SlideShare a Scribd company logo
1 of 190
Download to read offline
Dosen : Nur Iman, S.Kom.,M.E.,M.Kom
MENU UTAMA
BAB 1
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6 BAB 12
BAB 11
BAB 10
BAB 9
BAB 8
BAB 7
BAB 18
BAB 17
BAB 16
BAB 15
BAB 14
BAB 13
Bab
1
Dasar Telekomunikasi
MAIN MENU
1.1 Definisi Telekomunikasi
Pengertian dari kata Telekomunikasi dapat dilihat sebagai berikut:
Tele : jauh
Komunikasi : penyampaiaan informasi atau hubungan antara satu simpul
dengan simpul yang lain.
Telekomunikasi : Penyampaiaan informasi atau hubungan satu simpul dengan
simpul yang lain yang berjarak jauh.
Didalam telekomunikasi terdapat sistem telekomunikasi (SISTEL). Dimana
SISTEL adalah suatu kesatuan (totalitas) yang terdiri dari bagian-bagian yang
disebut subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
SISTEL terdiri dari :
1, Pengirim, pemancar, sumber info.
2. Penerima, tujuan.
3. Media transmisi.
Komponen Sistem Telekomunikasi terdiri dari :
1. Terminal Equipment (TE)
2. Switching Equipment (Sentral)
3. Transmission Line
Istilah – istilah yang terdapat dalam sistem komunikasi yang sering dipergunakan
pada Sistem Telekomunikasi adalah:
1. SIMPLEX = kominikasi satu arah.
contoh: radio, TV
2. HALF DUPLEX = komunikasi dua arah bergantian
contoh: HT, CB, Radio amatir
3. FULL DUPLEX = komunikasi dua arah bersamaan
contoh: HP dan komputer.
1.2 Bentuk Hubungan Jaringan Telekomunikasi
Bentuk hubungan jaringan telekomunikasi terdiri dari:
1. Jaringan point to point
2. Jaringan point to multipoint
3. Jaringan Bintang (STAR)
4. Hubungan mata jala (MESH)
5. Hubungan kombinasi (MESH-STAR)
1.3 Metode Routing
Secara umum penyambungan sebuah hubungan dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu:
1. Langsung,
2. Secara tidak langsung
Penentuan penyambungan ini disebut routing. Routing ini dapat dilakukan 3
cara yaitu:
1. Penyambuang tetap.
2. Routing oleh sentral (manual)
3. Routing melalui pengendalian komputer.
1.4 Hirarki Jaringan Telepon
Supaya jaringan rapih dan efisien maka dilakukan pengaturan hirarki
jaringan. Dalam hirarki ini dikenal dengan istilah sentral lokal, sentral tingkat
pertama (primary), sentral tingkat kedua (secondary), sentral tingkat ketiga
(tertiary), dan sentral tingkat keempat (quartery untuk diindonesia lebih
dikenal dengan istilah sentral gerbbang internasioanl).
Sentral primary disebut primary area dan letaknya ada dalam satu kota.
Sentral secondary bertugas sebagai penyambung telepon hubungan
antarkota. Sedangkan sentral tertiary menyambungkan antar-region dalam
satu negara. Sedangkan sentral quarternary menyambungkan hubungan
internasional. Gambarnya sebagai berikit:
Gambar Hirarki Jaringan Telepon
1.5 Numbering
Numbering digunakan untuk mempermudah routing dan proses
pembangunnan panggilan serta lebih mempermudah pengecek apabila terjadi
kesalahan. Pola penomoran harus mengacu kepada hirarki sentral telepon.
Gambar penomoran telepon di Indonesia sebagai berikut:
1.6 Mutu Pelayanan (QOS)
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan mutu
pelayanan telekomunikasi adalah:
1. Keberhasilan sambung yang tinggi.
2. Ketersediaan pelayanan 24 jam sehari.
3. Delay sebelum terima dial tone.
4. Delay sesudah selesai delay sampai dapat ring call.
5. Ketersediaan service tone.
6. Kuitansi yang benar.
7. Harga yang pantas dan lain-lain.
1.7 Lalu Lintas/Trafik
Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat
yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan
faktor-faktor berikut:
1. Besar/banyaknya perpindahan object.
2. Arah/destinasi perpindahan object.
3. Waktu perpindahan.
4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas.
1.8 Dimensi dan Efisiensi
Dimensi route (Junction atau Trunck) dilakukan dengan memoerkirakan
kebutuhan lalu lintas antartitik dalam jaringan. Perkiraan itu juga mencakup
lalu lintas untuk transit. Sedapat mungkin jumlah kanal atau saluran pada
junction atau trunck dirancang untuk efisiensi 100% artinya pada jam paling
sibuk seluruh kanal atau saluran terpakai..
dilain pihak, kepuasan pelanggan, perlu diperhatikan. Jika kita terlalu
menekankan efisiensi maka mungkin GOS (Grade Of Service) akan menurun.
Singkatnya dalam merencanakan kapasitas junction atau trunck maka harus
ada perimbanga antara investasi, revenue, dan kepuasan pelanggan.
1.9 Pen-Tarifan
Perhitungan biaya pemakaian dilakukan dengan sistem pulsa. Tiap-tiap
pulsa diberikan satu harga. Dan pulsa ini menggerakkan meter pelanggan.
Sebenarnya biaya langganan ini adalah pembayaran biaya maintenance
saluran (kabel lokal). Periode pulsa tersebut ditentukan oleh:
1. Jarak antara dua tempat.
2. Waktu (sibuk atau sedang atau tidak sibuk).
3. Kesulitan pencapaiannya.
4. Jenis pelayanan.
5. Pilitical Isue.
6. Besarnya kapasitas yang dipakai oleh pelanggan.
7. Lintas batas negara.
Bab
2
Perangkat Terminal dan Jenis
Layanan Sentral
MAIN MENU
2.1 Pesawat Telepon
Pesawat telepon mempunyai 4 fungsi dasaar yaitu:
1. Sumber suara.
2. Penerima suara.
3. Sistem pengebelan (Signaling)
4. Alat pemutar /Dial (Pengiriman pengebelan).
Diluar fungsi di atas, beberapa perangkat telepon sekarang ini mempunyai
fungsi tambahan tergantung kecanggihannya. Misalnya fungsi redialing, memory,
hold, musik dan lain-lain.
2.2 PABX (Privat Branch Exchange)
PABX adalah sebuah sentral mini yang khusus dibuat untuk kebutuhan
pelanggan dan bukan provider telepon. Biasanya yang memakai adalah
Intitutional, corporate dan perkantoran.
Ada beberapa jenis kemampuan PBX:
a. PBX dengan fasilitas DID (Direct Inward Dialing).
b. PBX tanpa fasilitas DIS, panggilan dari luar via operator.
c. Bila saluran induk n > 1, PBX dengan hunting system, panggilan hanya lewat
1 nomor saja.
2.3 Telegraph/Telex/Teleprinter
Telegraph adalah proses pengiriman karakter (kombinasi sebanyak
kurang lebih terdapat 80 karakter). Tiap-tiap karakter dikodekan dalam
bentuk binary dengan 5 bit. Pada awal mulanya telegraph dikirimkan dalam
kode morse (bentuk dot dan space). Si pengirim dan penerima sama-sama
mengerti bahwa satu karakter terdiri dari 5 bit atau 8 bit. Karakter tersebut
dimulai dengan start space dan mark stop (untuk 5 bit) dan satu space start
dan 3 markstop.
Pesawat teleprinter untuk Telegraph atau pesawat Telex untuk
menghubungkan Telex, terdiri dari;
1. Pengirim, untuk mengirimkan kode telegraph.
2. Penerima, sebagai penerima kode telegraph.
3. Pencetak, sebagai pencetak sebagai kombinasi kode yang diterima.
4. Motor, sebagai penggerak alaat mekanik.
5, Keyboard, untuk mengirimkan kode secara manual.
6. RCU (Remote Control Unit), untuk membangun hubungan;
a. Pesawat Teleprinter untuk hubungan PtP melalui saluran sewa atau
saluran kusus.
b. Pesawat Telex untuk hubungan sentral Telex/sentral data perlu alat
untuk seleksi yang dapat dilakukan dengan Rotary Dial dan Keyboard
selection.
Syarat kerja Teleprinter;
Pesawat bekerja berdasarkan start-stop, panjang pulsa 20 ms dan
berurutanpanjang pulsa stop 30 ms, kecepatan pesawat 50 bps.
Telegraph menggunakan jaringan sendiri terpisah dari jaringan untuk suara.
Dalam pembangunan maka telegraph sering ditumpukkan pada jaringan
suara.
2.4 Komunikasi Data Antarkomputer
Komunikasi data antarkomputer melaluui kabel voice menggunakan
modem. Kecepatan modem tersebut sangat tergantung pada kualitas saluran.
Jika suatu saat terjadi gangguan pada saluran, maka kecepatan penyaluaran
akan diperkecil oleh modem tersebut (dynamic). Yang penting dihitung dalam
komunikasi data adlah throughput (efektif penyaluran bps).
Komputer sebagai pesawat teminal;
a. PC untuk workstation.
b. Mini untuk server.
c. Main frame untuk server.
Pesawat Terminal Data (DTE) terdiri dari : pengirim, penerima (ada yang
dilengkapi dengan VDU), pencetak, motor dan papan ketik.
2.5 Faximile
Faximile terdiri dari: Pengirim, Penerima, Pencetak, Motor dan Scanner.
Scanning untuk mengubah “graphic copy” menjadi sinyal elektrik lalu
dikkkirimkan, dapat dilakukan dengan dua cara:
1. Menggerakkan seberkas sinar pada copy yang diam.
2. Menggerakkan copy melewati seberkas sinar yang diam.
Jadi scanner pada faxi,ile adalah suatu tranduser foto eletcrik.
Proses pencetakkan (recording), merupakkan perangkat tranduser
elektrofoto, ada 4 teknik:
1. Electrolytic, pakai kertas khusus yang dilapisi elektrolit.
2. Electrothermal, mirip dengan teknik elektrolit.
3. Electropercussive, mirip dengan pencetak audio.
4. Electrostatic, arus listrik dimasukkan pada circuit, lalu pencetakkan
didasarkan pada bayangan dari tampilan circuit.
2.6 Pesawat Terminal ISDN
Pesawat terminal serbaguna (Multi Pupose Terminal).
Pesawat terminal individu ( Telp Analog, dan Digital, Fax Digital, Telefax,
Videotex, Komdat Circuit Switch dan Packet Switch).
Perangkat sentral merupakan, teknik penyambung didalam
jaringanTelephone.
2.7 Sentral
Fungsi dasar sentral:
a. Menyelenggarakkan fungsi switching (penyambungan)
b. Menyelenggarakan fungsi kontrol
c. Menyelenggarakan fungsi sinyaling internal
d. Menyelenggarakan fungsi operasi dan pemeliharaan
e. Menyediakan interface transmisi dan sinyaling.
Kemampuan sentral (STO):
a. Jumlah Call yang dapat dilayani, BHCA (Busy Hour Call Attempt)
b. Jumlah trafik yang dapat dilayani, Erlang.
c. Kecepatan memproses suatu call
d. Rincian tagihan pemakaian pulsa (LTM)
e. Keandalan dan ketersediaan.
f. Layanan tambahan.
Fasilitas sentral (STO):
a. Kapasitas, SST yang dapat diakomodasikan.
b. SN, alat penyambungan jumlahnya.
c. Processor, kapasitas dan kecepatannya, SN dan Processor menentukan
Grade Of Service (GOS)/Tingkat kepuasan pelayanan.
d. Alat input-output untuk pelanggan, junction, trunk, operator, basis data dan
voice mail.
e. Catu daya.
Bagian dan fungsi STO:
1. LTG (Link Trunk Group): Pelanggan, Junction, Trunk, Operator.
2. SN (Switching Network): peripheral, antarmuka swicth selector.
3. CP (Cordination Processor): komputer.
4. CD (Catu Daya): Batere,-48 V
5. Singnaling: Operator dan basis data.
Fasilitas layanan sentral telepon:
1. Follow me
2. Mail box
3. Direct Inward Dialilng for PBX
4. Hunting system
5. Data comunication via telephone network
6. Faximile
7. Interuption call (nada salah)
8. Roaming facility for mobile and SMS both for mobile and SMS
9. Caller ID.
Bab
3
Bentuk-bentuk Saluran Lokal
Jaringan Telepon
MAIN MENU
Jaringan lokal terdiri dari saluran pelanggan, sentral lokal-primary,
junction antarsaluran lokal-tandem-primary-sekunder. Dalam investasi maka
pertimbangan yang perlu diambil adalah faktor quality of service (QOS), politik
dan ratio revenue/investasi. Disamping itu beberapa hal berikut perlu
dipertimbangkan pula:
1. Kondisi geogrophy suatu lokasi
2. Jumlah calon pelanggan dan kepadatannya
3. Kebudayaan bertelepon
4, Persentassi telepon bisnis
5. Lokasi sentral terdekat yang sudah ada
6. Skema jaringan nasional (Trunk)
7. Sistem signaling dan transmisinya.
Saluran jaringan lokal adalah saluranyang menghubungkan pesawat
pelanggan dengan MDP di sentral telepon.
Ada bebrapa macam saluran lokal:
1. Saluran lokal kabel tembaga
2. Saluran lokal radio
3. Saluran lokal kabel fiber optik
3.1 Saluran Lokal Kabel Tembaga
Saluran lokal kabel tembaga atau dengan sebutan lainnya adalah
Jarlokat yang artinya jaringan lokal akses tembaga. Dimana saluran telepon
kearah pelanggan (subcriber loop) berupa pasangan kabel yang ditarik dari
sentral hingga ketempat pelanggan. Saluran pelanggan menyalurkan arus
listrik searah (dc-loop). Saluran pelanggan harus dapat memberikan
pelayanan untuk:
1. Catuan tegangan/arus pada pesawat pelanggan (batery) dengan catuan
DC disentral kurang lebih sebesar 48 Volt.
2. Teganggan pada bel di pesawat
3. Pendekteksian apakah pesawat telepon diangkat (Off Hook) atau terletak
(On Hook) untuk mengakses sentral telepon.
4. Penyaluran pulsa dial dari pelanggan ke sentral.
5. Panjang saluran pelanggan tidak terbatas.
Saluran pelanggan yang digelar dari sentral terdiri dari:
1. Saluran primer atau saluran catu langsung
2. Saluran sekuunder
3. Saluran penanggal
4. Saluran dalam rumah.
3.2 Saluran Lokal Akses Radio
Saluran lokal akses radio dengan sebutan lainnya adalah Jarlokar yang
artinya jaringan lokal dengan menggunakan radio. Saluran lokal
menggunakan radio biasa disebut WLL (Wireless Local Loop). Sistem radio
yang digunakan hanya untuk menggantikan fungsi kabel antara sentral
dengan pelanggan. Pelanggan sendiri bersifat fixed/tetap karena itu antena
nya cukup besar dan diletakkan diatas rumah.
Media transmisi Radio:
1. Amplifier mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal gelombang
elekromagnetik (Tx) atau sebaliknya (Rx).
2. Reflektor antena berfungsi untuk mengarahkan pancaran
3. Masalah yang selalu dibahas dalam antena adalah penguatan dan
sudut pengarahan.
4. Antara transmiter dan receiver selalu ada loss karena antena penerima
tidak dapat mengambil semua power yang dipancarkan.
Keuntungan menggunakan Jarlokar:
1. Menjangkau daerah yang sulit dicapai
2. Flexible dalam jumlah pelanggan yang dapat dilayani
3. Biaya operasi dan pemeliharaan rendah karena hanya menyangkut biaya
pemeliharaan perangkat radio
4. Harga lebih murah, karena satu perangkat radio dapat menangani banyak
pelanggan.
5. Tidak perlu berhubungan dengan pemda, hanya denga direktorat
frekuensi.
6. Pemasangan cepat karena tidak perlu menge-check ketersediaan kabel
7. Bagus untuk daerah baru yang data statistik hubungannya belum
diketahui.
8. Sentral Jarlokar bisa bergabung dengan sentral lokal biasa, bisa pula
berdiri sendiri tergantung pada jumlah pelanggan RBS.
Kelemahan Jarlokar:
1. Keterbatasan lebar pita frekuensi radio yang dapat dilayani. Umumnya
mutu pembicaraan tidak begitu prima.
2. Umumnya antena fixed subscriber dengan BTS harus dapat saling lihat
satu sama lain. Dengan perkataan lain, antena harus diletakkan ditempat
yang tinggi.
3. Keandalan lebih kecil dibandingkan dengan jarlokat karena tergantung
pada perangakt radio
3.3 Saluran Lokal Akses Fiber Optik
Saluran lokal akses fiber optik atau dengan sebutan lainnya adalah
Jarlokaf yang artinya jaringan lokal akses kabel fiber optik. Fiber optik dapat
menghantarkan informasi dalam jumlah banyak. Pada mulanya fibel optik
digunakkan sebagai sarana transmisi antara sentral-sentral pada hirarchi
yang tinggi. Tetapi perkembangan teknolgi fiber optic ini, memungkinkan
untuk ditetapkan pada loop pelanggan.
Alasan penggunaan fiber optikuntuk akses jaringan pelanggan adalah
kebutuhan pelanggan akan pelayanan dengan pita frekuensi yang lebih lebar
dari voice Band Width (VBW) misalkan: untuk penyaluran video, data
kecepatan tinggi dll. Sehingga aplikasinya bukan hanya untuk percakapan
telepon, tetapi juga entertainment, multimedia dan lain-lainnya.
Bab
4
Teknologi Jaringan Lokal Akses
Fiber Optik
MAIN MENU
4.1 Jaringan Lokal Akses Fiber
Penggunaan kabel serat optik pada jaringan lokal dikenal dengan
sebutan Fiber In The Loop (FITL) atau jaringan Lokal akses Fiber. Pada
awalnya teknologi jarlokaf adalah Digital Loop Carrier (DLC). DLC merupakan
konfigurasi point to point antar sentral dan pelanggan. Konfigurasi DLC ini
baik untuk pelanggan dengan kebutuhan bandwidth dan volume trafik yang
besar. Sedangkan untuk pelanggan yang banyak dan tersebar maka Sistem
Jarlokaf terdistribusi yang dibutuhkan, yaitu Optical Access Network (OAN).
Teknologi OAN ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Passive Optical Network (PON)
Teknologi OAN yang secara langsung membagi dan mengkombinasikan
intensitas sinyal optik melalui Passive Spilter (PS)
2. Active Optical Network (OAN)
Teknologi OAN yang menggunakkan peralatan yang secara aktif membagi
dan mengkombinasikan sinyal optik.
4.2 Digital Loop Carrier (DLC)
Teknologi DLC merupakan hasil penerapan teknologi PCM-30 pada
sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini mempunyai dua perangkat utama
yaitu Central DLC Unit (CT) yang berada disisi sentral dan disisi pelanggan
disebut Remote DLC Unit (RT). DLC merupakan perangkat yang
memultiplexing sinyal keluar dari sentral denan kecepatan bit 64 Kbps
menjadi sinyal dengan kecepatan bit 2 Mbps atau sebaliknya disisi
pelanggan. Penggunaan DLC didasarkan pertimbangan bahwa DLC memiliki
kapasitas dan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan Jarlokat.
4.3 Passive Optical Network (PON)
Teknologi PON dapat digunakan secara bersama-sama perangkat
optoelektronik oleh beberapa pelanggan sehingga harganya dapat ditanggung
bersama. Sistem PON mempunyai dua buah perangkat optoelektronik yaitu OLT
(Optical Line Terminal) yang biasa terletak disisi sentral dan perangkat ONU (
Optical Network Unit) yang tersebar didekat lokasi pelangggan. Hubungan serat
optik pada PON adalah point to multipoint.Sistem PON dapat melayani jenis-jenis
pelayanan sebagai berikut:
1. POTS
2. Payphone
3. Video Entertainment
4. Multimedia 2 Mbps
5. ISDN-BRA
6. ISDN-PRA
7. Saluran sewa analog
8. saluran sewa digital 2 Mbps
9. Saluran sewa digital 64 Kbps
Teknologi PON memiliki 3 perangkat utama:
1. Optical Line Terminal (OLT): sebuah perangkat yang terletak pada sisi sentral
sebagai antarmuka kearah sentral dan arah ODN dengan kapasitas
minimum harus dapat melayani 800 kanal yang terhubung dengannya, OLT
berfungsi untuk mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik.
2. Optical Network Unit (ONU) : Sebuah perangkat yang terletak pada sisi
pelanggan yang berfungsi sebagai antarmuka kearah pelanggan dan arah
ODN, ONU berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik
kembali.
3. Optical Distribution Network (ODN): Berupa kabel optik sebagai
penghunbung antara OLT dan ONU, pada ODN terdapat suatu percabangan
yang menggunakan passive splitter.
4.4 Optical Line Terminal (OLT)
Optical Line Terminal (OLT) merupakan perangkat yang terletak disisi
sentral dan menyediakan antarmuka kearah sentral dan kearah ODN serta
terhubung minimum dengan empat ODN. OLT juga berfungsi sebagai Host
Digital Terminal sebagai konsentrasi fungsional, dihubungkan dengan sentral
melalui Trybutati Unit yang merupakan antarmuka OLT dengan sisi jaringan
OLT dapat diletakkan dalm unit terminasi jaringan dalam sentral atau Remote
Lokasi. Kapasitas OLT minimum dapat melayani 800 kanal yang terhubung
dengannya.
4.5 Active Optical Network (AON)
Digunakan bagi pelanggan yang terkumpul digedung-gedung bertingkat
atau pelanggan yang tersebar di rumah-rumah atau dapat juga untuk jasa TV
cable dan jasa pita lebar.
4.6 Kombinasi dengan SDH Ring (DLC/PON)
Merupakan kombinasi antara DLC dan PON, teknologi SDH
direkomendasikan untuk digunakan hingga level STM 4 (625 Mbps).
Memiliki kemampuan untuk melakukan pengalihan rute lainnya. Sistem ini
banyak digunakan pada daerah-daerah bisnis.
4.7 Antarmuka Jaringan Fibe Optik dengan ISDN
Perangkat dalam jaringan telekomunikasi dapat terdiri dari banyak
pabrikan, tetapi satu sama lain dapat berhubungan karena adanya
antarmuka /interface. Dalam jarlokaf sendiri menerapkan antarmuka seri V
yang ditempatkan antara sentral dan jaringan pelanggan.
4.8 Konfigurasi Jarlokaf
Sudut pandang penentuan konfigurasi pada Jarlokaf berdasarkan pada
topologi jaringan yang menghubungkan sentral lokal dengan lokasi
pelanggan tanpa memperhitungkan jenis media transmisinya. Konfigurasi
dasar yang dapat dipergunakan dalam sistem Jarlokaf meliputi konfigurasi
single star, multiple star, triple star, dan ring.
4.9 Modus Aplikasi Jarlokaf
Sistem Jarlokaf mempunyai 2 buah perangkat optoelektronik yaitu 1
perangkat disisi sentral dan 1 perangkat disisi pelanggan. Lokasin perangkat
optoelektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik
(TKO). Perbedaan letak TKO disisi pelanggan menimbulkan modus aplikasi
Jarlokaf yang berbeda pula yaitu:
a. Fiber To The Building (FTTB)
TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak padaruang
telekomunikasi di basement namun juga memungkinkan diletakkan pada
beberapa lantai digedung tersebut.
b. Fiber To The Zone (FTTZ)
TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan di dalam kabinet
dengankapasitas besar.
c. Fiber To The Curb (FFTC)
TKO terletak disuatu tempat di luar di dalam kabinet dan di atas tiang
dengan kapasitas lebih kecil (<120 sst)/
d. Fiber To The Home (FTTH)
TKO terletak di dalam rumah pelanggan..
Bab
5
Teknik Transmisi
MAIN MENU
5.1 Analogi Telekomunikasi (Transmisi) dengan
Pengantaran Barang
Kegiatan proses transmisi atau pengiriman mekanismenya sebagai berikut:
1. Perubahan bentuk informasi
2. Multiplexing
3. Transmisi lewat media (penyesuaian dengan media kirim)
4. Proses depacking
5.2 Proses Pembatasan (Voice Bandwidth)
Tekanan suara ditentukan oleh amplitudo nada dasar yang berkisar 10-
500 Hz ntuk suara pria dan 200-1000 Hz untuk suara wanita. Sedangkan
harmonik-harmoniknya bergerak sampai 10 KHz. Untuk alat-alat musik
mempunyai pita frekuensi yang lebih lebar dari suara. Harmoniknya sampai
lebih dari 15 KHz. Total daya yang dikeluarkan oleh manusia berkisar 10-20
uw yang sebagian besar terdistribusi pada frekuensi 500-1000 Hz.
5.3 Proses Peralihan 2-4 Kawat
Pembicaraan telepon selalu merupakan suatu transmisi kedua arah.
Kalau transmisi dua arah ini penyalurannya melalui sepasang kawat yang
sama, maka ini disebut sebagai saluran transmisi 2 kawat. Pesawat
telepon pada umumnya ini disebut sebagai saluran transmisi 2 kawat.
Antara sentral telepon lokal dan pesawat pelanggan digunakan
sepasang kabel untuk arah bolak balik (hubungan dua kawat). Untuk
hubungan pada junction (saluran penghubung). Pada trunk, hubungan
dua arah menggunakan saluran yang berbeda pada arah kirim dan terima
(hubungan 4 kawwat). Dengan demikian, harus ada translasi dari
hubungan dua kawat menjadi empat kawat pada peralihan sentral ke
saluran penghubung atau trunk.
5.4 Kualitas Penerimaan (S/N)
Pada proses transmisi maka 4 parameter yang perlu diperhatikan
sepanjang saluran adalah :
1. Distorsi redaman
2. Distorsi Phasa
3. Level
4. Noise/S/N (kwalitas)
Ada empat parameter penting yang berpengaruh pada kanal suara yaitu
sebagai berikut:
1. Signal Power Level
2. Attenuation Distortion
3. Delay Distortion
4. Noise dan Signal To Noise Ratio
Noise adalah sinyal yang tidak diinginkan dan bias disebut derau.
Noise dibagi menjadi empat bagian yaitu:
1. Thermal noise
2. Intermodulation Noise
3. Crosstalk
4. Impulse noise
5.5 Multiplexing (Penggabungan)
Pada hubungan empat kawat maka tidak efisien jika satu saluran
hanya menyalurkan satu paket informasi saja. Biasanya beberapa paket
yang setujuan digabungkan jadi satu paket besar dan dikirimkan
bersamaan.
Proses penggabungan paket tersebut disebut multiplexing dan alat
penggabungannya disebut multiplexer. Pada sisi terima terjadi
Demultipexing. Dengan multiplexing ini, penghematan dalam bentuk
perangkat dan saluran terjadi.
5.6 Sistem Modulasi (pemuatan ke dalam carrier)
Sistem modulasi ialah peristiwa penumpangan sinyal informasi
/modulasi ke dalam frekuensi gelombang carrier/pembawa. Diperlukan
modulasi karena:
1. Mempermudah meradiasikan sinyal
2. Pengiriman sinyal akan memiliki performance yang baik
3. Mengurangi pengaruh noise dan interferensi
setiap sinusoida mempunyai 3 parameter yaitu amplitudo, frekuensi dan
phasa. Dalam teknik modulasi maka penumpangan sinyal dapat pada
perubahan parameter:
1. Amplitudo, sistem disebut Amplitudo Modulasi. Amplitudo berubah sesuai
dengan signal peubah
2. Frekuensi, sistem disebut Frekuensi Modulasi. Frekuensi berubah sesuai
dengan signal peubah begitu pun dengan Phasa.
Bab
6
Media Transmisi
MAIN MENU
6.1 Pengertian Media Transmisi
Media transmisi adalah media yang membawa data informasi dari satu
tempat ke tempat yang lain atau media/jalur yang digunakan untuk
membawa informasi dari pengirim (sender) ke Penerima (receiver). Transmisi
atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Transmision Medium.
6.2 Jenis-Jenis Media Transmisi
Secara garis besar media transmisi dibagi menjadi dua jenis utama
yaitu guided media dan wireless media/unguided.
1. Media yang dituntun (Guided Media atau Wired)
Guided media adalah jenis media yang memiliki bantuk fisik seperti
Kabel pasangan berpilin, kabel serat optik, kabel coaxial. Dikatakan sebagai
guided media karena sinyal listrik atau gelombang-gelombang dituntun
transmisinya melalui media fisik. Ada juga yang menyebutnya gided media
sebagai wired atau bound transmission media.
2. Media yang tidak dituntun (Unguided Media atau Wireless)
Media yang tidak dituntun atau unguided media adalah media yang
menggunakan sistem gelombang elektromagnetik dalam mentransmisikan
informasi dari pengirim ke penerima tanpa ada perangkat fisik yang
menuntunnya. Unguided media ini lebih dikenal dengan istilah wireless yaitu
media transmisi tanpa kabel. Media yang tidak dituntun atau unguided
media ini diantaranya adalah frekuensi radio, gelombang mikro (microwave),
infra merah dan satelit. Unguided media in juga disebut dengan unbounded
transmission media.
Bab
7
Transmisi Digital
MAIN MENU
Pengertian Transmisi Digital
Transmisi digital adalah pengiriman informasi melalui media komunikasi
fisik dalam bentuk sinyal digital. Sinyal analog harus didigitalkan sebelum
dikirim. Informasi digital tidak dapat dikirim langsung dalam angka 0 dan 1,
namun harus dikodekan dalam bentuk sinyal sesuai dengan beberapa
keadaan, misalnya : tingkat ketengan voltage terhadap bumi, perbedaan
tegangan antara dua kabel, ada/tidaknya arus di kawat dan ada/tidaknya
cahaya.
Perbedaan Sinyal Analog dan Sinyal Digital
Sinyal analog adalh sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu,
yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Sinyal
analog memiliki bentuk yang menyerupai sebuah gelombang. Sedangkan
sinyal digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami
perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital
mempunyai bentuk berupa pulsa dan bentuk dari sinyal digital itu sendiri
dapat mengalami perubahan secara tiba-tiba.
Analog Digital
Dirancang untuk suara Dirancang untuk data dan suara
Rentang kesalahan Lebih aman dari kesalahan
Kecepatan rendah Kecepatan Tinggi
Overhead tinggi Overhead rendah
Masalah dan Fuature dalam Transmisi Digital
Pengiriman sinyal digital mempunyai beberapa masalah antara lain:
1. Masalah Pengkodean
2. Masalah Kuantisasi
3. Masalah gangguan dalam perjalanan (noise/derau)
4. Masalah bandwidth yang dibutuhkan
Di samping masalah maka transmisi digital mempunyai beberapa feature di
antaranya adalah:
1. Features perbaikan dengan pengodean
2. Features kompresi
3. Features pemaketan dan frame relay.
Bab
8
Sistem komunikasi Satelit
MAIN MENU
Ada beberapa bagian sistem komunikasi satelit di antaranya:
1. Stasiun Bumi (Earth Station)
2. Komunikasi Satelit (Satellite Communication)
3. Link Satelit (Satellite Link)
4. Penyiaran Satelit (Satellite Broadcasting)
Sistem komunikasi satelit digunakan untuk mentransmisikan jenis informasi
yang berbeda-beda diantaranya:
1. Program TV, dalam hal ini ada program untuk merubah program TV
antara stasiun Bumi yang equal dan sistem untuk distribusi satu arah
atau program untuk sebuah stasiun transmisi ke berbagai stasiun bumi
penerima.
2. Jenis-jenis message satu arah yang berbeda, sebagian besar sering
sebagai one-way alami, wire photos, program audio broandcasting
3. Pesan-pesan telepon, two-way system, channel frekuensi audio atau
kelompoknya dapat digunakan untuk transmisi jenis informasi yang
berbeda seperti telegraf, informasi desktrit dari komputer atau sumber
lainnya.
Berdasarkan area cakupan yang dilayani, lokasi dan jenis stasiun Bumi,
dan struktur dari pengendalian, sistem komunikasi satelit dapat dibagi
menjadi dua sistem, yaitu:
1. Sistem komunikasi satelit nasional
2. sistem komunikasi satelit internasional
Dalam seluruh sistem komunikasi satelit , apapun perbedaannya , ada
beberapa elemen yang dipergunakan untuk tujuan yang sama, seperti
stasiun TV yang berbeda, stasiun angkasa sebagai repeater transmisi, solar
baterei, pengarah antena, sistem koreksi orbit, dan lain sebagainya.
Orbit-Orbit Satelit
Orbit adalah lintasan tempat dimana satelit berada dan beredar dalam
lintasan tersebut. Orbit satelit berbeda-beda tergantung pada bentuk dan
jaraknya dari pusat bumi. Ada beberapa orbit khusus satelit diantaranya:
1. Orbit Geostasioner
2. Orbit Sun Synchronous
3. Orbit Molniya
4. Low Earth Orbit
Hal-hal yang harus diperhatikan pada perencanaan sistem
komunikasi satelit
Sistem komunikasi satelit bertujuan untuk mengirimkan sinyal yang
menghasilkan perbandingan sinyal dengan noise yang sebesar mungkin
dengan kata lain memaksimalkan sinyal to noise ratio (S/N) dengan
memanfaatkan daya seminimal mungkin.
Dalam kaitannya dengan perhitungan S/N dalam pemakaian satelit, ada
beberapa parameter penting yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Effective Isotropic Radiated Power (EIRP)
2. Sudut elevasi dan jarak
3. Saturated flux density (SFD)
4. Pad
5. Figure of Merit (G/T)
6. Carrier to noise power ratio (C/N)
7. Bit error rate (BER)
8. Rugi-rugi propagasi
9. Rugi polarisasi
10. Rugi pengarahan antena
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem
komunikasi satelit adalah masalah interferensi antara sinyal. Interferensi
adalah masuknya sinyal-sinyal yang tidak diharapkan ke dalam pita
frekuensi yang sudah dialokasikan untuk sinyal tertentu. Ada beberapa
macam penyebab interferensi dalam komunikasi satelit, di antaranya
adalah:
1, Interferensi yang disebabkan oleh intermodulasi
2, Interferensi yang disebabkan oleh modul lain
3. Interferensi yang disebabkan oleh satelit lain
Bab
9
Besaran dan Satuan Penguatan
Transmisi
MAIN MENU
9.1 Desibel (dB)
Pada dasarnya decibel (dB) adalah suatu perbandingan antara dua
besaran tenaga (power) dalam skala logaritma. Kegunaan satuan dB adalah
untuk mempermudah perhitungan dengan hanya menjumlah atau
mengurangi. Di samping itu, besaran-besaran alam bersifat logaritmis. dB
adalah satuan yang menggambarkan suatu perbandingan. Merupakan suatu
log dengan bilangan dasar 10.
9.1 Besaran dan Satuan Penguatan Transmisi Lainnya
Np (Neper), dipakai di negara-negara eropa sebagai alternative dB. dBi
adalah satuan penguat pada antena Isotropic.
Bab
10
Teknologi Cellular dan Wireless
Masa Depan
MAIN MENU
10.1 Code Division Multiple Access (CDMA)
Code Division Multiple Access (CDMA), biasa juga disebut dengan IS-95
dan J-STD-008, adalah teknologi berbasis spread spectrum yang mengizinkan
banyak user menempati banyak kanal radio yang sama. Dalam sistem CDMA
tiap user menggunakan code unik yang berbeda satu sama lain, sehingga
hanya receiver yang mengetahui kode tersebutlah yang bisa mendekodekan
sinyal terima untuk diambil datanya (dilakukan secara sinkron). Hal ini
dimungkinkan karane cross corelation antarcode sangat kecil. Setiap data
yang akan dipancarkan terlebih dahulu akan ditebar (spreading) sehingga
memungkinkan adanya multiple access. Jadi, bandwidth transmisi jauh lebih
besar dibandingkan sinyal informasi. Rasio antara keduanya disebut
processing gain (Pg). Processing gain ini dikenal juga sebagai spreading
factor yang akan menentukan jumlah kanal/user yang dapat ditangani oleh
sebuah sistem.
Kelebihan CDMA:
Adapun kelebihan CDMA adalah sebagai berikut:
1. Proteksi terhadap multipath interference
2. Privasi
3. Interference rejection
4. Anti-jamming
5. Kemampuan Multiple Access
6. Low probability intercept (LPI)
7. Efisiensi spektrum
Call Processing pada CDMA
Call processing bisa dibagi atas 2 bagian: Ms (Mobile Station) call
processing dan BS (Base Station) call processing.
10.2 WCDMA pada Universal Mobile Telecommunication
Services (UMTS)
Pada pengembangannnya system seluler CDMA ini mengalami
perkembangan dari teknologi 2G ke 3G dengan banyaknya penambahan fitur-
fitur yang mendukung ke arah pita lebar (multimedia) baik untuk mobile
maupun WLL (Wireless Local Loop) Wireless BOD (Bandwidth on demand)
sampai rate 2 Mbps, interworking dengan sostem eksisting, performa yang
cukup baik terhadap problema propagasi (multienvironment) dan harus
memiliki sfisiensi spektrum yang tinggi.
Ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi oleh teknologi generasi
ke-3 yang membedakanya dengan 2G:
1. Mendukung kecepatan data rate sampai dengan 2 Mbps (multimedia)
2. Mendukung pengimplementasian yang operasional
3. Efisiensi penggunaan spektrum dan kapasitas
