Penggunaan obat dikatakan Rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis,
dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,
untuk jangka waktu yang cukup, dan
pada biaya terendah untuk mereka dan komunitas
Penggunaan obat dikatakan Rasional apabila pasien menerima obat yang tepat untuk kebutuhan klinis,
dalam dosis yang memenuhi kebutuhan,
untuk jangka waktu yang cukup, dan
pada biaya terendah untuk mereka dan komunitas
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Kegiatan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien adalah praktik apoteker ruang rawat (ward pharmacist) dengan visite sebagai salah satu aktivitasnya. Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang lebih baik. Aktivitas visite dapat dilakukan secara mandiri atau kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Kampung Keluarga Berkualitas merupakan salah satu wadah yang sangat strategis untuk mengimplementasikan kegiatan-kegiatan prioritas Program Bangga Kencana secara utuh di lini
lapangan dalam rangka menyelaraskan pelaksanaan program-program yang dilaksanakan Desa
2. Nomor Izin Edar (NIE) atau Nomor Registrasi
NIE obat terdiri dari 15 digit, contoh :
DKL1234567891A1
Digit Pertama
D = Nama Dagang G = Generik
Digit Kedua
B = Obat Bebas
T = Obat Bebas Terbatas
K = Obat Keras
P = Psikotropika
N = Narkotika
Digit ketiga
L = Lokal
I = Impor
Digit 4 dan 5 adalah tahun registrasi.
Digit 6, 7 8, dst adalah nomor identitas produk yang diproduksi oleh setiap Industri Farmasi.
4. Consumption based reordering formula
Rumus : A = B + C + D - E
A = Rencana Kebutuhan
B = Stok Kerja (Pemakaian rata-rata x 12 bulan)
C = Buffer stock
D = Lead Time Stock (Lead time x pemakaian rata-rata)
E = Sisa stok
Keterangan :
• Stok Kerja adalah kebutuhan obat untuk pelayanan kefarmasian selama satu
periode.
• Buffer stock adalah stok pengaman (10 – 20 %) atau berdasar ketetapan
atau perhitungan
• Lead time adalah lamanya waktu antara pemesanan obat sampai dengan
obat diterima.
• Lead time stock adalah jumlah obat yang dibutuhkan selama waktu tunggu
(lead time).
5. Pemakaian per bulan 108 tab.
Waktu kekosongan obat 3 hari
Waktu kerja per bulan 30 hari
Hal ini berarti pemakaian sebesar 108 tab hanya cukup untuk 27
hari.
Maka untuk mencukupi 30 hari = 30/27 x 108 = 120 atau
pemakaian per bulan = 120 tab
6. Pemesanan Ulang – Reorder Point
• Titik pemesan ulang, ROP (reorder point) adalah titik dimana
pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan
Rumus
ROP = (LT x AU) + SS
Dimana :
ROP = Titik pemesanan ulang (reorder point)
LT = Lead Time = Waktu tunggu
AU = Average Usage = Pemakaian rata-rata
SS = Safety Stock
7. Contoh
Hitung rencana kebutuhan Amoksisilin 500 mg untuk th 2022
dengan metode konsumsi, bila diketahui:
• Konsumsi Jan - Jun 2021: 119.000 tab
• Kemasan : Kotak/100 tablet
• Stock on order : 10 kotak
• Stock on hand : 8.500 tab
• Hari kekosongan obat : 10 hari
• Lead Time : 10 hari
• Hari Kerja/bulan : 30 hari
• Harga : Rp 50.000,- per kotak
• Peningkatan konsumsi diperkirakan : 5 %
• Kehilangan dan kerusakan diperkirakan : 2.5%
Stock on order = obat sudah dipesan tapi belum datang
Stock on hand = obat yang ada di persediaan
Total stock = Stock on order + Stock on hand
8. Contoh Kasus
Perhitungan kebutuhan obat dengan Metode Konsumsi
RSUD Karang Tengah selama tahun 2020 (Januari – Desember) pemakaian
Parasetamol tablet sebanyak 3.000.000 tablet untuk pemakaian selama 10
(sepuluh) bulan, karena pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan. Lead
time 15 hari. Sisa stok per 31 Desember 2020 adalah 500.000 tablet.
