2. Pengertian Thaharah
• Thaharah (ٌ
ةَارَهَط) berasal dari bahasa Arab yang
artinya bersih, kebersihan, atau bersuci.
• Menurut istilah adalah membersihkan diri,
pakaian, tempat, dan benda-benda lain
dari najis dan hadats menurut cara-cara
yang ditentukan oleh syariat Islam.
• Kegiatan bersuci dapat dilakukan dengan berwudhu,
tayammum, istinja’ (cebok), mandi, dan bersuci
membersihkan badan, pakaian, dan tempat.
4. 1. Syarat Sah Ritual Ibadah
ِبْكَّالتاَهُيمِرْحَتَو ُروُهَّالط ِالةَّالص ُاحَتْفِم
ُيمِلْسَّالتاَهُيلِلْحَتَو ُير
Dari Ali bin Thalib ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kunci shalat itu
adalah thaharah, yang mengharamkannya adalah takbir dan
menghalalkannya adalah salam.”
(HR. Abu Daud, Tirmizi, Ibnu Majah)
6. Ritual Ibadah Yang Lain
– Shalat
– Masuk Masjid
– Memegang Mushaf
– Melafadzkan Al-Quran
– Tawaf (mengelilingi Ka’bah saat haji)
– Sa’i (berlari-lari kecil saat haji)
– Khutbah Jumat
7. 2. Disukai Allah
َتُم
ْ
ال ُّ
ب ِ
حُيَو َ
ينِباَّوَّالت ُّ
ب ِ
حُي َ َّ
اَّلل َّ
نِإ
َ
ينِرِهَط
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang taubat dan orang-orang
yang berthaharah (membersihan diri). (QS. Al-Baqarah : 222)
8. 3. Bagian Dari Iman
ِ
انَمْيِاإل ُر
ْ
طَش ُرْوُهَّالط
Kesucian itu bagian dari Iman (HR. Muslim)
10. Thaharah
Jenis
Hakiki Hukmi
Najis Hadats
Ringan Sedang Berat Kecil Besar
Percikkan Cuci Cuci Wudhu Mandi
Tayammum
Warna
Rasa
Aroma
7 air
1 Tanah
REVIEW
Yang ini kita
anggap selesai
yaaa...
11. Hadats adalah keluarnya sesuatu benda dari khubul dan dubur. Untuk
menghilangkan hadats seseorang haruslah berwudhu ( jika berhadats kecil )
atau dengan mandi besar (jika berhadats besar ).
Hadats
Hadats Kecil Hadats Besar
1. Haid, 2. Nifas, 3. Wiladah,
4. Jima’ 5. Keluar mani bagi laki – laki (
baik disengaja atau tidak )
1. Keluar sesuatu dari dua jalan ( kubul
dan dubur ) atau salah satu dari keduanya,
baik berupa angin atau berupa benda, baik
itu benda najis atau suci, baik yang
keluar itu biasa keluar atau tidak biasa
seperti darah dan lain sebagainya
2. Pada slide berikutnya …
1
dinyatakan hadats kecil atau batal
wudhunya jika:
12. 2). Hilangnya akal sebab gila, mabuk, tidur (kecuali tidurnya dalam keadaan duduk tetap
yang tertutup pintu keluarnya angin / kentut )
3). Bersentuhan kulit antara laki-laki dan perempuan (sama-sama dewasa ) yang hukan
muhrim
4). Menyentuh kubul atau dubur dengan telapak tangan baik sengaja maupun tidak
sengaja, baik milik sendiri maupun milik orang lain, baik anak kecil maupun orang
dewasa.
Adapun cara menghilangkan / mensucikan hadast kecil tersebut adalah dengan
cara berwudhu atau tayamum.
najis
2
Najis adalah segala sesuatu yang dipandang kotor oleh syarak ( Hukum Islam). Najis
yang mengenai badan atau pakaian hendaknya segera dibersihkan. Jika tidak segera
dibersihkan akan menimbulkan efek samping yang tidak baik, misalnya kotor, bau,
penyakit dan tidak enak dipandang.