Core network ;
1. Packet data network dan IP mobility
2. Global roaming
3. Quality of services (QoS)
4. Integrasi dengan sistem 2G yang sudah ada
UMTS (Universal Mobile Telecommunication Services) adalah sistem
mobile communication generasi ketiga. Sistem ini telah mampu melayani
serves-servis sampai 2 Mbps dan pada frekuensi sekitar 2 GHz. Sistem UMTS
diproposalkan dibangun dari infrastruktur sistem-sistem mobile yang ada di
saat ini seperti GSM, AMPS, PDC, PCS, dan lain-lain yang berevolusi menuju
sistem UMTS. Sistem akses yang disknariokan pada sistem UMTS adalah W-
CDMA.
Ada yang membedakan antara WCDMA pada UMTS dibandingkan
dengan teknologi 3G lainnya yaitu cdma2000, walaupun keduanya
berdasarkan pada metode CDMA.
10.3 Teknologi Nirkable (Wireless) WiMAX
WiMAX merupakan singkatan Worldwide Interoperability for Microwave
Access. Ini merupakan salah satu bentuk teknologi nirkabel yang sedang menjadi
pusat operator telekomunikasi, pebisnis maupun para pengguna internet di
dunia. WiMAX hadir sebagai solusi keterbatasan akses pada Wi-FI yang notabene
memang dirancang untuk pemakaian dalam ruang. Teknologi yang menggunakan
OFDM ini mampu memberikan layanan databyang berkecepatan hingga 70 Mbps
dalam radius 50 km.
Karakteristik utama yang dimilki Wimax antara lain:
• Pada vesi awal IEEE 802.16a bekerja di frekuensi 10-66GHz, sehingga cocok
digunakan untuk teknologi point to point.
• Untuk versi IEEE 802.16 ini dapat digunakan untuk hubungan nonline outsite
(NLOS)
• Kompatibel dengan digital switch yang ada (ATM, dll) dengan optimal data rate
per user 300 Kbps – 2 Mbps dan rangenya 5 – 8 untuk maksimal throughput.
• Untuk versi IEEE 802.16d, muncul teknologinya dibulan Oktober 2004.
tekniknya terjadi perpecahan kanal ke kanal-kanal terkecil menggunakan Op-
Amp dan teknologi Amart Antenna. Digunakan untuk fixed akses, yang
meliputi BS maupun receiver yang merupakan CPE. BS merupakan proxim
Trunami MP.16 akan dipasarkan baik kepada operator telekomunikasi
maupun kepada perusaan pemakai.
• Versi IEEE 802.16e dikeluarkan akhir tahun 2004 ini yang akan digunakan
untuk mendukung mobilitas (Handover, roaming) pada sistem seluler sampai
120 km/jam dan bekerja dalam NLOS. Digunakan untuk aplikasi mobile
access.
• Dikonfigurasikan untuk layanan dipedesaan sampai radius maksimal 50
km,atua daerah berpenduduk padat di perkotaan untuk jarak 1-4 km,
dengan data rate sampai 75 Mbps.
• Sistem ini mendukung teknologi video streaming, VoIP telephony, tayangan
diam maupun bergerak, e-mail, web browsing, e-commerce dan layanan
berbasis lokasi.
WiMAX Standar
. Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE) mendefinisikan
teknologi WiMAX melalui standard 802.16, namun dalam perkembangannya
standards ini berkembang lagi menjadi beberapa varian, yaitu 802.16,
802.16a, 802.16d/802.16 2004, 802.16e.
WiMAX Spectrum
Pemilihan spectrum frekuensi operasi untuk WiMAX ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, diantaranya adalah penggunaan frekuensi untuk komunikasi
seluler, microwave link, dan sistem komunikasi satelit. Dari beberapa
pertimbangan tersebut maka alokasi spectrum untuk WiMAX, khususnya di
Indonesia adalah:
1. Spectrum frekuensi 2,5 GHz
2. Spectrum frekuensi 3,5 GHz
3. Spectrum frekuensi 5,8 GHz
Struktur Layer WiMAX
. Ada dua layer yang memiliki peranan penting teknologi WiMAX ini, yaitu
MAC layer dan PHY layer. Adapun peranan masing-masing sebagai berikut:
1. PHY layer
Fungsi-fungsi penting yang di diantaranya: OFDM, duplex system,
adaptive modulation, Adaptive antenna system vasian PHY yang
diadopsi dari standard 802.16 adalah Wireless-MAN OFDM dan
Wireless-MAN OFDMA untuk licensed frequency dan Wireless-
HUMAN untuk unlicensed frequency.
2. MAC layer
WiMAX MAC protocol didesain untuk aplikasi point to multipoint,
mempunyai karakteristik connection oriented dan setiap sambungan
diidentifikasi oleh 16-bit Connection identifiers, yaitu untuk
membedakan kanal uplink dengan lainnya.
WiMAX dan Interferensi
. Dalam praktik tentunya semua teknologi wireless akan mengalami
interferensi (gangguan), begitu juga dengan WiMAX. Ada beberapa inovasi
ternologi yang bisa digunakan dan diadopsi WiMAX dalam mengatasi
interferensi ini, antara lain:
a. Teknologi OFDM: Untuk mengatasi multipath dan penghematan bandwidth.
b. Sub-Chanelization: untuk mengurangi jumlah carrier dari perangkat user,
tetapi dikompensasi dengan power level pengirim.
c. Directional antenna: untuk meningkatkan fade margin.
d. Tranceiver Diversity: untuk meningkatkan availability, memanfaatkan
multipath.
e. Adaptive Modulation: mengatur kebutuhan bandwidth dengan kualitas
sambungan.
f. Error correction: untuk menurunkan kebutuhan minimum SNR dan
meningkatkan throughput.
g. Power control: menghemat konsumsi sumber daya power.
Skenario Penerapan Jaringan Wireless WiMAX
. Ada tiga macam skenario penerapan dari jaringan wireless WiMAX
yaitu didasarkan pada jumlah user yang menggunakan, yaitu:
1. PtP (Point to Point)
2. PMP (Point to Multipoint)
3. Mesh
10.4 Teknologi WiFi (W-LAN)
WiFi media transmisinya melalui udara. IEEE menetapkan 802.11
sebagai standards WiFi. Performa WiFi menggunakan hotspot atau
lingkungan sekitar antenna dimana kita dapat mengakses informasi dengan
PDA, Laptop atau gadget lainnya. WiFi dapat menjangkau sekitar 100 feet
atau radius 30 meter. Teknologi WiFi memiliki jangkauan yang terbatas,
paling sekitar 100 meter saja.WiFi memiliki kemampuan mengantarkan data
sampai dengan 11 Mbps.WiFi memiliki frekuensi dalam protokol 802.11b di
2,4 GHz dan protokol 802.11a di 5 GHz.
Topologi WLAN
Ada dua topologi utama dalam WLAN Network, yaitu:
1. Ad-hoc
Yaitu network yang komputer-komputer di dalamnya berhubungan
secara langsung cukup dengan menggunakan Wireless adapter.
2. Infrastruktur Network
Yaitu network BSS/Ad hoc yang menggunakan Access point di
dalamnya, jadi jaringan yang ada lebih kompleks dan lebih luas.
3. ESS Network (Extended Service Set Network)
Yaitu gabungan beberapa infrastruktur network, jadi jaringan WLAN
yang tebentuk adalah paling luas dan kompleks diantara ketiga topologi
diatas.
Protokol WLAN
Terdapat beberapa protokol yang berlaku dan banyak dipergunakan pada
WLAN, yaitu:
1. 802.11a
Digunakan mulai akhir tahun 2001 dengan menggunakan frekuensi 5
GHz, maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps.
2. 802.11b
Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2,4
GHz, maksimum bandwidth yang bisa dicapai adalah 11 Mbps.
3. 802.11g
Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan
frekuensi 2,4 GHz, maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps.
10.5 Mobile IP
Mobile IP merupakan teknologi yang mendukung mobilitas user dengan
memperbolehkan user untuk mengubah titik sambungannya ke jaringan
secara dinamis (mobile) tetapi tetap menjaga trafik data agar tidak terputus.
Arsitektur Mobile IP
Pada arsitektur dari mobile IP terdapat beberapa entitas baru yang
mendukung IP Mobile, seperti berikut:
§ Mobile host
merupakan sebuah host yang mampu untuk melakukan perpindahan posisi
dari jaringan satu ke jaringan yang lainnya tanpa merubah IP address-nya.
§ Home Agent
Sebuah router pada jaringan asal yang dapat mengirimkan paket data untuk
mobile host saat berpindah dari asalnya, dan juga untuk memelihara
informasi lokasi dari mobile host.
§ Foreign Agent
Sebuah router pada jaringan lain yang menyediakan layanan routing ke
mobile host pada saat register.
§ Correspondent Node (CN)
Sebuah host yang dapat berfungsi sebagai mobile host ataupu stationary
host
Sistem Operasi Mobile IP
Pada saat mobile host berada di dalam home network dan sebuah
CH/CN (correspondent host/node) ,mengirimkan sebuah paket ke mobile
host, maka mobile host tersebut akan menerima dan menjawab paket
tersebut seperti halnya host yang normal. Akan tetapi, bilamana mobile host
berada di luar dari home network, maka mobile host akan memerlukan suatu
agen untuk bekerja mengatasi masalah perpisahan tersebut. Agen itu dikenal
dengan nama home agent. Agen ini hanya bisa berkomunikasi dengan mobile
host sepanjang waktu sehingga dalam hal ini bisa dikatakan home agent
mempunyai hubungan ‘on-line’ dengan mobile host.
Saat mobile host berhubungan dengan foreign network, mobile host
akan mendeteksi bahwa ia berada pada jaringan yang berbeda dengan
asalnya dan mengirimkan suatu permintaan registrasi melalui foreign agent
ke home agent. Home agent mengirim balik registrasi tersebut ke mobile host
melalui foreign agent yang berisi perizinan atau penolakan terhadap
pergerakan mobile host tersebut.
Sewaktu home network suatu mobile host menerima sebuah paket yang
ditujukan untuk mobile host, home agent akan menahan paket tersebut,
melakukan proses enkapsulasi terhadap paket, dan kemudian
mengirimkannya ke care of address yang merupakan salah satu alamat dari
foreint agent dan kemudian melakukan dekapsulasi paket lalu akan
diteruskan ke mobile host.
Bab
11
Teori Trafik
MAIN MENU
11. 1 Pengertian Trafik
Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat
yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan
faktor-faktor berikut:
1. Besar/banyaknya perpindahan object
2. Arah/destinasi perpindahan object
3. Waktu perpindahan
4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas
Dalam lalu lintas telekomunikasi maka obectnya adalah pembicaraan
(informasi).
Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari
satu tempat ke tempat yang lain melalui jaringan telekomunkasi. Besaran
dari suatu trafik telekomunikasi diatur dengan satuan waktu, sedangkan nilai
kanal dari suatu kanal adalah lamanya waktu pendudukan pada kanal
tersebut..
Salah satu tujuan perhitungan trafik adalah untuk mengetahui unjuk kinerja
jaringan (Network Performance) dan mutu pelayanan jaringan telekomunikasi
(Quality of Service).
11.2 Besaran Trafik
Volume trafik, difinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan.
Intensitas trafi, didefinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan dalam
suatu selang pengamatan tertentu (per satuan waktu).
Satuan Trafik
1 Erlang = 1 TU (Traffic Unit)
= 36 CSS (Cent Call Seconds)
= 36 HCS (Hundred Call Seconds)
= 36 UC (Unit Call)
= 30 EBHC (Equated Busy Hour Call)
Besaran yang dipakai untuk menyatakan besar lalu lintas
telekomunikasi (A Erlang) bayak dan lamanya pembicaraan.
A = C x T
dimana:
A = basarnya lalu lintas (satuan Erlang)
C = banyak pembicaraan yang disalurkan dalam satuan-satuan waktu
dengan satuannya adalah call/jam
T = rata-rata lamanya pendudukan jalur oleh satu pembicaraan disebut juga
Holding time dengan satuannya adalah jam.
11. 3 Parameter-Parameter Unjuk Kerja Trafik
Parameter tingkat layanan atau parameter unjuk kerja layanan ditinjau
dari sisi trafik telekomunikasi dapat dikategorikan atas dua hal yang utama:
1. Dial tone delay adalah jumlah waktu maksimum pelanggan harus
menunggu sebelum panggilannya diputuskan ditolak.
2. Propability layanan tertolak adalah kemungkinan trunk tidak tersedia
untuk panggilan tersebut.
Ukuran dasar dari unjuk kerja trafik adalah propabilitas bahwa waktu
menunggu layanan (service delay) melebihi dari waktu yang dispesifikasikan,
dengan kata lain disebut juga Propability Blocking.
Pada sistem dengan panggilan dibuang ketika trunk tidak tersedia
(system loss), maka propability blocking ini adalah sebagai ukuran unjuk
kerja yang utama.
3. Number of Call Attempted atau disebut juga Jumlah total usaha
panggilan
4. Number of Call Completed atau disebut juga jumlah total panggilan yang
berhasil.
Parameter-parameter Performansi Trafik
Parameter-parameter ini digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan
yang terjadi pada jaringan. Parameter-parameter tersebut antara lain:
a. Occupancy
Occupancy sebuah sistem adalah perbandingan antara trafik yang
dibebankan kepada kanal terhadap kapasitas kanal itu sendiri.
b. SuccesFull Call Ratio (SCR)
SCR merupakan hubungan antara jumlah panggilan yang mendapat
sinyal jawaban dengan total panggilan.
11. 4 Macam-macam Trafik
Terdapat 3 macam trafik yaitu:
1. Offered Traffic (A) adalah trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke
jaringan.
2. Carrier Traffic (Y) adalah tafik yang dimuat atau yang mendapat saluran.
3. Lost Traffic (R) adalah trafik yang hilang atau tidak mendapat saluran.
11.5 Struktur Dasar Sistem Antrian
Unit operasional yang melalui sistem antrian biasa biasa disebut pelanggan
(customer). Deratan pelanggan dapat tiba pada suatu elemen pelayanan (server)
dengan tingkat kedatangan tertentu, satuannya pelanggan/detik. Jika pelanggan
yang datang mendapati elemen pelayanan dalam keadaan sibuk, maka
pelayanan tersebut akan diantrikan dan menunggu untuk mendapati pelayanan.
Dari antrian pelanggan dapat dipilih untuk dilayani menurut aturan tertentu yang
disebut disiplin antrian (queue dicipline). Kemudian pelanggan memasuki server
untuk mendapat pelayanan dengan kecepatan pelayanan µ dengan satuan
pelanggan/detik.
Pada sistem tunggu ini, permintaan yang datang pada waktu saluran
sedang sibuk, tidak dihilangkan tetapi menunggu sampai ada saluran yang
bebes, kemudian diduduki. Asumsi-asumsi dalam penyusunan formula Erlang
C sebagai berikut:
1. Jumlah sumber trafik tak terhingga
2. Jumlah server tertentu (N = finite) dan beroperasi dengan full avaibility
3. Setiap panggilan yang datang dan mengalami kongesti maka panggilan
tersebut menunggu diruang tunggu (loss call delayed)
4. Kedatangan panggil ke dalam sistem secara random/acak.
5. Dalam kondisi keseimbangan statis (statical equilibrium)
6. Disiplin operasi; FIFO
11.6 Parameter Penggunaan Jalur Trafik
Penggunaan jalur trafik didefinisikan atas 2 parameter dasar:
1. Calling Rate adalah ukuran jumlah berapa kali suatu jalur trafik
digunakan selama waktu pengamatan tertentu
Atau sering juga didefinisikan sebagai: Intensitas call tiap jalur trafik
(kanal) selama jam sibuk
2. Holding Time adalah rata-rata waktu penggunaan jalur trafik (kanal) tiap
panggilan.
Yang disebut sebagai jalur trafik (kanal) adalah suatu rangkaian (circuit)
dimana suatu komunikasi individual bisa dilewatkan. Jalur trafik itu bisa jadi
adalah: kanall RF, time slot, saluran transmisi, trunk, atau bahkan switch.
Carrier Traffic adalah trafik yang diteruskan, sedangkan offerd traffic
adalah volume trafik yang datang menuju switch.
11.7 Pengukuran Trafik
- Distribusi Probabilitas
* Distribusi Poisson
Beberapa asumsi pada distribusi poison:
1. Jumlah sumber panggilan tak terhingga
2. Jumlah saluran yang menumpangpanggilan tak terhingga
3. Kedatangan panggilan acak dengan rata-rata jumlah panggilan yang
datang konstan
4. Pola penduduk kanal eksposif negatif
* Distribusi Erlang
Beberapa asumsi pada distribusi Erlang:
1. Jumlah sumber pangilan tak terhingga
2. Jumlah saluran yang menumpang pangilan tak terhingga
3. Kedataangan pangilan acak dengan rata-rata jumlah pangilan yang
datang kostan
4. Pola penduduk kanal eksponsif negatif
* Grade Of Service (GOS)
Grade Of Service (GOS)adalah probabilitas panggilan ditolak (diblok)
selama jam sibuk. Secara sederhana pengertianya sebab sebagai
berikut,untuk GOS sebesar 2% berarti dalam 100 panggilan akan terdapat 2
panggilan yang tidak mendaoat panggilan atau diblok oleh sistem.
Terdapat perbedaan antara blocking rate dan blocking probability.
Blocking rate didefenisikan sebagai jumlah ysng terukur dari suatu base
station. Sedangkan blocking probability didefenisikan sebagai peluang suatu
panggilan di-block karena ketiadaan kanal bebas pada suatu base station.
Pada sejumlah kanl ketika beban bertambah maka blocking probability juga
meningkat. Blocking probability digunakan sebagai ukuran Grade Of
Service(GOS).
* Blocking
Blocking adalah kemampuan sistem untuk menolak melayani
panggilan karena kanal yang tersedia sudah berisi (Tingginya jumlah
panggilan yang tidak sebanding dengan jumlah kanal yang tersedia).
- Jenis Blocking
Terdapat 3 jenis Blocking:
1. Blocking Call Set Up, terjadinya bayak percobaan pengulangan
melakukan panggilan
2. Blocking Kanal Suara, jika panggilan datang sebagian tidak dapat
dilayani karena tidak mendapatkan kanal suara.
3. Blocking End-Office, Trunk panggilan dari sentral ke end-office mulai
meningkat dan jumlah terhubung ke end-office menjadi tidak
mencukupi
* Erlang-B Model
Pada model ini berlaku beberapa asumsi.
1. Sistem berada dalam kondisi statistical equilibrium.
2. Besar beban yang ditawarkan tertentu (diketahui)
3. Kedatangan panggilan berdasarkan proses Poisson, yaitu distribusi
kedatangan antarpanggilan adalah eksponensial, dan panggilan yang di
block tidak dapat langsung membuat hubungan baru.
4. Distribusi waktu kedatangan panggilan eksponensial.
* Erlang-C Model
Pada model ini panggila yang ditolok atau di block langsung mencoba
untuk membangun hubungan hingga hubungan tersebut berhasil. Blocking p
ropability pada model Erlang-C dilihat dari waktu tunda panggilan.
11.8 Perhitungan GOS dengan Hasil Peramalan Kebutuhan
pada Komunikasi Bergerak
Proses perhitungan kebutuhan trafik untuk layanan data dilakukan
dalam bit per second (bps). Sedangkan untuk layanan suara dilakukan
dalam Erlang yang kemudian dikonversi ke dalam bit per second (bps).
Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan adalah:
1. BHCA per Subscriber (call/BH/subs)
2. Call Holding Time per Subscriber (second)
3. Average Throughtput per Subscriber at Busy Hour (kbytes/BH/subs)
4. Voice activity secara umum: vvoice = 0,4 dan data = 1
Net user yang digunakan dalamperhitungan kebutuhan trafik adalah
prediksi banyaknya user pada tahun akhir perencanaan. Entimasi kebutuhan
trafik harus dibedakan antara kebutuhan trafik untuk layanan suara atau
data.
Pengukuran untuk menjamin kesehatan network baik jangka pendek maupun
jangka panjang. Manajemen trafik digunakan untuk mengukur unjuk kerja
(performance) network, mendeteksi ke arah mana trafik terlalu tinggi
(overhead) dan ke arah mana trafik rendah (over capacity) walaupun dalam
keadaan padat trafik (peak seasson). Ada[un kegiatan dari manajemen trafik
meliputi:
1. Maintenance
a. Menjamin perasi perangkat sesuai spesifikasi yang telah didesagn
b. Fungsi pelayanan sesuai dengan telah ditetapkan.
Kegiatn yang dilakkuan:
1) Pendeteksian prompt dan lokasi
2) Melakukan perbaikan elemen network secara individual
2. Network Administration
a. Menjamin konfigurasi dan design network
b. Memberikan kualitas pelayanan dengan cara yang paling efisien.
Kegiatan yang dilakukan:
1) Pengumpilan dan analisis data yang tepat dan akurat
2) Penentuan sirkuit dan perangkat switching dan pen-design-an
kembali untuk menjaga keseimbangan dan keefisienan perangkat.
3. Network Surveilance
a. Memonitor seluruh networrk, pelanggan ke pelanggan menjamin
Grade of Service
b. Memberikan informasi kepada bagian perencanaan dan operasi
network telekomunikasi
4. Service Provisioning
a. Memberikan respon kepada demand service dan sirkit dengan
pengaturan dan penyambungan saluran ke perangkat
11.10 Peramalan Trafik
Terdapat tiga aspek metode peramalan trafik:
1. Segmentasi trafik ke komponen-komponen analisis dasar
2. Ekstrapolasi data trafik
3. Proses interatif global
Urutan proses dasar peramalan trafik (forecasting traffic):
1. Tentukan proses awal trafik point to point
1. Tentukan proses awal trafik point to point
2. Hitung trafik outgoing and incoming pada masing-masing sentral pada
tahun yang akan datang, diambil dari peramalan perkategori pelanggan
3. Pertimbangan evolusi network
4. Extrapolasi trafik inisial untuk memperoleh matriks trafik pada tahun
yang bersangkutan.
Bab
12
Sistem Pensinyalan dan
Teknik Penyambungan
MAIN MENU
12.1 Common Channel Signalling No.7 (CCS#7)
CSS#7 merupakan suatu sistem signalling dimana kanal signalling terpisah
dengan kanal suara sehinggan pembangunan, pemeliharaan, dan pembubaran
hubungan dapat dilakukan dengan cepat dengan kesalahan minimal.
Message Trasfer Part (MTP)
MTP berisi fungsi-fungsi dasar yang diinginkan untuk membawa message
pada masing-masing levelnya. MTP bertanggung jawab terhadap mekanisme
perpindahan message, menyusun message, dan mengendalikan trafik sehingga
dapat mengatasi kegagalan pada jaringan.
a. Signalling Data Link Part (MTP Level 1)
Signalling data link merupakan jalur trasmisi dua arah yang didigunakan
untuk keperluan signalling. Signalling data link memiliki daua kanal data yang
dioperasikan secara bersama dalam arah yang berlawanan dengan kecepatan
data yang sama, dimana masing-masing kanal men-support 64 Kbps.
b. Signalling Link Function (MTP Level 2)
Level ini mendefinisikan fungsi dan prosedur pemindahan message
MTP layer diantara dua Signalling Point (SP) secara langsung.
c. Signalling Network Function (MTP Level 3)
Level ini mendefinisikan fungsi-fungsi sinyal informasi secara langsung
dalam network signalling untuk keperluan test dan maintenance,
d. Signalling Connection Control Part (SCCP)
SCCP merupakan software blok fungsional di atas MTP. SCCP
melakukan routing pesan, encoding, dan decoding untuk keperluan pemakai
yang sesuai. Trasfer data dilakukan dalam bentuk blok data yang disebut
Network Service Data Unit (NSDU).
e. Telephone User Part (TUP)
TUP menggunakan MTP untuk menyediakan fungsi-fungsi untuk dapat
mensupport telepon. TUP menyediakan subset fungsional yang disediakan
ISUP.
f. Data User Part (DUP)
DUP mendefinisikan protokol untuk mengontrol interexchange circuit.
DUP dipergunakan untuk data call, data call registration dan cancellation.
g. Transaction Capbilities Application (TCAP)
TCAP merupakan application protokol SCC#7 yang digunakan untuk
mendistribusi berbagai jenis aplikasi.
h. ISDN User Part (ISUP)
ISUP merupakan supset dari TUO dan DUP. ISUP berfungsi untuk
pembangunan dari pembubaran hubungan antar-service Point dan
penyediaan service feature untuk jasa ISDN.
Berdasarkan mode penyalurannya, signalling dapat dibedakan:
a. Link-by-link
Pengiriman suatu blok sinyal dari setral asal dilakukan melalui satu
atau beberapa sentral trasit secara estafet (link-by-link) hingga sentral
tujuan.
b. End-to –End
Sentral asal mengirim hanya sebagian informasi (yang diperlukan untuk
ruting) ke setiap setral transit yang dilaluinya. Setelah sentral asal
terhubung ke sentral tujuan, perubahan terjadi pensinyalan.
c. Endboc
Sama dengan mode link-by-link, yaitu sinyal lengkap dikirim secara
estafet.
d. Overlap
Mode penyaluran seperti link-by-link dimana informasi sinyal yang
dikirimkan tidak secara sekaligus (lengkap) melainkan bertahap
(sebagian-sebagian).
12.2 Pensinyalan pada Saluran Pelanggan
Dalam pensinyalan antar sentral sistem CAS, terdapat Line Signal dan
Register Signal yang merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Line
signal befungsi untuk mengawasi dan mengendalikan saluran semntara Register
Signal membawa informasi yang berhubungan dengan proses pembangunan
hubungan seperti alamat tujuan, khas/kategori pemanggil, status
bebas/sibuknya pelanggan yang dipanggil, pesan-pesan pengendali proses
signalling dll.
E&M Signalling
- Prinsip Dasar
Line signalling E&M untuk versi analog merupakan sinyal dalam bentuk
pulsa tanah (tegangan 0 Volt) berdurasi waktu. Sinyal E&M merupakan sinyal DC
yang tidak bisa diperkuat di tengah media transmisi sehingga jaraknya terbatas
(≤ 25 km). Untuk jarak yang lebih jauh, maka pulsa tanah tersebut dikonversi ke
dalam bentuk AC
12.3 Signalling Interface
Signalling interface (antarmuka pensinyalan) dalam sistem CAS adalah
merupakan pasangan (kombinasi pensinyalan antara Line Signaling dan
Register Signaling.
12.4 Teknik Penyambungan
Beberapa teknik yang harus dipenuhi oleh teknik penyambungan
adalah:
1. Tiap komunikasi mampu berkomunikasi dengan pemakai lain.
2, Waktu panyambungan harus jauh lebih kecil dibanding waktu hubungan
3. GOS maksimum pada jam sibuk 5%. Untuk perencanaan sebaliknya
diambil angka 1% (tergantung investasi yang diberikan dan tuntutan
pelanggan serta tarif).
4. Privasy pelanggan harus dapat dijamin kecuali dalam beberapa kasus,
misalnya politik.
5. Informasi utama yang disalurkan adalah suara.
6. Ketersediaan pelayanan harus setiap saat.
12.5 Fungsi Penyambungan
Ada 8 fungsi dasar penyambungan yaitu:
1. Interkoneksi
2. Informasi penerimaan
3. Pengendalian
4. Informasi pengiriman
5. Kesiagaan (alerting)
6. Test kesibukan dan
7. Penjagaan kondisi pelanggan
8. Pengawasan (supervisi/attending)
12.6 Teknik Penyambungan Mekanik
Teknik penyambungan mekanik adalah teknik penyambungan yang
pada proses penyambungan menggunakan peralatan mekanik. Sering pula
teknik penyambungan ini disebut terknik penyambungan analog.
Teknik penyambungan mekanik ada dua yaitu:
1. Teknik manual
2. Teknik Otomatis
Fungsi penyambung dalam hal ini adalah:
1. Membentuk matriks penyambungan
2. Menyimpan dalam memory nomor yang dipanggil dan memanggil
3. Mengendalikan proses penyambungan (melalui, menyambungkan,
memonitor, mengakhiri, dan mencatat).
Disamping fungsi dasar tersebut, maka SCP mempunyai fungsi tambahan lain
yaitu:
1. Rerouting dan realokasi trunk,
2. Mencatat statistik trafik,
3. Penomoran kembali sebuah saluran pelanggan,
4. Mengubah kelas pelanggan,
5. Mengubah status setral,
6. Pencatat kesalah dan
7. Pencatat penggunaan (charging)
12.7 Kelebihan Sentral Digital terhadap Analog
Adapun kelebiahan sentral digital terhadap analog sebagai berikut:
1. Dengan sistem digital ini maka sistem kerumitan hardware dalam
bentuk mekanik penyambungan dapat dihilangkan.
2. Sistem sentral digital menggunakan sepenuhnya kemampuan komputer
3. Informasi digital dapat di “Squize” atau dimampatkan dengan
mengurangi sedikit kualitas.
4. Sama halnya dengan sentral analog, sentral digitan juga memiliki istilah
kapasitas jual maksimum untuk mencegah sentral overloaded.
12.8 Sistem Pengebelan (Signalling)
Sistem pengebelan merupakan suatu sistem komunikasi antara
pelanggan dengan sentral atau sentral dengan sentral sehingga hubungan
dapat dibangun oleh sentral. Ada beberapa klasifikasi sistem pengebelan
(signalling):
1. Umum untuk sentral ke pelanggan dan antarsentral.
2. Fungsi untuk informasi status secara audio dan visual, pengawasan
subscriber dan pengebelan pelanggan yang dipanggil.
Sistem pengebelan ini mencakup tugas-tugas :
1. Pelayanan kepada pelanggan mempunyai tugas sebagai berikut:
• Informasi permintaan sambungan oleh pelanggan (suizure)
• Informasi idle tone oleh sentral
• Informasi identitas diri pelanggan dan identitas pihak yang dipanggil
(tujuan)
• Ingormasi status (macam-macam status)
• Informasi penerangan (macam-macam penerangan khusus untuk
sentral digital).
• Informasi ring (bel) panggilan pada saat dipanggil.
• Informasi tujuan sibuk atau trunk/junction sibuk.
• Proses penyambungan berdasarkan informasi-informasi di atas.
• Proses pemutusan hubungan (release).
Bab
13
Integrated Services Digital
Network (ISDN) dan Intellgent
Network (IN
MAIN MENU
13.1 Integrated Services Digital Network (ISDN) dan Intelligent
Network (IN)
ISDN adalah suatu jaringan yang secara umum berevolusi dari suatu
jaringan terpadu digital telepon (IDN = Integrated Digital Network), yang
menyediakan konektivitas digital ujung ke ujung untuk menunjang suatu
ruang lingkup pelayanan yang luas (wide range), mencakup pelayanan suara
dan nonsuara, dimana para pemakai mempunyai akses melalui satu set
antarmuka (interface) pemakai jaringan antarmuka multiguna standar.
IDN telepon dikembangkan dari STO-Digital. Sebelum terciptanya ISDN ada
beberapa jaringan konvensional yang ada di masyarakat, yaitu:
1. Jaringan telepon (PSTN = Public Switched Telephone Network)
2. Jaringan komunikasi data (PDN = Public Data Network)
3. Jaringan telex (PSTX)
.
Proses penggabungan beberapa jaringan konvensional menjadi jaringan
digital terintegritas setidaknya melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Digitalisasi sistem jaringan konvensional yang ada
2. Integrasi bertahap beberap jaringan konvensional yang sudah
memenuhi konsep Integrated Digital Network
3. Mengintegrasikan semua jaringan konvensional menjadi satu jaringan
terpadu dengan konsep digital sampai ke end user
Model awal jaringan ISDN:
a. Masing-masing jaringan merupakan subnetwork ISDN
b. Dilengkapi demgan satu set jaringan dan protokol akses ke jaringan
c. User dapat terdaftar sebagai pelanggan satu jaringan dengan tetap
meminta layanan yang berbeda ke sistem yang bisa berbeda, tetapi
melalui satu akses yang sama
.
Model jaringan ISDN penuh:
User dapat mengakses ke satu jaringan lewat satu akses yang sama
dimana sistem ISDN aka menyediakan dan melayani semua jenis pelayanan
yang berbeda-beda.
13.2 Komponen-Komponen ISDN
Sistem ISDN mempunyai lima komponen dalam menjalankan proses
layanannya, yaitu:
1. Terminal equipment
2. Terminal adapter
3. Network termination
4. Line termination
5. Lokal exchange
13.3 Layanan ISDN
Pada sistem komunikasi ISDN ada beberapa layanan yang menjadi
service utama sistem bagi penggunaa. Berdasarkan item layanan yang
disediakan, jenis pelayanan ISDN dibagi menjadi tiga layanan, yaitu:
1. Bearer service
Bearer service merupakan layanan dasar ketika ada user yang
tergabung pada jaringan ISDN.
2. Tele service
Tele service adalah layanan yang sebenarnya sudah disediakan dan
diberikan oleh jaringan ISDN, tetapi harus didukung oleh support
peralatan dan peralatan disisi terminal pelangganya.
3. Supplementary service
Supplementary service adalah layanan tambahan dari jaringan ISDN
yang ditawarkan ke pelanggan dimana pelanggan diberikan beban
berbayar ketika akan mengaktifkan atau meminta layanan tambahan
tersebut ke jaringan ISDN
13.4 Kanal-Kanal pada ISDN
Kanal dalam ISDN dikelompokkan berdasarkan bit rate maksimum
kanal tersebut ketika melayani suatu permintaan layanan dari pengguna.
Kanal-kanal ISDN terdiri dari ISDN dari 3 jenis kanal utama, yaitu:
1. Kanal D
Membawa sinyal-sinyal antara pemakai dan jaringan (signalling), tetapi
bisa juga digunakan untuk mengirimkan dan membawa informasi
berupa paket-paket data pemakai. Kanal D mempunyai laju bit 16 kbps
atau 64 kbps.
2. Kanal B
Membawa informasi untuk pelayanan-pelayanan kepada pelanggan,
mencakup suara, audia, video dan data digital. Kanal B mempunyai bit
DS-0 64 kbps.
3. Kanal H
Mempunyai fungsi yang sama dengan kanal B, tetapi dioperasikan
dengan laju bit yang lebih tinggi (di DS-0), yaitu salah satu jenis H, yaitu Ho
mempunyai laju bit 384 kbps.
Pada sistem ISDN ada beberapa kemungkinan/tipe kanal:
1. Sistem BRA (Basic Rate Access)
Sistem BRA ini adalah sistem akses layanan dengan memanfaatkan
mode 2B + D.
2. PRA (Primary Rate Access)
PRA adalah akses primer setelah BRA yakni pelanggan dapat menerima
layanan dan akses dengan kecepatan layanan berdasarkan pada dua mode
yaitu sistem 24 B + D dan 30 B + D.
Aplikasi-aplikasi ISDN dapat mendukung keperluan masyarakat
telekomunikasi akan teknologi yang diharapkan dapat membantu dan
mempermudah kehidupan dan keperluan mereka. Contoh beberapa jenis
aplikasi layanan yang di-support oleh jaringan ISDN adalah:
1. Teledisket
2. PC Workgroup
3. Inter LAN
4. Hi Q Fax
5. Video Confeerence
6. Remote Security Control
7. Bank Account Line
8. Teledoctor
9. Wide Voice
10. Back Up Line
13.5 Pelayanan Broadcast ISDN (B-ISDN)
Dua cara untuk memberikan kapasitas pengiriman yang besar dari B-ISDN
adalah SDH dan ATM.
1. SDH adalah alat untuk beban 150 Mbps dengan pelayanan yang
berbeda-beda dari laju data yang bervariasi dan dapat multiplex dan
men-demultiplex bagian-bagian individu.
2. ATM adalah pengembangan penyambungan paket yang memakai
ukuran paket yang sama (yang kecil) disebut cell. Keuntungan ISDN
adalah penyedia jaringan tunggal yang melalui akses standar tunggal,
diperlukan akses baru untuk antarmuka dengan SDH 150 Mbps.
Penyedia pelayanan telekomunikasi PT-TELKOM di Indonesia dilakukan
dengan cara berevolusi dari PSTN/N-ISDN. Proses evolusi pelayanan
telekomunikasi dilakukan dengan:
1. Pelayanan berbasis PSTN/ISDN
2. Pelayanan SMDS (Switched Multimega Bit Data Service)
3. Pelayanan B-ISDN.
Pelayanan B-ISDN ini dikelompokkan menjadi dua jenis layanan sama
dengan layanan ISDN pada umumnya , hanya saja dengan lebar pita yang
disediakan berbeda, yaitu:
1. Bearer Service
Bearer service pada dasanya adalah pemberian suatu kanal informasi
kepada pelanggan dengan lebar pita tertentu.