Jika buffer stock 10 % maka berapa :
• Pemakaian rata rata per bulan?
• Buffer stok?
• ROP ?
• Berapa obat yang dibutuhkan untuk tahun 2021 ?
9. Jawaban Contoh Kasus
Perhitungan kebutuhan obat dengan Metode Konsumsi
RSUD Karang Tengah selama tahun 2020 (Januari – Desember) pemakaian
Parasetamol tablet sebanyak 3.000.000 tablet untuk pemakaian selama 10
(sepuluh) bulan. Pernah terjadi kekosongan selama 2 (dua) bulan. Sisa stok
per 31 Desember 2020 adalah 500.000 tablet.
Buffer stock 10 %
Pemakaian per tahun yang nyata (setelah penyesuaian)
= 12/10 x 3.000.000 = 3.600.000
Pemakaian rata2 per bulan = 3.600.000 / 12 = 300.000
Buffer Stock = 10/100 x 3.600.000 = 360.000
LTS = 15/360 x 3.600.000 = 150.000
ROP = 15/360 x 3.600.000 + 360.000 = 150.000 + 360.000 = 510.000
Kebutuhan 2021 = 3.600.000 + 360.000 + 150.000 – 500.000 = 3.610.000
10. Selama tahun 2021 (Januari–Desember) pemakaian Natrium Diklofenat 50
mg sebanyak 340.000 tablet. Sisa stok per 31 Desember 2021 adalah
60.000 tablet. Waktu lead time = 1 (satu) bulan. Stok pengaman
ditetapkan = 20 %. Waktu kekosongan obat = 20 hari. Jumlah hari dalam
1 (satu) tahun = 360 hari
Hitung :
• Pemakaian rata-rata per bulan
• Kebutuhan obat tahun 2022
Pemakaian Na Diklofenak/tahun 340.000 maka pemakaian nyata =
340.000 x 360/340 = 360.000
Pemakaian/bulan = 360.000 /12 = 30.000
Selanjutnya dihitung dengan cara yang sama dengan soal sebelumnya,
dengan menggunakan data pemakaian per tahun = 30.000
9
11. Dalam membangun persediaan perlu adanya keseimbangan antara membangun persediaan serta
biaya distribusi dan pemesanan.
Secara matematis perhitungan tersebut dirumuskan sebagai jumlah Pesanan yang ekonomis atau
dikenal dengan Economic Order Quantity (EOQ) yang merupakan teknik pengendalian persediaan
yg paling terkenal dan mudah digunakan
2 Co S
EOQ = Ѵ --------
Cm U
Co = Cost per Order (sekali pesan) = biaya pemesanan
Cm = Cost of Maintenance dari persediaan dalam setahun = Biaya penyimpanan
S = Jumlah permintaan setahun
U = Cost per unit
Ada beberapa asumsi :
1. Tingkat permintaan diketahui dan bersifat konstan
2. Lead time diketahui dan bersifat konstan
3. Persediaan diterima dan tiba dalam bentuk kumpulan produk pada satu waktu
4. Biaya variable yg muncul hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan
5. Keadaan kehabisan stok dapat dihindari sama sekali bila pemesanan dilakukan pada waktu yg
tepat
12. PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Melalui penegendalian waktu interval pemesanan. Secara matematis
perhitungan tersebut dikenal dengan Economic Order Interval (EOI).
2 Co
EOI = Ѵ ---------
Cm U S
Co = Cost per Order (sekali pesan) = biaya pemesanan
Cm = Cost of Maintenance dari persediaan dalam setahun = Biaya
penyimpanan
S = Jumlah permintaan setahun
U = Cost per unit
13.
