Dokumen ini membahas tentang Wawasan Wiyata Mandala yang merupakan pandangan atau sikap hidup terhadap sekolah sebagai lingkungan pendidikan. Sekolah berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan proses pembelajaran dan pembentukan karakter siswa. Proses untuk memiliki wawasan ini meliputi mengetahui, mengenal, dan mencintai lingkungan sekolah. Semua pihak seperti kepala sekolah, guru, siswa dan masyar
1. WAWASAN
WIYATA MANDALA
Oleh : ISTANTA, S.Pd.,MT
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)
Peserta Didik Baru
SMK NEGERI 1 CEMPAGA HULU
TP 2022/2023
Kotawaringin Timur, 13 Juli 2020
3. A. PENGERTIAN
Wawasan berarti konsepsi (cara pandang).
Wiyata yang berarti pengajaran (Pendidikan).
Mandala berarti lingkungan.
Wiyata Mandala berarti lingkungan pendidikan tempat proses
belajar-mengajar
Wawasan Wiyata Mandala adalah cara memandang sekolah
dalam lingkungan pendidikan dan pembelajaran. Dapat juga
diartikan sebagai pandangan atau sikap hidup terhadap sekolah
sebagai lingkungan pendidikan.
4. B. SEKOLAH DAN FUNGSINYA
• Sekolah merupakan tempat penyelenggaraan PBM, menanamkan dan
mengembangkan berbagai nilai, ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan.
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal tempat berlangsungnya PBM untuk
membina dan mengembangkan:
• Ilmu pengetahuan dan teknologi
• Pandangan hidup/kepribadian
• Hubungan antara manusia dengan lingkungan atau manusia dengan Tuhannya
• Kemampuan berkarya.
C. FUNGSI SEKOLAH
• Fungsi sekolah adalah sebagai tempat masyarakat belajar karena memiliki
aturan/tata tertib kehidupan yang mengatur hubungan antara guru, pengelola
pendidikan siswa dalam PBM untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan dlam suasana yang dinamis.
5. B. DASAR HUKUM
Dasar hukum Wawasan Wiyatamandala ditetapkan oleh Direktur Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah (Dikdasmen) nomor 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984
sebagai sarana ketahanan sekolah.
Wawasan Wiyata Mandala merupakan konsepsi atau cara pandang; bahwa
sekolah adalah lingkungan atau kawasan penyelenggaran Pendidikan.
C. TUJUAN
Tujuan pendidikan seperti termaktub dalam pasal 3 Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas). Sekolah mengemban misi pendidikan oleh
karena itu sekolah tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan di luar tujuan
pendidikan. Sekolah harus benar-benar menjadi ciri khas masyarakat belajar di
dalamnya.
6. D. PROSES
Proses seorang siswa untuk bisa memiliki wawasan wiyata mandala harus melalui tiga tahap,
yaitu :
1. Tahap mengetahui
Lingkungan fisik sekolah adalah lingkungan yang dapat diketahui melalui panca indera.
Contohnya mengetahui tempat ruang guru di mana. Mengetahui letak perpustakaan di mana.
Mengetahui fasilitas apa saja yang ada di sekolah.
2. Tahap mengenal
Setelah mengetahui, letak sebuah lingkungan fisik, siswa harus mengenalnya. Berarti
memahami seluk beluknya. Misalnya setelah mengetahui letak perpustakaan, harus dikenali
perpustakaan tersebut. Apa saja yang ada di perpustakaan, dan bagaimana fungsi dan cara
memanfaatkan koleksi perpustakaan.
3. Tahap mencintaI
Setelah mengenal, tahap selanjutnya adalah mencintai. Semua lingkungan yang ada di sekolah
harus dicintai. Misalnya sudah mengenal perpustakaan, perpustakaan tersebut harus dicintai
dengan cara dimanfaatkan, dikunjungi, dan dijaga kebersihannya. Ingat, yang harus diketahui
tidak hanya perpustakaan, tetapi seluruh lingkungan sekolah mulai dari halaman paling
belakang, kelas, hingga gerbang sekolah.
7. E. KOMPONEN PERAN
1. Peran Kepala Sekolah
Berwenang dan bertanggung jawab penuh terhadap
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan sekolah.
2. Peran Guru
Menjunjung tinggi martabat dan citra Guru dengan sikap dan
tingkah laku.
3. Peran Civitas Akademika
Perangkat sekolah yang lain seperti Tata Usaha, pegawai, Satpam,
Tukang Kebun, piket, dll, harus melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai bidang tugas masing-masing.
8. 4. Peran Peserta Didik / siswa
o Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah tanpa kecuali.
o Hormat dan sopan kepada guru dan warga sekolah yang lain.
o Hormat dan sopan kepada teman
o Belajar yang tekun
o Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
o Menjaga nama baik keluarga dan sekolah di manapun berada.
o Menjaga dan memelihara fasilitas belajar dan mengajar.
o Menjaga keamanan sekolah.
o Melaporkan peristiwa negatif yang terjadi di sekolah kepada OSIS, guru, wakil kepala sekolah, BP atau
kepala sekolah.
o Memelihara lingkungan sekolah.
5. Peran Masyarakat Sekitar
o Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam rangka kemajuan Proses belajar mengajar.
o Memberi saran dalam pemajuan proses belajar dan mengajar.
o Ikut menjaga keamanan lingkungan sekolah.
o Mengadakan kerjasama dengan pihak sekolah melalui Komite sekolah.
9. F. MEKANISME PELAKSANAAN WIYATA MANDALA
1. Tahap Preventif (Pencegahan)
• Memelihara sekolah melalui 7K.
• Menciptakan suasana harmonis antar warga dan lingkungan sekolah.
• Membentuk jaring pengawasan.
• Menghilangkan bentuk peloncoan saat MPLS.
• Mengisi jam kosong dengan kegiatan ekstrakurikuler.
• Meningkatkan keamanan dan ketertiban saat masuk dan usai sekolah.
2. Tahap Represif (Tindakan)
• Mendamaikan pihak yang terlibat perselisihan.
• Menetralisir isu negatif yang berkembang.
• Berkoordinasi dengan pihak keamanan bila ada kriminal di Sekolah.
• Penyelesaian kasus secara hukum terhadap kasus yang melibatkan pihak luar sekolah.
• Mengadakan Bimbingan dan Penyuluhan.
• Memberikan sanksi sesuai tata tertib yang berlaku.