2. Tele Service
Tele Service merupakan pengembangan dari bearer service yang dapat
bertumpu pada kemampuan switch dan intelegensia CPE.
13.6 Konsep Jaringan Pintar/(Intelegent Network)/IN
Konsep IN berdasar pada pemusatan pengendalian (control) dan data
untuk penyelenggaraan palayanan. Prinsip ini berbeda dengan metode
konvensional yang menepatkan logis (intelegensi) dan data untuk
penyelenggaraan layanan di tiap sentral.
Karakter utama IN adalah ketersediaan satu atau lebih SCP (service
control point) diman SCP merupakan PE yang terletak terpusat, yang berisi
service logic program (SLP), yang digunakan untuk menyediakan layanan IN.
Fungsi-fungsi SCP disebut sebagai SCF (service data function) dalam suatu
data base (SDP), yang berisi data yang digunakan oleh SLP untuk
menyediakan layanan-layanan yang berdiri sendiri. SLP juga di
interkoneksikan oleh CSS #7 dengan satu atau lebih SSP (service switching
point) menurut protokol yang telah distandarkan (INAP) [21]. SSP umumnya
sentral ISDN atau sentral digital yang dilengkapi dengan SSF disamping CCF
yang biasa. SSF mendeteksi kondisi-kondisi pemicu pada proses
penyambungan normal.
13.7 Layanan Suplementer dan Non-Suplementer pada
PSTN/IDN Indonesia
1. PBX Line Hunting Service
Seleksi otomatis suatu saluran bebas dari suatu bundel saluran yang
pelanggan atau penerimaan suatu panggilan ke nomor direktori umum
pelanggan tersebut.
2. Direct Dialling In
Telepon yang tersambung ke jaringan PSTN/IDN dapat memanggil
secara langsung pesawat cabang STLO.
3. Call Diversion/Call Forwarding
Layanan yang memungkinkan pelanggan, yang tidak dapat menjawab
panggilan karena tidak berada di tempat, untuk mengalihkan (divert)
panggilan tersebut ke:
- answering service
- nomor pwelanggan yang lain, atau
- announcement
4. Freephone Service
suatu nomor (freephone) khusus dapat dialokasikan bagi pelanggan
dan beban atas semua panggilan ke nomor ini dilayar oleh pelanggan
tersebut dan bukan ke pemanggil.
5. Three Party Service
Layanan yang memungkinkan pelanggan yang sedang melakukan
percakapan untuk menahan percakapan tersebut dan melakukan
panggilan ke pihak ketiga.
6. Putaran Dipersingkat
Layanan yang memungkinkan seorang pelanggan untuk melakukan
panggilan dengan memutar suatu kode singkat dan bukan nomor
telepon lengkap.
7. Do No Disturb
Layanan yang memungkinkan seorang pelanggan, yang tidak ingin
menjawab teleponnya selama suatu periode waktu, untuk mengalihkan
pangilan-panggilan tersebut.
8. Subscriber Call Charge Meter
Meter pada peralatan pelanggan yang menunjukkan unit beban dari
panggilan yang terkena beban.
9. Centrex Service
Penyediaan kepada pelanggan, layanan yang umumnya hanya tersedia
pada PABX denga menggunakan sentral telepon PSTN/IDN yang
dilengkapi secara khusus.
10. Call Waiting Services
Pelanggan yang sedang melakukan percakapan diberikan indikasi yang
menunjukkan adanya panggilan yag ingin memperoleh hubungan ke
nomornya.
11. Malicious Call Identification Services
Layanan yang memungkinkan seorang pelanggan untuk meminta
identifikasi panggilan yang diterimanya.
Bab
14
Penomoran Untuk Jaringan Umum
Telepon di Indonesia
MAIN MENU
14.1 Rencana Penomoran Jaringan Umum Telepon
Penomoran pada suatu jaringan telekomunikasi nasional harus sesuai
dengan persyaratan jaringan nasional dan internasonal untuk operasi
otomatis dan semiotomatis. Oleh karena itu, rencana penomoran nasional ini
secara ketat harus mengikuri kaidah-kaidah penomoran internasional, yang
ditetapkan oleh ITU-T dalam rekomendasinya Q.10, Q.11, Q.11 bis, serta
E.160, E.163, E.164, E.165, E.212, dan E.213.
Definisi dan Terminologi
Istilah-istilah yang digunakan dalam laporan ini, sebagai berikut:
1. Prefiks
Suatu indikator yang terdiri dari satu digit atau lebih, yang
memungkinkan pemilihan berbagai jenis format nomor untuk jaringan
transit dan/atau untuk pelayanan.
2. Prefiks Internasional
Kombinasi digit yang harus diputar oleh pelanggan yang membuat
sambungan ke pelanggan di negara lain, melalui perangkat
internasional otugoing otomatis.
3. Prefiks Nasional
Digit yang harus diputar oleh pelanggan yang memanggil pelanggan lain
dinegara yang sama tapi berada di luar area penomoran pelanggan
pemanggil.
4. Kode Negara
Suatu kombinasi satu, dua atau tiga digit yang menunjukkan negara
yang dituju.
5. Kode Area
Suatu kombinasi digit, tidak termaksud prefiks nasional yang
menunjukkan area penomoran yang dipanggil di dalam suatu negara.
6. Nomor Pelanggan
Nomor yang harus diputar atau dipanggil untuk mencapai pelanggan di
dalam jaringan lokal atau area penomoran yang sama.
7. Nomor (signifikasi) Nasional
Nomor yang harus diputar atau dipanggil untuk mencapai pelanggan di
dalam jaringan lokal atau area penomoran yang sama.
8. Nomor Internasional
Nomor yang harus diputar, setelah prefiks internasional, untuk
menghubungi pelanggan di negara lain.
Sistem Penomoran Menurut ITU-T
Alokasi penomoran menurut ITU-T terdapat pada rekomendasi E.164
mengenai The international public telecommunication numbering plan. ITU-T
merekomendasikan bahwa jumlah digit maksimum untuk alikasi daerah
geografis internasional, layanan global dan jaringan adalah 15 digit (tidak
termaksuk prefiks internasional). Kode Negara (Country Code-CC) untuk
daerah geografis digunakan untuk negara tujuan dan bervariasi dalam
panjang dari 1 hingga 3 digit. ITU-T merekomendasikan bahwa jumlah digit
maksimum National (Significant) Number, N(S)N, adalah 15-n, bahwa n
adalah juml
N(S)N digunakan untuk memilih pelanggan yang dituju. Dalam memilih
pelanggan tujuan, harus dilakukan pemilihan jaringan tujuan. Untuk
mencapai pilihan ini, N(S)N code field terdiri dari NDC (National Destination
Code) yang diikuti dengan SN (Subscriber’s Number).
Setiap NDC harus mempunyai struktur seperti berikut:
a. DN (Destination Network-jaringan yang dituju) code, yang dapat
digunakan untuk memilih jaringan yang dituju yang melayani pelanggan
tujuan.
b. TC (Trunk Code)
c. Kombinasi dari DN code dan TC
Sebuah prefiks adalah sebuah indikator yang terdiri dari 1 atau lebih
digit yang memungkinkan pemilihan tipe-tipe yang berlainan dari format
penomoran, jaringan dan/atau layanan. Prefiks bukan bagian dari nomor dan
tidak ada pensinyalan ke internasional. Prefiks nasional atau prefiks tidak
termaksud dalam N(S)N. Sehingga dalam layanan internaasional, prefiks
nasional (trunk) suatu negara tujuan tidak harus di-dial.
Harus dicatat bahwa dalam beberapa negara, untuk kepentingan
nasional prefiks nasional (trunk) dimasukkan dalam nomor nasional. ITU-T
merekomendasikan bahwa regulator di negara yang belum mengadopsi
prefiks trunk untuk akses jaringan trunk nasional mengadopsi sebuah prefiks
yang terdiri dari satu digit, yaitu 0. Digit 0 juga harus dihilangkan dalam digit
pertama N(S)N.
Alasan penggunaan trunk 0 adalah:
a. Memberikan derajat standarisasi prefiks nasional (trunk) yang tinggi
untuk berbagai negara.
b. Meminimalkan jumlah digit yang di-dial.
14.2 Tinjauan Sistem Penomoran Di Indonesia
Format Internasional Untuk Pelanggan
Sistem penomoran pada saat ini pada umumnya telah sesuai dengan
acuan Fundamental Technical Plan 2000 (FTP2000), dimana sistem
penomoran dalam FTP2000 dibuat dengan mengacu rekomendasi ITU-T
E.164. Sebbagai contoh dapat diambil nomor satu pelanggan misalnya: +62
22 2534133
dimana: 62 adalah Kode Negara Indonesia
22 adalah Kode Tujuan Nasional/Kode Wilayah Bandung
2534133 adalah nomor pelanggan
Pengalokasian Prefiks
Format A B – D E F G atau A B C – D E F dapat digunakan sebagai kode
identitas penyelenggara ditingkat nasional dalam lingkungan multioperator.
Untuk prefiks VoIP digunakan nomor sebagai berikut:
Selain itu jasa VoIP dapat pula diakses melalui nomor-nomor sebagai berikut:
011 VoIP Indosat
...... ......................
016 VoIP Satelindo
017 VoIP Telkom
018 VoIP atlasat
019 VoIP Gaharu
Nomor Pelanggan Khusus 10X
Pengguna nomor 10X seperti berikut:
17017 VoIP Telkom
17011 VoIP Indosat
17001 VoIP Indosat
17008 VoIP Satelindo
17009 VoIP Satelindo
100 Permintaan Interlokal
101 Permintaan sambungan inter, indosat
102 Penerangan internasional indosat
103 Informasi waktu telkom
104 Permintaan sambungan inter, indosat.
Nomor Pelanggan Khusus 11X
Pengguna nomor 11X seperti berikut:
110 polisi
111 Ramalan cuaca
112 Panggilan darurat
113 Ramalan kebakaran
114 Tes bel
115 SAR
116 Koordinasi meja ukur
117 Pengaduan gangguan
118 Ambulans
Nomor Penyelenggaraan Calling Card
Penyelenggaraan Calling Card menggunakan format 120XX seperti berikut:
Nomor Penyelenggara RPUU (Radio Panggil Untuk Umum/Pager)
Penyelenggara RPUU menggunakan fotmat penomoran 130XX seperti
berikut:
12022 Domestik (Teerminal adi persada
12034 Calling card (Vasindo Tele Memo)
12051 Internasional (indosat
12052 Internasional (satelindo)
12055 Innterna)sional (indosat
13066 Personal
13088 Indolink
13099 Starpage
13188 Metrosel
Nomor Untuk Jasa IN
Penomoran Jasa IN menggunakan format 80X
Nomor Penyelenggara RPUU (Radio Panggil Untuk Umum/Pager)
Penyelenggara RPUU menggunakan fotmat penomoran 130XX seperti
berikut:
12022 Domestik (Teerminal adi persada
12034 Calling card (Vasindo Tele Memo)
12051 Internasional (indosat
12052 Internasional (satelindo)
12055 Innterna)sional (indosat
Penomoran Penyelenggara Jasa Call
Penyelenggara jasa call center menggunkan Centerfotmat penomoran 140XX
seperti berikut
Penomoran untuk Jaringan Komunikasi Data Public seperti berikut:
14000 Call center Jasnita Telekomindo
14014 Call center energi Indonesia
14041 Call center Indonesia Nusantara
14088 Call Center Telepon Informasi
14099 Call Center Datanet Infomedia
(0)8611 No. Akses dari PSTN ke jaringan Komunikasi Data
(0)8612 No. Akses dari PSTN ke Jaringan Komunikasi Data
Bab
15
Komunikasi Data
MAIN MENU
15.1 Pengertian Komunikasi Data
Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan
data/informasi dari dua atau lebih device (alat,seperti
komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang terhubung
dalam sebuah jaringan melalui beberapa media. Media tersebut dapat
berupa kabel coaksial, fiber optic (serat optic), microware dan
sebagainya. Baik lokal maupun yang luas, seperti internet. Komunikasi
data merupakan gabungan dari beberapa teknik pengolahan data.
Dimana telekomunikasi dapat diartikan segala kegiatan yang
berhubungan dengan penyaluran informasi dari satu titik ke titik lain.
Sedangkan pengolahan data adalah segala kegiatan yag berhubungan
dengan pengolahan data menjadi informasi yang berguna bagi user.
15.2 Unsur-Unsur Komunikasi Data
Terdapat beberapa unsur komunikasi data yaitu, antara lainnya adalah:
1. Komunikator
Komunikator merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan
dalam proses komunikasi.
2. Pesan atau Informasi
Pesan atau informasi merupakan keseluruhan apa yang disampaikan
oleh komunikator
3. Sarana Komunikasi atau Channel
Sarana komunikasi atau channel dapat disebut dengan media yang
digunakan sebagai penyalur pesan dalam sebuah proses komunikasi.
4. Komunikasi atau Receiver
Komunikasi adalah sebutan bagi orang yang menerima pesan atau
berita yang disampaikan oleh komunikator.
5. Umpan Balik atau Feedback
Umpan balik bisa diartikan sebagai jawaban komunikasi atas pesan
yang diberikan oleh komunikator kepadanya.
6. Dampak atau Effect
Dampak adalah efek perbedaan yang dialami oleh komunikasi sebelum
dan sesudah menerima pesan.
15.3 Tujuan Komunikasi Data
Tujuan komunikasi data sebagai berikut:
1. Agar yang disampaikan komunikator dapat dipahami oleh komunikan.
2. Supaya dapat mengerti orang lain.
3. Supaya pendapat kita dapat diterima oleh orang lain.
4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu hal.
15.4 Kebutuhan Pemakai pada Komunikasi Data
Jaringan data dibangun untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Maka
spesifikasi teknis sebuah jaringan harus ditentukan dengan aplikasi bisnis
yang diperlukan. Sebab itu, kita harus tahu dan memahami beberapa faktor
berikut:
1. Jumlah dan lokasi-lokasi pemprosesan data
2. Jumlah dan lokasi terminal (remote)
3. Type Transaksi
4. Kepadatan lalu lintas tiap tipe transaksi
5. Prioritas/urgensi informasi yang disalurkan
6. Pola lalu lintas
7. Bit Error rate yang dibutuhkan
8. Keandalan sistem yang digunakan
9. Revevue yang memungkin didapat.
15.5 Jaringan Komunikasi Data
Pada dasarnya komunikasi data dapat dibagi atas 7 lapis hubungan :
1. Lapis fisik (hubungan fisik)
2. Link Data (Lewat Modem)
3. Lapis Network (jaringan)
4. Lapis Transport
5. Lapis Session (perkenalan/basa basi)
6. Lapis Presentasi (format, encrytio)
7. Lapis Applikasi (e-mail, file transfer)
Jaringan penghubung dapat saja berbentuk saluran jaringan telepon,
dapat pula saluran khusus dengan kapasitas yang jauh lebih besar. Jaringan
khusus ini makin banyak dipakai untuk privat. Jaringan data sederhana antar-
server (dedicated) dengan tiap server melayani beberapa terminal dengan
konfigurasi bintang
.
15.6 Pelayanan Data
Pelayanan data dalam komunikasi data sebagai berikut:
a. Jaringan data lokal (LAN)
b. Internet
c. Reservasi tiket pesawat
d. Kebutuhan Bank
e. Iuran sewa
f. Percetakan jarak jauh, rental film jarak jauh
g. GPRS (General Packet Radio Service)
Bab
16
Voice over Internet Protocol
(VoIP)
MAIN MENU
16.1 TCP/IP
Internet berbasis protokol TCP/IP, sedangkan TCP/IP merupakan
sekumpulan protokol yang dirancang untuk melakukan fungsi komunikasi data
pada jaringan internet. TCP/IP dimodelkan dengan empat lapis seperti berikut:
1. Application Layer
2. Transport Layer
3. Network Layer
4. Data Link Layer
Data link layer bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan
dari media fisik. Network layer bertanggung jawab dalam proses pengiriman
paket ke alamat yang tepat. Transport layer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi antara dua host. Protocols dalam layer ini ialah TCP
(Transmission Control Protocol) yang realable dan bersifat connection oriented
dan UDP (User Datagram Protocol) yang unreliable dan bersifat
connectionless.
.
TCP berorientasi pada hubungan yang andal (tanpa kesalahan) dan
melakukan pembentukan hubungan terlebih dahulu serta melakukan
pengurutan pengiriman paket hingga ke tujuan.
IP Telephony
IP telephony atau internet telephony atau yang biasa dikenal Voice Over
IP merupakan teknologi pengirim Voice (dimungkinkan juga untuk tipe data
multimedia yang lain) secara real time antara dua atau lebih user/partisipan
dengan melewati jaringan yang menggunakan protokol-protokol internet, dan
melakukan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk mengontrol
pengiriman voice tersebut.
IP Telephony Signalling
IP Telephony melakukan signaling-nya bergantung pada kapabilitas
endpoint-nya. Endpoint pada jaringan IP mempunyai banyak kapabilitas
berkenaan dengan kebutuhan bandwidth, codec, audio, video, kapabilitas
data. Oleh karena itu,sebelum dua entity dapat membangun sebuah session,
harus dipastikan bahwa kedua entity mempunyai kapabilitas yang sama.
.
Signalling call control adalah signalling yang dilakukan untuk koneksi
call antar-dua partisipan, yang mencakup signalling disisi user dan kontrol
disisi jaringan. Standard protokol signalling yang digunakan antara lain H.323
atau SIP.
16.2 Interoperabilitas VoIP
Salah satu standard komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T
adalah H.323. Standard H.323 terdiri dari komponen, protokol dan prosedur
yang menyediakan komunikasi multimedia yang menyediakan komunikasi
multi media melalui jaringan packet-based. Tujuan desain yang
mengembangembangkan H.323 adalah unutk memungkinkan
interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Standard H.323
terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan saat menghubungkan
komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multipoint pada beberapa
macam jaringan:
.
A. Terminal
B. Gateway
C. Gatekeeper
D. Multipoint Control Unit (MCU)
A. Terminal
Digunakan untuk komunikasi multimedia reall time dua arah. Teerminal
H.323 dapat berupa personal computer (PC) atau alat lain yang berdiri sendiri
yang dapat menjalankan aplikasi multimedia.
B. Gateway
Sebuah gateway dapat memberikan banyak layanan, salah satunya yang
paling penting adalah sebagai interface antara jaringan-jaringan lai, seperti
jaringan PSTN dengan jaringan IP.Gateway pada sistem H.323 inin berfungsi
sebagai translator.
.
C. Gatekeeper
Gatekeeper merupakan entity vital untuk system H.323 yang berfungsi untuk
mengatur system H.323. bertindaknya sebagai sentral point untuk semua call
dalam zone H.323 dan menyediakan layanan pengontrol pengadilan untuk me-
register endpoint. Zone H.323 merupakan kumpulan entity dari suatu system
H.323 yang diatur oleh sebuah Gatekeeper. Sebuah zone H.323 menyediakan
metode untuk mengontrol akses user ke resource jaringan dan men-charge untuk
penggunaan tertentu, dan dapat menjadi suatu network service provider.
Fungsi-fungsi Gatekeeper, antara lain:
- Addressing translation
- Admission Translation
- Zone Management
- Bandwidth Management
- Call authorization
- Call Management
- Call Control Signalling
.
D. Multipoint Control Unit (MCU)
Endpoint pada jaringan yang menyediakan kemampuan untuk
berpartisipasi melakukan mulltipoint conference antara tiga atau lebih
terminal/Gateway. MCU terdiri dari:
1. MC (Multipoint Controller)
2. MP (Multipoint Processor)
Session Initiation Protocol (SIP)
SIP merupakan protokol kontrol pada layer aplikasi untuk membangun,
memodifikasi dan mengakhiri sebuah session dengan dua atau lebih
partisipan. Cara kerja SIP sama dengan cara kerja protokol HTTP yaitu dengan
metode client-server atau tequest-response. Request dilakukan oleh client lalu
dikirim ke server. Server meresponse request lalu mengirimkan responsenya
kembali ke client.
Komponen SIP
Terdapat dua komponen utama SIP, yaitu:
1. User Agent (UA)
2. Network Server
Operasi Dasar Signalling H.323
Pembangunan call endpoint to endpoint H.323 menggunakan dua
koneksi TCP antara dua terminal. Koneksi pertama untuk call set up dan
koneksi kedua untuk call control dan capability exchange. Berikut prosedur
untuk menset-up call H.323:
- Proses Gatekeeper discovery yang akan menangani manajemen endpoint
(Kanal RAS).
- Proses registrasi endpoint ke Gatekeepernya.
- Endpoint memasuki phase call set-up (pada kanal H.225)
- Capability exchange terjadi antara endpoint dengan endpoint atau antara
Gatekeeper (pada kanal H.245)
- Pembangunan call telah dilakukan
- ketika pembicaraan telah selesai endpoint akan menterminasi call
dengan menutupi kanal-kanal yang dibangun untuk, H.245, H.225, dan
RAS.
Operasi Dasar Signalling SIP
Berikut operasi dasar SIP:
- Pengalamatan SIP
- Menentukan lokasi SIP server
- Transaksi SIP
- Invitasi SIP
- Menentukan lokasi user
- Mengubah session yang tengah dilakukan
16.3 Konversi dan Kompresi pada VoIP
Proses konversi dan kompresi sinyal analog dari PSTN dan ditransmisikan
ke jaringan IP (VoIP) seperti pada gambar berikut:
Jadi, percakapan berupa sinyal analog yang melalui jaringan PSTN
mengalami kompresi dan pengodean menjadi sinyal digital oleh PCM G.711
sebelum memasuki VoIP gateway. Pada VoIP gateway, dibagian termianal,
terdapat audio codec melakukan proses framing (pembentukan frame
datagram IP yang dikompresi) dari sinyal suara tergitasi dan juga melakukan
rekonstruksi pada sisi receiver. Frame-frame yang merupakan paket-paket
informasi ini lalu di transmisikan melalui jaringan IP dengan suatu standar
komunikasi jaringan packe-based.
Score memiliki kualifikasi terburuk sampai terbaik dengan interval
standar penilaian kualitas suara hasil kompresi tersebut dinyatakan dengan
Mean Opinion nilai 0 sampai 5,
Bab
17
Jarinngan Komunikasi Pelanggan
Digital dan IP TV
MAIN MENU
17.1 DSL (Digital Subscriber Line)
DSL (Digital Subscriber Line) adalah satu set teknologi yang
menyediakan penghantar digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak
dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan download dari
DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai 24.000 kb/s tergantung dari teknologi
DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan
sama cepat untuk SDSL.
DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan
bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang
telah lama untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi
DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun,
sifat dan kecepatannya seperti halnya leased line yang dapat selalu aktif
selama koneksi ke sentral terminal DSL masih aktif.
17.2 Keluarga xDSL
DSL (Digital Subscriber Line) adalah adalah teknologi akses yang
menggunakan saluran kabel tembaga eksisting untuk layanan broadband. X-
DSL singkatan umum untuk berbagai jenis DSL. “x” berarti tipe/jenis
teknologi di antaranya HDSL, ADSL, IDSL, SDSL, VDSL, dll. Teknologi DSL
sendiri menggunakan skema modulasi yang cukup rumit untuk
memasukkan data ke dalam kabel tembaga. Sering dikenal dengan sebutan
last-mile tecnology karena teknologi ini hayan digunakan untuk koneksi dari
STO (Sentral Telepon Otomat) ke perumahan dan perkantoran, bukan di
antara sentral-sentral telepon.
17.3 ADSL 2+ (Asymetric Digital Subscriber Line 2+)
ADSL 2+ lebih dikenal dengan standard ITU (International
Telecomunication Union) G.992.5 yang secara komersial memiliki kecepatan
maksimum teoritis sebesar 24 Mbit/s. ADSL 2+ memang meng-update
kemampuan dari ADSL dengan menambah uplink menjadi tiga kali lipat.
Data rate maksimum dapat mencapai 24 Mbps downstreem dan 1 Mbps
upstreem, yang besarnya akan berkurang sebanding dengan bertambahnya
jarak antara DSLAM dengan client. ADSL memiliki range frekuensi antara 0-
2,2 MHz, lebih besar dua kali dari frekuensi ADSL yang memiliki range
antara 0-1,1 MHz. Selain itu, ADSL 2+ memungkinkan port bonding
(pengabungan) sehingga besar dari bandwidth dari port yang digabungkan.
Sehingga jika dua port digaungkan akan menghasilkan bandwidth sebesar
48 Mbps.
Kelebihan dari teknologi ADSL 2+:
1. Rate and Reach Improvement
2. Power Enhancement
3. Rate Adaptation
4. Bonding for Higher Data Rates
17.4 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer)
DSLAM adalah konfigurasi perangkat xDSL yang secara fisik modem
sentralnya berupa card module yang berisi banyak modem sentral. DSLAM
sebagai modem sentral dapat berisi berbagai jenis teknologi x-DSL (ADSL,
SDSL, HDSL, G.Lite, dll). Fungsi dari DSLAM adalah:
1. Sebagai filter voice dan data
2. Sebagai modulator DSL
3. Sebagai Multiplexer
Jenis DSLAM berdasarkan kapasitas:
1. Stand alone (Back to Back)
2. Mini DSLAM: Compact dan Modular
3. Standard Density
4. High Density
5. Ultra Density
6. Extreme Density
Jenis DSLAM berdasarkan lokasi:
`` 1. Indoor, DSLAM yang ditempatkan dalam gedung.
2. Outdoor, DSLAM yang ditempatkan diluar gedung yang menggunakan
kabinet sendiri, perlu catuan listrik dan biasanya diletakkan di samping
rumah kabel.
17.5 Broad Band Remote Access Server (BBRAS)
Merupakan remote access server yang menghubungkan antara ISP
terhubung dunia internet dengan DSLAM yang merupakan interface ADSL 2+
di MDF.
17.6 Splitter
Splitter digunakan untuk memisahkan frekuensi dalam range 0-4 khz
yang digunakan untuk komunikasi line telepon (POTS) dan komunikasi pita
lebar (Broadband). Berikut ini adalah frekuensi yang dapat di trasmittkan
oleh kabel tembaga (fixed line):
1. (0-4) KHz untuk suara
2. (20-140) KHz untuk uplink/upstreem
3. (140-2200)KHz untuk downstreem/downlink
17.7 Modem/Roouter/Residential Gateway
Residential Gateway merupakan suatu peralatan yang berada di sisi
client yang terdiri dari filter dalam trasmisi dan receiver data. Residential
gateway terdiri dari Port Translasi (NAT) di mana suatu network kecil dapat
men-share satu IP address dan koneksi internet untuk semua komputer.
Residential Gateway juga memiliki perfonmansi fungsi framing dan coding.
Sehingga dapat dikatakan Residential Gateway ini bekerja pada layer Data
Link/Layer 2 pada model layer OSI. Residential Gateway biasanya
mengombinasikan antara Router, switch ethernet multi-port dan Akses Point
(AP).
17.8 IPTV
Overview IPTV
IPTV (Internet Protokol Television) adalah sistem layanan televisi digital
yang dikirim dengan menggunakan internet protokol melewati jaringan
infrastruktur tertentu seperti pada koneksi broadband. Bagi pengguna
residential, IPTV juga memberikan layanan VOD (Voice On Demand) yang
dibundel dengan layanan lainnya seperti akses internet dan VoIP (Voice over
Internet Protocol).
Arsitektur IPTV
Broadcast IPTV memiliki dua arsitektur utama yaitu free dan free
based.
Parameter QOS (Quality of service) Packet Switched
Protokol standard yang digunakan untuk IPTV adalah:
1. IGMP ver.2 untuk multicast atau line TV
2. Real Time Streaming Protocol (RTSP) untuk VOD
Overview service Triple Play
Dalam dunia telekomunikasi istilah triple play adalah service yang
mencakup dua service broadband yaitu high-speed internet access dan
television/IPTV beserta service narrawband yaitu telepon dalam satu koneksi
broadband. Tiga aspek yang penting dari karakteristik jaringan triple play
adalah bandwidth, latency, dan jitter. Dalam jaringan triple play service voice
membutuhkan latency dan jitter yang rendah dan service video
membutuhkan bandwidth yang terjamin stabil.
Parameter QOS (Quality of Service) Packet Switched
Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam mengukur QOS suatu
jaringan yaitu:
1. Throughput
2. Dropped Packet
3. Delay
4. Jitter
5. Out-of-order-delivery
6. Error
7. Latency
Bab
18
Jenis-Jenis Layanan Jasa
Telekomunikasi di Indonesia
MAIN MENU
18.1 Rencana Layanan
Rencana layanan adalah untuk membahas proses layanan
telekomunikasi didefinisikan, dilaksanankan dan dikelola, dalam konteks
lingkup PSTN, ISDN dan IN, tanpa melupakan bahwa layanan Telex dan
telegram. Perencanaan layananini disusun untuk menetapkan diri dalam
menjalani dan menghadapi iklim bisnis telekomunikasi masa datang yang
akan semakin kompetitif, terlebih setelah dibukannya era pasar bebas.
Selain itu juga sebagai antisipasi terhadap arah perkembangan teknologi,
khususnya teknologi informasi, yang semakin hari semakin canggih dan
menawarkan berbagai variasi. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi
secara optimal, penyelenggaraan layanan secara inovetif, manajemen yang
solid adalah beberapa hal yang mutlak dimiliki jika diinginkan.
18.2 Definisi Layanan
a) Layanan Telekomunikasi
Layanan yang diselenggarakan oleh Administrasi telekomunikasi untuk
memenuhi kebutuhan komunikasi para penyelenggaranya sesuai
rekomendasi dari ITU-T Rec. I112.
b) Layanan Pembawa (bearer service)
Suatu jenis layanan telekomunikasi yang menyediakan kapabilitas
untuk trasmisi sinyal antara dua atau lebih antarmuka jaringan-pelanggan,
sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112.
c) Teleservice
Layanan telekomunikasi, seperti telepon, telefax, teletex, dsb. Yang
menyediakan kapabilitas lengkap kepada pelanggan termaksud fungsi-
fungsi terminal, dengan protokol yang telah disepakati oleh operator-operator
jaringan yang bersangkutan, sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec.
I112.
e) Layanan Telekomunikasi Dasar
Layanan telekomunikasi dasar adalah bearer service atau teleservice
tanpa layanan suplementer sesuia dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112.
f) Layanan Non-suplementer
Layanan non-suplementer adalah layanan dasar leteponi yang khusus
sifatnya, seperti payhone service, sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec.
I112.
g) Pemenuhan (Provisioning) Layanan
Bagian dari proses bisnis layanan, dalam hal ini suatu layanan
dioperasikan, dikelola dan ditawarkan kepada khalayak umum, sesuai
dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112.
h) Layanan Kelompok Usaha Kecil
Layanan yang didesain untuk kalangan bisnis dengan skala aktifitas
bisnis kecil. Contoh kalangan bisnis ini adalah homme industry, koperasi,
pertokoan.
i) Layanan Kelompok Usaha Besar
Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk kalangan bisnis
dengan skala aktivitas bisnis besar. Contoh kalangan ini adalah perusaan
manufaktur, ekspor-impor, atau perusaan dengan jaringan di berbagai
wilayah, sehingga memerlukan jaringan komunikasi data yang rumint.
j) Layanan Pemerintahan
Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
pemerintah. Layanan inin ditujukan bagi dukungan terhadap proses
administrasi pemerintah.
k) Layanan Penyelenggara Jaringan dan atau Penyelenggara Layanan
Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggara telekomunikasi.
l) Layanan Rumah Tangga
Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk konsumsi rumah tangga.
m) Layanan Kelompok Komutator (People on the Move)
layanan yang didesain dan dikembangkan untuk konsumsi
pelanggan/pengguna yang sedang berpergian/komuting.
n) SSL
Satuan Sambungan Layanan, suatu istilah untuk mendefinisikan satuan-
satuan layanan, bahwa dalam satu sambungan layanan dapat menyalurkan text,
suara, data, dan atau video.
18.3 KOnsep Layanan
Meskinpun layanan telekomunikasi didefinisikan oleh rekomendasi ITU-T
I.210 dalam konteks ISDN ( Integrated Service Digital Network), konsepnya
berlaku pula untuk PSTN ( Publik Swicthed Telephone Network ) analog atau
PSTN digital. (PSTN digital juga dinamakan IDN atau integrated Digital Network).
Maka dari itu konsep- konsep layanan pembawa, teleservice dan layanan
suplementer yang didefenisikan oleh rekomendasi I .210, di gunakan pula untuk
PSTN /IDN/ISDN.
karena kemajuan teknologi, jaringan telekomunikasi untuk komunikasi
suara (telefoni), mengalami evolusi berturut –turut PSTN analog, IDN , N-ISDN
(ISDN pita sempit ) dan pada akhirnya B-ISDN (ISDN pita lebar). Dalam evolusi
ini jenis layanan dasar dan layanan suplementer yang di sediakan oleh jaringan
telekomuikasi kian meningkat jumlahnya.
sebelumnya, pada PSTN praktis hanya ada jenis layanan dasar, secara
informal disebut sebagai POSTS ( Plain Old Telephone Service). Walaupun
demikian, pada N-ISDN ( untuk selanjutnya hanya disebut sebgai ISDN ) oleh
rekomendasi ITU-T I.231 dan I.250 telah didefenisikan tidak kurang dari 8
kategori layanan pembawa moda sirkuit dan 3 kategori layanan pembawa modal
sirkuit dan 3 kategori layanan pembawa moda paket dengan 25 layanan
suplementer. Sedangkan untuk PSTN, Rekomendasi E-series Supplement No
.1 mengidentifikasikan lebih dari 53 layanan suplementr dan non-
suplementer untuk telefoni.
sebagian besar jaringan teekomonukasi saat ini berada pada tahap
transisi, dalam proses perpindahahan teknologi jaringan dari satu generasi
ke generasi yang lebih baru. Sehingga, sebagian besar jaringan nasional
saat ini terdiri dari campuran jaringan PSTN, IDN dan ISDN .oleh karena itu,
pada kebanykan kasus, ketiga metode penyelenggarn harus diterapkan
secara pragmatis. Layanan semakin diramaikan dengan muncunya platform
baru seperti ATM dan IP.
18.4 Sasaran Layanan
Bersama dengan bagian lain FTP 2000, Rencana Layanan memberikan
kerangka untuk mengembangkan metode dan menunjukan kondisi dan
batasan yang bertalian dengan penyediaan layanan pada janringan
telekomunikasi publik yang dikelola oleh operator telekomunikasi.
Nilai dari rencana layanan masa kini dan masa mendatang tidak hanya
layanan Telepon, Telex, Sirkuit langganan saja akan tetapi sudah mulai
berkembang menjadi beraneka ragam. Keanekaragaman layanan itu
didukung oleh mulai banyaknya teknologi yang beraneka ragam pula.
18.5 Ruang Lingkup Layanan
Ruang lingukp rencana layanan meliputi aspek:
1. Jenis layanan berdasarkan pada segmen pasarnya.
2. Jaminan layanan (service guarantee) atas layanan yang akan
ditawarkan
3. Pola penyelenggaraan layanan (service provisioning) unutk masing-
masing layanan pada segmen pelanggan/pasar.
18.6 Jenis-Jenis Layanan
Pada dasarnya, layanan yang sudah dan atau akan diselenggarakan dibagi
menurut skala aktifitas calon pelanggan yaitu:
1. Layanan kelompok usaha besar/pemerintah/penyelenggara
2. Layanan kelompok usaha kecil
3. Layanan rumah tangga
4. Layanan kelompok komutator (people on the move)
5. Layanan Voice over IP (VoIP)
6. Produk jasa teknologi VPS (Voice Processing System)
7. Produk jasa JAPATI
8. Layanan data
9. Wireless/Cellular
10. Layanan satelit
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar
Telekomunikasi Dasar