14. Diketahui :
Persediaan obat di Apotek A pada bulan Mei 2020 adalah sebagai berikut :
No Nama Obat Sisa
Stok
Titik Pesan
(ROP)
Pemakai
an per
bulan
Stok
Pengam
an
Lead
Time
1 Captopril tab 25 tab 10 tab 90 tab 15 % 3 hari
2 Platogrix tab 9 tab 15 tab 80 tab 15 % 3 hari
3 Cardio Aspirin
tab
30 tab 30 tab 100 tab 20 % 3 hari
4 Codipront kapsul 25 kap 10 kap 50 kap 10 % 3 hari
5 Tremenza tab 27 tab 30 tab 90 tab 20 % 3 hari
Pertanyaan :
• Obat apa saja yang harus dipesan untuk bulan Juni 2020 ke PBF ?
• Berapa jumlah obat yang harus dipesan untuk masing-masing obat ?
• Sebutkan jenis surat pesanan yang digunakan dan untuk masing-
masing jenis surat pesanan obat saja yang dipesan ?
15. Obat yang dipesan :
Platogrix, Cardio Aspirin, Codipront capsul dan Tremenza
Jumlah platogrix yang dipesan = 80 + (80x15/100) + (80x3/30) – 9 =
80 + 12 + 8 – 9 = 91
Jumlah Cardio Aspirin yang dipesan = 100 + (100x20/100) + (100x3/30)
– 30 = 100 + 20 + 10 – 30 = 100
Jumlah Tremenza yang dipesan = 90 + (90x20/100) + (90x3/30) = 90 +
18 +9 – 27 = 90
16. Diketahui :
Persediaan obat di Apotek A pada bulan Mei 2020 adalah sebagai berikut :
No Nama Obat Sisa
Stok
Titik Pesan
(ROP)
Pemakai an
per bulan
Stok
Pengaman
Lead Time
1 Clobazam 10 tab 15 tab 40 tab 15 % 3 hari
2 Cataflam 25 25 tab 10 tab 90 tab 15 % 3 hari
3 Codikaf 10 mg 10 tab 15 tab 80 tab 20 % 3 hari
4 Kotrimoksazole 20 tab 10 tab 50 tab 15 % 3 hari
5 Mycostatin tab 15 tab 15 tab 90 tab 15 % 3 hari
Pertanyaan :
• Obat apa saja yang harus dipesan untuk bulan Juni 2020 ke PBF ?
• Berapa jumlah obat yang harus dipesan untuk masing-masing obat ?
• Sebutkan jenis surat pesanan yang digunakan dan untuk masing-masing jenis
surat pesanan obat saja yang dipesan ?
17. Obat yang dipesan :
Clobazam, Codicaf dan Mycostatin
Jumlah Clobazam yang dipesan = 40 + (40x15/100) + (40x3/30) – 10 = 40
+ 6 + 4 – 10 = 40
Jumlah Codicaf yang dipesan = 80 + (80x20/100) + (80x3/30) – 10 = 80 +
16 + 8 – 10 = 94
Jumlah Mycostatin yang dipesan = 90 + (90x15/100) + (90x3/30) = 90 +
13.5 +9 – 15 = 89.5
17
19. SEVEN RIGHTS OF PURCHASING
1 RIGHT PRODUCT
2. RIGHT QUALITY
3. RIGHT QUANTITY
4. RIGHT TIME
5. RIGHT SOURCE/VENDOR
6. RIGHT PRICE
7. RIGHT COST
20. No Jumlah Nama Produk Satuan Keterangan
1 2 3 4 5
1. 1 box Sefadroxil 500 mg Box/50’s
2. 1 box Ponstan 500 mg Box/100’s
3. 1 box Cardura 1 mg Box/100’s
4. 1 box Clarinase tablet Box/100’s
Pemesan
Penanggung Jawab
Ronald Hary, S.Farm; Apt
Apotek Wijayakusuma
Jl. Wijayakusuma 17
Jakarta Barat (021-12349876)
Surat Pesanan
No. 1109/SP/ADS/XI/2022
No. Izin Apotek : 1125/SIA/JB/III/2020
Nama Apoteker : Ronald Hary, S.Farm; Apt
No. SIPA : 09071982/SIPA/2020
Kepada : Jakarta, 10 Nopember 2022
Yth. PBF. Sehat Sentosa
Jl. Srengseng Sawah 136
Jakarta
Harap dikirimkan :
21.
