SlideShare a Scribd company logo
SRI REJEKI
FKIP MATEMATIKA UMS
 Pendahuluan
◦ Penggolongan Geometri
◦ Geometri Euclides
 Transformasi
◦ Fungsi dan Jenis-jenis Fungsi
◦ Transformasi Sebagai Fungsi
◦ Sifat Transformasi
◦ Grup Transformasi
 Transformasi Geseran
◦ Pengertian Geseran
◦ Menemukan Rumus Geseran
◦ Sifat-sifat Geseran
◦ Hasil Kali Geseran
 Setengah Putaran
◦ Pengertian Setengah putaran
◦ Menemukan Rumus Setengah putaran
◦ Sifat-sifat Setengah putaran
◦ Hasil Kali Setengah putaran
 Transformasi Pencerminan
◦ Pengertian Pencerminan
◦ Menemukan Rumus Pencerminan
◦ Sifat-sifat Pencerminan
◦ Hasil Kali Pencerminan
 Transformasi Putaran
◦ Pengertian Putaran
◦ Menemukan Rumus Putaran
◦ Sifat-sifat Putaran
◦ Hasil Kali Putaran
 Hasil Kali Isometri
 Group dan Similaritas
 B. Susanta
Geometri Transformasi, UGM
 Gatut Iswahyudi
Geometri Transformasi, UNS
 I.M Yaglom
Geometric Transformations I, Yale University
(15%)
Tugas
(45%)
UAS
(35%)
UTS
(5%)
esensi
Pr




NA
1. Presensi minimal 75%
2. …
3. …
4. …
5. …
A, B, … : titik-titik
g, h, … : garis-garis
titik (g,h) : titik potong garis g dan h
garis (A,B)= : garis melalui A dan B
: sinar garis AB dengan pangkal A
: ruas garis AB
AB : panjang ruas garis
AB
AB
AB
AB
: ruas garis berarah dari A ke B
: vektor dengan pangkal A ujung B
A-B-C : B terletak diantara A dan C
: sudut ABC
: besar sudut ABC (dalam derajat)
: kongruen
: sebangun (similar)
ABC


AB
ABC
m

 Berdasar ruang lingkup
1. Geometri bidang (dimensi 2)
2. Geometri ruang (dimensi 3)
3. Geometri dimensi n
4. Geometri bola
5. dsb
 Berdasar bahasa
1. Geometri murni (dengan geometri/gambar)
2. Geometri analitik (dengan bahasa aljabar)
3. Geometri differensial (dengan bahasa derivatif)
4. dsb
 Berdasar sistem aksioma
1. Geometri euclides
2. Geometri non euclides
3. Geometri proyektif
4. dsb
 Berdasar transformasi
 Berdasar metode pendekatannya
 dst.
1. Dalam bidang diketahui lingkaran pusat
A(0,0) dengan jari-jari 5
2. Diketahui persamaan:
x+2y=4
z-y =4
TRANSFORMASI
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
B
A
 Unsur tetap
 Kolineasi
 Identitas
 Isometri
 Involusi
KOLINEASI
ISOMETRI
 ISOMETRI?
 KOLINEASI?
 INVOLUSI?
1. Diketahui )
1
,
1
2
(
))
,
(( 

 y
x
y
x
T
a. Selidiki apakah T suatu kolineasi
b. Selidiki apakah T suatu involusi
a. )
1
,
1
2
(
))
,
(( 

 y
x
y
x
T




















1
1
2
'
'
dengan
)
'
,
'
(
)
,
(
y
x
y
x
y
x
y
x
T
ambil persamaan garis 0



 c
by
ax
g
diperoleh
1
'
1
'
2
1
'
1
2
'










y
y
y
y
x
x
x
x
sehingga '
)
( g
g
T 
 
0
)
2
(
'
2
'
0
)
1
'
2
1
'
'















 

c
b
a
by
ax
c
y
b
x
a
g
Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2





















1
1
2
'
'
dengan
)
'
,
'
(
)
,
(
y
x
y
x
y
x
y
x
T





















1
'
1
'
2
'
'
'
'
dengan
)
'
'
,
'
'
(
)
'
,
'
(
y
x
y
x
y
x
y
x
T













































2
3
4
1
)
1
(
1
)
1
2
(
2
1
'
1
'
2
'
'
'
'
dengan
)
'
'
,
'
'
(
)
,
(
2
y
x
y
x
y
x
y
x
y
x
y
x
T
Jadi )
2
,
3
4
(
))
,
((
2


 y
x
y
x
T
 Isometri adalah kolineasi atau bila U isometri
dan g garis maka U(g) = g’
 Isometri mempertahankan kesejajaran
 Isometri mempertahankan besar sudut
Jika V transformasi dan W transformasi, berkenaan sifat V dan W sebagai fungsi,
maka dapat didefinisikan komposisi atau hasil kali dari V dan W. Seperti halnya
menyusun komposisi dua fungsi maka komposisi W
V  , W dikerjakan dahulu
baru V. Jadi ))
(
(
)
( A
W
V
A
W
V 
 .
Kemudian untuk menyingkat, seringkali ditulis 2
, V
V
V
VW
W
V 
 

Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi.
Bukti :
Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W
merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan
bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu.
Ambil sebarang titik Q’’
Karena V transformasi )
'
(
'
'
' Q
V
Q
Q 


Karena W transformasi )
(
' Q
W
Q
Q 


Sehingga )
'
(
'
' Q
V
Q 
)
(
))
(
(
Q
W
V
Q
W
V



Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik
dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan
merupakan fungsi satu-satu.
Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.
1. Diketahui    
1
,
3
))
,
((
dan
2
,
))
,
(( 2
1 



 y
x
y
x
T
y
x
y
x
T
a. Carilah 2
1T
T
b. Kenakan 2
1T
T pada persamaan garis yang melalui (-4,-6) dan sejajar dengan
0
5
3
2 


 y
x
g
Jawab:
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T2 T1
T1T2





















1
3
'
'
dengan
)
'
,
'
(
)
,
(
2
y
x
y
x
y
x
y
x
T




















'
2
'
'
'
'
'
dengan
)
'
'
,
'
'
(
)
'
,
'
(
1
y
x
y
x
y
x
y
x
T












































2
2
3
)
1
(
2
3
'
2
'
'
'
'
'
dengan
)
'
'
,
'
'
(
)
,
(
2
1
y
x
y
x
y
x
y
x
y
x
y
x
T
T
Jadi )
2
2
,
3
(
))
,
((
2
1 


 y
x
y
x
T
T
a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan 0
5
3
2 


 y
x
g
Karena sejajar maka 2
1 m
m 
3
5
2
5
2
3
0
5
3
2







x
y
x
y
y
x
Jadi
3
2
,
3
2
2
1 
 m
m
0
5
3
2
4
2
9
3
)
2
(
3
2
)
3
(
)
(
)
( 1
1













y
x
x
y
x
y
x
x
m
y
y
h






















2
2
3
'
'
dengan
)
'
,
'
(
)
,
(
2
1
y
x
y
x
y
x
y
x
T
T
1
2
1
2
2
'
3
'
3
'












y
y
y
y
x
x
x
x
Jadi h'
(h)
2
1 
T
T
 
0
28
'
3
'
4
0
5
3
'
2
3
6
'
2
0
5
1
'
2
1
3
3
'
2




















y
x
y
x
y
x
1. Diketahui )
1
,
1
2
(
))
,
(( 

 y
x
y
x
T
a. Selidiki apakah T suatu involusi
b. Kenakan T pada 2
x
y 
a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’)
T T
TT=T2





















1
1
2
'
'
dengan
)
'
,
'
(
)
,
(
y
x
y
x
y
x
y
x
T





















1
'
1
'
2
'
'
'
'
dengan
)
'
'
,
'
'
(
)
'
,
'
(
y
x
y
x
y
x
y
x
T













































2
3
4
1
)
1
(
1
)
1
2
(
2
1
'
1
'
2
'
'
'
'
dengan
)
'
'
,
'
'
(
)
,
(
2
y
x
y
x
y
x
y
x
y
x
y
x
T
Jadi )
2
,
3
4
(
))
,
((
2


 y
x
y
x
T
a. T pada 2
x
y 
2
2
'
2
)
'
(
'
2
'
2
)
'
(
'
2
4
'
2
)
'
(
2
'
2
)
1
'
(
)
1
'
(
2
2
)
1
'
(
1
'
)
(
2
2
2
2
2

















x
x
y
x
x
y
x
x
y
x
y
x
y
h
T
S merupakan geseran apabila terdapat suatu ruas garis berarah AB
sedemikian sehingga untuk setiap titik P pada bidang V berlaku S(P)=P’
dengan PQ=AB. Selanjutnya geseran dengan vektor geser AB
dinyatakan sebagai SAB
A B
P’
P
CD
AB
S
S CD
AB 


Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris,
genjang
jajar
CABD
S
S CD
AB 

Geseran adalah suatu isometri
CD
AB
S
S CD
AB 


Bukti :
1) CD
AB
S
S CD
AB 


Ambil titik P dan kenakan S dengan vektor geser AB.
Berarti '
)
( P
P
SAB  berarti '
PP
AB  .
Karena CD
AB S
S  maka '
berarti
'
)
( PP
CD
P
P
SCD 
 .
Karena '
PP
AB 
'
PP
CD 
Maka akibatnya CD
AB 
2) CD
AB S
S
CD
AB 


Ambil P dan kenakan AB
S berarti '
'
)
( PP
AB
P
P
SAB 

 .
Karena '
maka PP
CD
CD
AB 
 .
Sehingga '
)
( P
P
SCD 
'
)
( P
P
SAB 
Maka akibatnya CD
AB S
S 
Dari (1) dan (2) terbukti bahwa CD
AB
S
S CD
AB 


Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris,
genjang
jajar
CABD
S
S CD
AB 

Bukti :
1) genjang
jajar
CABD
S
S CD
AB 

Dengan dalil 2.1 diperoleh bahwa jika
CD
AB
S
S CD
AB 


Karena CD
AB
S
S CD
AB 

 berakibat BD
AC 
Jadi CABD jajar genjang.
2) CD
AB S
S
CABD 

genjang
jajar
CABD jajar genjang, berarti terdapat 2 pasang sisi yang sejajar dan
sama panjang, yaitu CD
AB 
BD
AC 
Karena CD
AB  dengan dalil 2.1 (jika CD
AB S
S
CD
AB 

