Pancasila adalah dasar negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari bahasa Sanskerta: panca berarti lima dan sila berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lima ideologi utama penyusun Pancasila merupakan lima sila Pancasila. Ideologi utama tersebut tercantum pada alinea keempat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:
Ketuhanan yang Maha Esa
Kemanusiaan yang adil dan beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. A. Menggali Ide Pendiri Bangsa Tentang Dasar Negara
1. Pokok-Pokok Pikiran dalam BPUPKI
a. Pembentukan BPUPKI
BPUPKI dibentuk atas dasar usulan dari perdana menteri Jepang yaitu PM Koiso dalam sidang parlemen
menyampaikan pendapat bahwa jepang akan memberikan keperdekaan pada Indonesia. Sehingga
sebagai tindak lanjut dari pernyataan tersebut pada tanggal 1 Maret 1945 Jepang membentuk suatu
Badan bernama BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Kemudian
pada tanggal 29 April 1945 BPUPKI diresmikan.
1) Tujuan dibentuknya BPUPKI
a. Bagi Indonesia, untuk mempelajari dan menyelidiki hal penting yang
berhubungan dengan pembentukan negara Indonesia Merdeka atau mempersiapkan hal-
hal penting mengenai tata pemerintahan Indonesia Merdeka.
b. Bagi Jepang, untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang
dalam perang melawan sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada
Indonesia.
3. PENDAHULUAN
2) Tugas Utama BPUPKI
Badan ini memiliki tugas utama yaitu untuk mempelajari,
menyelidiki, dan mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek-
aspek politik, ekonomi, tata pemerintahan, dan hal-hal penting yang
diperlukan dalam usaha pembentukan negara Indonesia Merdeka.
3) Anggota BPUPKI
Badan Penyelidik ini terdiri dari anggota yang mewakili kelompok-
kelompok dari berbagai suku yang ada di Jawa dan Madura.Tokoh-
tokoh yang ada didalam BPUPKI, diantaranya yaitu :
a. Dr.Radjiman Wediodiningrat
b. Soepomo
c. Moh. Hatta
d. Maria Ulfah Santoso
e. Soekarno
f. Mohammad Yamin
4. PENDAHULUAN
b. Proses Perumusan Pancasila dalam sidang BPUPKI
1. Sidang Pertama BPUPKI
Pada sidang BPUPKI yang pertama membahas mengenai rumusan dasar negara. Dalam Sidang ini
kegiatannya mendengarkan pidato dari ketiga tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yaitu :
a) Prof. Mohammad Yamin S.H.
Pada tanggal 29 Mei 1945 dala sidang BPUPKI beliau menyampaikan pendapatnya tentang dasar
negara indonesia yang terdiri dari lima asas sebagai berikut :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
b) Dr. Soepomo
Pada tanggal 31 Mei 1945 dalam sidang BPUPKI beliau menyampaikan pendapatnya mengenai dasar
negara Indonesia yang terdiri dari lima prinsip sebagai berikut :
1. Persatuan 4. Musyawarah
2. Kekeluargaan 5. Keadilan Sosial
3. Mufakat dan Demokrasi
5. PENDAHULUAN
c) Ir. Soekarno
Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam sidang BPUPKI beliau menyampaikan pendapatnya mengenai dasar
negara Indonesia yang terdiri dari lima Prinsip sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme dan peri kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Sidang Kedua BPUPKI
Sidang Kedua BPUPKI dilaksanakan pada tanggal 10-16 Juli 1945.
Pada sidang kedua ini dibentuk beberapa panitia kecil, hal tersebut karena dalam sidang tidak hanya
membahas satu bidang saja. Panitia tersebut sebagai berikut :
a. Panitia Perancang Undang-Undang Dasar yang diketuai oleh Ir.Soekarno
b. Panitia Pembela Tanah Air yang diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso
c. Panitia Ekonomi dan Keuangan diketuai oleh Drs. Mohammad Hatta
6. PANITIA SEMBILAN
a. Proses Pembentukan Panitia Sembilan
Panitia Sembilan akan bertugas pada tanggal 2 Juli sampai 9 Juli 1945 atau dalam masa reses BPUPKI.
Panitia ini memiliki tugas untuk mengklarifikasi dan memeriksa seluruh usulan dan saran yang masuk baik
yang dilakukan secara lisan maupun tertulis yang memiliki kaitan dengan pembentukan dasar negara
Indonesia merdeka.
b. Tugas Panitia Sembilan
1. Membuat rumusan dasar negara Indonesia
2. Memberi masukan mengenai rumusan dasar negara
3. Menampung saran dan usulan tentang dasar negara
4. Menyusun naskah rumusan dasar negara
c. Hasil Sidang Panitia Sembilan
Rumusan Dasar negara Indonesia yaitu :
1. Ketuhanan yang Maha Esa 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
7. B.PENERAPAN PANCASILA DALAM KONTEKS BERBANGSA
1. Mengenal Lambang Pancasila
a. Bintang Tunggal, Simbol Pancasila Sila Pertama
Simbol bintang memiliki warna kuning ini memiliki lima sudut yang mempunyai latar belakang berwarna
hitam yang berada dibagian tengah perisai yang memiliki makna sebagai bangsa yang religius, yaiyu
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing.
b. Rantai Emas, Simbol Pancasila sila Kedua
Mata rantai berbentuk persegi empat merupkan lambang laki-laki, sedangkan mata
rantai lingkaran menggambarkan perempuan. Sedangkan mata rantai yang saling
mengaitkan melambangkan hubungan timbal balik antarumat manusia, baik laki-laki
maupun perempuan.
c. Pohon Beringin, Simbol Pancasila Sila Ketiga
Kepala banteng ini mempunyai makna yaitu bangsa Indonesia merupakan bangsa gemar
dalam mengerjakan gotong royong dan juga saling membantu satu sama lain.