15. Rukun wudhu
Rukun Hanafi Maliki Syafi’i Hambali
1. Niat x Ya ya ya
2. Membasuh wajah Ya ya ya Ya
3. Membasuh tangan ya ya ya Ya
4. Mengusap kepala Ya ya ya Ya
5. Membasuh kaki ya ya ya Ya
6. Tertib X X ya Ya
7. Muwalat (tdk terputus) X Ya x Ya
8. Ad-dalk (menggosok tangan
ke anggota wudu)
X ya X X
Jumlah 4 8 6 7
16. Sunnah-sunnah Wudhu
– Mencuci kedua tangan (di awal wudhu)
– Basmalah
– Kumur + Istinsyak (mencuci rongga hidung)
– Siwak (menggosok gigi)
– Meresapkan air ke jenggot
– Tiga Kali (kec. Kepala)
– Membasahi seluruh kepala
– Membasuh telinga
– Mendahulukan anggota kanan
– Takhil (meratakan air di sela-sela jari)
17. Batalnya Wudhu
– Keluar sesuatu lewat kemaluan
– Tidur
– Hilang akal
– Menyentuh kemaluan
– Menyentuh kulit lawan jenis non mahram
– Menyentuh najis
18. Wudhu menurut bahasa artinya bersih, sedangkan
menurut syara’: wudhu adalah membasuh anggota
badan tertentu dengan air dan dengan syarat-syarat
tertentu.
Rukun Wudhu
• Niat
• Membasuh seluruh muka dengan sempurna
• Memasuh kedua tangan sampai siku
• Mengusap atau menyapu sebagian kepala
• Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
• Tetib ( berurutan )
Syarat-syarat Wudhu
1. Beragama islam
2. Mumayiz
3. Berhadas kecil
4. Memakai air yang suci dan
mensucikan
5. Tidak ada yang
menghalanginya
sampainya air ke kulit
wudhu
2
20. • Pengertian
– Bahasa :
• Al-Qashdu : bermaksud
– Istilah
• Mengangkat hadats kecil dan besar dengan menyusapkan
tanah ke wajah dan tangan
21. • Dalil
–Quran
اءَم
ْ
وا ُد ِ
جَت ْمَلَف
اًبِيَطا ًيد ِعَص
ْ
واُمَّمَيَتَف
ُكِوهُجُوِب
ْ
واُحَسْامَف
ْمُيك ِدْيياَو ْم
kemudian kamu tidak mendapat air, maka
bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik,
sapulah wajahmu dan tanganmu. (QS. An-Nisa : 43)
22. • Dalil
– Hadits
َو ا ًد ِ
جْسَميِتَُّمُِ
أ
ألَو ِلياَهُّلُك ُ
ضْرياأل ْ
تَل ِعُج
ًالُجَر ْ
تَكَرْديا اَمَنْيياَف،اًروُهَط
ُةَالَّالصيِتَّمُا ْ
نِم
ُهُرْوُهَط ُه َندِعَو ُه ُد ِ
جْسَم ُه َدْن ِعَف
Dari Abi Umamah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Telah dijadikan
tanah seluruhnya untukkku dan ummatku sebagai masjid dan pensuci.
Dimanapun shalat menemukan seseorang dari umatku, maka dia punya
masjid dan media untuk bersci. (HR. Ahmad 5 : 248)
23. • Hanya berlaku buat Muhammad SAW dan umatnya
• Tidak pernah disyariatkan sebelumnya
يِلْبَق ٌدَحيا َّ
نُهَط ْعُي ْم
َ
ل اًسْمَخ ُ
يت ِ
طْعُا
:
ِ
صُن
ُجَو ٍرْهَش َةَير ِ
سَم ِ
بْعُّالرِب ُ
تْر
ُ
ضْريألَايِل ْ
تَل ِع
لَا ُهْتَكَرْديا ٍ
لُجَر اَمُّيياَفاًروُهَطَو ا ًد ِ
جْسَم
ِ
لَصُي
ْ
لَف ُالةَّص
Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada seorang nabi
sebelumku : Aku ditolong dengan dimasukkan rasa takut sebulan
sebelumnya, dijadikan tanah sebagai masjid dan media bersuci, sehingga
dimanapun waktu shalat menemukan seseorang, dia bisa melakukannya.