 )
Jadi CD
AB S
S 
Dari (1) dan (2) terbukti bahwa genjang.
jajar
CABD
S
S CD
AB 

Geseran adalah suatu isometri
Bukti :
1)
=
'
'
)
( PP
AB
P
P
SAB 


'
'
)
( QQ
AB
Q
Q
SAB 


Akibatnya '
' QQ
PP 
Akan dibuktikan PQ
Q
P 
'
'
'
PP dan Q tidak segaris, dengan dalil 2.2 PQQ’P’ jajar genjang
Berakibat PQ
Q
P
PQ
Q
P 

 '
'
'
'
2)
'
PP dan Q segaris
PQ
Q
P
PQ
Q
P
QQ
PP
PP
QQ
PQ
PP
PQ
Q
P








'
'
akibat
'
'
maka
'
'
karena
'
'
'
'
'
'
Jadi S isometri
A B
P P’
Q Q’
P Q’
Q
P’
Y
X
O
B(a,b)
P(x,y)
P’(x’,y’)
b
a
a
b









b
a
OB





























b
y
a
x
b
a
y
x
SOB
vektor










b
a
OB
koordinat
titik
)
,
( 
b
a
B
Q(c,d
)
P(a,b)











b
d
a
c
PQ
Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
1) Carilah rumus SAB dan SBA?
2) Kena Apakah SBA kolineasi?
3) kan SBA pada garis h di mana h melalui titik
A dan tegak lurus dengan garis g : 8x-
3y+10=9.
4) Apakah SBA involusi?
5) Apakah SBA isometri?
6) Apakah hasil kali SAB dan SBA?
 Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1)
◦ Apakah SBA kolineasi?
◦ Kenakan SBA pada garis h di mana h melalui
titik A dan tegak lurus dengan garis g : 8x-
3y+10=0.
◦ Apakah SBA involusi?
◦ Apakah SBA isometri?
◦ Apakah hasil kali SAB dan SBA ?
 Dari soal-soal di atas buatlah
kesimpulan tentang sifat-sifat geseran,
◦ Apakah geseran merupakan suatu kolineasi?
◦ Apakah geseran merupakan involusi?
◦ Apakah geseran merupakan isometri?
◦ Apakah hasil kali geseran dengan vektor geser
yang berlawanan arah?
Teorema
Hasil kali dua geseran SAB dan SCD akan
merupakan geseran lagi dengan
T T’
T’’
A B
CD
AB
PQ 

C
D
P
Q
A
B
C
D
Y
P(x1,y1)
O X
Q(x2,y2)
Setengah putaran terhadap titik P
(dengan pusat P) dilambangkan
dengan Hp, adalah pemetaan yang
memenuhi untuk sebarang titik A
di bidang V :
1. Jika A ≠ P maka titik P titik
tengah AA’
Hp(A)=A’
2. Jika A = P maka Hp(A)=P=A
A
A’
P
Bukti :
Akan ditunjukkan Hp2=I
Ambil A, kenakan Hp sehingga Hp(A)=A’
Kenakan A’ dengan Hp, maka
Hp(A’)=A
Hp(Hp(A))=A’=A
Hp2(A)=A
Hp2=I
Jadi Hp involusi
A P A’
Hp
Hp
TEOREMA
Setengah putaran adalah isometri
Bukti :
Ambil titik P, A dan B yang tidak segaris.
P sebagai pusat putar.
A
B
P
B’
A’
 Kenakan A dengan Hp,
sehingga Hp(A)=A’ dengan
AP=PA’.
 Kenakan B dengan Hp,
sehingga Hp(B)=B’ dengan
BP=PB’.
Lanjutan
Perhatikan ∆APB dan ∆A’PB’
Karena AP=PA’
BP=PB’
Maka ∆APB dan ∆A’PB’ kongruen (s, sd, s)
Akibat : AB=A’B’
Jadi setengah putaran adalah isometri
belakang)
(bertolak
'
'PB
A
APB 


X
O
Y
A(x,y)
A’(x’,y’)
P(a,b)
 Ambil P(a,b) sebagai
pusat putar.
 Hp memetakan
A(x,y) ke A’(x’,y’).
Diperoleh hubungan bahwa :
Jadi jika P(a,b) maka :
Hp = (x,y)→(x’,y’) dengan
y
b
y
y
y
b
y
y
b
x
a
x
x
x
a
x
x
a
















2
'
'
2
2
'
2
'
'
2
2
'



















y
b
x
a
y
x
2
2
'
'
LATIHAN
Diketahui A(-3,-5) dan B(-2,3)
1.Carilah HA•HB
2.Apakah HA•HB involusi?
3.HB memetakan ∆KLM ke∆K’L’M’ dengan
K(3,5), L(-5,-4) dan M(5,6). Carilah koordinat
K’, L’ dan M’
4.Carilah Q s.d.s HA•HB(Q)=P dengan P(-4,7)
1. Diketahui A(4,4), B(2,-5) dan P(6,4), tentukan
HA•HB(P) dan HB•HA(P).
2. Diketahui P(3,2). Tentukan Hp((1,3)) dan Hp-1
((2,4)).
3. Misalkan L={(x,y)│x2+y2=25}.Tentukan L’=HB•HA(L)
jika A(2,1) dan B(-3,5).
4. Misalkan g={(x,y)│y=5x+3} dan A(2,3), B(-1,-2) dan
C(3,5). Tentukan SAB•Hc(g).
Bukti :
TEOREMA
Hasil kali dua setengah putaran merupakan geseran
P
B
A C
P
’
P’’
Ambil titik P, A dan B tidak segaris, kenakan P
dengan HA sehingga :
HA(P)=P’ berlaku PA=AP’
HB(P)=P’ berlaku P’B=BP’’
Berarti :
HB(P’)=P’’
HB(HA(P))=P’’
HB•HA(P)=P’’
Karena PA=AP’ dan P’B=BP’’
Maka AB merupakan garis tengah sejajar alas PP’
dalam ∆PP’P’’ sehingga PP’’=2AB
Berarti HA•HB merupakan geseran atau
HA•HB=SAC dengan AC=2AB
Hasil kali geseran dan setengah
putaran ???
 Diketahui koordinat P(-2,8) dan R(0,10) serta
∆A’B’C’ dengan A’(5,1) B’(-3,-4) dan C’(1,-5).
Carilah ∆ABC sehingga :
HR•HP(A)=A’
HR•HP(B)=B’
HR•HP(C)=C’
Jawab :
A(1,-3) B(-7,-8) C(-3,-9)
 Diketahui koordinat E(-5,-1) F(1,4) G(-2,-8)
1. Apakah hasil dari HF•HG
Jawab : (6-x, 22-y)
2. Jika HF•HG=SED carilah koordinat D
Jawab : (1, 21)
3. Kenakan HE•HF pada garis g di mana g melalui E
dan tegak lurus garis yang melalui F dan G
4. Apakah hasil dari HF•HE•HG
5. Selidiki apakah HG•SEF involusi
Find the answers by yourself, pasti bisa!!!
 Transformasi pencerminan /refleksi
menghasilkan bayangan yang tergantung
pada acuannya.
 Refleksi terhadap sumbu x
Refleksi titik A (a, c) terhadap
sumbu x menghasilkan
bayangan yaitu A’(a’, c’),
demikian juga untuk titik B dan
titik C.
Diperoleh persamaan bahwa :
a’ = a, b’ = b, c’= -c dan
seterusnya sehingga
persamaan matrik
transformasinya adalah :
1 0
0 -1
x
T
 
  
 
Dengan notasi
matrik :
Refleksi ditulis dengan notasI
:
A(a,c) A’(a, -c)
sumbu x
1 0
0 -1
x
x x x
T
y y y

       
 
       

       
Sama seperti refleksi terhadap
sumbu x menghasilkan
persamaan a’= - a, b’ = - b
dan c’ = c dan seterusnya.
sehingga persamaan matrik
transformasinya adalah :
Refleksi ditulis dengan notasI
:
A(a,c) A’(-a, c)
sumbu y
Dengan notasi
matrik :
-1 0
0 1
y
x x x
T
y y y

       
 
       

       
-1 0
0 1
y
T
 
  
 
 Refleksi terhadap titik asal (0,0)
Menghasilkan
persamaan :
a’= - a, dan c’ = -c,
b’= - b, dan c’ = -c,
d’= - d, dan c’ = -c,
sehingga persamaan
matrik transformasinya
adalah :
(0,0)
-1 0
0 -1
T
 
  
 
Refleksi ditulis dengan notasI
:
A(a,c) A’(-a,-c)
titik(0,0)
(0,0)
-1 0
0 -1
x x x
T
y y y

       
 
       

       
Dengan notasi
matrik :
 Refleksi terhadap garis y = x
Menghasilkan persamaan :
a’= c, dan c’ = a,
b’= c, dan c’’ = b,
d’= e, dan e’ = d dan
seterusnya
sehingga persamaan
matrik transformasinya
adalah :
0 1
1 0
y x
T 
 
  
 
Refleksi ditulis dengan
notasI :
A(a,c) A’(c,a)
y = x
0 1
1 0
y x
x x x
T
y y y


       
 
       

       
Dengan notasi
matrik :
 Refleksi terhadap garis y = - x
Menghasilkan persamaan :
a’= -c, dan c’ = -a,
b’= -c, dan c’’ = -b,
d’= -e, dan e’ = -d dan
seterusnya, sehingga
persamaan matrik
transformasinya adalah :
0 -1
-1 0
y x
T 
 
  
 
Refleksi ditulis dengan
notasI :
A(a,c) A’(-c,-a)
y =- x
0 -1
-1 0
y x
x x x
T
y y y


       
 
       

       
Dengan notasi
matrik :
 Refleksi terhadap garis y = h
Sumbu x digeser sejauh h,
menghasilkan persamaan :
a’= a, dan c’ = 2h-c,
b’= b, dan c’ = 2h-c,
d’= d, dan e’ = 2h-e,
sehingga notasi persamaan
matrik transformasinya
adalah :
1 0 0
0 -1 2
x x
y y h

       
 
       

       
Bukti :
Sumbu-x dipindahkan sejauh h sehingga sumbu-x
yang baru adalah y = h. Maka koefisien setiap titik
berubah menjadi (x’, y’) dengan :
Kemudian titik tersebut direfleksikan pada sumbu-x
yang baru menjadi :
Tahap terakhir, menggeser sumbu-x yang baru ke
sumbu-x semula dengan memakai translasi
diperoleh:
0
x x x
y y h y h

       
  
       
 
       
1 0
0 -1
x x x
y y h y h

       
 
       
   
       
0
2
0 1 0 0
- 2 0 -1 2
x x x
y y h h y h
x x
y h y h

       
  
       
    
       
         
   
         
