara penyuluhan kabupaten/kota. Bagian Ketiga Jangka Waktu Pembangunan UPPK Pasal 13 (1) Pembangunan UPPK dirancang untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun. (2)Jangka.....
  • 8. -8- (2) Jangka waktu 5 (lima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari tahapan : a. tahun pertama untuk kegiatan sosialisasi, penetapan lokasi kegiatan serta penyusunan rancangan pembangunan UPPK. b. tahun kedua sampai dengan tahun kelima untuk kegiatan penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas masyarakat dan penyuluh kehutanan, kegiatan teknis dan penyediaan sarana prasarana, monitoring dan evaluasi. c. tahun ketiga sampai dengan tahun kelima, untuk kegiatan lanjutan, kegiatan pengembangan usaha, kemitraan dan monitoring dan evaluasi, serta untuk pembelajaran bagi kelompok tani hutan lainnya. (3) Tahapan jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilanjutkan pada tahun keenam dan seterusnya dengan kegiatan pendampingan oleh penyuluh kehutanan sampai terbentuknya kelompok tani hutan mandiri. Bagian Keempat Pembiayaan Pembangunan UPPK Pasal 14 (1) Pembiayaan dalam pembangunan UPPK dialokasikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun. (2) Pembiayaan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bersumber pada: a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Pasal 15 (1) Pelaksanaan pembiayaan pembangunan UPPK dilakukan dengan mengacu pada peraturan perundang-undangan mengenai pengadaan barang/jasa pemerintah. (2) Pembiayaan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan untuk kegiatan: a. fasilitasi penguatan kelembagaan, kelompok tani hutan dan penyuluh; b. fasilitasi kegiatan teknis dan pengembangan usaha bidang kehutanan; c. fasilitasi sarana dan prasarana UPPK; d. fasilitasi peningkatan kapasitas masyarakat dan kelompok tani hutan lainnya. BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UPPK Pasal 16 Pelaksanaan pembangunan UPPK meliputi kegiatan : a. penguatan kelembagaan kelompok tani hutan; b. pelaksanaan kegiatan teknis dan pengembangan usaha; dan c. penyediaan sarana dan prasarana. Pasal......
  • 9. -9- Pasal 17 Penguatan kelembagaan kelompok tani hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, dilakukan melalui kegiatan : a. penguatan administrasi kelompok tani hutan; b. peningkatan kapasitas kelompok tani hutan, yang dilakukan antara lain dalam bentuk sekolah lapangan, pelatihan, magang, dan studi banding; c. peningkatan kelembagaan usaha kelompok tani hutan menjadi badan usaha atau koperasi kelompok tani hutan. Pasal 18 Pelaksanaan kegiatan teknis dan pengembangan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf b, antara lain dilakukan melalui kegiatan: a. persiapan; b. penyediaan sarana dan prasarana produksi; c. pengembangan usaha; d. kemitraan dan jejaring usaha. Pasal 19 Penyediaan sarana prasarana pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c, antara lain: a. tempat pertemuan; b. pondok kerja; c. perpustakaan; d. papan nama dan papan aktifitas kelompok. BAB V PARA PIHAK DALAM PEMBANGUNAN UPPK Bagian Kesatu Para Pihak Pasal 20 Para pihak yang berperan dalam pembangunan UPPK meliputi : a. pelaku; b. lembaga/instansi pembina; dan c. pihak pendukung lainnya. Pasal 21 Pelaku pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf a, terdiri atas : a. penyuluh kehutanan; b. kelompok tani hutan; c. pelaku usaha. Pasal 22 (1) Penyuluh kehutanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf a, berperan sebagai pendamping kelompok tani hutan dalam pelaksanaan pembangunan UPPK sesuai dengan rancangan pembangunan UPPK yang telah ditetapkan. (2)Dalam.....