(HR. Bukhari dan Muslim)
24. Kapan Dibolehkan Tayammum?
– Tidak Ada Air
– Sakit
– Dingin (yang sangat)
– Air Tidak Terjangkau
– Air Tidak Cukup
– Habisnya Waktu
25. Cara Tayammum
– Cara Pertama : (Hanafi – Syafi’i)
• Tepukan 1 : wajah
• Tepukan 2 : tangan
– Cara Kedua (Maliki - Hambali)
• Sekali tepuk : wajah langsung tangan
33. • Tawaf
َّ
نيا َّألِإ ِةَالَّالص ِة
َ
لِزْنَمِب ِ
تْيَب
ْ
الِب ُ
افَوَّالط
َ ِ
طْنَم
ْ
ال ِيهِفلَحيا ْدَق َ َّ
اَّلل
Tawaf di sekeliling ka’bah sama dengan shalat, kecuali Allah
membolehkan berbicara (HR. Tirmizy Al-Hakim )
34. • Menyentuh Mushaf
ٌرِاهَط َّألِإ َ
ناْرُق
ْ
لَا َّ
سَمَي َأل ْ
نيا
Janganlah menyentuh mushaf kecuali orang yang suci
dari hadats (HR. Malik)
35. • Melafadzkan Quran
ِم
ً
ًئْيَش َ
بُنُالج َألَو ُ
ضِئاَالح
أ
اَرْقَت َأل
ِ
ناْرُالق َ
ن
Wanita yang haidh atau orang yang janabah tidak boleh
membaca sepotong ayat Quran (HR. Tirmizy)
36. • Masuk Masjid
اَهُّييااَي
ْمُنتياَو َةَالَّالص
ْ
واُب َرْقَت َأل
ْ
واُنَما َ
ين ِذ
َّ
ال
َىَّتَح ىَارَكُس
ُج َألَو َ
ون
ُ
ولُقَت اَم
ْ
واُمَل ْعَت
َّألِإ اًبُن
َىَّتَح ٍ
يلِبَس يِرِباَع
ْ
واُل ِ
سَت ْغَت
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu salat, sedang
kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa
yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang
kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja,
hingga kamu mandi.(QS. An-Nisa' : 43)
Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh`.
(HR. Bukhari)
41. • Tiga Darah Wanita
– Haidh
• Darah yang keluar karena sehat (setiap bulan)
– Nifas
• Darah yang keluar saat melahirkan dan sesudahnya
– Istihadhah
• Selain haidh dan nifas
42. • Masa Haidh
– Minimal
• Sekejap : Maliki (kecuali iddah/istibra : 1 hari)
• 1 hari 1 malam : Syafi’i Hambali
• 3 hari 3 malam : Hanafi
– Maksimal
• 10 hari : Hanafi
• 15 hari : Syafi’i Hambali
43. • Usia Wanita Haidh
– Mulai
• Usia 9 tahun
– Berakhir
• Usia 50 tahun : Hanafi
• Usia 70 tahun : Maliki
• Sampai tidak haidh
44. • Masa Suci
– Minimal
• 13 hari (Hambali)
• 15 hari (Jumhur)
– Maksimal
• Tak Terhingga
45. • Haram Dilakukan
– Shalat
– Sujud Tilawah
– Puasa
– Tawaf
– Sai
– Memegang Mushaf
– Melafadzkan Quran
– Masuk Masjid
– Bersetubuh
– Diceraikan
46. • Iddah Wanita Dicerai (3 Quru`)
– 3 kali haidh
– 3 kali suci
Masa Suci 1 Haidh Masa Suci 2 Haidh Masa Suci 3
Masa Suci 1 Haidh Masa Suci 2 Haidh Masa Suci 3 Haidh Masa Suci 4
1 2 3
1 2 3
48. • Nifas
– Darah yang keluar saat melahirkan dan sesudahnya
• Masa Nifas
– Minimal
• Sekejap
– Maksimal
• 40 hari : Hanafi Hambali
• 60 hari : Syafi’i
49. • Pengertian Istihadhah
– Keluar darah di luar haidh atau nifas