         
 Refleksi terhadap garis x = k
Sekarang yang digeser
adalah sumbu y sejauh k,
menghasilkan persamaan :
a’= 2k-a, dan c’ = c,
b’= 2k-b, dan c’ = c,
d’= 2k-d, dan e’ = e,
sehingga notasinya adalah :
A(a,c)
A’(2k-a,c)
x=k
-1 0 2
0 1 0
x x k
y y

       
 
       

       
Dengan notasi
matrik :
Contoh Soal :
Tentukan bayangan jajaran-genjang ABCD
dengan titik sudut A(-2,4), B(0,-5) C(3,2) dan
D(1,11) jika direfleksikan terhadap sumbu-x,
kemudian dilanjutkan dengan refleksi terhadap
sumbu-y.
Jawab :
Penyelesaian soal tersebut dilakukan dengan dua
tahap yaitu mencari bayangan jajaran-genjang
ABCD dari refleksi terhadap sumbu-x, kemudian
bayangan yang terjadi direfleksikan terhadap
Refleksi terhadap sumbu-x adalah sebagai
berikut :
Selanjutnya titik A’, B’, C’ dan D’
direfleksikan pada sb-y
Hasil akhir diperoleh jajaran-genjang A’’B’’C’’D’’
dengan
titik sudut A’’(2,-4), B’’(0,5), C’’(-3,-2) dan D’’(-
1,-11).
Coba pikirkan :
Bagaimana cara mendapatkan matrik transformasi
pada suatu sistem yang mengalami refleksi lebih
dari satu kali tetapi penyelesaiannya hanya dengan
mengunakan satu tahap saja ?
 Telah dibahas bahwa :
◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu
sejajar adalah berupa geseran.
◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu
yang saling tegak lurus adalah berupa setengah
putaran.
 Apakah hasil kali 2 pencerminan jika kedua
sumbu sebarang???
 Ambil sebarang sumbu s dan t yang berpotongan di P.
Sebuah titik A sebarang dikenai Ms dan Mt , berarti :
Ms(A) = A’
Mt(A’) = A’’
Jadi, Mt(A’) = A’’
Mt(Ms(A)) = A’’
(Mt•Ms)(A) =A’’
 Ambil Q titik tengah AA’
 Ambil R titik tengah A’A’’
Akibat pencerminan :
1. QPA'
m
APQ
m 


PR
A'
m
2
QPA'
2m
'
APA'
m
maka
t)
s,
(
m
Jika
'
RPA'
m
PR
A'
m











PR)
A'
m
QPA'
m
(
2 



2.PA = PA’
PA’ = PA’’
Jadi PA = PA’’
Sehingga Mt•Ms menghasilkan :
1.PA = PA’’
2. t)
titik(s,
P
dan
t)
(s,
m
dengan
2
'
APA'
m 



 

 Putaran terhadap P dengan sudut θ sebagai
sudut putar dilambangkan dengan RP,θ adalah
pemetaan yang memenuhi :
◦ RP,θ (P) = P
◦ Rp,θ (A) =A’ di mana PA=PA’ dan
P = pusat putar
θ = sudut putar
 Jika θ = 0o maka RP,θ = I
 Jika θ = 180o maka RP,θ = HP
 Jika α = β maka α = β + k•360o, dengan k
anggota B+
 Sudut θ positif jika arah berlawanan jarum
jam
 Sebarang putaran RP,θ selalu dapat dianggap
sebagai hasil kali 2 pencerminan, satu terhadap
sumbu s dan satu terhadap sumbu t.
 P = titik (s,t)
 Jadi, hasil kali 2 pencerminan Mt•Ms :
◦ Jika s//t maka Mt•Ms = SAB dengan AB = 2 jarak (s,t)
◦ Jika s tidak sejajar t maka Mt•Ms = Rp,θ dengan P = titik
(s,t) dan
◦ Jika s tegak lurus t maka Mt•Ms = RP,θ = HP
 Dengan pusat putar (0,0)
Ambil sumbu cermin s dan t di mana s berimpit dengan sumbu x dan t garis melalui (0,0)
dengan
2
cos
2
sin



m
RP,θ dinyatakan sebagai hasil kali pencerminan :
 Sumbu s, y = 0
Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan 
































y
x
y
y
y
x
y
x
1
)
(
1
.
2
1
)
(
0
.
2
'
'


















y
x
1
0
0
1
 Sumbu t, x
y
2
cos
2
sin


 , maka
2
sin
2
cos 
 x
y 
0
)
2
90
sin(
)
2
90
cos(
)
2
90
cos(
)
2
90
sin(












y
x
x
y
Mt : (x’,y’) → (x’’,y’’) dengan 










































cos
sin
2
'
'
2
cos
2
sin
2
sin
2
cos
'
'
'
'
p
y
x
y
x











































'
'
cos
sin
sin
cos
0
'
'
)
180
(
cos
)
180
(
sin
)
180
(
sin
)
180
(
cos
y
x
y
x








 Mt•Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan 

























'
'
cos
sin
sin
cos
'
'
'
'
y
x
y
x



















 




























y
x
y
x








cos
sin
sin
cos
1
0
0
1
cos
sin
sin
cos
Jadi, jika P(0,0) maka :
RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan 














 









y
x
y
x




cos
sin
sin
cos
'
'
 Dengan pusat putar P(a,b)
Ambil suatu koordinat dengan pangkal P(a,b) dari suatu sumbu y
y
x
x //
dan
// .
Terhadap sumbu y
P
x koordinat C(x,y) dan C’(x,y).
RP,θ : (x,y) →(x’,y’) dengan















 









y
x
y
x




cos
sin
sin
cos
'
'
Bila terhadap sumbu XOY, koordinat C(x,y) dan C’(x’,y’)


























































b
a
y
x
OP
OC
PC
y
x
b
a
y
x
OP
OC
PC
y
x
'
'
'
'
'
'
Jadi 














 









y
x
y
x




cos
sin
sin
cos
'
'






























 

























 
















 









































 


















b
b
a
a
b
a
y
x
b
a
b
a
y
x
y
x
b
a
y
x
b
a
y
x




















cos
sin
sin
cos
cos
sin
sin
cos
cos
sin
sin
cos
cos
sin
sin
cos
'
'
cos
sin
sin
cos
'
'
Jadi jika pusat putar P(a,b) maka
RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan
























 









q
p
y
x
y
x




cos
sin
sin
cos
'
'
dengan




cos
sin
sin
cos
b
a
b
q
b
a
a
p






Suatu transformasi yang dipenuhi 1
sin
cos 2
2

 
 merupakan putaran.
1. Diketahui A(-1,-2) dan B(10,0)
a. tentukan RA,45
o
dan RA,45
o
(B)
b. tentukan RA,-90
o
• RA,90
o
2. Selidiki apakah transformasi tersebut merupakan rotasi dan tentukan pusat putarnya.
a. 



































1
1
3
4
4
3
5
1
'
'
y
x
y
x
b. 



































10
5
5
/
3
5
/
4
5
/
4
5
/
3
'
'
y
x
y
x
c. 























 









4
2
13
/
12
13
/
5
13
/
5
13
/
12
'
'
y
x
y
x
HASILKALI YANG DIBICARAKAN
1. REFLEKSI GESER
2. GESERAN DAN ROTASI
3. ROTASI DAN ROTASI
 Definisi
 Misalkan s suatu garis dan AB suatu
garis berarah dengan AB // s. Suatu
refleksi geser G adalah pemetaan yang
memenuhi G=MsSAB..
 Teorema
 Misal s garis dan AB garis berarah. Jika
s//AB , maka MsSAB = SABMs
 Teorema
 Suatu refleksi geser tidak mempunyai titik
tetap.
 Satu-satunya garis tetap adalah sumbunya
sendiri.

 Teorema
 Misal t suatu garis dan CD suatu garis
berarah sedemikian sehingga CD tida tegak
lurus t. Terdapat suatu refleksi geser G
sedemikian sehingga G = SCDMt.
 .
C
D
E
t
r
 Misalkan p suatu garis dengan p // t dan jarak
(p,t) = ½ |CE|
 Maka :
 SCDMt = SEDSCE Mt
 = SED (Mp Mt ) Mt
 = SED Mp (Mt Mt )