  • 10. -10- (2) Dalam melaksanakan pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyuluh kehutanan bertugas memfasilitasi pengembangan organisasi kelompok tani hutan, perencanaan dan pelaksanaan kegiatan, akses informasi (modal, pasar dan teknologi) serta membangun kemitraan. Pasal 23 (1) Kelompok tani hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b, berperan sebagai pelaksana pembangunan UPPK. (2) Dalam pelaksanaan pembangunan UPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kelompok tani hutan wajib mengembangkan dan memperkuat organisasi, melaksanakan kegiatan fisik sesuai dengan rancangan pembangunan UPPK yang telah ditetapkan. Pasal 24 Pelaku usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf c, berperan sebagai mitra kelompok tani hutan dan penyuluh kehutanan dalam proses produksi, paska panen dan akses sumber daya (modal, pasar dan teknologi). Pasal 25 Lembaga/instansi pembina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf b terdiri dari : a. Bupati/Walikota; b. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/dinas yang membidangi kehutanan Provinsi; c. Instansi Pelaksana Penyuluhan/dinas yang membidangi kehutanan Kabupaten/Kota; d. Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kehutanan; e. Badan P2SDM Kehutanan. Pasal 26 Peran lembaga penyuluhan/instansi pembina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, terdiri atas : a. Bupati/Walikota berperan sebagai pembina dan penggerak instansi terkait di daerahnya dalam pelaksanaan pembangunan UPPK. b. Sekretariat Badan Koordinasi Penyuluhan/dinas yang membidangi kehutanan Provinsi berperan dalam mengkoordinasikan, integrasi, sinkronisasi kegiatan dan pendanaan dengan instansi terkait, melakukan pembinaan, meningkatkan kapasitas penyuluh dan kelompok tani hutan, menyalurkan sumber dana APBN (dekonsentrasi), monitoring dan evaluasi pembangunan UPPK. c. Instansi Pelaksana Penyuluhan Kabupaten/Kota berperan mengalokasikan sumber dana, pembinaan teknis dan administrasi, koordinasi dengan instansi terkait, meningkatkan kapasitas penyuluh dan kelompok tani, monitoring dan evaluasi dalam pembangunan UPPK. d. Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota berperan mengalokasikan sumber dana, pembinaan teknis, monitoring dan evaluasi dalam pembangunan UPPK. e.UPT.....
  • 11. -11- e. UPT Kementerian Kehutanan berperan dalam memberikan bimbingan teknis, dukungan kegiatan dan dukungan dana sesuai tugas dan fungsi UPT. f. Badan P2SDM Kehutanan berperan dalam menyiapkan dukungan pendanaan, pedoman, materi penyuluhan, sarana dan prasarana, meningkatkan kapasitas penyuluh, serta melakukan pembinaan dan pengendalian pembangunan UPPK. Pasal 27 Pihak pendukung lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 huruf c, terdiri dari instansi/lembaga yang mendukung pembangunan UPPK, antara lain : a. Otoritas Jasa Keuangan; b. Koperasi; dan c. Instansi lain yang terkait. BAB VI PENGENDALIAN Pasal 28 (1) Pengendalian dilakukan melalui kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan. (2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. mengumpulkan data dan informasi pelaksanaan kegiatan pembangunan UPPK secara terus menerus atau berkala; dan b. melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan UPPK sesuai dengan target-target yang telah ditetapkan dan mengidentifikasi hambatan serta solusi pemecahannya. (3) Pengendalian pembangunan UPPK dilakukan oleh kelompok tani hutan, instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan kabupaten/kota, instansi koordinasi penyuluhan provinsi dan Badan P2SDM Kehutanan. (4) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui cara: a. Penyuluh menyampaikan laporan bulanan, triwulan dan tahunan. b. Laporan disampaikan kepada instansi pelaksana penyuluhan kehutanan kabupaten/kota dan/atau dinas kehutanan kabupaten/kota. c. Instansi pelaksana penyuluhan kehutanan kabupaten/kota dan/atau dinas kehutanan kabupaten/kota menyampaikan laporan pengendalian tahunan pembangunan UPPK dan laporan pengendalian akhir pembangunan UUPK kepada badan koordinasi penyuluhan/dinas kehutanan provinsi dengan tembusan ke Badan P2SDM Kehutanan. Pasal 29 (1) Format laporan pelaksanaan kegiatan pembangunan UPPK oleh penyuluh kehutanan, sebagaimana tercantum dalam Lampiran III Peraturan Menteri ini. (2) Format laporan pengendalian tahunan pembangunan UPPK oleh Badan Pelaksana Penyuluhan/Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV Peraturan Menteri ini. (3)Format....