22.
23.
24. Pemantauan Status Pesanan
(1) Pemantauan status pesanan bertujuan untuk mempercepat pengiriman
sehingga efisiensi suplai dapat ditingkatkan.
(2) Pemantauan dapat didasarkan kepada sistem VEN, dimana obat-obatan
yang Vital (V) perlu mendapatkan prioritas yang lebih besar dalam
pemantauan.
(3) Secara berkala petugas menelaah status pesanan. Pesanan yang terlambat
perlu segera ditangani misalnya dengan melaporkan kepada Apoteker atau
menghubungi pemasok.
(4) Pemantauan status pesanan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
suatu daftar atau bagan, yang antara lain berisi:
• nama obat dan satuan kemasan
• jumlah obat
• obat-obatan yang sudah diterima
• obat-obatan yang belum diterima
25. Apoteker di Apotek akan melakukan pemesanan obat berupa :
No Nama Obat Jumlah Nama PBF
1 Clobazam 1 box A
2 Codikaf 1 box B
3 Cataflam 25 mg 1 box A
4 Tremenza tablet 1 box A
5 Codipront capsul 1 box B
6 Valisanbe 2 mg 1 box A
7 Enzyplex 1 box A
8 Ciprofloksasin 500 mg 1 box A
Buat Surat Pesanan menggunakan format yang sesuai
25
27. Diketahui :
Daftar obat yang dipesan oleh Apotek Medika Farma :
No Nama Obat Jumlah
1 Diamicron 2 box
2 Amoksisilin 500 mg 2 box
3 Tanapres 1 box
4 Glurenorm 1 box
5 Cardura 2 mg 2 box
Data obat pada faktur :
No Nama Barang No. Batch ED Satuan Jumlah
1. Diamicron 130456 21/09/2024 Box/100’s 2 box
2. Amoksisilin 500 57865694 03/04/2024 Box/100’s 2 box
3. Tanapres 1976436 12/5/2025 Box/100’s 1 box
4. Glurenorm 767652 10/11/2025 Box/50’s 1 box
5. Cardura 2 mg 13490876 01/03/2024 Box/100’s 2 box
28. Obat yang datang :
No Nama Barang No. Batch ED Satuan Jumlah
1. Diamicron 130456 21/09/2024 Box/100’s 2 box
2. Amoksisilin 500 57865690 03/04/2024 Box/100’s 1 box
57865694 03/02/2025 Box/100”s 1 box
3. Tanapres 1976436 12/05/2025 Box/100’s 1 box
4. Glurenorm 767652 10/11/2025 Box/50’s 1 box
5. Cardura 2 mg 13490876 01/03/2024 Box/100’s 2 box
Pertanyaan :
1. Masalah apa yang terjadi pada penerimaan obat di
Apotek Medika Farma ?
2. Bagaimana pemecahan masalah yang harus dilakukan
oleh Apoteker Medika Farma ?