 = SED Mp I
 = SED Mp = G ( = suatu refleksi geser
 karena p//ED )
Misal s suatu garis dan A titik di luar s .
Misalkan diketahui suatu sudut dengan besar
. Terdapat suatu refleksi geser G1 dan G2
sedemikian sehingga G1 = Ms RA, dan G2 =
RA, Ms.
 ( Dengan kata lain teorema ini ,mengatakan
bahwa suatu putaran terhadap A dan diikuti
oleh suatu refleksi terhadap garis s atau
sebaliknya merupakan suatu refleksi geser )
 .
A
r
s
D
C
t
/2
 Misalkan r garis yang melalui A dan r // s.
 Misalkan t garis yang melalui A dengan m(<(t,r))
= ½ .
 Diperoleh Ms RA, = Ms (Mr Mt)
 = (Ms Mr) Mt
 = SCD Mt
 = G1.
 Misalkan s suatu garis, P titik yang tidak terletak
pada s. Misal r garis yang melalui P tegak lurus s.
Maka berlaku:
 a. HPMs merupakan suatu refleksi geser yang
sama dengan MrSAB
 b. MsHP merupakan suatu refleksi geser yang
sama dengan SCDMr.
 Misal t adalah garis yang melalui P dengan t // s
dan r garis yang melalui P dengan r tegak lurus s.
 Misal AB garis berarah dengan AB//r , |AB| = 2
kali jarak (s,t) dan CD garis berarah dengan CD//r ,
|CD| = 2 kali jarak ( t,s).
 Sehingga HP Ms = ( Mr Mt ) Ms
 = Mr ( Mt Ms )
 = Mr SAB
 Kemudian Ms HP = Ms ( Mt Mr )
 = (Ms Mt ) Mr
 = SCD Mr
bukti
Teorema
Untuk sebarang titik A, B, P dan suatu
sudut dengan besar , selalu dapat
ditemukan titik C dan D sedemikian
sehingga :
a. SAB RP,  = RC, 
b. RP, SAB = RD,
 .
r
P
C
A B
p
q
/2
 . Dari yang diketahui titik-titik A, B, dan P
serta suatu sudut dengan besar , tarik garis p
melalui P dengan p tegak lurus AB dan tarik
garis q dengan q // p , (p,q) = ½ |AB|.
Kemudian buat garis r melalui P dengan
m(<(r,p)) = ½ .
 Sehingga :
 SAB RP, = (Mq Mp )(Mp Mr )
 = Mq ( Mp Mp ) Mr
 = Mq I Mr
 = Mq Mr
 = RC, 
 .
r
P
A
B
q
p
/2 /2
 b. Dari yang diketahui titik-titik A, B, dan P
serta suatu sudut dengan besar , tarik garis p
melalui P dengan p tegak lurus AB dan tarik
garis q dengan q // p , (p,q) = ½ |AB|.
Kemudian buat garis r melalui P dengan
m(<(p,r)) = ½ .
 RP, SAB = ( Mr Mp ) (Mp Mq )
 = Mr( Mp Mp ) Mq
 = Mr I Mq
 = Mr Mq
 = RD,
 Pada saat membahas tentang putaran
telah diketahui bahwa hasil kali dua
putaran yang pusatnya sama , akan
menghasilkan suatu putaran baru dengan
pusat semula dan besar sudut putar
adalah jumlah dari kedua sudut putar
semula, atau dalam lambang putaran .
 Berikut ini akan dibahas tentang hasil
kali putaran dengan putaran tetapi
pusat kedua putaran tidak sama.
 Teorema
 Hasil kali dua putaran ,
 A B akan berupa putaran lagi dengan sudut
putar + atau berupa geseran jika + =
360.
 . r
C (+)/2
/2 /2
s
t
B
A
 Dalam segitiga ABC di atas, m(<ABC) = m(<(t,r)) =
½  . dan m(<CAB) = m(<(s,t) = ½ , maka m(<ACD
=(<(s,r)) = ½  + ½  = (+)/2 , sehingga putaran
yang dihasilkan oleh MrMs mempunyai sudut
putaran sebesar + .
 Hal tersebut tidak akan terjadi jika C tidak ada(
yaitu dalam kondisi r // s). Jadi apabila m(<(r,t))
= m(<(s,t)) = ½  , tetapi m(<(t,r)) = -m(<(r,t)) =
½  . Jadi
 – ½ = ½  sehingga + = 0.
 Dalam hal ini
 RB,RA, = MrMs
 = SCD
 ( dengan |CD| = 2 kali jarak ( s,r)
 Untuk tiga garis sebarang r,s,t yang tidak
bertemu di satu titik dan tidak saling sejajar,
maka hasil kali MtMsMr tanpa memandang
urutan merupakan suatu refleksi geser.
B A
/2 /2
r
s
 Pandang MtMsMr = Mt (MsMr )
 = Mt RA, 
 = G ( misal m(<(r,s)) = 
 Apa yang terjadi jika r,s,t melalui satu titik yang
sama ?
 Bagaimana pula jika r//t//s
 Diketahui dua segitiga ABC dan segitiga A’B’C’
yang konkruen seperti pada gambar berikut.
Tentukan suatu refleksi geser G yang
membawa segitiga ABC menjadi A’B’C’.
A
B
C
A’
B’
C’
 Andaikan G sudah didapat, berarti terdapat
ruas garis berarah PQ dan garis s sedemikian
sehingga G = SPQMs yang berarti G(ABC) =
A’B’C’.
 Misalkan A”B”C” = Ms(ABC) dan A’B’C’=
SPQ(A”B”C”), diperoleh A’C’//A”C” dan
m(<(s,AC)) = m(<(s,A”C”)). Jadi m(<(A’C’, s ))
= m(<(s,AC)) . Sehingga dapat disimpulkan
bahwa s sejajar dengan garis bagi (A’C’ , AC ) .
 a. Lukis P = ( A’C’ , AC )
 b. Lukis garis bagi <(A’C’ , AC ), yaitu garis t.
 c. Lukis garis m, dengan m//t , m melalui A dan garis l,
dengan l t, l melalui A. Misal A”=( m, l ) .
 d. Lukis garis s , dengan s//t dan s melalui titik tengah
AA”.
 e. Lukis titik-titik B” dan C” , dengan B”=Ms(B) dan
C”=Ms(C).
 f. Lukis titik P, Q di t sedemikian sehingga PQ=A’A”
 g. Diperoleh G= SPQMs sedemikian sehingga (A’B’C’) =
SPQMs (ABC) = G(ABC)
Definisi
Suatu transformasi L disebut suatu similatitas, jika terdapat
bilangan positif k sedemikian hingga untuk sebarang titik P, Q dipenuhi
|P’Q’| = k |PQ| , dengan P’=L(P) dan Q’=L(Q).
Similaritas (kesebangunan)
similaritas dengan faktor k tersebut dilambangkan dengan LK dan
k disebut faktor similaritas.
Dari definisi diatas, tampak bahwa jika k=1 suatu similaritas
adalah suatu isometri atau dengan kata lain, suatu isometri adalah
kejadian khusus dari similaritas.
Teorema
Similaritas adalah suatu kolineasi.
Teorema
Similaritas mempertahankan besar sudut.
Teorema
Similaritas mempertahankan ketegaklurusan.
Teorema
Similaritas mempertahankan kesejajaran.
Bukti Similaritas adalah suatu kolineasi
Ambil sebarang garis t, dan dua titik A , B di t yang berbeda dan
A’=T(A) , B’=T(B). Misal h garis yang melalui A’ dan B’. Misalkan pula
T suatu transformasi kesebangunan.
Akan dibuktikan bahwa T(t) = h. Untuk itu akan dibuktikan T(t) h dan
h T(t)
a. Bukti T(t) h
Ambil sebarang titik P di t dengan P berbeda dengan A dan B. Misalkan
P terletak antara A dan B , maka berlaku |AP|+|PB|=|AB|.
Kemudian misalkan P’ = T(P) dan faktor kesebangunan T adalah k,
maka berlaku
|A’P’| + |P’B’| = k|AP| + k|PB|
= k |AP + PB |
= k |AB|
Oleh karena |A’B’| = k|AB| maka |A’P’ |+|P’B’| = |A’B’|.
Oleh karena |A’B’| = k|AB| maka |A’P’ |+|P’B’| = |A’B’|.
Jadi P’ terletak antara A’ dan B’ yang berarti bahwa A’, P’, dan B’
segaris. Dengan cara serupa, dapat ditunjukkan bahwa hal ini berlaku
pula untuk A antara P dan B maupun B antara A dan P.
Jadi P anggota h atau T(P)  h
a. Bukti h T(t).
Ambil sebarang titik Q’ pada h.
Karena T suatu transformasi, jadi surjektif maka ada Q pada bidang V
sedemikian sehingga Q’ = T(Q).
Misalkan Q’ terletak antara A’ dan B’. Sehingga berlaku
|A’Q’|+|Q’B’|=|A’B’|.
Misalkan Q tidak berada di t maka berlaku |AQ|+|QB|>|AB|,
akibatnya k|AQ|+k|QB|> k|AB|.
Sehingga |A’Q’|+|Q’B’|>|A’B’|. Ini bertentangan dengan
|A’Q’|+|Q’B’|=|A’B’|. Jadi haruslah Q terletak pada t.
Bukti serupa untuk A’ antara Q’ dan B’ dan juga B’ antara A’ dan Q’.
Diperoleh h T(t).
Dari bukti a. dan b. dapat disimpulkan bahwa T(t) = h.
1. Kesebangunan mempertahankan besar sudut
Misalkan diberikan sebarang sudut < ABC dan T(<ABC) =
<A’B’C’.
Diperoleh |A’B’| = k|AB|, |B’C’| = k|BC|, dan |A’C’| = k|A’C’|.
Sehingga segitiga A’B’C’ sebangun dengan segitiga ABC. Diperoleh
besar sudut A’B’C’ sama dengan besar sudut ABC.
Jadi terbukti bahwa kesebangunan mempertahankan besar sudut.
Akibat langsung dari bukti ini adalah kesebangunan juga
mempertahankan ketegaklurusan.
Teorema
HasilkalisimilaritasLk danLm adalahsimilaritasLkm,yaitusuatu
similaritasdenganfaktorkm.
Definisi
Misal P suatu titik tertentu dan k 0. Transformasi DP,k
disebut suatu dilatasi terhadap P dengan faktor k jika
a. DP,k (P)=P.
b. Untuk sebarang titik QP, DP,k(Q) = Q’ dengan PQ’=kPQ dan
Q’ pada PQ untuk k>0 kemudian Q’ pada P/Q untuk k<0.
Teorema
Untuk sebarang garis g dan g’=DP,k(g) berlaku :
a. g’=g jika P terletak pada g.
b. g’//g jika P tidak terletak pada g.
Teorema
Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu
similaritas. Sebaliknya, suatu similaritas selalu dapat dinyatakan
sebagai hasilkali suatu dilatasi dan suatu isometri.
Teorema
Untuk sepasang segitiga yang sebangun ABC dan A’B’C’ terdapat
tepat satu similaritas L yang membawa A ke A’, B ke B’ , dan C ke C’
1. Rumus Dilatasi
Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik
dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=DP,k(T).
Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari
T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b)
T’(a’,b’)
P(x,y)
t’
x T(a,b)
t
Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks
diperoleh:
PT’ = k(PT)
t’-x = k(t-x)
atau























y
-
b
x
-
a
k
y
b'
x
a'
sehingga

































y
x
k)
(1
b
a
k
b'
a'

More Related Content

What's hot

Exercise 2.3
Exercise 2.3Exercise 2.3
Exercise 2.3
Naa Mariana
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
Nia Matus
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran barian11
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Arvina Frida Karela
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
Nia Matus
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
Yadi Pura
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
maman wijaya
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Eman Mendrofa
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiSeptian Amri
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Nia Matus
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
Edhy Suadnyanayasa
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
Yadi Pura
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grupwahyuhenky
 
Makalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaMakalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoida
DIANTO IRAWAN
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Jamil Sirman
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
KuliahKita
 

What's hot (20)

Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Exercise 2.3
Exercise 2.3Exercise 2.3
Exercise 2.3
 
Pencerminan geser fix
Pencerminan geser fixPencerminan geser fix
Pencerminan geser fix
 
2.pencerminan
2.pencerminan2.pencerminan
2.pencerminan
 
Geometri analitik bidang lingkaran
Geometri analitik bidang  lingkaran Geometri analitik bidang  lingkaran
Geometri analitik bidang lingkaran
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Ring
RingRing
Ring
 
Rangkuman materi Isometri
Rangkuman materi IsometriRangkuman materi Isometri
Rangkuman materi Isometri
 
Sub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup faktoSub grup normal dan grup fakto
Sub grup normal dan grup fakto
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2Struktur aljabar-2
Struktur aljabar-2
 
