Ibadah utama yang dibahas dalam dokumen ini adalah thaharah (bersuci) melalui wudhu, mandi, dan tayammum. Wudhu diperlukan untuk shalat dan meliputi basuh wajah, tangan hingga siku, kepala, dan kaki hingga mata kaki. Mandi wajib untuk orang yang junub dan dalam keadaan tertentu. Tayammum dilakukan jika tidak ada air dengan mengusap muka dan tangan menggunakan tanah
2. Thaharah
• Etika Buang Air
• Wudlu
• Mandi
• Tayammum
• Mengusap atas sepatu dan pembalut luka
• Hukum Haid Nifas
3. A. THAHARAH (BERSUCI)
“…Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan menyukai orang-orang
yangvmenyucikan diri” (Q.S Al Baqarah: 222)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Kunci Shalat ialah bersuci.”
“Shalat tanpa wudhu tidak diterima” (diriwayatkan
Muslim)
4. Thaharah
• Lahir
• Batin
Alat Thaharah
• Air Mutlak
• Tanah yang suci
• Batu/Pasir/Tanah
Berair
• Debu yang suci
Hal yang najis
• Apa saja yang
keluar dari dua
lubang manusia
(tinja, urine,
madzi, wadyu, air
mani)
• Air
kencing/kotoran
hewan yang
haram
• Darah/nanah/air
muntah
• Bangkai dan
organ tubuh
(kecuali kulit yang
telah disamak)
5. Etika Buang Air
• Mencari tempat sepi/jauh dari penglihatan manusia
• Tidak membawa masuk apa saja yang terdapat dzikir kepada Allah
atau Rasulullah
• Masuk dengan kaki kiri, keluar dengan kaki kanan lalu berdoa
• Tidak mengangkat pakaian sehingga aurat terbuka
• Tidak menghadap atau membelakangi kiblat
• Jangan beristinja ditempat berteduh atau jalan yang dilewati manusia/
di wadah air/ pohon yang berbuah
• Tidak mengobrol jika berdampingan dengan orang lain
• Laki-laki hendaknya duduk saat buang air kecil, lalu berdehem 1 atau
dua kali setelah selesai.
6. Alat istinja’
• Air/batu. Jika ingin menggunakan keduanya, maka
dianjurkan batu dahulu kemudian air. Namun,
penggunaan air lebih baik.
• Tidak menggunakan kotoran atau tulang
• Menggunakan tangan kiri
• Jika menggunakan batu, maka lakukan dengan
hitungan ganjil
7. B. WUDHU
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali
dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu
kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya
bagimu, supaya kamu bersyukur”
(Q.S Al Maidah: 6)
8. HAL YANG DIWAJIBKAN
DALAM WUDHU
• 1. Niat
• 2. Membasuh wajah dari kening hingga dagu
• 3. Membasuh kedua tangan hingga siku
• 4. Menyapu kepala dari kening hingga tengkuk
• 5. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
• 6. Berurutan dalam berwudhu
• 7. Muwalah (dalam satu waktu,tanpa jeda)
9. HAL YANG DISUNNAHKAN DALAM
WUDHU
• 1. Mengucapkan Basmalah
• 2. Membasuh kedua telapak tangan tiga kali (terutama saat bangun tidur)
• 3. Membersihkan gigi
• 4. Berkumur
• 5. Istinsyaq (menghirup air dengan hidung) dan Istinsar (mengeluarkan air
dengan hidung setelah menghirupnya)
• 7. Mengalirkan air ke jenggot
• 8. Membasuh telinga luar dan dalam
• 9. Mengalirkan air-air ke jari-jari tangan
• 10. Mulai dari yang kanan (Tayamun)
• 11. Memanjangkan warna putih di wajah dan kaki (melebihkan)
• 12. membasuh kepala mulai dari depan ke belakang
• 13. Berdoa setelah wudhu
10. HAL YANG DIMAKRUHKAN
DALAM BERWUDHU
• Berwudhu di tempat najis
• Membasuh lebih dari tiga kali (berlebih-lebihan
dalam penggunaan air)
• Meninggalkan salah satu sunnah wudhu atau lebih
• Berwudhu dengan sisa air wudhu wanita
11. HAL YANG MEMBATALKAN
WUDHU
• Keluar apa saja dari dua lubang manusia (tinja, urine, madzi,
wadyu, air mani), kentut berbunyi maupun tidak.