29. OBAT-OBAT LASA
• LASA : Look Alike Sound Alike
Contoh-contoh :
- Cefotaxim – Ceftriaxon
- Amlodipin 5 – Amlodipin 10
- Dopamin - Dobutamin
- Rifampicin 300 – Rifampicin 450
- Ephedrin – Epineprin
- Cendo Lyters – Cendo Timolol dll
• Ditempel stiker khusus dengan tulisan LASA, ditempel
di box luar atau box tempat penyimpanan
• Diletakkan berjauhan antara yang satu dengan yang lain
• Termasuk dosis yang berbeda dan kemasan yang mirip
35. No Nama Obat Refrige
rator
Tidak
Layak
dengan
alasan
Narko
tika
Psikotro
pika
Prekur
sor
High Alert
Medicines
La
yak
01 LASA
02 Narkotika
03 Psikotropika
04 Prekursor
05 Metothrexate
06 Obat Gol. B
07 Obat Gol. T
08 Obat Gol. K
09 Suppositoria
10 Prebiotik
11 Glibenklamida
12 Anti koagulan
36. No Nama Obat Layak Tidak
Layak
dengan
alasan
Refri
gera
tor
Narko
tika
Psiko
tropi
ka
Pre
kur
sor
High Alert
Medicines
K –
T -
B
01 Clobazam
02 Cataflam 25
03 Codikaf
04 Cotrimoksazole
05 Cataflam 50
06 Enervon C
07 Escovit C
08 Lantus SoloStar
09 Mycostatin tab
10 Enzyplex
11 Mycostatin
12 Fenofibrate
13 Lacto B
14 Tremenza
15 Rhinos SR
37. No. Nama
Barang
Kandungan zat aktif No.Izin Edar No. Batch Jumlah
1. A Pseudoephedrine, loratadine A 324879 1 box
2. B Diazepam 97630987 1 box
3. C Cefixime trihidrat 37894322 1 box
4. D Paracetamol 9087623 1 box
5. E Paracetamol, CTM, PPA 11198789 1 box
6. F Alprazolam 24356743 1 box
7. G Hidrotalcit, Simethicone, Mg
hidroksida
87613456 1 box
8. H Povidone Iodine 54902432 3 btl
9. I Glibenclamide 41098344 1 box
10. J Methyl ergometrine 89734521 1 box
Instruksi :
Simpan Obat sesuai golongan
38. No. Nama
Barang
Kandungan zat aktif No.Izin Edar No. Batch Jumlah
1. A DKL9905028303A1 A 324879 1 box
2. B GPL8912411010A1 97630987 1 box
3. C DKL1632406409A1 37894322 1 box
4. D DBL8814702510A3 9087623 1 box
5. E DTL7808102404A1 11198789 1 box
6. F GPL0405036610B1 24356743 1 box
7. G DBL9111601963A1 87613456 1 box
8. H DTL7413700640B1 54902432 3 btl
9. I GKL9520905004A2 41098344 1 box
10. J DKI9667501543A1 89734521 1 box
Instruksi :
Simpan Obat sesuai golongan
39. No. Nama Obat
1. Rhinos SR
2. Tremenza
3. Lacto B
4. Fenofibrate
5. Lantus SoloStar
6. Enzyplex
7. Clobazam
8. Cataflam 25
9. Cataflam 50
10. Codikaf
Instruksi :
Simpan Obat sesuai golongan
40. No. Nama Barang No. Batch Expired Date Satuan Jumlah
1. Protexin kapsul 11198789 02/3/2023 Box/’s 1 box
2. Lacbon tablet 32465788 22/12/2023 Box/’s 1 box
3. Lacidofil kapsul 89745800 20/11/2023 Box/’s 1 box
4. Lacto B B 55544900 19/10/2023 Box/’s 1 box
5. Synbio kapsul 090788865 09/09/2023 Box/’s 1 box
Simpan Prebiotik sesuai stabilitasnya
41. No Nama Prebiotik Tempat penyimpanan
1. Protexin kapsul Suhu dibawah 300
2. Lacbon tablet Suhu dibawah 300
3. Lacidofil kapsul Suhu 20 – 80 (refrigerator)
4. Lacto B Suhu kamar terkendali (150 – 250)
5. Synbio kapsul Suhu kamar terkendali (150 – 250)
40
43. Obat rusak atau ED harus disimpan terpisah dan diberi label yang
jelas. Tidak boleh disimpan di ruang peracikan
Pemusnahan
• Dilaksanakan untuk obat yang tidak memenuhi syarat untuk
didistribusi (rusak, ED)
• Harus diidentifikasi secara tepat, label yang jelas, disimpan terpisah,
terkunci, dan ditangani sesuai prosedur tertulis
• Proses pemusnahan obat harus dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundangan dan dilaporkan
• Dokumentasi beserta laporan harus disimpan sesuai ketentuan
45. Pemusnahan
• Sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan
bentuk sediaan.