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali CartesiusRelasi dan Hasil Kali Cartesius
Relasi dan Hasil Kali Cartesius
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
Geometri analitik ruang
Geometri analitik ruangGeometri analitik ruang
Geometri analitik ruang
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Order dari Elemen Grup
Order dari Elemen GrupOrder dari Elemen Grup
Order dari Elemen Grup
 
Makalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoidaMakalah struktur aljabar grupoida
Makalah struktur aljabar grupoida
 
Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah Limit fungsi dua peubah
Limit fungsi dua peubah
 
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
Matematika Diskrit - 03 himpunan - 05
 

Similar to materi-ajar-geometri-transformasi.ppt

scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdfscribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
dwiari19
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
Nia Matus
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s i
kusnadiyoan
 
TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRITRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI
Nesha Mutiara
 
TRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptx
TRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptxTRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptx
TRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptx
DiniAnnisa9
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
Nia Matus
 
Translasi dan Rotasi
Translasi dan RotasiTranslasi dan Rotasi
Translasi dan Rotasi
Hariyatunnisa Ahmad
 
Presentation translasi
Presentation translasiPresentation translasi
Presentation translasibagusajisaputt
 
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
putrisagut
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrie
andriehasan
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
GGM Spektafest
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
Fazar Ikhwan Guntara
 
Makalah
MakalahMakalah
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)guest6ea51d
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)guest6ea51d
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
Ikak Waysta
 
Bahan ajar fisika gerak melingkar
Bahan ajar fisika gerak melingkarBahan ajar fisika gerak melingkar
Bahan ajar fisika gerak melingkar
eli priyatna laidan
 

Similar to materi-ajar-geometri-transformasi.ppt (20)

scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdfscribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s i
 
TRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRITRANSFORMASI GEOMETRI
TRANSFORMASI GEOMETRI
 
TRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptx
TRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptxTRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptx
TRANSFORMASI GEOMETRI BARU.pptx
 
Makalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikanMakalah transformasi balikan
Makalah transformasi balikan
 
Translasi dan Rotasi
Translasi dan RotasiTranslasi dan Rotasi
Translasi dan Rotasi
 
Presentation translasi
Presentation translasiPresentation translasi
Presentation translasi
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
Transformasi geometri MATEMATIKA KELAS 12 SMA lengkap dengan contoh soal dan ...
 
R5 h kel 5 geotrans1
R5 h kel 5 geotrans1R5 h kel 5 geotrans1
R5 h kel 5 geotrans1
 
Transformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrieTransformasi geometri andrie
Transformasi geometri andrie
 
Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)Bandul Fisis (M5)
Bandul Fisis (M5)
 
fungsi trigonometri
fungsi trigonometrifungsi trigonometri
fungsi trigonometri
 
Trigonometri
TrigonometriTrigonometri
Trigonometri
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
Transformasi (Translasi, Rotasi Dan Dilatasi)
 
Transformasi
TransformasiTransformasi
Transformasi
 
Bahan ajar fisika gerak melingkar
Bahan ajar fisika gerak melingkarBahan ajar fisika gerak melingkar
Bahan ajar fisika gerak melingkar
 

Recently uploaded

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
Kurnia Fajar
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
muhammadRifai732845
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
johan199969
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
lastri261
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
muhammadyudiyanto55
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 

Recently uploaded (20)

PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdfTugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
Tugas Mandiri 1.4.a.4.3 Keyakinan Kelas.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 