  • 12. -12- (3) Format Laporan Pengendalian akhir pembangunan UUPK sebagaimana tercantum dalam Lampiran V Peraturan Menteri ini. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 Kegiatan pembangunan UPPK yang lokasinya berada di luar kawasan hutan dan ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan ini, tetap berlaku sampai berakhirnya jangka waktu perjanjian. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 31 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Juni 2014 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. ZULKIFLI HASAN Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 Juli 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2014 NOMOR 903 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, ttd. KRISNA RYA
  • 13. LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN FORMAT PROPOSAL LOKASI PEMBANGUNAN UPPK COVER : PROPOSAL LOKASI PEMBANGUNAN UPPK KATA PENGANTAR LEMBAR PENGESAHAN : Disetujui oleh instansi penyelenggara penyuluhan kehutanan kabupaten/kota. DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN A. Latar belakang pemilihan lokasi pembangunan UPPK : Diisi dengan latar belakang pemilihan lokasi pembangunan UPPK B. Maksud dan tujuan pembangunan UPPK : Diisi dengan maksud dan tujuan. C. Output dan Target UPPK : Diisi dengan penjelasan mengenai output dan target yang ingin dicapai dalam pembangunan UPPK II. GAMBARAN UMUM LOKASI UPPK A. Alamat lokasi pembangunan UPPK : Diisi dengan penjelasan mengenai lokasi pembangunan UPPK, meliputi Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, koordinat geografis, potensi dan lain-lain B. Status lahan dan sketsa lokasi pembangunan UPPK : Diisi dengan penjelasan mengenai status lahan pembangunan UPPK serta dilengkapi dengan sketsa lokasi pembangunan UPPK III. GAMBARAN UMUM KELOMPOK TANI HUTAN : Diisi dengan profil Kelompok Tani Hutan (nama, alamat dan tahun berdiri kelompok, struktur organisasi dan susunan pengurus dan nama-nama anggota kelompok, pengesahan pembentukan kelompok tani, prestasi kelompok, dan lain-lain) IV. KEGIATAN KTH DALAM PEMBANGUNAN KEHUTANAN A. Jenis-jenis kegiatan pembangunan kehutanan yang telah dan sedang dikerjakan serta luasannya : Diisi dengan uraian kegiatan yang sudah dan akan dilakukan dalam pembangunan UPPK, misalnya meliputi penguatan kelembagaan, kegiatan fisik, fasilitasi sarana dan prasarana dan lain-lain B. Sarana yang dimiliki : Diisi dengan uraian sarana dan prasarana yang dimiliki yang akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan C. Permodalan/keuangan kelompok dan mitra kelompok : Diisi dengan penjelasan mengenai permodalan dan mitra yang dimiliki dalam rangka menunjang kegiatan pembangunan UPPK V. RENCANA PEMBANGUNAN UPPK DAN TATA WAKTU A. Rencana sosialisasi, penetapan lokasi dan penyusunan rancangan : Diisi dengan penjelasan mengenai rencana sosialisasi, penetapan lokasi dan penyusunan rancangan pembangunan UPPK. B.Rencana......