More Related Content

What's hot

Ppt tik tentang internet
Ppt tik tentang internetPpt tik tentang internet
Ppt tik tentang internetDicha Yaya
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoran
Dasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoranDasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoran
Dasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoranBeny Nugraha
 
Perangkat komunikasi pada jaringan komputer dan telepon
Perangkat komunikasi pada jaringan komputer  dan teleponPerangkat komunikasi pada jaringan komputer  dan telepon
Perangkat komunikasi pada jaringan komputer dan teleponJoe Bejok
 
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem teleponDasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem teleponHendro Agung Setiawan
 
TIK BAB 2 KELAS 9
TIK BAB 2 KELAS 9TIK BAB 2 KELAS 9
TIK BAB 2 KELAS 9dyahassifa
 
TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8
TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8
TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8dyahassifa
 

What's hot (16)

Ppt tik 5
Ppt tik 5Ppt tik 5
Ppt tik 5
 
Ppt tik tentang internet
Ppt tik tentang internetPpt tik tentang internet
Ppt tik tentang internet
 
Dasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoran
Dasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoranDasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoran
Dasar Telekomunikasi - Slide week 9 - penomoran
 
TIK BAB 6 KELAS 9
TIK BAB 6 KELAS 9TIK BAB 6 KELAS 9
TIK BAB 6 KELAS 9
 
MATERI TIK KELAS 9 BAB 6
MATERI TIK KELAS 9 BAB 6MATERI TIK KELAS 9 BAB 6
MATERI TIK KELAS 9 BAB 6
 
Kelompok 2 xi ipa 6 kapt. desty
Kelompok 2 xi   ipa 6 kapt. destyKelompok 2 xi   ipa 6 kapt. desty
Kelompok 2 xi ipa 6 kapt. desty
 
MATERI TIK BAB 6
MATERI TIK BAB 6MATERI TIK BAB 6
MATERI TIK BAB 6
 
Perangkat komunikasi pada jaringan komputer dan telepon
Perangkat komunikasi pada jaringan komputer  dan teleponPerangkat komunikasi pada jaringan komputer  dan telepon
Perangkat komunikasi pada jaringan komputer dan telepon
 
Mbah no
Mbah noMbah no
Mbah no
 
Tugas TIK
Tugas TIKTugas TIK
Tugas TIK
 
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem teleponDasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
Dasar Telekomunikasi BAB 11 teknik switching dalam sistem telepon
 
TIK BAB 2 KELAS 9
TIK BAB 2 KELAS 9TIK BAB 2 KELAS 9
TIK BAB 2 KELAS 9
 
Tugas tik yudha
Tugas tik yudhaTugas tik yudha
Tugas tik yudha
 
TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8
TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8
TIK BAB 2 KELAS 91/103 JHS/KELOMPOK 8
 
TIK Bab 6
TIK Bab 6TIK Bab 6
TIK Bab 6
 
Bab ii modem
Bab ii modemBab ii modem
Bab ii modem
 

Similar to Telekomunikasi Dasar

Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfHendroGunawan8
 
sesi_9a_-_layanan_jarkom.pptx
sesi_9a_-_layanan_jarkom.pptxsesi_9a_-_layanan_jarkom.pptx
sesi_9a_-_layanan_jarkom.pptxFirmanAndika4
 
Komunikasi pada jaringan komputer
Komunikasi pada jaringan komputerKomunikasi pada jaringan komputer
Komunikasi pada jaringan komputerRian Dp
 
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptxMateri Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptxTioAndrian2
 
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptxMateri Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptxfaridwn
 
How to Code Workshop _ by Slidesgo.pptx
How to Code Workshop _ by Slidesgo.pptxHow to Code Workshop _ by Slidesgo.pptx
How to Code Workshop _ by Slidesgo.pptxLoveCacaOfficial
 
Konsep dasar komunikasi data
Konsep dasar komunikasi dataKonsep dasar komunikasi data
Konsep dasar komunikasi dataYuntika Andini
 
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.pptRidhaMayaFazaLubis
 
dmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdf
dmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdfdmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdf
dmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdfDwiPratiwi50
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiAfdan Rojabi
 
Tugas pti 8
Tugas pti 8Tugas pti 8
Tugas pti 8titoana
 
Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...
Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...
Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...diah putri handayani
 
Tri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Tri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerTri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Tri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputerbelajarkomputer
 

Similar to Telekomunikasi Dasar (20)

Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdfJaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
Jaringan VOIP Ringkasan PTT Pertemuan Ke-1.pdf
 
Bab 10
Bab 10Bab 10
Bab 10
 
sesi_9a_-_layanan_jarkom.pptx
sesi_9a_-_layanan_jarkom.pptxsesi_9a_-_layanan_jarkom.pptx
sesi_9a_-_layanan_jarkom.pptx
 
Komunikasi pada jaringan komputer
Komunikasi pada jaringan komputerKomunikasi pada jaringan komputer
Komunikasi pada jaringan komputer
 
Presentasi
PresentasiPresentasi
Presentasi
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Kelompok 2
Kelompok 2Kelompok 2
Kelompok 2
 
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptxMateri Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
 
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptxMateri Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
Materi Teknologi Layanan Jaringan Kelas XII.pptx
 
Bab 8
Bab 8Bab 8
Bab 8
 
How to Code Workshop _ by Slidesgo.pptx
How to Code Workshop _ by Slidesgo.pptxHow to Code Workshop _ by Slidesgo.pptx
How to Code Workshop _ by Slidesgo.pptx
 
Konsep dasar komunikasi data
Konsep dasar komunikasi dataKonsep dasar komunikasi data
Konsep dasar komunikasi data
 
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
2. Konsep Sistem Telekomunikasi.ppt
 
2-1.pdf
2-1.pdf2-1.pdf
2-1.pdf
 
dmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdf
dmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdfdmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdf
dmipert6-141021133830-conversion-gate01 (1).pdf
 
Dasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem TelekomunikasiDasar Sistem Telekomunikasi
Dasar Sistem Telekomunikasi
 
Tugas pti 8
Tugas pti 8Tugas pti 8
Tugas pti 8
 
Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...
Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...
Sim, diah putri handayani , prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma,telekomunikasi, ...
 