materi-ajar-geometri-transformasi.ppt

  • 2.  Pendahuluan ◦ Penggolongan Geometri ◦ Geometri Euclides  Transformasi ◦ Fungsi dan Jenis-jenis Fungsi ◦ Transformasi Sebagai Fungsi ◦ Sifat Transformasi ◦ Grup Transformasi  Transformasi Geseran ◦ Pengertian Geseran ◦ Menemukan Rumus Geseran ◦ Sifat-sifat Geseran ◦ Hasil Kali Geseran  Setengah Putaran ◦ Pengertian Setengah putaran ◦ Menemukan Rumus Setengah putaran ◦ Sifat-sifat Setengah putaran ◦ Hasil Kali Setengah putaran
  • 3.  Transformasi Pencerminan ◦ Pengertian Pencerminan ◦ Menemukan Rumus Pencerminan ◦ Sifat-sifat Pencerminan ◦ Hasil Kali Pencerminan  Transformasi Putaran ◦ Pengertian Putaran ◦ Menemukan Rumus Putaran ◦ Sifat-sifat Putaran ◦ Hasil Kali Putaran  Hasil Kali Isometri  Group dan Similaritas
  • 4.  B. Susanta Geometri Transformasi, UGM  Gatut Iswahyudi Geometri Transformasi, UNS  I.M Yaglom Geometric Transformations I, Yale University
  • 6. 1. Presensi minimal 75% 2. … 3. … 4. … 5. …
  • 7. A, B, … : titik-titik g, h, … : garis-garis titik (g,h) : titik potong garis g dan h garis (A,B)= : garis melalui A dan B : sinar garis AB dengan pangkal A : ruas garis AB AB : panjang ruas garis AB AB AB AB
  • 8. : ruas garis berarah dari A ke B : vektor dengan pangkal A ujung B A-B-C : B terletak diantara A dan C : sudut ABC : besar sudut ABC (dalam derajat) : kongruen : sebangun (similar) ABC   AB ABC m 
  • 9.  Berdasar ruang lingkup 1. Geometri bidang (dimensi 2) 2. Geometri ruang (dimensi 3) 3. Geometri dimensi n 4. Geometri bola 5. dsb
  • 10.  Berdasar bahasa 1. Geometri murni (dengan geometri/gambar) 2. Geometri analitik (dengan bahasa aljabar) 3. Geometri differensial (dengan bahasa derivatif) 4. dsb
  • 11.  Berdasar sistem aksioma 1. Geometri euclides 2. Geometri non euclides 3. Geometri proyektif 4. dsb
  • 12.  Berdasar transformasi  Berdasar metode pendekatannya  dst.
  • 13. 1. Dalam bidang diketahui lingkaran pusat A(0,0) dengan jari-jari 5 2. Diketahui persamaan: x+2y=4 z-y =4
  • 15. B A
  • 16. B A
  • 17. B A
  • 18. B A
  • 19. B A
  • 20. B A
  • 21. B A
  • 22. B A
  • 23.
  • 24.  Unsur tetap  Kolineasi  Identitas  Isometri  Involusi
  • 27.
  • 29. 1. Diketahui ) 1 , 1 2 ( )) , ((    y x y x T a. Selidiki apakah T suatu kolineasi b. Selidiki apakah T suatu involusi a. ) 1 , 1 2 ( )) , ((    y x y x T                     1 1 2 ' ' dengan ) ' , ' ( ) , ( y x y x y x y x T ambil persamaan garis 0     c by ax g diperoleh 1 ' 1 ' 2 1 ' 1 2 '           y y y y x x x x sehingga ' ) ( g g T    0 ) 2 ( ' 2 ' 0 ) 1 ' 2 1 ' '                   c b a by ax c y b x a g Karena g’ adalah garis maka T merupakan kolineasi.
  • 30. a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’) T T TT=T2                      1 1 2 ' ' dengan ) ' , ' ( ) , ( y x y x y x y x T                      1 ' 1 ' 2 ' ' ' ' dengan ) ' ' , ' ' ( ) ' , ' ( y x y x y x y x T                                              2 3 4 1 ) 1 ( 1 ) 1 2 ( 2 1 ' 1 ' 2 ' ' ' ' dengan ) ' ' , ' ' ( ) , ( 2 y x y x y x y x y x y x T Jadi ) 2 , 3 4 ( )) , (( 2    y x y x T
  • 31.  Isometri adalah kolineasi atau bila U isometri dan g garis maka U(g) = g’  Isometri mempertahankan kesejajaran  Isometri mempertahankan besar sudut
  • 32. Jika V transformasi dan W transformasi, berkenaan sifat V dan W sebagai fungsi, maka dapat didefinisikan komposisi atau hasil kali dari V dan W. Seperti halnya menyusun komposisi dua fungsi maka komposisi W V  , W dikerjakan dahulu baru V. Jadi )) ( ( ) ( A W V A W V   . Kemudian untuk menyingkat, seringkali ditulis 2 , V V V VW W V    
  • 33. Hasil kali dua transformasi akan merupakan transformasi. Bukti : Ambil V dan W adalah transformasi dari bidang ke bidang semula, maka V•W merupakan transformasi bila dapat dibuktikan bahwa V•W adalah pemetaan bidang kepada bidang dan bahwa V•W satu-satu. Ambil sebarang titik Q’’ Karena V transformasi ) ' ( ' ' ' Q V Q Q    Karena W transformasi ) ( ' Q W Q Q    Sehingga ) ' ( ' ' Q V Q  ) ( )) ( ( Q W V Q W V    Berarti setiap titik pasti merupakan hasil fungsi V•W terhadap salah satu titik dalam bidang. Kemudian karena V dan W fungsi satu-satu, maka V•W juga akan merupakan fungsi satu-satu. Terbukti bahwa V•W adalah transformasi.
  • 34. 1. Diketahui     1 , 3 )) , (( dan 2 , )) , (( 2 1      y x y x T y x y x T a. Carilah 2 1T T b. Kenakan 2 1T T pada persamaan garis yang melalui (-4,-6) dan sejajar dengan 0 5 3 2     y x g Jawab: a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’) T2 T1 T1T2                      1 3 ' ' dengan ) ' , ' ( ) , ( 2 y x y x y x y x T                     ' 2 ' ' ' ' ' dengan ) ' ' , ' ' ( ) ' , ' ( 1 y x y x y x y x T                                             2 2 3 ) 1 ( 2 3 ' 2 ' ' ' ' ' dengan ) ' ' , ' ' ( ) , ( 2 1 y x y x y x y x y x y x T T Jadi ) 2 2 , 3 ( )) , (( 2 1     y x y x T T
  • 35. a. Persamaan garis melalui (-2,-3) dan sejajar dengan 0 5 3 2     y x g Karena sejajar maka 2 1 m m  3 5 2 5 2 3 0 5 3 2        x y x y y x Jadi 3 2 , 3 2 2 1   m m 0 5 3 2 4 2 9 3 ) 2 ( 3 2 ) 3 ( ) ( ) ( 1 1              y x x y x y x x m y y h                       2 2 3 ' ' dengan ) ' , ' ( ) , ( 2 1 y x y x y x y x T T 1 2 1 2 2 ' 3 ' 3 '             y y y y x x x x Jadi h' (h) 2 1  T T   0 28 ' 3 ' 4 0 5 3 ' 2 3 6 ' 2 0 5 1 ' 2 1 3 3 ' 2                     y x y x y x
  • 36. 1. Diketahui ) 1 , 1 2 ( )) , ((    y x y x T a. Selidiki apakah T suatu involusi b. Kenakan T pada 2 x y  a. (x,y) (x’,y’) (x’’,y’’) T T TT=T2                      1 1 2 ' ' dengan ) ' , ' ( ) , ( y x y x y x y x T                      1 ' 1 ' 2 ' ' ' ' dengan ) ' ' , ' ' ( ) ' , ' ( y x y x y x y x T                                              2 3 4 1 ) 1 ( 1 ) 1 2 ( 2 1 ' 1 ' 2 ' ' ' ' dengan ) ' ' , ' ' ( ) , ( 2 y x y x y x y x y x y x T Jadi ) 2 , 3 4 ( )) , (( 2    y x y x T
  • 37. a. T pada 2 x y  2 2 ' 2 ) ' ( ' 2 ' 2 ) ' ( ' 2 4 ' 2 ) ' ( 2 ' 2 ) 1 ' ( ) 1 ' ( 2 2 ) 1 ' ( 1 ' ) ( 2 2 2 2 2                  x x y x x y x x y x y x y h T
  • 38.
  • 39. S merupakan geseran apabila terdapat suatu ruas garis berarah AB sedemikian sehingga untuk setiap titik P pada bidang V berlaku S(P)=P’ dengan PQ=AB. Selanjutnya geseran dengan vektor geser AB dinyatakan sebagai SAB A B P’ P
  • 40. CD AB S S CD AB    Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris, genjang jajar CABD S S CD AB   Geseran adalah suatu isometri
  • 41. CD AB S S CD AB    Bukti : 1) CD AB S S CD AB    Ambil titik P dan kenakan S dengan vektor geser AB. Berarti ' ) ( P P SAB  berarti ' PP AB  . Karena CD AB S S  maka ' berarti ' ) ( PP CD P P SCD   . Karena ' PP AB  ' PP CD  Maka akibatnya CD AB  2) CD AB S S CD AB    Ambil P dan kenakan AB S berarti ' ' ) ( PP AB P P SAB    . Karena ' maka PP CD CD AB   . Sehingga ' ) ( P P SCD  ' ) ( P P SAB  Maka akibatnya CD AB S S  Dari (1) dan (2) terbukti bahwa CD AB S S CD AB   
  • 42. Misalkan tiga titik A, B dan C tidak segaris, genjang jajar CABD S S CD AB   Bukti : 1) genjang jajar CABD S S CD AB   Dengan dalil 2.1 diperoleh bahwa jika CD AB S S CD AB    Karena CD AB S S CD AB    berakibat BD AC  Jadi CABD jajar genjang. 2) CD AB S S CABD   genjang jajar CABD jajar genjang, berarti terdapat 2 pasang sisi yang sejajar dan sama panjang, yaitu CD AB  BD AC  Karena CD AB  dengan dalil 2.1 (jika CD AB S S CD AB    ) Jadi CD AB S S  Dari (1) dan (2) terbukti bahwa genjang. jajar CABD S S CD AB  
  • 43. Geseran adalah suatu isometri Bukti : 1) = ' ' ) ( PP AB P P SAB    ' ' ) ( QQ AB Q Q SAB    Akibatnya ' ' QQ PP  Akan dibuktikan PQ Q P  ' ' ' PP dan Q tidak segaris, dengan dalil 2.2 PQQ’P’ jajar genjang Berakibat PQ Q P PQ Q P    ' ' ' ' 2) ' PP dan Q segaris PQ Q P PQ Q P QQ PP PP QQ PQ PP PQ Q P         ' ' akibat ' ' maka ' ' karena ' ' ' ' ' ' Jadi S isometri A B P P’ Q Q’ P Q’ Q P’
  • 46. Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1) 1) Carilah rumus SAB dan SBA? 2) Kena Apakah SBA kolineasi? 3) kan SBA pada garis h di mana h melalui titik A dan tegak lurus dengan garis g : 8x- 3y+10=9. 4) Apakah SBA involusi? 5) Apakah SBA isometri? 6) Apakah hasil kali SAB dan SBA?
  • 47.  Diketahui titik-titik A(4, -6) dan B(3, 1) ◦ Apakah SBA kolineasi? ◦ Kenakan SBA pada garis h di mana h melalui titik A dan tegak lurus dengan garis g : 8x- 3y+10=0. ◦ Apakah SBA involusi? ◦ Apakah SBA isometri? ◦ Apakah hasil kali SAB dan SBA ?
  • 48.  Dari soal-soal di atas buatlah kesimpulan tentang sifat-sifat geseran, ◦ Apakah geseran merupakan suatu kolineasi? ◦ Apakah geseran merupakan involusi? ◦ Apakah geseran merupakan isometri? ◦ Apakah hasil kali geseran dengan vektor geser yang berlawanan arah?
  • 49. Teorema Hasil kali dua geseran SAB dan SCD akan merupakan geseran lagi dengan T T’ T’’ A B CD AB PQ   C D P Q
  • 51.
  • 52.
  • 53. Setengah putaran terhadap titik P (dengan pusat P) dilambangkan dengan Hp, adalah pemetaan yang memenuhi untuk sebarang titik A di bidang V : 1. Jika A ≠ P maka titik P titik tengah AA’ Hp(A)=A’ 2. Jika A = P maka Hp(A)=P=A A A’ P
  • 54. Bukti : Akan ditunjukkan Hp2=I Ambil A, kenakan Hp sehingga Hp(A)=A’ Kenakan A’ dengan Hp, maka Hp(A’)=A Hp(Hp(A))=A’=A Hp2(A)=A Hp2=I Jadi Hp involusi A P A’ Hp Hp
  • 55. TEOREMA Setengah putaran adalah isometri Bukti : Ambil titik P, A dan B yang tidak segaris. P sebagai pusat putar. A B P B’ A’  Kenakan A dengan Hp, sehingga Hp(A)=A’ dengan AP=PA’.  Kenakan B dengan Hp, sehingga Hp(B)=B’ dengan BP=PB’.