8. B.PENERAPAN PANCASILA DALAM KONTEKS BERBANGSA
d. Kepala Banteng, Simbol Pancasila Sila Keempat
Simbol Kepala Banteng ini memiliki makna yaitu bangsa Indonesia merupakan bangsa gemar dalam
mengerjakan sesuatu dengan cara bersama-sama.
e. Padi dan Kapas, Simbol Pancasila sila Kelima
Simbol padi dan kapas melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
9. PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
a.Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b.Saling menghormati kebebasan dalam melaksanakan ibadah sesuai agama serta kepercayaan
c. Tidak memaksakan agama atau kepercayaan yang dianut kepada orang lain
d. Memiliki sikap toleransi antar umat beragama
e. Tidak menjelekkan pemeluk agama yang berbeda
2. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradan
a. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
b. Berani membela kebenaran dan keadilan
c. Tidak semena-mena terhadap orang lain
d. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
e. Saling mencintai sesama manusia
10. PENERAPAN NILAI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN
3. Sila Persatuan Indonesia
a. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
b. Memajukan pergaulan dengan tujuan persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhinneka Tunggal Ika
c. Bersikap bangga sebagai bangsa Indonesia dan Ber Tanah air Indonesia
d. Cinta tanah air dan bangsa
4. Sila Kerakyatan yang dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksaan dalam permusyawaratan/perwakilan
a. Melakukan Musyawarah dengan menggunakan akal sehat
b. Keputusan yang diambil dalam musyawarah harus dipertanggungjawabkan
c. Bermusyawarah dengan tujuan mencapai mufakat
5. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Menghargai hasil karya orang lain d. Tidak berperilaku boros
b. Bekerja dengan keras e. Bersikap Adil
c. Tidak hidup bergaya mewah
11. C.PELUANG DAN TANTANGAN PENERAPAN PANCASILA
1. Peluang Penerapan Pancasila
Peluang dalam Implementasi di era digital yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Melalui diskusi dan kajian-kajian Ilmiah
b. Reaktulasi Pancasila melalui media sosial
c. Melalui lembaga-lembaga pendidikan baik formal dan nonformal
d. Dengan pemberian contoh-contoh aktualisasi nilai-nilai pancasila
2. Tantangan Penerapa Pancasila
Kasus penyalahgunaan Media sosial yang sering terjadi diantaranya sebagai berikut :
a. Hoaks, adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah
benar adanya.
b. Ujaran Kebencian, suatu tindakan dalam bentuk komunikasi yang dilakukan oleh suatu
individu atau kelompok dalam bentuk hasutan atau sebagainya.
12. C.PELUANG DAN TANTANGAN PENERAPAN PANCASILA
3. Upaya Sosialisasi Pancasila
Kegiatan sosialisasi dapat dilakukan dengan menuntut generasi milenial untuk berinovasi
dan juga berpikir kreatif, akan tetapi juga tidak meninggalkan nilai-nilai luhur dalam sila-
sila pancasila, serta mampu memiliki karakter dan sikap yang menunjukkan nilai-nilai
luhur dalam sila-sila Pancasila.
13. D.PROYEK
GOTONG
ROYONG
Gotong royong
adalah suatu
kegiatan yang
dilakukan secara
bersama-sama dan
bersifat sukarela
agar kegiatan yang
dikerjakan dapat
berjalan dengan
lancar dan ringan.
a. Kesatuan
b. Kebersamaan
c. Kekeluargaan
d. Kerukunan
a. Kebersamaan
b. Persatuan
c. Rela Berkorban
d. Tolong Menolong
e. Sosialisasi
PENGERTIAN
UNSUR-UNSUR
GOTONG
ROYONG
NILAI
KEBERSAMAAN
14. C.PELUANG DAN TANTANGAN PENERAPAN PANCASILA
Manfaat dan Tujuan Gotong Royong
a. Menumbuhkan rasa dan sikap tolong menolong
b. Membina hubungan sosial yang baik terhadap masyarakat sekitar
c. Mempererat tali silaturahmi atau persaudaraan
d. Meningkatkan Produktivitas Kerja
e. Terciptanya rasa persatuan dan kesatuan di dalam lngkungan sekitar
Karakteristik Gotong Royong
a. Gotong royong merupakan salah satu sifat dasar yang menjadi unggulan dari
masyarakat Indonesia yang dimiliki oleh warga negara lain
b. Gotong royong adalah kegiatan yang dilakukan dengan sukarela
c. Gotong royong sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kepedulian
terhadap sesama manusia
Jenis-jenis Gotong royong
a. Belajar bersama d. Kerja Bakti
b. Panen Raya e. Musyawarah
c. Tanggap Bencana
15. KENDALA GOTONG ROYONG DI ERA DIGITAL
a. Nilai-nilai karakter gotong
royong yang dikembangkan
disekolah belum
terjabarkan secara
menyeluruh,sehingga
berdampak pada
pemahaman setengah yang
dimiliki siswa mengenai
perilaku gotong royong
tersebut.
b. Kurangnya pemahaman
pihak masyarakat bahwa
saat ini tidak relavan ketika
harus menggunakan prinsip
gotong royong,sehingga
pemahaman seperti ini
akan dianggap sama dan
tidak ada kesalahan
didalamnya.
c. Mulai memudarnya rasa
sosial yang tertanam di
masyarakat, baik wilayah di
pedesaan maupun
diperkotaan.
d. Kurangnya keteladanan dari
pihak pemerintah sendiri,
umumnya tidak pernah
turun tangan ke dalam
masyarakat untuk
membangkitkan rasa sosial
yang sudah lama hilang di
dalam masyarakat.