Bab 5
Bab 5Bab 5
Bab 5
 
Tri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Tri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan KomputerTri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
Tri Wahyuni - Pengantar Komunikasi Data dan Jaringan Komputer
 

Recently uploaded

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Telekomunikasi Dasar

  • 1. Dosen : Nur Iman, S.Kom.,M.E.,M.Kom
  • 2. MENU UTAMA BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 6 BAB 12 BAB 11 BAB 10 BAB 9 BAB 8 BAB 7 BAB 18 BAB 17 BAB 16 BAB 15 BAB 14 BAB 13
  • 4. 1.1 Definisi Telekomunikasi Pengertian dari kata Telekomunikasi dapat dilihat sebagai berikut: Tele : jauh Komunikasi : penyampaiaan informasi atau hubungan antara satu simpul dengan simpul yang lain. Telekomunikasi : Penyampaiaan informasi atau hubungan satu simpul dengan simpul yang lain yang berjarak jauh. Didalam telekomunikasi terdapat sistem telekomunikasi (SISTEL). Dimana SISTEL adalah suatu kesatuan (totalitas) yang terdiri dari bagian-bagian yang disebut subsistem yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu. SISTEL terdiri dari : 1, Pengirim, pemancar, sumber info. 2. Penerima, tujuan. 3. Media transmisi.
  • 5. Komponen Sistem Telekomunikasi terdiri dari : 1. Terminal Equipment (TE) 2. Switching Equipment (Sentral) 3. Transmission Line Istilah – istilah yang terdapat dalam sistem komunikasi yang sering dipergunakan pada Sistem Telekomunikasi adalah: 1. SIMPLEX = kominikasi satu arah. contoh: radio, TV 2. HALF DUPLEX = komunikasi dua arah bergantian contoh: HT, CB, Radio amatir 3. FULL DUPLEX = komunikasi dua arah bersamaan contoh: HP dan komputer.
  • 6. 1.2 Bentuk Hubungan Jaringan Telekomunikasi Bentuk hubungan jaringan telekomunikasi terdiri dari: 1. Jaringan point to point 2. Jaringan point to multipoint 3. Jaringan Bintang (STAR) 4. Hubungan mata jala (MESH) 5. Hubungan kombinasi (MESH-STAR)
  • 7. 1.3 Metode Routing Secara umum penyambungan sebuah hubungan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: 1. Langsung, 2. Secara tidak langsung Penentuan penyambungan ini disebut routing. Routing ini dapat dilakukan 3 cara yaitu: 1. Penyambuang tetap. 2. Routing oleh sentral (manual) 3. Routing melalui pengendalian komputer.
  • 8. 1.4 Hirarki Jaringan Telepon Supaya jaringan rapih dan efisien maka dilakukan pengaturan hirarki jaringan. Dalam hirarki ini dikenal dengan istilah sentral lokal, sentral tingkat pertama (primary), sentral tingkat kedua (secondary), sentral tingkat ketiga (tertiary), dan sentral tingkat keempat (quartery untuk diindonesia lebih dikenal dengan istilah sentral gerbbang internasioanl). Sentral primary disebut primary area dan letaknya ada dalam satu kota. Sentral secondary bertugas sebagai penyambung telepon hubungan antarkota. Sedangkan sentral tertiary menyambungkan antar-region dalam satu negara. Sedangkan sentral quarternary menyambungkan hubungan internasional. Gambarnya sebagai berikit:
  • 10. 1.5 Numbering Numbering digunakan untuk mempermudah routing dan proses pembangunnan panggilan serta lebih mempermudah pengecek apabila terjadi kesalahan. Pola penomoran harus mengacu kepada hirarki sentral telepon. Gambar penomoran telepon di Indonesia sebagai berikut:
  • 11. 1.6 Mutu Pelayanan (QOS) Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam meningkatkan mutu pelayanan telekomunikasi adalah: 1. Keberhasilan sambung yang tinggi. 2. Ketersediaan pelayanan 24 jam sehari. 3. Delay sebelum terima dial tone. 4. Delay sesudah selesai delay sampai dapat ring call. 5. Ketersediaan service tone. 6. Kuitansi yang benar. 7. Harga yang pantas dan lain-lain.
  • 12. 1.7 Lalu Lintas/Trafik Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Besar/banyaknya perpindahan object. 2. Arah/destinasi perpindahan object. 3. Waktu perpindahan. 4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas.
  • 13. 1.8 Dimensi dan Efisiensi Dimensi route (Junction atau Trunck) dilakukan dengan memoerkirakan kebutuhan lalu lintas antartitik dalam jaringan. Perkiraan itu juga mencakup lalu lintas untuk transit. Sedapat mungkin jumlah kanal atau saluran pada junction atau trunck dirancang untuk efisiensi 100% artinya pada jam paling sibuk seluruh kanal atau saluran terpakai.. dilain pihak, kepuasan pelanggan, perlu diperhatikan. Jika kita terlalu menekankan efisiensi maka mungkin GOS (Grade Of Service) akan menurun. Singkatnya dalam merencanakan kapasitas junction atau trunck maka harus ada perimbanga antara investasi, revenue, dan kepuasan pelanggan.
  • 14. 1.9 Pen-Tarifan Perhitungan biaya pemakaian dilakukan dengan sistem pulsa. Tiap-tiap pulsa diberikan satu harga. Dan pulsa ini menggerakkan meter pelanggan. Sebenarnya biaya langganan ini adalah pembayaran biaya maintenance saluran (kabel lokal). Periode pulsa tersebut ditentukan oleh: 1. Jarak antara dua tempat. 2. Waktu (sibuk atau sedang atau tidak sibuk). 3. Kesulitan pencapaiannya. 4. Jenis pelayanan. 5. Pilitical Isue. 6. Besarnya kapasitas yang dipakai oleh pelanggan. 7. Lintas batas negara.
  • 15. Bab 2 Perangkat Terminal dan Jenis Layanan Sentral MAIN MENU
  • 16. 2.1 Pesawat Telepon Pesawat telepon mempunyai 4 fungsi dasaar yaitu: 1. Sumber suara. 2. Penerima suara. 3. Sistem pengebelan (Signaling) 4. Alat pemutar /Dial (Pengiriman pengebelan). Diluar fungsi di atas, beberapa perangkat telepon sekarang ini mempunyai fungsi tambahan tergantung kecanggihannya. Misalnya fungsi redialing, memory, hold, musik dan lain-lain.
  • 17. 2.2 PABX (Privat Branch Exchange) PABX adalah sebuah sentral mini yang khusus dibuat untuk kebutuhan pelanggan dan bukan provider telepon. Biasanya yang memakai adalah Intitutional, corporate dan perkantoran. Ada beberapa jenis kemampuan PBX: a. PBX dengan fasilitas DID (Direct Inward Dialing). b. PBX tanpa fasilitas DIS, panggilan dari luar via operator. c. Bila saluran induk n > 1, PBX dengan hunting system, panggilan hanya lewat 1 nomor saja.
  • 18. 2.3 Telegraph/Telex/Teleprinter Telegraph adalah proses pengiriman karakter (kombinasi sebanyak kurang lebih terdapat 80 karakter). Tiap-tiap karakter dikodekan dalam bentuk binary dengan 5 bit. Pada awal mulanya telegraph dikirimkan dalam kode morse (bentuk dot dan space). Si pengirim dan penerima sama-sama mengerti bahwa satu karakter terdiri dari 5 bit atau 8 bit. Karakter tersebut dimulai dengan start space dan mark stop (untuk 5 bit) dan satu space start dan 3 markstop. Pesawat teleprinter untuk Telegraph atau pesawat Telex untuk menghubungkan Telex, terdiri dari; 1. Pengirim, untuk mengirimkan kode telegraph. 2. Penerima, sebagai penerima kode telegraph. 3. Pencetak, sebagai pencetak sebagai kombinasi kode yang diterima. 4. Motor, sebagai penggerak alaat mekanik. 5, Keyboard, untuk mengirimkan kode secara manual. 6. RCU (Remote Control Unit), untuk membangun hubungan;
  • 19. a. Pesawat Teleprinter untuk hubungan PtP melalui saluran sewa atau saluran kusus. b. Pesawat Telex untuk hubungan sentral Telex/sentral data perlu alat untuk seleksi yang dapat dilakukan dengan Rotary Dial dan Keyboard selection. Syarat kerja Teleprinter; Pesawat bekerja berdasarkan start-stop, panjang pulsa 20 ms dan berurutanpanjang pulsa stop 30 ms, kecepatan pesawat 50 bps. Telegraph menggunakan jaringan sendiri terpisah dari jaringan untuk suara. Dalam pembangunan maka telegraph sering ditumpukkan pada jaringan suara.
  • 20. 2.4 Komunikasi Data Antarkomputer Komunikasi data antarkomputer melaluui kabel voice menggunakan modem. Kecepatan modem tersebut sangat tergantung pada kualitas saluran. Jika suatu saat terjadi gangguan pada saluran, maka kecepatan penyaluaran akan diperkecil oleh modem tersebut (dynamic). Yang penting dihitung dalam komunikasi data adlah throughput (efektif penyaluran bps). Komputer sebagai pesawat teminal; a. PC untuk workstation. b. Mini untuk server. c. Main frame untuk server. Pesawat Terminal Data (DTE) terdiri dari : pengirim, penerima (ada yang dilengkapi dengan VDU), pencetak, motor dan papan ketik.
  • 21. 2.5 Faximile Faximile terdiri dari: Pengirim, Penerima, Pencetak, Motor dan Scanner. Scanning untuk mengubah “graphic copy” menjadi sinyal elektrik lalu dikkkirimkan, dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Menggerakkan seberkas sinar pada copy yang diam. 2. Menggerakkan copy melewati seberkas sinar yang diam. Jadi scanner pada faxi,ile adalah suatu tranduser foto eletcrik. Proses pencetakkan (recording), merupakkan perangkat tranduser elektrofoto, ada 4 teknik: 1. Electrolytic, pakai kertas khusus yang dilapisi elektrolit. 2. Electrothermal, mirip dengan teknik elektrolit. 3. Electropercussive, mirip dengan pencetak audio. 4. Electrostatic, arus listrik dimasukkan pada circuit, lalu pencetakkan didasarkan pada bayangan dari tampilan circuit.
  • 22. 2.6 Pesawat Terminal ISDN Pesawat terminal serbaguna (Multi Pupose Terminal). Pesawat terminal individu ( Telp Analog, dan Digital, Fax Digital, Telefax, Videotex, Komdat Circuit Switch dan Packet Switch). Perangkat sentral merupakan, teknik penyambung didalam jaringanTelephone.
  • 23. 2.7 Sentral Fungsi dasar sentral: a. Menyelenggarakkan fungsi switching (penyambungan) b. Menyelenggarakan fungsi kontrol c. Menyelenggarakan fungsi sinyaling internal d. Menyelenggarakan fungsi operasi dan pemeliharaan e. Menyediakan interface transmisi dan sinyaling. Kemampuan sentral (STO): a. Jumlah Call yang dapat dilayani, BHCA (Busy Hour Call Attempt) b. Jumlah trafik yang dapat dilayani, Erlang. c. Kecepatan memproses suatu call d. Rincian tagihan pemakaian pulsa (LTM) e. Keandalan dan ketersediaan. f. Layanan tambahan.
  • 24. Fasilitas sentral (STO): a. Kapasitas, SST yang dapat diakomodasikan. b. SN, alat penyambungan jumlahnya. c. Processor, kapasitas dan kecepatannya, SN dan Processor menentukan Grade Of Service (GOS)/Tingkat kepuasan pelayanan. d. Alat input-output untuk pelanggan, junction, trunk, operator, basis data dan voice mail. e. Catu daya. Bagian dan fungsi STO: 1. LTG (Link Trunk Group): Pelanggan, Junction, Trunk, Operator. 2. SN (Switching Network): peripheral, antarmuka swicth selector. 3. CP (Cordination Processor): komputer. 4. CD (Catu Daya): Batere,-48 V 5. Singnaling: Operator dan basis data.
  • 25. Fasilitas layanan sentral telepon: 1. Follow me 2. Mail box 3. Direct Inward Dialilng for PBX 4. Hunting system 5. Data comunication via telephone network 6. Faximile 7. Interuption call (nada salah) 8. Roaming facility for mobile and SMS both for mobile and SMS 9. Caller ID.
  • 27. Jaringan lokal terdiri dari saluran pelanggan, sentral lokal-primary, junction antarsaluran lokal-tandem-primary-sekunder. Dalam investasi maka pertimbangan yang perlu diambil adalah faktor quality of service (QOS), politik dan ratio revenue/investasi. Disamping itu beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan pula: 1. Kondisi geogrophy suatu lokasi 2. Jumlah calon pelanggan dan kepadatannya 3. Kebudayaan bertelepon 4, Persentassi telepon bisnis 5. Lokasi sentral terdekat yang sudah ada 6. Skema jaringan nasional (Trunk) 7. Sistem signaling dan transmisinya. Saluran jaringan lokal adalah saluranyang menghubungkan pesawat pelanggan dengan MDP di sentral telepon.
  • 28. Ada bebrapa macam saluran lokal: 1. Saluran lokal kabel tembaga 2. Saluran lokal radio 3. Saluran lokal kabel fiber optik 3.1 Saluran Lokal Kabel Tembaga Saluran lokal kabel tembaga atau dengan sebutan lainnya adalah Jarlokat yang artinya jaringan lokal akses tembaga. Dimana saluran telepon kearah pelanggan (subcriber loop) berupa pasangan kabel yang ditarik dari sentral hingga ketempat pelanggan. Saluran pelanggan menyalurkan arus listrik searah (dc-loop). Saluran pelanggan harus dapat memberikan pelayanan untuk: 1. Catuan tegangan/arus pada pesawat pelanggan (batery) dengan catuan DC disentral kurang lebih sebesar 48 Volt.
  • 29. 2. Teganggan pada bel di pesawat 3. Pendekteksian apakah pesawat telepon diangkat (Off Hook) atau terletak (On Hook) untuk mengakses sentral telepon. 4. Penyaluran pulsa dial dari pelanggan ke sentral. 5. Panjang saluran pelanggan tidak terbatas. Saluran pelanggan yang digelar dari sentral terdiri dari: 1. Saluran primer atau saluran catu langsung 2. Saluran sekuunder 3. Saluran penanggal 4. Saluran dalam rumah.
  • 30. 3.2 Saluran Lokal Akses Radio Saluran lokal akses radio dengan sebutan lainnya adalah Jarlokar yang artinya jaringan lokal dengan menggunakan radio. Saluran lokal menggunakan radio biasa disebut WLL (Wireless Local Loop). Sistem radio yang digunakan hanya untuk menggantikan fungsi kabel antara sentral dengan pelanggan. Pelanggan sendiri bersifat fixed/tetap karena itu antena nya cukup besar dan diletakkan diatas rumah. Media transmisi Radio: 1. Amplifier mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal gelombang elekromagnetik (Tx) atau sebaliknya (Rx). 2. Reflektor antena berfungsi untuk mengarahkan pancaran 3. Masalah yang selalu dibahas dalam antena adalah penguatan dan sudut pengarahan. 4. Antara transmiter dan receiver selalu ada loss karena antena penerima tidak dapat mengambil semua power yang dipancarkan.
  • 31. Keuntungan menggunakan Jarlokar: 1. Menjangkau daerah yang sulit dicapai 2. Flexible dalam jumlah pelanggan yang dapat dilayani 3. Biaya operasi dan pemeliharaan rendah karena hanya menyangkut biaya pemeliharaan perangkat radio 4. Harga lebih murah, karena satu perangkat radio dapat menangani banyak pelanggan. 5. Tidak perlu berhubungan dengan pemda, hanya denga direktorat frekuensi. 6. Pemasangan cepat karena tidak perlu menge-check ketersediaan kabel 7. Bagus untuk daerah baru yang data statistik hubungannya belum diketahui. 8. Sentral Jarlokar bisa bergabung dengan sentral lokal biasa, bisa pula berdiri sendiri tergantung pada jumlah pelanggan RBS.
  • 32. Kelemahan Jarlokar: 1. Keterbatasan lebar pita frekuensi radio yang dapat dilayani. Umumnya mutu pembicaraan tidak begitu prima. 2. Umumnya antena fixed subscriber dengan BTS harus dapat saling lihat satu sama lain. Dengan perkataan lain, antena harus diletakkan ditempat yang tinggi. 3. Keandalan lebih kecil dibandingkan dengan jarlokat karena tergantung pada perangakt radio
  • 33. 3.3 Saluran Lokal Akses Fiber Optik Saluran lokal akses fiber optik atau dengan sebutan lainnya adalah Jarlokaf yang artinya jaringan lokal akses kabel fiber optik. Fiber optik dapat menghantarkan informasi dalam jumlah banyak. Pada mulanya fibel optik digunakkan sebagai sarana transmisi antara sentral-sentral pada hirarchi yang tinggi. Tetapi perkembangan teknolgi fiber optic ini, memungkinkan untuk ditetapkan pada loop pelanggan. Alasan penggunaan fiber optikuntuk akses jaringan pelanggan adalah kebutuhan pelanggan akan pelayanan dengan pita frekuensi yang lebih lebar dari voice Band Width (VBW) misalkan: untuk penyaluran video, data kecepatan tinggi dll. Sehingga aplikasinya bukan hanya untuk percakapan telepon, tetapi juga entertainment, multimedia dan lain-lainnya.
  • 34. Bab 4 Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber Optik MAIN MENU
  • 35. 4.1 Jaringan Lokal Akses Fiber Penggunaan kabel serat optik pada jaringan lokal dikenal dengan sebutan Fiber In The Loop (FITL) atau jaringan Lokal akses Fiber. Pada awalnya teknologi jarlokaf adalah Digital Loop Carrier (DLC). DLC merupakan konfigurasi point to point antar sentral dan pelanggan. Konfigurasi DLC ini baik untuk pelanggan dengan kebutuhan bandwidth dan volume trafik yang besar. Sedangkan untuk pelanggan yang banyak dan tersebar maka Sistem Jarlokaf terdistribusi yang dibutuhkan, yaitu Optical Access Network (OAN). Teknologi OAN ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Passive Optical Network (PON) Teknologi OAN yang secara langsung membagi dan mengkombinasikan intensitas sinyal optik melalui Passive Spilter (PS) 2. Active Optical Network (OAN) Teknologi OAN yang menggunakkan peralatan yang secara aktif membagi dan mengkombinasikan sinyal optik.
  • 36. 4.2 Digital Loop Carrier (DLC) Teknologi DLC merupakan hasil penerapan teknologi PCM-30 pada sistem jaringan pelanggan. Teknologi ini mempunyai dua perangkat utama yaitu Central DLC Unit (CT) yang berada disisi sentral dan disisi pelanggan disebut Remote DLC Unit (RT). DLC merupakan perangkat yang memultiplexing sinyal keluar dari sentral denan kecepatan bit 64 Kbps menjadi sinyal dengan kecepatan bit 2 Mbps atau sebaliknya disisi pelanggan. Penggunaan DLC didasarkan pertimbangan bahwa DLC memiliki kapasitas dan fleksibilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan Jarlokat.
  • 37. 4.3 Passive Optical Network (PON) Teknologi PON dapat digunakan secara bersama-sama perangkat optoelektronik oleh beberapa pelanggan sehingga harganya dapat ditanggung bersama. Sistem PON mempunyai dua buah perangkat optoelektronik yaitu OLT (Optical Line Terminal) yang biasa terletak disisi sentral dan perangkat ONU ( Optical Network Unit) yang tersebar didekat lokasi pelangggan. Hubungan serat optik pada PON adalah point to multipoint.Sistem PON dapat melayani jenis-jenis pelayanan sebagai berikut: 1. POTS 2. Payphone 3. Video Entertainment 4. Multimedia 2 Mbps 5. ISDN-BRA 6. ISDN-PRA 7. Saluran sewa analog 8. saluran sewa digital 2 Mbps 9. Saluran sewa digital 64 Kbps
  • 38. Teknologi PON memiliki 3 perangkat utama: 1. Optical Line Terminal (OLT): sebuah perangkat yang terletak pada sisi sentral sebagai antarmuka kearah sentral dan arah ODN dengan kapasitas minimum harus dapat melayani 800 kanal yang terhubung dengannya, OLT berfungsi untuk mengubah sinyal elektrik menjadi sinyal optik. 2. Optical Network Unit (ONU) : Sebuah perangkat yang terletak pada sisi pelanggan yang berfungsi sebagai antarmuka kearah pelanggan dan arah ODN, ONU berfungsi untuk mengubah sinyal optik menjadi sinyal elektrik kembali. 3. Optical Distribution Network (ODN): Berupa kabel optik sebagai penghunbung antara OLT dan ONU, pada ODN terdapat suatu percabangan yang menggunakan passive splitter.
  • 39. 4.4 Optical Line Terminal (OLT) Optical Line Terminal (OLT) merupakan perangkat yang terletak disisi sentral dan menyediakan antarmuka kearah sentral dan kearah ODN serta terhubung minimum dengan empat ODN. OLT juga berfungsi sebagai Host Digital Terminal sebagai konsentrasi fungsional, dihubungkan dengan sentral melalui Trybutati Unit yang merupakan antarmuka OLT dengan sisi jaringan OLT dapat diletakkan dalm unit terminasi jaringan dalam sentral atau Remote Lokasi. Kapasitas OLT minimum dapat melayani 800 kanal yang terhubung dengannya.
  • 40. 4.5 Active Optical Network (AON) Digunakan bagi pelanggan yang terkumpul digedung-gedung bertingkat atau pelanggan yang tersebar di rumah-rumah atau dapat juga untuk jasa TV cable dan jasa pita lebar. 4.6 Kombinasi dengan SDH Ring (DLC/PON) Merupakan kombinasi antara DLC dan PON, teknologi SDH direkomendasikan untuk digunakan hingga level STM 4 (625 Mbps). Memiliki kemampuan untuk melakukan pengalihan rute lainnya. Sistem ini banyak digunakan pada daerah-daerah bisnis.
  • 41. 4.7 Antarmuka Jaringan Fibe Optik dengan ISDN Perangkat dalam jaringan telekomunikasi dapat terdiri dari banyak pabrikan, tetapi satu sama lain dapat berhubungan karena adanya antarmuka /interface. Dalam jarlokaf sendiri menerapkan antarmuka seri V yang ditempatkan antara sentral dan jaringan pelanggan. 4.8 Konfigurasi Jarlokaf Sudut pandang penentuan konfigurasi pada Jarlokaf berdasarkan pada topologi jaringan yang menghubungkan sentral lokal dengan lokasi pelanggan tanpa memperhitungkan jenis media transmisinya. Konfigurasi dasar yang dapat dipergunakan dalam sistem Jarlokaf meliputi konfigurasi single star, multiple star, triple star, dan ring.
  • 42. 4.9 Modus Aplikasi Jarlokaf Sistem Jarlokaf mempunyai 2 buah perangkat optoelektronik yaitu 1 perangkat disisi sentral dan 1 perangkat disisi pelanggan. Lokasin perangkat optoelektronik di sisi pelanggan selanjutnya disebut Titik Konversi Optik (TKO). Perbedaan letak TKO disisi pelanggan menimbulkan modus aplikasi Jarlokaf yang berbeda pula yaitu: a. Fiber To The Building (FTTB) TKO terletak didalam gedung dan biasanya terletak padaruang telekomunikasi di basement namun juga memungkinkan diletakkan pada beberapa lantai digedung tersebut. b. Fiber To The Zone (FTTZ) TKO terletak disuatu tempat diluar bangunan di dalam kabinet dengankapasitas besar.
  • 43. c. Fiber To The Curb (FFTC) TKO terletak disuatu tempat di luar di dalam kabinet dan di atas tiang dengan kapasitas lebih kecil (<120 sst)/ d. Fiber To The Home (FTTH) TKO terletak di dalam rumah pelanggan..
  • 45. 5.1 Analogi Telekomunikasi (Transmisi) dengan Pengantaran Barang Kegiatan proses transmisi atau pengiriman mekanismenya sebagai berikut: 1. Perubahan bentuk informasi 2. Multiplexing 3. Transmisi lewat media (penyesuaian dengan media kirim) 4. Proses depacking 5.2 Proses Pembatasan (Voice Bandwidth) Tekanan suara ditentukan oleh amplitudo nada dasar yang berkisar 10- 500 Hz ntuk suara pria dan 200-1000 Hz untuk suara wanita. Sedangkan harmonik-harmoniknya bergerak sampai 10 KHz. Untuk alat-alat musik mempunyai pita frekuensi yang lebih lebar dari suara. Harmoniknya sampai lebih dari 15 KHz. Total daya yang dikeluarkan oleh manusia berkisar 10-20 uw yang sebagian besar terdistribusi pada frekuensi 500-1000 Hz.
  • 46. 5.3 Proses Peralihan 2-4 Kawat Pembicaraan telepon selalu merupakan suatu transmisi kedua arah. Kalau transmisi dua arah ini penyalurannya melalui sepasang kawat yang sama, maka ini disebut sebagai saluran transmisi 2 kawat. Pesawat telepon pada umumnya ini disebut sebagai saluran transmisi 2 kawat. Antara sentral telepon lokal dan pesawat pelanggan digunakan sepasang kabel untuk arah bolak balik (hubungan dua kawat). Untuk hubungan pada junction (saluran penghubung). Pada trunk, hubungan dua arah menggunakan saluran yang berbeda pada arah kirim dan terima (hubungan 4 kawwat). Dengan demikian, harus ada translasi dari hubungan dua kawat menjadi empat kawat pada peralihan sentral ke saluran penghubung atau trunk.
  • 47. 5.4 Kualitas Penerimaan (S/N) Pada proses transmisi maka 4 parameter yang perlu diperhatikan sepanjang saluran adalah : 1. Distorsi redaman 2. Distorsi Phasa 3. Level 4. Noise/S/N (kwalitas) Ada empat parameter penting yang berpengaruh pada kanal suara yaitu sebagai berikut: 1. Signal Power Level 2. Attenuation Distortion 3. Delay Distortion 4. Noise dan Signal To Noise Ratio
  • 48. Noise adalah sinyal yang tidak diinginkan dan bias disebut derau. Noise dibagi menjadi empat bagian yaitu: 1. Thermal noise 2. Intermodulation Noise 3. Crosstalk 4. Impulse noise
  • 49. 5.5 Multiplexing (Penggabungan) Pada hubungan empat kawat maka tidak efisien jika satu saluran hanya menyalurkan satu paket informasi saja. Biasanya beberapa paket yang setujuan digabungkan jadi satu paket besar dan dikirimkan bersamaan. Proses penggabungan paket tersebut disebut multiplexing dan alat penggabungannya disebut multiplexer. Pada sisi terima terjadi Demultipexing. Dengan multiplexing ini, penghematan dalam bentuk perangkat dan saluran terjadi.
  • 50. 5.6 Sistem Modulasi (pemuatan ke dalam carrier) Sistem modulasi ialah peristiwa penumpangan sinyal informasi /modulasi ke dalam frekuensi gelombang carrier/pembawa. Diperlukan modulasi karena: 1. Mempermudah meradiasikan sinyal 2. Pengiriman sinyal akan memiliki performance yang baik 3. Mengurangi pengaruh noise dan interferensi setiap sinusoida mempunyai 3 parameter yaitu amplitudo, frekuensi dan phasa. Dalam teknik modulasi maka penumpangan sinyal dapat pada perubahan parameter: 1. Amplitudo, sistem disebut Amplitudo Modulasi. Amplitudo berubah sesuai dengan signal peubah 2. Frekuensi, sistem disebut Frekuensi Modulasi. Frekuensi berubah sesuai dengan signal peubah begitu pun dengan Phasa.
  • 52. 6.1 Pengertian Media Transmisi Media transmisi adalah media yang membawa data informasi dari satu tempat ke tempat yang lain atau media/jalur yang digunakan untuk membawa informasi dari pengirim (sender) ke Penerima (receiver). Transmisi atau dalam bahasa inggrisnya disebut dengan Transmision Medium. 6.2 Jenis-Jenis Media Transmisi Secara garis besar media transmisi dibagi menjadi dua jenis utama yaitu guided media dan wireless media/unguided. 1. Media yang dituntun (Guided Media atau Wired) Guided media adalah jenis media yang memiliki bantuk fisik seperti Kabel pasangan berpilin, kabel serat optik, kabel coaxial. Dikatakan sebagai guided media karena sinyal listrik atau gelombang-gelombang dituntun transmisinya melalui media fisik. Ada juga yang menyebutnya gided media sebagai wired atau bound transmission media.