  • 14. B. Rencana kegiatan penguatan kelembagaan : Diisi dengan penjelasan mengenai rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan pembangunan UPPK, misalnya: penguatan administrasi kelompok tani hutan, pertemuan kelompok (agenda pertemuan), pelatihan atau peningkatan kapasitas anggota kelompok (jenis pelatihan, tahun dilaksanakan/mengikuti pelatihan, satuan dan target pelaksanaan, dan lain-lain), pembentukan koperasi, peningkatan kapasitas penyuluh dan lain-lain. C. Rencana kegiatan teknis dan pengembangan usaha bidang kehutanan : Diisi dengan penjelasan mengenai rencana kegiatan fisik pembangunan kehutanan yang akan dilakukan, misalnya pembangunan kebun bibit, pembuatan demplot, pembangunan pondok kerja, pengembangan usaha produkstif, dan lain-lain. D. Rencana penyediaan sarana dan prasarana : Diisi dengan penjelasan mengenai sarana dan prasarana yang akan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan VI. PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN UPPK : Diisi dengan penjelasan mengenai pembiayaan dalam pembangunan UPPK, meliputi sumber dana, acuan peraturan perundangan, dan penggunaan dana dalam pembangunan UPPK VII. PENUTUP Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. ttd. KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
  • 15. LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN FORMAT RANCANGAN PEMBANGUNAN UPPK COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI I PENDAHULUAN : Menjelaskan latar belakang dan tujuan pembangunan UPPK di lokasi yang ditetapkan. II. RISALAH LOKASI : Menjelaskan risalah umum dan risalah lokasi pembangunan UPPK. III. JENIS KEGIATAN : Menguraikan rincian rencana kegiatan pembangunan UPPK, meliputi : penguatan kelembagaan, peningkatan kapasitas kelompok dan penyuluh kehutanan; kegiatan teknis dan pengembangan usaha; pengembangan sarana dan prasarana; serta pemanfaatan UPPK untuk peningkatan masyarakat dan kelompok tani hutan lainnya. IV. TATA WAKTU : Menguraikan tata waktu kegiatan selama 1 (satu) tahun dan 5 (lima) tahun. V. PEMBIAYAAN : Menguraikan tentang fasilitasi pembiayaan, meliputi sumber pembiayaan dan rincian biaya tahun pertama sampai dengan tahun kelima. VI. ORGANISASI PENYELENGGARA UPPK : Menjelaskan mengenai organisasi pengelola pembangunan UPPK, nama pengurus dan anggota serta rincian tugas. Apabila ada fasilitasi dana Pemerintah untuk kegiatan fisik, maka perlu ditetapkan Tim Perencana, Tim Pelaksana dan Tim Pengawas. LAMPIRAN-LAMPIRAN : Peta lokasi, peta rencana penggunaan lahan, SK penetapan lokasi, perjanjian kerjasama, AD/ART, organisasi dan susunan pengurus, dan daftar nama anggota kelompok tani hutan. Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. ttd. KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
  • 16. LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN FORMAT LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UPPK OLEH PENYULUH KEHUTANAN LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN TAHUN : I / II / III / IV / V *) BULAN : .............................. 1. Lokasi Pembangunan UPPK a. Desa : ................................ b. Kecamatan : ................................ c. Kabupaten/Kota : ................................ d. Provinsi : ................................ e. Koordinat Geografis : ................................ 2. Pelaksana Kegiatan a. Kelompok Tani Hutan : ............................... b. Tahun berdiri : ............................... c. Legalitas Kelompok : ............................... d. Ketua Kelompok : ............................... 3. Kegiatan Pembangunan UUPK : HKm/ HD / Agroforestry/ HHBK / dll 4. Penyuluh Pendamping a. Nama/NIP : ................................ b. Instansi : ................................ 5. Tabel Realisasi Kegiatan Fisik : Uraikan realisasi kegiatan setiap tahapan dan output yang dihasilkan sebagaimana pada Tabel 1. Realisasi Kegiatan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan. 6. Keterlibatan Multipihak dalam kegiatan pembangunan UPPK (Uraikan berbagai pihak yang terlibat dan peranannya dalam kegiatan pembangunan UPPK): ………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………................................ 7. Permasalahan yang dihadapi : ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………................. 8. Upaya yang akan dan telah dilakukan : ………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………................. 9. Upaya tindak lanjut : ………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………….................