• Pemusnahan sediaan farmasi kedaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika atau
psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinkes Kab/Kota.
• Pemusnahan sediaan farmasi selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker
dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat izin
kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan BA pemusnahan.
• Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
• Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan per-UUan, dilakukan
oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan oleh BPOM (mandatory recall ) atau
berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall ) dengan tetap
memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
46. Pemusnahan
• Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang
izin edarnya dicabut oleh Menteri.
• Dilaksanakan untuk obat yang tidak memenuhi syarat untuk didistribusi
• Harus diidentifikasi secara tepat, label yang jelas, disimpan terpisah, terkunci, dan
ditangani sesuai prosedur tertulis
• Pemusnahan obat harus dilaksanakan sesuai dengan per-UUan dan dilaporkan
• Dokumentasi beserta laporan harus disimpan sesuai ketentuan
• Jika pemusnahan menggunakan jasa pihak ketiga harus dipastikan disaksikan dan
dilakukan sesuai ketentuan lingkungan hidup
• Jumlah dan intensitas obat/bahan obat harus disesuaikan dengan waktu penyaksian
pelaksanaan pemusnahan sehingga tidak terjadi kebocoran obat/bahan obat.
• Obat/bahan obat yang akan dimusnahkan dilakukan pre destroy dengan merusak bentuk
dan identitas produk. Hasil pre destroy harus dikemas sehingga tidak dapat diketahui oleh
pihak yang melakukan pemusnahan
48. Limbah di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI No P56/Menlhk-Setjen/2015)
Limbah yang dihasilkan dari Fasyankes :
limbah padat, limbah cair dan limbah gas, sbb:
Limbah infeksius;
Limbah benda tajam;
Limbah patologis;
Bahan kimia kedaluwarsa, tumpahan atau
sisa kemasan;
Limbah radioaktif;
Limbah farmasi;
Limbah sitotoksik;
Limbah peralatan medis yang memiliki
kandungan logam berat tinggi; dan
Limbah berupa tabung gas atau kontainer
bertekanan.
49. Dipisahkan sesuai karakteristik: Padat dan cair
1. Padat:
Dikeluarkan dari kemasan aslinya (kemasan primer)
Sediaan obat padat dihancurkan dan dicampur dengan bahan limbah lainnya sehingga tidak
dapat digunakan kembali.
Untuk antibiotik, penghancuran harus ditambahkan cairan basa (misal dengan NaOH atau HCl
atau dihancurkan menggunakan metode enkapsulasi atau incinerator
Simpan campuran dalam wadah untuk kemudian diikutkan untuk dihancurkan bersama
limbah B3 medis lainnya secara mandiri atau bekerjasama dengan Pihak Ketiga.
Seluruh kemasan primer dihancurkan dengan cara disobek atau dicacah untuk kemudian
dibuang ke tempat sampah non-medis
2. Cair:
Periksa apakah ada endapan, tambahkan air dan kocok untuk melarutkan
Tuang cairan semi pada ke dalam wadah sehingga bercampur dengan bahan lain
Limbah cair dibuang menuju IPAL
Bekas botol dibuang dengan menghilangkan semua label dari wadah
Gunting, cacah atau pecahkan kemudian disimpan dalam wadah yang dilapisi kantong plastik
3. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) pada pelaksanaannya
Obat Rusak dan Kedaluwarsa di Fasyankes
50. Penanganan Khusus Limbah Sitostatika
Gunakan APD
Obat sitotoksik atau obat antikanker harus dipisahkan dengan sediaan
farmasi lain dan disimpan serta dikumpulkan pada wadah khusus
Wadah atau container harus berdinding keras dengan dilengkapi plastic
berwarna putih atau coklat di dalamnya
Diberi simbol sitotoksik dengan penandaan dan informasi jelas
Obat antikanker atau sitotoksik pembuangannya harus dilakukan dengan
sangat hati - hati dan pemusnahan harus melalui metode enkapsulasi, waste
inertization, sterilisasi, atau menggunakan insinerator suhu tinggi
Metode enkapsulasi bisa dilakukan dengan memasukkan limbah sitotoksik
ke wadah plastik atau logam sampai ¾-nya lalu sisa ruang pada wadah diisi
dengan busa plastic (plastic foam), semen, pasir, atau tanah liat. Obat
antikanker atau sitotoksik tidak boleh dibuang ke IPAL atau dikubur di tanah
secara langsung (kecuali sudah dienkapsulasi)
Obat antikanker atau sitotoksik tidak boleh dihancurkan menggunakan
autoklaf maupun gelombang mikro
51. Pisahkan vaksin yang tidak dapat digunakan di dalam unit penyimpanan
yang didinginkan, dan beri label dengan tanda "Jangan Digunakan"
untuk menghindari pemberian dosis-dosis ini secara tidak sengaja.
Dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merugikan, laporkan jenis
paparan dan durasinya.
Simpan vaksin di unit penyimpanan dingin sampai instruksi lebih lanjut
dari dinas kesehatan kabupaten/kota.
Laporkan vaksin yang sudah kedaluwarsa ke dinas Kesehatan
kabupaten/kota untuk penanganan lebih lanjut.
Pemusnahan limbah vial dan/atau ampul vaksin diserahkan ke
institusi yang mendistribusikan vaksin.
Pemusnahan limbah Imunisasi harus dibuktikan dengan berita acara.
Penanganan Vaksin Rusak dan Kedaluwarsa
52.
53.
54. Apoteker di Apotek melakukan pemeriksan untuk obat yang akan
dimusnahkan
Instruksi pada kandidat :
• Lakukan pengumpulan data dan informasi tentang obat yang
akan dimusnahkan
• Lakukan penetapan masalah untuk masing-masing obat
• Lakukan penyelesaian masalah
• Lakukan pencatatan dan pelaporan
No Nama Obat Kemasan Jumlah Tgl. kadaluara
1 Antibiotik 12 April 2021
2 Obat Bebas 1 Mei 2021
3 Narkotika 20 Januari 2021
4 Psikotropika 9 Maret 2021
5 Prekursor 30 April 2021
55. Apoteker di Apotek melakukan pemeriksan untuk obat yang akan
dimusnahkan
No Nama Obat Jumlah No. Batch Tgl. kadaluarsa
1 Kodein 10 mg 20 A 324879 12 Agustus 2020
2 Diazepam 5 mg 20 97630987 15 Juli 2020
3 Diltiazem 30 mg 50 37894322 18 Januari 2021
4 Salep diklofenak 2 9087623 B 9 Juni 2021
5 Enterostop 10 11198789 8 Juli 2021
6 Caladine bedak 1 11198792 12 Agustus 2022
Instruksi pada kandidat :
• Lakukan pengumpulan data dan informasi tentang obat yang akan
dimusnahkan
• Lakukan penetapan masalah untuk masing-masing obat
• Lakukan penyelesaian masalah
• Lakukan pencatatan dan pelaporan
56. No Nama Obat Jumlah No. Batch Tgl. kedaluwarsa
1 Sirup Proris 1 A 123476 12 Mei 2021
2 Haloperidol tab 12 3797630987 15 Desember 2021
3 Lasix tab 11 37894322 18 Mei 2021
4 Rhinopront SR 13 D 9087623 21 Februari 2021
5 Diasepam 2 mg tab 11 11198792 17 September2021
Diketahui :
Daftar obat yang diperiksa untuk dimusnahkan :
Lakukan pemeriksaan data masing-masing obat
Pertanyaan :
• Tetapkan obat yang harus dimusnahkan
• Lakukan penetapan cara pemusnahan masing-masing obat
• Kelengkapan administrasi apa yang harus anda kerjakan ?
• Lakukan pencatatan yang harus dilakukan
55