  • 53. 2. Media yang tidak dituntun (Unguided Media atau Wireless) Media yang tidak dituntun atau unguided media adalah media yang menggunakan sistem gelombang elektromagnetik dalam mentransmisikan informasi dari pengirim ke penerima tanpa ada perangkat fisik yang menuntunnya. Unguided media ini lebih dikenal dengan istilah wireless yaitu media transmisi tanpa kabel. Media yang tidak dituntun atau unguided media ini diantaranya adalah frekuensi radio, gelombang mikro (microwave), infra merah dan satelit. Unguided media in juga disebut dengan unbounded transmission media.
  • 55. Pengertian Transmisi Digital Transmisi digital adalah pengiriman informasi melalui media komunikasi fisik dalam bentuk sinyal digital. Sinyal analog harus didigitalkan sebelum dikirim. Informasi digital tidak dapat dikirim langsung dalam angka 0 dan 1, namun harus dikodekan dalam bentuk sinyal sesuai dengan beberapa keadaan, misalnya : tingkat ketengan voltage terhadap bumi, perbedaan tegangan antara dua kabel, ada/tidaknya arus di kawat dan ada/tidaknya cahaya.
  • 56. Perbedaan Sinyal Analog dan Sinyal Digital Sinyal analog adalh sinyal data dalam bentuk gelombang yang kontinyu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Sinyal analog memiliki bentuk yang menyerupai sebuah gelombang. Sedangkan sinyal digital adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital mempunyai bentuk berupa pulsa dan bentuk dari sinyal digital itu sendiri dapat mengalami perubahan secara tiba-tiba. Analog Digital Dirancang untuk suara Dirancang untuk data dan suara Rentang kesalahan Lebih aman dari kesalahan Kecepatan rendah Kecepatan Tinggi Overhead tinggi Overhead rendah
  • 57. Masalah dan Fuature dalam Transmisi Digital Pengiriman sinyal digital mempunyai beberapa masalah antara lain: 1. Masalah Pengkodean 2. Masalah Kuantisasi 3. Masalah gangguan dalam perjalanan (noise/derau) 4. Masalah bandwidth yang dibutuhkan Di samping masalah maka transmisi digital mempunyai beberapa feature di antaranya adalah: 1. Features perbaikan dengan pengodean 2. Features kompresi 3. Features pemaketan dan frame relay.
  • 59. Ada beberapa bagian sistem komunikasi satelit di antaranya: 1. Stasiun Bumi (Earth Station) 2. Komunikasi Satelit (Satellite Communication) 3. Link Satelit (Satellite Link) 4. Penyiaran Satelit (Satellite Broadcasting) Sistem komunikasi satelit digunakan untuk mentransmisikan jenis informasi yang berbeda-beda diantaranya: 1. Program TV, dalam hal ini ada program untuk merubah program TV antara stasiun Bumi yang equal dan sistem untuk distribusi satu arah atau program untuk sebuah stasiun transmisi ke berbagai stasiun bumi penerima. 2. Jenis-jenis message satu arah yang berbeda, sebagian besar sering sebagai one-way alami, wire photos, program audio broandcasting
  • 60. 3. Pesan-pesan telepon, two-way system, channel frekuensi audio atau kelompoknya dapat digunakan untuk transmisi jenis informasi yang berbeda seperti telegraf, informasi desktrit dari komputer atau sumber lainnya. Berdasarkan area cakupan yang dilayani, lokasi dan jenis stasiun Bumi, dan struktur dari pengendalian, sistem komunikasi satelit dapat dibagi menjadi dua sistem, yaitu: 1. Sistem komunikasi satelit nasional 2. sistem komunikasi satelit internasional Dalam seluruh sistem komunikasi satelit , apapun perbedaannya , ada beberapa elemen yang dipergunakan untuk tujuan yang sama, seperti stasiun TV yang berbeda, stasiun angkasa sebagai repeater transmisi, solar baterei, pengarah antena, sistem koreksi orbit, dan lain sebagainya.
  • 61. Orbit-Orbit Satelit Orbit adalah lintasan tempat dimana satelit berada dan beredar dalam lintasan tersebut. Orbit satelit berbeda-beda tergantung pada bentuk dan jaraknya dari pusat bumi. Ada beberapa orbit khusus satelit diantaranya: 1. Orbit Geostasioner 2. Orbit Sun Synchronous 3. Orbit Molniya 4. Low Earth Orbit Hal-hal yang harus diperhatikan pada perencanaan sistem komunikasi satelit Sistem komunikasi satelit bertujuan untuk mengirimkan sinyal yang menghasilkan perbandingan sinyal dengan noise yang sebesar mungkin dengan kata lain memaksimalkan sinyal to noise ratio (S/N) dengan memanfaatkan daya seminimal mungkin.
  • 62. Dalam kaitannya dengan perhitungan S/N dalam pemakaian satelit, ada beberapa parameter penting yang harus dipertimbangkan, yaitu: 1. Effective Isotropic Radiated Power (EIRP) 2. Sudut elevasi dan jarak 3. Saturated flux density (SFD) 4. Pad 5. Figure of Merit (G/T) 6. Carrier to noise power ratio (C/N) 7. Bit error rate (BER) 8. Rugi-rugi propagasi 9. Rugi polarisasi 10. Rugi pengarahan antena
  • 63. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan sistem komunikasi satelit adalah masalah interferensi antara sinyal. Interferensi adalah masuknya sinyal-sinyal yang tidak diharapkan ke dalam pita frekuensi yang sudah dialokasikan untuk sinyal tertentu. Ada beberapa macam penyebab interferensi dalam komunikasi satelit, di antaranya adalah: 1, Interferensi yang disebabkan oleh intermodulasi 2, Interferensi yang disebabkan oleh modul lain 3. Interferensi yang disebabkan oleh satelit lain
  • 64. Bab 9 Besaran dan Satuan Penguatan Transmisi MAIN MENU
  • 65. 9.1 Desibel (dB) Pada dasarnya decibel (dB) adalah suatu perbandingan antara dua besaran tenaga (power) dalam skala logaritma. Kegunaan satuan dB adalah untuk mempermudah perhitungan dengan hanya menjumlah atau mengurangi. Di samping itu, besaran-besaran alam bersifat logaritmis. dB adalah satuan yang menggambarkan suatu perbandingan. Merupakan suatu log dengan bilangan dasar 10. 9.1 Besaran dan Satuan Penguatan Transmisi Lainnya Np (Neper), dipakai di negara-negara eropa sebagai alternative dB. dBi adalah satuan penguat pada antena Isotropic.
  • 66. Bab 10 Teknologi Cellular dan Wireless Masa Depan MAIN MENU
  • 67. 10.1 Code Division Multiple Access (CDMA) Code Division Multiple Access (CDMA), biasa juga disebut dengan IS-95 dan J-STD-008, adalah teknologi berbasis spread spectrum yang mengizinkan banyak user menempati banyak kanal radio yang sama. Dalam sistem CDMA tiap user menggunakan code unik yang berbeda satu sama lain, sehingga hanya receiver yang mengetahui kode tersebutlah yang bisa mendekodekan sinyal terima untuk diambil datanya (dilakukan secara sinkron). Hal ini dimungkinkan karane cross corelation antarcode sangat kecil. Setiap data yang akan dipancarkan terlebih dahulu akan ditebar (spreading) sehingga memungkinkan adanya multiple access. Jadi, bandwidth transmisi jauh lebih besar dibandingkan sinyal informasi. Rasio antara keduanya disebut processing gain (Pg). Processing gain ini dikenal juga sebagai spreading factor yang akan menentukan jumlah kanal/user yang dapat ditangani oleh sebuah sistem.
  • 68. Kelebihan CDMA: Adapun kelebihan CDMA adalah sebagai berikut: 1. Proteksi terhadap multipath interference 2. Privasi 3. Interference rejection 4. Anti-jamming 5. Kemampuan Multiple Access 6. Low probability intercept (LPI) 7. Efisiensi spektrum Call Processing pada CDMA Call processing bisa dibagi atas 2 bagian: Ms (Mobile Station) call processing dan BS (Base Station) call processing.
  • 69. 10.2 WCDMA pada Universal Mobile Telecommunication Services (UMTS) Pada pengembangannnya system seluler CDMA ini mengalami perkembangan dari teknologi 2G ke 3G dengan banyaknya penambahan fitur- fitur yang mendukung ke arah pita lebar (multimedia) baik untuk mobile maupun WLL (Wireless Local Loop) Wireless BOD (Bandwidth on demand) sampai rate 2 Mbps, interworking dengan sostem eksisting, performa yang cukup baik terhadap problema propagasi (multienvironment) dan harus memiliki sfisiensi spektrum yang tinggi. Ada beberapa pesyaratan yang harus dipenuhi oleh teknologi generasi ke-3 yang membedakanya dengan 2G: 1. Mendukung kecepatan data rate sampai dengan 2 Mbps (multimedia) 2. Mendukung pengimplementasian yang operasional 3. Efisiensi penggunaan spektrum dan kapasitas
  • 70. Core network ; 1. Packet data network dan IP mobility 2. Global roaming 3. Quality of services (QoS) 4. Integrasi dengan sistem 2G yang sudah ada UMTS (Universal Mobile Telecommunication Services) adalah sistem mobile communication generasi ketiga. Sistem ini telah mampu melayani serves-servis sampai 2 Mbps dan pada frekuensi sekitar 2 GHz. Sistem UMTS diproposalkan dibangun dari infrastruktur sistem-sistem mobile yang ada di saat ini seperti GSM, AMPS, PDC, PCS, dan lain-lain yang berevolusi menuju sistem UMTS. Sistem akses yang disknariokan pada sistem UMTS adalah W- CDMA. Ada yang membedakan antara WCDMA pada UMTS dibandingkan dengan teknologi 3G lainnya yaitu cdma2000, walaupun keduanya berdasarkan pada metode CDMA.
  • 71. 10.3 Teknologi Nirkable (Wireless) WiMAX WiMAX merupakan singkatan Worldwide Interoperability for Microwave Access. Ini merupakan salah satu bentuk teknologi nirkabel yang sedang menjadi pusat operator telekomunikasi, pebisnis maupun para pengguna internet di dunia. WiMAX hadir sebagai solusi keterbatasan akses pada Wi-FI yang notabene memang dirancang untuk pemakaian dalam ruang. Teknologi yang menggunakan OFDM ini mampu memberikan layanan databyang berkecepatan hingga 70 Mbps dalam radius 50 km. Karakteristik utama yang dimilki Wimax antara lain: • Pada vesi awal IEEE 802.16a bekerja di frekuensi 10-66GHz, sehingga cocok digunakan untuk teknologi point to point. • Untuk versi IEEE 802.16 ini dapat digunakan untuk hubungan nonline outsite (NLOS) • Kompatibel dengan digital switch yang ada (ATM, dll) dengan optimal data rate per user 300 Kbps – 2 Mbps dan rangenya 5 – 8 untuk maksimal throughput.
  • 72. • Untuk versi IEEE 802.16d, muncul teknologinya dibulan Oktober 2004. tekniknya terjadi perpecahan kanal ke kanal-kanal terkecil menggunakan Op- Amp dan teknologi Amart Antenna. Digunakan untuk fixed akses, yang meliputi BS maupun receiver yang merupakan CPE. BS merupakan proxim Trunami MP.16 akan dipasarkan baik kepada operator telekomunikasi maupun kepada perusaan pemakai. • Versi IEEE 802.16e dikeluarkan akhir tahun 2004 ini yang akan digunakan untuk mendukung mobilitas (Handover, roaming) pada sistem seluler sampai 120 km/jam dan bekerja dalam NLOS. Digunakan untuk aplikasi mobile access. • Dikonfigurasikan untuk layanan dipedesaan sampai radius maksimal 50 km,atua daerah berpenduduk padat di perkotaan untuk jarak 1-4 km, dengan data rate sampai 75 Mbps. • Sistem ini mendukung teknologi video streaming, VoIP telephony, tayangan diam maupun bergerak, e-mail, web browsing, e-commerce dan layanan berbasis lokasi.
  • 73. WiMAX Standar . Institute of Electrical and Electronic Engineering (IEEE) mendefinisikan teknologi WiMAX melalui standard 802.16, namun dalam perkembangannya standards ini berkembang lagi menjadi beberapa varian, yaitu 802.16, 802.16a, 802.16d/802.16 2004, 802.16e. WiMAX Spectrum Pemilihan spectrum frekuensi operasi untuk WiMAX ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah penggunaan frekuensi untuk komunikasi seluler, microwave link, dan sistem komunikasi satelit. Dari beberapa pertimbangan tersebut maka alokasi spectrum untuk WiMAX, khususnya di Indonesia adalah: 1. Spectrum frekuensi 2,5 GHz 2. Spectrum frekuensi 3,5 GHz 3. Spectrum frekuensi 5,8 GHz
  • 74. Struktur Layer WiMAX . Ada dua layer yang memiliki peranan penting teknologi WiMAX ini, yaitu MAC layer dan PHY layer. Adapun peranan masing-masing sebagai berikut: 1. PHY layer Fungsi-fungsi penting yang di diantaranya: OFDM, duplex system, adaptive modulation, Adaptive antenna system vasian PHY yang diadopsi dari standard 802.16 adalah Wireless-MAN OFDM dan Wireless-MAN OFDMA untuk licensed frequency dan Wireless- HUMAN untuk unlicensed frequency. 2. MAC layer WiMAX MAC protocol didesain untuk aplikasi point to multipoint, mempunyai karakteristik connection oriented dan setiap sambungan diidentifikasi oleh 16-bit Connection identifiers, yaitu untuk membedakan kanal uplink dengan lainnya.
  • 75. WiMAX dan Interferensi . Dalam praktik tentunya semua teknologi wireless akan mengalami interferensi (gangguan), begitu juga dengan WiMAX. Ada beberapa inovasi ternologi yang bisa digunakan dan diadopsi WiMAX dalam mengatasi interferensi ini, antara lain: a. Teknologi OFDM: Untuk mengatasi multipath dan penghematan bandwidth. b. Sub-Chanelization: untuk mengurangi jumlah carrier dari perangkat user, tetapi dikompensasi dengan power level pengirim. c. Directional antenna: untuk meningkatkan fade margin. d. Tranceiver Diversity: untuk meningkatkan availability, memanfaatkan multipath. e. Adaptive Modulation: mengatur kebutuhan bandwidth dengan kualitas sambungan. f. Error correction: untuk menurunkan kebutuhan minimum SNR dan meningkatkan throughput. g. Power control: menghemat konsumsi sumber daya power.
  • 76. Skenario Penerapan Jaringan Wireless WiMAX . Ada tiga macam skenario penerapan dari jaringan wireless WiMAX yaitu didasarkan pada jumlah user yang menggunakan, yaitu: 1. PtP (Point to Point) 2. PMP (Point to Multipoint) 3. Mesh
  • 77. 10.4 Teknologi WiFi (W-LAN) WiFi media transmisinya melalui udara. IEEE menetapkan 802.11 sebagai standards WiFi. Performa WiFi menggunakan hotspot atau lingkungan sekitar antenna dimana kita dapat mengakses informasi dengan PDA, Laptop atau gadget lainnya. WiFi dapat menjangkau sekitar 100 feet atau radius 30 meter. Teknologi WiFi memiliki jangkauan yang terbatas, paling sekitar 100 meter saja.WiFi memiliki kemampuan mengantarkan data sampai dengan 11 Mbps.WiFi memiliki frekuensi dalam protokol 802.11b di 2,4 GHz dan protokol 802.11a di 5 GHz. Topologi WLAN Ada dua topologi utama dalam WLAN Network, yaitu: 1. Ad-hoc Yaitu network yang komputer-komputer di dalamnya berhubungan secara langsung cukup dengan menggunakan Wireless adapter.
  • 78. 2. Infrastruktur Network Yaitu network BSS/Ad hoc yang menggunakan Access point di dalamnya, jadi jaringan yang ada lebih kompleks dan lebih luas. 3. ESS Network (Extended Service Set Network) Yaitu gabungan beberapa infrastruktur network, jadi jaringan WLAN yang tebentuk adalah paling luas dan kompleks diantara ketiga topologi diatas. Protokol WLAN Terdapat beberapa protokol yang berlaku dan banyak dipergunakan pada WLAN, yaitu:
  • 79. 1. 802.11a Digunakan mulai akhir tahun 2001 dengan menggunakan frekuensi 5 GHz, maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps. 2. 802.11b Digunakan mulai akhir tahun 1999 dengan menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum bandwidth yang bisa dicapai adalah 11 Mbps. 3. 802.11g Digunakan pada pertengahan tahun 2003 dengan menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum bandwidth yang bisa di capai 54 Mbps.
  • 80. 10.5 Mobile IP Mobile IP merupakan teknologi yang mendukung mobilitas user dengan memperbolehkan user untuk mengubah titik sambungannya ke jaringan secara dinamis (mobile) tetapi tetap menjaga trafik data agar tidak terputus. Arsitektur Mobile IP Pada arsitektur dari mobile IP terdapat beberapa entitas baru yang mendukung IP Mobile, seperti berikut: § Mobile host merupakan sebuah host yang mampu untuk melakukan perpindahan posisi dari jaringan satu ke jaringan yang lainnya tanpa merubah IP address-nya. § Home Agent Sebuah router pada jaringan asal yang dapat mengirimkan paket data untuk mobile host saat berpindah dari asalnya, dan juga untuk memelihara informasi lokasi dari mobile host.
  • 81. § Foreign Agent Sebuah router pada jaringan lain yang menyediakan layanan routing ke mobile host pada saat register. § Correspondent Node (CN) Sebuah host yang dapat berfungsi sebagai mobile host ataupu stationary host Sistem Operasi Mobile IP Pada saat mobile host berada di dalam home network dan sebuah CH/CN (correspondent host/node) ,mengirimkan sebuah paket ke mobile host, maka mobile host tersebut akan menerima dan menjawab paket tersebut seperti halnya host yang normal. Akan tetapi, bilamana mobile host berada di luar dari home network, maka mobile host akan memerlukan suatu agen untuk bekerja mengatasi masalah perpisahan tersebut. Agen itu dikenal dengan nama home agent. Agen ini hanya bisa berkomunikasi dengan mobile host sepanjang waktu sehingga dalam hal ini bisa dikatakan home agent mempunyai hubungan ‘on-line’ dengan mobile host.
  • 82. Saat mobile host berhubungan dengan foreign network, mobile host akan mendeteksi bahwa ia berada pada jaringan yang berbeda dengan asalnya dan mengirimkan suatu permintaan registrasi melalui foreign agent ke home agent. Home agent mengirim balik registrasi tersebut ke mobile host melalui foreign agent yang berisi perizinan atau penolakan terhadap pergerakan mobile host tersebut. Sewaktu home network suatu mobile host menerima sebuah paket yang ditujukan untuk mobile host, home agent akan menahan paket tersebut, melakukan proses enkapsulasi terhadap paket, dan kemudian mengirimkannya ke care of address yang merupakan salah satu alamat dari foreint agent dan kemudian melakukan dekapsulasi paket lalu akan diteruskan ke mobile host.
  • 84. 11. 1 Pengertian Trafik Lalu lintas adalah perpindahan suatu object dari satu tempat ke tempat yang lain secara random. Pengaturan lalu lintas harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Besar/banyaknya perpindahan object 2. Arah/destinasi perpindahan object 3. Waktu perpindahan 4. Sarana yang digunakan untuk mengatur lalu lintas Dalam lalu lintas telekomunikasi maka obectnya adalah pembicaraan (informasi). Secara umum trafik dapat diartikan sebagai perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat yang lain melalui jaringan telekomunkasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi diatur dengan satuan waktu, sedangkan nilai kanal dari suatu kanal adalah lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut..
  • 85. Salah satu tujuan perhitungan trafik adalah untuk mengetahui unjuk kinerja jaringan (Network Performance) dan mutu pelayanan jaringan telekomunikasi (Quality of Service). 11.2 Besaran Trafik Volume trafik, difinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan. Intensitas trafi, didefinisikan sebagai jumlah total waktu pendudukan dalam suatu selang pengamatan tertentu (per satuan waktu). Satuan Trafik 1 Erlang = 1 TU (Traffic Unit) = 36 CSS (Cent Call Seconds) = 36 HCS (Hundred Call Seconds) = 36 UC (Unit Call) = 30 EBHC (Equated Busy Hour Call)
  • 86. Besaran yang dipakai untuk menyatakan besar lalu lintas telekomunikasi (A Erlang) bayak dan lamanya pembicaraan. A = C x T dimana: A = basarnya lalu lintas (satuan Erlang) C = banyak pembicaraan yang disalurkan dalam satuan-satuan waktu dengan satuannya adalah call/jam T = rata-rata lamanya pendudukan jalur oleh satu pembicaraan disebut juga Holding time dengan satuannya adalah jam.
  • 87. 11. 3 Parameter-Parameter Unjuk Kerja Trafik Parameter tingkat layanan atau parameter unjuk kerja layanan ditinjau dari sisi trafik telekomunikasi dapat dikategorikan atas dua hal yang utama: 1. Dial tone delay adalah jumlah waktu maksimum pelanggan harus menunggu sebelum panggilannya diputuskan ditolak. 2. Propability layanan tertolak adalah kemungkinan trunk tidak tersedia untuk panggilan tersebut. Ukuran dasar dari unjuk kerja trafik adalah propabilitas bahwa waktu menunggu layanan (service delay) melebihi dari waktu yang dispesifikasikan, dengan kata lain disebut juga Propability Blocking. Pada sistem dengan panggilan dibuang ketika trunk tidak tersedia (system loss), maka propability blocking ini adalah sebagai ukuran unjuk kerja yang utama.
  • 88. 3. Number of Call Attempted atau disebut juga Jumlah total usaha panggilan 4. Number of Call Completed atau disebut juga jumlah total panggilan yang berhasil. Parameter-parameter Performansi Trafik Parameter-parameter ini digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan yang terjadi pada jaringan. Parameter-parameter tersebut antara lain: a. Occupancy Occupancy sebuah sistem adalah perbandingan antara trafik yang dibebankan kepada kanal terhadap kapasitas kanal itu sendiri. b. SuccesFull Call Ratio (SCR) SCR merupakan hubungan antara jumlah panggilan yang mendapat sinyal jawaban dengan total panggilan.
  • 89. 11. 4 Macam-macam Trafik Terdapat 3 macam trafik yaitu: 1. Offered Traffic (A) adalah trafik yang ditawarkan atau yang mau masuk ke jaringan. 2. Carrier Traffic (Y) adalah tafik yang dimuat atau yang mendapat saluran. 3. Lost Traffic (R) adalah trafik yang hilang atau tidak mendapat saluran. 11.5 Struktur Dasar Sistem Antrian Unit operasional yang melalui sistem antrian biasa biasa disebut pelanggan (customer). Deratan pelanggan dapat tiba pada suatu elemen pelayanan (server) dengan tingkat kedatangan tertentu, satuannya pelanggan/detik. Jika pelanggan yang datang mendapati elemen pelayanan dalam keadaan sibuk, maka pelayanan tersebut akan diantrikan dan menunggu untuk mendapati pelayanan. Dari antrian pelanggan dapat dipilih untuk dilayani menurut aturan tertentu yang disebut disiplin antrian (queue dicipline). Kemudian pelanggan memasuki server untuk mendapat pelayanan dengan kecepatan pelayanan µ dengan satuan pelanggan/detik.
  • 90. Pada sistem tunggu ini, permintaan yang datang pada waktu saluran sedang sibuk, tidak dihilangkan tetapi menunggu sampai ada saluran yang bebes, kemudian diduduki. Asumsi-asumsi dalam penyusunan formula Erlang C sebagai berikut: 1. Jumlah sumber trafik tak terhingga 2. Jumlah server tertentu (N = finite) dan beroperasi dengan full avaibility 3. Setiap panggilan yang datang dan mengalami kongesti maka panggilan tersebut menunggu diruang tunggu (loss call delayed) 4. Kedatangan panggil ke dalam sistem secara random/acak. 5. Dalam kondisi keseimbangan statis (statical equilibrium) 6. Disiplin operasi; FIFO 11.6 Parameter Penggunaan Jalur Trafik Penggunaan jalur trafik didefinisikan atas 2 parameter dasar: 1. Calling Rate adalah ukuran jumlah berapa kali suatu jalur trafik digunakan selama waktu pengamatan tertentu
  • 91. Atau sering juga didefinisikan sebagai: Intensitas call tiap jalur trafik (kanal) selama jam sibuk 2. Holding Time adalah rata-rata waktu penggunaan jalur trafik (kanal) tiap panggilan. Yang disebut sebagai jalur trafik (kanal) adalah suatu rangkaian (circuit) dimana suatu komunikasi individual bisa dilewatkan. Jalur trafik itu bisa jadi adalah: kanall RF, time slot, saluran transmisi, trunk, atau bahkan switch. Carrier Traffic adalah trafik yang diteruskan, sedangkan offerd traffic adalah volume trafik yang datang menuju switch. 11.7 Pengukuran Trafik - Distribusi Probabilitas * Distribusi Poisson
  • 92. Beberapa asumsi pada distribusi poison: 1. Jumlah sumber panggilan tak terhingga 2. Jumlah saluran yang menumpangpanggilan tak terhingga 3. Kedatangan panggilan acak dengan rata-rata jumlah panggilan yang datang konstan 4. Pola penduduk kanal eksposif negatif * Distribusi Erlang Beberapa asumsi pada distribusi Erlang: 1. Jumlah sumber pangilan tak terhingga 2. Jumlah saluran yang menumpang pangilan tak terhingga 3. Kedataangan pangilan acak dengan rata-rata jumlah pangilan yang datang kostan 4. Pola penduduk kanal eksponsif negatif
  • 93. * Grade Of Service (GOS) Grade Of Service (GOS)adalah probabilitas panggilan ditolak (diblok) selama jam sibuk. Secara sederhana pengertianya sebab sebagai berikut,untuk GOS sebesar 2% berarti dalam 100 panggilan akan terdapat 2 panggilan yang tidak mendaoat panggilan atau diblok oleh sistem. Terdapat perbedaan antara blocking rate dan blocking probability. Blocking rate didefenisikan sebagai jumlah ysng terukur dari suatu base station. Sedangkan blocking probability didefenisikan sebagai peluang suatu panggilan di-block karena ketiadaan kanal bebas pada suatu base station. Pada sejumlah kanl ketika beban bertambah maka blocking probability juga meningkat. Blocking probability digunakan sebagai ukuran Grade Of Service(GOS). * Blocking Blocking adalah kemampuan sistem untuk menolak melayani panggilan karena kanal yang tersedia sudah berisi (Tingginya jumlah panggilan yang tidak sebanding dengan jumlah kanal yang tersedia).