  • 17. Tabel Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan UPPK Tahun : I/II/III/IV/V*) Bulan : ...................... Tahun : ...................... No Kegiatan Satuan Target Realisasi Keterangan Sampai dengan bulan lalu Bulan ini Total Vol % Vol % Vol % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1. Penguatan Kelembagaan, Kelompok Tani Hutan dan Penyuluhan: a. Penguatan Administrasi Kelompok Tani Hutan b. Pertemuan Kelompok kali/org*) Sebutkan agenda pertemuan c. Pelatihan/Kursus Tani org Sebutkan jenis pelatihan d. Magang org Sebutkan jenis magang e. Pembentukan Koperasi dan lain-lain 2. Fasilitasi Kegiatan Teknis dan Pengembangan Usaha Kehutanan a. .......... ha/unit*) b. .......... ha/unit*) c. .......... ha/unit*) d. dan lain-lain 3. Fasilitasi Sarana dan Prasarana : a. Pondok Kerja unit b. Papan Nama unit c. Papan Kegiatan unit d. Kelengkapan lainnya e. dan seterusnya 4. Pemanfaatan UPPK untuk Peningkatan Kapasitas Masyarakat dan Kelompok Tani Hutan lainnya a. Menerima kunjungan kelompok tani hutan dari ..... b. Membimbing Penyuluh Kehutanan, Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat, Penyuluh Kehutanan Swasta dan Magang dari ..... c. Pelatihan Masyarakat Kelompok Tani Hutan dari ..... d. dan lain-lain *) Coret yang tidak perlu Penyuluh Kehutanan Pendamping Nama NIP........... Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. ttd. KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
  • 18. LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN FORMAT LAPORAN PENGENDALIAN TAHUNAN PEMBANGUNAN UPPK OLEH BADAN PELAKSANA PENYULUHAN/DINAS KEHUTANAN KABUPATEN/KOTA LAPORAN PENGENDALIAN TAHUNAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN TAHUN KE I/II/III/IV/V *) Desa : .............................. Kecamatan : .............................. Kabupaten/Kota : .............................. Provinsi : .............................. Kelompok Tani Hutan : .............................. Penyuluh Kehutanan : .............................. Pendamping BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN/KOTA ......................... TAHUN ................... *) coret yang tidak perlu CHEK LIST PENGENDALIAN PEMBANGUNAN UPPK No Perkembangan Pembangunan UPPK Uraian Penilaian Keterangan I Kondisi Pembangunan UPPK A. Fisik Lokasi : 1. Apakah sudah ada perbaikan fisik lokasi Pembangunan UPPK Belum/sudah (uraikan apa saja perbaikannya dan berapa %) 2. Permasalahan Uraikan permasalahan yang ada 3. Arahan tindak lanjut Uraikan tindak lanjut penyelesaian masalah B. Sosial Ekonomi Kelompok Tani Hutan 1. Apakah sudah ada peningkatanan kesejah-teraan/ pendapatan Kelompok Tani Hutan Belum/sudah (uraikan) 2. Permasalahan 3. Arahan Tindak Lanjut C. Kelompok Tani Hutan 1. Apakah sudah ada peningkatan Kelompok Tani Hutan Belum/sudah (uraikan dari level apa ke level apa) 2. Permasalahan 3. Saran tindak lanjut II.Kegiatan....