  • 56. Lanjutan Perhatikan ∆APB dan ∆A’PB’ Karena AP=PA’ BP=PB’ Maka ∆APB dan ∆A’PB’ kongruen (s, sd, s) Akibat : AB=A’B’ Jadi setengah putaran adalah isometri belakang) (bertolak ' 'PB A APB   
  • 57. X O Y A(x,y) A’(x’,y’) P(a,b)  Ambil P(a,b) sebagai pusat putar.  Hp memetakan A(x,y) ke A’(x’,y’).
  • 58. Diperoleh hubungan bahwa : Jadi jika P(a,b) maka : Hp = (x,y)→(x’,y’) dengan y b y y y b y y b x a x x x a x x a                 2 ' ' 2 2 ' 2 ' ' 2 2 '                    y b x a y x 2 2 ' '
  • 59. LATIHAN Diketahui A(-3,-5) dan B(-2,3) 1.Carilah HA•HB 2.Apakah HA•HB involusi? 3.HB memetakan ∆KLM ke∆K’L’M’ dengan K(3,5), L(-5,-4) dan M(5,6). Carilah koordinat K’, L’ dan M’ 4.Carilah Q s.d.s HA•HB(Q)=P dengan P(-4,7)
  • 60. 1. Diketahui A(4,4), B(2,-5) dan P(6,4), tentukan HA•HB(P) dan HB•HA(P). 2. Diketahui P(3,2). Tentukan Hp((1,3)) dan Hp-1 ((2,4)). 3. Misalkan L={(x,y)│x2+y2=25}.Tentukan L’=HB•HA(L) jika A(2,1) dan B(-3,5). 4. Misalkan g={(x,y)│y=5x+3} dan A(2,3), B(-1,-2) dan C(3,5). Tentukan SAB•Hc(g).
  • 61. Bukti : TEOREMA Hasil kali dua setengah putaran merupakan geseran P B A C P ’ P’’
  • 62. Ambil titik P, A dan B tidak segaris, kenakan P dengan HA sehingga : HA(P)=P’ berlaku PA=AP’ HB(P)=P’ berlaku P’B=BP’’ Berarti : HB(P’)=P’’ HB(HA(P))=P’’ HB•HA(P)=P’’ Karena PA=AP’ dan P’B=BP’’ Maka AB merupakan garis tengah sejajar alas PP’ dalam ∆PP’P’’ sehingga PP’’=2AB Berarti HA•HB merupakan geseran atau HA•HB=SAC dengan AC=2AB
  • 63. Hasil kali geseran dan setengah putaran ???
  • 64.  Diketahui koordinat P(-2,8) dan R(0,10) serta ∆A’B’C’ dengan A’(5,1) B’(-3,-4) dan C’(1,-5). Carilah ∆ABC sehingga : HR•HP(A)=A’ HR•HP(B)=B’ HR•HP(C)=C’ Jawab : A(1,-3) B(-7,-8) C(-3,-9)
  • 65.  Diketahui koordinat E(-5,-1) F(1,4) G(-2,-8) 1. Apakah hasil dari HF•HG Jawab : (6-x, 22-y) 2. Jika HF•HG=SED carilah koordinat D Jawab : (1, 21) 3. Kenakan HE•HF pada garis g di mana g melalui E dan tegak lurus garis yang melalui F dan G 4. Apakah hasil dari HF•HE•HG 5. Selidiki apakah HG•SEF involusi Find the answers by yourself, pasti bisa!!!
  • 66.
  • 67.  Transformasi pencerminan /refleksi menghasilkan bayangan yang tergantung pada acuannya.
  • 68.  Refleksi terhadap sumbu x Refleksi titik A (a, c) terhadap sumbu x menghasilkan bayangan yaitu A’(a’, c’), demikian juga untuk titik B dan titik C. Diperoleh persamaan bahwa : a’ = a, b’ = b, c’= -c dan seterusnya sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 1 0 0 -1 x T        Dengan notasi matrik : Refleksi ditulis dengan notasI : A(a,c) A’(a, -c) sumbu x 1 0 0 -1 x x x x T y y y                            
  • 69. Sama seperti refleksi terhadap sumbu x menghasilkan persamaan a’= - a, b’ = - b dan c’ = c dan seterusnya. sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : Refleksi ditulis dengan notasI : A(a,c) A’(-a, c) sumbu y Dengan notasi matrik : -1 0 0 1 y x x x T y y y                             -1 0 0 1 y T       
  • 70.  Refleksi terhadap titik asal (0,0) Menghasilkan persamaan : a’= - a, dan c’ = -c, b’= - b, dan c’ = -c, d’= - d, dan c’ = -c, sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : (0,0) -1 0 0 -1 T        Refleksi ditulis dengan notasI : A(a,c) A’(-a,-c) titik(0,0) (0,0) -1 0 0 -1 x x x T y y y                             Dengan notasi matrik :
  • 71.  Refleksi terhadap garis y = x Menghasilkan persamaan : a’= c, dan c’ = a, b’= c, dan c’’ = b, d’= e, dan e’ = d dan seterusnya sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 0 1 1 0 y x T         Refleksi ditulis dengan notasI : A(a,c) A’(c,a) y = x 0 1 1 0 y x x x x T y y y                              Dengan notasi matrik :
  • 72.  Refleksi terhadap garis y = - x Menghasilkan persamaan : a’= -c, dan c’ = -a, b’= -c, dan c’’ = -b, d’= -e, dan e’ = -d dan seterusnya, sehingga persamaan matrik transformasinya adalah : 0 -1 -1 0 y x T         Refleksi ditulis dengan notasI : A(a,c) A’(-c,-a) y =- x 0 -1 -1 0 y x x x x T y y y                              Dengan notasi matrik :
  • 73.  Refleksi terhadap garis y = h Sumbu x digeser sejauh h, menghasilkan persamaan : a’= a, dan c’ = 2h-c, b’= b, dan c’ = 2h-c, d’= d, dan e’ = 2h-e, sehingga notasi persamaan matrik transformasinya adalah : 1 0 0 0 -1 2 x x y y h                            
  • 74. Bukti : Sumbu-x dipindahkan sejauh h sehingga sumbu-x yang baru adalah y = h. Maka koefisien setiap titik berubah menjadi (x’, y’) dengan : Kemudian titik tersebut direfleksikan pada sumbu-x yang baru menjadi : Tahap terakhir, menggeser sumbu-x yang baru ke sumbu-x semula dengan memakai translasi diperoleh: 0 x x x y y h y h                               1 0 0 -1 x x x y y h y h                                0 2 0 1 0 0 - 2 0 -1 2 x x x y y h h y h x x y h y h                                                                   
  • 75.  Refleksi terhadap garis x = k Sekarang yang digeser adalah sumbu y sejauh k, menghasilkan persamaan : a’= 2k-a, dan c’ = c, b’= 2k-b, dan c’ = c, d’= 2k-d, dan e’ = e, sehingga notasinya adalah : A(a,c) A’(2k-a,c) x=k -1 0 2 0 1 0 x x k y y                             Dengan notasi matrik :
  • 76. Contoh Soal : Tentukan bayangan jajaran-genjang ABCD dengan titik sudut A(-2,4), B(0,-5) C(3,2) dan D(1,11) jika direfleksikan terhadap sumbu-x, kemudian dilanjutkan dengan refleksi terhadap sumbu-y. Jawab : Penyelesaian soal tersebut dilakukan dengan dua tahap yaitu mencari bayangan jajaran-genjang ABCD dari refleksi terhadap sumbu-x, kemudian bayangan yang terjadi direfleksikan terhadap
  • 77. Refleksi terhadap sumbu-x adalah sebagai berikut :
  • 78. Selanjutnya titik A’, B’, C’ dan D’ direfleksikan pada sb-y
  • 79. Hasil akhir diperoleh jajaran-genjang A’’B’’C’’D’’ dengan titik sudut A’’(2,-4), B’’(0,5), C’’(-3,-2) dan D’’(- 1,-11). Coba pikirkan : Bagaimana cara mendapatkan matrik transformasi pada suatu sistem yang mengalami refleksi lebih dari satu kali tetapi penyelesaiannya hanya dengan mengunakan satu tahap saja ?
  • 80.
  • 81.  Telah dibahas bahwa : ◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu sejajar adalah berupa geseran. ◦ Hasil kali 2 pencerminan dengan kedua sumbu yang saling tegak lurus adalah berupa setengah putaran.  Apakah hasil kali 2 pencerminan jika kedua sumbu sebarang???
  • 82.  Ambil sebarang sumbu s dan t yang berpotongan di P. Sebuah titik A sebarang dikenai Ms dan Mt , berarti : Ms(A) = A’ Mt(A’) = A’’ Jadi, Mt(A’) = A’’ Mt(Ms(A)) = A’’ (Mt•Ms)(A) =A’’  Ambil Q titik tengah AA’  Ambil R titik tengah A’A’’
  • 83. Akibat pencerminan : 1. QPA' m APQ m    PR A' m 2 QPA' 2m ' APA' m maka t) s, ( m Jika ' RPA' m PR A' m            PR) A' m QPA' m ( 2     2.PA = PA’ PA’ = PA’’ Jadi PA = PA’’ Sehingga Mt•Ms menghasilkan : 1.PA = PA’’ 2. t) titik(s, P dan t) (s, m dengan 2 ' APA' m       
  • 84.  Putaran terhadap P dengan sudut θ sebagai sudut putar dilambangkan dengan RP,θ adalah pemetaan yang memenuhi : ◦ RP,θ (P) = P ◦ Rp,θ (A) =A’ di mana PA=PA’ dan P = pusat putar θ = sudut putar
  • 85.  Jika θ = 0o maka RP,θ = I  Jika θ = 180o maka RP,θ = HP  Jika α = β maka α = β + k•360o, dengan k anggota B+  Sudut θ positif jika arah berlawanan jarum jam
  • 86.  Sebarang putaran RP,θ selalu dapat dianggap sebagai hasil kali 2 pencerminan, satu terhadap sumbu s dan satu terhadap sumbu t.  P = titik (s,t)  Jadi, hasil kali 2 pencerminan Mt•Ms : ◦ Jika s//t maka Mt•Ms = SAB dengan AB = 2 jarak (s,t) ◦ Jika s tidak sejajar t maka Mt•Ms = Rp,θ dengan P = titik (s,t) dan ◦ Jika s tegak lurus t maka Mt•Ms = RP,θ = HP
  • 87.  Dengan pusat putar (0,0) Ambil sumbu cermin s dan t di mana s berimpit dengan sumbu x dan t garis melalui (0,0) dengan 2 cos 2 sin    m RP,θ dinyatakan sebagai hasil kali pencerminan :  Sumbu s, y = 0 Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan                                  y x y y y x y x 1 ) ( 1 . 2 1 ) ( 0 . 2 ' '                   y x 1 0 0 1
  • 88.  Sumbu t, x y 2 cos 2 sin    , maka 2 sin 2 cos   x y  0 ) 2 90 sin( ) 2 90 cos( ) 2 90 cos( ) 2 90 sin(             y x x y Mt : (x’,y’) → (x’’,y’’) dengan                                            cos sin 2 ' ' 2 cos 2 sin 2 sin 2 cos ' ' ' ' p y x y x                                            ' ' cos sin sin cos 0 ' ' ) 180 ( cos ) 180 ( sin ) 180 ( sin ) 180 ( cos y x y x        
  • 89.  Mt•Ms : (x,y) → (x’,y’) dengan                           ' ' cos sin sin cos ' ' ' ' y x y x                                                  y x y x         cos sin sin cos 1 0 0 1 cos sin sin cos Jadi, jika P(0,0) maka : RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan                           y x y x     cos sin sin cos ' '
  • 90.  Dengan pusat putar P(a,b) Ambil suatu koordinat dengan pangkal P(a,b) dari suatu sumbu y y x x // dan // . Terhadap sumbu y P x koordinat C(x,y) dan C’(x,y). RP,θ : (x,y) →(x’,y’) dengan                           y x y x     cos sin sin cos ' ' Bila terhadap sumbu XOY, koordinat C(x,y) dan C’(x’,y’)                                                           b a y x OP OC PC y x b a y x OP OC PC y x ' ' ' ' ' '
  • 91. Jadi                           y x y x     cos sin sin cos ' '                                                                                                                                           b b a a b a y x b a b a y x y x b a y x b a y x                     cos sin sin cos cos sin sin cos cos sin sin cos cos sin sin cos ' ' cos sin sin cos ' ' Jadi jika pusat putar P(a,b) maka RP,θ : (x,y) → (x’,y’) dengan                                    q p y x y x     cos sin sin cos ' ' dengan     cos sin sin cos b a b q b a a p       Suatu transformasi yang dipenuhi 1 sin cos 2 2     merupakan putaran.