  • 94. - Jenis Blocking Terdapat 3 jenis Blocking: 1. Blocking Call Set Up, terjadinya bayak percobaan pengulangan melakukan panggilan 2. Blocking Kanal Suara, jika panggilan datang sebagian tidak dapat dilayani karena tidak mendapatkan kanal suara. 3. Blocking End-Office, Trunk panggilan dari sentral ke end-office mulai meningkat dan jumlah terhubung ke end-office menjadi tidak mencukupi * Erlang-B Model Pada model ini berlaku beberapa asumsi. 1. Sistem berada dalam kondisi statistical equilibrium. 2. Besar beban yang ditawarkan tertentu (diketahui) 3. Kedatangan panggilan berdasarkan proses Poisson, yaitu distribusi kedatangan antarpanggilan adalah eksponensial, dan panggilan yang di block tidak dapat langsung membuat hubungan baru.
  • 95. 4. Distribusi waktu kedatangan panggilan eksponensial. * Erlang-C Model Pada model ini panggila yang ditolok atau di block langsung mencoba untuk membangun hubungan hingga hubungan tersebut berhasil. Blocking p ropability pada model Erlang-C dilihat dari waktu tunda panggilan. 11.8 Perhitungan GOS dengan Hasil Peramalan Kebutuhan pada Komunikasi Bergerak Proses perhitungan kebutuhan trafik untuk layanan data dilakukan dalam bit per second (bps). Sedangkan untuk layanan suara dilakukan dalam Erlang yang kemudian dikonversi ke dalam bit per second (bps).
  • 96. Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan adalah: 1. BHCA per Subscriber (call/BH/subs) 2. Call Holding Time per Subscriber (second) 3. Average Throughtput per Subscriber at Busy Hour (kbytes/BH/subs) 4. Voice activity secara umum: vvoice = 0,4 dan data = 1 Net user yang digunakan dalamperhitungan kebutuhan trafik adalah prediksi banyaknya user pada tahun akhir perencanaan. Entimasi kebutuhan trafik harus dibedakan antara kebutuhan trafik untuk layanan suara atau data.
  • 97. Pengukuran untuk menjamin kesehatan network baik jangka pendek maupun jangka panjang. Manajemen trafik digunakan untuk mengukur unjuk kerja (performance) network, mendeteksi ke arah mana trafik terlalu tinggi (overhead) dan ke arah mana trafik rendah (over capacity) walaupun dalam keadaan padat trafik (peak seasson). Ada[un kegiatan dari manajemen trafik meliputi: 1. Maintenance a. Menjamin perasi perangkat sesuai spesifikasi yang telah didesagn b. Fungsi pelayanan sesuai dengan telah ditetapkan. Kegiatn yang dilakkuan: 1) Pendeteksian prompt dan lokasi 2) Melakukan perbaikan elemen network secara individual
  • 98. 2. Network Administration a. Menjamin konfigurasi dan design network b. Memberikan kualitas pelayanan dengan cara yang paling efisien. Kegiatan yang dilakukan: 1) Pengumpilan dan analisis data yang tepat dan akurat 2) Penentuan sirkuit dan perangkat switching dan pen-design-an kembali untuk menjaga keseimbangan dan keefisienan perangkat. 3. Network Surveilance a. Memonitor seluruh networrk, pelanggan ke pelanggan menjamin Grade of Service b. Memberikan informasi kepada bagian perencanaan dan operasi network telekomunikasi
  • 99. 4. Service Provisioning a. Memberikan respon kepada demand service dan sirkit dengan pengaturan dan penyambungan saluran ke perangkat 11.10 Peramalan Trafik Terdapat tiga aspek metode peramalan trafik: 1. Segmentasi trafik ke komponen-komponen analisis dasar 2. Ekstrapolasi data trafik 3. Proses interatif global Urutan proses dasar peramalan trafik (forecasting traffic): 1. Tentukan proses awal trafik point to point
  • 100. 1. Tentukan proses awal trafik point to point 2. Hitung trafik outgoing and incoming pada masing-masing sentral pada tahun yang akan datang, diambil dari peramalan perkategori pelanggan 3. Pertimbangan evolusi network 4. Extrapolasi trafik inisial untuk memperoleh matriks trafik pada tahun yang bersangkutan.
  • 101. Bab 12 Sistem Pensinyalan dan Teknik Penyambungan MAIN MENU
  • 102. 12.1 Common Channel Signalling No.7 (CCS#7) CSS#7 merupakan suatu sistem signalling dimana kanal signalling terpisah dengan kanal suara sehinggan pembangunan, pemeliharaan, dan pembubaran hubungan dapat dilakukan dengan cepat dengan kesalahan minimal. Message Trasfer Part (MTP) MTP berisi fungsi-fungsi dasar yang diinginkan untuk membawa message pada masing-masing levelnya. MTP bertanggung jawab terhadap mekanisme perpindahan message, menyusun message, dan mengendalikan trafik sehingga dapat mengatasi kegagalan pada jaringan. a. Signalling Data Link Part (MTP Level 1) Signalling data link merupakan jalur trasmisi dua arah yang didigunakan untuk keperluan signalling. Signalling data link memiliki daua kanal data yang dioperasikan secara bersama dalam arah yang berlawanan dengan kecepatan data yang sama, dimana masing-masing kanal men-support 64 Kbps.
  • 103. b. Signalling Link Function (MTP Level 2) Level ini mendefinisikan fungsi dan prosedur pemindahan message MTP layer diantara dua Signalling Point (SP) secara langsung. c. Signalling Network Function (MTP Level 3) Level ini mendefinisikan fungsi-fungsi sinyal informasi secara langsung dalam network signalling untuk keperluan test dan maintenance, d. Signalling Connection Control Part (SCCP) SCCP merupakan software blok fungsional di atas MTP. SCCP melakukan routing pesan, encoding, dan decoding untuk keperluan pemakai yang sesuai. Trasfer data dilakukan dalam bentuk blok data yang disebut Network Service Data Unit (NSDU).
  • 104. e. Telephone User Part (TUP) TUP menggunakan MTP untuk menyediakan fungsi-fungsi untuk dapat mensupport telepon. TUP menyediakan subset fungsional yang disediakan ISUP. f. Data User Part (DUP) DUP mendefinisikan protokol untuk mengontrol interexchange circuit. DUP dipergunakan untuk data call, data call registration dan cancellation. g. Transaction Capbilities Application (TCAP) TCAP merupakan application protokol SCC#7 yang digunakan untuk mendistribusi berbagai jenis aplikasi. h. ISDN User Part (ISUP) ISUP merupakan supset dari TUO dan DUP. ISUP berfungsi untuk pembangunan dari pembubaran hubungan antar-service Point dan penyediaan service feature untuk jasa ISDN.
  • 105. Berdasarkan mode penyalurannya, signalling dapat dibedakan: a. Link-by-link Pengiriman suatu blok sinyal dari setral asal dilakukan melalui satu atau beberapa sentral trasit secara estafet (link-by-link) hingga sentral tujuan. b. End-to –End Sentral asal mengirim hanya sebagian informasi (yang diperlukan untuk ruting) ke setiap setral transit yang dilaluinya. Setelah sentral asal terhubung ke sentral tujuan, perubahan terjadi pensinyalan. c. Endboc Sama dengan mode link-by-link, yaitu sinyal lengkap dikirim secara estafet. d. Overlap Mode penyaluran seperti link-by-link dimana informasi sinyal yang dikirimkan tidak secara sekaligus (lengkap) melainkan bertahap (sebagian-sebagian).
  • 106. 12.2 Pensinyalan pada Saluran Pelanggan Dalam pensinyalan antar sentral sistem CAS, terdapat Line Signal dan Register Signal yang merupakan pasangan yang tidak dapat dipisahkan. Line signal befungsi untuk mengawasi dan mengendalikan saluran semntara Register Signal membawa informasi yang berhubungan dengan proses pembangunan hubungan seperti alamat tujuan, khas/kategori pemanggil, status bebas/sibuknya pelanggan yang dipanggil, pesan-pesan pengendali proses signalling dll. E&M Signalling - Prinsip Dasar Line signalling E&M untuk versi analog merupakan sinyal dalam bentuk pulsa tanah (tegangan 0 Volt) berdurasi waktu. Sinyal E&M merupakan sinyal DC yang tidak bisa diperkuat di tengah media transmisi sehingga jaraknya terbatas (≤ 25 km). Untuk jarak yang lebih jauh, maka pulsa tanah tersebut dikonversi ke dalam bentuk AC
  • 107. 12.3 Signalling Interface Signalling interface (antarmuka pensinyalan) dalam sistem CAS adalah merupakan pasangan (kombinasi pensinyalan antara Line Signaling dan Register Signaling. 12.4 Teknik Penyambungan Beberapa teknik yang harus dipenuhi oleh teknik penyambungan adalah: 1. Tiap komunikasi mampu berkomunikasi dengan pemakai lain. 2, Waktu panyambungan harus jauh lebih kecil dibanding waktu hubungan 3. GOS maksimum pada jam sibuk 5%. Untuk perencanaan sebaliknya diambil angka 1% (tergantung investasi yang diberikan dan tuntutan pelanggan serta tarif). 4. Privasy pelanggan harus dapat dijamin kecuali dalam beberapa kasus, misalnya politik. 5. Informasi utama yang disalurkan adalah suara. 6. Ketersediaan pelayanan harus setiap saat.
  • 108. 12.5 Fungsi Penyambungan Ada 8 fungsi dasar penyambungan yaitu: 1. Interkoneksi 2. Informasi penerimaan 3. Pengendalian 4. Informasi pengiriman 5. Kesiagaan (alerting) 6. Test kesibukan dan 7. Penjagaan kondisi pelanggan 8. Pengawasan (supervisi/attending) 12.6 Teknik Penyambungan Mekanik Teknik penyambungan mekanik adalah teknik penyambungan yang pada proses penyambungan menggunakan peralatan mekanik. Sering pula teknik penyambungan ini disebut terknik penyambungan analog.
  • 109. Teknik penyambungan mekanik ada dua yaitu: 1. Teknik manual 2. Teknik Otomatis Fungsi penyambung dalam hal ini adalah: 1. Membentuk matriks penyambungan 2. Menyimpan dalam memory nomor yang dipanggil dan memanggil 3. Mengendalikan proses penyambungan (melalui, menyambungkan, memonitor, mengakhiri, dan mencatat). Disamping fungsi dasar tersebut, maka SCP mempunyai fungsi tambahan lain yaitu: 1. Rerouting dan realokasi trunk, 2. Mencatat statistik trafik, 3. Penomoran kembali sebuah saluran pelanggan,
  • 110. 4. Mengubah kelas pelanggan, 5. Mengubah status setral, 6. Pencatat kesalah dan 7. Pencatat penggunaan (charging) 12.7 Kelebihan Sentral Digital terhadap Analog Adapun kelebiahan sentral digital terhadap analog sebagai berikut: 1. Dengan sistem digital ini maka sistem kerumitan hardware dalam bentuk mekanik penyambungan dapat dihilangkan. 2. Sistem sentral digital menggunakan sepenuhnya kemampuan komputer 3. Informasi digital dapat di “Squize” atau dimampatkan dengan mengurangi sedikit kualitas. 4. Sama halnya dengan sentral analog, sentral digitan juga memiliki istilah kapasitas jual maksimum untuk mencegah sentral overloaded.
  • 111. 12.8 Sistem Pengebelan (Signalling) Sistem pengebelan merupakan suatu sistem komunikasi antara pelanggan dengan sentral atau sentral dengan sentral sehingga hubungan dapat dibangun oleh sentral. Ada beberapa klasifikasi sistem pengebelan (signalling): 1. Umum untuk sentral ke pelanggan dan antarsentral. 2. Fungsi untuk informasi status secara audio dan visual, pengawasan subscriber dan pengebelan pelanggan yang dipanggil. Sistem pengebelan ini mencakup tugas-tugas : 1. Pelayanan kepada pelanggan mempunyai tugas sebagai berikut: • Informasi permintaan sambungan oleh pelanggan (suizure) • Informasi idle tone oleh sentral • Informasi identitas diri pelanggan dan identitas pihak yang dipanggil (tujuan) • Ingormasi status (macam-macam status)
  • 112. • Informasi penerangan (macam-macam penerangan khusus untuk sentral digital). • Informasi ring (bel) panggilan pada saat dipanggil. • Informasi tujuan sibuk atau trunk/junction sibuk. • Proses penyambungan berdasarkan informasi-informasi di atas. • Proses pemutusan hubungan (release).
  • 113. Bab 13 Integrated Services Digital Network (ISDN) dan Intellgent Network (IN MAIN MENU
  • 114. 13.1 Integrated Services Digital Network (ISDN) dan Intelligent Network (IN) ISDN adalah suatu jaringan yang secara umum berevolusi dari suatu jaringan terpadu digital telepon (IDN = Integrated Digital Network), yang menyediakan konektivitas digital ujung ke ujung untuk menunjang suatu ruang lingkup pelayanan yang luas (wide range), mencakup pelayanan suara dan nonsuara, dimana para pemakai mempunyai akses melalui satu set antarmuka (interface) pemakai jaringan antarmuka multiguna standar. IDN telepon dikembangkan dari STO-Digital. Sebelum terciptanya ISDN ada beberapa jaringan konvensional yang ada di masyarakat, yaitu: 1. Jaringan telepon (PSTN = Public Switched Telephone Network) 2. Jaringan komunikasi data (PDN = Public Data Network) 3. Jaringan telex (PSTX)
  • 115. . Proses penggabungan beberapa jaringan konvensional menjadi jaringan digital terintegritas setidaknya melalui tiga tahapan, yaitu: 1. Digitalisasi sistem jaringan konvensional yang ada 2. Integrasi bertahap beberap jaringan konvensional yang sudah memenuhi konsep Integrated Digital Network 3. Mengintegrasikan semua jaringan konvensional menjadi satu jaringan terpadu dengan konsep digital sampai ke end user Model awal jaringan ISDN: a. Masing-masing jaringan merupakan subnetwork ISDN b. Dilengkapi demgan satu set jaringan dan protokol akses ke jaringan c. User dapat terdaftar sebagai pelanggan satu jaringan dengan tetap meminta layanan yang berbeda ke sistem yang bisa berbeda, tetapi melalui satu akses yang sama
  • 116. . Model jaringan ISDN penuh: User dapat mengakses ke satu jaringan lewat satu akses yang sama dimana sistem ISDN aka menyediakan dan melayani semua jenis pelayanan yang berbeda-beda. 13.2 Komponen-Komponen ISDN Sistem ISDN mempunyai lima komponen dalam menjalankan proses layanannya, yaitu: 1. Terminal equipment 2. Terminal adapter 3. Network termination 4. Line termination 5. Lokal exchange
  • 117. 13.3 Layanan ISDN Pada sistem komunikasi ISDN ada beberapa layanan yang menjadi service utama sistem bagi penggunaa. Berdasarkan item layanan yang disediakan, jenis pelayanan ISDN dibagi menjadi tiga layanan, yaitu: 1. Bearer service Bearer service merupakan layanan dasar ketika ada user yang tergabung pada jaringan ISDN. 2. Tele service Tele service adalah layanan yang sebenarnya sudah disediakan dan diberikan oleh jaringan ISDN, tetapi harus didukung oleh support peralatan dan peralatan disisi terminal pelangganya. 3. Supplementary service Supplementary service adalah layanan tambahan dari jaringan ISDN yang ditawarkan ke pelanggan dimana pelanggan diberikan beban berbayar ketika akan mengaktifkan atau meminta layanan tambahan tersebut ke jaringan ISDN
  • 118. 13.4 Kanal-Kanal pada ISDN Kanal dalam ISDN dikelompokkan berdasarkan bit rate maksimum kanal tersebut ketika melayani suatu permintaan layanan dari pengguna. Kanal-kanal ISDN terdiri dari ISDN dari 3 jenis kanal utama, yaitu: 1. Kanal D Membawa sinyal-sinyal antara pemakai dan jaringan (signalling), tetapi bisa juga digunakan untuk mengirimkan dan membawa informasi berupa paket-paket data pemakai. Kanal D mempunyai laju bit 16 kbps atau 64 kbps. 2. Kanal B Membawa informasi untuk pelayanan-pelayanan kepada pelanggan, mencakup suara, audia, video dan data digital. Kanal B mempunyai bit DS-0 64 kbps.
  • 119. 3. Kanal H Mempunyai fungsi yang sama dengan kanal B, tetapi dioperasikan dengan laju bit yang lebih tinggi (di DS-0), yaitu salah satu jenis H, yaitu Ho mempunyai laju bit 384 kbps. Pada sistem ISDN ada beberapa kemungkinan/tipe kanal: 1. Sistem BRA (Basic Rate Access) Sistem BRA ini adalah sistem akses layanan dengan memanfaatkan mode 2B + D. 2. PRA (Primary Rate Access) PRA adalah akses primer setelah BRA yakni pelanggan dapat menerima layanan dan akses dengan kecepatan layanan berdasarkan pada dua mode yaitu sistem 24 B + D dan 30 B + D.
  • 120. Aplikasi-aplikasi ISDN dapat mendukung keperluan masyarakat telekomunikasi akan teknologi yang diharapkan dapat membantu dan mempermudah kehidupan dan keperluan mereka. Contoh beberapa jenis aplikasi layanan yang di-support oleh jaringan ISDN adalah: 1. Teledisket 2. PC Workgroup 3. Inter LAN 4. Hi Q Fax 5. Video Confeerence 6. Remote Security Control 7. Bank Account Line 8. Teledoctor 9. Wide Voice 10. Back Up Line
  • 121. 13.5 Pelayanan Broadcast ISDN (B-ISDN) Dua cara untuk memberikan kapasitas pengiriman yang besar dari B-ISDN adalah SDH dan ATM. 1. SDH adalah alat untuk beban 150 Mbps dengan pelayanan yang berbeda-beda dari laju data yang bervariasi dan dapat multiplex dan men-demultiplex bagian-bagian individu. 2. ATM adalah pengembangan penyambungan paket yang memakai ukuran paket yang sama (yang kecil) disebut cell. Keuntungan ISDN adalah penyedia jaringan tunggal yang melalui akses standar tunggal, diperlukan akses baru untuk antarmuka dengan SDH 150 Mbps. Penyedia pelayanan telekomunikasi PT-TELKOM di Indonesia dilakukan dengan cara berevolusi dari PSTN/N-ISDN. Proses evolusi pelayanan telekomunikasi dilakukan dengan: 1. Pelayanan berbasis PSTN/ISDN 2. Pelayanan SMDS (Switched Multimega Bit Data Service) 3. Pelayanan B-ISDN.
  • 122. Pelayanan B-ISDN ini dikelompokkan menjadi dua jenis layanan sama dengan layanan ISDN pada umumnya , hanya saja dengan lebar pita yang disediakan berbeda, yaitu: 1. Bearer Service Bearer service pada dasanya adalah pemberian suatu kanal informasi kepada pelanggan dengan lebar pita tertentu. 2. Tele Service Tele Service merupakan pengembangan dari bearer service yang dapat bertumpu pada kemampuan switch dan intelegensia CPE.
  • 123. 13.6 Konsep Jaringan Pintar/(Intelegent Network)/IN Konsep IN berdasar pada pemusatan pengendalian (control) dan data untuk penyelenggaraan palayanan. Prinsip ini berbeda dengan metode konvensional yang menepatkan logis (intelegensi) dan data untuk penyelenggaraan layanan di tiap sentral. Karakter utama IN adalah ketersediaan satu atau lebih SCP (service control point) diman SCP merupakan PE yang terletak terpusat, yang berisi service logic program (SLP), yang digunakan untuk menyediakan layanan IN. Fungsi-fungsi SCP disebut sebagai SCF (service data function) dalam suatu data base (SDP), yang berisi data yang digunakan oleh SLP untuk menyediakan layanan-layanan yang berdiri sendiri. SLP juga di interkoneksikan oleh CSS #7 dengan satu atau lebih SSP (service switching point) menurut protokol yang telah distandarkan (INAP) [21]. SSP umumnya sentral ISDN atau sentral digital yang dilengkapi dengan SSF disamping CCF yang biasa. SSF mendeteksi kondisi-kondisi pemicu pada proses penyambungan normal.
  • 124. 13.7 Layanan Suplementer dan Non-Suplementer pada PSTN/IDN Indonesia 1. PBX Line Hunting Service Seleksi otomatis suatu saluran bebas dari suatu bundel saluran yang pelanggan atau penerimaan suatu panggilan ke nomor direktori umum pelanggan tersebut. 2. Direct Dialling In Telepon yang tersambung ke jaringan PSTN/IDN dapat memanggil secara langsung pesawat cabang STLO. 3. Call Diversion/Call Forwarding Layanan yang memungkinkan pelanggan, yang tidak dapat menjawab panggilan karena tidak berada di tempat, untuk mengalihkan (divert) panggilan tersebut ke: - answering service - nomor pwelanggan yang lain, atau - announcement
  • 125. 4. Freephone Service suatu nomor (freephone) khusus dapat dialokasikan bagi pelanggan dan beban atas semua panggilan ke nomor ini dilayar oleh pelanggan tersebut dan bukan ke pemanggil. 5. Three Party Service Layanan yang memungkinkan pelanggan yang sedang melakukan percakapan untuk menahan percakapan tersebut dan melakukan panggilan ke pihak ketiga. 6. Putaran Dipersingkat Layanan yang memungkinkan seorang pelanggan untuk melakukan panggilan dengan memutar suatu kode singkat dan bukan nomor telepon lengkap. 7. Do No Disturb Layanan yang memungkinkan seorang pelanggan, yang tidak ingin menjawab teleponnya selama suatu periode waktu, untuk mengalihkan pangilan-panggilan tersebut.
  • 126. 8. Subscriber Call Charge Meter Meter pada peralatan pelanggan yang menunjukkan unit beban dari panggilan yang terkena beban. 9. Centrex Service Penyediaan kepada pelanggan, layanan yang umumnya hanya tersedia pada PABX denga menggunakan sentral telepon PSTN/IDN yang dilengkapi secara khusus. 10. Call Waiting Services Pelanggan yang sedang melakukan percakapan diberikan indikasi yang menunjukkan adanya panggilan yag ingin memperoleh hubungan ke nomornya. 11. Malicious Call Identification Services Layanan yang memungkinkan seorang pelanggan untuk meminta identifikasi panggilan yang diterimanya.
  • 127. Bab 14 Penomoran Untuk Jaringan Umum Telepon di Indonesia MAIN MENU
  • 128. 14.1 Rencana Penomoran Jaringan Umum Telepon Penomoran pada suatu jaringan telekomunikasi nasional harus sesuai dengan persyaratan jaringan nasional dan internasonal untuk operasi otomatis dan semiotomatis. Oleh karena itu, rencana penomoran nasional ini secara ketat harus mengikuri kaidah-kaidah penomoran internasional, yang ditetapkan oleh ITU-T dalam rekomendasinya Q.10, Q.11, Q.11 bis, serta E.160, E.163, E.164, E.165, E.212, dan E.213. Definisi dan Terminologi Istilah-istilah yang digunakan dalam laporan ini, sebagai berikut: 1. Prefiks Suatu indikator yang terdiri dari satu digit atau lebih, yang memungkinkan pemilihan berbagai jenis format nomor untuk jaringan transit dan/atau untuk pelayanan. 2. Prefiks Internasional Kombinasi digit yang harus diputar oleh pelanggan yang membuat sambungan ke pelanggan di negara lain, melalui perangkat internasional otugoing otomatis.
  • 129. 3. Prefiks Nasional Digit yang harus diputar oleh pelanggan yang memanggil pelanggan lain dinegara yang sama tapi berada di luar area penomoran pelanggan pemanggil. 4. Kode Negara Suatu kombinasi satu, dua atau tiga digit yang menunjukkan negara yang dituju. 5. Kode Area Suatu kombinasi digit, tidak termaksud prefiks nasional yang menunjukkan area penomoran yang dipanggil di dalam suatu negara. 6. Nomor Pelanggan Nomor yang harus diputar atau dipanggil untuk mencapai pelanggan di dalam jaringan lokal atau area penomoran yang sama. 7. Nomor (signifikasi) Nasional Nomor yang harus diputar atau dipanggil untuk mencapai pelanggan di dalam jaringan lokal atau area penomoran yang sama.
  • 130. 8. Nomor Internasional Nomor yang harus diputar, setelah prefiks internasional, untuk menghubungi pelanggan di negara lain. Sistem Penomoran Menurut ITU-T Alokasi penomoran menurut ITU-T terdapat pada rekomendasi E.164 mengenai The international public telecommunication numbering plan. ITU-T merekomendasikan bahwa jumlah digit maksimum untuk alikasi daerah geografis internasional, layanan global dan jaringan adalah 15 digit (tidak termaksuk prefiks internasional). Kode Negara (Country Code-CC) untuk daerah geografis digunakan untuk negara tujuan dan bervariasi dalam panjang dari 1 hingga 3 digit. ITU-T merekomendasikan bahwa jumlah digit maksimum National (Significant) Number, N(S)N, adalah 15-n, bahwa n adalah juml N(S)N digunakan untuk memilih pelanggan yang dituju. Dalam memilih pelanggan tujuan, harus dilakukan pemilihan jaringan tujuan. Untuk mencapai pilihan ini, N(S)N code field terdiri dari NDC (National Destination Code) yang diikuti dengan SN (Subscriber’s Number).
  • 131. Setiap NDC harus mempunyai struktur seperti berikut: a. DN (Destination Network-jaringan yang dituju) code, yang dapat digunakan untuk memilih jaringan yang dituju yang melayani pelanggan tujuan. b. TC (Trunk Code) c. Kombinasi dari DN code dan TC Sebuah prefiks adalah sebuah indikator yang terdiri dari 1 atau lebih digit yang memungkinkan pemilihan tipe-tipe yang berlainan dari format penomoran, jaringan dan/atau layanan. Prefiks bukan bagian dari nomor dan tidak ada pensinyalan ke internasional. Prefiks nasional atau prefiks tidak termaksud dalam N(S)N. Sehingga dalam layanan internaasional, prefiks nasional (trunk) suatu negara tujuan tidak harus di-dial. Harus dicatat bahwa dalam beberapa negara, untuk kepentingan nasional prefiks nasional (trunk) dimasukkan dalam nomor nasional. ITU-T merekomendasikan bahwa regulator di negara yang belum mengadopsi prefiks trunk untuk akses jaringan trunk nasional mengadopsi sebuah prefiks yang terdiri dari satu digit, yaitu 0. Digit 0 juga harus dihilangkan dalam digit pertama N(S)N.
  • 132. Alasan penggunaan trunk 0 adalah: a. Memberikan derajat standarisasi prefiks nasional (trunk) yang tinggi untuk berbagai negara. b. Meminimalkan jumlah digit yang di-dial. 14.2 Tinjauan Sistem Penomoran Di Indonesia Format Internasional Untuk Pelanggan Sistem penomoran pada saat ini pada umumnya telah sesuai dengan acuan Fundamental Technical Plan 2000 (FTP2000), dimana sistem penomoran dalam FTP2000 dibuat dengan mengacu rekomendasi ITU-T E.164. Sebbagai contoh dapat diambil nomor satu pelanggan misalnya: +62 22 2534133 dimana: 62 adalah Kode Negara Indonesia 22 adalah Kode Tujuan Nasional/Kode Wilayah Bandung 2534133 adalah nomor pelanggan
  • 133. Pengalokasian Prefiks Format A B – D E F G atau A B C – D E F dapat digunakan sebagai kode identitas penyelenggara ditingkat nasional dalam lingkungan multioperator. Untuk prefiks VoIP digunakan nomor sebagai berikut: Selain itu jasa VoIP dapat pula diakses melalui nomor-nomor sebagai berikut: 011 VoIP Indosat ...... ...................... 016 VoIP Satelindo 017 VoIP Telkom 018 VoIP atlasat 019 VoIP Gaharu