– Contoh :
• Sebelum usia haidh (9 tahun)
• Setelah lewat usia haidh (50-70 tahun)
• Setelah masa haidh (13-15 hari)
• Sebelum melahirkan – keguguran bukan bayi
• Setelah lewat masa nifas (40-60 hari)
50. • Hukum
– Batal wudhu
– Berwudhu tiap shalat
– Menyumbat darah
– Hadats Kecil bukan hadats besar
• Tidak wajib mandi janabah
• Tetap wajib shalat puasa
• Tidak berlaku larangan spt haidh & nifas
51. ALAT UNTUK BERSUCI
AIR BATU DEBU
(TANAH)
a. Air Mutlak yaitu air yang suci dan dapat dipergunakan untuk bersuci serta belum
berubah keadaanya seperi : air sumur, air sumber, air hujan, air laut, air embun, air
sungai, dan air salju.
b. Air Musta`mal yaitu air suci tetapi tidak dapat dipergunakan untuk bersuci karena
telah dipergunakan untuk bersuci sebelumnya.
c. Air Musammas yaitu air suci tetapi makruh digunakan untuk bersuci , seperti air yang
terkena panan matahari; karena dapat mengakibatkan penyakit kulit
d. Air Mutanajis yitu air yang terkena najis. Air ini tidak dapat dipergunakan untuk
bersuci jika telah berubah salah satu sifatnya ( bau, rasa, atau warnanya )
MACAM-MACAM AIR
5
52. • Air yang suci dan mensucikan serta tidak makruh bila digunakan
dinamakan AIR MUTLAK. Maksudnya adalah bahwa air itu selain
suci, juga dapat digunakan untuk bersuci.
1
53. Air Mutlak
• 1. Air Langit. Maksudnya adalah air yang berasal dari langit
yaitu air hujan. Air hujan ini dapat digunakan untuk bersuci.
• 2. Air Laut. Air ini juga dapat digunakan untuk bersuci.
• 3. Air Bengawan/Danau.
• 4. Air Sumur.
• 5. Air Sumber. Air yang berasal dari mata air.
• 6. Air Salju.
• 7. Air Embun.
54.
55. • Air yang suci namun tidak mensucikan. Yaitu
air yang terkena panas matahari (musyammas)
dan air yang suci namun tidak mensucikan yaitu
air yang telah digunakan (musta’mal), air yang
telah berubah karena sebab barang yang
menyampuri air dari perkara yang suci.
2
56. Musta’mal dalam syafiiyah
• Air sedikit yang telah digunakan untuk mengangkat
hadats dalam fardhu taharah dari hadats. Air itu
menjadi musta`mal apabila jumlahnya sedikit yang
diciduk dengan niat untuk wudhu` atau mandi meski
untuk untuk mencuci tangan yang merupakan bagian
dari sunnah wudhu`.
• Namun bila niatnya hanya untuk menciduknya yang
tidak berkaitan dengan wudhu`, maka belum lagi
dianggap musta`mal.
57. • Air Mutanajis. Yaitu air yang tercampur dengan
barang najis dan jumlah air yang ada kurang dari 2
kulah.
3
58. AIR 2 KULLAH
• Para ulama kontemporer mencoba mengukur dengan besaran zaman
sekarang. Dan ternyata dalam ukuran masa kini kira-kira sejumlah 270
liter. (Wahbah az-Zuhaili dalam Al-Fiqhul Islami Wa Adillatuhu.)