2. Mati klasik = asistol + apnea
Berhenti secara total dan pasti fungsi nafas dan
jantung, hal ini diketahui setelah dilakukan
tindakan resusitasi emergensi
3. Mati otak = mati batang otak
Kehilangan menetap kemampuan untuk
sadar bersama-sama dengan kehilangan
menetap fungsi batang otak termasuk
kemampuan untuk bernafas
4.
5. Penyebab umum kematian otak termasuk
trauma, perdarahan intrakranial, hipoksia,
overdosis obat, tenggelam, tumor otak
primer, meningitis, pembunuhan dan bunuh
diri. Dalam kepustakaan lain, hipoglikemia
jangka panjang disebut sebagai penyebab
kematian otak.
6. 1. Memenuhi prasyarat untuk dilakukan tes
diagnosa MBO
2. Pemeriksaan (tes) MBO
3. Tes konfirmasi
7. Secara klinis atau neuroimaging terbukti
adanya kerusakan SSP yang berperan dalam
diagnosa mato batang otak
Disingkirkan adanya kondisi komplikasi
medis yang dapat meragukan penilaian klinis
(gangguan elektrolit dan asam basa berat)
Bukan karena intoksikasi obat atau keracunan
bisa
Temperatur tubuh > 32 c
8. 1. Koma atau tidak ada respon
2. Tidak ditemukan reflek-refleks batang otak
3. Apneu komplit yang dikonfirmasi dengan tes
apnea
9.
10.
11.
12. Secara umum, tes apnea dilakukan sete
lah pemeriksaan refleks batang otak yang
kedua dilakukan. Tes apnea dapat dilakukan
apabila kondisi prasyarat terpenuhi, yaitu :
1. Suhu tubuh ≥ 36,5 °C atau 97,7 °F
2. Euvolemia (balans cairan positif dalam 6 jam
sebelumnya)
3. PaCO2 normal (PaCO2 arterial ≥ 40 mmHg)
4. PaO2 normal (pre-oksigenasi arterial PaO2
arterial ≥ 200 mmHg)
13. Pasang pulse-oxymeter dan putuskan
hubungan ventilator Berikan oksigen 100%, 6
L/menit ke dalam trakea (tempatkan kanul
setinggi carina)
Amati dengan seksama adanya gerakan
pernafasan (gerakan dinding dada atau
abdomen yang menghasilkan volume tidal
adekuat)
Ukur PaO2, PaCO2, dan pH setelah kira-kira 8
menit, kemudian ventilator disambungkan
kembali
14. Apabila tidak terdapat gerakan pernafasan,
dan PaCO2 ≥ 60 mmHg (atau peningkatan
PaCO2 lebih
atau sama dengan nilai dasar normal), ha
sil tes apnea dinyatakan positif (menduku
ng kemungkinan klinis kematian batang
otak).
Apabila terdapat gerakan pernafasan, tes
apnea dinyatakan negatif (tidak mendukun
g kemungkinan klinis kematian batang otak)
.
15. Tes perlu diulang untuk mencegah kesalahan
penngamatan dan perubahan-perubahan
tanda. Innterval waktu 25 menit – 24 jam
Setelah tes apneu dilakukan dan ventilator
dipasang kembali , keluarga pasien dipanggil
untuk mendapat penjelasan
16. Meliputi EEG, SSEP, TCD, angiografi serebral,
MR angiografi dan scintigrafi serebral
Di Indonesia tidak memerlukan tes-tes
konfirmasi
17. a. Trauma pada wajah sebelumnya
b. Gangguan pupil sebelumnya
c. Pemakaian obat sedasi sebelumnya
d. Penyakit paru yang berat
18. Penghentian tindakan terapeutik dilakukn
secara bertahap sesuai dengan kondisi
penyakit pasien
19. Diagnosa Mbo dibuat oleh minimal 2 orang
dokter yang berpengalaman dalam hal ini
Diindonesia biasanya oleh
- dokter anastesi
- dokter critical care
- dokter saraf
Kedua dokter idak masuk dalam tim operasi
transplatasi
20. 1. Untuk membuat diagnosa MBO diperlukan
pemenuhan tahapan praondisi dan tes klinis
batang otak
2. Pernyataan mati dibuat oleh 2 orang dokter
yang berpengalaman dalam hal ini dan tidak
termasuk dalam team transplantasi