• Tidur berat sambil berbaring
• Hilang akal dan perasaan (gila, pingsan, mabuk)
• Menyentuh kemaluan dengan telapak tangan/jari-jari bagian
dalam
• Murtad
• Memakan daging unta
• Menyentuh wanita dengan syahwat (contoh ciuman atau rabaan
suami kepada istrinya)
12. ORANG YANG
DUSUNNAHKAN BERWUDHU
• Salis (Orang yang kentut dan kencing terus dalam
sebagian waktu)
• Wanita mustahadhah (wanita yang terus menerus
mengeluarkan darah meski tidak dalam masa haid)
• Orang yang habis memandikan dan menggotong
mayit
14. C. MANDI (WAJIB)
“Jika dua khitan telah bertemu, maka wajib mandi.” (HR.
Muslim)
“…dan jika kamu junub maka mandilah…” (Qs. Al
Maidah: 6)
15. HAL-HAL YANG
MEWAJIBKAN
MANDI
Jinabat yang
mencakup
hubungan suami-
istri
Terhentinya
darah haid/nifas
Masuk Islam
Kematian
HAL-HAL YANG
DISUNNAHKAN
UNTUK MANDI
Hari jum’at
Ihram
Memasuki
Makkah dan
wukuf di Arafah
Usai
memandikan
mayit/mayat
16. Hal
yang
wajib
• Niat
• Menyiramkan
air dengan
benar-benar, ke
seluruh tubuh
dan menggosok
bagian tubuh
yang terjangkau
• Mengalirkan air
ke sela jari, helai
rambut dan
bagian tubuh
yang
tersembunyi
seperti bagian
pusar, celah
telinga dll
Halyang
sunnah
• Membaca
Basmala
• Membersihkan
telapak tangan
terlebih dahulu
• Memulai dengan
menghilangkan
kotoran terlebih
dahulu
• Mendahulukan
anggota wudhu
• Berkumur,
menghirup air
dengan hidung
lalu
membersihkan
telinga luar dan
dalam
Hal
yang
Makruh
• Berlebih-lebihan
dalam
menggunkan air
• Mandi di tempat
najis
(dikhawatirkan
terkena najisnya)
• Mandi dengan
air sisa bersuci
wanita
• Mandi tanpa
penutup
• Mandi dengan
air yang tidak
mengalir
(berendam
dalam
bak/kolam)
17. URUTAN MANDI
Niat lalu membaca Basmalah
seraya mencuci telapak
tangan tiga kali
Membersihkan kotoran di
sekitar kemaluan dan dubur,
lalu berwudhu
Membasahi kepala hingga
akar-akar rambut,
membasuhnya sekaligus
membersihkan telinga tiga
kali dengan siraman air
Menyiramkan air kebagian
tubuh sebelah kanan dari atas
ke bawah lalu di sebelah kiri
(perhatikan area tersembunyi
seperti ketiak, bawah lutut
dsb)
Menyiramkan air keseluruh
tubuh, lalu bisa dilanjutkan
dengan bersabun/shampoo
18. Aktivitas yang tidak boleh dikerjakan
oleh orang yang junub
• Membaca Alquran
• Memasuki masjid kecuali melewatinya saja
• Shalat wajib/sunnah
• Menyentuh Alquran
Namun ada beberapa pendapat yang mengatakan hafalan/murajaah bukan
termasuk dalam kategori (membaca alquran), dan boleh menyentuh alquran
yang memiliki terjemahan.
Begitu juga hukum memasuki masjid bagi wanita haid, diperbolehkan duduk
di bagian teras, Wallahu’alam…
19. C. TAYAMMUM
“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau
datang dari tempat buang air atau kamu telah
menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak
mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah
yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.
Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha
Pengampun.” (QS. An-Nisa:43)
20. Tayammum dilakukan jika…
Tidak menemukan air, setelah berusaha mencarinya
Sakit dan khawatir sakitnya akan semakin parah jika
tersentuh air
Sakit sehingga tidak bisa bergerak dan tidak ada orang yang
bisa mengambilkan air untuknya
Keadaan air sangat dingin dan tidak ada api yang
memanaskannya, dan dikhawatirkan akan sakit jika tetap
memakai air tersebut
21. Cara Tayammum
Membaca Basmalah serta berniat
Meletakkan telapak tangan di atas
permukaan tanah/pasir/batu
Meniup ringan lalu mengusapkan ke
wajah kemudian tangan (disunnahkan
menyapu lengan hingga ke siku)
22. D. MENGUSAP ATAS SEPATU
DAN PEMBALUT LUKA
“ Jika salah seorang dari kalian berwudlu kemudian mengenakan kedua sepatunya,
hendaklah ia mengusap bagian atasnya dan ia shalat. Jika tidak begitu hendaklah ia
melepaskan kedua sepatunya jika ia mau, kecuali ia dalam keadaan junub.”
(Diriwayatkan Ad-Daruquthni dan Al Hakim yang men-shahihkannya)
Adapun dalil mengusap atas pembalut adalah sabda Rasulullah Shallallhu
Alaihi wa Sallam tentang orang yang kepalanya terluka kemudian ketika ia
berwudlu ia mengusap kepalanya lalu meninggal dunia,
“Sesungguhnya ia cukup bertayammum, dan membalut kepalanya dengan secarik
kain, kemudian mengusap di atasnya, dan membasuh seluruh organ tubuhnya.” (HR.
Abu Daud dan hadist ini diamalkan oleh sebagian besar ulama)
23. Syarat-syarat mengusap di atas sepatu
dan pembalut luka
• Sepatunya dalam keadaan suci
• Hendaknya sepatu menutup telapak kaki dan tebal sehingga kulit
tidak terlihat
• Masa mengusap tidak lebih dari sehari semalam atau 3 hari 3 malam
bagi seorang musafir
• Sepatu tersebut tidak dilepas setelah diusap, jika dilepas maka ia
mengulang wudhunya
• Pembalut luka tidak melebar ke tempat yang tidak luka (kecuali
diperlukan sebagai pengikat misalnya)
• Pembalut tersebut tidak boleh dilepas dan lukanya belum sembuh
• Dalam keadaan darurat seorang muslim boleh mengusap sorban
setelah mengusap ubun-ubunnya, begitu juga seorang muslimah.
24. E. HUKUM HAID DAN NIFAS
Mubtada’ah
Mu’tadah
Mustahadhah
• 1-15 hari haid, jika
lebih maka ia masuk
dalam kategori
Mustahadah
• 4-7 hari (normal)
hingga muncul noda
hitam atau
kekuning-kuningan
• Lebih dari 15 hari
dan bukan termasuk
Mubtada’ah. Setiap
shalat wajib wudhu
25. NIFAS
Darah yang keluar dari kemaluan wanita setelah melahirkan.
Biasanya berlangsung selama 40, 50 atau 60 hari.
Jika lebih dari itu, maka ia termasuk dalam wanita Mustahadhah.
26. • Bercumbu (selain hubungan suami-
istri)
• Dzikir
• Ihram, Wukuf di Arafah dan seluruh
ibadah haji dan Umrah kecuali Thawaf
di Baitullah
• Aktifitas normal seperti makan dan
minum, dsb
boleh
• Berhubungan suami-istri
• shalat, dan puasa
• Membaca Alquran
• Masuk masjid
• Perceraian hingga ia suci
Tidak
boleh
27. Sekian dan Terima
kasih
“Jika Ilmu mampu membawamu terbang, maka dengan Ilmu
Agama kau akan mampu menembus jauhnya Langit ketujuh
sekalipun”
WJ