  • 134. Nomor Pelanggan Khusus 10X Pengguna nomor 10X seperti berikut: 17017 VoIP Telkom 17011 VoIP Indosat 17001 VoIP Indosat 17008 VoIP Satelindo 17009 VoIP Satelindo 100 Permintaan Interlokal 101 Permintaan sambungan inter, indosat 102 Penerangan internasional indosat 103 Informasi waktu telkom 104 Permintaan sambungan inter, indosat.
  • 135. Nomor Pelanggan Khusus 11X Pengguna nomor 11X seperti berikut: 110 polisi 111 Ramalan cuaca 112 Panggilan darurat 113 Ramalan kebakaran 114 Tes bel 115 SAR 116 Koordinasi meja ukur 117 Pengaduan gangguan 118 Ambulans
  • 136. Nomor Penyelenggaraan Calling Card Penyelenggaraan Calling Card menggunakan format 120XX seperti berikut: Nomor Penyelenggara RPUU (Radio Panggil Untuk Umum/Pager) Penyelenggara RPUU menggunakan fotmat penomoran 130XX seperti berikut: 12022 Domestik (Teerminal adi persada 12034 Calling card (Vasindo Tele Memo) 12051 Internasional (indosat 12052 Internasional (satelindo) 12055 Innterna)sional (indosat 13066 Personal 13088 Indolink 13099 Starpage 13188 Metrosel
  • 137. Nomor Untuk Jasa IN Penomoran Jasa IN menggunakan format 80X Nomor Penyelenggara RPUU (Radio Panggil Untuk Umum/Pager) Penyelenggara RPUU menggunakan fotmat penomoran 130XX seperti berikut: 12022 Domestik (Teerminal adi persada 12034 Calling card (Vasindo Tele Memo) 12051 Internasional (indosat 12052 Internasional (satelindo) 12055 Innterna)sional (indosat
  • 138. Penomoran Penyelenggara Jasa Call Penyelenggara jasa call center menggunkan Centerfotmat penomoran 140XX seperti berikut Penomoran untuk Jaringan Komunikasi Data Public seperti berikut: 14000 Call center Jasnita Telekomindo 14014 Call center energi Indonesia 14041 Call center Indonesia Nusantara 14088 Call Center Telepon Informasi 14099 Call Center Datanet Infomedia (0)8611 No. Akses dari PSTN ke jaringan Komunikasi Data (0)8612 No. Akses dari PSTN ke Jaringan Komunikasi Data
  • 140. 15.1 Pengertian Komunikasi Data Komunikasi data adalah proses pengiriman dan penerimaan data/informasi dari dua atau lebih device (alat,seperti komputer/laptop/printer/dan alat komunikasi lain)yang terhubung dalam sebuah jaringan melalui beberapa media. Media tersebut dapat berupa kabel coaksial, fiber optic (serat optic), microware dan sebagainya. Baik lokal maupun yang luas, seperti internet. Komunikasi data merupakan gabungan dari beberapa teknik pengolahan data. Dimana telekomunikasi dapat diartikan segala kegiatan yang berhubungan dengan penyaluran informasi dari satu titik ke titik lain. Sedangkan pengolahan data adalah segala kegiatan yag berhubungan dengan pengolahan data menjadi informasi yang berguna bagi user.
  • 141. 15.2 Unsur-Unsur Komunikasi Data Terdapat beberapa unsur komunikasi data yaitu, antara lainnya adalah: 1. Komunikator Komunikator merupakan pihak yang bertindak sebagai pengirim pesan dalam proses komunikasi. 2. Pesan atau Informasi Pesan atau informasi merupakan keseluruhan apa yang disampaikan oleh komunikator 3. Sarana Komunikasi atau Channel Sarana komunikasi atau channel dapat disebut dengan media yang digunakan sebagai penyalur pesan dalam sebuah proses komunikasi. 4. Komunikasi atau Receiver Komunikasi adalah sebutan bagi orang yang menerima pesan atau berita yang disampaikan oleh komunikator. 5. Umpan Balik atau Feedback Umpan balik bisa diartikan sebagai jawaban komunikasi atas pesan yang diberikan oleh komunikator kepadanya.
  • 142. 6. Dampak atau Effect Dampak adalah efek perbedaan yang dialami oleh komunikasi sebelum dan sesudah menerima pesan. 15.3 Tujuan Komunikasi Data Tujuan komunikasi data sebagai berikut: 1. Agar yang disampaikan komunikator dapat dipahami oleh komunikan. 2. Supaya dapat mengerti orang lain. 3. Supaya pendapat kita dapat diterima oleh orang lain. 4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan suatu hal.
  • 143. 15.4 Kebutuhan Pemakai pada Komunikasi Data Jaringan data dibangun untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Maka spesifikasi teknis sebuah jaringan harus ditentukan dengan aplikasi bisnis yang diperlukan. Sebab itu, kita harus tahu dan memahami beberapa faktor berikut: 1. Jumlah dan lokasi-lokasi pemprosesan data 2. Jumlah dan lokasi terminal (remote) 3. Type Transaksi 4. Kepadatan lalu lintas tiap tipe transaksi 5. Prioritas/urgensi informasi yang disalurkan 6. Pola lalu lintas 7. Bit Error rate yang dibutuhkan 8. Keandalan sistem yang digunakan 9. Revevue yang memungkin didapat.
  • 144. 15.5 Jaringan Komunikasi Data Pada dasarnya komunikasi data dapat dibagi atas 7 lapis hubungan : 1. Lapis fisik (hubungan fisik) 2. Link Data (Lewat Modem) 3. Lapis Network (jaringan) 4. Lapis Transport 5. Lapis Session (perkenalan/basa basi) 6. Lapis Presentasi (format, encrytio) 7. Lapis Applikasi (e-mail, file transfer) Jaringan penghubung dapat saja berbentuk saluran jaringan telepon, dapat pula saluran khusus dengan kapasitas yang jauh lebih besar. Jaringan khusus ini makin banyak dipakai untuk privat. Jaringan data sederhana antar- server (dedicated) dengan tiap server melayani beberapa terminal dengan konfigurasi bintang .
  • 145. 15.6 Pelayanan Data Pelayanan data dalam komunikasi data sebagai berikut: a. Jaringan data lokal (LAN) b. Internet c. Reservasi tiket pesawat d. Kebutuhan Bank e. Iuran sewa f. Percetakan jarak jauh, rental film jarak jauh g. GPRS (General Packet Radio Service)
  • 146. Bab 16 Voice over Internet Protocol (VoIP) MAIN MENU
  • 147. 16.1 TCP/IP Internet berbasis protokol TCP/IP, sedangkan TCP/IP merupakan sekumpulan protokol yang dirancang untuk melakukan fungsi komunikasi data pada jaringan internet. TCP/IP dimodelkan dengan empat lapis seperti berikut: 1. Application Layer 2. Transport Layer 3. Network Layer 4. Data Link Layer Data link layer bertanggung jawab mengirim dan menerima data ke dan dari media fisik. Network layer bertanggung jawab dalam proses pengiriman paket ke alamat yang tepat. Transport layer bertanggung jawab untuk mengadakan komunikasi antara dua host. Protocols dalam layer ini ialah TCP (Transmission Control Protocol) yang realable dan bersifat connection oriented dan UDP (User Datagram Protocol) yang unreliable dan bersifat connectionless. .
  • 148. TCP berorientasi pada hubungan yang andal (tanpa kesalahan) dan melakukan pembentukan hubungan terlebih dahulu serta melakukan pengurutan pengiriman paket hingga ke tujuan. IP Telephony IP telephony atau internet telephony atau yang biasa dikenal Voice Over IP merupakan teknologi pengirim Voice (dimungkinkan juga untuk tipe data multimedia yang lain) secara real time antara dua atau lebih user/partisipan dengan melewati jaringan yang menggunakan protokol-protokol internet, dan melakukan pertukaran informasi yang dibutuhkan untuk mengontrol pengiriman voice tersebut. IP Telephony Signalling IP Telephony melakukan signaling-nya bergantung pada kapabilitas endpoint-nya. Endpoint pada jaringan IP mempunyai banyak kapabilitas berkenaan dengan kebutuhan bandwidth, codec, audio, video, kapabilitas data. Oleh karena itu,sebelum dua entity dapat membangun sebuah session, harus dipastikan bahwa kedua entity mempunyai kapabilitas yang sama. .
  • 149. Signalling call control adalah signalling yang dilakukan untuk koneksi call antar-dua partisipan, yang mencakup signalling disisi user dan kontrol disisi jaringan. Standard protokol signalling yang digunakan antara lain H.323 atau SIP. 16.2 Interoperabilitas VoIP Salah satu standard komunikasi pada VoIP menurut rekomendasi ITU-T adalah H.323. Standard H.323 terdiri dari komponen, protokol dan prosedur yang menyediakan komunikasi multimedia yang menyediakan komunikasi multi media melalui jaringan packet-based. Tujuan desain yang mengembangembangkan H.323 adalah unutk memungkinkan interoperabilitas dengan tipe terminal multimedia lainnya. Standard H.323 terdiri dari 4 komponen fisik yang digunakan saat menghubungkan komunikasi multimedia point-to-point dan point-to-multipoint pada beberapa macam jaringan: .
  • 150. A. Terminal B. Gateway C. Gatekeeper D. Multipoint Control Unit (MCU) A. Terminal Digunakan untuk komunikasi multimedia reall time dua arah. Teerminal H.323 dapat berupa personal computer (PC) atau alat lain yang berdiri sendiri yang dapat menjalankan aplikasi multimedia. B. Gateway Sebuah gateway dapat memberikan banyak layanan, salah satunya yang paling penting adalah sebagai interface antara jaringan-jaringan lai, seperti jaringan PSTN dengan jaringan IP.Gateway pada sistem H.323 inin berfungsi sebagai translator. .
  • 151. C. Gatekeeper Gatekeeper merupakan entity vital untuk system H.323 yang berfungsi untuk mengatur system H.323. bertindaknya sebagai sentral point untuk semua call dalam zone H.323 dan menyediakan layanan pengontrol pengadilan untuk me- register endpoint. Zone H.323 merupakan kumpulan entity dari suatu system H.323 yang diatur oleh sebuah Gatekeeper. Sebuah zone H.323 menyediakan metode untuk mengontrol akses user ke resource jaringan dan men-charge untuk penggunaan tertentu, dan dapat menjadi suatu network service provider. Fungsi-fungsi Gatekeeper, antara lain: - Addressing translation - Admission Translation - Zone Management - Bandwidth Management - Call authorization - Call Management - Call Control Signalling .
  • 152. D. Multipoint Control Unit (MCU) Endpoint pada jaringan yang menyediakan kemampuan untuk berpartisipasi melakukan mulltipoint conference antara tiga atau lebih terminal/Gateway. MCU terdiri dari: 1. MC (Multipoint Controller) 2. MP (Multipoint Processor) Session Initiation Protocol (SIP) SIP merupakan protokol kontrol pada layer aplikasi untuk membangun, memodifikasi dan mengakhiri sebuah session dengan dua atau lebih partisipan. Cara kerja SIP sama dengan cara kerja protokol HTTP yaitu dengan metode client-server atau tequest-response. Request dilakukan oleh client lalu dikirim ke server. Server meresponse request lalu mengirimkan responsenya kembali ke client.
  • 153. Komponen SIP Terdapat dua komponen utama SIP, yaitu: 1. User Agent (UA) 2. Network Server Operasi Dasar Signalling H.323 Pembangunan call endpoint to endpoint H.323 menggunakan dua koneksi TCP antara dua terminal. Koneksi pertama untuk call set up dan koneksi kedua untuk call control dan capability exchange. Berikut prosedur untuk menset-up call H.323: - Proses Gatekeeper discovery yang akan menangani manajemen endpoint (Kanal RAS). - Proses registrasi endpoint ke Gatekeepernya. - Endpoint memasuki phase call set-up (pada kanal H.225) - Capability exchange terjadi antara endpoint dengan endpoint atau antara Gatekeeper (pada kanal H.245)
  • 154. - Pembangunan call telah dilakukan - ketika pembicaraan telah selesai endpoint akan menterminasi call dengan menutupi kanal-kanal yang dibangun untuk, H.245, H.225, dan RAS. Operasi Dasar Signalling SIP Berikut operasi dasar SIP: - Pengalamatan SIP - Menentukan lokasi SIP server - Transaksi SIP - Invitasi SIP - Menentukan lokasi user - Mengubah session yang tengah dilakukan
  • 155. 16.3 Konversi dan Kompresi pada VoIP Proses konversi dan kompresi sinyal analog dari PSTN dan ditransmisikan ke jaringan IP (VoIP) seperti pada gambar berikut:
  • 156. Jadi, percakapan berupa sinyal analog yang melalui jaringan PSTN mengalami kompresi dan pengodean menjadi sinyal digital oleh PCM G.711 sebelum memasuki VoIP gateway. Pada VoIP gateway, dibagian termianal, terdapat audio codec melakukan proses framing (pembentukan frame datagram IP yang dikompresi) dari sinyal suara tergitasi dan juga melakukan rekonstruksi pada sisi receiver. Frame-frame yang merupakan paket-paket informasi ini lalu di transmisikan melalui jaringan IP dengan suatu standar komunikasi jaringan packe-based. Score memiliki kualifikasi terburuk sampai terbaik dengan interval standar penilaian kualitas suara hasil kompresi tersebut dinyatakan dengan Mean Opinion nilai 0 sampai 5,
  • 158. 17.1 DSL (Digital Subscriber Line) DSL (Digital Subscriber Line) adalah satu set teknologi yang menyediakan penghantar digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat. Biasanya kecepatan download dari DSL berkisar dari 128 kbit/s sampai 24.000 kb/s tergantung dari teknologi DSL tersebut. Kecepatan upload lebih rendah dari download untuk ADSL dan sama cepat untuk SDSL. DSL merupakan kumpulan teknologi-teknologi yang memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan pada jaringan telepon tembaga biasa yang telah lama untuk menghantarkan data digital berkecepatan tinggi. Koneksi DSL sangat mudah digunakan seperti halnya koneksi dial-up biasa. Namun, sifat dan kecepatannya seperti halnya leased line yang dapat selalu aktif selama koneksi ke sentral terminal DSL masih aktif.
  • 159. 17.2 Keluarga xDSL DSL (Digital Subscriber Line) adalah adalah teknologi akses yang menggunakan saluran kabel tembaga eksisting untuk layanan broadband. X- DSL singkatan umum untuk berbagai jenis DSL. “x” berarti tipe/jenis teknologi di antaranya HDSL, ADSL, IDSL, SDSL, VDSL, dll. Teknologi DSL sendiri menggunakan skema modulasi yang cukup rumit untuk memasukkan data ke dalam kabel tembaga. Sering dikenal dengan sebutan last-mile tecnology karena teknologi ini hayan digunakan untuk koneksi dari STO (Sentral Telepon Otomat) ke perumahan dan perkantoran, bukan di antara sentral-sentral telepon.
  • 160. 17.3 ADSL 2+ (Asymetric Digital Subscriber Line 2+) ADSL 2+ lebih dikenal dengan standard ITU (International Telecomunication Union) G.992.5 yang secara komersial memiliki kecepatan maksimum teoritis sebesar 24 Mbit/s. ADSL 2+ memang meng-update kemampuan dari ADSL dengan menambah uplink menjadi tiga kali lipat. Data rate maksimum dapat mencapai 24 Mbps downstreem dan 1 Mbps upstreem, yang besarnya akan berkurang sebanding dengan bertambahnya jarak antara DSLAM dengan client. ADSL memiliki range frekuensi antara 0- 2,2 MHz, lebih besar dua kali dari frekuensi ADSL yang memiliki range antara 0-1,1 MHz. Selain itu, ADSL 2+ memungkinkan port bonding (pengabungan) sehingga besar dari bandwidth dari port yang digabungkan. Sehingga jika dua port digaungkan akan menghasilkan bandwidth sebesar 48 Mbps.
  • 161. Kelebihan dari teknologi ADSL 2+: 1. Rate and Reach Improvement 2. Power Enhancement 3. Rate Adaptation 4. Bonding for Higher Data Rates 17.4 DSLAM (Digital Subscriber Line Access Multiplexer) DSLAM adalah konfigurasi perangkat xDSL yang secara fisik modem sentralnya berupa card module yang berisi banyak modem sentral. DSLAM sebagai modem sentral dapat berisi berbagai jenis teknologi x-DSL (ADSL, SDSL, HDSL, G.Lite, dll). Fungsi dari DSLAM adalah: 1. Sebagai filter voice dan data 2. Sebagai modulator DSL 3. Sebagai Multiplexer
  • 162. Jenis DSLAM berdasarkan kapasitas: 1. Stand alone (Back to Back) 2. Mini DSLAM: Compact dan Modular 3. Standard Density 4. High Density 5. Ultra Density 6. Extreme Density Jenis DSLAM berdasarkan lokasi: `` 1. Indoor, DSLAM yang ditempatkan dalam gedung. 2. Outdoor, DSLAM yang ditempatkan diluar gedung yang menggunakan kabinet sendiri, perlu catuan listrik dan biasanya diletakkan di samping rumah kabel.
  • 163. 17.5 Broad Band Remote Access Server (BBRAS) Merupakan remote access server yang menghubungkan antara ISP terhubung dunia internet dengan DSLAM yang merupakan interface ADSL 2+ di MDF. 17.6 Splitter Splitter digunakan untuk memisahkan frekuensi dalam range 0-4 khz yang digunakan untuk komunikasi line telepon (POTS) dan komunikasi pita lebar (Broadband). Berikut ini adalah frekuensi yang dapat di trasmittkan oleh kabel tembaga (fixed line): 1. (0-4) KHz untuk suara 2. (20-140) KHz untuk uplink/upstreem 3. (140-2200)KHz untuk downstreem/downlink
  • 164. 17.7 Modem/Roouter/Residential Gateway Residential Gateway merupakan suatu peralatan yang berada di sisi client yang terdiri dari filter dalam trasmisi dan receiver data. Residential gateway terdiri dari Port Translasi (NAT) di mana suatu network kecil dapat men-share satu IP address dan koneksi internet untuk semua komputer. Residential Gateway juga memiliki perfonmansi fungsi framing dan coding. Sehingga dapat dikatakan Residential Gateway ini bekerja pada layer Data Link/Layer 2 pada model layer OSI. Residential Gateway biasanya mengombinasikan antara Router, switch ethernet multi-port dan Akses Point (AP).
  • 165. 17.8 IPTV Overview IPTV IPTV (Internet Protokol Television) adalah sistem layanan televisi digital yang dikirim dengan menggunakan internet protokol melewati jaringan infrastruktur tertentu seperti pada koneksi broadband. Bagi pengguna residential, IPTV juga memberikan layanan VOD (Voice On Demand) yang dibundel dengan layanan lainnya seperti akses internet dan VoIP (Voice over Internet Protocol). Arsitektur IPTV Broadcast IPTV memiliki dua arsitektur utama yaitu free dan free based.
  • 166. Parameter QOS (Quality of service) Packet Switched Protokol standard yang digunakan untuk IPTV adalah: 1. IGMP ver.2 untuk multicast atau line TV 2. Real Time Streaming Protocol (RTSP) untuk VOD Overview service Triple Play Dalam dunia telekomunikasi istilah triple play adalah service yang mencakup dua service broadband yaitu high-speed internet access dan television/IPTV beserta service narrawband yaitu telepon dalam satu koneksi broadband. Tiga aspek yang penting dari karakteristik jaringan triple play adalah bandwidth, latency, dan jitter. Dalam jaringan triple play service voice membutuhkan latency dan jitter yang rendah dan service video membutuhkan bandwidth yang terjamin stabil.
  • 167. Parameter QOS (Quality of Service) Packet Switched Ada beberapa parameter yang dapat digunakan dalam mengukur QOS suatu jaringan yaitu: 1. Throughput 2. Dropped Packet 3. Delay 4. Jitter 5. Out-of-order-delivery 6. Error 7. Latency
  • 169. 18.1 Rencana Layanan Rencana layanan adalah untuk membahas proses layanan telekomunikasi didefinisikan, dilaksanankan dan dikelola, dalam konteks lingkup PSTN, ISDN dan IN, tanpa melupakan bahwa layanan Telex dan telegram. Perencanaan layananini disusun untuk menetapkan diri dalam menjalani dan menghadapi iklim bisnis telekomunikasi masa datang yang akan semakin kompetitif, terlebih setelah dibukannya era pasar bebas. Selain itu juga sebagai antisipasi terhadap arah perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi, yang semakin hari semakin canggih dan menawarkan berbagai variasi. Penguasaan dan pemanfaatan teknologi secara optimal, penyelenggaraan layanan secara inovetif, manajemen yang solid adalah beberapa hal yang mutlak dimiliki jika diinginkan.
  • 170. 18.2 Definisi Layanan a) Layanan Telekomunikasi Layanan yang diselenggarakan oleh Administrasi telekomunikasi untuk memenuhi kebutuhan komunikasi para penyelenggaranya sesuai rekomendasi dari ITU-T Rec. I112. b) Layanan Pembawa (bearer service) Suatu jenis layanan telekomunikasi yang menyediakan kapabilitas untuk trasmisi sinyal antara dua atau lebih antarmuka jaringan-pelanggan, sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112. c) Teleservice Layanan telekomunikasi, seperti telepon, telefax, teletex, dsb. Yang menyediakan kapabilitas lengkap kepada pelanggan termaksud fungsi- fungsi terminal, dengan protokol yang telah disepakati oleh operator-operator jaringan yang bersangkutan, sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112.
  • 171. e) Layanan Telekomunikasi Dasar Layanan telekomunikasi dasar adalah bearer service atau teleservice tanpa layanan suplementer sesuia dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112. f) Layanan Non-suplementer Layanan non-suplementer adalah layanan dasar leteponi yang khusus sifatnya, seperti payhone service, sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112. g) Pemenuhan (Provisioning) Layanan Bagian dari proses bisnis layanan, dalam hal ini suatu layanan dioperasikan, dikelola dan ditawarkan kepada khalayak umum, sesuai dengan rekomendasi dari ITU-T Rec. I112.
  • 172. h) Layanan Kelompok Usaha Kecil Layanan yang didesain untuk kalangan bisnis dengan skala aktifitas bisnis kecil. Contoh kalangan bisnis ini adalah homme industry, koperasi, pertokoan. i) Layanan Kelompok Usaha Besar Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk kalangan bisnis dengan skala aktivitas bisnis besar. Contoh kalangan ini adalah perusaan manufaktur, ekspor-impor, atau perusaan dengan jaringan di berbagai wilayah, sehingga memerlukan jaringan komunikasi data yang rumint. j) Layanan Pemerintahan Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah. Layanan inin ditujukan bagi dukungan terhadap proses administrasi pemerintah.
  • 173. k) Layanan Penyelenggara Jaringan dan atau Penyelenggara Layanan Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggara telekomunikasi. l) Layanan Rumah Tangga Layanan yang didesain dan dikembangkan untuk konsumsi rumah tangga. m) Layanan Kelompok Komutator (People on the Move) layanan yang didesain dan dikembangkan untuk konsumsi pelanggan/pengguna yang sedang berpergian/komuting. n) SSL Satuan Sambungan Layanan, suatu istilah untuk mendefinisikan satuan- satuan layanan, bahwa dalam satu sambungan layanan dapat menyalurkan text, suara, data, dan atau video.
  • 174. 18.3 KOnsep Layanan Meskinpun layanan telekomunikasi didefinisikan oleh rekomendasi ITU-T I.210 dalam konteks ISDN ( Integrated Service Digital Network), konsepnya berlaku pula untuk PSTN ( Publik Swicthed Telephone Network ) analog atau PSTN digital. (PSTN digital juga dinamakan IDN atau integrated Digital Network). Maka dari itu konsep- konsep layanan pembawa, teleservice dan layanan suplementer yang didefenisikan oleh rekomendasi I .210, di gunakan pula untuk PSTN /IDN/ISDN. karena kemajuan teknologi, jaringan telekomunikasi untuk komunikasi suara (telefoni), mengalami evolusi berturut –turut PSTN analog, IDN , N-ISDN (ISDN pita sempit ) dan pada akhirnya B-ISDN (ISDN pita lebar). Dalam evolusi ini jenis layanan dasar dan layanan suplementer yang di sediakan oleh jaringan telekomuikasi kian meningkat jumlahnya. sebelumnya, pada PSTN praktis hanya ada jenis layanan dasar, secara informal disebut sebagai POSTS ( Plain Old Telephone Service). Walaupun demikian, pada N-ISDN ( untuk selanjutnya hanya disebut sebgai ISDN ) oleh rekomendasi ITU-T I.231 dan I.250 telah didefenisikan tidak kurang dari 8 kategori layanan pembawa moda sirkuit dan 3 kategori layanan pembawa modal
  • 175. sirkuit dan 3 kategori layanan pembawa moda paket dengan 25 layanan suplementer. Sedangkan untuk PSTN, Rekomendasi E-series Supplement No .1 mengidentifikasikan lebih dari 53 layanan suplementr dan non- suplementer untuk telefoni. sebagian besar jaringan teekomonukasi saat ini berada pada tahap transisi, dalam proses perpindahahan teknologi jaringan dari satu generasi ke generasi yang lebih baru. Sehingga, sebagian besar jaringan nasional saat ini terdiri dari campuran jaringan PSTN, IDN dan ISDN .oleh karena itu, pada kebanykan kasus, ketiga metode penyelenggarn harus diterapkan secara pragmatis. Layanan semakin diramaikan dengan muncunya platform baru seperti ATM dan IP.
  • 176. 18.4 Sasaran Layanan Bersama dengan bagian lain FTP 2000, Rencana Layanan memberikan kerangka untuk mengembangkan metode dan menunjukan kondisi dan batasan yang bertalian dengan penyediaan layanan pada janringan telekomunikasi publik yang dikelola oleh operator telekomunikasi. Nilai dari rencana layanan masa kini dan masa mendatang tidak hanya layanan Telepon, Telex, Sirkuit langganan saja akan tetapi sudah mulai berkembang menjadi beraneka ragam. Keanekaragaman layanan itu didukung oleh mulai banyaknya teknologi yang beraneka ragam pula.
  • 177. 18.5 Ruang Lingkup Layanan Ruang lingukp rencana layanan meliputi aspek: 1. Jenis layanan berdasarkan pada segmen pasarnya. 2. Jaminan layanan (service guarantee) atas layanan yang akan ditawarkan 3. Pola penyelenggaraan layanan (service provisioning) unutk masing- masing layanan pada segmen pelanggan/pasar. 18.6 Jenis-Jenis Layanan Pada dasarnya, layanan yang sudah dan atau akan diselenggarakan dibagi menurut skala aktifitas calon pelanggan yaitu: 1. Layanan kelompok usaha besar/pemerintah/penyelenggara 2. Layanan kelompok usaha kecil 3. Layanan rumah tangga 4. Layanan kelompok komutator (people on the move)
  • 178. 5. Layanan Voice over IP (VoIP) 6. Produk jasa teknologi VPS (Voice Processing System) 7. Produk jasa JAPATI 8. Layanan data 9. Wireless/Cellular 10. Layanan satelit