  • 19. No Perkembangan Pembangunan UPPK Uraian Penilaian Keterangan II Kegiatan Pembangunan UPPK A. Penguatan Kelembagaan 1. Apakah penguatan kelembagaan sudah berjalan optimal sesuai rencana ? Belum/sudah (uraikan) 2. Apakah sudah terbentuk koperasi Kelompok Tani Hutan Belum/sudah (uraikan) 3. Permasalahan 4. Saran Tindak Lanjut B. Kegiatan Teknis dan Penggabungan Usaha 1. Apakah kegiatan-kegiatan teknis dan penggabungan usaha sudah optimal sesuai rencana Belum/sudah (uraikan apa saja) 2. Permasalahan 3. Arahan tindak lanjut C. Sarana dan Prasarana 1. Apakah sarana dan prasarana sudah lengkap ? Belum/sudah (uraikan apa yang sudah dan apa yang kurang) 2. Permasalahan 3. Saran tindak lanjut III Pendampingan 1. Apakah pendampingan Pembangunan UPPK sudah optimal Belum/sudah (uraikan) 2. Permasalahan 3. Arahan tindak lanjut IV Dampak Pembangunan UPPK 1. Apakah UPPK ini sudah berdampak positif dan menjadi tempat pembelajaran bagi masyarakat dan kelompok tani hutan lainnya Belum/sudah (uraikan) 2. Permasalahan 3. Arah tindak lanjut V Penilaian secara Keseluruhan 1. Apakah sampai saat ini program-program Pembangunan UPPK telah berjalan sesuai rencana menuju Pembangunan UPPK ideal/model Belum/sudah (uraikan) 2. Permasalahan 3. Arahan tindak lanjut Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. ttd. KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN
  • 20. LAMPIRAN V PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.44/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN LAPORAN PENGENDALIAN AKHIR PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN (TAHUN KE V) Desa : ........................................ Kecamatan : ........................................ Kabupaten/Kota : ........................................ Provinsi : ........................................ Kelompok Tani Hutan : ........................................ Penyuluh Kehutanan Pendamping : ........................................ BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN/KOTA ......................... TAHUN ................... LAPORAN PENGENDALIAN AKHIR PEMBANGUNAN UNIT PERCONTOHAN PENYULUHAN KEHUTANAN COVER KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN : Di isi dengan latar belakang, maksud dan tujuan, serta output dan capaian target pelaksanaan kegiatan II. GAMBARAN UMUM LOKASI PEMBANGUNAN UPPK A. Kondisi Fisik Lokasi : Diisi dengan perkembangan fisik lokasi pembangunan UPPK, meliputi Desa, Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi, koordinat geografis dan lain-lain B. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat : Diisi dengan perkembangan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, dan lain-lain C. Kelompok Tani Hutan : Diisi dengan perkembangan kondisi umum lokasi KTH, meliputi nama KTH, tahun berdiri, legalitas kelompok, ketua kelompok, prestasi kelompok, kegiatan dan lain-lain. III. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Penguatan Kelembagaan : Diisi dengan uraian kegiatan membandingkan rencana target dan realisasi yang telah dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan Pembangunan UPPK, misalnya pertemuan kelompok (agenda pertemuan), pelatihan atau peningkatan kapasitas anggota kelompok (jenis pelatihan, tahun dilaksanakan/mengikuti pelatihan, satuan dan target pelaksanaan, dan lain-lain), pengembangan koperasi dan lain-lain. B. Kegiatan Teknis dan Pengembangan Usaha : Diisi dengan rencana dan hasil perkembangan kegiatan fisik pembangunan kehutanan yang telah dilakukan sesuai dengan perencanaan. contoh : pembangunan kebun bibit, pembuatan demplot pengembangan usaha produktif dan lain-lain). C.Sarana.......
  • 21. C. Sarana dan Prasarana : Diisi dengan uraian rencana sarana dan prasarana dan yang telah dibangun dan dipergunakan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan. D. Dampak Pembangunan UPPK : Diisi manfaat pembangunan UPPK saat ini bagi peningkatan kapasitas masyarakat, kelompok tani hutan dan penyuluh dari wilayah lain. IV PERAN MULTIPIHAK : Diisi dengan uraian berbagai pihak atau pemangku kepentingan yang berperan dalam kegiatan pembangunan UPPK V PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT : Diisi dengan permasalahan yang dihadapi dalam kegiatan pembangunan UPPK dan solusi atau upaya yang perlu dilakukan untuk memecahkan permasalahan tersebut. VI LAMPIRAN Badan Pelaksana Penyuluhan/Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota (………Nama………..) NIP Salinan sesuai dengan aslinya MENTERI KEHUTANAN KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI, REPUBLIK INDONESIA, ttd. ttd. KRISNA RYA ZULKIFLI HASAN