  • 92. 1. Diketahui A(-1,-2) dan B(10,0) a. tentukan RA,45 o dan RA,45 o (B) b. tentukan RA,-90 o • RA,90 o 2. Selidiki apakah transformasi tersebut merupakan rotasi dan tentukan pusat putarnya. a.                                     1 1 3 4 4 3 5 1 ' ' y x y x b.                                     10 5 5 / 3 5 / 4 5 / 4 5 / 3 ' ' y x y x c.                                    4 2 13 / 12 13 / 5 13 / 5 13 / 12 ' ' y x y x
  • 93.
  • 94. HASILKALI YANG DIBICARAKAN 1. REFLEKSI GESER 2. GESERAN DAN ROTASI 3. ROTASI DAN ROTASI
  • 95.  Definisi  Misalkan s suatu garis dan AB suatu garis berarah dengan AB // s. Suatu refleksi geser G adalah pemetaan yang memenuhi G=MsSAB..  Teorema  Misal s garis dan AB garis berarah. Jika s//AB , maka MsSAB = SABMs
  • 96.  Teorema  Suatu refleksi geser tidak mempunyai titik tetap.  Satu-satunya garis tetap adalah sumbunya sendiri.   Teorema  Misal t suatu garis dan CD suatu garis berarah sedemikian sehingga CD tida tegak lurus t. Terdapat suatu refleksi geser G sedemikian sehingga G = SCDMt.
  • 98.  Misalkan p suatu garis dengan p // t dan jarak (p,t) = ½ |CE|  Maka :  SCDMt = SEDSCE Mt  = SED (Mp Mt ) Mt  = SED Mp (Mt Mt )   = SED Mp I  = SED Mp = G ( = suatu refleksi geser  karena p//ED )
  • 99. Misal s suatu garis dan A titik di luar s . Misalkan diketahui suatu sudut dengan besar . Terdapat suatu refleksi geser G1 dan G2 sedemikian sehingga G1 = Ms RA, dan G2 = RA, Ms.  ( Dengan kata lain teorema ini ,mengatakan bahwa suatu putaran terhadap A dan diikuti oleh suatu refleksi terhadap garis s atau sebaliknya merupakan suatu refleksi geser )
  • 101.  Misalkan r garis yang melalui A dan r // s.  Misalkan t garis yang melalui A dengan m(<(t,r)) = ½ .  Diperoleh Ms RA, = Ms (Mr Mt)  = (Ms Mr) Mt  = SCD Mt  = G1.
  • 102.  Misalkan s suatu garis, P titik yang tidak terletak pada s. Misal r garis yang melalui P tegak lurus s. Maka berlaku:  a. HPMs merupakan suatu refleksi geser yang sama dengan MrSAB  b. MsHP merupakan suatu refleksi geser yang sama dengan SCDMr.
  • 103.  Misal t adalah garis yang melalui P dengan t // s dan r garis yang melalui P dengan r tegak lurus s.  Misal AB garis berarah dengan AB//r , |AB| = 2 kali jarak (s,t) dan CD garis berarah dengan CD//r , |CD| = 2 kali jarak ( t,s).  Sehingga HP Ms = ( Mr Mt ) Ms  = Mr ( Mt Ms )  = Mr SAB  Kemudian Ms HP = Ms ( Mt Mr )  = (Ms Mt ) Mr  = SCD Mr bukti
  • 104. Teorema Untuk sebarang titik A, B, P dan suatu sudut dengan besar , selalu dapat ditemukan titik C dan D sedemikian sehingga : a. SAB RP,  = RC,  b. RP, SAB = RD,
  • 106.  . Dari yang diketahui titik-titik A, B, dan P serta suatu sudut dengan besar , tarik garis p melalui P dengan p tegak lurus AB dan tarik garis q dengan q // p , (p,q) = ½ |AB|. Kemudian buat garis r melalui P dengan m(<(r,p)) = ½ .  Sehingga :  SAB RP, = (Mq Mp )(Mp Mr )  = Mq ( Mp Mp ) Mr  = Mq I Mr  = Mq Mr  = RC, 
  • 108.  b. Dari yang diketahui titik-titik A, B, dan P serta suatu sudut dengan besar , tarik garis p melalui P dengan p tegak lurus AB dan tarik garis q dengan q // p , (p,q) = ½ |AB|. Kemudian buat garis r melalui P dengan m(<(p,r)) = ½ .  RP, SAB = ( Mr Mp ) (Mp Mq )  = Mr( Mp Mp ) Mq  = Mr I Mq  = Mr Mq  = RD,
  • 109.  Pada saat membahas tentang putaran telah diketahui bahwa hasil kali dua putaran yang pusatnya sama , akan menghasilkan suatu putaran baru dengan pusat semula dan besar sudut putar adalah jumlah dari kedua sudut putar semula, atau dalam lambang putaran .  Berikut ini akan dibahas tentang hasil kali putaran dengan putaran tetapi pusat kedua putaran tidak sama.  Teorema  Hasil kali dua putaran ,  A B akan berupa putaran lagi dengan sudut putar + atau berupa geseran jika + = 360.
  • 110.  . r C (+)/2 /2 /2 s t B A
  • 111.  Dalam segitiga ABC di atas, m(<ABC) = m(<(t,r)) = ½  . dan m(<CAB) = m(<(s,t) = ½ , maka m(<ACD =(<(s,r)) = ½  + ½  = (+)/2 , sehingga putaran yang dihasilkan oleh MrMs mempunyai sudut putaran sebesar + .
  • 112.  Hal tersebut tidak akan terjadi jika C tidak ada( yaitu dalam kondisi r // s). Jadi apabila m(<(r,t)) = m(<(s,t)) = ½  , tetapi m(<(t,r)) = -m(<(r,t)) = ½  . Jadi  – ½ = ½  sehingga + = 0.  Dalam hal ini  RB,RA, = MrMs  = SCD  ( dengan |CD| = 2 kali jarak ( s,r)
  • 113.  Untuk tiga garis sebarang r,s,t yang tidak bertemu di satu titik dan tidak saling sejajar, maka hasil kali MtMsMr tanpa memandang urutan merupakan suatu refleksi geser. B A /2 /2 r s
  • 114.  Pandang MtMsMr = Mt (MsMr )  = Mt RA,   = G ( misal m(<(r,s)) =   Apa yang terjadi jika r,s,t melalui satu titik yang sama ?  Bagaimana pula jika r//t//s
  • 115.  Diketahui dua segitiga ABC dan segitiga A’B’C’ yang konkruen seperti pada gambar berikut. Tentukan suatu refleksi geser G yang membawa segitiga ABC menjadi A’B’C’. A B C A’ B’ C’
  • 116.  Andaikan G sudah didapat, berarti terdapat ruas garis berarah PQ dan garis s sedemikian sehingga G = SPQMs yang berarti G(ABC) = A’B’C’.  Misalkan A”B”C” = Ms(ABC) dan A’B’C’= SPQ(A”B”C”), diperoleh A’C’//A”C” dan m(<(s,AC)) = m(<(s,A”C”)). Jadi m(<(A’C’, s )) = m(<(s,AC)) . Sehingga dapat disimpulkan bahwa s sejajar dengan garis bagi (A’C’ , AC ) .
  • 117.  a. Lukis P = ( A’C’ , AC )  b. Lukis garis bagi <(A’C’ , AC ), yaitu garis t.  c. Lukis garis m, dengan m//t , m melalui A dan garis l, dengan l t, l melalui A. Misal A”=( m, l ) .  d. Lukis garis s , dengan s//t dan s melalui titik tengah AA”.  e. Lukis titik-titik B” dan C” , dengan B”=Ms(B) dan C”=Ms(C).  f. Lukis titik P, Q di t sedemikian sehingga PQ=A’A”  g. Diperoleh G= SPQMs sedemikian sehingga (A’B’C’) = SPQMs (ABC) = G(ABC)
  • 118.
  • 119. Definisi Suatu transformasi L disebut suatu similatitas, jika terdapat bilangan positif k sedemikian hingga untuk sebarang titik P, Q dipenuhi |P’Q’| = k |PQ| , dengan P’=L(P) dan Q’=L(Q). Similaritas (kesebangunan) similaritas dengan faktor k tersebut dilambangkan dengan LK dan k disebut faktor similaritas. Dari definisi diatas, tampak bahwa jika k=1 suatu similaritas adalah suatu isometri atau dengan kata lain, suatu isometri adalah kejadian khusus dari similaritas.
  • 120. Teorema Similaritas adalah suatu kolineasi. Teorema Similaritas mempertahankan besar sudut. Teorema Similaritas mempertahankan ketegaklurusan. Teorema Similaritas mempertahankan kesejajaran.
  • 121. Bukti Similaritas adalah suatu kolineasi Ambil sebarang garis t, dan dua titik A , B di t yang berbeda dan A’=T(A) , B’=T(B). Misal h garis yang melalui A’ dan B’. Misalkan pula T suatu transformasi kesebangunan. Akan dibuktikan bahwa T(t) = h. Untuk itu akan dibuktikan T(t) h dan h T(t) a. Bukti T(t) h Ambil sebarang titik P di t dengan P berbeda dengan A dan B. Misalkan P terletak antara A dan B , maka berlaku |AP|+|PB|=|AB|. Kemudian misalkan P’ = T(P) dan faktor kesebangunan T adalah k, maka berlaku |A’P’| + |P’B’| = k|AP| + k|PB| = k |AP + PB | = k |AB| Oleh karena |A’B’| = k|AB| maka |A’P’ |+|P’B’| = |A’B’|.
  • 122. Oleh karena |A’B’| = k|AB| maka |A’P’ |+|P’B’| = |A’B’|. Jadi P’ terletak antara A’ dan B’ yang berarti bahwa A’, P’, dan B’ segaris. Dengan cara serupa, dapat ditunjukkan bahwa hal ini berlaku pula untuk A antara P dan B maupun B antara A dan P. Jadi P anggota h atau T(P)  h
  • 123. a. Bukti h T(t). Ambil sebarang titik Q’ pada h. Karena T suatu transformasi, jadi surjektif maka ada Q pada bidang V sedemikian sehingga Q’ = T(Q). Misalkan Q’ terletak antara A’ dan B’. Sehingga berlaku |A’Q’|+|Q’B’|=|A’B’|. Misalkan Q tidak berada di t maka berlaku |AQ|+|QB|>|AB|, akibatnya k|AQ|+k|QB|> k|AB|. Sehingga |A’Q’|+|Q’B’|>|A’B’|. Ini bertentangan dengan |A’Q’|+|Q’B’|=|A’B’|. Jadi haruslah Q terletak pada t. Bukti serupa untuk A’ antara Q’ dan B’ dan juga B’ antara A’ dan Q’. Diperoleh h T(t). Dari bukti a. dan b. dapat disimpulkan bahwa T(t) = h.
  • 124. 1. Kesebangunan mempertahankan besar sudut Misalkan diberikan sebarang sudut < ABC dan T(<ABC) = <A’B’C’. Diperoleh |A’B’| = k|AB|, |B’C’| = k|BC|, dan |A’C’| = k|A’C’|. Sehingga segitiga A’B’C’ sebangun dengan segitiga ABC. Diperoleh besar sudut A’B’C’ sama dengan besar sudut ABC. Jadi terbukti bahwa kesebangunan mempertahankan besar sudut. Akibat langsung dari bukti ini adalah kesebangunan juga mempertahankan ketegaklurusan.
  • 126. Definisi Misal P suatu titik tertentu dan k 0. Transformasi DP,k disebut suatu dilatasi terhadap P dengan faktor k jika a. DP,k (P)=P. b. Untuk sebarang titik QP, DP,k(Q) = Q’ dengan PQ’=kPQ dan Q’ pada PQ untuk k>0 kemudian Q’ pada P/Q untuk k<0. Teorema Untuk sebarang garis g dan g’=DP,k(g) berlaku : a. g’=g jika P terletak pada g. b. g’//g jika P tidak terletak pada g.
  • 127. Teorema Hasil kali suatu dilatasi dan suatu isometri adalah suatu similaritas. Sebaliknya, suatu similaritas selalu dapat dinyatakan sebagai hasilkali suatu dilatasi dan suatu isometri. Teorema Untuk sepasang segitiga yang sebangun ABC dan A’B’C’ terdapat tepat satu similaritas L yang membawa A ke A’, B ke B’ , dan C ke C’
  • 128. 1. Rumus Dilatasi Misalkan titik P(x,y) suatu titik tertentu. T(a,b) sebarang titik dengan T’(a’,b’) sedemikian hingga T’=DP,k(T). Kemudian p adalah vektor posisi dari P(x,y), t’ vektor posisi dari T’(a’,b’) dan t vektor posisi dari T(a,b) T’(a’,b’) P(x,y) t’ x T(a,b) t Sehingga dengan menggunakan aturan vektor dan matriks diperoleh: PT’ = k(PT) t’-x = k(t-x)